BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Bisnis 2.1.1 Definisi Bisnis Hughes dan Kapoor (Sugiono, 2004, p20) menyatakan : Business is the organized effort
of individuals to produce and self for a profit, the goods and service that satisfy society’s needs. The general term business reefers to all such effort wuih an a society or with in industry. Maksudnya bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Brown dan Petrello meyatakan bahwa : Business is an institution which produce good
and service demanded by people. Yang artinya bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Buchari Alma menyatakan bahwa bisnis ialah sejumlah total usaha yang meliputi bidang pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, perhotelan, usaha jasa, dan pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa ke konsumen. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa kegiatan bisnis itu dapat dilakukan secara individual maupun kelompok yang terorganisir dalam suatu institusi, dengan tujuan menghasilkan atau memasarkan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu sebenarnya kegiatan bisnis meliputi dua hal utama, yaitu proses produksi dan pemasaran barang serta jasa.
4
5
2.1.2 Perencanaan Bisnis Menurut Madura (2007, p15) rencana bisnis adalah suatu deskripsi rinci dari suatu usulan bisnis, termasuk di dalamnya deskripsi bisnis, jenis pelanggan yang ingin ditarik, persaingan, dan fasilitas yang diperlukan untuk produksi. Menurut Suryana (2008, p130) perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian strategis, dan peluang yang mungkin diraih. Menurut Zimmerer (Suryana, 2008, p130) ada beberapa unsur yang harus ada dalam perencanaan usaha, yaitu : -
Ringkasan pelaksanaan.
-
Profil usaha.
-
Strategi usaha.
-
Produk dan jasa.
-
Strategi pemasaran.
-
Analisis pesaing.
-
Ringkasan karyawan dan pemilik.
-
Rencana operasional.
-
Data finansial.
-
Proposal usulan / peminjaman.
-
Jadwal operasional.
Menurut Hisrich et, al (2005, p186) business plan (perencanaan bisnis) adalah “written
document describing all relevant internal and external elements and strategies for starting a new venture” yang artinya adalah dokumen tertulis yang menjelaskan mengenai elemen-
6
elemen di dalam dan di luar yang bersangkutan dan strategi untuk memulai suatu usaha baru. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, perencanaan bisnis merupakan rincian deskripsi tentang bisnis baru yang akan dijalankan dimana terkandung didalamnya elemen-elemen internal dan external terhadap bisnis tersebut.
2.1.3 Kegunaan Perencanaan Bisnis Kegunaan rencana bisnis adalah sebagai berikut : -
Mendukung suatu aplikasi pinjaman kepada bank, pemilik dana, dan lain-lain.
-
Mendefinisikan kesepakatan-kesepakatan di antara mitra bisnis.
-
Menetapkan suatu nilai bisnis untuk tujuan penjualan dan keperluan hukum.
-
Menilai suatu lini produk baru, promosi, atau perluasan usaha.
-
Memberikan suatu landasan dan arah untuk mengembangkan sasaran-sasaran, dan strategi operasi yang spesifik dan lebih terperinci, serta rencana-rencana untuk mencapai sasaran itu.
-
Membantu mempertahankan focus pada tujuan-tujuan utama.
-
Sebagai suatu alat untuk mengevaluasi alternatif-alternatif yang mungkin.
-
Memberikan suatu referensi terhadap pengukuran hasil-hasil aktual (dibandingkan terhadap rencana bisnis).
2.1.4 0utline Business Plan Menurut Hisrich et, al (2005, p198) perencanaan bisnis mempunyai garis besar berikut : 1. Introductory page (halaman pengenalan) -
Name and address of business (nama dan alamat bisnis).
-
The name of the entrepreneur(S), (nama pengusaha yang menjalankan bisnis).
7
-
Nature of business (sifat dari bisnis).
-
Statement of financing needed (kebutuhan dana yang diperlukan).
-
Statement of confidentiality of report (pernyataan kerahasiaan dari laporan).
2. Executive summary (ringkasan eksekutif)
Summarizing the complete business plan, this section is prepared after the total plan is written (ringkasan dari keseluruhan rencana bisnis, bagian ini ditulis setelah rencana bisnis total ditulis). 3. Environmental and industry analysis (analisis lingkungan dan industri) -
Future outlook and trends (pandangan dan tren masa depan).
-
Analysis of competitors (analisa dari pesaing).
-
Market segmentation (segmentasi pasar).
-
Industry and Market forecast (peramalan industry dan pasar).
4. Desciption of venture (uraian tentang usaha) -
Product(s), (produk).
-
Service(s), (jasa).
-
Size of business (ukuran dari bisnis).
-
Office equipment and personnel (personel dan peralatan kantor).
-
Background of entrepreneurs (latar belakang pengusaha).
5. Production plan (rencana produksi) -
Manufacturing process (proses pabrikasi).
-
Physical plant (gedung-gedung / lokasi).
-
Machinery and equipment (mesin dan peralatan).
6. Operasional plan (rencana operasional) -
Description of company’s operation (uraian tentang operasi perusahaan).
-
Flow of orders for goods and / or services (arus dari pesanan barang atau jasa).
8
-
Technology utilization (pemanfaatan teknologi).
7. Marketing plan (rencana pemasaran) -
Pricing (penentuan harga).
-
Distribution (saluran distribusi)
-
Promotion (promosi).
-
Product forecast (peramalan produk).
-
Controls (pengendalian).
8. Organizational plan (rencana organisasi) -
Form of ownership (bentuk kepemilikan).
-
Identification of partners or principal shareholders (identifikasi partner atau pemegang saham).
-
Autority of principals (otoritas pemilik).
-
Management-team background (latar belakang tim manajemen).
-
Roles and responsibilities of member of organization (tanggung jawab dan peran dari anggota organisasi).
9. Assesment of risk (dugaan dari resiko) -
Evaluate Weakness of business (mengetahui kelemahan dari bisnis).
-
New technologies (teknologi baru).
-
Contingency plans (ketidaktentuan perencanaan).
10. Financial plan (rencana keuangan) -
Pro forma income statement (ikhtisar laba-rugi).
-
Cash fLow projection (proyeksi arus kas).
-
Pro forma balance sheet (neraca).
-
Break-even analysis (analisis balik modal).
-
Sources and applications of funds (aplikasi dan sumber pendanaan).
9
11. Appendix (catatan tambahan) -
Letters (surat-surat)
-
Markets research data (data penelitian pasar).
-
Leases or contracts (kontrak atau sewa).
-
Price list from suppliers (daftar harga dari pemasok).
2.1.5 Kegagalan Perencanaan Bisnis Menurut Hisrich et, al (2005, p208) perencanaan bisnis gagal karena faktor-faktor berikut: -
Goals set by entrepreneur are unreasonable (tujuan yang ditetapkan tidak beralasan).
-
Goals are not measurable (tujuan tidak terukur).
-
The entrepreneur has not made a total commitment to the business or to the family (pengusaha tidak membuat suatu keseluruhan komitmen kepada bisnis atau kepada keluarga).
-
The entrepreneur has no experience in the planned business (usahawan tidak mempunyai pengalaman di bisnis yang direncanakan).
-
The entrepreneur has no sense of potential threats or weakness to the business (usahawan tidak mengerti potensial ancaman dan kelemahan dari bisnis).
-
No customers need was established for the proposed product or service (pelanggan tidak membutuhkan barang yang diusulkan).
2.1.6 Tahapan Perencanaan Strategi Bisnis 2.1.6.1 Visi Bisnis Menurut David (2006, p84), pernyataan visi harus menjawab pertanyaan dasar “Ingin menjadi apakah kita?”. Pernyataan visi haruslah singkat, sebaiknya dalam satu kalimat dan dibuat berdasarkan masukan dari sebanyak mungkin manajer. Visi bisnis adalah keadaan
10
masa depan suatu organisasi yang mungkin terjadi dan diinginkan, yang mencakup tujuantujuan khusus. Jadi visi adalah cita-cita, sesuatu yang didambakan untuk menjadi kenyataan di masa yang akan datang. Pada umumnya setiap perusahaan didirikan dengan visi untuk menjadi semakin besar di masa yang akan datang, mempunyai banyak cabang, tersebar di banyak tempat atau wilayah. Visi tersebut harus didiseminasikan kepada seluruh lapisan karyawan sehingga visi itu menjadi cita-cita bersama.
2.1.6.2 Misi Bisnis Menurut David (2006, p88), pernyataan misi harus menjawab pertanyaan
“Apakah
bisnis kita?”. Misi bisnis adalah dasar untuk membuat prioritas, strategi, rencana, penugasan kerja. Misi bisnis merupakan titik awal untuk merancang pekerjaan-pekerjaan manajerial, dan yang paling penting adalah untuk merancang struktur manajerial. Misi lebih terkait dengan perilaku masa kini. Misi hanya akan menjadi angan-angan apabila tidak dijabarkan. Bahkan misi akan menjadi sebuah mimpi belaka yang tidak akan pernah menjadi kenyataan apabila tidak dijabarkan dengan jelas dalam kalimat-kalimat sehingga dapat mengerti oleh setiap karyawan. Jadi bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik dengan cara berkelompok maupun dengan cara individu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memasarkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dari beberapa teori
yang
diungkapkan oleh beberapa ahli yang menjelaskan tentang pengertian bisnis dan paling banyak diterapkan di Indonesia adalah teori Hughes dan Kapoor (Sugiono, 2004, p20) karena sangat sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia.
11
2.1.7
Pengertian Strategi Bisnis
Strategi bisnis yang utama dalam perusahaan adalah bagaimana membangun dan memperbaiki posisi perusahaan dalam persaingan bisnis jangka panjang, adapun 5 prinsip yang harus dipenuhi antara lain : -
Memberikan jawaban atau reaksi atas perubahan yang sedang terjadi dalam bidang industri perekonomian, politik, hukum, dsb.
-
Berisikan langkah-langkah dan pendekatan untuk menghadapi persaingan
-
Menciptakan kemampuan dan kesanggupan bersaing yang berkualitas
-
Menyatakan inisiatif strategi dari tiap departemen fungsional
-
Menempatkan strategi utama kegiatan operasional perusahaan
Tunggal (2004, p37) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan strategi yang harus dijadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi bisnis merupakan strategi yg harus dijadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi teknologi informasi karena dalam strategi teknologi informasi karena dalam strategi tersebut disebutkan visi dan misi perusahaan beserta target kinerja masing-masing fungsi dan struktur organisasi. Dalam strategi bisnis ditegaskan peranan teknologi informasi yang sesuai dengan strategi bisnis tersebut.
2.2 Biaya Biaya merupakan aspek yang mutlak di perusahaan manapun. Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantung dari tingkat kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat Horngren, Datar dan Foster (2005, p34), “biaya adalah suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.”
12
“Biaya adalah arus keluar atau pengkonsumsian aset dan atau timbulnya kewajiban selama suatu periode yang berasal dari pengiriman dan produksi barang, penyerahan jasa, atau penyelenggara aktifitas-aktifitas lainnya yang merupakan operasi utama dari suatu entitas.” Jadi biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh profit dan demi tercapainya suatu tujuan. 2.2.1 Klasifikasi Biaya Menurut Usry, Carter dan Thomson (2004, p57-60), “keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktifitas bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktifitas bisnis atas biaya umumnya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variable, atau biaya semi variable.” 1. Biaya tetap Didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Contohnya overhead
pabrik memasukan item seperti
supervise, penyusutan, sewa, asuransi properti, semuanya secara umum dianggap sebagai biaya. 2. Biaya variable Didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas. Contoh yang termasuk biaya variable adalah biaya bahan baku langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. 3. Biaya semi variabel Didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variable. Yang termasuk biaya semivariabel adalah biaya
13
listrik, air gas, batu bara, bensin, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok atau karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan, dan biaya hiburan.
2.2.2 Objek Biaya dan Pemicu Biaya. Objek biaya dan pemicu biaya bervariasi tergantung pada bentuk dan sifat organisasi dan objek biayanya. Objek biaya merupakan aktivitas yang mengakumulasikan biaya. Lima jenis objek biaya adalah : 1. Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan. 2. Jasa. 3. Departemen-Departemen. 4. Proyek (Proyek penelitian,Pemasaran) Jumlah total biaya untuk suatu objek biaya di pengaruhi oleh cost driver. Cost Driver merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya untuk sebuah objek biaya. Sebagai contoh biaya listrik dalam pabrik (objek biaya) di pengaruhi oleh jumlah jam mesin; jadi jumlah jam mesin merupakan cost driver untuk biaya listrik. Cost
driver merupakan langkah penting dalam analisis
strategik dan manajemen biaya pada
sebuah perusahaan. Identifikasi dan analisis cost driver tersebut merupakan dasar dalam penentuan biaya dan objek biaya secara akurat dan untuk pengendalian biaya objek tersebut.
2.2.3 Keunggulan Pada Biaya Keunggulan pada biaya (cost leadership), cost leadership merupakan strategi dimana perusahaan menghadapi pesaing dengan cara memproduksi produk atau jasa pada biaya
14
yang paling rendah. Cost leadership menghasilkan laba yang cukup pada harga yang rendah, oleh karena itu membatasi pertumbuhan persaingan dalam industri melalui keberhasilan dalalm perang harga dan merusak profitabilitas pesaing. Keunggulan biaya biasanya muncul dari produktivitas dalam proses pemanufakturan, pendistribusian, atau dalam administrasi secara keseluruhan.Kelemahan yang ada dalam cost
leadership ini adalah kecenderungan untuk memotong biaya yang dapat menjatuhkan permintaan terhadap produk atau jasa.
2.2.4 Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung Pembebanan Biaya langsung dan alokasi biaya (Biaya langsung dan Biaya tak langsung). Pembebanan biaya merupakan proses pembebanan biaya ke dalam ’cost pool’
atau dari
’cost pool’ ke ’cost object’. Biaya langsung dapat di telusuri secara langsung ke ’cost pool’ atau ke ’cost object’ secara mudah dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Contohnya : Biaya yang di butuhkan untuk produk tertentu merupakan biaya langsung karena biaya tersebut dapat di telusuri secara langsung ke produk. Demikian dengan perusahaan angkutan udara, biaya penyiapan dan pemrosesan tiket penumpang merupakan biaya langsung dari jasa yang di berikan kepada pelanggan. Sebaliknya biaya tak langsung, tidak dapat di telusuri secara mudah sulit di hubungkan secara ekonomi dari biaya ’cost pool’ ke ’cost pool’ atau ’cost object’. Yaitu biaya tak langsung biasa disebabkan oleh dua atau lebih ’cost pool’ atau object yang tidak dapat dengan mudah dan secara ekonomi sitelusuri secara langsung. Biaya pengawasan terhadap para karyawan produksi dan bagian penanganan bahan merupakan contoh yang bagus dari biaya yang pada umumnya tidak dapat di telusuri ke produk individual, oleh karena itu merupakan biaya tak langsung untuk produk. Serupa itu biaya pengisian bahan bakar untuk pesawat udara merupakan biaya tak langsung jika objek
15
biayanya adalah penumpang secara individual, karena pesawat menggunakan bahan bakar yang tidak dapat di telusuri secara langsung ke masing-masing penumpang. Sebaliknya jika objek biaya untuk pesawat udara tersebut adalah penerbangan, maka biaya bahan bakar merupakan biaya langsung yang dapat di telusuri secara langsung ke pengguna bahan bakar pesawat udara untuk penerbangan. Jika biaya tak langsung tidak dapat di telusuri ke ’cost pool’ atau objek biaya maka pembebanan biaya tak langsung di lakukan dengan menggunakan ’cost driver’. Sebagai contoh jika ’cost driver’ untuk penanganan bahan adalah jumlah suku cadang, maka biaya total untuk penanganan bahan dapat di bebankan ke setiap produk dengan dasar jumlah suku cadang yang di gunakan produk dibandingkan dengan jumlah suku cadang yang digunakan oleh semua produk. Akibatnya biaya di bebankan ke ’cost pool’atau object
biaya yang memnyebabkan biaya
dengan cara representatif dan wajar. Contohnya produk yang menggunakan suku cadang yang banyak harus dibebani porsi biaya penanganan bahan daripada produk yang menggunakan suku cadang yang lebih sedikit. Sama halnya dengan itu departemen yang menggunakan karyawan yang lebih banyak harus dibebani biaya supervisi dalam porsi yang lebih banyak daripada departemen yang mempunyai lebih sedikit karyawan.
2.2.5 Strategi Kepemimpinan Biaya Kepemimpinan biaya (David 2006, p247) harus dijalankan sejalan dengan diferensiasi. Jumlah elemen biaya mempengaruhi daya tarik relatif dari strategik generik, termasuk skala ekonomi atau disekonomi yang dicapai, pengaruh kurva belajar dan pengalaman (Learning
and Experience Curve), persentase utilitas kapasitas yang dicapai, serta hubungan dengan pemasok dan distributor. Elemen biaya lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih alternatif strategi mencakup potensi untuk
berbagai biaya dan pengetahuan dalam
16
organisasi, biaya litbang yang berhubungan dengan pengembangan produk baru atau modifikasi produk yang ada saat ini, biaya tenaga kerja, tarif pajak, biaya energi dan biaya pengiriman. Berusaha menjadi produsen berbiaya rendah dalam satu industri dapat efektif khususnya ketika pasar terdiri atas banyak pembeli yang sensitif terhadap harga, ketika hanya ada sedikit cara untuk mencapai diferensiasi produk, ketika pembeli tidak peduli tentang perbedaan antara satu merek dengan merek lain, atau ketika ada sejumlah besar pembeli dengan kekuatan tawar – menawar yang signifikan. Ide dasarnya adalah untuk menjual dibawah harga pesaing dan dengan demikian mendapatkan pangsa pasar dan penjualan, menggeser beberapa pesaing keluar dari pasar seutuhnya. Strategi keunggulan biaya biasanya merasuk keseluruh perusahaan, seperti dibuktikan dengan efisiensi yang tinggi, overhead yang rendah, fasilitas karyawan yang terbatas, tidak menoleransi pemborosan, penyaringan yang ketat atas permintaan anggaran, rentang pengendalian yang lebar, kompensasi yang dihubungkan dengan penurunan biaya dan partisipasi karyawan yang luas dalam mengendalikan biaya. Beberapa resiko dalam menjalankan keunggulan biaya adalah bahwa pesaing dapat meniru strategi ini, dengan demikian memicu penurunan laba industri; bahwa penemuan teknologi dalam industri dapat membuang strategi tidak efektif; atau bahwa perhatian pembeli mungkin beralih ke fitur lain yang membedakan selain harga.
2.3 Studi Kelayakan Bisnis Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak.
17
Berdasarkan Suryana (2008, p184) terdapat 2 studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan atau dikembangkan, yaitu: -
Studi kelayakan usaha (feasibility study of business).
-
Analisis SWOT (Strenght - kekuatan, Weakness – kelemahan, Opportunity – peluang,
Threat – ancaman). Studi kelayakan usaha / bisnis ialah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Berdasarkan Husein (2005, p8) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat mengoperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap layak atau tidaknya suatu bisnis dan mempunyai manfaat ekonomis untuk waktu yang tidak ditentukan. Berdasarkan Suryana (2008, p184) hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain : -
Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
-
Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, untuk mengganti peralatan / mesin, untuk menambah mesin baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
18
-
Untuk memilih jenis usaha atau investasi / proyek yang paling menguntungkan misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
Berdasarkan
Suryana (2008, p184-185) pihak yang berkepentingan dengan studi
kelayakan usaha diantaranya : -
Pihak wirausaha (pemilik perusahaan)
-
Studi kelayakan usaha berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan sebagai bahan pertimbangan untuk merintis usaha, untuk mengembangkan usaha, atau untuk melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan baik bagi wirausaha itu sendiri maupun bagi smua pihak yang berkepentingan.
-
Pihak investor dan penyumbang dana.
-
Studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan modal yang ditanamkan atau dipinjamkannya.
-
Pihak masyarakat dan pemerintah
-
Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan. Demikian juga bagi pemerintah sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.
2.3.1 Proses dan Tahap Studi Kelayakan Bisnis Berdasarkan Suryana (2008, p185-186) studi kelayakan bisnis dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut : -
Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan
-
Tahap penemuan ide ialah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasikan, misalnya
19
kemungkinan-kemungkinan bisnis apa saja yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. -
Tahap formulasi tujuan Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
-
Tahap analisis
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu : dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go). Adapun aspek -aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut meliputi :
-
1.
Aspek pasar.
2.
Aspek teknik produksi / operasi.
3.
Aspek manajemen / pengelolaan
4.
Aspek finansial / keuangan.
Tahap keputusan Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung resiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti pay back
period (PBP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan sebagainya.
20
Secara ringkas, studi kelayakan bisnis di atas digambarkan sebagai berikut :
Gagasan Usaha (Business Idea)
Tujuan (Visi dan Misi)
Analisis / Evaluasi : 1. Pasar 2. Produksi / Operasi 3. Manajemen 4. Keuangan 5. Ekonomi
Keputusan
Dilakasanakan (Go)
Tidak Dilaksanakan ( No Go)
Gambar 2.1 Proses Studi Kelayakan Bisnis Sumber : Suryana (2008, p187)
2.3.2 Analisis Kelayakan Bisnis Berdasarkan Suryana
(2008, p186) aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati
dalam tahap analisis tersebut meliputi : 1. Aspek pasar. 2. Aspek teknik produksi / operasi. 3. Aspek manajemen / pengelolaan. 4. Aspek financial / keuangan.
21
Berdasarkan
Husein (2005, p24) aspek-aspek yang harus dikaji dalam rangka studi
kelayakan bisnis adala sebagai berikut: 1. Pasar : pasar konsumen dan produsen 2. Internal perusahaan : -
Pemasaran.
-
Teknik dan teknologi.
-
Manajemen.
-
Sumber daya manusia.
-
Keuangan.
3. Lingkungan -
Politik, ekonomi, dan sosial.
-
Lingkungan industri.
-
Yuridis (legal).
-
Lingkungan hidup.
Berdasarkan Husnan (2005, p17-20) maka penilaian studi kelayakan berdasarkan :
1.
Aspek pasar dan pemasaran.
2.
Aspek produksi (teknik dan teknologi).
3.
Aspek manajemen (termasuk didalamnya sumber daya manusia).
4.
Aspek keuangan.
5.
Aspek ekonomi, sosial, dan politik.
6.
Aspek lingkungan industri
7.
Aspek yuridis.
22
8.
Aspek lingkungan hidup.
9.
Aspek Teknis
10.
Aspek Hukum
2.3.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran 1. Analisis aspek pasar Sebelum menggarap suatu bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan yang akan dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud. Atau bisnis diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud. Berdasarkan Husein (2005, p35) pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Permintaan merupakan jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran adalah kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Bentuk pasar merupakan bentuk-bentuk pasar produsen : -
Pasar persaingan sempurna
-
Pada pasar persaingan sempurna, aktivitas persaingan tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen dan konsumen dapat menjual dan membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.
-
Pasar monopoli
-
Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai penjual saja.
-
Pasar oligopoli
23
-
Pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan.
-
Pasar persaingan monopolistik
-
Pasar ini merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan monopoli. Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk-keluar pasar, selain itu barang yang dijual tidak homogen. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli. Berdasarkan konsumen, maka pasar dibedakan atas :
a) Pasar konsumen b) Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi. c) Pasar industri d) Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang dan jasa lain, baik untuk dijual atau disewakan (dipakai untuk proses lebih lanjut). e) Pasar penjual kembali (reseller) f)
Pasar yang terdiri atas perorangan dan / atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grossier, agent, dan
retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan. g) Pasar pemerintah h) Merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.
24
2. Analisis aspek pemasaran Berdasarkan Husein (2005, p67) definisi pemasaran menurut Stanton adalah keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli. Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahalu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai, berdasarkan analisis dan prediksi, apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Berdasarkan Suryana (2008, p188-189) beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati diantaranya : -
Kebutuhan dan keinginan konsumen. Mengenai barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen, banyak yang dibutuhkan, daya beli konsumen, waktu dibutuhkannya. Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan / keinginan pasar.
-
Segmentasi
pasar.
Pelanggan
dikelompokkan
dan
diidentifikasi,
misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya dan demografis. Jika segmentasi pasar teridentifikasi maka pasar sasaran akan terwujud dan tercapai. -
Target.Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan apakah member kepuasan atau tidak. Jika loyal maka potensi pasar tinggi.
-
Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Dengan
25
mengetahui nilai tambah setiap rantai pemasaran maka nilai tambah bisnis akan dapat diketahui, tinggi atau rendah. -
Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak. Mengetahui ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak.
-
Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang yang dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna (oligopoli, monopoli, dan monopolistik), atau pasar persaingan sempurna.
-
Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Untuk memenangkan persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul dari pesaing.
-
Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan tinggi berarti pasar potensial.
-
Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan tinggi (misalnya lebih dari 20%) maka potensi pasar tinggi.
-
Laba kotor. Analisis perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin laba kotor lebih dari 20% berarti pasar potensial.
-
Pangsa pasar. Pangsa pasar dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi. Berdasarkan Husein (2005, p68) setelah strategi pemasaran diketahui, maka akan
ditindaklanjuti dengan penentuan bauran pemasarannya. 1. Analisis persaingan
26
Agar dapat menetapkan strategi pemasaran kompetitif yang efektif, studi kelayakan bisnis perlu juga mencermati produk, harga, saluran distribusi maupun promosi yang dilakukan oleh para pesaing terdekat. Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis pesaing yang dikemukakan oleh Kotler. a) Mengidentifikasi pesaing Perusahaan dapat mengidentifikasikan para pesaingnya sebagai suatu perusahaan lain yang mempunyai ciri-ciri sebagai suatu perusahaan lain yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : -
Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar.
-
Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama.
-
Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama.
b) Menentukan sasaran pesaing Memang pada dasarnya semua pesaing akan berusaha memaksimalkan laba mereka tetapi kenyataannya pesaing berbeda dalam penekanan laba. Dengan mengetahui sasaran pesaing beserta penekanan-penekanannya dapat menunjukkan apakah mereka puas dengan situasinya skarang serta bagaimana kemungkinan reaksinya atas tindakan kompetitif. c) Mengidentifikasi strategi pesaing Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan lain maka semakin ketat persaingan di antara mereka. d) Menentukan kekuatan dan kelemahan pesaing Untuk mengetahui apakah pesaing menjalankan strategi dan mencapai tujuan mereka. e) Mengestimasi pola reaksi pesaing
27
Perusahaan perlu tahu tentang pesaing tertentu kalau ingin mengantisipasi bagaimana pesaing akan bertindak atau bereaksi terhadap tindakan pesaing lainnya . f)
Memilih pesaing Perusahaan menentukan pesaing utamanya.
2. Bauran pemasaran Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. a) Kebijakan produk Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaatmanfaat apa yang diberikan oleh produk itu. b) Kebijakan harga Keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan dan eksternal lingkungan. Faktor internal, keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran. Faktor eksternal dipengaruhi oleh pasar dan permintaan konsumen. c) Kebijakan distribusi Dalam kebijakan distribusi, desain saluran harus ditetapkan. d) Kebijakan promosi Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan produk tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk dikenal dan dibeli.
2.3.2.2 Aspek Produksi Berdasarkan Husein (2005, p88) manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan
manajemen
yang
meliputi
perencanaan,
organisasi,
pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan.
staffing,
koordinasi,
28
Berdasarkan Suryana (2008, p189) beberapa unsur dari aspek produksi / operasi yang harus dianalisis, diantaranya : -
Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun pelanggannya.
-
Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebih akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan / pergudangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga pokok penjualan.
-
Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat kini dan masa yang akan datang, serta disesuaikan dengan luas produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.
-
Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku serta bahan penolong harus cukup tersedia. Persediaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
-
Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. ]umlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut agar efisien.
-
Lay-out. Adalah tata ruang atau letak berbagai fasilitas operasi. Lay-out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien.
2.3.2.3 Aspek Manajemen Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus dianalisis meliputi komponen : -
Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau
29
milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya. Bagaimana keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih, hendaknya dipilih yang tidak beresiko terlalu tinggi dan menguntungkan. -
Organisasi. Jenis organisasi yang diperlukan (berbentuk organisasi lini, organisasi staf, lini dan staf atau bentuk lainnya). Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
-
Tim manajemen. Bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara profesional. Hal ini bergantung kepada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha.
-
Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang diperlukan.
2.3.2.4 Aspek Keuangan 1. Analisis Aspek Keuangan Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut : -
Kebutuhan dana. Kebutuhan dana untuk operasional perusahaan (besarnya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal).
-
Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang dapat digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal disetor, labs ditahan) dan modal eksternal (misalnya obligasi dan pinjaman).
-
Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
-
Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi dimasa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.
30
-
Proyeksi aliran kas (cash flow). Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas, yaitu : a) Aliran kas masuk (cash in flow), merupakan penerimaanpenerimaan yang berupa hasil penjualan atau pendapatan. b) Aliran kas keluar (cash out flow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak. c) Aliran kas masuk bersih (net cash in-flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak. Rumus : Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 –tarif pajak) bunga
2. Laporan Keuangan Dasar Berdasarkan Keown (2002, p78) laporan keuangan dasar mencakup laporan laba-rugi, neraca, dan laporan arus kas. a) Laporan laba-rugi Merupakan ringkasan dari 4 jenis kegiatan : -
Menjual produk dan jasa.
-
Beban produksi atau untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual.
-
Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen, serta berkaitan dengan beban administratrif operasional.
-
Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contoh : bunga yang dibayarkan pada kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen.
31
Laporan laba-rugi digambarkan sebagai berikut :
Penjualan
Dikurangi beban produksi atau beban untuk mendapatkan barang atau jasa Aktivitas Operasi
= Laba Kotor
Dikurangi : beban operasi : Beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi, serta penyusutan
= Laba operasi (Laba sebelum bunga dan pajak) Dikurangi : beban bunga = Laba bersih sebelum pajak
Dikurangi: pajak perusahaan
Aktivitas Pendanaan
= Laba bersih sebelum deviden atas saham preferen
Dikurangi: Dividen atas saham =
Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi Sumber : Keown (2002, p80).
Pendapatan bersih bagi pemegang saham biasa
32
b) Neraca Memberikan gambaran sesaat posisi keuangan pada waktu tertentu, misalnya setahun, menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. Neraca digambarkan sebagai berikut : KEWAJIBAN
DAN
EKUITAS
AKTIVA PEMEGANG SAHAM
Aktiva lancar :
Kewajiban lancar :
Kas
Kewajban dagang
Surat berharga
Beban yang terkewajiban
piutang dagang
Wesel jangka pendek
persediaan
Total Kewajiban Lancar
beban di bayar di muka Total Aktiva Lancar +
+
Aktiva tetap :
Kewajiban jangka panjang :
Mesin dan peralatan
Wesel jangka panjang
Bangunan
Hipotek
Tanah Total aktiva tetap
Total kewajiban jangka panjang
+
+
33
Aktiva Lainnya :
Ekuitas pemegang saham :
Investasi
Saham preferen
Hak Paten
Saham biasa
Total aktiva lain
Nilai pari Agio saham-saham Saldo laba Total ekuitas pemeganq saham
=
= Total Kewajiban dan Ekuitas
Total Aktiva
Pemegang
Saham
Gambar 2.3 Neraca Sumber : Keown (2002,p83).
c) Laporan Arus Kas Menunjukkan arus kas sebenarnya yang dihasilkan oleh perusahaan sepanjang tahun itu. Laporan arus kas digambarkan sebagai berikut : Arus kas dari operasi, mencakup : + kas yang dikumpulkan dari konsumen - kas yang dibayarkan kepada pemasok - arus kas keluar dari kegiatan operasi (beban pemasaran dan administrasi) serta pembayaran bunga bank + / - kurang atau tambah Arus Kas atas Investasi yang diperoleh atau dijual + / - ditambah atau dikurangi
34
Arus kas dari penerimaan atau pembayaran pendanaan yang mencakup: + penerimaan saham baru + peningkatan pinjaman - pembayaran kembali pokok pinjaman = Arus Kas yang Dihasilkan
Gambar 2.4 Laporan Arus Kas Sumber : Keown (2002, p87)
3. Analisis penilaian investasi Berdasarkan Husein (2005, p197) pada umumnya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian arus kas dari suatu investasi, yaitu : a) Metode payback period
Payback periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu. Rumus : Payback Period =
x 1 tahun Nilai Investasi Kas masuk Bersih
Kriteria penilaian : jika payback periode lebih pendek waktunya dari maximum payback period-nya maka usulan investasi dapat diterima. b) Metode internal rate of Return (IRR) Metodei ni digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
35
dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Rumus :
n CFt ) I0 = ∑ ( t=1 (1 + IRR)t
Di mana : T =
tahun ke
n =
jumlah tahun
Io =
investasi awal
CF =
arus kas bersih
IRR =
tingkat bunga yang dicari harganya
Nilai IRR dapat dicari dengan coba-coba (trial and error). Kriteria penilaian : jika IRR didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. c) Metode Net present value (NPV)
Net present value yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun ke kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan bunga yang relevan. Rumus : n CFt NPV = ∑ ( ) – I0 t=1 (1 + K)t Dimana : CFt
= aliran kas per tahun pada periode t
Io
= investasi awal pada tahun ke 0
36
K
= suku bunga (discount rate)
Kriteria Penilaian : -
NPV >0, maka usulan proyek diterima
-
NPV < 0, maka usulan proyek ditolak
-
NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak
d) Metode profitability index (PI) Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Jadi provitabi/ity index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Rumus : PI =
PV kas masuk PV kas keluar
Kriteria penialaian : PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan. PI < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan. Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, di mana jika NPV suatu proyek dikatakan layak (NPV > 0) maka menurut kriteria PI juga layak (PI > 1) karena keduanya menggunakan variable yang sama.
2.3.2.5 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik I.
Aspek ekonomi Analisis Ekonomi Makro
37
Berdasarkan Sukirno (2004, p26) analisis makroekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Berdasarkan
Madura
(2007,
p111)
terdapat
tiga
faktor
ekonomi
makro
yang
mempengaruhi kinerja bisnis, yaitu : 1. Pertumbuhan ekonomi Perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi. 2. Inflasi Peningkatan harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Tipe inflasi : -
Cost-push inflation yaitu situasi apabila produk diberi harga tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga besar.
-
Demand-pull inflation yaitu situasi apabila harga barang dan jasa naik karena permintaan konsumen yang kuat.
3. Tingkat suku bunga Mewakili biaya meminjam uang. Faktor ekonomi makro dapat mempengaruhi laba perusahaan dimana digambarkan sebagai berikut :
Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi Tingkat Suku Bunga
Penerimaan
-
=
Biaya Operasional Biaya Bunga
Laba
38
Gambar 2.5 Faktor Ekonomi Makro Mempengaruhi Laba perusahaan Sumber : Madura (2007, p119)
II. Aspek sosial Berdasarkan Husein (2005, p252) aspek sosial adalah sebagai berikut : Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup secara sendirian. Perusahaan hidup bersama komponen lain dalam suatu tatanan kehidupan yang pluralistis dan kompleks, walau hendaknya dalam keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. III. Aspek politik Berdasarkan Husein (2005, p256) aspek politik adalah sebagai berikut : Adanya isu / rumor / spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengeruhi permintaan dan penawaran suatu produk, balk itu barang maupun jasa. Dalam menganalisis kelayakan bisnis hendaknya memperkirakan situasi politik saat bisnis dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajiannya menjadi layak.
2.3.2.6 Aspek Lingkungan Industri Berdasarkan Husein (2005, p268) aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Michael E. Porter mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut lima kekuatan bersaing. 1. Ancaman pendatang baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
39
perusahaan yang sudah ada. Faktor yang mempengaruhi : -
Skala ekonomi.
-
Diferensiasi produk.
-
Kecukupan modal.
-
Biaya peralihan.
-
Akses kesaluran distribusi.
-
Ketidakunggulan biaya independen.
-
Peraturan pemerintah.
2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kin perusahaan. Faktor yang mempengaruhi : -
Jumlah kompetitor.
-
Tingkat pertumbuhan industri.
-
Karakteristik produk.
-
Biaya tetap yang besar.
-
Kapasitas.
-
Hambatan keluar.
3. Ancaman dari produk pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan produk pengganti. 4. Kekuatan tawar menawar pembeli Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga. Faktor yang mempengaruhi : -
Pembeli membeli dalam jumlah besar.
40
-
Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.
-
Banyak pemasok.
-
Barang substitusi lebih murah.
-
Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah.
-
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi perusahaan.
5. Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk. Faktor yang mempengaruhi : -
Jumlah pemasok sedikit.
-
Produk / pelayanan yang ada adalah unik.
-
Tidak tersedia produk substitusi.
-
Pemasok mampu menghasilkan produk yang sama dengan perusahaan.
-
Perusahaan membeli dalam jumlah yang kecil kepada pemasok.
2.3.2.7 Aspek Yuridis Berdasarkan Husein (2005, p281) aspek yuridis memaparkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bisnis. a) Pelaksana bisnis Menganalisis siapa pelaksana bisnis. -
Bentuk badan usaha Bentuk badan usaha pada segi yuridis adalah sebagai berikut : perusahaan perseorangan, firma, perseroan komanditer (CV), perseroan terbatas, perusahaan Negara, koperasi.
-
Identifikasi pelaksana bisnis :
41
1. Kewarganegaraan. 2. Informasi bank. 3. Keterlibatan pidana atau perdata. 4. Hubungan keluarga dalam bisnis. 5. Peraturan bisnis b) Peraturan Bisnis Analisis mengenai bisnis yang akan dilaksanakan (peraturan dan perundangundangan), apakah bisnis tersebut dilarang atau tidak.
2.3.2.8 Aspek Lingkungan Hidup Berdasarkan Husein (2005, p303) analisis lingkungan hidup mengacu kepada AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL diperlukan dalam melakukan suatu studi kelayakan bisnis karena : -
Undang-undang dan pemerintah menghendaki demikian.
-
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyekproyek industri.
2.4 Manajemen Transportasi 2.4.1 Definisi Manajemen Transportasi Menurut Nasution (2008, p90) manajemen transportasi adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian transportasi atau unit dalam organisasi industry atau perdagangan dan jasa lain (manufacturing business and service) untuk memindahkan/mengangkut barang atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efesien.
42
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005,p631), pemodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari
beberapa sumber ke beberapa tujuan. Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan jasa dari beberapa tempat
asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut efisien.
2.4.2
Tugas dan Sasaran Manajemen Transportasi
1. Perusahaan Industri Manufaktur Tanpa memerhatikan besar kecilnya organisasi bisnis, jenis barang atau jasa yang disajikan, luas pemasaran atau efisiensi produksi, “mobilitas” sangat dibutuhkan, baik bagi personal maupun bagi bahan baku, sejak terjadinya kontak pertama sampai titik punyai tugas yang paling rumit/vital diantara semua fungsi dalam organisasi perusahaan karena pelayanannya dibutuhkan oleh hampir semua fungsi lainnya. Sebelumnya seorang manajer transportasi harus memutuskan membeli sebuah pick up atau truk, sudah tentu ia menyediakan banyak waktu mencari keterangan tentang spesialisasi teknik pick up atau truk itu, muatan yang akan diangkutnya, dan efektivitasnya dalam memenuhi kebutuhan fungsi transportasi di kemudian hari. Manajer transportasi meneliti pada setiap kriteria penilaian yang dapat digunakan dalam membeli kendaraan, diantaranya : a) Merek-merek dan tipe kendaraan, keuangan, dan keterbatasan setiap kendaraan; b) Kapasitas muatan truk dan model kendaraan; c) Kekuatan mesin (daya kuda) kendaraan; d) Harga dan syarat pembayaran; e) Hemat bahan bakar. Selain pemilihan sarana teknis, sama pentingnya adalah perincian syarat-syarat pekerjaan
43
yang dibutuhkan bagi seorang tenaga operasi, seperti pengemudi, mekanik pemeliharaan truk, dan ahli mesin armada perusahaan. Dapat dikatakan bahwa fungsi manajemen transportasi dalam industri manufaktur pada umumnya adalah: a) Merencanakan, mengatur, dan mengoordinasikan operasi serta administrasi segala bentuk angkutan di seluruh perusahaan hingga dapat terselenggara seefisien mungkin, baik untuk angkutan barang maupun penumpang bagi karyawan; b) Menetapkan standar operasi dan perawatan semua bengkel (kalau ada) kendaraan bermotor dan menentukan persediaan bensin, bahan-bahan dan suku cadang kendaraan; c) Menetapkan standar biaya operasional, penyusunan staf, dan jasa-jasa penunjang; d) Menentukan kendaraan mana yang paling cocok untuk semua kebutuhan perusahaan dengan mempertimbangkan harga dan manfaat ekonomis; e) Membuat rencana penggantian dan penambahan kendaraan dengan menganalisis secara cermat biaya pengoperasian, kapasitas, dan umur kendaraan; f)
Menjamin bahwa standar perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan jadwal ditaati sehingga kendaraan perusahaan selalu dalam kondisi efektif dilihat dari segi perbaikan mekanisnya;
Pada umumnya, manajemen transportasi menghadapi tiga tugas utama : 1) Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi organisasi secara keseluruhan 2) Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan; 3) Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam mengoperasikan angkutan. Ketiga tugas ini selalu harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan dalam tindakan manajerial yang sama. Ini berarti bahwa tugas yang akan diselesaikan itu direncanakan terlebih dahulu untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pengendalian operasi mencakup
44
penggunaan teknik manajemen yang mendorong orang mencapai sasaran dari suatu pelaksanaan tertentu. Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan, sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai jumlah biaya yang serendahrendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal) pusat industry dan distribusi gudang atau antara distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan mengoptimumkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimumkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.
2.4.2.1 Perencanaan Transportasi Perencanaan transportasi yaitu merencanakan secara menyeluruh mengenai “Sistem Transportasi” terpadu yang merupakan Intermode Transportation Systems. Perencanaan menyangkut angkutan jalan raya, angkutan laut dan angkutan udara dan berbagai moda transport yang ada pada urban area (pinggiran kota). Langkah-langkah pembuatan rencana : a. Perencanaan dibuat atas dasar kebutuhan akan jasa-jasa angkutan. b. Tujuan perencanaan, dalam perencanaan harus jelas tujuan dan sasaran yang hendak dicapai untuk kepentingan nasional atau daerah. c.
Objektif, objektif berarti bahwa tujuan dapat direalisir sehubungan dengan rencana yang telah dibuat untuk dilaksanakan.
d. Survai permintaan, untuk membuat perencanaan perlu diadakan survai permintaan terhadap jasa-jasa angkutan. e. Analisis permintaan, setelah dilaksanakan survai atas permintaan selanjutnya dijalankan
45
analisis demand
berhubungan dengan kapasitas angkutan yang dibutuhkan, akhirnya
dibuat traffic forecast dengan menggunakan proyeksi (Analisis Garis Regressi). f.
Solusi dan implementasi, setelah dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut jaringan, angkutan, analisis biaya, pemilihan moda transport faktor sosial dan lingkungan maka perencanaan yang telah dibuat diputuskan untuk diimplementasikan berdasar desain yang telah disiapkan sebelumnya.
2.4.3
Masalah Dalam Transportasi
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan. Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru. Sebelum membuka gudang, perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan. Konsep dasar transportasi adalah: 1. Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destinations). 2. Biasanya, memiliki sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan sejumlah kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan. Model transportasi diformulasikan menurut karakteristik-karakteristik yang unik dengan permasalahan sebagai berikut : 1. Suatu produk dipindahkan dari sejumlah sumber ke tempat tujuan dengan biaya seminimum mungkin, dan
46
2. Atas barang tersebut, tiap sumber mampu memasok suatu jumlah unit produk yang tetap, dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap atas produk tersebut.
2.4.3.1 Masalah Khusus Dalam Transportasi Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat kesalahan dalam pengalokasian maupun dalam jumlah kapasitas permintaan. Masalah khusus yang dihadapi dalam transportasi adalah sebagai berikut: -
Penawaran lebih besar dari permintaan.
-
Permintaan lebih besar dari penawaran.
-
Masalah degenerasi.
-
Maksimisasi keuntungan.
-
Masalah prioritas.
-
Masalah pemblokiran.
-
Masalah multi komoditi.
-
Masalah transipmen.
2.5 Kerangka Pemikiran Pemikiran dimulai karena faktor keadaan ekonomi yang terjadi dan keadaan internal perusahaan sehingga menciptakan ide untuk menghitung efisiensi biaya membeli alat angkut yang baru dibandingkan menyewa alat angkut kepada agen. Hal ini dikembangkan melalui perencanaan bisnis dan dianalisis dengan menghitung alternatif biaya yang paling efisien dengan menggunakan present value dari setiap biaya alternatif sehingga dapat ditentukan biaya mana yang paling efisien bagi PT. ANINDO PUTERA PERKASA. Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut :
47
Biaya Alat Angkut
Alternatif
Alternatif
Sewa Alat Angkut
Beli Alat Angkut Baru
Biaya Pengangkutan
Biaya Pengangkutan
Analisis Efisiensi Biaya
Analisis Efisiensi Biaya
Efisiensi Biaya Pengangkutan
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Sumber : Penulis