go .id bp s. b. ka ta n la se ng ro .s o w w :// w tp ht i
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
w
w
tp ://
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
go .id bp s. b. ka ta n la se ng ro .s o w w :// w tp ht
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
i
: 2303-3479
No. Publikasi
: 9106.13.02
Katalog BPS
: 1102002.9106
Ukuran Buku
: 17.6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman
:
bp s.
ISSN
go .id
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN 2013
ka
b.
x + 65 halaman
ta n
Naskah :
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Esti Nur Wijayati, S.ST)
se
la
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan
ng
Gambar Kulit :
ro
Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (Khaerul Umam, S.ST)
w
Penyunting :
w
.s o
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan
tp
:// w
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan
ht
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
ii
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Selatan 2013 diterbitkan oleh
go .id
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan yang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Sorong Selatan yang dianalisis
bp s.
secara sederhana untuk membantu para pengguna data terutama yang berkepentingan bagi kemajuan daerah ini memahami perkembangan
b.
pembangunan dan potensi yang ada di Sorong Selatan. Dengan publikasi ini
ka
diharapkan potret pembangunan di Kabupaten Sorong Selatan dapat
ta n
digambarkan sesuai dengan fakta lapangan. Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2013 yang diterbitkan keempat kalinya ini untuk
la
melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-
se
publikasi yang sudah ada seperti Kabupaten Sorong Selatan Dalam Angka, publikasi ini lebih menekankan
ro
ng
pada analisis.
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Sorong Selatan 2013 memuat berbagai informasi/
.s o
indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Sorong Selatan dan
w
w
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
:// w
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas
ht
tp
pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Teminabuan, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong Selatan,
Ir. Nurhaida Sirun
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
iii
w
:// w
tp
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
Statistik Kunci Statistik Kunci
Jumlah penduduk 15 tahun keatas yang bekerja
2
Jumlah penganggur2 Jumlah angkatan kerja TPAK
2
2
TPT2 Persentase pekerja di sektor formal
2
2011
orang
37 900
orang
14 776
orang
621
orang
15 397
persen persen persen
2012
39 297
41 291
16 415
17 572
813
706
17 228
18 278
66,50
72,10
72,74
4,03
4,72
3,86
27,49
21,42
24,90
6,40 394 899,19
7,94 468 617,52
7,53 553 679,48
bp s.
Jumlah penduduk1
2010
go .id
Satuan
b.
Uraian
persen
PDRB ADHB (juta)
rupiah
PDRB ADHK (juta)
rupiah
178 352,93
192 513,86
207 004,43
rupiah
10 419 503,61
11 925 020,32
13 409 204,91
ta n
Jumlah penduduk miskin
la
PDRB per kapita 3
Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun3 Angka partisipasi murni (SLTP)3 3
9 093
9 093
22,93
19,48
persen
89,17
91,81
91,55
persen
70,61
85,46
97,59
persen
43,09
64,09
68,81
persen
89,17
89,25
88,16
persen
30,61
45,80
49,93
persen
17,92
36,25
37,95
persen
3,47
5,15
6,85
tahun
66,66
66,82
66,99
Rata-rata lama sekolah3
tahun
7,98
8,06
8,09
Angka melek huruf3
persen
88,32
88,43
88,45
Paritas daya beli (PPP) (ribu)3
rupiah
588,85
590,23
591,79
IPM
ht
3
tp
:// w
w
Angka partisipasi murni (PT)
w
Angka partisipasi murni (SLTA)
3
.s o
Angka partisipasi murni (SD)
3
8 720 23,02
ng
3
ro
Angka partisipasi sekolah 7-12 tahun3 Angka partisipasi sekolah 13-15 tahun
orang
persen
se
Persentase penduduk miskin3
Angka harapan hidup3
ka
Pertumbuhan ekonomi
Rata-rata pengeluaran perkapita3
persen
66,31
66,59
66,83
rupiah
554 922
502 621
486 174
Catatan: 1. Berdasarkan Hasil Proyeksi SP 2010 2. Kondisi bulan Agustus (Sakernas) 3. Data tahun 2009 adalah data gabungan Sorong Selatan dan Maybrat
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
v
w
:// w
tp
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
Penjelasan Teknis Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).
Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir.
Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
la
ta n
ka
b.
bp s.
go .id
Daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut Departemen Dalam Negeri.
ro
ng
se
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km2.
w
w
.s o
Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu.
ht
tp
:// w
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka Partisipasi Murni adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/ SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B atau paket C).
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
vii
IPM adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita.
tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
go .id
Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir.
bp s.
Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan
ka
b.
informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
ta n
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
ro
ng
se
la
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.
:// w
w
w
.s o
Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak.
ht
tp
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
viii STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
Daftar Isi iii
Statistik Kunci
v
go .id
Kata Pengantar
Penjelasan Teknis
bp s.
Daftar Isi
vii ix
1
Industri Pengolahan
40
Pemerintahan
4
Konstruksi
41
Penduduk
7
Hotel dan Pariwisata
43 45
ka
b.
Geografi dan Iklim
12
Transportasi dan Komunikasi
Pendidikan
18
Perbankan dan Investasi
48
Kesehatan
22
Harga-harga
49
Perumahan dan Lingkungan
25
Pengeluaran Penduduk
50
28
Perdagangan
52
34
Pendapatan Regional
53
37
Perbandingan Regional
56
Lampiran Tabel
59
se
la
ta n
Ketenagakerjaan
ng
Pembangunan Manusia
ro
Pertanian
ht
tp
:// w
w
w
.s o
Pertambangan dan Energi
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
ix
w
:// w
tp
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
GEOGRAFI DAN IKLIM
1
Luas Wilayah Kabupaten Sorong Selatan Sebesar 7.789,911 km2 Melalui Permendagri No.18 Tahun 2013, luas wilayah Kabupaten Sorong Selatan sebesar 7.789,911 km2 yang mencakup luas daratan dan lautan
Secara astronomis letak Kabupaten Sorong
Peta Kabupaten Sorong Selatan
Gambar 1.1
Selatan berada pada koordinat 01°00' hingga 02°30' Lintang Selatan dan 131°00' hingga 133°00' Bujur Kabupaten ini berada pada ketinggian 0
go .id
Timur.
sampai 1.362 meter dari permukaan laut dan daerah terendahnya berada di sepanjang garis pantai Laut
bp s.
Seram meliputi wilayah Distrik Kokoda, Inanwatan, Teminabuan, Kais dan Seremuk. Ibukota Kabupaten
b.
Sorong Selatan, yaitu Teminabuan, terletak pada
ka
ketinggian 40 meter dari permukaan laut.
ta n
Batas-batas wilayah Kabupaten Sorong Selatan adalah :
Gambar 1.2
: Kabupaten Maybrat
la
Utara
se
Selatan : Teluk Bintuni dan Laut Seram
Persentase Luas Wilayah Sorong Selatan menurut Distrik 2013
: Laut Seram dan Sorong
Timur
: Kabupaten Maybrat dan Teluk Bintuni
ro
ng
Barat
.s o
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
w
Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2013 Tentang
w
Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
Sawiat Wayer 5.82% 4.08%
Fkour 3.92%
Inanwatan 12.33% Kokoda 13.32%
Saifi 11.96% Seremuk 2.67%
Kokoda Utara 6.86%
Konda 7.87%
:// w
disebutkan luas wilayah Kabupaten Sorong Selatan adalah 7.789,911 km² meliputi wilayah daratan seluas
tp
6.812,863 km2 (87,46 persen) dan luas lautan 977,046
ht
km2 (12,56 persen). Wilayah terluas adalah Distrik Kais (1.099,95 km2 atau 14,12%) dan wilayah terkecil adalah Distrik Seremuk (208,04 km 2 atau 6,91%). Distrik Kais memiliki wilayah daratan terluas sebesar 962.98 km2 sedangkan Distrik Saifi memiliki wilayah lautan terluas sebesar 182.62 km2. Distrik Teminabuan hanya memiliki 4,99 persen dari luas Kabupaten Sorong Selatan secara keseluruhan.
Teminabuan 4.99%
Moswaren Matemani 5.23% 6.82%
Kais 14.12%
Sumber: Permendagri No.18 Tahun 2013
TAHUKAH ANDA Karakteristik dataran rendah (88%) di wilayah Kabupaten Sorong Selatan ditutupi dengan hutan yang didominasi oleh hutan bakau dan sagu.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
1
GEOGRAFI DAN IKLIM
1
Karakteristik Wilayah di Sorong Selatan Bervariasi Topografi sebagian besar wilayah Sorong Selatan atau sekitar 88 persen merupakan daerah dataran rendah (termasuk pantai), sisanya pegunungan.
Gambar 1.3
Sejarah
Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan Topografi Wilayah 2012
Selatan
terbentuknya
tidak
bisa
Kabupaten
dilepaskan
dari
Sorong sejarah
terbentuknya Kabupaten Sorong. Kabupaten ini
go .id
terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002. Pada awal pemekarannya, Kabupaten Sorong Selatan kelurahan.
bp s.
terdiri dari 14 distrik yang meliputi 210 kampung dan 3 Setelah pemekaran Kabupaten Maybrat pada
b.
tahun 2009, wilayah distrik kabupaten induk terbagi
ka
menjadi 8 distrik untuk Kabupaten Sorong Selatan dan
ta n
6 distrik untuk Kabupaten Maybrat. Hingga tahun 2013, wilayah Sorong Selatan terdiri dari 13 distrik yaitu
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2011
Satuan
Puncak
desa
w
9 5
Saifi, Sawiat dan Fkour. Berdasarkan
topografi
wilayah,
Kabupaten
Sorong Selatan sebagian besar berupa dataran rendah sebesar 88 persen. Terdiri dari 31 persen lembah dan 57 persen berupa hamparan yang merupakan contour
37
terluas daerah ini. Sedangkan sebanyak 12 persen
desa
68
merupakan daerah dataran tinggi yang terbagi menjadi
tp
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2011
ht
Utara, Matemani, Konda, Wayer, Moswaren, Seremuk,
desa
:// w
Hamparan
desa
w
Lereng Lembah
2012
ro
Uraian
ng
se
Banyaknya Desa/Kelurahan Berdasarkan Topografi Wilayah di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012
.s o
Tabel 1.1
la
Distrik Teminabuan, Inanwatan, Kais, Kokoda, Kokoda
TAHUKAH ANDA
8 persen puncak dan 4 persen berupa lereng. Penyebaran wilayah di Kabupaten Sorong Selatan adalah sebagai berikut:
Daerah pegunungan terdapat di Distrik Sawiat dan Fkour.
Daerah dataran rendah; tersebar di Distrik: Potensi hutan bakau di wilayah Kabupaten Sorong Selatan menyediakan habitat yang baik bagi aneka komoditi perikanan yang menjadi sumber pangan sekaligus sumber perekonomian antara lain; kepiting dan udang.
2
Teminabuan, Seremuk (sebagian), Wayer, Moswaren dan Kokoda Utara.
Daerah pantai dan rawa, tersebar di Distrik Inanwatan, Matemani, Kais, Kokoda dan sebagian Seremuk.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
GEOGRAFI DAN IKLIM
1
Lebih dari Delapan Bulan Diguyur Hujan Wilayah Sorong Selatan memiliki curah hujan tinggi dengan jumlah hari hujan mencapai 250 hari atau kurang lebih 8 bulan hujan terus-menerus pada tahun 2012.
Badan
Meteorologi
dan
Geofisika
(BMG)
Gambar 1.4
mencatat suhu udara rata-rata Kabupaten Sorong
Curah Hujan Per Bulan Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012 (mm)
Selatan selama tahun 2012 berada pada kisaran 24,10
Curah Hujan (mm)
go .id
°C hingga 31,10 °C dengan kelembaban udara 568
sebesar 86 °C dan rata-rata penyinaran matahari
444.4 455.6
sebesar 48,02 persen. Adapun suhu udara terendah 275.5
suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar
218.8 212.3
b. Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
118.7
103
Agt
Sep
Okt
174.7 150.6
Nov Des
ta n
tercatat sebesar 3.085 mm dengan intensitas
ka
Selama tahun 2012 banyaknya curah hujan bervariasi. Curah hujan terendah tercatat 103 mm
la
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kota Sorong, 2012
se
bulan Maret. Sementara hari hujan terendah terjadi
192.5
170.9
31,9 °C.
pada bulan Agustus dan yang tertinggi 568 mm pada
bp s.
terjadi pada bulan Juni sebesar 23,5 °C, sedangkan
Tabel 1.2
Keadaan Iklim Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012
ng
pada bulan Oktober, yaitu hanya 15 hari. Sedangkan
ro
pada bulan Maret 2012, Kabupaten Sorong Selatan diguyur hujan terbanyak yaitu sebanyak 26 hari.
Uraian
Satuan
2012
Suhu Udara Rata-rata Min.
◦C
24,1
Suhu Udara Rata-rata Max.
◦C
31,1
berkurang dari 455,6 mm pada bulan Juli menjadi
Rata-rata Kelembaban Udara
◦C
86
hanya 103 mm. Intensitas curah hujan kemudian
Rata-rata Tekanan Udara
Mbs
1 008,4
berada pada rata-rata di bawah 200 mm pada bulan-
Curah Hujan
mm
3 085
bulan berikutnya. Dengan jumlah hari hujan yang
Hari Hujan
hari
250
:// w
w
w
.s o
Mulai bulan Agustus intensitas curah hujan mulai
tp
cukup tinggi pada bulan Agustus, yaitu sebanyak 23
ht
hari, menandakan pada bulan ini intensitas curah
Rata-rata Penyinaran Matahari
%
48,02
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kota Sorong, 2012
hujannya paling kecil, hanya 4,48 mm per hari. Karakteristik wilayah Papua pada umumnya memiliki iklim yang tidak menentu. Dimana di wilayah
TAHUKAH ANDA
lain terjadi musim penghujan karena pengaruh angin muson, di wilayah Papua justru mengalami kemarau. Begitu pula sebaliknya jika wilayah lain terjadi kemarau, di wilayah Papua justru penghujan.
Di tahun 2012, banyaknya curah hujan dan hari hujan di wilayah Kabupaten Sorong Selatan menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
3
PEMERINTAHAN
2
Pemekaran Kampung Siri-Siri dan Kampung Tokkas Hingga tahun 2012 tidak ada pemekaran distrik namun ada pemekaran kampung di Kabupaten Sorong Selatan. Yaitu Kampung Siri-Siri di Distrik Inanwatan dan Kampung Tokkas di Distrik Moswaren.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam
Bupati dan Wakil Bupati Sorong Selatan Periode 2010-2015
Gambar 2.1
Negeri Nomor 131.181-193-2003 tanggal 6 Juni 2003, mengangkat Drs. Otto Ihalauw sebagai Pejabat Bupati Selatan
yang
kemudian
pelantikannya
go .id
Sorong
dilaksanakan oleh Mendagri pada 9 Juni 2003. Peresmian Pemerintahan Kabupaten Sorong Selatan
bp s.
dilakukan oleh Gubernur Papua Barat pada tanggal 6 Agustus 2003 yang ditandai dengan pelantikan Pejabat
SAMSUDIN ANGGILULI, SE
BUPATI
WAKIL BUPATI
ta n
sebagai HUT Kabupaten Sorong Selatan. Secara administratif, Kabupaten Sorong Selatan
Perkembangan Distrik dan Kelurahan/Desa di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012
la
terdiri dari 13 distrik (setingkat dengan kecamatan), yaitu Distrik Inanwatan, Kokoda, Kokoda Utara, Kais,
Distrik 2010 8 16
Kokoda Utara
8
16
.s o
Kokoda
8
2012
ro
Inanwatan
2011
se
Kelurahan/Desa
ng
Tabel 2.1
9
16
8
8
12
12
6
6
6
6
6
7
16
16
16
5
5
5
8
8
8
10
10
10
Wayer
8
8
8
Sawiat
12
12
12
Fkour
4
4
4
117
117
119
12
w
Kais
Konda
ht
Seremuk
tp
Teminabuan
:// w
Moswaren
w
Matemani
Saifi
Sorong Selatan
Sumber: Pemda Kabupaten Sorong Selatan, 2012
4
kesepakatan bahwa tanggal 6 Agustus diperingati
ka
Drs. OTTO IHALAUW, MA
b.
Struktural Eselon II dan III. Hal ini yang melahirkan
Matemani, Moswaren, Teminabuan, Konda, Seremuk, Saifi, Wayer, Sawiat dan Fkour. Struktur hierarki dalam pembagian administrasi pemerintahan digolongkan menjadi kecamatan (distrik), kelurahan dan desa (kampung). Pembagian wilayah distrik menjadi 13 distrik sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 13 tahun 2009 tentang Pembentukan kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat. Kabupaten Maybrat mendapat 11 distrik yang sebelumnya berada di bawah pemerintahan Kabupaten Sorong Selatan. Hingga tahun 2012, Kabupaten Sorong Selatan yang sebelumnya memiliki 13 distrik dan 117 desa/ kelurahan mengalami pemekaran desa/kampung di Distrik Inanwatan (Kampung Siri-Siri) dan Moswaren (Kampung
Tokas)
sehingga
total
wilayah
administratifnya menjadi 13 distrik dan 119 desa/ kelurahan.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PEMERINTAHAN PNS Golongan II Terbanyak di Sorong Selatan Tahun 2012 Dari 1.907 PNS di Sorong Selatan, sebanyak 742 orang bergolongan II, 696 orang bergolongan III , sisanya golongan I dan IV.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Sorong
Gambar 2.2
Selatan tahun 2012 berjumlah 1.907 orang dengan
2
Persentase PNS Pemda Kabupaten Sorong Selatan menurut Golongan dan Jenis Kelamin 2012 (%)
rincian 1.196 orang berjenis kelamin laki-laki dan 711
go .id
orang berjenis kelamin perempuan. Jumlah total PNS ini meningkat dari tahun sebelumnya meskipun tidak signifikan. Dari komposisinya terlihat bahwa jumlah
bp s.
PNS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan PNS perempuan. Meskipun demikian, persentase PNS
b.
perempuan meningkat dibandingkan tahun 2011 (36
ka
persen). Sedangkan menurut golongan, sebanyak 38,91 persen PNS masih bergolongan II (742 orang)
ta n
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Sorong Selatan, 2012
dan 36,50 persen PNS golongan III (696 orang).
Gambar 2.3
la
Sisanya sebesar 24,59 persen merupakan PNS yang
Persentase PNS Pemda Kabupaten Sorong Selatan menurut Tingkat Pendidikan 2012 (%)
se
bergolongan I dan IV.
ng
Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan,
kualitas PNS Kabupaten Sorong Selatan tergolong
ro
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari kecilnya PNS yang
.s o
berpendidikan rendah (SD dan SMP). Sedangkan PNS
w
yang berlatar belakang pendidikan sarjana (S1 dan
w
S2), diploma dan SMA memiliki persentase yang tidak
:// w
jauh berbeda, sebesar masing-masing 34,98 persen, 26,74 persen dan 31,20 persen.
tp
Selama tahun 2011-2012, terjadi peningkatan
ht
kualitas PNS di sebagian jenjang pendidikan dan penurunan pada jenjang pendidikan lainnya. PNS berpendidikan sarjana meningkat dari tahun 2011 (32,04 persen) menjadi 34,98 persen di tahun 2012.
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Sorong Selatan, 2012
TAHUKAH ANDA
Jika dilihat secara lebih rinci, peningkatan terbesar PNS berlatar pendidikan sarjana terdapat di Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan. Adanya sertifikasi guru menjadi salah satu sebab para guru
Seluruh Sekretaris Kampung se-Kabupaten Sorong Selatan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan digaji oleh pemerintah daerah.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
5
PEMERINTAHAN
2
Sekitar 86,38 persen, APBD Dibiayai dari Pendapatan Transfer Sumber pembiayaan terbesar dalam pemerintahan Kabupaten Sorong Selatan berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 312,71 milyar rupiah.
Gambar 2.4
berlomba-lomba melanjutkan studi dari SMA/diploma
Persentase PNS Daerah di Distrik dan Persentase PNS Daerah menurut Jenis Kelamin 2012
hingga sarjana (S1/S2). Hal ini ditunjukkan dengan penurunan PNS berlatar belakang pendidikan SMA 2011.
Sedangkan
go .id
dan diploma pada tahun 2012 dibandingkan tahun penurunan
jumlah
PNS
berpendidikan rendah (SD dan SMP) menjadi indikasi
bp s.
perbaikan mutu pendidikan para abdi masyarakat di Kabupaten Sorong Selatan. Persentase PNS tamatan
b.
SD dan SMP menurun masing-masing dari 3,45
ka
persen dan 4,10 persen di tahun 2011.
ta n
PNS yang berkedudukan di distrik mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 84,78 persen. Jika
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Sorong Selatan, 2012
86.38 79.45 2012
w
14.75 11.19
4.31 0.42
w
1.49 2.01
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
ht
Sumber: BPKAD Kabupaten Sorong Selatan, 2011-2012
TAHUKAH ANDA Sebanyak 27,46 persen APBD habis untuk belanja pegawai dan 37,58 persen dibelanjakan untuk barang modal. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2011.
6
orang). Sedangkan persentase terkecil dimiliki oleh Distrik Fkour dan Kokoda Utara (3,99 persen) dengan jumlah PNS masing-masing sebanyak 11 orang. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, mayoritas PNS di distrik merupakan tamatan SMA (44,20 persen). Sedangkan lulusan S1 berkisar 16,67 persen, hampir setara dengan lulusan SD (17,02 persen).
Lain-lain Pendapatan yang Sah
tp
:// w
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Lalu
se
.s o
2011
memiliki jumlah PNS terbanyak (16,30 persen atau 45
ng
Realisasi Pendapatan Daerah Otonom Kabupaten Sorong Selatan 2011-2012 (%)
ro
Gambar 2.5
la
dilihat distribusi persentasenya, Distrik Teminabuan
Sumber
pembiayaan
terbesar
dalam
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sorong Selatan berasal dari pendapatan transfer (86,38 persen) sebesar 549,31 milyar rupiah. Pendapatan transfer berasal dari dana perimbangan, transfer pemerintah pusat dan provinsi. Nilai ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 79,45 persen. Sementara itu, meskipun kecil hanya sebesar 2,01 persen, Pendapatan Asli Daerah kabupaten ini meningkat dari tahun 2011.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PENDUDUK
3
Jumlah Penduduk Sorong Selatan Sebanyak 41.291 jiwa Jumlah penduduk Sorong Selatan tahun 2012 tercatat 41.291 jiwa. Dengan kontribusi hanya sekitar 5,06 persen terhadap total penduduk Papua Barat.
Gambar 3.1
berbeda pada setiap daerah. Namun dinamika tersebut selalu merupakan akibat dari perubahan pola fertilitas,
10.00
mortalitas dan migrasi penduduk. Demikian pula
0.00
dengan dinamika penduduk di Provinsi Papua Barat
2.00 1.95 1.78 2.00 2.03 0.33
5.29 4.82 3.69 5.07
5.20
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
pertama kali dilaksanakan Sensus Penduduk tahun
-20.00
1971, Provinsi Papua Barat masih tergabung dalam
-30.00
Provinsi Papua dan hanya terdiri dari tiga kabupaten,
bp s.
-10.00
khususnya di Kabupaten Sorong Selatan. Sejak
-43.98
b.
-40.00
yaitu Kabupaten Fak-fak, Kabupaten Manokwari dan
ta n
Kabupaten Sorong.
ka
LPP (%)
-50.00
Sensus Penduduk 2010 merupakan sensus
Sumber: Hasil Estimasi Backcasting 2001-2009, SP 2010, Proyeksi Penduduk 2011,2012 BPS
se
la
kelima di Indonesia dan sensus pertama bagi Kabupaten Sorong Selatan setelah definitif sebagai
Laju Pertumbuhan Penduduk Sorong Selatan Tahun 2001-2012
go .id
Dinamika penduduk memiliki karakteristik yang
ng
kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong. Dari
Tabel 3.1
Indikator Kependudukan Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012
Uraian
hasil estimasi backasting untuk tahun 2000-2009,
2010
2011
2012
39 297
41 291
Jumlah Penduduk (jiwa)
37 900
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
Pertumbuhan Penduduk (%)
4,82
3,69
5,07
Sex Ratio (%)
110.22
110,16
110,23
Jumlah Rumah Tangga (ruta)
7 515
7 831
8 545
5,02
5,02
4,82
0-14 tahun
39,73
38,66
39,42
15-64 tahun
58,51
59,33
58,80
> 65 tahun
1,76
2,01
1,78
.s o
ro
jumlah penduduk Kabupaten Sorong Selatan terus
w
ditunjukkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang
w
selalu positif kecuali di tahun 2008 dimana pemekaran
:// w
Kabupaten Maybrat terjadi. Pengurangan penduduk sebesar 43,98 persen dikarenakan faktor migrasi
tp
keluar kabupaten.
ht
Hingga tahun 2012, penduduk Kabupaten Sorong Selatan berjumlah 41.291 jiwa atau mengalami
Rata-rata ART (jiwa/ruta) Penduduk menurut Kelompok Umur (%)
Sumber: Proyeksi Penduduk dan SP 2010, BPS
peningkatan sebesar 5,07 persen jika dibandingkan tahun 2011. Laju pertumbuhan ini yang tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Pertumbuhan penduduk tahun 2012 berimplikasi pada peningkatan sex ratio dan jumlah rumah tangga sekaligus penurunan rata-rata anggota rumah tangga di Kabupaten Sorong Selatan.
TAHUKAH ANDA Penduduk asli Kabupaten Sorong Selatan berasal dari Suku Tehit, Maybrat dan Inanwatan. Kemudian berdatangan suku pendatang karena migrasi, yaitu Suku Bugis, Jawa, Toraja, dsb.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
7
PENDUDUK
3
Laju Pertumbuhan Penduduk Sorong Selatan Tahun 2012 Naik Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sorong Selatan tahun 2011-2012 sebesar 5,07 persen. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
Tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh fertilitas, mortalitas dan migrasi/ perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang
go .id
disebabkan oleh fertilitas terutama terkait dengan kemampuan dalam mengontrol jumlah kelahiran. Hal ini ditunjukkan dengan kelompok umur 0-14 tahun tahun
2012
mengalami
bp s.
pada
peningkatan
dibandingkan tahun 2011, dugaan terkuat mengarah tersebut.
ka
Sumber: Dokumentasi Lapangan
b.
pada jumlah kelahiran yang tinggi dalam setahun
oleh BPS, disebut satu rumah tangga jika pengelolaan
Jumlah Rumah Tangga menurut Distrik di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012
pengeluaran di suatu rumah dikelola oleh satu dapur,
la
Gambar 3.2
ta n
Sebagaimana konsep pengaturan rumah tangga
ng ro .s o w
:// w
Rumah tangga terbanyak di Kabupaten Sorong Selatan berada di Distrik Teminabuan yang berjumlah yang paling sedikit jumlah rumah tangganya, yaitu Fkour, hanya sekitar 2,20 persen dari total seluruh rumah tangga di
1242
2739
ht
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2012
Kabupaten Sorong Selatan.
Fenomena menarik yaitu Distrik Moswaren memiliki jumlah rumah tangga terbanyak keempat namun dilihat dari jumlah penduduknya lebih kecil jika dibandingkan dengan distrik Inanwatan dan Matemani. Hal ini
TAHUKAH ANDA Distrik Kokoda Utara memiliki jumlah anggota rumah tangga (ART) terbanyak yaitu sebanyak 6-7 orang. Jauh lebih tinggi dibanding rata-rata banyaknya ART kabupaten (4-5 orang).
8
kepala keluarga (KK).
2.739 rumah tangga (32.05 persen). Sedangkan distrik
w
188 261 289 348 338 362 460 515 543 574 686
tp
Fkour Seremuk Kokoda Utara Saifi Wayer Konda Sawiat Matemani Inanwatan Moswaren Kais Kokoda Teminabuan
se
meskipun dalam rumah tersebut terdiri dari beberapa
dimungkinkan karena pengaruh budaya karena ada kecenderungan bagi penduduk pribumi (asli Papua) untuk mengumpulkan beberapa kepala keluarga dalam satu rumah tangga. Berbeda dengan mayoritas penduduk
Distrik
transmigran.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
Moswaren
yang
merupakan
PENDUDUK
3
Teminabuan Menjadi Distrik Dengan Jumlah Penduduk Terbanyak Sekaligus Terpadat Distrik Teminabuan adalah ibukota Kabupaten Sorong Selatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan distribusi sebesar 30,65 persen dengan kepadatan penduduk sebanyak 32 jiwa/km 2 .
Sebaran penduduk Kabupaten Sorong Selatan
Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2012
Gambar 3.3
Teminabuan (30,65%) dan Distrik Kokoda (15,67%). Distrik Teminabuan merupakan ibukota kabupaten dan
Seremuk 3.04%
menjadi tujuan mata pencaharian sekitar 31 persen
Wayer Sawiat Fkour Inanwatan Saifi 3.84% 4.76% 1.98% 7.51% 4.57%
dibandingkan distrik lain di Kabupaten Sorong Selatan. Distribusi sebaran penduduk yang terkecil
Teminabuan 30.65%
ka
terdapat di Distrik Fkour, hanya sekitar 1,98 persen
Kokoda Utara 4.44% Kais 7.58%
Matemani Moswaren 5.65% 5.35%
ta n
saja. Meskipun secara geografis, letak Distrik Fkour termasuk strategis sebagai penghubung antara
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Kabupaten Sorong Selatan, 2012
la
Kabupaten Sorong dan Kabupaten Maybrat namun
Gambar 3.4
se
tidak berpengaruh besar terhadap migrasi penduduk
b.
distrik ini tergolong lebih lengkap dan maju
bp s.
Konda 4.94%
penduduk. Selain itu, fasilitas sarana dan prasarana di
Kokoda 15.67%
go .id
menurut distrik dominan di dua wilayah yaitu di Distrik
Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong Selatan menurut Distrik Tahun 2012
ng
sehingga mempengaruhi populasi setempat. Distrik ini merupakan distrik pemekaran dari Distrik Sawiat
ro
berdasarkan Perda Kabupaten Sorong Selatan No. 23
.s o
Tahun 2007.
w
Kepadatan penduduk Kabupaten Sorong Selatan
w
tahun 2012 sebesar 5,30 jiwa per Km 2. Dengan luas distrik
:// w
wilayah 7.789,91 Km2, penyebaran penduduk di setiap cenderung
tidak
proporsional.
Hal
ini
tp
disebabkan mayoritas penduduk lebih memilih tinggal
Teminabuan Kokoda Seremuk Moswaren Sorong Selatan Wayer Matemani Sawiat Kokoda Utara Konda Inanwatan Kais Fkour Saifi
32.54
6.24 6.03 5.41 5.30 4.99 4.39 4.34 3.43 3.33 3.23 2.85 2.69 2.03
ht
di distrik yang potensial secara ekonomi dan memiliki fasilitas yang memadai (listrik, jaringan telekomunikasi,
Sumber: Luas: Permendagri No 18 Thn 2013 Jumlah Penduduk: Hasil Proyeksi Penduduk 2012
jalan, dsb). Kondisi yang pasti terjadi di setiap ibukota kabupaten/kota demikian pula yang terjadi di Teminabuan, memiliki kepadatan penduduk yang jauh melebihi distrik lain sebesar 32-33 jiwa per
Km2
meskipun luas wilayahnya terendah keempat dari total luas wilayah Sorong Selatan.
TAHUKAH ANDA Kabupaten Sorong Selatan memiliki kepadatan penduduk per rumah tangga tertinggi di Papua Barat sebesar 4,83 jiwa/ km2
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
9
PENDUDUK
3 Gambar 3.5
Penduduk Laki-laki 10 Persen Lebih Banyak Daripada Perempuan. Berdasarkan Sex Ratio yang mencapai 110,23 persen, terlihat bahwa penduduk laki-laki 10 persen lebih banyak daripada penduduk perempuan. Salah satu penyumbangnya diduga akibat migrasi masuk lebih banyak berasal dari penduduk laki-laki.
Berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio),
Sex Ratio Kabupaten Sorong Selatan 2012
penduduk Kabupaten Sorong Selatan yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
123.06 122.89 117.38 114.58 110.23 109.99 109.59 107.63 103.41 102.75 102.38 101.23 99.02 95.34
go .id
penduduk berjenis kelamin perempuan kecuali di Distrik Kokoda Utara dan Saifi, hal ini dapat dilihat dari nilai sex ratio yang kurang dari 100 (99,02 persen dan
bp s.
95,34 persen). Tahun 2012, untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 110 jiwa penduduk laki-
b.
laki. Menurut distrik, sex ratio tertinggi berada di distrik Matemani (123,06 persen) dan terendah di Distrik Saifi.
Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Sorong
Selatan yang lebih banyak dari jumlah penduduk
la
Piramida Penduduk Sorong Selatan 2012
perempuan salah satunya diduga disebabkan migrasi
ht
tp
:// w
w
w
.s o
ro
ng
se
Gambar 3.6
ta n
Sumber : Hasil Proyeksi Penduduk Kabupaten Sorong Selatan, 2012
ka
Matemani Wayer Teminabuan Moswaren Sorong Selatan Kais Inanwatan Konda Sawiat Seremuk Kokoda Fkour Kokoda Utara Saifi
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Kabupaten Sorong Selatan, 2012
masuk di Sorong Selatan. Umumnya migrasi jarak jauh terjadi pada penduduk berjenis kelamin laki-laki, dan penduduk perempuan lazimnya bermigrasi pada jarak dekat (Teori Migrasi Ravenstein). Faktor penarik Sorong Selatan sebagai kabupaten baru sehingga kesempatan dan lapangan pekerjaan lebih terbuka. Hal ini menyebabkan penduduk laki-laki cenderung bermigrasi untuk mendapatkan pekerjaan. Struktur dan komposisi penduduk dapat dilihat dari piramida penduduk menurut kelompok umur di wilayah tersebut. Dari komposisi sebaran penduduk menurut kelompok umur tersebut, Kabupaten Sorong
TAHUKAH ANDA Rasio Jenis Kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Sorong Selatan tahun 2012 lebih tinggi daripada Kota Sorong yang memiliki arus migrasi lebih tinggi.
10
Selatan termasuk sebagai struktur penduduk muda. Hal ini tampak dari bentuk piramida penduduk dimana penduduk lebih terdistribusi ke dalam kelompok umur muda atau terjadi pelebaran pada alas piramida penduduk.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PENDUDUK
3
Angka Dependency Ratio Kembali Naik Besarnya rasio ketergantungan Kabupaten Sorong Selatan tahun 2012 kembali naik jika dibandingkan tahun 2011, yaitu dari 68,56 persen menjadi 70,06 persen. Komposisi ketergantungan penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan meskipun hanya selisih 1 orang.
Dari piramida penduduk Kabupaten Sorong
TAHUKAH ANDA
Selatan terlihat perkembangan arah pertumbuhan penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun dan 5-9
Pada tahun 2012, Dependency Ratio Kabupaten Sorong Selatan diatas angka Provinsi Papua Barat dengan selisih sebanyak 14 orang (L+K). Selisih perempuan sebanyak 12 orang, selisih lakilaki sebanyak 15 orang.
jumlah yang lebih banyak daripada kelompok umur 5-9 tahun. Hal ini berarti pertumbuhan penduduk yang tinggi dipicu dari faktor fertilitas belum mampu
bp s.
go .id
tahun. Pada kelompok umur 0-4 tahun mempunyai
terkontrol dengan baik.
ka
adalah struktur umur muda yang berdampak pada
0-14
ta n
rasio ketergantungan (dependency ratio) yang tinggi. Dependency ratio digunakan sebagai indikator yang
se
la
secara kasar dapat mengindikasikan keadaan ekonomi suatu daerah tergolong sebagai daerah maju atau
Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur Produktif dan Non Produktif 2012
b.
Gambar 3.7
Strukur piramida penduduk Sorong Selatan
15-64
65+
1.81
1.75
1.78
58.75
58.86
58.80
39.44
39.39
39.42
ng
daerah sedang berkembang. Persentase penduduk yang produktif dan non produktif baik secara agregat
ro
maupun gender menunjukkan kecenderungan yang
.s o
sama dimana persentase penduduk produktif (umur 15
Laki-laki
w
-64 tahun) menunjukkan persentase terbesar lebih dari
w
50 persen.
Perempuan
L+P
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2012
:// w
Besarnya rasio ketergantungan Sorong Selatan Tahun 2012 adalah 70,06 persen, meningkat dari
Gambar 3.8
Dependency Ratio menurut Jenis Kelamin Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 (%)
tp
tahun 2011 (68,56 persen). Artinya dari 100 orang 2010
ht
yang masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 70-71 orang yang belum produktif
2011
2012
71.72 70.90
(0-14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas).
70.16 70.22
Angka ini hampir mendekati rasio ketergantungan
68.64
69.89 68.46
70.06 68.56
tahun 2010. Secara gender, rasio ketergantungan penduduk laki-laki dan perempuan tidak berbeda signifikan, hanya selisih I orang pada tahun 2012 untuk penduduk laki-laki.
L
P
L+P
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
11
KETENAGAKERJAAN
4
Peningkatan Angkatan Kerja Sejalan Dengan Peningkatan Pengangguran Jumlah angkatan kerja Kabupaten Sorong Selatan meningkat sebesar 11,89 persen dari tahun 2010. Kondisi yang sama juga terjadi pada jumlah pengangguran yang naik sebesar 0,69 persen dari tahun sebelumnya (4,03 persen menjadi 4,72 persen).
Pada dasarnya ketenagakerjaan di suatu
Skema Ketenagakerjaan
Gambar 4.1
wilayah dengan struktur penduduk usia muda ditandai dengan peningkatan penduduk usia kerja. Sesuai
go .id
dengan struktur penduduk Kabupaten Sorong Selatan yang tergolong dalam struktur penduduk usia muda, maka perkembangan penduduk usia kerja (15 tahun
bp s.
keatas) akan tumbuh relatif cepat.
Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2012
b.
sebanyak 25.129 orang, mengalami kenaikan sebesar
ka
5,16 persen dari tahun 2011. Sementara yang
ta n
termasuk angkatan kerja sebanyak 18.278 orang atau sekitar 72,74 persen dari total penduduk usia kerja.
la
Sisanya sebesar 27,26 persen merupakan bukan
w
.s o
ro
ng
se
angkatan kerja yaitu mereka yang masih bersekolah,
w
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
:// w
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1
tp
jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan
ht
tersebut termasuk pula kegiatan tidak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
mengurus rumah tangga dan lainnya sebanyak 6.851 orang. Jumlah angkatan kerja juga mengalami peningkatan sebesar 6,09 persen dari tahun 2011 (17.228 orang), meskipun peningkatannya tidak sepesat pada periode 2010-2011 sebesar 11,89 persen (15.397 orang). Kondisi yang sama juga terjadi pada golongan bukan angkatan kerja yang mengalami kenaikan persentase dari tahun 2011 (2,78 persen). Pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dibandingkan bukan angkatan kerja memberikan indikasi semakin tingginya motif ekonomi seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini terlihat dari berkurangnya persentase mengurus rumah tangga
TAHUKAH ANDA Hampir 3/4 penduduk Sorong Selatan bekerja di Sektor Pertanian (bertani, berburu, beternak, berkebun dan nelayan).
12
sebesar 30,48 persen di tahun 2012 terhadap tahun 2011. Kondisi ini memberikan gambaran, semakin banyaknya ibu rumah tangga yang juga bekerja. Dilihat dari karakteristik masyarakat Sorong Selatan yang
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
KETENAGAKERJAAN
4
Sebagian Besar Penduduk Sorong Selatan Bekerja di Sektor Informal Di Kabupaten Sorong Selatan, sebanyak 75,10 persen penduduk bekerja di sektor informal, menurun dibandingkan tahun 2011 sebesar 78,58 persen.
Indikator Ketenagakerjaan 2010-2012
Tabel 4.1
memberikan kesempatan lebih luas bagi ibu rumah tangga untuk bekerja sebagai pekerja keluarga atau
Uraian
buruh di lahan pertanian.
Satuan
Bekerja
orang
Pengangguran
orang
sudah bekerja dan sisanya sebanyak 706 orang
Angkatan kerja
orang
adalah pengangguran. Jumlah orang yang sudah
Penduduk Usia Kerja
sebanyak 17.572 orang atau sekitar 96,14 persen
bekerja mengalami peningkatan sebesar 7,04 persen
Di Kabupaten Sorong Selatan sebanyak 75,10
ro
persen penduduk bekerja di sektor informal. Dengan
813
706
15 397
17 228
18 278
4,03
4,72
3,86
persen
66,50
72,10
72,74
Bekerja di Sektor A
persen
...
71,75
70,40
Bekerja di Sektor M
persen
...
6,75
4,70
Bekerja di Sektor S
persen
...
21,50
24,9
Persentase Pekerja Informal
persen
72,51
78,58
75,10
b.
ka
ng
orang di tahun 2012.
621
persen
se
persen dari 813 orang di tahun 2011 menjadi 706
17 572
25 129
la
menurunnya angka pengangguran sebesar 13,16
16 415
23 894
ta n
Sorong Selatan. Kondisi ini diperkuat dengan semakin
14 776
23 155
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
semakin banyaknya kesempatan kerja di Kabupaten
2012
orang
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
dibandingkan tahun 2011. Hal ini memberikan indikasi
2011
bp s.
Dari total angkatan kerja di tahun 2012,
2010
go .id
bekerja di sektor non formal argraris (petani),
Sumber: Sakernas 2010-2012
.s o
capaian ini berarti sektor informal mampu menyerap
w
tenaga kerja lebih banyak dibandingkan sektor formal
w
dikarenakan lebih terbukanya kesempatan kerja.
:// w
Meskipun mayoritas, capaian ini menurun jika dibandingkan tahun 2011 (78,58 persen). Hal ini berarti
tp
minat masyarakat untuk bekerja di sektor formal
ht
bertambah. Kesempatan untuk menjadi karyawan ataupun pegawai lebih besar. Ditunjukkan oleh gambar
Gambar 4.1
1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri 4 Listrik, Gas dan Air Minum 5 Konstruksi 6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 8 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
0.80% 1.98% 2.98%
sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, oleh
sektor jasa kemasyarakatan,
social
12.65%
9.46%
4.1, sebanyak 70,40 persen masyarakat bekerja di perburuan dan perikanan). Di urutan kedua ditmpati
Persentase Lapangan Usaha Masyarakat Kabupaten Sorong Selatan menurut KBLUI 1990 (%)
0.00% 1.32%
70.40%
0.41%
dan
perorangan sebesar 12,65 persen), yaitu mereka yang bekerja sebagai pegawai negri dan wirausaha.
Sumber: Sakernas 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
13
KETENAGAKERJAAN
4
TPAK Sorong Selatan Naik Tipis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Sorong Selatan tahun 2012 sebesar 72,74 persen, naik 0,64 persen dibandingkan tahun 2011 (72,1 persen).
80 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
TPAK Sorong Selatan 2009-2012 (%)
Gambar 4.2
menggambarkan persentase penduduk 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja. TPAK Sorong
77.54
go .id
Selatan sebelum pemekaran Maybrat berada pada posisi 77,54 persen. Setelah terpisah dari Maybrat,
72.74
72.1
TPAK Sorong Selatan menjadi sekitar 66,50 persen di
bp s.
tahun 2010 kemudian naik sebesar 72,74 persen pada
66.5
penduduk.
b.
tahun 2012 seiring dengan peningkatan jumlah
2011
2012
masalah
pengangguran.
Secara
ekonomi
ta n
2010
ka
Isu ketenagakerjaan yang paling disoroti adalah 2009
pengangguran adalah produk dari ketidakmampuan
Sumber: Sakernas 2009-2012
Pengangguran
.s o
ro
Bekerja
ng
se
Persentase Bekerja dan Pengangguran Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2010-2012 (%)
3.86
95.28
2010
tersedia. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap ’para pencari kerja’ yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Indikator ini adalah ukuran pasar tenaga kerja yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dalam mengukur keberhasilan ketenagakerjaan. Sesuai
4.72
dengan kesepakatan internasional, pengangguran didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang
4.03
ht
tp
95.97
w
2011
:// w
w
96.14
2012
pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan (without work), sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (currently available for work), dan
Sumber: Sakernas 2012
TAHUKAH ANDA TPAK Sorong Selatan lebih tinggi 5,62 persen dibandingkan TPAK Papua Barat dan mengungguli TPAK 6 kabupaten/kota lainnya.
14
la
pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang
Gambar 4.1
sedang mencari pekerjaan (seeking for work). Selama 2010-2012, persentase pengangguran di Kabupaten Sorng Selatan mengalami fluktuasi. Kondisi pengangguran kembali membaik di tahun 2012 setelah mencapai nilai tertinggi selama tiga tahun terakhir pada tahun 2011 sebesar 4,72 persen.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PENDIDIKAN
5
Selama Tahun 2012 terdapat Penambahan 1 Gedung SD, 2 Gedung SMP dan 3 Gedung SMA Pada tahun 2012 dibandingkan kondisi 2011, jumlah sekolah SD/sederajad berjumlah 73 unit dari sebelumnya 72 unit. Jumlah gedung SMP dan SMA berjumlah 17 unit dan 7 unit dari sebelumnya 15 unit dan 4 unit.
Kualitas
Indikator Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan 2012 Uraian
SD/MI
Jumlah Sekolah
SMP/MTs
pendidikan
perlu
ditunjang
oleh
ketersediaan fasilitas pendidikan terutama gedung sekolah dan ketercukupan guru. Ketersediaan sekolah
SMA/MA/SMK
73
17
7
376
172
118
9 129
2 129
1 194
125,05
125,24
170,57
24,28
12,38
10,12
turut berperan dalam meningkatkan kualitas sumber
go .id
Tabel 5.1
daya manusia. Jarak ke sekolah terdekat dan Jumlah Murid Rasio Murid Sekolah
keterbatasan sarana transportasi merupakan salah satu hambatan dalam pendidikan.
bp s.
Jumlah Guru
Pada tahun 2012, jumlah sekolah SD/sederajat di
b.
Sorong Selatan sebanyak 73 unit, dengan jumlah siswa sebanyak 9.129 siswa dan 376 guru. Jumlah
ka
Rasio Murid Guru
bangunan gedung sekolah untuk tingkat SD hanya
ta n
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan 2012
berjumlah 73 unit ini berarti bahwa belum semua desa/
Rasio Murid Sekolah dan Rasio Murid Guru Kabupaten Sorong Selatan 2012
kelurahan memiliki fasilitas SD karena jumlah desa/
la
Gambar 5.1
170.57
125.05
125.24
150 24.28
100
.s o
12.38
ro
200
ng
se
kelurahan mencapai 119 buah (117 desa/2 kelurahan).
50
w
0
10.12
w
SD
:// w
SMP
SMA Rasio Murid Guru
Selatan sebanyak 13 distrik, sehingga dapat dikatakan rata-rata distrik telah memiliki fasilitas gedung SLTP, namun kenyataanya, 3 distrik yaitu distrik Saifi, Sementara pada jenjang pendidikan SLTA/sederajat, jumlah sekolah yang berdiri hanya 7 unit dengan jumlah guru 118 orang dan jumlah murid sebanyak
ht
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan 2012
1.194 orang. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka beban
TAHUKAH ANDA 10
172 guru dan 2.129 murid. Jumlah distrik di Sorong
Matemani dan Fkour tidak memiliki gedung SLTP.
tp
Rasio Murid Sekolah
Sedangkan untuk tingkat SLTP terdapat 17 sekolah,
siswa berprestasi dari SMAN 1 Teminabuan disekolahkan oleh Pemda Sorsel di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya Jakarta dibawah asuhan Yohanes Surya Institut untuk dididik menjadi tenaga guru MIPA yang handal.
seorang guru semakin sedikit. Hal ini ditunjukkan oleh rasio jumlah murid terhadap guru. Pada tingkat pendidikan SD, seorang guru rata-rata mengajar sebanyak 24-25 orang. Sedangkan seorang guru SMP mempunyai beban mengajar rata-rata sebanyak 12-13 orang. Sementara untuk jenjang SMA /sederajat,
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
15
PENDIDIKAN
5
Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Meningkat Setiap Tahun Selama 2008-2012, AMH dan RLS Kabupaten Sorong Selatan mengalami peningkatan dari 88,07 persen dan 7,90 tahun pada tahun 2008 menjadi 88,45 persen dan 8,09 tahun pada tahun 2012.
terlihat seorang guru rata-rata memiliki beban
Gambar 5.2
mengajar 10 siswa.
Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas Kabupaten Sorong Selatan 2008-2012 (%)
Sebaliknya pada rasio murid terhadap sekolah,
88.43
semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin 88.20
terhadap sekolah untuk tingkat SD mencapai 125,05 artinya rata-rata setiap SD memiliki jumlah murid
bp s.
88.07
sebanyak 125 orang atau bila setiap sekolah minimal
b.
memiliki 6 kelas berarti setiap kelas rata-rata
go .id
88.32
banyak murid yang harus ditampung. Rasio murid
ka
menampung sebanyak 20-21 siswa. Untuk tingkat SMP, setiap sekolah memiliki rata-rata sebanyak 125-
2009
2010
2011
2012
ta n
2008
126 murid. Sedangkan pada jenjang pendidikan SMA/
Sumber: Susenas, 2008-2012
la
Sederajat, setiap sekolah SLTA/Sederajat rata-rata
Gambar 5.3
se
menampung sekitar 170-171 siswa. Rasio murid-
88.45
Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Sorong Selatan 2008-2012 (tahun)
ng
sekolah untuk jenjang pendidikan SD dan SMP hampir sama hal ini diduga disebabkan terjadi penurunan
ro
jumlah murid SMP tahun 2012 sebesar 15,04 persen.
8.09
di
bidang
pendidikan
adalah 7.98
w
pembangunan
.s o
Ukuran yang sangat dasar dalam pencapaian
8.06
w
kemampuan membaca dan menulis. Keberhasilan
:// w
pemerintah dalam memberantas buta huruf di Sorong Selatan dapat dilihat dari tingginya angka melek huruf
7.94 7.90
tp
atau kecilnya angka buta huruf. Hal ini dikarenakan
ht
buta huruf selalu identik dengan kebodohan dan kemiskinan.
Selama periode 2008-2012, AMH Sorong Selatan
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: IPM, 2008-2012
mengalami peningkatan 0,43 persen dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 0,1 persen. Angka buta huruf Sorong Selatan pada tahun 2012 masih tergolong tinggi, yaitu sebesar 11,55 persen. Hal ini seringkali disebabkan adanya penduduk yang tidak
16
TAHUKAH ANDA Agustina Kohoin Marandey, putra dah Sorsel, berhasil menorehkan prestasi pada ajang Olimpiade Sains tingkat Internasional pada tahun 2012.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PENDIDIKAN
5 Gambar 5.4
APS 7-12 Tahun Menurun pada Tahun 2012 Sebagaimana Kondisi Umum APS yang selalu berangsur menurun searah dengan tingkat umur sekolah. Di tahun 2012, APS 7-12 tahun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 91,81 persen menjadi 91,55 persen.
pernah bersekolah maupun putus sekolah sementara
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 (%)
belum memiliki kemampuan baca tulis yang baik. Rata-rata lama sekolah (RLS) artinya rata-rata
go .id
jumlah tahun dimana penduduk Sorong Selatan yang berusia 15 tahun ke atas menempuh semua jenis pendidikan formal. RLS di Kabupaten Sorong Selatan
bp s.
bergerak sangat lambat. Pada tahun 2012, RLS Sorong Selatan mencapai 8,09 tahun. Angka ini
b.
merupakan capaian tertinggi RLS dengan peningkatan
ka
sebesar 0,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya
ta n
yang meningkat rata-rata 0,6 persen dalam kurun waktu 4 tahun. Selama 2008-2012, rata-rata penduduk
la
Kabupaten Sorong Selatan hanya mengenyam
se
pendidikan sampai dengan kelas 2 SLTP atau putus
ro
.s o
Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 (%)
2012
2011
2010
sekolah agar setidaknya penduduk dapat bersekolah hingga tamat SLTP. Secara keseluruhan, APS menurut kelompok usia peningkatan
pada
tahun
2012
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya kecuali APS meskipun kecil persentasenya dibandingkan tahun 2011. Dari ketiga kelompok usia, APS usia 19-24
32.95
tahun 84.62 73.6
paling
kecil
rata-rata
persentase
per
tahunnya. Pada tahun 2012, APS penduduk usia 7-12 tahun mencapai 91.55 persen berarti masih ada sekitar
43.24
SD
memberi perhatian serius pada perbaikan angka putus
penduduk usia 7-12 tahun yang justru menurun
62.48 54.26
SMP
sekolah pada kelas 3 SLTP. Pemerintah daerah perlu
mengalami
:// w
ht
SMA
15.05 10.18 9.94
tp
PT
w
w
Gambar 5.5
ng
Sumber: Susenas, 2010-2012
109.85 111.69 112.26
8.45 persen penduduk usia 7-12 tahun yang tidak dapat mengenyam pendidikan atau putus sekolah. Penurunan APS di kelompok umur ini diduga
Sumber: Susenas, 2010-2012
disebabkan angka putus sekolah tahun 2012 lebih
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
17
PENDIDIKAN APK Sekolah Dasar Lebih dari 100 Persen. APK SD Sorong Selatan tahun 2012 mencapai 109,85 persen, artinya sebesar 9,85 persen penduduk berusia diluar 7-12 tahun bersekolah SD. Diduga banyak anak sekolah SD memiliki umur diatas usia 7-12 tahun.
tinggi
dibandingkan
tahun
2011.
Sedangkan
Gambar 5.5
peningkatan APS penduduk usia 13-15, 16-18 dan 19-
5
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 (%)
24 mengindikasikan bahwa partisipasi penduduk untuk
go .id
bersekolah SLTP/MTs, SLTA/MA dan perguruan tinggi mengalami peningkatan. Tren peningkatan akan memberikan optimisme bahwa angka APS untuk
bp s.
kelompok umur tersebut akan terus mengalami peningkatan di masa mendatang.
b.
Di tahun 2012 terjadi peningkatan APK di hampir
ka
seluruh jenjang pendidikan kecuali pada jenjang pendidikan SD/MI dibandingkan tahun 2010 dan 2011.
ta n
APK SD tahun 2012 sebesar 109.85 persen artinya
Sumber: Susenas, 2010-2012
se
tahun) yang sedang bersekolah SD/MI karena APK
la
masih terdapat penduduk diluar sekolah SD/MI (7-12 berada diatas 100 persen. Dengan kata lain, sekitar
ng
9,85 persen siswa yang sedang bersekolah SD/MI
ro
berada pada usia kurang dari 7 tahun maupun lebih
.s o
dari 12 tahun.
APM Kabupaten Sorong Selatan tahun 2012
w
mengalami peningkatan di hampir seluruh jenjang
w
pendidikan kecuali jenjang pendidikan SD/MI. APM
:// w
SD/MI menurun menjadi sebesar 88,16 persen dari
tp
89,25 persen pada tahun 2011 dan 89,17 persen pada
ht
tahun 2010. APM SD/MI sebesar 88,16 persen mempunyai makna kurang lebih 88 orang diantara 100 penduduk usia 7-12 tahun sedang bersekolah siswa SD/MI dan tepat berumur 7-12 tahun. Penurunan APM SD/MI dibandingkan tahun 2011 menunjukkan bahwa banyaknya siswa berumur 7-12 tahun yang bersekolah SD pada tahun 2012 lebih sedikit dibandingkan tahun 2011.
18
Angka Melek Huruf (AMH) adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara penduduk usia tertentu yang masih sekolah terhadap penduduk usia tertentu yang dimaksud. Pengelompokan APS dibagi menurut 4 kelompok umur : APS 7-12; APS 13-15; APS 16-18 dan APS 19-24 Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk usia yang seharusnya pada jenjang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan usia seharusnya terhadap jumlah penduduk usia yang seharusnya pada jenjang pendidikan tersebut.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
KESEHATAN
6 Tabel 6.1
Tahun 2012, Terdapat Penurunan Jumlah Pustu dan Puskesling Masing-masing distrik di Kabupaten Sorong Selatan telah memiliki puskesmas. Sedangkan fasilitas puskesmas pembantu (pustu) menurun jumlahnya dari 43 unit pada tahun 2011 menjadi 26 unit di tahun 2012. Demikian pula fasilitas puskesmas keliling (puskesling) menurun dari 15 unit menjadi 12 unit.
Angka
Indikator Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012
Harapan
Hidup
(AHH)
umumnya
digunakan untuk mengukur derajat kesehatan suatu
2011
2012
wilayah. AHH dihitung berdasarkan harapan hidup
66,66
66,82
66,99
waktu lahir. Pada tahun 2010, AHH sebesar 66,66
1
1
1
tahun meningkat menjadi 66,82 tahun pada tahun
Jumlah Puskesmas
13
13
13
Jumlah Pustu
30
43
26
Angka harapan hidup per tahun di Sorong
Jumlah Balai Pengobatan
1
0
0
Selatan tercatat tidak melebihi satu tahun dalam
Jumlah Puskesmas Keliling
18
15
12
periode jangka waktu satu tahun. Artinya kondisi angka
Jumlah Dokter
11
12
15
kematian bayi (infant mortality rate) di Sorong Selatan
119
100
111
35
40
3
30,77
55,42
68,09
Jumlah Non-Perawat
bp s.
b.
ka
termasuk dalam kategori hardrock, yaitu dalam satu tahun penurunan angka kematian bayi yang tajam sulit
ng
Persentase Penolong Kelahiran dengan Medis (%)
66,99 tahun pada tahun 2012.
ta n
Jumlah Perawat
2011 dan bertambah sebanyak 0,17 tahun menjadi
la
Jumlah Rumah Sakit
se
Angka Harapan Hidup
*)
go .id
2010
Uraian
Distribusi Puskesmas dan Pustu menurut Distrik di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012 (unit)
w
w
Gambar 6.1
.s o
ro
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sorong Selatan dan Susenas *), 2010-2012
ht
tp
Fkour Sawiat Wayer Saifi Seremuk Konda Teminabuan Moswaren Matemani Kais Kokoda Utara Kokoda Inanwatan
:// w
puskesmas pembantu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
terjadi. Sehingga implikasinya adalah AHH yang dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir menjadi lambat untuk mengalami kemajuan. Hingga tahun 2012, hanya tersedia satu unit rumah sakit di Sorong Selatan yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah daerah. Untuk melayani sebanyak 41.291 jiwa penduduk Sorong Selatan pada
puskesmas
tahun 2012, pelayanan kesehatan juga dibantu oleh fasilitas puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu)
3 3
yang telah tersedia di seluruh distrik. Jumlah puskesmas tersebar merata sebanyak satu unit di
2
masing-masing distrik. Sedangkan Distrik Moswaren 3 4
memiliki jumlah pustu terbanyak yaitu sebanyak 5 unit.
2 2
Fasilitas pustu menurun sebanyak 39,53 persen dari
2
Terdapat peningkatan yang relatif tinggi pada penolong
43 unit pada tahun 2011 menjadi 26 unit di tahun 2012. kelahiran bayi oleh medis (dokter, bidan dan
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan, 2012
paramedis) di tahun 2012 menjadi 68,09 persen.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
19
KESEHATAN
6
Sebagian Besar Penduduk Memilih Berobat di Puskesmas Pembantu (Pustu) Adanya pustu sebagai fasilitas kesehatan disamping puskesmas, menjadi pilihan mayoritas penduduk Sorong Selatan. Selama 2010-2012, persentase penduduk yang berobat di pustu selalu di atas 70 persen.
Dari 119 desa/kelurahan terdapat 26 puskesmas
Gambar 6.2
pembantu (pustu) sehingga rasio penduduk terhadap
Jumlah Puskesmas dan Rasio Penduduk terhadap Puskesmas per 1000 penduduk di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012
pustu tercatat yaitu 1 : 1.588, artinya satu pustu di
dan letak geografis Sorong Selatan yang cukup sulit dapat menghambat pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Teminabuan sebagai ibukota kabupaten
pustu
sangat
diperlukan
untuk
menunjang kualitas kesehatan masyarakat sampai
1.17 2 1.572 1.84 1
4.22
3 4
2 1
3.24 3.10
la
ng
kelurahan. Dari total 13 kecamatan di Sorong Selatan ternyata jumlah pustu hanya mencapai 26 unit. Jumlah
2 2.04
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Sorong Selatan (jumlah puskesmas), 2012
se
pada level wilayah administrasi terkecil yaitu desa/
1.89
0.55
ta n
pustu yang melayani 4.219 penduduk. Fasilitas
1
ka
dengan jumlah penduduk terbanyak hanya memiliki 3
1 0.63
3 3
bp s.
karena pada kenyataannya cakupan wilayah yang luas
0.82 1 0.66 0.53
b.
Fkour Sawiat Wayer Saifi Seremuk Konda Teminabuan Moswaren Mat emani Kais Kokoda Ut ara Kokoda Inanwatan
1.588 penduduk. Nilai ini merupakan gambaran kasar
pust u
go .id
rasi o penduduk per pust u
Kabupaten Sorong Selatan harus melayani sebanyak
Gambar 6.3
Persentase Penduduk Berobat Jalan di Kabupaten Sorong Selatan menurut Tempat Berobat 2010-2012 (%)
ro
tersebut belum setara dengan jumlah desa/kelurahan
.s o
di Sorong Selatan yang mencapai 119 desa/kelurahan (117 desa dan 2 kelurahan), artinya rata-rata satu
w
84.53 70.75 70.46
2011
2012
w
pustu harus melayani 4-5 desa/kelurahan. Padahal
2010
:// w
persentase penduduk yang memilih berobat jalan ke puskesmas/pustu adalah yang tertinggi di antara
tp
fasilitas tempat berobat lainnya, mencapai 84,53
25.02 19.36 16.04 9.22
ht
persen pada tahun 2012. Tahun 2012, persentase penduduk yang berobat jalan ke puskesmas/pustu meningkat sebesar 19,96 persen dibandingkan tahun 2011, seiring dengan berkurangnya persentase penduduk yang berobat jalan ke rumah sakit, praktek dokter dan lainnya (puskesling). Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan kebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana
20
4.05 Rumah Sakit
0.000.00 1.17
0.00
Praktek
Puskesmas/Pustu
Praktek/Nakes
1.84 0.00 0.00 Lainnya
Dokter/Poliklinik Sumber: Susenas, 2010-2012
Sumber: Susenas, 2010-2012
TAHUKAH ANDA Selama 2 tahun terakhir, ISPA menjadi penyakit yang paling banyak diderita penduduk Sorong Selatan, Sedangkan malaria meraih peringkat ketiga.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
KESEHATAN
6
Tahun 2012, Lebih Sedikit Dokter yang Menolong Kelahiran Balita Tahun 2012, persentase penolong kelahiran terakhir dibantu dokter sebesar 2,49 persen, menurun dibandingkan tahun 2011 (13,79 %).
kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, terkhusus untuk
Persentase Penolong Kelahiran Akhir Balita Kabupaten Sorong Selatan 2011-2012 (%)
Gambar 6.4
ketersediaan tenaga dokter sangat minim. Jumlah dokter yang tersedia hanya 15 orang sedangkan
go .id
perawat tersedia sebanyak 111 orang. Untuk melayani
35.00
30.60 31.59
seluruh penduduk Sorong Selatan, beban kerja 2011
2012
seorang dokter umum di Sorong Selatan harus
21.41 16.23
melayani sekitar 2.753 orang. Sementara satu orang
12.99
bp s.
20.22 13.79
10.90
Dukun
Famili
Persentase penolong kelahiran akhir balita di
Lainnya
b.
Tenaga Paramedis lain
Sorong Selatan yang berasal dari tenaga bukan medis
ka
Bidan
yaitu dukun menurun dari 31,59 persen di tahun 2011
ta n
Dokter
perawat harus melayani sekitar 372 orang.
4.79 0.00
2.49
Sumber : Susenas, 2011-2012
menjadi 16,23 persen di tahun 2012. Demikian pula
se
Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui di Kabupaten Sorong Selatan 2011-2012 (%)
w
w
.s o
ro
ng
Gambar 6.5
la
penolong dari famili menurun menjadi 10,90 persen. Rendahnya persentase penolong kelahiran tenaga non medis menunjukkan semakin sadarnya masyarakat terhadap
kelahiran
yang
sehat
dan
aman
menggunakan jasa medis. Penyebab tingginya penolong kelahiran oleh tenaga medis pada tahun 2012, diduga dari semakin meratanya tenaga kesehatan sampai wilayah administrasi terkecil,
:// w
terutama bidan dan tenaga paramedis lain (perawat/ mantri/dst) yang persentasenya melonjak dari tahun
tp
2011 menjadi 35 persen dan 30,60 persen.
ht
Sejalan dengan kampanye optimalisasi menyusui Air Susu Ibu (ASI) yang digalakkan oleh pemerintah, sekitar 27,61 persen anak usia 2-4 tahun di Kabupaten
Sumber: SUsenas, 2011-2012
Sorong Selatan tahun 2012 disusui selama lebih atau
TAHUKAH ANDA Kabupaten Sorong Selatan masih daerah endemik malaria. Pasien terbanyak dirawat inap di RSUD Scholoo terdiagnosa malaria.
sama dengan 24 bulan (2 tahun). Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2011 (34,60 persen) dan persentase anak disusui selama 12-17 bulan tahun 2012 (36,26 persen).
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
21
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
7
Kondisi Perumahan di Sorong Selatan Mengalami Sedikit Perbaikan Kualitas Beberapa indikator perumahan di Sorong Selatan masih relatif baik kondisinya diantaranya luas lantai ≥ 10 m2, jenis lantai terluas, jenis dinding terluas dan atap terluas.
Perumahan atau tempat tinggal yang layak
Indikator Perumahan dan Lingkungan Kabupaten Sorong Selatan 2011-2012
Tabel 7.1
merupakan salah satu kebutuhan dasar hidup
Uraian
manusia. Rumah dikategorikan sebagai kebutuhan
2,39
0,60
2,81
3,73
45,32
13,30
51,50
77,26
48,50
22,74
96,81
97,62
3,19
2,38
Tembok
36,94
27,28
Kayu
34,16
47,64
Kontrak
adalah
Sewa
kebutuhan dasar akan tempat tinggal.
Lainnya Luas Lantai (m2)
Rumah dikatakan kumuh jika memenuhi kriteria:
≤8
(1) Akses air minum tidak layak, adalah rumah tangga
>8
yang sumber air minumnya bukan berasal dari ledeng,
ka
Jenis Lantai Terluas (%) Bukan Tanah
air terlindung dengan jarak < 10 m dari penampungan
Tanah
ta n
air hujan, pompa/sumur bor, sumur terlindungi, mata
Jenis Dinding Terluas (%)
se
la
kotoran; (2) Akses sanitasi tidak layak adalah rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas buang air besar
bp s.
kemiskinan
82,37
b.
garis
49,48
go .id
Milik Sendiri
kelangsungan hidup seseorang. Salah satu indikator penghitungan
2012
Kepemilikan Rumah (%)
dasar karena pengaruhnya sangat krusial bagi untuk
2011
sendiri dan bersama, kloset leher angsa dan tangki
2,83
0,43
Lainnya
26,07
24,65
Beton
0,40
0,00
kriteria : jenis atap terluas ijuk/rumbia, jenis dinding
Genteng
1,59
0,89
terluas bambo, jenis lantai terluas tanah. Kriteria ini
Kayu Sirap
0,00
0,00
Seng
65,54
69,43
Ijuk/Rumbia
20,90
24,82
Lainnya
11,59
4,86
ng
Bambu
septik pembuangan kotoran; (3) Kecukupan luas lantai
w
.s o
ro
perkapita < 7,2 m2; (4) Daya tahan rumah mempunyai
w
dikatakan tidak tahan apabila minimal dua kriteria
:// w
terpenuhi.
Kondisi perumahan di Kabupaten Sorong Selatan
Jenis Atap Terluas (%)
Sumber : Susenas, 2011-2012
tp
pada tahun 2012 mengalami perbaikan kualitas.
ht
Terjadi peningkatan satus kepemilikan rumah milik sendiri menjadi 82,37 persen. Juga kualitas pada jenis lantai bukan tanah dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 97,62 persen. Sementara dari sisi atap terluas meskipun penggunaan atap beton berkurang, namun penggunaan seng meningkat. Kondisi ini merupakan implikasi program pemerintah baik pusat maupun daerah yang berwujud bantuan perumahan.
22
Kondisi Rumah di Distrik Sawiat, Kabupaten Sorong Selatan Sumber: Dokumentasi Lapangan
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
7 Gambar 7.1
Sorong Selatan Belum Terbebas dari Kriteria Kumuh Meskipun secara akses sanitasi, kecukupan luas lantai dan daya tahan rumah di Kabupaten Sorong Selatan cukup memenuhi syarat, namun secara sanitasi dan akses air minum layak, kabupaten ini masih belum memenuhi standar.
Mayoritas rumah tangga di Kabupaten Sorong
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum dan Air Mandi/Cuci di Kabupaten Sorong Selatan 2012 (%)
Selatan menggunakan air sungai sebagai sumber air minum (37,88 persen) dan mata air terlindungi (15,04 persen). Sedangkan yang menggunakan air isi ulang
air mandi/cuci
go .id
air minum
dan ledeng hanya sebesar 9,39 persen dan 12,32
44.13
persen. Sementara yang menggunakan air kemasan
37.88
bp s.
bermerek hanya sebesar 0,15 persen. Dengan demikian, persentase rumah tangga yang memenuhi 15.04 14.25 13.44 12.32 11.21 11.17 9.50 9.39
Air i si ula ng
Le ding Sum ur Sum ur ta k M ata air M ata air Air sung ai Air huja n me tera n terl indungi terl indungi terl indungi tak terl indungi
b.
menggunakan air sungai (44,13 persen) dan ledeng
La innya
meteran (14,25 persen).
se
la
Sumber: : Susenas, 2012
ng
Persentase Rumah Tangga menurut Fasilitas Buang Air Besar dan Jenis Kloset di Kabupaten Sorong Selatan 2012 (%)
ro
Gambar 7.2
kebutuhan mandi/cuci mayoritas rumah tangga
1.77 0.40 0.00
ka
Air ke ma sa n berm ere k
0.49
0.00
ta n
0.15 0.00
akses air minum layak masih minim. Sedangkan untuk
10.29
5.30 3.27
w
.s o
Umum 40.38%
w
Bersama 10.77%
Tidak ada 18.53%
Sebanyak 30,32 persen rumah tangga di Sorong Selatan telah memiliki tempat pembuangan air besar sendiri, meskipun angka ini lebih rendah dari rumah tangga yang menggunakan fasilitas umum (40,38 persen). Kondisi ini disebabkan sebagian besar masyarakat yang tinggal di desa/kampung terpencil
:// w
bantuan pemerintah. Sementara itu masih ada sebesar 18,53 persen rumah tangga yang tidak memiliki
tp ht
memiliki fasilitas tempat buang air besar (WC) sendiri.
menggunakan fasilitas WC umum yang berasal dari
Sendiri 30.32%
Leher a ngsa 73.40%
Salah satu indikator rumah layak huni adalah
fasilitas buang air besar. Pl engsengan 12.07% Cempl ung/cu bl uk 6.73% Ti da k pakai 7.80%
Sementara itu kloset yang paling banyak digunakan berjenis leher angsa (73,40 persen) dan plengsengan (12,07 persen). Penggunaan dua jenis kloset ini memberikan dampak sanitasi yang baik, meskipun masih ada sebesar 7,80 persen yang tidak memiliki fasilitas buang air besar. Hal ini jika dibiarkan
Sumber: : Susenas, 2012
dapat memicu sanitasi lingkungan yang buruk.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
23
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Kayu Bakar Masih Menjadi Bahan Bakar Utama Pengunaan bahan bakar kayu bakar untuk memasak tergolong sangat fantastis, yaitu mencapai 73,38 persen dari total rumah tangga di Sorong Selatan, diikuti penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak oleh sekitar 25,42 persen.
Secara umum kondisi perumahan di Sorong
7
Persentase Rumah Tangga menurut Bahan Bakar
Gambar Memasak di Kabupaten Sorong Selatan 2011-2012 7.3
Selatan belum cukup syarat untuk terbebas dari kriteria
(%)
tidak kumuh dikarenakan masih terkendala akses air
go .id
minum dan fasilitas buang air besar. Mayoritas rumah tangga masih menggunakan sumber air minum terbuka, yaitu air sungai. Padahal air sungai juga menjadi sumber utama mayoritas rumah tangga untuk
2011
mandi/cuci. Selain itu masih ada yang tidak memiliki
b.
atau menggunakan fasilitas buang air besar.
ka
Sebagian besar rumah tangga di Sorong Selatan
ta n
menggunakan kayu bakar untuk memasak, yaitu sebesar 75,12 persen, meningkat dari tahun 2011. Sedangkan pengguna minyak tanah sebesar 23,61
la
Sumber: Susenas, 2011-2012
se
persen menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini diduga
ng
disebabkan saat terjadinya kelangkaan minyak sehingga rumah tangga beralih ke bahan bakar yang
bp s.
2012
Gambar 7.4
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan di Kabupaten Sorong Selatan 2012 (%)
ro
mudah dijangkau. Meskipun penggunaan bahan bakar
.s o
gas/elpiji masih jarang, namun persentasenya naik di 2012
w
tahun 2012. Selatan
hanya
23,55
persen
2011
yang
:// w
Sorong
w
Untuk sumber penerangan, rumah tangga di menggunakan listrik PLN. Kondisi ini masih dibawah
tp
penggunaan listrik non PLN oleh rumah tangga
ht
sebesar 26,04 persen. Hal ini disebabkan karena belum seluruh distrik dan desa yang teraliri listrik. Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas masyakarat
Sumber: Susenas, 2011-2012
masih menggunakan sumber penerangan paling tradisional yaitu pelita/sentir/obor (49,34 persen). Pemerintah daerah perlu memperhatikan faktor penerangan dikarenakan berkaitan langsung dengan aspek lain, misal pendidikan dan kesehatan.
24
TAHUKAH ANDA Tahun 2011, Sorong Selatan memiliki kategori rumah kumuh tertinggi se-Papua Barat yaitu sebesar 49,47 persen.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PEMBANGUNAN MANUSIA
8 Tabel 8.1
Capaian IPM Sorong Selatan Termasuk Kelompok Menengah Atas IPM Sorong Selatan sebesar 66,59 persen berada pada kelompok menengah atas (66≤IPM<80) pada klasifikasi yang ditetapkan oleh UNDP.
Pengukuran kinerja pembangunan seringkali
Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012
identik dengan nominal PDRB dan pertumbuhan
2011
2012
ekonomi yang tinggi. Padahal asumsi tersebut tidak
IPM
66,31
66,59
66,83
selamanya efektif. Pertumbuhan ekonomi tinggi namun
Angka Harapan Hidup (th)
66,66
66,82
66,99
tidak berkualitas kadang gagal dalam mengentaskan
Angka Melek Huruf (%)
88,32
88,43
88,45
kemiskinan dan menekan angka pengangguran.
Rata-rata Lama Sekolah (th)
7,98
8,06
8,09
Apalagi tanpa disertai dengan pemerataan distribusi
588,85
590,23
591,79
Indeks Kesehatan (%)
69,43
69,70
70,00
alat ukur keberhasilan pembangunan. Paradigma baru
Indeks Pendidikan (%)
76,61
76,86
76,90
muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi
Indeks Pengeluaran (%)
52,88
53,20
53,60
7
7
8
bp s.
ka
b.
lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai
manusia atau dikenal dengan indeks pembangunan manusia (IPM).
la
Peringkat IPM
pendapatan masyarakat. Diperlukan sebuah parameter
ta n
Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
go .id
2010
Uraian
ng
se
Sumber: Susenas, 2010-2012
.s o
ro
FORMULASI PENGHITUNGAN IPM
w
w
:// w tp
Minimum
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
ht
Maksimum
Rata-rata Lama Sekolah Daya Beli
angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli/purchasing power parity (PPP). Indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi huruf dan rata-rata lama sekolah merepresentasikan output dari dimensi pendidikan. Indikator kemampuan daya beli untuk menjelaskan dimensi hidup layak.
Komponen IPM
Angka Melek Huruf
empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup,
hidup sehat dan umur panjang. Indikator angka melek
IPM terdiri dari 3 indeks, yaitu indeks kesehatan, indeks pendidikan dan indeks daya beli.
Angka Harapan Hidup
IPM adalah indeks komposit yang terbentuk atas
IPM Kabupaten Sorong Selatan terus meningkat setiap tahun. Di tahun 2012 IPM meningkat menjadi
85
25
Standar UNDP
66,83 persen dibandingkan tahun 2011 dan 2010
100
0
Standar UNDP
sebesar 66,59 persen dan 66,31 persen. Dalam
15
0
UNDP menggunakan Combined Gross Enrollment Ratio
klasifikasi UNDP capaian IPM Sorong Selatan masih
732.720a
300.000 360.000b
UNDP menggunakan PDB riil per kapita yang telah disesuaikan
a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru
termasuk ke dalam golongan menengah atas (66≤IPM<80). Komponen-komponen penyusun IPM juga terus mengalami peningkatan. Seperti Angka Harapan Hidup
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
25
PEMBANGUNAN MANUSIA Peringkat IPM Sorong Selatan Tetap Capaian IPM Sorong Selatan tahun 2011sebesar 66,59 persen menempatkan kabupaten ini pada peringkat 7 dari 11 kab/kota se-Papua Barat atau tidak berubah dibandingkan tahun 2010, namun seluruh komponennya meningkat.
yang meningkat selama dari 2010-2012 meski hanya
Gambar 8.1
rata-rata sebesar 0,25 tahun. Pada tahun 2012, Angka
8
IPM Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2008-2012 (%)
Harapan Hidup meningkat menjadi 66,99 tahun
go .id
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 66,82 tahun. Indikator pendidikan yang meliputi Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah juga mengalami
bp s.
peningkatan. Angka Melek Huruf di tahun 2011 sebesar 88,43 persen meningkat menjadi 88,45 persen
b.
di tahun 2012. Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah
ka
meningkat menjadi 8,09 tahun dibandingkan tahun
ta n
sebelumnya sebesar 8,06 tahun. PPP Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 telah mengalami kenaikan
Sumber: BPS RI, 2008-2012
la
2,94 ribu rupiah menjadi 591,79 ribu rupiah pada tahun
Gambar 8.2
se
2012 dengan indeks sebesar 53,60 persen.
ng
Secara regional peringkat IPM Kabupaten Sorong
Reduksi Shortfall IPM Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2008-2012 (%)
Selatan berada pada ranking 8 dari 11 kabupaten.
ro
Peringkat tersebut masih berada di atas Teluk
.s o
Wondama (9), Raja Ampat (10) dan Tambrauw(11).
w
Meskipun peringkat IPM Sorong Selatan menurun satu
w
tingkat untuk regional Papua Barat, namun semua Reduksi
:// w
komponennya meningkat dibandingkan tahun 2011. shortfall
menunjukkan
kecepatan
tp
perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
ht
Reduksi shortfall Kabupaten Sorong Selatan tahun 2011-2012 mencapai 0,74 persen atau menurun dibandingkan dengan tahun 2010-2011 yang mencapai 0,82
persen.
Hal
ini
menunjukkan
semakin
menurunnya kinerja ketiga indeks IPM dikarenakan selama tahun 2008-2012, reduksi shortfall terus melambat. Reduksi shortfall tertinggi terjadi pada tahun 2006-2007 dengan capaian sebesar 4,14 persen.
26
Sumber: BPS RI, 2008-2012
TAHUKAH ANDA Selama dua tahun berturut-turut (2010-2011) IPM Kabupaten Sorong Selatan berada pada peringkat ke 7 dari 11 kabupaten/kota di Papua Barat.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PEMBANGUNAN MANUSIA
8
Garis Kemiskinan Sorong Selatan Meningkat Garis Kemiskinan meningkat menjadi 236.827 rupiah di tahun 2011, selisih 8.859 rupiah dibandingkan garis kemiskinan tahun 2010.
Metode penghitungan jumlah penduduk miskin dilakukan dengan pendekatan benchmark garis kemiskinan. Garis kemiskinan terdiri dari dua
go .id
komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat
bp s.
memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu kebutuhan dasar makanan maupun non makanan.
b.
Seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah garis kemiskinan. Pendekatan garis kemiskinan makananan
ka
Potret Kemiskinan di Sorong Selatan Sumber: Dokumentasi Lapangan
ta n
digunakan standar kebutuhan hidup minimum 2.100 kilo kalori didasarkan pada konsumsi makanan,
Indikator Kemiskinan Sorong Selatan 2009-2012
2009
2010
2011
209 315 227 968 236 827
246 030
ro
GK Total
ng
Garis Kemiskinan (GK)
2012
perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta aneka barang dan jasa. Berdasarkan metode tersebut maka diperoleh garis kemiskinan Sorong Selatan 2012 sebesar
8,90
23,02
22,93
19,48
6,25
4,15
4,09
3,71
kenaikan harga barang dan jasa. Garis kemiskinan
2,00
1,19
1,22
1,11
tercatat terus mengalami peningkatan dari tahun ke
Persentase (%)
26,76
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (%)
10,60
w
w
16,31
:// w
9,09
Jumlah (ribu)
tp
memenuhi kebutuhan dasar bukan makanan seperti
.s o
Penduduk Miskin
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (%)
la
Uraian
sedangkan garis kemiskinan non makanan untuk
se
Tabel 8.2
ht
Sumber: Susenas Juli, 2009-2010; September 2011-2012
246.030 rupiah. Garis kemiskinan tersebut meningkat dari 236.827 rupiah pada tahun 2011 atau bertambah 9.203 rupiah. Kenaikan garis kemiskinan dipicu oleh
tahun. Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2010 dimana garis kemiskinan bertambah sebesar 18.653
TAHUKAH ANDA Garis Kemiskinan Kabupaten Sorong Selatan selama 2008-2011 adalah yang terendah se-Provinsi Papua Barat, Hal ini memberikan peluang semakin kecil penduduk miskin jika dibandingkan kabupaten/kota lain di Papua Barat.
rupiah. Peningkatan garis kemiskinan ini memberikan peluang untuk terjadinya penambahan penduduk miskin jika tidak diimbangi dengan peningkatan tingkat pendapatan masyarakat. Namun tidak demikian yang terjadi
di
Kabupaten
Sorong
Selatan
dimana
persentase penduduk yang miskin selama tahun 2011-
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
27
PEMBANGUNAN MANUSIA Persentase Penduduk Miskin Menurun Jumlah penduduk miskin Sorong Selatan berkurang dari 10.600 jiwa di tahun 2010 menjadi 9.093 jiwa di tahun 2011. Dilihat dari persentasenya, penduduk miskin menurun dari 23,02 persen di tahun 2010 menjadi 22,93 persen di tahun 2011.
2012 menurun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
Ilustrasi Kemiskinan
Gambar 8.3
penduduk miskin tahun 2012 sebesar 8.900 jiwa atau
8
mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi
go .id
tahun 2011 yang mencapai 9.093 jiwa atau terjadi pengurangan penduduk miskin sekitar 193 jiwa. Lebih membanggakan, persentase penduduk miskin di
bp s.
Sorong Selatan relatif kecil atau menempati urutan ke9 dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat. Sorong Selatan mengalami penurunan, demikian pula dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1). Indeks P1 turun dari 4,09 persen di tahun 2011 menjadi 3,71
se
la
persen di tahun 2012. Penurunan ini memberikan indikasi semakin dekatnya rata-rata penduduk miskin
Formulasi Ukuran Kemiskinan:
ta n
ka
b.
Jumlah dan persentase kemiskinan di Kabupaten
ng
dengan garis kemiskinan. Demikian pula dengan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang menurun
ro
pada tahun 2012 menjadi sebesar 1,22 persen.
.s o
Kondisi ini memberi indikasi ketimpangan pendapatan
w
antar penduduk miskin semakin rendah. pengentasan
program-program
:// w
memprioritaskan
kemiskinan
w
Upaya
perlu
pembangunan
yang pro penduduk miskin (pro poor policy).
tp
Penanggulangan
kemiskinan
ditujukan
untuk
ht
meningkatkan pendapatan penduduk miskin dan mengurangi pengeluaran kebutuhan dasar penduduk miskin, misalnya pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis bagi rakyat miskin. Selain itu juga perlu disinergikan kebijakan pemerintah daerah dengan pemerintah pembangunan,
pusat seperti
terkait program
masyarakat semisal PNPM Respek.
28
program-program pemberdayaan
Dimana: α = 0,1,2 z = garis kemiskinan yi = rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan q = banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan n = jumlah penduduk α = 0 → Head Count Index (P0) = Persentase Penduduk Miskin α = 1 → Poverty Gap Index (P1) = Indeks Kedalaman Kemiskinan α = 2 → Poverty Saverity Indeks (P2) = Indeks Keparahan Kemiskinan
DEFINISI: Indeks Kedalaman Kemiskinan/Proverty Gaps Index (P1) adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas miskin.
Indeks Keparahan Kemiskinan/Proverty Severity Index (P2) digunakan untuk mengukur ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PEMBANGUNAN MANUSIA
8
Distribusi pendapatan Sorong Selatan belum mencapai pemerataan yang ideal. Menurut Kemerataan Bank Dunia, ketimpangan pendapatan terutama terjadi pada 40 persen pendapatan terbawah dan 20 persen pendapatan teratas.
Pertumbuhan
Indikator Kemerataan Pendapatan Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 Uraian
2010
Gini Ratio (%)
0,42
ekonomi
yang
tinggi
tidak
selamanya dapat secara langsung mengentaskan
2011
2012
kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi tinggi bila tidak
0,42
0,36
diikuti oleh pemerataan distribusi pendapatan tidak
go .id
Tabel 8.3
Ketimpangan Pendapatan Masih Terjadi
akan berdampak pada masyarakat bawah karena
Kemerataan Bank Dunia (%): 14,97
17,03
22,82
40 persen pendapatan menengah
35,71
33,15
36,22
20 persen pendapatan teratas
49,32
49,82
40,96
sebagian besar pendapatan dikuasai oleh sekelompok kecil masyarakat ‘elit’ sedangkan sebagian masyarakat
bp s.
40 persen pendapatan terbawah
lain yang berpendapatan rendah tetap berada dalam
b.
keadaan miskin.
Kemerataan menurut Bank Dunia dikelompokkan
ka
Sumber: Susenas, 2010-2012
kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen
ta n
Gambar 8.4
Kemerataan Distribusi Pendapatan menurut Bank Dunia di Kabupaten Sorong Selatan 2012 (%)
pendapatan menengah, dan 20 persen pendapatan setiap kelompok pendapatan
la
teratas. Idealnya,
w
w
.s o
ro
ng
se
terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pada sempurna. Namun pada kenyataanya kondisi ideal tersebut sangat sulit terbentuk. Kondisi kemerataan pendapatan di Sorong Selatan menunjukkan masih terjadi ketidakmerataan pendapatan. Secara umum kondisi yang paling tidak
:// w
merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan 20% pendapatan teratas. Di tahun 2012, pada 40 persen pendapatan terbawah yang seharusnya
tp
Sumber: Susenas, 2012
dinikmati oleh 40 persen penduduk ternyata 40 persen
ht
kelompok yang sama agar tercapai kemerataan
penduduk hanya menikmati 22,82 persen pendapatan.
CATATAN
Keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas Ukuran Kemerataan Bank Dunia: Proporsi jumlah pendapatan dari 40 persen terbawah: < 12 persen : ketimpangan tinggi 12-17 persen : ketimpangan sedang > 17 persen : ketimpangan rendah
yang seharusnya dinikmati oleh 20% penduduk. Ternyata 20% penduduk menikmati 40,96 persen pendapatan. Berarti bahwa sekelompok kecil orang memiliki pendapatan yang tinggi sementara sebagian besar lain memiliki pendapatan yang rendah. Situasi ini
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
29
PEMBANGUNAN MANUSIA
8
Gini Ratio Sorong Selatan 0,42 Persen Gini Ratio Sorong Selatan tahun 2010 sebesar 0,42 persen yang termasuk dalam kategori sedang, angka ini tertinggi kedua se-Provinsi Papua Barat.
juga mengandung makna sekelompok masyarakat
Gambar 8.5
yang jumlahnya relatif kecil menguasai pendapatan yang besar, sebaliknya masyarakat miskin jumlahnya
Gini Ratio Kabupaten Sorong Selatan 2011
GR = 0,36
go .id
lebih banyak namun pendapatannya rendah. Pola kemerataan menurut Bank Dunia untuk distribusi pendapatan di Sorong Selatan tahun 2010seragam
meskipun
secara
tren
bp s.
2012 menunjukkan kondisi yang tidak ideal dan menunjukkan
b.
perbaikan. Pada 40% pendapatan terbawah, di tahun
ka
2010 yang persentase idealnya 40 persen penduduk,
ta n
yang terjadi adalah hanya ditempati oleh 14,97 persen
Sumber: Susenas, 2012
Demikian pula untuk 20% penduduk berpendapatan
DEFINISI
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna. Nilai 0,5-0,7 menggambarkan ketidakmerataan tinggi; 0,36-0,49 ketidakmerataan sedang; dan 0,20-0,35 mengalami ketidakmerataan rendah.
se
tinggi menguasai pendapatan yang besar sebanyak
la
namun meningkat menjadi 22,82 persen di tahun 2012.
ng
49,32 persen pendapatan di tahun 2010 kemudian menurun menjadi 40,96 persen di tahun 2012.
ro
Ukuran ketimpangan pendapatan lainnya adalah
.s o
menggunakan koefisien gini (gini ratio). Gini ratio
w
Kabupaten Sorong Selatan pada tahun 2012 menurun
w
dibandingkan tahun 2011 sebesar 0,36. Berdasarkan
:// w
pengelompokannya, tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan di Sorong Selatan termasuk ke dalam
Gambar 8.6
Gini Ratio Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2012
tp
kategori sedang. Artinya jika dibandingkan tahun 2011,
ht
tingkat kemerataan di Sorong Selatan tahun 2012 lebih baik. Tahun 2012, gini ratio Sorong Selatan menjadi terendah keenam bahkan lebih baik dari angka Provinsi Papua Barat. Hal ini berarti, dibandingkan 6 kabupaten/kota
lain,
ketimpangan
pendapatan
Sorong
Selatan
di
lebih
distribusi rendah.
Dibandingkan Kabupaten Maybrat, gini ratio Sorong
Maybrat Tambrauw Raja Ampat Kota Sorong Sorong Sorong Selatan Fak-fak Teluk Bintuni Teluk Wondama Papua Barat Kaimana Manokwari
Selatan terpaut cukup jauh (0,25). Sumber: Susenas, 2012
30
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
0.25
0.27 0.33 0.34 0.34 0.36 0.37 0.38
0.38 0.42 0.43 0.47
PERTANIAN
9
Luas Panen dan Produksi Naik, Produktivitas Menurun Di tahun 2011 luas panen dan poduksi tanaman bahan makanan mengalami peningkatan namun produktivitasnya justru menurun.
Sektor pertanian merupakan sektor primer yang
Share Sektor Pertanian terhadap PDRB Sorong Selatan Tahun 2012 (%)
Gambar 9.1
berbasis pada sumber daya alam dimana sebagian
Share PDRB
Share Tanaman Bahan Makanan
besar produknya digunakan untuk bahan baku sektor
Share Tanaman Perkebunan
Share Tanaman Kehutanan
lainnya dan konsumsi rumah tangga. Sektor ini
go .id
Share Peternakan dan Hasil-hasilnya Share Perikanan 43.16 39.83 37.25
memberikan share utama pada PDRB di Kabupaten Sorong Selatan. Di tahun 2012 kontribusi sektor
1.27
0.43 2010
12.9
9.37 1.09
0.36
bekerja di sektor ini terbanyak dibanding sektor lain,
0.31
2011
Sorong Selatan. Selain itu jumlah penduduk yang
13.93 12.44
b.
10.09
1.19
mencapai 70,04 persen.
ka
15.39
14.37
10.56
bp s.
pertanian mencapai 37,25 persen dari total PDRB 16.54
2012
Dalam tiga tahun terakhir kontribusi sektor ini cenderung mengalami penurunan. Secara umum
2010
2011
69
111
172,5
226
2012
se
Uraian
2,5
2,04
.s o
Produktivitas (Ton/Ha)
ro
Produksi (Ton)
ng
Padi Ladang Luas Panen (Ha)
Jagung
36
62
semakin menurun karena meskipun luas panen bertambah namun tidak selaras dengan kecepatan
95
produksi. Dengan 70,04 persen tenaga kerja hanya
200
mampu memberikan sumbangan sebesar 37,25
2,11
persen. Pertumbuhan ekonomi yang mampu diberikan
93
oleh sektor pertanian juga relatif rendah (2,77 persen)
90
126
187
dibandingkan dengan sektor lain yang digerakkan oleh
w
w
Luas Panen (Ha)
sektor pertanian dinilai memiliki produktivitas yang
la
Indikator Pertanian Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2010-2012
Tabel 9.1
ta n
Sumber: BPS Kabupaten Sorong Selatan, 2012
2,5
2,03
2,01
sumber daya manusia yang lebih kecil. Contohnya
Luas Panen (Ha)
3
26
74
sektor industri pengolahan, dengan persentase tenaga
Produksi (Ton)
3
28,6
96
kerja hanya 1,3 persen saja mampu menciptakan
Produktivitas (Ton/Ha)
1
1,1
1,3
pertumbuhan ekonomi 8,17 persen.
37
47
42
240,5
295
257,4
2012 mengalami penurunan dari 226 ton menjadi 200
6,5
6,3
6,12
ton. Penurunan ini diduga karena terjadi pengurangan
39
56
39
142,2
187
127
3,6
3,3
3,26
Produksi (Ton)
ht
tp
Kedelai
:// w
Produktivitas (Ton/Ha)
Ubi Jalar
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Ubi Kayu Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
Produksi padi ladang di Sorong Selatan tahun
luas panen dari 111 Ha di tahun 2011 menjadi 95 Ha di
Sumber: Diolah dari Hasil Laporan Dinas Pertanian Kabupaten Sorong Selatan, 2010-2012
tahun 2012. Hanya saja meskipun terjadi penurunan luas lahan dan produksi berdampak pada peningkatan produktifitas di tahun 2012 sebesar 2,11 Ton/Ha.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
31
PERTANIAN
9
Produksi Kelapa dan Kakao Mengalami Penurunan Pada tahun 2011, produksi tanaman perkebunan di Sorong Selatan, yaitu kelapa dan kakao mengalami penurunan masing-masing menjadi 727,5 ton dan 107 ton. Penurunan produksi karena areal tanam belum produktif.
Produksi dan luas panen tanaman jagung tahun
Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sorong Selatan 2011-2012 (Ton/Ha)
Gambar 9.2
2012 mengalami kenaikan, masing-masing menjadi 187 Ton dan 93 Ha jika dibandingkan tahun-tahun
2011
sebelumnya. Namun produktivitas jagung di Sorong
2012
Selatan mencapai 2,01 Ton/Ha atau lebih rendah bila
6.12 6.28
Dilihat
dari
produktivitasnya,
talas
2.11
memiliki
2.04
3.26 2.01 3.34 2.03
produktivitas tertinggi dibandingkan tanaman bahan makanan lainnya selama dua tahun terakhir (8,28 Ton/ terendah, hanya sebesar 0,13 Ton/Ha. Penduduk
Gambar 9.3
se ng
ro
Sorong Selatan adalah kelapa dan kakao. Namun
1600
800
w
.s o
kedua jenis komoditi ini kurang menggembirakan.
w
:// w
2011 menjadi 108 ton tahun 2012. Demikian pula
1350 1160
1200 1000
mengalami peningkatan berarti, dari 107 ton tahun
727.5
600 400
176
152
200
108 2.6
2009
2010
tp
Kelapa
tragis dengan penurunan produksi hampir 100 persen
ht
107
0
dengan komoditi kakao, yang nasibnya jauh lebih menjadi hanya sebesar 2,6 ton di tahun 2012.
Talas
Produksi Tanaman Kelapa dan Kakao Sorong Selatan Tahun 2009-2012 (Ton)
1400
selama periode 2009-2012, perkembangan produksi Produksi kelapa dalam empat tahun terakhir tidak
Ubi Jalar Kacang Kedelai Kacang Tanah Hijau
ta n
la
petatas atau lebih dikenal umum dengan nama ubi
Komoditas unggulan subsektor perkebunan di
0.40
Sumber: Dinas Pertanian Kab. Sorong Selatan, 2011-2012
Sorong Selatan paling banyak menanam talas dan
merata di setiap distrik.
Ubi Kayu
0.40
ka
Ha), sedangkan kacang tanah memiliki produktivitas
jalar sehingga komoditas jenis ini tersebar hampir
Jagung
0.13 1.10 0.11
b.
Padi
1.30
bp s.
dibandingkan dengan produktivitas tahun sebelumnya.
go .id
8.28 8.26
2011
2012
Kakao
Sumber: Dinas Pertanian Kab. Sorong Selatan, 2009-2012
Disamping perencanaan program pertanian yang matang dan sinergis, pemerintah daerah hendaknya juga menyiapkan pemasaran yang tepat untuk menjual komoditi pertanian yang dihasilkan. Sehingga program yang disiapkan benar-benar bernilai ekonomis bagi petani atau masyarakat pada umumnya.
32
TAHUKAH ANDA Sentra tanaman padi di Sorong Selatan adalah Distrik Moswaren. Produksi padinya mencapai 94,69 persen dari total produksi padi ladang Sorong Selatan.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERTANIAN
9
Produksi Perikanan Rakyat Menurun Nilai produksi perikanan rakyat di Kabupaten Sorong Selatan tahun 2011 sebesar 522 ton. Nilai ini menurun drastis dari tahun 2009 (629,48 ton) dan 2010 (982,69 ton).
Perikanan di Kabupaten Sorong Selatan menjadi
Gambar Persentase Komoditi Perikanan di 9.5 Kabupaten Sorong Selatan 2012 (%)
salah satu unggulan dari sektor pertanian karena komoditas ini berkontribusi sekitar 13,93 persen
go .id
terhadap total PDRB Kabupaten Sorong Selatan dan penyumbang kedua terbesar setelah subsektor kehutanan terhadap PDRB sektor pertanian. dari
persentasenya,
bp s.
Dilihat
base
komoditi
perikanan Kabupaten Sorong Selatan berupa udang
b.
(33,73 persen), ikan kembung (33,57 persen) dan ikan
ka
manyung (20,45 persen). Sisanya berupa ikan kakap, Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sorong Selatan, 2012
Rumah Tangga Pertanian (RTP)
Distrik
2013
Inanwatan
427
407
Kokoda
815
540
Kokoda Utara
320
Kais
519
Matemani
404
ta n la
dari 2 persen. Dilihat dari potensinya yang besar
Sapi Potong 2011
2013
tersebut, tahun 2012, telah berdiri perusahaan es dan pengepakan udang (coolstorage) di Sorong Selatan. Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan
-
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha
-
-
pertanian di Kabupaten Sorong Selatan sebanyak
231
-
-
4.782, yang seluruhnya dikelola oleh rumah tangga,
-
-
tidak ada yang berbentuk perusahaan berbadan
287
-
-
hukum. Jumlah ini turun sebesar 10,70 persen
307
361
436
420
dibandingkan RTP saat Sensus Pertanian 2003.
984
952
117
118
Jumlah RTP terbanyak berada di Distrik Teminabuan
272
307
-
-
Seremuk
176
195
-
-
Sementara itu, keberadaan ternak khususnya sapi
Saifi
293
282
-
-
potong hasil Sensus Pertanian 2013 di Sorong Selatan
Wayer
236
240
59
32
sebanyak 570 ekor. Jumlah ini turun sebesar 7,01
Sawiat
364
411
-
-
persen dari saat Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah
Fkour
238
142
-
-
dan Kerbau (PSPK) 2011 yang berjumlah 613 ekor.
5 355
4 782
613
570
Distrik Moswaren memiliki potensi ternak sapi potong
.s o
427
w
ht
Konda
tp
Teminabuan
:// w
Moswaren
Sorong Selatan
ro 1
w
2003
lainnya yang masing-masing persentasenya tidak lebih
se
Banyaknya Rumah Tangga Pertanian dan Sapi Potong Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013 dan PSPK 2011 di Kabupaten Sorong Selatan
ng
Tabel 9.2
cucut, kepiting, bobara, belanak, tengiri dan ikan jenis
Sumber: Angka Sementara Sensus Pertanian, 2013 ; PSPK 2011
sebanyak 952 rumah tangga.
terbesar dari total keseluruhan (73,68 persen).
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
33
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terendah Ketiga Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian menurun pada tahun 2011. Kontribusinya hanya sebesar 2,02 persen saja terhadap total PDRB Sorong Selatan.
Potensi Sorong Selatan di sektor pertambangan
Gambar 10.1
dan penggalian terletak di subsektor penggaliannya.
10
Share Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap PDRB Sorong Selatan 2008-2012 (%)
Jenis galian C paling banyak ditemukan di Distrik
go .id
Konda dan Teminabuan yaitu penggalian pasir. Pasca penghentian eksplorasi PT Total Indonesia di wilayah offshore Distrik Matemani-Kais pada pertengahan
bp s.
tahun 2013, memupus harapan pemerintah daerah dan masyarakat Sorong Selatan untuk segera memiliki
b.
sumber daya gas alam (LNG). Atas
Dasar
Harga
Berlaku
Sektor
ta n
PDRB
ka
Sementara untuk subsektor penggalian, besarnya Pertambangan dan Penggalian di Sorong Selatan
Sumber: BPS Kabupaten Sorong Selatan, 2008-2012
Gambar 10.2
Share PDRB Sorong Selatan menurut Sektor 2012 (%)
se
1,80 persen dari total PDRB Sorong Selatan yang
la
tahun 2012 mencapai 9.968,13 juta rupiah atau sekitar
ng
mencapai 553.679,48 juta rupiah. Kontribusi sektor
Industri Pengolahan
0.37
kecil selama tahun 2008-2009. Namun share-nya
Listrik dan Air Bersih
0.96
menurun pada tahun 2010-2012. Di tahun 2008
Pertambangan dan Penggalian
1.80
kontribusi sektor ini mencapai 1,59 persen meningkat
Keuangan, Persewaan dan Jasa…
2.32
w
.s o
ro
pertambangan dan penggalian meningkat meskipun
w
hingga 2,25 persen di tahun 2009. Meskipun turun
:// w
peranannya selama tiga tahun terakhir, sektor ini potensial memberikan kontribusi terhadap PDRB
tp
Sorong Selatan jika ditertibkan dengan baik. Hingga
ht
tahun 2012, belum satupun perusahaan penggalian yang diterbitkan SIUP-nya.
Pengangkutan dan Komunikasi
3.76
Jasa-jasa Perdagangan, Hotel dan Restoran
10.85 12.95
Bangunan Pertanian
29.75 37.25
Sumber: BPS Kabupaten Sorong Selatan, 2012
Dilihat dari sumbangannya terhadap total PDRB tahun 2012, produktivitas sektor pertambangan dan penggalian menempati posisi ketujuh setelah sektor keuangan,
persewaan
dan
jasa
perusahaan.
Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian menurun dibandingkan tahun 2011 (10,10 persen)
34
TAHUKAH ANDA TOTAL EP tengah mempersiapkan wilayah eksplorasi minyak di Distrik Matemani Kabupaten Sorong Selatan
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
10
Baru 3 Distrik yang Memiliki Pembangkit Listrik Saat ini baru tiga distrik di Kabupaten Sorong Selatan yang memiliki pembangkit listrik. Masingmasing di Distrik Teminabuan sebanyak 6 unit, Inanwatan 2 unit dan Moswaren 2 unit. Sebagian besar pelanggan PLN dari golongan rumah tangga.
menjadi 5,33 persen di tahun 2012. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian masih lebih baik jika dibandingkan sektor pertanian yang memiliki share
go .id
terbesar terhadap total PDRB Sorong Selatan. Sebagai sumber penerangan, listrik memegang peranan vital dalam aktivitas dan kegiatan ekonomi di
bp s.
Kabupaten Sorong Selatan. Kondisi penggunaan energi listrik terutama yang memanfaatkan listrik Mayoritas rumah tangga Sorong Selatan menggunakan pelita Sumber: Dokumentasi Lapangan
b.
negara (PLN) masih belum maksimal. Belum semua termasuk di ibukota kabupaten. Sulitnya kondisi
Persentase Pelanggan PLN Kabupaten Sorong Selatan menurut Distrik 2011-2012 (%)
ta n
Gambar 2.5
ka
desa/kampung di Sorong Selatan teraliri listrik, geografis, minimnya anggaran untuk kebutuhan energi
la
dan terbatasnya ketersediaan energi listrik menjadi
w
w
.s o
ro
ng
se
penyebab listrik belum sampai menjangkau seluruh desa/kampung di Kabupaten Sorong Selatan. Saat ini baru tiga distrik di Kabupaten Sorong Selatan yang memiliki pembangkit listrik, yaitu Distrik Teminabuan, Inanwatan dan Moswaren dengan jumlah terbanyak berada di Teminabuan sebanyak 6 unit. Dari tiga distrik tersebut, persentase pelanggan PLN
:// w
tertinggi adalah dari golongan rumah tangga. Distrik Moswaren
memiliki
pelanggan
rumah
tangga
tp
terbanyak (90,69 persen) dari total pelanggan tahun
ht
Sumber: PLN Wilayah X Cabang Sorong Ranting Teminabuan, 2011-2012
2012, diikuti Teminabuan (70,86 persen) dan Inanwatan (50 persen). Persentase pelanggan rumah
TAHUKAH ANDA Tahun 2011, di Sorong Selatan baru 25,35 persen rumah tangga yang telah teraliri listrik PLN. Nilai ini terendah keempat di antara kabupaten/kota se-Papua Barat setelah Tambrauw, Raja Ampat dan Teluk Bintuni.
tangga di Distrik Inanwatan dan Moswaren tahun 2012 menurun dibandingkan tahun 2011. Distrik Inanwatan memiliki
perubahan
paling
mencolok
dimana
pelanggan rumah tangga menurun drastis dari 91,07 persen di tahun 2011 menjadi 50 persen tahun 2012. Hal ini kontradiktif dengan jenis pelanggan lain yang
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
35
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
10
Produksi Listrik PLN Mengalami Kenaikan Listrik yang diproduksi oleh PLN meningkat pada tahun 2011 menjadi sebesar 4.596.687 KWh dan sekitar 58,86 persen digunakan oleh rumah tangga.
justru naik secara signifikan diantaranya : sosial (26,67
Gambar 10.4
persen), bisnis (6,67 persen) dan publik/pemerintah
Persentase Penjualan Listrik PLN menurut Jenis Pelanggan di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2011-2012 (%)
(16,67 persen). Hal ini diduga karena semakin pusat-pusat
perekonomian
dan
go .id
berkembangnya
membaiknya infrastruktur penunjang pemerintahan.
2012
Berbeda dengan dua distrik sebelumnya, pelanggan
2011
bp s.
rumah tangga di Distrik Teminabuan mengalami peningkatan sebesar 70,86 persen dari 68,95 persen.
b.
Konsumsi atau penjualan energi listrik PLN
ka
tertinggi berasal dari golongan rumah tangga karena golongan ini juga yang memiliki jumlah pelanggan PLN
ta n
Sumber: PLN Wilayah X Cabang Sorong Ranting Teminabuan 2012
terbanyak. Penjualan listrik PLN untuk pelanggan
Gambar 10.5
se
Sedangkan yang mengkonsumsi listrik dari kategori
la
rumah tangga mencapai 54,16 persen tahun 2012.
ng
bisnis sebesar 25,10 persen. Meskipun jumlah
Produksi Listrik PLN Cabang Sorong Selatan 2012 (KWh)
pelanggan dari golongan publik/pemerintah lebih
8,020,704
ro
sedikit daripada pelanggan kategori sosial, namun
.s o
penjualan listrik untuk jenis pelanggan publik/ 4,596,687
w
pemerintah lebih besar, yaitu 17,23 persen. Hal ini diduga karena pemakaian listrik dari pelanggan publik/
w
2,785,106
:// w
pemerintah memilliki frekuensi lebih banyak dan lebih sering untuk menunjang aktivitas pekerjaan.
tp
Selama periode 2006-2012 produksi listrik PLN
ht
cenderung mengalami peningkatan kecuali tahun 2009 yang turun 10,34 persen. Hal ini disebabkan pasokan
1,861,756 1,669,251 110,580 115,584 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: PLN Wilayah X Cabang Sorong Ranting Teminabuan 2006-2012
listrik dari PLN induk, yaitu PLN Cabang Sorong yang membatasi jumlah BBM listrik. Tahun 2010, produksi listrik kembali meningkat hingga mencapai 2.785.106 KWh, pasca program listrik 24 jam di ibukota kabupaten. Puncaknya pada tahun 2012, PLN mencapai produksi tertinggi sebesar 8.020.704 KWh.
36
TAHUKAH ANDA Dari total pelanggan listrik PLN di Kabupaten Sorong Selatan, hanya 7,11 persen di Distrik Inanwatan dan 12,02 persen di Distrik Moswaren. Selebihnya di ibukota kabupaten.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
INDUSTRI PENGOLAHAN
11
Share Sektor Industri Pengolahan Terendah Industri pengolahan memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB Sorong Selatan yang hanya mencapai 0,40 persen saja, namun sektor ini mencatat kinerja pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan beberapa sektor lainnya.
Kontribusi sektor industri pengolahan dalam
Share Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Sorong Selatan Tahun 2007- 2011
Gambar 11.1
perekonomian Sorong Selatan masih sangat kecil, bahkan belum mencapai satu persen. Sektor ini hanya
0.41
0.38
0.36
0.40
go .id
memberikan share terhadap total PDRB sebesar 0,37
0.44
persen saja. Selama tahun 2007-2012 share sektor ini
0.37
berkisar 0,36-0,44 persen. Kontribusinya menurun
bp s.
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terkecil terhadap 2009
2010
2011
2012
agregat PBRD-nya pada tahun 2012 hanya mencapai
ka
2008
b.
PDRB Sorong Selatan dari tahun ke tahun. Nilai 2007
Sumber: BPS Kabupaten Sorong Selatan, 2007-2012
ta n
2.069,08 juta rupiah dengan laju pertumbuhan sektoral sebesar 8,17 persen. Meski share-nya paling kecil,
CATATAN
la
namun di tahun 2012, sektor ini mencatat kinerja pertumbuhan yang lebih baik daripada sektor
Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang) Industri Sedang/ Menengah (tenaga kerja 20-99 orang) Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)
.s o
ro
ng
1. 2. 3. 4.
se
Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan:
Tahun 2012, produktivitas pekerja yang diukur
w
w
menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 12,03 juta per tahun. Produktivitas pekerja tersebut meningkat sekitar
2010
2011
2012
Industri Pengolahan (unit)
ht
komunikasi (2,41 persen) dan jasa-jasa (1,34 persen).
pekerja menunjukkan peningkatan. Setiap pekerja
tp
Uraian
dan air bersih (7,66 persen); pengangkutan dan
berdasarkan rasio nilai tambah bruto terhadap jumlah
Statistik Industri Pengolahan di Sorong Selatan 2010-2012
:// w
Tabel 11.1
pertambangan dan penggalian (5,33 persen); listrik
1,06 kali lipat dibandingkan tahun 2011. Karakteristik industri pengolahan di Kabupaten
Menengah
0
0
0
Sorong Selatan masih didominasi oleh industri rumah
Kecil
2
2
4
tangga, dimana lebih banyak ditemukan pemilik usaha
Rumah Tangga
42
55
62
merangkap sekaligus sebagai tenaga kerja. Tahun
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
129
165
172
2012, memberikan angin segar bagi pengelolaan
1 617,17
1 876,71
2 069,08
Nilai Tambah (Juta Rp)
NTB per Tenaga Kerja (000 Rp) 12 536,20 11 374,01 12 029,53 Sumber: Diperindagkop Kabupaten Sorong Selatan, 2010-2012
budidaya
sagu
sejak masuknya
PT
Austindo
Nusantara Jaya Agri Papua (ANJAP) yang diberi hak untuk mengelola hutan sagu seluas 40 ribu hektar.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
37
KONSTRUKSI
12
Share dan Pertumbuhan Sektor Konstruksi Terbesar Kedua Selama 2007-2011, sektor konstruksi memberikan share kedua terbesar terhadap PDRB Sorong Selatan setelah sektor pertanian. Tahun 2011, laju pertumbuhan sektor ini juga terbesar kedua setelah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Sektor konstruksi atau bangunan berperan
Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan
Gambar Ekonomi,Sektor Kostruksi Sorong Selatan 12.1
penting dalam pembangunan infrastruktur suatu
Tahun 2008-2012 (%)
daerah. Sejak resmi definitif pada tahun 2003, Kabupaten Sorong Selatan terus menggalakkan pembangunan fasilitas publik dan pemerintahan
29.75
seperti pembangunan sarana prasarana pendidikan,
26.25
itu, jalan dan jembatan terus dibangun dan diperbarui kualitasnya untuk memudahkan akses transportasi dan
11.69
19.03
12.66
ka
hubungan baik antar kabupaten maupun antar desa/ kampung di wilayah Sorong Selatan.
ta n
2008
Nilai tambah bruto di sektor konstruksi Sorong Selatan mencapai 164,72 miliar rupiah pada tahun
21.70
bp s.
17.27
b.
kesehatan dan gedung-gedung pemerintahan. Selain
2009
20.41
19.86
2011
2012
11.38
2010
la
Sumber: BPS Kabupaten Sorong Selatan, 2008-2012
se
2012. Jumlah ini meningkat dibandingkan output pada
laju pertumbuhan
go .id
share
ng
tahun 2011 sebesar 123,03 miliar rupiah. Share sektor
ini juga meningkat selama periode 2008-2012, dari
ro
17,27 persen pada tahun 2008 menjadi 29,75 persen
.s o
di tahun 2012. Selama tahun 2008-2012, sektor
w
konstruksi memberikan konstribusi terbesar kedua
w
setelah sektor pertanian kemudian diikuti sektor Sektor
:// w
perdagangan, hotel dan restoran. konstruksi
memiliki
prospek
yang
tp
menjanjikan karena Sorong Selatan merupakan
Sumber: Dokumentasi Lapangan
ht
daerah berkembang sehingga wilayah ini akan terus membangun seiring dengan arus migrasi dan investasi di
kabupaten
ini.
Selama
tahun
2008-2012,
sumbangan sektor konstruksi cenderung naik dari 2,44
TAHUKAH ANDA
persen di tahun 2008 menjadi sebesar 4,16 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sorong Selatan pada tahun 2012. Kenaikan share ini hampir dua kali lipat dalam kurun waktu empat tahun.
38
Sektor Konstruksi memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong Selatan sebesar 3,45 persen pada tahun 2011.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
KONSTRUKSI
12
IKK Sorong Selatan Peringkat Keenam Tahun 2011, IKK Sorong Selatan sebesar 153,91 meraih peringkat keenam ditinjau dari daerah dengan IKK tertinggi setelah Kabupaten Tambrauw, Raja Ampat, Teluk Bintuni dan Maybrat.
Tujuan utama penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah menyediakan data dasar
Untuk menghitung indikator IKK dibutuhkan beberapa komponen, antara lain : 1. Data Harga Konstruksi, meliputi : > Harga bahan bangunan/konstruksi > Harga sewa alat-alat berat konstruksi > Upah jasa konstruksi 2. Data Bobot/Diagram Timbang Umum IKK Kabupaten/Kota Berupa nilai masing-masing bahan bangunan utama yang dibutuhkan untuk mrmbangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas dari 5 (lima) kelompok jenis bangunan.
dalam rangka kebijakan dana perimbangan dan
go .id
utamanya digunakan sebagai salah satu variabel kebutuhan fiskal dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Dalam Undang-undang No. 33 Tahun
bp s.
2004 disebutkan bahwa IKK digunakan sebagai proxy untuk menggambarkan tingkat kesulitan geografis suatu daerah, dengan demikian semakin suit letak
b.
Survei IKK dilakukan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia
geografis daerah tersebut maka semakin tinggi pula
ka
IKK 2010 disajikan dengan menentukan Kota Samarinda sebagai kota acuan karena memiliki IKK mendekati angka rata-rata nasional = 100. Pertimbangan peggunaan salah satu kota sebagai acuan adalah memberikan fleksibilitas dalam penghitungan IKK
ta n
angka IKK-nya. IKK merupakan indeks spasial, sehingga dapat
la
memperbandingkan kesulitan geografis antar wilayah
Gambar 12.2
se
kabupaten/kota di Papua Barat. Tahun 2012,
CATATAN
ng
Kabupaten Sorong Selatan menjadi daerah dengan
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota di Papua Barat 2012
kesulitan geografis peringkat kelima dari 11 kabupaten/ Tambrauw
yang
kesulitan
Kota Sorong
128.22
Manokwari
129.15
Sorong
132.76
Teluk Wondama
w
geografis tertinggi (209,86).
memiliki
.s o
Kabupaten
ro
kota se-Papua Barat dan berjarak 60,97 poin dari
w
Dengan angka IKK sebesar 148,89 dapat
:// w
diartikan rata-rata harga konstruksi di Kabupaten Sorong Selatan 48,89 kali lebih tinggi dibandingkan
146.73
Fak-fak
147.58
Sorong Selatan
148.89
Papua Barat
149.15
Kaimana
149.66
Teluk Bintuni
acuan IKK. Juga dapat dijelaskan, secara proxy
Maybrat
ht
tp
harga konstruksi di Kota Samarinda sebagai kota geografis, Kabupaten Sorong Selatan memiliki kondisi geografis yang relatif lebih mudah dibandingkan
138.46
Raja Ampat
192.59 197.27
Tambrauw
209.86
Sumber : Olah Survei IKK, 2010
dengan Kabupaten Kaimana, Maybrat, Teluk Bintuni, dan Tambrauw. Hal ini didukung oleh semakin mudahnya baik akses jalan darat menuju Kabupaten Sorong
Selatan
maupun
akses
jalan
menghubungkan antar distrik atau kampung.
yang
TAHUKAH ANDA Sebagian besar komoditi bangunan yang tidak dimiliki oleh lokal Sorong Selatan, dipasok dari Kota Sorong, Makassar dan Surabaya.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
39
HOTEL DAN PARIWISATA
13
Tingkat Hunian Kamar Naik Tingkat Hunian Kamar tahun 2011 sebesar 2655 orang, lebih tinggi 1,48 kali dari tahun 2010 (1788 orang)
Kawasan Timur Indonesia dikenal dengan
Statistik Perhotelan Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012
Tabel 13.1
Uraian
2010
2011
potensi wisatanya yang berlimpah, terutama wisata bahari. Potensi bahari tersebut tersebar di seluruh
2012
kawasan, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Tak
Melati
4
4
4
53
55
36
61
63
42
go .id
Jumlah Hotel (unit)
terkecuali Sorong Selatan, kabupaten ini memiliki
Jumlah Kamar (unit)*
potensi wisata air yang cukup diunggulkan. Banyaknya
bp s.
Melati
sumber mata air alami, sungai/danau dengan air jernih
Jumlah Tempat Tidur (unit)*
dan debit besar menjadi salah satu penyumbang pendapatan regional dari sektor pariwisata.
b.
Melati
Tingkat Hunian Kamar (orang)* 1 788
2 655
Selain potensi bahari, Sorong Selatan yang
ka
Melati
2 666
memiliki sejarah perjuangan kemerdekaan, juga
4,90
3,00
mengembangkan wisata budaya karena terdapat objek
3,00
wisata yang bernilai sejarah seperti tugu, monumen dan rumah-rumah peninggalan penjajah. Hanya saja,
se
Sumber: Laporan Hotel BPS Kabupaten Sorong Selatan (diolah), 2010-2012
la
Melati
ta n
Rata-rata Lama Tamu Menginap (Hari/orang)*
ht
tp
:// w
w
w
.s o
ro
ng
*) tidak termasuk data Hotel Mratua
Sumber: Dokumentasi Lapangan
TAHUKAH ANDA
pariwisata di Sorong Selatan belum berkembang dengan baik dan pengelolaannya masih dibawah dinas terkait. Perlu inovasi dan terobosan dari pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor ini. Jumlah hotel di Sorong Selatan tahun 2012 adalah 4 unit hotel melati, secara keseluruhan terdapat di Distrik Teminabuan, yaitu Hotel Giok, Nusa Indah, Wernas dan Mratua. Jumlah kamar dan tempat tidur menurun dibandingkan tahun 2011, dari sebesar 55 unit dan 63 buah menjadi 36 unit dan 42 buah dikarenakan alih fungsi menjadi rumah sewa. Adapun 1 penginapan yang terdapat di Distrik Moswaren sudah tutup sejak tahun 2012. Meskipun jumlah kamar dan tempat tidur
Tim Tarian Tehit harumkan nama Kabupaten Sorong Selatan hingga tingkat nasional setelah meraih juara 1 Tari Tradisional pada Festival Budaya Provinsi Papua Barat.
40
menurun namun jumlah tamu yang menginap mengalami peningkatan dari 2.655 tamu pada tahun 2011 menjadi 2.666 tamu pada tahun 2012 dengan
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
HOTEL DAN PARIWISATA
13
Output Subsektor Hotel dan Pariwisata Belum Optimal Share subsektor hotel selama lima tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Tahun 2011, sharenya turun menjadi 0,09 persen. Share sektor perdagangan, hotel dan restoran didominasi oleh share subsektor perdagangan.
Gambar 13.1
orang.
Share Subsektor Hotel terhadap Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sorong Selatan 2008-2012 (%)
Selama lima tahun terakhir, share subsektor hotel terhadap sektor 6 (sektor perdagangan, hotel dan restoran) cenderung menurun dan memberikan
Share Subsektor Hotel
Share Subsektor Perdagangan
Share Subsektor Restoran
Share Sektor
13.75
13.03
kontribusi terkecil dibandingkan tiga sektor lainnya.
13.25
12.57
terhadap PDRB Sorong Selatan kemudian menurun
12.95
12.57
12.32
12.49
0.41
0.10
sektornya (perdagangan, hotel dan restoran) menjadi
ka
0.37
Kondisi ini berlawanan dengan kenaikan share
0.10
2009
0.38
0.09
2010
0.37
0.37 0.09
0.08
2011
2012
ta n
2008
sebesar 12,95 persen di tahun 2012 dibandingkan
la
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
Gambar 13.2
Jumlah Objek Wisata di Sorong Selatan 2012
se
dibandingkan subsektor lain di sektor 6 menunjukkan
12.77
b.
hingga hanya sebesar 0,08 persen di tahun 2012.
tahun 2011. Rendahnya share subsektor ini jika
13.04
bp s.
Pada tahun 2008 share-nya mencapai 0,10 persen
go .id
rata-rata lama tamu menginap sebanyak 3 hari per
ng
bahwa outputnya belum optimal diserap oleh aktivitas perekonomian.
ro
Dari sisi pertumbuhan, ternyata subsektor hotel
.s o
mencatat kinerja pertumbuhan yang lebih baik dari
w
8,96 persen menjadi 9,79 persen selama tahun 2011-
w
2012 dengan mencatat nilai agregat PDRB subsektor
:// w
hotel sebesar Rp 304,59 juta pada tahun 2012. Jumlah objek wisata di Sorong Selatan tahun
tp
2012 sebanyak 9 objek. Objek wisata tersebut terdiri
ht
dari 6 objek wisata alam/ argo dan 3 objek wisata budaya. Distrik Teminabuan menawarkan berbagai
Wisata Alam
Wisata Budaya
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sorong Selatan, 2012
pesona keindahan wisata seperti Air Terjun Kohoin, Kali Sembra dan Tugu Trikora. Sedangkan Distrik Konda menawarkan panorama Hutan Wisata Bariat dan Pantai Konda. Selain dua distrik tersebut, objek wisata alam dan budaya juga terdapat di Distrik Sawiat dan Inanwatan.
TAHUKAH ANDA Hutan Wisata Alam Bariat yang terdapat di Distrik Konda (Kampung Bariat) merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan dengan luas areal 10.000 hektar.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
41
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
14 Gambar 14.1
Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Melambat Meskipun bukan menjadi yang terendah, pertumbuhan sektor transportasi dan komunikasi melambat pada tahun 2012 menjadi 2,41 persen dari 4,31 persen di tahun 2011.
Sektor transportasi/angkutan dan komunikasi
Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor Angkutan dan Komunikasi di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2008-2012
termasuk ke dalam sektor tersier bersama sektor perdagangan,
Laju Pertumbuhan 4.59
hotel,
dan
restoran;
keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-
go .id
Share
jasa. Peranan sektor ini dalam perekonomian Sorong
4.31
Selatan masih relatif kecil, meskipun berada di
3.53
rangking 5 sharenya atas PDRB Sorong Selatan.
bp s.
2.41
Kontribusinya pada PDRB Sorong Selatan selama lima 4.63
4.37
4.11
3.76
tahun terakhir berfluktuasi bahkan turun dari tahun
2008
2009
2010
2011
2012
sebelumnya menjadi 3,76 persen di tahun 2012. Nilai
ka
b.
4.89
agregat PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
ta n
-1.73
20.809,75 juta rupiah. Share sektor ini di tahun 2012 masih lebih rendah dibandingkan sektor perdagangan,
la
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
tp
:// w
w
w
.s o
ro
ng
se
hotel, dan restoran (12,95%); dan sektor jasa-jasa
ht
Sumber: Dokumentasi Lapangan
(10,85%) yang sama-sama berada di sektor tersier. Namun share sektor ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan empat sektor lainnya. Bila dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya, tahun 2008, pertumbuhan sektor ini mencapai minus 1,73 persen setelah pemekaran Kabupaten Maybrat. Kemudian tahun 2009 pertumbuhannya melonjak drastis dan mencapai pertumbuhan tertinggi selama lima tahun terakhir di tahun 2010 (4,59%). Hingga tahun 2012, pertumbuhannya melambat hingga hanya sebesar
TAHUKAH ANDA
2,41 persen disebabkan menurunnya
kontribusi dua subsektor, yaitu subsektor angkutan udara dan jasa penunjang angkutan. Hal ini
Sudah ada sebanyak 30 angkutan pedesaan yang melayani rute dalam kota Teminabuan dan Teminabuan-Maybrat. Bus DAMRI juga sudah melayani rute kotamoswaren yang jarak tempuhnya cukup jauh.
42
ditunjukkan dengan nilai pertumbuhan subsektor angkutan udara minus 26,12 persen. Ditengarai karena berkurangnya
jumlah penerbangan ke Sorong
Selatan.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Jalan dengan Permukaan Aspal, Kerikil dan Tanah Bertambah Panjang jalan dengan permukaan aspal, kerikil dan tanah bertambah jika dibandingkan kondisi tahun 2010, yaitu masing-masing sebesar 69,3 km, 195,7 km dan 90,4 km. Indikasi terjadi perubahan kualitas permukaan jalan sehingga mengurangi panjang jalan dengan permukaan lainnya.
Subsektor angkutan jalan raya tahun 2012 di
14
Gambar Persentase Kendaraan Bermotor per Jenis Kendaraan di Kabupaten Sorong Selatan 2012 (%) 14.2
Kabupaten Sorong Selatan masih didominasi oleh kendaraan bermotor roda dua sebanyak 83,23 persen.
go .id
Angkutan ojek masih menjadi primadona bagi masyarakat dalam kota Teminabuan, meskipun secara kuantitas
menurun
dibandingkan
tahun-tahun
bp s.
sebelumnya. Tahun 2012, pemerintah daerah juga telah membuat transportasi massal dan lebih Hasil
kebijakan
ini
ka
Teminabuan-Moswaren.
b.
terjangkau, yaitu bus DAMRI yang melayani rute
ta n
dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang, pegawai dan guru yang berdomisili di Teminabuan
Sumber: Dinas Perhubungan Kab.Sorong Selatan 2012
se
Secara persentase, lebih dari separuh jalan-jalan
la
tetapi tempat kerja di Moswaren.
ng
di Sorong Selatan masih dalam kategori baik (56,89
persen). Kondisi ini cukup terlihat di pusat kota
ro
Teminabuan, yaitu di jalan utama dalam kota-kompleks
.s o
kantor Bupati yang masih dalam kondisi aspal dan
Tukang ojek di Sorong Selatan memiliki wadah perkumpulan Mitra Buana yang bergerak di bidang advokasi dan sosial bagi para anggotanya. Perkumpulan ini terdiri dari multiras, baik pribumi maupn pendatang.
w
minim kerusakan. Di tahun ini pemerintah daerah juga
TAHUKAH ANDA
w
mengusahakan pelebaran jalan, penambahan trotoar
:// w
di samping kanan dan kiri jalan dan membaginya menjadi dua ruas jalur. Hal ini sangat menunjang
Persentase Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan
Gambar dan Kondisi Jalan di Kabupaten Sorong Selatan 14.3
Tahun 2012 (%)
tp
aktivitas transportasi di Sorong Selatan yang semakin
ht
padat dengan kendaraan. Meskipun secara persentase, mayoritas jalan
dalam kondisi baik, tetapi masih ditemukan jalan dengan kondisi rusak berat sebesar 20,26 persen. Nilai ini masih dalam kategori cukup tinggi. Kondisi jalan rusak berat masih banyak ditemukan pada akses ke kampung yang letaknya cukup jauh, seperti Kampung Konda, Wamargege, Elles, Kwowok, K amisabe,
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab.Sorong Selatan 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
43
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
14 Gambar 14.4
Jumlah Penumpang Angkutan Udara Meningkat Sorong Selatan memiliki dua bandara yaitu Bandara Teminabuan dan Inanwatan. Banyaknya penumpang datang dan berangkat masing-masing sebesar 1.834 orang dan 1.827 orang pada 203 penerbangan dalam setahun.
jalur
Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Kapal Laut di Pelabuhan yang Diusahakan 2009-2012 (orang) Datang
Moswaren-Maybrat,
dll
yang
beberapa
diantaranya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sisanya sebesar 11,18 persen kondisi kerusakan
Berangkat
go .id
sedang dan 11,67 persen kondisi rusak. Sesuatu yang 7295
wajar bahwa dalam setahun terjadi kerusakan pada
6257
permukaan
jalan.
Seringnya
disebabkan
oleh
bp s.
kendaraan dengan muatan yang berlebih. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah agar tidak terjadi
2010
kerusakan dalam skala luas. Begitu pula jalan dengan
2011
2012
status
b.
2009
49 75
229 255
rusak
berat
ka
7
450
agar
segera
ditingkatkan
kualitasnya mengingat jalan merupakan akses umum
ta n
Sumber: Dikutip dari Laporan T-II UPT, 2009-2012
masyarakat. Jika dilihat menurut jenis permukaan,
la
82,01 persen jalan berupa kerikil. Kondisi ini terlihat
:// w
w
w
.s o
ro
ng
se
tersebar di jalur lintas Teminabuan-Sorong.
ht
tp
Sumber: Dokumentasi Lapangan
TAHUKAH ANDA
Jalan Trans Teminabuan-Sorong memiliki p a nja ng li nt a s a n 162 K m d a n menghubungkan Kabupaten Sorong Selatan dengan Kabupaten Sorong (Dinas PU Sorong Selatan). *) rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari pembagian jumlah penumpang dengan jumlah penerbangan termasuk pesawat ringan dengan kapasitas kecil.
44
Sementara itu, beroperasinya kapal Fajar Mulia rute Inanwatan-Kokoda menjadi alternatif pilihan penumpang selain transportasi udara. Tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah penumpang datang dan berangkat di Pelabuhan Lama (Ampera) sebanyak 229 orang penumpang datang dan 255 orang penumpang berangkat. Dengan tarif sebesar Rp 100.000,- per penumpang, masyarakat lebih diuntungkan jika dibandingkan dengan menggunakan pesawat twin other dimana penumpang harus membayar sebesar . Hanya saja, jadwal rutin berlayar kapal Fajar Mulia hanya seminggu sekali. Untuk transportasi udara terdapat dua bandara perintis di Sorong Selatan, yaitu bandara Teminabuan dan Inanwatan. Tahun 2012, rata-rata penumpang pesawat datang dan berangkat sebanyak 5-6 orang, menurun dibandingkan tahun 2011 sebanyak 9-10 orang.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERBANKAN DAN INVESTASI
15
Pertumbuhan Subsektor Bank Tertinggi Subsektor bank mencapai pertumbuhan tertinggi selama kurun wkatu tiga tahun terakhir yaitu sebesar 35,92 persen.
Seiring dengan pembangunan yang pesat di
Gambar 15.1
Sorong Selatan, subsektor perbankan juga diperlukan untuk menunjang kegiatan perekonomian. Bank
Share Subsektor Bank Terhadap PDRB Sorong Selatan, 2008-2012 (%)
2.50
2.02 2.00
berperan penting dalam arus perputaran uang. Bank
1.50
juga sebagai tempat penyedia dana bagi yang
1.50
1.24
0.50
Jumlah kantor bank di Sorong Selatan hanya tiga
0.00
2009
ka
2008
b.
1.00
misalnya transfer, pembayaran rekening listrik dan lain -lain.
1.06
bp s.
1.00
membutuhkan dana kredit dan tempat transaksi uang
unit, dua unit di Teminabuan dan satu unit di
2010
2011
2012
ta n
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
Inanwatan. Ketiga unit tersebut berstatus satu bank
la
persero dan dua bank pemerintah daerah.
Gambar Pertumbuhan Subsektor Bank di Kabupaten Sorong 15.2 Selatan, 2008-2012 (%)
se
Share subsektor bank meskipun tergolong
go .id
berfungsi untuk menghimpun dana masyarakat dan
ng
sangat kecil pada level 1,00-2,02 persen namun terus
meningkat selama tahun 2008-2012. Dibandingkan
ro
tahun 2011, sharenya mengalami lonjakan dari 1,50
49.23 42.21
persen menjadi 2,01 persen. Iklim perbankan yang
.s o
35.92
30.98
w
bagus didorong oleh semakin tingginya minat
w
masyarakat untuk menabung dan menggunakan jasa
:// w
bank untuk melakukan pembayaran tagihan (PLN, telepon, pulsa, ticketing, belanja online, dll). Selain itu,
tp
semakin mudahnya kredit yang diberikan bank
ht
memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas keuangan.
2008
2009 -5.02
2010
2011
2012
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, subsektor bank memiliki pertumbuhan yang fluktuatif. Tahun 2008, pertumbuhan subsektor bank tergolong tinggi sekitar
TAHUKAH ANDA
42,21 persen, menurun drastis pada tahun 2009 hingga minus 5,02 persen dan kembali positif di dua digit tahun 2012 (35,92%).
Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Teminabuan memiliki kantor teras di kawasan Pasar Ampera dan Pasar Kajase di Kampung Wernas.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
45
HARGA-HARGA
16
Harga Beberapa Sembako Cenderung Fluktuatif Harga beberapa sembako terpilih rata-rata berfluktuasi selama bulan Januari-Desember 2012, terutama komoditi lauk-pauk dan bumbu (cabe dan bawang).
Secara umu, inflasi merupakan indikator yang menggambarkan
kecenderungan
umum
tentang
perkembangan harga, dapat dipakai sebagai informasi
go .id
dasar dalam pengambilan keputusan kebijakan ekonomi makro dan mikro, baik fiskal maupun moneter. Inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan harga
bp s.
berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat, berimbas juga pada menurunnya kinerja perkonomian
Gambar : Pasar Kajase dan Pasar Ampera Sumber : Dokumentasi Lapangan
b.
dan kemiskinan cenderung tinggi.
lebih tinggi dibanding Kota Sorong karena adanya biaya angkut barang dari Kota Sorong ke Sorong
la
400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 500 00 0
.s o
ro
ng
se
Selatan.
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Ju l Agt Sep Okt Nov Des 11 12 gula pasir curah
w
beras
bawang putih
minyak goreng curah
cabe rawit
:// w
w
bawang merah besar
daging sapi
daging ayam
ikan
tp
telur
ht
Sumber: BPS Kabupaten Sorong Selatan (hasil survei HKD1), 2012
TAHUKAH ANDA Harga cabe rawit di Sorong Selatan sempat melonjak drastis hingga 200 persen pada Bulan April. Dari Rp 35.000,-/kg menjadi Rp 75.000,-/kg. Hingga akhir tahun 2012, cenderung stabil di Rp 60.000,-/kg.
46
inflasi yang terjadi Kota Sorong, namun persentasenya
ta n
Gambar 16.1
ka
Inflasi harga di Sorong Selatan dipengaruhi oleh Perkembangan Harga Sembako Terpilih di Sorong Selatan Desember 2011-Desember 2012 (Rp/Kg)
Perkembangan harga beberapa barang sembako di Sorong Selatan selama tahun 2012 mengalami fluktuasi setiap bulannya. Untuk komoditi lauk dan bumbu secara serempak mengalami lonjakan harga di Bulan April diantaranya ikan laut, telur, cabe rawit dan bawang-bawangan disebabkan kelangkaan barang akibat cuaca. Hal ini mempengaruhi distribusi barang yang sebagian besar menggunakan kapal. Kenaikan tertinggi pada komoditas cabe rawit hingga lebih dari 100 persen. Sementara itu harga daging sapi sudah terjadi sejak awal tahun 2012 hingga sebesar 28,57 persen. Setelah sempat turun, harga bahan pokok pilihan kembali merangkak naik menjelang hari raya Idul Fitri pada Bulan September. Untuk komoditas pangan pokok seperti beras dan gula pasir curah cenderung stabil dengan kenaikan sebesar 12-15 persen.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PENGELUARAN PENDUDUK
17
Pengeluaran Riil per Kapita Sorong Selatan Turun 3,27 Persen Pengeluaran riil per kapita Sorong Selatan menurun selama 3 tahun terakhir .
Sebagai pendekatan untuk mengukur indikator
Tabel 17.1
kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari tingkat pengeluaran per kapita. Selama tahun 2010-2012,
Statistik Pengeluaran Penduduk Sorong Selatan 2010-2012 Uraian
pengeluaran riil per kapita Sorong Selatan mengalami
2010
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp) Persentase pengeluaran per kapita per bulan (Rp)
menurun menjadi 502.621 rupiah per bulan pada tahun
Makanan (%)
kapita kembali menurun menjadi sebesar 486.174
Non Makanan (%)
rupiah per bulan.
58,33
57,59
47,23
41,67
pengeluaran
per
ka
kapita
kapita
memiliki
makna
ng
per
se
makanan dan non makanan yang dikonsumsi.
la
komposisi riil
52,77
ta n
tahun 2012 hingga 3,27 persen seiring dengan
Pengeluaran
42,41
Sumber: Olahan Susenas, 2010-2012
Berkurangnya pengeluaran riil per kapita pada berubahnya
486 174
b.
2011. Kemudian pada tahun 2012, pengeluaran riil per
2012
502 621
go .id
kapita penduduk sebesar 554.922 rupiah per bulan
554 922
bp s.
penurunan. Pada tahun 2010, pengeluaran riil per
2011
pengeluaran rata-rata satu orang per bulan untuk
ro
memenuhi kebutuhan hidup. Pengeluaran riil per
.s o
kapita sebesar 486.174 rupiah berarti rata-rata satu
w
orang menghabiskan uangnya sebesar 486.174 rupiah
w
per bulan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
:// w
Pengeluaran riil per kapita di Kabupaten Sorong Selatan menempati urutan kesembilan dari 11
tp
kabupaten/kota dan masih di bawah rata-rata
ht
pengeluaran riil penduduk di Provinsi Papua Barat yang mencapai 816.137 rupiah per bulan. Berarti
Sumber: Dokumentasi Lapangan
CATATAN
Statistik pengeluaran rumah tangga yang disajikan dari hasil Susenas mampu mengukur pola konsumsi rumah tangga dan dapat juga mengukur tingkat pemerataan pendapatan yang didekati oleh tingkat pemerataan pengeluaran rumah tangga sebagai proxinya.
dalam setahun, rata-rata penduduk di Sorong Selatan menghabiskan uangnya sebanyak 5,83 juta rupiah pada
tahun 2012.
Jika dibandingkan
dengan
pendapatan riil per kapita dari pendekatan PDRB yang mencapai 13,41 juta rupiah. Ini berarti masih ada selisih sebesar 7.58 juta rupiah.
TAHUKAH ANDA Selama 2008-2012, nilai pengeluaran non makanan melebihi pengeluaran makanan hanya terjadi di tahun 2010.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
47
PENGELUARAN PENDUDUK
17
Persentase Pengeluaran Non Makanan Menurun Persentase pengeluaran non makanan tahun 2012 sebesar 41,67 persen, lebih rendah dibandingkan pengeluaran makanan (58,33 persen). Dan menurun dibandingkan tahun 2011.
Berdasarkan klasifikasi Bank Dunia, komposisi
Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Sorong Selatan 2012 (%)
Pakaian, Alas Kaki dan Tutup Aneka Kepala Barang 1.42%
Barang Tahan Keperluan Lama Pesta dan 0.92% Upacara 1.16%
dan Jasa 15.69%
pengeluaran untuk 40 persen berpendapatan terbawah dan
Pajak,Umbi- Padi-padian Punguta 8.09% umbian n dan 5.95% Ikan/udang/cu Asuransi mi/kerang 0.15% 10.09%
non makanan. Perbandingan antara pengeluaran
bp s.
makanan dan non makanan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi persentase pengeluaran non makanan maka
Sumber: Susenas, 2012
dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraannya
Kacangkacangan 0.52%
ka
Konsumsi lainnya 1.02%
b.
Sayur-sayuran 7.56% BuahBahan Minyak BumbuMinuman buahan bumbuan dan 2.65% 3.14% lemak 1.78% 2.51%
pengeluaran
mengalokasikan pendapatannya untuk pengeluaran
Telur dan Susu 1.68%
Makanan dan minuman jadi 3.49%
untuk
semakin membaik dengan tercukupinya kebutuhan
ta n
Tembakau dan Sirih 7.68%
digunakan
makanan sedangkan 20 persen berpendapatan tinggi
Daging 2.17% Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga 22.33%
menengah
go .id
Gambar 17.1
pangan sebelum sandang dan papan.
Makanan
Non Makanan
67.26
58.33
41.67
47.23
:// w tp
2009
2010
mengikuti pola tahun sebelumnya dimana persentase pengeluaran
makanan
sebesar
52,77
persen
sedangkan pengeluaran non makanan sebesar 47,23 persen. Artinya, pola konsumsi masyarakat Sorong berprioritas pada pengeluaran makanan dibandingkan non-makanan. Perubahan pola konsumsi hanya terjadi
2011
2012
ht
2008
non makanan sebesar 41,67 persen. Hal ini masih
Selatan selama lima tahun terakhir cenderung
w
w
42.41 32.74
52.77
.s o
57.59
33.06
se
ro
66.94
mencapai 58,33 persen, lebih tinggi dari pengeluaran
Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Sorong Selatan 2008-2012 (%)
ng
Gambar 17.2
la
Persentase pengeluaran makanan tahun 2012
Sumber: Susenas, 2008-2012
di tahun 2010. Jika dilihat menurut komoditi, pengeluaran untuk makanan ikan/udang/cumi/kerang memperoleh persentase tertinggi yaitu sebesar 10,09 persen dilanjutkan dengan pengeluaran untuk sayur-
TAHUKAH ANDA Persentase pengeluaran per kapita per bulan untuk non makanan di Sorong Selatan tahun 2012 adalah yang tertinggi ketujuh se-Provinsi Papua Barat.
48
sayuran sebesar 7,56 persen. Sedangkan untuk nonmakanan, pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga menempati posisi pertama (22,33 persen) diikuti dengan pengeluaran aneka barang dan jasa (15,69 persen) di peringkat kedua.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERDAGANGAN
18
Share Subsektor Perdagangan Dominan di Sektor Enam Subsektor perdagangan sangat dominan di sektor enam (perdagangan, hotel dan restoran). Bahkan kontribusinya mencapai 96,50 persen pada tahun 2012, sisanya subsektor restoran (2,85%) dan subsektor hotel (0,65%).
Subsektor perdagangan dalam PDRB termasuk
Gambar 18.1
dalam sektor enam (perdagangan, hotel dan restoran).
PDRB menurut Subsektor Perdagangan Sorong Selatan 2008-2012 (juta rupiah)
Agregat PDRB subsektor perdagangan tahun 2012
80,000.00
sebesar 69,18 miliar rupiah, meningkat sebanyak
70,000.00
11,44 miliar rupiah dibandingkan tahun 2011 (57,72
50,000.00
go .id
60,000.00 40,000.00
miliar rupiah).
30,000.00
Peran subsektor perdagangan sangat dominan
10,000.00
dalam sektor enam. Kontribusinya pada sektor enam
-
bahkan mencapai 96,50 persen dari agregat PDRB
2008
2009
2010
2011
2012
36,799.7044,811.3049,637.4457,728.3469,175.87
b.
Subsektor Perdagangan
sektor tersebut tahun 2012. Sedangkan kontribusi
ka
Sektor Perdagangan, 38,165.9046,507.9651,506.9659,862.1171,683.89 Hotel dan Restoran
ta n
subsektor perdagangan terhadap PDRB total tahun 2012 adalah 12,49 persen. Meskipun selama 2010-
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
la
2011 share subsektor perdagangan menurun, namun
Gambar 18.2
se
tahun 2012 sharenya kembali meningkat seiring
bp s.
20,000.00
Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Sorong Selatan 2009-2012 (%)
ng
dengan semakin baiknya iklim perdagangan di Sorong Selatan (12,49 persen).
Laju Pertumbuhan
ro
Seiring dengan peningkatan share PDRB tahun
Share 15.08
.s o
2012, subsektor perdagangan juga mencatat laju
10.15
pertumbuhan yang sangat baik di tahun ini (10.15
w
8.83
w
persen). Pertumbuhan subsektor ini di tahun 2009
:// w
sebesar 15,08 kemudian mengalami perlambatan pada
2.44
tahun 2010 secara signifikan menjadi 2,44 persen. Di
tp
tahun 2011, kembali tumbuh secara positif sebesar
ht
8,83 persen. Sektor perdagangan semakin menggeliat sejak dibukanya Pasar Sentral Kajase yang pada
13.25
12.57
12.32
12.49
2009
2010
2011
2012
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2009-2012
awalnya hanya berpusat di Pasar Ampera. Dua titik perdagangan terpadat di ibukota Kabupaten Sorong Selatan ini telah menampung pedagang dengan klasifikasi pedagang eceran hingga grosir. Belum lagi ditambah dengan ramainya aktivitas perdagangan ruko -ruko di sepanjang jalan menuju pasar sentral.
TAHUKAH ANDA Subsektor perdagangan sangat dominan di sektor 6 (perdagangan, hotel, dan restoran), kontribusinya mencapai 96,50 persen di tahun 2012.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
49
PENDAPATAN REGIONAL
19
Share PDRB Kabupaten Sorong Selatan Terendah Keempat terhadap PDRB Papua Barat Dengan agregat PDRB sebesar Rp 553,68 miliar rupiah, Sorong Selatan memiliki share PDRB yang sangat kecil terhadap PDRB Provinsi Papua Barat, yaitu hanya sekitar 1,36 persen saja.
Total PDRB Kabupaten Sorong Selatan tahun
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha Sorong Selatan 2011-2012 (jutaan rupiah)
Tabel 19.1
ADHB
2012 sebesar Rp 553,68 miliar atas dasar harga berlaku dan Rp 207 miliar atas dasar harga konstan.
ADHK
Lapangan Usaha
PDRB tahun 2012 tersebut mengalami peningkatan
2012**
2011*
186 663,60
206 239,84
77 345,16
79 487,18
Pertambangan dan Penggalian
9 390,61
9 968,13
3 999,29
4 212,45
Industri Pengolahan
1 876,71
2 069,08
1 170,93
1 266,59
Listrik, Gas & Air Bersih
4 581,36
5 315,34
1 587,53
1 709,18
123 027,74
164 721,22
40 323,71
48 330,37
PDRB ADHB dan ADHK tertinggi menurut
Perdagangan, Hotel dan Restoran
59 862,11
71 683,89
24 637,62
27 100,51
lapangan usaha tercatat pada sektor pertanian yaitu
Pengangkutan dan Komunikasi
19 251,87
20 809,75
11 226,15
11 496,49
Keuangan, Persewaan & Jasa
8 592,01
12 837,13
2 991,93
3 777,90
55 371,52
60 071,10
29 231,53
29 623,75
468 617,52
553 679,48
192 513,86
bp s.
ta n
ka
b.
mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012.
sebesar Rp 206,24 milliar dan Rp 79,48 milliar. Sedangkan PDRB ADHB dan ADHK terendah menurut
la
207 004,43
.s o
ro
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2011-2012
w
ht
tp
:// w
ADHB
sebesar Rp 2,06 miliar dan Rp 1,26 miliar. Sektor pertanian
menyumbang
sebesar
37,25
persen
terhadap PDRB total Kabupaten Sorong Selatan. Sebaliknya sektor industri pengolahan hanya memiliki share 0,37 persen saja. Bila dibandingkan dengan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sorong Selatan 2008-2012 (milliar rupiah)
w
Gambar 19.1
berlaku maupun atas dasar harga konstan terus
lapangan usaha yaitu sektor industri pengolahan
Jasa-jasa PDRB
harga berlaku dan Rp 192,51 milliar atas dasar harga
se
Bangunan
dari tahun 2011, yaitu Rp 468,62 miliar atas dasar konstan 2000. Nilai PDRB baik atas dasar harga
ng
Pertanian
2012**
go .id
2011*
distribusi PDRB secara nasional (berorientasi industri pengolahan) maka PDRB Sorong Selatan belum
ADHK
sejalan karena sektor ini berkontribusi sangat kecil, 553.68
468.62
bahkan dapat dikatakan tidak berdampak dalam mendongkrak nilai PDRB sehingga perlu dioptimalkan
394.90
sumber dayanya.
338.28
292.80
Bila dibandingkan dengan nilai PDRB Provinsi Papua Barat, maka PDRB Kabupaten Sorong Selatan
155.05
167.62
2008
2009
178.35
192.51
207.00
terhadap PDRB total Papua Barat. PDRB Kabupaten 2010
2011
2012
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
50
hanya 1,36 persen saja atau sangat kecil berkontribusi Sorong Selatan adalah yang terendah keempat setelah Tambrauw (1), Maybrat (2) dan Teluk Wondama (3).
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PENDAPATAN REGIONAL
19
Kontribusi Sektor Sekunder Meningkat Signifikan Selama tahun 2009-2012, kontribusi sektor primer dan tersier cenderung mengalami penurunan. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh sektor sekunder yang meningkat sebesar 31,08 persen dari tahun sebelumnya 27,63 persen.
Struktur
perekonomian
Kabupaten
Sorong
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha Sorong Selatan 2012 (%)
Gambar 19.2
Selatan ditunjukkan melalui distribusi persentase nilai tambah atas dasar harga berlaku per sektor. Struktur
go .id
ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama yang berkontribusi besar dalam perekonomian. Terdapat empat sektor unggulan penggerak
bp s.
perekonomian Sorong Selatan. Ketiga sektor itu adalah sektor pertanian yang memberikan kontribusi
b.
terbesar sebesar 37,25 persen, sektor industri
ka
bangunan sebesar 29,75 persen, sektor perdagangan,
ta n
hotel dan restoran sebesar 12,95 persen dan sektor jasa-jasa yang memberikan sumbangan sebesar 10,85 Sementara sektor lainnya memberikan
se
sumbangan terhadap PDRB masing-masing kurang
la
persen.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2012
ng
dari 5 persen, bahkan terdapat dua sektor yang
Share terhadap PDRB menurut Sektor Primer, Sekunder dan Tersier Sorong Selatan 2009-2012 (%)
Tabel 19.2
Tahun
Primer
Sekunder
Tersier
Jumlah
sektor listrik dan air bersih (0,96%) dan sektor industri
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2009
45,32
20,37
34,31
100
2010
45,21
23,09
31,70
100
2011*
41,84
27,63
30,53
100
2012**
39,05
31,08
29,87
100
pengolahan (0,37%). menunjukkan
Kabupaten
kecenderungan
Sorong
terjadinya
w
Selatan
perekonomian
w
Struktur
.s o
ro
memberikan share kurang dari satu persen, yaitu
:// w
pergeseran dari sektor primer dan tersier ke sektor sekunder. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2009-2012
tp
kontribusi sektor primer dan tersier serta semakin
ht
meningkatnya share sektor sekunder dalam empat tahun terakhir. Kelompok sektor primer pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 45,32 persen mengalami penurunan menjadi 39,05 persen di tahun 2012. Sebaliknya terjadi peningkatan pada kelompok sektor sekunder, kontribusinya sebesar 20,37 persen pada tahun 2009 meningkat menjadi 31,08 persen pada tahun 2012.
CATATAN
Sektor Primer terdiri dari Pertanian dan Pertambangan & Penggalian
Sektor Sekunder terdiri dari Industri Pengolahan; Listrik, Gas, dan Air Bersih; dan Konstruksi
Sektor Tersier terdiri dari Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan, dan Jasa perusahaan; serta Jasa-Jasa
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
51
PENDAPATAN REGIONAL
19
Pendekatan yang digunakan untuk menghitung
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sorong Selatan Tahun 2003-2012 (%)
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tambah antar waktu
10.00
menurut harga konstan. Dengan menggunakan dasar
8.00
harga
6.00
pertumbuhan riil (produktivitas) dari suatu daerah yang
dapat
diketahui
sejauh
mana
menggambarkan kondisi perekonomian sehingga
4.00
dapat diperbandingkan antar waktu dan antar daerah.
2.00
Pertumbuhan
ekonomi
b.
0.00
konstan
go .id
12.00
bp s.
Laju Pertumbuhan (%)
Gambar 19.3
Pertumbuhan Ekonomi Mengalami Perlambatan Kinerja ekonomi yang diukur melalui pertumbuhan ekonomi menunjukkan gejala perlambatan di tahun 2012 yang melambat menjadi 7,53 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar 7,94 persen.
Kabupaten
Sorong
Selatan tahun 2012 sebesar 7,53 persen, melambat
Tanpa Migas 7.12 10.89 3.73 8.71 8.67 7.95 8.11 6.40 7.94 7.53
0.30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sejak
ta n
ka
200 200 200 200 200 200 200 201 201 201 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
tahun 2003, pertumbuhan ekonomi kabupaten ini
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2003-2012
selama tahun 2003-2012. Puncaknya pada tahun
se
ht
tp
:// w
w
w
.s o
ro
ng
Gambar 19.4
la
selalu diatas 6 persen dengan rata-rata 7,67 persen
Perkembangan PDRB per Kapita Sorong Selatan 2008-2012 (ribu rupiah)
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong Selatan, 2008-2012
2004, pertumbuhan ekonomi menyentuh level dua digit di 10,89 persen. Hal ini sejalan dengan setahun pertama berjalannya Kabupaten Sorong Selatan sejak resmi definitif pada tahun 2003. Meskipun sempat melambat pada tahun 2005, perekonomian kembali tumbuh signifikan pada tahun 2006 dan terus berfluktuasi hingga saat ini. Hingga tahun 2008, perekonomian yang dihitung masih berupa gabungan Kabupaten Sorong Selatan dan Maybrat. Pendapatan per kapita digunakan sebagai indikator produktivitas tiap penduduk. Selama tahun 2008-2012,
TAHUKAH ANDA PDRB per Kapita Kabupaten Sorong Selatan tahun 2012 meningkat lebih dari 1,5 kali lipat dibandingkan PDRB per Kapita Tahun 2008.
52
penduduk Sorong Selatan memiliki
pendapatan per kapita yang meningkat. Pada tahun 2008, pendapatan per kapita rata-rata penduduk Sorong Selatan sekitar Rp 8,52 juta dan terus meningkat hingga mencapai Rp 13,41 juta pada tahun 2012.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERBANDINGAN REGIONAL PDRB per Kapita Kabupaten Fak-Fak Tertinggi se-Papua Barat Tingkat kesejahteraan yang salah satu indikatornya diukur melalui PDRB per Kapita menempatkan Kabupaten Fak-fak pada nilai tertinggi melebihi Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Teluk Bintuni.
Kabupaten Sorong Selatan yang merupakan
Gambar 20.1
bagian dari wilayah Provinsi Papua Barat adalah
20
Jumlah Penduduk Papua Barat menurut Kabupaten/ Kota 2012 (jiwa)
pemekaran dari Kabupaten Sorong pada tahun 2002. Tambrauw
Papua Barat sebagai dampak adanya pemekaran
Teluk Wondama
28221
Maybrat
Kabupaten Tabrauw dan Maybrat pada tahun 2009.
35945
Sorong Selatan
Kaimana
Teluk Bintuni
penduduk terkecil adalah Kabupaten Tabrauw, yaitu
Fak-Fak
6.395 jiwa. Sementara
Sorong
45078
49953
ka
terbesar, yaitu 206.583 jiwa. Sedangkan jumlah
bp s.
Raja Ampat
Barat, Kota Sorong memiliki jumlah penduduk
41291
71069
73642
ta n
Sorong Selatan memiliki
56167
b.
Diantara ke-11 kabupaten/kota di Provinsi Papua
jumlah penduduk yang menempati urutan ke-8 (41.291
Manokwari
jiwa) atau terkecil keempat setelah Tambrauw (1),
206583
la
Kota Sorong
201936
se
Teluk Wondama (2) dan Maybrat (3) dengan laju
6395
go .id
Pada tahun 2010 terdapat 11 kabupaten/kota se-
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2012
ng
pertumbuhan penduduk selama tahun 2011-2012 sebesar 5,07 persen.
ro
PDRB per kapita yang lazim digunakan untuk
PDRB per Kapita Papua Barat ADHB (Tanpa Migas) menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 (juta rupiah)
.s o
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, tercatat
Gambar 20.2
w
sekitar 23,01 juta rupiah tahun 2012 di Papua Barat.
w
PDRB per kapita di Kabupaten Sorong Selatan masih
:// w
jauh lebih kecil, yakni hanya mencapai 13,41 juta rupiah. PDRB per kapita tanpa migas tertinggi dicapai
tp
oleh Kabupaten Fak-Fak sebesar 27,88 juta rupiah.
ht
Namun jika faktor migas dimasukkan, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki per kapita tertinggi bahkan cenderung fantastis sebesar 351,56 juta rupiah. Hal ini disebabkan tingginya kontribusi sektor migas di daerah ini yang berasal dari LNG Tangguh yang merupakan penghasil gas alam cair. LNG Tangguh merupakan salah satu dari 3 perusahaan LNG terbesar yang dimiliki oleh Indonesia.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
53
PERBANDINGAN REGIONAL
20
Kota Sorong memiliki TPT tertinggi di Provinsi Papua Barat yang mencapai 11,39 persen, bahkan angkanya cukup jauh di atas TPT Papua Barat yang sebesar 5,49 persen. Sementara TPT terendah di Kabupaten Tambrauw yang hanya sekitar 1,10 persen saja.
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat
Laju Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
Sorong
pada tahun 2012 adalah 15,84 persen. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Papua Barat
2.29 5.53
Raja Ampat
5.69
Tambrauw
5.88
Maybrat
go .id
dicapai oleh Kabupaten Teluk Bintuni. Adanya LNG
Teluk Wondama
Tangguh mendongkrak laju pertumbuhan daerah ini dengan angka yang cukup jauh dari kabupaten/kota
6.39 7.31
Sorong Selatan
7.53
lainnya, yaitu sebesar 31,49 persen. Sedangkan laju
Manokwari
8.18
Kota Sorong
8.24
Kaimana
bp s.
Fak-Fak
pertumbuhan terendah adalah sebesar 2,29 persen di Kabupaten Sorong. Laju pertumbuhan ekonomi Sorong
b.
9.51
Papua Barat
15.84
Teluk Bintuni
Selatan tergolong menengah karena menempati urutan
31.49
ka
Gambar 20.3
TPT Kota Sorong Tertinggi se-Papua Barat
ta n
keenam tertinggi atau terendah ketujuh se-Papua Barat.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2012
ro .s o w w :// w tp ht
Sumber: Statistik Ketenagakerjaan Prov. Papua Barat, 2012
TAHUKAH ANDA Menurut beberapa literatur, idealnya jika TPT rendah maka kemiskinan juga akan rendah, namun hal tersebut tidak berlaku untuk kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat.
54
ketenagakerjaan
umumnya
direpresentasikan oleh angka pengangguran atau
se
TPT Papua Barat menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012
ng
Gambar 20.4
kinerja
la
Situasi
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Kabupaten Tambrauw memiliki TPT terendah se-Papua Barat, yaitu sekitar 1,10 persen. Sementara TPT tertinggi, yaitu sebesar 11,39 persen dimiliki oleh Kota Sorong. TPT Papua Barat secara rata-rata pada tahun 2012 adalah
sebesar
5,49
persen.
Kecenderungan
perkembangan TPT Papua Barat bergerak fluktuatif selama tiga tahun terakhir, menurun dari sebesar 7,56 persen dan 7,68 persen pada tahun 2009 dan 2010. Kemudian meningkat dari tahun 2011 (5,09 %). Berbeda dengan TPT Papua Barat, TPT Sorong Selatan justru menunjukkan penurunan pada tahun 2012. Pada tahun 2011, TPT Sorong Selatan sebesar 4,72 persen menurun menjadi 3,86 persen pada tahun 2012. Kondisi ini tentu memberikan angin segar bagi kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Sorong Selatan dikarenakan menurunnya tingkat pengangguran.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
PERBANDINGAN REGIONAL Lebih dari Seperlima Penduduk Miskin di Papua Barat terdapat di Kabupaten Manokwari Jumlah penduduk miskin terbanyak di Kabupaten Manokwari, namun persentase penduduk miskin tertinggi justru di Kabupaten Teluk Bintuni yaitu sebesar 39,54 persen.
Secara agregat, jumlah penduduk miskin terbesar Kabupaten Manokwari. Selama tahun 2006-2008
Kaimana
jumlah penduduk miskin di Papua Barat terus
Kota Sorong Raja Ampat
peningkatan, yaitu menjadi 256,84 ribu jiwa. Pada
Papua Barat Fakfak
tahun 2012, jumlah penduduk miskin menurun menjadi
Sorong Teluk Wondama Tambrauw
ribu jiwa di tahun 2012. Sedangkan kemiskinan di
ka
urutan
ta n
menempati
Teluk Bintuni
kesepuluh atau kedua terendah, yaitu sebanyak 8,9
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Prov. Papua Barat, 2012
se
la
ribu jiwa. Kemiskinan ditinjau dari persentase penduduk
ng
miskin terdapat fakta menarik bahwa meskipun
Kabupaten Manokwari memiliki jumlah penduduk
ro
miskin terbesar di Papua Barat, namun persentase
.s o
penduduk miskin tertinggi justru di Kabupaten Teluk
b.
Maybrat
berada di Kabupaten Tambrauw, yaitu sebesar 2,80 Selatan
bp s.
Manokwari
223,2 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskin terendah
Sorong
go .id
Sorong Selatan
menurun, namun pada tahun 2009 justru mengalami
Kabupaten
Persentase Penduduk Miskin Papua Barat menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 (%)
Gambar 20.5
selama empat tahun terakhir selalu ditempati oleh
20
CATATAN
Empat Kategori Pengelompokan IPM:
IPM sangat tinggi : 90,00-100 persen IPM tinggi : 80,00-89,99 persen IPM menengah : 50,00-79,99 persen IPM rendah : kurang dari 50,00 persen
w
Bintuni (39,54%). Persentase penduduk miskin di
w
Papua Barat sebesar 27,04 persen, sedangkan
:// w
penduduk miskin di Sorong Selatan masih dibawah Papua Barat sebesar 19,48 persen.
tp
Keberhasilan pembangunan manusia diukur
ht
dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tahun 2012, tercatat IPM Sorong Selatan sebesar 66,83 berada dibawah IPM Papua Barat yang mencapai 70,22. Dalam pengkategorian UNDP, IPM Sorong Selatan termasuk kedalam kelompok menengah. Capaian IPM tertinggi diraih oleh Kota Sorong, yaitu sebesar 78,36 dan terendah berada di Kabupaten Tambrauw sebesar 51,18.
Gambar 20.6
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua Barat menurut Kab/Kota Tahun 2010 (%)
Tambrauw Raja Ampat Teluk Wondama Sorong Selatan
Maybrat Teluk Bintuni Manokwari Sorong Papua Barat Kaimana Fak-Fak Kota Sorong
Sumber: BPS RI, 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
55
w
w
tp ://
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
go .id bp s.
ht
tp
:// w
w
w
.s o
ro
ng
se
la
ta n
ka
b.
Lampiran Tabel
59
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
w
w
tp ://
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Sorong Selatan menurut Distrik 2012 (km 2) Kecamatan
Luas Wilayah
Inanwatan
960,54 1 037,76
Kokoda Utara
go .id
Kokoda
534,34 1 099,95 531,49
Moswaren
407,80
Teminabuan
388,98
Konda
612,70
Seremuk
208,04
Saifi
931,82
Wayer
317,88
Sawiat
ka
b.
bp s.
Matemani
ta n
Kais
453,62
Fkour
305,01
7 789,91
la
Sorong Selatan
ro
ng
se
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 18 Tahun 2013 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
w
.s o
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong Selatan menurut Distrik dan Jenis Kelamin 2012 Jenis Kelamin
Distrik
Inanwatan
1 622
1 480
3 102
Kokoda
3 274
3 198
6 472
913
922
1 835
Kais
1 640
1 491
3 131
Matemani
1 286
1 045
2 331
Moswaren
1 179
1 029
2 208
Teminabuan
6 834
5 822
12 656
Konda
1 058
983
2 041
Seremuk
636
619
1 255
Saifi
921
966
1 887
Wayer
875
712
1 587
Sawiat
1 000
967
1 967
412
407
819
21 650
19 641
41 291
:// w
w
Perempuan
tp
Kokoda Utara
ht
Total Laki-Laki
Fkour Sorong Selatan
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
Sumber: Jumlah Penduduk ST 2013 (BPS Kabupaten Sorong Selatan)
60
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Sorong Selatan 2012 Jenis Kelamin Kelompok Umur
Total
Perempuan
0-4
3 008
2 741
5 749
5-9
2 936
2 667
5 603
10-14
2 595
2 329
15-19
2 029
1 861
20-24
1 826
1 654
25-29
1 975
1 812
30-34
1 709
35-39
1 455
40-44
1 128
45-49
943
bp s.
go .id
Laki-Laki
4 924
ka
b.
3 890
1 023
2 151
859
1 802
787
717
1 504
579
502
1 081
288
271
559
234
204
438
81
71
152
75+
77
68
145
21 650
19 641
41 291
60-64
se
.s o
65-69
ro
55-59
w
70-74
:// w
Total
la
2 775
ng
3 251
1 320
50-54
ht
tp
Sumber: Jumlah Penduduk ST 2013 (BPS Kabupaten Sorong Selatan)
61
3 787
w
ta n
1 542
3 480
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
Tabel 1.4 Penduduk Berumur 15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Sorong Selatan Tahun 2012 Jenis Kelamin Total Laki-Laki
1. Bekerja
11 896
10 872
7 406
10 569
7 003
303
403
706
2 361
4 490
6 851
b. Bukan Angkatan Kerja 1. Sekolah
2 023
3 999 2 534
204
114
318
82,16
62,26
72,74
5,44
3,86
134
2 400
ta n
3. Lainnya
la 2,79
se
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%)
17 572
1 976
2. Mengurus Rumahtangga
2. TPAK (%)
18 278
ka
2. Pengangguran
25 129
bp s.
a. Angkatan Kerja
13 233
b.
1. Penduduk Usia Kerja (15+)
Perempuan
go .id
Jenis Kegiatan Utama
ro
ng
Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Sakernas Agustus 2012
w
.s o
Tabel 1.5 Indeks Pembangunan Manusia menurut Komponen dan Kab/Kota di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 Komponen IPM IPM AMH
RLS
PPP (000 Rp)
71,24
98,47
9,49
594,23
72,64
Kab. Kaimana
70,11
96,99
7,95
603,01
71,22
Kab. Teluk Wondama
68,01
85,12
7,14
602,76
66,80
Kab. Teluk Bintuni
68,88
87,38
7,02
601,28
67,58
Kab. Manokwari
68,58
89,03
8,53
590,54
68,07
Kab. Sorong Selatan
66,99
88,45
8,09
591,79
66,83
Kab. Sorong
68,59
91,84
8,11
601,41
69,23
Kab. Raja Ampat
66,82
94,34
7,53
563,96
65,49
Kab. Tambrauw
66,48
77,38
5,80
446,25
51,18
Kab. Maybrat
66,92
91,22
8,64
584,54
67,26
Kota Sorong
72,52
99,69
10,99
641,28
78,36
Papua Barat
69,14
93,74
8,45
601,56
70,22
ht
:// w
Kab. Fak-Fak
w
AHH
tp
Kabupaten/Kota
Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Sakernas Agustus 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
62
Tabel 1.6 Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin, dan Jumlah Penduduk Miskin menurut Kab/Kota di Papua Barat Tahun 2011 dan 2012
Po %
Penduduk Miskin (000 jiwa)
GK Rp/kap/bln
Kab. Fak-Fak
355 494
33,18
23,2
393 794
Kab. Kaimana
278 626
20,84
10,1
308 295
17,53
9,9
Kab. Teluk Wondama
357 985
43,86
12,1
389 071
37,41
11,9
Kab. Teluk Bintuni
431 689
47,44
26,0
478 547
39,54
25,6
Kab. Manokwari
420 037
33,95
66,6
465 735
28,65
65,6
Kab. Sorong Selatan
236 827
22,93
9,1
246 030
19,48
8,9
Kab. Sorong
254 810
33,38
24,6
266 586
32,81
24,3
Kab. Raja Ampat
251 215
23,50
10,4
261 278
20,49
10,3
Kab. Tambrauw
258 938
43,77
2,8
273 602
37,74
2,8
Kab. Maybrat
261 830
13,9
275 651
34,07
13,7
Kota Sorong
461 075
14,04
28,0
484 411
18,85
27,5
Papua Barat
334 449
28,53
227,1
354 626
27,04
223,2
se 40,16
ht
tp
:// w
w
w
Sumber : BPS Provinsi Papua Barat, Sakernas Agustus 2012
63
Penduduk Miskin (000 jiwa)
28,50
22,8
go .id
Po %
bp s.
b. ka
.s o
ro
Kabupaten/Kota
la
GK Rp/kap/bln
ta n
Kemiskinan Tahun 2012
ng
Kemiskinan Tahun 2011
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
Tabel 1.7 PDRB ADHB dan ADHK menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Selatan 2010-2012 Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
2012
2010
170 447,89
186 663,60
206 239,84
74 355,96
2. Pertambangan dan Penggalian
8 094,38
9 390,61
9 968,13
3 632,42
3. Industri Pengolahan
1 617,17
1 876,71
2 069,08
1 055,94
4. Listrik dan Air Bersih
3 873,45
4 581,36
5 315,34
5. Bangunan
85 675,61
123 027,74
164 721,22
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
51 506,96
59 862,11
71 683,89
7. Pengangkutan dan Komunikasi
17 250,11
19 251,87
20 809,75
6 174,89
8 592,01
9. Jasa-Jasa
50 258,72
55 371,52
PDRB
394 899,19
Perusahaan
468 617,52
2012 79 487,18
3 999,29
4 212,45
1 170,93
1 266,59
1 475,37
1 587,53
1 709,18
33 487,89
40 323,71
48 330,37
22 673,26
24 637,62
27 100,51
10 762,59
11 226,15
11 496,49
12 837,13
2 383,68
2 991,93
3 777,90
60 071,10
28 525,84
29 231,53
29 623,75
553 679,48
178 352,93
192 513,86
207 004,43
ka
b.
77 345,16
la
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa
se
1. Pertanian
2011
go .id
2011
bp s.
2010
ta n
Lapangan Usaha
ro
ng
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Selatan 2012
2008
2009
2010
2011
2012
52.08
46,57
43,07
43,16
39,83
37,25
2. Pertambangan dan Penggalian
1.18
1,59
2,25
2,05
2,00
1,80
3. Industri Pengolahan
0.36
0,44
0,38
0,41
0,40
0,37
4. Listrik dan Air Bersih
0.75
0,91
0,96
0,98
0,98
0,96
5. Bangunan
15.04
17,27
19,03
21,70
26,25
29,75
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
11.82
13,03
13,75
13,04
12,77
12,95
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4.28
4,89
4,63
4,37
4,11
3,76
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0.79
1,28
1,37
1,56
1,83
2,32
9. Jasa-Jasa
13.69
14,01
14,56
12,73
11,82
10,85
PDRB
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
tp
:// w
w
1. Pertanian
w
2007
ht
Lapangan Usaha
.s o
Tabel 1.8 Distribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Selatan 2006-2011
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Selatan 2012
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
64
Tabel 1.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha 2007-2012 2008
2009
2010
2011
2012
1. Pertanian
2.36
2,69
3,64
4,82
4,02
2,77
2. Pertambangan dan Penggalian
17.76
18,52
14,03
5,35
10,10
5,33
3. Industri Pengolahan
6.32
8,84
10,50
9,10
10,89
8,17
4. Listrik dan Air Bersih
10.11
13,34
14,83
10,39
7,60
7,66
5. Bangunan
22.97
11,26
12,66
11,38
20,41
19,86
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
9.20
8,76
15,18
2,48
8,66
10,00
7. Pengangkutan dan Komunikasi
6.06
10,79
3,53
4,59
4,31
2,41
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
25.15
33,12
2,10
33,81
25,52
26,27
9. Jasa-Jasa
20.34
20,31
11,28
6,99
2,47
1,34
Sorong Selatan
8.67
7,95
6,40
7,94
7,53
bp s.
b.
ka
ta n
8,11
ht
tp
:// w
w
w
.s o
ro
ng
se
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Selatan 2012
65
go .id
2007
la
Lapangan Usaha
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
w
w
tp ://
ht
ng
ro
.s o
w
ka
ta n
la
se
bp s.
b.
go .id
go .id bp s. b. ka ta n la se ng ro .s o w w :// w tp ht
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG SELATAN TAHUN 2013
66