44
NURSE KNOWLEDGE ABOUT PATIENT SAFETINESS WITH THE IMPLEMENTATION OF MEDICAL INJECTION (Studies On Opname Unit Dr.Sayidiman Hospital Magetan) *Ahmad Arif Darmawan**Ahmad Arif Wijaya***Yunan Yusuf Habibi. ABSTRACT Patient safety is a global issue that is most important at this time and there are now reported to the demands of patients on medical errors that happened to him. Cases of improper administration of drugs or excessive medical treatment often occurs in Indonesia, just not exposed to the mass media. Professional nurses have an important role in the implementation of drug administration. This study aims to determine the relationship of nurses' knowledge about the salvation of patients with adherence pelaksnaan injections in the inpatient hospital Dr. Sayidiman Hove.Analytical Methods Cross-sectional study that researchers take measurements or research at a time. Population of 59 nurses with samples taken all inpatient hospital nurses Sayidiman Dr. Hove as many as 59 people. The technique used in this study is the total sampling technique. Data collection using questionnaires. Independent variables of knowledge of nurses about patient safety and compliance implementation dependent variable injection drug delivery. Data processing is done with the editing, coding, scoring, tabulating and using the Pearson correlation test.The results of the 59 respondents knowledge of nurses on patient safety has a correlation coefficient with the compliance of the implementation of injection drug delivery with a significance value of p-value = 0.000> 0.05 where the value of r = 0.580, which means there salvation neighbor relations nurses' knowledge of patients with medication adherence injection execution.The conclusion of this study, most of the knowledge of nurses about patient safety with the implementation of medication adherence injection drug administration is approaching the maximum value. To further enhance the knowledge of nurses on patient safety compliance so as drug delivery injection execution carried out in accordance with procedures. Keyword :knowledge, patient safety, compliance, drug delivery injection
PENDAHULUAN Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya.(Depkes RI 2006).Jadi tidak mengherankan jika banyak perawat yang bekerja semaunya sendiri dalam memberikan pelayanan pada klien.Menurut laporan Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat dilaporkan bahwa setiap tahun minimal terdapat 48-100 ribu pasien meninggal akibat medical error di pusat-pusat layanan kesehatan menyebabkan tuntutan hukum yang dialami rumah sakit semakin meningkat. Rumah sakit perlu mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui Program Keselamatan Pasien dimana World Health Organization (WHO) telah memulainya pada tahun 2004.(WHO). Obat merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan dan juga pencegahan terhadap suatu penyakit. Penentuan obat untuk pasien adalah wewenang dari dokter, tetapi para perawat dituntut untuk turut bertanggung jawab dalam pengelolaan obat tersebut. Mulai dari memesan obat sesuai order dokter, menyimpan dan meracik obat sesuai
order hingga memberikan obat kepada pasien(sesuai UU No. 23 th. 1992 pasal 32 ayat 3). Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna, dimana 95% perawat pelaksana mempunyai pengetahuan baik tentang pelaksanaan keselamatan pasien, dan ada hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna, dimana 95% perawat pelaksana mempunyai sikap yang baik dalam melaksanakan keselamatan pasien.( Selleya Cintya Bawelle,2010). Sedangkan penelitian obat yang di teliti oleh Yunie Armiyat(2010) tentang prinsip dasar dalam pemberian obat yang aman dan akurat dengan prinsip”enam tepat” penting diterapkan. Jika melihat semua komponen enam tepat yang terdiri dari (1) tepat dosis, (2) tepat waktu, (3) tepat
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 2 No.002 September 2011
45 pasien, (4) tepat pendokumentasian, (5) tepat cara dan (6) tepat obat, 100% perawat di RS Dr.Kariadi belum menerapkan prinsip “enam tepat” tersebut.(E.Journal Keperawatan, 2010) Perawat sebagai salah satu pelaksana terapi berpotensi besar melakukan suatu kesalahan jika tidak mempunyai tingkat pengetahuan dan kesadaran yang tinggi bahwa tindakan yang dilakukan akan memberikan efek pada pasien. Salah satu contohnya adalah dalam pemberian obat. Data tentang kesalahan pemberian obat (medication error) yang dilakukan terutama oleh perawat di Indonesia belum dapat ditemukan. Darmansjah, ahli farmakologi FKUI menyatakan bahwa kasus pemberian obat yang tidak benar maupun tindakan medis yang berlebihan (tidak perlu dilakukan tetapi dilakukan) sering terjadi di Indonesia, hanya saja tidak terekspos media massa (dikutip dari Qosim, 2007). Jika seorang perawat kurang mempunyai pengetahuan tentang respon obat tersebut pada pasien dan cara pemberiannya serta aspek hukum atas tindakannya maka tidak menutup kemungkinan kesalahan dalam pemberian obat dapat terjadi. Karena itu pengetahuan perawat sangatlah dibutuhkan. Selain ini perilaku atau kepatuhan perawat dalam melakukan suatu tindakan juga tidak kalah penting. Hal ini dikarenakan setiap tindakan yang dilakukan perawat akan membawa akibat pada kondisi pasien. Pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien atas tindakan yang dilakukannya dan cara pelaksanaan terapi dalam hal ini pemberian obat penting untuk dikaji agar tidak terjadi kejadian yang tidak diharapkan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Pemberian Obat Injeksi Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr Sayidiman Magetan”. Apakah ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr Sayidiman Magetan? Tujuan Umum dari penelitian ini adalah Mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan. Tujuan Khususnya adalah Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien.Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemberian obat, Menganalisis bagaimana hubungan pengetahuan perawat
tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemberian obat. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, peelitian ini dilakukan pada bulan junijuli 2014dilakukan di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman MagetanPopulasi penelitian ini adalah semua perawat di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan dengan jumlah 59 Orang. Penentuan sampel dengan cara total sampling besar sampel 59orang, data dikumpulkan melalui kuisioner, variabel independent adalah Pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien, dependent adalah Kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi. Pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring dan tabulasi dianalisis menggunakan uji statistik Corelasi pearsonρ =0,05 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dilakukan pada tanggal 2-28 juni di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan, RSUD Dr Sayidiman Magetanadalah rumah sakit umum pemerintah yang terletak di Jl.Pahlawan No. 2 Magetan, dan klasifikasi Rumah Sakit tipe C. Data Umum Karakteristik responden berdasarkan umur perawat Tabel5.1Karakteristik responden berdasarkan umur Perawat di instalasi ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan 2011 No
Umur
Jumlah
Presentase(%)
1.
21-24 tahun
12
20,3
2
25 – 29tahun
22
37,3
3 > 30 tahun 25 42,4 59 100 Jumlah Sumber : Data primer diolah oleh peneliti,2011
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian besar dari responden berusia >30 tahun yaitu sebanyak 25 responden (42,4 %). Karakteristik responden Kelamin Perawat
berdasarkan
Jenis
Tabel5.2 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin Perawat di instalasi ruang rawat inap umum RSUD RSUD Dr Sayidiman Magetan 2014 No
Jenis kelamin
Jumlah
Presentase(%)
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 2 No.002 September 2011
46
1
laki-laki
18
30,5
2
Perempuan
41
69,5
59 100 Jumlah Sumber : Data primer diolah oleh peneliti,2011
59 100 Jumlah Sumber : Data primer diolah oleh peneliti,2011
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa sebagian besar dari respondenberjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak41 responden (69,5%) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan perawat Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan perawat di instalasi ruang rawat inap umum RSUDDr Sayidiman Magetan 2011 No 1 2
Pendidikan D3 S1
Jumlah
Presentase(%)
35 24
59,3 40,7
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan sebagian besar dari responden berpendidikan D3 Keperawatan yaitu sebanyak 35 responden (59,3 %). Karakteristik responden berdasarkan lama kerja perawat Tabel 5.4 Karakteristikresponden berdasarkan lama kerja Perawat di instalasi ruang rawat inap umum RSUD Dr Sayidiman Magetan 2011. Jumlah
Lama Kerja
1
1-5 tahun
28
47,5
2
5-10 tahun
15
25,5
3
>10 tahun
16
27
Data khusus Pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan menunjukkan nilai rerata 16,49 dengan nilai terendah adalah 10, nilai tertinggi adalah 19, dan nilai ekspetasi adalah 20. Kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan menunjukan nilai rerata 15,74 dengan nilai terendah adalah 9, nilai tertinggi adalah 19, dan nilai ekspetasi adalah 20. Hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan tahun 2011.
59 100 Jumlah Sumber : Data primer diolah oleh peneliti,2011
No
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan hampir seluruhnya responden status kepegawaian perawat adalah PNS38 responden (64,4 %).
Presentase%)
Data pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien mempunyai nilai P-value = 0.200 >0.05 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal. Untuk data kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi memiliki nilai P-value = 0.211 > 0.05 yang juga dinyatakan berdistribusi normal sehingga dapatdilakukan analisis bivariat menggunakan uji korelasi pearson.Hasil dari uji korelasi pearson pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi memiliki nilai r = 580 nilai signifikansi pvalue = 0.000 < 0.05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien memiliki hubungan dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi.
59 100 Jumlah Sumber : Data primer diolah oleh peneliti,2011
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan sebagian dari responden lama kerjanya 1-5 tahun yaitu sebanyak 28 responden (47,5%). Karakteristik responden berdasarkan status kepegawaian Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan status kepegawaian Perawat di instalasi ruang rawat inap umum RSUD Dr Sayidiman Magetan 2011 No
Status Jumlah kepegawaian
Presentase(%)
1
PNS
38
64,4
2
Honorer
21
35,5
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar umur responden adalah >30 tahun (42,4%). Sedangkan umur responden yang sedikit antara 21-24 tahun terdapat 12 (20,3%) responden diruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan. Data menunjukkan bahwa perawat di ruang rawat inap RSUD Dr Saydiman Magetan berada di usia produktif. Robbins (2003) menyatakan bahwa umur 20-40 tahun merupakan Tahap dewasa muda. Tahap Dewasa muda merupakan perkembangan puncak dari kondisi fisik dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pendidikan di dapatkan sebagian besar perawat di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan memiliki pendidikan D3 dengan
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 2 No.002 September 2011
47 presentase 59,3% dan S1 40,7%. Menurut Menurut Gibson (1997) dan Ilyas (2004), menyatakan bahwa pendidikan merupakan gambaran dari kemampuan dan keterampilan seseorang dan merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan bekerja.Berdasarkan pada hasil data menunjukkan bahwa sebagian besar lama kerja responden yang paling banyak adalah sekitar 1-5 tahun kerja sebanyak 28 (47,5%) responden. Selanjutnya untuk yang paling sedikit 5-10 tahun sebanyak 15 (25,4%) responden. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.(Mubarak, 2007) Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula ilmu pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan seseorang perawat akan mempengaruhi pengetahuan, jika pendidikannya tinggi maka tingkat pengetahuan tentang keselamatan pasien semakin baik, namun jika pendidikan seseorang mengenai pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien rendah maka semakin buruk.Peneliti berasumsi bahwa Lama kerja perawat di rumah sakit dapat mempengaruhi pemenuhan hak-hak pasien di rumah sakit. Semakin lama seseorang berkerja maka semakin terampil dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan, dengan demikian masa kerja menunjukkan pengalaman kerja yang dapat dijadikan dasar penilaian mengenai pengetahuan dan produktivitas karyawan dalam menjalakan keselamatan pasien. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Selleya Citya Bawelle (2010) yang berjudul hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna Manado didapatkan hasil bahwa hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien yang di lakukan perawat pelaksana mempunyai pengetahuan baik tentang pelaksanaan keselamatan pasien dan 95% perawat pelaksana mempunyai sikap yang baik dalam melaksanakan keselamatan pasien di raung rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna. Sedangakan Notoatmojo, 2007 pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, umur, pengalaman, informasi, pekerjaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuanakan lebih langgeng
dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Berdasarkan hasil data didapatkan sebagian besar rata – rata nilai kepatuhan pelaksanaan pemberian obat 15,74 sedangkan nilai terendah adalah 9, nilai tertinggi 19. Berdasarkan nilai rata – rata ini yang disesuaikan dengan skala instrumen penelitian ini sebagian besar responden mematuhi pelaksanaan pemberian obat injeksi dengan baik.Ditinjau dari segi karakteristik umur didapatkan jumlah responden berumur lebih dari 30 tahun yaitu sebanyak 25 orang (42,4%). Hal ini semakin matang umur seseorang maka akan semakin matang pula dalam berfikir. Walaupun usia salah satu perawat lebih tua dari perawat yang lainnya, belum tentu produktivitas mereka jauh berkurang, bahkan mungkin jadi lebih produktif dari yang muda karena pengalamannya dalam bekerja dan masalah-masalah akibat pekerjaan yang dilakukannya, sehingga nantinya akan mempengaruhi pada tingkat kepatuhan dari perawat itu sendiri.Berdasarkan karakteristik pendidikan di dapatkan perawat di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan yang berpendidikan D3 keperawatan sebanyak 35 responden (59,3%) dan S1 Keperawatan sebanyak 29 responden (40,7%). Berdasarkan karakteristik masa kerja responden didapatkan sebagian besar responden dengan masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 28 orang (47,5%), dan yang memiliki masa kerja 5-10 tahun sebanyak 15 orang (25,4%), sedangkan responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 16 orang (27,1%). Dari pembahasan diatas peneliti berasumsi bahwa hubungan senioritas - produktivitas, kinerja masa lalu cenderung dikaitkan dengan keluaran dalam posisi baru, senioritas itu sendiri tidaklah merupakan peramal yang baik dari produktivitas. Dengan kata lain, jika semua hal lain sama, tidak ada alasan untuk meyakini bahwa orang-orang yang telah lama berada dalam pekerjaan akan lebih produktif ketimbang mereka yang baru bekerja pada tempat tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yunie Armiyat(2010) yang berjudul hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja dengan penerapan prinsip enam tepat dalam pemberian obat di ruang rawat inap RS Dr.Kariadi Semarang yang hasilnya perawat di RS Kariadi belum menerapkan menerapkan prinsip “enam tepat” dalam pemberian obat secara keseluruhan dengan urutan ketepatan adalah sebagai berikut :(1) tepat dosis, (2) tepat waktu, (3) tepat pasien, (4) tepat pendokumentasian, (5) tepat cara dan terakhir adalah (6) tepat obat. Hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor.Kepatuhan perawat dalam
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 2 No.002 September 2011
48 pelaksanaan pemberian obat injeksi tidak terlepas dari nilai produktivitas perawat itu sendiri.Muchlas (2003) Hubungan umur dengan produktivitas, produktivitas seorang karyawan menurun dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan karena ketrampilan-ketrampilan fisik seperti kecepatan, kelenturan, kekuatan dan koordinasi akan menurun dengan bertambahnya umur. Tapi produktivitas seseorang tidak hanya tergantung pada ketrampilan fisik serupa itu.Sedangkan menurut Hurlock yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani (2003). Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
melalui penginderaan terhadap suatu obyek tertentu dan sangat penting terhadap terbentuknya tindakan seseorang (Robert, 2002).Apa yang telah dan sedang dialami seseorang akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus, yang kemudian akan membentuk sikap positif atau negatif (Azwar, 1995). hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi tergantung dari perilaku perawat itu sendiri.
Berdasarkan hasil dari uji korelasipearson memiliki nilai r = 0,580 dengan nilai signifikansi p-value = 0,000. Hipotesis dalam penelitian ini adalah H1 ada hubunganpengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksijika p-value < 0.05. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dimana nilai P= 0.000 < 0.05 jadi H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya 3. Ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di ruang rawat inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan.
Simpulan
Peneliti berasusmsi bahwa hasil dari penelitian yang didapat bahwa adanya hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi karena sebagian besar pengetahuan responden tentang keselamatan pasien adalah baik.Sedangkan sebagian besar kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi sudah baik.Hal itu menunjukkan bahwa adanya keeratan antara hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi.Pentingnya pelaksanan pemberian obat injeski sesuai dengan prosedur.Adanya hubungan tersebut karena dipenggaruhi dari data-data yang mempengaruhi sehingga didapatkan hasil yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi. Berdasarkan uji statistik diatas dimana hasil penelitian ini memiliki tingkat keeratan hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan timbang terima sedang. Hal tersebut berdasarkan pada tabel koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010). Penelitian yang di lakukan oleh Ariyani (2009) yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Pengetahuan merupakan hasil tahu
SIMPULAN DAN SARAN
Pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan adalah mendekati nilai maksimal dengan nilai rerata 16,49, nilai terendah 10, nilai tertinggi 19,Kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di ruang rawat inap RSUD Dr Sayidiman Magetan adalah mendekati nilai maksimal dengan nilai rerata15,74, nilai terendah 9,nilai tertinggi 10, Ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kepatuhan pelaksanaan pemberian obat injeksi di ruang rawat inap RSUD Dr. Sayidiman Magetantahun 2010. Saran Bagi RSUD Dr Sayidiman Magetanbidang Keperawatana. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan cara pelatihan atau seminar tentang keselamatan pasein, Melakukan monitoring secara berkala terhadap kinerja perawat, Mengembangkan program monitoring dan evaluasi dalam bentuk supervisi kepala ruangan kepada perawat pelaksana tentang kepatuhan dalam pemberian obat injeksi dalam menerapkan pedoman keselamatan pasien terutama pada perawat yang berusia muda, masa kerja yang baru dan tingkat pendidikan yang rendah, Membuat dukungan dan kebijakan untuk pembuatan Sop pedoman keselamatan pasien,Rumah sakit agar dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat dimana hasilnya nanti dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan serta keselamatan pasien, Mengadakan bimbingan dan pelatihan secara bertahap. Bagi perawatPerawat hendaknya menambah pengetahuannya tentang keselamatan pasien baik melalui pendidikan berkelanjutan maupun melalui pelatihan atau seminar.Bagi Stikes Icme atau IstitusiDiharapkan untukDapat dijadikan bahan informasi pendahuluan bagi penelitian serupa di masa mendatang atau sebagai informasi pembanding bagi penelitian di masa lalu
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 2 No.002 September 2011
49 meskipun dari sudut pandang berbeda dan stikes icme bisa menerapkan keselamatan dalam praktik keperawatan., Bagi selanjutnya peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti sikap dan motivasi perawat tentang keselamatan pasien dalam pelaksanaan pemberian obat, sehingga hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan. KEPUSTAKAAN Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Rineka Cipta, Jakarta Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta. Azwar, saifuddin. 2008.Sikap Manusia, Pustaka Belajar: Yogyakarta Cahyono. 2008. Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran. http//www.budaya keselamatan.net.com akses 3 April 2014. Departemen Kesehatan R.I(2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit. utamakan keselamatan pasien. Bakit Husada Depkes-RI.(2008). Panduan nasional keselamatan pasienrumah sakit. Jakarta. Gibson, J. L. (1997). Organisasi; Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga Hiyat, Alimul Aziz.2009. Metode penelitian keperawatandan teknik analisis data. Salemba Medika Salemba Medika : Jakarta. Indriyo, G & I Nyoman Sudita. (2003). Perilaku Keorganisasian, Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE. Kementerian kesehatan Republik Indonesia.(2011). Standar akreditasi rumah sakit edisi1. Jakarta Mubarok, Wahid Iqbal dkk, 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta Notoatmojo, Soekidjo.2012. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta:Jakarta. Sugiyono,2007. Statistik untuk penelitian.Bandung:Alfabet. Ariyani. (2009). Analisis Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety Di Instalasi Perawatan Intensif Rsud Dr Moewardi Surakarta Tahun 2008. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Yunie Armiyat.(2010). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Penerapan Prinsip Enam Tepat Dalam Pemberian Obat. E. Journal Keperwatan http://www.google.com/Lontar ui.ac.id// diunduh 20 maret 2014 10.30
Selleya Cintya Bawelle. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Safety). E.Journal, digilib jtptunimus// diunduh 22 maret 2014 19.30 Parmin.(2009).Hubungan Pelaksanaan Fungsi Managemen Kepala Ruangan terhadap Motivasi perawat pelaksana.E.Journal keperawatan http://www.google.comdigilib.uminmus//di unduh 18 maret 11.35. Supriyanto S.(2003).Faktor-faktor kepatuhan kepegawaian. http://www.google.com.Unair //di unduh 21 maret 2014 11.35.
Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Volume 2 No.002 September 2011