STATISTIK PEMUDA INDONESIA 2008
ISBN. No Publikasi Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman
.id
: 04220. : : 21 Cm x 29 Cm : 155
.b p
s. go
Naskah : Sub Direktorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial
tp :// w
w
w
Gambar Kulit : Subdit Direktorat Publikasi Statistik
ht
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia
Dicetak oleh :
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Kata Pengantar Pemuda (penduduk usia 15-35 tahun) Indonesia adalah bagian dari penduduk usia produktif yang menjadi tulang punggung dalam proses pembangunan nasional, karena sepertiga penduduk Indonesia merupakan kelompok pemuda. Mengingat besarnya jumlah dan potensi pemuda maka ketersediaan data statistik yang akurat dan mutakhir tentang pemuda sangat dibutuhkan dengan harapan dapat menjadi referensi (rujukan) dalam menentukan
perencanaan
dan
perumusan
kebijakan
dalam
rangka
peningkatan kualitas pemuda. Dalam upaya membantu menyediakan data dan informasi statistik tentang pemuda Indonesia, secara berkala Badan Pusat Statistik (BPS)
.id
menerbitkan publikasi “Statistik Pemuda Indonesia”. Karakteristik pemuda
s. go
yang disajikan dalam publikasi Statistik Pemuda Indonesia Tahun 2008 ini antara lain mengenai profil demografis pemuda, pendidikan pemuda,
.b p
ketenagakerjaan dan kesehatan pemuda. Sumber data utama yang digunakan
w
dalam publikasi ini adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
tp :// w
w
Tahun 2008.
Publikasi Statistik Pemuda tahun 2008 ini diyakini masih mempunyai banyak kekurangan/keterbatasan, baik dalam kelengkapan data maupun
ht
kedalaman uraian. Kritik dan saran diharapkan utuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi di masa mendatang. Kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam mengusahakan terbitnya publikasi ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Nopember 2009 Kepala Badan Pusat Statistik
DR. Rusman Heriawan
i
.id s. go .b p w ht
tp :// w
w
Ringkasan Eksekutif
Pemuda merupakan aset Sumber Daya Manusia paling potensial yang dapat diandalkan dalam kegiatan pembangunan baik dari aspek produktivitas maupun kuantitasnya. Sebagai kelompok yang paling potensial, pemuda mempunyai peran sebagai generasi pelopor yang diharapkan mampu melakukan perubahan yang besar bagi perkembangan bangsa dan negara. Pemuda juga menempati posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan, baik sebagai subyek maupun obyek dari pembangunan itu sendiri. Jumlah pemuda yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, menempatkan pemuda menjadi kelompok yang patut diperhatikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dipandang perlu untuk ditelaah lebih lanjut mengenai keadaan
iii
pemuda baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Secara kuantitas, dapat dilihat bahwa jumlah pemuda pada tahun 2008 tercatat sebesar 78,72 juta jiwa atau 34,52 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 228,02 juta jiwa. Keadaan ini menjadi aset potensial karena sepertiga lebih penduduk Indonesia merupakan kelompok pemuda (penduduk usia 15-35 tahun). Persentase penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun sebesar 29,13 persen dan penduduk yang berumur lebih dari 35 tahun sebesar 36,35 persen. Jika diperhatikan menurut jenis kelamin, 50,76 persen dari komposisi pemuda adalah pemuda perempuan dan sisanya sebesar 49,24 persen adalah pemuda laki-laki, sedangkan berdasarkan tipe daerah, sebanyak 51,08 persen pemuda
.id
perempuan dan 48,92 persen pemuda laki-laki tinggal di perkotaan, sementara 50,42 persen pemuda perempuan dan sebanyak 49,58 persen pemuda laki-laki
s. go
tinggal di perdesaan.
.b p
Struktur umur pemuda pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pemuda pada kelompok umur 30-35 tahun merupakan komponen terbesar pemuda
w
w
dengan persentase mencapai sekitar 27,88 persen. Kelompok umur terbesar
tp :// w
berikutnya adalah kelompok umur 15-19 tahun sebesar 25,67 persen, kemudian diikuti dengan umur 25-29 tahun sebesar 24,10 persen dan yang terkecil yaitu pemuda kelompok umur 20-24 tahun dengan persentase sebesar 22,35 persen.
ht
Di daerah perdesaan pemuda pada kelompok umur 30-35 tahun jumlahnya sebesar 28,52 persen, diikuti pemuda pada kelompok umur 15-19 tahun sebesar 26,52 persen, kelompok umur 25-29 tahun sebesar 23,74 persen dan kelompok umur 20-24 tahun sebagai komponen terkecil sebesar 21,21 persen. Seperti daerah perdesaan, komponen terbesar pemuda di daerah perkotaan juga pemuda pada kelompok umur 30-35 tahun dengan persentase sebesar 27,26 persen, diikuti pemuda pada kelompok umur 15-19 tahun sebesar 24,86 persen, kemudian kelompok umur 25-29 tahun sebesar 24,45 persen dan kelompok umur 20-24 tahun sebesar 23,42 persen.
iv
Dilihat menurut status perkawinan, diketahui bahwa lebih dari separuh pemuda atau sekitar 50,35 persen pemuda berstatus kawin. Sementara itu, persentase pemuda yang berstatus belum kawin juga relatif besar dan hanya berbeda sedikit dengan pemuda yang berstatus kawin yaitu sebesar 47,88 persen. Sisanya sebesar 1,76 persen adalah mereka yang berstatus cerai hidup/mati. Secara keseluruhan, pendidikan pemuda laki-laki masih lebih baik dibandingkan dengan pemuda perempuan. Data Tahun 2008 menunjukkan masih tingginya persentase pemuda perempuan yang tidak pernah sekolah dibandingkan dengan persentase pemuda laki-laki. Begitu pula dengan pemuda
.id
perempuan yang sudah tidak bersekolah lagi, persentasenya lebih besar
s. go
daripada pemuda laki-laki. Sementara itu, pemuda perempuan yang masih bersekolah persentasenya justru lebih rendah daripada persentase pemuda laki-
.b p
laki yang masih bersekolah.
w
Angka Partisipasi Sekolah (APS) pemuda laki-laki secara keseluruhan
w
masih lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan. Hal ini terlihat dari
tp :// w
rendahnya angka APS pemuda perempuan daripada APS pemuda laki-laki pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Jika dilihat menurut kelompok umur,
ht
nampak bahwa pada usia 15 tahun APS perempuan sedikit lebih tinggi dibanding APS laki-laki. Akan tetapi, keadaan sebaliknya terjadi pada kelompok umur di atasnya, dimana APS pemuda laki-laki cenderung lebih tinggi dari APS pemuda perempuan. Kecenderungan makin menurunnya APS penduduk perempuan pada usia yang semakin tinggi ini mengindikasikan semakin terbatasnya aksesibilitas pemuda perempuan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Angka buta huruf pemuda perempuan tercatat 2 kali lipat lebih tinggi dibanding angka buta huruf pemuda laki-laki yaitu 1,34 persen berbanding 0,66 persen. Kondisi serupa berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Di daerah perkotaan pemuda laki-laki yang buta huruf hanya sekitar 0,17 persen sedangkan untuk pemuda perempuan mencapai sebesar 0,35 persen. Ini berarti bahwa hampir 100 persen pemuda di perkotaan sudah melek huruf. Di daerah
v
perdesaan, jumlah pemuda laki-laki yang buta huruf persentasenya masih sebesar 1,17 persen sedangkan untuk pemuda perempuan persentasenya lebih tinggi lagi yaitu sebesar 2,39 persen. Pendidikan tertinggi yang dicapai oleh sebagian besar pemuda secara umum hanya sampai pada tingkat atau jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Persentase pemuda yang pendidikan tertingginya sampai SD sebesar 29,04 persen, sedangkan tingkat SMP sebesar 29,13 persen. Pemuda yang telah berhasil menamatkan pendidikannya hingga perguruan tinggi persentasenya masih kurang dari 6 persen. Persentase pemuda yang tidak/belum pernah sekolah tercatat sebesar 1,48 persen dan pemuda yang
.id
tidak/belum tamat SD persentasenya sebesar 5,57 persen. Mayoritas pendidikan
s. go
tertinggi yang ditamatkan oleh pemuda laki-laki adalah SMP dan SM dengan persentase masing-masing sebesar 29,55 persen dan 30,56 persen. Pola yang
.b p
sedikit berbeda terjadi pada pemuda perempuan, dimana mayoritas pendidikan tertinggi yang ditamatkan hanya sampai SD dengan persentase sebesar 30,16
w
w
persen dan SMP dengan persentase sebesar 28,71 persen.
tp :// w
Partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan ekonomi pada tahun 2008 relatif cukup besar, hal ini dapat dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan
ht
Kerja (TPAK) pemuda yang mencapai 63,31 persen. TPAK pemuda di daerah perkotaan sebesar 62,33 persen sedangkan di perdesaan persentasenya lebih tinggi lagi yaitu mencapai 64,15 persen. Sementara itu, faktor jenis kelamin juga ikut mempengaruhi pola partisipasi pemuda dalam kegiatan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari TPAK pemuda laki-laki (78,44 persen) yang persentasenya hampir dua kali lipat lebih tinggi dari TPAK pemuda perempuan (48,29 persen). Gambaran serupa juga ditemukan baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Di perkotaan, TPAK pemuda laki-laki sebesar 75,77 persen, sedangkan untuk pemuda perempuan sebesar 49,22 persen. Begitu pula di daerah perdesaan, TPAK pemuda laki-laki (80,67 persen) lebih besar dari pemuda perempuan (47,49 persen).
vi
Lapangan usaha pertanian rupanya masih menjadi sektor utama yang diandalkan terutama dalam penyerapan tenaga kerja khususnya pemuda. Hal tersebut terbukti dimana sebesar 34,56 persen pemuda bekerja atau berusaha di lapangan usaha pertanian. Sektor berikutnya yang juga banyak menyerap tenaga kerja pemuda adalah sektor perdagangan dan sektor industri, persentase kedua sektor tersebut masing-masing sebesar 21,52 persen dan 15,60 persen. Sementara itu, sektor-sektor yang hanya sedikit menyerap tenaga kerja pemuda adalah sektor listrik, gas dan air (0,21 persen), pertambangan & galian (1,18 persen) serta keuangan (1,75 persen). Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pemuda di Indonesia selama tahun
.id
2008 mencapai angka sebesar 14,52 persen. Bila dilihat menurut tipe daerah,
s. go
angka pengangguran pemuda di daerah perkotaan (17,67 persen) ternyata masih jauh lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan (11,92 persen).
.b p
Dilihat dari jenis kelamin, secara keseluruhan tampak bahwa TPT pemuda perempuan (16,76 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan TPT pemuda laki-
w
w
laki (13,13 persen). Pola yang seragam berlaku baik di daerah perkotaan
tp :// w
maupun perdesaan. Berdasarkan pendidikan tinggi yang ditamatkan, sebagian besar pemuda yang menganggur adalah mereka yang berpendidikan tamat
(21,05 persen).
ht
SM/sederajat (21,05 persen), kemudian PT (19,65 persen) dan SMP/sederajat
Selama sebulan terakhir dari saat survei, terdapat sekitar 25,49 persen pemuda yang mengalami keluhan kesehatan. Di daerah perdesaan, persentase pemuda yang mempunyai keluhan kesehatan (25,87 persen) tampak sedikit lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan (25,13 persen). Secara umum nampak bahwa pemuda perempuan lebih banyak mengalami gangguan kesehatan daripada pemuda laki-laki. Hal ini terlihat dari proporsi pemuda perempuan yang mengeluh (26,39 persen) lebih besar dari pemuda laki-laki (24,57 persen). Di daerah perkotaan persentase pemuda perempuan yang mengalami keluhan kesehatan tercatat sebesar 25,93 persen dan pemuda lakilaki 24,30 persen. Untuk daerah perdesaan persentase pemuda perempuan dan
vii
laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan masing-masing sebesar 26,88 persen dan 24,84 persen. Berdasarkan jumlah keseluruhan pemuda yang mengalami keluhan kesehatan, sebanyak 12,44 persen pemuda menderita sakit. Angka kesakitan pemuda laki-laki sedikit lebih tinggi dari pemuda perempuan (12,50 persen berbanding 12,39 persen). Secara keseluruhan angka kesakitan pemuda di perdesaan cenderung lebih tinggi dibanding pemuda yang tinggal di perkotaan (13,83 persen berbanding 11,08 persen), keadaan yang sama berlaku untuk pemuda
laki-laki
maupun
pemuda
perempuan.
Pemuda
laki-laki
yang
mengalami sakit di perdesaan tercatat sebesar 13,83 persen dan di perkotaan
.id
11,21 persen, sedangkan pemuda perempuan yang sakit di perdesaan sebesar
s. go
13,91 persen dan 10,96 persen untuk daerah perkotaan.
Berdasarkan tingkat partisipasi pemuda dalam program Keluarga
.b p
Berencana (KB), lebih dari separuh (58,83 persen) pemuda perempuan yang
w
berstatus kawin sedang mengikuti program KB. Sebanyak 18,41 persen pernah
w
ikut KB tetapi sekarang tidak ikut lagi dan 22,77 persen sama sekali tidak
tp :// w
pernah ikut berpartisipasi dalam program KB. Alat/cara KB yang paling banyak digunakan oleh pemuda perempuan adalah KB suntik dengan pengguna
ht
mencapai 65,86 persen, diikuti oleh pengguna pil KB sebesar 22,92 persen dan sisanya sebesar 11,22 persen adalah mereka yang menggunakan alat/cara KB AKDR/IUD, susuk dan lainnya. Mayoritas pemuda perempuan menikah pertama kali pada umur antara 19-24 tahun dengan persentase mencapai 48,67 persen. Persentase pemuda perempuan yang menikah pada umur 19-24 tahun di perkotaan mencapai 55,59 persen, lebih besar daripada di perdesaan yang sebesar 42,71 persen. Sementara itu, persentase pemuda perempuan yang menikah pada kelompok umur relatif sangat muda (17-18 tahun) juga cukup banyak yaitu sebesar 23,66 persen. Bahkan ada yang melakukan perkawinan pertama pada saat umur 16 tahun sebesar 8,11 persen dan di bawah 16 tahun sebesar 8,48 persen.
viii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xv
.id
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
1.1. Latar Belakang
1 3
1.3. Sistematika Penyajian
4
tp :// w
1.2. Maksud dan Tujuan
ht
BAB II
xx
.b p w
PENDAHULUAN
w
BAB I
s. go
GLOSSARY
xviii
METODOLOGI
2.1. Sumber Data
7
2.1.1. Ruang Lingkup
8
2.1.2. Kerangka Sampel
8
2.1.3. Rancangan Penarikan Sampel
9
2.1.4. Metode Pengumpulan Data
10
2.1.5. Petugas Lapangan
11
2.2. Konsep dan Definisi
11
2.2.1. Tipe Daerah
11
2.2.2. Blok Sensus
13
2.2.3. Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga
14
2.3. Keterbatasan Data
18
2.4. Metode Analisis
18 ix
Halaman BAB III
BAB IV
PROFIL DEMOGRAFIS PEMUDA 3.1. Jumlah Pemuda
23
3.2. Struktur Pemuda Menurut Jenis Kelamin
24
3.3. Struktur Pemuda Menurut Tipe Daerah
26
3.4. Struktur Pemuda Menurut Kelompok Umur
28
3.5. Struktur Perkawinan
29
3.6. Pemuda Sebagai Kepala Rumah Tangga
33
PENDIDIKAN PEMUDA
.id
4.1. Partisipasi Pendidikan
s. go
4.2. Angka Buta Huruf 4.3. Rata-rata Lama Sekolah
KETENAGAKERJAAN
w
BAB V
51
59
5.2. Lapangan Usaha
63
5.3. Status Pekerjaan
66
5.4. Pengangguran
70
5.5. Tingkat Pengangguran Terbuka
71
5.6. Upah
74
tp :// w
x
49
5.1. Partisipasi dalam Kegiatan Ekonomi
ht
BAB VI
46
w
.b p
4.4. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
41
KESEHATAN PEMUDA 6.1. Keluhan Kesehatan
79
6.2. Angka Kesakitan
83
6.3. Lama Sakit
84
6.4. Cara Berobat
86
6.5. Partisipasi Pemuda dalam Program Keluarga Berencana (KB)
91
6.6. Umur Perkawinan Pertama
94
Halaman
99
Tabel Lampiran
107
DAFTAR PUSTAKA
167
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
Hasil Studi Mendalam Pemuda
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman Persentase Pemuda menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah Tahun 2008
29
3.5.1
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan Tahun 2008
30
3.5.2
Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
31
3.6.1
Persentase Pemuda Kepala Rumah tangga Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
4.1.1
Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Tipe Daerah Tahun 2008
4.3.1
Rata-rata Lama Sekolah menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2008 (dalam Tahun)
50
4.4.1
Persentase Pemuda menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2008
51
TPAK Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
60
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
62
menurut
34
43
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
3.4.1
5.1.1
5.1.2
xiii
Gambar
Halaman Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
70
5.5.1
Tingkat Pengangguran Pemuda (TPT) Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
72
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008
81
6.1.1
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008
83
6.2.1
6.3.1
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Kelamin dan Lama Sakit, Tahun 2008
6.4.1
Persentase Pemuda yang Sakit dan Mengobati Sendiri Sakitnya menurut Jenis Pengobatan dan Tipe Daerah, Tahun 2008
6.5.1
Persentase Pemuda Perempuan yang Berstatus Kawin menurut Partisipasi KB dan Tipe Daerah, Tahun 2008
86
88
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
5.4.1
xiv
92
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman Persentase Pemuda menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah Tahun 2008
29
3.5.1
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan Tahun 2008
30
3.5.2
Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
31
3.6.1
Persentase Pemuda Kepala Rumah tangga Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
4.1.1
Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Tipe Daerah Tahun 2008
4.3.1
Rata-rata Lama Sekolah menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2008 (dalam Tahun)
50
4.4.1
Persentase Pemuda menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2008
51
TPAK Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
60
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
62
menurut
34
43
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
3.4.1
5.1.1
5.1.2
xiii
Gambar
Halaman Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
70
5.5.1
Tingkat Pengangguran Pemuda (TPT) Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
72
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008
81
6.1.1
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008
83
6.2.1
6.3.1
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Kelamin dan Lama Sakit, Tahun 2008
6.4.1
Persentase Pemuda yang Sakit dan Mengobati Sendiri Sakitnya menurut Jenis Pengobatan dan Tipe Daerah, Tahun 2008
6.5.1
Persentase Pemuda Perempuan yang Berstatus Kawin menurut Partisipasi KB dan Tipe Daerah, Tahun 2008
86
88
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
5.4.1
xiv
92
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2008
23
3.2.1
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2004-2008
25
3.3.1
Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2004-2008
27
3.3.2
Persentase Pemuda menurut Pulau/Kepulauan dan Jenis Kelamin Tahun 2008
28
s. go
.id
3.1.1
Persentase Pemuda yang Pernah Kawin menurut Kelompok Umur, Tipe daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
32
3.6.1
Persentase Pemuda yang Berstatus Kepala Rumah Tangga menurut Kelompok Umur, Tipe daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2008
35
4.1.1
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Status Sekolah Tahun 2004-2008
42
4.1.2
Angka Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Tipe daerah, Tahun 2008
44
4.2.1
Persentase Pemuda yang Buta Huruf menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2004-2008
47
4.2.2
Persentase Pemuda yang Buta Huruf menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Tipe daerah, Tahun 2008
48
4.4.1
Persentase Pemuda menurut Tipe daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008
53
ht
tp :// w
w
w
.b p
3.5.1
xv
Tabel
Halaman
TPAK Pemuda Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2008
61
5.2.1
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, Tahun 2008
64
5.2.2
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
65
5.3.1
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tipe Daerah, Tahun 2008
67
5.3.2
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
68
5.3.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008
5.5.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe Daerah, Tahun 2008
73
6.1.1
Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan, Tahun 2008
82
6.3.1
Persentase Pemuda yang Sakit menurut Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, Tahun 2008
85
6.4.1
Persentase Pemuda yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Obat, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
89
6.4.2
Persentase Pemuda yang Sakit yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
90
69
xvi
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
5.1.1
Tabel
Halaman Persentase Pemuda Perempuan Berstatus Kawin menurut Partisipasi KB dan Tipe Daerah, Tahun 2004 - 2008
93
6.5.2
Persentase Pemuda Perempuan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB menurut Alat/ Cara KB yang Digunakan dan Tipe Daerah, Tahun 2008
94
6.6.1
Persentase Pemuda Perempuan yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Kelompok Umur Saat Perkawinan Pertama, Tahun 2008
96
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
6.5.1
xvii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel
Halaman Persentase Pemuda menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
107
3.2
Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Provinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2008
108
3.3.1-3.3.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, Tahun 2008
109 - 111
3.4.1-3.4.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan status Perkawinan, Tahun 2008
112 – 114
4.1.1-4.1.3
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Status Pendidikan, Tahun 2008
4.2.1-4.2.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Pendidikan, Tahun 2008
4.3
Persentase Pemuda yang Melek Huruf menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
4.4.1-4.4.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008
122 – 124
5.1.1-5.1.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama seminggu yang Lalu, Tahun 2008
125 – 127
5.2.1-5.2.3
Persentase Angkatan Kerja Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama seminggu yang Lalu, Tahun 2008
128 – 130
5.3.1-5.3.3
Persentase Pemuda Bukan Angkatan Kerja menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama seminggu yang Lalu, Tahun 2008
131 – 133
115 - 117
118 - 120
xviii
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
3.1
121
Tabel
Halaman
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Povinsi dan Lapangan Usaha, Tahun 2008
134 – 136
5.5.1-5.5.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Povinsi dan Status Pekerjaan Utama, Tahun 2008
137 – 139
5.6.1-5.6.3
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Povinsi dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008
140 – 142
5.7.1-5.7.3
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Povinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008
143 – 145
5.8.1-5.8.3
Persentase Pemuda yang Bekerja dan Berusaha atau Dibayar menurut Provinsi dan Pendapatan/Upah/Gaji Bersih Sebulan, Tahun 2008
6.1
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
6.2.1-6.2.3
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Jemis Keluhan, Tahun 2008
150 – 152
6.3.1-6.3.3
Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, Tahun 2008
153 – 155
6.4.1-6.4.3
Persentase Pemuda Perempuan yang Pernah Kawin menurut Provinsi dan Umur saat Perkawinan Pertama, Tahun 2008
156 – 158
6.5
Proporsi Pemuda Perempuan Berstatus Kawin yang pernah Menggunakan alat/Cara KB menurut Provinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2008
159
146 – 148
149
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
5.4.1-5.4.3
xix
Tabel
Halaman
Proporsi Pemuda Perempuan Berstatus Kawin menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Partisipasi dalam Program KB, Tahun 2008
160
6.7.1-6.7.3
Persentase Pemuda Perempuan Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB menurut Provinsi dan Jenis Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan, Tahun 2008
161 - 163
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
6.6
xx
GLOSSARY (Singkatan)
Angka Partisipasi Kasar
APS
Angka Partisipasi Sekolah
IPM
Indek Pembangunan Manusia
KB
Keluarga Berencana
MSF
Master Sampling Frame
MDGs
Millenium Development Goals
P4B
Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan
PODES
Potensi Desa
PPS
Probability Proportional to Size
PT
Perguruan Tinggi
RPJM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Sakernas
Survei Angkatan Kerja Nasional
SD
Sekolah Dasar
SDM
Sumber Daya Manusia
SE
Sensus Ekonomi
SLS
Satuan Lingkungan Setempat
SM
Sekolah Menengah
SMP
Sekolah Menengah Pertama
SP
Sensus Penduduk
Susenas
Survei Sosial Ekonomi Nasional
TPAK
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPT
Tingkat Pengangguran Terbuka
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
APK
xxi i
.id s. go .b p w w tp :// w ht
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Perjalanan suatu bangsa sejatinya tidak terlepas dari keberadaan pemuda. Sejarah mencatat dalam perkembangan peradaban dunia telah membuktikan peran pemuda sebagai pelaku lahirnya sebuah beradaban baru, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda memegang peranan penting hampir disetiap transformasi sosial demi meraih cita-cita. Begitupun dalam perkembangan lahirnya bangsa indonesia, baik pada masa perjuangan kemerdekaan, masa kemerdekaan bahkan masa pasca kemerdekaan seperti saat ini. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, eksistensi pemuda tidak dapat dipungkiri telah mengukir goresan penting seiring perjalanan dinamika Statistik Pemuda Indonesia 2008
1
kehidupan bangsa, sehingga menjadi titik strategis dalam setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu. Peran tersebut juga tetap disandang oleh pemuda Indonesia hingga kini; selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, pemuda Indonesia juga secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan, yaitu dengan menyongsong era globalisasi. Peran strategis pemuda tidak dapat diabaikan dari paradigma pemuda sebagai
”Social Category” yang mengindikasikan
adanya
pengakuan/
penghargaan terhadap potensi pemuda baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, pada tahun 2008 jumlah pemuda yang besar merupakan aset pembangunan. Dalam potensi kualitatif, pemuda memiliki
.id
berbagai macam talenta dibidang pendidikan, kewirausahaan, budaya dan
s. go
pariwisata serta teknologi tepat guna, yang jika dikembangkan secara
.b p
optimal dan terarah akan menjadi modal bagi pembangunan nasional. Pemuda sebagai aset dan mentor pembangunan diharapkan mampu berperan
w
dalam merespon berbagai persoalan yang tengah dihadapi. Untuk itu pemuda
tp :// w
w
harus memiliki akhlak yang mulia, rasa solidaritas, integritas diri dan wawasan kebangsaan serta memiliki komitmen untuk bangsanya.
ht
Menjawab tuntutan tersebut, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga sebagai wadah yang bertanggung jawab dalam pemberdayaan dan pengembangan pemuda telah menyusun Visi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora), yaitu “Terwujudnya kualitas sumber daya pemuda dan olahraga dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, kepemimpinan yang berakhlak mulia, mandiri, sehat, cerdas, terampil, berprestasi dan berdaya saing yang dilandasi iman dan taqwa”. Terkandung keseriusan pemerintah dalam meningkatkan harkat dan martabat pemuda, terutama bila dicermati dari misinya yang antara lain adalah: a. Mengembangkan
budaya
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
untuk
meningkatkan partisipasi pemuda dan olahraga dalam pembangunan manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing global yang dilandasi iman dan taqwa;
2
Statistik Pemuda Indonesia 2008
b. Mempersiapkan kader pemimpin bangsa yang berakhlak mulia yang didasarkan
pada
pendidikan
berkualitas
agar
memiliki
wawasan
kebangsaan serta peduli terhadap lingkungan; c. Pengembangan sarana dan prasarana pemuda dan olahraga untuk membentuk pemuda yang memiliki jiwa wirausaha dan mengembangkan industri olahraga serta meningkatkan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha; d. Mewujudkan sistem manajemen kepemudaan dan olahraga yang terpadu untuk pemberdayaan organisasi kepemudaan dan keolahragaan di pusat dan daerah dalam rangka meningkatkan efektifitas jaringan kerja; Perumusan kebijakan pembangunan dan pemberdayaan pemuda
.id
tersebut perlu didukung oleh semua pihak. Tersedianya data statistik yang
s. go
akurat dan mutakhir serta sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang harus dicapai sebagai salah satu upaya untuk menentukan kebijakan dalam rangka
.b p
peningkatan kualitas pemuda. Sehubungan dengan itu, tersedianya publikasi
w
pemuda sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran secara makro
w
mengenai kondisi situasi pemuda Indonesia baik pada tingkat nasional
tp :// w
maupun regional sangat dibutuhkan.
ht
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan publikasi Statistik Pemuda Tahun 2008 ini secara umum adalah untuk memperoleh gambaran lebih rinci dan menyeluruh tentang profil pemuda di Indonesia, baik pada tingkat nasional maupun tingkat regional. Kondisi dan perkembangan pemuda dalam publikasi ini akan dilihat dari aspek demografi, pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan dan sosial budaya. Indikator penting yang dicakup dalam aspek demografi menyangkut perkembangan jumlah pemuda, rasio jenis kelamin dan angka ketergantungan yang menjadi beban pemuda. Aspek pendidikan dan ketenagakerjaan digambarkan oleh tingkat pendidikan yang ditamatkan, angkatan kerja dan tingkat pengangguran. Selanjutnya aspek kesehatan dan lingkungan menyangkut keluhan kesehatan, kesakitan,
perkawinan dan
penggunaan alat/cara KB yang sedang digunakan. Statistik Pemuda Indonesia 2008
3
Secara keseluruhan, publikasi ini menyajikan informasi berbagai aspek mengenai kepemudaan yang sangat bermanfaat sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan pembangunan kepemudaan. Dalam jangka pendek, informasi yang disajikan dapat digunakan sebagai bahan untuk penyusunan berbagai program dan sebagai sarana evaluasi dari program-program sebelumnya.
1.3. Sistematika Penyajian Publikasi statistik pemuda ini secara sistematis disajikan dalam tujuh bagian dan satu ringkasan eksekutif. Ringkasan eksekutif di bagian awal publikasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran ringkas dan menyeluruh
.id
kepada pembaca tentang keseluruhan isi publikasi. Uraian rinci diatur dalam
s. go
bab-bab sesuai dengan tema pokok bahasan dari publikasi. Pada bagian pertama (Bab I) disajikan latar belakang mengenai kepemudaan, tujuan
.b p
termasuk ruang lingkup yang membatasi fokus dan cakupan analisis, dan
w
sistematika penyajian. Bagian kedua (Bab II) menyajikan metodologi yang
w
mencakup sumber data, konsep dan definisi, serta metode analisis. Empat
tp :// w
bagian berikutnya secara berturut-turut menyajikan gambaran mengenai kondisi dan perkembangan pemuda dari berbagai aspek diantaranya
ht
demografi, pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan.
4
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
METODOLOGI
Statistik Pemuda Indonesia 2008
5
.id s. go .b p w w tp :// w ht 6
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p w w 2.1.
ht
tp :// w
Metodologi
Sumber Data
Sumber data utama yang digunakan dalam publikasi ini adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2008. Data yang dikumpulkan dalam Susenas Tahun 2008 adalah: a. Data Kor Susenas Tahun 2008, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran makro mengenai kondisi dan potensi penduduk dari sisi demografi, kesehatan, ketenagakerjaan dan pendidikan. b. Data Modul Konsumsi, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran makro mengenai keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi makanan serta bukan makanan dalam rumah tangga.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
7
c. Khusus untuk masalah ketenagakerjaan (Bab V), sumber data yang digunakan berasal dari Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) Tahun 2008. Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial
kependudukan
yang
cakupannya
relatif
sangat
luas,
meliputi
keseluruhan aspek sosial dan ekonomi. BPS melaksanakan Susenas setiap tahun sejak tahun 1963. Mulai tahun 1992 Susenas mengumpulkan data kor (keterangan pokok) dan data modul (keterangan sasaran). Data kor dikumpulkan setiap tahun sedangkan data modul dikumpulkan setiap 3 tahun sekali. Data modul mencakup modul konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, modul pendidikan dan sosial budaya serta modul perumahan dan kesehatan. Sesuai dengan gilirannya modul Susenas tahun 2008 adalah modul
s. go
.id
konsumsi.
.b p
2.1.1. Ruang Lingkup
w
Sampel Susenas tahun 2008 mencakup 285.904 rumah tangga yang
tp :// w
w
tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang dicacah dengan menggunakan kuesioner baik kor (VSEN2008.K) maupun modul (VSEN2008.M). Dengan jumlah sampel tersebut, estimasi data kor dan modul Susenas tahun 2008
ht
dapat dilakukan hingga level kabupaten/kota tetapi tidak dapat disajikan menurut daerah perkotaan atau perdesaan. Susenas tahun 2008 tidak mencakup rumah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya yang berada di blok sensus biasa.
2.1.2. Kerangka Sampel Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas tahun 2008 terdiri dari : 1) Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, 2) Kerangka sampel untuk pemilihan sub blok sensus (khusus untuk blok sensus yang mempunyai jumlah rumah tangga lebih besar dari 150 rumah tangga atau blok sensus yang telah dibuat sub-blok sensusnya pada saat up-dating sketsa peta blok sensus dalam rangka kegiatan Sensus Pertanian 2003), dan 3) Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga.
8
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 (Frame Blok Sensus SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel blok sensus mencakup blok sensus di 457 kabupaten/kota dan dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perkotaan adalah daftar seluruh blok sensus biasa yang terdapat di daerah perkotaan di setiap kabupaten/kota, sedangkan kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perdesaan adalah daftar seluruh blok sensus biasa yang terdapat di daerah perdesaan di setiap kabupaten/kota. Kerangka sampel untuk pemilihan sub-blok sensus adalah daftar subblok sensus dalam blok sensus terpilih yang mempunyai jumlah rumah tangga
s. go
.id
lebih besar dari 150 rumah tangga.
Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah
.b p
tangga yang terdapat dalam daftar pendaftaran rumah tangga (VSEN2008.L
w
w
Blok IV, hasil pendaftaran rumah tangga di lapangan).
Kor Susenas 2008
tp :// w
2.1.3. Rancangan Penarikan Sampel
ht
Sampel Kor Susenas tahun 2008 didesain untuk estimasi sampai tingkat kabupaten/kota. Rancangan sampel Susenas 2008 adalah rancangan sampel bertahap dua baik untuk daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. Pemilihan sampel untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan dilakukan secara terpisah. Prosedur penarikan sampel Susenas tahun 2008 untuk suatu kabupaten/kota adalah sebagai berikut: 1. Tahap pertama, dari Master Sampling Frame (MSF) blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE06) dipilih n h blok sensus (h = 1, untuk perkotaan; h = 2, untuk perdesaan) secara Probability Proportional to Size (PPS) dengan size banyaknya rumah tangga hasil pencacahan P4B (April 2003). Pendaftaran rumah tangga/listing dilakukan pada setiap blok sensus terpilih.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
9
Untuk blok sensus yang muatannya lebih dari 150 rumah tangga, maka perlu dilakukan pemilihan satu sub blok sensus secara PPS – sistematik dengan size banyaknya rumah tangga hasil pencacahan P4B. 2. Tahap kedua, memilih sebanyak m = 16 rumah tangga dari hasil listing pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik.
Modul Konsumsi Sampel modul merupakan subsampel dari sampel terpilih untuk estimasi data tingkat kabupaten/kota, baik daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. Subsampel tersebut dipilih secara Linear Systematic Sampling dari daftar blok sensus terpilih di setiap kabupaten/kota baik untuk daerah
.id
perkotaan maupun perdesaan. Selanjutnya blok sensus terpilih (subsampel)
s. go
tersebut disebut blok sensus kor-modul, karena di samping dicacah dengan
.b p
kuesioner modul, juga dicacah dengan kuesioner kor. Dengan kata lain, blok sensus yang akan digunakan untuk estimasi di tingkat provinsi (blok sensus
w
kor-modul) dipilih secara Linear Systematic Sampling dari daftar blok sensus
tp :// w
w
terpilih di setiap kabupaten/kota (blok sensus kor). Blok sensus yang tidak
ht
terpilih kor-modul 2008 disebut disebut blok sensus kor.
2.1.4. Metode Pengumpulan Data Setiap rumah tangga yang terpilih dalam Susenas, dikunjungi oleh petugas pencacah yang diberikan tanggung jawab untuk mewawancarai responden. Wawancara dilakukan langsung terhadap kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga (selain kepala rumah tangga) yang dianggap mengetahui keadaan rumah tangga yang bersangkutan. Sebelum pelaksanaan pengumpulan data, terlebih dahulu para petugas pengumpul data dilatih tentang tata cara pengisian kuesioner dan konsep/definisi. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bias yang diakibatkan oleh faktor non-sampling error.
10
Statistik Pemuda Indonesia 2008
2.1.5. Petugas Lapangan Dalam
survei
BPS
berskala
besar
seperti
Susenas,
staf
BPS
Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dilibatkan sebagai koordinator tim (Kortim), sedangkan yang menjadi pencacah (PCL) adalah mitra statistik, yaitu petugas yang direkrut dari luar BPS. Kualifikasi pendidikan mitra statistik adalah tamat SLTA dan dinyatakan lulus dalam pelatihan petugas PCL.
2.2.
Konsep dan Definisi
2.2.1. Tipe Daerah
.id
Untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan termasuk daerah
s. go
perkotaan atau perdesaan digunakan indikator komposit (indikator gabungan) berdasarkan skor atau nilai-nilai dari tiga buah variabel yaitu : kepadatan
.b p
penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses fasilitas umum. Penentuan skor suatu desa/kelurahan adalah seperti pada Tabel A. Kolom (1)
w
w
menunjukkan variabel/klasifikasi yang digunakan dan Kolom (2) menunjukkan
ht
tp :// w
nilai skor untuk setiap variabel.
Tabel A. Variabel, Klasifikasi, Skor & Kriteria Desa 2000 Variabel/Klasifikasi (1) Total Skor Skor Minimum Skor Maksimum 1. Kepadatan Penduduk/Km2 < 500 500 - 1 249 1 250 - 2 499 2 500 - 3 999 4 000 - 5 999 6 000 - 7 499 7 500 - 8 499 8 500 + Statistik Pemuda Indonesia 2008
Skor (2) 2 26
1 2 3 4 5 6 7 8
Variabel/Klasifikasi (1) B) Sekolah Menengah Pertama Ada atau ≤ 2,5 Km > 2,5 Km
Skor (2) 1 0
C) Sekolah Menengah Umum Ada atau ≤ 2,5 Km > 2,5 Km
1 0
D) Pasar Ada atau ≤ 2 Km > 2 Km
1 0
E) Bioskop Ada atau ≤ 5 Km > 5 Km
1 0
11
2. Persentase Rumah Tangga Pertanian 70,00 + 50,00 – 69,99 30,00 – 49,99 20,00 – 29,99 15,00 – 19,99 10,00 – 14,99 5,00 – 9,99 < 5,00
1 2 3 4 5 6 7 8 0,1,2,...... 10
1 0
G) Rumah Sakit Ada atau ≤ 5 Km > 5 Km
1 0
H) Hotel/Bilyard/Diskotek/Panti pijat/ Salon Ada Tidak ada
1 0
I) Persentase Rumah Tangga Telepon ≥ 8,00 < 8,00
1 0
J) Persentase Rumah Tangga Listrik ≥ 90,00 < 90,00
1 0
s. go
A) Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Ada atau ≤ 2,5 Km > 2,5 Km
1 0
.id
3. Akses Fasilitas Umum
F) Pertokoan Ada atau ≤ 2 Km > 2 Km
.b p
Cara perhitungan skor adalah sebagai berikut:
a. Variabel kepadatan penduduk mempunyai skor antara 1 - 8, skor satu bagi
w
w
desa dengan kepadatan kurang dari 500 orang per km2, dua bagi desa dengan
tp :// w
kepadatan kurang dari 500 – 1 249 orang per km2 dan seterusnya sampai dengan 8 bagi desa dengan kepadatan lebih besar atau sama dengan 8 500
ht
orang per km2.
b. Skor persentase rumah tangga pertanian berkisar 1 – 8, satu bila desa memiliki 70 persen atau lebih rumah tangga tani, dua bila 50 – 69,99 persen, dan seterusnya sampai dengan 8, bila desa mempunyai 5 persen atau kurang c. Variabel akses fasilitas umum merupakan kombinasi antara keberadaan dan akses untuk mencapai fasilitas perkotaan d. Skor untuk akses fasilitas umum adalah
1 dan 0. Desa-desa yang tidak
memiliki fasilitas perkotaan tetapi jaraknya relatif dekat dengan fasilitas perkotaan dan atau mudah mencapainya, maka desa tersebut dianggap setara dengan desa yang memiliki fasilitas dan diberi skor 1, dengan pertimbangan mudahnya akses kepada perkotaan tersebut serupa dengan memiliki. e. Jumlah skor dari ketiga variabel tersebut kemudian digunakan untuk menentukan apakah suatu desa termasuk daerah perkotaan atau perdesaan.
12
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Desa dengan skor gabungan 9 atau kurang digolongkan sebagai desa perdesaan, sedangkan desa dengan skor gabungan mencapai 10 atau lebih digolongkan sebagai desa perkotaan. f. Dalam pelaksanaannya, penentuan apakah suatu desa/kelurahan termasuk daerah perkotaan atau perdesaan dilakukan oleh BPS Pusat dengan menggunakan hasil pendataan Potensi Desa (PODES) Sensus Penduduk 2000.
2.2.2. Blok Sensus Blok sensus adalah bagian dari desa/kelurahan yang merupakan daerah
kerja
dari
seorang
petugas
pencacah
survei/sensus
dengan
pendekatan rumah tangga yang dilaksanakan BPS. Sesuai dengan rancangan
.id
sampel, blok sensus terpilih Susenas 2008 sudah ditentukan oleh BPS pusat
s. go
segera setelah rancangan sampel selesai. Setiap blok sensus harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
.b p
1. Seluruh blok sensus dalam setiap desa/kelurahan membagi habis wilayah desa/kelurahan bersangkutan.
w
w
2. Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang jelas/mudah dikenali, baik
tp :// w
batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat (SLS seperti: RT, RW, dusun, lingkungan dsb) diutamakan sebagai batas blok
ht
sensus bila batas SLS tersebut jelas (batas alam atau buatan). 3. Satu blok sensus harus terletak dalam satu hamparan.
Ada 3 jenis blok sensus yaitu: Blok sensus biasa (B) adalah blok sensus yang muatannya antara 80 sampai 120 rumah tangga atau bangunan sensus tempat tinggal atau bangunan sensus bukan tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh. Blok sensus khusus (K) adalah blok sensus yang mempunyai muatan sekurang-kurangnya 100 orang, kecuali lembaga pemasyarakatan yang muatannya tidak dibatasi. Tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus, antara lain: - Asrama militer (tangsi) - Daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk yang dijaga
Statistik Pemuda Indonesia 2008
13
Blok sensus persiapan (P) adalah blok sensus yang kosong seperti sawah, kebun, tegalan, rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas permukiman yang terbakar. Blok sensus khusus dan blok sensus persiapan bukan merupakan bagian dari kerangka sampel Susenas.
2.2.3. Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga Rumah Tangga Biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami atau tinggal bersama di sebagian atau seluruh bangunan fisik/bangunan sensus dan biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola menjadi
.id
satu. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu
s. go
bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu
Anggota Rumah Tangga
.b p
rumah tangga biasa.
adalah semua orang yang biasanya bertempat
w
w
tinggal di suatu rumah tangga, baik yang pada waktu pencacahan berada di
tp :// w
rumah tangga tersebut maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak berniat pindah.
ht
Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah (akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih). Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat menetap dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah tangga yang sedang dicacah tersebut. Pemuda adalah penduduk berumur 15-35 tahun. Kawin adalah mempunyai isteri (bagi pria) atau suami (bagi wanita) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri.
14
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Cerai hidup adalah berpisah
sebagai suami-isteri karena bercerai dan
belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi mengaku pernah hamil, dianggap sebagai cerai hidup. Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum kawin lagi. Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk pria dan wanita pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan
.id
dengan banyaknya penduduk pria per 100 wanita.
s. go
Buta Huruf adalah tidak dapat membaca surat atau kalimat sederhana dengan suatu huruf, termasuk huruf Braille. Orang cacat yang pernah dapat
.b p
membaca dan menulis digolongkan tidak buta huruf.
w
Angka Partisipasi Sekolah adalah nilai perbandingan (dalam persen)
tp :// w
w
banyaknya penduduk yang bersekolah terhadap total penduduk, menurut batasan umur sekolah pada setiap jenjang pendidikan formal. Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang pendidikan
ht
tertinggi yang sudah ditamatkan oleh seseorang yang sudah tidak sekolah lagi atau jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki dan ditamatkan oleh seseorang yang masih bersekolah. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah adalah sekolah dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (sekolah luar biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong). Sekolah
Lanjutan
Pertama
(SMP)/Madrasah
Tsanawiyah/Sederajat/
Kejuruan adalah sekolah lanjutan tingkat pertama baik umum maupun kejuruan, madrasah tsanawiyah atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun, sekolah luar biasa menengah pertama, sekolah kepandaian putri atau SKP, sekolah menengah ekonomi pertama/SMEP, sekolah tehnik (ST), sekolah kesejahteraan keluarga pertama/SKKP, sekolah ketrampilan kejuruan,
Statistik Pemuda Indonesia 2008
15
sekolah usaha tani, sekolah pertanian menengah pertama, sekolah guru Bantu/SGB, pendidikan guru agama/PGA, kursus pegawai administrasi atau KPA, pendidikan pegawai urusan peradilan agama). SM/Sekolah Menengah Umum (SMU)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SM Kejuruan)/Madrasah Aliyah/Sederajat adalah Sekolah Menengah Umum (SMU), sekolah kejuruan setingkat SMU(SMEA, SMPS, SGO dll), Madrasah Aliyah atau yang sederajat (HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA)). Diploma/Sarjana adalah program DI/DII/DIII atau mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda, program pendidikan diploma IV,
.id
sarjana pada suatu perguruan tinggi, program pendidikan pasca sarjana
s. go
(master atau doctor), spesialis 1 atau 2 pada suatu perguruan tinggi. Angkatan Kerja adalah penduduk 10 tahun ke atas yang selama seminggu
.b p
sebelum pencacahan mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara
w
tidak bekerja, atau yang sedang mencari pekerjaan.
tp :// w
w
Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, atau melakukan kegiatan lainnya. Dapat juga berarti tidak
ht
melakukan kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Bekerja
adalah
kegiatan
melakukan
pekerjaan
dengan
maksud
memperoleh/membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu sebelum pencacahan. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi). Menganggur adalah mereka yang termasuk angkatan kerja tetapi tidak bekerja Mencari Pekerjaan adalah kegiatan dari mereka yang bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan; atau mereka yang dibebas tugaskan
16
Statistik Pemuda Indonesia 2008
dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila
seseorang
telah/sedang
melakukan
tindakan
nyata
seperti
mengumpulkan modal atau alat, mencari lokasi, mengurus surat ijin usaha,
.id
dsb.
s. go
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase angkatan
w
Jumlah Angkatan Kerja —————————————————— X 100% Jumlah Penduduk Usia Kerja
tp :// w
w
TPAK =
.b p
kerja terhadap penduduk usia kerja, dengan rumus :
Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas. Namun
ht
untuk publikasi ini umur dibatasi 15-35 tahun. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/perusahaan/ instansi tempat seseorang bekerja. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, misalnya berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dibantu buruh tetap, atau buruh/karyawan. Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja. Tingkat Pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang aktif mencari pekerjaan dan tidak sedang mempunyai pekerjaan, dengan rumus: TPT =
Jumlah Orang yang Mencari Pekerjaan ————————————————————————— X 100% Jumlah Angkatan Kerja
Statistik Pemuda Indonesia 2008
17
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit, kecelakaan, kriminal dll. Sakit adalah menderita penyakit baik akut maupun kronis atau gangguan kesehatan lainnya yang menyebabkan aktifitas kerja terganggu. Orang yang mempunyai keluhan kesehatan (misalnya masuk angin atau pilek) tetapi kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap tidak sakit.
2.3.
Keterbatasan Data Disadari ada keterbatasan data yang digunakan dalam penyajian
publikasi ini. Penjelasan berikut diharapkan dapat lebih memperjelas dan
.id
mempermudah bagi pengguna dan pembaca publikasi ini dalam menafsirkan
s. go
data yang disajikan.
a. Data Susenas 2008 mencakup 457 kabupaten/kota yang ada di seluruh
.b p
Indonesia
w
b. Survei-survei dengan pendekatan rumah tangga yang diselenggarakan
w
Badan Pusat Statistik (BPS) termasuk Susenas hanya mencakup
tp :// w
populasi yang tinggal di suatu rumah tangga biasa. Penduduk yang
ht
tinggal di rumah tangga khusus tidak dicakup.
2.4.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis
deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel ulasan sederhana dan visualisasi berupa gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Analisis yang disajikan disertai dengan analisis diferensial untuk melihat perbedaan pola serta gambaran antar daerah perkotaan dan perdesaan serta antar wilayah provinsi. Selain itu disertakan juga analisis tren
dalam
upaya
memperoleh
gambaran
secara
rinci
mengenai
kecenderungan perkembangan kegiatan sosial budaya selama beberapa periode waktu. Pada bagian akhir publikasi ini dilengkapi pula dengan tabel lampiran untuk melihat data pada tingkat provinsi.
18
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
PROFIL DEMOGRAFIS PEMUDA
Statistik Pemuda Indonesia 2008
19
.id s. go .b p w w tp :// w ht 20
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p w w tp :// w
ht
Profil Demografis Pemuda Indonesia merupakan sebuah negara yang termasuk dalam peringkat lima besar jumlah penduduk tertinggi didunia. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki multi etnis dan budaya yang sangat beragam. Fakta ini adalah sebuah aset yang sangat berharga bila dapat dikelola dengan sebaikbaiknya. Demikian halnya dengan generasi muda atau pemuda yang merupakan SDM yang mempunyai potensi yang sangat besar sebagai modal pembangunan baik dari aspek kuantitas maupun produktvitasnya. Secara kuantitas dapat dilihat dari komposisi penduduk Indonesia dimana penduduk usia muda (penduduk yang berusia 15–35 tahun) menempati urutan kedua sebagai penduduk dengan jumlah terbesar setelah kelompok penduduk usia 35 tahun ke atas. Dengan jumlahnya yang begitu besar, pemuda mempunyai peran yang sangat penting dan strategis pada semua aspek pembangunan. Di
Statistik Pemuda Indonesia 2008
21
sisi lain jumlah pemuda yang sangat besar juga dapat menjadi beban bagi pembangunan, bila jumlah pemuda yang besar tersebut tidak terserap dalam proses pembangunan. Pada publikasi ini, batasan yang digunakan untuk mendefinisikan pemuda adalah berdasarkan umur yaitu 15-35 tahun. Beberapa negara mempunyai batasan pemuda yang berbeda, secara internasional WHO menyebut pemuda sebagai young people dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut adolescenea atau remaja. Negara Canada memberikan batasan
after age 24, youth are no longer eligible for
adolescent social services, sehingga batasan pemuda paling tinggi 24 tahun. Dalam kategori ini, dibedakan antara remaja (13-19 tahun) dan dewasa muda (20-24 tahun) sesuai dengan perkembangan sosial, psikologi dan kesehatan.
.id
Sedangkan secara harfiah, kamus Websters, Princeton mengartikan bahwa
s. go
youth yang diterjemahkan sebagai pemuda, adalah the time of life between
.b p
childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a
w
young person. Dari semua definisi ini, dapat diinterpretasikan bahwa pemuda
tp :// w
w
merupakan individu dengan karakter yang dinamis, bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural (Dra. Titin Supenti, MA. Kondisi
ht
Tenaga Kerja Pemuda).
Kondisi pemuda di Indonesia secara lebih rinci dapat dilihat secara kuantitas maupun kualitasnya. Secara kuantitas, dapat dilihat melalui komposisi
jumlah
penduduk
usia
15-35
tahun
dengan
berbagai
karakteristiknya. Pada bagian ini akan dilihat gambaran mengenai struktur demografis pemuda dari beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Sedangkan kualitas pemuda dapat dilihat berdasarkan pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan yang dibahas pada bab-bab berikutnya.
22
Statistik Pemuda Indonesia 2008
3.1.
Jumlah Pemuda Penduduk usia muda adalah bagian dari kelompok penduduk usia
produktif yang sangat potensial bagi penunjang kegiatan ekonomi. Sepertiga lebih penduduk Indonesia merupakan kelompok pemuda. Jumlah pemuda yang relatif banyak, merupakan potensi/aset yang besar sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan dalam pembangunan. Pemuda akan menempati
posisi
yang penting dan
strategis,
baik sebagai
pelaku
pembangunan maupun penerus pembangunan di masa datang. Berdasarkan hasil Susenas 2008 diperkirakan pemuda Indonesia berjumlah sekitar 78,72 juta jiwa atau sekitar 34,52 persen dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan yang saat ini berjumlah lebih dari 228
.id
juta orang (Tabel 3.1.1). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga
s. go
penduduk Indonesia didominasi oleh golongan penduduk muda usia. Di lain pihak jika dibandingkan dengan komposisi kelompok penduduk usia lainnya,
.b p
persentase jumlah penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun dan lebih
tp :// w
w
w
dari 35 tahun masing-masing sebesar 29,13 persen dan 36,35 persen.
Tabel 3.1.1. Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2008 Kelompok Umur (Tahun)
Perkotaan+Perdesaan Jumlah % Penduduk (4) (5)
Perdesaan
(1)
(2)
(3)
< 15
13,35
15,78
29,13
66,420,348
15 – 35
17,68
16,84
34,52
78,715,621
> 35
17,28
19,07
36,35
82,882,931
Total
48,31
51,69
100,00
228,018,900
10 +
48,79
51,21
100,00
184,418,666
15 +
49,33
50,67
100,00
161,598,552
ht
Perkotaan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
23
3.2.
Struktur Pemuda Menurut Jenis Kelamin Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan jumlah penduduk yang
besar
bukan
merupakan
sebuah
jaminan
bagi
keberhasilan
suatu
pembangunan. Peningkatan pertumbuhan penduduk yang besar tanpa adanya peningkatan kesejahteraan justru bisa menjadi bencana, yang pada gilirannya
dapat
menimbulkan
gangguan
terhadap
program-program
pembangunan yang sedang dilaksanakan. Pemerintah berupaya menekan laju pertumbuhan
penduduk
melalui
Program
Keluarga
Berencana
yang
dicanangkan di akhir tahun 1960-an, yang salah satu tujuannya mempercepat penurunan angka kelahiran untuk mengatasi masalah peledakan penduduk. Upaya tersebut telah menunjukkan keberhasilan, salah satunya ditunjukkan dengan menurunnya beban/angka ketergantungan penduduk usia muda,
.id
struktur dalam keluarga (jumlah keluarga mengecil) dan orangtua mulai
s. go
mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan
.b p
dan kualitas anak-anaknya.
Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya
w
w
kesejahteraan penduduk, jumlah pemudapun ikut meningkat. Tabel 3.2.1
tp :// w
secara umum memperlihatkan persentase komposisi pemuda dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Gambaran pemuda di daerah perkotaan dan perdesaan
ht
menunjukkan bahwa persentase pemuda perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda laki-laki. Pada tahun 2008 persentase pemuda perempuan sebesar 50,76 persen sedangkan pemuda laki-laki sebesar 49,24 persen. Pola yang serupa terjadi di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan dengan persentase yang relatif sama.
24
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 3.2.1. Persentase Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2004-2008 2004
2006
Tipe Daerah
2008
L
P
L
P
L
P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Perkotaan
48,90
51,10
49,25
50,75
48,92
51,08
Perdesaan
49,87
50,13
49,98
50,02
49,58
50,42
Kota + Desa
49,42
50,58
49,64
50,36
49,24
50,76
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2004-2008
.id
Jumlah pemuda laki-laki pada tahun 2008 cenderung lebih sedikit
s. go
dibandingkan dengan jumlah pemuda perempuan. Hal tersebut tercermin
.b p
dari rasio jenis kelamin pemuda yang nilainya kurang dari 100, seperti ditunjukkan Tabel 3.2 pada lampiran. Rasio jenis kelamin pemuda pada
w
tahun 2008 adalah sebesar 97,01. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-
tp :// w
w
rata untuk setiap 100 pemuda perempuan terdapat sekitar 97 pemuda lakilaki. Hal ini mengisyaratkan agar dalam setiap penyusunan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah juga senantiasa mempertimbangkan faktor
ht
jender. Sebaran rasio jenis kelamin pemuda bila dilihat menurut provinsi pada tahun 2008 menunjukkan ada beberapa provinsi yang memiliki rasio jenis kelamin pemuda lebih dari 100, dengan kata lain jumlah pemuda lakilaki lebih besar dibandingkan jumlah pemuda perempuan. Provinsi yang memiliki rasio jenis kelamin lebih dari 100 adalah Provinsi Jambi (100,19), Sumatera Selatan (100,60), Lampung (107,07), Bangka Belitung (106,15), DI. Yogyakarta
(103,99),
Kalimantan
Barat
(101,80),
Kalimantan
Tengah
(100,28), Kalimantan Timur (104,20), Sulawesi Utara (104,58), Sulawesi Tengah (100,12) dan Maluku (101,52).
Statistik Pemuda Indonesia 2008
25
3.3.
Struktur Pemuda Menurut Tipe Daerah Keadaan geografis serta luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
(NKRI)
turut
berperan
terhadap
pemerataan
hasil-hasil
pembangunan. Kesenjangan terhadap hasil pembangunan sangat terasa terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari pusat kota. Pola hidup penduduk yang berbeda antara yang tinggal di pusat kota dan yang jauh dari pusat kota serta tingkat kemajuan ekonomi, menjadi daya tarik tersendiri untuk tinggal diperkotaan. Ini hanyalah salah satu faktor yang menyebabkan orang
melakukan
urbanisasi.
Faktor
lainnya
seperti
keinginan
mengembangkan diri (peningkatan pendidikan), anggapan bahwa kota menjanjikan kehidupan yang lebih baik, tersedianya lapangan kerja/usaha yang lebih luas dan tersedianya fasilitas pendidikan maupun fasilitas-fasilitas
.id
lain. Disisi lain, di daerah perkotaan penuh dengan tantangan/persaingan
s. go
hidup, sedangkan di perdesaan peluang untuk bekerja di sektor pertanian
.b p
kurang begitu diminati walaupun tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan pendidikan formal tinggi.
w
w
Dilihat perkembangannya dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006,
tp :// w
pemuda yang tinggal di daerah perdesaan masih lebih banyak dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Keadaan yang sebaliknya terjadi
lebih
besar
ht
pada tahun 2008, dimana persentase pemuda daerah perkotaan menjadi dibandingkan
dengan
daerah
perdesaan
(Tabel
3.3.1.).
Persentase pemuda di daerah perkotaan tercatat sebesar 51,22 persen, lebih besar daripada di daerah perdesaan (48,78 persen). Pola yang seragam terjadi baik pada pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan. Sekitar 50,88 persen pemuda laki-laki tinggal di daerah perkotaan dan 49,12 persen tinggal di daerah perdesaan. Sementara persentase pemuda perempuan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 51,54 persen sedangkan di daerah perdesaan sebesar 48,46 persen.
26
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 3.3.1. Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2004-2008 Jenis Kelamin (1)
2004
2006
2008
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Laki-laki
45,77
54,23
45,92
54,08
50,88
49,12
Perempuan
46,74
53,26
46,64
53,36
51,54
48,46
Laki-laki + Perempuan
46,26
53,74
46,28
53,72
51,22
48,78
.id
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2004-2008
s. go
Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan salah satu permasalahan dalam suatu proses
.b p
pembangunan. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sebaran
w
penduduk yang tidak merata. Kondisi ini terjadi pula pada kelompok
w
penduduk berusia muda seperti yang disajikan pada Tabel 3.3.2. Seperti
pemuda
tp :// w
halnya penduduk Indonesia yang sebagian besar berada di pulau Jawa, sebagai
komponen
terbesar
penduduk
juga
lebih
banyak
ht
terkonsentrasi di pulau Jawa (56,22 persen). Ini berarti separuh lebih pemuda berada di pulau Jawa, sisanya berturut-turut tersebar di pulau Sumatera (22,45 persen), Sulawesi (7,38 persen), Kalimantan (6,38 persen) dan pulau-pulau lainnya seperti Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (7,56 persen). Penyebaran
pemuda
yang
tidak
merata
menurut
wilayah,
menunjukkan bahwa tingkat kepadatan pemuda pada masing-masing wilayah berbeda. Perbedaan ini perlu disesuaikan dengan kebijakan pemerintah secara proporsional.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
27
Tabel 3.3.2 Persentase Pemuda menurut Pulau/Kepulauan dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 Pulau/ Kepulauan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
Sumatera
22,70
22,20
22,45
Jawa
56,15
56,29
56,22
Kalimantan
6,51
6,26
6,38
Sulawesi
7,26
7,50
7,38
Kepulauan Lainnya
7,37
7,75
7,56
100,00
100,00
100,00
Indonesia
.id
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
s. go
Berdasarkan jumlah pemuda menurut distribusi provinsi (Tabel 3.1
.b p
pada lampiran), tiga provinsi yang memiliki jumlah pemuda terbanyak yaitu Jawa Barat (14,15 juta), Jawa Timur (11,29 juta) dan Jawa Tengah (10,02
w
juta). Sebaliknya, tiga provinsi yang memiliki jumlah pemuda paling sedikit
tp :// w
w
yaitu Papua Barat (0,26 juta), Gorontalo (0,32 juta) dan Maluku Utara (0,35
3.4.
ht
juta).
Struktur Pemuda Menurut Kelompok Umur Distribusi
penduduk
menurut
umur
memperlihatkan
dampak
pengendalian angka kematian bayi dan perkembangan usia harapan hidup yang biasa digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dalam analisis ini struktur umur pemuda pada tahun 2008 disajikan pada Gambar 3.4.1. Komposisi pemuda menurut kelompok umur persentasenya relatif hampir sama. Pemuda pada kelompok umur 30-35 tahun menjadi komponen terbesar dengan persentase sebesar 27,88 persen, diikuti pemuda kelompok umur 1519 tahun dengan persentase sekitar 25,67 persen, kelompok umur 25-29 tahun sebesar 24,10 persen dan kelompok umur 20-24 tahun sebesar 22,35 persen. Keberadaan pemuda pada kelompok umur 30-35 tahun sebagai komponen terbesar juga terlihat baik di daerah perdesaan maupun
28
Statistik Pemuda Indonesia 2008
perkotaan. Di daerah perdesaan pemuda kelompok umur 30-35 tahun tercatat sebesar 28,52 persen, kemudian kelompok umur 15-19 tahun sebesar 26,52 persen, kelompok umur 25-29 tahun sebesar 23,74 persen dan kelompok umur 20-24 tahun sebesar 21,21 persen. Demikian pula untuk daerah perkotaan, persentase pemuda yang berada pada kelompok umur 3035 tahun masih menjadi yang terbesar dengan persentase 27,26 persen, diikuti kelompok umur 15-19 tahun sebesar 24,86 persen, kelompok umur 2529 tahun sebesar 24,45 persen dan kelompok umur 20-24 tahun sebesar 23,42 persen.
Gambar 3.4.1. Persentase Pemuda menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah, Tahun 2008
.id
Persen 26,52 24,86
25,67
25
23,42 21,21
28,52 27,88
24,45 23,74 24,10
.b p
20
22,35
27,26
s. go
30
w
w
15
tp :// w
10 5
ht
0 15-19
20-24 Perkotaan
25-29 Kelompok Umur (th) Perdesaan
30-35 Perkotaan+Perdesaan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
3.5.
Struktur Perkawinan Tingkat pendidikan dan budaya suatu wilayah mempengaruhi umur
perkawinan pertama suatu masyarakat. Dalam UU No. 1 tahun 1974 Pasal 7 ayat (1) dinyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Kenyataannya masih terdapat perkawinan diusia
Statistik Pemuda Indonesia 2008
29
muda yang umumnya terjadi di daerah perdesaan terutama pada penduduk perempuan. Hasil Susenas tahun 2008 menunjukkan bahwa separuh lebih pemuda (50,35 persen) berstatus kawin, seperti yang terlihat pada Gambar 3.5.1. Selain itu, persentase pemuda yang berstatus belum kawin juga relatif besar (47,88 persen) hanya berbeda sedikit dengan pemuda yang berstatus kawin. Sisanya adalah mereka yang berstatus cerai hidup/mati (1,76 persen). Berdasarkan Gambar 3.5.1 dapat diketahui persentase pemuda menurut status perkawinan dan jenis kelamin. Pada gambar tersebut terlihat adanya perbedaan pola status perkawinan antara pemuda laki-laki dan pemuda perempuan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa jenis kelamin
Gambar 3.5.1. Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Status Perkawinan, Tahun 2008
.b p
Persen 100
s. go
.id
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola perkawinan.
w
90
70
50 40
57,50
58,92 50,35
47,88
38,55
ht
60
tp :// w
w
80
41,53
30 20 10 0,97
2,53
1,76
0 Kawin Status Perkawinan
Belum Kawin Laki-laki
Perempuan
Cerai Hidup/mati
Laki-laki+Perempuan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Sebanyak separuh lebih pemuda perempuan (58,92 persen) berstatus kawin, sedangkan pemuda laki-laki dengan status kawin hanya 41,53 persen. Kondisi tersebut berkebalikan dengan pemuda berstatus belum kawin, dimana sebagian besar pemuda laki-laki (57,50 persen) berstatus belum kawin dan pemuda perempuan yang belum kawin sebesar 38,55 persen.
30
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Perbedaan kedua angka ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa pemuda perempuan pada umumnya lebih cepat menikah dan lebih banyak yang sudah berkeluarga dibandingkan dengan pemuda laki-laki. Gambaran mengenai pemuda berdasarkan status perkawinan, tipe daerah dan jenis kelamin disajikan pada Gambar 3.5.2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa di daerah perkotaan, perbandingan pemuda laki-laki dan perempuan yang berstatus kawin sangat mencolok. Persentase pemuda laki-laki yang berstatus kawin hanya sebesar 38,29 persen sedangkan untuk pemuda perempuan mencapai 52,76 persen. Pola yang relatif sama terjadi di
Gambar 3.5.2. Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
s. go
80
Perkotaan 9
w
,8 60
,98 ,88 44 31
,8 8
6
10
0, 82
20
53
,47
ht
30
,83 44
65
2, 6
40
,29 38
Perdesaan
2, 41
50
,76 52
tp :// w
Persen
60
w
70
.b p
90
1, 13
100
.id
daerah perdesaan.
0 Laki-laki
Perempuan Belum kawin
Laki-laki Kawin
Perempuan
Cerai Hidup/mati
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Sementara itu, di daerah perdesaan pemuda perempuan yang berstatus kawin (65,47 persen) cukup signifikan jika dibandingkan dengan pemuda perempuan yang berstatus belum kawin (31,88 persen). Jika diperhatikan hal ini sesuai dengan pola budaya kita dimana perkawinan muda umumnya terjadi pada penduduk perempuan dan juga lebih banyak terjadi di daerah perdesaan. Bila diperhatikan menurut kelompok umur (Tabel 3.5.1.), pada pemuda Statistik Pemuda Indonesia 2008
31
berstatus pernah kawin (berstatus kawin dan cerai hidup maupun cerai mati), nampak masih terdapat pemuda yang pernah kawin pada kelompok usia termuda (15-19 tahun). Keadaan ini terutama terjadi di daerah perdesaan dengan persentase mencapai 8,04 persen, sedangkan di daerah perkotaan persentasenya hanya sebesar 3,84 persen. Padahal kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur yang seharusnya masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Tabel 3.5.1. Persentase Pemuda yang Pernah Kawin menurut Kelompok Umur, Tipe daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 Perkotaan
(4)
Perem -puan (6)
6,26
3,84
1,98
15,19
41,55
28,68
25,12
25 – 29
52,87
77,41
65,43
30 – 35
82,42
90,78
86,72
Lakilaki (8)
Perempuan (9)
.id
20 – 24
L+P (7)
L+P (10)
14,80
8,04
1,69
10,42
5,96
.b p
1,38
67,64
46,79
19,80
53,61
37,07
65,91
89,50
78,21
59,07
83,28
71,57
89,95
95,94
93,03
86,17
93,36
89,87
w
15 – 19
Perkotaan+Perdesaan
Lakilaki (5)
L+P
w
Perem -puan (3)
tp :// w
(1)
Lakilaki (2)
Perdesaan
s. go
Kelompok Umur
ht
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Berdasarkan Tabel 3.5.1 juga terlihat pula bahwa pemuda perempuan di daerah perdesaan yang menikah pada usia muda (15-19 tahun) jauh lebih besar dibandingkan pemuda laki-laki yaitu 14,80 persen berbanding 1,98 persen. Pola yang serupa juga terjadi di perkotaan, meskipun persentasenya lebih kecil dibandingkan di perdesaan. Persentase pemuda perempuan umur 15-19 tahun di perkotaan yang pernah kawin persentasenya sebesar 6,26 persen, sedangkan pemuda laki-laki hanya 1,38 persen.
3.6.
32
Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Statistik Pemuda Indonesia 2008
Dalam sebuah rumah
tangga, kesejahteraan, kebahagiaan dan
kedamaian tidak terlepas dari peran serta dari seluruh anggota rumah tangga, terutama kepala rumah tangganya. Sosok kepala rumah tangga sangat berperan dalam menentukan arah dan kelangsungan sebuah rumah tangga. Kepala rumah tangga bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota rumah tangganya, karenanya kepala rumah tangga banyak berperan dalam pengambil keputusan di dalam rumah tangganya. UU No. 1 thn 1974 tentang Perkawinan, pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat; (2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum; (3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah
.id
tangga.
s. go
Peran kepala rumah tangga adalah sebagai penguasa utama rumah
.b p
tangga yang memiliki hak-hak istimewa dan otoritas terbesar dalam keluarga. Anggota keluarga lain termasuk isteri harus tunduk kepada penguasa utama
w
tersebut. Laki-laki dalam posisinya sebagai suami dan ayah merupakan figur
tp :// w
w
sentral dalam keluarga. Kewibawaan, harga diri, dan status sosial ayah atau suami harus dijaga oleh anggota keluarga karena atribut-atribut tersebut sangat menentukan status dan kedudukan keluarga dalam masyarakat
ht
(Kusujiarti, dalam Abdullah, 1997 ).
Statistik Pemuda Indonesia 2008
33
Persen 100
Gambar 3.6.1. Persentase Pemuda Kepala Rumah Tangga menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
90 80 70 60 50 40
33,37
30,81
32,07
30
3,42
17,13 2,65
1,82
0
Perdesaan
Perkotaan
Perempuan
.b p
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Laki-laki+Perempuan
.id
Laki-laki
Perkotaan+Perdesaan
s. go
10
17,46
16,82
20
w
Hasil Susenas 2008 menunjukkan bahwa dari seluruh pemuda di
w
Indonesia, sekitar 17,13 persen diantaranya berstatus sebagai kepala rumah
tp :// w
tangga (Gambar 3.6.1). Laki-laki sebagai kepala rumah tangga sangat mendominasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terjadi karena
ht
biasanya posisi kepala rumah tangga diperuntukkan bagi kaum laki-laki. Ini terbukti karena bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase pemuda laki-laki sebagai kepala rumah tangga (32,07 persen) jauh lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan yang berstatus kepala rumah tangga (2,65 persen). Gambaran yang serupa terjadi baik pada pemuda di daerah perkotaan maupun perdesaan.
34
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 3.6.1 Persentase Pemuda yang Berstatus Kepala Rumah Tangga menurut Kelompok Umur, Tipe daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 Kelompok Umur
Perkotaan
Pedesaan Lakilaki (5)
(1)
Lakilaki (2)
Perempuan (3)
15 – 19
1,42
1,46
1,44
0,66
0,28
0,48
1,02
0,88
0,96
20 – 24
12,37
5,77
8,99
11,59
1,05
6,22
12,01
3,59
7,71
25 – 29
37,46
3,04
19,85
43,30
2,11
21,82
40,24
2,59
20,80
30 – 35
68,06
3,51
34,86
74,70
3,47
37,99
71,37
3,49
36,42
L+P (4)
Perempuan (6)
Perkotaan+Pedesaan L+P (7)
Lakilaki (8)
Perempuan (9)
L+P (10)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
.id
Berdasarkan kelompok umur, seperti diperlihatkan pada Tabel 3.6.1
s. go
tampak bahwa semakin meningkat umur pemuda, semakin tinggi pula
.b p
persentase yang menjadi kepala rumah tangga. Kondisi ini sejalan dengan pemuda yang sudah berstatus kawin. Pada kelompok umur 15-19 tahun,
w
pemuda yang berstatus sebagai kepala rumah tangga kurang dari satu persen
tp :// w
w
dan kelompok umur 20-24 tahun sebesar 7,71 persen. Pada kelompok umur yang lebih tua persentase yang menjadi kepala keluarga meningkat, yaitu kelompok umur 25-29 tahun sebesar 20,80 persen dan sebesar 36,42 persen
ht
merupakan kelompok umur 30-35 tahun. Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan. Kecenderungan ini terjadi karena pada umumnya pemuda pada kelompok umur yang lebih tua sudah berstatus kawin. Selain itu status sebagai kepala keluarga juga lebih diprioritaskan pada mereka yang dituakan.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
35
.id s. go .b p w w tp :// w ht 36
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
PENDIDIKAN PEMUDA
Statistik Pemuda Indonesia 2008
37
.id s. go .b p w w tp :// w ht 38
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p w w tp :// w ht
Pendidikan Pemuda
Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Karena itu, pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yang mewajibkan negara bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Pendidikan menjadi landasan kuat yang diperlukan untuk meraih kemajuan bangsa di masa depan, bahkan lebih penting lagi sebagai bekal dalam menghadapi era globalisasi yang sarat dengan Statistik Pemuda Indonesia 2008
39
persaingan antar bangsa yang berlangsung sangat ketat. Dengan demikian, pendidikan menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi karena merupakan faktor determinan bagi suatu bangsa untuk bisa memenangi kompetisi global. Berbagai studi menunjukkan bahwa pendidikan bukan saja penting untuk membangun masyarakat terpelajar yang menjelma dalam wujud massa kritis (critical mass), tetapi juga dapat menjadi landasan yang kuat untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja yang memiliki ilmu pengetahuan, menguasai teknologi dan mempunyai keahlian serta keterampilan. Tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan yang memadai akan memberi kontribusi pada peningkatan produktivitas secara nasional. Pada dasarnya generasi muda atau pemuda merupakan bagian dari
.id
kelompok usia produktif, oleh karena itu pemuda diharapkan memiliki
s. go
pendidikan yang berkualitas sebagai bekal agar mampu berperan aktif dalam
Agar
kebutuhan
.b p
pembangunan. pendidikan
yang
berkualitas
dapat
terpenuhi,
merujuk pada konvensi internasional mengenai pendidikan
tp :// w
pendidikan yang
w
w
khususnya bagi generasi muda, pemerintah merumuskan pembangunan
atau berkaitan dengan pembangunan pendidikan {seperti pendidikan Untuk
ht
Semua (Education For All), Konvensi Hak Anak (Convention on the Right of Child), Millenium Development Goals (MDGs), dan World Summit on Sustainable Development} dan dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas, kebijakan pembangunan pendidikan pada tahun 2008 mencakup (i) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (ii) Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dan (iii) Pemantapan good governance, yang dirinci antara lain sebagai berikut: memperluas akses pendidikan dasar bermutu yang lebih merata dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada penduduk miskin, masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan, daerah tertinggal dan terpencil, daerah konflik, wilayah kepulauan dan masyarakat penyandang cacat melalui penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS), pembangunan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan lainnya termasuk pembangunan SD-SMP dan MI-MTs satu atap, serta pembangunan asrama murid dan mess guru di daerah terpencil. Meningkatkan pemerataan dan
40
Statistik Pemuda Indonesia 2008
mutu pendidikan menengah seluas-luasnya baik melalui jalur formal maupun non fomal, yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat melalui penyediaan beasiswa untuk siswa miskin, dan pengembangan kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri sebagai upaya meningkatkan relevansi pendidikan menengah dengan kebutuhan pasar kerja. Pada bab ini akan dibahas mengenai partisipasi pendidikan pemuda, untuk melihat kualitas pemuda, akses dan partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan. Indikator pendidikan yang akan diteliti antara lain mencakup angka partisipasi sekolah, angka buta huruf, rata-rata lama sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Partisipasi Pendidikan
.id
4.1.
s. go
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan derajat pendidikan, namun demikian pembangunan pendidikan masih
.b p
dihadapkan pada sejumlah permasalahan, terutama yang berkaitan dengan perluasan akses dan pemerataan pendidikan pada jalur formal. Peran aktif
w
w
masyarakat dalam meningkatkan akses pendidikan bagi segala lapisan
tp :// w
masyarakat sangat diperlukan. Pemuda yang merupakan bagian dari masyarakat, diharapkan lebih dapat berperan aktif dalam partisipasi
ht
pendidikan mengingat perannya yang sangat dominan dalam keberhasilan sebuah pembangunan. Partisipasi pendidikan pemuda berupa akses pemuda pada kegiatan pendidikan (formal) dapat dilihat melalui indikator partisipasi sekolah, yang memberikan indikasi peran serta dan kontribusi pemuda dalam kegiatan pendidikan (formal). Rendahnya akses pemuda pada kegiatan sekolah ditunjukkan oleh persentase pemuda yang tidak pernah sekolah terhadap populasi pemuda secara keseluruhan. Semakin tinggi persentase pemuda yang tidak pernah sekolah menunjukkan akses pemuda pada kegiatan sekolah yang semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Hasil Susenas 2008 menunjukkan bahwa kurang dari 2 persen pemuda tidak pernah mengakses pendidikan, 82 persen pemuda saat ini berstatus tidak sekolah lagi dan 16 persen sedang bersekolah. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemuda sudah pernah mengakses pendidikan. Statistik Pemuda Indonesia 2008
41
Sasaran pembangunan pendidikan sampai dengan tahun 2009 adalah meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat, yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dapat dilihat melalui tiga aspek utama yaitu pemerataan berdasarkan tipe daerah, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
Tabel 4.1.1. Partisipasi Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2004-2008 Partisipasi Sekolah
2004
2006
2008
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1,42
2,62
2,03
1,42
2,16
1,13
1,82
1,48
Masih Sekolah
16,90
14,80
15,83
17,06
17,16
15,90
16,52
Tdk sklh lagi
81,68
82,58
82,13
81,52
81,71
82,28
82,00
s. go
1,79
w
.b p
15,42 16,23
82,43 81,98
w
Tdk/blm prnh sklh
.id
L (2)
(1)
tp :// w
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2004-2008
ht
Pada Tahun 2004, 2006 dan 2008 diperoleh gambaran bahwa pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi laki-laki dan perempuan sesuai dengan RPJM 2004-2009 masih belum mencapai hasil yang diharapkan dimana secara nasional pendidikan pemuda laki-laki terlihat lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan (Tabel 4.1.1). Selama periode tahun 2004 hingga tahun 2008 dapat dilihat bahwa persentase pemuda perempuan yang tidak/belum pernah
sekolah
lebih tinggi
dibandingkan
dengan
persentase pemuda laki-laki. Pola yang sama terjadi juga pada pemuda yang tidak bersekolah lagi, dimana persentase pemuda perempuan yang tidak sekolah lagi lebih besar dari pada persentase pemuda laki-laki. Sebaliknya terjadi pada pemuda yang masih sekolah, pemuda perempuan yang masih bersekolah persentasenya lebih rendah daripada pemuda laki-laki.
42
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Pendidikan pemuda terlihat membaik, terbukti dengan menurunnya persentase pemuda yang tidak/belum pernah sekolah. Pada tahun 2004 pemuda yang tidak/belum pernah sekolah persentasenya tercacat sebesar 2,03 persen kemudian turun menjadi 1,48 persen pada tahun 2008. Pada tahun 2004, persentase pemuda yang tidak bersekolah lagi sebesar 82,13 persen, persentasenya berkurang menjadi 82,00 persen pada tahun 2008. Sebaliknya pemuda yang masih sekolah naik dari 15,83 persen pada tahun 2004 menjadi 16,52 persen pada tahun 2008.
Gambar 4.1.1. Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Tipe Daerah, Tahun 2008 Persen
.id
100 90
83,86
70
.b p
60
w
50
w
40 19,15
20
0
0,61
tp :// w
30
10
82,00
s. go
80,23 80
2,38
Perkotaan
ht
16,52
13,76
Tdk/blm pernah sklh
1,48 Perdesaan
Masih sekolah
Perkotaan+Perdesaan Tdk sklh lagi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Bila dikaji berdasarkan tipe daerah, secara umum terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan antara partisipasi pendidikan pemuda di perkotaan dan di perdesaan (Gambar 4.1.1). Hal ini membuktikan adanya indikasi belum meratanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan antara daerah perkotaan dan perdesaan. Seperti yang tersaji pada Gambar 4.1.1, partisipasi sekolah pemuda di daerah perkotaan masih jauh lebih baik dibandingkan dengan rekan mereka yang tinggal di daerah perdesaan. Persentase pemuda yang pernah bersekolah di perkotaan tercatat sebesar 99,38 persen, lebih besar dibandingkan di daerah perdesaan yang hanya
Statistik Pemuda Indonesia 2008
43
sebesar 97,62 persen. Sebaliknya, pemuda yang tidak pernah/belum bersekolah di daerah perdesaan (2,38 persen) besarnya mencapai hampir empat kali lipat dibandingkan dengan pemuda yang tidak pernah sekolah di perkotaan yang hanya sebesar 0,61 persen. Dilihat dari distribusi sebarannya tiap provinsi, partisipasi pendidikan pemuda di berbagai provinsi menunjukkan persentase yang bervariasi (Tabel 4.2.3 Lampiran). Persentase pemuda yang tidak/belum pernah sekolah angkanya berkisar antara 0,35 persen hingga 4,75 persen kecuali di Provinsi Papua yang persentasenya mencapai sebesar 25,85 persen. Persentase pemuda yang tidak sekolah lagi sebarannya berkisar antara 68,95 persen hingga 86,21 persen kecuali di Provinsi Papua, dimana persentase pemuda yang tidak sekolah lagi persentasenya paling rendah yaitu sebesar 58,31
s. go
.id
persen.
Untuk melihat seberapa banyak penduduk berusia sekolah yang sudah
.b p
memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada, dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada umur tertentu. Indikator ini dikenal dengan Angka
w
w
Partisipasi Sekolah (APS). Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti
tp :// w
menunjukkan adanya keberhasilan dibidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Dalam
ht
kajian ini, Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai persentase pemuda yang masih bersekolah terhadap jumlah populasi pemuda secara keseluruhan tanpa memperhatikan jenjang atau tingkat pendidikan yang sedang dijalaninya. Tabel 4.1.2. secara rinci menyajikan APS menurut kelompok usia sekolah, tipe daerah dan jenis kelamin. Secara umum akses masyarakat pada pendidikan juga dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin atau jender. APS pemuda laki-laki masih lebih tinggi dibanding pemuda perempuan. Jika dilihat menurut kelompok umur nampak bahwa pada usia 15 tahun, APS perempuan sedikit lebih tinggi dibanding APS laki-laki. Keadaan sebaliknya terjadi pada kelompok umur di atasnya, dimana APS untuk laki-laki cenderung lebih tinggi dari perempuan. Kecenderungan makin menurunnya APS penduduk perempuan pada usia yang semakin tinggi ini diduga berkaitan dengan kurang tersedianya sarana maupun prasarana untuk jenjang
44
Statistik Pemuda Indonesia 2008
pendidikan yang lebih tinggi di lokasi sekitar tempat tinggal mereka. Sehingga
untuk
transportasi
dapat
untuk
bersekolah,
mencapai
mereka
sekolah.
harus
Faktor
lain
menggunakan yang
juga
alat turut
mempengaruhi kondisi tersebut adalah adanya “sex preference” yang cenderung mengutamakan anak laki-laki untuk bersekolah dibandingkan dengan perempuan (BPS, 2002). Tabel 4.1.2 Angka Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008 Kelompok Umur
Perkotaan
Perkotaan + Perdesaan
(4)
(5)
80,98 82,18 81,58
67,26 69,80 68,47
73,46 75,74 74,58
16-18
Laki-laki Perempuan L+P
62,93 60,90 61,91
19-24
Laki-laki Perempuan L+P
25-35
Laki-laki Perempuan L+P
Jumlah ( 15 - 35 )
Laki-laki Perempuan L+P
ht
.id
(3)
Laki-laki Perempuan L+P
54,81 54,59 54,70
17,75 17,09 17,41
7,24 6,12 6,68
12,83 12,05 12,43
1,74 1,21 1,47
0,69 0,69 0,69
1,23 0,96 1,09
19,84 18,72 19,27
14,76 13,25 14,00
17,35 16,07 16,70
s. go
47,26 47,94 47,58
w
w
.b p
(2)
Perdesaan
15
tp :// w
(1)
Jenis Kelamin
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Faktor umur mempengaruhi tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan sekolah. Pada Tabel 4.1.2 terlihat bahwa semakin meningkatnya umur maka angka partisipasi sekolah cenderung semakin menurun. APS pemuda yang berusia 15 tahun tercatat sebesar 74,58 persen. Kemudian, APS pemuda pada kelompok umur di atasnya menunjukkan tren yang semakin menurun, yaitu untuk pemuda usia 16–18 tahun sebesar 54,70 persen, lalu untuk pemuda usia 19–24 tahun sebesar 12,43 persen dan untuk pemuda usia 25-35 tahun hanya sebesar 1,09 persen. Statistik Pemuda Indonesia 2008
45
Pola penurunan APS serupa ini merupakan pola yang secara umum banyak ditemukan dalam berbagai penelitian yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Pola umum tersebut antara lain dipengaruhi oleh kecenderungan bahwa pada jenjang pendidikan yang semakin tinggi memerlukan biaya pendidikan yang semakin mahal serta adanya kecenderungan pada sebagian besar penduduk untuk menikah atau bekerja pada usia yang semakin tinggi.
4.2. Angka Buta Huruf Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, adalah kemampuan baca tulis atau kemelek-aksaraan (literacy) penduduk dewasa, kemelek-aksaraan adalah salah satu indikator keberhasilan dalam bidang
.id
pendidikan. Upaya pemerintah atau keseriusan dan komitmennya terhadap
s. go
kemelek-aksaraan tertuang dalam PP No. 7 tahun 2006 tentang RPJM 20042009 bahwa salah satu target pembangunan pendidikan adalah menurunnya
Secara
operasional
perhatian
w
2009.
.b p
angka buta aksara penduduk 15 tahun ke atas menjadi 5 persen di tahun khusus
mengenai
buta
aksara
tp :// w
w
ditindaklanjuti dalam Inpres RI No. 5 Tahun 2008 tentang Gerakan Nasional Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GN-PWPPBA). Persentase penduduk buta aksara juga merupakan komponen
ht
penting dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Jika buta aksara masih tetap tinggi, maka IPM juga akan tetap rendah. Sebaliknya, jika buta aksara rendah menandakan IPM naik. Dengan semakin berkurangnya penduduk yang mengalami buta huruf, menandakan taraf pendidikan masyarakat
yang
semakin
maju
sekaligus
menunjukkan
taraf
hidup
masyarakat yang semakin meningkat. Berbagai kebijakan pemerintah dalam hal pemberantasan buta aksara telah dilakukan diantaranya adalah kursus A-B-C, Program Pemberantasan Buta Huruf Fungsional dan saat ini yang paling populer yaitu melalui program Keaksaraan Fungsional yang dijalankan oleh pemerintah sejak tahun 1995. Program ini dimaksudkan untuk memberantas kebutaaksaraan dengan fokus kegiatan belajar melalui diskusi, membaca, menulis, berhitung dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam aktifitas yang berkaitan dengan
46
Statistik Pemuda Indonesia 2008
kebutuhan keseharian. Untuk memotivasi dan adanya rasa penghargaan atas mereka yang mengikuti kegiatan keaksaraan, pemerintah bahkan sekarang telah memberikan sertifikat “SUKMA” (Surat Keterangan Melek Aksara) bagi yang telah selesai mengikuti kegiatan keaksaraan fungsional. Persentase pemuda buta huruf menurut tipe daerah dan jenis kelamin berdasarkan hasil Susenas dari tahun 2004 hingga 2008, disajikan pada Tabel 4.2.1. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa persentase pemuda yang buta huruf selama kurun waktu 2004 hingga 2008 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2004, pemuda yang buta huruf tercatat sebesar 1,97 persen, angka tersebut turun menjadi 1,78 persen pada tahun 2006, kemudian pada tahun 2008 kembali turun menjadi sebesar 1,00 persen. Rendahnya angka buta huruf pemuda menunjukkan semakin membaiknya
.id
kemampuan minimal yang dimiliki pemuda, dalam hal ini kemampuan
.b p
s. go
membaca dan menulis.
L (1)
(2)
tp :// w
2004
Tipe Daerah
w
w
Tabel 4.2.1. Persentase Pemuda yang Buta Huruf menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2004-2008 2006
2008
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1,08
0,85
0,59
0,84
0,72
0,17
0,35
0,27
0,61
Perdesaan
2,10
3,76
2,93
2,16
3,25
2,70
1,17
2,39
1,79
Perkotaan + Perdesaan
1,42
2,50
1,97
1,44
2,13
1,78
0,66
1,34
1,00
ht
Perkotaan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2004-2008
Tabel 4.2.1 juga menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis pemuda di daerah perkotaan lebih baik dibandingkan dengan pemuda di daerah perdesaan. Hasil Susenas 2008 menunjukkan bahwa persentase pemuda yang buta huruf di daerah perkotaan berada di bawah 1,00 persen sedangkan di perdesaan persentasenya masih sekitar 1,79 persen (laki-laki 1,17 persen dan perempuan 2,39 persen). Hal ini menunjukkan bahwa hampir Statistik Pemuda Indonesia 2008
47
100 persen pemuda di perkotaan sudah melek huruf. Keadaan tersebut terjadi di seluruh provinsi dan secara rinci dapat dilihat pada tabel Lampiran 4.3. Sementara itu, dapat dilihat berdasarkan hasil Susenas tahun 2008 bahwa angka buta huruf pemuda perempuan tercatat 2 kali lipat lebih tinggi dari angka buta huruf pemuda laki-laki (1,34 persen berbanding 0,66 persen). Keadaan tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Di daerah perkotaan ada sekitar 0,17 persen pemuda laki-laki yang buta huruf sedangkan untuk pemuda perempuan mencapai sebesar 0,35 persen. Begitu pula di daerah perdesaan, untuk pemuda laki-laki yang buta huruf sebesar 1,17 persen sedangkan pemuda perempuan persentasenya lebih tinggi lagi yaitu sebesar 2,39 persen. Pola angka buta huruf pemuda perempuan yang
.id
lebih tinggi dari angka buta huruf pemuda laki-laki menunjukkan adanya
s. go
indikasi bahwa masih terdapat kesenjangan antara penduduk laki-laki dan
w
.b p
perempuan dalam belajar atau menuntut ilmu.
tp :// w
w
Tabel 4.2.2. Persentase Pemuda yang Buta Huruf menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008 Jenis Kelamin
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
ht
Kelompok Umur 15-24
Laki-laki Perempuan L+P
0,13 0,14 0,14
0,80 1,15 0,97
0,46 0,62 0,54
25-35
Laki-laki Perempuan L+P
0,21 0,55 0,39
1,53 3,47 2,53
0,85 1,99 1,44
Jumlah ( 15 - 35 )
Laki-laki Perempuan L+P
0,17 0,35 0,27
1,17 2,39 1,79
0,66 1,34 1,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Di sisi lain, nampak bahwa umur pemuda merupakan salah satu faktor yang juga turut mempengaruhi pola angka buta huruf pemuda. Seperti yang
48
Statistik Pemuda Indonesia 2008
terlihat pada Tabel 4.2.2, angka buta huruf pemuda cenderung semakin meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya umur pemuda. Angka buta huruf pemuda pada kelompok umur 15-24 tahun adalah sebesar 0,54 persen. Pada kelompok umur yang lebih tua yaitu kelompok umur 25-35 tahun, angka buta huruf pemuda menjadi lebih tinggi lagi yaitu sebesar 1,44 persen. Kecenderungan semakin meningkatnya angka buta huruf pemuda pada usia yang semakin tinggi ini secara umum juga terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan serta untuk pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan.
4.3.
Rata-rata Lama Sekolah Indikator pendidikan lainnya yang biasa digunakan sebagai tolok ukur
.id
untuk melihat keberhasilan program pembangunan pendidikan adalah rata-
merupakan indikator
s. go
rata lama sekolah (mean years of schooling). Indikator rata-rata lama sekolah output pendidikan yang dikembangkan UNDP pada
.b p
tahun 1990 dalam rangka penyusunan komponen Indeks Pembangunan
w
Manusia (IPM).
diperlukan
untuk
menyelesaikan
tp :// w
yang
w
Indikator rata-rata lama sekolah menunjukkan jumlah tahun efektif suatu
jenjang
pendidikan.
Penghitungan rata-rata lama sekolah dilakukan tanpa memperhatikan apakah
ht
seseorang memerlukan waktu yang lebih cepat atau lebih lambat dalam menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Sesuai dengan konsep tersebut maka lama sekolah untuk seseorang yang tamat SD adalah 6 tahun, SMP kelas 1 adalah 7 tahun, tamat SMP adalah 9 tahun dan seterusnya. Salah satu sasaran pemerintah dalam bidang pendidikan adalah dicanangkannya gerakan nasional penuntasan wajib belajar 9 tahun. Pencapaian sasaran tersebut untuk para pemuda secara umum pada tahun 2008 dapat dikatakan telah mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Berdasarkan Gambar 4.3.1 dapat diketahui bahwa secara nasional rata-rata lama sekolah pemuda telah mencapai 9 tahun. Angka ini mengandung arti bahwa rata-rata pendidikan maksimal yang telah dicapai para pemuda hingga tahun 2008 adalah kelas 3 SMP. Dengan kata lain, program wajib belajar 9
Statistik Pemuda Indonesia 2008
49
tahun yang dicanangkan oleh pemerintah secara umum telah berhasil dituntaskan oleh pemuda pada tahun 2008. Akan tetapi bila dirinci menurut tipe daerah, pemerataan pendidikan belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh semua pemuda. Ternyata hanya pemuda di daerah perkotaan saja yang telah berhasil melampaui sasaran program wajib belajar 9 tahun. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata lama sekolah pemuda di daerah perkotaan yang mencapai 10,16 tahun (Gambar 4.3.1). Sebaliknya, program tersebut untuk pemuda yang berada di daerah perdesaan masih belum mencapai hasil yang diharapkan karena rata-rata lama sekolah pemuda perdesaan baru mencapai 8,00 tahun. Sejalan dengan kenyataan itu, program wajib belajar 9 tahun seyogyanya lebih difokuskan pada masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan termasuk juga para
s. go
.id
pemudanya.
Gambar 4.3.1. Rata-rata Lama Sekolah menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2008 (dalam Tahun)
.b p
12 10,21
w
9,11
9,03 8,00
7,88
tp :// w
8 6
ht
Tahun
w
9,18 8,12
4
10,16
10,12
10
2 0 Laki-laki
Perempuan Perkotaan
Perdesaan
Laki-laki+Perempuan
Perkotaan + Perdesaan
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Selain berdasarkan tipe daerah, pemerataan pendidikan juga harus memperhatikan kesetaraan jender. Hal ini diperlukan karena masih adanya perbedaan rata-rata lama sekolah antara pemuda laki-laki dengan pemuda perempuan meskipun perbedaannya relatif kecil, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.1. Rata-rata lama sekolah untuk pemuda laki-laki yang mencapai 9,18 tahun masih lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda
50
Statistik Pemuda Indonesia 2008
perempuan yang hanya mencapai 9,03 tahun. Kondisi tersebut juga terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Rata-rata lama sekolah pemuda di perkotaan masing-masing mencapai 10,21 tahun untuk laki-laki dan sebesar 10,12 tahun untuk perempuan. Di daerah perdesaan rata-rata lama sekolah untuk laki-laki sebesar 8,12 tahun dan perempuan sebesar 7,88 tahun.
4.4. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan. Persentase pemuda menurut jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis kelamin tersaji pada
.id
Gambar 4.4.1. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa secara umum
s. go
pendidikan yang dicapai oleh sebagian besar pemuda hanya sampai pada tingkat atau jenjang pendidikan SD dan SMP dengan persentase masing-
berhasil
menamatkan
pendidikannya
pada
perguruan
tinggi
w
yang
.b p
masing sebesar 29,04 persen dan sebesar 29,13 persen. Sedangkan pemuda
tp :// w
w
persentasenya masih kurang dari 6 persen.
35
Gambar 4.4.1. Persentase Pemuda menurut Pendidikan Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 Tertinggi yang
30
27,89
ht
29,55 30,56
30,16 28,71
29,04
27,42
29,13
28,97
25 Pe20 rs en 15
10 5,77 5
1,82
1,13 0
6,52
5,38
5,10
Laki-laki Tdk/blm pernah sekolah
5,57
5,82
1,48 Perempuan Tdk tmt SD
SD
Laki-laki+Perempuan SMP
SM
Dipl/Sarjana
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
51
Gambar 4.4.1 juga memperlihatkan bahwa pada jenjang pendidikan yang semakin tinggi, persentase pemuda yang tamat sekolah semakin kecil. Keadaan ini secara umum mencerminkan masih rendahnya tingkat pendidikan pemuda di Indonesia. Disamping itu masih terdapat pula pemuda yang tidak/belum pernah sekolah (1,48 persen) dan tidak/belum tamat Sekolah Dasar (5,57 persen). Berdasarkan hasil Susenas tahun 2008 diketahui bahwa dalam bidang pendidikan menunjukkan perkembangan yang meningkat jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2004. Perkembangan tersebut terlihat baik bagi penduduk laki-laki maupun perempuan, artinya semakin banyak orang yang bisa menikmati pendidikan dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dilihat menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan yang ditamatkan
.id
pemuda laki-laki dan pemuda perempuan masing-masing mempunyai pola
s. go
yang berbeda. Secara umum persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan
.b p
pemuda laki-laki untuk tingkat SD, SMP maupun SM semakin meningkat seiring dengan tingginya tingkat pendidikan yaitu masing-masing sebesar
terjadi
w
berkebalikan
pada
jenjang
pendidikan
pemuda
tp :// w
cenderung
w
27,89 persen, 29,55 persen dan 30,56 persen. Kondisi yang berbeda bahkan
perempuan. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh pemuda perempuan, persentase perempuan yang tamat semakin menurun. Persentase
ht
pemuda perempuan yang tamat SD sebesar 30,16 persen, tamat SMP sebesar 28,71 persen dan tamat SM sebesar 27,42 persen. Pada tingkat pendidikan yang lebih rendah, terlihat bahwa pemuda perempuan yang tamat SD persentasenya lebih besar daripada pemuda lakilaki (30,16 persen berbanding 27,89 persen). Namun pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, persentase pemuda laki-laki lebih besar daripada pemuda perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat pendidikan yang
ditamatkan
pemuda
laki-laki
masih
lebih
tinggi
dari
pemuda
perempuan. Kondisi ini dapat menunjukkan bahwa laki-laki masih lebih diprioritaskan dalam mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
52
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 4.4.1.
Tipe Daerah/ Jenis Kelamin (1)
Perkotaan Laki-laki Perempuan L+P Perdesaan Laki-laki Perempuan L+P
Persentase Pemuda Menurut Tipe daerah, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008
Tdk/Blm Pernah Sekolah
Tdk/Blm Tamat SD
SD
SMP
SM
Akademi/ Perguruan Tinggi
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
0,49 0,73 0,61
3,11 2,77 2,94
19,67 21,55 20,63
27,92 28,10 28,01
40,79 36,92 38,82
8,01 9,94 9,00
100,00 100,00 100,00
1,78 2,98 2,38
8,52 8,15 8,33
36,41 39,31 37,87
31,24 29,37 30,30
19,96 17,30 18,62
2,08 2,89 2,49
100,00 100,00 100,00
5,77 5,38 5,57
27,89 30,16 29,04
29,55 28,71 29,13
30,56 27,42 28,97
5,10 6,52 5,82
100,00 100,00 100,00
1,13 1,82 1,48
.b p
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
s. go
Laki-laki Perempuan L+P
.id
Perkotaan + Perdesaan
w
Dilihat berdasarkan status pendidikan tampak bahwa pemuda di
w
daerah perkotaan masih lebih baik tingkat pendidikannya dibandingkan
tp :// w
dengan rekan mereka di perdesaan. Di daerah perkotaan, persentase pemuda yang tamat SMP sebesar 28,01 persen, SM sebesar 38,82 persen dan PT
ht
sebesar 9,00 persen, sedangkan di daerah perdesaan persentase pemuda yang tamat SMP sebesar 30,30 persen, SM sebesar 18,62 persen dan PT sebesar 2,49 persen. Sebaliknya, persentase pemuda di perdesaan yang menamatkan pendidikan pada tingkat yang lebih rendah (SD) tercatat hampir dua kali lipat lebih besar dari persentase pemuda di perkotaan (37,87 persen berbanding 20,63 persen), begitu pula dengan mereka yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD (Tabel 4.4.1). Dilihat sebarannya menurut provinsi, seperti yang disajikan pada Tabel 4.4.1 sampai dengan 4.4.3 dalam lampiran, jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan para pemuda cenderung berbeda antara provinsi yang satu dengan yang lain. Pemuda yang jenjang pendidikan tertingginya tamat SM, persentase tertinggi berada di Provinsi DI. Yogyakarta (44,49 persen), DKI. Jakarta (44,15 persen) dan Kepulauan Riau (38,67 persen).
Statistik Pemuda Indonesia 2008
53
.id s. go .b p w w tp :// w ht 54
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p
ht
tp :// w
w
w
KETENAGAKERJAAN
Statistik Pemuda Indonesia 2008
55
.id s. go .b p w w tp :// w ht 56
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p w w tp :// w ht
Ketenagakerjaan Pekerjaan merupakan salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan manusia, baik secara materi maupun non materi. Pada pekerjaan selalu melekat simbol-simbol status pekerjaan yang mendasari pandangan seseorang terhadap pekerjaan tersebut. Contoh, dalam masyarakat tradisional atau perdesaan lekat dengan pekerjaan pertanian, sementara itu ciri-ciri pada masyarakat kota adalah dengan modernitasnya, seperti menurut Henry Pirenne (dalam Kuntowijoyo, 2006), ialah dominasi kegiatan non pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Lebih spesifiknya kota-kota, menurut Statistik Pemuda Indonesia 2008
57
Kuntowijoyo, hidup dari perdagangan dan industri, sedangkan perdesaan dari pertanian. Terlepas dari simbol-simbol tersebut di atas, pekerjaan itu sendiri merupakan kebutuhan asasi setiap warga negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaan”.
Dalam
amandemen UUD 1945 tentang ketenagakerjaan juga disebutkan dalam Pasal 28d UUD 1945. Hal tersebut berimplikasi pada kewajiban negara untuk memfasilitasi warga negara agar dapat memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk itu perlu perencanaan yang matang di bidang ketenagakerjaan guna mewujudkan kewajiban negara tersebut. Perencanaan dan pembangunan di bidang ketenagakerjaan tidak terlepas dari isu generasi muda atau pemuda karena merupakan salah satu
strategis
dalam
pembangunan
ekonomi.
s. go
peran
.id
kelompok penting dalam masyarakat yang dinamis dan energik yang memiliki Sesuai
dengan
kelompok
pemuda
relatif
lebih
.b p
karakteristiknya, dilihat dari segi usia, tenaga dan kemampuan berfikir, berpotensi
dalam
memasuki
dunia
w
ketenagakerjaan dibandingkan dengan kelompok penduduk lainnya. Pemuda
tp :// w
w
memiliki peluang yang lebih luas dan merupakan generasi pewaris masa depan bangsa. Oleh karena itu isu tentang pemuda ini perlu menjadi pemikiran dan menjadi prioritas dalam agenda pembangunan melalui
ht
penyusunan berbagai kebijakan dan program di bidang ketenagakerjaan, khususnya upaya peningkatan kesempatan kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan baru, secara strategis dan efektif yang diprioritaskan pada upaya pemberdayaan pemuda. Hal ini menjadi fokus perhatian karena bila tidak ditangani dengan baik akan merugikan perkembangan suatu negara di masa yang akan datang. Guna mendukung menyusun program dan kebijakan ketenagakerjaan pemuda, pada bab ini akan dibahas mengenai partisipasi pemuda dalam kegiatan ekonomi, tingkat pengangguran, lapangan usaha, status pekerjaan dan
kualitas
pendidikan
pekerja.
Pembahasan
kondisi
dan
situasi
ketenagakerjaan pemuda pada bagian ini akan memberikan gambaran secara makro
mengenai
peranan
dan
kontribusi
pemuda
dalam
kegiatan
pembangunan ekonomi. Peranan dan kontribusi mereka antara lain dapat
58
Statistik Pemuda Indonesia 2008
dilihat dari status pekerjaan, tingkat optimalisasi sumberdaya dilihat dari jumlah jam kerja dalam seminggu dan besarnya sumber daya pemuda yang belum terpakai (tingkat pengangguran).
5.1. Partisipasi dalam Kegiatan Ekonomi Berdasarkan kegiatan sehari-harinya, penduduk usia kerja termasuk juga para pemuda secara keseluruhan diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan kelompok penduduk usia kerja yang aktif melakukan kegiatan ekonomi yang mencakup mereka yang melakukan kegiatan bekerja dan mereka yang aktif mencari pekerjaan. Sejalan dengan itu, peranan dan kontribusi pemuda
.id
dalam kegiatan ekonomi sangat ditentukan oleh partisipasi para pemuda
s. go
dalam kegiatan angkatan kerja.
Salah satu indikator yang biasa digunakan dalam ketenagakerjaan
.b p
adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK merupakan salah satu
w
ukuran yang sering dipakai untuk melihat fluktuasi yang terjadi dalam suatu
w
masyarakat yang berkenaan dengan partisipasi penduduk usia kerja dalam
tp :// w
kegiatan ekonomi. TPAK didefinisikan sebagai perbandingan antara penduduk yang terlibat dalam kegiatan ekonomi atau disebut angkatan kerja (bekerja
tahun ke atas).
ht
atau mencari pekerjaan) terhadap seluruh penduduk usia kerja (berumur 15
Statistik Pemuda Indonesia 2008
59
Gambar 5.1.1. TPAK Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
90
80,67 80
78,44
75,77
70
64,15
62,33
63,31
Persen
60 50
49,22
47,49
48,29
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
40 30 20 10 0 Perempuan
Laki-laki+Perempuan
.id
Laki-laki
s. go
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
.b p
Keterlibatan pemuda dalam pembangunan ekonomi pada tahun 2008 relatif cukup besar, hal ini dapat dilihat dari TPAK pemuda yang mencapai
w
w
63,31 persen. Angka ini menunjukkan bahwa dari setiap 100 pemuda, sekitar
tp :// w
63 orang diantaranya aktif melakukan berbagai kegiatan ekonomi. Gambar 5.1.1 juga menunjukkan bahwa TPAK pemuda di daerah perkotaan tercatat
ht
sebesar 62,33 persen, sedangkan di perdesaan tercatat sebesar 64,15 persen. Angka tersebut menggambarkan bahwa partisipasi pemuda dalam kegiatan ekonomi di perdesaan tampak lebih tinggi dibandingkan pemuda di perkotaan. Pola partisipasi pemuda dalam kegiatan ekonomi juga nampak dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Gambar 5.1.1 memperlihatkan TPAK pemuda laki-laki (78,44 persen) yang jauh lebih tinggi dari TPAK pemuda perempuan (48,29 persen). Kecenderungan serupa juga ditemukan baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Di perkotaan, TPAK pemuda laki-laki tercatat sebesar 75,77 persen, sedangkan untuk pemuda perempuan hanya 49,22 persen. Begitu pula di daerah perdesaan, TPAK pemuda laki-laki (80,67 persen) lebih besar dari pemuda perempuan (47,49 persen). Kesenjangan yang terjadi antara TPAK pemuda perempuan dengan TPAK pemuda laki-laki, kemungkinan
60
disebabkan
perempuan
lebih
banyak
yang
kegiatannya
Statistik Pemuda Indonesia 2008
mengurus rumah tangga sehingga sangat terbatas untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, tingkat pendidikan perempuan yang rata-rata lebih rendah dari laki-laki lebih membatasi peluang perempuan untuk bersaing dengan laki-laki di pasar kerja. Bahkan masih ada indikasi bias jender di bidang ketenagakerjaan. Tabel 5.1.1 menyajikan TPAK pemuda menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Bila diperhatikan menurut kelompok umur, TPAK pemuda tertinggi berada pada kelompok umur 30-35 tahun yaitu sebesar 75,70 persen, sedangkan terendah pada kelompok umur 15-19 tahun sebesar 35,61 persen.
Berdasarkan
tabel
tersebut
juga
dapat
dilihat
bahwa
ada
kecenderungan TPAK pemuda semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya usia pemuda. Ini merupakan hal yang wajar, mengingat pada
.id
usia yang lebih tua seorang pemuda sudah mulai produktif bekerja mencari
s. go
nafkah bagi keluarganya. Di lain pihak, mereka yang berada pada kelompok
.b p
umur yang lebih muda (15-19 tahun) merupakan kelompok usia sekolah dan mereka bukan sebagai penanggung jawab utama dalam usaha mencari nafkah
w
bagi keluarganya. Tanggung jawab mereka yang utama adalah meningkatkan
depan.
Tabel 5.1.1
ht
tp :// w
w
pengetahuan dan ketrampilan bagi persiapan kehidupan mereka di masa
TPAK Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2008
Kelompok Umur (tahun)
Jenis Kelamin
15-35
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 35
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki
40,63
83,91
95,43
97,52
78,44
Perempuan
30,22
53,90
54,42
54,82
48,29
Laki-laki + Perempuan
35,61
68,73
74,55
75,70
63,31
(1)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
61
Pola peningkatan TPAK seiring dengan peningkatan usia juga terlihat pada pemuda laki-laki, dimana pada kelompok umur 15-19 tahun tercatat TPAKnya sebesar 40,63 persen dan meningkat terus sampai dua kali lipat pada kelompok umur 30-35 tahun (97,52 persen), sedangkan untuk pemuda perempuan TPAKnya relatif sama di semua kelompok umur kecuali kelompok umur muda. Berdasarkan Tabel 5.1.1 dapat juga dilihat bahwa pada setiap kelompok umur, TPAK pemuda laki-laki cenderung lebih tinggi dari pemuda perempuan. Selain itu terlihat pula kesenjangan TPAK antara pemuda lakilaki dengan perempuan yang semakin besar seiring dengan meningkatnya umur. Pada kelompok umur 15-19 tahun kesenjangan TPAK pemuda laki-laki dengan pemuda perempuan mencapai 10 persen, sedangkan pada kelompok
.id
umur 30-35 tahun kesenjangan tersebut meningkat menjadi lebih dari 40
.b p
s. go
persen.
70
tp :// w
80
w
w
Gambar 5.1.2. Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
62,95
60
72,47 68,14 56,50
54,12
Persen
50
ht
51,31
39,97
40,40
40,20
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
40 30 20 10 0 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Gambar 5.1.2 menunjukkan bahwa dari seluruh populasi pemuda terdapat 54,12 persen pemuda yang bekerja. Jika diperinci berdasarkan komposisi daerah tempat tinggal nampak bahwa di daerah perdesaan
62
Statistik Pemuda Indonesia 2008
persentase pemuda yang bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda di daerah perkotaan (56,50 persen berbanding 51,31 persen). Tingginya persentase pemuda yang bekerja di daerah perdesaan, diduga karena struktur perekonomian di daerah perdesaan yang masih didominasi oleh sektor pertanian. Sektor ini lebih banyak menyerap tenaga kerja terutama para pemuda, karena sektor tersebut relatif mudah untuk dimasuki. Di sektor pertanian biasanya tidak terlalu menuntut kualifikasi atau persyaratan tertentu bagi tenaga kerja yang akan memasuki pasar kerja seperti pendidikan, ketrampilan, pengalaman maupun keahlian khusus. Berbeda dengan jenis pekerjaan yang tersedia di perkotaan yang lebih banyak terkonsentrasi pada sektor-sektor sekunder (perdagangan, industri, konstruksi, dll). Sehingga tidak semua pemuda di perkotaan dapat terserap,
.id
karena pada sektor-sektor tersebut dituntut spesifikasi keterampilan dan
s. go
tingkat pendidikan tertentu bagi para pekerjanya.
.b p
Gambar 5.1.2 memperlihatkan bahwa pemuda laki-laki yang bekerja persentasenya hampir dua kali lipat lebih tinggi daripada pemuda perempuan
w
w
(68,14 persen berbanding 40,20 persen). Keadaan yang sama berlaku baik di
tp :// w
daerah perkotaan maupun perdesaan. Gambaran tersebut dapat berindikasi
ht
adanya ketidaksetaraan jender.
5.2. Lapangan Usaha Pengembangan
sumber
daya
manusia
sebagai
sumber
daya
pembangunan serta pelaku pembangunan, harus memiliki etos kerja yang produktif,
terampil,
kreatif,
disiplin
dan
profesional,
serta
mampu
menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan IPTEK. Oleh karenanya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi tuntutan yang sangat mendesak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini mutlak diperlukan agar sumber daya manusia yang siap memasuki pasar kerja dapat terserap dan berorientasi kepada lapangan usaha atau lapangan kerja yang ada. Disatu sisi komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha mencerminkan struktur perekonomian dan potensi perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Informasi tersebut juga dapat memberikan gambaran Statistik Pemuda Indonesia 2008
63
kasar
mengenai
kualitas
sumber
daya
penduduk,
ketrampilan yang dikuasai. Semakin tinggi
terutama
tingkat
ketrampilan yang dikuasai,
semakin tinggi minat mereka untuk bekerja diluar sektor pertanian yang menghasilkan upah/gaji lebih tinggi. Dari hasil Sakernas 2008, diketahui bahwa lapangan usaha pertanian mempunyai peran yang sangat strategis bagi ketenagakerjaan Indonesia, tidak terkecuali bagi penyerapan tenaga kerja pemuda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemuda Indonesia yang masih sangat terkonsentrasi pada profesi petani, seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2.1 dimana secara rata-rata 34,56 persen pemuda diantaranya bekerja atau berusaha di lapangan usaha pertanian. Keunggulan lapangan usaha pertanian terbukti paling lentur dan telah menjadi semacam katup pengaman bagi "kelebihan" tenaga kerja di
.id
sektor formal bukan pertanian yang mengalami guncangan akibat dampak
s. go
krisis ekonomi. Karenanya tidak realistis jika lapangan usaha pertanian justru
w
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, Tahun 2008
Lapangan Usaha (1)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
(2)
(3)
(4)
6,83
55,92
34,56
31,86
13,56
21,52
Industri
21,80
10,82
15,60
Jasa
19,62
6,96
12,47
Transportasi & Komunikasi
9,20
5,10
6,89
Konstruksi
6,36
5,41
5,82
Keuangan
3,25
0,60
1,75
Pertambangan & Galian
0,76
1,51
1,18
Listrik, Gas, & Air
0,33
0,12
0,21
100,00
100,00
100,00
Perdagangan
Jumlah
ht
Pertanian
tp :// w
w
Tabel 5.2.1
.b p
diabaikan dalam kerangka perencanaan pembangunan makro.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Sektor berikutnya yang juga banyak menyerap tenaga kerja pemuda adalah sektor perdagangan dan sektor industri, yaitu masing-masing sebesar
64
Statistik Pemuda Indonesia 2008
21,52 persen dan 15,60 persen (Tabel 5.2.1). Sektor-sektor yang relatif sedikit menyerap tenaga kerja pemuda adalah sektor listrik, gas dan air (0,21 persen), pertambangan dan galian (1,18 persen) dan keuangan (1,75 persen). Jika dilihat berdasarkan tipe daerah, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.2.1 sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja pemuda di perkotaan berturut-turut adalah sektor perdagangan, industri dan jasa dengan persentase masing-masing sebesar 31,86 persen, 21,80 persen dan 19,62 persen. Sementara di daerah perdesaan, sektor yang mempunyai peran cukup besar dalam menunjang kegiatan perekonomian adalah sektor pertanian. Dari seluruh pemuda di perdesaan, separuh lebih (55,92 persen) pemuda bekerja pada sektor pertanian, sedangkan pemuda yang bekerja pada sektor perdagangan dan industri, masing-masing hanya sebesar 13,56 persen dan
s. go
.id
10,82 persen.
.b p
Tabel 5.2.2 Persentase Pemuda yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin Tahun 2008
Laki-laki
w
w
Lapangan Usaha
(2)
tp :// w
(1)
ht
Pertanian Perdagangan Industri Jasa Transportasi & Komunikasi Konstruksi Keuangan Pertambangan & Galian Listrik, Gas, & Air Jumlah
35,85 17,92 13,73 10,23 9,41 9,00 1,85 1,71 0,30 100,00
Perempuan (3)
32,39 27,58 18,74 16,22 2,63 0,48 1,60 0,29 0,06 100,00
Laki-laki+ Perempuan (4)
34,56 21,52 15,60 12,47 6,89 5,82 1,75 1,18 0,21 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Dilihat menurut jenis kelamin, pada sektor transportasi/komunikasi dan konstruksi, proporsi laki-laki jauh lebih besar dibandingkan perempuan. Pemuda laki-laki yang bekerja pada sektor transportasi/komunikasi sebesar 9,41 persen atau empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan (2,63 persen). Pemuda laki-laki yang bekerja di sektor konstruksi Statistik Pemuda Indonesia 2008
65
sebesar 9,00 persen atau 18 kali lipat lebih tinggi dibandingkan perempuan (0,48 persen). Perbedaan yang cukup berarti antara pemuda laki-laki dan pemuda perempuan juga terjadi pada sektor perdagangan, industri dan jasa. Pada sektor-sektor tersebut tampaknya lebih diminati oleh pemuda perempuan, ini terlihat dari persentase pemuda perempuan yang jauh lebih tinggi daripada pemuda laki-laki yaitu masing-masing sebesar 27,58 persen, 18,74 persen dan 16,22 persen, sedangkan pada sektor yang sama pemuda laki-laki hanya sebesar 17,92 persen, 13,73 persen dan 10,23 persen (Tabel 5.2.2).
.id
5.3. Status Pekerjaan
s. go
Dalam pembangunan terjadi suatu proses perubahan mendasar yang bersifat struktural. Perubahan ini dapat mencakup kependudukan dan
.b p
ketenagakerjaan yang disebabkan oleh kemajuan dibidang ekonomi serta
w
ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Dibidang ekonomi sendiri di masa
w
yang akan datang diperkirakan akan terjadi pergeseran yang mulanya
tp :// w
didominasi sektor pertanian beralih ke sektor non pertanian. Hal tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi pula pergeseran struktur sosial dibidang
ht
ketenagakerjaan, salah satunya adalah perubahan penyebaran tenaga kerja. Pola penyebaran tenaga kerja yang diserap oleh lapangan pekerjaan sangat tergantung dari kualitas SDM nya. SDM yang berkualitas tinggi baik dari segi kesehatan, pendidikan, keahlian dan ketrampilan akan mempunyai tingkat produktivitas yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan SDM yang kurang berkualitas. Sebagai tolok ukur tingkat produktivitas kerja salah satunya dapat dilihat dari status pekerjaan. Distribusi pemuda yang bekerja menurut status pekerjaan menggambarkan jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan. Status pekerjaan dibagi menjadi enam, yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap, berusaha dibantu buruh tetap, buruh/karyawan, pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar. Distribusi pemuda yang bekerja menurut status pekerjaan dan tipe daerah disajikan pada Tabel 5.3.1.
66
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.3.1
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tipe Daerah, Tahun 2008
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+ Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
19,58
17,11
18,18
8,28
16,03
12,66
2,40
1,64
1,97
54,46 6,61 8,68
20,87 14,58 29,76
35,48 11,11 20,59
100,00
100,00
100,00
Berusaha Sendiri Berusaha dibantu Buruh Tdk Tetap Berusaha dibantu Buruh Tetap Buruh/Karyawan Pekerja Bebas Pekerja Tidak Dibayar Jumlah
s. go
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
.id
Status Pekerjaan
.b p
Tabel 5.3.1 memperlihatkan bahwa sebagian besar pemuda yang bekerja berstatus sebagai buruh/karyawan (35,48 persen), pekerja tidak
w
w
dibayar (20,59 persen) dan berusaha sendiri (18,18 persen). Bila dilihat
tp :// w
menurut tipe daerah, mayoritas pemuda di perkotaan bekerja sebagai buruh/karyawan (54,46 persen) dan sebesar 19,58 persen berusaha sendiri. Sedangkan di daerah perdesaan, hampir sepertiga pemuda yang bekerja, sebagai
pekerja
ht
berstatus
tidak
dibayar
(29,76
persen),
sebagai
buruh/karyawan sebesar 20,87 persen.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
67
Tabel 5.3.2 Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Jenis Kelamin Tahun 2008
Status Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
19,90
15,30
18,18
14,36
9,81
12,66
2,66
0,82
1,97
34,92 13,72 14,45
36,43 6,72 30,93
35,48 11,11 20,59
100,00
100,00
100,00
Berusaha Sendiri Berusaha dibantu Buruh Tdk Tetap Berusaha dibantu Buruh Tetap Buruh/Karyawan Pekerja Bebas Pekerja Keluarga Jumlah
.id
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
s. go
Persentase terbesar pekerja pemuda baik laki-laki maupun pemuda perempuan bekerja sebagai buruh/karyawan. Pemuda laki-laki yang bekerja
.b p
sebagai buruh/karyawan mencapai 34,92 persen dan pemuda perempuan
w
mencapai 36,43 persen.
w
Yang menarik dari Tabel 5.3.2, persentase pekerja pemuda laki-laki
tp :// w
berstatus pekerja bebas (13,72 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja pemuda perempuan (6,72 persen). Sebaliknya pekerja pemuda
ht
perempuan yang berstatus pekerja keluarga (30,93 persen) lebih tinggi dibandingkan pekerja pemuda laki-laki (14,45 persen). Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas seorang pekerja selain keahlian, pengalaman kerja dan juga faktor usia. Secara umum dalam kondisi yang sama dapat dikatakan bahwa pekerja yang berpendidikan lebih tinggi akan menghasilkan produktivitas kerja yang lebih baik dibanding dengan pekerja yang berpendidikan lebih rendah. Dengan kata lain, pendidikan yang ditamatkan oleh pemuda yang bekerja sangat menentukan status pekerjaannya disamping juga mutu dari pekerjaan yang dihasilkannya.
68
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.3.3
Status Pekerjaan
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008
Tdk/Blm Tdk Tamat SD/ SMP/ SM/ Akademi Prnh skl SD sederajat sederajat sederajat /PT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Berusaha Sendiri Dibantu Buruh Tdk Tetap Dibantu Buruh Tetap Buruh/Karyawan
13,39
19,48
19,15
19,40
17,80
10,55
21,19
15,82
14,72
11,79
11,13
7,51
0,67
1,25
1,34
1,94
2,79
2,73
8,20
18,25
21,87
32,33
50,12
74,42
Pekerja Bebas Pekerja Tidak Dibayar
11,90
17,88
17,47
10,95
4,73
0,37
44,64
27,32
25,45
23,59
13,43
4,41
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Jumlah
s. go
.id
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Berdasarkan Tabel 5.3.3 dapat dilihat pada pemuda yang bekerja
.b p
sebagai buruh/karyawan, semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan
w
pemuda maka semakin besar pula persentase pemuda yang bekerja sebagai
w
buruh/karyawan. Merujuk hal tersebut, dapat dikatakan dengan semakin
tp :// w
tingginya tingkat pendidikan semakin banyak tenaga kerja yang terserap sebagai buruh/karyawan. Lebih khusus yang berpendidikan SM ke atas,
ht
dimana persentase pemuda yang terserap lebih dari 50 persen (SM 50,12 persen dan PT 74,42 persen). Hal sebaliknya terjadi pada pemuda yang bekerja sebagai pekerja tidak dibayar, semakin tinggi jenjang pendidikan yang
ditamatkan,
dikarenakan
maka
pemuda
persentasenya
yang
semakin
berpendidikan
rendah.
rendah
lebih
Kondisi
ini
mempunyai
kesempatan cukup besar untuk dapat bekerja di beberapa jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikan khusus.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
69
5.4. Pengangguran Banyak cara yang digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas seorang pekerja, salah satunya yang secara umum biasa digunakan adalah jam kerja. Ada beberapa batasan yang banyak dipakai oleh para analis dan pakar ketenagakerjaan untuk melihat produktif atau tidaknya pekerja, namun dalam bahasan ini dibatasi pada mereka yang bekerja < 35 jam selama seminggu dan mereka yang bekerja 35 jam atau lebih. Pemuda dengan jumlah jam kerja selama seminggu kurang dari 35 jam, dapat dikatakan termasuk dalam kategori setengah pengangguran. Gambar 5.4.1 menyajikan distribusi pemuda yang bekerja menurut jumlah jam kerja dan jenis kelamin. Persentase pemuda yang bekerja normal
.id
atau lebih dari 35 jam per minggu tercatat sebanyak 70,29 persen, sedangkan
s. go
mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu atau termasuk dalam
.b p
kategori setengah pengangguran tercatat sebesar 29,71 persen.
80,00 70,00
Persen
37,17
40,00 30,00
62,83
ht
60,00 50,00
70,29
tp :// w
74,72
w
w
Gambar 5.4.1. Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
29,71 25,28
20,00 10,00 0,00 Laki-laki
Perempuan < 35 Jam
Laki-laki+Perempuan
35+ Jam
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Bila ditinjau berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa produktivitas pekerja pemuda perempuan secara umum cenderung masih lebih rendah dibandingkan pekerja pemuda laki-laki. Kecenderungan ini dapat dilihat dari persentase
70
pemuda
perempuan
yang
termasuk
kategori
setengah
Statistik Pemuda Indonesia 2008
pengangguran atau bekerja kurang dari 35 jam seminggu mencapai sebesar 37,17 persen. Persentase tersebut relatif cukup besar jika dibandingkan dengan pemuda laki-laki dengan status sama yang hanya sebesar 25,28 persen. Sebaliknya persentase pemuda perempuan yang bekerja normal (35 jam atau lebih) cenderung lebih kecil dibandingkan pemuda laki-laki (62,83 persen berbanding 74,72 persen). Fenomena tersebut mungkin terjadi karena pemuda perempuan lebih banyak yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan paruh waktu (part time) atau sebagai pekerja keluarga.
5.5. Tingkat Pengangguran Terbuka
.id
Indonesia cukup berhasil dalam menurunkan angka kelahiran dan
s. go
kematian secara berkesinambungan. Namun hal ini justru berdampak pada pertumbuhan penduduk usia kerja yang jauh lebih cepat daripada
.b p
pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Fakta ini menunjukkan bahwa
w
ada tekanan kuat dalam sisi penyediaan tenaga kerja. Di sisi lain,
w
pertumbuhan ekonomi secara nasional masih terlalu rendah untuk dapat
tp :// w
menyediakan lapangan kerja baru secara memadai, hal inilah yang mengakibatkan munculnya masalah pengangguran. Banyak faktor yang dapat
ht
menjadi pemicu masalah pengangguran. Penyebab utama masalah ini antara lain adalah keterbatasan kesempatan kerja dan kualitas dari tenaga kerja yang masih rendah. Keterbatasan kesempatan kerja dapat disebabkan oleh rendahnya investasi dan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Indikator ini merupakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena tak mungkin mendapatkan pekerjaan termasuk putus asa, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja terhadap jumlah penduduk angkatan kerja.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
71
Gambar 5.5.1. TIngkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2008 20 18
18,80 17,67
16,92
16,76
16
14,93
14,52
13,13
14
11,92
Persen
12 10,16 10 8 6 4 2 0
Perempuan Laki-laki+Perempuan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
.id
Laki-laki
s. go
Perkotaan
w
.b p
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
w
Tingkat pengangguran terbuka pemuda di Indonesia pada tahun 2008
tp :// w
tercatat sebesar 14,52 persen (Gambar 5.5.1). Angka pengangguran terbuka antara lain disebabkan oleh kondisi perekonomian yang masih mengalami
ht
kelesuan sehingga permintaan tenaga kerja semakin berkurang, sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia semakin meningkat. Bila dilihat menurut tipe daerah, angka pengangguran pemuda di daerah perkotaan (17,67 persen) cenderung lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan (11,92 persen). Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa tingkat pengangguran terbuka pemuda laki-laki (13,13 persen) lebih rendah dibandingkan dengan pemuda perempuan (16,76 persen). Keadaan ini berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan.
72
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.5.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tipe daerah, Tahun 2008
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Tdk/Blm Pernah sekolah
5,51
4,29
4,43
Tidak Tamat SD
11,49
6,61
7,75
SD/sederajat
12,83
8,77
9,86
SMP/sederajat
14,04
12,43
13,13
SM/sederajat
21,62
20,04
21,05
Akademi/PT
20,27
17,80
19,65
Total
17,67
11,92
14,52
.id
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
s. go
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
.b p
Tabel 5.5.1 menyajikan tingkat pengangguran terbuka pemuda
w
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tipe daerah. Berdasarkan
w
tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pemuda yang
tp :// w
menganggur adalah mereka yang berpendidikan tamat SM (21,05 persen), kemudian tamat Akademi/PT (19,65 persen) dan tamat SMP (13,13 persen).
rendah
ht
Hal ini mengindikasikan bahwa SDM tenaga kerja pemuda yang tersedia masih sementara
lowongan
pekerjaan
yang
ada
saat
ini,
seperti
buruh/karyawan dibayar cenderung lebih banyak ditujukan bagi tenaga kerja yang berpendidikan tinggi. Tabel
5.1.1 - 5.1.3 (Lampiran) menyajikan persentase pemuda
menurut provinsi dan kegiatan utama selama seminggu yang lalu. Dari tabel tersebut terlihat bahwa persentase tertinggi pemuda yang mencari pekerjaan terdapat pada Provinsi Banten (14,57 persen), Provinsi Jawa Barat (12,34 persen), Provinsi DKI Jakarta (12,17 persen) dan Provinsi Sulawesi Utara (11,29 persen). Sementara persentase pemuda pencari kerja terendah terdapat pada Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,23 persen), Provinsi Bali (4,50 persen), Sulawesi Barat (4,76 persen) dan Provinsi Papua (4,91 persen).
Statistik Pemuda Indonesia 2008
73
5.6. Upah Persentase pemuda yang bekerja dan berusaha atau dibayar menurut provinsi dan pendapatan/upah/gaji bersih sebulan disajikan pada lampiran Tabel 5.8.1 s/d 5.8.3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa 23,05 persen dari pemuda yang bekerja dan berusaha, memperoleh pendapatan/upah/gaji bersih sebulan antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 749.999,-. Persentase terbesar terdapat di Provinsi DI.Yogyakarta (33,28 persen), Banten (28,06 persen) dan Jawa Tengah (26,96 persen). Kondisi yang sama juga terlihat menurut daerah tempat tinggal, di daerah perkotaan sebesar 22,94 persen dari pemuda yang bekerja dan berusaha, memperoleh upah antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 749.999,-. Tiga provinsi dengan persentase terbesar yaitu Provinsi DI.Yogyakarta (34,58 persen), Banten (30,60 persen)
.id
dan Lampung (28,26 persen). Di daerah perdesaan, sebesar 23,22 persen
s. go
pemuda yang bekerja dan berusaha memperoleh upah antara Rp. 500.000,-
.b p
sampai dengan Rp. 749.999,-. Tiga provinsi dengan persentase terbesar yaitu
w
Provinsi Bali (26,95 persen).
w
Provinsi DI.Yogyakarta (29,80 persen), Provinsi Bengkulu (27,08 persen) dan
tp :// w
Jika dilihat menurut pendapatan/upah/gaji bersih yang tertinggi (Rp. 2.500.000,- keatas), tiga provinsi dengan persentase terbesar yaitu Provinsi
ht
Papua (12,11 persen), Kalimantan Timur (11,90 persen) dan Kepulauan Riau (9,31 persen). Berdasarkan kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa Provinsi Papua, Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau masih merupakan daerah yang banyak diminati untuk didatangi dalam rangka mengadu nasib.
74
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p
ht
tp :// w
w
w
KESEHATAN PEMUDA
Statistik Pemuda Indonesia 2008
75
.id s. go .b p w w tp :// w ht 76
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p w w tp :// w ht
Kesehatan Pemuda
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan antara lain bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan juga agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Pembangunan kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan, karena salah satu aspek
Statistik Pemuda Indonesia 2008
77
penting yang dapat menggambarkan kesejahteraan penduduk adalah kualitas fisik penduduk yang biasanya dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Peningkatan derajat kesehatan penduduk sangat ditunjang oleh tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan terus dilakukan agar sumber daya manusia sebagai pelaksana pembangunan dapat beraktifitas secara optimal. Sejalan dengan itu, proses pembangunan diharapkan dapat dilaksanakan dengan optimal pula. Departemen Kesehatan sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah di dalam bidang kesehatan memiliki peranan yang penting dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat. Hal tersebut di wujudkan melalui visi dan
.id
misi serta strategi utama Departemen Kesehatan yang terdiri dari :
s. go
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
.b p
3. Meningkatkan sistem pengamatan, pemantauan dan informasi kesehatan.
w
w
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
tp :// w
Visi, misi dan strategi utama Departemen Kesehatan tersebut membutuhkan upaya yang menyeluruh dan melibatkan semua pihak yang
ht
terkait dengan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Usaha tersebut pun perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang handal dan kompeten dibidangnya.
Apabila
upaya
itu
dapat
terlaksana
dengan
baik
dan
berkelanjutan, tujuan serta komitmen Indonesia untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) pun dapat tercapai. Sejalan dengan itu, generasi muda atau pemuda yang merupakan bagian terbesar dari jumlah keseluruhan penduduk mempunyai peran sangat strategis dalam melaksanakan pembangunan. Selain sebagai generasi penerus yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa Indonesia, kaum muda yang ada pada usia produktif ini juga diakui memiliki semangat yang besar untuk senantiasa melakukan pembaharuan dan perbaikan. Oleh karena itu sudah
sewajarnya
kaum
muda
selalu
diajak
dan
dilibatkan
dalam
menyelesaikan masalah kesehatan bangsa ini dalam upaya peningkatan
78
Statistik Pemuda Indonesia 2008
kualitas pemuda khususnya dalam rangka menciptakan sumber daya pemuda yang handal dan trampil, aspek kualitas fisik khususnya peningkatan kualitas kesehatan pemuda juga harus mendapat perhatian dan penanganan yang serius. Bukti konkret yang dapat diberikan generasi muda Indonesia dalam rangka menyukseskan program penanganan kesehatan masyarakat serta upaya mewujudkan MDGs adalah dengan turut berpartisipasi dalam program tersebut dan ikut berpola hidup sehat. Kualitas kesehatan pemuda dan penduduk pada umumnya tercermin dari status atau derajat kesehatannya yang biasanya dilihat melalui berbagai indikator kesehatan seperti angka kesakitan (morbidity rate) dan rata-rata lama sakit. Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit merupakan indikator kesehatan negatif yang artinya semakin tinggi angka kedua indikator tersebut
.id
menunjukkan kualitas kesehatan yang semakin memburuk. Indikator lain yang
s. go
juga biasa digunakan untuk melihat status atau derajat kesehatan adalah
.b p
indikator perilaku hidup sehat antara lain pola makan, kebiasaan berobat, cara berobat, kebiasaan merokok dan kebiasaan melakukan kegiatan fisik
w
w
atau olahraga.
tp :// w
Pada bab ini akan dibahas beberapa indikator kesehatan seperti keluhan kesehatan, angka kesakitan (morbidity rate), rata-rata lama sakit
ht
dan cara berobat dalam rangka memperoleh gambaran secara rinci mengenai kualitas atau derajat kesehatan pemuda. Selain itu dibahas pula partisipasi pemuda dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan kesehatan termasuk program Keluarga Berencana (KB).
6.1.
Keluhan Kesehatan Pemuda merupakan penggerak pembangunan bangsa pada umumnya
dan daerah pada khususnya. Namun syaratnya, pemuda yang dapat menjadi penggerak pembangunan adalah mereka yang berada dalam kondisi sehat lahir dan batin. Sebaliknya dalam kondisi yang tidak sehat dapat menjadi beban bagi pembangunan. Sehat yang dimaksud adalah bukan sekedar sehat jasmani saja, tetapi sehat secara mental, baik intrapersonal maupun sosial. Hal ini dimaksud agar pemuda dapat secara proaktif mengembangkan dirinya
Statistik Pemuda Indonesia 2008
79
dalam mengelola berbagai sumber daya pembangunan untuk kepentingan negara. Dengan demikian, pemuda yang merupakan modal pembangunan adalah mereka yang sehat secara komprehensif. Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan penduduk secara kasar adalah keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut/kronis, kecelakaan, kriminalitas atau hal lain. Secara umum, jumlah kejadian keluhan kesehatan yang dialami penduduk pada dasarnya merupakan salah satu indikasi pola perilaku tidak sehat penduduk, antara lain adalah faktor kekurang-pedulian dalam menjaga kesehatan serta kebugaran tubuh dan faktor keengganan untuk melakukan pemeriksaan
.id
kesehatan.
s. go
Gambar 6.1.1 menyajikan persentase pemuda yang mengalami keluhan kesehatan menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Dari gambar tersebut,
.b p
terlihat bahwa pada tahun 2008 tercatat sekitar 25,49 persen dari seluruh populasi pemuda secara keseluruhan mengalami keluhan kesehatan selama
w
w
sebulan terakhir. Jika dibandingkan daerah perkotaan dan perdesaan,
tp :// w
persentase pemuda yang mengalami keluhan kesehatan di daerah perdesaan sebesar 25,87 persen sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan yang
ht
hanya sebesar 25,13 persen.
Secara umum nampak bahwa pemuda perempuan lebih banyak mengalami gangguan kesehatan dibanding pemuda laki-laki. Seperti yang disajikan pada Gambar 6.1.1 terlihat bahwa proporsi pemuda perempuan yang mengalami keluhan kesehatan (26,39 persen) lebih besar dari pemuda laki-laki (24,57 persen). Keluhan kesehatan yang lebih banyak dialami oleh pemuda perempuan juga terlihat baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Di daerah perkotaan persentase pemuda perempuan dan laki-laki yang mengalami keluhan masing-masing adalah sebesar 25,93 persen dan 24,30 persen. Sedangkan untuk daerah perdesaan persentase pemuda perempuan yang mengeluh sebesar 26,88 persen dan laki-laki sebesar 24,84 persen.
80
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Gambar 6.1.1. Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, Tahun 2008 28 26,88
27
26,39
27 25,93
26
25,87
Persen
25,49 26
25,13 24,84
25
24,57 25
24,30
24 24 23 Perkotaan
Perdesaan
.b p
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki+Perempuan
.id
Perempuan
s. go
Laki-laki
w
Persentase pemuda yang mengalami keluhan pada masing-masing
tp :// w
w
provinsi nampak bervariasi dengan persentase antara 18,21 – 42,34 persen. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel Lampiran 6.1, persentase pemuda yang mengalami keluhan kesehatan paling tinggi secara berturut-turut ditemukan
ht
di provinsi Gorontalo (42,34 persen), Nusa Tenggara Timur (40,39 persen) dan Sulawesi Tengah (33,12 persen). Sebaliknya pemuda yang mengalami keluhan kesehatan dengan persentase terkecil berturut-turut ditemukan di provinsi Sumatera Utara (18,21 persen), Kalimantan Tengah (19,22 persen) dan Jambi (19,33 persen). Seseorang dapat mempunyai keluhan/mengalami gangguan kesehatan lebih dari satu jenis keluhan kesehatan, baik dalam waktu yang bersamaan maupun waktu yang berbeda selama satu bulan terakhir. Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dirasakan oleh para pemuda menurut tipe daerah dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6.1.1.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
81
Tabel 6.1.1 Persentase Pemuda yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Jenis Keluhan, Tahun 2008 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin (1)
Panas
Batuk
Pilek
(2)
(3)
(4)
Asma/ napas sesak/ cepat (5)
Diare/ Buang air
Sakit Kepala
Sakit Gigi
Lainnya
(6)
(7)
(8)
(9)
7,92
11,59
11,79
0,75
1,02
4,14
1,49
7,47
Perempuan Laki-laki + Perempuan Perdesaan
7,11
10,71
11,67
1,02
1,03
5,78
1,67
8,68
7,50
11,14
11,73
0,89
1,02
4,98
1,58
8,09
Laki-laki
8,98
11,18
11,31
0,98
1,38
5,47
2,15
7,66
Perempuan 8,39 10,67 Laki-laki + Perempuan 8,68 10,92 Perkotaan+ Perdesaan
11,36
1,09
1,42
7,31
2,60
8,78
11,34
1,04
1,40
6,40
2,37
8,22
Laki-laki
8,44
11,39
11,56
Perempuan Laki-laki + Perempuan
7,73
10,69
11,52
8,08
11,03
11,54
0,86
1,19
4,80
1,81
7,56
1,06
1,22
6,52
2,12
8,73
.b p
.id
Laki-laki
s. go
Perkotaan
1,21
5,67
1,97
8,15
0,96
tp :// w
w
w
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Dari berbagai macam jenis keluhan kesehatan yang dikeluhkan oleh
ht
pemuda, ternyata pilek, batuk dan keluhan lainnya merupakan keluhan kesehatan yang paling banyak dirasakan oleh para pemuda dengan persentase masing-masing sebesar 11,54 persen, 11,03 persen dan 8,15 persen. Jenis keluhan kesehatan lainnya yang juga banyak dirasakan oleh para pemuda berturut-turut adalah panas (8,08 persen) dan sakit kepala berulang (5,67 persen). Berdasarkan Tabel 6.1.1 juga diketahui bahwa secara umum nampak bahwa persentase pemuda di daerah perdesaan yang mengalami keluhan kesehatan untuk setiap jenis keluhan cenderung lebih tinggi dari rekan mereka di perkotaan, kecuali keluhan panas, batuk, pilek dan sesak napas terjadi keadaan yang sebaliknya.
82
Statistik Pemuda Indonesia 2008
6.2. Angka Kesakitan Seseorang yang mengalami keluhan kesehatan dapat mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari seperti bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga atau kegiatan lainnya. Apabila keluhan kesehatan yang dialami tersebut mengakibatkan terganggunya kegiatan yang bersangkutan, maka orang tersebut dapat dikategorikan sakit dan proporsinya disebut sebagai angka kesakitan. Dengan kata lain, angka kesakitan merupakan persentase penduduk yang sakit terhadap populasi penduduk yang mengalami keluhan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu visi Indonesia Sehat 2010 adalah adanya perubahan cara pandang (mindset) dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yaitu dari
.id
paradigma sakit ke paradigma sehat. Sejalan dengan itu, salah satu program
s. go
pembangunan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah menurunkan angka kesakitan (RPJM 2004-2009). Gambar 6.2.1
.b p
menyajikan persentase pemuda yang menderita sakit selama satu bulan
tp :// w
w
w
terakhir menurut jenis kelamin dan tipe daerah.
Gambar 6.2.1. Persentase Pemuda yang Sakit menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
ht
16
13,91
13,83
14
12,50 12
13,87 12,44
12,39
11,21
10,96
11,08
Persen
10 8 6 4 2 0 Laki-laki Perkotaan
Perempuan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki+Perempuan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
83
Berdasarkan Gambar 6.2.1 tersebut terlihat bahwa dari pemuda yang mengalami keluhan kesehatan, sebanyak 12,44 persen diantaranya menderita sakit. Bila diperhatikan menurut jenis kelamin, angka kesakitan pemuda lakilaki sedikit lebih tinggi dari pemuda perempuan (12,50 persen berbanding 12,39 persen). Keadaan yang sama juga terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan. Angka kesakitan pemuda di daerah perdesaan cenderung lebih tinggi dibanding pemuda yang tinggal di perkotaan (13,87 persen berbanding 11,08 persen). Hal ini terlihat secara keseluruhan baik untuk pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan. Pemuda laki-laki yang sakit di perdesaan
.id
tercatat sebesar 13,83 persen dan sebesar 11,21 persen untuk daerah perkotaan. Sementara persentase pemuda perempuan yang sakit di
s. go
perdesaan tercatat sebesar 13,91 persen dan sebesar 10,96 persen untuk
w
.b p
daerah perkotaan.
tp :// w
w
6.3. Lama Sakit
Jumlah hari sakit atau lama sakit menunjukkan intensitas atau derajat
ht
sakit yang dialami oleh seseorang. Lamanya sakit setiap orang berbeda antara satu dengan lainnya tergantung pada jenis penyakitnya. Semakin ringan sakit yang dialami maka semakin pendek jumlah hari sakitnya, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil Susenas 2008 diperoleh informasi bahwa lamanya sakit yang diderita oleh pemuda pada umumnya kurang dari satu minggu. Seperti yang disajikan pada Tabel 6.3.1 dari keseluruhan jumlah pemuda yang mengalami sakit, sebanyak 53,80 persen menderita sakit selama 1-3 hari, kemudian sebanyak 33,97 persen menderita sakit selama 4-7 hari serta selebihnya adalah pemuda yang menderita sakit lebih dari 7 hari dengan persentase berkisar antara 3 persen hingga 6 persen.
84
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.3.1. Persentase Pemuda yang Sakit menurut Lamanya Sakit, dan Tipe Daerah, Tahun 2008 Lamanya Sakit (dalam hari)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
1–3
58,34
49,99
53,80
4–7
30,70
36,72
33,97
8 – 14
5,34
6,41
5,92
15 – 21
2,53
3,25
2,92
22 – 30
3,09
3,62
3,38
Jumlah
100,00
100,00
100,00
s. go
.id
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Gambaran lamanya jumlah hari menderita sakit pemuda yang sama
.b p
juga berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Satu hal yang menarik untuk dicermati adalah adanya suatu pola yang menunjukkan di
perdesaan
w
pemuda
menderita
sakit
lebih
lama
w
kecenderungan
tp :// w
dibandingkan mereka yang ada di perkotaan. Di lain pihak, pemuda yang menderita sakit kurang dari satu minggu lebih banyak dialami pemuda yang
ht
sakit di perkotaan daripada pemuda di perdesaan. Kemungkinan hal ini disebabkan karena pemuda di perkotaan lebih peduli dan lebih mengerti mengenai kesehatan dan didukung pula oleh ketersediaan sarana kesehatan yang lebih mudah dijumpai di daerah perkotaan. Secara umum pemuda perempuan yang menderita sakit selama 1-3 hari persentasenya lebih tinggi dari pemuda laki-laki dengan lama sakit yang sama (54,56 persen berbanding 53,02 persen) seperti terlihat pada Gambar 6.3.1. Kondisi ini secara tidak langsung mencerminkan bahwa pemuda perempuan lebih rentan terhadap gangguan berbagai penyakit dibandingkan dengan pemuda laki-laki. Pada kelompok lama sakit 4 hari atau lebih, persentase
pemuda
laki-laki
sedikit
lebih
tinggi
dibanding
pemuda
perempuan. Persentase pemuda laki-laki yang menderita sakit pada kelompok lama sakit 4 - 7 hari sebesar 34,12 persen dan yang lama sakitnya lebih dari 7 hari persentasenya berkisar 2,84 - 6,42 persen. Sementara untuk Statistik Pemuda Indonesia 2008
85
pemuda perempuan pada kelompok lama sakit 4 - 7 hari sebesar 33,83 persen dan yang lama sakitnya lebih dari 7 hari persentasenya berkisar 3,00 – 5,44 persen.
53
60
,0 2 54 ,5 6 53 ,8 0
Gambar 6.3.1. Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Kelamin dan Lama sakit, Tahun 2008
,9
3
33
,8 33
Persen
34
,1
2
40
7
50
4-7
Perempuan
15-21
38 3,
3, 17
3, 59
2, 92
2, 84
s. go
8-14
22-30
Laki-laki+Perempuan
w
Laki-laki
w
1-3
.b p
0
5, 92
10
5, 44
6, 42
20
3, 00
.id
30
ht
tp :// w
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
6.4. Cara Berobat Timbulnya perilaku sehat, didasari pada pemahaman arti pentingnya kesehatan. Sehingga tidak mengherankan kalau banyak kasus kesehatan yang mencuat belakangan ini, bisa jadi disebabkan masih rendahnya pendidikan perilaku kesehatan yang diberikan atau dimiliki oleh masyarakat dan tingginya biaya kesehatan yang ada. Sebuah komunitas bisa dikatakan sehat, apabila telah memenuhi tiga pilar derajat kesehatan. Ketiga pilar tersebut adalah perilaku sehat, lingkungan sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
86
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Perilaku sehat merupakan pilar paling utama. Karena komponen tersebut ternyata sangat berpengaruh pada kedua pilar lainnya. Seperti seseorang dengan perilaku sehat, tentu akan menjaga lingkungannya agar tetap sehat. Di samping itu, perilaku sehat juga akan dapat mendorong seseorang untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada sebagai upaya untuk memelihara kesehatannya. Namun pada kenyataannya, di Indonesia hal tersebut justru seperti bertolak belakang. Arti pentingnya kesehatan sepertinya tidak menjadi perhatian utama. Akibatnya banyak kasus kesehatan merebak akhir-akhir ini. Semua ini tentunya berawal dari kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan di lingkungan sekitarnya, yang mengakibatkan akses ke pelayanan kesehatan rendah, ditambah lagi biaya berobat yang dianggap masih terlalu mahal.
.id
Didasari oleh pemahaman tersebut maka cara berobat yang biasa
s. go
dilakukan seseorang ketika mengalami sakit merupakan faktor yang turut
.b p
menentukan apakah orang yang bersangkutan telah memiliki pola perilaku hidup sehat atau belum. Sesuai dengan pola perilaku hidup sehat, pada
w
dasarnya bila seseorang menderita sakit maka akan ditindaklanjuti dengan
tp :// w
w
tindakan pengobatan/berobat. Untuk mengobati penyakitnya, seseorang dapat pergi berobat ke tempat-tempat pelayanan kesehatan maupun mencoba mengobati sendiri penyakitnya. Berbagai cara dapat dilakukan
ht
untuk mengobati sendiri suatu penyakit, antara lain dengan minum obat baik obat modern, tradisional maupun cara pengobatan lainnya.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
87
Gambar 6.4.1. Persentase Pemuda yang Sakit dan Mengobati Sendiri Sakitnya menurut Jenis Pengobatan dan Tipe Daerah, Tahun 2008 100
92,68
91,12
89,91
90 80 70 Pe 60 rs 50 en 40
25,87
30 20
22,04
17,08 6,41
5,37
10
5,96
0 Perkotaan
Perdesaan
w
.b p
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
s. go
.id
Modern Tradisional Lainnya
Perkotaan+Perdesaa n
tp :// w
w
Pemuda yang mengalami gangguan kesehatan pada umumnya juga melakukan suatu upaya pengobatan. Pemuda yang mengobati sendiri sakitnya cenderung memilih pengobatan secara modern. Hal ini ditandai dengan lebih
ht
tingginya persentase pemuda yang mengobati sendiri sakitnya dengan pengobatan modern dibanding cara tradisional atau lainnya (modern 91,12 persen berbanding tradisional 22,04 persen dan lainnya 5,96 persen) seperti yang disajikan pada Gambar 6.4.1. Gambar tersebut juga menunjukkan preferensi pemuda dalam memilih jenis obat yang dibedakan menurut tipe daerah. Secara umum nampak bahwa obat-obatan tradisional lebih banyak digunakan oleh para pemuda di perdesaan (25,87 persen) dibanding pemuda di daerah perkotaan (17,08 persen), sebaliknya jenis obat modern lebih banyak
digunakan
oleh
para
pemuda
di
perkotaan
(92,68
persen)
dibandingkan dengan pemuda di perdesaan (89,91 persen). Bila dibandingkan menurut jenis kelamin, terlihat bahwa baik pemuda laki-laki maupun pemuda perempuan mempunyai pola yang relatif sama dalam memilih jenis obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan kesehatan
88
Statistik Pemuda Indonesia 2008
yang dialaminya. Seperti yang disajikan pada Tabel 6.4.1, keduanya cenderung lebih banyak memilih obat modern dibandingkan obat tradisional atau lainnya. Pola preferensi ini relatif sama untuk daerah perkotaan maupun perdesaan.
Tabel 6.4.1 Persentase Pemuda yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Obat, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 Perkotaan
Perdesaan
L
P
(2)
(3)
Modern
92,69
93,51
93,11
Tradisional
14,99
13,61
4,94
4,23
(1)
L
P
(5)
(6)
(7)
90,17
91,28
90,73
91,42
92,39
91,91
14,29
22,94
21,38
22,15
18,98
17,52
18,24
4,58
5,98
5,66
5,46
4,95
5,20
(4)
L+P
L
P
(8)
(9)
5,82
L+P (10)
s. go
Lainnya
L+P
Perkotaan + Perdesaan
.id
Jenis Obat yang Digunakan
.b p
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
w
w
Selain mengobati sendiri, seseorang juga dapat mengobati sakitnya
tp :// w
dengan berobat jalan yaitu mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas
ht
kesehatan ke rumah. Umumnya penggunaan sarana berobat ini berkaitan dengan biaya dan ketersediaan pelayanan. Tabel 6.4.2 menunjukkan fasilitas pelayanan kesehatan yang dipilih oleh pemuda dalam rangka mengobati sakitnya.
Tempat
fasilitas pelayanan
kesehatan
yang
paling banyak
dikunjungi oleh pemuda yang berobat jalan pada tahun 2008 ini secara berturut-turut adalah puskesmas (33,90 persen), kemudian praktek dokter (31,84 persen) dan nakes atau tenaga kesehatan (27,58 persen). Pola yang sama terjadi baik pada pemuda laki-laki maupun perempuan. Meskipun ketiga jenis tempat berobat tersebut menjadi tempat pelayanan favorit bagi pemuda untuk mengobati sakitnya, tetapi bila diperhatikan besaran proporsi pemuda yang berobat jalan maka terlihat adanya perbedaan pola antara pemuda daerah perkotaan dengan perdesaan dalam memilih jenis tempat untuk berobat jalan.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
89
Tabel 6.4.2 Persentase Pemuda Sakit yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 Perkotaan Tempat Berobat
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Laki- Perem Laki- PeremJumlah laki laki puan -puan Jumlah
LakiLaki
PeremJumlah puan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Rumah Sakit
11,54
13,66
12,66
6,56
6,51
6,54
8,99
10,05
9,55
Praktek Dokter
45,36
42,02
43,59
21,44
19,65
20,51
33,08
30,73
31,84
Puskesmas
26,62
29,45
28,12
37,98
40,88
39,49
32,46
35,21
33,90
17,76
19,16
18,50
36,42
36,25
36,33
27,35
27,78
27,58
2,65
1,78
2,19
2,71
2,43
2,57
2,68
2,11
2,38
-
0,42
0,22
-
2,59
1,93
2,24
3,19
(9)
(10)
0,75
0,39
-
0,58
0,.31
3,15
3,17
2,90
2,55
2,71
w
.b p
Lainnya
s. go
Praktek Nakes Praktek Batra Dukun Bersalin
.id
(1)
tp :// w
w
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Seperti yang disajikan pada Tabel 6.4.2, terlihat bahwa pemuda di
ht
perkotaan cenderung memilih berobat jalan ke tempat praktek dokter dengan persentase mencapai 43,59 persen sedangkan di perdesaan hanya 20,51 persen pemuda yang berobat ke dokter. Perbedaan juga tampak pada tempat berobat jalan ke rumah sakit, dimana lebih banyak diakses oleh pemuda di perkotaan yaitu sebesar 12,66 persen, sementara di perdesaan hanya 6,54 persen. Kondisi seperti ini kemungkinan terkait dengan lebih banyaknya tempat praktek dokter maupun rumah sakit di daerah perkotaan sehingga bagi pemuda yang berdomisili di perdesaan agak sulit menjangkau fasilitas tempat berobat tersebut. Sedangkan jenis tempat untuk berobat jalan yang paling banyak diakses oleh pemuda perdesaan adalah puskesmas (39,49 persen) dan praktek nakes (36,33 persen), sedangkan di perkotaan hanya sebesar 28,12 persen (puskesmas) dan 18,50 persen (praktek nakes).
90
Statistik Pemuda Indonesia 2008
6.5.
Partisipasi Pemuda dalam Program Keluarga Berencana (KB) Peningkatan derajat kesehatan mempunyai kaitan yang erat dengan
jumlah penduduk. Semakin besar jumlah penduduk, semakin tinggi pula beban pemerintah guna memfasilitasi faktor kesehatan. Pertumbuhan jumlah penduduk yang telah melewati batas ideal, selayaknya perlu lebih dicermati karena dapat berakibat meledaknya jumlah penduduk muda. Keadaan tersebut tentunya berakibat meningkatnya beban untuk pemenuhan hak-hak penduduk muda, yang berarti juga penambahan beban pemerintah dalam hak layanan dasar, termasuk kesehatan di dalamnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi bila dikomparasikan dengan keadaan pelayanan kesehatan yang ada saat ini, jelas akan menjadi suatu masalah yang tidak kecil dikemudian
.id
hari. Indonesia senantiasa berupaya untuk menekan laju pertumbuhan
s. go
penduduk, karena dalam jangka panjang masalah beban akan dapat dikurangi, termasuk beban dalam pemenuhan berbagai hak publik, seperti
.b p
kesehatan terutama untuk usia muda, hingga pada akhirnya berdampak pada menurunnya rasio ketergantungan pada layanan kesehatan masyarakat,
tp :// w
kebutuhannya sendiri.
w
w
karena orang dengan usia produktif diperkirakan akan mampu menutupi
Dalam usaha mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah
ht
sejak akhir tahun 60-an telah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Salah satu tujuan dari program KB ini adalah membentuk Norma Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Struktur umur pemuda yang secara keseluruhan memiliki usia yang tergolong sebagai usia produktif atau subur menjadi sasaran target yang ideal dalam upaya membatasi jumlah kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB). Sejalan dengan itu, tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan program Keluarga Berencana (KB) pada dasarnya merupakan faktor yang paling menentukan dalam keberhasilan program tersebut. Berdasarkan hasil Susenas 2008, diketahui bahwa lebih dari separuh (58,83 persen) pemuda perempuan yang berstatus kawin sedang mengikuti program KB, kemudian sebanyak 18,41 persen pernah ikut KB tetapi sekarang tidak ikut lagi dan sisanya 22,77 persen sama sekali tidak pernah mengikuti
Statistik Pemuda Indonesia 2008
91
program KB (Gambar 6.5.1). Bila dilihat menurut tipe daerah, partisipasi para pemuda dalam program KB nampak mempunyai pola yang relatif tidak berbeda, baik untuk daerah perkotaan maupun daerah perdesaan.
Gambar 6.5.1. Persentase Pemuda Perempuan yang Berstatus Kawin menurut Partisipasi KB dan Tipe Daerah, Tahun 2008 70 60
59,52
58,02
58,83
Persen
50 40 30 23,01
22,77
22,56 18,41
17,92
.id
20
18,97
s. go
10 0 Perkotaan
Perdesaan
Pernah ber-KB
Perkotaan+Perdesaan
Tdk Pernah ber KB
.b p
Sedang berKB
tp :// w
w
w
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Dilihat perkembangannya pada tahun 2004, 2006 dan 2008 diperoleh
ht
gambaran bahwa pemuda perempuan berstatus kawin yang menjadi peserta program KB persentasenya cenderung fluktuatif. Pada tahun 2004, pemuda perempuan berstatus kawin yang sedang mengikuti program KB tercatat sebesar 58,14 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan tahun 2006 menjadi 60,67 persen kemudian turun menjadi 58,83 persen tahun 2008. Keadaan berbeda terjadi pada pemuda perempuan yang pernah ikut KB tetapi sekarang tidak ikut lagi, persentasenya cenderung meningkat. 12,41 persen pada tahun 2004 meningkat menjadi 17,23 persen tahun 2006 dan meningkat lagi menjadi 18,41 persen tahun 2008 (Tabel 6.5.1).
92
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.5.1. Persentase Pemuda Pemuda Perempuan Berstatus Kawin menurut Partisipasi KB dan Tipe Daerah, Tahun 2004-2008 2004 Partisipasi ber KB
(1)
2006
2008
Perkota an
Perdesa an
Perkotaan + Perdesaan
Perkota an
Perdesa an
Perkotaan + Perdesaan
Perkota an
Perdesa an
Perkotaan + Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
58,80 57,67
58,14
60,72 60,63
60,67 58,02 59,52
58,83
Pernah
12,53 12,32
12,41
17,88 16,77
17,23 18,97 17,92
18,41
Tidak Pernah
28,67 30,01
29,48
21,40 22,60
22,10 23,01 22,56
22,77
s. go
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2004-2008
.id
Sedang
.b p
Persentase pemuda perempuan berstatus kawin yang tidak pernah ikut
w
program KB sama sekali, persentasenya sebesar 29,48 persen tahun 2004,
w
turun menjadi 22,10 persen tahun 2006 dan tahun 2008 persentasenya naik
tp :// w
menjadi 22,77 persen. Jika dilihat berdasarkan tipe daerah, partisipasi
pola yang serupa.
ht
pemuda perempuan berstatus kawin dalam program KB, nampak mempunyai
Tabel 6.5.2 menyajikan persentase pemuda peserta program KB menurut jenis alat/cara KB yang digunakan oleh pemuda perempuan yang berstatus kawin menurut tipe daerah. Dilihat menurut berbagai jenis alat/cara KB yang ada, nampak bahwa alat KB suntik merupakan jenis alat KB yang paling banyak digunakan oleh pemuda berstatus kawin yang ikut dalam program KB yaitu sebesar 65,86 persen, 22,92 persen memilih menggunakan pil KB, sisanya adalah mereka yang menggunakan AKDR/IUD, susuk dan lainnya.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
93
Tabel 6.5.2 Persentase Pemuda Perempuan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB Menurut Alat/ Cara KB yang Digunakan dan Tipe Daerah, Tahun 2008 Alat/Cara KB yang Digunakan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(2) 1,27
(3) 1,04
(4) 1,14
MOP/ vasektomi
0,47
0,56
0,52
AKDR/ IUD
6,32
2,43
4,20
Suntik KB
63,68
67,70
65,86
2,78
4,78
3,87
23,55
22,40
22,92
Kondom / Karet KB
0,95
0,23
0,56
Intravag
0,08
0,05
0,06
Alat/ Cara tradisional
0,91
0,83
0,87
100,00
100,00
100,00
Pil KB
Jumlah
.b p
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
s. go
Susuk/ Norplant/ Implant
.id
(1) MOW/ tubektomi
w
Apabila diperinci menurut tipe daerah, alat KB suntik dan pil juga
w
merupakan alat KB yang paling banyak digunakan baik di daerah perkotaan
tp :// w
maupun perdesaan. Sedangkan untuk alat KB lainnya, seperti AKDR, MOW dan kondom proporsinya lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan daerah
ht
perdesaan. Pada daerah perdesaan, alat/cara KB yang banyak digunakan pemuda perempuan setelah suntik dan pil KB adalah susuk KB (4,78 persen) dimana persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah perkotaan (2,78 persen).
6.6. Umur Perkawinan Pertama Dilihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk yang besar merupakan sebuah potensi yang sangat bagus untuk tenaga kerja bilamana didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang juga berkualitas tinggi. Akan tetapi jika SDMnya berkualitas rendah, potensi yang bagus tersebut justru akan berbalik menjadi beban dalam proses pembangunan. Saat ini perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat menjadi dasar pemikiran guna
94
Statistik Pemuda Indonesia 2008
meningkatkan upaya memperlambat laju pertumbuhan jumlah penduduk. Salah satu upaya yang sampai saat ini dilakukan guna memperlambat laju pertumbuhan penduduk adalah dengan cara mencermati berbagai faktor yang melatarbelakangi tingginya laju pertumbuhan penduduk, salah satunya yaitu tingkat fertilitas. Tingkat fertilitas tidak hanya dipengaruhi oleh keberhasilan program Keluarga Berencana tetapi juga dipengaruhi oleh variabel-variabel lain, salah satu diantaranya adalah umur pada saat perkawinan pertama. Semakin muda usia perkawinan pertama mengakibatkan masa kesuburan yang semakin panjang sehingga akan meningkatkan peluang mempunyai banyak anak dan sebaliknya. Pernikahan yang dilakukan pada usia yang masih sangat muda, selain menyalahi ketentuan yang ditetapkan dalam UU Perkawinan, secara
.id
mental maupun fisik juga berpengaruh pada perkembangan ibu dan anaknya.
s. go
Selain itu juga dapat meningkatkan resiko kematian yang akan dialami akibat
.b p
kehamilan/kelahiran usia muda.
Tabel 6.6.1 menyajikan persentase pemuda perempuan yang pernah
w
w
kawin menurut umur perkawinan pertama dan tipe daerah. Dari tabel
tp :// w
tersebut dapat diketahui bahwa secara umum mayoritas pemuda perempuan menikah pada kelompok umur 19-24 tahun dengan persentase mencapai
ht
48,67 persen. Persentase pemuda perempuan yang menikah pada usia 19-24 tahun di daerah perkotaan mencapai sebesar 55,59 persen, sedangkan di daerah perdesaan hanya sebesar 42,71 persen. Sementara itu, pemuda perempuan yang menikah pada usia yang relatif muda (17-18 tahun) juga cukup banyak yaitu sebesar 23,66 persen. Bahkan ada pula pemuda perempuan yang melakukan perkawinan pertama pada saat umur 16 tahun sebesar 8,11 persen dan 16 tahun kebawah sebesar 8,48 persen.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
95
Tabel 6.6.1 Persentase Pemuda Perempuan yang Pernah Kawin menurut Tipe Daerah dan Kelompok Umur Saat Perkawinan Pertama, Tahun 2008 Umur Saat Perkawinan Pertama
Tipe Daerah < 16
16
17 – 18
19 – 24
25 - 35
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Perkotaan
5,04
5,09
18,08
55,59
16,19
100,00
Perdesaan
11,43
10,71
28,47
42,71
6,67
100,00
8,48
8,11
23,66
48,67
11,08
100,00
(1)
Perkotaan + Perdesaan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
.id
Pola perkawinan yang berbeda pada kelompok umur berdasarkan
s. go
daerah tempat tinggal tampak terlihat. Persentase perkawinan pertama
.b p
perempuan yang dilakukan pada saat usia yang sangat muda lebih tinggi di
ht
tp :// w
w
w
daerah perdesaan (11,43 persen) dibandingkan perkotaan (5,04 persen).
96
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go
ht
tp :// w
w
w
.b p
LAPORAN STUDI MENDALAM PEMUDA
Statistik Pemuda Indonesia 2008
97
.id s. go .b p w w tp :// w ht 98
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id
w
.b p
s. go
LAPORAN STUDI MENDALAM PEMUDA
w
Daya saing suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk
tp :// w
meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM). Sebagai bagian terbesar dari jumlah penduduk Indonesia dan sebagai potensi
ht
strategis, kualitas SDM pemuda menjadi sangat berarti. Dalam upaya membantu menyediakan data dan informasi tentang keadaan sosial ekonomi pemuda maka secara berkala Badan Pusat Statistik (BPS) telah menerbitkan publikasi “Statistik Pemuda”. Untuk mempertajam analisis, publikasi ini dilengkapi dengan hasil studi mendalam mengenai pemuda yang dilakukan pada dua tahun terakhir (tahun 2008 dan tahun 2009). Secara umum maksud dan tujuan studi adalah ingin melihat gambaran lebih rinci mengenai keadaan sosial ekonomi pemuda dilihat dari berbagai aspek, antara lain demografis, pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Adapun secara khusus tujuan studi pemuda adalah: 1. Mendapatkan informasi yang dapat menjawab beberapa fenomena dari data yang dihasilkan Susenas. 2. Melengkapi informasi data Susenas.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
99
METODOLOGI
Pelaksanaan studi mendalam pemuda dilakukan di tahun 2008 dan tahun 2009. Studi pertama tahun 2008 dilakukan di 4 (empat) provinsi, yaitu Sumatera Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Selatan dan yang kedua tahun 2009 dilakukan di Provinsi Yogyakarta, Bangka Belitung dan Provinsi Riau. Metode yang dilakukan dengan mendatangi rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga berusia 15-35 tahun atau kelompok usia pemuda dengan sampel antara 4 sampai dengan 8 rumah tangga. Metode pemilihan dilakukan secara purposive dengan berbagai kriteria diantaranya pemuda yang bekerja (pekerja keluarga, pekerja wira usaha), pemuda yang
.id
tidak bekerja dilihat dari jenjang pendidikan (SM keatas dan SM kebawah)
s. go
Disisi lain dalam upaya melihat program kepedulian pemerintah akan pemberdayaan pemuda, juga dilakukan kunjungan ke dinas pendidikan
tp :// w
HASIL STUDI
w
w
.b p
Nasional seperti yang dilakukan di Provinsi Riau.
1. Faktor yang melatarbelakangi
mobilitas pemuda untuk merantau
ht
diantaranya karena adat/budaya atau tradisi daerah dan tersedianya lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia. Faktor adat sangat terlihat pada budaya minang, hampir di seluruh pelosok tanah air kita temukan pemuda minang . Pemuda Bima juga terkenal
sebagai
perantau
tidak
hanya
laki-laki
tetapi
juga
perempuannya. Perempuan pemuda Bima yang merantau utamanya sebagai pedagang. Berbeda halnya dengan di Desa Cempaka Banjar Baru (Kalsel) dan Tangerang (Banten), pemuda di Desa Cempaka cenderung tidak ada yang merantau karena di daerah mereka tersedia lapangan kerja yang dapat dengan cepat menyerap tenaga kerja tanpa memerlukan spesifikasi pendidikan atau keahlian tertentu. Sedangkan untuk daerah Tangerang yang merupakan wilayah kantong dari DKI Jakarta serta merupakan kawasan industri (pabrik) banyak terdapat
100
Statistik Pemuda Indonesia 2008
lapangan kerja yang tersedia baik sektor formal maupun informal. Konsekuensinya banyak pendatang dari daerah lain yang bermukim di wilayah ini. 2. Pemuda yang berpendidikan rendah (pendidikan menengah ke bawah) diantaranya beralasan karena faktor biaya dan pendidikan orang tua yang rendah. Ketika anak terbawa oleh lingkungan untuk tidak melanjutkan sekolah/berhenti sekolah, orang tua tidak memberi motivasi untuk tetap bersekolah dikarena pendidikan orang tua yang rendah.
3. Masih cukup banyak ditemukan pemuda yang putus sekolah di jenjang
.id
pendidikan dasar seperti yang terdapat di Desa Cempaka Banjar Baru
s. go
dan Kota Mataram, sedangkan untuk daerah Air Tawar dan Tangerang
.b p
paling banyak adalah tamat SM sederajat.
4. Masih ditemukan pemuda yang buta huruf (Kota Mataram). Pemuda laki-
w
laki yang buta huruf tersebut sebenarnya pernah menikmati pendidikan
tp :// w
w
namun putus pada kelas III atau IV SD dikarenakan orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya. Pemuda tersebut tidak mengikuti program pemberantasan buta aksara (KF) walaupun di dekat tempat
ht
tinggalnya ada kursus baca tulis dikarenakan malu, peserta KF umumnya perempuan katanya.
5. Partisipasi pemuda dalam kursus masih sangat rendah. Hal ini disebabkan lokasi tempat tinggal yang jauh di pinggir kota (Cempaka), lembaga-lembaga kursus yang didirikan hanya sedikit sekali (masih terbatas) dan ada pula yang menyatakan jenis kursus yang tersedia tidak sesuai dengan minat sehingga tingkat partisipasi mereka dalam kursus masih rendah. Faktor biaya juga mempengaruhi rendahnya partisipasi dalam kursus (Bangka Belitung dan Yogyakarta). Umumnya responden mengetahui
manfaat
kursus
yang
diantaranya
meningkatkan
ketrampilan/skill untuk dapat mandiri dan sebagai nilai tambah dalam persaingan pangsa pasar kerja, namun faktor biaya membuat mereka
Statistik Pemuda Indonesia 2008
101
tidak ikut berpartisipasi dalam kursus. Salah satu program pendidikan Non
formal
oleh
Departemen
Pendidikan
Nasional
adalah
menyelenggarakan program life skill (Prov. Riau) yang biayanya ditanggung oleh pemerintah termasuk pemberian modal awal membuka usaha kerja, namun jumlah masih sangat terbatas. 6. Di Kota Mataram responden yang ditemui adalah pemuda yang berpendidikan rata-rata SM membekali dirinya dengan mengikuti kursus yang mudah mendapatkan kerja, diantaranya jenis kursus yang diikuti adalah kursus perbengkelan atau kursus Handphone. 7. Kondisi
Kesehatan.
Para
pemuda
yang
terkena
sampel
kondisi
.id
kesehatannya sangat baik. Keluhan penyakit yang sering diderita responden adalah batuk, pusing, sakit maag, dan sakit kepala.
s. go
Hampir keseluruhan pemuda yang ditemui, umumnya adalah perokok
.b p
dengan mengkonsumsi setengah sampai sebungkus per hari dan seringnya merokok di mana saja. Alasan merokok ada menyatakan untuk rasa
jenuh
dalam
w
menghilangkan
bekerja.
Meskipun
demikian,
tp :// w
w
pengetahuan mereka terhadap zat NAPZA/ PSIKOTROPIKA cukup baik. Mereka tahu bahwa penggunaan zat tersebut sangat berbahaya bagi kondisi kesehatan. Mereka mengutuk keberadaan zat tersebut di
ht
lingkungannya.
8. Ketenagakerjaan. Pemahaman sebagian pemuda tentang pekerjaan adalah usaha yang mendapatkan/memperoleh penghasilan, artinya tidak hanya sebagai buruh tetapi juga sebagai wira usaha, tetapi sebagian lagi yang beranggapan bahwa menurut mereka bekerja mendapatkan gaji/ upah. Sementara itu, ketika tanya mengenai wirausaha/kewirausaan, pandangan mereka masih sangat dangkal. Banyak pendapat yang mereka lontarkan, antara lain tidak mengerti, tidak punya kemampuan (keahlian), tidak berani menanggung resiko serta tidak punya modal. Para pemuda sebagian besar menghabiskan waktunya dengan bekerja selama 8-10 jam per hari. Ada yang berprofesi sebagai penjahit, tukang ojek, teknisi mesin maupun pedagang (Air Tawar), petani dan buruh
102
Statistik Pemuda Indonesia 2008
karet, buruh angkut pasir, pendulang intan (Cempaka), Buruh pabrik dan pekerja bebas non pertanian (Tangerang ) sedangkan untuk daerah Kota Mataram salah satu responden pemuda perempuan yang ditemui yang berpendidikan rendah dari rumah tangga miskin, lebih memilih bekerja sebagai pembantu rumah tangga. 9. Di Kota Mataram, pekerja keluarga lebih banyak perempuan. Alasan mereka memilih sebagai pekerja keluarga adalah membantu pendapatan kepala rumah tangga atau famili dekat seperti mencari rumput untuk makanan kuda, suaminya sebagai penarik Delman. Ada juga perempuan putus SMP kelas I yang membantu di warung milik bibinya. Laki-laki sebagai pekerja keluarga membantu usaha pembuatan krupuk milik
.id
orang tuanya, inipun karena pemuda tersebut memiliki kecacatan pada
s. go
matanya. Sedangkan di Desa Cempaka ditemui responden yang bekerja sebagai pekerja keluarga merupakan pekerjaan tambahannya. Pekerjaan
.b p
utamanya sendiri adalah buruh bangunan dan ada yang pedagang
w
keliling (sayur, somay), pekerjaan yang mereka lakukan adalah
w
menyadap karet di kebun orang tua/mertuannya. Pekerjaan ini harus
tp :// w
mereka lakukan pagi-pagi sekali (4.30 – 7.00 pagi) karena jika dilakukan agak siang getah karet yang dihasilkan lebih sedikit.
ht
Menurut mereka, jenis pekerjaan yang mereka tekuni umumnya sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Menghindari menganggur dan lumayan bisa mencari makan menjadi alasan utama mereka di dalam pemilihan lapangan pekerjaan, apalagi ditambah dengan kesadaran terhadap kemampuan dan keterampilan kerja mereka yang minim. Dilatar belakangi dengan jenis pekerjaan yang bergerak di sektor informal ini, tidak mengherankan apabila mereka sering mengalami kesulitan finansial di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, cara terbanyak yang mereka tempuh umumnya adalah dengan menyesuaikan pengeluaran dan meminjam uang/barang kepada teman atau tetangganya.
Statistik Pemuda Indonesia 2008
103
12. Berdasarkan hasil kunjungan ke Dinas Pendidikan Kota Pekan Baru bahwa salah satu kegiatan pendidikan Non Formal adalah Life skill (kursus) yang sasarannya adalah pemuda (penduduk usia 15-35 tahun). Life skill merupakan bagian kegiatan dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Dinas
Pendidikan
di
Provinsi
Riau
pada
tahun
2008
menyelenggarakan kegiatan kursus dengan jangka waktu 3 bulan atau 2 bulan seperti menjahit, rias pengantin. Mereka yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat mandiri. Karenanya mereka yang ikut dan menyelesaikan kursus ini mendapat sertifikat atau surat tanda selesai belajar. Pada tahun 2008 di Provinsi Riau ada 35 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 orang yang berusia 15-35 tahun, diutamakan mereka yang
.id
putus sekolah dan tidak mampu. Jenis kursus yang dilaksanakan lebih
s. go
banyak pada jenis kursus menjahit dan rias pengantin. Agar mereka bisa berusaha dan mandiri, sebagai bagian dari program ini juga ada bantuan
.b p
modal usaha. Adapun besar bantuan per orang sekitar 2 juta. Bantuan
w
ht
tp :// w
untuk modal usaha.
w
sebesar itu mencakup biaya pelatihan, gaji tutor, ujian dan sisanya
104
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p w w tp :// w ht 106
Statistik Pemuda Indonesia 2008
GLOSSARY (Singkatan)
Angka Partisipasi Kasar
APS
Angka Partisipasi Sekolah
IPM
Indek Pembangunan Manusia
KB
Keluarga Berencana
MSF
Master Sampling Frame
MDGs
Millenium Development Goals
P4B
Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan
PODES
Potensi Desa
PPS
Probability Proportional to Size
PT
Perguruan Tinggi
RPJM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Sakernas
Survei Angkatan Kerja Nasional
SD
Sekolah Dasar
SDM
Sumber Daya Manusia
SE
Sensus Ekonomi
SLS
Satuan Lingkungan Setempat
SM
Sekolah Menengah
SMP
Sekolah Menengah Pertama
SP
Sensus Penduduk
Susenas
Survei Sosial Ekonomi Nasional
TPAK
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPT
Tingkat Pengangguran Terbuka
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
APK
xxi i
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Titin Supenti, MA. Data dan Analisis Kondisi Tenaga Kerja Pemuda, Jakarta, 2007 Putri Wahyuningtyas, Kesehatan Masyarakat di Indonesia Vs MDGs, Media Indonesia, Jakarta, 14 November 2007 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Majalah Gerbang Pemuda, Jakarta, 2006
.id
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Dan Pemberantasan Buta Aksara Presiden Republik Indonesia
.b p
s. go
Djauzak Ahmad, Kemiskinan dan Kesempatan Memperoleh Pendidikan, Jakarta, Kompas, 05 Agustus 2004
w
w
Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2005 – 2009, Jakarta. Bappenas
tp :// w
BADAN PUSAT STATISTIK, Laporan Survei Buta Aksara, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2006
ht
BADAN PUSAT STATISTIK, Laporan Pendidikan Anak Usia Dini, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2006 BADAN PUSAT STATISTIK, Buku I Survei Sosial Ekonomi Nasional 2006, Pedoman Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Jakarta, 2006 BADAN PUSAT STATISTIK, Statistik Kesejahteraan Rakyat tahun 2005, Jakarta, 2005 BADAN PUSAT STATISTIK, Statistik Pendidikan tahun 2006, Jakarta, 2006 BADAN PUSAT STATISTIK, Statistik Penduduk Pemuda Indonesia 2004, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2004. BADAN PUSAT STATISTIK, Statistik Penduduk Pemuda Indonesia 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2005.
Pemuda Indonesia 2006
167
BADAN PUSAT STATISTIK, “Statistik Penduduk Pemuda Indonesia 2006”, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2006. BADAN PUSAT STATISTIK, “Statistik Penduduk Pemuda Indonesia 2007”, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2007. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
ht
tp :// w
w
w
.b p
s. go
.id
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
168
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id s. go .b p
ht
tp :// w
w
w
TABEL LAMPIRAN
Statistik Pemuda Indonesia 2008
105
INDONESIA
(5)
19722,96 20591,76
40.314,72
Jumlah (7)
539,79 1136,34 457,22 507,43 357,66 823,37 211,49 1020,32 105,87 128,42
569,24 1152,88 473,59 501,07 352,77 795,88 199,99 914,33 97,94 135,45
1109,03 2289,22 930,82 1008,50 710,43 1619,25 411,48 1934,65 203,80 263,87
2703,84 2370,95 154,74 2645,23 722,76 230,12 399,13 499,65 610,02 292,51 368,85 221,16 207,57 349,92 823,65 288,39 106,74 112,47 155,16 115,88 95,73 275,32
2663,10 2454,32 159,52 2827,21 697,18 224,26 506,42 545,25 581,64 284,42 366,37 211,39 194,60 345,68 906,29 313,41 107,88 120,86 149,18 116,29 98,28 296,55
5366,94 4825,26 314,26 5472,43 1419,93 454,38 905,55 1044,89 1191,66 576,92 735,22 432,55 402,17 695,60 1729,94 601,80 214,62 233,33 304,34 232,17 194,01 571,88
19.037,68
.id
463,89 2202,43 551,55 1059,47 345,39 1032,48 227,90 769,93 174,51 359,71 3750,33 8786,76 5191,05 791,35 5818,50 2519,71 706,81 710,37 314,33 473,49 320,09 542,89 752,47 326,05 217,49 947,77 219,32 97,96 125,16 140,35 118,46 65,84 190,94
(6)
.b p
242,63 1103,65 290,56 536,41 174,64 526,05 120,15 391,78 85,58 203,55 1943,41 4436,30 2630,67 382,48 3001,77 1295,11 356,83 385,34 161,12 243,50 163,45 282,15 368,92 161,36 110,59 502,20 117,03 50,14 67,41 71,49 60,40 33,26 91,87
(4)
w
221,26 1098,79 260,98 523,06 170,74 506,44 107,75 378,15 88,93 156,16 1806,91 4350,46 2560,38 408,87 2816,73 1224,61 349,98 325,03 153,22 229,99 156,64 260,74 383,55 164,69 106,91 445,57 102,30 47,82 57,75 68,86 58,06 32,58 99,07
(3)
w
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(2)
Perdesaan Laki-laki Perempuan
tp :// w
(1)
Perkotaan Laki-laki Perempuan Jumlah
ht
Provinsi
Jumlah Pemuda menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008 (Dalam Ribuan)
s. go
Tabel 3.1
19.363,23
38.400,91
Perkotaan+Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah (8) 761,05 2235,13 718,21 1030,49 528,41 1329,81 319,24 1398,46 194,80 284,58 1806,91 7054,30 4931,33 563,61 5461,95 1947,36 580,11 724,16 652,86 840,02 449,14 629,59 604,71 372,26 456,82 1269,22 390,69 154,56 170,22 224,03 173,94 128,31 374,39 38.760,64
(9)
(10)
811,87 2256,52 764,16 1037,48 527,41 1321,93 320,14 1306,11 183,51 339,00 1943,41 7099,39 5084,98 542,00 5828,98 1992,28 581,09 891,76 706,36 825,13 447,87 648,52 580,31 355,96 456,27 1408,49 430,43 158,02 188,27 220,67 176,69 131,54 388,42
1.572,91 4491,65 1.482,36 2.067,96 1.055,82 2.651,73 639,38 2.704,58 378,31 623,58 3.750,33 14.153,69 10.016,31 1.105,61 11.290,93 3.939,65 1.161,19 1.615,92 1.359,22 1.665,15 897,01 1.278,11 1.185,02 728,22 913,09 2.677,72 821,12 312,58 358,49 444,69 350,63 259,85 762,82
39.954,99
78.715,62
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
107
Tabel 3.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Provinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2008
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
INDONESIA
95,78
101,53 96,60 97,00 93,56 103,67 102,62 78,81 91,64 104,88 102,84 100,68 104,62 106,66 101,22 90,88 92,02 98,94 93,06 104,01 99,65 97,40 92,84
93,74 99,05 93,99 99,33 100,19 100,60 99,72 107,07 106,15 83,95 92,98 99,36 96,98 103,99 93,70 97,75 99,83 81,21 92,43 101,80 100,28 97,08 104,20 104,58 100,12 90,11 90,77 97,81 90,41 101,52 98,44 97,54 96,39
98,32
97,01
w
w
.b p
s. go
.id
94,83 98,57 96,54 101,27 101,39 103,45 105,75 111,59 108,10 94,81
tp :// w
91,19 99,56 89,82 97,51 97,77 96,27 89,68 96,52 103,92 76,72 92,98 98,07 97,33 106,90 93,84 94,56 98,08 84,35 95,10 94,45 95,83 92,41 103,97 102,06 96,67 88,72 87,41 95,37 85,66 96,33 96,12 97,96 107,84
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
108
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 3.3.1
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, Tahun 2008
Perkotaan
15-19
20-24
25-29
30-35
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
25,83 24,18 26,16 22,03 23,39 25,91 21,98 23,94 23,70 34,02 24,04 22,47 22,11 29,11 22,35 24,64 22,15 23,21 22,70 23,41 22,14 24,23 23,42 23,18 24,16 25,39 25,83 22,93 22,38 27,84 27,46 24,93 23,48
21,30 23,73 20,98 26,23 25,26 21,52 22,65 24,51 28,34 24,35 27,18 24,29 23,81 22,98 24,63 25,44 25,52 23,07 23,05 24,55 23,40 22,86 25,95 24,51 22,16 23,45 23,24 22,22 24,03 22,54 22,32 25,81 28,72
25,25 24,65 25,39 28,62 27,19 25,88 25,04 24,81 25,81 26,04 28,46 27,34 27,43 25,06 29,46 26,49 31,09 23,13 21,83 26,22 28,50 28,85 27,62 26,86 27,19 26,45 21,99 28,79 25,16 21,55 24,29 27,21 27,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
24,86
s. go
.b p
w
w
tp :// w
27,61 27,44 27,48 23,12 24,16 26,69 30,32 26,74 22,15 15,60 20,32 25,90 26,65 22,86 23,56 23,43 21,24 30,60 32,42 25,82 25,97 24,06 23,01 25,45 26,49 24,71 28,93 26,06 28,42 28,07 25,93 22,05 20,80
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
23,42
24,45
27,26
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
109
Tabel 3.3.2
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, Tahun 2008 Perdesaan
15-19
20-24
25-29
30-35
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
28,60 31,63 27,62 25,23 24,80 25,55 25,98 24,86 25,28 25,02
23,15 21,67 21,57 22,29 22,35 23,30 22,51 21,84 25,25 25,62
22,35 21,86 23,11 25,05 25,70 23,93 23,88 24,61 22,92 20,85
25,91 24,83 27,70 27,43 27,15 27,22 27,63 28,68 26,56 28,51
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
27,95 26,21 24,69 24,08 29,69 22,34 27,18 27,41 26,31 26,18 25,33 22,96 24,56 23,69 27,66 28,38 26,27 26,09 28,38 27,44 25,63 24,76
19,85 20,14 21,61 20,41 22,87 20,55 21,61 21,68 22,86 20,68 21,36 22,76 19,15 21,15 21,38 21,59 20,55 20,58 21,92 21,27 21,71 19,91
23,04 23,34 23,99 24,85 22,17 25,19 25,36 23,51 24,21 24,29 24,07 25,23 22,99 25,45 22,89 23,99 23,27 24,38 22,84 23,75 25,63 25,43
29,15 30,31 29,72 30,66 25,27 31,92 25,86 27,40 26,62 28,84 29,24 29,05 33,30 29,71 28,08 26,05 29,92 28,96 26,86 27,53 27,02 29,89
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
26,52
s. go
.b p
w
w
tp :// w
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
21,21
23,74
28,52
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
110
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 3.3.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kelompok Umur, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan
15-19
20-24
25-29
30-35
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
23,94 22,90 23,28 22,16 22,69 24,31 22,32 22,44 24,53 30,46 24,04 21,48 21,16 26,98 21,41 24,00 21,52 22,31 21,92 23,02 21,20 22,58 23,18 20,95 21,87 22,80 22,72 21,29 21,21 23,78 23,36 22,53 20,81
22,04 22,78 22,32 25,65 25,56 22,99 23,44 24,58 25,42 22,87 27,18 23,82 23,58 23,26 24,74 24,26 25,39 24,35 23,40 24,31 23,97 23,56 25,68 23,67 24,67 23,08 23,79 22,94 24,26 22,75 23,27 25,68 26,26
25,71 24,74 26,84 28,04 27,16 26,70 26,71 27,58 26,21 27,08 28,46 28,03 28,82 26,38 30,04 26,05 31,42 24,66 26,11 26,51 28,72 29,08 28,14 30,42 29,11 27,50 24,96 29,56 27,63 25,18 26,43 27,07 29,17
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
25,67
s. go
.b p
w
w
tp :// w
28,31 29,58 27,57 24,15 24,59 25,99 27,53 25,40 23,83 19,59 20,32 26,68 26,44 23,38 23,81 25,69 21,67 28,68 28,57 26,17 26,11 24,79 22,99 24,96 24,36 26,62 28,52 26,20 26,90 28,28 26,93 24,72 23,77
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
22,35
24,10
27,88
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
111
Tabel 3.4.1
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Perkawinan, Tahun 2008
Perkotaan Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
61,05 59,51 61,16 52,17 50,48 56,30 53,92 54,09 47,69 54,96 54,66 50,93 54,22 62,53 48,21 50,27 47,37 51,70 66,30 53,49 47,06 47,34 48,79 48,63 55,49 55,33 58,10 49,73 61,71 59,22 56,75 51,91 49,67
37,95 39,33 37,44 46,64 46,93 42,28 44,56 44,95 50,10 44,01 43,84 47,16 44,41 36,72 49,88 47,91 51,61 45,23 32,69 45,05 51,01 50,59 49,94 50,30 42,58 42,75 40,58 47,74 37,00 39,85 41,17 46,22 48,47
0,72 0,84 1,09 0,96 2,07 1,03 1,18 0,72 1,69 0,90 1,04 1,57 1,02 0,59 1,57 1,44 0,61 2,87 0,58 1,26 1,65 1,58 1,08 0,84 1,41 1,51 1,09 2,20 1,07 0,89 1,53 1,46 1,43
0,28 0,33 0,32 0,23 0,52 0,39 0,35 0,25 0,52 0,12 0,46 0,34 0,35 0,16 0,34 0,38 0,40 0,20 0,44 0,20 0,28 0,49 0,19 0,24 0,53 0,42 0,23 0,33 0,22 0,04 0,55 0,41 0,43
INDONESIA
52,69
s. go
.b p
w w
tp :// w ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
45,68
1,29
0,34
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
112
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 3.4.2
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Perkawinan, Tahun 2008 Perdesaan Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
56,23 52,98 48,99 44,47 40,58 43,16 41,21 42,54 42,71 46,64
42,18 45,72 49,37 54,13 57,55 55,32 57,33 56,33 55,71 52,09
0,93 0,86 1,36 1,04 1,62 1,17 1,10 0,80 1,30 1,19
0,66 0,44 0,29 0,36 0,26 0,35 0,36 0,34 0,28 0,08
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
38,90 41,60 46,77 37,56 45,95 40,43 40,33 49,38 44,30 42,60 38,90 43,59 43,06 40,08 47,73 44,62 40,30 42,04 47,43 43,70 43,89 34,05
58,24 56,98 52,37 60,48 51,72 58,24 55,91 48,20 54,34 55,76 58,61 55,19 55,32 57,79 50,11 53,32 58,37 55,89 50,81 54,73 54,09 64,35
2,41 1,13 0,78 1,56 2,05 1,09 3,31 1,69 0,90 1,32 2,04 0,89 1,23 1,81 1,70 1,62 1,12 1,77 1,17 0,98 1,08 0,81
0,46 0,29 0,08 0,40 0,27 0,24 0,45 0,74 0,45 0,32 0,45 0,32 0,39 0,33 0,45 0,44 0,21 0,30 0,60 0,59 0,95 0,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
42,84
s. go
.b p
w w
tp :// w ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
55,26
1,50
0,40
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
113
Tabel 3.4.3
Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Perkawinan, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
57,65 56,18 53,51 48,41 43,81 48,27 45,74 45,82 45,01 51,44 54,66 46,37 48,14 58,05 43,05 48,71 44,66 45,33 53,29 46,91 44,19 42,48 46,89 45,55 43,75 50,42 48,22 43,26 48,91 51,15 48,11 45,92 37,96
40,94 42,59 44,93 50,29 54,07 50,24 52,78 53,09 53,13 47,43 43,84 51,36 50,46 41,17 55,02 49,28 54,20 51,22 44,61 51,70 54,07 55,21 51,85 53,07 54,16 47,51 49,92 55,04 49,29 47,35 50,15 52,09 60,38
0,87 0,85 1,26 1,00 1,77 1,11 1,13 0,77 1,48 1,03 1,04 1,89 1,07 0,64 1,56 1,66 0,80 3,12 1,43 1,00 1,44 1,84 1,01 1,05 1,71 1,63 1,48 1,46 1,52 1,08 1,17 1,17 0,97
0,54 0,39 0,30 0,30 0,34 0,37 0,36 0,31 0,39 0,10 0,46 0,38 0,32 0,14 0,37 0,34 0,34 0,34 0,67 0,38 0,30 0,47 0,24 0,32 0,38 0,44 0,38 0,25 0,27 0,42 0,58 0,81 0,69
INDONESIA
47,88
s. go
.b p
w w
tp :// w ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
50,35
1,39
0,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
114
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 4.1.1
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Status Pendidikan, Tahun 2008 Perkotaan
Jenis Kelamin/ Kelompok Umur
Tdk/Blm Pernah Sekolah
(1)
(2)
Masih Sekolah
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(4)
(5)
(3)
Laki-laki 15 16-18 19-24 25-35 Jumlah
0,44 0,34 0,46 0,56 0,49
80,98 62,93 17,75 1,74 19,84
Perempuan 15 16-18 19-24
0,25 0,36 0,48
25-35 Jumlah
1,01 0,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
82,18 60,90 17,09
17,58 38,75 82,43
100,00 100,00 100,00
1,21 18,72
97,78 80,55
100,00 100,00
81,58 61,91 17,41 1,47 19,27
18,07 37,74 82,12 97,74 80,12
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
.b p w
w
tp :// w ht
Laki-laki + Perempuan 15 16-18 19-24 25-35 Jumlah
s. go
.id
18,57 36,73 81,79 97,70 79,67
0,34 0,35 0,47 0,79 0,61
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
115
Tabel 4.1.2
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Status Pendidikan, Tahun 2008 Perdesaan
Jenis Kelamin/ Kelompok Umur
Tdk/Blm Pernah Sekolah
(1)
(2)
Masih Sekolah
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(4)
(5)
(3)
Laki-laki 15 16-18 19-24 25-35 Jumlah
1,11 1,18 1,56 2,19 1,78
67,26 47,26 7,24 0,69 14,76
Perempuan 15 16-18 19-24 25-35
1,04 1,26 2,39 3,95
Jumlah
2,98
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
69,80 47,94 6,12 0,69
29,16 50,80 91,49 95,36
100,00 100,00 100,00 100,00
13,25
83,77
100,00
1,08 1,22 1,98 3,10
68,47 47,58 6,68 0,69
30,45 51,20 91,35 96,21
100,00 100,00 100,00 100,00
2,38
14,00
83,62
100,00
Jumlah
.b p w
w
tp :// w ht
Laki-laki + Perempuan 15 16-18 19-24 25-35
s. go
.id
31,63 51,55 91,20 97,12 83,46
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
116
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 4.1.3
Persentase Pemuda menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Status Pendidikan, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan
Jenis Kelamin/ Kelompok Umur
Tdk/Blm Pernah Sekolah
(1)
(2)
Masih Sekolah
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(4)
(5)
(3)
Laki-laki 15 16-18 19-24 25-35 Jumlah
0,81 0,78 0,98 1,35 1,13
73,46 54,81 12,83 1,23 17,35
Perempuan 15 16-18 19-24 25-35
0,66 0,80 1,36 2,46
Jumlah
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
75,74 54,59 12,05 0,96
23,60 44,62 86,59 96,58
100,00 100,00 100,00 100,00
1,82
16,07
82,11
100,00
0,74 0,79 1,17 1,92
74,58 54,70 12,43 1,09
24,68 44,51 86,40 96,99
1,48
16,70
81,82
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
.b p w
w
tp :// w ht
Laki-laki + Perempuan 15 16-18 19-24 25-35 Jumlah
s. go
.id
25,73 44,41 86,20 97,42 81,53
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
117
Tabel 4.2.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Pendidikan Tahun 2008 Perkotaan
SD
(1)
(2)
(3)
PT
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(6)
(7)
(8)
46,02 54,68 43,54 56,54 50,59 53,70 53,02 51,31 60,35 54,36 47,31 53,67 56,38 28,66 56,72
32,75 20,53 36,73 19,89 25,86 27,15 27,08 24,82 18,41 22,36 34,63 24,58 20,50 58,82 21,37
69,29 75,90 70,55 80,01 81,07 77,06 72,51 80,37 85,52 88,34 83,39 83,06 80,31 64,22 80,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2,07 1,25 3,85 6,36 12,45 11,70 1,65 4,47 19,55 6,90
17,37 14,32 20,28 12,48 18,09 15,29 18,34 18,50 19,95 14,21 9,48 17,63 19,66 16,36 15,59 15,15 6,16 20,30
55,72 56,87 46,13 51,61 55,28 50,25 43,02 57,42 52,16 45,19 42,83 40,09 42,22 48,58 42,76 42,74 57,71 43,42
26,27 26,70 27,93 33,37 23,47 26,58 27,56 24,09 25,82 39,34 43,84 35,93 25,67 23,36 40,01 37,64 16,57 29,38
83,02 80,88 74,15 71,74 78,39 80,27 82,29 80,52 78,84 73,06 75,51 69,89 80,68 79,47 67,47 72,00 80,64 78,03
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
2,35
18,69
52,00
26,96
80,12
100,00
0,35 0,51 0,45 0,30 0,86 0,89 0,40 0,59 0,36 0,51 0,35 0,42 0,68 0,26 0,66
6,75 6,45 4,04 3,07 5,40 4,15 4,06 7,18 5,00 7,79 2,40 0,64 0,53 0,53 0,31
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,64 1,21 2,39 0,65 1,37 0,64 0,81 0,45 0,33 0,37 1,52 0,45 0,59 1,02 0,37 0,28 0,65 1,10
0,63 2,11 5,65 2,54 3,16 7,89 11,08
INDONESIA
(4)
14,49 18,34 15,69 20,50 18,16 15,00 15,83 16,68 16,24 15,50 15,66 21,11 22,58 12,00 21,60
ht
tp :// w
w
w
.b p
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur
Masih Sekolah SLTP SM
0,61
(5)
.id
Tdk/Blm Pernah Sekolah
s. go
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
118
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 4.2.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Pendidikan Tahun 2008 Perdesaan Tdk/Blm Pernah Sekolah
SD
(1)
(2)
(3)
INDONESIA
(4)
2,11 1,15 1,67 2,48 2,59 2,57 0,76 7,96 4,48 3,85
19,45 25,60 22,54 25,71 18,69 30,34 22,85 24,11 18,51 20,70
1,05 0,98 0,98 2,75 1,23 3,04 5,67 4,38 3,88 1,02 0,95 1,84 0,60 1,54 3,91 1,52 1,68 5,06 1,43 1,64 6,15 34,11
1,13 0,86
30,07 28,88 25,94 27,45 19,95 19,76 25,88 30,88 28,82 22,08 25,85 29,87 17,17 24,15 19,03 22,82 21,64 19,74 24,98 29,43 16,96 32,98
tp :// w
w
w
.b p
0,87 0,92 3,58 5,55 5,84 6,41 7,81 12,23 0,76 1,65 1,87 8,90 4,47 7,45 16,58 1,09 6,08 26,23 13,83
2,38
3,21
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(6)
(7)
(8)
20,31 8,90 15,40 13,90 17,79 8,58 15,29 8,87 14,77 8,12
74,90 78,17 80,55 83,09 83,89 86,36 82,99 86,54 86,80 81,91
57,34 61,70 56,20 58,41 62,04 62,66 53,79 52,36 54,68 61,22 49,84 57,76 69,18 60,13 56,44 60,66 56,88 45,31 62,37 59,76 45,33 43,76
11,47 8,57 17,85 13,26 17,09 14,00 14,78 10,92 10,09 8,89 12,08 11,61 12,00 13,85 15,63 12,05 14,03 18,37 11,56 4,72 11,47 9,43
87,93 86,37 80,84 84,14 86,42 83,51 77,95 81,73 82,93 85,65 86,58 84,01 85,95 86,34 81,87 81,42 84,54 83,82 78,73 81,99 77,19 51,72
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
58,81
12,22
83,62
100,00
(5)
58,14 64,35 60,39 57,91 60,92 58,52 61,09 59,06 62,24 67,32
s. go
1,51 1,76 0,87 1,23 1,70 1,43 1,24 0,75 1,90 2,25
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
PT
Masih Sekolah SM SLTP
.id
Provinsi
25,76
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
119
Tabel 4.2.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Status Pendidikan Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Tdk/Blm Pernah Sekolah
SD
(1)
(2)
(3)
INDONESIA
(5)
Tidak Sekolah Lagi
Jumlah
(6)
(7)
(8)
17,71 21,74 19,25 22,75 18,49 22,13 19,43 21,34 17,33
53,90 59,22 52,30 57,13 57,01 55,94 57,16 56,16 61,26
24,66 15,07 25,64 17,31 20,85 18,52 21,04 14,83 16,65
73,25 77,06 76,83 81,51 82,97 82,74 79,26 84,78 86,21
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,25 0,35 0,66 0,82 0,46 1,67 0,86 1,93 4,23 3,52 3,16 0,89 0,89 0,96 0,48 1,26 3,06 1,23 1,34 3,65 1,09 1,18 4,75 25,85
5,78 2,40 0,78 0,66 0,44 0,53 0,72 2,59 5,61 4,61 5,18 7,84 11,65 0,23 1,89 1,62 6,53 5,20 9,36 14,21 1,33 5,33 24,39 11,54
18,16 15,66 23,70 24,99 14,35 23,93 18,14 16,09 22,92 23,99 24,76 19,07 22,09 21,90 18,72 20,11 14,54 20,81 20,88 18,10 20,96 22,81 13,98 28,80
60,98 47,31 54,73 58,41 33,31 57,39 57,61 58,75 49,74 52,08 54,91 56,36 46,43 57,52 59,71 54,06 50,05 52,68 51,27 46,90 53,98 51,87 48,75 43,65
15,09 34,63 20,78 15,94 51,90 18,14 23,53 22,57 21,74 19,32 15,15 16,73 19,82 20,35 19,69 24,21 28,87 21,31 18,49 20,79 23,73 19,98 12,88 16,01
85,62 83,39 84,91 83,23 68,95 82,38 84,24 81,91 76,28 79,42 81,64 83,73 84,76 81,80 82,77 83,18 79,62 78,34 83,33 82,30 75,18 78,62 78,07 58,31
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
54,79
20,93
81,82
100,00
s. go
.b p
w w
1,48
2,70
.id
3,73 3,96 2,81 2,82 3,66 3,41 2,37 7,67 4,75
ht
Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(4)
PT
1,17 1,15 0,72 0,76 1,42 1,22 0,94 0,70 1,19
tp :// w
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung
Masih Sekolah SLTP SM
21,58
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
120
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 4.3 Persentase Pemuda yang Melek Huruf menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2008
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
99,96 99,91 99,93 99,81 99,17 99,74 99,74 99,85 99,89 99,79 99,93 99,75 99,63 99,94 99,51
99,87 99,88 99,88 99,88 99,58 99,77 99,86 99,92 99,83 99,85 99,93 99,86 99,67 99,94 99,69
99,48 99,68 99,38 99,98 99,98 99,22 99,51 99,93 99,05 98,97
99,00 98,54 99,47 99,27 98,65 99,27 98,64 99,36 98,95 99,11
99,24 99,11 99,43 99,63 99,32 99,24 99,09 99,66 99,00 99,04
99,93 99,61 99,83 98,92
99,44 99,19 99,50 96,62
99,68 99,40 99,66 97,74
99,57 99,77 99,54 99,96 99,98 99,44 99,68 99,95 99,37 99,50 99,95 99,95 99,66 99,92 99,42
99,29 99,21 99,65 99,55 98,82 99,46 99,06 99,51 99,39 99,52 99,93 99,63 99,42 99,81 98,11
99,42 99,49 99,60 99,75 99,40 99,45 99,37 99,73 99,38 99,51 99,93 99,79 99,54 99,86 98,74
99,96 99,77 99,32 99,10 99,39 99,76 99,93 99,78 99,78 99,89 98,76 99,68 99,18 97,71 100,00 99,88 99,63 99,34
99,84 98,92 97,24 99,68 98,60 99,90 99,77 99,48 99,88 99,88 99,42 99,91 100,00 98,55 99,73 99,68 99,32 98,98
99,90 99,34 98,19 99,40 98,98 99,84 99,84 99,63 99,83 99,89 99,11 99,80 99,60 98,16 99,86 99,78 99,47 99,17
99,94 98,37 97,80 95,17 98,62 99,58 99,68 99,82 99,70 99,25 95,66 98,71 98,11 93,73 99,32 99,38 95,07 79,68
98,94 95,80 92,75 96,06 95,83 99,32 99,27 99,42 99,91 98,81 96,30 98,36 98,40 92,72 98,75 98,45 92,87 61,86
99,45 97,10 94,98 95,64 97,26 99,45 99,48 99,63 99,80 99,03 96,00 98,53 98,26 93,21 99,04 98,92 93,96 70,44
99,95 99,21 98,48 96,10 98,83 99,64 99,78 99,79 99,74 99,40 96,75 98,96 98,44 95,08 99,53 99,55 96,23 84,88
99,52 97,71 94,69 96,89 96,65 99,53 99,49 99,45 99,89 99,07 97,41 98,78 98,91 94,81 99,07 98,87 94,50 70,64
99,74 98,46 96,39 96,51 97,75 99,59 99,63 99,63 99,81 99,24 97,10 98,87 98,68 94,94 99,30 99,21 95,35 77,63
99,83
99,65
98,83
97,61
98,21
99,34
98,66
98,99
tp :// w
ht
s. go
(4)
.id
INDONESIA
Perkotaan+Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam 99,78 Sumatera Utara 99,86 Sumatera Barat 99,83 Riau 99,95 Jambi 100,00 Sumatera Selatan 99,80 Bengkulu 100,00 Lampung 100,00 Bangka Belitung 99,76 Kepulauan Riau 99,93 DKI. Jakarta 99,95 Jawa Barat 99,96 Jawa Tengah 99,70 DI. Yogyakarta 99,95 Jawa Timur 99,88 Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
.b p
(2)
w
(1)
Perkotaan Laki-laki Perempuan Jumlah
w
Provinsi
99,73
(10)
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
121
Tabel 4.4.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008 Perkotaan Tdk/Blm Per- Tdk/Blm nah Sekolah Tamat SD
SLTP
SM
Perguruan Tinggi
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
(9)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur
0,35 0,51 0,45 0,30 0,86 0,89 0,40 0,59 0,36 0,51 0,35 0,42 0,68 0,26 0,66
3,61 3,48 2,89 2,80 3,80 4,26 4,37 4,30 4,89 2,34 1,52 3,58 1,56 0,63 1,32
10,94 13,95 14,70 13,65 20,65 19,48 13,09 21,80 23,84 14,71 16,06 25,79 25,88 9,92 21,80
26,45 28,63 24,88 26,16 25,06 24,76 27,98 29,59 26,78 20,93 24,93 28,66 31,67 21,37 30,24
47,09 44,83 44,99 47,14 40,57 40,70 42,79 36,43 43,19 56,55 44,15 33,82 33,17 50,94 37,51
11,55 8,59 12,09 9,96 9,05 9,92 11,37 7,30 0,94 4,96 12,99 7,72 7,04 16,88 8,46
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,64 1,21 2,39 0,65 1,37 0,64 0,81 0,45 0,33 0,37 1,52 0,45 0,59 1,02 0,37 0,28 0,65 1,10
4,30 0,88 6,03 4,59 15,16 4,08 4,67 2,05 3,22 2,74 3,78 3,52 9,16 8,46 1,32 5,28 4,81 2,39
19,06 16,59 28,01 15,88 11,81 24,01 20,74 16,73 15,27 15,09 16,87 13,41 26,68 24,60 11,44 10,97 10,35 13,84
27,22 27,05 27,58 28,06 26,13 27,85 27,36 27,83 26,70 26,00 24,57 23,61 23,44 28,62 23,93 23,49 26,74 22,92
39,91 42,46 30,48 40,88 36,16 35,12 38,10 42,73 47,12 44,04 42,21 47,13 33,94 26,98 52,48 50,03 48,33 50,17
8,86 11,80 5,52 9,94 9,37 8,30 8,32 10,20 7,36 11,75 11,05 11,89 6,19 10,32 10,46 9,95 9,12 9,58
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,61
2,94
20,63
28,01
38,82
9,00
100,00
INDONESIA
s. go
.b p
w w
.id
(2)
ht
(1)
SD
tp :// w
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
122
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 4.4.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008 Perdesaan Tdk/Blm Per- Tdk/Blm nah Sekolah Tamat SD
SM
Perguruan Tinggi
Jumlah
(5)
(6)
(8)
(9)
1,51 1,76 0,87 1,23 1,70 1,43 1,24 0,75 1,90 2,25
5,88 5,65 8,14 8,65 7,32 6,56 8,24 5,17 12,90 6,46
25,38 26,89 26,98 33,62 33,28 43,78 31,72 36,37 46,10 52,76
36,09 34,60 32,42 30,90 31,59 28,38 32,37 34,91 21,19 23,26
27,20 28,68 27,32 22,29 22,44 18,07 23,44 20,87 17,41 14,29
3,95 2,42 4,27 3,31 3,68 1,78 2,99 1,94 0,50 0,98
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,05 0,98 0,98 2,75 1,23 3,04 5,67 4,38 3,88 1,02 0,95 1,84 0,60 1,54 3,91 1,52 1,68 5,06 1,43 1,64 6,15 34,11
4,50 5,38 7,64 6,07 22,66 5,41 9,21 24,52 10,36 5,94 10,16 13,64 6,23 6,85 15,09 21,19 16,41 16,96 7,44 19,58 17,14 6,13
52,30 42,46 17,79 41,00 33,18 31,35 32,39 31,64 39,74 44,06 40,38 27,19 27,01 37,50 31,26 16,66 42,53 36,48 25,56 23,84 24,20 24,93
28,03 36,11 40,04 29,02 27,94 28,06 26,76 21,79 29,65 30,08 29,14 29,55 31,88 29,98 27,03 31,83 22,24 21,81 29,30 28,92 27,71 18,05
12,51 13,01 28,24 18,71 13,58 28,51 21,81 15,29 14,27 16,67 16,78 24,18 31,40 20,92 19,37 24,54 15,10 16,76 32,08 21,92 22,08 15,00
1,61 2,06 5,32 2,45 1,40 3,64 4,17 2,37 2,10 2,23 2,59 3,59 2,89 3,22 3,34 4,25 2,04 2,93 4,20 4,10 2,72 1,78
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
30,30
18,62
2,49
100,00
s. go
.b p
2,38
8,33
.id
(4)
ht
INDONESIA
SLTP
(3)
tp :// w
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
SD
(2)
w
(1)
w
Provinsi
37,87
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
123
Tabel 4.4.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan Tdk/Blm Per- Tdk/Blm nah Sekolah Tamat SD
SM
Diploma IV/ S1/S2/S3
Jumlah
(5)
(6)
(8)
(9)
1,17 1,15 0,72 0,76 1,42 1,22 0,94 0,70 1,19
5,21 4,59 6,19 5,65 6,17 5,66 6,86 4,92 9,21
21,12 20,54 22,41 23,39 29,15 34,32 25,08 32,22 35,83
33,25 31,67 29,61 28,47 29,45 26,97 30,81 33,39 23,77
33,06 36,60 33,90 35,02 28,37 26,88 30,34 25,30 29,30
6,19 5,45 7,18 6,72 5,44 4,95 5,98 3,46 0,70
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,25 0,35 0,66 0,82 0,46 1,67 0,86 1,93 4,23 3,52 3,16 0,89 0,89 0,96 0,48 1,26 3,06 1,23 1,34 3,65 1,09 1,18 4,75 25,85
4,08 1,52 3,93 3,40 2,62 3,63 10,92 2,65 7,81 19,91 11,72 5,28 7,83 6,28 4,88 5,87 11,08 16,47 14,14 13,99 5,51 14,75 14,02 5,19
30,81 16,06 35,84 33,87 12,16 31,10 24,15 22,37 30,46 28,00 31,80 36,90 32,04 20,55 21,75 32,16 26,17 15,79 37,56 32,33 21,10 19,49 20,69 22,15
21,92 24,93 28,42 33,81 26,68 29,65 27,48 27,45 27,12 23,24 28,65 29,28 28,38 28,46 29,56 29,03 26,16 29,64 22,62 24,18 27,61 27,08 27,47 19,27
38,67 44,15 25,74 23,46 44,49 28,40 30,42 37,00 25,62 21,21 20,50 23,26 25,83 35,96 38,44 26,43 27,46 30,58 21,01 20,33 38,52 31,42 28,73 23,80
3,27 12,99 5,40 4,64 13,60 5,55 6,18 8,61 4,76 4,12 4,17 4,40 5,03 7,79 4,90 5,25 6,07 6,29 3,34 5,51 6,17 6,08 4,34 3,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
29,13
28,97
5,82
100,00
s. go
.b p
tp :// w 1,48
5,57
.id
(4)
ht
INDONESIA
SLTP
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
SD
(2)
w
(1)
w
Provinsi
29,04
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
124
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.1.1 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008
Perkotaan Provinsi
Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan
(1)
(2)
Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Lainnya Rumah Tangga
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah (7)
43,30 49,21 43,48 46,26 50,22 46,48 51,79 49,01 54,24 65,95
9,43 10,72 9,57 10,95 7,24 13,20 7,63 11,43 8,78 7,37
29,29 21,49 28,97 19,72 20,46 18,74 26,19 21,32 14,33 9,13
15,44 15,54 13,23 21,31 19,84 19,25 12,52 15,67 19,81 16,55
2,55 3,04 4,74 1,76 2,23 2,33 1,86 2,58 2,85 1,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
58,51 48,25 52,73 54,79 54,08 49,49
12,17 13,16 9,50 7,51 9,90 15,10
13,22 16,28 19,94 24,63 17,86 16,03
14,61 19,14 13,79 11,88 15,46 16,34
1,49 3,17 4,04 1,19 2,70 3,04
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
66,35 51,99 41,51
5,00 7,54 7,51
14,43 18,34 29,00
11,97 17,46 16,27
2,25 4,67 5,72
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
51,88 48,87 54,43 46,72
9,00 7,76 9,13 12,46
20,91 20,79 16,53 18,28
15,50 20,99 17,51 20,04
2,72 1,59 2,40 2,50
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
47,16 47,23 46,87 42,13 50,03 52,59
13,78 8,49 10,08 10,70 7,55 6,84
19,90 25,27 22,58 27,71 19,44 18,99
15,51 17,75 16,73 18,04 20,27 17,83
3,66 1,26 3,74 1,41 2,71 3,75
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
39,95 44,25 43,39 45,43
14,84 10,84 13,32 9,16
26,43 26,58 17,32 23,23
14,77 15,76 18,79 19,48
4,02 2,57 7,18 2,70
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
51,31
11,01
18,40
16,37
2,91
100,00
s. go .b p w
w
tp :// w
ht
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
125
Tabel 5.1.2 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008
Perdesaan Provinsi (1)
Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan (2)
Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Lainnya Rumah Tangga
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah (7)
47,36 58,97 53,38 51,83 57,97 62,94 60,10 56,46 58,97 42,46
8,52 7,52 7,58 6,05 4,67 6,18 4,66 6,52 4,26 6,24
22,40 15,43 18,03 14,48 13,37 12,51 12,91 11,88 9,65 12,71
18,17 14,76 17,32 25,62 20,70 16,09 18,48 22,30 24,95 37,08
3,54 3,33 3,68 2,02 3,28 2,28 3,85 2,83 2,16 1,51
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
48,01 54,63 64,13 58,97 47,95
11,36 8,80 5,58 6,73 13,84
10,43 12,99 14,19 10,98 9,68
24,36 18,83 14,65 19,75 23,08
5,84 4,74 1,45 3,55 5,45
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
75,15 59,46 67,32
3,94 5,17 3,34
10,73 13,22 12,82
8,92 17,75 14,20
1,25 4,40 2,31
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
69,09 66,49 65,96 53,77
5,20 3,77 5,50 8,10
10,33 11,63 9,26 13,34
13,30 16,60 16,36 22,15
2,07 1,52 2,92 2,64
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
46,88 63,18 54,12 63,98 53,53 60,85
9,63 5,01 7,87 4,66 5,04 4,25
14,90 10,33 12,10 13,39 14,79 13,19
24,19 19,51 22,35 16,15 23,72 18,43
4,41 1,97 3,56 1,81 2,92 3,28
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
48,67 57,21 59,60 73,08
8,74 4,78 5,56 3,49
18,58 16,00 16,19 11,68
20,81 18,53 15,76 9,37
3,20 3,49 2,88 2,38
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
56,50
7,64
12,48
19,61
3,76
100,00
s. go .b p w
w
tp :// w
ht
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
126
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.1.3 Persentase Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008
Perkotaan+Perdesaan Provinsi
Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan
(1)
(2)
Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Lainnya Rumah Tangga
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah (7)
46,04 54,36 49,95 50,05 55,68 57,30 57,57 54,72 57,03 61,35
8,82 9,03 8,28 7,61 5,43 8,59 5,57 7,67 6,11 7,15
24,63 18,29 21,83 16,16 15,47 14,64 16,96 14,08 11,57 9,83
17,29 15,13 15,90 24,24 20,45 17,18 16,66 20,75 22,84 20,57
3,22 3,19 4,05 1,94 2,97 2,29 3,25 2,77 2,44 1,10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
58,51 48,14 53,81 58,04 56,78 48,85
12,17 12,34 9,11 6,84 8,15 14,57
13,22 13,62 16,00 21,00 14,06 13,38
14,61 21,51 16,65 12,84 17,83 19,15
1,49 4,38 4,44 1,28 3,17 4,04
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
70,49 56,50 61,84
4,50 6,11 4,23
12,69 15,25 16,26
10,54 17,64 14,64
1,78 4,51 3,03
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
64,21 60,93 61,57 49,83
6,28 5,03 6,89 10,54
13,33 14,51 12,03 16,10
13,93 17,98 16,80 20,97
2,26 1,54 2,72 2,56
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
46,99 59,52 51,40 58,82 52,54 59,21
11,29 5,81 8,70 6,09 5,75 4,76
16,89 13,76 16,03 16,77 16,10 14,34
20,72 19,10 20,24 16,60 22,75 18,31
4,11 1,81 3,63 1,72 2,86 3,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
46,01 53,36 54,66 66,12
10,60 6,58 7,93 4,91
20,98 19,14 16,53 14,59
18,96 17,71 16,68 11,91
3,45 3,22 4,19 2,46
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
54,12
9,19
15,20
18,13
3,37
100,00
s. go .b p w
w
tp :// w
ht
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
127
Tabel 5.2.1
Persentase Angkatan Kerja Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008
Bekerja
Mencari Pekerjaan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
82,12 82,11 81,95 80,87 87,40 77,89 87,16 81,08 86,07 89,95
17,88 17,89 18,05 19,13 12,60 22,11 12,84 18,92 13,93 10,05
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
82,78 78,57 84,74 87,95 84,53 76,62
17,22 21,43 15,26 12,05 15,47 23,38
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
93,00 87,33 84,68
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
85,22 86,29 85,63 78,94
7,00 12,67 15,32 14,78 13,71 14,37 21,06
77,39 84,77 82,31 79,74 86,89 88,49
22,61 15,23 17,69 20,26 13,11 11,51
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
72,92 80,32 76,51 83,22
27,08 19,68 23,49 16,78
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
82,33
17,67
100,00
s. go .b p
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Provinsi
w
Perkotaan
100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
128
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.2.2
Persentase Angkatan Kerja Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perdesaan Bekerja
Mencari Pekerjaan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
84,75 88,69 87,56 89,55 92,55 91,05 92,80 89,64 93,26 87,18
15,25 11,31 12,44 10,45 7,45 8,95 7,20 10,36 6,74 12,82
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
80,87 86,12 92,00 89,75 77,60
19,13 13,88 8,00 10,25 22,40
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
95,02 92,00 95,27
4,98 8,00 4,73
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
93,00 94,63 92,30 86,90
7,00 5,37 7,70 13,10
100,00 100,00 100,00 100,00
82,96 92,65 87,30 93,21 91,39 93,48
17,04 7,35 12,70 6,79 8,61 6,52
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
84,78 92,29 91,46 95,45
15,22 7,71 8,54 4,55
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
88,08
11,92
100,00
s. go .b p
w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
129
Tabel 5.2.3
Persentase Angkatan Kerja Pemuda menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008
Bekerja
Mencari Pekerjaan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
83,93 85,75 85,79 86,80 91,11 86,96 91,18 87,71 90,32 89,56
16,07 14,25 14,21 13,20 8,89 13,04 8,82 12,29 9,68 10,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
82,78 79,60 85,53 89,46 87,45 77,02
17,22 20,40 14,47 10,54 12,55 22,98
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
94,00 90,24 93,60
6,00 9,76 6,40
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
91,09 92,37 89,94 82,54
8,91 7,63 10,06 17,46
100,00 100,00 100,00 100,00
80,63 91,11 85,52 90,62 90,14 92,56
19,37 8,89 14,48 9,38 9,86 7,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
81,27 89,03 87,34 93,08
18,73 10,97 12,66 6,92
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
85,48
14,52
100,00
s. go .b p
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Provinsi
w
Perkotaan+Perdesaan
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
130
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.3.1
Persentase Pemuda Bukan Angkatan Kerja menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perkotaan Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
61,95 53,64 61,72 46,08 48,11 46,48 64,54 53,88 38,74 34,21
32,66 38,78 28,19 49,80 46,65 47,74 30,86 39,60 53,56 62,03
5,39 7,59 10,10 4,12 5,24 5,78 4,59 6,52 7,70 3,76
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
45,09 42,19 52,81 65,33 49,58 45,28
49,84 49,61 36,51 31,50 42,93 46,13
5,07 8,21 10,69 3,17 7,50 8,58
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
50,37 45,32 56,88
41,79 43,14 31,90
7,85 11,54 11,22
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
53,43 47,93 45,36 44,78
39,62 48,40 48,07 49,10
6,95 3,67 6,57 6,12
100,00 100,00 100,00 100,00
50,93 57,07 52,44 58,76 45,82 46,80
39,71 40,09 38,87 38,25 47,79 43,96
9,37 2,84 8,69 2,99 6,39 9,25
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
58,45 59,18 40,00 51,16
32,66 35,09 43,41 42,89
8,90 5,73 16,59 5,95
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
48,83
43,46
7,71
100,00
s. go
.b p w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
131
Tabel 5.3.2 Persentase Pemuda Bukan Angkatan Kerja menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perdesaan Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
50,78 46,04 46,20 34,38 35,79 40,51 36,65 32,10 26,25 24,77
41,19 44,04 44,38 60,82 55,42 52,12 52,43 60,25 67,87 72,29
8,03 9,93 9,43 4,80 8,79 7,37 10,93 7,65 5,88 2,94
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
25,68 35,53 46,86 32,03 25,33
59,95 51,51 48,35 57,61 60,41
14,37 12,96 4,79 10,37 14,26
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
51,32 37,37 43,72
42,69 50,20 48,40
5,99 12,43 7,88
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
40,18 39,09 32,44 34,97
51,76 55,80 57,33 58,09
8,06 5,11 10,23 6,93
100,00 100,00 100,00 100,00
34,25 32,48 31,83 42,71 35,70 37,79
55,61 61,33 58,80 51,51 57,25 52,82
10,14 6,19 9,37 5,78 7,05 9,39
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
43,63 42,08 46,48 49,84
48,86 48,74 45,24 39,99
7,50 9,17 8,28 10,17
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
34,82
54,71
10,47
100,00
s. go
.b p w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
132
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.3.3
Persentase Pemuda Bukan Angkatan Kerja menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
54,57 49,96 52,25 38,16 39,78 42,93 46,00 37,44 31,39 31,20
38,30 41,32 38,06 57,26 52,58 50,35 45,20 55,19 61,98 65,30
7,14 8,72 9,69 4,58 7,64 6,73 8,80 7,37 6,63 3,50
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
45,09 34,47 43,14 59,78 40,09 36,59
49,84 54,44 44,90 36,56 50,86 52,36
5,07 11,09 11,96 3,66 9,05 11,06
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
50,74 40,78 47,92
42,14 47,17 43,14
7,12 12,05 8,94
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
45,17 42,64 38,12 40,63
47,19 52,83 53,26 52,91
7,64 4,53 8,62 6,46
100,00 100,00 100,00 100,00
40,49 39,69 40,18 47,80 38,60 39,80
49,66 55,10 50,72 47,30 54,54 50,84
9,85 5,21 9,10 4,89 6,86 9,36
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
48,35 47,77 44,20 50,36
43,70 44,20 44,59 41,13
7,95 8,03 11,21 8,51
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
41,42
49,41
9,17
100,00
s. go
.b p w w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
133
Tabel 5.4.1
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, Tahun 2008 Perkotaan
Provinsi (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Konstruksi
Perda- Komugangan nikasi
(6)
(7)
(8)
Keuangan
Jasa
Jumlah
(9)
(10)
(11)
0,20 0,07 0,74 3,71 1,15 0,64 1,25 0,18 19,13 1,24
6,68 16,13 8,72 7,63 6,96 6,81 6,81 10,15 6,29 44,41
0,31 0,11 0,36 0,99 0,62 0,45 0,66 0,88 0,32 0,25
8,70 8,66 6,39 10,07 7,43 9,10 7,85 9,28 9,93 7,23
26,47 35,82 37,79 35,69 34,40 38,43 34,52 35,97 30,46 20,77
10,37 9,08 12,49 8,31 7,97 11,19 9,35 12,45 5,55 9,14
1,38 2,60 2,28 2,68 2,00 1,74 2,49 1,17 1,55 1,60
34,16 17,96 22,06 22,99 26,50 21,53 27,64 22,50 19,05 11,73
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,38 5,23 7,57 4,33 9,80 1,92
0,33 0,38 0,33 0,59 0,39 0,23
18,69 29,27 30,48 18,51 23,80 33,49
0,29 0,30 0,24 0,06 0,27 0,47
3,86 5,35 6,63 7,68 6,13 3,40
36,93 28,92 29,59 35,08 30,34 30,12
9,38 9,99 6,55 6,28 7,75 10,99
7,22 3,03 2,42 3,61 2,88 2,88
22,91 17,52 16,19 23,84 18,64 16,51
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
7,35 15,86 6,28
0,09 1,03 0,32
17,87 16,18 4,51
0,45 0,70 0,26
6,87 8,17 6,01
37,74 24,58 29,90
6,89 8,89 16,91
4,55 2,24 2,46
18,20 22,35 33,34
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
10,93 16,88 6,60 8,74
1,06 2,88 4,78 6,08
9,31 3,98 8,89 9,40
0,37 0,38 0,31 0,45
9,78 9,42 6,04 10,17
36,67 29,57 42,05 33,42
8,84 8,42 9,65 8,80
2,37 2,65 1,94 3,03
20,67 25,82 19,74 19,91
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
10,49 6,06 8,80 10,20 7,68 26,10
1,54 0,69 0,77 1,87 0,85 0,32
6,84 5,14 8,79 5,07 7,93 6,11
0,65 0,45 0,28 0,53 0,59 0,19
10,55 6,89 8,21 6,18 9,05 7,54
26,34 33,47 37,22 29,21 22,54 24,94
18,06 9,47 11,08 12,90 18,54 8,88
3,75 1,57 4,02 1,83 2,08 2,49
21,78 36,27 20,84 32,21 30,73 23,44
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
10,31 9,79 7,78 7,44
0,59 1,30 6,11 4,21
2,99 4,56 5,85 2,02
0,21 0,59 0,17 0,40
5,25 6,40 9,10 6,21
27,46 26,24 25,04 29,11
21,82 18,82 16,35 18,18
1,76 3,09 1,24 3,48
29,60 29,21 28,37 28,95
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
6,83
0,76
21,80
0,33
6,36
31,86
9,20
3,25
19,62
100,00
s. go
.b p
w
w
tp :// w
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
.id
11,73 9,56 9,17 7,92 12,96 10,11 9,43 7,43 7,72 3,63
ht
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Perta- PertamIndustri Listrik nian bangan
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
134
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.4.2
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, Tahun 2008 Perdesaan
Provinsi
(2)
(3)
Konstruksi
(4)
(5)
(6)
Perda- Komugangan nikasi (7)
(8)
Keuangan
Jasa
Jumlah
(9)
(10)
(11)
59,46 68,25 56,39 62,37 70,87 77,74 75,08 63,56 44,80 49,59
0,62 0,61 1,31 1,72 1,08 1,02 0,86 0,47 32,57 2,64
4,59 5,42 7,34 4,91 3,54 4,89 2,40 9,83 2,62 6,49
0,16 0,18 0,18 0,15 0,20 0,05 0,13 0,03 0,04 0,59
7,22 4,02 4,08 4,11 2,92 1,61 2,97 3,76 2,50 5,47
11,45 11,16 15,68 11,46 10,53 7,21 8,10 11,91 10,21 13,96
4,97 4,11 7,37 4,91 4,61 3,43 2,75 4,40 1,78 3,61
0,30 0,35 0,53 0,30 0,38 0,14 0,76 0,40 0,23 0,47
11,24 5,90 7,12 10,08 5,88 3,92 6,94 5,63 5,23 17,19
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
30,93 42,46 34,70 54,66 36,09
0,79 1,27 1,40 0,97 1,38
20,09 18,02 13,57 12,66 15,97
0,11 0,13 0,08 0,07 0,27
7,12 8,96 11,75 6,30 5,02
22,18 16,06 21,31 13,89 22,42
9,82 4,04 3,41 3,72 9,39
0,66 0,90 2,30 0,74 0,66
8,29 8,17 11,49 6,98 8,80
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
46,59 56,51 76,65
1,14 2,98 1,14
14,74 9,80 6,80
0,14 0,08 0,09
7,50 4,89 2,17
17,85 11,05 3,61
3,50 7,09 5,36
2,34 0,59 0,24
6,19 7,01 3,95
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
76,20 73,46 64,19 58,67
2,75 6,51 3,55 6,96
3,55 3,72 6,36 3,99
0,18 0,18 0,11 0,38
2,35 2,94 3,28 4,32
8,58 6,93 13,19 10,84
2,51 2,60 3,52 5,31
0,21 0,15 0,27 0,61
3,68 3,51 5,53 8,91
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
51,55 68,82 68,48 64,89 54,34 69,64
2,85 0,99 0,58 1,32 2,02 0,84
4,39 4,16 5,30 5,11 8,70 5,20
0,20 0,16 0,12 0,19 0,14 0,19
7,19 4,05 4,67 4,05 5,57 2,65
13,80 10,08 10,09 11,16 10,16 11,15
9,10 3,63 5,44 5,18 7,72 2,51
1,54 0,34 0,50 0,30 0,89 0,16
9,37 7,77 4,82 7,79 10,47 7,64
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
74,29 72,17 73,89 86,21
0,28 2,41 1,52 1,47
6,44 3,53 3,00 1,66
0,18 0,04 0,08 0,12
2,77 3,41 2,57 0,93
6,06 7,00 5,26 3,66
4,25 5,30 4,64 2,11
0,05 0,17 1,11 0,36
5,67 5,97 7,92 3,48
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
55,92
1,51
10,82
0,12
5,41
13,56
5,10
0,60
6,96
100,00
s. go
.b p
w
tp :// w
ht
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
w
(1)
Perta- PertamIndustri Listrik nian bangan
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
135
Tabel 5.4.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan Usaha, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi (1)
Perta- PertamIndustri Listrik nian bangan (2)
(3)
(4)
Konstruksi
(5)
(6)
Perda- Komugangan nikasi (7)
(8)
Keuangan
Jasa
Jumlah
(9)
(10)
(11)
44,92 43,17 42,12 46,28 55,40 58,93 57,09 51,84 30,35 9,86
0,49 0,38 1,14 2,31 1,10 0,92 0,97 0,41 27,33 1,43
5,23 10,00 7,76 5,71 4,45 5,42 3,61 9,90 4,05 39,27
0,20 0,15 0,24 0,40 0,31 0,16 0,27 0,21 0,15 0,30
7,67 6,00 4,78 5,87 4,12 3,69 4,31 4,91 5,40 6,99
16,02 21,70 22,36 18,62 16,91 15,89 15,34 16,93 18,10 19,85
6,61 6,24 8,92 5,91 5,51 5,59 4,56 6,08 3,25 8,39
0,63 1,31 1,06 1,00 0,81 0,58 1,23 0,56 0,74 1,44
18,22 11,05 11,63 13,90 11,39 8,82 12,61 9,15 10,62 12,47
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,38 16,88 27,66 16,02 35,55 15,91
0,33 0,57 0,87 0,90 0,72 0,70
18,69 25,11 23,30 16,61 17,41 26,32
0,29 0,21 0,18 0,07 0,15 0,39
3,86 6,15 7,97 9,25 6,23 4,06
36,93 25,87 21,80 29,79 20,90 26,97
9,38 9,92 5,11 5,18 5,44 10,33
7,22 1,96 1,54 3,11 1,65 1,97
22,91 13,33 11,57 19,09 11,95 13,35
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
27,03 41,69 66,62
0,62 2,27 1,03
16,30 12,12 6,47
0,30 0,30 0,11
7,19 6,08 2,72
27,76 15,98 7,35
5,19 7,75 7,01
3,44 1,19 0,55
12,18 12,60 8,14
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
61,23 59,15 44,80 32,48
2,37 5,59 3,96 6,50
4,87 3,79 7,21 6,83
0,22 0,23 0,18 0,42
4,05 4,58 4,20 7,39
15,02 12,66 22,91 22,69
3,96 4,07 5,58 7,14
0,70 0,78 0,83 1,88
7,57 9,16 10,32 14,68
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
35,09 57,39 48,03 55,64 41,83 61,97
2,32 0,93 0,64 1,41 1,71 0,75
5,37 4,34 6,50 5,10 8,49 5,36
0,38 0,21 0,18 0,25 0,26 0,19
8,53 4,57 5,88 4,41 6,51 3,51
18,83 14,34 19,38 14,22 13,48 13,58
12,70 4,70 7,37 6,49 10,62 3,63
2,43 0,56 1,71 0,56 1,21 0,57
14,35 12,96 10,31 11,92 15,90 10,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
57,30 56,82 57,90 72,60
0,36 2,14 2,63 1,94
5,53 3,78 3,69 1,72
0,19 0,17 0,11 0,17
3,43 4,15 4,15 1,84
11,74 11,74 10,04 8,06
8,91 8,63 7,47 4,89
0,51 0,89 1,14 0,90
12,03 11,69 12,86 7,88
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
34,56
1,18
15,60
0,21
5,82
21,52
6,89
1,75
12,47
s. go
.b p
w
w
tp :// w
ht
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
136
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.5.1
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status pekerjaan Utama, Tahun 2008 Perkotaan Pekerja Bebas
Jumlah
(6)
(8)
(4)
(5)
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
21,82 20,29 24,34 21,26 21,00 23,09 21,93 20,04 22,70 17,63
9,05 7,94 7,40 7,38 9,45 8,10 8,99 8,97 5,53 6,32
4,28 2,56 3,26 3,32 3,38 1,42 4,35 2,99 5,37 1,30
45,65 52,42 45,83 58,67 51,44 51,17 45,70 47,56 54,17 70,34
8,10 5,87 8,50 3,96 5,95 7,09 7,32 12,48 5,33 2,50
11,10 10,93 10,68 5,40 8,78 9,13 11,71 7,97 6,91 1,91
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
17,34 21,63 19,40 16,91 17,64 20,12
6,13 7,83 8,93 8,98 8,81 8,22
2,24 2,00 2,15 4,50 2,42 1,78
67,90 54,37 48,44 54,73 52,03 63,11
1,48 7,93 10,19 5,43 7,57 2,81
4,91 6,23 10,90 9,46 11,54 3,96
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
14,23 21,10 23,64
12,10 10,38 11,00
2,77 2,29 3,47
55,03 31,09 49,22
4,85 19,43 1,90
11,02 15,71 10,77
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
16,04 21,27 21,38 14,84
7,83 9,44 11,52 9,08
2,99 2,59 2,24 2,25
59,37 46,86 47,58 63,27
3,86 4,05 5,20 3,85
9,90 15,80 12,09 6,70
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
25,55 19,01 16,89 21,58 27,45 26,93
8,16 9,91 8,82 10,89 5,35 10,08
1,63 2,26 3,52 2,72 2,51 2,55
50,66 51,62 53,60 46,21 50,44 37,24
8,52 4,16 4,82 4,50 8,84 6,61
5,48 13,03 12,35 14,09 5,40 16,59
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
26,61 29,71 22,64 25,81
9,55 7,44 9,78 4,81
2,07 3,36 3,72 3,31
46,67 44,11 55,70 55,93
3,21 3,14 4,07 2,18
11,89 12,23 4,11 7,96
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
19,58
8,28
2,40
54,46
6,61
8,68
100,00
w
.b p
s. go
(3)
tp :// w
(6)
Pekerja Tak Di bayar
.id
Brsh Dbnt Buruh/KaryaBrh Ttp wan Dibayar
(2)
ht
(1)
Berusaha Brsh Dbnt Sendiri Brh tdk Ttp
w
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
137
Tabel 5.5.2
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status pekerjaan Utama, Tahun 2008 Perdesaan
Provinsi (1)
Berusaha Brsh Dbnt Sendiri Brh tdk Ttp (2)
Brsh Dbnt Buruh/KaryaBrh Ttp wan Dibayar
(3)
(4)
(5)
Pekerja Bebas (6)
Pekerja Tak Di bayar
Jumlah
(6)
(8)
19,68 13,89 20,88 25,85 22,52 14,59 16,62 13,13 25,53 34,41
15,95 14,62 13,94 9,95 13,45 19,54 20,79 18,09 9,31 6,47
2,74 1,24 2,54 2,72 1,75 1,08 1,09 1,73 6,14 0,94
27,75 19,54 18,40 31,23 23,73 16,18 14,57 15,39 28,57 34,84
8,78 12,97 17,03 12,71 9,75 10,32 8,60 15,50 13,10 11,14
25,10 37,74 27,20 17,53 28,80 38,28 38,33 36,16 17,36 12,20
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
23,93 15,36 15,70 13,50 22,71
12,43 13,69 16,67 14,35 15,04
1,62 1,35 2,14 1,89 1,71
26,92 24,09 27,28 20,02 29,58
22,08 19,87 13,79 17,22 17,12
13,02 25,64 24,42 33,02 13,84
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
13,44 15,83 12,19
17,96 16,69 25,39
1,22 1,52 0,88
24,75 10,66 8,64
13,13 25,98 2,89
29,50 29,32 50,01
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
16,55 17,42 18,68 18,86
21,71 17,44 16,94 12,79
0,90 1,50 1,41 1,93
17,58 20,21 20,35 36,88
3,98 6,74 8,07 5,42
39,28 36,69 34,55 24,11
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
28,65 16,61 14,32 14,06 25,51 16,90
11,45 21,31 21,88 19,33 12,46 23,31
2,16 1,83 2,05 1,75 1,82 1,51
23,93 13,84 14,91 15,11 21,40 15,98
17,10 9,56 8,84 7,05 17,06 7,19
16,69 36,85 38,00 42,70 21,75 35,12
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
24,83 20,45 14,94 12,11
19,24 18,97 24,34 28,03
1,44 2,31 1,46 0,60
13,66 13,66 17,92 8,01
2,38 8,18 2,33 2,15
38,44 36,43 38,99 49,10
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
17,11
16,03
1,64
20,87
14,58
29,76
100,00
s. go
.b p
w w
tp :// w
ht
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
138
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.5.3
Persentase Pemuda yang Bekerja menurut Provinsi dan Status pekerjaan Utama, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
(4)
(5)
(6)
Pekerja Tak Di bayar
Jumlah
(6)
(8)
20,33 16,62 21,92 24,50 22,11 16,95 18,07 14,57 24,43 19,91
13,85 11,77 11,96 9,19 12,38 16,36 17,56 16,19 7,84 6,34
3,20 1,80 2,76 2,90 2,19 1,18 1,98 1,99 5,84 1,25
33,20 33,59 26,69 39,34 31,14 25,92 23,10 22,11 38,54 65,53
8,57 9,93 14,45 10,12 8,74 9,42 8,25 14,87 10,07 3,67
20,84 26,28 22,21 13,95 23,45 30,17 31,04 30,27 13,28 3,30
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
17,34 22,68 17,07 16,44 15,26 21,18
6,13 9,91 11,67 11,94 11,99 11,01
2,24 1,83 1,69 3,59 2,11 1,75
67,90 41,93 34,42 44,17 33,66 49,38
1,48 14,34 15,76 8,65 13,11 8,67
4,91 9,31 19,38 15,22 23,87 8,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
13,83 17,75 13,82
15,04 14,39 23,34
1,99 1,80 1,25
39,84 18,11 14,42
9,00 23,59 2,74
20,29 24,36 44,42
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
16,44 18,39 19,59 16,75
18,53 15,42 15,11 10,84
1,38 1,78 1,69 2,10
27,17 26,95 29,51 50,73
3,95 6,06 7,10 4,60
32,54 31,40 26,99 14,98
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
27,41 17,05 15,20 15,33 26,03 18,66
10,13 19,23 17,41 17,91 10,55 20,98
1,95 1,91 2,55 1,91 2,01 1,69
34,65 20,72 28,17 20,37 29,18 19,72
13,66 8,58 7,46 6,62 14,85 7,09
12,20 32,51 29,21 37,86 17,37 31,85
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
25,31 22,73 16,80 14,48
16,67 16,13 20,82 24,01
1,60 2,57 2,01 1,07
22,43 21,16 27,06 16,29
2,60 6,94 2,75 2,16
31,40 30,47 30,56 41,99
100,00 100,00 100,00 100,00
1,97
35,48
11,11
20,59
100,00
INDONESIA
18,18
.b p
w
tp :// w 12,66
s. go
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
.id
(3)
Pekerja Bebas
w
(2)
Brsh Dbnt Buruh/KaryaBrh Ttp wan Dibayar
ht
(1)
Berusaha Brsh Dbnt Sendiri Brh tdk Ttp
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
139
Tabel 5.6.1
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perkotaan Jumlah Jam Kerja (Jam) Jumlah 0*)
1-9
(2)
(3)
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
0,53 0,64 1,65 0,39 0,57 1,26 1,12 1,66 1,59 0,85
0,65 0,76 2,75 0,76 0,68 1,37 1,32 1,23 1,75 0,63
10,07 7,94 10,08 7,13 5,61 8,70 8,86 8,45 8,64 2,46
14,70 6,73 10,62 6,81 9,81 8,75 9,68 9,09 8,87 3,10
74,04 83,93 74,89 84,91 83,33 79,92 79,02 79,57 79,15 92,95
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,59 1,34 1,16 2,61 1,18 0,64
0,60 1,30 0,99 1,21 1,66 0,64
3,73 6,19 7,72 5,98 9,51 4,46
.id
Provinsi
3,62 5,98 8,67 6,67 7,98 6,32
91,45 85,18 81,46 83,53 79,67 87,94
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2,22 2,30 3,69
2,20 2,84 1,74
11,19 16,88 8,28
10,47 15,57 6,59
73,92 62,41 79,69
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,89 1,45 2,57 1,34
1,89 1,07 2,41 0,79
10,23 7,28 9,76 5,54
8,23 9,05 9,32 6,45
77,77 81,15 75,93 85,88
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,87 2,18 2,18 2,00 2,28 3,28
1,77 1,89 1,95 2,88 1,35 1,45
6,24 8,19 7,67 11,52 6,83 13,42
6,39 8,18 7,25 12,14 9,49 13,25
83,73 79,55 80,95 71,47 80,05 68,61
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
2,26 3,66 0,62 1,42
3,41 1,73 1,27 0,43
10,65 10,16 7,73 5,26
8,59 11,81 7,41 7,42
75,09 72,63 82,96 85,47
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
1,25
1,25
7,30
7,25
82,94
100,00
25 - 34 (5)
.b p w
w
35+ (6)
s. go
(4)
tp :// w
ht
(1)
10 - 24
(7)
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
140
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.6.2
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perdesaan Jumlah Jam Kerja (Jam) Jumlah
Provinsi 1-9
10 - 24
25 - 34
35+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
1,88 1,23 1,93 1,28 1,34 1,62 1,79 2,20 3,03 2,37
2,60 2,98 3,01 3,06 1,42 2,14 1,96 3,09 1,71 3,48
19,80 19,15 18,12 20,65 20,83 23,32 17,66 20,18 17,92 23,11
19,37 16,85 16,65 17,91 21,43 23,90 18,82 14,70 16,24 16,84
56,35 59,79 60,29 57,12 54,97 49,02 59,78 59,83 61,10 54,21
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
2,07 1,70 0,65 1,47 5,40
1,82 2,37 2,03 2,97 1,30
13,20 16,85 13,22 19,89 11,77
12,89 13,67 13,27 15,64 12,65
70,03 65,41 70,83 60,03 68,88
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2,02 3,39 3,40
2,58 6,88 2,44
15,32 24,25 24,78
14,33 17,07 21,49
65,75 48,42 47,88
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,68 1,01 2,21 1,00
1,95 0,46 2,64 2,09
20,74 13,19 19,71 13,69
17,39 18,25 18,80 14,65
58,24 67,09 56,63 68,57
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
0,88 2,25 2,90 2,65 2,24 2,95
1,68 4,53 4,72 5,07 3,46 4,54
14,45 21,74 22,95 23,27 16,44 24,08
14,36 17,99 17,85 17,66 12,70 21,74
68,62 53,49 51,58 51,36 65,17 46,69
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,59 2,40 0,73 0,61
4,09 3,64 0,95 0,48
19,08 23,25 16,06 11,37
20,96 19,02 24,68 23,65
54,29 51,68 57,58 63,89
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
1,95
2,67
18,46
16,36
60,55
100,00
ht
s. go
.b p w
w
tp :// w
(1)
.id
0*)
(7)
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
141
Tabel 5.6.3
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu yang Lalu, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan Jumlah Jam Kerja (Jam) Jumlah 1-9
10 - 24
25 - 34
35+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
1,47 0,98 1,85 1,01 1,14 1,52 1,60 2,09 2,47 1,05
2,00 2,03 2,93 2,38 1,22 1,93 1,78 2,70 1,73 1,02
16,84 14,36 15,69 16,65 16,76 19,25 15,25 17,73 14,30 5,26
17,95 12,53 14,83 14,63 18,32 19,69 16,32 13,53 13,37 4,96
61,74 70,11 64,70 65,33 62,55 57,61 65,05 63,95 68,13 87,70
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,59 1,67 1,47 1,86 1,35 2,59
0,60 1,54 1,78 1,52 2,42 0,91
3,73 9,36 12,98 8,77 15,47 7,45
3,62 9,11 11,55 9,21 12,38 8,92
91,45 78,32 72,22 78,64 68,40 80,13
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2,12 2,99 3,44
2,39 5,41 2,34
13,26 21,56 22,43
12,41 16,52 19,37
69,82 53,52 52,42
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,73 1,12 2,33 1,18
1,94 0,62 2,56 1,41
18,32 11,70 16,36 9,41
15,28 15,92 15,61 10,35
62,72 70,64 63,13 77,65
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,28 2,24 2,65 2,54 2,25 3,01
1,72 4,05 3,77 4,70 2,89 4,00
11,16 19,27 17,71 21,28 13,87 22,20
11,17 16,20 14,22 16,73 11,84 20,25
74,68 58,23 61,64 54,76 69,15 50,55
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,77 2,71 0,70 0,75
3,91 3,17 1,03 0,47
16,84 20,03 14,05 10,32
17,67 17,25 20,51 20,85
59,81 56,84 63,72 67,62
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
1,64
2,06
13,61
12,40
70,29
100,00
.b p w
w
tp :// w
ht
(1)
s. go
0*)
.id
Provinsi
(7)
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008 Catatan : *) Sementara tidak bekerja selama seminggu yg lalu
142
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.7.1
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008 Perkotaan
Provinsi
Tdk/Blm Per- Tdk/Blm nah Sekolah Tamat SD
(1)
(2)
(3)
SD
SLTP
SM
Perguruan Tinggi
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
0,44 0,10 0,13 0,14 0,09 0,63 0,27 0,48 0,53
2,36 2,90 4,95 2,12 4,60 5,70 1,31 4,87 5,66 2,77
13,04 14,07 13,61 12,71 16,04 18,86 12,78 20,11 20,27 9,34
21,87 24,97 24,08 23,09 20,47 20,82 22,54 25,56 22,29 15,44
44,60 47,54 40,32 48,81 46,58 41,09 46,53 37,79 40,49 60,94
17,69 10,41 16,91 13,14 12,22 12,90 16,84 11,38 10,82 10,99
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,04 0,26 0,30 0,35 0,43 0,17
2,67 3,19 3,14 2,17 2,50 3,34
15,41 23,97 24,35 11,86 19,58 19,09
22,57 25,74 27,46 23,84 26,65 25,48
42,92 36,22 34,60 45,22 40,24 41,09
16,38 10,62 10,15 16,56 10,61 10,83
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
0,40 3,28 0,38
2,56 9,45 7,73
16,68 29,99 22,72
20,91 21,69 17,52
43,97 26,44 38,90
15,49 9,15 12,76
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
1,58 0,22 0,52 0,29
6,59 5,51 5,27 4,28
25,19 22,15 21,38 13,64
19,76 23,37 26,46 20,38
36,00 36,77 36,36 48,19
10,87 11,98 10,01 13,21
100,00 100,00 100,00 100,00
s. go
.b p w
w
tp :// w 0,25 0,71 0,90 0,29 0,36 1,21
6,31 3,63 6,81 5,51 10,92 10,61
16,26 16,61 19,61 13,61 24,40 28,83
20,96 20,03 20,23 18,86 16,53 17,96
44,90 41,36 37,65 42,83 34,00 30,11
11,32 17,66 14,80 18,89 13,79 11,27
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,44 0,17 0,29
3,29 5,06 2,96 5,63
11,75 10,43 9,92 10,46
17,57 19,62 21,83 22,12
47,07 47,09 51,96 45,04
19,87 17,63 13,33 16,46
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
0,36
3,47
19,61
24,46
40,03
12,07
100,00
ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
143
Tabel 5.7.2
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008 Perdesaan
Provinsi (1)
Tdk/Blm Per- Tdk/Blm nah Sekolah Tamat SD (2)
(3)
SD
SLTP
SM
(4)
(5)
(6)
Diploma IV/ Jumlah S1/S2/S3 (7)
(8)
0,86 1,35 0,44 0,86 1,05 0,69 1,14 0,56 2,11 4,71
5,92 7,84 10,15 8,63 9,02 11,20 9,31 8,29 16,06 12,04
29,56 28,44 33,53 36,38 39,49 46,73 38,64 37,95 46,01 46,52
29,72 30,56 27,67 27,40 28,22 22,75 26,13 31,99 17,80 16,22
27,50 28,23 23,37 21,79 18,14 16,32 21,21 18,59 15,90 16,14
6,43 3,59 4,84 4,94 4,08 2,31 3,57 2,62 2,13 4,37
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,55 0,74 0,30 2,45 0,41
7,64 5,90 3,35 6,82 13,67
54,06 46,18 27,64 43,04 52,69
22,02 28,72 31,54 26,75 17,19
13,42 15,03 30,48 17,71 13,55
2,31 3,43 6,70 3,24 2,49
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2,59 5,04 3,45
6,47 15,04 17,52
32,83 36,37 53,09
27,35 21,65 14,10
26,51 19,16 10,13
4,26 2,74 1,71
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
3,10 0,51 0,77 1,31
15,81 9,03 14,62 10,68
42,91 49,29 45,78 34,68
22,07 25,59 22,77 23,41
14,30 13,56 13,69 26,04
1,81 2,02 2,37 3,89
100,00 100,00 100,00 100,00
0,12 2,04 4,00 1,64 1,44 4,39
10,77 9,95 12,09 9,92 28,06 14,60
30,59 45,47 40,15 36,21 42,63 43,43
25,17 23,79 23,37 26,41 13,55 19,72
28,72 15,46 17,05 20,81 11,75 14,12
4,63 3,29 3,34 5,00 2,58 3,74
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
1,05 0,62 13,16 30,32
9,81 12,71 8,98 14,49
35,40 38,52 31,67 29,73
24,77 22,56 24,75 13,20
25,31 21,12 17,47 10,08
3,65 4,48 3,97 2,18
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
2,06
9,27
42,72
25,13
17,63
3,20
100,00
s. go
.b p w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
144
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.7.3
Persentase Pemuda yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
Tdk/Blm Per- Tdk/Blm nah Sekolah Tamat SD
(1)
(2)
(3)
SD
SLTP
SM
Diploma IV/ S1/S2/S3
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
0,73 0,82 0,35 0,65 0,79 0,68 0,83 0,50 1,47 1,09
4,84 5,73 8,58 6,71 7,84 9,67 7,12 7,58 12,01 4,03
24,53 22,30 27,51 29,38 33,22 38,98 31,55 34,22 35,98 14,38
27,33 28,17 26,58 26,13 26,15 22,21 25,14 30,65 19,55 15,54
32,71 36,48 28,49 29,77 25,74 23,21 28,15 22,60 25,48 54,86
9,86 6,50 8,49 7,36 6,26 5,25 7,21 4,45 5,51 10,09
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
0,04 0,39 0,56 0,33 1,59 0,27
2,67 5,20 4,73 2,62 4,98 7,57
15,41 37,61 36,92 17,93 33,04 32,85
22,57 24,06 28,18 26,80 26,71 22,08
42,92 25,89 23,33 39,55 27,31 29,81
16,38 6,85 6,28 12,77 6,38 7,42
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
1,50 4,40 3,01
4,52 13,00 16,12
24,78 34,05 48,76
24,14 21,66 14,59
35,21 21,82 14,23
9,86 5,08 3,28
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
2,75 0,43 0,69 0,77
13,70 8,14 11,47 7,32
38,84 42,43 37,57 23,64
21,54 25,03 24,01 21,82
19,28 19,43 21,32 37,66
3,89 4,54 4,94 8,78
100,00 100,00 100,00 100,00
0,18 1,80 2,94 1,41 1,15 3,83
8,98 8,80 10,28 9,17 23,46 13,90
24,84 40,21 33,11 32,39 37,74 40,86
23,48 23,11 22,30 25,13 14,35 19,41
35,21 20,18 24,10 24,54 17,71 16,93
7,31 5,90 7,27 7,35 5,58 5,06
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
0,89 0,51 9,98 25,13
8,08 10,82 7,53 12,96
29,12 31,60 26,41 26,40
22,86 21,83 24,04 14,75
31,09 27,51 25,81 16,12
7,96 7,72 6,23 4,65
100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
1,32
6,75
32,66
24,83
27,37
7,06
100,00
s. go
.b p w
w
tp :// w ht
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
145
Tabel 5.8.1 Persentase Pemuda yang Bekerja dan Berusaha atau Dibayar menurut Provinsi dan Pendapatan/Upah/Gaji Bersih Sebulan, Tahun 2008 Perkotaan Provinsi
< 300.000
300.000 499.999
500.000 749.999
750.000 999.999
1.000.000 1.499.999
1.500.000 2.499.999
2.500.000 +
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
4,15 5,14 17,03 6,33 10,51 9,29 6,58 10,68 7,54 5,53
14,12 13,46 16,37 11,56 16,76 16,18 17,18 23,72 12,19 6,20
14,58 26,58 21,55 26,13 21,33 21,28 24,55 29,67 17,59 10,38
16,05 24,74 11,53 16,51 12,52 21,97 14,90 12,62 17,08 21,76
23,89 18,27 15,41 16,35 19,57 14,77 15,21 10,12 23,42 20,75
21,30 9,25 14,29 16,61 15,42 12,42 17,40 10,87 17,92 25,17
5,91 2,55 3,84 6,51 3,89 4,09 4,18 2,32 4,26 10,20
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
2,91 7,64 19,35 10,86 12,46 12,32
7,77 16,74 27,27 24,24 22,40 15,94
18,67 19,78 28,26 34,58 23,77 30,60
21,85 23,57 11,97 11,64 22,18 15,38
23,08 17,93 6,99 8,53 10,32 13,74
16,60 10,60 4,56 7,87 6,69 8,08
9,12 3,74 1,60 2,28 2,19 3,94
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
5,94 27,24 16,91
15,56 26,65 24,06
22,50 21,59 24,89
22,70 9,80 9,96
16,55 6,80 10,11
12,86 6,46 11,35
3,89 1,47 2,72
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
6,23 11,09 14,45 8,31
13,24 13,13 16,16 11,75
21,07 21,70 19,84 22,76
22,33 15,31 17,51 11,89
19,18 19,34 15,96 18,88
13,27 14,34 11,20 16,81
4,68 5,09 4,88 9,60
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
8,77 7,73 24,45 15,52 19,56 5,93
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
s. go
.b p
w
w
tp :// w
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
26,03 24,08 20,81 20,32 19,65 24,79
16,58 15,44 14,29 12,36 10,50 14,91
20,33 12,95 12,26 15,74 12,13 11,57
10,90 14,83 12,66 14,61 10,26 12,56
3,36 3,32 5,53 3,34 2,77 3,35
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
13,81 11,45 14,50 1,56
16,23 9,37 11,72 3,92
20,34 11,14 14,76 12,17
11,30 16,28 9,64 11,21
19,98 24,95 20,65 23,01
15,68 20,92 20,69 32,23
2,65 5,89 8,05 15,90
100,00 100,00 100,00 100,00
10,32
17,13
22,94
19,15
15,30
10,91
4,26
100,00
ht
14,02 21,65 9,99 18,11 25,13 26,89
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
146
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 5.8.2 Persentase Pemuda yang Bekerja dan Berusaha atau Dibayar menurut Provinsi dan Pendapatan/Upah/Gaji Bersih Sebulan, Tahun 2008 Perdesaan Provinsi
< 300.000
300.000 499.999
500.000 749.999
750.000 999.999
1.000.000 1.499.999
1.500.000 2.499.999
2.500.000 +
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
7,22 11,61 11,56 6,88 11,60 15,19 6,92 25,32 9,76 15,16
14,39 17,42 19,01 12,95 14,37 16,61 14,96 22,41 9,59 23,29
19,84 23,89 23,52 24,47 20,77 20,78 27,08 22,52 18,62 18,93
21,25 23,54 16,97 16,06 13,35 18,61 21,31 12,30 18,39 14,22
20,74 13,86 15,41 21,67 20,58 16,12 15,85 10,89 26,25 18,96
14,52 8,14 10,79 13,91 15,25 10,43 11,93 5,01 13,23 7,38
2,03 1,55 2,75 4,06 4,07 2,26 1,95 1,55 4,15 2,06
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
16,43 26,25 14,20 21,26 7,40
23,60 28,15 26,42 29,65 20,85
24,90 25,32 29,80 23,25 22,22
18,01 10,68 14,94 14,66 24,62
11,77 5,57 5,96 6,44 18,58
4,37 3,23 7,15 3,95 5,43
0,93 0,81 1,52 0,79 0,90
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
14,31 21,75 26,97
17,06 29,24 24,91
26,95 23,81 21,33
21,38 14,45 13,36
13,89 6,19 6,96
4,62 3,60 5,34
1,80 0,95 1,13
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
8,48 5,43 15,45 2,08
15,56 10,73 14,48 3,79
25,16 26,36 20,51 8,60
21,04 17,16 20,02 9,28
15,23 19,47 16,13 24,21
11,21 16,55 10,14 36,58
3,33 4,30 3,26 15,45
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
16,96 25,02 9,36 23,88 28,87 23,31
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
s. go
.b p
w
w
tp :// w
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
23,54 20,23 20,54 18,31 20,48 20,88
14,39 12,15 15,57 14,29 11,07 13,56
16,50 10,24 9,93 10,63 7,01 10,93
9,65 5,98 6,59 7,46 5,17 7,39
1,96 1,66 3,21 2,71 1,27 0,46
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
21,28 16,17 4,37 8,71
20,39 13,54 8,10 12,24
22,94 22,09 14,44 17,29
15,52 12,74 15,79 11,42
9,11 17,19 27,08 19,75
8,84 14,45 24,41 21,70
1,91 3,82 5,80 8,89
100,00 100,00 100,00 100,00
16,80
22,35
23,22
16,19
12,10
7,40
1,95
100,00
ht
17,01 24,72 34,79 22,72 26,12 23,47
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
147
Tabel 5.8.3 Persentase Pemuda yang Bekerja dan Berusaha atau Dibayar menurut Provinsi dan Pendapatan/Upah/Gaji Bersih Sebulan, Tahun 2008 Perkotaan+Perdesaan Provinsi
< 300.000
300.000 499.999
500.000 749.999
750.000 999.999
1.000.000 1.499.999
1.500.000 2.499.999
2.500.000 +
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
6,04 7,61 13,94 6,68 11,21 12,35 6,76 19,69 8,71 6,59
14,29 14,97 17,86 12,43 15,24 16,40 15,96 22,92 10,83 8,08
17,82 25,56 22,66 25,08 20,98 21,02 25,94 25,27 18,13 11,32
19,25 24,28 14,60 16,23 13,05 20,23 18,43 12,42 17,77 20,93
21,95 16,59 15,41 19,70 20,21 15,47 15,56 10,59 24,90 20,56
17,12 8,83 12,32 14,91 15,31 11,39 14,39 7,26 15,46 23,22
3,52 2,17 3,22 4,96 4,01 3,14 2,95 1,84 4,20 9,31
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten
2,91 10,77 22,40 11,77 15,92 10,83
7,77 19,18 27,66 24,83 25,25 17,43
18,67 21,60 26,96 33,28 23,56 28,06
21,85 21,59 11,40 12,54 19,22 18,18
23,08 15,73 6,36 7,83 8,80 15,21
16,60 8,38 3,97 7,67 5,61 7,28
9,12 2,74 1,25 2,07 1,64 3,02
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
8,93 24,66 23,27
16,09 27,87 24,60
24,09 22,63 22,64
22,23 11,99 12,11
15,60 6,52 8,12
9,92 5,11 7,55
3,14 1,23 1,72
100,00 100,00 100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
7,59 7,58 14,98 5,86
14,64 11,65 15,27 8,62
23,54 24,59 20,19 17,20
21,55 16,45 18,84 10,86
16,79 19,42 16,05 20,97
12,03 15,71 10,64 24,57
3,87 4,60 4,03 11,90
100,00 100,00 100,00 100,00
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
12,93 19,13 17,76 21,20 25,35 18,19
Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
s. go
.b p
w
w
tp :// w
.id
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau
24,77 21,54 20,69 18,95 20,17 22,03
15,47 13,27 14,86 13,67 10,86 13,96
18,38 11,16 11,23 12,27 8,94 11,12
10,26 8,99 9,97 9,76 7,10 8,91
2,65 2,22 4,50 2,91 1,84 1,31
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
18,24 14,21 8,75 5,43
18,69 11,82 9,66 8,42
21,88 17,56 14,58 14,94
13,80 14,20 13,14 11,32
13,54 20,40 24,30 21,25
11,63 17,13 22,81 26,54
2,21 4,68 6,77 12,11
100,00 100,00 100,00 100,00
12,91
19,22
23,05
17,97
14,02
9,50
3,34
100,00
ht
15,54 23,68 20,98 21,24 25,75 24,48
Sumber : Badan Pusat Statistik, Sakernas 2008
148
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.1
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2008
Tabel 6.2.1
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
24,32
29,72
28,13
16,93
19,45
18,21
21,21
29,47
26,40
22,27
27,29
24,72
15,77
21,06
19,33
34,57
27,35
30,16
27,17
25,75
26,26
34,64
28,45
30,21
27,79
29,16
28,53
22,19
17,89
20,37
INDONESIA
29,40
.id
29,40 24,88
23,79
22,42
23,62
23,00
s. go
23,13 32,93
27,93
31,51
22,74
22,84
26,49
30,12
30,00
32,02
32,64
32,09
42,35
40,39
24,48
25,47
20,78
19,22
31,08
32,29
20,82
22,61
21,47
29,40
31,72
30,68
35,46
32,39
33,12
20,24
22,15
21,47
32,99
29,47
30,41
32,11
47,01
42,34
24,73
35,85
31,97
25,79
28,24
27,47
25,21
30,28
28,57
31,69
22,40
24,76
22,86
27,94
26,67
22,94 32,16
.b p
33,32
27,98 16,41
tp :// w
33,92
w
33,87
w
31,40
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
25,13
25,87
25,49
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
149
Tabel 6.2.1
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, Tahun 2008
Perkotaan Provinsi
Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
INDONESIA
(7)
Sakit Gigi
Lainnya
(8)
(9)
9,01
9,51
0,96
1,34
5,74
2,63
7,40
5,83
6,39
6,48
0,44
0,99
3,13
1,07
4,85
8,56
9,57
9,69
0,97
0,74
5,26
1,49
5,62
9,08
10,89
10,66
0,79
0,96
5,38
2,01
5,36
5,07
5,79
5,59
0,64
0,73
3,06
0,89
5,45
11,86
16,24
17,34
1,64
1,03
10,69
2,98
10,51
8,73
12,35
13,12
0,92
0,78
4,09
1,38
9,42
11,76
18,71
18,71
0,58
1,40
7,42
3,52
11,93
7,67
11,79
12,76
1,21
0,75
8,13
2,34
8,90
7,94
10,02
9,99
0,83
0,82
4,45
1,50
5,45
8,17
14,60
14,50
1,00
1,39
5,58
1,36
9,13
6,82
9,20
10,19
1,08
1,00
4,02
1,34
8,55
4,92
10,43
11,15
0,57
0,68
7,27
16,79
18,84
6,37
11,14
11,15
8,44
12,57
12,96
14,92
15,27
16,33
14,49
13,48
15,25
11,62
20,46
10,57
11,31
4,24
6,80
6,97
8,76
14,45
15,89
1,33
1,77
5,27
2,68
9,85
5,34
8,30
9,55
0,66
0,72
3,63
1,29
6,33
10,68
14,23
14,78
0,76
1,39
6,22
2,22
7,03
14,19
14,93
17,19
1,74
2,98
9,86
4,39
9,33
6,67
6,41
8,55
0,52
0,70
4,92
1,40
5,39
11,67
14,06
15,50
1,16
1,79
8,96
3,08
8,13
18,14
11,56
9,11
1,65
2,10
6,20
3,15
6,75
9,56
10,25
11,84
0,58
0,95
9,01
2,17
7,85
5,32
9,73
10,31
1,32
1,13
5,22
2,53
9,09
1,32
7,65
0,78
5,25
1,96
8,32
0,66
0,96
3,77
1,21
6,84
1,15
1,16
6,99
1,69
12,36
1,07
1,17
8,57
2,28
8,87
0,91
1,27
8,42
2,32
9,67
22,88
1,65
1,24
7,32
3,08
9,36
11,37
1,01
0,98
7,95
1,96
8,28
0,79
0,91
4,01
1,73
4,27
w
.b p
s. go
3,92
1,21
w
tp :// w
.id
8,04
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Sakit Kepala
10,14
8,60
7,81
1,01
1,46
8,39
2,52
9,29
10,93
11,31
11,98
1,24
1,36
7,71
1,97
11,10
7,90
9,98
8,80
1,51
0,48
4,26
1,19
8,03
7,50
11,14
11,73
0,89
1,02
4,98
1,58
8,09
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
150
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.2.2
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, Tahun 2008
Perdesaan Sakit Kepala
Sakit Gigi
Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
10,94
11,78
11,55
1,46
1,81
8,75
3,53
8,95
6,90
7,35
7,16
0,66
1,67
3,88
1,57
6,61
11,89
11,56
12,56
1,17
1,77
8,63
3,19
7,59
9,60
10,93
11,12
1,13
1,83
8,14
3,68
7,21
7,15
8,03
8,55
0,79
0,95
4,55
2,22
6,48
8,43
10,56
11,75
1,26
1,44
7,50
2,68
8,67
8,04
10,23
10,36
0,84
0,88
5,64
2,25
9,01
8,15
12,78
13,20
0,81
1,41
6,12
2,30
9,96
8,21
11,50
11,47
1,42
1,22
9,15
3,31
10,65
9,33
9,01
9,37
0,88
0,92
4,42
2,09
4,12
8,09
9,88
11,20
1,09
0,99
5,04
1,77
9,16
5,72
11,05
12,00
0,59
1,16
4,80
1,75
7,50
5,30
12,65
14,24
9,03
7,03
10,37
10,37
7,48
10,43
10,55
13,31
11,92
13,17
12,83
12,90
15,03
21,01
24,67
9,12
10,80
6,60
8,68
9,70
13,06
12,69
1,57
1,81
8,88
3,01
7,91
6,77
8,77
10,16
1,20
1,37
4,74
2,43
6,51
14,52
15,96
15,69
1,18
2,44
9,95
4,54
7,63
11,79
10,01
10,27
1,79
2,06
9,33
4,07
11,46
INDONESIA
s. go
(8)
(9)
0,68
4,28
1,36
0,85
0,99
4,39
1,98
6,72
1,25
1,28
7,43
1,50
11,15
1,30
1,59
6,88
2,66
9,63
1,31
1,18
8,58
1,89
11,61
23,22
2,35
3,09
16,97
4,76
13,74
10,07
1,18
1,47
8,20
2,87
6,92
1,00
1,16
5,67
2,54
4,12
w
.b p
0,40
w
tp :// w
(7)
Lainnya
8,54
7,08
6,83
7,51
0,71
1,25
5,29
2,00
6,71
10,91
9,21
10,48
0,98
1,83
8,47
3,28
7,74
31,35
24,33
19,86
2,77
3,81
14,12
6,30
8,30
14,11
11,67
12,52
1,65
3,51
15,98
4,62
10,75
12,05
14,25
12,96
1,60
1,99
8,81
3,66
6,92
14,49
13,04
9,76
1,76
2,91
11,22
3,27
7,40
6,57
7,83
8,32
0,37
0,91
4,92
1,95
9,23
9,70
13,45
12,34
1,45
2,37
7,19
3,94
8,89
8,68
10,92
11,34
1,04
1,40
6,40
2,37
8,22
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
.id
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
151
Tabel 6.2.3
Proporsi Pemuda yang Mempunyai Keluhan Kesehatan selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Jenis Keluhan, Tahun 2008
Perkotaan+Perdesaan Sakit Kepala
Sakit Gigi
Provinsi
Panas
Batuk
Pilek
Asma
Diare
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
10,08
10,96
10,95
1,31
1,67
7,86
3,27
8,49
6,38
6,88
6,83
0,55
1,34
3,51
1,33
5,75
10,65
10,82
11,49
1,10
1,38
7,37
2,55
6,86
9,33
10,91
10,89
0,96
1,38
6,73
2,82
6,26
6,47
7,29
7,59
0,74
0,88
4,06
1,78
6,15
9,76
12,77
13,93
1,41
1,28
8,75
2,80
9,39
8,29
10,99
11,35
0,87
0,84
5,09
1,94
9,15
9,18
14,47
14,77
0,74
1,40
6,49
2,65
10,52
7,96
11,63
12,06
1,32
1,00
8,68
2,86
9,84
8,53
9,59
9,73
0,85
0,86
4,44
1,75
4,89
8,17
14,60
14,50
1,00
7,30
9,46
10,57
1,08
5,31
10,73
11,56
0,58
6,71
15,61
17,53
6,69
10,76
10,77
8,09
11,80
12,09
14,29
13,96
15,09
13,56
13,16
15,13
18,84
23,70
9,53
10,94
5,76
8,01
7,98
9,30
13,65
14,05
1,46
1,79
7,35
2,87
8,73
5,86
8,47
9,77
0,86
0,96
4,03
1,71
6,39
12,80
15,18
15,28
0,99
1,97
8,28
3,50
7,36
12,36
11,18
11,92
1,78
2,28
9,46
4,15
10,96
INDONESIA
(9)
1,36
9,13
4,41
1,50
8,78
0,91
.id
5,58
1,00
1,53
7,58
0,75
4,97
1,79
8,52
0,75
0,97
4,07
1,58
6,78
1,19
1,20
7,15
1,62
11,92
1,16
1,33
7,91
2,43
9,17
1,13
1,22
8,51
2,08
10,76
23,14
2,18
2,66
14,74
4,37
12,73
10,44
1,13
1,33
8,13
2,61
7,31
0,93
1,07
5,08
2,25
4,17
w
.b p
s. go
4,35
0,98
w
tp :// w
1,39
(8)
6,93
6,68
7,88
0,64
1,06
5,16
1,79
6,24
11,11
10,50
11,82
1,02
1,82
8,60
3,23
7,84
27,21
20,33
16,49
2,42
3,28
11,64
5,31
7,81
12,52
11,17
12,29
1,27
2,61
13,54
3,76
9,74
9,92
12,82
12,12
1,51
1,72
7,68
3,30
7,61
13,02
11,54
9,10
1,51
2,42
10,26
3,02
8,04
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
(7)
Lainnya
7,68
8,71
9,25
0,59
1,03
5,63
1,95
9,70
9,25
12,58
11,45
1,47
1,90
6,46
3,25
8,67
8,08
11,03
11,54
0,96
1,21
5,67
1,97
8,15
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
152
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.3.1
Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, Tahun 2008
Perkotaan Lamanya Sakit (hari) Provinsi
Jumlah 8 - 14
15 - 21
22 - 30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
INDONESIA
58,34
4,28
3,19
3,91
30,28
5,41
3,06
5,91
32,90
4,18
3,44
4,85
25,02
2,22
2,96
4,21
31,40
5,28
3,37
2,38
26,94
4,77
4,24
2,44
34,16
7,15
2,31
0,89
35,89
1,94
2,85
2,89
29,80
7,09
1,63
3,30
25,40
2,74
2,39
2,38
22,76
4,01
1,80
2,49
36,15
8,32
28,06
3,17
28,04
.id
29,05
2,83
2,14
2,22
3,51
5,22
0,54
1,52
5,56
2,78
4,00
3,89
1,92
2,46
4,90
1,76
3,43
7,00
1,40
4,57
4,73
2,99
2,24
5,86
3,27
3,51
32,29
8,13
3,51
2,49
24,79
4,98
3,99
4,21
34,26
3,42
2,13
2,18
32,04
6,04
1,24
1,73
31,67
2,50
1,96
1,18
31,02
3,76
3,20
4,72
34,09
3,96
1,57
2,85
38,39
6,15
1,28
1,63
42,30
5,12
1,07
6,28
38,69
8,17
0,17
1,87
41,92
6,75
3,19
5,16
43,02
5,14
2,25
3,76
44,85
4,29
2,03
1,17
29,73 25,28
.b p
25,65 34,78
w
25,84
w
41,59
ht
Nanggroe Aceh Darussalam59,58 55,34 Sumatera Utara Sumatera Barat 54,63 Riau 65,59 Jambi 57,56 Sumatera Selatan 61,61 Bengkulu 55,49 Lampung 56,43 Bangka Belitung 58,18 67,09 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 68,94 50,57 Jawa Barat Jawa Tengah 63,03 64,68 DI. Yogyakarta Jawa Timur 57,93 Banten 66,46 Bali 64,25 Nusa Tenggara Barat 45,44 Nusa Tenggara Timur 55,27 Kalimantan Barat 61,53 Kalimantan Tengah 53,58 Kalimantan Selatan 62,04 Kalimantan Timur 58,00 58,95 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 62,69 Sulawesi Selatan 57,29 Sulawesi Tenggara 57,53 Gorontalo 52,56 Sulawesi Barat 45,23 Maluku 51,10 Maluku Utara 42,98 Papua Barat 45,83 Papua 47,67
s. go
4-7
tp :// w
(1)
1-3
30,70
5,34
2,53
3,09
(7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
153
Tabel 6.3.2
Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, Tahun 2008
Perdesaan Lamanya Sakit (hari) Provinsi 8 - 14
15 - 21
22 - 30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
INDONESIA
49,99
5,33
2,79
3,22
35,24
4,40
3,81
5,13
34,85
5,93
6,43
5,00
35,96
5,02
2,66
3,44
39,52
6,14
3,63
2,84
36,55
6,01
2,88
2,57
36,64
6,97
2,80
4,17
34,86
5,36
4,06
2,73
34,99
5,38
4,12
2,33
46,87
5,50
1,95
2,27
40,28
8,60
32,38
3,85
33,37
.id
36,02
4,61
3,90
2,76
3,90
3,38
1,46
1,46
6,46
3,51
4,09
7,07
4,33
3,69
5,47
2,38
2,11
7,54
4,08
5,40
8,65
2,04
2,65
4,64
1,71
3,77
35,97
4,83
2,29
2,93
39,36
4,33
2,76
2,70
37,63
5,75
2,39
3,83
37,60
8,93
2,19
1,63
37,93
8,14
2,18
2,43
33,22
7,20
2,87
5,22
39,16
6,03
2,01
3,20
40,43
7,90
2,89
0,85
34,83
8,01
2,46
4,00
42,47
7,95
1,83
4,53
46,48
7,53
3,22
4,75
33,84
5,08
0,75
2,37
40,99
8,90
2,57
2,28
33,82 34,00
.b p
27,73 45,23
w
36,66
w
38,40
ht
Nanggroe Aceh Darussalam52,64 51,42 Sumatera Utara Sumatera Barat 47,80 Riau 52,92 Jambi 47,86 Sumatera Selatan 51,99 Bengkulu 49,43 Lampung 52,99 Bangka Belitung 53,18 43,41 Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat 42,61 Jawa Tengah 57,10 60,33 DI. Yogyakarta Jawa Timur 52,12 Banten 50,91 Bali 62,31 Nusa Tenggara Barat 44,58 Nusa Tenggara Timur 41,43 Kalimantan Barat 53,22 Kalimantan Tengah 53,96 Kalimantan Selatan 50,85 Kalimantan Timur 50,40 49,66 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 49,32 Sulawesi Selatan 51,51 Sulawesi Tenggara 49,60 Gorontalo 47,93 Sulawesi Barat 50,70 Maluku 43,22 Maluku Utara 38,02 Papua Barat 57,97 Papua 45,26
s. go
4-7
tp :// w
(1)
Jumlah 1-3
36,72
6,41
3,25
3,62
(7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
154
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.3.3
Persentase Pemuda yang Sakit Selama Sebulan yang Lalu menurut Provinsi dan Lamanya Sakit, Tahun 2008
Perkotaan+Perdesaan Lamanya Sakit (hari) Provinsi
Jumlah 8 - 14
15 - 21
22 - 30
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
INDONESIA
53,80
5,06
2,89
33,11
4,84
3,49
34,28
5,42
5,57
31,50
3,88
2,78
37,45
5,92
3,57
32,81
5,53
3,41
35,86
7,02
2,64
35,18
4,31
3,69
32,57
6,18
2,96
33,36
3,77
2,23
22,76
4,01
1,80
37,80
8,43
30,35
3,53
29,51
.id
34,25
3,54 2,51
4,72
0,79
6,04
3,16
5,07
2,81
5,14
2,02
7,32
2,98
8,06
2,19
4,97
2,12
34,96
5,74
2,63
33,57
4,59
3,24
35,70
4,41
2,24
35,39
7,79
1,81
36,56
6,91
2,13
32,52
6,11
2,97
37,87
5,50
1,89
40,02
7,55
2,57
36,55
7,34
2,14
41,52
8,00
1,42
45,35
7,34
3,21
36,57
5,10
1,19
41,83
7,89
2,45
31,89 28,52
.b p
26,51 43,66
w
33,79
w
39,71
ht
Nanggroe Aceh Darussalam54,40 53,10 Sumatera Utara Sumatera Barat 49,77 Riau 58,09 Jambi 50,34 Sumatera Selatan 55,73 Bengkulu 51,34 Lampung 54,04 Bangka Belitung 55,51 58,31 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 68,94 47,38 Jawa Barat Jawa Tengah 59,89 63,48 DI. Yogyakarta Jawa Timur 54,86 Banten 60,68 Bali 63,45 Nusa Tenggara Barat 44,93 Nusa Tenggara Timur 43,51 Kalimantan Barat 55,42 Kalimantan Tengah 53,86 Kalimantan Selatan 55,29 Kalimantan Timur 54,76 53,34 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 52,24 Sulawesi Selatan 53,34 Sulawesi Tenggara 51,62 Gorontalo 48,85 Sulawesi Barat 49,44 Maluku 45,19 Maluku Utara 39,25 Papua Barat 54,36 Papua 45,78
s. go
4-7
tp :// w
(1)
1-3
33,97
5,92
2,92
(7)
3,40 5,47 4,95 3,75 2,72 2,52 3,14 2,78 2,79 2,34 2,49 2,84 3,72 1,50 4,05 2,92 2,89 5,06 2,59 3,70 2,81 3,30 2,89 1,67 2,16 5,06 3,11 1,01 4,53 3,86 4,85 2,78 2,04
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3,38
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
155
Tabel 6.4.1
Persentase Pemuda Perempuan yang Pernah Kawin menurut Provinsi dan Umur saat Perkawinan Pertama, Tahun 2008
Perkotaan Umur Perkawinan Pertama (tahun) Provinsi 16
17 - 18
19 - 24
25 +
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
15,45
59,63
19,96
2,24
12,94
62,88
20,42
2,49
9,88
59,90
25,68
2,49
10,78
61,73
23,42
6,27
17,68
54,98
14,21
4,65
16,62
54,00
18,36
3,53
16,13
58,21
18,61
4,06
18,50
58,83
14,86
4,70
20,05
57,55
14,55
2,48
11,47
59,59
23,79
3,61
13,81
57,75
21,07
6,37
22,80
4,83
18,12
0,92
11,56
54,36
31,84
6,46
17,00
56,52
13,96
5,70
19,24
53,37
14,16
2,11
14,03
60,89
21,20
28,07
49,75
9,73
10,99
58,29
23,13 16,11
5,04
12,90
58,71
15,89
.b p
s. go
51,29
17,79
55,39
7,62
23,88
50,94
8,98
6,81
19,97
50,55
13,49
5,09
17,08
55,30
16,20
4,85
19,03
58,22
14,25
6,45
18,74
49,57
18,98
5,56
17,60
49,56
20,08
4,67
18,36
53,01
18,22
4,10
16,69
56,83
17,24
5,32
27,91
48,14
13,96
4,16
14,70
61,70
16,69
4,40
17,43
53,66
18,94
3,16
14,97
55,94
19,87
3,22
17,44
58,38
15,58
w
4,47
w
4,94
.id
2,11
5,58
ht
Nanggroe Aceh Darussalam 2,85 1,52 Sumatera Utara Sumatera Barat 2,05 Riau 1,58 Jambi 6,86 Sumatera Selatan 6,37 Bengkulu 3,53 Lampung 3,75 Bangka Belitung 3,16 2,67 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 3,75 6,64 Jawa Barat Jawa Tengah 2,46 1,32 DI. Yogyakarta Jawa Timur 6,06 Banten 7,54 Bali 1,76 Nusa Tenggara Barat 6,87 Nusa Tenggara Timur 2,65 Kalimantan Barat 6,23 Kalimantan Tengah 8,58 Kalimantan Selatan 9,18 Kalimantan Timur 6,34 3,66 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 6,25 Sulawesi Selatan 7,20 Sulawesi Tenggara 5,75 Gorontalo 5,13 Sulawesi Barat 4,67 Maluku 2,75 Maluku Utara 5,57 Papua Barat 6,06 Papua 5,38
tp :// w
(1)
Jumlah < 16
5,09
18,08
55,59
16,19
100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
156
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.4.2
Persentase Pemuda Perempuan yang Pernah Kawin menurut Provinsi dan Umur saat Perkawinan Pertama, Tahun 2008
Perdesaan Umur Perkawinan Pertama (tahun) Provinsi 16
17 - 18
19 - 24
25 +
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
INDONESIA
7,39
27,44
49,15
9,43
5,01
20,55
57,99
12,85
5,36
20,58
56,35
12,78
8,21
26,11
49,93
6,84
11,09
29,06
41,12
6,39
28,89
44,67
5,39
27,81
45,26
5,30
9,21
25,52
48,86
7,09
9,46
27,18
48,20
5,99
6,06
20,11
51,43
8,59
15,25
33,33
10,68
30,69
3,00
44,90
6,72
s. go
29,35
19,11
60,55
13,85
28,78
39,48
5,94
14,20
32,76
30,78
2,47
5,51
26,04
57,00
8,45
29,79
43,41
7,24
22,33
57,97
12,79
.b p
4,24 11,75
27,36
47,21
6,20
12,15
31,77
39,16
4,63
12,37
28,67
37,50
5,04
8,78
25,02
46,02
6,86
6,76
25,42
53,63
10,53
10,03
27,84
44,06
8,17
9,86
26,59
41,91
8,70
11,43
29,82
41,79
6,12
9,48
26,64
45,24
8,27
11,20
27,55
37,45
6,02
5,82
23,90
52,79
11,30
7,52
26,94
49,77
7,87
7,72
21,05
52,48
11,95
11,95
29,32
37,74
5,64
w
10,12
w
4,36
11,43 10,71 Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
.id
11,39 10,19
11,32
ht
Nanggroe Aceh Darussalam 6,60 3,60 Sumatera Utara Sumatera Barat 4,93 Riau 8,91 Jambi 12,34 Sumatera Selatan 9,66 Bengkulu 11,44 Lampung 9,32 Bangka Belitung 9,17 13,81 Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat 19,06 Jawa Tengah 7,01 2,25 DI. Yogyakarta Jawa Timur 14,04 Banten 19,80 Bali 2,99 Nusa Tenggara Barat 8,24 Nusa Tenggara Timur 2,56 Kalimantan Barat 9,12 Kalimantan Tengah 12,29 Kalimantan Selatan 16,42 Kalimantan Timur 13,32 3,65 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 9,90 Sulawesi Selatan 12,94 Sulawesi Tenggara 10,85 Gorontalo 10,37 Sulawesi Barat 17,78 Maluku 6,18 Maluku Utara 7,90 Papua Barat 6,81 Papua 15,35
tp :// w
(1)
Jumlah < 16
28,47
42,71
6,67
(7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
157
Tabel 6.4.3
Persentase Pemuda Perempuan yang Pernah Kawin menurut Provinsi dan Umur saat Perkawinan Pertama, Tahun 2008
Perkotaan+Perdesaan Umur Perkawinan Pertama (tahun) Provinsi 16
17 - 18
19 - 24
25 +
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
5,96
24,21
51,97
12,27
3,74
17,06
60,23
16,32
4,46
17,23
57,46
16,81
5,51
18,86
55,51
14,68
9,69
25,75
45,15
8,66
9,14
24,79
47,79
9,73
8,17
24,27
49,19
9,33
7,96
23,82
51,27
8,97
7,37
24,05
52,31
9,75
4,18
15,57
55,71
16,57
57,75
21,07
13,81 27,37
8,02
24,98
2,14
14,33
56,64
25,23
9,28
23,29
47,43
9,68
9,06
24,58
44,44
9,54
3,53
19,05
59,26
15,87
29,12
45,89
8,22
20,46
58,02
14,49
10,89
.b p
s. go
8,61
51,17
24,99
49,24
8,65
29,11
43,13
6,10
10,22
25,30
42,55
8,31
6,53
20,19
51,67
12,55
5,96
22,76
55,55
12,08
9,35
26,10
45,11
10,23
8,50
23,76
44,32
12,29
9,98
27,38
44,18
8,70
7,95
23,82
48,53
10,82
9,57
27,65
40,43
8,23
5,38
21,47
55,15
12,73
6,64
24,25
50,87
11,00
6,73
19,73
53,23
13,67
10,24
27,00
41,78
7,58
8,48 8,11 Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
158
41,77
10,62
w
8,72
w
4,45
.id
3,61 10,22
9,07
ht
Nanggroe Aceh Darussalam 5,59 2,65 Sumatera Utara Sumatera Barat 4,03 Riau 5,44 Jambi 10,75 Sumatera Selatan 8,56 Bengkulu 9,04 Lampung 7,98 Bangka Belitung 6,52 7,97 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 3,75 12,03 Jawa Barat Jawa Tengah 4,94 1,66 DI. Yogyakarta Jawa Timur 10,32 Banten 12,38 Bali 2,28 Nusa Tenggara Barat 7,71 Nusa Tenggara Timur 2,57 Kalimantan Barat 8,40 Kalimantan Tengah 11,04 Kalimantan Selatan 13,62 Kalimantan Timur 9,07 3,66 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 9,20 Sulawesi Selatan 11,13 Sulawesi Tenggara 9,76 Gorontalo 8,88 Sulawesi Barat 14,13 Maluku 5,27 Maluku Utara 7,24 Papua Barat 6,64 Papua 13,40
tp :// w
(1)
Jumlah < 16
23,66
48,67
11,08
100,00
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.5
Proporsi Pemuda Perempuan Status Pernah Kawin yang Pernah Menggunakan Alat/Cara KB menurut Provinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2008
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
INDONESIA
76,99
86,94 81,93 76,24 78,72 81,88 84,03 75,69 54,64 81,01 85,72 87,50 80,36 89,21 79,47 64,80 69,88 82,94 66,35 46,06 64,15 39,49 35,14
66,77 60,32 71,61 74,76 81,53 80,11 85,16 83,52 81,90 74,31 75,06 84,66 78,97 71,71 78,43 80,26 80,07 76,44 55,94 79,74 85,15 85,97 78,89 86,46 78,83 64,26 69,33 81,71 67,35 50,95 66,71 44,76 39,66
77,44
77,23
w
w
.b p
s. go
.id
66,15 57,77 71,72 78,15 82,85 81,46 85,75 83,75 83,67 75,79
tp :// w
68,44 63,34 71,38 70,99 78,31 77,41 83,81 82,81 79,64 72,97 75,06 82,92 75,42 69,08 78,10 79,20 77,23 77,61 62,51 75,89 84,03 83,57 77,94 82,61 76,10 63,09 67,28 78,60 69,96 64,56 73,20 63,72 58,22
ht
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
159
Persentase Pemuda Perempuan Berstatus Kawin menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Partisipasi dalam Program KB, Tahun 2008
Perkotaan
Provinsi
3
1
2
3
1
2
3
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
48,67
19,77
33,85
45,76
20,40
33,23
46,54
20,23
44,28
19,06
42,23
40,71
17,06
39,68
42,35
17,97
48,38
23,00
28,28
50,44
21,28
28,39
49,80
21,82
47,81
23,17
21,85
59,55
18,60
25,24
54,00
20,76
56,68
21,63
17,15
66,28
16,57
18,47
63,49
18,04
58,76
18,65
18,54
69,13
12,34
19,89
65,66
14,45
63,89
19,92
14,25
70,40
15,35
14,84
68,43
16,73
65,02
17,79
16,25
67,58
16,17
16,48
66,96
16,56
63,00
16,64
16,33
70,44
13,23
18,10
67,17
14,73
51,12
21,85
24,21
58,97
16,81
25,69
54,85
19,45
54,68
20,38
24,94
54,68
20,38
63,66
19,26
13,06
64,88
22,06
15,34
64,19
20,47
57,07
18,36
18,07
64,73
17,20
21,03
61,25
17,72
53,89
15,19
23,76
62,78
13,46
28,29
57,15
14,56
60,79
17,31
21,28
61,80
16,92
21,57
61,32
17,10
61,37
17,83
18,12
58,85
23,03
19,74
60,37
19,89
60,75
16,49
15,97
68,51
15,52
19,93
63,99
16,08
50,62
26,98
24,31
50,08
25,61
23,56
50,29
26,15
42,61
19,90
45,36
38,09
16,56
44,06
38,83
17,11
56,17
19,72
18,99
67,04
13,96
20,26
64,35
15,39
67,64
16,39
14,28
72,90
12,82
14,85
71,13
14,02
64,58
18,99
12,50
68,61
18,88
14,03
67,05
18,92
57,60
20,34
19,64
63,25
17,11
21,11
59,81
19,08
65,16
17,45
10,79
73,11
16,10
13,54
69,79
16,66
53,48
22,62
20,53
62,05
17,43
21,17
60,41
18,42
46,29
16,80
35,20
46,42
18,38
35,74
46,38
17,88
46,74
20,54
30,12
48,93
20,95
30,67
48,46
20,87
59,27
19,33
17,06
66,81
16,13
18,29
64,67
17,04
48,11
21,85
33,65
49,80
16,55
32,65
49,33
18,03
45,65
18,91
53,94
34,94
11,12
49,05
37,77
13,18
52,77
20,43
35,85
47,09
17,06
33,29
48,70
18,01
41,06
22,66
60,51
24,14
15,35
55,24
27,82
16,94
38,46
19,76
64,86
24,55
10,59
60,34
27,28
12,38
ht
23,01
58,02
18,97
s. go
.b p w
22,56
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008 Keterangan : 1. Belum Pernah Ikut KB 2. Sedang Ikut KB
160
.id
2
Nanggroe Aceh Darussalam31,56 Sumatera Utara 36,66 Sumatera Barat 28,62 Riau 29,01 Jambi 21,69 Sumatera Selatan 22,59 Bengkulu 16,19 Lampung 17,19 Bangka Belitung 20,36 Kepulauan Riau 27,03 DKI. Jakarta 24,94 Jawa Barat 17,08 Jawa Tengah 24,58 DI. Yogyakarta 30,92 Jawa Timur 21,90 Banten 20,80 Bali 22,77 Nusa Tenggara Barat 22,39 Nusa Tenggara Timur 37,49 Kalimantan Barat 24,11 Kalimantan Tengah 15,97 Kalimantan Selatan 16,43 Kalimantan Timur 22,06 Sulawesi Utara 17,39 Sulawesi Tengah 23,90 Sulawesi Selatan 36,91 Sulawesi Tenggara 32,72 Gorontalo 21,40 Sulawesi Barat 30,04 Maluku 35,44 Maluku Utara 26,80 Papua Barat 36,28 Papua 41,78
INDONESIA
Perkotaan+Perdesaan
1
w
(1)
Perdesaan
tp :// w
Tabel 6.6
59,52
17,92
22,77
58,83
18,41
3. Tidak Ikut KB lagi
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.7.1
Persentase Pemuda Perempuan Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB menurut Provinsi dan Jenis Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan, Tahun 2008
Perkotaan
(3)
INDONESIA
1,27
Pil KB
(5)
(6)
(7)
Kondom/ TradiIntravag Jumlah Karet KB sional (8)
(9)
(10)
4,66
65,44
0,82
25,37
1,06
1,08
0,38
4,49
49,66
3,78
34,27
1,99
3,29
1,21
9,42
57,84
5,07
20,58
0,91
0,29
2,61
1,07
5,04
65,84
1,94
20,69
2,29
0,38
1,86
0,54
2,79
59,32
2,57
33,45
0,46
0,55
0,60
2,24
70,19
4,46
18,89
0,85
1,25
0,66
7,16
63,14
5,44
20,65
0,73
1,59
0,21
4,15
73,79
3,96
17,17
0,46
0,05
0,64
1,66
60,42
0,91
32,45
1,52
0,19
1,33
0,75
5,03
50,35
2,67
36,70
2,45
0,08
0,32
0,42
7,85
64,69
2,44
21,92
0,79
0,15
0,65
0,63
7,00
60,86
1,81
27,60
0,56
0,05
0,45
0,28
5,32
74,55
3,65
12,79
0,94
0,13
0,26
20,19
53,12
0,30
5,85
63,70
0,32
4,10
72,81
0,40
23,64
52,72
s. go
.id
0,65
4,01
10,62
4,60
3,21
23,12
0,95
2,37
18,34
0,98
0,78
0,87 4,27
0,10
1,00
1,72
0,19
1,20
0,15
.b p
0,11
16,94
57,78
0,84
32,52
1,31
0,41
58,96
1,59
36,63
0,69
0,88
2,01
49,97
2,98
42,08
0,86
0,33
0,38
5,74
52,58
2,10
36,99
1,06
0,70
5,56
54,77
4,86
32,97
0,38
5,93
50,70
1,89
39,71
0,37
4,35
63,01
1,72
28,01
0,70
1,33
0,77
3,48
46,29
7,96
38,92
0,85
1,72
1,15
11,22
41,25
6,82
37,77
0,68
2,92
61,25
1,81
32,72
0,77
7,35
1,56
14,42
0,30
4,41
0,29 0,62
ht
Nanggroe Aceh Darussalam0,93 2,14 Sumatera Utara Sumatera Barat 2,07 Riau 0,88 Jambi 0,32 Sumatera Selatan 1,52 Bengkulu 0,62 Lampung 0,21 Bangka Belitung 0,89 1,65 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 1,09 1,04 Jawa Barat Jawa Tengah 1,48 2,94 DI. Yogyakarta Jawa Timur 1,77 Banten 0,97 Bali 2,42 Nusa Tenggara Barat 0,89 Nusa Tenggara Timur 1,02 Kalimantan Barat 0,65 Kalimantan Tengah 0,55 Kalimantan Selatan 1,14 Kalimantan Timur 0,84 0,50 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 0,22 Sulawesi Selatan 0,51 Sulawesi Tenggara Gorontalo 0,78 Sulawesi Barat Maluku 1,72 Maluku Utara 0,79 Papua Barat Papua 1,53
(4)
73,90
4,83
10,87
0,91
52,74
6,32
19,35
0,39
4,20 2,20
w
(2)
w
(1)
MOW MOP AKDR/ Suntik Susuk/ Impalnt Tubektomi Vasektomi IUD KB
tp :// w
Provinsi
0,13
0,32
0,20 0,26 1,55
0,33 1,30
2,85
71,47
0,75
21,05
2,16
1,27
0,61
70,41
5,50
19,82
1,60
2,03
0,90
62,29
2,71
30,05
3,07
52,56
7,99
30,47
0,47
6,32
63,68
2,78
23,55
2,02 1,12
0,95
3,26
0,08
0,91
(11)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
161
Tabel 6.7.2
Persentase Pemuda Perempuan Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB menurut Provinsi dan Jenis Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan, Tahun 2008
Perdesaan
(3)
INDONESIA
1,04
(5)
(6)
Pil KB (7)
Kondom/ TradiIntravag Jumlah Karet KB sional (8)
(9)
(10)
50,51
0,83
100,00
1,04
71,10
0,67
24,26
0,47
0,31
2,57
56,99
3,93
31,44
0,55
0,14
1,93
0,31
2,79
68,35
9,30
17,50
0,44
0,08
0,77
0,33
1,01
64,73
2,52
30,15
0,52
0,15
0,23
0,26
1,71
66,87
5,06
25,00
0,06
0,05
0,19
0,78
0,74
74,40
8,59
14,36
0,26
0,11
0,07
0,54
0,71
73,67
9,09
14,45
0,47
0,06
0,18
0,89
1,28
71,46
5,22
19,31
0,35
0,12
0,58
0,44
59,92
1,97
35,21
0,53
0,30
5,18
50,03
1,20
38,10
0,52
1,46
67,42
2,69
0,82
2,29
76,36
6,53
0,42
8,25
68,61
0,46
3,31
70,33
0,40
0,60
80,51
1,31
31,84
51,77
0,14
5,73
1,16
4,04
0,49
0,54
0,55
.id
0,02
11,41
0,52
s. go
0,53 0,99
0,03 0,25
4,55
13,58
0,49
0,70
0,91
4,19
19,51
0,07
0,05
0,50
2,77
14,28
0,21
.b p
0,24
1,12
5,18
27,32
1,58
10,86
0,60
71,49
8,58
12,91
0,02
0,09 0,32
72,53
5,28
14,53
0,10
1,81
70,86
1,38
25,65
0,09
0,29
0,30
58,32
3,81
36,24
0,04
0,59
0,28
50,20
3,78
44,33
0,22
0,64
1,69
50,31
2,58
43,11
0,49
0,41
3,67
48,12
10,38
36,18
0,46
2,42
50,51
5,67
39,75
0,35
0,94
61,67
5,47
29,98
0,22
0,44
0,91
50,69
7,91
37,67
0,08
0,26
1,67
0,96
5,02
42,54
15,65
34,57
0,17
0,09
0,60
1,77
53,26
3,80
40,08
0,36
1,72
73,34
8,33
12,66
0,43
0,74
66,78
12,31
16,77
0,11
58,54
3,76
31,92
32,29
2,89
11,43
0,49 0,71 0,38
0,56
1,72
2,43
67,70
4,78
22,40
0,17 0,27 0,05
0,34 0,33 0,71 0,95
0,64 1,93 0,21
2,76 4,28
0,39
0,23
0,05
(11)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,71
ht
Nanggroe Aceh Darussalam0,63 2,15 Sumatera Utara Sumatera Barat 0,47 Riau 0,35 Jambi 0,79 Sumatera Selatan 0,68 Bengkulu 0,83 Lampung 0,85 Bangka Belitung 0,37 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 0,53 Jawa Barat Jawa Tengah 1,82 2,49 DI. Yogyakarta Jawa Timur 1,59 Banten 1,23 Bali 1,96 Nusa Tenggara Barat 0,80 Nusa Tenggara Timur 0,55 Kalimantan Barat 0,68 Kalimantan Tengah 0,47 Kalimantan Selatan 0,47 Kalimantan Timur 0,57 0,85 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 0,49 Sulawesi Selatan 0,41 Sulawesi Tenggara 0,35 Gorontalo 0,40 Sulawesi Barat 0,10 Maluku 1,11 Maluku Utara 0,33 Papua Barat 0,79 Papua 0,38
(4)
w
(2)
w
(1)
MOW MOP AKDR/ Suntik Susuk/ Impalnt Tubektomi Vasektomi IUD KB
tp :// w
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
162
Statistik Pemuda Indonesia 2008
Tabel 6.7.3
Persentase Pemuda Perempuan Kawin yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB menurut Provinsi dan Jenis Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan, Tahun 2008
Perkotaan+Perdesaan
(3)
INDONESIA
1,14
(5)
(6)
Pil KB (7)
Kondom/ TradiIntravag Jumlah Karet KB sional (8)
(9)
(10)
37,46
0,87
100,00
69,50
0,71
24,57
0,64
3,49
53,47
3,86
32,80
1,24
0,07
2,58
0,58
4,80
65,15
8,02
18,44
0,58
0,14
1,33
0,64
2,70
65,20
2,28
26,19
1,26
0,25
0,91
0,33
1,99
64,91
4,41
27,20
0,16
0,04
0,29
0,72
1,19
73,14
7,36
15,72
0,44
0,08
0,42
0,57
2,54
70,69
8,06
16,21
0,54
0,04
0,58
0,73
1,95
72,00
4,92
18,81
0,38
0,09
0,42
0,61
0,94
60,12
1,53
34,07
0,94
0,08
1,13
0,52
5,11
50,19
1,92
37,42
1,20
0,04
2,81
0,42
7,85
64,69
2,44
21,92
0,79
0,15
0,65
0,59
4,57
63,74
2,19
27,48
0,33
0,03
0,27
0,59
3,57
75,59
5,31
12,00
0,70
0,05
0,51
0,32
15,37
59,37
0,39
4,48
67,26
0,35
2,75
75,78
0,81
27,31
52,29
0,39
6,37
1,24
5,91
0,45
1,38
1,11
4,22
11,81
2,94
0,28
2,92
3,74
21,18
0,47
0,07
0,73
2,52
16,77
0,68
.b p
s. go
.id
2,06
0,34
1,14
14,22
1,22
0,14
0,66
72,44
7,11
12,11
0,37
0,06
0,32
68,95
5,46
15,40
0,16
2,24
68,03
1,27
27,14
0,36
0,70
0,33
58,52
3,09
36,36
0,25
0,69
0,93
50,11
3,48
43,49
0,46
0,48
4,07
51,64
2,30
39,52
0,82
0,18
0,26
0,52
4,41
50,71
8,23
34,93
0,15
0,03
0,30
0,38
3,01
50,54
5,03
39,75
0,36
2,02
62,09
4,29
29,36
0,37
0,51
1,44
49,78
7,92
37,93
0,24
0,21
1,68
1,01
6,63
42,21
13,36
35,40
0,30
0,06
0,53
2,08
55,43
3,26
38,08
0,26
0,34
2,08
72,74
5,90
15,34
0,29
0,39
0,70
67,89
10,22
17,70
0,08
1,13
0,29
59,74
3,42
31,32
0,27
2,10
37,89
4,30
16,69
0,26 0,58
0,52
4,20
65,86
3,87
22,92
0,07
0,23
0,85 1,07
0,82 2,00 0,14
2,40 3,56
0,59
0,56
0,06
(11)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,69
ht
Nanggroe Aceh Darussalam0,72 2,14 Sumatera Utara Sumatera Barat 0,96 Riau 0,57 Jambi 0,67 Sumatera Selatan 0,93 Bengkulu 0,77 Lampung 0,70 Bangka Belitung 0,58 0,81 Kepulauan Riau DKI. Jakarta 1,09 0,82 Jawa Barat Jawa Tengah 1,68 2,76 DI. Yogyakarta Jawa Timur 1,68 Banten 1,07 Bali 2,22 Nusa Tenggara Barat 0,84 Nusa Tenggara Timur 0,63 Kalimantan Barat 0,68 Kalimantan Tengah 0,50 Kalimantan Selatan 0,72 Kalimantan Timur 0,72 0,71 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 0,45 Sulawesi Selatan 0,44 Sulawesi Tenggara 0,28 Gorontalo 0,50 Sulawesi Barat 0,07 Maluku 1,31 Maluku Utara 0,47 Papua Barat 0,54 Papua 0,70
(4)
w
(2)
w
(1)
MOW MOP AKDR/ Suntik Susuk/ Impalnt Tubektomi Vasektomi IUD KB
tp :// w
Provinsi
Sumber : Badan Pusat Statistik, Susenas 2008
Statistik Pemuda Indonesia 2008
163