Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH EFEKTIFITAS LATIHAN LARI ZIG-ZAG DAN SHUTTLE RUN TERHADAP KELINCAHAN SISWA SSB BEKISAR MERAH KELOMPOK UMUR 10-12 TAHUN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN 11.1.01.09.0594
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UNP KEDIRI 2015
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA KELAS XII IPS 4 SMA KATOLIK SANTO AUGUSTINUS KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 MOHAMMAD WAHYUDI 11.1.01.09.0590 FKIP – PENJASKESREK Dosen Pembimbing I : Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. Dosen Pembimbing II : Drs. Sugito, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh latihan lari zig-zag terhadap peningkatan kelincahan siswa Bekisar Merah Kelompok Umur 10-12 Tahun Kabupaten Tulungagung Tahun 2015; (2) pengaruh latihan lari shuttle run terhadap peningkatan kelincahan siswa SSB Bekisar Merah Kelompok Umur 10-12 Tahun Kabupaten Tulungagung Tahun 2015; (3) Untuk mengetahui perbedaan efektifitas latihan lari zig-zag dan shuttle run terhadap peningkatan kelincahan siswa SSB Bekisar Merah Kelompok Umur 10-12 Tahun Kabupaten Tulungagung Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa SSB Bekisar Merah kabupaten Tulungagung kelompok usia 10-12 tahun yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian populasi. Untuk memperoleh data yang sesuai, dilakukan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) menggunakan instrumen penelitian L.S.U. Agility Obstacle Course Test. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara latihan lari zig-zag dan shuttle run terhadap kelincahan siswa Bekisar Merah Kelompok Umur 10-12 tahun Kabupaten Tulungagung tahun 2015, dengan nilai perhitungan t hit sebesar 12,636 dan ttabel sebesar 2,145 pada taraf signifikasi 5%. (2) Latihan Shuttle Run lebih baik pengaruhnya daripada latihan Lari Zig-Zag terhadap peningkatan kelincahan siswa SSB Bekisar Merah Kelompok Umur 10-12 tahun Kabupaten Tulungagung tahun 2015. Kelompok 1 (Lari Zig-Zag) memiliki peningkatan sebesar 3,31%. Sedangkan Kelompok 2 (Shuttle Run) memiliki peningkatan kelincahan sebesar 6,92%.
Kata kunci: latihan lari zig-zag, shuttle run, kelincahan.
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pengorganisasian
I. LATAR BELAKANG Pembinaan pemain sepakbola usia
sekolah
sepak
bola
sangat
penting
bertujuan
untuk
dini di Indonesia dilakukan melalui wadah
dilakukan
yaitu Sekolah Sepak Bola (SSB). Sekolah
mempermudah dan memperlancar proses
sepak
latihan. Pengorganisasian latihan dalam
bola
adalah
sekolah
yang
mempelajari tentang permainan sepak bola
SSB
dan merupakan sebuah organisasi olahraga
pengelompokan umur pemain. Menurut
khususnya sepak bola yang berfungsi
resensi PSSI yang dikutip Soedjono (1995:
mengembangkan potensi yang dimiliki
10-12), kelompok latihan atlet usia dini
atlet serta menjadi wadah pembinaan
dalam SSB dapat dibagi menjadi tiga
sepak bola usia dini.
kelompok sebagai berikut yaitu kelompok
SSB merupakan wadah pembinaan
yaitu
yang
latihan dalam
dengan
pembagian
dan
umur 6-10 tahun, kelompok umur 10-12
sepak bola usia dini yang bertahap
tahun, dan kelompok umur 12-14 tahun.
sehingga harus mempunyai komponen-
Perkembangan sepak bola yang ada di
komponen yang mendukung dan dipenuhi
berbagai daerah Indonesia saat ini cukup
oleh
tersebut.
menggembirakan. Hal ini dapat dilihat
Komponen-komponen dalam SSB antara
dengan adanya SSB diberbagai wilayah
lain yaitu penanggung jawab, pelatih yang
Indonesia.
bersertifikat, kurikulum, alat dan fasilitas
pelatihan yang dilakukan SSB, diharapkan
latihan.
yaitu
menjadi pemain sepak bola yang terampil
menampung dan memberikan kesempatan
dan berprestasi sehingga dapat mengangkat
bagi
dalam
prestasi sepak bola Indonesia didunia
mengembangkan potensi dan bakatnya
internasional. Salah satu sekolah sepak
agar menjadi pemain yang berkualitas,
bola
mampu bersaing dengan SSB lainnya,
kabupaten Karanganyar adalah SSB Pesat
diterima oleh masyarakat serta mampu
Indonesia.
sekolah
SSB
sepak
bola
tujuan utamanya
para
mempertahankan
siswanya
kelangsungan
yang
Melalui
pembinaan
berkembang
di
dan
wilayah
hidup
SSB dalam pengembangan latihan
ogranisasi tersebut. Disamping itu, SSB
harus mampu mendidik dan melatih
juga memberikan dasar yang kuat tentang
teknik, taktik, serta mental para siswanya.
cara bermain sepak bola yang benar,
Latihan kondisi fisik sejak usia dini sangat
termasuk di dalamnya membentuk sikap,
diperlukan
kepribadian, dan perilaku yang baik,
membutuhkan kekuatan, daya tahan, daya
sedangkan pencapaian prestasi merupakan
ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan,
tujuan jangka panjang.
koordinasi, keseimbangan, reaksi, dan
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
karena
sepak
bola
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ketepatan yang baik. Lagi pula sepak bola
menguasai kemudian mengoper bola saa
dimainkan selama 2 x 45 menit ditambah
badan tergelincir dan jatuh, meloloskan
istirahat 15 menit diantara babak pertama
diri dari hadangan lawan, memenangkan
dan kedua. Bahkan terkadang permainan
posisi
dilanjutkan
tambahan
melakukan gerakan lebih leluasa, terhindar
selama 2 x 15 menit, sehingga pemain
dari cidera, menciptakan peluang dan
dituntut untuk senantiasa bergerak. Dan
mampu mengganggu konsentrasi lawan.
dengan
babak
bukan hanya senantiasa bergerak, namun
dalam
permainan,
mampu
Peningkatan kondisi fisik harus
dalam bergerak tersebut masih melakukan
dikembangkan
berbagai gerak fisik lainnya seperti berlari
model latihan yang bertujuan agar latihan
sambil menggiring bola, berlari kemudian
lebih bervariasi serta menghindari rasa
berhenti tiba-tiba, berlari sambil berbelok
bosan.
90 derajat, bahkan 180 derajat. Melompat,
kelincahan
meluncur (sliding) dan beradu badan
berbagai variasi model latihan. Menurut
(body
terkadang
Remmy Muchtar (1992: 91), beberapa
berlanggar dengan pemain lawan dalam
bentuk model latihan untuk meningkatkan
kecepatan tinggi. Selain itu kemampuan
kelincahan antara lain lari rintangan, lari
kondisi fisik akan sangat mendukung
berbelok-belok (lari zig-zag), dan lari
dalam pengembangan teknik, taktik dan
bolak-balik (shuttle run).
charge),
bahkan
mental pemain sepakbola.
menggunakan
Peningkatan dapat
kualitas
dilakukan
Kenyataan
berbagai
dilapangan
fisik dengan
sering
Salah satu unsur kondisi fisik yang
dijumpai para pelatih sepakbola pada
perlu dikembangkan dalam sepak bola
umumnya memberikan latihan kelincahan
adalah kelincahan (agility). Kelincahan
dengan dua model latihan yaitu latihan lari
adalah
arah
zig-zag dan latihan shuttle run. Penelitian
dengan cepat dan tepat, selagi tubuh
ini bertujuan menguji pengaruh antara
bergerak dari satu tempat ke tempat lain
model latihan lari zig-zag dan shuttle run
(Mochamad Sajoto, 1988: 55). Kelincahan
dalam meningkatkan kelincahan dengan
sangat diperlukan dalam sepak bola yaitu
menggunakan sampel penelitian siswa
untuk menguasai teknik dan taktik yang
SSB
lebih kompleks yang dapat dilihat dalam
Kelompok Umur 10-12 tahun. Oleh
situasi permainan antara lain bergerak
karena itu, maka penelitian ini bermaksud
dengan cepat dan merubah arah, gerakan
untuk mengkaji dan mencari solusinya
berkelit sambil berlari melewati hadangan
dengan
lawan, menendang bola dengan salto,
“Pengaruh Efektifitas Latihan Lari Zig-
kemampuan
mengubah
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
Bekisar
Merah
penelitian
Tulungagung
yang
berjudul
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
zag
Dan
Shuttle
Run
Terhadap
Kelincahan Siswa SSB Bekisar Merah Kelompok
Umur
10-12
Tahun
Kabupaten Tulungagung Tahun 2015”.
III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Perbedaan
Pengaruh
Efektifitas
Latihan Lari Zig-zag dan Shuttle Run Terhadap Kelincahan Berdasarkan hasil analisis data yang
II. METODE PENELITIAN
dilakukan
1. Pendekatan Penelitian
diperoleh nilai t tes awal antara kelompok
Setiap aktifitas penelitian perlu adanya
metode
yang
diberi
perlakuan,
1 dan kelompok 2 = 0,188, sedangkan ttabel
untuk
= 2,145. Ternyata t hit < ttabel 5%, yang berarti
digunakan, sebab pada prinsipnya tidak
hipotesis nol diterima. Dengan demikian
semua metode sesuai dengan penelitian
dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan
yang dikerjakan. Metode yang dipilih
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan
selain merupakan cara atau teknik untuk
dalam
memperoleh data, juga digunakan sebagai
terdapat perbedaan tingkat kelincahan. Hal
pedoman dan arah untuk menentukan
ini artinya, antara kelompok 1 dan 2
maksud serta tujuan yang hendak dicapai
berangkat
dalam penelitian itu sendiri.
kelincahan yang seimbang. Apabila setelah
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang
diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal ini
dirumuskan maka untuk mengukapkan
karena adanya perbedaan perlakuan yang
masalah
diberikan.
tersebut,
tepat
sebelum
pendekatan
yang
keadaan
dari
seimbang
titik
atau
tolak
tidak
tingkat
digunakan dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes
pendekatan kuantitatif. data kuantitatif
awal dan tes akhir pada kelompok 1
adalah data yang berbentuk angka , atau
diperoleh nilai sebesar = 3,981, sedangkan
data kuantitatif yang diangkakan.
ttabel = 2,145. Ternyata thitung > ttabel 5%, yang
2. Teknik Penelitian
berarti hipotesis nol ditolak. Dengan
Desain
eksperimental
demikian
menggunakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara
rancangan control group pre-test post test
hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok
design (Suharsini, 1998: 86).
1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki
dalam
penelitian
penelitian
ini
dapat
disimpulkan
bahwa,
peningkatan kelincahan yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan yaitu latihan lari zig-zag. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
diperoleh
21,215,
2. Latihan Shuttle Run Lebih Baik
sedangkan ttabel = 2,145. Ternyata t hitung >
Pengaruhnya terhadap Peningkatan
ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak.
Kelincahan
Dengan
nilai
sebesar
disimpulkan
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
peningkatan kelincahan diketahui bahwa,
antara hasil tes awal dan tes akhir pada
kelompok 1 memiliki nilai prosentase
kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2
peningkatan kelincahan sebesar 3,31%.
memiliki peningkatan kelincahan yang
Sedangkan
disebabkan oleh perlakuan yang diberikan,
peningkatan kelincahan sebesar 6,92%.
yaitu latihan shuttle run.
Berdasarkan
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan
disimpulkan bahwa, kelompok 2 memiliki
yang dilakukan pada data tes akhir antara
prosentase peningkatan kelincahan yang
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh
lebih besar daripada kelompok 1. Dengan
hasil thitung sebesar 12,63, sedangkan ttabel
demikian hipotesis
pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,145.
latihan Shuttle Run lebih baik pengaruhnya
Berdasarkan
dapat
daripada latihan Lari Zig-Zag terhadap
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan
peningkatan kelincahan pada siswa SSB
yang signifikan tes akhir antara kelompok
Bekisar Merah Kelompok Umur 10-12
1 dan tes akhir kelompok 2. Perbedaan
tahun
tersebut disebabkan latihan lari zig-zag dan
2015, dapat diterima kebenarannya.
shuttle
demikian
run
hasil
dapat
=
tersebut
masing-masing
kelompok
hasil
Kabupaten
2
memiliki
tersebut
yang
dapat
menyatakan,
Tulungagung
tahun
memiliki
kelebihan dan kelemahan yang berbeda.
KESIMPULAN
Perbedaan kelebihan dan kelemahan dari
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
masing-masing bentuk latihan tersebut
analisis data yang telah dilakukan, ternyata
akan menimbulkan pengaruh yang berbeda
hipotesis yang diajukan dapat diterima.
pula terhadap peningkatan kelincahan.
Dengan
Dengan
simpulan sebagai berikut:
demikian
menyatakan,
ada
hipotesis pengaruh
yang
demikian
dapat
diperoleh
efektifitas
1. Ada pengaruh yang signifikan antara
latihan lari zig-zag dan shuttle run terhadap
latihan lari zig-zag dan shuttle run
kelincahan siswa SSB Bekisar Merah
terhadap kelincahan siswa Bekisar
Kelompok Umur 10-12 tahun Kabupaten
Merah Kelompok Umur 10-12 tahun
Tulungagung tahun 2015, dapat diterima
Kabupaten Tulungagung tahun 2015,
kebenarannya.
dengan nilai perhitungan t hit sebesar
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
12,636 dan ttabel sebesar 2,145 pada taraf signifikasi 5%. 2. Latihan
Shuttle
Run
lebih
baik
pengaruhnya daripada latihan Lari ZigZag terhadap peningkatan kelincahan siswa SSB Bekisar Merah Kelompok Umur
10-12
tahun
Rusli Lutan, dkk. (2000). Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Departemen Pendidikan dam Kebudayaan.
Kabupaten
Tulungagung tahun 2015. Kelompok 1 (Lari Zig-Zag) memiliki peningkatan sebesar 3,31%. Sedangkan Kelompok 2 (Shuttle Run) memiliki peningkatan kelincahan sebesar 6,92%.
IV. DAFTAR PUSTAKA Barry L. Johnson, Jack K. Nelson. (1970). Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. Burgess Publishing Company. Bompa, Tudor O. (1994). Theory and Metodology of Training. Dubugue, Lowa: Kendal/Hunt Publishing Compeny. Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan, (sebuah diktat). Yogyakarta: FIK UNY. Ismaryati. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Cetakan 2. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Kent M. (1994). The Oxford Dictionary of Sport Science and Medicine. New York: Oxford Univercity Press.
Sajoto M. (1998). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dam Kebudayaan. Soedjono. (1995). Sepakbola Usia Dini. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. ________. (1999). Konsep Pembinaan Sepakbola Usia Dini. Makalah. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Soegiyanto. (1991). Materi dan Penilaian Mengajar Permainan Sepakbola. Yogyakarta: SGO. Sucipto, dkk. (2000). Yogyakarta: Departemen Nasional.
Sepakbola. Pendidikan
Sugiyono. (2003). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Suharno HP.(1983). Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: Yayasan STO. ______. (1985). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: IKIP. ______. (1993). Metodologi Pelatihan Olahraga. Jakarta: KONI Pusat. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukadiyanto. (2002). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY.
Nossek, Josef. (1995). Teori Umum Latihan. (Terjemahan Oleh Drs. M. Furqon H, M.Pd). Surakarta: Sebelas Maret University Press. Remmy Muchtar. (1992). Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan dam Kebudayaan.
MOHAMMAD NUR SOLIKIN | 11.1.01.09.0594 FKIP- PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 9||