KE DAFTAR ISI Koes Indrakoesoema,
ISSN 0216 - 3128
dkk.
249
OPTIMASI BEBAN PADA DISEL PEMBANGKIT RSG-GAS Koes Indrakoesoema, Yayan Andriyanto, Kiswanto, Djunaidi PRSG - BATAN
ABSTRAK OPT/MASI BEBAN PADA D1SEL PEMBANGKIT RSG-GAS. Evaluasi terhadap penyediaan dan pemalwian catu daya disel pembangkit telah dilakukan dimana catu daya disel pembangkit digunakan sebagai catu daya darurat pada operasi reak/or dan masih tersedia catu daya setengahnya. Telah dilakukan pemanfaatan catu daya disel pembangkit untuk gedung operasi (OB). Tujuan penyambungan ini adalah untuk lebih memberikan rasa aman terhadap catu daya /istrik pada gedung operasi dari gangguun PLN. Pada akhir Agustus 2004 telah dilakukan pemadaman sementara gedung operasi dengan melakukan pemutusan sambungan dari panel distribusi utama dilanjutkan penyambungan kembali pada busbar darurat. Pada pertengahan September 2004 telah dilakukan uji fungsi terhadap catu daya gedung operasi dengan cara pemadaman catu daya dari PLN dan menggantinya dengan catu daya disel pembangkit. Dari kapasitas disel pembangkit sebesar 3 x 500 kVA, hanya digunakan 811,07 kVA (54,07%). Dengan demikian sisa kapasitas disel pembangkit masih dapat memberikan kontinuitas layanan daya bagi konsumen di RSG-
~S
.
Kata kunc; : Catu daya darurat disel pembangkit.
ABSTRACT OPT/MIZA T/ON OF LOAD OF POWER DIESEL GENERA T/NG IN RSG-GAS. The evaluation of power supply by generating diesel have been conducted whereis the remain power from diesel generator still have more than a half of its capacity of diesel generator. On the basis of the above have been conducted by the exploiting ration generating diesel power in OB as rationing emergency power. Target of the tacking on this is to more is giving of security to electrics supply for the OB of troubles of PLN. Its by the end of August 2()f)4 have been conducted by extinction where as OB is later; then conducted by disconnection of extension of especial distribution panel; then reanimated without enhancing component meaning. For a while this in building of OB there no any 1IIjWto,;ce referring to evacuation of the extension above, because rationing energy remain to come from PLN with is same tension. Test has been done at middle of September 2004 for total function the ration power of OB with the extinction ration power of PLN and replace rationed generating diesel power. The capacity 3 x 500 kVA of diesel power has only 54.07% used in RSG-GAS. Thereby generating diese/will give the continue service power to consumer in RSG-GAS and the remain power still can be usedfor another load. Key wood: Ration power diesel generating
PENDAHULUAN
BNC 41.34% sehingga perlu adanya penyaluran ke tempat lain yang lebih bermanfaat.
gedung operasi tahun Sejak 1987 awal sampaipenggunaan dengan pertengahan tahun 2004, catu daya untuk gedung operasi berasal dari PLN, hanya fasilitas penerangan di toilct disetiap lantai, lift dan AHU, catu dayanya berasal dari gedung reaktor yang dipasok oleh diesel darurat. Catu daya dari PLN seringkali mengalami gangguan sehingga pekerjaan para karyawan sering terhambat. Oari kapasitas diesel yang tersedia, yaitu 500 kV A dan beban yang dipasoknya menunjukkan masih belum optimalnya pemakaian diesel darurat tersebut, dimana catu untuk ke tiga buah busbar darurat masih relatif kecil, yaitu BNA 34,38%, BNB 33,87% dan
Kontinuitas layanan daya pada gedung reaktor dan gedung operasi harus dapat terjamin, dimana untuk itu gedung-gedung tersebut dilayani oleh busbar darurat yang di catu oleh dua sumber catu daya yaitu catu daya PLN dan sumber catu daya disel pembangkit. Untuk melaksanakan penyambungan terse but pada tanggal 21 Agustus 2004 pada tahap awal dilakukan pemadaman seluruh gedung bantu, melalui pemutusan dari panel distribusi utama I, yaitu BHA 06,BHB 06 dan BHC 06 kemudian dilakukan pemindahan moduI dari ,anel distribusi utama II, yaitu BHO, BHE dan BHF ke panel
Prosldlng PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
250
ISSN 0216 - 3128
distribusi darurat BNA,BNB dan BNC yang didistribusikan ke busbar darurat yaitu pada BNA07, BNB08, BNC06 dan BNC04. Kemudian pada tanggal 16 September 2004 dilakukan uji fungsi total dengan cara pemadaman catu daya dari PLN dengan mematikan modul catu daya dari pane] distribusi utama I dan menggantikan dengan catu daya disel pembangkit. Dengan demikian gedung bantu menjadi anggota kontinuitas layanan daya yang baik.
Koes Ifldrakoesoema, dkk.
Tabel I, Tabel 2 dan Tabel 3 memperl ihatkan uraian beban yang dipasok oleh masing-masing unit disel generator. Demand factor adalah koefisien yang menunjukkan ketidak bersamaan waktu operasi, dan untuk industri besamya 0,2 sampai dengan 0,7. Da]am perhitungan ini diambil maksimum yaitu 0,7 walaupun dalam prakteknya lebih keci!.
PENGUKURAN
DAY A
TEORI Kapasitas tersedia yang diberikan oleh PLN untuk pasokan catu daya listrik RSG-GAS adalah 3805 kV A. Daya terpasang dari PLN masuk melalui tiga unit transformator daya BHTO I, BHT02 dan BHT03 (lihat Gambar I pada lampiran) masingmasing dengan kapasitas 1600 kVA dan tegangan 380 V AC. Sisi tegangan rendah dari transformer dihubungkan dengan 3 redudan panel distribusi utama 380 V AC (BHA, BHB dan BHe) yang juga mencatu daya untuk gedung bantu (BHA06, BHB06 dan BHC06) dengan kapasitas masing-masing 95 kV A. Kemudian panel distribusi utamajuga mencatu panel distribusi untuk reaktor dengan 3 redudan (BHD, BHE dan BHF). Pada kondisi operasi normal, 3 distribusi daya darurat disalurkan melalui bus bar BNA, BNB dan BNC. Dalam hal kegagalan catu daya normal, tiap panel distribusi darurat dicatu oleh unit disel generator yang independen, yaitu BRVIO, BRV20 dan BRV30. Masing-masing yang sarna, yaitu : -
Kapasitas stand by
Daya satu fasa dapat diukur dengan mempergunakan tiga a]at pengukur volt atau tiga alat pengukur amper. Skema pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3. v,
B.b..,
disel mempunyai spesifikasi : 569 kV A atau 455 kW (operasi I - 12jam)
Kapasitas normal
518 kV A atau 414 kW
Tegangan
400/231 ± 0,5% Volt
Frekuensi
50 Hz
Faktor Daya
0,8 lag.
Putaran
1500 rpm
Kondisi normal adalah kondisi dimana semua sistem kelistrikan dipasok dari catu daya PLN, sedangkan kondisi darurat adalah kondisi dimana pasokan listrik hanya dari disel pembangkit melalui bus bar darurat. Dari kondisi normal beralih ke kondisi darurat akan me]alui waktu peralihan. Se]ama waktu peralihan catu daya dipasok o]eh sistem catu daya tak putus (UPS) yang bekerja se]ama 45 menit. Pengaturan waktu peralihan dari catu daya PLN ke catu daya darurat dilakukan o]eh sistem interlock pad a sistem keselamatan reaktor (RPS).
Dalam pengukuran arus bolak balik, bila diketahui tegangan V dan arus I dan diketahui pula perbedaan fasa atau faktor daya cos (fJ, maka W dihitung dari VI cos (fJ.
Gambar 2. Metoda tiga Voltmeter.
h"'VIR
~.v Gambar 3. Metoda tiga Ammeter.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN
Koes Indrakoesoema, dkk.
Dalam metoda tiga alat pengukur volt, masing-masing alat pengukur volt menunjukkan V to V2 dan V3, maka (V3)2
=
(VI)2+ (V2)2+2VIV2COS
W = VII cos qJ = VI(V2IR)
=
1/2R {(
V3)2 -
(V2i
qJ
cos qJ
-
(VI)2 }
Untuk metode tiga ammeter, bila masingmasing alat pengukur amper menunjukkan II> h dan 13, maka (13)2
W
=
=
(lli.+
(12)2 ~ 2/1/2 ..
V I, cos qJ =
h R II
COS qJ COS
qJ
251
0216 - 3128
pemindahan modul dari BHD, BHE dan BHF ke busbar darurat, yaitu pada modul BNA07, BNB08 dan BNC06 dan BNC04. Proses pemindahan sambungan diawali dengan pemadaman listrik pan a jalur-jalur yang bersesuaian selam:! 15 men it kemudian menghidupkan kembali Iistrik seluruh gedung OB setelah tersambung dengan busbar darurat. Catu daya saat itu tetap berasal dari PLN dengan hasil baik, kemudian baru diuji dengan catu daya darurat disel pembangkit pada tanggal 16 September 2004. Pada uji fungsi tersebut dilakukan pengukuran tegangan dan arus di busbar darurat dan di lokal panel pada disel pembangkit. Dengan demikian pemindahan sambungan untuk gedung OB atau penyambungan dengan catu daya darurat sangat bermanfaat bagi pengguna Iistrik di gedung OB.
HASIL DAN PEMBAHASAN TATAKERJA
Untuk Gedung Reaktor
Pcnyambungan atau pemindahan sambungan pad a gedung bantu dilakukan "ada tanggal 21 Agustus 2004 dimana sambungan lama (BHD06, BHE06 dan BHF06) diputus yang mempunyai kapasitas masing-masing 250 Ampere. Selanjutnya
No.
.. .""".
Beban pemakaian untuk catu daya darurat terlihat pada bus bar darurat (BNA,BNB dan BNC). Nama bus bar Pemasok
Tabel I. Uraian beban pada
.Busbar emergency - BNA PLN atau BRV-IO
BNA.121
Traction 16 Portable Pile mClnitor LOOD "006 0,5 .Roof -Komponen -I626 -n-CROOI -12 KLE GSOII FAKOI 220625 AN II JNA 04 10 R oof 001 161022 0626 CR APOOI 438Daya 002 BC I002 101 Phasa 4(A) KLK 1003 06 Monitor radiasi UJA Ass. 251025Ventilation 50 RoofVentilation 02 Floor GP201 JKTOI AEOII KLK 06 Roof Motor fan KBEOI 067 125 Arus Nomor CROOI KLKOI KLK02 GHCOI FAK KBE PAOI P.M. 07 000 60 AA AAOOI GS Motor AA021 M otor 003 023 valve KLA IPL 50225 40 100 GS 42 25 0,9 38,5 Sistem "-motor 0,22 Motor AA601 0,06 pompa KLOO 1022 15,6 7,5 203,56 1,6 QKJ 00 LiJ{htinf{ GS GSOIO 005 0,8 0,25 & Pluf{ 8,8 1,64 0,39 6Z6 0,5 Ruangan Keterangan
Prosidlng PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216 - 3128
252
Nama busbar Pemasok
No.
Busbar emergency - BNB PLN atau BRV-20 Tabel2. - - "pompa 16 Proteksi Traction M otor radiasi motor fan Heater 0,008 -003 Ligting In -0,8 -40,008 -Komponen 0,5 -438& Loop Plug Daya Motor -40 Nomor KBEOIAA IPL KLKCR 002 FAKOIAA Motor 006 024 valve 200,534 Arus KLE JDA JNA JBF 1022 1026 16 25 125 02 20AN 00aSOl2 01 00as 04 05 AP as 12 007 002 001 UJA 09 25 KBE ·0626 0626 02 JDAOI KLK PA CROOI 06 07 08 CROOI 068 JKT AE 021 Sistem KLA KLA RKU 22 6-50 40 AN BC II 201 201 JNA Roof 20APOOI aHCOI JBFOI KLOOas 1022 100 60 V AN AA entilation 36 003 001 602 022 JDA 03 CR 004 Roof ap 207 Kont 2Pile " " 3,6 0,9 15,6 2,7 38,5 7,5 1,1 " 0,25 0,09 0,09 8,8 7,7 0,22 0,06 QKJ 00 Ruangan (A) Batang kendali 1,6 Keterangan
Uraian beban pad a BNBY'
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Koe.5 Indrakoesoema,
dkk.
ISSN 0216 - 3128
Koes Indrakoesoema, dkk. Nama busbar Pemasok
253
: Busbar emergency - BNC PLN atau BRV-30
Tabel3. - Pile 80 40 0,06 " In Loop Emergency ligting Daya IPL GP 9 125 Ventilation 008 Sistem Arus Nomor Kont OB 3 KLK KLA KLE UJA KLA JNA KLOOGS 100 16 25 6 80 0225 1 1027 Roof 1022 09 022 00 06 40 06CR 30AN 30APOOI 00GS GP GS CR BC301 36 12 4 3 8 Heater 004 206 009 013 005 002 301 4 KLK 1003 4 06AN 201 RoofOB 22 0225Motor 001 UKA Aux.Bld 18 04 1003 Proteksi 30 006 radiasi 40AN Roof fan244,76 15,6 7,5 QKJ 38,5 4,6 8,8 10,6 00 2,4 0,9 "pompa Komponen Motor Ruangan (A) Office building Keterangan No.
II " "
Uraian beban pada BNCYI
Untuk Gedung Operas; Beban pemakaian untuk gedung operasi dengan pemakaian catu daya busbar darurat adalah paJa pan!'1 BNA07, BNB08 dan BNC06, BNC04.
Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6 mempe:-lihatkl'n uraian beban yang dipasok oleh masing-masing unit disel generator dan gambar satu garis untuk pemasangan baru dapat dilihat pada Gambar 4 s.d Gambar 7.
Sumber daya listrik : BNA 07 Tegangan : 380/220 volt Daya tersedia : 125 Ampere 3 phasa Beban riil terpasang untuk BNA07 : Tabel4. No
Uraian beban yang dipasok masing-masing
unit diesel generator.
Daya 216 25 R 520Komponen SNK 02 Sistem 16 16 Rll 83 AC 383 1ST 32 10 83 Staircase 25 10 84 32 10 16 (Ampere) (Ampere) A C Split Plug Basement Lift B38 PP LiftPlug (Ampere) & lighting
Daya beban Phasa R = Phasa S = Phasa T =
maksimum 83 x 0,7 = 58,1 Ampere 83 x 0,7 = 58,1 Ampere 83 x 0,7 = 58,1 Ampere Prosldlng PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
254
ISSN 0216 - 3128
Sumber daya listrik Tegangan
K(}e.~lndrakoe.soema,
: BNB 08 : 380/220 volt
Daya tersedia : 250 Ampere 3 phasa Beban riil terpasang untuk BNB08 :
No
Tabel5. Uraian beban yang dipasok masing-masing Daya Sistem T Chiller OB 2217,67 6,5 Chiller 4OB 4S R 26 26 160 A HU OF 5 2] Socket 8.06 298 15 90 4air 7,5 7160 7,5 9,55 7,0 214,05 13,17 ]3,56 7,86 Plug 7,0 123,36 (Ampere) (Ampere) OB pp. OF 1,5 Komponen PAO] pompa Compressor Hermatic Cooling tower (Ampere)
unit diesel generator.
Daya beban maksimum Phasa R = 2]4,05 x 0,7 = 149,835 Ampere Phasa S = 2] 7,67 x 0,7 = 152,369 Ampere Phasa T = 218,06 x 0,7 = 152,642 Ampere Sumber daya listrik : BNC 06 Tegangan : 380/220 volt Daya tersedia : ]25 Ampere 3 phasa Beban riil terpasang untuk BNC06 :
No
Tabel6a. Uraian beban yang dipasok masing-masing Daya T R Chiller OB OBAHU II&113,472 S Sistem PP IV III AHU III 5 I L P lantai lantai IIV III & roof 7,27 7,5 7,5 OF 9,53 13,17 13,06 ]3,17 5,45 14,08 177,06 172,82 713,17 162,66 ,5 6,36 12,26 21,77 24,91 25,69 16,50 21,48 24,81 18,56 18,90 17,15 16,57 16,75 17,57 16,69 12,83 Plug 7,86 OB 7,194 7,394 6,993 Lighting (Ampere) (Ampere) OB Lighting 18,50 OB 12,31 12,144 1],965 ]Basement 1,69 15,921 Komponen
unit diesel generator.
Daya beban maksimum Phasa R = 162,66 x 0,7 = 113,862 Ampere Phasa S = ]72,82 x 0,7 = ]20,974 Ampere Phasa T = 177,06 x 0,7 = 123,942 Ampere Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
dkk.
ISSN 0216 - 3128
Koes Indrakoesoema, dkk.
Sumber daya Iistrik
: BNC 04
Tegangan
: 380/220 volt
Daya tersedia
: 125 Ampere 3 phasa
255
Beban riil untuk BNC04 : (penambahan baru hanya beban Lift A)
No
Tabel6b. Uraian beban yang dipasok masing-masing Daya T S3,3 R Sistem Chiller SKN 01 OB 26 26 PP 4/1 A B udara 25 25 Chiller DB Domestic water P .IOI BA Lift A 3,3 3,3 7,4 17,9 14,5 7,4 90,8 17,9 7,2 9,9 100,1 96,9 12,2 4,625 1,875 Komponen 58,847 8,052 18,75 8,42 (Ampere) 12,5 Compresor (Ampere) (Ampere) P.301 pompa air
unit diesel generator.
Daya beban maksimum Phasa R
= 96,9 x 0,7 = 67,83 Ampere
Phasa S = 90,8 x 0,7 = 63,55 Ampere Phasa T = 100, I x 0,7 = 70,07 Ampere Beban daya total terpasang
untuk BNA
Pemakaian pada Gedung Reaktor
= (0,7 x 203,56)/0,8
= 178,1 kVA =
Gedung operasi
38,0 kVA
+
= 216,1 kVA Daya terpasang untuk busbar BNA = 216,1 kVA dari 500 kVA kapasitas disel BRVIO (43,22%). Beban daya total terpasang
untuk BNB
Pemakaian pada Gedung Reaktor
= (0,7 x 200,534)/0,8
= 175,47 kV A 123,36 kVA +
Gedung operasi
= 298,83 kV A Daya terpasang untuk busbar BNB = 298,83 kV A dari 500 kV A kapasitas disel BRV20 (59,76%) Beban daya total terpasang
untuk BNC
Pemakaian pada Gedung Reaktor
= (0,7 x 244,76)/0,8 = 214,165 kVA
Gedung operasi (dari BNC06)
= 113,472 kV A
(Dari BNC04) : Lift A
=
12.5
kV A +
= 340,137 kVA Daya terpasang untuk busbar BNC = 340,137 kV A dari 500 kV A kapasitas disel BRV30 (68,03%).
Prosldlng PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Jl'li 2006
ISSN 0216-3128
256
Koes Indrakoesoema. dkk.
!!!!!!!!!!!
BNA 07 (UJA 0924)
F = 125 A 1380 V 13-
CUBICLE
F=25AI3-
F = 16 A 13-
F=32AI3-
(Roof OB)
F=10A/3-
OLR
PP LIFT (LIGHTING
RII
and PLUG)
AC·
(PLUG and BASEMENT)
Gambar
4. Beban-beban
STAIRCASE
BNA07.
BNB 08 (UJA 0923)
F - 250A/380VI3-
CUBICLE (Roof OB)
F-50A/3-
F-250A/3-
F - 100 A
OLR
OLR
OLR
POMPA AIR
COMPRESSOR SEMI HERMETIC
(P.401)
I 3-
F - 16 A /3-
OLR
OLR
PP·GF
AHU • GF
Gambar
f-16A/J-
5. Beban-beban
COOLING TOWER· 08
F=4A/3-
PLUG R - 298
BNB08.
BNC 06 (UJA 0922)
F=125Af310VI3-
CUBICLE (Roof OB)
tOOA/3-
tOU./)"
tOOA'''''
tOOAI,..
100A/r
100A/)--
OlR
LPU4&ROOF
LPllS
LPLl2
lPLlt
""~I lPGF
&
AHJll1
PPU.4
Gambar
6. Beban-beban
""~I
AHUlU
SA""""
BNC06.
Proslding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
PP LI.)
I
""~I
AHUL12
PP ll2
ISSN 0216 - 3128
Koes Indrakoesoema, dkk.
257
BNC 04 (UJA 0922)
F=125A/380V/3-
CUBICLE
50 A no
OLR
5OA/3-
OLR
AIR COIIPR£SSOR
5OA/3-
OLR
5OA/3-
5OA/3-
OLR
POMPA AIR
POMPA AIR
POMPA AIR
SHKOI
DOIIESTIK (8)
OOIiESTIK (8)
(UFT AI
Gambar 7. Beban-beban
Dari hasil uji fungsi dan pengumpulan data yang dilakukan pada tiap-tiap sambungan baru panel darurat dan juga pada lokal paneltiap-tiap disel pembangkit maka beban terpasang untuk gedung OB dapat dilihat pad a Tabel 7 dan 8. Catu daya dari PLN untuk RSG-GAS setelah keluar dari tranformator memiliki tegangan 400 volt, demikian pula catu daya darurat disel pembangkit memiliki tegangan yang sarna sehirigga tidak akan berpengaruh terhadap operasi peralatan di gedung
ISA/3-
OLR
KONOENSOR (p 3(1)
Uji Fungsi Pemanfaatan Catu Daya Disel Untuk OB
ISA/3-
(Roof OB)
PWO PP 411A
PlUG PP
4118
BNC04.
OB. Kemudian tegangan dari sumber (disel) sampai di busbar darurat tidak mengalami penurunan sehingga pemakaian catu daya darurat disel pembangkit relatiflebih stabil. Daya yang tersedia dari disel pembangkit adalah 500 kV A setiap dbel, sedangkan pemakaiannya pada gedung rcaktor tidak sampai 250 kV A setiap disel dan pemakaian pada gedung OB untuk kondisi darurat, pemakaiannya berkisar cari 38 KV A sampai 126 kV A sehingga beban total dari disel (BRVI0, BRV20 dan BRVJO) belum maksimum.
Tabel7. Data tegangan, arus dan daya Iistrik pada lokal panel disel pembangkit. T S400 R 78 238 186 94 239 188 241 400 86100/120 90/ 140/168 400 98 Tegangan ST193 Daya (kW/kVA) Arus (volt) (Ampere) Lokal panel
Data tegangan, arus Iistrik sambungan baru untuk DB pada busbar darurat. T 400 400 197 71 65 68 67 197400 197 65 STR S 400 Tegangan Arus (volt) (Ampere) Panel Darurat
Tabel8. R
Prosldlng PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216 - 3128
258
KESIMPULAN Pemanfaatan datu daya disel pembangkit untuk gedung operasi telah dilakukan dengan baik tanpa adanya gangguan. Setelah dilakukan penyambungan dengan gedung operasi sebagai catu daya darurat maka beban terpasang riil untuk disel BRVIO menjadi 216,1 KVA, BRV20 sebesar 298,83 KV A dan BRV30 sebesar 340,137 KV Adari kapasitas 500 KV A setiap diselnya. Dengan total daya menjadi 855,067 kV A (57%), maka masih tersedia daya untuk digunakan bagi beban-beban lainnya. Kemudian dari hasil uji fungsi sambungan instalasi baru pada tanggal 16 September 2004 serta hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa setelah
Lampiran:
Koes Indrakoesoema, dkk.
dilakukan penyambungan terhadap catu daya disci pembangkit maka catu daya listrik untuk gedung OB tetap berjalan normal dan lebih terjamin.
DAFTAR PUSTAKA 1. Safety Analysis Report RSG-GAS, Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2. Aninomous, Buku Pedoman Untuk RSG-GAS.
volume 9,
Perawatan
Listrik
3. PROF. DR. SOEDJANA SAPIIE, DR. OSAMU NISHINO, Pengukuran dan A lat-Alat Ukur Listrik, Pradnya Paramita, Cet. Keenam, 2000.
Gambar daya PLN terpasang melalui tiga unti tranformator daya BHTOl, BHT02 dan BHT03.
.--.r' ~--..-
"~
!I
~•• ~.
I -:;I;; a I "
___ I
i
I,-t;
.l
'
~II
i
1:-·..... --" I =s' is I
~ i3-~-~ : fo
______
II!
i
: 1
i
Prosidlng PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Koes Indrakoesoema, dkk.
ISSN 0216 - 3128
259
Koes Indrakoesoema
TANYAJAWAB Gatot Wurdiyanto - Apa yang dilakukan jika beban temyata tidak dalam kondisi optimum?
- Dari penambahan beban bagi ke 3 disel ternyata penggunaannya memang belum optimal, hanya sekitar 57%, sehingga agar didapatkan penggunaan disel yang lebih optimum dapat disambung dengan beban-beban lain yang penting. Hanya perlu dicatat bahwafungsi disel adalah sebagai catu daya darurat, tidak beroperasi secara kontinyu.
KE DAFTAR ISI
Prosiding PPI • PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006