Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Pemberian Kuis Berjenjang Pada Pokok Bahasan Penyesuaian Diri Mahlukhidup Dengan Lingkungannya Kelas V SDN 2 Malomba Nur Azizah, Sitti Nuryanti, dan Minarni Rama Jura Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Malomba melalui model pembelajaran pemberian kuis berjenjang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan penelitian ini mengacu pada desain Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari empat komponen, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Tindakan dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Data yang diambil dari penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data hasil observasi guru pada siklus I pertemuan pertama 68%, pertemuan kedua 75%, meningkat pada siklus II menjadi 88% pertemuan pertama dan 95% pertemuan kedua. Hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan pertama 63%, pertemuan kedua 71%, meningkat pada siklus II menjadi 82% pertemuan pertama dan 95% pertemuan kedua. Serta data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada setiap akhir tindakan. Hasil penelitian siklus I diperoleh hasil kuis pendahuluan 58% pada pertemuan pertama dan 68% pertemuan kedua, hasil kuis akhir diperoleh 65% pada pertemuan pertama dan 75% pertemuan kedua, meningkat pada siklus II, hasil kuis pendahuluan menjadi 78% pada pertemuan pertama dan 88% pada pertemuan kedua, sama halnya pada hasil kuis akhir meningkat menjadi 86% pada pertemuan pertama dan 95% pada pertemuan kedua. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh tuntas individu 15 orang dan tidak tuntas individu 5 orang dengan persentase daya serap klasikal 66% dan ketuntasan belajar klasikal 75%. Pada siklus II, hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, hasil belajar siswa diperoleh ketuntasan individu menjadi 18 orang dan tidak tuntas individu 2 orang dengan persentase daya serap klasikal 78% dan ketuntasan belajar 90%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran pemberian kuis berjenjang pada pokok bahasan penyesuaian diri mahluk hidup dengan lingkungannya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Malomba.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
I.
Latar Belakang Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA
merupakan salah satu program pembelajaran yang perlu diajarkan sejak di Sekolah Dasar. Tujuannya untuk membina dan
menyiapkan peserta didik agar nantinya
peserta didik tanggap dalam menghadapi lingkungannya. Sejalan dengan itu Abruscato (Khaerudin, 2005:15) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPA dikelas dapat: (1) mengembangkan kognitif siswa, (2) mengembangkan efektif siswa, (3) mengembangkan psikomotorik siswa, (4) mengembangkan kreatifitas siswa, dan (5) melatih siswa berfikir kritis. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk dapat menghadapi tantangan hidup dan semakin kompetitif dan serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang mungkin dapat terjadi lingkungan sekitar. Berdasarkan Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Sekolah Dasar, salah satu bidang kajian materi dalam pembelajaran IPA adalah penyesuaina diri mahluk hidup dengan lingkungannya. Dimana konsep materi ini sangat dekat dangan kehidupan siswa sehari-hari. Dalam materi ini dibutuhkan kemampuan siswa untuk mengkonstruksi pemikirannya sendiri sehingga siswa dapat memahami materi tersebut dengan baik. Selain itu juga untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPA dengan baik khususnya pada materi penyesuaian diri mahluk hidup dengan lingkungannya, seorang guru tidak hanya dituntut oleh penguasaan materi dalam kurikulum saja, namun juga harus memiliki kemampuan dalam mengolah pembelajar yang bermutu sehingga dapat menyajikan pembelajaran yang menarik, kreatif,
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X menantang, dan menyenangkan bagi siswa. Rendahnya hasil belajar IPA (penyesuaian diri mahluk hidup dengan lingkungannya) pada siswa kelas V SDN 2 Malomba dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada tahun 2013/2014 yaitu 62. Nilai tersebut masih jauh dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 70. Hal ini terjadi karena guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru lebih berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima penerima pengatahuan yang pasif. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada dalam rutinitas yang membosankan sehingga membuat pelajaran kurang menarik. Arikunto (2004:30) mengemukakan bahwa, kuis (tes) berjenjang mempunyai fungsi ganda yaitu mengukur kemampuan siswa untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran. Sardiman (1996:93) mengemukakan bahwa, para siswa akan lebih giat belajar jika mengetahui aka nada kuis. Oleh karena itu, pemberian kuis akan merupakan sarana motivasi belajar siswa. Dengan adanya kuis, guru dapat mengetahui keputusan apa yang akan diambil tentang berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sedangkan bagi siswa dapat mengukur kemamapuannya sendiri. Selanjutnya pengaruh untuk suatu yang menunjukan adanya kolerasi atau hubungan sebab akibat yaitu keadaan yang menjadi sebab bagi keadaan yang lain (yang menjadi akibat) (Suharsini Arikunto, 2006:28) pengaruh disini adalah akibat yang ditimbulkan karna adanya model pembelajaran pemberian kuis terhadap motivasii dan prestasi belajar siswa.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul: βMeningkatka Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Pemberian Kuis Berjenjang pada Pokok Bahasan Penyesuaian Diri Mahluk Hidup dengan Lingkungannya Kelas V SDN 2 Malombaβ.
II.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemmis dan Mc
Taggart yang menyatakan bahwa proses penelitian dalam tindakan ini merupakan sebuah siklus atau proses daur ulang yang terdiri dari empat aspek fundamental. Diawali dari aspek pengembangan perencanaan kemudian melakukan tindakan perencanaan, observasi/pengamatan terhadap tindakan, evaluasi dan diakhiri dengan melakukan refleksi. Secara garis besar langkah penelitian/rencana impelemtasi tindakan dalam penelitian ini mengikuti proses siklus atau daur ulang yang dilakukan menurut model Kemmis dan Mc Taggart (Wiraatmadja, 2008:66) yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Malomba Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2014. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan harapan dapat mewakili populasi. Variabel penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Malomba pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Alasan pemilihan kelas ini adalah: (1) masih
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah penyesuaian diri mahluk hidup dengan lingkungannya, (2)
tidak diterapkannya model
pembelajaran pemberian kuis berjenjang oleh guru, yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, (3) adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru setempat untuk melaksanakan kegiatan penelitian dikelas yang bersangkutan. Jenis Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) Data kualitatif yaitu data yang hasil observasi aktivitas guru dan data hasil observasi aktvitas siswa selama pembelajaran berlangsung . 2) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar siswa. Sumber data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah: 1) Sumber data dari subjek atau data primer, dalam hal ini sumber data dari siswa kelas yang dilakukan tindakan. Data yang dimaksud berupa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. 2) Sumber data tidak langsung dari subjek atau data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh guru sejawat atau kolaborator terkait dengan perkembangan kelas tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara, yaitu : 1) Saat pemberian kuis berjenjang pada awal dan akhir pertemuan. 2) Tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, yang diberikan setiap akhir tindakan. 3) Observasi yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 berlangsung. Pelaksanaan observasi baik kepada guru dan kepada subjek penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah disiapkan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung Instrument penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan disebut juga dengan teknik penelitian. Jenis-jenis instrument yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1.
Kuis yang diberikan pada awal dan akhir pertemuan.
2.
Tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.
3.
Lembar kegiatan siswa
4.
Lembar observasi guru dan siswa. Ada 2 (dua) jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. a.
Analisis Data Kuantitatif Tehnik analisis data yang digunakandalam menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah: 1)
Daya Serap Individu πΏ
DSI=π πΏ πππ% Keterangan: X
= Skor yang diperoleh siswa
Y
= Skor maksimal siswa
DSI
=Daya serap individuan yun
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika prosentasi daya serap individu sekurang-kurangny 70 % (Dipdiknas,2001:37)
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 2)
Ketuntasan Belajar Klasikal KBK =
οπ΅ οπΊ
π πππ%
Keterangan : ο N οS
= Jumlah siswa yang tuntas = Jumlah siswa seluruhnya
KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas jika prosentase klasikal yang dicapai adalah 80% (Depdiknas,2001:37) 3)
Daya Serap Klasikal DSK =
Keterangan:
οπ· οπ°
πΏ πππ %
οP
= Jumlah skor yang diperoleh siswa
οI
= Jumlah skor yang ideal seluruh siswa
DSK
= Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika present daya serap klasikal sekurangkurangnya 70% ( Depdiknas, 2001:37). b.
Analisa Data Kualitatif Untuk menganalisis data dari hasil observasi, digunakan tehnik yang
dikemukakan Miles dan Huberman (1992:16) dengan tiga tahap kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarian kesimpulan. 1)
Merduksi Data Mereduksi data adalah proses menyeleksi, Mempokuskan, dan menyederhanakan
semua data yang diperoleh, mulai dari awal pengumepulan data sampai penyusunan laporan penelitian.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 2)
Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana kedalam table
dan diberi nama kualitatif. Sehingga member ikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3)
Verifikasi/kesimpulan Penyimpulan adata dalah proses penampilan intisari, dari sajian yang telah
terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. Indikator kinerja keberhasilan penilaian tindakan ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: a.
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu hasil analisis observasi aktivitas siswa berada dalam kategori baik dan sangat baik, dengan kriteria taraf keberhasilan sebagai berikut : 86 % β€ NR β€ 100 % : Sangat Baik 71 % β€ NR β€ 85 % : Baik 56 % β€ NR β€ 70 % : Cukup 0 % β€ NR β€ 55 % : Kurang Baik
b.
Nilai hasil belajar siswa pada tiap pertemuan selama satu siklus mencapai daya serap individu minimal 70% dan ketuntasan klasikal 80%.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X III
Hasil Penelitian
3.1
Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan strategi
pemberian kuis berjenjang, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes kepada siswa yang merupakan akhir tindakan siklus I, tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan 10 butir soal. Hasil tes analisis tes akhir tindakan siklus I secara singkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Hasil Analisis Tes Akhir Siklus I No Aspek Perolehan 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil
Skor tertinggi Skor terendah Skor rata-rata Jumlah siswa keseluruhan Banyaknya siswa yang tuntas Banyaknya siswa yang belum tuntas Persentase ketuntasan klasikal Persentase daya serap klasikal
80 40 66 20 15 5 75% 66%
Berdasarkan tabel analisis diatas, persentase daya serap klasikal 66% dan skor rata-rats hasil belajar sudah menunjukan peningkatan dari tes belajar sebelum penelitian (62) menjadi 66. Peningkatan yang terjadi sebesar 6,06%. Kenaikan persentase ini diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut: P = Base Rate β Post Rate X 100% Base Rate P = 66 β 62 66
(Sudjana, 1989:49)
X 100%
= 6,06% Keterangan: P
= Persentase Kenaikan Rata-rata
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Post Rate
= Nilai Rata-rata Awal
Base Rate
= Nilai Rata-rata Akhir
Persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh 75%, belum mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 80%, sehingga hasil tersebut mengharuskan peneliti melanjutkan ke tahap siklus II untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran pemberian kuis berjenjang dalam penerapan IPA. 3.2
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan tes
hasil belajar siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus selanjutnya. Dari hasil pengamatan menyangkut kegiatan siswa masih terdapat aspek yang belum optimal yaitu: 1.
Siswa belum termotivasi dengan baik.
2.
Kurangnya kemampuan siswa dalam mengkaji dan memahami materi.
3.
Kurangnya kemampuan siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan.
4.
Kurangnya kemampuan siswa mengerjakan kuis-kuis yang diberikan, hanya sebagian saja yang dapat mengerjakan. Berdasarkan temuan tersebut, maka tindakan yang dilakukan pada sikllus I
belum mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, masih perlu perbaikan atau tindak lanjut untuk mencapai atau memperoleh hasil yang optimal. Dalam arti perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Selain dari kekurangan hasil observasi siswa yang telah dijelaskan diatas pada siklus ini, hasil ketuntasan klasikal 75% atau terdapat 5 siswa yang belum tuntas. Dan hasil tersebut belum mencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga peneliti perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. 3.3
Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran pemberian kuis berjenjang, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes kepada siswa yang merupakan akhir tindakan siklus II. Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10 nomor. Hasil tes analisis tes akhir tindakan siklus II secara singkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Hasil Analisis Tes Akhir Siklus II No Aspek Perolehan 1 2 3 4 5 6 7 8
Skor Tertinggi Skor Terendah Skor Rata-rata Jumlah Siswa Keseluruhan Banyaknya Siswa Yang Tuntas Banyaknya Siswa Yang Belum Tuntas Persentase Ketuntasan Klasikal Persentase Daya Serap Klasikal
Hasil 100 60 78 20 18 2 90% 78%
Seperti halnya pada siklus I, skor rata-rata pada siklus II ini menunjukan peningkatan rata-rata hasil belajar yaitu 66 pada siklus I menjadi 78 pada siklus II. Persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 90%, dan nilai tersebut telah mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 80% sama halnya dengan persentase daya serap klasikal sebesar 78%, sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu daya serap klasikal (sekolah) = 70%.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X IV
Pembahasan Tindakan pada siklus I pada pertemuan pertama diperoleh hasil observasi guru
dengan jumlah skor 38 dari skor maksimal 56 dengan persentase 68% ada dalam kategori cukup, kemudian pada pertemuan kedua diperoleh skor 42 dari skor maksimal 56 dengan persentase perolehan 75% berada dalam kategori baik, dan memperoleh persentase rata-rata 72%. Tindakan pada siklus I pada pertemuan pertama diperoleh hasil observasi siswa dengan jumlah skor 35 dari skor maksimal 56 dengan persentase perolehan 63% ada dalam kategori cukup, kemudian pada pertemuan kedua diperoleh skor 40 dari skor maksimal 56 dengan persentase perolehan71% berada dalam kategiri baik, dan memperoleh persentase rata-rata 67%.. Sebelum masuk proses belajar mengajar dilakukan pemberian kuis pendahuluan, dan setelah proses belajar mengajar siswa kembali diberikan kuis akhir pertemuan. Kuis
yang diberikan dalam bentuk soal uraian dengan jumlah 5
soal.Tujuan pemberian kuis ini adalah untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dari hasil analisis kuis siswa siklus I pada pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 58% kuis pendahuluan, dan 65% kuis akhir pertemuan, dan pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 68% kuis pendahuluan, dan 75% kuis akhir pertemuan. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I melalui model pembelajaran pemberian kuis berjenjang langkah selanjutnya adalah pemberian tes.Bentuk tes yang diberikan adalah pilihan ganda dengan jumlah 10 butir soal.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Dari Hasil analisis tes akhir tindakan siklus I diperoleh daya serap klasikal 66% belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan 70% (Depdiknas, 2001:37), dan ketuntasan klasikal 75% juga belum memenuhi standar yang ditetapkan 80% (Depdiknas, 2001:37) sehingga masih ada sejumlah tujuan pembelajaran yang belum tercapai. Tindakan pada siklus II diperoleh hasil observasi guru pada pertemuan pertama dengan skor 49 dari skor maksimal 56 dengan persentase perolehan 88% berada dalam kategori sangat baik, dan pada pertemuan kedua dengan skor 53 dari skor maksimal 56 dengan persentase 95% juga berada dalam kategori sangat baik. Sehingga perolehan persentase rata-rata adalah 89%. Merujuk pada pedoman penilaian kualitatif adalah pertemuan pertama maupun kedua berada dalam kategori sangat baik. Tindakan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh hasil observasi siswa dengan skor 46 dari skor maksimal 56 dengan persentase 82% berada dalam kategori sangat baik, dan pertemuan kedua dengan skor 53 dari skor maksimal 56 dengan persentase 95% juga berada dalam kategori sangat baik, sehingga perolehan persentase rata-rata adalah 89%. Dalam hal ini dapat dilihat kategori pada pertemuan pertama dan kedua sama-sama berada dalam kategori sangat baik. Seperti halnya pada siklus I, begitu juga pada siklus II sebelum masuk proses belajar mengajar dilakukan pemberian kuis pendahuluan dan setelah proses belajar mengajar siswa kembali diberikan kuis akhir pertemuan. Kuis yang diberikan dalam bentuk soal uraian dengan jumlah 5 soal. Dari hasil analisis kuis siswa pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase 78% kuis pendahuluan dan 86% kuis akhir pertemuan. Pada pertemuan kedua diperoleh persentase sebesar 88% kuis
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X pendahuluan, dan 95% kuis akhir pertemuan.Tujuan pemberian kuis ini adalah untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II, selanjutnya adalah pemberian tes akhir, bentuk tes yang diberikan adalah pilihan ganda dengan jumlah 10 butir soal. Dari hasil analisis tes akhir tindakan siklus II diperoleh daya serap klasikal 86% dan ketuntasan klasikal 90%. Dapat dilihat bahwa dari hasil analisis tes akhir tindakan siklus II telah mencapai indikator keberhasilan siswa. Oleh karena itu pokok bahasan penyesuaian diri mahluk hidup dengan lingkungannya
dianggap
tuntas
dan
selesai
dengan
menggunakan
model
pembelajaran pemberian kuis berjenjang di kelas V SDN 2 Malomba.
V
Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan analisis beberapa penilaian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran pemberian kuis berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Malomba.Pernyataan ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 77%, daya serap klasikal 66% dan rata-rata belajar siswa adalah 66. Pada siklus II diperoleh hasil yang lebih baik lagi dari siklus I yaitu persentase ketuntasan belajar klasikal 90%, daya serap klasikal mencapai 78% dan rata-rata hasil belajar siswa adalah 78.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 5.2
Saran Sesuai dengan data hasil penelitian siklus I dan II, maka peneliti menyarankan
penggunaan model pembelajaran pemberian kuis berjenjang diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C. T. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Arikunto, 2004. Fungsi Ganda pada Kuis. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsihi. 2006. Akibat Pemberian Kuis Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA Untuk Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas, 2006. Standar Isi, Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas,2001. Buku 1 manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Bsrbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional. Fitri Nurjayani, 2013. Meningkatkan Hasil Belajar elalui Metode Pemberian Kuis pada Materi Penjumlahan Pecahan kelas V SDN 3 Karangdowo.Skripsi Sarjana PGSD pada FKIP Universitas Sebelas Maret: Tidak Diterbitkan. Gagne, R.M. 2003.Conditions of learning. Hasil Terjemahan. [Online]. Tersedia: http// www.psy.pdx.edu./ PsiCafe/ KeyTheorists/Gagne.htm. [Juni 2014]. Haryanto, 2006. IPA untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Khaeruddin, 2005. Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar: Badan Penerbit Makassar. Miles, M.B dan Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Muhibbin, S. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurhayati, 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Metode Pemberian kuis berjenjang psada siswa kelas VIII A SMP Negeri 19 Palu. Skripsi Sarjana FKIP Universitas Tadulako Palu: Tidak Diterbitkan. Purwanto, N. 2006.Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Sardiman, 1996. Pemberian Kuis Merupakan Sarana Motivasi Belajar Siswa. Jakarta: PT. Radja grafindo Persada.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Sardiman, 2001.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Radja Grafindo Persada. Jakarta. Sofa, 2008. Pembelajaran Geografi dengan Menggunakan Model Pemberian Kuis Berjenjang. Http.// Masofa. Wordpres .Com/ 2008/ 01/ 07/. Sudjana, 1984. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sulistyorini, S. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya. Yogyakarta: Tiara Wacana. Suyoso, A. 1998. Pengembangan Pendidikan IPA SD.Jakarta Dirjendikti. Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X