IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA PENGDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Simposium Geologi Yogyakarta 23 Maret 2010
MENYONGSONG POLA FIKIR GEOLOGI MASA DEPAN Makalah ini dipresentasikan pada Geological Symposium of Yogyakarta 2010, kerjasama IAGI PENGDA DIY dengan IST AKPRIND 23 Maret 2010 di YOGYAKARTA
oleh Febri Hirnawan Guru Besar Geologi
Laboratorium Geologi Teknik
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
MENYONGSONG POLA FIKIR GEOLOGI MASA DEPAN Prof Dr Prof. Dr. Ir Ir. R. R Febri Hirnawan 2010 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
Pembahasan • Pendahuluan (Latar (L t belakang, b l k H Harapan d dan masalah, Tujuan, Pola fikir);
• • • •
Tantangan g bagi g Geologi; g; Kriteria Ilmu; Karakteristik Geologi g Produk Kontemplasi; p Karakteristik Geologi Produk Metode Diagnostika; • Proses P Ilmiah; Il i h • Contoh Hasil Riset produk Verifikasi • Pola Fikir Geologi Masa Depan
Sekitar 60 tahun silam pendidikan geologi di Indonesia dimulai …….. Geologi berkembang tanpa dukungan g p pemahaman filsafat (filsafat ilmu, epistemologi)
MENGAPA ? • Kita tidak menyadari memerlukan filsafat, karena setiap kegiatan geologi
hampir tidak pernah dihadapkan kpd tantangan tanggung-jawab ilmiah kepada komunitas ilmiah lain; kecuali diinformasikan;
• Kita terlalu asyik berbicara di kalangan internal komunitas o u tas sendiri se (geology (geo ogy iss oonlyy fo for geo geologists) og sts) tiap PIT IAGI hanya geologists yang hadir tanpa scientists/engineers lain;
AKIBATNYA ? • Metodologi penelitian geologi tdk berkembang (Research Methodology); metodologi geologi sederhana “di “diagnostics ti method” th d”
• Kita sudah merasa aman dan nyaman; • Kita sudah merasa ada “kesamaan bahasa” di antara sesama geologist (tidak bagi bidang lain);
• Kita Kit sudah d h merasa mudah d hb berkomunikasi k ik i dan d mendapat titik temu kesefahaman ilmiah dengan “pakempakem” yyang p g disepakati; p ; ((sudahkah diujij ?))
AKIBATNYA ? l j t lanjutan
Geologi makin tertinggal jauh dlm b i berinteraksi k i dengan bidang-bidang terkait; makin tidak diajak rembuk dalam menyelesaikan masalah “yang yang perlu pendekatan komprehensif dalam pembangunan berkelanjutan”
Pertanyaan : Bisakah dan sudahkah
RISET-RISET GEOLOGI
diterima oleh komunitas ilmiah bidang g lainnya ?
Harapan & Masalah Geologi mampu menarik minat para pelaku pembangunan, stakeholders metodologi tepat pengembangan SDM; Geologi perlu pengakuan komunitas luas ilmiawan aneka bidang; Geologi harus mampu membentuk kebersamaan para ilmiawan, planners, environmentalists, penguasa, stakeholders dgn meraih ilmu geologi yang powerful; Dgn geologi, tidak hanya discoveries tetapi justru inventions (paten) diraih; Para lulusan P l l geologi l i masa depan d dgn paradigma riset berbasis epistemologi dan metodologi riset geologi terpadu misi ilmiah meraih visi tsb di atas. atas
DARI SEMUA ALASAN ILMIAH TERSEBUT :
TUJUAN
Kita perlu membina pola fikir geologi masa depan berbasis keterpaduan filsafat ilmu dan metodologi riset ....... p g g Untuk pengembangan penemuan-penemuan ilmu geologi sebagai gp powerful. invensi yyang
POLA FIKIR (PARADIGMA)
PARADIGM logical and theoretical framework, synergism as a consistent thought thought, a set of basis of beliefs or thoughts which enables one to decide or determine to do something in his daily lives and/or scientific activities (Thomas Kuhn, 1970).
Pola fikir (paradigma) • Paradigma sangat ditentukan oleh pemahaman filsafat dan metodologi riset secara terpadu; g p ; • Pola fikir geologi masa depan adalah ujung tombak bagi keberhasilan pembinaan geologi; g p g g; • Pola fikir dibina melalui pembekalan lewat kurikulum dan atmosfer riset geologi
TANTANGAN BAGI GEOLOGI BAGAIMANA GEOLOGI HARUS MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI ILMU ? • BUKAN SEMATA-MATA PRODUK KONTEMPLASI; • BUKAN SEMATA-MATA SAJIAN EMPIRIS LALU MENGHASILKAN INTERPRETASI; • TAPI, GEOLOGI SEBAGAI ILMU BERKARAKTERISTIK MEMENUHI
KRITERIA ILMU.
FENOMENA, RISET, dan ILMU (Hirnawan 2007; 2009) (Hirnawan, 2009).
1
RISET adalah kegiatan yang sangat terkendali, metodologik, mengungkap kejelasan fenomena menuju perolehan ilmu
3
2
ILMU adalah alat untuk menjelaskan fenomena
FENOMENA adalah keterlibatan aneka faktor yang saling berinteraksi dan/atau berinterrelasi yang menghasilkan g produk, peristiwa, atau kejadian
Bila tdk ada fenomena (ciptaan Tuhan) tdk akan ada riset
Fenomena
T d k terpisahkan Tidak hk
Bila tdk ada riset, tdk akan ada Ilmu
ilmu Bila tdk ada ilmu, tdk akan ada kejelasan; semua “gelap gulita”
Riset
KRITERIA ILMU • Benar artinya y ilmu mengandung g g tingkat g kesamaan yang tinggi dengan kondisi sebenarnya di alam; • Relatif adalah kebenaran dengan tingkat tidak 100%, melainkan ada error error-nya nya pada batas yang dapat diterima, misalnya < 5% (bila 100% benar malah tidak diterima; ditengarai hasil rekayasa);
KRITERIA ILMU (Lanjutan) • Ajeg (konsisten) diartikan apabila riset dilakukan oleh orang lain dengan metode yang sama akan diperoleh hasil yang juga sama. sama • Universal diartikan sebagai berlaku umum tanpa memihak apa dan siapapun, siapapun karena ilmu itu netral.
Mendapatkan ilmu yang sesuai dengan kriteria • diperlukan p filsafat ilmu dan metodologi g riset yang universal; • suatu aktivitas penelitian penelitian, sejak pola fikir fikir, desain risetnya, pengambilan sampel, editing data, analisis, dan keputusan yang k l keluar d darii h hasilil analisis, li i senantiasa ti mendapatkan kritisi epistemologi;harus lulus
Ilmu berkriteria sesuai • hasil riset harus absah dan berkekuatan (powerful); • artinya kesimpulan hasil riset semata-mata merupakan kehendak dari riset itu sendiri (bukan kehendak sang peneliti); barulah ilmu itu diterima; • secara filosofis f f peneliti hanya fasilitator, f tidak berkehendak membuat kesimpulan (tidak subjektif) subjektif).
AGAR GEOLOGI DAPAT DITERIMA KOMUNITAS ILMIAH LAIN • Metodologi riset geologi berbasis filsafat ilmu; epistemologi; • Dalam pengembangan ilmu,
geologists memahami benar benar, bahwa ia sedang berada di domain mana : domain kontemplasi ?, ? domain empiris ?, atau domain kedua kedua-duanya duanya ?
METODE • Geologi masuk ke dalam Metodologi Riset yang universal; • Punya degree of confident (seperti ilmu-ilmu ) lain); • Deduksi-induksi berbasis premis, postulat, proposisi, axioma, maxim, dalil, dlsb.; • Berbasis kontemplasi dan empiris (keduaduanya; tidak salah-satu); • Geologi G l ih harus selalu l l siap i untuk t k dik dikritisi iti i d darii segii epistemologi (baca : filsafat ilmu);
METODE • Sejak pola fikir, desain riset, sampling, editing g data,, analisis,, dan keputusan p ujij menuju kesimpulan riset, produk riset haruslah lulus kritisi filsafat ilmu untuk d dapat t diterima dit i oleh l h kkomunitas it ililmiah i h aneka bidang;
METODE • Kesimpulan riset geologi hendaknya ditentukan oleh hasil keputusan uji (verifikasi dan/atau validasi) sebagai kehendak dari riset itu sendiri, bukan kehendak p peneliti ((ini yang y g sulit); ); • Pola fikir adalah suatu kekuatan yang besar, yang menentukan hasil karya ilmiah selanjutnya hasil riset. • Pola P l fikir fiki perlu l dij dijadikan dik b basis i riset i t geologi l i
KARAKTERISTIK GEOLOGI PRODUK KONTEMPLASI • • • • • •
Kasus Lusi (kesimpulan studi bukan kehendak dari
studi itu, tetapi pelaku studi bencana alam); Hanya ada dibenak pengkaji, tidak ada di alam; B k ilmu Bukan il a posteriori t i i tapi t i a priori i i (aspek epistemologi); Dipandang dongeng oleh disiplin non-geologi non geologi Pemetaan geologi 5 orang. Hasil 6 peta, yaitu : 5 versi p peta oleh masing-masing g gp pemeta, dan 1 p peta lagi hasil kompromi mereka; tidak ajeg, tidak universal, tidak jelas % kesalahan / y ((KRITERIA ILMU tdk tercapai); p ); kebenarannya
Oh Lusi ……??? Voting ot g 74 scientists sc e t sts : 42 akibat pemboran Lapindo Brantas; 3 akibat gempa Yogyakarta, 280 km 2 hari sebelumnya; km, 13 akibat kombinasi pemboran dan gempa; 16 tdk jjelas inconclusive
Sejarah Perkembangan G l i Geologi • Diagnostics method (4 dokter mengukir sejarah geologi) : Ibn Sina, Georgius Agricola, Nicolas Steno, James Hutton
• Medical sciences – medical treatment • Geological science – geological engineering • Discovery (lewat identifikasi dst) • Invension (lewat verifikasi hipotesis)
diagnostics • test to identify something: a test, procedure, or instrument used to identifyy the nature or cause of an illness, disorder, or problem (Microsoft® Encarta® 2008. Microsoft Corporation. All rights reserved.)
KARAKTERISTIK GEOLOGI PRODUK DIAGNOSTIKA • Metodologi riset geologi sangat dipengaruhi metode diagnostika mulai dgn alat sederhana sampai produk teknologi tinggi (beda dgn sampai produk teknologi tinggi (beda dgn kedokteran hypothetico‐deductivism research);
• Bukan Bukan metodologi geologinya, tetapi metodologi geologinya, tetapi perlengkapan identifikasinya yg berkembang; tanpa alur fikir deduktif‐induktif;
• Metodenya tetap sederhana; tanpa dasar‐dasar kebenaran ilmiah (postulat, aksioma, proposisi, dalil, db k dsb, kecuali li pakem‐pakem pakem pakem yg dianggap “sakral”) di “ k l”)
KARAKTERISTIK GEOLOGI PRODUK DIAGNOSTIKA • Geologi tidak mengenal research design; • Hasil riset berupa aneka alternatif penafsiran ( (interpretasi); ) • Masih ditentukan secara dominan oleh kontemplasi, bukan verifikasi (geologi blm terbiasa); bukan verifikasi (geologi blm terbiasa); • Mengundang perdebatan; perdebatan reda p kompromi. MAKA : ilmu yg diperoleh tidak ajeg, tidak powerful, tidak diketahui ukuran kebenaran/kesalahannya
DAMPAK THD ANAK DIDIK • Mereka terbentuk melakukan interpretasi; • Interpretasi tanpa diuji atau dibuktikan; • Langsung g g diyakini y benar dampak p thd
pertumbuhan sikap keilmuan tumbuh menjadi ilmiawan yang sulit diajak diskusi, tidak tangguh dikritisi pola fikir terbentuk tanpa dibekali dikritisi, pemahaman filsafat tidak sesuai dgn tujuan pendidikan (integritas kepribadian ilmiawan yg ti tinggi) i)
(sebagai dosen penulis sering mengamati fenomena ini)
PROSES ILMIAH • Il Ilmu di diperoleh l h melalui l l i riset i t sebagai b i kkegiatan i t menggulirkan proses ilmiah (scientific process) : • IDENTIFIKASI • DESKRIPSI • KLASIFIKASI REKONSTRUKSI ANALISIS (kualitatif dan/atau kuantitatif) INTERPRETASI • Sampai S i ttahap h kke-3 3 ini i i ti tipe riset i t : grounded d d research, yang menghasilkan grounded theory
Grounded G d d th theory adalah d l h tteorii yang dib dibentuk t k berdasarkan penafsiran data (Haig, 1995). Dengan data langsung diperoleh interpretasi melalui rekonstruksi dan analisis. Riset-riset geologi g g tergolong g g jjenis g grounded research. Grounded theory cenderung subjektif, yang t tergantung t data d t dan d penafsir f i data; d t mengundang perdebatan
PROSES ILMIAH • HIPOTESIS VERIFIKASI/VALIDASI (kuantitatif) diperolehnya TEORI yang powerful ; • Mulai tahap ke-1 s/d tahap ke-4 riset melalui uji hipotesis dengan statistik untuk uji hipotesis probabilistik (verifikasi) atau matematik untuk hipotesis p deterministik ((validasi)) ; • Hasil kesimpulan teruji (powerful); kriteria ilmu terpenuhi peluang hak paten proses.
Riset jenis hypothetico deductivism atau deducto-hipotetico-verifikatif dan validatif; Terpandu epistemologi sejak pola fikir, research design, sampling, editing data, analisis, verifikasi, ifik i keputusan k uji, ji dan d kesimpulan k i l Siap diuji vs filsafat ilmu
PROSES ILMIAH • PREDIKSI via i SIMULASI • IMPLEMENTASI (APLIKASI) feedback untuk validasi
• Dari tahap 1 s/d 4 berlanjut ke tahap ke-5 dan 6 riset tergolong rekayasa (riset teknologi) untuk memperoleh metode merubah fenomena yang tidak dikehendaki menjadi j fenomena yyang g diinginkan. • Peluang hak paten proses
Tiga produk riset geologi Geologi produk kontemplasi : contoh Lusi, kontemplasi dominan, data kurang, kesimpulan tidak bersifat empiris (= hanya ada dibenak sang pencetus; dongeng) Geologi produk riset hypothetico deductivism : kesimpulan terukur,, verified /validated berdasarkan data dan banyak sampel yang diketahui valid dan reliable; terhindar dari α dan β errors kriteria ilmu terpenuhi
Geologi produk identifikasi objek riset: contoh riset-riset petrologi, t l i paleontol t logi, detail, lengkap, deskriptif-kualitatif, hasilnya interpretasi; idem hasil eksplorasi p
CONTOH RISET PRODUK VERIFIKASI DAN VALIDASI (hipotesis teruji) 1. Pengaruh tektonik sangat signifikan (tingkat kepercayaan tinggi) thd respons morphometri DAS DAS pada DAS-DAS d sistem i t kkronostratigrafi t ti fi Paleogen, Neogen, dan Kuarter di Kulon Progo, yang telah mengkonfirmasi pola tektonik Jawa, Sumatera dan Meratus yg menentukan perkembangan morfometri tektonik tsb.,
2 Juga diperoleh kejelasan kontinuitas 2. pergerakan tektonik dari seluruh rangkaian periode, yang tetap aktif atau neotektonik melalui verifikasi (Budiadi, (Budiadi 2008) 2008).
3. Neotektonik Jawa Barat sampai Jawa Tengah ((G. Ciremai,, G. Slamet sampai p Peg. g Kulon Progo) g ) berperan sangat meyakinkan pada taraf nyata yang tinggi menentukan perkembangan morfometri tektonik di hampir semua formasi yang terlibat (dua sistem kronostratigrafi) pada sedimen Neogen dan Kuarter (Hirnawan, 1997; Hirnawan & Muslim Muslim, 2006; Sophian Sophian, 2009; Hirnawan Hirnawan, 2009).
Korespondensi antar variabel indikator tektonik dan morfometri ditunjukkan oleh hasil uji hipotesis penelitian pada taraf signifikansi tinggi.
4. Contoh lain, lain melalui pendekatan deterministik
model erosi di cekungan Bandung dihasilkan validasi model erosi dengan error di bawah 5%, sebagai perbaikan USLE (Unified Soil Loss Equation) dan dengan pendekatan probabilistik kejelasan perbedaan besaran erosi pada tanah lanau dan lempung dapat diperoleh secara signifikan (Sukiyah, 2009).
5. Dalam riset batuan volkanik Paripurno (2009) memverifikasi melalui analisis ukuran butir, komposisi aneka ukuran butir, dan analisis geokimia produk erupsi G G. Merapi Holosen Holosen. Hasilnya menunjukkan kejelasan secara signifikan peranan erupsi G. Merapi terhadap fenomena interaksi dan interrelasi produk yang dihasilkan
6. Riset Hartono (2010) tentang fasies-fasies fasies fasies produk gunung api purba di Wonogiri berdasarkan verifikasi komposisi ukuran butir dan geokimia memperoleh kejelasan signifikan batas-batas fasies; 7. Hasil riset ini sangat g mendukung g implementasi p stratigrafi secara lebih spesifik dan terukur di wilayah setempat dan sekitarnya, dan membuktikan keberadaan dan peranan gunung api purba dalam membentuk fasies-fasies produk erupsinya, sekaligus verifikasi perbedaannya secara terukur dengan fasies sedimenter batuan volkanik dari ”Formasi Andesit Tua”.
8. Invensi ilmiah ini telah meningkatkan keterbatasan kemampuan jangkauan stratigrafi yang menghadapi kesulitan dalam menata unit-unit stratigrafi endapan volkanik, yang kerap kali mengklasifikasikannya kl ifik ik sebagai b i undifferentiated diff ti t d volcanic products, tetapi melalui verifikasi telah diperoleh p solusi menjadi j kelas-kelas facies masing-masing sebagai unit-unit stratigrafi tersendiri.
KESIMPULAN & SARAN POLA FIKIR MASA KINI : • Hasil p proses p pembelajaran j geologi masa lalu berbasis kurikulum dengan ciri grounded research;
•
Hasil riset berupa interpretasi yang tidak powerful (tahap riset pendahuluan), belum mencapai p kriteria ilmu
•
Belum dapat diterima komunitas ilmiah non non-geologi geologi
POLA FIKIR MASA DEPAN : • Merupakan p paradigma p g riset yang perlu dibina dgn pembelajaran kontemplasi (filsafat) dan verifikasi fakta empiris (metodologi riset) secara terpadu (tidak boleh terpisah) • Hasil riset adalah kesimpulan terukur, dgn derajat kepercayaan diketahui, memenuhi kriteria ilmu •
Diterima oleh komunitas ilmiah luas
POLA FIKIR MASA KINI : • Hasil riset-riset riset riset berbasis pola fikir masa kini perlu diinventarisasikan dengan baik untuk bahan riset riset-riset riset lanjutan dgn verifikasi • Secara bertahap geologi produk kontemplasi mulai dikurangi
POLA FIKIR MASA DEPAN : • Riset-riset Riset riset berbasis pola fikir masa depan sudah seharusnya digalakkan sejak sekarang
•
•
•
Produk riset geologi tipe grounded research dilanjutkan dgn pelaksanaan verifikasi (ujiuji hipotesis) Lambat-laut produk-produk riset semakin powerful dan diakui komunitas ilmiah luas
•
•
Kurikulum dikembangkan menuju pola fikir masa depan; lewat IAGI – IAGI PENGDA DIY sbg PELOPOR, simposium dan kajian mendalam Mahasiswa disertakan magang melakukan riset-riset hypothetico-deductivism (implementasi pola fikir geologi masa depan) Lambat laun geologi mendapat tempat yang seharusnya dicapai pai.
TERIMA KASIH