KECERNAAN NUTRIEN PAKAN SAPI BALI YANG DIBERI PAKAN BASAL DENGAN BIOSUPLEMENTASI KONSORSIUM BAKTERI KOLON SAPI BALI DAN SAMPAH ORGANIK I Made Mudita1), I Gusti Ngurah Kayana2, I Wayan Wirawan3 1)
Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak, Fapet UNUD, Denpasar Telp./Fax: 0361-701772 email:
[email protected] 2) Lab. Tanaman Pakan Ternak, Fapet UNUD, Denpasar 3 Lab. Sosial Ekonomi Peternakan, Fapet UNUD, Denpasar ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kecernaan nutrien pakan sapi bali berbasis limbah pertanian melalui pemberian biosuplemenyang diproduksi menggunakan konsorsium bakteri kolon sapi bali dan sampah organik. Penelitian menggunakan rancangan bujur sangkar latin/RBSL dengan 4 perlakuan dan 4 periode pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biosuplemen konsorsium bakteri kolon sapi bali dan sampah organik (PSB1, PSB2, PSB2) mampu meningkatkan (P<0,05) kecernaan bahan kering (66,19 – 66,64% vs 61,56%), kecernaan bahan organik (69,24 – 70,13% Vs 65,06%), kecernaan protein kasar (69,78 – 71,03% Vs 67,95%) dan kecernaan serat kasar (59,24 – 59,86% Vs 55,05%) dari sapi bali yang diberi pakan berbasis limbah pertanian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian biosuplemen konsorsium bakteri kolon sapi bali dan sampah organik mampu meningkatkan kualitas ransum berbasis limbah isi rumen. Kata kunci: Fermentasi; Konsorsium Bakteri; Kolon Sapi Bali; Ransum Berbasis Isi Rumen; Sampah Organik
NUTRIENTS DIGESTIBILITY OF BALI CATTLE FEED GIVEN BASAL DIET WITH BIOSUPPLEMENTS BALI CATTLE COLON AND ORGANIC WASTE BACTERIA CONSORTIUM ABSTRACT A research has been carried out to increasing feed nutrients digestibility of bali cattle given basal feed with biosupplements bali cattle colon and organic waste bacteria consortium.This research used a latin square designed four treatments and four observation periods. The result research showed that given
biosupplement bacteria consortium of bali cattle colon and organic waste (PSB1, PSB2, PSB3) increasing dry matter digestibility (66,19 – 66,64% vs 61,56%), organic matter digestibility (69,24 – 70,13% Vs 65,06%), crude protein digestibility (69,78 – 71,03% Vs 67,95%) and crude fiber digestibility (59,24 – 59,86% Vs 55,05%) of bali cattle fed basal diet based on agriculture waste. It was concluded that fermentation with bacteria consortium from bali cattle colon and organic waste were increased quality of ration based on rumen contents. Key words: fermentation; bacteria consortium; bali cattle colon; organic waste; Ration based on rumen contens
PENDAHULUAN Pemanfaatan limbah rumen (isi rumen) yang merupakan limbah rumah potong hewan (RPH) sebagai pakan merupakan salah satu upaya diversifikasi dalam memperkuat sistem ketahanan pakan nasional. Isi rumen mengandung pakan yang sudah dan/atau belum tercerna, berbagai nutrient available, mikroba pendegradasi serat dan berbagai enzim pencernaan (Mudita et al., 2009-2013). Namun kualitas isi rumen sangat tergantung dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak bersangkutan yang umumnya berupa pakan hijauan kaya serat lignoselulosa serta mudah mengalami pembusukan akibat kandungan air yang tinggi serta kondisi lingkungan berbeda dengan kondisi aslinya sebelum ternak dipotong. Pemanfaatan isi rumen sebagai pakan harus dibarengi dengan penerapan teknologi pakan salah satunya teknologi fermentasi dengan konsorsium bakteri. Konsorsium bakteri merupakan sekelompok bakteri yang bekerja sinergis dan berkesinambungan dalam mendegradasi suatu substrat/senyawa menjadi komponen penyusunnya. Berbagai sumber konsorsium bakteri terdapat di alam, salah satunya dari kolon sapi bali dan sampah organik tempat pembuangan akhir/TPA. Pada penelitian Tahun Kedua (2015) telah terpilih tiga (3) biosuplemen unggul yang diproduksi memanfaatkan konsorsium bakteri lignoselulolitik kolon sapi bali dan sampah organic (TPA) yaitu SB12S12 (SB1), SB1S12 SB2), dan SB12S1 (SB3). Biosuplemen tersebut mempunyai kandungan nutrient dan populasi mikroba menguntungkan yang tinggi dengn tingkat kecernaan in-vitro yang tinggi pula. Mengingat hal itu penelitian untuk mengetahui eefektivitas biosuplemen terhadap kecernaan nutrient pakan sapi bali yang diberi pakan berbasis limbah pertanian dalam optimalisasi pemanfaatan limbah sebagai pakan penting untuk dilakukan.
BAHAN DAN METODE Isolat Bakteri dan Medium Pertumbuhannya Isolat bakteri yang dimanfaatkan dalam produksi konsorsium bakteri lignoselulolitik adalah stok isolat unggul 1 dan 2 hasil penelitian Tahun Pertama (2014) yaitu isolat dengan kode BCC12.1LC dan BCC4LC dari kolon sapi bali dan isolat dengan kode BW1LC dan BW4LC dari sampah organik TPA yang dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri lignoselulolitik. Medium (cair) pertumbuhan bakteri lignoselulolitik menggunakan medium thioglicollate (Fluid Thioglicollate Medium/FTM) sebanyak 2,98 g untuk setiap 100 ml medium dan ditambahkan 1 g substrat lignoselulosa yang dibuat dengan campuran 20% asam tanat + 50% CMC dan 30% xylan). Produksi medium dilakukan secara aseptis dalam kondisi anaerob dan selanjutnya disterilisasi T 121oC selama 15 menit. Produksi kultur bakteri lignoselulolitik dilakukan dengan menginokulasikan isolat bakteri dari sediaan/stok kedalam medium pertumbuhan pada panjang gelombang 660 nm dengan absorbansi 0.070,1. Bakalan kultur selanjutnya diinkubasi dalam kondisi anaerob selama 5 hari dengan suhu 39oC. Kultur yang telah tumbuh selanjutnya dimanfaatkan dalam produksi konsorsium bakteri Medium Inokulan Konsorsium Bakteri. Medium untuk produksi konsorsium bakteri menggunakan kombinasi bahan alami dan kimia dengan komposisi seperti Tabel 1. Bahan alami seperti jerami padi, serbuk gergaji kayu, dan dedak padi terlebih dahulu dipreparasi dengan cara dikeringkan dalam oven 70-80oC selama 48 jam selanjutnya digiling halus dengan saringan berdiameter 1 mm. Pencampuran bahan medium dilakukan hingga homogen menggunakan vorteks selama 30 menit pada temperature 80-100oC. Selanjutnya disterilisasi selama 15 menit T 121oC. Setelah medium inokulan mulai mendingin (T±40oC), medium siap dimanfaatkan. Tabel 1. Komposisi Medium Inokulan (dalam 1 liter) No Bahan Penyusun Komposisi 1 Thioglicollate Medium (g) 0.100 2 Molases (ml) 50,00 3 Urea (g) 1,000 4 Asam Tanat (g) 0,025 5 CMC (g) 0,025 6 Xilan (g) 0,025
7 8 9 10 11 12 13
Tepung Jerami padi (g) Tepung/serbuk gergaji kayu Dedak Padi (g) Tepung Tapioka Supernatan Cairan rumen (ml) Mineral-vitamin “Pignox” (g) Air Bersih
0.250 0.250 0.250 0.250 0.500 0.150 hingga volumenya 1 liter
Inokulan Konsorsium Bakteri Inokulan konsorsium bakteri diproduksi dengan menginokulasi 10% kombinasi kultur bakteri unggul terpilih pada medium inokulan secara anaerob (Tabel 2) dan selanjutnya diinkubasi selama 7 hari. Produksi bioinokulan dilakukan secara aseptis dalam kondisi anaerob (dialiri gas CO2). Tabel 2. Formula Konsorsium Bakteri (dalam 1 liter) Konsorsium Bakteri*
BS12 BK12 BS1K1 BS1K2 BS2K1 BS2K2 BS12K1 BS12K2 BS1K12 BS2K12 BS12K12
Kultur Bakteri Sampah Organik (ml) 1 BW1LC 2BW4LC
5 5 5 2.5 2.5 5 2.5
5 5 5 2.5 2.5 5 2.5
Kultur Bakteri Kolon Medium Sapi Bali (ml) Inokulan 1 BCC12.1LC 2BCC4LC (ml)
5 5 5 5 2.5 2.5 2.5
5 5 5 5 2.5 2.5 2.5
990 990 990 990 990 990 990 990 990 990 990
Ransum Berbasis Limbah Isi Rumen Ransum penelitian (ransum basal dan ransum terfermentasi) diformulasi memanfaatkan limbah isi rumen dan bahan pakan lain seperti disajikan Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Bahan Penyusun Ransum Bahan Penyusun Komposisi (% DM) Isi Rumen 40 Molases 5
Dedak Padi Dedak Jagung Bungkil Kelapa Ketela Pohon Kedele Garam Dapur Kapur Pignox Total
20 15 10 5 4 0,5 0,4 0,1 100
Ransum basal (kontrol) dibuat tanpa proses fermentasi yaitu dengan cara langsung mempelleting campuran ransum basal dan dilanjutkan dengan pengeringan bertingkat T 39 – 50oC hingga kadar air berkisar 20 – 25% (pengovenan 2 – 3 hari) dan setelah jadi langsung dikemas dan siap dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya. Ransum terfermentasi diproduksi dengan memfermentasi ransum basal menggunakan konsorsium bakteri sesuai perlakuan. Fermentasi dilakukan dengan menginokulasikan 10 ml konsorsium bakteri, 10 ml molasses dan 500 ml air untuk tiap 1 kg DM ransum. Fermentasi dilakukan secara anaerob selama 1 minggu menggunakan kantong plastik sebagai silo. Setelah proses fermentasi selesai dilanjutkan dengan pengeringan bertingkat T 39–50oC hingga kadar air ransum 20-25% (pengeringan selama 3–4 hari). Selanjutnya dilakukan pelleting ransum. Rancangan Percobaan Penelitian dilaksanakan dengan memanfaatkan tiga biosuplemen berprobiotik unggul hasil penelitian Tahun II (SBS12K12; SBS1K12; SBS12K1) pada pengembangan peternakan sapi Bali berbasis limbah dengan pembanding (kontrol) adalah pemberian pakan dasar tanpa suplemen. Penelitian didesain dengan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 4 perlakuan dan 4 periode pengamatan sebagai ulangan
Perlakuan yang diberikan pada ternak adalah: PS0 = Pemberian pakan dasar tanpa suplementasi PSB1 = Pemberian pakan dasar dengan suplementasi biosuplemen berprobiotik terbaik 1 PSB2 = Pemberian pakan dasar dengan suplementasi biosuplemen berprobiotik terbaik 2 PSB3 = Pemberian pakan dasar dengan suplementasi biosuplemen berprobiotik terbaik 3
Peubah yang diamati Variabel Kecernaan Nutrien pakan yang terdiri atas; tingkat kecernaan nutrien meliputi kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), kecernaan serat kasar (KcSK) dan kecernaan protein kasar (KcPK) serta jumlah nutrien tercerna, meliputi jumlah bahan kering tercerna, jumlah bahan organik tercerna, jumlah serat kasar tercerna, dan jumlah protein kasar tercerna Analisis Data Data yang dihasilkan dianalisis dengan sidik ragam (Anova) dan apabila terdapat nilai berbeda nyata (P<0,05) dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (Sastrosupadi, 2000). HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian biosuplemen berbasis limbah isi rumen yang diproduksi memanfaatkan isolat bakteri unggul asal kolon sapi bali dan sampah organik TPA melalui substitusi 50% pakan konsentrat (dedak padi) pada sapi bali yang diberi pakan dasar jerami padi terfermentasi dan dedak padi mampu meningkatkan kecernaan nutrien pakan, baik kecernaan bahan kering/KcBK (9,66 – 12,74%), kecernaan bahan organik/Kc.BO (6,43 – 8,17%), kecernaan serat kasar/KcSK (8,97 – 13,21%) dan kecernaan protein Kasar/KcPK(8,63 – 10,43%) dibandingkan perlakuan PSB0 masing-masing dengan KcBK (60,590%), KcBO (65,057%), KcSK (55,054%) dan KcPK (64,701%) (Tabel 4.3). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian biosuplemen unggul 1 (PSB1) menghasilkan kecernaan nutrien pakan tertinggi, baik kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), kecernaan serat kasar (KcSK) maupun kecernaan protein kasar (KcPK). Terjadinya peningkatan nilai cerna pakan yang nyata pada pemberian biosuplemen berprobiotik yang diproduksi memanfaatkan isolat bakteri unggul asal kolon sapi bali dan sampah organik TPA disebabkan karena biosuplemen berprobiotik unggul mempunyai kualitas yang baik dengan kandungan serat kasar yang rendah serta mengandung berbagai mikroba pendegradasi serat sehingga akan mendukung proses pencernaan pakan baik dalam rumen maupun pasca rumen. Kualitas yang baik dan dengan kandungan serat kasar yang rendah pada biosuplemen yang diberikan (Tabel 3.3) akan
memperingan kerja mikroba rumen dalam mendegradasi nutrien pakan sehingga tingkat degradasi nutrien akan meningkat yang terbukti dengan adanya jumlah nutrien yang terdegradasi serta produksi metaboolit (VFA, N-NH3) yang tinggi dalam rumen (Tabel 4.2). Kualitas yang baik dan dengan kandungan serat yang rendah juga akan membantu kerja enzim pencernaan ternak sehingga jumlah nutrien tercerna pasca rumen juga akan tinggi (Leng, 1997; Kamra, 2005). Disamping itu adanya mikroba pendegradasi serat pada biosuplemen berprobiotik unggul SB1; SB2; BS3 (Mudita et al., 2015) akan meningkatkan populasi mikroba rumen sehingga kecernaan nutrien akan meningkat pula. Tabel 4 Tingkat Kecernaan Nutrien serta Jumlah Nutrien Pakan Tercerna pada Sapi Bali yang diberi Pakan Dasar dengan/tanpa Biosuplemen Peubah Pengamatan2
PSB0
Perlakuan1 PSB1 PSB2
PSB3
SEM4
Tingkat Kecernaan Nutrien Kecernaan BK Pakan (%) Kecernaan BO Pakan (%) Kecernaan SK Pakan (%) Kecernaan PK Pakan (%) Jumlah Nutrien Tercerna Jlh BK Tercerna (kg/e/h) Jlh BO Tercerna (kg/e/h) Jlh SK Tercerna (kg/e/h) Jlh PK Tercerna (kg/e/h) Keterangan:
60,59a
68,31c
67,26bc
66,44b
0,226
65,06a
70,37c
69,28b
69,24b
55,05a
62,33c
60,58b
59,99b
0,176 0,199
64,70a
71,45c
70,28b
70,43bc
0,224
1,76a
2,81a
2,38a
2,30a
0,236
1,67a
2,54a
2,16a
2,10a
0,213
0,44a
0,70b
0,56ab
0,57ab
0,047
0,11a
0,18b
0,15ab
0,15ab
0,014
FSB = Pemberian pakan basal yaitu jerami padi terfermentasi dengan 1%/ dedak padi per kg BB,, 0 FSB = substitution 50% biosuplemen 1 dalam pakan konsentrat (dedak padi), FSB = substitution 1 2 50% biosuplemen2 dalam pakan konsentrat (dedak padi), FSB = substitution 50% biosuplemen 1 3 dalam pakan konsentrat (dedak padi), 2) The same letter in same row is not significantly difference (P>0.05), 3) SEM = Standard Error of the Treatment Means.
Jumlah nutrien pakan tercerna yang merupakan gambaran suplai/pasokan nutrien yang akan dimetabolisme oleh ternak ditenttukan oleh tingkat kecernaan nutrien pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi ternak. Pada penelitian ini tampak bahwa jumlah bahan kering dan bahan organik tercerna pada pemberian keempat perlakuan adalah berbeda tidak nyata ((P>0,05). Keempat perlakuan (PSB0,
PSB1, PSB2, PSB3) mampu menghasilkan jumlah bahan kering dan bahan organik tercerna yang cukup tinggi yaitu masing-masing 1,757 – 2,808 kg/e/h dan 1,667 – 2,544 kg/e/h. Sedangkan terhadap jumlah serat kasar dan protein kasar tercerna, pemberian pakan mengandung biosuplemen berprobiotik 1 (PSB1) secara nyata (P<0,05) mampu meningkatkan 59,72% jumlah serat kasar tercerna dan 66,76% jumlah protein kasar tercerna dibandingkan dengan pemberian pakan dasar tanpa biosupemen (0,439 kg/e/h dan 0,109 kg/e/h), sedangkan pemberian biosuplemen 2 (PSB2) dan biosuplemen 3 (PSB3) secara kuantitatif mampu meningkatkan jumlah serat kasar dan protein kasar tercerna yaitu masing-masing 27,16% dan 38,30% serta 28,76% dan 38,03% dibandingkan dengan PSB0 dengan jumlah SK tercerna 0,439 kg/e/h dan jumlah PK tercerna 0,109 kg/e/h namun secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05) (Tabel 4.3). Dihasilkannya tingkat kecernaan serta jumlah serat kasar dan protein kasar tercerna yang tertinggi pada pemberian PSB1 menunjukkan bahwa biosuplemen SB1 merupakan biosuplemen unggul yang sangat potensial dimanfaatkan sebagai sumber pakan konsentrat berkualitas tinggi. Tinggiinya tingkat kecernaan nutrien dan jumlah nutrien tercerna yang dihasilkan merupakan respon dari rendahnya kandungan serat kasar dari biosuplemen serta didukung kandungan protein yang meningkat/tinggi (Tabel 3.3) serta adanya populasi mikroba baik bakteri maupun fungi yang tinggi pada biosuplemen (Mudita et al., 2015). Kondisi tersebut sangat mendukung terciptanya kondisi yang kondusif bagi proses pencernaan yang baik baik proses pencernaan/fermentasi dalam rumen maupun pencernaan pasca rumen. Disamping itu secara kuantitatif jumlah nutrien yang dikonsumsi pada pemberian pakan mengandung biosuplemen 1 adalah yang tertinggi sehingga jumlah nutrien yang tercerna juga meningkat SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian biosuplemen konsorsium bakteri unggul kolon sapi bali dan sampah organik mampu meningkatkan kecernaan nutrien pakan sapi bali yang diberi pakan berbasis limbah pertanian.
UCAPAN TERIMA KASIH Makalah ini merupakan bagian dari hasil penelitian yang dibiayai DP2M Dikti melalui Program Hibah Bersaing Tahun 2016. Ucapan terima kasih disampaikan kepada DP2M Dikti, Rektor Universitas Udayana, LPPM Unud, Dekan Fakultas Peternakan Unud, Kepala Lab serta analis lab. Nutrisi dan Makanan Ternak Fapet Unud atas segala bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Hungate, R. E.. 1966. The Rumen and its Microbes. Academic Press, inc., New York Kamra, D. N. .2005. Rumen Microbial Ecosystem. Special Section: Microbial Diversity. Current Science. Vol. 89. No. 1. hal 124-135. [cited 2007 Decembre 20]. Available from: URL: http://www.ias.ac.in/currsci/jul102005/124.pdf Mudita, I M., I G.L.O.Cakra, AA.P.P.Wibawa, dan N.W. Siti. 2009. Penggunaan Cairan Rumen Sebagai Bahan Bioinokulan Plus Alternatif serta Pemanfaatannya dalam Optimalisasi Pengembangan Peternakan Berbasis Limbah yang Berwawasan Lingkungan. Laporan Penelitian Hibah Unggulan Udayana, Universitas Udayana, Denpasar. Mudita, I M., T.I. Putri, T.G.B. Yadnya, dan B. R. T. Putri. 2010a. Penurunan Emisi Polutan Sapi Bali Penggemukan Melalui Pemberian Ransum Berbasis Limbah Inkonvensional Terfermentasi Cairan Rumen. Prosiding Seminar Nasional, Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto. ISBN: 978-979-25-9571-0 Mudita, I M., I W. Wirawan Dan AA. P.P. Wibawa. 2010b. Suplementasi Bio-Multi Nutrien Yang Diproduksi Dari Cairan Rumen Untuk Meningkatkan Kualitas Silase Ransum Berbasis Bahan Lokal Asal Limbah. Laporan Penelitian Dosen Muda Unud, Denpasar Mudita, I M., A.A.P.P.Wibawa, I W.Wirawan, N.W.Siti, and I G.L.O. Cakra. 2011. Improving the Nutritive Value of Total Mixed Ration Based on By-Products Fermented by Rumen Liquor and Enzyme. Indonesian Journal of Nutrition & Feed Science Vol. 2 (1); 20-25. Mudita, I M., A. A. P. P. Wibawa, I W. Wirawan, I G. N. Kayana. 2012-2013. Penggunaan Cairan Rumen dan Rayap dalam Produksi Bioinokulan Alternatif serta Pemanfaatannya dalam Pengembangan
Peternakan Sapi Bali Kompetitif dan Sustainable. Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi I dan II. Fakultas Peternakan Univeritas Udayana, Denpasar Mudita, I M., A. A. P. P. Wibawa, dan I W. Wirawan. 2014a. Isoalasi dan Pemanfaatan Konsorsium Bakteri Lignoselulolitik Kolon Sapi Bali dan sampah TPA Sebagai Inokulan Biosuplemen Berprobiotik Peternakan Sapi Bali Berbasis Limbah Pertanian. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun I. Universitas Udayana, Denpasar Mudita, I M., I W. Wirawan, A.A.P.P.Wibawa, and I B. G. Partama. 2014b. Degradation of Lignocellulosic Substrates by Bacteria from Waste Landfill. International Journal of Agriculture Innovations and Research. Volume 3. Issues 2.p:555-558 Mudita, I M., I G. N. Kayana, I W. Wirawan. 2015. Isolasi dan Pemanfaatan Konsorsium Bakteri Lignoselulolitik Kolon Sapi Bali dan Sampah TPA Sebagai Inokulan Biosuplemen Berprobiotik Peternakan Sapi Bali Berbasis Limbah Pertanian. Laporan Penelitian Hibah bersaing. Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar Sarkar, P., M. Meghvanshi and rajni Singh. 2011. Microbial Consortium; A New Approach in Effective Degradation of Organic Kitchen Waste. International Journal of Environmenmtal Science and development. Vol. 2 No. 3; 170-174 Sastrosupadi, A.. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang pertanian. Edisi Revisi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Wongwilaiwalin, S., U. Rattanachomsri, T. Laothanachareon, L. Eurwilaichirt, Y. Igarashi, V. Champreda. 2010. Analysis of a thermophilic lignocellulose degrading microbial consortium and multi-species lignocellulolytic enzyme system. Enzyme and Microbial Technology Journal 47; 283-290.
PEMANFAATAN KONSORSIUM BAKTERI LIGNOSELULOLITIK KOLON SAPI BALI DAN SAMPAH TPA SEBAGAI INOKULAN BIOSUPLEMEN PETERNAKAN SAPI BALI BERBASIS LIMBAH PERTANIAN Oleh:
I MADE MUDITA, S.Pt.,MP Ir. I GUSTI NGURAH KAYANA, M.Si I WAYAN WIRAWAN, S.Pt., MP
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA
Opt.Pmnfaatn Limbah Me(-) Emisi Polutan Mendukung Ketahanan Pangan Nas
Peternakan Sapi Bali KOMPETITIF-SUSTAINABLE
Opt. Pmnfaatan Nutrien Pe(+) kesehatan ternak Pe(+) Produktivitas Ternak
Optimalisasi Pemanfaatan Pakan Berbasis Limbah Pertanian Opt.Degradasi Lignoselulosa
2015 –Pnlt.In-vitro – Terpilih 3 Biosuplemen Unggul Berbasis Limbah Isi Rumen 2014 - Bakteri Terpilih Kolon SB
BCC 12.1 LC
BCC4 LC
2015 – Terpilih 3 inokulan Unggul
BS12K12; BS12K1; BS1K12 Kand. Nutrien-Mikrobiologis-daya Degradasi Substrat n Akt. Enzim tinggi
2014- Bakteri Terpilih SampahTPA
BW 1 LC
BW4LC
1. Menghasilkan inokulan konsorsium bakteri berkualitas dari isolat bakteri lignoselulolitik terpilih kolon sapi bali dan sampah TPA. 2. Menghasilkan biosuplemen unggul berbasis limbah isi rumen 3. Optimalisasi pengembangan peternakan sapi Bali kompetitif dan sustainable berbasis limbah pertanian.
Pakan dasar = Silase jerami padi + 1% BB pakan konsentrat (Dedak Padi) Biosuplemen o 3 biosuplemen unggul hsl Pnlt 2015 yang difermentasi dg 0,5% inokulan konsorsium bakteri (SBS12K12; SBS12K1; SBS1K12) o Pemberian substitusi 50% Pakan Konsentrat Bahan Biosuplemen
Isi Rumen Molases Dedak Padi Dedak Jagung Bungkil Kelapa
Komposisi
40 5 20 15 10
Kandungan Nutrien Biosuplemen Bahan Kering/BK (% segar basis) Bahan Organik/BO (%) Serat Kasar/SK (%) Protein Kasar/PK (%) Derajat Keasaman/pH
Bahan Biosuplemen
Ketela Pohon Kedele Garam Dapur Kapur Pignox Supl. Basal 85,06 91,03 17,69 13,06 6,87
SB1 84,49 90,51 9,97 16,23 4,42
Komposisi
5 4 0,5 0,4 0,1 SB2 84,48 90,35 10,27 16,08 4,42
SB3 84,94 90,25 11,11 15,36 4,42
• Inokulan No
Inokulan konsorsium bakteri unggul hasil Pnlt 2015 (BS12K12; BS12K1; BS1K12)
Bahan Penyusun Medium Inokulan
1 Thioglicollate Medium (g) 2 Molases (ml) 3 Urea (g) 4 Asam Tanat (g) 5 CMC (g) 6 Xilan (g) 7 Tepung Jerami padi (g) 8 Tepung/serbuk gergaji kayu 9 Dedak Padi (g) 10 Tepung Tapioka 11 Supernatan Cairan rumen (ml) 12 Mineral-vitamin “Pignox” (g) 13 Inokulan Air Bersih Bakteri Sampah TPA (ml)
Konsorsium Bakteri*
BS12K12 BS12K1 BS1K12
Komposisi 0.1 50 1 0,025 0,025 0,025 0.25 0.25 0.25 0.25 0.5 0.15 hingga volumenya liter Bakteri Kolon Sapi Balimenjadi (ml) 1Medium
BW 1 LC
BW4LC
BCC 12.1 LC
BCC4 LC
(1)
(2)
(1)
(2)
Inokulan (ml)
2.5 2.5 5
2.5 2.5 -
2.5 5 2.5
2.5 2.5
990 990 990
Penelitian di laks. di Stasiun Penelitian Fapet UNUD, Bukit Jimbaran Ranc. Percobaan RBSL 4 perlakuan & 4 periode pengamatan sbg ulangan
PS0 = Pemberian pakan dasar tanpa suplementasi PSB1 = Pemberian pakan dasar dengan suplementasi biosuplemen berprobiotik terbaik 1 PSB2 = Pemberian pakan dasar dengan suplementasi biosuplemen berprobiotik terbaik 2 PSB3 = Pemberian pakan dasar dengan suplementasi biosuplemen berprobiotik terbaik 3
Peubah Pengamatan Produktivitas Ternak Kecernaan Nutrien Komposisi Kia Tubuh
Metabolisme Rumen Profil Kimia darah Emisi Polutan
1. Konsumsi Nutrien Pakan Peubah Pengamatan2
Perlakuan1 PSB0
PSB1
SEM4
PSB2
PSB3
Konsumsi BK Pakan (kg/e/h) 2,901a3 4,109a 3,539a
3,453a
0,349
Konsumsi BO Pakan (kg/e/h) 2,563a 3,617a 3,115a
3,040a
0,307
Konsumsi SK Pakan (kg/e/h)
0,797a 1,124a 0,921a
0,942a
0,078
Konsumsi PK Pakan (kg/e/h)
0,168a 0,253a 0,213a
0,213a
0,019
Keterangan: FSB0 = Pemberian pakan basal yaitu jerami padi terfermentasi dengan 1%/ dedak padi per kg BB,, FSB1= substitution 50% biosuplemen 1 dalam pakan konsentrat (dedak padi), FSB2 = substitution 50% biosuplemen2 dalam pakan konsentrat (dedak padi), FSB3 = substitution 50% biosuplemen 1 dalam pakan konsentrat (dedak padi), 2) The same letter in same row is not significantly difference (P>0.05), 3) SEM = Standard Error of the Treatment Means.
2. Metabolisme Rumen Sapi Bali Peubah Pengamatan2 pH Cairan Rumen Protozoa (..x104 sel/ml) N-NH3 (mM) VFA Total (mM) o Asam Asetat (mM) o Asam Propionat (mM) o Asam Butirat(mM) Produksi ATP dalam rumen Sintesis Biomasa Mo.(g/h) Sintesis Protein Mo (g/h)
PSB0 7,04a 2,04a 9,82a 94,70a 53,56a 28,13 a 13,01a 256,78a 2567,79a 176,66a
Perlakuan1 SEM4 PSB1 PSB2 PSB3 7,11a 7,15a 7,34a 0,09 1,28a 1,95a 0,23 1,82a 12,50b 11,85b 0,35 12,36b 106,85b 104,30b 101,87b 1,32 53,62a 52,58a 0,84 53,51a 40,38 c 37,13 bc 34,66 b 1,05 12,85a 14,63a 0,47 13,66a 290,07b 283,70b 277,98b 3,70 2900,68b 2837,01b 2779,78b 37,00 179,51b 178,15ab 176,75a 0,47
Kecernaan Nutrien Pakan Peubah Pengamatan2
Perlakuan1 PSB0
PSB1
PSB2
PSB3
SEM4
Tingkat Kecernaan Nutrien Kc.BK Pakan (%) Kc.BO Pakan (%) Kc.SK Pakan (%) Kc.PK Pakan (%)
60,590a
68,311c 67,264bc
66,441b
0,226
65,057a
70,374c
69,275b
69,242b
0,176
55,054a
62,325c
60,582b
0,199
64,701a
71,452c
59,992b 70,284b 70,428bc
0,224
Jumlah Nutrien Pakan Tercerna Jlh BK Tercerna (kg/e/h) Jlh BO Tercerna (kg/e/h)
1,757a 1,667a
2,808a 2,544a
Jlh SK Tercerna (kg/e/h)
0,439a
Jlh PK Tercerna (kg/e/h)
0,109a
2,380a 2,159a
2,295a 2,104a
0,236 0,213
0,701b
0,558ab 0,565ab
0,047
0,181b
0,150ab 0,150ab
0,014
Profil Kimia Darah Sapi Bali Peubah Pengamatan2
Perlakuan1 SEM
PSB0
PSB1
PSB2
PSB3
Glukosa Darah (mg/dl)
76,69a
100,85b
98,57b
91,18ab
4,18
Urea Darah (mg/dl)
52,74a
62,71a
59,22a
56,99a
4,80
Kolesterol Darah (mg/dl)
168,89a
186,42a
163,30a
166,62a
10,10
Trigliserida darah (mg/dl)
62,31a
56,38a
62,42a
59,76a
6,02
HDL Darah (mg/dl)
139,83a
166,75a
142,00a
142,28a
9,70
LDL Darah (mg/dl)
16,61b
8,40a
8,81a
12,39ab
1,41
Komposisi Kimia Tubuh Sapi Bali Peubah Pengamatan2 Air Tubuh (%) Lemak Tubuh (%) Protein Tubuh (%) Mineral Tubuh (%)
Perlakuan1 PSB0 54,348a 24,717a 16,672a 4,168a
PSB1 53,881a 24,172a 16,766a 4,191a
PSB2 54,323a 24,553a 16,686a 4,172a
PSB3 54,440a 24,326a 16,689a 4,172a
SEM 0,541 0,946 0,036 0,009
Emisi Polutan Sapi Bali Peubah
Pengamatan2
CO2 Rumen (mM) Prod. CO2/mmol VFA Total (%) CH4 Rumen (mM) Prod CH4/mmol VFAtotal (%) NH3 Feses (mM) Prod NH3 Feses (mg/h) NH3 Urine (mM) Prod. NH3 Urine (mg/h)
PSB0 53,33a 56,27b 26,25a 27,73b 20,20b 0,39b 19,61b 2,55c
Perlakuan1 PSB1 PSB2 PSB3 56,18a 56,53a 56,90a 52,58a 54,21ab 55,86b 23,14a 24,31a 24,94a 21,66a 23,31a 24,49a 14,08a 16,30ab 16,69ab 0,30a 0,32ab 0,33ab 17,03a 17,99a 18,48ab 2,03a 2,20ab 2,35bc
SEM 0,98 0,58 0,73 0,65 0,85 0,02 0,31 0,06
Substitusi 50% pakan konsentrat (dedak padi) dg ketiga biosuplemen tidak mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah konsumsi nutrien dari sapi bali Pemberian biosuplemen (PSB1; PSB2; PSB3) meningkatkan N-NH3, total VFA, propionat, produksi ATP dalam rumen serta sintesis biomassa maupun protein mikroba Pemberian biosuplemen (PSB1; PSB2; PSB3) meningkatkan kecernaan maupun jumlah nutrien pakan yang tercerna, baik terhadap bahan kering, bahan organik, serat kasar maupun protein kasar Pemberian biosuplemen (PSB1; PSB2; PSB3) meningkatkan glukosa darah dan menurunkan konsentrasi LDL dalam darah Pemberian biosuplemen (khususnya PSB1) mampu menurunkan emisi polutan sapi bali khususnya produksi CO2 dan CH4 CR tiap mmol VFA, konsentrasi dan produksi NH3 feses maupun urine