PERAN INTERNAL AUDITOR TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN DAN PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. DELAMI GARMENT INDUSTRIES TAHUN 2012-2014) Nova Liani Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 (021) 53696969, 53696999/ (021) 5300244,
[email protected] Dosen Pembimbing : Drs. Sudarmo, MM
ABSTRACT The Author conducted research related to Internal Audit’s role on inventory managements and sales in PT. Delami Garment Industries with the intention of preventing fraud which has grown within organizations and even companies. Author uses a qualitative approach as a method of this study. Research and datas are collected through interviews and internal control questionnaries (ICQ). The result of this research will show that based on the analysis, Internal Auditor’s role seen from the knowledge in levels of fraud prevention that occurs within companies. Based on the discussion that has been done, Author suggests every company to be more selective in choosing Internal Auditor who has independence in the prevention of fraud in the company.(NL) Keyword : Internal Auditors, Fraud Prevention, Independency
ABSTRAK Penulis melakukan penelitian terkait peran Internal Auditor atas pengelolaan persediaan dan penjualan pada PT. Delami Garment Industries dengan tujuan mencegah praktek fraud yang makin berkembang di suatu organisasi atau perusahaan. Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan Internal Control Questionnaries (ICQ). Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis peranan Internal Auditor dilihat dari pengetahuan dalam pencegahan tingkat fraud pada perusahaan menunjukkan bahwa auditor telah memiliki pengetahuan dalam mencegah fraud yang terjadi dalam perusahaan. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran kepada pihak perusahaan.
Perusahaan agar lebih selektif dalam pemilihan Internal Auditor yang
independensi dalam pencegahan frauddi dalam perusahaan. (NL)
Kata Kunci : Internal Auditor, pencegahan fraud, independensi
memiliki
PENDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan baru yang bermunculan diantara persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan ini membuat perusahaan lama dan perusahaan baru masing-masing bersaing untuk menunjukkan kualitas mereka dan mempertahankan kualitas yang telah ada di dalam manajemen perusahaannya. Dalam upaya mempertahankan kualitas perusahaan dari persaingan yang semakin ketat dan kompleks, dibutuhkan pemeriksaan intern yang memadai dan perusahaan memerlukan suatu alat yang membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengendalian internal yang memadai dalam suatu perusahaan akan membantu pengendalian dalam perusahaan terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Oleh karena itu, manajemen membutuhkan pemeriksaan intern yang lebih dikenal dengan Audit Internal. Keberadaan Internal Auditor dalam dunia persaingan saat ini sangatlah penting peranannya. Fungsinya terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia bisnis yang membutuhkan penanganan profesionalnya. Peran Internal Audit dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas sangat membantu manajemen dalam mempertahankan kualitas perusahaan. Pada prinsipnya Internal Auditor merupakan suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif guna meningkatkan efektifitas perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Bagian Internal Auditor memiliki fungsi untuk memonitor sistem pengendalian yang ada. Internal Auditor harus melakukan pemeriksaan, penilaian, dan mencari fakta atau bukti untuk direkomendasikan selanjutnya kepada pihak manajamen untuk ditindak lanjuti. Salah satu temuan yang biasa ditemukan oleh Internal Auditor adalah penemuan kecurangan (fraud). Biasanya faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan adalah karena adanya tekanan, kesempatan dalam melakukan kecurangan, kelemahan sistem dan prosedur serta adanya pembenaran atas tindakan kecurangan ini. Secara spesifiknya, aktivitas internal auditing melalui Internal Auditor memiliki peranan dalam: a. Pencegahan kecurangan (fraud prevention) b. Pendeteksian kecurangan (fraud detection) c. Penginvestigasian kecurangan (fraud investigation) Tidak mudah mengungkapkan adanya kecurangan di suatu perusahaan. Terkadang kecurangan terungkap dari hal-hal yang dilakukan tidak sengaja. Oleh karena itu pihak manajemen harus waspada terhadap kegiatan operasional yang berlangsung di dalam suatu perusahaan yang dia kelola. Kasus fraud terjadi di berbagai perusahaan baik itu berskala kecil maupun perusahaan berskala besar. Maka dari itu diperlukan adanya Internal Auditor yang berfungsi untuk mengevaluasi suatu prosedur dan sistem yang sedang diterapkan disuatu perusahaan apakah sudah disusun dan diimplementasikan dengan benar, melalui pengamatan, penelitian dan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas yang telah di bebankan terhadap tiap unit dalam organisasi tersebut. Pada suatu perusahaan terutama yang bergerak dibidang pengelolaan, pendistribusian, dan penyediaan jasa publik bagi masyarakat sebagai badan usaha yang mengutamakan kualitas pelayanan maka harus dikelola oleh suatu manajemen yang berkualitas. Pengelolaan yang dilakukan haruslah tata kelola yang baik yang sesuai dengan prinsip - prinsip ekonomi. Pemeriksaan intern dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern yang dapat menghasilkan sebuah temuan. Selanjutnya, temuan tersebut diberikan saran dan rekomendasi yang diperlukan yang sesuai dengan jenis temuan. Biasanya temuan yang ditemukan pada perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan, pendistribusian, dan penyediaan jasa publik terjadi karena adanya penyimpangan prosedur baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Selain itu, salah satu bagian terpenting dalam perusahaan merupakan sumber pendapatan. Sumber pendapatan perusahaan berasal fungsi penjualan. Fungsi ini bertujuan untuk semaksimal mungkin memberikan pendapatan bagi perusahaan, jumlah yang diperoleh berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan diperoleh, membuat perusahaan dapat bertahan bahkan semakin maju dan berkembang. Untuk menunjang suatu fungsi penjualan diperlukan pengelolaan persediaan secara optimal. Diantara fungsi pengelolaan persediaan dan penjualan terdapat hubungan yang erat. Jika pengelolaan persediaannya buruk, maka secara otomatis perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Hal ini dapat berakibat jumlah penjualan yang di lakukan oleh perusahaan
akan menurun. Maka dari itu, diperlukannya Internal Auditor untuk mengawasi jalannya dua fungsi tersebut agar terhindar dari fraud. Dari peristiwa diatas penulis melihat pentingnya fungsi Internal Auditor dalam tubuh organisasi perusahaan, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai peran Internal Auditor, khususnya dalam rangka pencegahan dan deteksikecurangan. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PERAN INTERNAL AUDITOR TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN DANPENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. DELAMI GARMENT INDUSTRIES TAHUN 2012-2014)”
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data-data untuk penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1.Interview (wawancara) Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan tanya jawab secara langsung dengan beberapa bagian yang terkait dan sejumlah karyawan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. 2.Dokumentasi Dokumentasi yakni tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumah data-data tertulis, dokumen-dokumenpentingdan sejumlah literatur dan bahan pustaka. 3.Kuisioner Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Jenis data yang diambil penulis adalah data kualitatif. Dimana memakai data primer dan sekunder. Data primer berasal dari PT. Delami Garment Industries. Data primer merupakan data asli yang langsung dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab penelitian secara khusus. Data ini merupakan data asli yang berasal dari sumber utama data tersebut diperoleh. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, yang kemudian digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah data pendukung sebagai acuan/rules terhadap teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti menggunakan data sekunder sebagai studi kepustakaan yang berasal dari buku, website, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitiannya, dan juga berasal dari literatur yang berhubungan dengan fraud audit.
HASIL DAN BAHASAN 1. Survei Pendahuluan 1. Melakukan pembicaraan dan meminta izin terlebih dahulu dengan auditor internal dan menjelaskan tujuan penelitian dan data apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian guna penyusunan skripsi. 2. Mengumpulkan data dan informasi mengenai : a. Latar belakang perusahaan (sejarah perusahaan, visi dan misi, produk-produk yang diperdagangkan, struktur organisasi dan uraian tugas setiap bagian perusahaan) b. Data-data yang relevan berhubungan dengan pengelolaan persediaan dan proses penjualan perusahaan. 3. Melakukan wawancara kepada orang-orang yang terkait dalam pengelolaan persediaan dan proses penjualan. 4. Membuat daftar pertanyaan yang berupa kuestioner yang sering disebut Internal Control Questionnaries (ICQ) untuk lebih memudahkan penulis dalam memahami datadata terkait pengelolaan persediaan dan proses penjualan. Pertanyaan kuesioner ini merupakan pertanyaan yang bersifat objektif dengan jawaban singkat. Jawaban kuesioner dapat dijawab “Ya” atau “Tidak”. ICQ ini diisi oleh pihak-pihak yang terkait dengan segala proses pengelolaan persediaan dan proses penjualan. Jawaban “Ya” menunjukkan bahwa peran internal auditor sudah efektif atas pencegahan fraud didalam perusahaan. Jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa peran Internal Auditor masih kurang efektif dalam pencegahan fraud di Perusahaan.
5. Melakukan evaluasi terhadap hasil dari kuestioner dan wawancara yang telah dilakukan. 6. Melakukan pembicaraan dan meminta izin terlebih dahulu dengan auditor internal dan menjelaskan tujuan penelitian dan data apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian guna penyusunan skripsi. 7. Mengumpulkan data dan informasi mengenai : a. Latar belakang perusahaan (sejarah perusahaan, visi dan misi, produk-produk yang diperdagangkan, struktur organisasi dan uraian tugas setiap bagian perusahaan) b. Data-data yang relevan berhubungan dengan pengelolaan persediaan dan proses penjualan perusahaan. 8. Melakukan wawancara kepada orang-orang yang terkait dalam pengelolaan persediaan dan proses penjualan. 9. Membuat daftar pertanyaan yang berupa kuestioner yang sering disebut Internal Control Questionnaries (ICQ) untuk lebih memudahkan penulis dalam memahami datadata terkait pengelolaan persediaan dan proses penjualan. Pertanyaan kuesioner ini merupakan pertanyaan yang bersifat objektif dengan jawaban singkat. Jawaban kuesioner dapat dijawab “Ya” atau “Tidak”. ICQ ini diisi oleh pihak-pihak yang terkait dengan segala proses pengelolaan persediaan dan proses penjualan. Jawaban “Ya” menunjukkan bahwa peran internal auditor sudah efektif atas pencegahan fraud didalam perusahaan. Jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa peran Internal Auditor masih kurang efektif dalam pencegahan fraud di Perusahaan. 10. Melakukan evaluasi terhadap hasil dari kuestioner dan wawancara yang telah dilakukan. 2. Peran Internal Auditor dalam Upaya Pencegahan Fraud pada Pengelolaan Persediaan dan Penjualan pada PT. Delami Garment Industries. Saat ini upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah tercapainya tujuan perusahaan guna menunjang aktivitas usaha yang dikelola. Salah satu tujuan yang dilakukan oleh perusahaan adalah peningkatan profitabilitas guna dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, sehingga untuk menunjang pencapaian tujuan utama perusahaan maka perlunya pengawasan dalam aktivitas usaha yang dikelola yang bertujuan dalam mengatasi atau meminimalisir tingkat kecurangan (fraud) yang terjadi dalam perusahaan. Pentingnya upaya dalam mengatasi tingkat kecurangan (fraud) dalam perusahaan maka perlunya tujuan dan peran Internal Auditor. Dimana Internal Auditor memiliki peranan yang penting dalam memantau atau memonitor aktivitas guna dapat memastikan apakah program dari pengendalian tingkat kecurangan dapat dikendalikan secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa Interanal Auditor dapat berperan dan mencegah tingkat kecurangan (fraud) yang terjadi dalam perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Delami Garment Industries maka diketahui bahwa kegiatan Internal Auditor dalam rangka pencegahan (fraud) adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan audit intern Perencanaan audit intern yang dilakukan auditor pada PT. Delami Garment Industries, yaitu : a. Penetapan tujuan dan ruang lingkup audit Penetapan tujuan audit merupakan langkah awal yang dilakukan oleh Internal Auditor PT. Delami Garment Industries, yaitu : 1. Menilai sistem pengendalian internal perusahaan. 2. Melakukan kewajaran penyajian laporan keuangan. 3. Menemukan kecurangan-kecurangan yang ada dalam perusahaan. Sedangkan ruang lingkup audit yang dilakukan oleh Internal Auditor selama ini berkaitan dengan kas dan bank, persediaan dan penjualan, alasannya karena ketiga bagian ini adalah bagian yang sering terjadi praktek (fraud) oleh bagian di dalam perusahaan. b. Mempersiapkan program audit Langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan program audit adalah membuat prosedur audit yang akan digunakan dan mengumpulkan bukti-bukti yang akan digunakan dalam melakukan audit. c. Memeriksa laporan audit Langkah yang dilakukan oleh Internal Auditor PT. Delami Garment Industries adalah membuat perencanaan laporan audit, hal ini dimaksudkan dapat menyajikan laporan audit secara benar dan akurat.
2. Program Internal Auditor Program audit disusun agar pelaksanaan audit lebih terarah dan pelaksanaannya lebih efektif sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Program kerja unit Internal Auditor pada PT. Delami Garment Industries adalah sebagai berikut : 1. Program Kerja Rutin Program kerja rutin adalah program kerja Internal Auditor PT. Delami Garment Industries yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu sebanyak 2 kali dalam setahun. 2. Program Kerja Tidak Rutin Program Kerja Tidak Rutin adalah program kerja Internal Auditor PT. Delami Garment Industries yang tidak terjadwal, bisa dari inisiatif unit Internal Audit itu sendiri atau dari direksi, dan bisa juga dari unit bagian lain. Kegiatan audit ini dilakukan biasanya apabila terjadi sesuatu yang tidak beres dengan kegiatan pengelolaan persediaan, maka dilakukan pemeriksaan secara mendadak oleh Internal Auditor. Program kerja rutin Internal Auditor PT. Delami Garment Industries terhadap pengendalian internal adalah sebagai berikut : a. Periksa Sistem Pengendalian Internal Langkah yang dilakukan oleh Internal Auditor dalam melakukan audit adalah dengan melakukan pemeriksaan kelemahan dan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan. b. Menentukan Objek Audit Bagian yang diperiksa oleh Internal Auditor adalah bagian-bagian yang terlibat langsung dengan persediaan dan proses penjualan. Bagian itu adalah : 1. Bagian Akuntansi dan Keuangan 2. Bagian Persediaan Gudang 3. Bagian Penjualan c. Pelaksanaan Internal Audit Pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Internal Auditor, yaitu : 1. Perencanaan terhadap sistem penjualan yang digunakan dan mencocokkan laporan persediaan dengan saldo penjualan dan bukti pendukung penjualan yang telah diotorisasi. 2. Mencocokkan secara formal antara persediaan di gudang store dengan jumlah penjualan di store. 3. Penilaian secara formal laporan penerimaan dan pengeluaran kas dan laporan penjualan tiap periode. d. Penyusunan laporan audit yang telah dilakukan oleh Internal Auditor perusahaan. 3. Prosedur Audit Prosedur ini dilakukan untuk menguji pelaksanaan sistem pengendalian internal yang telah diterapkan apakah benar-benar dijalankan oleh perusahaan dan juga audit terinci dilakukan untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari fungsi yang diperiksa. a. Prosedur Audit atas Persediaan 1. Prosedur Audit atas Pengadaan Persediaan Barang Dagang Tujuan Audit : 1. Untuk mengetahui apakah pesanan barang yang di butuhkan oleh gudang pusat sudah mampu dipenuhi oleh bagian gudang manufaktur. 2. Untuk mengetahui apakah pengiriman barang dari gudang manufaktur disertai dengan adanya dokumen terkait seperti surat jalan. Prosedur Audit : 1. Memeriksa dan memastikan apakah prosedur persediaan atas proses pengadaan barang, dibuat secara tertulis dan telah dilaksanakan dengan baik dan benar. 2. Memeriksa kelengkapan rincian dari surat jalan, apakah telah tertera dengan jelas dan lengkap seperti : nama showroom, tanggal pengiriman, jenis barang, nama kurir dan kuantitasnya. 3. Memeriksa adanya kegiatan pengecekan barang terlebih dulu di gudang manufaktur sebelum dilakukan pengiriman ke gudang Pusat.
4. Memeriksa adanya permintaan barang dari gudang pusat yang belum terpenuhi. Hasil Audit : Permintaan pengiriman barang dilakukan via telepon, itu artinya perusahaan tidak memiliki kebijakan secara tertulis. Kelengkapan dokumen surat jalan sudah lengkap dan jelas karena sudah tertera nama showroom, tanggal pengiriman, jenis barang, nama kurir dan kuantitasnya. Terkadang adanya kesalahan pengiriman barang akibat komunikasi yang terputus via telepon. 2. Prosedur Penerimaan Persediaan Barang Dagang. Tujuan Audit : 1. Untuk mengetahui apakah pesanan barang yang di butuhkan oleh gudang pusat sesuai dengan barang yang akan dikirimkan oleh Manajer Daerah. 2. Untuk mengetahui apakah pengiriman barang dari gudang manufaktur sampai tepat waktu di gudang pusat. Prosedur Audit : 1. Memeriksa dan memastikan apakah prosedur persediaan atas proses penerimaan barang dagang, dibuat secara tertulis dan telah dilaksanakan dengan baik dan benar. 2. Memeriksa kesesuaian antara surat pemesanan barang dengan barang yang terlah dikirimkan gudang manufaktur ke gudang pusat. 3. Memeriksa dokumen terkait yang sampai bersamaan dengan proses pengiriman permintaan barang. 4. Memberikan tanda penerimaan barang dengan membubuhkan stempel, tanggal penerimaan barang dan tanda tangan pada surat jalan ke-2. Hasil Audit : Berdasarkan audit yang telah dilakukan, hasilnya dapat diketahui bahwa pengiriman barang telah dilakukan penyesuaian antara dokumen pengiriman barang dan barang yang akan dikirim. Kepala gudang mengetahui dan mengotorisasi pengeluaran barang dari gudang manufaktur dan memberikan laporannya kepada pejabat berwenang. Barang yang akan dikirim akan diperiksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan surat pemesanan dari gudang pusat, apabila barang sudah sesuai, surat jalan akan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sebelum barang dikirim. Barang yang telah dikirim bersama dengan surat jalan akan menerima bukti tanda terima berupa surat jalan yang telah ditandatangani oleh bagian gudang pusat sebagai bukti bahwa barang yang dikirimkan dari gudang manufaktur sudah sesuai dengan pesanan. Terkadang barang belum dapat dikirim tepat waktu dikarenakan faktor cuaca atau pun faktor eskternal lainnya. 3. Prosedur Penyimpanan Persediaan Barang Dagang. Tujuan Audit : 1. Untuk mengetahui apakah penyimpanan barang dagang di gudang pusat dan gudang store sudah sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Prosedur Audit : 1. Memberikan konfirmasi kepada pihak gudang manufaktur bahwa barang dagang sudah sampai ke dalam gudang pusat. 2. Mengelompokkan barang sesuai dengan brand-nya masing-masing. 3. Melakukan pengiriman ke store dan counter-nya masing-masing. Hasil Audit : Konfirmasi datangnya barang di beritahukan oleh pihak gudang pusat via telepon dengan pihak gudang manufaktur. Pengelompokkan sesuai brand-nya dilakukan secara manual. Hal ini dapat berakibat, adanya brand satu dengan yang lainnya sering kali tercampur walaupun kuntitasnya tidak banyak. Penyimpanan di store berbeda-beda tergantung dari luas store-nya masing-masing. Selain itu, tidak ada akses khusus untuk bisa masuk ke dalam gudang store. b. Prosedur Penjualan Tujuan Audit : 1. Untuk memastikan apakah pencatatan penjualan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Untuk memastikan apakah adanya return penjulan selama satu periode yang sesuai dengan harga barang yang direturn sebelumnya. Prosedur Audit :
1. 2.
Memeriksa bagian khusus yang bertugas melakukan kegiatan penjualan perusahaan. Periksa apakah faktur penjualan tunai, struk penjulan, bukti setor bank sesuai dengan laporan penjualan perusahaan. 3. Memeriksa memo kredit yang muncul dari return jual sesuai dengan jumlah persediaan dan jumlah penjualan pada satu periode. 4. Memeriksa tugas dan wewenang bagian penjualan, apakah terjadi rangkap pekerjaan pada bagian penjualan. Hasil Audit: Perusahaan bagian khusus untuk melakukan penjualan agar tidak adanya penggabungan fungsi dalam proses penjualan. Penyetoran hasil penjualan setiap harinya pada H+1 disetorkan via bank setiap pagi hari. Biasanya jika tidak disetorkan di akibatkan oleh kondisi showroom yang jauh dari bank atau tidak adanya karyawan yang bisa melakukan penyetoran hasil penjualan. Biasanya jika terjadi seperti ini bagian accounting akan melakukan penagihan langsung ke showroom. Return penjualan boleh dilakukan maksimal 2 minggu setelah pembelian. Diperbolehkan untuk melakukan return penjualan untuk barang yang lebih rendah harganya namun apabila return dengan harga barang yang lebih tinggi customer harus melakukan pembayaran lebih atas return barang yang dia lakukan. 4. Temuan – temuan fraud atas fungsi pengelolaan persediaan dan penjualan yang terdapat didalam perusahaan ini, yaitu : a. Adanya pengeluaran barang dari dalam gudang yang tidak tercatat, biasanya terjadi apabila barang sudah masuk ke bagian gudang store. Kondisi : Tidak adanya akses khusus yang di terapkan oleh bagian gudang store yang menyebabkan siapa saja bisa keluar masuk gudang store tanpa adanya pengendalian internal yang diterapkan dengan baik. Kriteria: Perusahaan seharusnya menerapkan pengendalian internal khusus untuk membatasi akses karyawan sesuai dengan otoritas mereka masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pencurian barang dagangan di dalam gudang store. Sebab: Perusahaan merasa tidak perlu menerapkan pengendalian internal khusus untuk membatasi akses karyawan terhadap persediaan barang dagang di gudang karena jumlah kuantitas barang yang tidak tercatat tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan yang berhubungan dengan hasil penjualan perusahaan. Akibat: Adanya pencurian barang digudang yang tidak dapat terdeteksi karena penerapan pengendalian internal yang kurang efektif. Rekomendasi: Perusahaan seharusnya menerapkan pengendalian internal khusus di bagian gudang store untuk memperkecil tingkat kemungkinan terjadinya fraud berupa pencurian barang dagang demi memperkecil kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Adanya karyawan yang di berikan otoritas khusus di store yang dapat mengawasi siapa saja yang keluar masuk dari bagian gudang agar lebih mudah mengungkap siapa pelaku fraud. b. Adanya customer return jual yang tidak tercatat yang dilakukan pada bagian penjualan. Kondisi : Hal ini biasa terjadi apabila system sedang errors atau bisa juga pada saat adanya pemadaman listrik yang menyebabkan penginputan penjualan dilakukan secara manual. Kriteria : Perusahaan seharusnya memiliki suatu system cadangan yang bisa mengatur apabila system utama yang biasa sebagai tempat penginputan jumlah penjualan errors. Sebab : Perusahaan beranggapan system yang digunakan sudah efektif untuk mem-backup semua data yang berhubungan dengan penjualan. Akibat : Adanya perbedaan antara jumlah penjualan secara material, yang menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan. Barang yang di return harganya lebih murah dibandingkan harga yang
sebenarnya tapi di dalam pencatatan harganya sudah dinaikkan sehingga keuntungannya bisa di nikmati oleh karyawan tersebut. Rekomendasi : Perusahaan seharusnya memiliki pengendalian internal berupa adanya gantset yang bisa hidupsecara otomatis max 10 detik untuk persiapaan apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman di dalam store. c. Adanya permainan diskon yang dilakukan oleh bagian penjualan. Kondisi : Hal ini terjadi karena pemasangan POP barang tidak dilakukan secara benar. Kemungkinan besar terjadi pada saat system errors juga yang mengakibatkan input data penjualan dilakukan secara manual. Kriteria : Perusahaan seharusnya melakukan pengendalian intern tiap kantor cabang menurut letak store-nya masing-masing di dalam suatu area provinsi. Harus ada yang bertanggung jawab di store sebagai orang yang memeriksa kelengkapan barang sudah mmenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Sebab : Perusahaan beranggapan bahwa setiap store sudah memenuhi standar kelayakan pemasangan POP barang, kelengkapan fasilitas store. Akibat : Pendapatan perusahaan dari hasil penjualan tidak sesuai dengan kondisi di store secara langsung. Keuntungan secara pribadi dapat di dapatkan oleh karyawan yang tidak mematuhi prosedur penjualan secara baik. Kepuasan pelanggan menurun karena adanya pemanfaatan diskon yang seharusnya dierikan oleh customer namun keuntungannya malah dinikmati oleh karyawannya, bukan masuk ke dalam pendapatan perusahaan. Rekomendasi : Perusahaan seharusnya melakukan pengawasan secara berkala dengan melakukan kunjungan took secara mendadak untuk mengetahui apakah kelangkapan store sudah cukup baik dan karyawan yang dipekerjakan sudah mematuhi semua prosedur penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan. d. Promo acara yang tidak diinfokan kepada customer. Kondisi : Hal ini terjadi karena adanya tipe customer yang pasif dan kurang teliti dalam melakukan pembelian di store. Biasanya ini terjadi apabila customer tersebut baru pertama kali melakukan pembelian di store. Jadi, dia tidak mengetahui promo apa saja yang sering diadakan oleh perusahaan demi menarik minta customer dan meningkatkan jumlah penjualan. Kriteria : Perusahaan seharusnya melengkapi store dengan POP barang yang lebih jelas agar costomer bisa membaca dengan jelas promo apa yang sedang berlangsung. Perusahaan juga harus menyelenggarakan promo rutin agara costomer mengingat adanya promo tiap moment yang sedang berlangsung. Sebab : Perusahaan beranggapan bahwa promo acara selama ini sudah tersampaikan kepada customer. Pengendalian intern yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah baik. Akibat : Kepercayaan costumer terhadap perusahaan menurun. Adanya keuntungan yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi. Rekomendasi : Perusahaan seharusnya memiliki pengendalian internal dalam hal kelengkapan POP barang di store, agar setiap kali ada promo maka akan ada pemberitahuan kepada costumer melalui banner atau pun POP barang yang diletakkan di depan store. Selain menarik perhatian costumer langganan hal ini juga dapat menarik perhatian costumer baru terhadap produk yang kita jual. e. Adanya penyimpanan barang secara ilegal untuk menaikkan harga disaat moment-moment tertentu. Hal ini biasanya dilakukan oleh bagian penjualan dan persediaan di store. Kondisi : Terdapat penyimpanan produk secara ilegal. Seharusnya produk tersebut harusnya diperjualbelikan di store. Namun, malahan disimpan oleh sebagian pihak yang ingin mengambil keuntungan secara pribadi. Jadi, ketika barang masuk ke dalam gudang store,
sebagian kecil dari setiap jenis produk disimpan tanpa melalui proses pencatatan terlebih dahulu. Setelah itu, apabila store mengalami kekurangan stock barang. Maka, barang tersebut akan dijual dengan harga yang lebih tinggi. Hasil penjualannya tidak dilaporkan di dalam laporan penjualan melainkan diambil oleh pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi tsb. Kriteria : Perusahaan seharusnya menerapkan pengendalian internal khusus untuk membatasi akses karyawan sesuai dengan otoritas mereka masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pencurian barang dagangan di dalam gudang store. Selain itu, perusahaan harusnya menyiapkan standar prosedur tertulis untuk cara penyimpanan produk di gudang store. Agar tiap store memiliki standar penyimpanan produk yang sama di tiap store. Sebab : Perusahaan beranggapan bahwa kerugian yang diterima persentasenya sangat kecil. Oleh karena itu, kasus fraud seperti ini jarang diberikan rekomendasi dan tindak lanjut demi mempertahankan asset perusahaan. Akibat : Perusahaan mengalami kerugian walaupun tidak signifikan, namun hasil penjualan yang dihasilkan tidak sesuai dengan jumlah produk yang di keluarkan dari gudang. Rekomendasi : Selain menerbitkan Berita Acara Kehilangan Barang, perusahaan juga harus mengecek kesesuaian antara barang yang dikirim dan barang yang sampai pada gudang store. Perusahaan harus menetapkan standar khusus cara penyimpanan produk di gudang store, agar proses stock opname bisa berlangsung dengan efektif. 4. Tindak Lanjut Tindak lanjut yang dilakukan perusahaan adalah dengan memperbaiki sistem pengendalian dalam proses penjualan dan selain itu lebih memiliki pengawasan dalam proses penjualan dan persediaan yang ada dalam perusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat mencegah tingkat kecurangan yang ada dalam perusahaan. PT. Delami Garment Industries merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distributor pakaian yang memproduksi sendiri produknya. Uraian tugas dan tanggung jawab Internal Auditor di perusahaan ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun dan melaksanakan rencana Internal Audit tahunan. 2. Memastikan atau mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen resiko pada unit terkait sesuai dengan kebijakan perusahaan. 3. Melakukan penilaian dan pengawasan mengenai sistem pengendalian internal dalam perusahaan. 4. Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern untuk mencegah terjadinya praktek kecurangan (fraud). Selain itu, Internal Auditor pada PT. Delami Garment Industries untuk mengatasi adanya kecurangan dapat dilakukan dengan cara selalu mengupdate software POS (Point of Sales) dan apabila terjadi kehilangan barang maka mereka akan menerbitkan Berita Acara Kehilangan Barang Persediaan. Selain itu untuk memberikan efek jera terhadap pelaku fraud, perusahaan harus memiliki sanksi tegas dan tertulis mengenai pelanggaran kasus fraud, seperti diberhentikan secara tidak terhormat, diturunkan jabatannya ke tingkat yang lebih rendah dan dilaporkan ke pihak berwajib apabila sudah melampaui batas dan sudah menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Hambatan yang ada dalam proses pendeteksian dan pencegahan fraud adalah kurangnya ketegasan dari pihak manajemen terhadap pelaku fraud. Apabila sebelumnya sudah terbukti melakukan fraud, tapi tidak ada tindak lanjut dari manajemen untuk memproses lebih lanjut tentang kasus ini. Hal ini membuat para pelaku fraud merasa terlindungi atas kejahatan atau kecurangan yang telah dilakukannya yang kemungkinan besar akan kembali menimbulkan perkembangan praktek fraud pada perusahaan ini.
SIMPULAN DAN SARAN
1.
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan penilaian mengenai peranan Internal Auditor dalam pencegahan fraud maka akan dapat disimpulkan beberapa kesimpulan yaitu : Berdasarkan hasil analisis, Internal Auditor telah berperan dalam pencegahan fraud melalui pengetahuan yang di miliki yaitu dalam melakukan proses pemeriksaan kecurangan yang
terjadi dalam perusahaan yang dampaknya akan dapat mempengaruhi penurunan fraud atau tingkat kecurangan yang terjadi dalam perusahaan. Selain itu, mereka juga harus memiliki kompentensi dan pengalaman yang sesuai dengan bidang audit agar sudah terbiasa dengan laporan audit, serta apabila ditemukannya temuan audit, mereka bisa memberikan rekomendasi untuk perusahaan agara praktik fraud dapat dicegah sebelum berkembang di PT. Delami Garment Industries. 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Delami Garment Industries maka diketahui bahwa kegiatan Internal Auditor dalam rangka pencegahan (fraud) adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan audit intern a. Penetapan tujuan dan ruang lingkup audit b. Mempersiapkan program audit c. Memeriksa laporan audit 2. Program Internal Auditor a. Program Kerja Rutin 1. Periksa Sistem Pengendalian Internal 2. Menetukan Objek Audit 3. Pelaksanaan Internal Audit 4. Penyusunan Laporan Audit b. Program Kerja Tidak Rutin 3. Temuan – temuan fraud atas fungsi pengelolaan persediaan dan penjualan yang terdapat didalam perusahaan ini, yaitu : a. Adanya pengeluaran barang dari dalam gudang yang tidak tercatat, biasanya terjadi apabila barang sudah masuk ke bagian gudang store. b. Adanya customer return jual yang tidak tercatat yang dilakukan pada bagian penjualan. c. Adanya permainan diskon yang dilakukan oleh bagian penjualan. d. Promo acara yang tidak diinfokan kepada customer. e. Adanya penyimpanan barang secara ilegal untuk menaikkan harga disaat momentmoment tertentu. Hal ini biasanya dilakukan oleh bagian penjualan dan persediaan di store. 4. Tindak Lanjut Memperbaiki sistem pengendalian internal kas, piutang, pengendalian dan selain itu lebih memiliki pengawasan dalam pengelolaan persediaan dan penjualan yang ada di dalam perusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat mencegah tingkat kecurangan yang ada dalam perusahaan. Internal Auditor harus bersikap independen, serta memiliki pengetahuan atas pengungkapan praktek fraud untuk menghasilkan laporan audit yang baik. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis, ada beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain : 1. Bagi PT. Delami Garment Industries a. Internal Auditor Auditor internal diharapkan terus meninjau dan melakukan tindak lanjut audit untuk memastikan apakah tindak lanjut yang dilakukan telah memadai untuk mengatasi kelemahan yang di temukan dalam proses audit. b. Manajemen a. Penulis menyarankan agar manajemen perusahaan untuk meningkatkan “environmental control”dalam perusahaan, sehingga Internal Auditor dapat dengan mudah mendeteksi fraud. b. Perusahaan perlu untuk terus memberikan pelatihan kepada auditor internal untuk meningkatkan pengalaman yang banyak sehinggaauditor internal dapat mencegah peluang terjadi fraud dalam perusahaan. c. Adanya sanksi tegas yang diterapkan oleh perusahaan bagi siapa saja yang terbukti melakukan praktek fraud, baik individu atau pun berkelompok. c. Bagian Perlengkapan Perusahaan Selain itu di tiap store harus dilengkapi dengan teknologi yang canggih yang dapat membantu dalam hal pencegahan dan pendeteksian fraud. Agar memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian yang dialami oleh perusahaan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna untuk dijadikan landasan kesimpulan. Bagi peneliti selanjutnya jika ingin mengambil topik yang sama
dengan penulis diharapkan dapat memperluas cakupan penelitian dengan menambahkan sampel penelitian yang lebih banyak lagi.
REFERENSI Agarwal, Gopal Krishna and Medury, Yajulu (2014), Internal Auditor as Accounting Fraud Buster, IUP Journal of Accounting Research & Audit Practices Albrecht et al. (2012). Asset Misappropriation Research White Paper for the Institute for Fraud Prevention. Amalia, Ratna.(2013). Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Fraud(Kecurangan) (Suatu studi Pada Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (GKPRI) (Jawa Barat), Universitas Pasundan Bandung. Amrizal, Ak. (2010), Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh internal aditor Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2012). Aud[iting and Assurance Service.13thn edition. England: Pearson Education Limited. Asikin, Bachtiar. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit. Jurnalbisnis, Manajemen dan ekonomi, volume 7 nomor 3 februari 2006. Basu, Sanjibkumar (2012), Impact study of Internal Audit in Fraud Detection of an Entity in the Indian Context, Business And Economics—Accounting Carpenter, Tina and Reimers, Jane L (2012), Internal Auditors' Fraud Risk Assessments: The Benefits of Brainstorming in Groups, Social Sciences: Comprehensive Works Dorminey, Jack W; Fleming, Arron Scott (2010), Beyond the Fraud Triangle Kumaat, Valery G (2011). Internal Audit.Edisi Pertama. Cetakan KeempatBelas. Jakarta: PenerbitErlangga. Kusumah, Ihsan. (2013). Peranan Audit Internal dalam Pencegahan Kecurangan (Fraud) Mulyadi. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. 2008 Soeharmo (2012). Peranan Internal Auditor dalam Pendeteksian dan Pencegahan Kecurangan (Fraud), Berkala Imiah Mahasiswa Akuntansi – VOL. 1, NO. 3 Suhayati, Elly dan Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Auditing. Penerbit : Graha Ilmu: Bandung Whittington,O.Ray dan Kurt Pany.(2012).Principles of Auditing, and Other Assurance Services.18thEdition.Mc-Graw-Hill.New York.NY. Yuanita Kurniawan (2012), Persepsi Auditor Internal terhadap Deteksi Fraud, Berkala Imiah Mahasiswa Akuntansi – VOL. 1, NO. 2 “Persentase Jenis Kecurangan”. Artikel. 2014. dari http:// www.acfe.com (diakses pada 29 Desembeer 2014)