ANALISIS FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA PERAWAT DI RS. ISLAM SURABAYA Nurfika Asmaningrum* *Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Jalan. Kalimantan no 37 Jember 68121 E-mail:
[email protected] ABSTRACT Organizational commitment is the heart of analysis human resources management, and it will be influence all the nurse to be more committed to their hospital. Building the organizational commitment plays the important role with respected the organizational determinant such as personal characteristics, and job satisfaction, also spiritual leadership. The research aims to conduct further analysis of the factors that contribute the formation of nurse organizational commitment on hospital Islam Surabaya, which include personal factors and organizational factors. Personal factors include gender, education level, employment status, age and marital status. While organizational factors refers to job satisfaction and spiritual leadership. This study is an observational analytic design. The subjects are 82 nurses in Surabaya Islamic Hospitals nursing care wards. The samples used Proportionate stratified random sampling technique. The Instruments of organizational commitment used the adaptations Psychological Attachment Instrument presented by O’Reilly&Chatman. The multivariat analysis used multiple linier regression. Research findings show that R square is 0.203, it means that the variable age (p-value 0.386), gender (p-value 0.065), marital status (p-value 0.081), long tenure (p-value 0.428), education level (p-value 0.617), job satisfaction (p-value 0.429) and the application of Spiritual Leadership (p-value 0.059) can explain the formation of the nurse organization's commitment was 20.3%, and the others is explained by another factors. The variables have the greatest influence on nurse organizational commitment is the application of Spiritual Leadership (beta value of 0.270). In the end stage of the liniary regression modeling, it’s known that Spiritual Leadership, female gender, marital status married, the older age and long tenure of nurses, in a sequence are factors that used to predict an increases nurse organization's commitment. Advised to the hospital management to manage factors as determinants of commitment on hospital nurses, and need more efforts to building a spiritual leadership in order to increase the commitment and loyalty of nurses to the hospital organization. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Keywords: Organizational commitment, personal factors, and Spiritual Leadership. untuk dapat menampilkan kinerja dan
PENDAHULUAN Era
persaingan
yang
kian
produktivitas
yang baik.
Untuk
bisa
kompetitif dewasa ini, tuntutan loyalitas
mencapai tujuan, rumah sakit memerlukan
bagi seorang perawat menjadi hal yang
para
penting dan diperlukan oleh rumah sakit
adalah perawat, yang memiliki komitmen
karyawan
termasuk
didalamnya
tinggi. Pentingnya komitmen ini menurut
perilaku organisasi (perilaku profesional
Gupta, (2007), merupakan ‘…jantung dari
yang
analisis
terpenuhinya
Manajemen
Sumber
Daya
mengarah
pada
tugas
harapan
dan
yang
diberikan).
(2008),
komitmen
Manusia’., oleh karena itu kebijakan dalam
Menurut
manajemen SDM di rumah sakit menjadi
organisasi ini dapat digunakan sebagai
sesuatu hal yang penting, terutama yang
indikator adanya tingkat rajin tidaknya
berkaitan dengan penciptaan upaya dalam
individu
meningkatkan komitmen pada karyawan,
organisasi. Komitmen yang tinggi akan
agar SDM keperawatan potensial yang
terlihat dari tingginya tingkat retensi
dimiliki organisasi dapat tetap bertahan
karyawan, sehingga tidak mudah untuk
didalamnya.
meninggalkan organisasi.
Sopiah
dan
loyalitasnya
terhadap
Komitmen secara harfiah diartikan
Terbentuknya sebuah komitmen
sebagai sebuah level kedekatan pekerja
ditentukan oleh sejumlah faktor yang tidak
dengan
dalam
terjadi begitu saja, akan tetapi melalui
pekerjaannya (Gupta, 2007). Komitmen ini
proses yang cukup panjang dan bertahap.
merefleksikan
dan
Steers dan Porter dalam Sopiah, (2008),
kuatnya ikatan individu baik terhadap
menjelaskan tentang faktor-faktor yang
pekerjaan, karir maupun organisasi tempat
mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu
kerja. Menurut Salami (2008), salah satu
faktor personal, faktor organisasi dan
faktor yang mendukung terwujudnya iklim
faktor non organisasional. Dari ketiga
organisasi yang sehat, tingginya moral
faktor tersebut, faktor personal merupakan
pekerja, motivasi dan produktivitas adalah
salah
komitmen organisasi. Keinginan yang kuat
mempengaruhi
untuk
individu
beberapa
aspek
adanya
bertahan
kealamian
dalam
keanggotaan
satu
determinan
penting
komitmen
ditempat
yang
organisasi
kerjanya.
Faktor
organisasi menjadi salah satu indikator
personal ini meliputi usia, jenis kelamin,
terbentuknya komitmen karyawan dalam
tingkat pendidikan, status marital, masa
organisasi.
kerja dan status kepegawaian.
Sikap
kerja
berupa
komitmen
organisasi dikorelasikan dengan stabilitas ketenagakerjaan keluarnya tingkat
(rendahnya
karyawan rajin
secara
tidaknya
tingkat sukarela), karyawan
(rendahnya tingkat absensi karyawan), kinerja, kualitas layanan pelanggan, dan
Berkaitan
dengan
faktor
organisasional, terdapat lima faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi yaitu budaya keterbukaan, kepuasan kerja, kesempatan
untuk
berkembang,
arah
organisasi dan penghargaan (Stum dalam
Sopiah, 2008). organisasi
Dari kelima faktor
diatas,
kepuasan
merupakan
sebuah
variabel
determinan
penting
yang
mempengaruhi
terbentuknya
kerja
dapat dijadikan sebuah pondasi penerapan Spiritual Leadership.
dan dapat
komitmen
Berdasarkan
uraian
tersebut,
peneliti ingin melakukan analisis lebih lanjut
mengenai
faktor-faktor
organisasi. Pernyataan ini didukung dari
berkontribusi
hasil penelitian (Porter et al., 1974; Price,
komitmen organisasi pada perawat di RS
1977; Rose, 1991; Mannheim et al., 1997
Islam Surabaya, yang meliputi faktor
dalam Morin 2008), yang menunjukkan
personal dan faktor organisasional. Faktor
bahwa
merupakan
personal meliputi jenis kelamin, tingkat
determinan dan prediktor yang signifikan
pendidikan, status kepegawaian, umur dan
terhadap komitmen organisasi. Dengan
status
demikian kepuasan kerja ini merupakan
organisasional yaitu kepuasan kerja dan
salah
spiritual leadership.
kepuasan
satu
sikap
kerja
kerja
yang
perlu
terhadap
yang
perkawinan.
terbentuknya
Sedangkan
faktor
mendapatkan perhatian dari organisasi dalam upaya meningkatkan komitmen
METODE PENELITIAN
organisasi.
Penelitian ini merupakan sebuah
Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan komitmen organisasi. Kepemimpinan faktor
yang
merupakan dapat
salah
satu
mempengaruhi
komitmen organisasi (Subanegara, 2005). Fry, (2005), menjelaskan salah satu hal yang berkaitan dengan efektifitas sebuah kepemimpinan
ditempat
kerja,
tidak
terlepas dari sebuah nilai nilai spiritual. Oleh karena itu merupakan sebuah hal yang penting untuk menanamkan nilai moral spiritual pada seluruh karyawan. Kepuasan terkait dengan terpenuhinya kebutuhan spiritual ditempat kerja akan memberikan pengaruh yang positif pada kesehatan manusiawi dan psikologis serta
penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di RS Islam Surabaya sejumlah 88 perawat. Sampel diambil dengan
menggunakan
teknik
Proportionate stratified random sampling. Alat pengumpul data penelitian berupa kuesioner.
Kuesioner
kepuasan
kerja
dikembangkan berdasarkan 5 dimensi kepuasan kerja menurut Luthans (2006), yaitu dimensi gaji; dimensi pekerjaan; dimensi supervisi; dimensi kelompok kerja dan
kesempatan
komitmen
promosi.
organisasi
Kuesioner
perawat,
yang
diadaptasi dan dimodifikasi dari kuesioner komitmen
organisasi
(Psychological
Attachment
Instrument)
yang
dikembangkan oleh O’Reilly dan Chatman (1986).
HASIL PENELITIAN Hubungan dengan
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
3
tahap
analisis
Karakteristik
komitmen
Perawat
organisasi
pada
perawat di RS. Islam Surabaya
yaitu Analisis hasil penelitian terhadap
analisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dengan menggunakan
faktor
Analisa
diskriptif
ukur.
komitmen organisasi pada perawat di RS
Analisis
bivariat
dengan
Islam Surabaya, diawali dengan analisis
menggunakan uji korelasi sesuai dengan
bivariat hubungan karakteristik perawat
skala ukur data. Analisis multivariat pada
dengan komitmen organisasi seperti hasil
penelitian ini menggunkana regresi linier
pada pada tabel 1 berikut ini:
sesuai
skala
dilakukan
yang
berkontribusi
terhadap
berganda. Tabel 1 Analisis bivariat karakteristik jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan dengan komitmen organisasi pada perawat di RS.Islam Surabaya Variabel Jenis Kelamin: a. Laki Laki b. Perempuan Tingkat pendidikan: a. SPK b. D III Keperawatan c. S1 Keperawatan Status Perkawinan: a. Menikah b. Tidak Menikah
Berdasarkan
tabel
1,
Jumlah
Mean
SD
Lavene’s test
p value
10 72
41.10 45.35
8.18 3.90
0.000
0.139
23 55 4
45.87 44.33 45.73
1.89 5.50 5.31
0.150
0.401
67 15
45.56 41.60
3.29 8.17
0.000
0.085
dapat
pada variabel status perkawinan, diketahui
diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang
bahwa status perkawinan perawat ini tidak
bermakna antara komitmen organisasi
memberikan perbedaan yang bermakna
perawat perempuan dengan perawat laki
pada komitmen organisasi pada perawat di
laki (p value 0.139). Sedangkan pada
RS. Islam Surabaya (p value= 0.085).
variabel tingkat pendidikan menunjukkan
Selanjutnya pada tabel 2 dibawah ini akan
tidak adanya perbedaan yang bermakna
disajikan hasil analisa bivariat variabel
pada komitmen organisasi di RS. Islam
umur dan masa kerja dengan komitmen
Surabaya (p value 0.401).
organisasi pada perawat, sebagai berikut:
Selanjutnya
Tabel 2 Analisis bivariat hubungan karakteristik umur dan masa kerja dengan komitmen organisasi pada perawat di RS.Islam Surabaya Variabel
Mean
SD
nilai r
p Value
Umur
32.18
6.41
0.200
0.072
Masa Kerja
8.98
6.34
0.222
0.055
Tabel 2, menunjukkan bahwa tidak
Hubungan kepuasan kerja perawat
ada hubungan yang bermakna antara umur
dengan
dengan komitmen organisasi (p value
perawat di RS. Islam Surabaya
0.072). Sedangkan untuk variabel masa kerja juga diketahui tidak berhubungan secara
bermakna
dengan
komitmen
organisasi (p value 0.055).
komitmen
organisasi
pada
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor organisasi yang mempengaruhi komitmen organisasi. Dalam penelitian ini akan
diketahui
komitmen
hubungannya
organisasi
pada
dengan perawat.
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Hubungan variabel kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di RS.Islam Surabaya
Variabel
Mean
SD
Kepuasan Kerja: a. Rendah b. Tinggi
48.20 49.06
4.36 4.49
Tabel
3
0.138
0.507
p value 0.230
bahwa
49.06 (81.8%). Berdasarkan hasil analisis
perawat dengan kepuasan kerja rendah
lanjutan menunjukkan tidak ada perbedaan
memiliki nilai rerata komitmen organisasi
yang
sebesar 48.20 (80.3%), sedangkan perawat
organisasi pada perawat dengan kepuasan
dengan
tinggi,
kerja tinggi maupun rendah pada perawat
memiliki nilai rerata skor komitmen
yang tidak diterapkan Spiritual leadership
organisasi yang tidak jauh berbeda, yaitu
di RS. Islam Surabaya (p value 0.230).
kepuasan
menunjukkan
Komitmen Organisasi Mean Lavene’s Difference test
kerja
yang
bermakna
antara
komitmen
Hubungan spiritual leadership perawat
transformasi dan perkembangan organisasi
dengan
yang
komitmen
organisasi
pada
didesain
terciptanya
perawat di RS. Islam Surabaya Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi. Spiritual leadership merupakan sebuah paradigma baru dalam
untuk
motivasi
mendorong internal
dan
organisasi pembelajar. Adapun hubungan penerapan Spiritual Leadership dengan komitmen organisasi pada perawat
di
RS.Islam Surabaya, seperti pada hasil tabel 5 berikut ini:
Tabel 5 Hubungan penerapan Spiritual Leadership dengan komitmen organisasi pada perawat di RS.Islam Surabaya Mean Skor Komitmen Organisasi 49.15
Variabel Spiritual Leadership
Hasil analisis lanjutan seperti pada
Sig Lavene’s test 0.005
p value 0.005
Spiritual Leadership dengan komitmen
tabel 5 diatas, menunjukkan bahwa adanya
organisasi.
hubungan yang bermakna antara Spiritual
menunjukkan bahwa dari tujuh variabel
Leadership terhadap komitmen organisasi
terdapat lima variabel yang memiliki nilai
pada perawat di RS. Islam Surabaya (p
p value > 0.25 yaitu umur, jenis kelamin,
value 0.005).
status
Analisis
faktor
yang
berkontribusi
terhadap komitmen organisasi pada perawat di RS. Islam Surabaya Analisis
multivariat
terhadap
yang
bivariat untuk menguraikan hubungan umur,
jenis
kelamin,
masa
bivariat
kerja,
dan
penerapan Spiritual Leadership. Namun karena secara substansi kepuasan kerja dan tingkat pendidikan ini penting dalam
variabel kepuasan kerja dimasukkan dalam tahapan multivariat.
terbentuknya
komitmen perawat, diawali dengan seleksi
antara
perkawinan,
seleksi
mempengaruhi komitmen organisasi, maka
digunakan dalam menganalisis faktor yang berkontribusi
Hasil
tingkat
pendidikan, status perkawinan, masa kerja, kepuasan kerja, serta intervensi penerapan
Selanjutnya secara bersama-sama ketujuh variabel dimasukkan kedalam analisis
menggunakan
regresi
linier
berganda, dengan metode enter. Adapun hasil analisis regresi linier dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
. Tabel 7 Analisis regresi komitmen organisasi pada perawat di RS.Islam Surabaya Variabel
B
Beta
Konstanta 34.158 Kepuasan kerja 0.871 0.092 Tingkat Pendidikan 0.526 0.058 Jenis kelamin 3.166 0.215 Umur 0.162 0.217 Masa Kerja 0.165 0.219 Status Perkawinan 2.560 0.219 Penerapan 2.559 0.270 Spiritual Leadership Variabel dependen: Komitmen organisasi
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R square) sebesar
p value
R
R Square 0.203
0.450
Adjusted R square 0.128
0.429 0.617 0.065 0.386 0.428 0.081 0.059
komitmen organisasi sebesar 12.8%, dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.
0.203, hal ini berarti bahwa seluruh variabel baik umur, jenis kelamin, status perkawinan,
masa
kerja,
tingkat
pendidikan, kepuasan kerja dan variabel dependen penerapan Spiritual Leadership dapat menjelaskan variabel komitmen organisasi pada perawat di RS. Islam Surabaya
sebesar
20.3%,
sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Dari ketujuh variabel tersebut dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap komitmen organisasi pada perawat di RS. Islam Suarabaya adalah penerapan Spiritual Leadership (nilai beta 0.270).
Sedangkan nilai
Adjusted R Square sebesar 0.128, hal ini bermakna bahwa persamaan model yang diperoleh mampu menjelaskan variabel
Berdasarkan analisa output pada ringkasan tabel coefficients, seperti pada tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa variabel
yang
pada
akhirnya
dapat
digunakan untuk memprediksi komitmen organisasi pada perawat adalah variabel umur, masa kerja, jenis kelamin, status perkawinan
dan
penerapan
Spiritual
Leadership. Kelima variabel tersebut, yaitu penerapan
Spiritual
Leadership,
jenis
kelamin, status perkawinan, umur, dan masa kerja perawat, secara berurutan berpengaruh
terhadap
komitmen
organisasi. Diketahui pula bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
komitmen
penerapan (Beta=0.270).
organisasi
Spiritual
adalah
Leadership
Selanjutnya
pemodelan
terakhir
dapat dilihat pada tabel 8.
persamaan garis regresi yang didapatkan Tabel 8 Persamaan garis regresi linier y = Konstanta + a1x1 + a2x2 + a3x3+a4x4+a5x5 Komitmen Organisasi = 35.255+2.132(Penerapan Spiritual Leadership)+3.454 (Jenis Kelamin)+2.654 (Status perkawinan)+0.148 (Umur) -0.161 (Masa kerja)
Berdasarkan
pemodelan
akhir
berkontribusi
terhadap
komitmen
persamaan garis regresi yang didapatkan
organisasi pada perawat adalah jenis
diatas,
nilai
kelamin, status perkawinan, umur dan
konstanta adalah sebesar 35.255, hasil ini
masa kerja perawat secara berurutan
menunjukkan bahwa apabila tidak ada
merupakan
faktor
yang
memiliki
penambahan umur, masa kerja perawat,
kontribusi
terbesar
hingga
terkecil.
tidak dikontrol jenis kelamin dan status
Sedangkan
faktor
perkawinan serta tidak diterapkan Spiritual
berkontribusi
Leadership,
komitmen
organisasi perawat di RS. Islam Surabaya
organisasi pada perawat adalah sebesar
adalah tingkat pendidikan, dan kepuasan
35.255 saja.
kerja perawat.
dapat
diketahui
maka
Persamaan
bahwa
skor
garis
regresi
yang
dihasilkan, dapat diinterpretasikan bahwa apabila
perawat
itu
adalah
seorang
perempuan dan telah menikah, serta semakin tua umur perawat, dan makin lama masa kerja perawat, dengan didukung diterapkannya Spiritual leadership maka diprediksikan dapat menaikkan komitmen organisasi oleh perawat pada rumah sakit Islam Surabaya.
bahwa
yang
terhadap
tidak
komitmen
Jenis kelamin merupakan faktor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap komitmen organisasi perawat. Variabel jenis
kelamin
ini
masuk
kedalam
pemodelan multivariat, dimana perawat yang yang berjenis kelamin perempuan akan berpengaruh terhadap komitmen organisasi
(Beta=0.239).
didukung
dengan
Hasil
penelitian
ini yang
dilakukan oleh Scandura & Lankau, 1997; Porter, 2001; Mowday, Porter, & Steers
PEMBAHASAN Hasil
lain
penelitian
karakteristik
1982; Mathieu & Zajac, 1990 dalam Almenunjukkan perawat
yang
Ajmi, 2006), yang menyatakan bahwa jenis
kelamin
berkontribusi
terhadap
komitmen organisasi, khususnya jenis
kelamin tidak berhubungan secara nyata
kelamin perempuan. Mengingat bahwa
dengan komitmen organisasi.
jenis kelamin dapat menjadi determinan
Selain
jenis
kelamin,
status
terhadap komitmen organisasi. Hal ini
perkawinan merupakan faktor karakteristik
patut
bagi
perawat kedua yang berkontribusi terhadap
manajemen rumah sakit ketika memiliki
perawat di RS. Islam Surabaya. Variabel
karyawan mayoritas perempuan. Hasil
status perkawinan ini masuk kedalam
penelitian menunjukkan bahwa sebagian
pemodelan multivariat, dimana perawat
besar (92.7%) perawat di RS. Islam
yang
Surabaya adalah perempuan. Karena selain
komitmen
dikatakan lebih berkomitmen akan tetapi
Perawat yang menikah lebih berpeluang
terdapat beberapa hasil penelitian yang
untuk berkomitmen terhadap rumah sakit.
konsisten juga menyatakan bahwa wanita
Terdapat kecenderungan orang yang telah
mempunyai tingkat absensi, kemangkiran
menikah
yang lebih tinggi daripada pria (Robbins,
organisasi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
2001).
perawat
menjadi
pertimbangan
Berdasarkan
berpengaruh
organisasi
lebih
yang
terhadap
(Beta=0.216).
berkomitmen
telah
terhadap
menikah
akan
lanjutan,
cenderung tetap bertahan dalam suatu
diketahui bahwa variabel jenis kelamin
organisasi dibandingkan dengan perawat
perawat tidak memberikan perbedaan yang
yang
bermakna pada komitmen organisasi (p
tanggung jawab yang besar, sehingga
value 0.636). Hasil ini menunjukkan
kemungkinan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna
pelaung
antara rerata skor komitmen organisasi
memerlukan pertimbangan yang lebih
pada perawat laki laki dan perempuan.
besar dibandingkan yang belum menikah.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
Hasil ini didukung sebagian besar perawat
Aven,
RS.
Parker,
analisis
menikah
and
McEvoy
(1993);
Marsden, Kalleberg, & Cook, 1993;
lajang,
karena
untuk
pekerjaan
Islam
Surabaya
terkait
mencari di
dengan
peluang
tempat
(70.7%)
lain
adalah
menikah.
Ellemer, Gilder, dan Heuvel (1998 dalam
Selain status perkawinan, umur
Tella, dkk. 2007); Ngo & Tsang (1998);
perawat merupakan variabel yang penting
Porter's
&
dalam menjelaskan komitmen organisasi.
Gjesvold (2003); Velde, Bossink, &
Umur responden perawat pada penelitian
Jansen (2003 dalam Al Ajmi, 2006), yang
ini mempunyai rata rata 32.8 tahun.
menguraikan bahwa variabel gender/ jenis
Berdasarkan hasil analisis multivariat,
(2001);
Savicki,
Cooly,
variabel umur perawat yang lebih tinggi
perusahaan, dalam arti mereka tetap komit dengan organisasi.
merupakan variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya komitmen organisasi pada perawat di RS. Islam Surabaya.
adalah masa kerja perawat. Variabel masa
Umur perawat ini berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Usia yang lebih muda kemungkinan mempunyai kesempatan mencari
yang
lebih
alternatif
besar
untuk
pekerjaan
lain
dibandingkan dengan karyawan yang lebih tua.
Karakteristik perawat lainnya yang
Selain
itu
semakin
muda
usia
karyawan, kecenderungan komitmen yang dimiliki juga tidak terlalu tinggi, hal ini juga mengakibatkan keterikatan dengan organisasi sebagimana yang diungkapkan oleh Mueller juga rendah. Keterikatan terhadap organisasi yang tidak tinggi memudahkan
terjadinya
turnover.
Sedangkan semakin tinggi usia perawat, maka kemungkinan kesempatan untuk mencari peluang pekerjaan lain juga semakin kecil, sehingga kesediaan untuk terus mempertahankan keanggotaan dalam organisasi rumah sakit semakin tinggi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Armansyah, (2002) bahwa, …..umumnya orang-orang yang berusia lebih tua dan telah lama bekerja memiliki komitmen organisasi yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang berusia muda. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa masa hidup mereka baik kehidupan biologis maupun usia kerja di perusahaan hanya tinggal sesaat, sehingga mencegah mereka untuk keluar dari
kerja
ini
multivariat
masuk
kedalam
menjadi
prediktor
tahapan yang
berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada perawat (Beta sebesar -0.213)., dimana semakin lama masa kerja perawat maka
akan
semakin
meningkatkan
komitmen organisasi. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angle dan Perry (1981 dalam Morin, 2008), bahwa salah satu prediktor terhadap komitmen adalah masa kerja (tenure) seseorang pada organisasi tertentu. Masa kerja yang relatif belum terlalu lama membuat peluang untuk menerima tugas yang menantang serta aspek lain dari pekerjaan, seperti misalnya promosi ,yang dimiliki karyawan belum terlalu besar. Masa kerja yang belum berlangsung lama menyebabkan peluang investasi pribadi yang dikeluarkan oleh karyawan tidaklah besar,
sehingga
keputusan
untuk
meninggalkan organisasi tidak sulit untuk dilakukan. Sedangkan menurut Angle dan Perry,
masa
kerja
yang
pendek
menyebabkan keterlibatan sosial yang dibangun juga masih rapuh, sehingga komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan dengan masa kerja yang pendek cenderung rendah.
Rata rata distribusi masa kerja
Hasil penelitian ini didukung oleh
perawat di RS. Islam Surabaya adalah 8.98
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tahun. Oleh karena itu organisais rumah
Ellemer, Gilder, dan Heuvel (1998 dalam
sakit perlu berupaya untuk menciptakan
Tella, Ayeni
iklim organisasi yang kondusif, agar
Wiedmer (2006 dalam Salami, 2008), yang
perawat yang bekerja didalam organisasi
menguraikan
tetap bertahan dalm organisasi, sehingga
pendidikan
pada akhirnya perawat yang ada di rumah
signifikan dengan kepuasan kerja dan
sakit memiliki masa kerja yang lebih lama
komitmen organisasi. Namun demikian
pula,
meskipun hasil penelitian ini menunjukkan
sehingga
berpeluang
untuk
meningkatkan komitmen perawatnya. Tingkat pendidikan perawat tidak berkontribusi
terhadap
komitmen
dan
bahwa tidak
Popoola, 2007);
variabel
berhubungan
tingkat secara
bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap komitmen perawat pada rumah sakit, untuk dapat menjadi rumah
organisasi pada perawat di RS. Islam
sakit
Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan
menjawab tantangan globalisasi seperti
bahwa tingkat pendidikan perawat di RS.
visi yang dicanangkan oleh RS. Islam
Islam Surabaya lebih didominasi tingkat
Surabaya serta mampu bersaing di tingkat
pendidikan D-III Keperawatan (67.1%).
lokal maupun regional, maka rumah sakit
Analisis lanjutan menunjukkan bahwa
harus memiliki perawat yang kompeten
tidak ada perbedaan yang bermakna antara
dalam ilmu keperawatan yang ditunjukkan
komitmen
antara lain dengan tingkat pendidikan
organisasi
pada
perawat
berpendidikan SPK, D III Keperawatan
yang
berkualitas
dan
mampu
formal keperawatan yang tinggi.
dan S1 Keperawatan (p value 0.022).
Persamaan garis regresi yang
Beberapa alasan pendidikan perawat tidak
dihasilkan, dapat diinterpretasikan bahwa
memberikan kontribusi terhadap komitmen
apabila dalam rumah sakit diterapkan
karena pendidikan perawat baik perawat
Spiritual leadership pada perawat secara
vokasional
dengan
berkelanjutan,
pendidikan
SPK,
latar
belakang
dan
Diploma,
maupun
kelamin perempuan dan telah menikah,
perawat professional berlatar belakang
serta semakin tua umur perawat, dan
sarjana keperawatan memiliki persepsi
makin lama masa kerja perawat, dengan
akan kebutuhan terhadap aspek pekerjaan
maka
yang sama, sehingga tingkatan komitmen
komitmen organisasi oleh perawat pada
yang ditunjukkan cenderung tidak berbeda.
rumah sakit Islam Surabaya. Berdasarkan
diprediksikan
perawat
dapat
berjenis
menaikkan
hasil penelitian ini pula maka penting bagi
organisasi untuk memperhatikan faktor faktor lainnya yang dapat berperan sebagai determinan
terbentuknya
komitmen
organisasi pada perawat di RS. Islam Surabaya.
SIMPULAN DAN SARAN Penerapan Spiritual Leadership, jenis kelamin perempuan, status perkawinan menikah,
umur yang lebih besar, dan
masa kerja perawat yang lama secara berurutan merupakan faktor yang dapat
Brown, B. (2003). Employees’ organizational commitment and their perception of supervisors relationsoriented and task-oriented leadership behaviors. www. scholar.lib.vt.edu. diperoleh tanggal 17 Januari 2009. Gupta. Anviti. (2007). Organizational commitment - basic concepts & recent developments. www.selfgrowth.com. diperoleh tanggal 01 februari. 2009. Hastono, Sutanto. (2007). Basic data analysis for health research training, analisis data kesehatan. Jakarta. FKM UI.
memprediksikan peningkatan komitmen organisasi pada perawat di RS islam surabaya.
Disarankan
pada
pihak
manajemen RS untuk mempertahankan dan mengelola faktor faktor sebagai determinan komitmen perawat pada RS, dan
pentingnya
membangun
kepemimpinan yang berbasis spiritual untuk dapat meningkatkan komitmen dan loyalitas perawat.
DAFTAR PUSTAKA Barcus, S. (2007). The Impact of organizational learning and training on multiple job satisfaction factors. www.digital.library.unt.edu. Diperoleh tanggal 01 Februari 2009. Budiarto, D. (2007). Pengaruh insentif non finansial terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. www.meylanoncy.upy.ac.id. diperoleh tanggal 25 mei 2009.
Fry L.W & Cohen. (2008). Spiritual Leadership as a Paradigm for Organizational Transformation and Recovery from Extended Work Hours Cultures. Journal of Business Ethics (2009) 84:265–278, www.springerlink.com, diperoleh tanggal 12 Februari 2009. Fry, L. W. (2008). Spiritual leadership: state-of -the-art and future directions for theory, research, and practice. www.tarleton.edu, diperoleh tanggal 12 Februari 2009. Kreitner & Kinicki. (2003). Perilaku organisasi. Buku Satu. Jakarta. Penerbit salemba Empat. Koesmono. (2007). Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya. www.petra.ac.id. Diperoleh tanggal 06 Januari 2009.
Luthans, (2006). Perilaku organisasi edisi sepuluh, diterjemahkan oleh Vivin Andhika, dkk. Yogyakarta. Penerbit ANDI. Subanegara, H. (2005). Diamond head drill dan kepemimpinan dalam manajemen rumah sakit. Yogyakarta. Penerbit ANDI. Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung. Penerbit Alphabeta. Sugiarto, dkk. (2001). Teknik sampling. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Sopiah, (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta. Penerbit ANDI.