Penilaian Risiko Keselamatan Kerja Pada Kegiatan Proses Instalasi Listrik Di Proyek Pembangunan Apartement Park View Condominium Depok Town Square Oleh PT. X Tahun 2012 Altri Reza, Ridwan Zahdi Sjaaf Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang didapat pada proses kegiatan instalasi listrik di proyek Pembangunan Apartement Park View Condominiumn Depok Town Square oleh PT. X tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap kegiatan proses instalasi listrik tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada kegiatan proses instalasi listrik di proyek tersebut meliputi level : very high, priority 1, substantial, priority 3. Kata kunci: AS/NZS 4360:2004, penilaian risiko, kemungkinan, pemajanan, konsekuensi, level risiko. ABSTRACT This study discusses about risk assesment for safety on electrical instalation process at Apartement Park View Condominium Depok Town Square project by PT. X in 2012. Risk Assesment is done by analyzing the probability value, exposure and consequences of each phase of work then compared to a standard level of risk semi-quantitative WT Fine J to determine the level of risk that exist at each stage on electrical instalation process. This study is a descriptive analytical study using semi quantitative method AS/NZS 4360:2004. The study states that the level of risk on each step electrical instalation process that includes : very high level, priotity 1 level, substantial level, and priority 3 level. Key words: AS/NZS 4360:2004, risk assesment, probability, exposure, consequences, level of risk.
PENDAHULUAN Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditujukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah. Angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk yang paling tinggi di kawasan ASEAN. Hampir 32% kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi di sektor konstruksi yang
meliputi semua jenis pekerjaan proyek gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi bendungan dan sejenisnya. (Ridwan, 2010). Berdasarkan data dari Jamsostek, kasus kecelakaan kerja di Indonesia, walaupun fluktuatif ternyata pada periode 2011 mengalami pelonjakan hampir dua kali lipat dibandingkan data tahun 2010 yakni dari 47.919 kasus menjadi 86.000 kasus. Hal ini juga yang menyebabkan Indonesia menduduki peringkat terbawah dalam hal standar keselamatan kerja dibandingkan negara-negara ASEAN. (Hartono dkk, 2012) Menurut Muhaimin, setiap tahun tercatat lebih dari 99 ribu kasus kecelakaan kerja, dimana 70 persen di antaranya mengakibatkan kematian atau cacat seumur hidup. Tahun kemarin jumlah kecelakaan kerja mencapai 96 ribu kasus, paling banyak terjadi di perusahaan konstruksi.(Metronews, 2012) Untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan mencegah terjadinya kecelakaan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi risiko dan menganalisis risiko yang ada pada proses pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan penilaian risiko keselamatan kerja yang terdapat pada proses kegiatan instalasi listrik pada proyek pembangunan Apartement Park View Condominium Depok Town Square oleh PT. X tahun 2012 dengan tujuan akhir penelitian yaitu mendapatkan tingkat risiko (level of risk).
TINJAUAN TEORITIS Keselamatan kerja adalah menyangkut risiko dari orang yang bekerja di perusahaan, disebabkan oleh kecelakaan didalam perusahaan tersebut. Risiko itu meliputi tidak saja yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya, tetapi oleh semua risiko lainnya. (Nedved, Milos. 1991) Bahaya adalah suatu sumber potensi kerugian atau situasi dengan potensi yang menyebabkan kerugian (AZ/NZS 4360). Bahaya atau hazard adalah suatu sumber yang berpotensi menimbulkan kerugian baik berupa luka-luka terhadap manusia, penyakit, kerusakan properti, lingkungan atau kombinasinya (frank bird-loss control management). Sedangkan menurut OHSAS 18001 hazard adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam hal luka-luka atau penyakit terhadap manusia. Menurut AS/NZS 2004 dari Australia, risiko adalah
peluang terjadinya suatu
peristiwa yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkannya.
Berdasarkan Standar Australia AS/NZS 4360:2004, manajemen risiko adalah suatu proses yang terdiri dari langkah-langkah yang telah dirumuskan dengan baik, mempunyai urutan (langkah-langkah) dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat risiko dan dampak yang dapat ditimbulkan. Manajemen risiko merupakan metode yang sistematis yang terdiri dari menetapkan konteks, mengidentifikasi, meneliti, mengevaluasi, perlakuan, monitoring dan mengkomunikasikan risiko yang berhubungan dengan aktifitas apapun, proses atau fungsi sehingga dapat memperkecil kerugian perusahaan. Proses manajemen risiko harus dilakukan secara komprehensif dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses. Adapun elemen-elemen yang terdapat pada standar AS/NZS 4360:2004 adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi dan konsultasi 2. Penetapan konteks 3. Identifikasi risiko 4. Analisis risiko 5. Evaluasi risiko 6. Risk treatment / pengendalian risiko 7. Monitor dan tinjauan Analisis risiko dapat dilakukan untuk berbagai tingkatan tergantung dari informasi risiko dan data yang tersedia. Analisis risiko bisa berbentuk kualitatif, semikuantitatif, kuantitaif atau kombinasi dari ketiganya tergantung keadaan. Urutan kompleksitas serta biaya analisis dari yang terkecil hingga terbesar adalah kualitatif. Tipe-tipe analisis secara rinci adalah sebagai berikut: a. Analisis kualitatif Menurut AS/NZS 4360:2004, analisis kualitatif digunakan untuk melihat besarnya potensi konsekuensi yang dapat timbul dan peluang konsekuensi tersebut dapat terjadi. Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya dapat termasuk dalam kategori risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi. b. Analisis semi kuantitatif Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan di atas diberi nilai. Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat konsekuensi maupun probabilitas dari risiko yang ada.
Tabel 2.1 Ukuran Analisis Tingkat Consequences Tingkatan
Deskripsi
Rating
Catastrophe
Kematian banyak orang, aktifitas dihentikan, 100 kerusakan permanen pada lingkungan luas
Disaster
Kematian pada satu hingga beberapa orang, 50 kerusakan permanen pada lingkungan lokal
Very Serious
Cacat
permanen,
kerusakan
temporer 25
lingkungan lokal. Serious
Cacat non permanen
15
Important
Dibutuhkan perawatan medis, terjadi emisi 5 buangan tetapi tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Noticeable
Luka ringan, sakit ringan, kerugian sedikit, 1 terhentinya kegiatan sementara.
Sumber Risk Management Guidelines Companion to AS NZS 4360 2004
Tabel 2.2 Ukuran Analisis Tingkat Probability Tingkatan
Deskripsi
Rating
Almost
Kejadian yang hampir pasti terjadi jika ada 10
certain
kontak dengan bahaya
Likely
Kemungkinan terjadinya 50-50
6
Unusual but Suatu kejadian yang tidak biasa namun masih 3 possible
memiliki kemungkinan untuk terjadi
Remotely
Suatu kejadian yang sangat kecil kemungkinan 1
possible
terjadinya
Conceivable
Tidak pernah terjadi walaupun telah bertahun- 0,5 tahun terjadi paparan dengan bahaya.
Practically
Secara nyata belum pernah terjadi.
0,1
Imposible Sumber Risk Management Guidelines Companion to AS NZS 4360 2004
Tabel 2.3 Ukuran Analisis Tingkat Exposure Tingkatan
Deskripsi
Rating
Continously
Beberapa kali terjadi dalam sehari (terus 10 menerus)
Frequently
Sekali terjadi dalam sehari (sering)
6
Occasionally
Sekali dalam seminggu sampai sekali dalam 3 sebulan (kadang-kadang)
Infrequent
Sekali dalam sebulan hingga sekali dalam 1 setahun (tidak sering)
Rare
Diketahui pernah terjadi (jarang)
0,5
Very rare
Tidak diketahui terjdinya (sangat jarang)
0,1
Sumber Risk Management Guidelines Companion to AS NZS 4360 2004
Penilaian Tingkat Risiko Penentuan tingkat risiko dilakukan setelah ketiga komponen risiko (konsekuensi, paparan, dan kemungkinan) telah ditentukan besarannya. Untuk menentukan tingkat risiko maka dilakukan pengalian terhadap ketiga komponen risiko tersebut berdasarkan rumus berikut : Level of risk = Consequences x Exposure x Likelihood Dari hasil perhitungan level of risk diatas kemudian dikelompokkan sesuai kriteria tingkat risiko fine.
Tabel 2.4 Ukuran Analisis Level of Risk Tingkatan
Kategori
Tindakan
>350
Very high
Penghentian aktifitas sampai tingkat risiko dikurangi
180-350
Priority 1
Memerlukan penanganan secepatnya
70-180
Substantial
Mengharuskan ada perbaikan
20-70
Priority 3
Memerlukan perhatian
<20
Acceptable
Lakukan kegiatan seperti biasa
Sumber Risk Management Guidelines Companion to AS NZS 4360 2004
c. Analisis Kuantitatif Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari analisis tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau kumpulan kejadian atau dengan memperkirakan kemungkinan dari studi eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu. Evaluasi risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah ditentukan selama proses analisa dengan melihat kriteria risiko. Hasil dari evaluasi risiko adalah daftar prioritas risiko untuk tindakan yang lebih jauh lagi. Jika hasil risiko berada pada tingkat rendah atau termasuk kedalam kategori yang bisa diterima maka dilakukan pemantauan dan peninjauan ulang secara berkala untuk menjamin bahwa risiko-risiko tersebut dapat diterima, maka untuk menanganinya digunakan satu atau lebih pilihan-pilihan dalam penanggulangan risiko. (AZ/NZS 4360:2004)
METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Penelitian ini dikhususkan pada identifikasi dan analisis risiko. Hal yang ingin dicapai dalam kerangka konsep adalah nilai tingkat risiko dari proses kerja yang telah diidentifikasi dan dianalisis risikonya. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan tahapan manajemen risiko sesuai dengan standar AS/NZS 4360:2004 tentang Risk Management.
Pekerjaan Konstruksi Proses Pemasangan Instalasi Listrik
Identifikasi Risiko
-
Job Safety Analysis Tahapan Pekerjaan Identifikasi Potensi Bahaya
Analisis Risiko
Tingkat Consequences
Tingkat Probability
Tingkat Exposure
Risk = Consequences x Probability x Exposure
Tingkat Risiko Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 di proyek pembangunan Apartement Park View Condominium Depok Town Square yang berlokasi di Jl. Margonda Raya.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh langsung dari perusahaan baik dari pkerja maupun pihak manajemen perusahaan. Data sekunder diperoleh melalui dokumen data perusahaan, buku, skripsi, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data ini mengacu pada AS/NZS 4360:2004 sebagai metode dalam analisis risiko yang bersifat semi kuantitatif. Data yang didapat dari identifikasi bahaya dengan Job Safety Analysis diolah dengan menentukan nilai-nilai consequences, probability, dan exposure dari setiap risiko yang ada. Selain itu nilai-nilai untuk setiap risiko tersebut dikalikan untuk mengetahui tingkat risiko, kemudian dibandingkan dengan kriteria risiko Fine (Fine Chart).
HASIL PENELITIAN Dalam penginstalasian listrik di proyek pembangunan gedung
tidak semudah
penginstalasian listrik di perumahan dikarenakan medan ataupun hambatan dalam penginstalasiannya berbeda. Tahapan kegiatan pada proses instalasi listrik adalah sebagai berikut : 1. Sparing Tahapan ini merupakan tahap awal dalam proses penginstalasian listrik. Proses sparing merupakan proses pemasangan pipa pada dinding ataupun plafon sesuai dengan gambar ataupun denah jalur penginstalasian yang telah ditetapkan pada proyek pembangunan tersebut. Fungsi dari pipa ini yaitu untuk melindungi kabel yang nanti akan diinstalasi ke dalam pipa agar kabel tersebut tidak mudah terkelupas pada saat penginstalasian, selain itu juga sebagai pengaman kabel dari proses pengecoran atau pun proses yang berhubungan dengan pembangunan lainnya. 2. Wiring Setelah proses sparing selesai maka dilakukan tahap wiring. Wiring ini merupakan proses penginstalasian kabel, yaitu proses penarikan/pemasukan kabel ke dalam pipa yang telah terpasang. Kabel ini merupakan media untuk mentransmisikan suatu sinyal (arus/tegangan) dari satu tempat ke tempat lain. Dimana nantinya kabel ini yang akan menjadi penyalur sumber listrik (penghantar arus listrik) pada bangunan yang akan dibangun tersebut. 3. Connection Merupakan proses penyambungan kabel yang telah selesai di wiring. Kabel yang di wiring tidak langsung menuju ke tempat yang akan menjadi sumber listrik dibangunan tersebut tetapi terputus di sambungan pipa yang disebut tedos (komponen penyambung pipa/simpangan pipa). Oleh karena itu perlu dilakukan connection agar kabel-kabel yang telah terpasang semuanya telah terkoneksi dari satu tempat ke tempat lainnya.
4. Meggering/Test Megger Setelah semua kabel terkoneksi maka dilakukan pengetesan pada kabel tersebut, yang dinamankan test megger. Test ini untuk mengetahui apakah koneksi yang telah dikerjakan itu sudah benar atau belum. 5. Pemasangan Aksesoris Setelah meggering selesai maka dilakukan pemasangan aksesoris. Pada tahap ini lebih kepada pemasangan kelengkapan yang dibutuhkan pada proyek (bangunan) tersebut seperti pemasangan lampu, sakelar, stop kontak, dll. Setelah semua aksesoris dipasang maka akan diadakan cek beban kemudian dites menggunakan stanmeter. 6. Tes Nyala Tahapan ini merupakan tahap akhir dari proses instalasi listrik. Jika semua tahapan atau prosedur instalasi listrik telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar yang ada pada proyek pembangunan tersebut maka dilakukanlah tes nyala, yaitu tes apakah instalasi listrik tersebut sudah terpasang dan berfungsi dengan baik dan sudah layak digunakan atau belum.
PEMBAHASAN 1.
Proses Sparing Tabel 6.7 Hasil Penilaian Risiko Proses Sparing
No.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Potensi Bahaya
1.
P
Risiko
Risk
50
10
0,5
250
Priority 1
5
6
1
30
Priority 3
15
10
6
900
Very high
1
6
6
36
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
5
10
6
300
Priority 1
Terpeleset/terjatuh dari tangga
1
10
6
60
Priority 3
Terbentur plafon atas
1
10
6
60
Priority 3
Material jatuh dari alimax dan
Terpeleset/terjatuh dari tangga karena kondisi tangga yang belum selesai
Material ke Lokasi Naik tangga
Level of
E
menimpa pekerja dibawahnya Pengangkutan
Nilai
C
Alimax rusak/terjatuh Naik alimax
Rumus Risk
Material jatuh menimpa kaki pekerja karena kesulitan memegang material Tersandung kabel dan barang-barang lain yang berserakan Tangan tersayat oleh
Marking 2.
(Penandaan Zona
Penandaan zona di
yang akan
ruangan
diinstalasi)
meteran/paku/cutter ketika sedang megukur dan memberikan tanda
No.
Langkah Kerja
Deskripsi
Potensi Bahaya
Kegiatan
P
Risiko
Risk
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
Terpeleset di kerangka besi
1
10
6
60
Priority 3
Tertusuk besi
5
10
3
150
Substantial
1
6
6
36
Priority 3
50
10
3
1500
Very high
1
10
6
60
Priority 3
5
6
6
180
Priority 1
25
6
0.5
75
Substantial
1
6
6
36
Priority 3
Terketok palu dan pahatan ketika sedang membobok tembok Tertimpa peralatan kerja ketika sedang membobok tembok
pondasi
Tertimpa besi yang sedang dibawa pekerja lain Terjatuh dari ketinggian Tersayat oleh meteran ketika sedang mengukur Terkena percikan api dari pemotongan besi
3.
Instalasi Pipa
Pembuatan kabel tray
Level of
E
membobok tembok
Penandaan zona di
Nilai
C
Terkena serpihan batu ketika sedang
Pembobokan
Rumus Risk
Tangan terpotong oleh mesin gerinda Terpental puing alumunium yang dipotong oleh mesin gerinda
No.
Langkah Kerja
Deskripsi
Potensi Bahaya
Kegiatan
P
Risiko
Risk
5
6
3
90
Substantial
5
6
6
180
Priority 1
1
10
6
60
Priority 3
Tersayat oleh gergaji
1
10
6
60
Priority 3
Terjepit di ruangan sempit (sub)
5
6
0.5
15
Acceptable
Terjatuh dari tangga
1
10
6
60
Priority 3
1
6
6
36
Priority 3
5
6
6
180
Priority 1
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
5
10
3
150
Substantial
Tersengat listrik Terpental alat kerja (bending) ketika sedang membengkokan
Tergores oleh permukaan tembok yang kasar Memasang pipa di plafon/ruangan
Terkena mesin bor tangan Terpukul palu ketika memaku tedos/pipa Tertusuk paku ketika memaku tedos/pipa Terbentur plafon atas
Memasang pipa di pondasi
Level of
E
tray
(pembengkokan)
Nilai
C
Tertimpa alumunium bahan dari kabel
Bending Pipa
Rumus Risk
Terjepit di kerangka besi pondasi
No.
Langkah Kerja
Deskripsi
Potensi Bahaya
Kegiatan
Terpental alat pengungkit untuk memasukan pipa ke sela-sela besi Terpukul palu ketika memaku tedos/pipa Tertusuk paku/besi ketika memaku tedos/pipa Tertimpa besi yang sedang di bawa pekerja lain
2.
Rumus Risk
Nilai
Level of
C
E
P
Risiko
Risk
1
10
3
30
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
6
6
36
Priority 3
Nilai
Level of
Proses Wiring Tabel 6.8 Hasil Penilaian Risiko Proses Wirirng
No.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Potensi Bahaya Alimax rusak/terjatuh
1.
Pengangkutan Material Ke lokasi
Naik alimax
Material jatuh dari alimax dan menimpa pekerja dibawahnya
Rumus Risk C
E
P
Risiko
Risk
50
10
0,5
250
Priority 1
5
6
1
30
Priority 3
No.
Langkah Kerja
Deskripsi
Potensi Bahaya
Kegiatan Naik tangga
P
Risiko
Risk
5
10
6
300
Priority 1
1
6
6
36
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
5
6
0.5
15
Acceptable
1
6
6
36
Priority 3
1
6
6
36
Priority 3
Suhu udara yang panas
1
6
10
60
Priority 3
Kejatuhan serpihan batu dari atas
1
6
6
36
Priority 3
Terlilit kabel
1
6
3
18
Acceptable
Terjatuh dari tangga
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
Terpeleset/terjatuh dari tangga karena kondisi tangga yang belum selesai
Tersandung kabel dan barang-barang lain yang berserakan Terjepit diruangan sempit Tergores oleh permukaan tembok Memasuki ruangan yang kasar Terpeleset/terjatuh dari tangga kabel tray Penarikan kabel
Penarikan di ruangan/koridor
Level of
E
karena kesulitan memegang material
2.
Nilai
C
Material jatuh menimpa kaki pekerja
sub yang kecil
Rumus Risk
Terbentur plafon atas atau peralatan yang ada diplafon Tangan Terjepit di sela-sela besi
No.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Potensi Bahaya
Pemotongan Kabel Terjepit/tersobek tang potong
3.
Rumus Risk
Nilai
Level of
C
E
P
Risiko
Risk
1
10
6
60
Priority 3
Nilai
Level of
Proses Connection Tabel 6.9 Hasil Penilaian Risiko Proses Connection
No.
1.
Langkah Kerja
Penyambungan Kabel
Deskripsi Kegiatan Pemotongan dan penyambungan kabel
Potensi Bahaya
Rumus Risk C
E
P
Risiko
Risk
Terjatuh dari tangga
1
10
6
60
Priority 3
Tertimpa peralatan kerja
1
10
6
60
Priority 3
Terjepit dan tersayat tang potong
1
10
6
60
Priority 3
Terbentur plafon atas/peralatan lain
1
10
6
60
Priority 3
4.
Proses Meggering Tabel 6.10 Hasil Penilaian Risiko Proses Meggering
No.
1.
5.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Pengetesan
Memasang
menggunakan
peralatan tes ke
peralatan
kabel
Potensi Bahaya
Rumus Risk
Nilai
Level of
C
E
P
Risiko
Risk
1
10
3
30
Priority 3
Tertimpa peralatan
1
10
6
60
Priority 3
Tertusuk kabel yang akan dites
1
10
6
60
Priority 3
Nilai
Level of
Terjepit penjepit yang ada pada peralatan tes
Proses Pemasangan Aksesoris Tabel 6.11 Hasil Penilaian Risiko Proses Pemasangan Aksesoris
No.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Potensi Bahaya Alimax rusak/terjatuh
1.
Pengangkutan Material ke lokasi
Naik alimax
Rumus Risk C
E
P
Risiko
Risk
50
10
0,5
250
Priority 1
5
6
1
30
Priority 3
Material jatuh dari alimax dan menimpa pekerja dibawahnya
No.
Langkah Kerja
Deskripsi
Potensi Bahaya
Kegiatan
Terpeleset/terjatuh dari tangga karena kondisi tangga yang belum selesai Naik Tangga
Material jatuh menimpa kaki pekerja karena kesulitan memegang material Tersandung kabel dan barang-barang lain yang berserakan Terjatuh dari tangga Tersayat karena pinggiran box lampu yang tajam
Pemasangan box Pemasangan 2.
dan lampu
Aksesoris
box/ Tertusuk kabel pada saat
lainnya yang berada diatas kepala
kontak/saklar
Level of
C
E
P
Risiko
Risk
5
10
6
300
Priority 1
1
6
6
36
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
1
10
6
60
Priority 3
pengkoneksian ke box
Terbentur plafon atau peralatan
Pemasangan stop
Nilai
Tertusuk obeng pada saat pemasangan
Tertimpa box lampu
kelistrikan
Rumus Risk
Tertusuk obeng dan kabel pada saat pemasangan stop kontak
No.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Potensi Bahaya Terpukul palu dan pahat pada saat penyocokan stop kontak ke dinding
6.
Rumus Risk
Nilai
Level of
C
E
P
Risiko
Risk
1
10
6
60
Priority 3
Nilai
Level of
Proses Tes Nyala Tabel 6.12 Hasil Penilaian Risiko Proses Tes Nyala
No.
Langkah Kerja
Deskripsi Kegiatan
Potensi Bahaya Tersetrum ketika penyambungan ke
1.
Pengetesan
Pengetesan sistem
instalasi
on/off
sumber listrik Tersetrum ketika pengecekan tegangan multimeter
Keterangan : C : Consequences E : Exposure P : Probability Nilai risiko : C x E x P
Rumus Risk C
E
P
Risiko
Risk
5
6
6
180
Priority 1
1
10
6
60
Priority 3
Nilai risiko tertinggi pada proses instalasi listrik terdapat di tahapan proses Sparing ketika pekerja hendak bekerja di ketinggian yaitu sebesar 1500 (very high) dengan dampak pekerja tersebut bisa terjatuh dan mengalami kematian.
KESIMPULAN
Tahapan kegiatan pada proses instalasi listrik antara lain : proses sparing, wiring, connection, meggering, pemasangan aksesoris, dan tes nyala.
Risiko yang terjadi di antaranya : material terjatuh, tersandung kabel, terpeleset/terjatuh dari tangga, terbentur plafon, tertimpa peralatan, tersayat benda tajam, terpental alat kerja, suhu udara yang panas, terjepit peralatan kerja, terkena bor tangan, terpotong mesin gerinda, terjepit di ruangan sempit dan tersetrum sumber listrik
Terdapat total 25 jenis risiko pada proses instalasi listrik dengan kategori sebagai berikut:
-
Level very high : 1 jenis risko
-
Level priority 1 : 6 jenis risiko
-
Level substansial : 4 jenis risiko
-
Level priority 3 : 14 jenis risiko
Pengendalian yang dilakukan oleh PT. X sudah ada di antaranya dengan memberikan APD kepada para pekerja namun APD tersebut tidak digunakan saat bekerja kecuali ada pengawas.
SARAN •
Pembuatan SOP secara tertulis dan jika perlu ditempel di sekitar area kerja
Safety induction atau safety briefing sebelum pekerjaan dilakukan
Pemasangan safety sign dan safety poster
Housekeeping untuk setiap area kerja
Maintenance peralatan yang digunakan
Menggunakan alat pelindung diri ketka berada di area kerja
Melakukan pengawasan kepada para pekerja
DAFTAR PUSTAKA Australian Standard/New Zealand Standard. (2004). Australian Standard/New Zealand Standar Risk Management 4360:2004. Sydney and Wellington : Author. Hartono, W. (2012). K3 Pada Proyek Konstruksi. http://cetak.joglosemar.co/berita/k3pada-proyek-konstruksi-93684.html (15 Desember 2012, 15:00). Nedved, Milos, et al. (1991). Dasar-dasar keselamatan Kerja Bidang Kimia dan Pengendalian bahaya besar. ILO: Jakarta. Ridwan, Moh. (2010). Kecelakaan Kerja Terbanyak di Sektor Konstruksi. http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=828. (10 November 2012, 14:00). _______. (2012). Menakertrans : Tingkat Keselamtan Pekerja Masih Lemah. http://www.metrotvnews.com/metronews/newsvideo/2012/10/17/161914/Menakertrans-Tingkat-Keselamatan-Pekerja-Masih-Lemah/6 (10 November 2012, 13:56).