ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH
Oleh: DWI APRILIYANI (32412271)
LATAR BELAKANG
Pekerjaan fisik adalah kegiatan yang mengandalkan energi rangka dan otot sebagai sumber energi
BEKERJA
Beban dan posisi kerja pada proses pengangkatan barang perlu diperhatikan
BEBAN DAN POSISI KERJA
Beban kerja yang melebihi batas maksimal dan posisi yang kurang tepat Penyesuaian beban dapat menimbulkan dan posisi kerja kelelahan dalam bekerja bahkan resiko cidera dalam jangka panjang
RESIKO KELUHAN
Tujuan Penulisan 1. 2. 3.
Mengetahui keluhan yang dirasakan pekerja sebelum dan setelah perbaikan berdasarkan hasil kuesioner body map. Mengetahui proses kerja bagian pengangkatan produk jadi di PT Jaya Food Indonesia. Mengetahui resiko kelelahan dan cidera dalam aktivitas pengangkatan sebelum dan setelah perbaikan dari hasil perhitungan Lifiting Index (LI).
Metodologi Penulisan Mulai Perumusan Masalah: • Bagaimana proses kerja pengangkatan. • Bagaimana beban dan jarak kerja yang direkomendasikan Pembatasan Masalah: • Pengamatan dilakukan di PT Jaya Food Indonesia • Pekerjaan yang diamati adalah pengangkatan produk jadi • Alat bantu adalah kuesioner body map • Metode yang digunakan NIOSH berupa perhitungan RWL dan LI
Tujuan Penelitian: • Mengetahui keluhan yang dirasakan pekerja sebelum dan setelah perbaikan • Mengetahui proses kerja pengangkatan • Mengetahui resiko kelelahan dalam pengangkatan berdasarkan perhitungan RWL dan LI Studi Pendahuluan : • Studi pustaka • Studi lapangan
A
Pengolahan Data • Menghitung pengali horizontal (HM): HM = 25/H • Menghitung pengali vertikal (VM) VM = 1 – (0,003 |V-69|) • Menghitung pengali jarak (DM): DM = 0,82 + 4,5/D • Menghitung pengali frekuensi (FM): Dilihat pada tabel acuan untuk frekuensi pengangkatan per menit • Menghitung pengali asimetri (AM): AM = 1 – 0,0032 A (rad) • Menghitung pengali pegangan (CM): Dilihat pada tabel acuan untuk pegangan benda yang diangkat • Menghitung Pengangkatan Beban Maksimal (RWL) LC x HM x VM x DM x FM x AM x CM • Menghitung Indeks Pengangkatan (LI): Bobot Aktual ÷ RWL • Menganalisis hasil perhitungan Indeks Pengangkatan (LI)
Kesimpulan dan Saran
Pengumpulan Data • Pengukuran Jarak Horizontal (H) • Pengukuran Jarak Vertikal (V) • Pengukuran Sudut Assimetrik (A) • Pengukuran dengan lembar nordic body map
A
Selesai
Lembar Pengamatan Nama
: Hendrik
Berat Beban
Umur
: 26 Tahun
Lama Bekerja : 10 Tahun
Berat Badan
: 60 kg
Waktu Bekerja : ± 1 jam
No
Proses Kerja Pengangkatan
1
Responden TS
AS
S
√
Sakit kaku di bagian leher bagian atas
SS
Sakit kaku di bagian leher bagian bawah
√
Sakit di bahu kiri
√
4
Sakit di bahu kanan
√
5
Sakit lengan atas kiri
√
6
Sakit di punggung
√
7
Sakit lengan atas kanan
8
Sakit pada pinggang
√
9
Sakit pada bawah pinggang
√
10
Sakit pada pantat
√
11
Sakit pada siku kiri
√
12
Sakit pada siku kanan
√
13
Sakit lengan bawah kiri
√
Sakit lengan bawah kanan
√
2 3
14
Keluhan Subjektif Kuesioner Body Map
Jenis Keluhan
: 15 kg
√
15
Sakit pada pergelangan tangan kiri
√
16
Sakit pada pergelangan tangan kanan
√
17
Sakit pada tangan kiri
√
18
Sakit pada tangan kanan
√
19
Sakit pada paha kiri
√
20
Sakit pada paha kanan
√
21
Sakit pada lutut kiri
√
22
Sakit pada lutut kanan
√
23
Sakit pada betis kiri
√
Sakit pada betis kanan
√
25
Sakit pada pergelangan kaki kiri
√
26
Sakit pada pergelangan kaki kanan
√
27
Sakit pada kaki kiri
√
28
Sakit pada kaki kanan
√
24
Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) dengan Rumus Revisi untuk Orang Indonesia Data Faktor Pengali RWL Pengangkatan Lama Posisi
H (cm)
V (cm)
D (cm)
A (derajat)
F (angk./mnt)
C
Awal
41
0
75
0
5
Cukup
Akhir
35
75
75
0
5
Cukup
Posisi awal pengangkatan HM=
25 25 = =0,610 H 41
VM=1-(0,003 V-69 )=1-(0,003 0-69 ) = 0,793 DM=0,82+
4,5 4,5 =0,82+ =0,88 D 75
AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 2.4) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 2.5)
Posisi Awal
Perhitungan faktor pengali posisi akhir
Posisi Akhir
HM=
25 25 = =0,714 H 35
VM=1-(0,003 V-69 )=1-(0,003 75-69 ) = 0,982 DM=0,82+
Hasil Perhitungan Faktor Pengali RWL Pengangkatan Lama Posisi
HM
VM
DM
AM
FM
CM
Awal
0,610
0,793
0,88
1
0,80
1,00
Akhir
0,714
0,982
0,88
1
0,80
1,00
4,5 4,5 =0,82+ =0,88 D 75
AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 2.4) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 2.5)
Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) dengan Rumus Revisi untuk Orang Indonesia (Lanjutan)
RWL awal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 20 x 0,610 x 0,793 x 0,88 x 1 x 0,80 x 1,00 = 6,811 kg RWL akhir = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 20 x 0,714 x 0,982 x 0,88 x 1 x 0,80 x 1,00 = 9,872 kg LI = Bobot beban aktual / min (RWL awal, RWL akhir) = 15 kg / 6,811 kg = 2,202 ( 1 < 2,202 ≤ 3, maka pekerjaan mungkin beresiko)
Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) dengan Software NIOSH
Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Usulan dengan Rumus Revisi untuk Orang Indonesia Data Faktor Pengali RWL Pengangkatan Usulan Posisi
H (cm)
V (cm)
D (cm)
A (derajat)
F (angk./mnt)
C
Awal
20
68
7
0
5
Cukup
Akhir
20
75
7
0
5
Cukup
Perhitungan faktor pengali posisi awal usulan HM=
25 25 = =1 H 20
VM=1-(0,003 V-69 )=1-(0,003 68-69 ) = 0,997 DM=0,82+
4,5 4,5 =0,82+ =1 D 7
AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 2.4) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 2.5)
Posisi Awal
Perhitungan faktor pengali posisi akhir
Posisi Akhir
HM=
25 25 = =1 H 20
VM=1-(0,003 V-69 )=1-(0,003 75-69 ) = 0,982
Hasil Perhitungan Faktor Pengali RWL Pengangkatan Usulan
DM=0,82+
4,5 4,5 =0,82+ =1 D 7
AM= 1 (posisi tubuh dalam keadaan tidak berputar) Posisi
HM
VM
DM
AM
FM
CM
Awal
1
0,997
1
1
0,80
1,00
Akhir
1
0,982
1
1
0,80
1,00
FM= 0,80 (dilihat dari Tabel 2.4) CM= 1,00 (dilihat dari Tabel 2.5)
Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Usulan dengan Rumus Revisi untuk Orang Indonesia (Lanjutan)
RWL awal = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 20 x 1 x 0,997 x 1 x 1 x 0,80 x 1,00 = 15,952 kg RWL akhir = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 20 x 1 x 0,982 x 1 x 1 x 0,80 x 1,00 = 15,712 kg LI
= Bobot beban aktual / min (RWL awal, RWL akhir) = 15 kg / 15,712 kg = 0,955 (< 1, maka pekerjaan pengangkatan aman)
Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Usulan dengan Software NIOSH
Lembar Pengamatan Nama
: Hendrik
Berat Beban
Umur
: 26 Tahun
Lama Bekerja : 10 Tahun
Berat Badan
: 60 kg
Waktu Bekerja : ± 1 jam
No
Keluhan Subjektif Kuesioner Body Map Setelah Penerapan Usulan
Jenis Keluhan
: 15 kg
Responden TS
AS
S
SS
√ √
1
Sakit kaku di bagian leher bagian atas
2
Sakit kaku di bagian leher bagian bawah
3
Sakit di bahu kiri
√
4
Sakit di bahu kanan
√
5
Sakit lengan atas kiri
6
Sakit di punggung
7
Sakit lengan atas kanan
8
Sakit pada pinggang
√
9
Sakit pada bawah pinggang
√
10
Sakit pada pantat
√
11
Sakit pada siku kiri
√
12
Sakit pada siku kanan
√
13
Sakit lengan bawah kiri
√
Sakit lengan bawah kanan
√
15
Sakit pada pergelangan tangan kiri
√
16
Sakit pada pergelangan tangan kanan
√
17
Sakit pada tangan kiri
√
18
Sakit pada tangan kanan
√
19
Sakit pada paha kiri
√
20
Sakit pada paha kanan
√
21
Sakit pada lutut kiri
√
22
Sakit pada lutut kanan
√
23
Sakit pada betis kiri
√
24
Sakit pada betis kanan
√
25
Sakit pada pergelangan kaki kiri
√
26
Sakit pada pergelangan kaki kanan
√
27
Sakit pada kaki kiri
√
28
Sakit pada kaki kanan
√
14
√
√ √
Analisis No.
Perhitungan
Lama
Usulan
1.
Nilai LI dengan rumus revisi untuk orang Indonesia
LI = 2,202 Lebih besar dari satu yang mengartikan kegiatan tidak aman
LI = 0,955 Lebih kecil dari satu yang mengartikan kegiatan aman dilakukan
2.
Nilai LI dengan perhitungan software NIOSH
LI awal = 1,96 LI akhir = 1,297 Lebih besar dari satu mengartikan kegiatan tidak aman
LI awal = 0,833 LI akhir = 0,815 Lebih kecil dari satu mengartikan kegiatan aman dilakukan
Kesimpulan 1.
2.
3.
Keluhan yang dirasakan pekerja berdasarkan hasil kuesioner body map sebelum perbaikan adalah rasa tidak nyaman yang sering dikeluhakan pada bagian leher, lengan dan punggung, sedangkan setelah perbaikan keluhan yang dialami pekerja berkurang. Proses kerja bagian pengangkatan produk jadi di PT Jaya Food Indonesia dimulai dari pengambilan produk dari tempat awal penyimpanan kemudian produk diangkat dan dibawa menuju mobil box, terakhir produk diletakan di dalam box yang tersedia. Frekuensi pengangkatan yang dilakukan adalah 5 kali pengangkatan permenit secara berulang. Nilai lifting index kedua perhitungan sebelum pemberian usulan adalah lebih dari 1 dan mengartikan bahwa kegiatan pengangkatan yang dilakukan beresiko menimbulkan cidera. Perbaikan yang diberikan dengan merubah jarak pengangkatan baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga setelah melakukan perbaikan terjadi penurunan nilai lifting index mencapai kurang dari 1 yang mengartikan kegiatan setelah pemberian usulan aman dilakukan.
TERIMAKASIH
Lampiran
Tabel 2.4 Faktor Pengali Frekuensi
Durasi Kerja
Frekuensi ≤ 1 Jam
Angkat/
Faktor Pengali Frekuensi
1 – 2 Jam
2 – 8 Jam
Menit
V<75
V≥75
V<75
V≥75
V<75
V≥75
0.2
1.00
1.00
0.95
0.95
0.85
0.85
0.5
0.97
0.97
0.92
0.92
0.81
0.81
1
0.94
0.94
0.88
0.88
0.75
0.75
2
0.91
0.91
0.84
0.84
0.65
0.65
3
0.88
0.88
0.79
0.79
0.55
0.55
4
0.84
0.84
0.72
0.72
0.45
0.45
5
0.80
0.80
0.60
0.60
0.35
0.35
6
0.75
0.75
0.50
0.50
0.27
0.27
7
0.70
0.70
0.42
0.42
0.22
0.22
8
0.60
0.60
0.35
0.35
0.18
0.18
9
0.52
0.52
0.30
0.30
0.00
0.15
10
0.45
0.45
0.26
0.26
0.00
0.13
11
0.41
0.41
0.00
0.23
0.00
0.00
12
0.37
0.37
0.00
0.21
0.00
0.00
13
0.00
0.34
0.00
0.00
0.00
0.00
14
0.00
0.31
0.00
0.00
0.00
0.00
15
0.00
0.28
0.00
0.00
0.00
0.00
>15
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Faktor Pengali Pegangan
Kondisi Pegangan
V < 75 cm
V ≥ 75 cm
Baik
1.00
1.00
Cukup
0.95
1.00
Buruk
0.90
0.90