perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magiter Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh: NINIK AZIZAH S 541008070
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang)
Disusun Oleh: Ninik Azizah S 541008070
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Sunardi, M.sc NIP. 19540916 197703 1001
…………….
……….
Pembimbing II Pancrasia Murdani K, dr., MHPEd NIP. 19480512 197603 2001
………….….
…….…
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Dr. Hari Wujoso, dr, SpF, MM. 196210221995031001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang)
Disusun Oleh: Ninik Azizah S 541008070
Telah Disetujui Oleh Tim Penguji
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Dr. Hari Wujoso, dr, SpF, MM. 196210221995031001
……………..
………
Sekretaris
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. 196611081990032001
…..................
………
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. Sunardi, M.sc 19540916 197703 1001
.…………….
………
2. Pancrasia Murdani K, dr, MHPEd …………….. 194805121979032001
………
Mengetahui
Ketua Program Dr. Hari Wujoso, dr, SpF, MM. Study Magister 196210221995031001 Kedokteran Keluarga abatan
Nama
Tanda Tangan
Direktur Program Prof . Dr . Ir . Ahmad Yunus, M.S Ketua Dr. Nunuk Suryani,commit M.Pd. to user ………..…. Pasca Sarjana 196107171986011001
………. ……....
Tanggal ……… ……… ………...
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: Ninik Azizah
Nim
: S 541008070
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul Hubungan antara Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang) adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
Ninik Azizah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tesis dengan Judul “Hubungan antara Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK Unipdu Jombang )”. Penyusunan Penelitian Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pasca Sarjana di UNS.
2.
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf atas kebijakannya yang telah mendukung pelaksanaan penelitian dalam penulisan Tesis ini.
3.
Dr. Hari Wujosa, dr, SpF, MM, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah memberi dorongan kepada penulis untuk penulisan Tesis ini.
4.
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberi dorongan kepada penulis untuk penulisan Tesis ini.
5.
Prof. Dr. Sunardi, M.sc, selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesungguhan membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan Tesis ini.
6.
Pancrasia. Murdani K, dr MHPEd, selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu
dengan
penuh
kesungguhan
membimbing
serta
mengarahkan penulis dalam penyusunan Tesis ini. 7.
Ari Natalia Probandari, dr, MPH,Ph.D,
selaku Sekretaris Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Sabrina Dwi Prihartini, SKM. M.Kes, selaku Ketua Program Prodi D-III Kebidanan FIK Unipdu Jombang yang telah memberikan ijin dalam penelitian Tesis ini.
9.
Terima
kasih
yang
tak
terhingga
kepada
suami
terkasih
Bapak Zaenul Arifin, S.T, yang selalu menemani dan memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan Tesis ini. 10. Semua pihak yang membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam penyusunan Tesis ini. Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan, mahasiswa dan para pembaca. Namun penulis menyadari bahwa Tesis ini masih perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya dengan tulus penulis berdoa semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan pahala dan imbalan yang setimpal dari Allah SWT Amin.
Jombang,
Juni 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
x
ABSTRAK .....................................................................................................
xi
ABSTRACT ...................................................................................................
xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori .................................................................................
7
1. Konsep Pola Asuh Orang Tua ..................................................
7
2. Konsep Dasar Keluarga.............................................................
19
3. Konsep Motivasi Belajar..........................................................
26
4. Konsep Prestasi Belajar ............................................................
37
5. Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar ..
41
6. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ...............
42
7. Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ............................................................
42
B. Penelitian yang Relevan ..............................................................
44
C. Kerangka Berpikir ......................................................................
46
D. Hipotesis ..................................................................................... commit to user
47
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
48
C. Populasi, Sampel dan Sampling .................................................
48
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..............................
49
E. Instrumen Penelitian ...................................................................
50
F. Teknik Pengolahan Data ...............................................................
58
G. Teknik Analisa Data ....................................................................
59
BAB IV : HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...........................................................................
65
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................
77
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
84
B. Implikasi ......................................................................................
85
C. Saran ...........................................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
87
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Pedoman Penilaian Konvensi ......................................................... 39 Tabel 2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 49 Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Tipe Pola Asuh Keluarga ............................... 50 Tabel 4. Skor Pernyataan Variabel Skala Likert ........................................... 50 Tabel 5. Hasil Analisis Konsistensi Internal Tipe Pola Asuh Keluarga ....... 53 Tabel 6. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ............................................. 54 Tabel 7. Skor Pernyataan Variabel Skala Likert ............................................ 54 Tabel 8. Hasil Analisis Konsistensi Internal Motivasi Belajar ..................... 57 Tabel 9. Jenjang Prestasi Kurikulum DIII Kebidanan ................................... 58 Tabel 10. Tipe Pola Asuh Keluarga ................................................................ 65 Tabel 11. Motivasi Belajar ............................................................................. 66 Tabel 12. Prestasi Belajar ............................................................................... 67 Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov ...... 68 Tabel 14. Hasil Uji Linieritas ......................................................................... 69 Tabel 15. Hasil Uji Regresi ............................................................................ 70 Tabel 16. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar ................................................... 71 Tabel 17. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ................................................................... 73 Tabel 18. Hasil Uji Analisis regresi Ganda Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ................ 74
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Ijin Penelitian ............................................................................ 90
Lampiran 2
Persetujuan Penelitian .............................................................. 91
Lampiran 3
Angket Hubungan Antara Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar .............................. 92
Lampiran 4
Hasil Kuesioner Penelitian Tipe Pola Asuh Keluarga, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ...................................... 96
Lampiran 5
Hasil Analisis Data Penelitian Tipe Pola Asuh Keluarga, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ...................................... 102
Lampiran 6
Undangan Menguji Tesis .......................................................... 120
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ninik Azizah, S541008070. 2012. Hubungan antara Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang). Tesis : Program Studi Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai. Prestasi belajar yang baik atau yang memuaskan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelegensinya saja, tetapi dipengaruhi juga dengan tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar. Dengan demikian kualitas hasil pendidikan seseorang akan terwujud sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar pada mahasiswa Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU 2012, mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU 2012, mengetahui hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar secara bersama – sama dengan prestasi belajar pada mahasiswa Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU 2012. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik NonProbability sampling yaitu teknik sampling jenuh. Populasi pada penelitian ini mahasiswa semester III tingkat II sejumlah 70 mahasiswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner serta dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil: Terdapat hubungan tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar sebesar 0,795, terdapat hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar sebesar 0,942, sedangkan hasil analisis dengan regresi ganda dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar secara bersama – sama mempengaruhi prestasi belajar sebesar 0,946. Kesimpulan: Terdapat hubungan positif yang signifikan tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar, Terdapat hubungan positif yang signifikan motivasi belajar dengan prestasi belajar, Terdapat hubungan positif yang signifikan tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar secara bersama – sama dengan prestasi belajar. Kata Kunci : Tipe Pola Asuh Keluarga, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Ninik Azizah, S541008070. The Correlation of the Type of Family Upbringing Pattern and the Learning Motivation to the Learning Achievement (A Study at the Study Program of Diploma III in Midwifery Science, the Faculty of Health Science, UNIPDU Jombang). Thesis: The Graduate Program in Family Medicine, the Core of Interest in Health Profession Education, Sebelas Maret University, Surakarta 2012. Background: The successfulness of education among other things is determined by the students’ successfulness in the teaching and learning activities as reflected by their learning achievement. A good or satisfactory learning achievement is affected not only by the students’ intelligence quotient but also the type of their family upbringing pattern and their learning motivation. Therefore, the quality of educational result in Midwifery Science will be materialized in accordance to the expected competency. Objective: The objectives of this research are to investigate: 1) the correlation between the type of family upbringing pattern and the learning achievement of the students of the Study Program of Diploma III in Midwifery Science, the Faculty of Health Science of UNIPDU in 2012; 2) the correlation between the learning motivation and the learning achievement of the students of the Study Program of Diploma III in Midwifery Science, the Faculty of Health Science of UNIPDU in 2012; and 3) the simultaneous correlation of the type of family upbringing pattern and the learning motivation to the learning achievement of the students of the Study Program of Diploma III in Midwifery Science, the Faculty of Health Science of UNIPDU in 2012. Method: This research used the observational analitical method with the crosssectional approach. The population of the research was all of the students in Semester III as many as 70 persons. The samples of the research were 70 and were taken by using the non-probability sampling technique. The data of the research were gahtered through questionnaire and documentation. They were then analyzed by using a multi linear and multi regression analyses at the significance level of α = 0.05. Result: The results of the multi linear analysis are as follows: 1) there is a correlation between the type of family upbringing pattern and the learning achievement as indicated by the value of R2 = 0.795 and 2) there is a correlation between the learning motivation and the learning achievement as shown by the value of R2 = 0.942. Furthermore, the result of the multi regression analysis shows that there is a simultaneous correlation of the type of family upbringing pattern and the learning motivation to the learning achievement as pointed out by R2 = 0.946. Conclusion: There is a positive and significant correlation between the type of family upbringing pattern and the learning achievement; there is a positive and significant correlation between the learning motivation and the learning commit to user achievement; and there is a simultaneously positive and significant correlation of
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
the type of family upbringing pattern and the learning motivation to the learning achievement. Keywords: Type of family upbringing pattern, learning motivation, and learning achievement
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi dan menunjang keberlangsungannya. Bagi lembaga pendidikan, setelah
menentukan
program-progam
dan
kurikulum
pendidikan,
harus
mempunyai prinsip dalam menentukan arah teknis pelaksanaan cita-cita dari progam dan kurikulum yang telah direncanakan. Salah satu penunjang utamanya adalah adanya motivasi belajar bagi peserta didik yang terstruktur dan terkonstruk dengan baik (Hamalik, 2001). Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk belajar. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki motivasi belajar akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan lebih tekun sehingga bisa mencapai prestasi lebih baik, daripada mereka yang kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi belajar (Sardiman, 2001). Motivasi mempunyai dua sifat yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi yang paling mendasar adalah motivasi intrinsik dimana motivasi ini bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri. Motivasi intrinsik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akan semakin kuat pada diri individu apabila ada tambahan berupa motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar yang salah satunya adalah faktor lingkungan keluarga. Menurut pakar pendidikan, William Bennett (dalam Megawangi, 2003), keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Keluarga juga mengajarkan kejujuran, semangat atau motivasi, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar lainnya dimana dalam pencapaiannya dibutuhkan suasana lingkungan keluarga yang harmonis dan pola asuh orang tua yang sesuai dengan anak. Kualitas pendidikan di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh sangat memprihatinkan. Data UNESCO (2000), tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yang salah satu dari tiga komposisinya adalah pendidikan, menunjukkan penurunan. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 ( 1997), ke-105 (1998) dan ke109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara Asia. Data
yang
dilaporkan
The
World
Economic
Forum
Swedia
(2000),
menyampaikan bahwa Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 57 negara yang di survey di dunia (Suherman, 2010). Memasuki abad ke-21 dimana gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka, dunia pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan, dikarenakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mutu pendidikan di Indonesia semakin menurun dan kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan atas keterbelakangan pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Prestasi belajar siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2004, siswa Indonesia hanya berada di rangking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa Indonesia jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat (Suherman, 2010). Prestasi belajar mahasiswa merupakan suatu hasil yang mencerminkan sejauh mana mahasiswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan setiap bidang studi. Sudah menjadi kewajiban dan tugas dari lembaga pendidikan memberikan perhatian khusus mengenai prestasi belajar mahasiswa , selain itu prestasi belajar masih menjadi tolak ukur pencapaian kompetensi mahasiswa dibidang ilmu kebidanan dan pada dunia kerja prestasi belajar mahasiswa dijadikan sebagai acuan penerimaan karyawan baru ,pada sisi yang lain bahwa prestasi belajar yang rendah juga akan menyangkut reputasi lembaga pendidikan. Masalah rendahnya prestasi pendidikan di Indonesia, dapat terjadi dari berbagai faktor salah satunya adalah kemungkinan karena siswa Indonesia mempunyai motivasi yang rendah dalam belajar. Tanpa motivasi belajar yang kuat, siswa malas untuk belajar dan berprestasi. Untuk itulah peran keluarga sebagai lingkungan pertama dalam pengasuhan anak sangat berarti. Bagaimana orang tua menerapkan pola asuh pada anak dan menjaga suasana keluarga yang nyaman dalam mendukung motivasi belajar anak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lembaga pendidikan manapun mengharapkan prestasi belajar mahasiswa bisa mencapai maksimal, demikian pula di Prodi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang akan tetapi pada kenyataannya hampir setiap akhir semester hasil prestasi belajar mahasiswa yang diberikan dalam bentuk Kartu Hasil Studi, masing – masing tingkat masih terdapat prestasi belajar mahasiswa dibawah standar kelulusan yaitu Indeks Prestasi kurang dari 2,00 nilai rata – rata C, sekitar 5 – 10 % dan ini berdampak pada semester / tingkat berikutnya, sedangkan Indeks Prestasi mahasiswa yang mencapai nilai diatas 3,00 hanya mencapai 50% dari jumlah mahasiswa pada setiap tingkat / semester. Kesuksesan atau keberhasilan seorang mahasiswa bisa dilihat dari prestasi belajar yang dicapai selama proses pendidikan. Untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan Prestasi Belajar di D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang. B. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa ? 2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa ? 3. Apakah terdapat hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester III di program studi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester III di program studi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan antara tipe pola asuh keluarga dengan
prestasi
belajar mahasiswa. b. Menganalisis hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar
mahasiswa. c. Menganalisis hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester III di program studi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat dipakai : a. Untuk melengkapi atau mengembangkan teori tentang hubungan hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan Prestasi Belajar. b. Sebagai dasar dalam pengembangan penelitian selanjutnya tentang hubungan hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan Prestasi Belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis Diharapkan dapat dipakai : a. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai masukan bagi instansi bahwa tipe pola asuh keluarga dapat memberikan
motivasi belajar dan menentukan Prestasi Belajar, karena
keluarga merupakan salah satu faktor eksternal tumbuhnya motivasi belajar mahasiswa. b. Bagi Mahasiswa D III Kebidanan Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk bisa memberikan pemahaman mengenai bentuk pola asuh yang bisa berdampak positif yaitu terdapat hubungan antara tipe pola asuh keluarga dengan
motivasi belajar dan
Prestasi Belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga dapat meraih prestasi dan cita-cita yang diinginkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.
Konsep Pola Asuh Orang Tua a. Pengertian Pola Asuh Pola asuh pada dasarnya diciptakan oleh adanya interaksi antara orang tua dan anak dalam hubungan sehari-hari yang berevolusi sepanjang waktu, sehingga orangtua akan menghasilkan anak-anak sealiran, karena orang tua tidak hanya mengajarkan dengan kata-kata, tetapi juga dengan contoh (Shochib, 1998). Hurlock (1999) mengatakan bahwa didalam pengasuhan anak para orang tua mempunyai tujuan untuk membentuk anak menjadi yang terbaik sesuai dengan apa yang dianggap ideal oleh para orang tua dan dalam pengasuhan anak diberikan istilah disiplin sebagai pelatihan dalam mengendalikan dan mengontrol diri. Menurut Tarmudji (2001) (dalam Fidrotin Azizah 2010), pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. b. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua Menurut Dariyo (2004) bentuk pola asuh orang tua dibagi menjadi empat, yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Pola Asuh Otoriter (parent oriented) Ciri-ciri dari pola asuh ini, menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dapat dikontrol oleh anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tua. Dalam hal ini, anak seolah-olah menjadi “robot”, sehingga ia kurang inisiatif, merasa takut tidak percaya diri, pencemas, rendah diri, minder dalam pergaulan tetapi disisi lain, anak bisa memberontak, nakal, atau melarikan diri dari kenyataan, misalnya dengan menggunakan narkoba. Dari segi positifnya, anak yang dididik dalam pola asuh ini, cenderung akan menjadi disiplin yakni mentaati peraturan. Akan tetapi bisa jadi anak hanya mau menunjukkan kedisiplinan dihadapan orang tua, padahal dalam hatinya berbicara lain, sehingga ketika dibelakang orang tua, anak bersikap dan bertindak lain.d Hal itu tujuannya semata hanya untuk menyenangkan hati orang tua. Jadi anak cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu. 2) Pola Asuh Permisif (children centered) Sifat pola asuh ini, yakni segala aturan dan ketetapan keluarga ditangan anak. Apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua. Orang tua menuruti segala kemauan anak. Anak cenderung bertindak semena-mena, tanpa pengawasan orang tua. Anak bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Dari sisi negatif lain, anak kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Bila anak mampu menggunakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebebasan tersebut secara bertanggung jawab maka anak akan menjadi seorang yang mandiri, kreatif, inisiatif dan mampu mewujudkan aktualisasinya. 3) Pola Asuh Demokratis Kedudukan antara orang tua dan anak sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral. Orang tua dan anak tidak dapat berbuat semena-mena. Anak diberi kepercayaan dan dilatih untuk mempertanggung jawabkan segala tindakannya. Akibat positif dari pola asuh ini, anak akan menjadi seorang individu yang mempercayai orang lain, bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya, tidak munafik, jujur. Namun akibat negatif, anak akan cenderung merongrong kewibawaan
otoritas
orang
tua,
kalau
segala
sesuatu
harus
dipertimbangkan anak dan orang tua. 4) Pola Asuh Situsional Pada pola asuh ini orang tua tidak menerapkan salah satu tipe pola asuh tertentu. Tetapi kemungkinan orang tua menerapkan pola asuh secara fleksibel, luwes dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu. Secara
umum,
Baumrind
dalam
Megawangi,(2003)
mengkategorikan pola asuh menjadi tiga jenis, yaitu : (1) Pola asuh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Authoritarian, (2) Pola asuh Authoritative, (3) Pola asuh permissive. Tiga jenis pola asuh Baumrind ini hampir sama dengan jenis pola asuh menurut Hurlock juga Hardy dan Heyes (1999) yaitu: (1) Pola asuh otoriter, (2) Pola asuh demokratis, dan (3) Pola asuh permisif. Pola asuh otoriter mempunyai ciri orangtua membuat semua keputusan, anak harus tunduk, patuh, dan tidak boleh bertanya. Pola asuh demokratis mempunyai ciri orangtua mendorong anak untuk membicarakan apa yang ia inginkan. Pola asuh permisif mempunyai ciri orangtua memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat. Menurut Baumrind dalam Megawangi (2003) menyebutkan ada 3 macam pola asuh orang tua yaitu: 1) Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi anak.
Pola asuh otoriter
mempunyai ciri-ciri sikap orang tua yang kaku dan keras dalam menerapkan peraturan-peraturan maupun disiplin. Orang tua bersikap memaksa dengan selalu menuntut kepatuhan anak agar bertingkah laku seperti yag dikehendaki oleh orang tuanya. 3) Pola Asuh Demokratis Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
anak secara langsung. Pola ini lebih memusatkan pada aspek pendidikan dari pada aspek hukuman, orang tua memberikan peraturan yang luas serta memberikan penjelasan mengenai sebab diberikan hukuman dan imbalan. Pola asuh demokratis ditandai dengan sikap menerima, responsive, berorientasi pada kebutuhan anak yang disertai tuntutan, kontrol dan pembatasan. Jadi penerapan pola asuh demokratis dapat memberikan keleluasaan anak untuk menyampaikan segala persoalan yang dialaminya tanpa perasaan takut, keleluasaan yang diberikan orang tua tidak bersifat mutlak akan tetapi adanya kontrol dan pembatasan berdasarkan norma-norma yang ada. 3) Pola Asuh Permisif Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan anak. Pelaksanaan pola asuh permisif atau dikenal dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan. Dalam pola asuh permisif, orang tua memberikan kebebasan sepenuhnya dan anak diizinkan membuat keputusan sendiri tentang langkah apa yang akan dilakukan, orang tua tidak pernah memberikan pengarahan dan penjelasan kepada anak tentang apa yang sebaiknya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh anak. Dalam pola asuh permisif hampir tidak ada komunikasi antara orang tua dengan anak. Orang tua yang memiliki pola asuh permisif rendah dalam penggunaan
kontrol
rasional.
Mereka
kurang
hangat,
kurang
mengacuhkan, kurang mengasihi dan kurang simpatik kepada anakanaknya. Karena tidak adanya kontrol maka orang tua tidak mendorong anak-anaknya untuk mengemukakan ketidaksetujuan atas keputusan atau peraturan orangtua dan hanya memberikan sedikit kehangatan. Berdasarkan keterangan diatas, pola asuh apa yang diterapkan oleh orang tua dapat diketahui dari ciri-ciri masing-masing pola asuh tersebut, yaitu sebagai berikut : 1). Pola asuh otoriter mempunyai ciri: kekuasaan orangtua dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orangtua menghukum anak jika anak tidak patuh. 2). Pola asuh demokratis mempunyai ciri: ada kerjasama antara orangtua – anak, anak diakui sebagai pribadi, ada bimbingan dan pengarahan dari orangtua, ada kontrol dari orangtua yang tidak kaku. 3). Pola asuh permisif mempunyai ciri : dominasi pada anak, sikap longgar atau kebebasan dari orangtua, tidak ada bimbingan dan pengarahan dari orangtua, kontrol dan perhatian orangtua sangat kurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua Banyak pemikiran yang melahirkan sikap yang mengakui otoritas orang tua hanya karena rasa takut dan anggapan bahwa orang tua adalah bagian dari kehidupannya. Akibatnya, tidak ada konformitas dan transaksional antara orang tua dengan anak sebagai panutan untuk mengembangkan nilai-nilai yang diharapkan. Menurut Nelson (Shochib, 1998) orang tua yang tidak dapat melakukan hubungan intim dan penuh keterbukaan akan melahirkan kepadaman pengakuan anak terhadap otoritasnya. Adanya pemikiran seperti itu, maka orang tua memberikan gagasan yang sulit untuk diterima oleh anak-anaknya dan sulit untuk dihilangkan, bahwa orang tua harus menggunakan kekuasaan dalam menghadapi anakanaknya yang merupakan penghalang bagi terciptanya keharmonisan keluarga. Menurut Shochib (1998), secara khusus perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Pengalaman masa lalu, mencerminkan perlakuan mereka yang diterima dari orang tuanya waktu kecil dulu. Bila perlakuan yang mereka terima keras dan kejam, maka perlakuan terhadap anak-anaknya juga seperti itu dan sebaliknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kepribadian orang tua, dapat mempengaruhi cara mengasuhnya. Orang tua
yang
berkepribadian
tertutup
dan
konservatif
cenderung
memperlakukan anaknya dengan ketat dan otoriter. 3) Nilai-nilai yang dianut orang tua, ada sebagian orang tua yang menganut faham aqualitarian yaitu kedudukan anak sama dengan kedudukan orang tua, yang biasanya berlaku di negara barat. Tetapi di negara timur cenderung orang tua masih menghargai keputusan anak. Dari generasi ke generasi berikutnya jelas ada perubahan dalam hubungan orang tua dan anak. Faktor yang mempengaruhi perubahan pola asuh orang tua, sebagai berikut: 1) keadaan masyarakat dimana keluarga itu hidup. 2) Kesempatan yang diberikan oleh orang tua. 3) Persepsi timbul antara orang tua dan anak. Pola asuh yang baik sulit berjalan efektif bila tidak didukung oleh lingkungan. Namun, kelekatan anak-orang tua dapat meminimalkan pengaruh negatif lingkungan. Pola asuh yang baik tak hanya datang dari pihak orang tua. Lingkungan sekitar, seperti pengasuh, kakek-nenek, kerabat dekat, tetangga, dan juga sekolah, semua harus sejalan. Soalnya, seperti yang diutarakan Chandra (2008) pola asuh yang berbeda satu sama lain akan membuat hasil yang dicapai tidak maksimal, bahkan bisa berantakan. Beberapa faktor faktor yang dapat membuat pola asuh tidak maksimal datang dari lingkungan yang sangat dekat dengan anak. Menurut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasuki (2008), psikolog dari Spectrum Treatment and Education Center, Bintaro, Banten faktor yang dapat membuat pola asuh tidak maksimal adalah sebagai berikut: 1) Pengasuh Pengasuh sebetulnya bisa menjadi “kepanjangan tangan” orang tua yang cukup efektif, tetapi karena misi orang tua dan pengasuh pada dasarnya berbeda yang terjadi justru bisa sebaliknya. Misi orang tua dalam mengasuh adalah mengoptimalkan tumbuh kembang anak, sedangkan pengasuh bisa saja bekerja semata-mata untuk mendapatkan gaji. 2) Kakek Nenek Kakek dan nenek bisa saja membuat pola asuh menjadi tidak efektif, berbeda dari pengasuh, sikap inkonsitensi kakek-nenek biasanya disebabkan rasa sayang mereka yang besar terhadap cucu. 3) Saudara atau Kerabat Disatu sisi, hidup berdampingan dengan keluarga besar, seperti paman, tante, dan kerabat lain, bisa membuat anak lebih mengenal banyak karakter manusia. Namun di sisi lain, ada pula hal negatif yang dapat mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anaknya, misalnya: ketidakdisiplinan berhubungan erat dengan inkonsistensi pola asuh. Bila paman atau tante sering membiarkan keponakannya melanggar aturan yang telah disepakati bersama kedua orang tuanya, kemungkinan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
anak pun akan melakukan hal lain yang sebenarnya tidak boleh dilakukan. 4) Lingkungan Rumah Dari lingkungan sekitar rumah seperti tetangga, anak pun bisa mendapatkan
pengalaman
negatif
yang
sedikit
banyak
akan
mempengaruhi keberlangsungan pola asuh orang tua terhadapnya. Jika anak mendapati toleransi yang berbeda di rumah temannya dari apa yang ditemuinya di rumah sendiri, tak mustahil anak akan kerap melanggar. Anak tahu bahwa ada keleluasaan lebih di rumah tetangganya, jadi mengapa di rumah sendiri tidak bisa seperti itu. Banyak anak yang semula sangat santun dan jujur jadi sering berbohong, mencerca, berkata kasar, dan sebagainya karena mencontoh perilaku negatif teman. 5) Lingkungan Sekolah Sebaiknya rumah mengacu pada pola asuh yang diterapkan di sekolah karena umumnya sekolah mengajarkan kebaikan pada anak. Di sekolah, anak juga mengenal beragam perilaku negatif lain yang umumnya datang dari kalangan teman. Kesimpulannya memang sulit membentengi anak dari pengaruh lingkungan yang tidak mendukung pola asuh orang tua. Apa boleh buat, anak memang tidak mungkin dijaga agar selalu steril karena seorang anak tetap butuh berinteraksi dengan lingkungannya. Lagi pula tak ada lingkungan yang bisa secara murni mendukung pola asuh orang tua. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh karena itu, satu hal yang dapat kita lakukan agar anak dapat berkembang sesuai harapan orang tua yaitu menjaga kedekatan dengan anak. Lakukan dengan komunikasi yang tepat agar pola asuh yang kita terapkan mendapat tempat dihatinya. Kedekatan akan mendorong anak untuk lebih mengutamakan harapan orang tua dan memperbaiki perilakunya jika bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan ayah dan ibunya. d. Aspek-aspek Pengukuran Pola Asuh Orang Tua Tingkah laku yang tidak dikehendaki oleh anak dapat merupakan gambaran dari keadaan di dalam keluarga. Tidak tepat jika orang tua selalu menilai tingkah laku anaknya dengan awal pandangan kejengkelan dan kebencian, sebaliknya justru sikap dan tingkah laku orang tua dewasalah yang sering mengawali kegelisahan pada diri anak. Mussen (1994) menyatakan bahwa ada beberapa aspek persepsi terhadap pola asuh orang tua, yaitu: 1) Kontrol Merupakan usaha mempengaruhi aktivitas anak untuk mencapai tujuan, memodifikasi ekspesi ketergantungan, agresifitas, tingkah laku dan bermain. Orang tua yang senantiasa menjaga keselamatan anakanak (over protection) dan mengambil tindakan-tindakan yang berlebihan agar anak-anaknya terhindar dari bermacam-macam bahaya akan menghasilkan perkembangan anak dengan ciri-ciri sangat tergantung kepada orang tuanya dalam bertingkah laku. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Tuntutan Kedewasaan Menekankan
kepada anak untuk mencapai suatu tingkat
kemampuan secara intelektual, sosial dan emosional. Dengan memberikan kesempatan belajar pada anak untuk mengalami pahit getirnya kehidupan, menghadapi dan mengatasi berbagai masalah mereka, diharapkan dari pengalaman tersebut anak bisa menjadi dewasa namun anak masih tetap memerlukan campur tangan orang tuanya untuk mengubah dan mengarahkan proses-proses perkembangan pada seluruh aspek kepribadian dalam arti orang tua perlu berusaha mempersiapkan anak dalam menghadapi masa remaja. 3) Komunikasi Anak dan Orang tua Menggunakan penalaran untuk memecahkan masalah, menanyakan bagaimana pendapat dan perasaan anak. Sangat bijaksana jika orang tua menyediakan cukup waktu untuk percakapan yang bersifat pribadi, pada kesempatan ini orang tua akan mendengarkan dan menemukan banyak hal di luar masalah rutin. 4) Kasih sayang Meliputi penghargaan
dan pujian terhadap prestasi anak.
Komunikasi keluarga dapat dilakukan melalui gerakan, sentuhan, belaian, senyuman, mimik wajah, dan ungkapan kata. Pola komunikasi keluarga yang demikian, keakraban, keintiman, saling memiliki, rasa melindungi anak oleh orang tuanya semakin besar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Konsep Dasar Keluarga a. Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
perannya
masing-masing
menciptakan
dan
mempertahankan
kebudayaan (Baylo & Maglaya, dikutip oleh Effendi, 1998). Keluarga adalah dua orang atau labih yang disatukan oleh ikatanikatan kebersamaan melalui pernikahan atau adopsi dan mempunyai ikatan emosional yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari sebuah keluarga (Imam, 2005). Menurut Friedman (dalam Suprajitno, 2004) keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. b. Ciri-ciri Struktur Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri khusus. Menurut Carter yang dikutip oleh Effendi (1998) ciri-ciri struktur keluarga adalah: 1) Terorganisasi yaitu saling berhubungan, ketergantungan antara anggota keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Ada keterbatasan, setiap anggota keluarga memiliki keterbatasan tetapi mereka juga memiliki kemampuan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing. 3) Perbedaan dan kekhususan, setiap anggota keluarga memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. c. Tipe-tipe Keluarga Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Menurut Suprajitno (2004) terdapat beberapa tipe keluarga diantaranya: 1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya. 2) Keluarga besar (ekstended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 3) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai /kehilangan pasangannya. 4) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya. 5) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother) 6) Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual cohabiting family) atau keluarga kabitas (cahabition) Jenis tipe keluarga selain yang disebutkan diatas, menurut Effendy (1998) adalah: 8) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. d. Fungsi Keluarga Menurut Friedman (dalam Suprajitno,2004) secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut: 1) Fungsi Afektif (the affective function) Fungsi keluarga yang utama untuk menjalankan segala sesuatu dalam mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. 2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) Fungsi
mengembangkan
dan
tempat
melatih
anak
untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. 3) Fungsi reproduksi (the reproductive function) Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4) Fungsi ekonomi (the economic function)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tempat mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5) Fungsi Perawatan / pemeliharaan kesehatan (the health care function) Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Adanya perubahan pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi: 1) Fungsi ekonomi Keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga. 2) Fungsi mendapatkan status sosial Keluarga dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain disekitarnya. 3) Fungsi pendidikan Keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar terhadap
pendidikan
anak-anak
untuk
menghadapai
kehidupan
dewasanya. 4) Fungsi sosialisasi Keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Fungsi pemenuhan kesehatan Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami keluarga. 6) Fungsi religius Keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah. 7) Fungsi rekreasi Keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah. 8) Fungsi reproduksi Keluarga tidak hanya untuk mengembangkan keturunan, tetapi juga merupakan tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara universal. 9) Fungsi afeksi Keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah. Menurut Anderson yang dikutip oleh Effendi (1998) ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut : 1) Fungsi Biologi a) Untuk meneruskan keturunan. b) Memelihara dan membesarkan anak. c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga. 2) Fungsi Psikologi a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman. b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga. c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. 3) Fungsi Sosialisasi a) Membina sosialisasi pada anak. b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan perkembangan anak. c) Menentukan nilai-nilai budaya bangsa. 4) Fungsi Ekonomi a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b) Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak dijamin dihari tua dan sebagainya. 5) Fungsi Pendidikan a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan. e. Tugas -Tugas Keluarga Menurut Effendi (1998) pada dasarnya dalam keluarga terdapat delapan tugas pokok yaitu : 1) Pemeliharaan fisik keluarga. 2) Pemeliharaan sumber daya para anggota. 3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukannya. 4) Sosialisasi antar anggota keluarga. 5) Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga. f. Tugas -Tugas Kesehatan Keluarga Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggota keluarganya. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan oleh keluarga itu sendiri. Menurut Suprajitno (2004), tugas kesehatan yang harus dilakukan keluarga adalah: 1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. 2) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga. 3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4) Memodifikasi
digilib.uns.ac.id
lingkungan
keluarga
untuk
menjamin
kesehatan
keluarga. 5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga. 3. Konsep Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang artinya adalah rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Sunaryo (2004) mengatakan motif sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai demi mencapai suatu tujuan. Sewaktu
individu
dilahirkan
telah
membawa
motif
yang
berhubungan dengan kelangsungan hidup, yang dinamakan motif biologis dan bersifat alami. Dalam perkembangannya motif ini dipengaruhi oleh latihan dan proses belajar. Dengan demikian ada motif biologis (natural motives) yang terkait dengan kebutuhan biologis dan motif dasar (learned motif) yang diperoleh karena latihan atau belajar (Sunaryo, 2004). Motif berada dalam keadaan kesiapsiagaan sedangkan motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Lebih lanjut Sunaryo (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Nancy Stevenson (dalam Sunaryo, 2004) motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Novianti, 2005). Dari berbagai pendapat di atas bahwa pengertian motivasi mengandung unsur sebagai berikut: 1) Dorongan/ drive 2) Kebutuhan 3) Motif 4) Tindakan/ perilaku 5) Tujuan Menurut gagne, belajar merupakan perubahan yang diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang sempurna (Novianti, 2005). Menurut Sardiman (2001), belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar yaitu modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Jadi belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan terhadap hasil latihan, tetapi merupakan perubahan kelakuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada prinsipnya tujuan belajar yaitu perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara dan usaha pencapaiannya (Hamalik, 2001). Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri guna melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Itulah yang disebut dengan motivasi belajar. Motivasi merupakan keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu (Suhaenah, 2000).
Motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan tercapai (Novianti, 2005). Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, dengan motivasi akan memberikan hasil yang lebih baik terhadap perbuatan seseorang (Yamin, 2007). b. Jenis, Faktor, Sifat dan Ciri Motivasi 1) Jenis Motivasi Menurut Hamalik (2001) ada 3 pendekatan untuk menentukan jenis motivasi yaitu: a) Pendekatan Kebutuhan Abraham H Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia yang sifatnya bertingkat-tingkat. Pemenuhan terhadap tingkat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. b) Pendekatan Fungsional Pendekatan ini berdasarkan pada konsep-konsep motivasi, yaitu: (1) Penggerak Merupakan
yang
memberi
membimbing. Organisme
tenaga
tetapi
tidak
berada dalam keadaan tegang,
responsive, dan penuh kesadaran. Pada diri manusia terdapat 2 sumber tenaga: (a) Sumber Internal Alur pikiran, symbol-simbol dan fantasi dari korteks (b) Sumber Eksternal Stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Stimulasi ini masuk dari luar sampai pada korteks melalui jalur tertentu yaitu mekanisme pesan. (2) Harapan Keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh setelah
dilakukannya
suatu
tindakan
tertentu.
Harapan
merupakan rentang antara ketentuan subjektif bahwa sesuatu akan terjadi dan sesuatu tidak akan terjadi. Ada perbedaan antara apa yang kita amati dengan apa yang kita harapkan dalam melakukan pengamatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) Insentif Merupakan objek tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk konkrit atau simbolik. c) Pendekatan Deskriptif Masalah motivasi ditinjau dari pengertian- pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat diamati. Masalah motivasi dilihat berdasarkan kegunaannya dalam rangka mengendalikan tingkah laku manusia. 2) Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Suryabrata (2004) mengungkapkan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a) Faktor eksternal Yaitu faktor dari luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) Faktor sosial meliputi faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung (2) Faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain. b) Faktor internal Yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) Faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi fisiologis (2) Faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Dimyati dan Mujiono (2006), ada 3 komponen utama dalam motivasi yaitu: (a) Kebutuhan Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang individu miliki dan yang individu harapkan. (b)Dorongan Merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. (c) Tujuan Merupakan hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan pada perilaku tertentu. 3)
Sifat Motivasi Menurut Hamalik (2001), ada 2 jenis motivasi yaitu: a) Motivasi Intrinsik Motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi intrinsik adalah
kegiatan
belajar
dimulai
dan
diteruskan
berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang datang dari dalam diri siswa, motivasi ini juga disebut “motivasi murni” yang antara lain berupa: (1) Sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sikap adalah suatu cara berinteraksi terhada suatu rangsangan dalam menghadapi situasi tertentu. (2) Kebiasaan Kebiasaan merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan seseorang secara tepat dan seragam. (3) Minat Suatu kegiatan akan berjalan dengan lncar apabila ada minat atau motif itu akan bangkit jika ada minat yang besar. (4) Kebutuhan Seseorang akan terdorong untuk belajar apabila ia merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan. b) Motivasi Ekstrinsik Motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti: nilai, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, persaingan, sarkasme, ejekan, dan hukuman. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006), motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di lingkungan sekolah dan masyarakat yang salah satunya adalah lingkungan keluarga. Menurut Sunaryo (2004), ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi yaitu : (1) Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. (2) Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement) Cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang memberikan motivasi. (3) Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification) Cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu. 4) Ciri-ciri Motivasi Menurut pandangan Maslow dan Rogers Dalam Dimyati dan Mujiono, (2006) mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Setiap individu termotivasi untuk mengaktualisasikan diri. Ciri kecenderungan aktualisasi diri tersebut adalah : a) Berakar dari sifat bawaan. b) Berperilaku termotivasi mencapai perkembangan diri optimal c) Pengaktualisasikan diri juga bertindak sebagai evaluasi pengalaman Sedangkan ciri individu yang berkembang menjadi seorang yang beraktualisasi diri penuh adalah : a) Terbuka terhadap segala pengalaman hidup b) Menjalani kehidupan secara berkepribadian, tidak terpaku pada masa lampau atau masa depan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Percaya pada diri sendiri d) Memiliki rasa kebebasan e) Memiliki kreativitas. Menurut Renzuli dalam Eko Budiono (2010), seseorang yang termotivasi akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Tekun menghadapi tugas. b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa). c) Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan. d) Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya). e) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. f) Senang, rajin, penuh semangat, dan biasanya cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. g) Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin sesuatu tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya tersebut). h) Mengerjakan tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian). i) Senang mencari dan memecahkan soal-soal. j) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi. Suryabrata (2004) menyatakan bahwa anak yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui melalui aktivitas-aktivitas selama proses belajar, antara lain : a) Menyiapkan diri sebelum mengikuti pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Mencatat mata pelajaran. c) Mengendapkan hasil pelajaran. d) Mengerjakan tugas rumah dengan baik. e) Menepati jadwal waktu belajar yang dibuat. c.
Pentingnya Motivasi dalam Belajar Diperlukan sekali motivasi dalam belajar. Hasil Belajar akan optimal, kalau ada motivasi. Makin tinggi motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi individu. Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi belajar tersebut berada di tangan para pendidik, anggota masyarakat, dan orang tua yang bertugas memperkuat motivasi sepanjang hayat. Dalam prosesnya, orang tua bisa melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum atau memberi nasihat. Tindakan orang tua tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik, dan memberikan motivasi ekstrinsik (Dimyati dan Mujiono, 2006). Sardiman (2001) mengemukakan bahwa motivasi memiliki peran sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menentukan hasil yang baik pula, dengan kata lain adanya usaha yang didasari motivasi akan melahirkan prestasi yang baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keinginan belajar didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam memotivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006). Perlu ditegaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan tujuan. Dengan demikian motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Purwanto (2001) mengatakan ada 3 fungsi motivasi : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang akan dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyingkirkan perbuatan yang tidak bermanfaat. Menurut Dimayati dan Mujiono (2006), unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar: 1) Cita-cita atau aspirasi individu. 2) Kemampuan individu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kondisi lingkungan (lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah) 4) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. 5) Upaya pendidik dalam pembelajaran 4.
Konsep Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Evaluasi menurut Crowl, Sally , Podell (1997 : 310 ) adalah “ evoluation refres to the process of making a value judgment”. Pengertian Crowl ini, evaluasi mengarah pada proses pembuatan keputusan tentang nilai, yang berarti evaluasi digunakan sebagai pijakan guru atau lembaga dalam memutuskan seseorang atau kegiatan itu baik atau buruk, gagal atau berhasil. Prestasi adalah kata yang menggambarkan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah berusaha secara maksimal untuk mendapatkan prestasi. Prestasi adalah mencerminkan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan di setiap bidang studi (Diknakes 2001 ) Dalam rangka untuk mendapatkan data sebagai bahan informasi guna mempermudah dalam melaksanakan evaluasi kegiatan pengajaran dilaksanakan tes formatif dan tes sumatif. b. Alat Ukur Prestasi Belajar Untuk mengetahui mengenai tingkat perkembangan siswa dalam memahami materi ( prestasi belajar ) yaitu dengan cara yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum pendidikan meliputi ; post test, ujian tengah semester, ujian akhir semester. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Post test dilakukan setelah berakhir materi yang baru diajarkan dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan murid terhadap materi yang dipelajari. Dari hal tersebut guru memperoleh umpan balik mengenal tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang baru saja dilakukan. Dengan demikian pengajar mengetahui apakah cara tersebut tepat digunakan dan media yang digunakan menunjang kemudian dilanjutkan dengan penilaian. Menurut Gronlund dalam Dikbud (1997 : 99). Penilaian merupakan suatu proses sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan atau pengajaran yang dicapai oleh mahasiswa. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan ujian tertulis, lesan, diskusi praktek, maupun presentasi hasil penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi beberapa nilai yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi ( IP ) dengan rumus : Indeks Prestasi IP =KI x NI KI Keterangan : K
: Jumlah SKS Mata Kuliah yang diambil.
N
: Nilai masing-masing mata kuliah.
I
: Indeks
( Pedoman Evaluasi Program DIII Kebidanan, 2000) Hasil penilaian dapat dicapai dengan berbagai cara diantaranya : 1). Menggunakan nilai simbul huruf A, B, C, D, E 2). Menggunakan nilai konversi ( 0,00 – 4,00 ) dan nilai absolute (0 – 100).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prestasi belajar dengan menggunakan simbul – simbul huruf A, B, C, D dan E, maksudnya simbul – simbul tersebut sebagai terjemahan dari simbul – simbul angka seperti di bawah ini : Tabel 1. Rentang Nilai Konversi Dari Nilai Absolut Ke Nilai Mutu dan Lambang NILAI ABSOLUT 86 – 100 83 – 85 79 – 82
NILAI MUTU 4,00 3,75 – 3,99 3,51 – 3,74
LAMBANG A
75 – 78 71 – 74 68 – 70
3,25 – 3,50 3,00 – 3,24 2,76 – 2,99
B
64 – 67 60 – 63 56 – 59
2,50 – 2,75 2,25 – 2,49 2,00 – 2,24
C
52 – 55 48 – 51 44 – 47 41 – 43
1,75 – 1,99 1,50 – 1,74 1,25 – 1,49 1,00 – 1,24
D
31 – 40 21 – 30 11 – 20 0 - 10
0,75 – 0,99 0,50 – 0,74 0,25 – 0,49 0,00 – 0,24
E
Peringkat atau jenjang prestasi kurikulum D III Kebidanan tahun 2006 adalah : 1.
3,51 – 4,00
=
dengan pujian
2.
2,76 – 3,50
=
sangat memuaskan
3.
2,00 – 2,75
=
memuaskan
( PusDikNakes, 2006 )commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perlu ditambahkan simbul nilai angka yang berskala antara 0 sampai 4 seperti tampak pada tabel di lampiran, lazim dipakai di perguruan tinggi. Skala angka yang interval jauh lebih pendek dari pada skala angka lainnya untuk menetapkan indeks prestasi ( IP ) mahasiswa baik pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi ( Muhibbin, 1995 : 153 ). c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Purwanto Ngalim ( 1998 : 107 ), faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut : 1). Faktor internal a). Faktor fisiologis Kondisi fisik yang kurang baik menyebabkan daya fikir anak menurun, ini disebabkan seringnya anak makan tidak teratur atau anoreksia jika ada masalah dalam keluarganya. Kondisi panca indra, menurunnya panca indra terutama penglihatan dan pendengaran dapat menghambat proses belajar. b). Faktor psikologis Bakat, bakat yang dimiliki seseorang anak muncul dari dalam diri. Seorang kondisi anak atau keturunan dari keluarga dapat mempengaruhi bakat dari anak. Minat, jika anak tidak mempunyai minat untuk belajar, dapat mempengaruhi proses belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Motivasi, keinginan untuk belajar yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang belajar. 2). Faktor eksternal a). Faktor lingkungan Keadaan lingkungan meliputi tatanan dikelas, lingkungan sosial, lingkungan fisik ( cahaya, udara, suara ). Keluarga meliputi situasi rumah, pola asuh, keadaan keluarga, ekonomi. Keluarga bermasalah atau terpecah belah akibat dari perceraian mempunyai dampak negatif bagi anak, terutama pada kondisi psikologi berpengaruh pada proses belajar yang menimbulkan penurunan prestasi belajar anak. b). Faktor instrumental (1) Kurikulum atau bahan pelajaran guru atau pengajar (2) Sarana dan fasilitas serta administrasi atau manajemen 4.
Hubungan antara Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar Tipe pola asuh orang tua atau keluarga sangat penting dalam pendidikan yang mana dengan pencapaian hasil belajar dalam bentuk indek prestasi belajar. Baik tidaknya indek prestasi belajar sangat tergantung dari bagaimana orang tuanya memberikan motivasi ,kepercayaan, dukungan dan lain sebagainya. Kerena pengaruh peran orang tua mempunyai tujuan untuk membentuk anak menjadi yang terbaik sesuai dengan apa yang dianggap ideal para orang tua sesuai dengan harapan. Dengan adanaya penerapan pola commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
asuh keluarga dengan tepat dan baik maka setiap individu akan mencapai prestasi belajar dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. 5.
Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Motivasi belajar sangat besar berpengaruh kepada setiap individu untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian dapat membentuk kepribadian dan kemandirian setiap individu dengan adanya interaksi atau hubungan antara orang tua dan anak maka terjalin hubungan atau pendekatan sehingga dapat mempengaruhi timbulnya percaya diri dan mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya motivasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap tercapainya suatu tujuan, fungsi dari motivasi adalah mendorong timbulnya suatu perbuatan mengarah dan pengerak kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain setiap individu yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berpengaruh dengan pencapaian hasil prestasi belajar yang tinggi pula dan sebaliknya.
6.
Hubungan antara Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pola asuh orang tua juga mempengaruhi motivasi belajar individu. Menurut Hurlock (1999), perlakuan terhadap seorang anak oleh orang tua mempengaruhi
bagaimana
anak
tersebut
memandang,
menilai
dan
mempengaruhi motivasi belajar yang tinggi atau motivasi belajar yang rendah, sehingga dapat berefek pada hasil prestasi belajar pada setiap masing – masing individu. Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
motivasi. Penilaian tentang motivasi banyak dilakukan atau digunakan dalam berbagai bidang pendidikan. Berdasarkan motivasi, seseorang dapat melakukan sesuatu yang diinginkan (Sardiman, 2001). Sumadi Suryabrata (2004) mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain : a. Faktor internal, faktor dari dalam individu yang dibagi menjadi dua: faktor fisiologis meliputi: keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, dan faktor psikologis yang meliputi: minat, kecerdasan, dan persepsi. b. Faktor eksternal faktor dari luar individu yang dibagi menjadi dua: faktor sosial meliputi: faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung dan faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain. Dari faktor eksternal ini yaitu lingkungan keluarga, peran keluarga dapat memacu motivasi belajar. Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak belajar. Selama hidupnya, seorang individu membutuhkan kedekatan dan hubungan yang hangat dengan orang tua mereka. Kedekatan itu akan mempengaruhi timbulnya rasa percaya diri dan mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga dimana keluarga membawa pengaruh primer terhadap motivasi belajar sesorang anak. Dikatakan bahwa perkembangan motivasi belajar dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi pada setiap tahap perkembangan (Hurlock, 1999). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.
Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya: Penelitian Setyaningsih (2007), yang meneliti tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan anak menyatakan bahwa kedisiplinan anak yang menerima pola asuh otoriter lebih tinggi dari pada anak yang menerima pola asuh demokratis dan permisif. Dan Penelitian Yusniah (2008), yang meneliti tentang hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar. Demikian juga penelitian yang dilakukan Fidrotin Azizah (2010), yang meneliti tentang hubungan antara prestasi belajar mahasiswa D III Keperawatan dengan tipe pola asuh keluarga, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan tipe pola asuh orang tua. Dan penelitian Eko Budiono (2010) tentang Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar.yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi, minat belajar dengan prestasi belajar. Penelitian Magnuson K dan Berger L (2010), yang meneliti tentang hubungan antara struktur keluarga dan transisi dengan perilaku dan prestasi pada masa remaja, menyatakan bahwa remaja yang tinggal dalam struktur orang tua lengkap cenderung terjadi peningkatan prestasi dan penurunan masalah perilaku. Dan Penelitian Frans J. Prins, J. Elshout, dan Cristiaan Hamaker (2000), yang meneliti tentang Intellectual Ability Learning Style commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Personality Achivement Motivation and Academic Succes of Psikology Student in Higher Education. Hasil penelitian tersebut bahwa kepribadian dan motivasi berprestasi sebagai prediktor dan secara positif mempengaruhi akademis dalam pendidikan tinggi. Demikian juga penelitian yang dilakukan Cheung CS dan Pomerantz EM. (2011), Parents’ Involvement in Children’s Learning in the United States and China: Implications for Children’s Academic and Emotional Adjustment. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pembelajaran anak dapat membawa dampak positif baik dampak akademis ( prestasi ) maupun emosional anak. Dan penelitian Hill NE dan Tyson DF. (2009),
Parental Involvement in Middle School : A Mete – Analytic
Assessment of the Strategies That Promote Achievement. Hasil penelitian tersebut bahwa pola asuh keluarga (keterlibatan keluarga secara langsung) berhubungan dengan perkembangan anak dalam bentuk perubahan prestasi akademik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C.
Kerangka Berpikir
Otoriter Sikap orang tua kaku, keras dan disiplin pada anak
Faktor Ekstrinsik: --Hadiah Lingkungan -Hukuman -Nilai
Demokratis Sikap terbuka dan kerjasama antara orang tua dan anak
Pola Asuh Keluarga
Faktor Intrinsik: - Sikap - Minat - Kebutuhan - Kebiasaan
Motivasi Belajar
Permisif Sikap longgar atau kebebasan orang tua terhadap anak
Prestasi Belajar Mahasiswa
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Keterangan : :Tidak diteliti
: Diteliti
Dari kerangka pemikiran diatas menggambarkan bahwa tipe pola asuh keluarga yang diterapkan pada anak yang terdiri atas pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif akan mempengaruhi motivasi belajar yang akan mengakibatkan terbentuknya kepribadian, kebiasaan dan karakter sehingga terwujud motivasi yang tinggi dan berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar sehingga berdampak pada prestasi belajar mahasiswa. Salah satu hal menghasilkan lahirnya anak-anak berprestasi yang paling penting dilakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keluarga adalah mengetahui prinsip apa yang perlu dipegang teguh agar orang tua sukses dalam mendidik anak dan juga bagaimana metode-metode untuk sukses mendidik anak. D.
Hipotesis Penelitian
H1 : Terdapat hubungan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa. H2 :
Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
H3 : Terdapat hubungan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester III di program studi DIII Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan melakukan pengukuran, pengamatan pada saat bersamaan antara variabel dependen dengan independen (sekali waktu). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Prodi D III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai April 2012. C. Populasi, Sampel dan Sampling Pada penelitian ini semua populasi digunakan sebagai sampel dan Pengambilan sampling menggunakan teknik NonProbability Sampling yaitu teknik sampling jenuh. Populasi pada penelitian ini mahasiswa semester III tingkat II di Program Studi DIII Kebidanan FIK Unipdu Jombang sejumlah 70 Mahasiswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tabel 2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Kriteria
Skala
1
Variabel Independen : Tipe Pola Asuh Keluarga
Suatu kondisi bagaimana keluarga / orang tua menerapkan teknik cara mendidik anak
Kuesioner
Otoriter ( skor 90.4 - 99 ) Demokratis (skor 81.7 – 90.3) Permisif ( skor 73 – 81.6 )
Skala Interval
2
Variabel Independent : Motivasi Belajar
Tenaga penggerak atau pendorong agar mahasiswa mau belajar
Kuesioner
Motivasi Tinggi (skor > 88.5) Motivasi rendah (skor < 88.5)
Skala Interval
3
Variabel Dependent : Prestasi Belajar
Hasil akhir dari evaluasi semua mata kuliah pada semester III.
Dokumen ( KHS )
Dengan Pujian ( 3,51 – 4,00 ) Sangat Memuaskan ( 2,76 – 3,50 ) Memuaskan ( 2,00 – 2,75 )
Skala Interval
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Instrumen Penelitian 1. Tipe Pola Asuh Keluarga a. Alat ukur. Dalam penelitian ini tipe pola asuh keluarga diukur dengan menggunakan kuesioner tipe pola asuh keluarga. Kuesioner tertutup yang digunakan dan didesain berdasarkan skala model likert yang berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Tabel 3. Kisi - Kisi Kuesioner Pola Asuh Keluarga Variabel Indikator Penelitian Pola Asuh 1. Kontrol Keluarga 2. Tuntutan 3. Komunikasi 4. Kasih sayang Jumlah
No Butir Positif
No Butir Negatif
6,12,16,22 3,10,19,20,25 11,14,18,24 1,17 15
4,5,7,23,31 26,28,29 2,9,15,21 8,13,27,30 16
Jumlah Butir 9 8 8 6 31
Penskoran dalam penelitian ini merujuk pada empat altematif jawaban yaitu : Tabel 4. Skor Pernyataan Variabel Skala Likert Alternatif Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Pernyataan Positif
Pernyatan Negatif
4 3 2 1
1 2 3 4
Instrumen penelitian sebelum digunakan untak memperoleh data – data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada mahasiswa semester V Prodi DIII Kebidanan agar diperoleh instrument yang valid dan reliabel. Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : N
: Jumlah subjek.
X
: Skor setiap item.
Y
: Skor total. : Kuadrat jumlah skor item. : Jumlah kuadrat skor item. : Kuadrat jumlah skor total. : Jumlah kuadrat skor total. : Koefisien korelasi. Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis, bila hasil
penghitungan r
hitung
lebih besar dari rtabel maka instrument dinyatakan
valid, untuk rtabel dengan responden sebesar 30 responden taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Variabel tipe pola asuh keluarga diukur dengan pernyataan tertutup sebanyak 40 soal. Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data – data penelitian dilakukan uji validitas pada mahasiswa semester V kelas 3A Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang tahun Akademik 2011/2012 sebanyak 30toresponden. commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil uji coba dilakukan diluar sampel penelitian, didapatkan hasil untuk instrumen motivasi belajar dari 40 butir soal yang dinyatakan valid sebanyak 31 butir soal dan 9 butir soal dinyatakan tidak valid, sehingga yang digunakan untuk penelitian sebanyak 31 butir soal. Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : r11
: Reliabilitas
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal.
∑ .
instrument.
: Jumlah varian butir. : Varians total. Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisis. Bila hasil
penghitungan semakin mendekati angka 1 maka instrument dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil penghitungan untuk instrument tipe pola asuh keluarga didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,925 sehingga dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disimpulkan bahwa instrument tipe pola asuh keluarga mempunyai nilai reliabilitas sangat tinggi. Tabel 5. Hasil Analisis Konsistensi Internal Kuesioner untuk Tipe Pola Asuh Keluarga Variabel Independen (Tipe Pola Asuh Keluarga) Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 Pola 5 Pola 6 Pola 7 Pola 8 Pola 9 Pola 10 Pola 11 Pola 12 Pola 13 Pola 14 Pola 15 Pola 16 Pola 17 Pola 18 Pola 19 Pola 20 Pola 21 Pola 22 Pola 23 Pola 24 Pola 25 Pola 26 Pola 27 Pola 28 Pola 29 Pola 30 Pola 31
Korelasi item total
Nilai Alpha Cronbach’s
0.689 0.744 0.584 0.479 0.584 0.856 0.504 0.652 0.551 0.753 0.719 0.765 0.551 0.535 0.837 0.361 0.764 0.783 0.497 0.695 0.584 0.449 0.623 0.564 0.570 0.584 0.856 0.504 0.783 0.610 0.594
0.925
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Motivasi Belajar a. Alat ukur. Dalam penelitian ini Motivasi Belajar diukur dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar. Kuesioner tertutup yang digunakan dan didesain berdasarkan skala model likert yang berisi sejumlah penyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Tabel 6. Kisi - Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Variabel No Butir Indikator Penelitian Positif Motivasi Tekun 6,10 Belajar Ulet menghadapi kesulitan 5 Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang 2,13,20 diberikan Selalu berusaha berprestasi sebaik 7,21 mungkin Menunjukkan minat terhadap 15,17 masalah Senang, rajin, dan penuh 1,4,12 semangat Dapat mempertahankan 28 pendapatnya jika yakin Mengerjakan tujuan-tujuan jangka 8,9,14 panjang Senang mencari dan memecahkan 24,27,29 soal-soal Jumlah 20
No Butir Jumlah Negatif Butir 3 3 22,26 3 18,19 -
2
11
4
30
2
16,23
5
25
4
10
Penskoran dalam penelitian ini merujuk pada empat altematif jawaban yaitu : Tabel 7. Skor Pernyataan Variabel Skala Likert Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang – Kadang Tidak Pernah
Pernyataan Positif 4 3 2 to user commit 1
3
Pernyatan Negatif 1 2 3 4
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instrumen penelitian sebelum digunakan untak memperoleh data – data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada mahasiswa semester V Prodi DIII Kebidanan, agar diperoleh instrument yang valid dan reliabel. Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : N
: Jumlah subjek.
X
: Skor setiap item.
Y
: Skor total. : Kuadrat jumlah skor item. : Jumlah kuadrat skor item. : Kuadrat jumlah skor total. : Jumlah kuadrat skor total. : Koefisien korelasi. Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis, bila hasil
penghitungan r
hitung
lebih besar dari r
tabel
maka instrument dinyatakan
valid, untuk rtabel dengan responden sebesar 30 responden taraf signifikansi 5% adalah 0,361. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel motivasi belajar diukur dengan pernyataan tertutup sebanyak 40 soal. Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data – data penelitian dilakukan uji validitas pada mahasiswa semester V kelas 3A Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang tahun Akademik 201/2012 sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil uji coba dilakukan diluar sampel penelitian, didapatkan hasil untuk instrumen motivasi belajar dari 40 butir soal yang dinyatakan valid sebanyak 30 butir soal dan 10 butir soal dinyatakan tidak valid, sehingga yang digunakan untuk penelitian sebanyak 30 butir soal. Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat diperimya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : r11
: Reliabilitas
instrument.
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal.
∑
: Jumlah varian butir. : Varians total. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisis. Bila hasil penghitungan semakin mendekati angka 1 maka instrument dikatakan reliabel. Berdasarkan hasil penghitungan untuk instrument motivasi belajar didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,741 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument motivasi belajar mempunyai nilai reliabilitas tinggi. Tabel 8. Hasil Analisis Konsistensi Internal Kuesioner untuk Motivasi Belajar Variabel Independen (Motivasi Belajar) motivasi 1 motivas 2 motivasi 3 motivasi 4 motivasi 5 motivasi 6 motivasi 7 motivasi 8 motivasi 9 motivasi 10 motivasi 11 motivasi 12 motivasi 13 motivasi 14 motivasi 15 motivasi 16 motivasi 17 motivasi 18 motivasi 19 motivasi 20 motivasi 21 motivasi 22 motivasi 23 motivasi 24 motivasi 25 motivasi 26 motivasi 27 motivasi 28 motivasi 29 motivasi 30
Korelasi item total 0.563 0.608 0.499 0.809 0.722 0.560 0.647 0.457 0.388 0.803 0.752 0.788 0.748 0.589 0.515 0.811 0.651 0.744 0.458 0.531 0.602 0.409 0.547 0.636 0.555 0.683 0.575 0.628 0.610 0.703 commit to user
Nilai Alpha Cronbach’s 0.741
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Indeks Prestasi Belajar a. Alat ukur. Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur menggunakan instrumen skala nilai indeks prestasi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang. b. Cara pengukuran. Cara pengukuran indeks prestasi dilakukan dengan dokumentasi Indeks Prestasi (IP) pada hasil Indeks Prestasi semester III tahun akademik 2011/2012. Dalam penelitian ini indeks prestasi merupakan variabel terikat dengan skala pengukuran variabelnya adalah interval di bagi dalam rentang. Tabel 9. Jenjang Prestasi Kurikulum DIII Kebidanan Kategori Dengan Pujian Sangat Memuaskan Memuaskan PusDikNakes, 2006
Rentang Nilai 3,51 - 4,00 2,76 – 3,50 2,00 – 2,75
F. Teknik Pengolahan Data 1. Editing Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah semua item sudah dijawab. 2. Coding Kuesioner yang sudah dijawab diberi kode dalam bentuk nomor urut. 3. Tabulating Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan data dan jumlah item pemyataan tiap-tiap variabel, kemudian dimasukkan dalam master tabel. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan regresi linear ganda, terlebih dahulu di lakukan uji prasarat dan uji hipotesis: 1. Uji Prasarat. a. Uji Normalitas. Pengujian normalitas di lakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data dari masing – masing variabel. Untuk menguji variabel yang diteliti adalah sebaran data normal dengan menggunakan uji normalitas kolmogorov – smirnof dengan bantuan menggunakan program computer statistika SPSS 13 (Budiono, 2009). Sebaran data memenuhi persyaratan normalitas jika harga probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. b. Uji Linearitas. Uji linearitas diperlukan untuk mendeteksi adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang di gunakan adalah: JK (T ) = å Y 2 JK ( A) =
(å Y ) 2 n
ìï (å X )(å Y ) üï JK (bla) = b íå XY ý n ïþ ïî
[nå XY - (å X )(å Y )] = n[nå X - (å X ) ]
2
2
2
JK ( S ) = JK (T ) - JK ( A) - JK (bla) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ìï (å Y ) 2 üï 2 JK (TC ) = å íå Y ý n1 ïþ x1 ï î
JK (G ) = JK ( S ) - JK (TC ) F=
2 S TC S G2
Keterangan. JK (T ) = Jumlah kuadrat total. JK(A) = Jumlah kuadrat koefisien a. JK(bla) = Jumlah kuadrat regresi (bla). JK(S) = Jumlah kuadrat sisa. JK(TC) = Jumlah kuadrat tuna cocok. JK(G) = Jumlah kuadrat galat. Jika nilai Fhitung >
Ftabel dengan dk pembilang (k-1) dan dk
penyebut (n-k), untuk taraf kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. Jika nilai Fhitung < Ftabel maka hubungan variabel bebas dengan terikat tidak berbentuk linier (Budiono, 2009). c. Uji Independensi. Uji Independensi untuk menguji apakah dua variabel bebas (antara X1 dan X2) itu independen atau tidak. Uji ini dengan menggunakan suatu keadaan dimana masing – masing variabel bebas bebab satu sama lain. Jadi tiap – tiap individu saling berdiri sendiri tidak diperbolehkan nilai observasi yang berbeda diukur dari satu individu yang di ukur dua kali untuk mengamsumsi ini dilakukan dengan menggunakan uji durbin Watson , bila commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
–2 sama dengan +2 maka asumsi independen terpenuhi sebaliknya jika nilai < -2 atau > +2 maka asumsi independen terpenuhi (Budiono, 2009). 2. Uji Hipotesis. a. Pengujian Hipotesis pertama. Penghitungan korelasi dapat menggunakan rumus:
R xy =
å xy (å x )(å y 2
2
)
Bila rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan tetapi jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan H1 ditolak maka tidak ada hubungan. Analisis
dapat
dilanjutkan
dengan
menghitung
persamaan
regresinya, hal ini digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (diubah-ubah). Adapun persamaan regresi sederhananya adalah Y = a+bX. Keterangan: Y = Nilai yang diprediksikan. a = konstanta atau bila harga X=0. b = koefisien regresi. X = Nilai variabel independen. Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b. Harga a = y – bx. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harga b = r
sy sx
Keterangan: r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan varibel Y. Sy = Simpangan bake variabel Y. Sx = Simpangan bake variabel X. b. Pengujian hipotesis kedua. Untuk pengujian hipotesis kedua sama dengan pengujian hipotesis pertama. c. Pengujian hipotesis ketiga. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: R yx1 x2 =
ryx2 1 + ryx2 2 - 2ryx1 ryx2 ry1 x2 1 - ry21 x2
Keterangan: R yx1 x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y. R yx1 = Korelasi product moment antara Xl dengan Y. R yx2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y. R x1 x2 = Korelasi product moment antara Xl dengan X2.
Untuk mengetahui uji koefisien determinasi apakah koefisien korelasi dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Fhitung =
digilib.uns.ac.id
R2 / k (1 - R 2 )(n - k - 1)
Keterangan: R = Koefisien korelasi ganda. k = Jumlah variabel independen. n = Jumlah anggota sampel. Harga Fhitung selanjutnya dikorelasikan dengan Ftabel dengan dk pembilang = 2 dan taraf kesalahan 5%, bila Fhitung > Ftabel, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda. Analisis regresi ganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Serta digunakan untuk mengetahui besar hubungan antara variabel XI, dan X2, terhadap variabel Y. Y = a + bXl + bX2. Keterangan: XI = Motivasi belajar. X2 = Kecerdasan emosional. Y = Prestasi Belajar. a = konstanta. b = koefisien regresi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Mencari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) a). Sumbangan Relative.
SR( X )% =
SE ( X )% ´ 100% R2
b) Sumbangan Efektif. SE ( X )% = b X 1 ´ r yx1 ´ 100%
Keterangan :
bX 1
= standar koefisien beta.
r yx1
= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor.
R2
= nilai R square. Proses perbitungan pada teknik analisis data baik uji prasarat
analisa maupun uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer serial SPSS for windows.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Tipe Pola Asuh Keluarga Variabel tipe pola asuh keluarga dikategorikan menjadi demokratis, otoriter dan permisif berdasarkan skor jawaban responden. Jika skor 90.4 - 99 dikategorikan otoriter, jika skor antara 81.7 – 90.3 dikategorikan demokratis, dan jika skor 73 – 81.6 dikategorikan permisif. Tabel 10. Tipe Pola Asuh Keluarga Tipe Pola Asuh Keluarga 95 - 99 90.6 - 94.9 86.2 - 90.5 81.8 - 86.1 77.4 - 81.7 73 - 77.3 Jumlah
Frekuensi
Persentase
10 12 12 20 10 6 70
14.3 17.1 17.1 28.6 14.3 8.6 100
Sumber : Data Primer, 2012 Histogram
14
12
10
Frequency
8
6
4
2 Mean = 86.57 Std. Dev. = 6.591 N = 70
0 70
75
80
85
90
95
100
POLA ASUH ORANG TUA
commit to user Gambar 2. Tipe Pola Asuh Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai pola asuh keluarga tipe demokratis sebesar 45.7% atau 32 responden. 2. Motivasi Belajar Variabel motivasi belajar dikategorikan menjadi motivasi tinggi dan motivasi rendah berdasarkan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner. Jika lebih tinggi dari mean dikategorikan motivasi tinggi dan jika lebih rendah dari nilai mean dikategorikan motivasi rendah. Tabel 11. Motivasi Belajar Motivasi Belajar
Frekuensi
Persentase
96 – 99 93 – 95 90 – 92 87 – 89 84 – 86 81 – 83 78 – 80 Jumlah
9 7 12 14 13 11 4 70
12.9 10 17.1 20 18.6 15.7 5.7 100
Sumber : Data Primer, 2012 Histogram
10
8
Frequency
6
4
2
Mean = 88.34 Std. Dev. = 5.421 N = 70
0 75
80
85
90
95
MOTIVASI BELAJAR
commit to user Gambar 3. Motivasi Belajar
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai motivasi tinggi sebesar 50 % atau 35 responden. 3. Prestasi Belajar Variabel Prestasi Belajar dikategorikan menjadi dengan pujian, sangat memuaskan, memuaskan berdasarkan hasil akhir dari evaluasi semua mata kuliah semester III. Jika nilai antara 3.51 – 4.00 dikategorikan dengan pujian, jika nilai antara 2.76 – 3.50 dikategorikan sangat memuaskan dan jika nilai 2.00 – 2.75 dikategorikan memuaskan. Tabel 12. Prestasi Belajar Prestasi Belajar
Frekuensi
Persentase
4 16 24 24 2 70
5.7 22.8 34.3 34.3 2.9 100
3.75 - 4.00 (A) 3.50 - 3.74 (A-) 3.25 - 3.45 (B+) 3.00 - 3.24 (B) 2.75 - 2.99 (B-) 2.50 - 2.74 (C+) 2.00 - 2.49 (C) Jumlah Sumber : Data Primer, 2012
Histogram
12
10
Frequency
8
6
4
2 Mean = 3.1031 Std. Dev. = 0.23289 N = 70
0 2.60
2.80
3.00
3.20
3.40
3.60
INDEKS PRESTASI
commit to user Gambar 4. Prestasi Belajar
3.80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa mempunyai nilai sangat memuaskan sebesar 77 % atau 54 responden. B. Uji Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan analisis data untuk mengetahui hipotesis yang diajukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis sebagai berikut: a. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan kolmogorov-smirnov maka diperoleh hasil masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data dengan Menggunakan Metode Uji Kolmogorov Smirnov. Kolmogorov – Smirnov Stastistic
df
Sig
Tipe Pola Asuh Keluarga
.095
70
.195
Motivasi Belajar
.098
70
.094
Prestasi Belajar
.096
70
.182
Sumber : Data Primer, 2012 1) Data tipe pola asuh keluarga ( X1 ) Hasil
penghitungan
dengan
menggunakan
uji
normalitas
Kolmogorov – Smirnov diperoleh tipe pola asuh keluarga adalah 0,195, jika nilai probabiliti lebih dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tipe pola asuh keluarga berdistribusi normal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Data motivasi belajar ( X2 ) Hasil
penghitungan
dengan
menggunakan
uji
normalitas
Kolmogorov – Smirnov diperoleh motivasi belajar adalah 0,094, jika nilai probabiliti lebih dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar berdistribusi normal. 3) Data Prestasi Belajar (Y) Hasil
penghitungan
dengan
menggunakan
uji
normalitas
Kolmogorov – Smirnof diperoleh prestasi belajar 0,182, jika nilai probabiliti lebih dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan variabel prestasi belajar berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas X dengan varaibel terikat Y linier atau tidak. Berdasarkan hasil uji linearitas, maka diperoleh hasil masing-masing Varaibel sebagai berikut: Tabel 14. Hasil Uji Linieritas Variabel
Fhitung
Ftabel
Keterangan
Y atas X1
116.917
3.98
Linier
Y atas X2
536.019
3.98
Liner
Sumber : Data Primer, 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Data Linieritas Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar. Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (116.917) > Ftabel (3.98) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 70, untuk taraf kesalahan 5% maka hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. 2) Data Linieritas Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (536.019) > Ftabel (3.98) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 70, untuk taraf kesalahan 5% maka hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. c. Uji Independensi Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas X dengan varaibel terikat Y independen atau tidak dengan menggunakan uji Durbin Watson. Berikut hasil penghitungannya: Tabel 15. Hasil Uji Regresi Variabel
Durbin Watson
Keterangan
Y atas X1
2.411
Independen
Y atas X2
2.469
Independen
Sumber : Data Primer, 2012 1) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas tipe pola asuh keluarga. Hasil
penghitungan
dengan
menggunakan
durbin
watson
diperoleh 2.411 karena nilai perhitungan sama dengan +2 maka disimpulkan bahwa hubungan tersebut independen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas motivasi belajar. Hasil
penghitungan
dengan
menggunakan
durbin
watson
diperoleh 2.469 karena nilai perhitungan sama dengan +2 maka disimpulkan bahwa hubungan tersebut independen. C. Uji Hipotesis 1. Analisis Regresi Sederhana Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Variabel Prestasi Belajar a. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dengan menggunakan SPSS R.13 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 16. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar. X1Y
F
Sig
R Square
R
0.671 + 0.028X1
116.917
0.000
0.632
0.795
Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diketahui persamaan regresi sederhana variabel tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar adalah Y = 0.671 + 0.028 XI. Dari hasil analisis uji keberartian regresi sederhana diperoleh besarnya Fhitung adalah 116.917 atau dengan nilai signifikan 0.000, hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan Ftable dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = 70 dan diperoleh hasil Ftable = 3.98. Karena Fhitung = 116.917 lebih besar dibandingkan dengan Ftable = 3.98, maka dapat dikatakan bahwa nilai persamaan analisis regresi linear sederhana signifikan secara statistik. Kemudian bila kita lihat dari hasil analisis korelasi diperoleh commit to user besarnya sumbangan tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63.29%, nilai ini merupakan sumbangan totalitas variabel tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar tanpa dipengaruhi oleh variabel yang lain. Sedangkan besarnya korelasi tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar adalah 0.795 hasil ini kemudian kita bandingkan dengan rtable dengan n = 70 diperoleh 0.235, dari hasil tersebut kemudian kita peroleh bahwa rhitung > rtable atau 0.795 > 0.235, maka dapat dikatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar, sehingga hipotesis 1 terbukti kebenarannya. b. Nilai Sumbangan Efektif untuk Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar. Perhitungan koefisien determinasi atau sumbangan efektif dilakukan untuk mengetahui kontribusi dari tipe pola asuh keluarga (XI) dengan prestasi belajar (Y). koefisien korelasi ( ryl )2 = ( 0.795 )2 = 0.632. Angka ini menunjukan bahwa 63.2% variable pada prestasi belajar ( Y ) dapat dijelaskan oleh tipe pola asuh keluarga ( XI ) melalui garis persamaan regresi Y = 0.671 + 0.028 XI atau 63.2% variasi dari nilai prestasi belajar merupakan kontribusi dari tipe pola asuh keluarga
sedangkan 36.8%
sisanya merupakan kontribusi dari faktor yang lain. 2. Analisis Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar a. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dengan menggunakan SPSS R.13 diperoleh hasil sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 17. Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. X2Y
F
Sig
R Square
R
-0.472 + 0.040X2
536.019
0.000
0.887
0.942
Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diketahui persamaan regresi sederhana variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah Y = -0.472 + 0.040 X2. Dari hasil analisis uji keberartian regresi sederhana diperoleh besarnya Fhitung adalah 536.019 atau dengan nilai signifikan 0.000, hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan Ftable dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = 70 dan diperoleh hasil Ftable = 3.98. Karena Fhitung = 536.019 lebih besar dibandingkan dengan Ftable = 3.98, maka dapat dikatakan bahwa nilai persamaan analisis regresi linear sederhana signifikan secara statistik. Kemudian bila kita lihat dari hasil analisis korelasi diperoleh besarnya sumbangan motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 88.7%, nilai ini merupakan sumbangan totalitas variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar tanpa dipengaruhi oleh variabel yang lain. Sedangkan besarnya korelasi motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 0.942 hasil ini kemudian kita bandingkan dengan rtable dengan n = 70 diperoleh 0.235, dari hasil tersebut kemudian kita peroleh bahwa rhitung > rtable atau 0.942 > 0.235, maka dapat dikatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, sehingga hipotesis 2 terbukti kebenarannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Nilai Sumbangan Efektif untuk Variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. Perhitungan koefisien determinasi atau sumbangan efektif dilakukan untuk mengetahui kontribusi dari motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y). koefisien korelasi ( ryl )2 = ( 0.942 )2 = 0.887. Angka ini menunjukan bahwa 88.7% variable pada prestasi belajar ( Y ) dapat dijelaskan oleh motivasi belajar (X2) melalui garis persamaan regresi Y = 0.472 + 0.040 X2 atau 88.7% variasi dari nilai prestasi belajar merupakan kontribusi dari motivasi belajar sedangkan 11.3% sisanya merupakan kontribusi dari faktor yang lain. 3. Analisis Regresi Ganda Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. a. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dengan menggunakan SPSS R.13 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 18. Hasil Uji Analisis Regresi Ganda Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. X1X2Y -0.481 + 0.005X1 + 0.036X2
F
Sig
R Square
R
283.866
0.000
0.894
0.946
Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diketahui persamaan regresi linier ganda variabel tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah Y = - 0.481 + 0.005 XI + 0.036 X2. Dari hasil analisis uji keberartian regresi ganda diperoleh besarnya Fhitung adalah commit to user 283.866 atau dengan nilai signifikan 0.000, hasil ini kemudian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikonsultasikan dengan Ftable dengan df pembilang = 2 dan df penyebut = 70 dan diperoleh hasil Ftable = 3.13. Karena Fhitung = 283.866 lebih besar dibandingkan dengan Ftable = 3.13, maka dapat dikatakan bahwa nilai persamaan analisis regresi ganda signifikan secara statistik. Kemudian bila kita lihat dari hasil analisis regresi ganda diperoleh besarnya sumbangan tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 89.4% yang berarti bahwa sumbangan variabel tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 89.4% sedangkan 10.6% dipengaruhi oleh faktor yang lain diluar kedua variabel tersebut. Sedangkan besarnya korelasi ganda variabel tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar adalah 0.235 disebut dengan rtable kemudian kita bandingkan dengan rhitung dengan n = 70 diperoleh 0.946, dari hasil tersebut kemudian kita peroleh bahwa rhitung > rtable atau 0.946 > 0.235, maka dapat dikatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar, sehingga dari ketiga ( 3 ) hipotesis terbukti kebenarannya. b. Nilai Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif untuk Variabel Tipe Pola Asuh Keluarga, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dihitung berapa sumbangan relatif dan sumbangan efektif kedua variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat, hasil penghitungan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Sumbangan efektifitas tipe pola asuh keluarga : SE ( X )% = b X 1 ´ r yx1 ´ 100 %
= 0.137 x 0.795 x 100 % = 10.8 % b. Sumbangan efektifitas motivasi belajar : SE ( X )% = b X 2 ´ ryx2 ´ 100 %
= 0.834 x 0.942 x 100 % = 78. 5 % Berdasarkan penghitungan diatas diketahui bahwa sumbangan efektifitas total adalah 10.8 % + 78.5 % = 89.3 %, dari hasil penjumlahan tersebut terdapat selisih 0,1 dari hasil determinansi pada hasil SPSS for windows. Ini dikarenakan dalam penghitungan sumbangan efektif
peneliti menggunakan penghitungan secara
manual. c. Sumbangan relatif motivasi belajar :
SR( X )% =
=
SE ( X )% ´ 100% R2
10.8% ´ 100% 89.4%
= 12.08 % d. Sumbangan relatif kecerdsan emosional :
SR( X )% =
SE ( X )% ´ 100% R2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
=
78.5% ´ 100% 89.4%
= 87.92 % Besarnya sumbangan relatif total adalah 12.08 % + 87.92 % = 100% D. Pembahasan Berdasarkan
data
terkumpul
dan
dianalisis
kemudian
dilakukan
pembahasan mengenai hasil penelitian sebagai berikut : 1. Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga dengan Prestasi Belajar. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar, hal ini dapat diketahui dengan besarnya koefisien korelasi yaitu 0.795 yang lebih besar dari rtable yang menunjukkan 0.235 dan hasil nilai uji signifikansi koefisien regresi menunjukkan thitung sebesar 10.813 atau dengan nilai sig.0.000 < 0.05. Dengan hasil ini dapat memperkuat hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan teori Menurut Hurlock (1999), perlakuan terhadap seorang anak oleh orang tua mempengaruhi bagaimana anak tersebut memandang, menilai dan mempengaruhi sikap anak tersebut terhadap orang tua serta mempengaruhi kualitas hubungan yang berkembang diantara mereka. Dan teori Menurut Tarmudji (Shochib, 2008), pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan normanorma yang ada dalam masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Baumrind (Ismira, 2008) mengenai perkembangan sosial dan proses keluarga yang telah dilakukan sejak pertengahan abad ke 20, menurut Baumrind pola asuh orang tua dibedakan menjadi 3 yaitu otoriter, demokratis dan permisif, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1). Pola asuh otoriter mempunyai ciri: kekuasaan orangtua dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, kontrol terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orangtua menghukum anak jika anak tidak patuh. 2). Pola asuh demokratis mempunyai ciri: ada kerjasama antara orangtua – anak, anak diakui sebagai pribadi, ada bimbingan dan pengarahan dari orangtua, ada kontrol dari orangtua yang tidak kaku. 3). Pola asuh permisif mempunyai ciri : dominasi pada anak, sikap longgar atau kebebasan dari orangtua, tidak ada bimbingan dan pengarahan dari orangtua, kontrol dan perhatian orangtua sangat kurang. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sesorang yang merupakan faktor dari dalam individu maupun dari luar individu. Tapi ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu : a. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar individu meliputi faktor non sosial yang terdiri dari keadaan sekitar, keadaan tempat dan alat – alat yang dipakai untuk belajar, sedangkan faktor sosial terdiri dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi faktor fisiologis yang terdiri dari perhatian, minat, kepribadain, motif, dan sebagaianya. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan guna menilai sejauh mana yang telah dicapai atau dikuasai oleh mahasiswa sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai dari setiap mata kuliah. Evaluasi hasil belajar dari setiap mata kuliah mencakup evaluasi formatif dan sumatif. Penilaian evaluasi tersebut mencakup 3 domain, antara lain : pengetahuan, ketrampilan dan etika. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian fauziah ( 2010 ) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara Prestasi Belajar dengan Tipe Pola Asuh Keluarga. Dalam Magnuson, k dan Berger, L (2010), menyebutkan bahwa orang tua mempengaruhi keyakinan akademis remaja (Rodgers dan Rose, 2001) dan penyesuaian sekolah (Ingoldsby, Shaw dan Garcia, 2001). Orang tua yang otoriter cenderung memiliki anak remaja dengan rata-rata lebih rendah grade point (IPK),
sedangkan orang tua
demokratis secara positif meningkatkan anak dalam kedisiplinan sekolah. Dan penelitian yang dilakukan oleh Cheung CS, Pomerantz EM (2011), menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pembelajaran anak dapat membawa dampak positif baik dampak akademis ( prestasi ) maupun emosional anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar, hal ini dapat diketahui dengan besarnya koefisien korelasi yaitu 0.942 yang lebih besar dari rtable yang menunjukkan 0.235 dan hasil nilai uji signifikansi koefisien regresi menunjukkan thitung sebesar 23.152 atau dengan nilai sig.0.000 < 0.05. Dengan hasil ini dapat memperkuat hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan teori Dimyati dan Mujiono (2006) dikemukan bahwa diperlukan sekali motivasi dalam belajar. Hasil Belajar akan optimal, kalau ada motivasi.
Makin tinggi motivasi yang diberikan, akan semakin
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi individu. Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi belajar tersebut berada di tangan para pendidik, anggota masyarakat, dan orang tua yang bertugas memperkuat motivasi sepanjang hayat. Dalam prosesnya, orang tua bisa melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum atau memberi nasihat. Tindakan orang tua tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik, dan memberikan motivasi ekstrinsik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Setyaningsih (2007) yang menyatakan terdapat Perbedaan yang signifikan antara Kedisiplinan Belajar Siswa Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua. Penelitian Eko B.(2010) yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
motivasi, minat belajar dengan prestasi belajar. Penelitian Frans J. Et al (2000) Intellectual Ability Learning Style Personality Achivement Motivation and Academic Succes of Psikology Student in Higher Education. Hasil penelitian tersebut bahwa kepribadian dan motivasi berprestasi sebagai prediktor dan secara positif mempengaruhi akademis dalam pendidikan tinggi. 3. Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. Berdasarkan hasil analisis memang menunjukkan bahwa pengaruh motivasi belajar lebih besar dibandingkan dengan tipe pola asuh keluarga terhadap pencapaian prestasi belajar yang dicapai. Hasil korelasi juga menunjukkan bahwa hubungan motivasi belajar erat kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa secara optimal. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hal ini didasarkan pada hasil korelasi ganda yang menunjukkan nilai 0.946 yang lebih besar dari rtable yaitu 0.235 pada taraf signifikansi 5%. Demikian juga dari hasil analisis of varian yang menunjukkan hasil Fhitung adalah 283.866 atau dengan nilai signifikan 0.000, hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan Ftable dengan df pembilang = 2 dan df penyebut = 70 dan diperoleh hasil
Ftable = 3.13. Karena Fhitung = 283.866 lebih besar
dibandingkan dengan Ftable = 3.13, maka dapat dikatakan bahwa nilai persamaan analisis regresi ganda signifikan secara statistik. Dari hasil itu maka hipotesis ketiga telah terbulti kebenarannya yaitu terdapat hubungan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
positif antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini sesuia dengan teori Hurlock (1999) menyatakan bahwa faktor eksternal ini yaitu lingkungan keluarga,
peran keluarga dapat memacu
motivasi belajar. Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak belajar. Selama hidupnya, seorang individu membutuhkan kedekatan dan hubungan yang hangat dengan orang tua mereka. Kedekatan itu akan mempengaruhi timbulnya rasa percaya diri dan mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga dimana keluarga membawa pengaruh primer terhadap motivasi belajar sesorang anak. Dikatakan bahwa perkembangan motivasi belajar dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi pada setiap tahap perkembangan. Dalam pendidikan kebidanan motivasi ini sangatlah berpengaruh sangat tinggi terhadap pencapaian prestassi yang diperoleh mahasiswa. Dengan motivasi yang tinggi mahasiswa cenderung akan mengembangkan seluruh potensi yag dimiliki untuk meningkatkan prestasinya. Dengan adanya dorongan yang kuat mereka akan mampu mencapai apa yang menjadi tujuan mereka belajar di akademi kebidanan ini, dan dan tak kalah pentingnya adalah adanya dorongan dari luar, dari pihak-pihak diluar diri mahasiswa baik lingkungan tempat tinggal, sekolah, orang tua dan dosen yang merupakan orang tua dilingkungan sekolah. Penanaman motivasi mereka sangat penting karena adanya dukungan yang bias meningkatkan kemampuan mahasiswa secara optimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Yusniah (2008) yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar. Dalam penelitian Hill NE, Tyson DF (2009), menyebutkan bahwa pola asuh keluarga (keterlibatan keluarga secara langsung) berhubungan dengan perkembangan anak dalam bentuk perubahan prestasi akademik. Dan Penelitian Frans J. Et al (2000) Intellectual Ability Learning Style Personality Achivement Motivation and Academic Succes of Psikology Student in Higher Education. Hasil penelitian tersebut bahwa kepribadian dan motivasi berprestasi sebagai prediktor dan secara positif mempengaruhi akademis dalam pendidikan tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dijabarkan pada bab IV maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa semester III Prodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Jombang Tahun Akademik 2011 / 2012. Dengan penerapan pola asuh keluarga yang benar dan tepat akan mempengaruhi hasil prestasi belajar mahasiswa. 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester III Prodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Jombang Tahun Akademik 2011 / 2012. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi hasil prestasi belajar yang baik sesuai dengan harapan. 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester III Prodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Jombang Tahun Akademik 2011 / 2012. Dengan hasil tersebut maka setiap hasil prestasi belajar seseorang itu baik atau buruk ditentukan oleh penerapan pola asuh keluarga dan motivasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi Tipe pola asuh keluarga itu sangat menentukan atau memiliki peranan penting bagi setiap individu memiliki motivasi belajar tinggi atau rendah, oleh sebab itu akan mempengaruhi suatu hasil evaluasi pembelajaran atau indeks prestasi belajar sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dengan kata lain tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar seseorang itu sedikit banyak akan berpengaruh pada hasil prestasi belajar mahasiswa. Dari paparan tersebut dapat diperkuat dengan hasil penelitian diatas membuktikan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Oleh sebab itu maka setiap orang tua ( keluarga ), pendidik baik guru, dosen perlu memperhatikan tipe pola asuh orang tua / keluarga peserta didik karena sebagai faktor pendukung dalam memberikan stimulus dalam motivasi belajar sehingga dapat menghasilkan hasil prestasi belajar sesuai dengan harapan atau tujuan dalam pendidikan. C. Saran Sesuai dengan apa yang telah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka penulis mempunyai beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Instansi Pendidikan Untuk pengelola instansi untuk lebih meningkatkan lagi komunikasi dengan orang tua mahasiswa, agar orang tua bisa lebih berperan dalam meningkatkan motivasi belajar anaknya dengan tujuan mendapatkan prestasi belajar yang baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi Mahasiswa Diharapkan bagi mahasiswa untuk bisa meningkatkan motivasi belajar demi tercapainya indeks prestasi belajar yang maksimal meskipun penerapan pola asuh pada setiap individu berbeda - beda. 3. Bagi Peneliti a. Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan teori tentang tipe pola asuh keluarga, motivasi belajar dan prestasi belajar, sehingga dalam pembuatan penelitian bisa lebih maksimal. b. Untuk dilanjutkannya penelitian ini dengan menghubungkan antara motivasi belajar dengan variabel yang lain seperti struktur keluarga, jumlah keluarga, atau faktor lingkungan sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, D. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ana, S. 2000. Membangun Kompetisi Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar. Candra.
2008. Keluarga Sehat Keluarga Bahagia. repo.uad.ac.id/index.php/psikologi/rticle/view/197/191. Diakses tanggal 10 Juni 2010
Cheung, C.S. dan Pomerantz, E.M. 2011. Parents’ Involvement in Children’s Learning in the United States and China: Implications for Children’s Academic and Emotional Adjustment. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3089668. Diakses tanggal 5 April 2012 Dep. Kes. RI. 2002. Kurikulum pendidikan Diploma III Kebidanan, Jakarta. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Effendi. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta:EGC Eko, B. 2010. Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar. Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Fidrotin, A. 2010. Hubungan antara Prestasi Belajar Mahasiswa Program DIII keperawatan dengan Tipe Pola Asuh Keluarga. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Hasuki.
2008. Keluarga Sehat Keluarga Bahagia. repo.uad.ac.id/index.php/psikologi/rticle/view/197/191. Diakses tanggal 15 Juni 2011
Hill, N.E. dan Tyson, D.F. 2009. Parental Involvement in Middle School : A Mete – Analytic Assessment of the Strategies That Promote Achievement. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2782391. Diakses tanggal 5 April 2012 Imam, S. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga. Malang: Buntara Media Magnuson, K. dan Berger, L. 2010. Family Structure States and Transitions: Associations with Children’s Wellbeing During Middle Childhood. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2892913. Diakses tanggal 15 Juni 2011. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Megawangi. 2003. Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation. Mussen. 1994. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Archan. Muhammad, Y. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Novianti. 2005. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bhumi Aksara. Oemar, H. 2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Purwanto. 2001. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Prins, F.J, Jan, J.E. dan Christian, H. 2000. Intellectual Ability Learning Style Personality Achivement Motivation and Academic Succes of Psikology Student in Higher Education. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0191886999002536. 20 / 12 / 2011. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Setyaningsih. 2007. Perbedaan Kedisiplinan Belajar Siswa Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Shochib. 2008. Pola Asuh Orang Tua: Untuk Mengembangkan Anak Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman. 2010. Pendidikan di Indonesia. http://www.lintangmahameru.wordpress.com/pddk.di.indonesia. Diakses tanggal 15 Juni 2011. Sukijo, N. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________. Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi, S. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. Andi Offset. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yusniah. 2008. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
commit to user