Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Panas Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Ipa Di Kelas IV SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Bahmid Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan Penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Keterampilan Proses Sains di Kelas IV SDN 1 Taripa. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, melibatkan 6 orang siswa terdiri atas 1 orang laki-laki dan 5 orang perempuan yang terdaftar pada Tahun 2012/2013. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 50% dan daya nilai rata-rata hasil belajar siswa 63,33. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 83,33% dan nilai ratarata hasil belajar siswa 86,66. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indicator keberhasilan dengan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dan nilai rata-rata hasil belajar siswa minimal 65%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Keterampilan Proses Sains (KPS) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Kata Kunci: keterampilan proses sains (KPS). hasil belajar IPA konsep energi panas.
PENDAHULUAN Pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di ikuti dengan peraturan pemerintah dan undang-undang tentang pendidikan seperti UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal. Inti kurikulum sekarang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X adalah penggalian peningkatan kompetensi siswa, kurikulum tersebut diambil oleh kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004, di perbaharui menjadi kurikulum (KTSP) Tahun 2006. Kurikulum bisa merupakan bagian utama dan pertama pada pelaksanaan pendidikan termaksud guru. Mengimplementasikannya di berbagai metode yang sesuai ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini sangat perlu dipahami dan dilakukan oleh guru karena sangat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Hal yang teramati pada hasil belajar siswa adalah mata pelajaran IPA. Hasil belajar siswa termaksud nilai rata-rata intinya adalah aktivitas dibawah KKM yaitu 6,50. Sekolah merupakan salah satu penyelenggaraan proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dan guru merupakan komponen utamanya. mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh, maka tenaga yang cakap dan terampil sangat diperlukan. Faktorfaktor yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan disekolah adalah kurikulum, guru dan proses pembelajaran dapat berlangsung. Karena perannya sangat penting dan menentukan keberhasilan dalam pembelajaran maka guru memiliki kemampuan dasar dalam pengolahan pembelajaran (Meire,2005:78). Kemampuan dasar dalam pengolahan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi yang disyaratkan bagi pendidik. Pendidik tidak dapat dikatakan professional jika belum memiliki kemampuan pengolahan pembelajaran, yang pada akhirnya menyebabkan tidak tuntasnya proses belajar, hal ini merupakan bahan evaluasi bagi seorang pendidik. Diantara faktor-faktor tersebut adalah sering kali pendidik memaksakan peserta didik untuk menerima begitu saja semua
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X informasi yang disampaikan, tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik bertanya dan mengembangkan pengetahuannya sendiri, peserta didik sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep karena kurangnya ketertiban peserta didik secara aktif mencoba atau meneliti sesuatu rancangan percobaan dan menarik kesimpulan dan apa yang telah dicoba tersebut, karena pendidikan adalah suatu proses dalam belajar, sebuah tindakan. Dengan demikian dalam pendidikan ada kegiatan pokok yang tidak boleh diabaikan karena mempunyai makna bagi siswa. Kegiatan yang dimaksud adalah proses pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum KTSP 2006 bahwa pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didikan secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, secara keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Depdiknas,2006:3). Lebih lanjut, dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dinyatakan, “Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik yang menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum dalam satuan pendidikan” (Depdiknas,2006:46). Pencapaian SK dan KD tersebut dalam pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang di fasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler mata pelajaran IPA salah satu kurikuler
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X pendidikan IPA di sekolah dasar adalah “mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan” (Depdiknas,2006:48). Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA ditingkat internasional. Menurut Trowbridge & Bybee IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (Methods and processes); IPA sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai-nilai (values) (Efendi,2006:48). Kenyataan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri No. 1 Taripa berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan yang diharapkan, proses pembelajaran kurang efektif. Kegiatan pembelajaran selalu berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran IPA yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa tentang Konsep Energi Panas Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Tentunya hal ini tidak dapat dibiarkan mengingat tugas guru mengembangkan kemampuan siswa mengusai materi pembelajaran. BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala, semester Genap Tahun Pelajaran
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 2013/2014 yang berjumlah 6 siswa, yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. B. Kriteria Keberhasilan Tindakan Menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam mengikuti pembelajaran yang telah diberikan, dilakukan dengan menggunakan penilaian data kualitatif. Skor penilaian sebagai berikut: Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan yaitu : 65%
: Sangat baik (indikator yang dicapai jika siswa mampu mendapat nilai A )
50%
:
baik (indikator yang dicapai jika siswa mampu mendapat nilai B )
25%
: Cukup baik (indikator yang dicapai jika siswa mampu mendapat nilai C )
0%
: Kurang baik (indikator yang dicapai jika siswa mampu mendapat nilai D )
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Kemmis dan Mc. Taggart 1988 dalam (Yatim Riyanto 2010:49), penelitian merupakan upaya menguji ide-ide ke dalam praktek untuk memperbaiki atau merubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. Kemmis dan Mc. Taggart (1988:5-6) menyatakan dalam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X bukunya bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi social untuk meningkatkan penalaran praktek pendidikan dan social mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktek ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek ini. Suharsini Arikunto (2007:3) mengatakan PTK sebagai penelitian yang bertujuan meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban guru. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. D. Tenik pengumpulan data 1. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN No.1 Taripa Kecamatan sindue Kabupaten Donggala. 2. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data hasil observasi kegiatan guru dan siswa. Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil belajar siswa setiap akhir siklus yang diperoleh dengan menggunakan lembar evaluasi. E. Indikator Kinerja Suatu penelitian telah berhasil harus memenuhi indikator tertentu, penelitian apapun itu. Oleh karena itu, penelitian ini dikatakan telah berhasil
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X apabila hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus dan dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum menerapkan keterampilan proses dalam kegiatan belajar. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya skor hasil belajar IPA siswa minimal 65% dari skor ideal dan secara klasik siswa dikatakan tuntas apabila hasil akhir belajar siswa mendapat skor 80%. Hasil observasi mengenai aktivitas peneliti sebagai guru dan siswa berada dalam kategori baik.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi aktivitas siswa dan guru, serta hasil penelitian pada siklus I dan siklus II tampak terjadi peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Keterampilan Proses Sains (KPS) cukup
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga berdampak positif pada hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran Keterampilan Proses Sains (KPS), siswa diharuskan merumuskan dahulu tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan model KPS yang jelas dan tepat serta mempertimbangkan kemampuan masing-masing siswa. Kemudian dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru berperan mengawasi dan membimbing siswa sangat penting untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam bekerja. Sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kemudian laporan hasil yang dicapai siswa pada pelaksanaan pembelajaran dapat dilaporkan secara lisan maupun tulisan. Hal ini membuat siswa terlatih dalam menemukan sendiri konsep dari materi yang mereka pelajari, dengan kata lain siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya sehingga hasil belajarnya pun meningkat. Berdasarkan hasil observasi siswa dan guru pada tindakan siklus I, rata-rata aspek penilaian. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan kurang Memanfaatkan potensi anggota kelompok dan tidak Saling membantu dalam menyelesaikan masalah dalam indicator yang akan dipelajari dan Menyampaikan materi Menyiapkan materi Menyiapkan sumber belajar/media pembelajaran Membagi Kelompok siswa
Mendemonstrasikan
metode
dengan
baik
Penguasaan
Kelas
Menyimpulkan materi pembelajaran Memberikan penilaian akhir/ evaluasi Siswa. Berdasarkan hasil observasi siswa dan guru pada tindakan siklus II, rata-rata aspek penilaian sangat baik. Dimana Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X dikategorikan sangat baik sebab semua siswa telah memperhatikan penjelasan guru dan Memberikan kesempatan berpendapat kepada teman atau kelompok sehingga kerjasama dalam kelompok sangat baik. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat kelompok inti sangat baik. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal sangat baik. observasi aktivitas
guru dalam mengelola pembelajaran, guru dalam
memberikan motivasi kepada siswa dikategorikan sangat baik. Menghubungkan pelajaran hari ini dengan sebelumnya sangat baik. Menuliskan judul materi yang akan dipelajari sangat baik. Menyampaikan materi dikategorikan baik sebab guru menyampaikan materi cukup jelas. Menyiapkan sumber belajar/media pembelajaran sangat baik sebab guru menyiapkan sumber belajar sangat lengkap. Membagi Kelompok siswa sangat baik sebab guru membagi kelompok siswa secara teratur. Mendemonstrasikan metode dengan baik dikategorikan baik. sebab metode yang disampaikan terlaksana dengan baik.Menyimpulkan materi
pembelajaran
dikategorikan
sangat
baik
sebab
guru
mampu
menyimpulkan materi pembelajaran. Memberikan penilaian akhir/ evaluasi dikategorikan sangat
baik sebab guru mampu memberikan penilaian
akhir/evaluasi pada kegiatan siswa. Sebab guru mampu mengalihkan perhatian siswa. Berdasarkan hasil penelitian siklus I, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 16,66 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 43,33% dengan 1 orang siswa yang tuntas dari 5 orang siswa yang tidak tuntas dari 6 siswa.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Presentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini sangat jauh dari indikator yaitu sebesar 65% (DSK) dan 80% (KBK)> Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I dilakukan perbaikan pada siklus II yaitu guru membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan menjelaskan konsep energi panas melalui pendekatan keterampilan proses sains (KPS) karena guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik. Ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 86,66 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,33 % dengan 5 siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas 1 siswa dari 6 orang siswa. Presentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal ini sudah dapat dikatakan telah melewati indikator yaitu sebesar 65% (DSK) dan 80% (KBK)>
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disumpulkan sebagai berikut :
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 1. Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat memperbaiki kualitas pembelajaran IPA pada materi Konsep energi panas serta sifatnya dikelas IV SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala dengan langkah Tumbuhkan, alami, namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (TANDUR). Adapun perbaikan dilaksanakan pada tahapan alami, namai, dan ulangi dengan perbaikan jumlah anggota kelompok yang diperkecil kemudian guru membimbing siswa dalam percobaan dan guru meluruskan jawaban siswa karena perbedaan jawaban dengan menampilkan hasil percobaan dengan tepat. 2. Pendekatan Keterampilan Proses (KPS) juga meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Dengan kondisi awal termasuk dalam kategori cukup yaitu hanya mencapai 43,33 dengan presentase siswa yang tuntas belajar 16,66%. Kemudian diberikan tindakan pada siklus dengan pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses Sains (KPS) hasil belajar siswa meningkat dengan rata-rata 63,33 termaksud dalam kategori cukup dengan persentase siswa tuntas belajar 50%. setelah dilakukan perbaikan dengan pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) yaitu dengan cara guru memberikan bimbingan lebih kepada kepada siswa terkait dengan percobaan dan mengarah pada soal evaluasi akhir siklus, sehingga pada siklus II pencapaian hasil belajar siswa rata-rata 86,66 termaksud kategori sangat baik sekali dengan persentase siswa tuntas mencapai 83,33%. Perolehan tersebut sudah memenuhi kriteria
keberhasilan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X karena ≥ 65% dari keseluruhan siswa mencapai kriteria
ketuntasan
minimal yakni ≥ 80%. B. Saran Sesuai hasil diperoleh selama melaksanakan penelitian, maka penulis menyarankan yaitu: 1. Bagi guru Guru
hendaknya
Keterampilan perkembangan
menggunakan
Proses berpikir
Sains siswa
(KPS)
pendekatan yang
sehingga
dapat
pembelajaran merangsang
pembelajaran
dengan
mendengarkan,ceramah, dan hafalan tidak akan terjadi setiap kali pertemuan pembelajaran. 2. Bagi Sekolah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA diharapkan menggunakan pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) pada materi yang sesuai.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Aksara. Depdikbud. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Depdiknas. (2004). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Dirjen Dikdasmen Depdiknas. (2004). Pedoman Hasil Belajar. Jakarta Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP.Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Efendi, (2006). Karekteristik Pendidikan IPA. Jakarta: Grafindo Meire, D. (2005). Menjadi Guru Professional (menciptakan pembelajaran Kreatif dan menyenangkan). Bandung: PT. Remaja Rosada Karya.