PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN JULI – SEPTEMBER 2011
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: Dwi Endraningtias 108103000025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 September 2011
Dwi Endraningtias
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN JULI – SEPTEMBER 2011
Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh Dwi Endraningtias NIM: 108103000025
Pembimbing I
Pembimbing II
dr. E. Rohati, Sp.OG
dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS, Sp.GK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN JULI - SEPTEMBER 2011 yang diajukan oleh Dwi Endraningtias (NIM: 108103000025), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 20 September 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 20 September 2011
DEWAN PENGUJI
Penguji I
Penguji II
dr. Taufik Zain, Sp.OG (K)
dr. Rachmania Diandini, MKK
PEMIMPIN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR
iv
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang istiqomah hingga hari akhir. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul: Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli – September 2011. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan bagi penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. dr. (hc). M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. dr. Syarif, Sp.KFR selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter.
3.
dr. Francisca A Tjakradidjaja, MS, Sp.GK selaku dosen pembimbing utama yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran, kritik dan semua bantuan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
4.
dr. E. Rohati, Sp.OG selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulisan dari awal sampai akhir penelitian ini.
5.
dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) dan dr. Rachmania Diandini, MKK selaku penguji sidang riset yang memberikan banyak masukan kepada peneliti.
6.
Kepada seluruh keluarga Ibunda Endang Karyani, Ayahanda Petrus A. Wismadi, Kakak Savitri Indriani tercinta, yang menjadi inspirasi penulis
v
dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberi dukungan baik moril maupun materil dan doa demi keberhasilan penulis. 7.
Teman-teman seangkatan tercinta yang telah memberikan dorongan, kasih sayang dan doa restu yang tiada henti-hentinya kepada penulis selama mengikuti pendidikan ini, Angkatan Program Studi Pendidikan Dokter 2008.
8.
Sahabat seperjuangan penulis dalam kelompok riset Alifia Faraghta, Deby Ariandiny, Disca Ariella Rucita, dan Tiara Amaliyah, yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan semangat untuk penulis.
9.
Orang-orang tercinta dan terkasih Ani Nurhasni, Irda Septiani, Niken Putri Lestari, Hilya Haniek, Fitri Amalia, Megawati, Mega Armayani, Hansen, dan Hafidz Yusuf Kusumaningdityo, yang selalu menemani penulis di kala susah dan senang serta selalu memberikan dukungan, doa dan semangat bagi penulis, terima kasih atas bantuannya selama ini.
10. Stefanus Sitepu, yang selalu memberikan inspirasinya kepada penulis dan menemani dengan penuh kesabaran. 11. Serta kepada semua pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini, dengan petunjuk dari Allah SWT semoga penulis dapat memperbaikinya sehingga menjadi lebih baik lagi. Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua di masa yang akan datang. Akhirnya dengan kerendahan hati dan segala kekurangan yang ada, saran dan perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis hargai. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 September 2011
Penulis
vi
ABSTRAK
Dwi Endraningtias. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli – September 2011.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri atau bagian terendahnya adalah bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang letak sungsang pada janin. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai September 2011 dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan dan desain penelitian cross sectional serta teknik pengambilan sampel non random dengan cara consecutive sampling. Hasil penelitian pada 102 orang subyek penelitian menunjukkan persentase tingkat pengetahuan cukup-kurang dengan sikap cukup sebesar 61,4%, dimana tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan sikap tentang letak sungsang pada janin.
Kata kunci: Pengetahuan dan Sikap, Ibu, Letak Sungsang Pada Janin
vii
ABSTRACT Dwi Endraningtias. Department of Medical Study. Knowledge and Mother’s Attitude About The Fetus In Breech Position In Desa Karangtengah Kota and Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi On July – September 2011.
Breech position is a position in which the fetus is elongated with a head on uterine fundus and buttocks in the lower uterine cavity or the lowest is the buttocks, legs or both. With the incident of 3-4% of all singleton pregnancies at the age of pregnancies (more than 37 weeks), breech presentation is the most common malpresentation. The purpose of this study was to determine the level of maternal knowledge and attitudes about the location of the breech fetus. The research was conducted in July to September 2011 by using descriptive analytical research design unpaired categorical and cross-sectional research design as well as non random sampling technique with consecutive sampling. The results of 102 subjects showed the percentage of respondents who have quite-less knowledge with sufficient attitudes at 61,4%, in which knowledge not related with attitudes about the location of the breech fetus.
Keywords: Knowledge and Attitude, Mother, The Fetus In Breech Position
viii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
ABSTRAK ……………..................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ................................................................................
1
1.2. Identifikasi Masalah ………………………………………………
3
1.3. Rumusan Masalah ...........................................................................
3
1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................
3
1.5. Manfaat Penelitian ...........................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
5
2.1. Kerangka Teori …………………....................................................
5
2.1.1 Letak Sungsang ...........................................................................
5
2.1.1.1 Definisi Letak Sungsang.....................................................
5
2.1.1.2 Klasifikasi Letak Sungsang ................................................
5
2.1.1.3 Etiologi Letak Sungsang ...................................................
7
2.1.1.4 Epidemiologi Letak Sungsang ...........................................
8
2.1.1.5 Diagnosis Letak Sungsang .................................................
9
2.1.1.6 Faktor Penyebab Letak Sungsang ......................................
10
2.1.1.7 Faktor Resiko Letak Sungsang ...........................................
11
2.1.2 Pengetahuan ................................................................................
12
2.1.2.1 Definisi Pengetahuan ..........................................................
12
ix
2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan ..........................................................
13
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..............
15
2.1.3 Sikap ............................................................................................
18
2.1.3.1 Definisi Sikap ....................................................................
18
2.1.3.2 Komponen Pokok Sikap ...................................................
18
2.1.3.3 Tingkatan Sikap .................................................................
19
2.2. Kerangka Konsep ............................................................................
21
2.3. Definisi Operasional ........................................................................
22
BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................
28
3.1. Desain Penelitian ............................................................................
28
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................
28
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................................
28
3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti ..............................................
28
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................
28
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ..........................................................
29
3.3.4 Kriteria Sampel ...........................................................................
29
3.3.4.1 Kriteria Inklusi ...................................................................
29
3.3.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................................
30
3.4. Managemen Data .............................................................................
30
3.4.1 Pengumpulan Data ......................................................................
30
3.4.2 Pengolahan Data ..........................................................................
30
3.4.3 Analisis Data ...............................................................................
31
3.4.4 Penyajian Data ............................................................................
31
3.4.5 Pelaporan Hasil Penelitian ..........................................................
31
3.4.6 Etika Penelitian ...........................................................................
32
3.5. Cara Kerja Penelitian ......................................................................
33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
34
4.1. Hasil Univariat ...............................................................................
34
4.1.1 Karakteristik Responden ……………………………………….
34
4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden ...............................
37
4.1.3 Gambaran Sikap Responden ........................................................
37
x
4.2. Hasil Bivariat dan Pembahasan ......................................................
38
4.2.1 Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan ............................................
38
4.2.2 Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan .....................
39
4.2.3 Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan ..........................
41
4.2.4 Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan ..................................
42
4.2.5 Paritas dan Tingkat Pengetahuan ................................................
44
4.2.6 Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan ...........................
45
4.2.7 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu ............................................
47
4.4. Keterbatasan Penelitian ..................................................................
48
4.4.1 Variabel Penelitian ......................................................................
48
4.4.2 Sampel Penelitian ........................................................................
49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
50
5.1. Kesimpulan .....................................................................................
50
5.2. Saran ...............................................................................................
50
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
52
LAMPIRAN ....................................................................................................
55
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Definisi Operasional .................................................................. 22
Tabel 4.1.
Sebaran Responden Berdasarkan Umur ..............…………….. 34
Tabel 4.2.
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....…….. 34
Tabel 4.3.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan .....……….. 35
Tabel 4.4.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Ekonomi .................... 35
Tabel 4.5.
Sebaran Responden Berdasarkan Paritas ............……………..
36
Tabel 4.6.
Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan .......…..
36
Tabel 4.7.
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang .....................................……………..
37
Tabel 4.8.
Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Ibu .............................. 37
Tabel 4.9.
Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ....…………………………………………….
Tabel 4.10.
38
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang .………………………. 40
Tabel 4.11.
Hubungan Status Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ..…………………………………….
Tabel 4.12.
Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ......………………………………….
Tabel 4.13.
44
Hubungan Riwayat Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ......………………………………….
Tabel 4.15.
42
Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ....…..........………………………………………….
Tabel 4.14.
41
45
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang dengan Sikap Ibu ......………………………………………….
xii
47
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Macam Letak Bokong.................................................................. 6
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak Sungsang..................................................................................... 21
Gambar 3.1
Bagan Alur Penelitian ................................................................ 33
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Hasil Uji Statistik .............................................................................55 Lampiran 2 Informed consent dan Kuesioner ......................................................73 Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Penulis ..........................................................78
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.1 Pada presentasi bokong murni (frank breech) bokong yang menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus ke atas. Pada presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) di samping bokong dapat diraba kedua kaki, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) hanya terdapat satu kaki di samping bokong. Pada presentasi lutut dapat teraba kedua lutut atau hanya teraba satu lutut disebut presentasi lutut sempurna atau lutut tidak sempurna. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada primigravida.8 Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1 Angka kejadiaan persalinan sungsang bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu, 6-8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (sungsang) hanya terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 di Parkland Hospital memiliki presentasi bokong (sungsang). Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech presentation dan 25% adalah incomplete breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin Bandung 4,6%.2,4,5 Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan ekstensi kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presentasi kaki, 5% pada
1
bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong murni. Jika kepala bayi hiperekstensi, dapat meningkatkan resiko trauma tulang belakang.6 Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat dilakukan dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat disertai resiko pada bayi yaitu mortalitas, asfiksia, prolaps tali pusat, trauma pada saat proses kelahiran, dan cedera tulang belakang.6,7 Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Pada morbiditas perinatal, terdapat 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.4,9 Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Hanya sedikit yang diperoleh melalui penciuman, perasaan, dan perabaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang atau disebut juga overt behavior.16 Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.16 Sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu.23 Sikap yang ditunjukan seseorang merupakan bentuk respon batin dari stimulus yang berupa materi atau obyek di luar subyek yang menimbulkan pengetahuan berupa subyek yang selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap yang diketahuinya itu.16 Pengetahuan dan faktor lain seperti berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh.
2
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu usia 17-50 tahun tentang letak sungsang pada janin di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi?
1.3.
Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Diketahuinya pengetahuan dan sikap ibu usia 17-50 tahun tentang letak sungsang pada janin di Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi. 1.3.2. Tujuan Khusus i.
Diketahuinya gambaran karakteristik subyek berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, paritas dan riwayat kehamilan.
ii.
Diketahuinya pengetahuan subyek tentang letak sungsang pada janin.
iii.
Diketahuinya sikap subyek tentang letak sungsang pada janin.
iv.
Diketahuinya hubungan antar karakteristik subyek dengan pengetahuan subyek tentang letak sungsang pada janin
v.
Diketahuinya hubungan antara pengetahuan subyek dengan sikap subyek tentang letak sungsang pada janin.
3
1.4.
Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Masyarakat Membantu masyarakat menghadapi masalah-masalah persalinan dan pertumbuhan serta perkembangan pada janin. 1.4.2. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Meningkatkan penelitian di bidang obstetrik dan ginekologi dalam institusi pendidikan dokter di Indonesia, khususnya pendidikan dokter di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1.4.3. Bagi Peneliti Mengetahui informasi, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang letak sungsang pada janin serta sebagai acuan untuk meningkatkan minat pada bidang penelitian kedokteran.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teori 2.1.1
Letak Sungsang 2.1.1.1
Definisi Letak Sungsang Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.1,11
2.1.1.2
Klasifikasi Letak Sungsang4,8,9,10
2.1.1.2.1
Letak Bokong (Frank Breech) Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong. Frekuensi terjadinya 50-70%.
2.1.1.2.2
Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech) Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong kaki sempurna). Frekuensi terjadinya 75%.
2.1.1.2.3
Letak Sungsang Tidak Sempurna (Incomplete Breech) Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling), frekuensi terjadinya 10-30%. Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah
5
satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari:
kedua kaki: letak kaki sempurna;
satu kaki: letak kaki tidak sempurna, frekuensi terjadinya 24 %;
kedua lutut: letak lutut sempurna;
satu lutut: letak lutut tidak sempurna, frekuensi terjadinya 1%.
Gambar 2.1. Macam Letak Bokong Sumber: Susan Storck: Clinical Teaching Faculty, Department of Obstetrics and Gynecology, University of Washington School of Medicine; A.D.A.M., Inc. 2011.
6
2.1.1.3
Etiologi Letak Sungsang Ada beberapa penyebab yang memegang peranan
dalam
terjadinya
letak
sungsang
diantaranya adalah:19 1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar 2. Hidramnion karena anak mudah bergerak 3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul 4. Panggul sempit 5. Kelainan
bentuk
kepala:
hidrocephalus,
anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul. Faktor
lain
yang menjadi
predisposisi
terjadinya letak sungsang selain umur kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan
multiparitas,
multi
fetus,
persalinan
sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus
uteri
dapat
pula
menyebabkan
letak
sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.12 Fianu dan Vaclavinkova (1978) menemukan prevalensi lebih tinggi pada implantasi plasenta di daerah kornual-fundal pada letak lintang (73 %) dari presentasi vertex (5 %) dengan sonografi. Frekuensi terjadinya letak sungsang juga meningkat dengan adanya plasenta previa, tetapi hanya sejumlah kecil letak sungsang yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak ada hubungan yang kuat antara letak
7
sungsang dengan pelvis yang menyempit (panggul sempit).4
2.1.1.4
Epidemiologi Letak Sungsang Dengan
insidensi
3-4%
dari
seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan
malpresentasi
yang
paling
sering
dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1 Angka
kejadiaan
persalinan
sungsang
bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu, 6-8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (sungsang) hanya terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 di Parkland Hospital memiliki presentasi bokong (sungsang). Frekuensi letak sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech presentation dan 25% adalah incomplete breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin Bandung 4,6%.2,4,5
8
2.1.1.5
Diagnosis Letak Sungsang Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi
atau
sedikit
lebih
tinggi
daripada
umbilikus.12,13 Pada pemeriksaan luar didapatkan di bagian bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negatif, teraba kepala di fundus uteri, denyut jantung janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.13 Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut
tebal,
uterus
mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
pemeriksaan
dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).12 Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.
9
Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama
dengan
panjang
telapak
tangan.
Pada
persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.12,13 Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping bokong.4,12
Pada
pemeriksaan
foto
rongent
didapatkan bayangan kepala berada di fundus.15
2.1.1.6
Faktor Penyebab Letak Sungsang Letak sungsang disebabkan oleh beberapa faktor.
2.1.1.6.1
Faktor ibu, meliputi:14 a.
keadaan rahim, misalnya kelainan bentuk rahim dan ibu mengalami mioma,
b.
keadaan plasenta, misalnya letak plasenta rendah (placenta previa), serta
c.
keadaan jalan lahir, misalnya kelainan bentuk panggul atau panggul sempit.
10
2.1.1.6.2
Faktor janin, meliputi:14 a.
tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat,
b.
kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau anensefalus (tanpa tengkorak kepala),
c.
kehamilan kembar,
d.
air ketuban yang berlebihan (hidramnion) atau
air
ketuban
yang
relatif
sedikit
(oligohidramnion), serta e.
2.1.1.7
lahir prematur.
Faktor Resiko Letak Sungsang Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan ekstensi kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presentasi kaki, 5% pada bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong murni. Jika kepala bayi hiperekstensi, dapat meningkatkan risiko trauma tulang belakang.6 Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna
dapat
dilakukan
dengan
persalinan
pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat disertai risiko pada bayi yaitu: 6,7 1.
Mortalitas (rata- rata mortalitasnya tiga sampai lima kali jika berat janin lebih dari 2500 gram dan tidak memiliki kelainan kongenital)
11
2.
Asfiksia (3 kali dibandingkan persalinan dengan seksio sesaria)
3.
Prolaps tali pusat (5 sampai 20 kali dibandingkan dengan seksio sesaria)
4.
Trauma pada saat proses kelahiran (13 kali dibandingkan dengan seksio sesaria)
5.
Cedera tulang belakang (terjadi sebanyak 21% pada persalinan pervaginam) Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian
perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Pada morbiditas perinatal, terdapat 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong
adalah
hipoksia,
trauma
persalinan,
prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.4,9
2.1.2
Pengetahuan 2.1.2.1
Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi sesudah orang melakukan pengindraan terhadap
objek
tertentu.
melalui
pancaindera
Penginderaan
manusia,
yakni:
terjadi indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian
besar
pengetahuan
manusia
diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Hanya sedikit yang diperoleh melalui penciuman, perasaan, dan perabaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
12
bentuk tindakan seseorang atau disebut juga overt behavior.16
2.1.2.2
Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu:16 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh
bahan
yang
dipelajari
atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat mendefinisikan letak sungsang pada janin. 2. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek
menjelaskan,
atau
materi
harus
menyebutkan
dapat contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan memeriksakan
mengapa
kehamilannya
kesehatan sejak dini. 3. Aplikasi (Application)
13
ibu
hamil ke
harus petugas
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan
prinsip-prinsip
siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4. Analisis (Analysis) Analisis
adalah
suatu
kemampuan
untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
14
6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteri-kriteria yang ada. Misalnya, dapat membandingkan antara posisi janin yang normal dengan posisi janin yang memiliki kelainan letak, dapat menanggapi kelainan yang terjadi pada kehamilannya, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu hamil tidak mau memeriksakan kehamilannya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari suatu subyek penelitian atau responden.
2.1.2.3
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: a. Umur Umur adalah lamanya hidup seseorang dihitung sejak dilahirkan hingga saat ini dalam satuan
tahun.
Umur
merupakan
periode
penyesuaian terhadap pola kehidupan baru. WHO pengetahuan
(2002),
menyatakan
seseorang
bahwa
diturunkan
atau
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain. Dengan bertambahnya umur seseorang maka bertambah
15
pula
pengalaman
sehingga
pengetahuannya juga akan semakin bertambah baik. Menurut Hurlock, usia dini (22-40 tahun) adalah masa dimana seseorang secara optimal dapat mencapai prestasi yang memuaskan dalam karirnya, pada usia tengah (40-56 tahun) adalah masa
dimana
seseorang
tinggal
mempertahankan prestasi yang telah dicapai sedangkan usia dewasa (>56 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Semakin bertambah umur maka semakin tinggi keinginan seseorang tentang kesehatan (Hurlock, 1999).37 b. Pendidikan Pendidikan
merupakan
menumbuhkembangkan
proses
seluruh
untuk
kemampuan
dan perilaku seseorang yang terjadi melalui pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang karena dapat membuatnya untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi baru dalam
mengantisipasi
tingkat
kebutuhan
masyarakat yang semakin menuntut kualitas. Perubahan yang cepat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
sangat
dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang didapatkan
dari
proses
selama
mengikuti
pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk menerima informasi yang semakin baik.17 c. Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan seseorang
16
setiap
hari
dalam
menjalani
kehidupannya. Seseorang yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses yang baik terhadap informasi dibandingkan sehari-hari berada di rumah. Menurut Nursalam bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan dan bekerja pada umumnya menyita waktu.24 d. Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh wanita ataupun jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu baik hidup maupun mati. Semakin sering ibu melahirkan maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh tentang masa persalinan sehingga akan semakin baik pula pengetahuannya tentang persalinan.18 e. Sosial Ekonomi Sosial
ekonomi
dinyatakan
masyarakat
dengan
yang
pendapatan
sering
keluarga,
mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat gizi. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesanpesan
yang
disampaikan
karena
lebih
memikirkan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih mendesak (Efendi Nasrul, 1998: 248).38
17
2.1.3
Sikap 2.1.3.1
Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang
tertutup.
Sikap
secara
nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan
reaksi
yang
bersifat
emosional terhadap stimulus sosial.16 Sikap juga merupakan
evaluasi
atau
reaksi
perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu.23
2.1.3.2
Komponen Pokok Sikap Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan
untuk
bertindak
(tend
to
behave). Ketiga
componen
ini
secara
bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.16
18
2.1.3.3
Tingkatan Sikap Berbagai tingkatan sikap yakni:16 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap ibu hamil terhadap pemeriksaan
kehamilan
dapat
dilihat
dari
kesediaan dan perhatian orang itu terhadap penyuluhan tentang pentingya memeriksakan kehamilan sejak dini. 2. Merespon (responding) Memberikan
jawaban
apabila
ditanya,
mengerjakan, dan meyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau
mengerjakan
tugas
yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu hamil yang pernah mengalami kelainan posisi janin pada kehamilannya akan memberitahukan dan mengajak ibu hamil yang lain (tetangganya, saudaranya,
dan
memeriksakan
sebagainya)
kehamilan
untuk
secara
pergi
rutin
ke
petugas kesehatan (bidan/dokter/dokter spesialis kandungan) adalah bukti bahwa ibu tersebut telah
mempunyai
sikap
pemeriksaan kehamilan.
19
positif
terhadap
4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjalani operasi sesar untuk melahirkan janin
dengan
letak
sungsang,
meskipun
mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. Sekord
dan
Backman
dalam
Azwar
(2003)
mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
predisposisi
tindakan
(konasi)
seseorang
terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.23 Sikap yang ditujukan seseorang merupakan bentuk respon batin dari stimulus yang berupa materi atau obyek
di
luar
subyek
yang
pengetahuan berupa subyek
menimbulkan
yang selanjutnya
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek
terhadap
yang
diketahuinya
itu.16
Pengetahuan dan faktor lain seperti berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh.
20
2.2
Kerangka Konsep Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang
didasarkan atas opini peneliti dan kemungkinan untuk dapat dilaksanakannya penelitian, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen
Karakteristik:
Pengetahuan tentang Letak Sunngsang
Umur Pendidikan Pekerjaan
Sikap tentang Letak Sunngsang
Status Ekonomi Paritas Riwayat Kehamilan
Gambar 2.2.
Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak Sungsang
21
22
2. 3
Definisi Operasional Tabel 2.1. Definisi Operasional Alat
Variabe l
Skal
Ukur Definisi
dan
a
Kategori
Uku
Cara
r
Ukur Umur
Lamanya hidup Kuesione
1.
responden yang r dengan dihitung
dalam angket
2.
tahun sejak lahir pada saat sampai
saat penelitia
penelitian
n
berlangsung,
dilaksana
Referensi
3.
Umur ibu < Ordi
(Scott,
20 tahun
James R.
nal
Umur ibu 20-
Disaia,
35 tahun
Philip J.
Umur ibu >
Dkk. 2002.
35 tahun
Obstetri &
Dikelompokkan
Ginekolog
menjadi:
i. Jakarta:
berdasarkan
0 = umur beresiko
Widya
KTP/SIM.
(umur ibu < 20
Medika)
tahun dan > 35
(Prawiroha
tahun)
rdjo,
1 = umur tidak
Sarwono.
beresiko
2008. Ilmu
yang
dilihat kan.
(umur
ibu 20-35 tahun)
Kebidanan , Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohar djo)
Pendidik Pendidikan an
formal yang
Kuesione 0.
terakhir r dengan angket
1.
Rendah: SD, Ordi
(Koblinsk
SMP
y, Marge,
Sedang: SMA
nal
et.al. 2002.
23
diselesaikan
pada saat 2.
Tinggi:
Kesehatan
oleh responden.
penelitia
jenjang kuliah
Wanita,
n
(D3, S1, S2)
Sebuah
dilaksana
Perspektif
kan.
Global. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.)
Pekerjaa
Kegiatan
rutin Kuesione
n
yang dilakukan r dengan responden dalam angket
1.
Ibu
rumah Ordi
tangga 2.
nal
Karyawan
(Mac Donal Yc, 1994)
upaya
pada saat
swasta
mendapatkan
penelitia
3.
Guru/PNS
penghasilan
n
4.
Bidan/petugas
untuk
dilaksana
pemenuhan
kan.
kesehatan 5.
kebutuhan hidup
Wiraswasta/p edagang
keluarga.
6.
Petani/buruh
Dikelompokkan menjadi 0 = ibu bekerja (kelompok 2, 3, 4, 5, 6) 1
=
ibu
tidak
bekerja
(ibu
rumah tangga) Status
Pendapatan yang Kuesione
Ekonom
diperoleh
i
keluarga
setiap angket
bulan
untuk pada saat
memenuhi
0.
r dengan
penelitia
1.
Rendah (< Rp
Ordi
(Pergub
725.000,00 )
nal
No.
Tinggi (> Rp
Tahun
725.000,00)
2010 untuk
93
24
kebutuhan
n
daerah
hidup.
dilaksana
Jawa
Dikelompokkan
kan.
Timur
menurut rata
rata-
nilai Upah
upah/gaji
Minimum
pendapatan pekerja
Kab./Kota per
2011
bulan.
di
Kabupaten Ngawi)
Paritas
Jumlah yang
anak Kuesione
0.
pernah r dengan
dilahirkan responden.
oleh angket
1.
pada saat
0-1
Ordi
(Supriyati,
(Primipara)
nal
Doeljachm
2
an,
(Scundipara)
Susilowati,
penelitia
2.
3 (Multipara)
Faktor
n
3.
>
Sosio-
4
dilaksana
(Grandemulti
Demografi
kan.
para)
dan
Dikelompokkan menjadi 0 = < 2 kali (primipara
dan
scundipara) 1 = > 2 kali (multipara
dan
grandemultipara)
Perilaku Ibu Hamil dalam Perawatan Antenatal Sebagai Risiko Kejadian Distosia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakart a, Berita Kesehatan Masyaraka
25
t, 2000, vol XVII; no. 2 p: 65-70) Pengeta
Segala
sesuatu Kuesione
Pengetahuan
huan
yang
tentang
oleh
Letak
tentang
letak pada saat multiple
Sungsan
sungsang
pada penelitia
g
janin seperti: Sumber
diketahui r dengan terdiri responden angket
informasi
Ordi
dari
16 nal
pertanyaan
(Sarwono Prawirohar jo. 2008.
choice
Ilmu
(pilihan
ganda),
n
dimana
dari
dilaksana
masing-masing
Keempat.
kan.
pertanyaan
Jakarta:
akan
Kebidanan Edisi
tentang letak
diberi nilai 1 jika
PT. Bina
sungsang
jawaban benar dan
Pustaka
(no. 1, 2)
nilai
Sarwono
Definisi tentang letak sungsang
0
jika
jawaban salah.
Prawirohar
Skor pengetahuan
jo.)
dinilai dengan: 2 = Pengetahuan
(no. 3)
baik; bila skor nilai mean
Penyebab letak
+
sungsang
deviasi
(no. 5, 6, 7,
standar
1 = Pengetahuan
8, 9, 10, 13,
cukup;
14)
skor nilai mean
Posisi
–
standar
plasenta normal
bila
dan
janin normal (no. 4, 11,
deviasi dan ≤ nilai mean + standar deviasi
26
12)
0 = Pengetahuan kurang;
Perdarahan
bila
skor ≤ nilai
akibat
–
mean
plasenta
standar
previa
(no.
deviasi
15, 16) Sikap
Tanggapan
Kuesione
tentang
responden
r dengan pernyataan,
Letak
mengenai
letak angket
Sungsan
sungsang
pada pada saat pengukuran
g
janin seperti:
Sikap terdiri dari Ordi nal
dimana
(Azwar S, 2007. Konsep dan
penelitia
dilakukan dengan
Penerapan
Tempat
n
menggunakan
Metodolog
pemeriks
dilaksana
skala Likert, yaitu
i
aan
kan.
untuk pernyataan
Penelitian,
kehamila
positif (kuesioner
Jakarta:
n (no. 2,
sikap no. 1, 2, 4,
Rieneka
3)
5, 6, 7, 8, 9)
Cipta.)
Pemeriks
jawaban
aan ANC
setuju = 4, setuju
(no. 1, 4,
= 3, tidak setuju =
5, 6, 7, 8,
2,
9, 10, 11,
setuju
12,
Sedangakan untuk
14)
13,
sangat
sangat
tidak
=
1.
pernyataan negatif (kuesioner
sikap
no. 3, 10, 11, 12, 13, 14) jawaban sangat setuju = 1, setuju = 2, tidak setuju = 3, sangat tidak setuju = 4.
27
Skor sikap dinilai dengan: 2 = Sikap baik; bila skor nilai mean + standar deviasi 1 = Sikap cukup; bila skor nilai mean – standar deviasi dan ≤ nilai mean + standar deviasi 0 = Sikap kurang; bila skor ≤ nilai mean – standar deviasi Riwayat Kehamil an Sungsan g
Keadaan bayi/janin responden yang pernah dilahirkan dalam keadaan sungsang.
Kuesione r dengan angket pada saat penelitia n dilaksana kan.
Skor letak Ordi sungsang pada nal janin dinilai dengan: 0 = Bayi sungsang 1 = Bayi tidak sungsang
(Hakimi, Mohamma d. 1990. Ilmu Kebidanan : Fisiologi dan Patologi Persalinan. Bandung: Yayasan Essentia Medika)
28
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1.
Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan
menggunakan desain potong lintang (cross sectional).
3. 2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Karangtengah Kota dan Desa
Margomulyo Kecamatan Ngawi. Penelitian dimulai dari bulan Juli 2011 sampai dengan bulan September 2011.
3. 3.
Populasi dan Sampel 3. 3. 1.
Populasi dan Sampel yang Diteliti Populasi target adalah seluruh ibu usia 17-50 tahun yang tinggal di Kecamatan Ngawi. Populasi terjangkau adalah ibu yang berusia 17-50 tahun yang tinggal di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi. Sampel adalah ibu berusia 17-50 tahun di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi yang diambil secara consecutive sampling.
3. 3. 2.
Teknik Pengambilan Sampel Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus besar sampel yang dikutip dari Sopiyudin (2009: 43) yang merupakan salah satu rumus tersering yang digunakan untuk deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan dan dapat digunakan untuk desain penelitian potong lintang (cross sectional), sebagai berikut: N1 = N2 Keterangan:
29
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Z = 1,64 Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Z = 0,84 P1 – P2 peneliti menetapkan nilai P1 – P2 sebesar 0,2 P1 – P2
= 0,2
P2
= 0,3
P1
= 0,2 + P2 = 0,2 + 0,3 = 0,5
Q2
= 1 – P2 = 1 – 0,3 = 0,7
Q1
= 1 – P1 = 1 – 0,5 = 0,5
P
= (P1 + P2)/2 = 0,8/2 = 0,4
Q
= (Q1 + Q2)/2 = 1,2/2 = 0,6
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut dalam rumus, diperoleh: N1 = N2 N1 = N2 = 92,25 Dengan demikian, besar sampel yang digunakan ditambah 10% adalah 102 responden.
3. 3. 3.
Cara Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dengan menggunakan consecutive sampling yang merupakan jenis non-probability sampling. Semua subjek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
3. 3. 4.
Kriteria Sampel
3. 3. 4. 1. Kriteria Inklusi Ibu yang berusia 17-50 tahun Ibu yang memiliki minimal 1 anak atau jumlah persalinan 1 kali Ibu yang bersedia ikut serta dalam penelitian
30
3. 3. 4. 2. Kriteria Eksklusi Ibu yang tidak lengkap menjawab pertanyaan
3. 4.
Managemen Data 3. 4. 1 Pengumpulan Data Penelitian ini akan dilaksanakan bila telah memperoleh persetujuan setelah penjelasan atau informed consent dari subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara.
3. 4. 2 Pengolahan Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan. Data yang diperoleh dari percobaan diolah secara statistik menggunakan uji chi square. Semua perhitungan semua perhitungan statistik menggunakan software SPSS 16.0. Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut : 1. Editing: Memeriksa kembali
data
dan
menyelesaikannya
dengan rencana semula seperti yang diinginkan, apakah tidak ada yang salah. 2. Coding: Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat kategori. 3. Tabulating: Penyusunan data berdasarkan variabel yang diteliti. 4. Cleaning: Membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau belum. 5. Describing: Menggambarkan atau menerangkan data.
31
3. 4. 3 Analisis Data Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan hubungan tiap variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan independen, akan digunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. A.
Analisis Univariat Untuk menganalisis distribusi frekuensi variabel dependen yaitu pengetahuan tentang letak sungsang dan sikap ibu tentang letak sungsang, serta variabel independen yaitu gambaran karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, paritas, dan riwayat kehamilan dilakukan melalui analisis univariat.
B.
Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan membuat tabulasi silang antara variabel dependen dengan variabel independen. Data dianalisis dengan menghubungkan antara karakteristik ibu dengan pengetahuan tentang letak sungsang, dan pengetahuan dengan sikap tentang letak sungsang. Dari tabel silang ini dilakukan uji statistik
yang digunakan adalah uji
Chi
Square
dengan
menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk melihat hubungan antara kedua variabel dengan tingkat kemaknaan, artinya nilai 0,05. Bila
< 0,05 berati ada hubungan dan nilai
=
> 0,05 berarti
tidak ada hubungan.
3. 4. 4 Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks, tabel (persentase, jumlah, dan lain-lain), gambar dan bagan.
3. 4. 5 Pelaporan Hasil Penelitian Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan penelitian yang dipresentasikan di hadapan staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
32
3. 4. 6 Etika Penelitian Penelitian mengikuti kaidah sesuai etika penelitian yang berlaku dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Informed Consent Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subyek
mengerti
maksud
dan
tujuan
penelitian,
serta
mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka responden secara sadar harus menanda tangani lembar persetujuan tanpa paksaan dari pihak manapun serta peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi dan identitas yang diberikan subjek peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. 2. Anomity (tanpa nama) Menjelaskan
bentuk
alat
ukur
dengan
tidak
perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality Kerahasiaan
informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
33
3. 5.
Cara Kerja Penelitian Ibu yang berusia 17-50 tahun
Informed consent
Bersedia
Tidak Bersedia
Wawancara dengan menggunakan kuesioner
Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS 16.0 for windows
Analisis statistik
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1
Hasil Univariat
4. 1. 1 Karakteristik Ibu 1.
Gambaran Umur
Tabel 4.1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur No.
Umur
Jumlah
Persentase (%)
1
Beresiko
43
42,2
2
Tidak Beresiko
59
57,8
102
100
Total
Sebaran umur responden berkisar antara 17 tahun sampai dengan 50 tahun dengan kelompok umur tidak beresiko (20-35 tahun) berjumlah 59 orang (57,8%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa umur responden sebagian besar bukan termasuk umur beresiko.
2.
Gambaran Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No.
Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
1
SD dan SMP
35
34,3
2
SMA
49
48
3
Kuliah
18
17,6
102
100
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi tingkat pendidikan responden memperlihatkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 49 orang (48%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA.
35
3.
Gambaran Status Pekerjaan
Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan No.
Status Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1
Tidak Bekerja
68
66,7
2
Bekerja
34
33,3
102
100
Total
Status pekerjaan yang dimiliki seorang istri dapat menambah pendapatan dalam keluarga sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan ekonomi rumah tangga atau meningkatkan status sosial. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu adalah ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 68 orang (66,7%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status pekerjaan responden paling banyak adalah ibu yang tidak bekerja.
4.
Gambaran Status Ekonomi
Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Status Ekonomi No.
Pendapatan
Jumlah
Persentase (%)
1
< 725.000
52
51
2
> 725.000
50
49
102
100
Total
Status ekonomi keluarga dinilai dari jumlah pendapatan anggota keluarga yang didapat per bulannya. Sebagian besar responden memiliki pendapatan < Rp 725.000,00 yaitu sebanyak 52 orang (51%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status ekonomi responden paling banyak adalah ibu dengan tingkat ekonomi rendah (pendapatan keluarga < Rp 725.000,00).
36
5.
Gambaran Paritas
Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Paritas No.
Paritas
Jumlah
Persentase (%)
1
> 2 kali
30
29,4
2
< 2 kali
72
70,6
102
100
Total
Paritas (jumlah persalinan) pada responden berkisar antara 1 kali sampai dengan 5 kali. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali sebanyak 72 orang (70,6%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa paritas responden paling banyak adalah ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali.
6.
Gambaran Riwayat Kehamilan
Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan No.
Riwayat Kehamilan
Jumlah
Persentase (%)
1
Bayi Sungsang
22
21,6
2
Bayi Tidak Sungsang
80
78,4
102
100
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan riwayat kehamilan bayi tidak sungsang sebanyak 80 orang (78,4%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa riwayat kehamilan responden paling banyak bukan termasuk bayi sungsang.
37
4. 1. 2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 4.7.
Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang
No.
Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Persentase (%)
1
Kurang
25
24,5
2
Cukup
62
60,8
3
Baik
15
14,7
102
100
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 62 orang (60,8%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah tingkat pengetahuan cukup.
4. 1. 3 Gambaran Sikap Responden Tabel 4.8. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang No.
Sikap Ibu
Jumlah
Persentase (%)
1
Kurang
15
14,7
2
Cukup
72
70,6
3
Baik
15
14,7
102
100
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan sikap cukup sebanyak 72 orang (70,6%). Sikap ibu berkaitan dengan kualitas dan kuantitas pemeriksaan kehamilan (ANC). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap responden paling banyak termasuk sikap cukup.
38
4. 2
Hasil Bivariat dan Pembahasan
4. 2. 1 Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan Tabel 4.9.
Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang Tingkat Pengetahuan
No.
Umur
1
Beresiko
2
Tidak Beresiko Total
Kurang
Cukup
Total
Baik
n
%
n
%
N
%
n
%
9
10,5
26
26,1
8
6,3
43
43
16
14,5
36
35,9
7
8,7
59
59
25
25
62
62
15
15
102
102
Nilai p : 0,560 Hubungan umur responden dengan tingkat pengetahuan seperti yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada responden dengan umur tidak beresiko memiliki persentase lebih besar dibandingkan umur yang beresiko. Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada umur tidak beresiko sebesar 35,9%. Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p > 0,05). Umur responden merupakan faktor penting dalam kehamilan. Pada umur kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi sempurna, sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih muda mengalami komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan otot-otot perut belum bekerja secara optimal, sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan. Faktor resiko untuk persalinan sulit pada ibu yang belum pernah melahirkan pada kelompok umur ibu di bawah 20 tahun dan pada kelompok umur di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat (20-35 tahun).25,26 Wanita berumur 35 tahun atau lebih meningkat resikonya dalam masalah-masalah seperti tekanan darah tinggi, gestasional diabetes (diabetes yang berkembang selama kehamilan) dan komplikasi
selama
persalinan.
Supriyadi,
Doeljachman
dan
Susilowati
mendapatkan temuan bahwa umur ibu hamil merupakan faktor resiko distosia
39
(penyulit persalinan) yang memerlukan tindakan. Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko 4 kali untuk terjadi distosia, dibandingkan ibu hamil yang berumur antara 20 hingga 35 tahun.27 Hasil analisis statistik menunjukkan umur ibu tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Pada penelitian responden sebagian besar termasuk pada rentang usia 20-35 tahun atau termasuk kelompok umur tidak beresiko. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal diharapkan responden tersebut juga telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu sendiri. Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam menghadapi kehamilannya. Sejalan dengan pendapat Nursalam (2001: 133) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.24 Tidak berpengaruhnya umur ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang kemungkinan disebabkan karena umur ibu yang sebagian besar tidak beresiko belum menjamin tingkat pengetahuan yang kurang tentang letak sungsang.
4. 2. 2 Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan Hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa pada responden dengan tingkat pendidikan SMA dan kuliah memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan SD dan SMP.
40
Tabel 4.10.
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang Tingkat Pengetahuan
No.
Pendidikan
Kurang
Cukup
Total
Baik
N
%
n
%
n
%
N
%
1
SD dan SMP
15
8,6
18
21,3
2
5,1
35
35
2
SMA dan Kuliah
10
16,4
44
40,7
13
9,9
67
67
25
25
62
62
15
15
102
102
Total Nilai p : 0,004
Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada tingkat pendidikan SMA dan kuliah sebesar 40,7%. Hasil uji ini menggunakan penggabungan sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p < 0,05). Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor demografi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu maupun masyarakat. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi, akan mudah menerima informasi-informasi kesehatan dari berbagai media dan biasanya ingin selalu berusaha untuk mencari informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan yang belum diketahuinya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar tidak mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, pendidikan meliputi pembelajaran keahlihan khusus, dan juga sesuatu yang tidak dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.23 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA dan kuliah, oleh karena itu tingkat pengetahuan responden diharapkan baik pula. Hasil analisis statistik menunjukkan tingkat pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada
41
responden. Informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil, terutama masalah kehamilan dan persalinan diharapkan akan dapat merubah pola perilaku hidup sehat termasuk dalam perilaku pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care). Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.15 Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya.16 Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
4. 2. 3 Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan Tabel 4.11.
Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang
No.
1
Status Pekerjaan Tidak Bekerja
2
Bekerja Total
Tingkat Pengetahuan Kurang
Cukup
Total
Baik
n
%
n
%
n
%
n
%
20
16,7
42
41,3
6
10
68
68
5
8,3
20
20,7
9
5
34
34
25
25
62
62
15
15
102
102
Nilai p : 0,033 Hubungan status pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan seperti yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada responden dengan status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang merupakan status tidak bekerja memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan status bekerja. Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada status ibu tidak bekerja sebesar 41,3%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu yang tidak bekerja, hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil dan ibu yang memiliki
42
anak berperan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga, dibandingkan harus bekerja di luar rumah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa status pekerjaan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Dengan demikian diharapkan para ibu lebih mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilannya, karena ibu yang bekerja lebih sering tidak mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilannya seperti yang dikatakan oleh Nursalam bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan dan bekerja pada umumnya menyita waktu.24 Ibu yang bekerja mempunyai kesibukan yang lebih banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.
4. 2. 4 Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan Pada tabel 4.12. menggambarkan hubungan antara status ekonomi responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden dengan pendapatan < Rp 725.000,00 yakni status ekonomi rendah memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan pendapatan > Rp 725.000,00 yakni status ekonomi tinggi. Tabel 4.12.
Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang Tingkat Pengetahuan
No. Pendapatan
Kurang
Cukup
Total
Baik
N
%
N
%
n
%
N
%
1
< 725.000
16
12,7
32
31,6
4
7,6
52
52
2
> 725.000
9
12,3
30
30,4
11
7,4
50
50
Total
25
25
62
62
15
15
102
102
Nilai p : 0,072 Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada tingkat ekonomi rendah sebesar 31,6%. Hasil uji ini menggunakan penggabungan sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Hasil analisis statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p > 0,05).
43
Sosial ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan pendapatan keluarga, mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat gizi. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih mendesak (Efendi Nasrul, 1998: 248). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendapatan < Rp 725.000,00. Hal tersebut menunjukkan sebagian responden memiliki pendapatan yang rendah di bawah upah minimum kabupaten/kota Ngawi tahun 2011 sesuai dengan Pergub No. 93 Tahun 2010 untuk daerah Jawa Timur. Hasil penelitian Djallaludin dkk menunjukkan bahwa pendapatan keluarga berpengaruh terhadap terjadinya partus lama, sehingga perlu tindakan. Dimana pendapatan rendah di bawah upah minimum propinsi (< UMP) mempunyai resiko 15,60 kali akan terjadi partus lama daripada ibu dengan pendapatan tinggi (> UMP). Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi untuk mengakses pelayanan kesehatan terutama dalam pemeriksaan kehamilan.28 Hasil analisis statistik menunjukkan status ekonomi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Kemungkinan hal ini berpengaruh pada kondisi kehamilan dan faktor kekuatan (power) dalam proses persalinan. Selain itu, pendapatan juga mempengaruhi kemampuan dalam mengakses pelayanan kesehatan, sehingga adanya kemungkinan komplikasi terutama dari faktor janin (passager) dan jalan lahir (passage) dapat terdeteksi. Tanda-tanda yang lain dari status sosial ekonomi yang rendah antara lain merokok, akses pelayanan antenatal yang rendah, kehamilan yang tidak terencana, status perkawinan, dan konsumsi alkohol. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil kehamilan dan proses persalinan.29
4. 2. 5 Paritas dan Tingkat Pengetahuan Pada tabel 4.13. menggambarkan hubungan antara paritas responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden dengan paritas < 2 kali memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan paritas > 2 kali.
44
Tabel 4.13.
Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang Tingkat Pengetahuan
No.
Paritas
Kurang
Cukup
Total
Baik
n
%
n
%
n
%
n
%
1
> 2 kali
10
7,4
15
18,2
5
4,4
30
30
2
< 2 kali
15
17,6
47
43,8
10
10,6
72
72
25
25
62
62
15
15
102
102
Total Nilai p : 0,321
Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada paritas < 2 kali sebesar 43,8%. Hasil uji statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p > 0,05). Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun selama persalinan. Pada ibu dengan primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup) pertama kali, karena pengalaman melahirkan belum pernah, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan kondisi janin (passager). Informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi proses persalinan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu dengan paritas < 2 kali, dengan demikian diharapkan pula telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang arti NKKBS yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejatera dan tidak percaya lagi dengan mitos banyak anak banyak rejeki. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya.30 Hasil penelitian Supriyati dkk, menyimpulkan bahwa paritas berhubungan secara bermakna dengan kejadian distosia persalinan. Ibu hamil dengan paritas 1
45
atau lebih dari 5 memiliki resiko untuk terjadi distosia 3,86 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas 2 sampai 5.27 Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa paritas tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Tidak bermaknanya paritas dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang kemungkinan disebabkan karena paritas responden yang < 2 kali belum menjamin tingkat pengetahuan yang kurang tentang letak sungsang, hal ini berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan, pengalaman tentang kehamilan dan persalinan responden tersebut.
4. 2. 6 Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan Pada tabel 4.14. menggambarkan hubungan antara riwayat kehamilan responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden dengan riwayat bayi tidak sungsang memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan riwayat bayi sungsang. Tabel 4.14.
Hubungan Riwayat Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang Tingkat Pengetahuan
No.
Riwayat Kehamilan
Kurang
Cukup
Total
Baik
n
%
n
%
n
%
n
%
1
Bayi Sungsang
19
5,4
3
13,4
0
3,2
22
22
2
Bayi Tidak
6
19,6
59
48,6
15
11,8
80
80
25
25
62
62
15
15
102
102
Sungsang Total Nilai p : 0,000 Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada riwayat kehamilan bayi tidak sungsang sebesar 48,6%. Hasil analisis statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang letak sungsang dengan riwayat kehamilan pada responden (p < 0,05). Menurut WHO, pengetahuan seseorang berasal dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya pendidikan, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, kerabat dekat dan sebagainya.
46
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.31 Hasil analisis statistik memperlihatkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup mempengaruhi riwayat kehamilan responden, hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana bayi lahir sungsang paling banyak dialami oleh ibu dengan tingkat pengetahuan cukup ataupun kurang. Tingkat pengetahuan cukup dapat mengarah kepada tingkat pengetahuan kurang ataupun baik. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik justru jarang yang mengalami riwayat kehamilan dengan letak bayi sungsang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo yaitu dengan pendidikan yang ditempuh maka tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah, sedangkan orang yang memiliki pendidikan rendah pengetahuannya tidak sebaik yang memiliki pendidikan yang tinggi.16 Pengetahuan tentang faktor resiko atau masalah kehamilan penting diketahui oleh ibu, suami, dan keluarga. Karena dengan pengetahuan yang baik, seorang ibu hamil akan tahu keadaan kehamilannya dan diharapkan dapat berperilaku sehat, melalukan pemeriksaan kehamilan dengan baik. Selain itu, ibu yang mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya diharapkan dapat menentukan kepada siapa dan dimana akan melahirkan secara aman, karena setiap persalinan dapat timbul resiko bahaya bagi ibu dan bayi. Dengan demikian diharapkan pengetahuan yang baik, seorang ibu hamil akan tahu keadaan kehamilannya, dapat berperilaku sehat, dan melalukan pemeriksaan kehamilan dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya malposisi pada janin.
4. 2. 7 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hasil analisa statistik pada tabel 4.15. kecenderungan persentase pada responden dengan tingkat pengetahuan cukup-kurang dengan sikap cukup sebesar 61,4%, dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik.
47
Tabel 4.15.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang dengan Sikap Ibu
No.
Sikap Ibu
Tingkat Pengetahuan
Kurang
Cukup
Total
Baik
n
%
n
%
n
%
n
%
1
Cukup – Kurang
15
12,8
62
61,4
10
12,8
87
87
2
Baik
0
2,2
10
10,6
5
2,2
15
15
15
15
72
72
15
15
102
102
Total
Hasil uji ini menggunakan penggabungan sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Kemudian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov karena hasil analisis statistik tidak memenuhi syarat uji Chi-Square. Dari uji
pada
Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p: 0,575 sehingga menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang letak sungsang dengan sikap ibu pada responden (p > 0,05). Pengetahuan adalah faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Rogers (1974), perilaku yang didasari oleh
pengetahuan
akan
lebih
langgeng
daripada
yang
tidak
didasari
pengetahuan.33 Sikap dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon positif atau negatif, suka atau tidak suka terhadap orang, objek atau situasi tertentu yang sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan, tidak selalu terwujud dalam tindakan. Hal ini disebabkan karena terwujudnya sikap menjadi tindakan tergantung pada situasi saat itu, pengalaman sendiri atau orang lain.33 Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup-kurang terhadap sikap cukup, dimana sikap cukup ini bisa mengarah kepada sikap kurang ataupun baik. Hasil uji statistik menunjukkan tingkat pengetahuan tidak mempengatuhi sikap tentang letak sungsang pada responden. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sikap mengandung suatu penilaian emosional/afektif (misalnya senang, benci, sedih, dll), komponen kognitif (pengetahuan tentang objek) serta aspek konatif
48
(kecenderungan bertindak). Sikap tidak sama dengan perilaku, dan perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang sebab sering kali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tetang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial sehingga terjadi hubungan saling mempengaruhi dan timbal balik antar individu, juga dengan lingkungan fisik maupun psikologis di sekitarnya. Dalam interaksi sosial tersebut, individu bereaksi memberntuk sikap terhadap berbagai hal.34 Sebelum seseorang berperilaku maka orang tersebut terlebih dahulu mempunyai sikap dan persepsi yang didapatkan dari pengalaman dan pengetahuan yang dialami sebelumnya. Hal tersebut dijadikan dasar dan paradigma untuk bertindak sehingga tingkat pengetahuan merupakan yang urgent dalam menentukan determinan perilaku.35 Oleh karena itu sangat penting untuk memberikan penyuluhan ataupun konseling kepada ibu hamil yang mempunyai kecenderungan mengalami bayi sungsang sehingga dengan pengetahuan yang cukup ataupun kurang tersebut dapat bersikap baik. Selain itu sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama.23
4. 3
Keterbatasan Penelitian
4. 3. 1 Variabel Penelitian Peneliti hanya meneliti dua variabel saja yaitu pengetahuan dan sikap tentang letak sungsang pada janin terhadap riwayat kehamilan, yang sebenarnya masih banyak variabel-variabel lain yang berhubungan dengan pengaruh letak sungsang pada janin. Tetapi hal ini dikarenakan peneliti hanya ingin melihat pengetahuan dan sikap ibu tentang letak sungsang pada janin di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi.
49
4. 3. 2 Sampel Penelitian Beberapa hal yang menjadi sumber keterbatasan penelitian, yaitu pada penelitian ini, pengambilan sampel yang diteliti menggunakan metode non-random sehingga tidak memiliki sampling frame yang menyebabkan validitas seleksi tidak sebaik apabila menggunakan metode random. Namun peneliti berusaha agar validitas seleksi penelitian ini tetap tinggi dengan cara meminimalisirkan angka drop out pada sampel dan missing data pada pengolahan data. Selain itu, pada pengambilan sampel ini dilakukan pada saat bulan Ramadhan dimana beberapa penduduk sedang tidak berada di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi tersebut sehingga sampel yang didapatkan sedikit, tidak dilakukan anamnesis yang terperinci, serta riwayat kehamilan ibu dengan letak sungsang masih sulit untuk dicari.
50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. 1.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian didapatkan hasil karakteristik responden, yaitu sebagian besar responden merupakan kelompok umur tidak beresiko, tingkat pendidikan responden SMA, status ibu yang tidak bekerja, tingkat ekonomi responden rendah, paritas ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali, dan riwayat kehamilan bayi tidak sungsang.
2.
Berdasarkan penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden tentang letak sungsang paling banyak adalah tingkat pengetahuan cukup.
3.
Berdasarkan penelitian didapatkan sikap responden tentang letak sungsang paling banyak termasuk sikap cukup.
4.
Tingkat
pendidikan,
status
pekerjaan,
dan
riwayat
kehamilan
mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang letak sungsang. 5.
Umur ibu, status ekonomi dan paritas tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang letak sungsang.
6.
Tingkat pengetahuan ibu tidak mempengaruhi sikap ibu tentang letak sungsang.
5.2. 1.
Saran Penambahan variabel independen berupa faktor penyebab pada ibu seperti abnormalitas struktur uterus, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, kelainan bentuk panggul atau panggul sempit, tumor pelvis, dan riwayat presentasi bokong sebelumnya; serta faktor penyebab pada janin seperti tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat, kelainan kepala (hidrosefalus atau anensefalus), kehamilan kembar, hidramnion atau oligohidramnion, dan prematuritas; perlu dilakukan agar dapat melihat penyebab dan pengaruh seorang ibu dapat mengalami letak sungsang pada janin.
51
2.
Melakukan upaya deteksi dini dan tanda bahaya untuk menjaga kesehatan ibu dan janin dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan teratur untuk memberikan peluang bagi tenaga kesehatan dalam mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil.
52
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008, p 102-15.
2.
Edmonds,
D.
K.
Malpresentation,
malposition,
cephalopelvic
disproportion and Obstetric Procedures in Dewhurst’s Textbook of Obstetrics & Gynaecology, 7th ed. London, UK: Blackwell Publishing; 2007, p 213-17. 3.
Hariadi, R. Ilmu Kedokteran Fetomaternal, Edisi Perdana. Himpunan Kedokteran
Fetomaternal,
Perkumpulan
Obstetri
dan
Ginekologi
Indonesia, Surabaya, 2004, p 484-9. 4.
Cunningham, F.G et al. Breech Presentation and Delivery In. Williams Obstetrics, 22nd ed. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division; 2005, p 509-536.
5.
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri, Edisi 2. Jakarta: EGC; 1998, p 350-65.
6.
Driggers, R. and Hearne, AE. Normal Labor and Delivery, Operative Delivery, and Malpresentations in The John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, 2th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams and Wilkins Publishers; 2002, p 11.
7.
James DK, Steer P.J, Weiner C.P, Gonik. Breech Presentation in High Risk Pregnancy, Management options, 3rd ed. Philadelpia, Pennsylvania, p 1937-68.
8.
Sastrawinata, S., dkk. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004.
9.
Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and outcome of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J Obstet Gynecol; 2002: 187. 1694-8.
10.
Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation In. Obstetrics normal and problem pregnancies, 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd; 2000, p 478-90.
11.
Wiknjosastro, H. Distosia Pada Kelainan Letak Serta Bentuk Janin. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
53
12.
Wiknjosastro, H. Patologi Persalinan dan Penanganannya dalam Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2002, p 607-622.
13.
Mansjoer, A. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000, p 306, 335338.
14.
Huliana, M. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara; 2001.
15.
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid 1, Edisi 2. Jakarta: EGC; 1998.
16.
17.
Notoatmodjo, S. Manajemen Kesehatan Masyarakat Dalam. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi I. Jakarta: PT Rineka Cipta; 1997, hal 74145. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi 6. Jakarta: Rieneka Cipta; 2005.
18.
Manuaba, Ida Gede Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 2001.
19.
Fischer, R. Breech Presentation. http.//www.emedicine.com/bp/emed.css, last update May 5, 2005. Diakses pada February 6, 2010.
20.
Setjalilakusuma, L. Induksi Persalinan, dalam Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2000.
21.
Wiknjosastro, H. Persalinan Sungsang. Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
22.
Saifuddin, A. B. Persalinan Sungsang. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2002.
23.
Azwar, S. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta; 2007.
24.
Nursalam.
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitan
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003. 25.
Read AW, Prendiville WJ, Dawes VP, and Stanley FJ. Cesarean Section and Operative Vaginal Delivery In Low-Risk Primiparous Women, Western Australia, Am Journal of Public Health; 1994, Vol. 84, no. I; p 37-42.
54
26.
27.
28.
Fraser, W.D., Cayer, M., Soeder, B.M., Turcot, L., Marcoux, S. Risk Factors Difficult Delivery in Nulliparas With Epidural Analgesia in Second Stage of Labor, Am College Obstet Gynecol; 2002, vol. 99; p 409418. Supriyati, Doeljachman, Susilowati. Faktor Sosio-Demografi dan Perilaku Ibu Hail dalam Perawatan Antenatal Sebagai Risiko Kejadian Distokia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Berita Kesehatan Masyarakat; 2000, vol. XVIII; no. 2 p 65-70. Djallalludin, Hakimi, Surhayanto. Faktor Risiko Ibu untuk Terjadinya Partus Lama di RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU Ratu Zalecha Martapura, Jurnal Sains Kesehatan, no. 17 (1), Januari 2004.
29.
Ferguson FE, Smith GN, Salenick ME, Windrim R, Walker MC. Preterm Premature Rupture of Membranes. Nutritional and Socioeconomic Factors, Am J Obstet Gynecology; 2002, vol 10; p 1250-1256.
30.
Sarwono, P. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2005.
31.
World Health Organization (WHO), Pendidikan Kesehatan (terjemahan), Institut Teknologi Bandung (ITB) Press, Bandung; 1992.
32.
Rochjati, P., Skrining Natenatal pada Ibu Hamil (Pengenalan faktor risiko deteksi dini ibu hamil risiko tinggi), Pusat Safe Motherhood Lab/SMF Obgin RSU dr. Soetomo/FK UNAIR, Surabaya; 2003.
33.
Notoatmodjo, S. Beberapa Model Kerangka Analisis Perilaku Kesehatan. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia; 1985: 2. 73-6.
34.
Sarwono, S. Sosiologi Kesehatan.beberapa konsep berserta aplikasinya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 1993.
35.
Notoadmojo, S. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
36.
Purwanto, Heri. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC; 1999.
37.
Hurlock, E.B. 1997. Develovmental Psycology A Life Span Approach. 5th ed.
38.
Effendy, Nasrul. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 1998.
55
Lampiran 1 Hasil Uji Statistik
A.
Hasil Univariat
A. 1
Karakteristik Ibu
1.
Gambaran Umur Statistics
Umur N
Valid
102
Missing
0
Mean
.5784
Median
1.0000
Std. Deviation
.49625
Minimum
.00
Maximum
1.00
Percentiles
25
.0000
50
1.0000
75
1.0000
Umur Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Beresiko
43
42.2
42.2
42.2
Tidak Beresiko
59
57.8
57.8
100.0
102
100.0
100.0
Total
56
2.
Gambaran Tingkat Pendidikan
Statistics Didik N
Valid
102
Missing
0
Mean
.8333
Median
1.0000
Std. Deviation
.70477
Minimum
.00
Maximum
2.00
Percentiles
25
.0000
50
1.0000
75
1.0000
Didik Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
SD dan SMP
35
34.3
34.3
34.3
SMA
49
48.0
48.0
82.4
Kuliah
18
17.6
17.6
100.0
102
100.0
100.0
Total
57
3.
Gambaran Status Pekerjaan
Statistics Kerja N
Valid
102
Missing
0
Mean
.3333
Median
.0000
Std. Deviation
.47373
Minimum
.00
Maximum
1.00
Percentiles
25
.0000
50
.0000
75
1.0000
Kerja Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Bekerja
68
66.7
66.7
66.7
Bekerja
34
33.3
33.3
100.0
102
100.0
100.0
Total
58
4.
Gambaran Status Ekonomi
Statistics Gaji_2 N
Valid
102
Missing
0
Mean
.9804
Median
.0000
Std. Deviation
1.00475
Minimum
.00
Maximum
2.00
Percentiles
25
.0000
50
.0000
75
2.0000
Gaji Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
< 725.000
52
51.0
51.0
51.0
> 725.000
50
49.0
49.0
100.0
102
100.0
100.0
Total
59
5.
Gambaran Paritas
Statistics Paritas N
Valid
102
Missing
0
Mean
1.4118
Median
2.0000
Std. Deviation
.91579
Minimum
.00
Maximum
2.00
Percentiles
25
.0000
50
2.0000
75
2.0000
Paritas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
> 2 kali
30
29.4
29.4
29.4
< 2 kali
72
70.6
70.6
100.0
102
100.0
100.0
Total
60
6.
Gambaran Riwayat Kehamilan Statistics
Kehamilan N
Valid Missing
Mean
102 0 .7843
Median
1.0000
Std. Deviation
.41333
Minimum
.00
Maximum
1.00
Percentiles
25
1.0000
50
1.0000
75
1.0000
RIwayat Kehamilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Bayi Sungsang
22
21.6
21.6
21.6
Bayi Tidak Sungsang
80
78.4
78.4
100.0
102
100.0
100.0
Total
61
A. 2
Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden
Statistics Skor Pengetahuan N
Valid
102
Missing
0
Mean
.9020
Median
1.0000
Std. Deviation
.62156
Minimum
.00
Maximum
2.00
Percentiles
25
.7500
50
1.0000
75
1.0000
Skor Pengetahuan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
25
24.5
24.5
24.5
Cukup
62
60.8
60.8
85.3
Baik
15
14.7
14.7
100.0
Total
102
100.0
100.0
62
A. 3
Gambaran Sikap Responden Statistics
Skor Sikap N
Valid
102
Missing
0
Mean
1.0000
Median
1.0000
Std. Deviation
.54500
Minimum
.00
Maximum
2.00
Percentiles
25
1.0000
50
1.0000
75
1.0000
Skor Sikap Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
15
14.7
14.7
14.7
Cukup
72
70.6
70.6
85.3
Baik
15
14.7
14.7
100.0
Total
102
100.0
100.0
63
B.
Hasil Bivariat
B. 1
Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan Umur * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang
Umur
Beresiko
Count Expected Count
Tidak Beresiko
Count Expected Count
Total
Count Expected Count
Cukup
Baik
Total
9
26
8
43
10.5
26.1
6.3
43.0
16
36
7
59
14.5
35.9
8.7
59.0
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
1.158a
2
.560
Likelihood Ratio
1.153
2
.562
Linear-by-Linear Association
1.076
1
.300
N of Valid Cases
102
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.32.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square bila memenuhi syarat. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square, dengan nilai significancy-nya adalah 0,560.
64
B. 2
Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan Didik * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang
Didik
SD dan SMP
SMA
Total
Baik
Total
Count
15
18
2
35
Expected Count
8.6
21.3
5.1
35.0
8
35
6
49
12.0
29.8
7.2
49.0
2
9
7
18
Expected Count
4.4
10.9
2.6
18.0
Count
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Count Expected Count
Kuliah
Cukup
Count
Expected Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
18.510a
4
.001
Likelihood Ratio
16.498
4
.002
Linear-by-Linear Association
13.765
1
.000
N of Valid Cases
102
a. 2 cells (22.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.65.
Tabel ini tidak layak untuk diuji dengan Chi-Square, karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 22,2% jumlah sel. Langkah selanjutnya adalah melakukan penggabungan sel. Dengan menggabungkan kelompok SMA dan Kuliah menjadi kelompok pendidikan tinggi.
65
Didik_3 * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang Didik_3
SD dan SMP
SMA dan Kuliah
Baik
Total
Count
15
18
2
35
Expected Count
8.6
21.3
5.1
35.0
Count
10
44
13
67
16.4
40.7
9.9
67.0
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Expected Count Total
Cukup
Count Expected Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
11.015a
2
.004
Likelihood Ratio
11.058
2
.004
Linear-by-Linear Association
10.308
1
.001
N of Valid Cases
102
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.15.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square bila memenuhi syarat. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square, dengan nilai significancy-nya adalah 0,004.
66
B. 3
Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan Kerja * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang
Kerja
Tidak Bekerja
Count
Total
Baik
Total
20
42
6
68
16.7
41.3
10.0
68.0
5
20
9
34
Expected Count
8.3
20.7
5.0
34.0
Count
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Expected Count Bekerja
Cukup
Count
Expected Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
6.832a
2
.033
Likelihood Ratio
6.667
2
.036
Linear-by-Linear Association
6.141
1
.013
N of Valid Cases
102
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square bila memenuhi syarat. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square, dengan nilai significancy-nya adalah 0,033.
67
B. 4
Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan Gaji_2 * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang
Gaji_2
< 725.000
Count Expected Count
> 725.000
Count Expected Count
Baik
Total
16
32
4
52
12.7
31.6
7.6
52.0
9
30
11
50
12.3
30.4
7.4
50.0
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Count Expected Count
Total
Cukup
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
5.254a
2
.072
Likelihood Ratio
5.409
2
.067
Linear-by-Linear Association
4.837
1
.028
N of Valid Cases
102
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.35.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square bila memenuhi syarat. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square, dengan nilai significancy-nya adalah 0,072.
68
B. 5
Paritas dan Tingkat Pengetahuan Paritas * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang
Paritas
> 2 kali
< 2 kali
Baik
Total
Count
10
15
5
30
Expected Count
7.4
18.2
4.4
30.0
Count
15
47
10
72
17.6
43.8
10.6
72.0
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Expected Count Total
Cukup
Count Expected Count Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
2.274a
2
.321
Likelihood Ratio
2.227
2
.328
Linear-by-Linear Association
.518
1
.472
N of Valid Cases
102
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.41.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square bila memenuhi syarat. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square, dengan nilai significancy-nya adalah 0,321.
69
B. 6
Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan Kehamilan * Skor Pengetahuan Crosstabulation Skor Pengetahuan Kurang
Kehamilan
Bayi Sungsang
Bayi Tidak Sungsang
Baik
19
3
0
22
Expected Count
5.4
13.4
3.2
22.0
6
59
15
80
19.6
48.6
11.8
80.0
25
62
15
102
25.0
62.0
15.0
102.0
Expected Count Count Expected Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
58.168a
2
.000
Likelihood Ratio
54.787
2
.000
Linear-by-Linear Association
42.557
1
.000
N of Valid Cases
102
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.24.
Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square bila memenuhi syarat. Nilai yang dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square, dengan nilai significancy-nya adalah 0,000.
Total
Count
Count
Total
Cukup
70
B. 7
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Skor Pengetahuan * Skor Sikap Crosstabulation Skor Sikap Kurang
Skor Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Total
Count
Cukup
Baik
Total
4
20
1
25
Expected Count
3.7
17.6
3.7
25.0
Count
11
42
9
62
Expected Count
9.1
43.8
9.1
62.0
0
10
5
15
Expected Count
2.2
10.6
2.2
15.0
Count
15
72
15
102
15.0
72.0
15.0
102.0
Count
Expected Count Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
8.530a
4
.074
Likelihood Ratio
10.555
4
.032
5.522
1
.019
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
102
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.21.
Tabel ini tidak layak untuk diuji dengan Chi-Square, karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 44,4% jumlah sel. Langkah selanjutnya adalah melakukan penggabungan sel. Dengan menggabungkan kelompok pengetahuan cukup dan kurang menjadi kelompok pengetahuan cukup - kurang.
71
SkorPeM2 * Skor Sikap Crosstabulation Skor Sikap Kurang SkorPeM2
Cukup - Kurang
Count
Total
Baik
Total
15
62
10
87
12.8
61.4
12.8
87.0
0
10
5
15
Expected Count
2.2
10.6
2.2
15.0
Count
15
72
15
102
15.0
72.0
15.0
102.0
Expected Count Baik
Cukup
Count
Expected Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
6.774a
2
.034
Likelihood Ratio
8.066
2
.018
Linear-by-Linear Association
6.579
1
.010
N of Valid Cases
102
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.21.
Tabel ini tidak layak untuk diuji dengan Chi-Square, karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada 33,3% jumlah sel. Langkah selanjutnya adalah memakai uji alternatifnya, yaitu uji Kolmogorov-Smirnov.
72
Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Skor Sikap
102
1.0000
.54500
.00
2.00
SkorPeM2
102
.2941
.71183
.00
2.00
Frequencies SkorPeM2 Skor Sikap
N
Cukup - Kurang
87
Baik
15
Total
102
Test Statisticsa Skor Sikap Most Extreme Differences
Absolute
.218
Positive
.218
Negative
.000
Kolmogorov-Smirnov Z
.781
Asymp. Sig. (2-tailed)
.575
a. Grouping Variable: SkorPeM2
Tabel di atas menunjukkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov, dengan nilai significancy pada angka 0,575.
73
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Usia
:
Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian ini yang berjudul: PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA 17-50 TAHUN TENTANG LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN JULI – SEPTEMBER 2011 Untuk mendapatkan data penelitian ini, saya mengharapkan kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan/kuesioner di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman Anda. Semua yang tertulis dalam kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini. Atas segala bantuan dan kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih. Ngawi, Peneliti
(Dwi Endraningtias)
2011
Yang Menyetujui,
(
)
74 Tanggal
:
Identitas Responden 1.
Nama
:
2.
Usia
:
3.
Tempat, Tanggal Lahir
:
4.
Alamat
:
5.
No. Telp/HP
:
Pendidikan Terakhir
1.
SD
2.
Anak yang hidup
:
2.
SMP/SLTP
3.
Anak yang mati
:
3.
SMA/SLTA, SMEA
4.
- Pertama
:..........
bulan/tahun
Perguruan tinggi: DIII, S-1, S-2, S-3
- Kedua
:..........
bulan/tahun
1.
PNS/POLRI/TNI
- Ketiga
:..........
bulan/tahun
2.
Pegawai/Karyawan Swasta
- Keempat : . . . . . . . . . .
bulan/tahun
3.
Wiraswasta/Pedagang
- Kelima
:..........
bulan/tahun
4.
Petani/Buruh
- Keenam
:..........
bulan/tahun
5.
Ibu Rumah Tangga
Pendapatan Keluarga Per Bulan
1.
< Rp 725.000,00
2.
> Rp 725.000,00
Riwayat Kehamilan
1.
Bayi sungsang
2.
Bayi tidak sungsang
Pekerjaan Ibu
Umur Anak
Jumlah Anak Seluruhnya 1.
Lahir mati
1.
Ada
2.
Tidak ada
Riwayat Perdarahan Tanpa Nyeri Saat Hamil
1.
Ada
2.
Tidak ada
Riwayat Keguguran
1.
Ada
2.
Tidak ada
1.
Ada
2.
Tidak ada
Riwayat Perdarahan Saat Hamil
:
Riwayat Melahirkan Bayi Prematur/Lahir Kurang Bulan
75 PENGETAHUAN Lingkarilah jawaban yang menurut Anda benar. No Pernyataan Jawaban .
4. Apakah Anda pernah
1.
mendengar tentang letak sungsang pada janin?
a. Ya
menunjukkan posisi plasenta/ari-ari yang normal?
b. Tidak
Jika jawaban pertanyaan
Letak plasenta/ari-ari
no. 1 “Ya”, dari manakah
rendah yang menghalangi
Anda mendapatkan 2.
Gambar manakah yang
informasi tersebut? Jika jawaban pertanyaan no. 1 “Tidak”, lanjutkan ke no.
a. Dokter kandungan/
turunnya kepala janin dapat
Dokter/Bidan/Petugas
menyebabkan terjadinya
Puskesmas b. Teman/Kerabat
letak sungsang pada janin. 5.
a. Ya b. Tidak
3.
Gambar manakah yang 3.
menunjukkan letak Air ketuban lebih banyak
sungsang pada janin? 6.
dari normal dapat
a. Ya
menyebabkan terjadinya
b. Tidak
letak sungsang pada janin.
76
Gambar manakah yang 11.
menunjukkan posisi normal pada janin?
Menurut Anda, apakah Janin yang terlilit tali pusat 7.
dapat menyebabkan posisi janin menjadi sungsang.
posisi janin pada no. 11
a. Ya b. Tidak
12.
Panggul ibu yang sempit 8.
yang baik untuk
b.
Tidak
kembar menyebabkan
a.
Ya
posisi janin menjadi
b.
Tidak
a.
Ya
b.
Tidak
dapat menyebabkan janin
a. Ya
persalinan?
berada pada letak
b. Tidak
Ibu dengan kehamilan bayi 13.
Prematur atau bayi lahir kurang bulan biasanya
a.
Ya
sungsang.
terjadi pada usia kehamilan
b.
Tidak
Janin besar dapat
di bawah 7 bulan.
14.
Bayi yang lahir prematur 10.
a.
Ya
berlangsungnya proses
sungsang.
9.
merupakan posisi janin
menyebabkan posisi janin menjadi sungsang.
dapat menyebabkan bayi
a.
Ya
Menurut Anda, apakah
lahir dalam keadaan letak
b.
Tidak
perdarahan berwarna
a.
Ya
merah segar pada usia
b.
Tidak
sungsang.
15.
kehamilan 5,5 bulan yang
77 keluar dari jalan lahir merupakan tanda bahaya kehamilan? Menurut Anda, apakah 16.
4.
perdarahan tanpa nyeri
a.
Ya
merupakan tanda bahaya
b.
Tidak
5.
kehamilan? SIKAP Isilah kolom di bawah ini yang sesuai dengan salah satu pilihan jawaban Anda dengan memberi tanda silang (V). Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No. Pernyataan SS S TS STS
6.
7.
8.
9.
Pemeriksaan kehamilan yang rutin 1.
2.
3.
untuk mengetahui usia kehamilan. Ibu akan segera memeriksakan kehamilan jika terjadi perdarahan. Pemeriksaan kehamilan pertama kali pada kehamilan muda. Pemeriksaan kehamilan kedua sekitar kehamilan 7 bulan. Pemeriksaan kehamilan ketiga sekitar kehamilan 8 bulan. Pemeriksaan kehamilan keempat sekitar usia kehamilan 9 bulan.
Saat pemeriksaan kehamilan,
dapat mencegah terjadinya posisi janin yang salah.
Ibu melakukan pemeriksaan perut
10.
ibu tidak perlu ditimbang berat
Ibu memeriksakan kehamilan
badan dan diukur tinggi badan.
kepada dokter/dokter spesialis
Saat pemeriksaan kehamilan, pada
kandungan/bidan (petugas/tenaga
11.
ibu tidak perlu dilakukan
kesehatan).
pemeriksaan perut untuk
Ibu memeriksakan kehamilan
mengetahui usia kehamilan.
kepada dukun beranak/mantri.
78
Lampiran 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dwi Endraningtias
Tempat, tanggal lahir
: Bogor, 23 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Kresna Raya no. 67 Bumi Indraprasta Perumnas Bantarjati Bogor - 16153
Telp / Hp
: 0251 – 8317426 / 08561938517
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan: 1. TK Islam Akbar
(1995 - 1996)
2. SD Negeri Polisi 4 Bogor
(1996 - 2002)
3. SMP Negeri 1 Bogor
(2002 - 2005)
4. SMA Negeri 1 Bogor
(2005 - 2008)
5. S-1 Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2008 - sekarang)