[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP, BERPIKIR KRITIS, DAN RETENSI KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA PADA SISWA SMA
IPIN ARIPIN ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penggunaan multi media interaktif (MMI) dalam meningkatkan penguasaan konsep, berpikir kritis, dan retensi siswa pada konsep sistem reproduksi manusia. Desain penelitian yang digunakan, yaitu “pretestpost-test control group design” dengan melibatkan 82 siswa kelas XI IPA. Data yang dijaring adalah penguasaan konsep, berpikir kritis, dan retensi siswa pada konsep sistem reproduksi manusia yang belajar dengan menggunakan MMI dinamis (pada kelas eksperimen) dan MMI statis (kelas kontrol). Instrumen berupa soal tes objektif, kuesioner, observasi dan wawancara. Hasil uji Z dan uji Mann-Whitney pada taraf α = 0,05 menunjukkan perbedaan yang signifikan penguasaan konsep siswa dengan N-gain 0,50 pada kelas MMI dinamis dan N-gain 0,34 pada kelas MMI statis. Demikian juga pada kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dengan N-gain 0,51 pada kelas MMI dinamis dan N-gain 0,21 pada kelas MMI statis. Tidak terdapat perbedaan signifikan retensi siswa yang belajar dengan MMI dinamis dan MMI statis. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pembelajaran berbantuan MMI disukai siswa dan membantu siswa dalam belajar. Analisis terhadap observasi kegiatan pembelajaran pada kelas MMI dinamis lebih aktif dalam bertanya berkaitan dengan materi maupun meminta penjelasan guru dari animasi yang ditampilkan dalam CD pembelajaran. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran berbantuan komputer antara lain: keterbatasan jumlah dan kelengkapan komputer seperti headset/speaker, keterampilan guru dan siswa menggunakan komputer, serta ketahanan software terhadap ganggung virus, trojan, spam, dan lain-lain. Keyword: Multimedia Interaktif (MMI), Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis, Retensi 1. PENDAHULUAN
saran,
Proses pembelajaran merupakan
prasarana
lingkungan
dan
penataan
sehingga
proses
sebuah interaksi antara komponen-
pembelajaran dapat mencapai tujuan
komponen pendidikan. Menurut Ali
yang telah ditentukan.
(2004:4)
itu
Keberhasilan dalam pencapaian
isi/materi
tujuan pembelajaran salah satunya
pelajaran; dan 3) guru. Dalam interaksi
ditentukan oleh media pembelajaran
antara ketiga komponen ini diperlukan
yang digunakan oleh guru. Salah satu
meliputi;
komponen 1)
siswa;
utama 2)
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
tugas
guru
adalah
menyampaikan
menunjukkan
peranannya
materi pelajaran pada siswa. Meskipun
membantu
demikian,
Mulyasa
menyampaikan pesan pembelajaran
(2007:204) dalam Kurikulum Tingkat
agar lebih cepat dan lebih mudah
Satuan Pendidikan (KTSP), tugas guru
ditangkap oleh siswa. Media juga
tidak hanya berperan mentransfer
memiliki
pengetahuan (transfer of knowledge)
positif
akan tetapi lebih dari itu, yaitu
merubah sikap dan tingkah laku siswa
membelajarkan anak supaya dapat
ke arah perubahan yang kreatif dan
berpikir integral dan
dinamis.
menurut
komprehensif,
para
dalam
guru
dalam
kekuatan-kekuatan
dan
sinergi
yang
yang mampu
untuk membentuk kompetensi dan
Biologi adalah subjek visual yang
pencapaian makna tertinggi. Guru yang
seringkali melibatkan urutan peristiwa
baik
yang kompleks (O’Day, 2007:221).
berperan
menunjukkan,
menyediakan,
membimbing,
dan
Oleh karena itu, diperlukan media yang
memotivasi siswa agar mereka dapat
mampu memvisualisasi, bisa didengar
berinteraksi dengan berbagai sumber
serta mampu mendeskripsikan proses
belajar yang ada (Depdiknas, 2007:2).
yang rumit menjadi lebih mudah
Keberhasilan penyampaian
guru materi
dalam
dipahami,
sangat
dimungkinkan
peranan
tersebut
dengan
penggunaan
tergantung pada kelancaran interaksi
multimedia. Edgar Dale (dalam Arsyad,
antara guru dengan siswanya. Untuk
2007:
mengatasi ketebatasan dalam interaksi
perolehan hasil belajar melalui indera
tersebut diperlukan perantara/media.
penglihatan
Media berbasis komputer atau yang
pendengaran sekitar 13% dan indera
dikenal dengan istilah multimedia
yang lainnya sekitar 12%.
merupakan
jenis
media
yang
10)
Proses
memprediksi
berkisar
75%,
pembelajaran
bahwa
indera
yang
menggabungkan antara teks, kesan
dilakukan guru di tingkatan Sekolah
bunyi, vocal, musik, animasi dan video
Menengah
dengan software interaktif (Wahidin,
didominasi metode ceramah, demikian
2006:203).
juga di SMAN I Jatiwangi. Padahal
Atas
(SMA)
masih
Hasil penelitian Suhadah (2003)
metode ceramah kurang melibatkan
menyimpulkan bahwa media telah
siswa secara aktif dalam pembelajaran,
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
dan pola pembelajaran dengan metode
pembelajaran
tersebut
memfasilitasi
masih
centered, siswa
bersifat
dengan sebagai
teacher-
mengkondisikan pihak
penerima
hendaknya peserta
didik
mengembangkan keterampilan
dapat untuk
pemahaman,
berpikir
kritis
dan
pelajaran secara pasif. Kecenderungan
kreatif, serta problem solving dan
pembelajaran biologi selama ini adalah
pengambilan keputusan.
peserta
didik
hanya
mempelajari
Berpikir kritis merupakan salah
biologi sebagai produk, menghafalkan
satu
konsep, teori dan hukum. Keadaan ini
dikembangkan
diperparah oleh pembelajaran yang
pembelajaran. Berpikir kritis adalah
beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya
keterampilan bernalar dan berpikir
pelajaran biologi sebagai proses, sikap,
reflektif
dan aplikasi tidak tersentuh dalam
menentukan apa yang diyakini dan apa
pembelajaran (Puskur, 2007:3). Proses
yang harus dilakukan (Ennis, 1985:54).
pembelajaran yang masih berorientasi
Menurut Liliasari (2009) berpikir kritis
pada penguasaan teori dan hafalan
mendasari tiga pola berpikir tingkat
membatasi pengembangan berpikirnya
tinggi yang lain (berpikir kreatif,
(Depdiknas, 2007:3).
pemecahan masalah dan pengambilan
Marzano bahwa
(1988)
tujuan
pendidikan
mengembangkan matang
yang
menyatakan
dapat
nyata.
yang
yang
dalam
difokuskan
dapat proses
untuk
keputusan), artinya berpikir kritis
adalah
perlu dikuasai lebih dahulu sebelum
pemikir-pemikir
mencapai ke tiga pola berpikir tingkat
menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan
keterampilan
Pendidikan
tinggi yang lain. Hasil penelitian (Herlanti, 2006; Tapilaouw,
2008;
Puspita,
2008;
seyogianya menjadi salah satu wahana
Sekarwinahyu, 2008; dan Faizin, 2009)
dalam sebuah proses pembentukan
menunjukkan
pemikir yang handal. Salah satu upaya
menggunakan
multimedia
mampu
yang
meningkatkan
penguasaan
konsep,
mempersiapkan proses pembelajaran
keterampilan
berpikir
generik,
yang dapat melatih peserta didik
berpikir kritis, dan retensi siswa.
mengembangkan
Penelitian O’Day (2007) mengenai
dapat
dilakukan
yaitu
keterampilan
berpikir tingkat tingginya. Strategi
penggunaan
bahwa
pembelajaran
animasi
dalam
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
pembelajaran biologi terhadap retensi
proses belajar yang dilakukan lebih
jangka panjang menunjukkan bahwa
bermakna dan bertahan lama dalam
penggunaan animasi dapat membantu
memori siswa.
siswa menyimpan informasi dalam jangka panjang.
di
Materi pelajaran biologi banyak mengandung
Beberapa keunggulan multimedia
konsep-konsep
antaranya
keterlibatan
adalah
organ
adanya
tubuh
seperti
yang
telinga (audio), mata (visual), dan
bersifat abstrak (tidak dapat diamati
tangan (kinetik). Keterlibatan berbagai
secara langsung tanpa alat bantu)
organ ini membuat
seperti pada konsep-konsep sistem
mudah
reproduksi (Puspita, 2010:2). Sebagai
informasi lebih
dimengerti
(Arsyad,
2007:172).
Dengan
berbagai
contoh proses ovulasi dan fertilisasi di
keunggulan
multimedia
tersebut
dalam organ reproduksi wanita sulit
diharapkan
untuk dipelajari secara detil karena
efektivitas proses pembelajaran serta
tidak ada obyek langsung yang dapat
penyampaian pesan dan isi pelajaran
dipelajari. Kondisi demikian dapat
pada saat itu, selain itu juga akan
menyebabkan kesulitan bagi siswa
memberikan pengertian konsep yang
untuk
sebenarnya secara realistis.
menguasai
konsep-konsep
dan
yang
memahami
sulit
diamati
dapat
Menurut
membantu
Merdeka
(2010)
tersebut yang pada akhirnya dapat
pemanfaatan TIK di sekolah masih
memancing
sangat rendah, yaitu hanya berkisar
terjadinya
miskonsepsi
(Puspita, 2010:2). Oleh karena itu,
20%.
konsep reproduksi manusia dianggap
perangkat komputer oleh guru masih
perlu dibantu dengan menggunakan
di bawah 50%, guru menggunakan
ilustrasi animasi agar konsep-konsep
perangkat komputer Laptop, Netbook,
yang sulit dipelajari secara langsung
atau PC untuk aplikasi standar seperti
dapat disimulasikan dalam bentuk
mengetik,
animasi dalam program multimedia.
rekreasi
Penggunaan animasi dalam program
Merdeka, 2010).
multimedia
interaktif
(MMI)
juga
Sementara
membuka (Potyrala,
Kurangnya
penggunaan
internet 2006;
dan Suara
pemanfaatan
diharapkan membantu siswa dalam
komputer dalam membantu proses
mempertahankan retensinya, sehingga
pembelajaran
biologi
dan
rangka
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
implementasi
PSB
Sumber
akan diperoleh informasi mengenai
Belajar) berbasis teknologi informasi
bagaimana implementasi penggunaan
di SMA Negeri 1 Jatiwangi pada tahun
media
2011
meningkatkan
ini,
(Pusat
mendorong
melakukan
studi
peneliti
penggunaan
multimedia interaktif (MMI) dalam pembelajaran
biologi
berbasis
komputer
pemahaman
dalam konsep,
berpikir kritis dan retensi pada siswa kelas XI IPA.
konsep
reproduksi manusia. Dengan demikian
2. PUSTAKA
mudah
Munir
(2008)
mendefinisikan
multimedia
sebagai
suatu
dimengerti
(Arsyad,
2007:172).
sistem
Penelitian yang berkaitan dengan
komputer yang terdiri dari hardware
penggunaan MMI dinamis/animasi dan
dan
memberikan
MMI statis dalam pembelajaran telah
menggabungkan
ditelah dilakukan sebelumnya oleh
berbagai komponen seperti gambar,
Yarden (2006) dan O’Day (2008).
video, grafik, animasi, teks, dan data
Yarden (2006) menyimpulkan dari
yang dikendalikan dengan program
hasil penelitiannya bahwa penggunaan
komputer. Sejalan dengan hal tesebut,
animasi interaktif (the step by step
Thompson dalam Munir (2008:233)
version) lebih efektif dan disukai siswa
mendefinisikan
sebagai
daripada animasi statis (the continuous
suatu sistem yang menggabungkan
version) dalam mempelajari metode
gambar, video, animasi, dan suara
PCR
secara interaktif.
Sementara
software
kemudahan
yang
untuk
multimedia
Beberapa keunggulan multimedia di
antaranya
keterlibatan
organ
adalah tubuh
(Polymerase dari
Chain
Reaction).
penelitian
O’Day
(2008) menyimpulkan pembelajaran
adanya
pada
materi
seperti
menggunakan
biologi media
animasi
telinga (audio), mata (visual), dan
membantu
tangan (kinetik). Keterlibatan berbagai
informasi
organ ini membuat
panjang. Retensi informasi setelah
informasi lebih
siswa
dengan
dalam
menyimpan ingatan
jangka
mengenali animasi tanpa narasi lebih
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
lama
daripada
dengan
mengamati
atau
tanpa
grafik
paparan.
lebih
jelek
daripada
mengamati
gambar grafik sepintas.
Mengamati animasi sepintas hasilnya
3. METODE PENELITIAN
Data penelitian dijaring dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
berbentuk
“Quasi
menggunakan instrumen yaitu: tes berupa tes pemahaman konsep dan
eksperimental design” dengan desain
berpikir
kritis
“pretest-post-test control group design”
objektif,
kuesioner,
(Fraenkel & Wallen 2006; Sugiyono,
wawancara. Data tes dianalisis dengan
2009).
menggunakan uji Z dan uji Mann-
Subyek
penelitian
ini
dalam
bentuk
observasi
tes dan
adalah
Whitney. Selain itu juga dilakukan
siswa SMA kelas XI IPA, yang terdiri
observasi, kuesioner, dan wawancara
dari dua kelas, dengan jumlah masing-
yang
masing 41 siswa. Dimana kelas XI IPA 1
kualitatif.
kemudian
dianalisis
secara
sebagai kelas pembanding dan kelas XI kelas IPA 3 sebagai kelas eksperimen.
4. ANALISIS DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN
test
4.1 Analisis Data Hasil pre-test dan post-test
memperoleh rata-rata post-test 64,93
kelas yang diajar dengan menggunakan MMI
dinamis
maupun
MMI
pembanding) Gambar
(kelas
1.
eksperimen)
statis
dapat Pada
(kelas
dilihat gambar
pada 1
memperlihatkan bahwa pemahaman konsep
pada
kelas
eksperimen
maupun
kelas
pembanding
tidak
berbeda signifikan. Tetapi pada post-
mengalami
perbedaan
yang
signifikan dimana kelas eksperimen
dan kelas pembanding 53,92. Ini diperkuat dengan hasil uji MannWhitney dimana diperoleh nilai Z= 4.465 dan Asym. Sig. 0.000 artinya kedua kelas menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan.
Dari uji
N-gain diperoleh nilai peningkatan untuk kelas eksperimen 0,50 dan pada kelas pembanding 0,34.
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
Hasil
analisis
terhadap
dilihat pada Gambar 1 berikut:
peningkatan hasil belajar siswa dapat 64,93 70 53,92
Rata-rata Skor Tes Konsep
60 50 40
29,07
30,39
30 20 10 0 Pre-test Kelas Eksperimen
Post-test Kelas Kontrol
Gambar 1. Diagram Batang skor rata-rata perbandingan pre-test dan post-test
Untuk mengetahui peningkatan
menjawab pertanyaan dengan memilih
kemampuan berpikir kritis dijaring
option yang telah disediakan tetapi
dengan
juga mampu mendeskripsikan jawaban
menggunakan
tes
pilihan
ganda beralasan, penggunaan alasan
yang dipilih.
pada setiap jawaban siswa bertujuan
Hasil tes kemampuan bepikir
untuk menunjukkan kemampuan nalar
kritis
siswa dalam berpikir kritis pada
reproduksi manusia dapat dilihat pada
materi sistem reproduksi manusia.
Gambar 2 sebagai berikut:
Dengan
demikian
siswa
tidak
siswa
pada
materi
sistem
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
78,05 80 70 60 50 40 30 20 10 0
57,77
57,77 40,4
Pre-test
Post-test
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 2. Diagram Batang Skor rata-rara Tes Berpikir Kritis
Dari
gambar
2
di
atas
6,205 dan Asym. Sig 0,000 artinya
memperlihatkan bahwa kemampuan
kedua kelas menunjukkan hasil tes
awal siswa pada kelas eksperimen
yang
lebih baik dari kelas pembanding
eksperimen memperoleh N-gain (0,51)
berdasarkan
lebih baik dari kelas pembanding
pengujian
statistik
dengan uji Z diperoleh nilai Zhitung ≥
perbedaan
dimana
kelas
(0,21).
Ztabel (5,56 ≥ 1,96) yang menunjukkan terjadi
berbeda
Penggunaan MMI dinamis dan
kemampuan
MMI statis tidak memberikan dampak
berpikir kritis pada kelas eksperimen
yang signifikan terhadap retensi siswa,
dan kelas pembanding. Data post-test
Dari pengujian statistik
menunjukkan terjadi peningkatan skor
Whitney dengan SPSS 18 diperoleh
keterampilan berpikir kritis siswa
nilai z = -0,946 dan Asym. Sig. 0,344,
dengan kelas eksperimen memperoleh
artinya tidak terdapat perbedaan yang
skor rata-rata post-test sebesar 78,05
siginifikan retensi siswa yang belajar
dan kelas pembanding memperoleh
dengan MMI dinamis maupun MMI
rata-rata skor tes sebesar 57,77. Dari
statis.
uji Mann-Whitney diperoleh nilai Z=-
uji Mann
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
4.2 Temuan dan Pembahasan Pembelajaran
dengan pola tersebut dan “sudah dengan
merasa nyaman” dengan metode yang
menggunakan MMI dinamis dan MMI
digunakan guru selama ini, yaitu
statis disukai siswa hal ini diketahui
dengan
dari hasil analisis kuesioner yang
diketahui dari hasil wawancara dengan
dibagikan kepada siswa kedua kelas,
siswa narasumber dari kedua kelas.
secara
umum
respon
yang
siswa
memberikan
positif
metode
Hasil
uji
ceramah,
hal
hipotesis
ini
dengan
terhadap
menggunakan uji Mann-Whitney pada
pembelajaran berbantuan multimedia.
penguasaan konsep siswa diperoleh
Siswa merasa lebih mudah memahami
nilai Z= -4.465 dan Asym. Sig. 0.000,
konsep materi melalui animasi, variasi
dan kemampuan berpikir kritis dengan
warna,
nilai Z=-6,205 dan Asym. Sig 0,000. Hal
gambar,
dan
teks
yang
ditampilkan dalam program, selain itu
ini
pada pembelajaran berbantuan MMI
perbedaan yang signifikan penguasaan
komputer
sudah
konsep antara siswa yang belajar
terkoneksi dengan jaringan internet
menggunakan MMI dinamis dan MMI
sehingga
statis. Dimana kelas MMI dinamis
yang
digunakan
siswa
dapat
mencari
menunjukkan
bahwa
nilai
terdapat
informasi tambahan bila ada materi
memperoleh
N-gain
pada
yang belum jelas ditampilkan dalam CD
penguasaan konsep 0,50 lebih baik
pembelajaran.
dari N-gain kelas MMI statis 0,34 dan
Pembelajaran menggunakan MMI
kemampuan berpikir kritis pada kelas
membantu siswa untuk belajar lebih
MMI dinamis N-gain 0,51 dan kelas
mandiri,
MMI statis N-gain 0,21.
meskipun
pada
awal
pembelajaran siswa merasa canggung dan
terlihat
seperti
mengalami
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa penggunaan MMI
kesulitan bagi siswa yang kurang
dinamis
terbiasa dengan belajar mandiri, tetapi
meningkatkan
pada pertemuan berikutnya sudah
maupun berpikir kritis siswa, senada
mulai terbiasa. Beberapa siswa yang
dengan pendapat Lowe (2001) dan
mengalami
Chia (2003) dalam Puspita (2008)
kesulitan
pembelajaran beralasan
berbantuan
mereka
belum
dalam MMI terbiasa
menyatakan
lebih
efektif
pemahaman
bahwa
dalam konsep
penggunaan
animasi dan video lebih informatif dan
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
menarik bagi siswa sehingga siswa
yaitu faktor internal dan eksternal.
lebih mampu menginterpretasi dan
Animasi dengan segala keunggulannya
mengingat materi yang disajikan dalam
mampu untuk menarik perhatian dan
CD pembelajaran.
memotivasi siswa (Lowe, 2001 dalam
Keistimewaan
MMI
dinamis,
Puspita, 2008:92).
yaitu mampu menjelaskan perubahan-
Peningkatan
kemampuan
perubahan keadan tiap waktu secara
berpikir kritis kelas MMI dinamis ini
lebih eksplisit sangat membantu siswa
sesuai dengan pendapat Uhlig (2002).
dalam menjelaskan prosedur urutan
Yang
menyatakan
kejadian (Lowe, 2001 dalam Puspita,
kritis
yang
2008:91). Pada MMI statis pemahaman
berpikir tingkat tinggi memerlukan
konsep, maupun berpikir kritis siswa
banyak sumber kognitif. Selain itu juga
kurang
berkembang
karakteristik animasi juga mampu
kemungkinan ini terjadi karena siswa
memperluas cakrawala berpikir kritis
mengalami
siswa
begitu
kesulitan
memahami
bahwa
termasuk
yang
berpikir
kemampuan
penting
untuk
materi yang mereka pelajari. Yarden
meningkatkan berpikir kritis siswa
(2006)
(Bittner
menyimpulkan
penelitiannya
bahwa
dari
hasil
penggunaan
dan
Tobin,
1998
dalam
Puspita 2008:109).
animasi interaktif (the step by step
Tidak terdapat perbedaan yang
version) lebih efektif dan disukai siswa
signifikan tingkat retensi siswa yang
daripada animasi statis (the continuous
belajar dengan MMI dinamis maupun
version) dalam mempelajari metode
MMI statis, hal ini dipengaruhi oleh
PCR (Polymerase Chain Reaction).
faktor jenis media yang digunakan
Keunggulan pencapaian konsep
dimana
kedua
kelas
sama-sama
dan berpikir kritis kelas eksperiman
menggunakan multi media interaktif
juga berkaitan dengan faktor motivasi
hanya saja tampilan yang disajikan
belajar
berbeda meskipun konten materi tetap
seperti
yang
diungkapkan
Slameto (2003:54-60) bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar,
sama.
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
5.1 Kesimpulan
Penggunaan
Penggunaan MMI dinamis dan MMI
statis
mampu
meningkatkan
MMI
dalam
pembelajaran meskipun efektif secara umum tetapi masih perlu sosialiasi
pemahaman dan kemampuan berpikir
sebelumnya
kritis
sistem
kesulitan yang dihadapi siswa yang
reproduksi manusia. Pada penelitian
tidak siap dengan pola belajar mandiri
ini penggunaan MMI dinamis lebih
serta
efektif dari MMI statis baik pada
kemampuan dalam mengoperasikan
peningkatan
konsep
komputer. Tidak semua materi biologi
maupun berpikir kritis, tetapi tidak
cocok diajarkan dengan menggunakan
berbeda pada retensi siswa. Siswa
perangkat komputer, oleh karenanya
lebih termotivasi dan tertantang untuk
guru harus mampu mengidentifikasi
belajar mandiri menggunakan MMI.
materi-materi
siswa
pada
materi
pemahaman
untuk
memiliki
yang
meminimalisir
keterbatasan
cocok
dengan
pembelajaran berbantuan komputer.
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (2004). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Anderson, and Krathwhol . (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York: Longman Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada. Costa, A.L. (1985). Developing Minds: A Resource Book fot Teaching Thinking. Alexandria: ASCD Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di Indonesia Berdasarkan Hasil PISA. Tersedia di www.blogwordpress.com [diakses 7 Februari 2011]. Fraenkel, J.C, and Wallen, N.E. (2006). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill, inc. Herlanti, K. (2005). Analisis dan Pemahaman Retensi Siswa SMP, Penggunaan Wacana Multimedia “Berpetualang Bersama Mendel”. (Kajian Terhadap Teori Reduksi Didaktif dan Pedagogi Materi Subyek). Tesis SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Marzano, R.J. (1988). Dimensions of Thinking: A Frame work for Curriculum and Instruction. Alexandria, Virginia USA:
[November 2012] JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 1 EDISI 2
Assosiation for Supervision and Curriculum Development
Retention”. CBE-Life Education. 26, 217-223.
Science
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Potyrala, K. (2006). “ICT Tools In Biology Education”. CBE-Life Science Education
Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Remaja Rosda Karya.
Puskur, (2007). Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tersedia di http:www.puskur.net [diakses 20 Desember 2010]
Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suara Merdeka. (2010). Pemanfaatan TIK di Sekolah Sangat Rendah. Tersedia di http://suaramerdeka.com diakses [04 Juli 2011]. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tapilouw. F dan Setiawan, W. (2008). “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf)”. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 1, (2), 19-26. O’Day, D. H. (2007). “The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory
Puspita, G.N (2008). Penggunaan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik, dan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX. Tesis SPs UPI : Tidak Diterbitkan Puspita, G.N. (2010). Penggunaan Program Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Biologi. Tersedia :
[email protected] [diakses 7 Februari 2011] Wahidin. (2006). Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Sangga Buana. Yarden, A. (2006). “Supporting Learning Biotechnological Methods Using Interactive and Task Included Animations”. Earli. (30) 33-35