ANALISIS FUNGSI EKOLOGI HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Biologi Pada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh
Firmansyah Gusasi 431 408 025
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan ekosistem khas di wilayah pesisir dan memiliki manfaat yang luas ditinjau dari aspek ekologi, fisik, ekonomi, dan sosial. Menurut Irwanto (2006), secara ekologis hutan mangrove berfungsi menangkap dan mengumpulkan sedimen yang terbawa arus pasang surut dari daratan lewat aliran sungai. Hutan mangrove selain melindungi pantai dari gelombang, juga sebagai tempat yang dipenuhi pula oleh kehidupan fauna seperti mamalia, amphibi, reptile, burung, kepiting, ikan, primata, serangga, dan sebagainya. Selain menyediakan keanekaragaman hayati (Biodiversity), ekologi mangrove juga sebagai plasma nutfa dan menjaga keseluruhan sistem kehidupan disekitarnya. Habitat mangrove berfungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery ground) dan daerah mencari makan (feeding ground), tempat berlindung yang aman bagi berbagai larva ikan dari predator. Saat ini Indonesia memiliki hutan mangrove dengan luas 2,5 hingga 4,25 juta hektar dan merupakan mangrove yang terluas di dunia (Noor, 1995). Selanjutnya Katili (2009), menyatakan pengelolaan hutan mangrove, seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang tepat. Hal ini terkait dengan resiko yang ditimbulkan oleh kegiatan pengelolaan itu sendiri. Resiko tersebut dapat dilihat dari segi ekologis dan ekonomis. Secara ekologis resiko yang ditimbulkan oleh pengelolaan mangrove yang
tidak tepat adalah terjadinya kerusakan ekosistem dan ketidakseimbangan ekologis pada hutan mangrove. Diketahui besar ekologis hutan mangrove tidak dapat tergantikan oleh ekosistem lainnya. Salah satu kawasan hutan mangrove yang ada di Indonesia terdapat di wilayah pesisir Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Pulau Sulawesi. Ekosistem mangrove di Kecamatan Kwandang secara terus menerus mendapat tekanan akibat berbagai aktifitas masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan mangrove. Penduduk setempat telah memanfaatkan hutan mangrove untuk berbagai pemanfaatan diantaranya pembuatan tambak, pemukiman, dan lahan pertanian. Alih fungsi di dalam kawasan hutan mangrove mengakibatkan kembali luas hutan mangrove mengalaami penyusutan. Menurut Baderan (2013) kerusakan mangrove tahun 2010 berdasarkan Citra ALOS/ AVNIR-2 mencapai kenaikan sebesar 41 % dari 21 % ditahun 2000, sehingga total kerusakan mangrove tahun 2010 diwilayah pesisir Kwandang telah mencapai 62%. Cepatnya penurunan luas areal mangrove di Kecamatan Kwandang disebabkan oleh kurang tepatnya nilai yang diberikan terhadap ekosistem mangrove. Adanya anggapan yang salah bahwa ekosistem mangrove merupakan area yang tidak bernilai, bahkan dianggap sebagai waste land (limbah tanah), hal ini merupakan salah satu faktor yang mendorong konversi ekosistem mangrove menjadi peruntukan lain yang dianggap lebih ekonomis. Seiring dengan meningkatnya aktifitas masyarakat di wilayah pesisir dan kebutuhan yang tinggi menyebabkan hutan mangrove mengalami tekanan yang dapat mengancam keberadaan dan fungsinya.
Kondisi ini diperkuat dengan hasil penelitian Katili (2009) pada 3 Desa di wilayah pesisir Kwandang ditemukan 10 spesies mangrove. Selanjutnya Baderan (2013) pada 31 titik sampel yang tersebar di 5 Desa di wilayah pesisir Kwandang menemukan 16 spesies tumbuhan mangrove. Nilai ekologis hutan mangrove selain bersumber dari
vegetasi
mangrove juga dapat
dilihat
dari
fauna hutan
mangrove.diketahui bahwa wilayah mangrove merupakan daerah perawatan dan tempat makan bagi sejumlah spesies kepiting, ikan, dan udang. Kehadiran kepiting di daerah mangrove dapat dipengaruhi oleh jumlah tumbuhan mangrove yang terdapat didalamnya. Semakin tinggi jumlah individu tumbuhan mangrove, dapat memberikan kontribusi bagi aktifitas kepiting yang hidup dibawah tegakan tersebut, Katili (2009). Berdasarkan fungsi ekologis hutan mangrove yang bersumber dari aspek vegetasi penyusunnya dan fauna hutan mangrove, diharapkan masyarakat pesisir Kecamatan Kwandang dapat memiliki kesadaran dan penghargaan yang lebih pada ekosistem hutan mangrove. Untuk mengembalikan fungsi dan manfaat hutan mangrove di Kecamatan Kwandang yang rusak, maka diperlukan adanya upaya pengelolaan melalui rehabilitasi hutan mangrove. Terkait dengan permasalahanpermasalahan di atas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Analisis Fungsi Ekologi Hutan Mangrove Di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara”.
1.2. Perumusan Masaalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : 1) Bagaimanakah anaalisis fungsi ekologi hutan mangrove di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara ? 2) Bagaimanakah keberhasilan rehabilitasi dari fungsi ekologi hutan mangrove di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara ? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yakni : 1) Mengetahui analisis fungsi ekologi hutan mangrove di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. 2) Mengetahui keberhasilan rehabilitasi dari fungsi ekologi hutan mangrove di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. 1.4.Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat: 1) Menambah wawasan mengenai manfaat dan fungsi dari ekosistem mangrove, terutama bagi masyarakat dan pesisir Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. 2) Sebagai bahaan masukan dan bahan kajian bagi penelitian lain yang berkaitan dengan analisis fungsi ekologi hutan mangrove.