PROFIL KESEHATAN SULAWESI TENGGARA Tahun 2016
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2017
i
TIM PENYUSUN Pengarah dr. H. AsrumTombili, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Ketua Safiuddin Alibas, SP,ME
Kepala Bidang Pengembangan Program & SDK
Editor Tusiman, SKM, M.Kes Kepala Seksi Data & Informasi
Anggota Asnur Aim, S.Sos, M.Si Sija Tiku, SKM Hefri Mustamin Iga, SKM Fitriani Safaa, S.Si Wd. Dewi Fitriana, SKM
Kontributor Badan Pusat Statistik Prov. Sultra; UPT Dinas Kesehatan Prov. Sultra; Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sultra; Rumah Sakit se-Sultra; Institusi Pendidikan Kesehatan se-Sultra; Bappeda Prov. Sultra; Kabid, Kasie & Programmer Lingkup Dinkes Prov. Sultra
ii
KATA PENGANTAR Puji
& syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ini, sebagai salah satu wujud partisipasi pembangunan kesehatan seluruh jajaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Buku profil kesehatan merupakan salah satu media publikasi data dan diseminasi informasi kesehatan, sekaligus dapat menjadi instrumen dalam melakukan monitoring & evaluasi terhadap hasil pencapaian kinerja pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan di bidang kesehatan pemerintah khususnya di Sulawesi Tenggara. Buku ini berisi data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan terkini di Provinsi Sulawesi Tenggara secara komprehensif. Sumber data terutama berasal dari dinas kesehatan kabupaten/kota, unit pelaksana teknis kesehatan dan lintas program kesehatan lingkup Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, serta instansi lintas sektor lain yang memiliki data yang relevan dengan tujuan penyusunan buku profil kesehatan ini. Sebelum tersusun dalam sebuah buku, data-data yang ditampilkan telah terlebih dahulu melewati proses pemutakhiran dan validasi serta analisa sehingga data yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan. Data yang ditampilkan dalam buku profil kesehatan ini dapat membantu kita dalam membandingkan situasi pembangunan kesehatan antar daerah di Sulawesi Tenggara dalam satu atau beberapa periode waktu tertentu, mengukur capaian kinerja pembangunan kesehatan di daerah, serta sebagai dasar dan acuan untuk perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya. Sistematika penulisan dan struktur buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ini sedapat mungkin telah mengacu pada pedoman dan petunjuk tekhnis penyusunan profil dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan untuk menggambarkan situasi dan kondisi di Sulawesi Tenggara, sehingga dengan demikian, dalam buku ini pembaca dapat memperoleh data dan informasi serta gambaran mengenai demografi, sarana dan tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016. Dengan penyesuaian tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih aktual dan manfaat yang lebih optimal bagi semua pihak yang membutuhkan, baik dari kalangan instansi pemerintah, organisasi non pemerintah, akademisi, institusi pendidikan, sektor swasta, maupun masyarakat umum, serta memberikan kontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Sulawesi Tenggara dan Indonesia. Dalam proses penyusunan mulai dari awal sampai terbitnya buku profil ini, tentu tidak terlepas dari berbagai macam kendala dan hambatan, baik yang bersifat teknis maupun operasional, sehingga sangat mungkin pembaca sekalian akan menemukan beberapa atau banyak kekurangan dalam terbitan ini, untuk itu kami mohon maaf, namun demikian kami selalu berkomitmen untuk menghasilkan yang terbaik dengan mengoptimalkan setiap sumber daya yang kami miliki. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ini. Untuk terus meningkatkan kualitas buku profil di masa yang akan datang, masukan, kritik dan saran selalu kami harapkan. Kendari, April 2017 Kepala Bidang Pengembangan Program dan SDK Safiuddin Alibas, SP, ME NIP. 19700620 199203 1 004
iii
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-Nya yang terus menerus kepada kita sekalian sehingga Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara edisi Tahun 2016 ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Saya menyambut gembira atas terbitnya buku Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara edisi tahun 2016 ini karena beberapa hal; yang pertama dan terutama yang perlu disadari bersama adalah bahwa data dan informasi merupakan salah satu komponen krusial dalam pembangunan kesehatan yang berperan penting dalam setiap tahapan; perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maupun sebelum pengambilan suatu keputusan atau kebijakan dilakukan. Selain itu buku profil kesehatan ini berfungsi sebagai media publikasi data sekaligus pemenuhan hak bagi masyarakat terhadap akses untuk memperoleh informasi kesehatan yang komprehensif di Sulawesi Tenggara, serta tentu saja sebagai salah satu wujud akuntabilitas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam upaya mendukung visi & misi pembangunan sektor kesehatan baik di lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara maupun nasional. Berdasarkan tingginya permintaan data kesehatan selama ini, saya dapat menyimpulkan bahwa buku Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara masih sangat dibutuhkan dan dicari oleh banyak pihak di setiap edisinya, baik oleh internal sektor kesehatan, lintas sektor lain maupun masyarakat umum. Oleh karena itu saya berharap upaya perbaikan dan peningkatan kualitas profil kesehatan ini terus menerus dilakukan baik dari segi isi maupun ketepatan waktu, sehingga ke depan profil kesehatan ini bisa hadir lebih cepat lagi dengan data yang lebih akurat, lebih valid dan sekaligus lebih menarik, serta benar-benar menggambarkan kondisi kesehatan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Melalui kesempatan ini juga saya mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan ini, terutama kepada tim pengelola data provinsi dan kabupaten/kota seSulawesi Tenggara. Akhirnya, saya berharap semoga buku Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan kesehatan dan masyarakat di Sulawesi Tenggara khususnya dan Indonesia pada umumnya. Wassalam. Kendari, April 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dr. H. AsrumTombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/d NIP. 19580130 198703 1 003
iv
DAFTAR ISI Tim Penyusun......................................................................................................................... ii Kata Pengantar ..................................................................................................................... iii Kata Sambutan ..................................................................................................................... iv Daftar Isi ................................................................................................................................ v Daftar Gambar ..................................................................................................................... vii Daftar Tabel ......................................................................................................................... xiii Daftar lampiran.................................................................................................................... xv Daftar Singkatan..................................................................................................................xxi BAB 1 A. B. C. D. E.
DEMOGRAFI ............................................................................................................... 1 KONDISI GEOGRAFIS .............................................................................................. ..1 KEADAAN PENDUDUK ................................................................................................ 2 KEADAAN EKONOMI .................................................................................................. 5 KEADAAN PENDIDIKAN ............................................................................................. 7 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA........................................................................... 8
BAB 2 A. B. C.
SARANA KESEHATAN ............................................................................................... 11 PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT .......................................................................... 11 RUMAH SAKIT .......................................................................................................... 16 USAHA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) .........................18
BAB 3 TENAGA KESEHATAN................................................................................................ 23 JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN................................................................... 23 1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS ...........................................................28 2. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ........................................................31 3. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA.................................................................................................. 34 4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP .................................35 BAB 4 A. B. C.
PEMBIAYAAN KESEHATAN....................................................................................... 37 ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA................................. 37 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT..................................................................38 BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN................................................................40
BAB 5 A. 1. 2. 3. 4. 5. B. 1. 2. 3. 4. 5.
KESEHATAN KELUARGA ........................................................................................... 43 KESEHATAN IBU....................................................................................................... 43 PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL.........................................................................44 PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN........................................................................ 46 PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS ............................................................................. 49 PELAYANAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN ..................................................... 50 PELAYANAN KONTRASEPSI ......................................................................................56 KESEHATAN ANAK.................................................................................................... 59 BERAT BADAN LAHIR BAYI........................................................................................... 60 PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL .....................................................................61 PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL............................................................................. 64 PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA.......................................................................... 66 PELAYANAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ....................................................................... 70
v
6. 7. 8. 9. C. 1. 2.
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA ........................................................ 72 IMUNISASI .................................................................................................................. 73 PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA ......................................................................... 76 PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT ........................................... 77 STATUS GIZI............................................................................................................. 78 STATUS GIZI PADA BALITA .......................................................................................... 78 CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S) .................................................. 80
BAB 6 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ................................ 83 A. PENGENDALIAN PENYAKIT ..................................................................................... 83 I. PENYAKIT MENULAR................................................................................................ 83 a. TUBERKOLOSIS PARU .................................................................................................. 83 b. HIV/AIDS .................................................................................................................... 87 c. PNEUMONIA ................................................................................................................ 90 d. KUSTA ........................................................................................................................ 91 e. DIARE......................................................................................................................... 94 f. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)....................................... 94 g. Demam Berdarah Dengue (DBD) .................................................................................. 96 h. FILARIASIS ................................................................................................................. 98 i. MALARIA..................................................................................................................... 99 j. RABIES ..................................................................................................................... 100 k. CHIKUNGUNYA, LEPTOSPIROSIS, ANTRAKS, FLU BURUNG ........................................... 100 II.PENYAKIT TIDAK MENULAR..................................................................................... 101 B. KESEHATAN LINGKUNGAN .................................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 107 LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar Gambar
1.1 1.2
:
Gambar
1.3
: :
Gambar
1.4
:
Gambar Gambar
1.5 1.6
: :
Gambar
1.7
:
Gambar
1.8
:
Gambar
2.1
:
Gambar
2.2
:
Gambar
2.3
:
Gambar
2.4
:
Gambar
2.5
:
Gambar
2.6
:
Gambar
2.7
:
Gambar
2.8
:
Gambar
2.9
:
Gambar
2.10
:
Gambar
2.11
:
Gambar
2.12
:
Gambar
3.1
:
Gambar
3.2
:
Gambar
3.3
:
Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Yang Tinggal Di Wilayah Kepulauan Dan Daratan Tahun 2016 Jumlah Penduduk Sulawesi Tenggara Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Piramida Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan,Inflasi Harga Dan Pengangguran Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 20122016 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Berdasarkan Jenis Kelamin Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Penduduk 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Status Puskesmas (Rawat Inap Dan Non Rawat Inap) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 S.D 2016 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Puskesmas Poned Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Puskesmas Yang Melaksanakan Kegiatan Pkpr Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 Jumlah Posyandu Berdasarkan Strata Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2016 Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Desa Siaga Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Poskesdes, Polindes & Posbindu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Dan Jenis Tenaga Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Rasio Dan Jenis Tenaga Kesehatan Terhadap 100.000 Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Rasio Dokter Spesialis Terhadap 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
2 3 3 4 5 6 7 8 12 12 13 13 15 16 18 19 20 20 21 22 24 24 25
vii
Gambar
3.4
:
Gambar
3.5
:
Gambar
3.6
:
Gambar
3.7
:
Gambar
3.8
:
Gambar
3.9
:
Gambar
3.10
:
Gambar
3.11
:
Gambar
3.12
:
Gambar
3.13
:
Gambar
3.14
:
Gambar
4.1
:
Gambar
5.1
:
Gambar
5.2
:
Gambar
5.3
:
Gambar
5.4
:
Gambar
5.5
:
Gambar
5.6
:
Gambar
5.7
:
Gambar
5.8
:
Gambar
5.9
:
Gambar
5.10
:
Gambar
5.11
:
Gambar
5.12
:
Gambar
5.13
:
viii
Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Rasio tenaga kesehatan terhadap puskesmas provinsi sulawesi tenggara tahun 2012 s.d. 2016 Rasio & jenis tenaga kesehatan terhadap puskesmas Provinsi sulawesi tenggara tahun 2016 Rasio Tenaga Bidan Terhadap Desa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d. 2016 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Distribusi Dan Jenis Tenaga Dokter Di Rumah Sakit Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Distribusi & Jenis Tenaga Dokter Umum dan Dokter Gigi Di RS Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah & Jenis Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Pemanfaatan Dana TP-Bok Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Cakupan Pelayanan K1 Dan K4 Ibu Hamil Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggaratahun 2012 s.d 2016 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat Bersalin, Di Indonesia, Riskesdas Tahun 2013 Proporsi Penolong Persalinan Dengan Kualifikasi Tertinggi Di Indonesia, Riskesdas Tahun 2013 Cakupan Ibui Bersalin Mendapat Yankes Nifas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Ibui Bersalin Mendapat Yankes Nifas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi sulawesi tenggara tahun 2016 Penyebab Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 s.d 2016 Jumlah Kematian Ibu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 S.D 2016
26 27 28 29 30 30 31 32 32 33 35 41 44 45 46 47 48 48 49 50 51 52 53 54 54
Gambar
5.14
:
Gambar
5.15
:
Gambar
5.16
:
Gambar
5.17
:
Gambar
5.18
:
Gambar
5.19
:
Gambar
5.20
:
Gambar
5.21
:
Gambar
5.22
:
Gambar
5.23
:
Gambar
5.24
:
Gambar
5.25
:
Gambar
5.26
:
Gambar
5.27
:
Gambar
5.28
:
Gambar
5.29
:
Gambar
5.30
:
Gambar
5.31
:
Gambar
5.32
:
Gambar
5.33
:
Gambar
5.34
:
Gambar
5.35
:
Gambar
5.36
:
Gambar
5.37
:
Angka Kematian Ibu (Aki) Per 100.000 Kelahiran Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Proporsi Penggunaan Kb Pada Wus Berstatus Kawin Provinsi Sulawesi Tenggara, Riskesdas 2013 Persentase Kb Pada Wus Berstatus Kawin Menurut Tenaga Yang Memberi Pemasangan Kb Provinsi Sulawesi Tenggara, Riskesdas 2013 Persentase Peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Persentase Peserta Kb Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (Bblr) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kematian Neonatal Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1000 Kelahiran Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Dan Kunjungan Neonatal Lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kematian Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 – 2016 Kematian Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 - 2016 Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016
55 56 57 57 58 58 59 60 61 62 62 63 64 65 65 66 67 67 68 68 69 69 70 71
ix
Gambar
5.38
:
Gambar
5.39
:
Gambar
5.40
:
Gambar
5.41
:
Gambar
5.42
:
Gambar
5.43
:
Gambar
5.44
:
Gambar
5.45
:
Gambar
5.46
:
Gambar
5.47
:
Gambar
5.48
:
Gambar
5.49
:
Gambar
5.50
:
Gambar
6.1
:
Gambar
6.2
:
Gambar
6.3
:
Gambar
6.4
:
Gambar
6.5
:
Gambar
6.6
:
Gambar
6.7
:
Gambar
6.8
:
Gambar
6.9
:
Gambar
6.10
:
Gambar
6.11
:
x
Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi 0-6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 Jumlah Kasus Gizi Buruk Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Cakupan penimbangan pada balita di posyandu (D/S) provinsi sulawesi tenggara tahun 2012 s.d 2016 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kasus Baru BTA+ Menurut Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Proporsi BTA+ DarI Seluruh Kasus TB Paru Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA+ Dan Seluruh Kasus Per 100.000 Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 CNR BTA+ Menurut Kabupaten/Kota Per 100.000 Penduduk Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA+ Sulawesi Tenggara Tahun 2012 – 2016 Jumlah Kasus HIV+ Dan AIDS Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009-2016 Proporsi Kasus HIV+ Dan AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Proporsi Penderita AIDS Menurut Kelompok Umur Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kematian Akibat Aids Menurut Jenis Kelamin Di Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 Persentase Kasus Balita Pneumonia Yang Ditemukan Dan Ditangani Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk provinsi sulawesi tenggara tahun 2012-2016
71 72 73 74 74 75 76 77 78 79 79 80 81 84 85 86 87 88 89 89 90 91 92 93
Gambar
6.12
:
Gambar
6.13
:
Gambar
6.14
:
Gambar
6.15
:
Gambar
6.16
:
Gambar
6.17
:
Gambar
6.18
:
Gambar
6.19
:
Gambar
6.20
:
Gambar
6.21
:
Gambar
6.22
:
Gambar
6.23
:
Gambar
6.24
:
Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Tipe & Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Proporsi Kasus Kusta Yang Tercatat Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Angka Kesakitan (Ir) Demam Berdarah Dengue Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kasus Filariasis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Jumlah Kasus Dan Angka Kesakitan (API) Malaria Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016 Jumlah Kasus Malaria Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Penduduk Menurut Sumber Air Minum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Jamban Rovinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Desa Melaksanakan STBM Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Persentase Rumah Tangga BerPHBS Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
93 94 95 96 97 97 98 99 100 103 103 104 105
xi
xii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016
Kabupaten/Kota
Tabel 2.1
Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk & Rata-Rata Penduduk Per Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
14
Tabel 2.2
Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Di provinsi sulawesi tenggara tahun 2012-2016
17
Tabel 2.3
Jumlah Tempat Tidur Menurut Status Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016
17
Tabel 3.1
Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Bekerja Di Sarana Kesehatan Lainnya, Di Institusi Pendidikan, Dinas Kesehatan &Upt Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
34
Tabel 3.2
Persebaran Tenaga Kesehatan Pegawai Tidak Tetap Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
36
Tabel 4.1
Alokasi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
37
Tabel 4.2
Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2016
38
Tabel 4.3
Kepesertaan Jaminan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
39
Tabel 4.4
Realisasi Anggaran TP BOK Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
40
Tabel 6.1
10 Penyakit Terbesar Sulawesi Tenggara Tahun 2016
9
101
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Tabel
1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah RT dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016
Tabel
2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Kelompok Umur Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
3
Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
4
Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
5
Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
6
Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
7
Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
8
Jumlah Kasus dan Angka Penemuan kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
9
Angka Kesembuhan TB paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
10
Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
11
Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
12
Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
13
Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
14
Jumlah kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
15
Tabel
16
Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
xv
Tabel
17
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
18
Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
19
Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3i) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
20
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
21
Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
22
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
23
Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
24
Cakupan Pengukuran Takanan Darah Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
25
Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
26
Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
27
Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
28
Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
29
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
30
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
31
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia SUbur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
32
Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
33
Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi
xvi
Jenis
Kelamin
Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
34
Tabel
35
Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
36
Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
37
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin Kanupaten/Kota provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
38
Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
39
Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
40
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
41
Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
42
Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
43
Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kab/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
44
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
45
Jumlah Anak 0-23 Bulan Di Timbang Menurut Jenis Kelamin kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
46
Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
47
Jumlah Balita di Timbang Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
48
Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
49
Cakupan Pelayanan (Penjaringan) Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
xvii
Tabel
50
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
51
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
52
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
53
Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
54
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
55
Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
56
Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
57
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
58
Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
59
Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
60
Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
61
Penduduk Dengan Akses Tarhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
62
Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
63
Persentase Tempat-Tempat Umum Yang memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
64
Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
65
Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
66
Persentase ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
xviii
Jenis
Kelamin
Tabel
67
Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
68
Persentase Sarana Kesehatan (RS) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
69
Jumlah Posyandu Menurut Strata Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
70
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
71
Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
72
Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
73
Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
74
Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
75
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
76
Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
77
Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
78
Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
79
Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
80
Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Tabel
81
Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016
xix
xx
DAFTAR SINGKATAN AFP
: Acute Flaccid Paralysis
AIDS
: Acute Immunodeficiency Syndrome
AKABA
: Angka Kematian Balita
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKI
: Angka Kematian Ibu
AKN
: Angka Kematian Neonatal
APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
API
: Annual Parasite Incidence/Angka Kesakitan Malaria
APS
: Angka Partisipasi Sekolah
ASI
: Air Susu Ibu
ASI ESKLUSIF
: pemberian air susu ibu saja (eksklusif) tanpa tambahan makanan dan muniman bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan
BABS
: Buang Air Besar Sembarangan
Bahteramas
: Bangun Sejahtera Masyarakat Sultra
BB
: Berat Badan
BBLR
: Bayi Berat Lahir Rendah
BOK
: Bantuan Operasional Kesehatan
BPS
: Badan Pusat Statistik
BTA+
: Basil Tahan Asam Positif
BUMN
: Badan Usaha Milik Negara
CFR
: Case Fatality Rate/Angka Kematian
CNR
: Case Notification Rate/Angka Penemuan Kasus
CPNS
: Calon Pegawai Negeri Sipil
CR
: Cure Rate/Angka Kesembuhan
D/S
: Datang & Ditimbang/Sasaran (Cakupan penimbangan balita di posyandu)
DAK
: Dana Alokasi Khusus
DAU
: Dana Alokasi Umum
DBD
: Demam Berdarah Dengue
Dekon
: Dekonsentrasi
Dinkes
: Dinas Kesehatan
DM
: Diabetes Mellitus
dr
: Dokter
GF
: Global Fund
xxi
HDI
: Human Development Index
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
IDL
: Imunisasi Dasar Lengkap
IPM
: Indeks Pembangunan Manusia
IR
: Incidence Rate/Angka Kesakitan
ISPA
: Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas
Jamkesmas
: Jaminan Kesehatan Masyarakat
K1
: Kunjungan Baru Ibu Hamil
K4
: Kontak minimal empat kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal
KB
: Keluarga Berencana
Kesling
: Kesehatan Lingkungan
KF3
: Kunjungan Nifas
KH
: Kelahiran Hidup
KIA
: Kesehatan Ibu dan Anak
KIE
: Komunikasi, informasi, dan edukasi
KLB
: Kejadian Luar Biasa
KN
: Kunjungan Neonatal
KN1
: Kunjungan Neonatal Pertama
Lapertakes
: Laporan Tahunan Pembangunan Kesehatan
MAT
: Mata Air terlindung
MB
: Multi Basiler
MDG’s
: Millenium Development Goals
Menkes
: Menteri Kesehatan
MI
: Madrasah Iptidaiyah
MTBM
: Manajemen Terpadu Bayi Muda
Nakes
: Tenaga Kesehatan
NCDR
: New Case Detection Rate
P2M
: Pemberantasan Penyakit Menular
P2PL
: Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
P4K
: Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PAH
: Penampungan Air Hujan
PB
: Pausi Basiler
PBB
: Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBI
: Penerima Bantuan Iuran
PD3I
: Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDAM
: Perusahaan Daerah Air Minum
xxii
Permenkes
: Peraturan Menteri Kesehatan
PHBS
: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHLN
: Pinjaman Hibah Luar Negeri
PKPR
: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
Polindes
: Pos Bersalin Desa
Polri
: Kepolisian Negara Republik Indonesia
PONED
: Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar
Posbindu
: Pso Pembinaan Terpadu
Poskesdes
: Pos Kesehatan Desa
Posyandu
: Pos pelayanan terpadu
Promkes
: Promosi Kesehatan
PSG
: Pemantauan Status Gizi
PTM
: Penyakit Tidak Menular
PTT
: Pegawai Tidak Tetap
PUS
: Pasangan usia subur
Puskesmas
: Pusat kesehatan Masyarakat
Renstra
: Rencana Strategis
Riskesdas
: Riset Kesehatan Dasar
RS
: Rumah Sakit
RSIA
: Rumah Sakit Ibu dan Anak
RT
: Rumah Tangga
Salinakes
: Persalinan oleh tenaga kesehatan
SBP
: Sumur Bor dengan Pompa
SD
: Sekolah Dasar
SDM
: Sumber Daya Manusia
SGP
: Sumur Gali dengan pompa
SGT
: Sumur Gali Terlindung
SMA
: Sekolah Menengah Atas
SPM
: Standar Pelayanan Minimal
SR
: Succes Rate/Angka Keberhasilan Pengobatan
STBM
: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP
: Survey Terpadu Biologis dan Perilaku
Subbag
: Sub Bagian
Sultra
: Sulawesi Tenggara
TA
: Terminal Air
TB
: Tinggi Badan
TB/TBC
: Tuberkulosis/Tuberculosis
xxiii
TNI
: Tentara Nasional Indonesia
TP
: Tugas Pembantuan
TT
: Tempat Tidur (RS)
TT
: Tetanus Toxoid
UCI
: Universal Child Immunization
UKBM
: Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UKK
: Upaya Kesehatan Kerja
UKM
: Upaya Kesehatan Masyarakat
UKO
: Upaya Kesehatan Olahraga
UKP
: Upaya Kesehatan Perorangan
UPT
: Unit Pelaksana Teknis
VCT
: Voluntary, Counseling and Testing
WHO
: World Health Organization
WUS
: Wanita Usia Subur
xxiv
1 DEMOGRAFI A. KONDISI GEOGRAFIS Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang mencakup jazirah (daratan) tenggara pulau Sulawesi serta pulau-pulau besar dan kecil di sekitarnya (Pulau Muna, Buton, Wawonii, Kabaena dan Kepulauan Tukang Besi di Laut Banda). Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Kemendagri, Sulawesi Tenggara memiliki luas wilayah daratan sebesar 38.067,70 km2 atau 3.067.700 ha dan wilayah perairan diperkirakan seluas 110.000 km2 atau 11.000.000 ha. Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 02 045’-06015’ Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 120045’-124030’ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan berbatasan Provinsi NTT di Laut Flores, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut Banda dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone. Pasca otonomi daerah laju pemekaran daerah berjalan cepat yang berdampak pada pertambahan jumlah kabupaten, kecamatan, desa dan kelurahan. Secara administratif, pada tahun 2016 Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 wilayah kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan, serta dua kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Bau-Bau. Jumlah kecamatan se-Sulawesi Tenggara sebanyak 214 kecamatan yang terdiri atas 2.277 desa/kelurahan (Desa: 1.906; Kelurahan: 371). Data lengkap pembagian wilayah administratif Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat pada tabel 1 lampiran profil ini. Kondisi topografi tanah di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya memiliki permukaan yang bergunung-gunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-bukit, terhampar dataran-dataran yang merupakan daerah pertanian dan perkebunan yang subur. Sebagian besar penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara bermukim di sepanjang wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan sebagian yang lain di daerah pedalaman dan bekerja sebagai petani. Fakta ini membuat Sulawesi Tenggara memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, adanya keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
1
GAMBAR 1.1 PETA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
2
I Demografi
B. KEADAAN PENDUDUK Berdasarkan data BPS kabupaten/kota tahun 2016 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 2.591.860 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 66,14 jiwa/km². Kepadatan tertinggi dialami Kota Kendari sebesar 1.215 jiwa/km², Kota Baubau sebesar 699 jiwa/km² dan Kabupaten Wakatobi 170 jiwa/km², sedang kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Utara sebesar rata-rata 12 jiwa/km2 dan Kabupaten Buton Utara 32 jiwa/km2. Gambar 1.1. menunjukkan bahwa meskipun dari segi jumlah, mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara bermukim di wilayah daratan pulau besar Sulawesi yakni sebesar 63,90%, berbanding 36,10% yang tinggal di wilayah kepulauan, tapi kepadatan penduduk wilayah kepulauan rata-rata lebih tinggi dari daratan, ini disebabkan luas lahan pemukiman di daerah kepulauan relatif lebih kecil dibanding daratan.
1.2.
Distribusi penduduk yang tinggal di kepulauan dan daratan ditunjukkan pada gambar GAMBAR 1.2 PERSENTASE PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA YANG BERMUKIM DI WILAYAH KEPULAUAN & DARATAN TAHUN 2016
Sumber : BPS Prov. Sultra
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 2012-2016 adalah rata-rata di atas 2% pertahun. Berdasarkan jenis kelamin, laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara sejak tahun 2011 dapat dilihat pada gambar 1.3.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
3
GAMBAR 1.3 JUMLAH PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2012-2016
1.305.701
1.300.000
1.050.000
2012
2013
2014 Laki-Laki
1.227.822
1.240.856
1.200.025
1.172.385
1.188.226
1.100.000
1.151.870
1.150.000
1.155.748
1.200.000
1.212.500
1.250.000
2015
1.286.159
1.350.000
2016
Perempuan
Sumber : BPS Kabupaten/Kota Tahun 2016
Pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara baik laki-laki maupun perempuan relatif stabil dari tahun ke tahun dengan komposisi yang cenderung tetap, namun demikian upaya untuk mengatur dan membatasi jumlah kelahiran sejak dini perlu terus dilakukan untuk mencegah pertambahan penduduk yang tidak terkendali, yang dapat menimbulkan problem sosial yang lebih kompleks, peran lintas sektor terkait seperti BKKBN diperlukan di sini. Jika penduduk Sulawesi Tenggara dibandingkan menurut jenis kelamin, maka terlihat bahwa proporsi penduduk laki-laki relatif sedikit lebih tinggi dari perempuan dengan rasio 101,52 yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 101-102 laki-laki, sedikit bergeser dari tahun sebelumnya. Distribusi penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 1.4.
4
I Demografi
GAMBAR 1.4 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Konawe Utara Buton Utara Muna Barat Buton Selatan Buton Tengah Wakatobi Buton Kolaka Utara Kolaka Timur Kota Baubau Bombana Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Kota Kendari
32.307 59.673 61.124 77.084 93.983 94.541 94.985 97.670 142.614 156.803 158.271 170.020 211.622 238.067 246.999 295.326
359.371
Sumber : BPS Kabupaten/Kota
Gambar 1.4 menunjukan bahwa kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kota Kendari, sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Konawe Kepulauan, hal ini tidak terlepas dari status Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, pendidikan dan pemerintahan, yang membawa konsekwensi sebagai kota tujuan urbanisasi dari daerah sekitarnya, sedangkan Konawe Kepulauan adalah daerah otonomi baru hasil pemekaran tahun 2014 yang hanya berupa sebuah pulau yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang juga sedikit. Di samping itu terjadi beberapa pergeseran, Kabupaten Buton yang selama ini dikenal sebagai salah satu kabupaten yang berpenduduk besar dan berada diurutan ke-3, kini menjadi urutan 11. Ini adalah konsekwensi langsung dari pemekaran daerah, dimana pada tahun 2015 lalu Kabupaten Buton telah dimekarkan menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
5
GAMBAR 1.5 PIRAMIDA PENDUDUK SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 12.340 75+ 18.314 11.840 70-74 15.814 17.868 65-69 21.406 60-64 26.184 28.941 55-59 36.418 39.492 50-54 47.702 51.003 45-49 61.197 64.594 40-44 79.543 79.256 35-39 89.076 92.992 30-34 94.610 100.775 103.441 111.501 25-29 108.199 117.283 20-24 119.642 123.156 15-19 132.547 134.521 10-14 147.840 143.766 5-9 152.417 143.343 0-4 Perempuan Lak-Laki Sumber : BPS Prov. Sultra 2016
Gambar 1.5. menunjukkan bahwa struktur penduduk Sulawesi Tenggara termasuk dalam struktur penduduk muda (0-24 tahun) yang berada di atas 50%, bila dibandingkan dengan struktur penduduk tahun sebelumnya, terjadi sedikit pergeseran pada kelompok umur 10 tahun kebawah yang persentasenya lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, baik pada laki-laki maupun perempuan. Secara keseluruhan gambar piramida di atas menunjukan masih dominannya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 20-29 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, kabupaten/kota dan rasio tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 lampiran profil ini. C. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun 2012-2016, pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara cukup stabil, meskipun mengalami fluktuasi, tapi terjadi peningkatan pada tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pada periode ini juga masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tahun yang sama. Kondisi perekonomian secara umum merupakan gabungan berbagai komponen dan indikator makro, antara lain laju inflasi, tingkat pengangguran dan indeks penduduk miskin
6
I Demografi
di suatu daerah. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada kurun waktu lima tahun terakhir (2012-2016) cenderung berfluktuasi antara 5.23% hingga 3.07%. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2014 (7.40). Tingkat inflasi yang dijadikan acuan ini adalah inflasi yang terjadi di Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Tingkat pengangguran juga menjadi salah satu variabel yang menentukan keadaan ekonomi suatu daerah. Dengan merujuk pada data BPS, tingkat pengangguran dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung naik turun meskipun tidak signifikan, tetapi pada tahun terakhir tampak mengalami penurunan sebesar kurang lebih 2%. Gambar 1.6 di bawah ini menunjukkan indikator perekonomian Sultra tahun 2012-2016. GAMBAR 1.6 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT KEMISKINAN, INFLASI HARGA DAN PENGANGGURAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 2012 2013 2014 2015 2016 Tingkat Pengangguran
4,04
4,38
4,43
5,55
3,78
Inflasi Harga
5,23
5,92
7,40
1,64
3,07
Pertumbuhan Ekonomi
11,45
7,65
6,23
7,46
7,65
% Penduduk Miskin
13,05
13,73
12,77
13,74
12,88
Sumber: Statistik Kesra Sultra, BPS Sultra 2016
Selain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pengangguran, tingkat kemiskinan juga merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah dan berbagai kalangan. Penduduk miskin (Statistik Kesra) didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Dalam prakteknya pengukuran antara lain dilakukan berdasarkan kecukupan pengeluaran konsumsi makanan dan non makanan. Jumlah penduduk miskin 13.05% pada tahun 2012, menurun pada tahun terakhir menjadi 12.88%. Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat terkait dengan daya beli atau tingkat ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
7
pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan individu terutama bayi dan balita. Fenomena gizi buruk dan gizi kurang sering dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang rendah, jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan pemenuhan pangan dapat menyebabkan gizi buruk, dan penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin (Xeropthalmia, Scorbut, dll). Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong kemajuan SDM, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. D. KEADAAN PENDIDIKAN Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kemampuan membaca-menulis, status pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah. Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase melek huruf pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, yaitu 41.47% berbanding 34.25%. Perbandingan jumlah persentase melek huruf penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis kelamin di Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjukan pada gambar 1.7.
8
I Demografi
GAMBAR 1.7 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 600.000 500.000 400.000
496.975
491.816
300.000 200.000 100.000 -
180.506 (36.32%) Laki-Laki 10 tahun ≤
182.668 (37.14%)
Perempuan 10 tahun ≤ Yang Melek Huruf
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sulawesi Tenggara Tahun 2016
Status pendidikan dilihat dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki ataupun perempuan yang menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yang ada. Untuk tahun 2016 ini BPS Sulawesi Tenggara belum lagi melakukan survey terbaru sehingga data yang ditampilkan lagi-lagi adalah hasil survey tahun 2013, persentase penduduk berumur 10t ahun keatas yang tidak memiliki ijazah/STTB di Sulawesi Tenggara, laki-laki (25.63%) lebih rendah dari perempuan (25.86%), namun pada pendidikan lanjut SLTA/MA persentase laki–laki (23.05%) lebih tinggi dari perempuan (19.18%). Perbedaan yang tidak terlalu signifikan juga ditunjukkan pada tingkat akademi/universitas, dimana laki-laki (6,90%) sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan (6,06%). Hal ini menunjukkan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara laki-laki mempunyai kesempatan lebih besar dalam melanjutkan pendidikan dibandingkan dengan perempuan, terutama tingkat SLTA dan pendidikan tinggi (universitas). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 ditunjukkan pada gambar 1.8.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
9
GAMBAR 1.8 PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
SMK; 1,99 SMP/MTs; 11,56
SMA/MA; 9,98
SD/MI; 17,94
D I/II; 0,61 Akademi/D III; 0,83 S1/D IV; 4,32 S2/S3 ; 0,08 Tidak Tamat SD ; 5,72
Sumber: Statistik Kesra Prov. Sultra Tahun 2015
Data di atas mungkin sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini, tapi masih dapat digunakan untuk sekedar memberikan gambaran distribusi tingkat pendidikan di Sulawesi Tenggara. Di samping penduduk melek huruf dan status pendidikan yang ditamatkan, hal lain yang menggambarkan keadaan pendidikan di daerah adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu angka yang menjelaskan besarnya persentase penduduk yang duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra dikategorikan menjadi 4 kelompok umur, yaitu 10-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU, dan 19-24 tahun untuk akademi dan perguruan tinggi. E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (DHI). Indeks ini dibentuk berdasarkan empat indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan bidang pendidikan. Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup lebih layak.
10
I Demografi
Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sampai tahun 2016, dalam rentang 5 tahun (2012-2016) menunjukkan trend yang terus meningkat, dengan rata-rata IPM provinsi mencapai 69,31, capaian ini masih di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 73,81. Kabupaten/kota dengan IPM tertinggi tahun 2015 dicapai oleh Kota Kendari dengan 81,66, diikuti Kota Baubau sebesar 73,99. Capaian IPM kedua kota tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan kabupaten lainnya karena statusnya sebagai pemerintahan kota yang memiliki sarana dan fasilitas umum yang lebih baik dan lebih lengkap, disamping sebagai destinasi ekonomi, bisnis dan pendidikan di daerah Sulawesi Tenggara. Untuk IPM terendah dengan capaian di sekitaran 62,00 terdapat pada hampir semua daerah yang baru dimekarkan pada tahun 2016. Hasil ini tidak terlepas dari kondisi daerah-daerah tersebut sebagai kabupaten baru, di mana sarana dan fasilitas umum serta infrastruktur masih jauh dari memadai, sehingga kegiatan pelaksanaan program pembangunan serta data-datanya masih dalam tahap transisi dari kabupaten induk. 1.2.
Data selengkapnya mengenai IPM di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel Tabel 1.1. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012-2015
No Kode
Kabupaten/Kota
2012
2013
2014
2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
7401 7402 7403 7404 7405 7406 7407 7408 7409 7410 7411 7412 7413 7414 7415 7471 7472
Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kolaka Timur Konawe Kepulauan Muna Barat Buton Tengah Buton Selatan Kota Kendari Kota Bau-Bau
61.38 63.76 67.51 68.86 64.05 61.82 65.24 64.49 62.69 64.87 79.97 71.65
61.83 64.67 68.23 69.55 65.02 62.82 66.50 65.35 64.20 65.54 61.78 61.15 80.91 72.55
62.31 65.09 68.68 70.20 65.60 63.38 66.95 65.76 64.65 66.03 62.13 61.31 61.92 61.69 61.51 81.30 73.13
62.78 65.99 69.56 70.47 66.32 63.65 67.22 66.90 65.23 66.44 62.74 61.72 62.29 62.13 62.00 81.43 73.59
18
7400
SULAWESI TENGGARA
67.07
67.55
68.07
68.75
2016 63,69 66,96 69,84 71,12 66,97 64,02 67,50 67,60 65,95 67,20 63,60 62,56 62,57 62,56 62,55 81,66 73,99 69,31
Sumber: BPS Nasional/BPS Prov. Sultra Tahun 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
11
IPM 3 kabupaten pemekaran baru yaitu Buton Selatan, Buton Tengah, dan Muna Barat baru mulai diterbitkan oleh BPS pada tahun 2014 sesuai dengan tahun pemekarannya, sebelum itu ketiganya dianggap masih mengacu ke IPM kabupaten induknya.
12
I Demografi
2 SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: puskesmas, rumah sakit, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana kefarmasian dan alat kesehatan A.
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2016 dikatakan bahwa Puskesmas adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem ketahanan nasional khususnya sistem upaya kesehatan. Kesehatan, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam mendukung terwujudnya kecamatan sehat dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKP) dan penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer, dan pusat layanan kesehatan perorangan primer, puskesmas berkewajiban memberikan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib yang terdiri dari : 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 3. Upaya Kesehatan Ibu dan anak dan KB 4. Upaya Perbaikan Gizi 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan. Puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara dalam perkembangannya dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan baik jumlah maupun status. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah terpencil. Perkembangan jumlah puskesmas tahun 2012-2016 ditunjukkan pada gambar 2.1.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
13
GAMBAR 2.1 JUMLAH PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 S.D 2016 285 280 275 270 265 260 255 250 245 240 235
264
280
279
2015
2016
269
252
2012
2013
2014
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2016
Gambar diatas menunjukkan perkembangan jumlah puskesmas Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2015 terdapat 280 puskesmas, namun pada tahun 2016 menjadi 279 puskesmas karena salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten Kolaka Timur yaitu Puskesmas Ladongi Welala telah dialihfungsikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur. Dari 279 puskesmas yang tercatat, masih terdapat 7 puskesmas yang belum memiliki nomor registrasi puskesmas, namun sementara sudah dalam proses penerbitan. Sama seperti jumlahnya, begitu juga dengan status puskesmas yaitu puskesmas rawat inap tiap tahun mengalami peningkatan. Status puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.2 GAMBAR 2.2 STATUS PUSKESMAS (RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 300 250 200 150
175
185
183
186
185
77
79
86
94
95
2012
2013
2014
2015
2016
100 50 0
Rawat Inap
Non Rawat Inap
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2016
14
II Sarana Kesehatan
Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya kebutuhan pelayanan primer oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara tahun 20122016 ditunjukkan pada gambar 2.3.
3,45
GAMBAR 2.3 RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016
3,4
3,4
3,35 3,3
3,3
3,25
3,3
3,2 3,15 3,1
3,2 2012
3,2 2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2016
Rasio puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebesar 3.2 berarti setiap 30.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani setidaknya oleh 3 puskesmas, sedikit mengalami penurunan dari tahun lalu disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk, di sisi lain jumlah puskesmas relatif tetap. GAMBAR 2.4 PETA KAB/KOTA MENURUT RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
15
Gambar 2.4 menunjukkan bahwa rata-rata kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara memiliki 3-5 puskesmas untuk setiap 30.000 penduduk. Secara absolut, rasio tersebut dapat dianggap cukup, tetapi bila dikaitkan dengan kondisi di daerah, maka rasio tersebut tidak serta merta menggambarkan kondisi riil kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar, sebagai contoh di Konawe Utara, Konawe Kepulauan dan Wakatobi memiliki rasio puskesmas yang tinggi (5<) disebabkan karena jumlah penduduk yang relatif sedikit tetapi memiliki wilayah kerja yang luas dan terdiri dari pulau-pulau yang saling terpisah serta termasuk dalam kategori daerah sulit atau terpencil. TABEL 2.1 RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK & RATA-RATA PENDUDUK PER PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No
KAB/KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kolaka Timur Konawe Kepulauan Muna Barat Buton Tengah Buton Selatan Kota Kendari Kota Baubau
12 13 14 15 16 17
RASIO PUSK/ Rata-rata 30.000 Penduduk/ Penduduk Puskesmas 4.13 7.264 3.88 7.732 3.47 8.464 1.65 18.182 2.38 12.605 4.33 6.928 6.33 4.739 3.41 8.798 5.02 5.976 11.30 2.655 3.25 9.231 6.63
4.525
5.92 3.98 2.38 1.29 3.29
5.068 7.538 12.605 23.256 9.119
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 Puskesmas yang melayani penduduk terbanyak terdapat di Kota Kendari, setiap puskesmas di Kota Kendari rata-rata melayani 23.256 penduduk, sementara yang terkecil adalah Konawe Utara. Selain enam upaya kesehatan wajib yang diberikan di Puskesmas juga menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat berupa Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED),
16
II Sarana Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Olahraga, Kesehatan Tradisional. 1.
Puskesmas Dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar (PONED), Pada tahun 2016 jumlah puskesmas mampu PONED Sulawesi Tenggara sebanyak 73 puskesmas, Kabupaten Konawe adalah kabupaten dengan jumlah puskesmas PONED terbanyak yakni 10 puskesmas. Distribusi puskesmas PONED menurut kabupaten/kota ditunjukan pada gambar 2.5. GAMBAR 2.5 JUMLAH PUSKESMAS PONED MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Muna Barat Buton Utara Buton Selatan Kolaka Tumur Konawe Utara Baubau Kolaka Buton Muna Buton Tengah Kota Kendari Kolaka Utara Wakatobi Bombana Konawe Selatan Konawe
1 1
0
2 2
3 3 3 3 3
2
4 4
6
4
7 7 7 7 6
10 8
10
12
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA & Updating Data Dasar Puskesmas Prov. Sultra, 2016
Dalam pelaksanaan puskesmas mampu PONED, meski sudah diupayakan untuk memenuhi standar dan persyaratannya, tapi dalam penerapannya masih terkendala beberapa hal antara lain : - Sumber daya manusia yang telah dilatih sering diganti/dipindahtugaskan, sehingga puskesmas tersebut tidak mampu lagi memberikan pelayanan PONED secara optimal - Sarana yang mendukung kegiatan PONED masih kurang memadai atau belum tersedia - Sering pula terjadi alat dan sarana tersedia tetapi petugas yang menggunakan tidak ada atau telah pindah.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
17
Kumulasi atau salah satu dari faktor-faktor di atas menyebabkan beberapa puskesmas yang tercatat berstatus PONED tapi dalam prakteknya sudah tidak aktif lagi memberikan pelayanan PONED. 2. Puskesmas Dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dilaksanakan di Puskesmas terdiri dari penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat, pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya serta pelayanan rujukan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah misalnya kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja masjid/gereja,asrama dan kelompok remaja lainnya. Kegiatan PKPR Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 hanya kegiatan pelatihan PKPR bagi petugas puskesmas. Berikut adalah jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan PKPR tahun 2016. GAMBAR 2.6 JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PKPR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Kolaka Timur Muna Barat Kota Baubau Kota Kendari Buton Utara Konawe Utara Kolaka Utara Wakatobi Bombana Konawe Selatan Kolaka Konawe Muna Buton Buton Selatan Buton Tengah
0
0
1
3
1
2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3
6 4
5
7 6
7
8
Sumber : Laporan Tahunan Progam KIA, 2016
Kabupaten dengan jumlah puskesmas yang sudah melaksanakan kegiatan PKPR tertinggi ada di Buton Tengah dan Buton Selatan yakni masing-masing 7 puskesmas dan 6 puskesmas. Untuk Kabupaten Konawe Kepulauan belum ada puskesmas yang dilatih melaksanakan kegiatan PKPR.
18
II Sarana Kesehatan
B.
RUMAH SAKIT
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang perizinan rumah sakit mengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelolah pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan atau persero. 1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana pelayanan kesehatan rujukan adalah ketersediaan rumah sakit. Untuk mengetahui ketersediaan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dilakukan dengan menghitung rasio ketersediaan tempat tidur dengan jumlah penduduk. Selama kurun waktu tahun 2012 – 2016 jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan jumlah rumah sakit tahun 2012-2016 ditunjukkan pada tabel2.2. TABEL 2.2 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016
No
Status Kepemilikan
1 2 3 4 5 6
Pemerintah Prov Pemerintah Kab/Kota TNI Polri BUMN Khusus (Jiwa/Ibu&Anak) Swasta Umum Swasta (RS/klinik bersalin) Klinik Umum Swasta Total
7 8
JUMLAH RUMAH SAKIT 2012
3 12 3 1 2 5
2013
2 12 3 1 2 6
2014
2 12 3 1 2 5
2015
2 14 3 1 2 6
2016
2 16 3 1 2 8
5
5
6
5
4
2 33
4 35
4 35
4 37
5 41
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara terus bertambah, dan tahun 2016 sudah mencapai 41 RS. Jumlah tersebut termasuk RS Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/Polri, BUMN, RS Swasta, RSIA, Rumah Bersalin dan Klinik Umum Swasta. Daftar nama RS dapat dilihat pada tabel 54-56 lampiran profil kesehatan ini. Peningkatan jumlah rumah sakit diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tidur rumah sakit. Peningkatan jumlah tempat tidur RS menurut status kepemilikan tahun 2012-2016 ditunjukkan pada tabel 2.3. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
19
TABEL 2.3 JUMLAH TEMPAT TIDUR MENURUT STATUS KEPEMILIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 No
Status Kepemilikan
1 2 3 4 5 6
Pemerintah Prov Pemerintah Kab/Kota TNI Polri BUMN Khusus (Jiwa/Ibu&Anak) Swasta Umum Swasta (RS/klinik bersalin) Klinik Umum Swasta Total
7 8
Jumlah Tempat Tidur 2012 2013 2014 2015 2016 472 526 576 519 314 932 938 1.066 1.184 1.116 79 103 102 126 156 60 60 60 60 60 205 247 296 315 382 634 99
88
171
116
120
59 1.811
123 1.948
35 2.068
48 2.325
48 2.657
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Laporan Tahunan Program BUK 2016
Jumlah tempat tidur rumah sakit selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami peningkatan bila tahun 2012 baru terdapat 1.811 TT (Tempat Tidur), tahun 2016 meningkat menjadi 2.604 TT. Penambahan tempat tidur untuk rumah sakit terbanyak di rumah sakit pemerintah kabupaten/kota. Penambahan ini disebabkan bertambahnya jumlah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan, dan Rumah Sakit Umum Daerah Kolaka Timur, Muna Barat dan Buton Selatan. Jika dilihat berdasarkan rasio tempat tidur rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 - 2016 terus menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2016 rasio TT RS terhadap penduduk dapat dikatakan sudah memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan, yaitu 1 : 1.646 dari standar 1 : 1.500. Rasio tempat TT rumah sakit terhadap penduduk ditunjukkan pada gambar 2.7.
20
II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.7 RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016
5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 -
1.538
1.574 2012
1.574
2.068
2013
1.728
1.608
1.646
2.325
2.435
2.604
2015
2016
2014 Tempat Tidur Ratio
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 dan Laporan Tahunan Program BUK 2016
Gambar 2.7 menunjukkan, secara umum rasio tempat tidur rumah sakit di Sulawesi Tenggara sudah mencapai standar yang telah ditetapkan, yaitu 1 : 1500 penduduk, namun demikian kenyataannya dalam pemanfaatan masih belum efektif karena berbagai faktor, diantaranya karena belum meratanya distribusi jumlah tempat tidur rumah sakit di daerah. C.
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
Dalam upaya meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan pemanfaatan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Desa Siaga, Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) dan Pos UKK dan sebagainya. a.
Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat, dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu berdasarkan strata tahun 2012 – 2016 ditunjukkan pada Gambar 2.8.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
21
GAMBAR 2.8 JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN STRATA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 1.400
1.142
1.152
1.200 1.000
927 680
800
1.063 598
231
213
1.247
1.153
1.114
1.129
1.068 640
568
600 400
1.158
263
283
2014
2015 PURNAMA
552 262
200 -
2012 PRATAMA
2013
MADYA
2016 MANDIRI
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar 2.8 menunjukkan peningkatan jumlah posyandu madya, purnama dan mandiri, sebagai konsewensinya jumlah posyandu pratama menurun karena beralih ke strata di atasnya. Meski demikian masih perlu upaya-upaya intensif untuk meningkatkan strata posyandu purnama dan mandiri. Secara absolut jumlah posyandu di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan, bila pada tahun 2012 berjumlah 2.902, maka pada tahun 2016 berkembang menjadi 3.178 posyandu. Berdasarkan keaktifannya, pada tahun 2016 posyandu yang aktif di Sulawesi Tenggara telah mencapai 60.86%, naik cukup signifikan dibanding tahun 2015 yang hanya 42,97%, persentase posyandu aktif menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 2.9. GAMBAR 2.9 PERSENTASE POSYANDU AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Wakatobi Kolaka Timur Kolaka Konawe Konawe Utara Bombana Kolaka Utara Buton Selatan Provinsi Baubau Kendari Buton Utara Konawe Selatan Muna Barat KonKep Buton
0,00
14,29
29,66 31,17 34,05 35,92 42,77 44,14 42,97 56,78 60,68
20,00
40,00
60,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
22
II Sarana Kesehatan
72,67 77,88
87,5
80,00
98,81 100,00 100,00 100,00 100,00
120,00
Posyandu aktif 100% tahun ini telah berhasil dicapai oleh 3 kabupaten masingmasing Muna Barat, Konawe Kepulauan dan Buton. Posyandu aktif terendah di Kabupaten Muna yang hanya mencapai 14.29%. Catatan positif untuk pencapaian Kabupaten Konawe Kepulauan yang pada tahun sebelumnya tidak melaporkan data posyandu aktif, tapi pada tahun ini telah berhasil mencapai posyandu aktif 100%. Rasio posyandu dalam kurun waktu 5 tahun (2012–2016) dengan rasio posyandu terhadap desa/kelurahan mencapai 1,38 atau terdapat 1-2 posyandu setiap desa/kelurahan. Peningkatan jumlah posyandu mengindikasikan tingginya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan. Berikut ini adalah rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016. GAMBAR 2.10 RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Konawe Konawe Utara Kolaka Utara Kolaka Timur Buton Utara Konawe Selatan Wakatobi Muna Barat Provinsi Kolaka Buton Selatan Buton Tengah Bombana Buton Muna Kendari Baubau
0,96 0,99 0,99 1,09 1,14 1,14 1,15 1,15 1,35 1,38 1,45 1,69 1,75 1,8 1,82 1,86 3,23 3,37 0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar 2.10 menunjukkan rasio posyandu tertinggi terdapat di Kota Baubau sebesar 3.37 kemudian Kota Kendari sebesar 3.23, rasio terendah terdapat di Konawe, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan, di ketiga kabupaten tersebut rata-rata 1 desa hanya dilayani 1 posyandu.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
23
b.
Desa Siaga Desa Siaga Aktif merupakan desa/kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Pada tahun 2016 terdapat 1.813 desa siaga dari total 2.277 desa/kelurahan yang terdiri dari strata pratama sebanyak 920, madya sebanyak 510, purnama sebanyak 307 dan mandiri 76 desa siaga. Dibanding tahun lau, terjadi pergeseran jumlah antar strata sebagai konsekwensi dari peningkatan status dari beberapa desa. Berikut ini adalah persentase desa siaga aktif menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016. GAMBAR 2.11 PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Kolaka Timur Muna Barat Konawe Kepulauan Konawe Selatan Buton Utara Buton Selatan Buton Tengah Provinsi Buton Konawe Bombana Wakatobi Baubau Kendari Konawe Utara Kolaka Muna
27,82 36,05 46,88
0,00
20,00
40,00
67,31 68,00 70,00 75,32 80,15 83,16 88,32 91,61 94,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 c.
Poskesdes/Polindes dan Posbindu Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu poskesdes. Tenaga poskesdes minimal 1 orang bidan dan 2 orang kader. Tahun 2016 poskesdes di Provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 869 unit, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebanyak 792 unit. Distribusi Poskesdes dan Polindes menurut kabupaten/kota ditunjukan pada gambar 2.12.
24
II Sarana Kesehatan
GAMBAR 2.12 JUMLAH POSKESDES & POLINDES MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 0 12 5 12 11 17 21 20 9 23 6 25 0 28 0 29 16
Kendari Buton Utara Buton Selatan Buton Tengah Muna Barat Buton Konawe Kepulauan Konawe Utara Baubau
Polindes
43
24
Muna
37
Bombana 11
Kolaka Timur
46 47 60
13
Wakatobi
70
15
Konawe
83
0
Kolaka Utara
109
0
Kolaka
109
27
Konawe Selatan 0
Poskesdes
136 50
100
150
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 Gambar 2.12 menunjukkan jumlah poskesdes dan polindes di kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Bila dikomparasi dengan persentase Desa Siaga aktif di kabupaten/kota (gambar 2.11), terlihat bahwa jumlah UKBM di satu kabupaten/kota tidak selalu berdampak signifikan terhadap kenaikan persentase Desa Siaga aktif, dari 4 kabupaten/kota dengan jumlah UKBM tertinggi, hanya Kolaka yang capaian Desa Siaga Aktifnya mencapai 100%. Dalam pelaksanaan di lapangan, baik Poskesdes maupun Polindes saat ini fungsinya sudah diintegrasikan sehingga tidak ada lagi perbedaan peran yaitu memberikan pelayanan kesehatan umum kepada masyarakat di desa.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
25
26
II Sarana Kesehatan
3 TENAGA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa bagian ,yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Gambaran sumber daya kesehatan yang dipaparkan pada bab ini adalah kelompok tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan baik di puskesmas, rumah sakit, institusi pendidikan, maupun sarana kesehatan lainnya termasuk klinik Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota tahun 2016. Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan memutuskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisan medis. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di provinsi dan kabupaten/kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), dinas kesehatan kabupaten/kota dan UPT (puskesmas), rumah sakit/poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/POLRI dan swasta. Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, umum, dan gigi), tenaga keperawatan (perawat, bidan), tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker dan analis farmasi), tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluhan kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian), tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien), tenaga keterapian fisik (fisioterapi, okupasiterapis dan terapiwicara) serta tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis, teknis gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorikprostetik, teknisi transfusi dan perekam medis). A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN Pada tahun 2016 total tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 9.191 tenaga yang terdiri dari tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) sebesar 818, 4.455 tenaga perawat, 2.944 tenaga bidan, 601 tenaga kefarmasian, 1.677 tenaga kesehatan masyarakat, 602 tenaga gizi, 55 tenaga keterapian fisik dan 343 keteknisan medis. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
27
GAMBAR 3.1 JUMLAH DAN JENIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Keterapian Fisik
55
Dokter Spesialis
173
Dokter Gigi
196
Keteknisan Medis
343
dokter Umum
449
Farmasi
601
Gizi
602
Kesmas/Sanitarian
1.677
Bidan
2.944
Perawat
4.455 -
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan data dasar puskesmas Tahun 2016
Tenaga kesehatan yang terbesar jumlahnya di Sulawesi Tenggara adalah tenaga perawat (perawat dan perawat gigi) sebanyak 4.455 orang, jumlah ini meningkat dari jumlah tahun 2015 yang mencapai 4.089. Rasio tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 3.2. GAMBAR 3.2 RASIO DAN JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Keterapian Fisik
2,28
Perawat Gigi
6,51
dr.Sp
7,09
dr. Gigi
7,25
Apoteker
9,49
Ket. Medis
14,22
Farmasi
15,38
Sanitarian
16,00
dr. umum
17,82
Gizi Kesmas
24,95 53,47
Perawat
167,96
Bidan 0,00
216,89 50,00
100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
28
III Tenaga Kesehatan
150,00
200,00
250,00
Tenaga kesehatan dengan rasio tertinggi adalah tenaga bidan sebesar 216.89 yang artinya setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 216 sampai 217 bidan, kemudian tenaga perawat sebesar 168/100.000 penduduk. Sedangkan rasio terkecil adalah keterapian fisik hanya sebesar 2.28, artinya setiap 100.000 penduduk dilayani hanya oleh 2 tenaga keterapian fisik. Rasio Tenaga Kesehatan (Dokter Spesialis) terhadap 100.000 penduduk menurut kabupaten/kota tahun 2016 ditunjukan pada gambar 3.3. GAMBAR 3.3 RASIO DOKTER SPESIALIS / 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Buton Selatan Buton Tengah Muna Barat Buton Utara Wakatobi Konawe Utara Bombana Konawe Selatan Konawe Kolaka Timur Muna Kolaka utara Buton Prov. Sultra Kolaka Kota Kendari Kota Baubau
0 0 0 0 0 1,05 1,67 1,76 2,03 2,10 2,55
0
5,67 7,01 7,17 7,54 8,91
5
18,37 10
15
22,75 20
25
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016 Rasio dokter spesialis tertinggi terdapat di Kota Baubau sebesar 22,75 lalu Kota Kendari 18,37. Sedangkan rasio terendah terdapat di Wakatobi sebesar 1.05, Konawe Utara dan Bombana dimana setiap 100.000 penduduk hanya dilayani oleh 1-2 dokter spesialis. Untuk Kabupaten Buton Utara, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah, dan Buton Selatan belum terdapat tenaga dokter spesialis. Untuk rata-rata provinsi, rasio dokter spesialis di Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebesar 7,54 yang artinya setiap 100.000 penduduk Sulawesi Tenggara dilayani oleh 7 sampai 8 dokter spesialis. Di samping dokter spesialis, dokter umum juga bisa dikatakan masih terbatas jumlahnya dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk. Distribusi rasio tenaga dokter umum terhadap penduduk menurut kabupaten/kota dapat disimak pada gambar 3.4.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
29
GAMBAR 3.4 RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat
3,89
Buton Tengah
4,23
Konawe Selatan
7,78
Buton Selatan
9,60
Buton
11,26
Konawe Utara
11,73
Kolaka
12,15
Kolaka Timur
12,75
Muna
13,23
Wakatobi
13,69
Bombana
14,70
Kolaka Utara
14,73
Konawe Kepulauan
14,83
Konawe
15,96
Prov. Sultra
17,82
Buton Utara
17,99
Kota Baubau
33,49
Kota Kendari
33,95 0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Rasio dokter umum tertinggi untuk kab/kota terdapat di Kota Kendari sebesar 33.95 disusul Kota Baubau sebesar 33.49, sedangkan rasio terendah di Muna Barat sebesar 3,89. Adapun rasio dokter umum di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 17,82, artinya setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 17 sampai 18 dokter umum. Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat dan perawat gigi. Jumlah perawat tahun 2016 tercatat 4.197 orang dengan rasio per 100.000 penduduk adalah sebesar 173,97. Rasio perawat menurut kabupaten/kota tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 3.5.
30
III Tenaga Kesehatan
GAMBAR 3.5 RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Buton Selatan Kolaka Timur Bombana Buton Tengah Konawe Selatan Konawe Utara Kolaka Muna Buton Prov. Sultra Wakatobi Kolaka Utara Konawe Kepulauan Konawe Kota Baubau Buton Utara Kota Kendari
54,49 56,4 61,22 72,93 76,16 122,58 127,36 128,34 133,26 143,34 173,97 183,19 195,63 228,44 228,93 235,04 243,77 265,74 0
50
100
150
200
250
300
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa rasio perawat tertinggi terdapat di Kota Kendari yakni sebesar 265,74 dan Buton Utara sebesar 243,77, sedangkan terendah di Muna Barat yakni hanya sebesar 54,49 disusul Buton Selatan sebanyak 56,40 perawat. Rasio perawat terhadap penduduk Sulawesi Tenggara sebesar 173,97, artinya setiap 100.000 penduduk di Sulawesi Tenggara dilayani oleh 173-174 tenaga perawat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Jumlah tenaga Bidan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 tercatat sebanyak 2.944 bidan dengan rasio terhadap penduduk sebesar 216,89 bidan per 100.000 penduduk. Jumlah ini menurun dari tahun 2015 dimana bidan tercatat sebanyak 3.153 bidan dengan rasio sebesar 262,66, hal ini di sebabkan karena adanya mutasi tenaga bidan ke institusi lain, juga disebabkan adanya tenaga bidan yang melanjutkan pendidikan yang tidak linear dengan profesinya sehingga menjadi bias dan sering tidak dikategorikan sebagai tenaga bidan lagi. Berikut adalah rasio bidan terhadap 100.000 penduduk menurut kabupaten/kota tahun 2016.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
31
GAMBAR 3.6 RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Buton Kolaka Kota Baubau Wakatobi Kolaka Timur Buton Tengah Buton Selatan Muna Barat Bombana Kota Kendari Konawe Selatan Konawe Kolaka Utara Muna Prov. Sultra Konawe Utara Konawe Kepulauan Buton Utara
33,79 46,56 76,45 80,01 82,91 87,79 88,30 96,00 99,99 117,98 122,24 133,58 144,45 173,03 216,89 256,40 290,74 354,87 0,00
50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Rasio bidan tertinggi terdapat di Konawe Utara sebesar 390,85 dan Buton Utara sebesar 222,34, sedangkan terendah di Kolaka hanya sebesar 75,77.Untuk tingkat provinsi sendiri, rasio tenaga bidan telah mencapai 271,63. Jika berdasarkan angka absolut saja, jumlah tersebut dapat dianggap memadai untuk melayani penduduk Sulawesi Tenggara, tetapi faktor yang juga penting dalam kecukupan tenaga adalah penempatan tenaga atau persebarannya, seyogyanya tidak hanya menumpuk pada daerah-daerah tertentu, misalnya daerah perkotaan atau fasilitas kesehatan tertentu, sehingga akses terhadap pelayanan kebidanan tetap tidak merata, terutama untuk daerah terpencil, pesisir dan perbatasan. Secara keseluruhan penurunan jumlah tenaga kesehatan secara signifikan dari tahun sebelumnya (2015), yang terjadi pada beberapa jenis profesi kesehatan disebabkan adanya mutasi pegawai/tenaga kesehatan ke instansi lintas sektor lain (misalnya Badan Narkotika Nasional, Badan SAR, BKKBN, Badan Pemberdayaan Perempuan, atau SKPD lain), pendidikan lanjutan yang tidak linear dengan jenis profesi awal, dan verifikasi atau perbaikan pengkategorian jenis profesi berdasarkan definisi operasionalnya sehingga mengurangi terjadinya pencatatan ganda jumlah tenaga kesehatan, misalnya seorang perawat yang telah melanjutkan pendidikan ke bidang kesehatan masyarakat dalam pencatatan tenaga sering terhitung ganda sebagai seorang perawat dan tenaga kesehatan masyarakat.
32
III Tenaga Kesehatan
1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal 17 dikatakan bahwa Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan dirinya dalam bekerja. Jenis tenaga kesehatan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : - Dokter atau dokter layanan primer - Dokter gigi - Perawat - Bidan - Tenaga Kesehatan Masyarakat - Tenaga Kesehatan Lingkungan - Ahli teknologi laboratorium medik - Tenaga gizi - Tenaga kefarmasian - Tenaga Non Kesehatan Distribusi tenaga kesehatan menurut jenis yang bekerja di puskesmas ditunjukkan pada gambar 3.7. GAMBAR 3.7 JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Keterapian Fisik
1
Keteknisan Medis
49
Apoteker
59
perawat gigi
99
dr. gigi
127
Farmasi
162
dr. Umum
234
Sanitarian
261
Gizi
304
Kesmas
540
Bidan
2.240
Perawat
2.421 -
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi yang bekerja di puskesmas adalah tenaga perawat dengan jumlah 2.421, kemudian bidan 2.240 orang, Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
33
dan kesehatan masyarakat 540 orang. Sedangkan tenaga kesehatan paling sedikit adalah keterapian fisik dan keteknisan medis (analis kesehatan, teknik gigi, teknik elektromedis, rekam medis dan teknis transfusi darah) yang hanya terdapat 50 orang. Permenkes Nomor 75 tahun 2014 menyatakan bahwa standar tenaga kesehatan di puskesmas untuk tenaga dokter minimal 1 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 2 orang tenaga dokter untuk puskesmas rawat inap, dokter gigi minimal 1 orang baik puskesmas rawat inap maupun non rawat inap, perawat minimal 5 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 8 orang perawat untuk puskesmas rawat inap, tenaga bidan minimal 4 orang untuk puskesmas non rawat inap dan 7 orang bidang untuk puskesmas rawat inap. Bila mengacu pada Permenkes tersebut di atas, berdasarkan angka dan rasio ratarata provinsi, jumlah tenaga perawat dan bidan secara keseluruhan di Sulawesi Tenggara telah memenuhi bahkan di atas standar kebutuhan tenaga puskesmas, akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan masih ditemui puskesmas yang kekurangan salah satu atau kedua jenis tenaga tersebut, hal ini disebabkan distribusi dan penempatan tenaga yang tidak merata, atau mutasi tenaga yang tidak berimbang dan tanpa pertimbangan jumlah yang ideal untuk satu wilayah kerja, menyebabkan tenaga perawat dan bidan lebih banyak atau menumpuk di puskesmas perkotaan dan sekitarnya sehingga mengalami surplus tenaga, sementara di daerah terpencil, pesisir atau kepulauan justru kurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Berikut ini adalah rasio tenaga kesehatan dengan jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun lima tahun terakhir (20112016). GAMBAR 3.8 RASIO TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 S.D. 2016 28 27 27
26
26
25
26
26
24 23 23
22 21
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa rasio tenaga kesehatan dalam kurun waktu dua tahun terakhir mengalami penurunan. Pada grafik diatas juga dapat diketahui bahwa di Provinsi Sulawesi Tenggara rata-rata tenaga kesehatan yang ada di puskesmas sebanyak 22 sampai 23 orang per puskesmas.
34
III Tenaga Kesehatan
GAMBAR 3.9 RASIO & JENIS TENAGA KESEHATAN TERHADAP PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 0,18
Keteknisan medis dr. Gigi
0,46
Farmasi
0,79
dr. Umum
0,84
Sanitarian
0,94
Gizi
1,09
Kesmas
1,94
Bidan
8,03
Perawat
8,28 -
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 rasio tenaga kesehatan yang tertinggi di puskesmas adalah tenaga bidan dan perawat yakni sebanyak rata-rata 8-9 orang per puskesmas. Untuk tenaga kesehatan seperti dokter gigi dan keteknisan medis rasionya masih dibawah 1 atau 0,4, dengan kata lain baru sekitar 40% puskesmas di Sulawesi Tenggara yang memiliki dokter gigi dan tenaga keteknisan medis minimal 1 orang. Bila mengacu pada Permenkes No. 75 Tahun 2014 secara umum beberapa jenis tenaga kesehatan sudah mencapai rasio yang ditetapkan, namun pada kenyataannya masih ada beberapa puskesmas yang tenaganya belum sesuai standar, hal ini disebabkan karena penempatan dan pendistribusian tenaga yang tidak merata atau kebijakan mutasi yang tidak mempertimbangkan kebutuhan tenaga. Berikut ini adalah rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa di Sulawesi Tenggara tahun 2011-2016. GAMBAR 3.10 RASIO TENAGA BIDAN TERHADAP DESA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 S.D. 2016
1,6 1,4 1,2
1,4
1,2
1 0,8
1,4
1,3
0,9
0,6 0,4 0,2 0
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
35
Rasio tenaga bidan terhadap jumlah desa yang ada di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami kenaikan. Rasio tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2016 setiap 1 desa di Sulawesi Tenggara dilayani oleh minimal 1-2 orang bidan, walaupun fakta di lapangan masih ditemukan seorang bidan yang harus menangani 2-3 desa. Hal ini disebabkan penempatan bidan yang tidak merata, juga karena tidak semua tenaga berkualifikasi bidan yang ditempatkan di puskesmas melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan, melainkan lebih sering melaksanakan tugas-tugas administrasi lainnya seperti bendahara, tata usaha, atau sebagai kepala puskesmas. Secara umum permasalahan mengenai kecukupan tenaga yang ada di fasiltas pelayanan kesehatan tingkat primer adalah adanya petugas/tenaga kesehatan yang masih dibebani tanggungjawab ganda, sehingga banyak tenaga kesehatan yang potensial dalam menjalankan tugas dan fungsi utamanya juga sambil mengerjakan tugas-tugas keadministrasian (laporan dan pertanggungjawaban keuangan, administrasi kepegawaian, dll). Sering terjadi tenaga kesehatan tersebut lebih fokus menyelesaikan pekerjaan administratifnya yang merupakan tugas tambahan dibanding memberikan pelayanan kesehatan yang optimal yang seharusnya menjadi tugas pokok dan fungsinya. 2.
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Berdasarkan Permenkes Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Secara keseluruhan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit wilayah Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebanyak 3.237 tenaga kesehatan. Distribusi menurut jenis profesi dapat dilihat pada gambar 3.11. GAMBAR 3.11 JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Perawat Gigi Keterapian Fisik Sanitarian dr. gigi Apoteker Gizi Teknis Farmasi dr. Spesialis dr. Umum Keteknisan Medis Kesmas Bidan Perawat
45 54 58 61 111 143 160 173 203 244 285
-
608 500
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
36
III Tenaga Kesehatan
1.842 1.000
1.500
2.000
Tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2016 cukup proporsional sesuai kebutuhan, karena itu jumlah terbesar diisi oleh tenaga perawat dan bidan. Profesi lain yang sangat dibutuhkan di rumah sakit adalah tenaga dokter dan dokter spesialis. Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter Spesialis di rumah sakit menurut kabupaten/kota tahun 2016. GAMBAR 3. 12 DISTRIBUSI TENAGA DOKTER SPESIALIS DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Buteng Muna barat Busel Konkep Buton Utara Konawe Utara Wakatobi Kolaka Timur Bombana Konawe Buton Kolaka Utara Muna Kolaka Baubau Kendari
0 0 0 0 0 1 1 2 3 5 7 10 12 22 36 66 0
10
20
30
40
50
60
70
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Tenaga dokter spesialis di rumah sakit Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 165 orang masih terpusat di kota-kota terutama ibu kota provinsi atau ibu kota kabupaten yang merupakan kabupaten-kabupaten induk, sedangkan kabupaten-kabupaten baru hasil pemekaran masih sangat sedikit atau bahkan belum ada. Masih terdapat 5 kabupaten yang belum memiliki tenaga dokter spesialis yakni Buton Utara, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Selatan dan Buton Tengah. Keberadaan Dokter Spesialis di Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk dokter spesialis kontrak atau residen. Berikut ini adalah distribusi dan jenis tenaga dokter di rumah sakit menurut kabupaten/kota tahun 2016.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
37
GAMBAR 3. 13 DISTRIBUSI TENAGA DOKTER UMUM DAN DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Buton Tengah
0
Muna barat
0
dr. Umum dr. Gigi
Konawe Kepulauan
3 0
Konawe Utara
3 0
Buton Utara
51
Buton Selatan
4 5
Wakatobi
9
Bombana
71
Konawe Selatan
42
Buton
52
Konawe
0
10 4
Muna
9 2
Kolaka Timur
20
Kolaka Utara
22
Kolaka
13
Baubau
7 16 17
27
8
Kendari
97 0
20
40
24 60
80
100
120
140
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Gambar di atas menunjukkan distribusi tenaga dokter umum dan gigi di Sulawesi Tenggara yang masih dominan bertempat di kabupaten/kota yang telah lama menjadi pusat pemerintahan seperti Kendari, Baubau, Kolaka atau Muna. Disparitas yang jauh antara tenaga dokter terutama dokter spesialis di Kota Kendari dengan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tenggara dapat dipahami dari status Kota Kendari sebagai ibu kota provinsi, yang membawa konsekwensi sebagai pusat bisnis, ekonomi, pendidikan dan politik Sulawesi Tenggara, dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain, sehingga fasilitas dan sarana kesehatan yang relatif lebih lengkap seperti rumah sakit rujukan, klinik, laboratorium kesehatan dan lain-lain sebagian besar berada di Kota Kendari. Persebaran tenaga dokter di atas mencakup rumah sakit pemerintah provinsi, rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit swasta, BUMN dan rumah sakit TNI/POLRI.
38
III Tenaga Kesehatan
3.
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN DAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA
Pada pembahasan berikut ini diuraikan tentang tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas di sarana kesehatan lainnya, tenaga kesehatan di institusi pendidikan, dan tenaga kesehatan yang bekerja pada dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, termasuk unit pengelola teknis daerah. Untuk tahun 2016 total tenaga kesehatan yang bekerja pada institusi pendidikan, sarana kesehatan lainnya, dan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota sebanyak 1.764 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1. TABEL 3.1 JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA DI SARANA KESEHATAN LAINNYA, INSTITUSI PENDIDIKAN, DINAS KESEHATAN &UPT PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Jenis Tenaga Kesehatan Institusi Sarkes Lainnya Institusi Pendidikan Dinkes (Prov & Kab)
Total
dr. Umum
dr. Gigi
Perawat
Bidan
Farmasi
Kesmas
Sanitarian
Teknis Medis
Gizi
Keterapian Fisik
Total
-
1
1
3
12
33
1
1
1
19
72
4
-
87
53
20
85
-
46
-
6
301
8
1
57
40
76
347
66 108
-
23
726
12
2
145
96
108
465
67 155
1
48 1.099
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2016
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa tenaga kesehatan tertinggi bekerja di dinas kesehatan dan UPT sebanyak 726 orang, kemudian di institusi pendidikan sebanyak 301 orang dan yang bekerja di sarana kesehatan lainnya 72 orang. Adapun jenis tenaga kesehatan terbanyak adalah tenaga kesehatan masyarakat yakni sebesar 465 orang dan tenaga Gizi sebanyak 155 orang. Sedangkan tenaga kesehatan berjumlah paling kecil adalah keterapian fisik hanya terdapat 48 orang dan tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) sebanyak 14 orang. Data lebih lengkap mengenai tenaga kesehatan yang bekerja di dinas kesehatan, institusi pendidikan dan sarana kesehatan lainnya dapat dilihat pada tabel 72-80 lampiran profil ini.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
39
4. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP Pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan terutama di puskesmas dan jaringannya pada daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) serta daerah bermasalah kesehatan (DBK) salah satunya di isi dengan cara pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan penugasan khusus. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan distribusi tenaga kesehatan serta untuk meningkatkan dan menjamin akses pelayanan kesehatan masyarakat terutama di daerah terpencil, sangat terpencil dan daerah perbatasan. Pemenuhan tenaga kesehatan dengan status PTT di Sulawesi Tenggara tahun 2016 terdiri dari dokter umum, dokter gigi dan bidan, seperti ditunjukkan gambar berikut. GAMBAR 3. 14 JUMLAH & JENIS TENAGA KESEHATAN PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 1.400
1.341
1.200 1.000 800 600 400
112
200 -
56 Bidan PTT
Dokter Umum PTT
Dokter Gigi PTT
Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra, 2016
Adanya tenaga kesehatan berstatus PTT di atas bahkan belum dapat mengatasi kekurangan tenaga terutama tenaga medis di beberapa wilayah yang terpencil dan sangat terpencil, namun telah dapat mengurangi kesenjangan, meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara yang sebelumnya sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Karena terbatasnya anggaran daerah, sampai saat ini tenaga kesehatan yang berstatus PTT baru sebatas tenaga medis (dokter umum, dokter gigi, dan bidan), meskipun ada wacana untuk pengangkatan tenaga kesehatan lainnya sebagai nakes PTT. Prioritas pada tenaga medis tentu dengan pertimbangan bahwa pelayanan medis adalah yang paling dibutuhkan saat ini oleh masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan dan merupakan indikator utama pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan PTT tersebar di seluruh kabupaten/kota berdasarkan kuota dan kebutuhannya. Berikut adalah persebaran tenaga kesehatan status PTT menurut kabupaten/kota tahun 2016.
40
III Tenaga Kesehatan
TABEL 3.2 JUMLAH DOKTER UMUM, DOKTER GIGI DAN BIDAN PTT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
25
dr. Umum
21
dr. Gigi
20 16
14
15
11 10 5
4
5
4
3
7
5
7
8 5
3
4
5
4
5
3
5
3
5
6 1
2
3
2 2 2
0
160 140 120
0
2
0
1
Bidan PTT
141 106
100 80 60 40 20
46
40
39
33
31
30
30
21
20
20
19
18
17
15
8
0
Sumber : Laporan Tahunan Sub Bag. Kepegawaian Dinkes Prov. Sultra 2016
Data di atas menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) tersebar di diseluruh kabupaten/kota dengan jumlah dan jenis yang bervariasi. Meskipun terdapat perbedaan jumlah tenaga PTT yang cukup jauh antara beberapa kabupaten/kota, perbedaan tersebut sebenarnya proporsional, karena penempatan tenaga PTT disesuaikan dengan luas wilayah dan jumlah daerah terpencil, Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
41
sangat terpencil, kepulauan dan perbatasan, yang tentu saja tidak sama antara kabupaten yang satu dengan lainnya. Sejauh ini penempatan tenaga kesehatan PTT sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, dan turut berkontribusi dalam peningkatan pencapaian program kesehatan.
42
III Tenaga Kesehatan
4 PEMBIAYAAN KESEHATAN A.
ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Uraian tentang pembiayaan kesehatan meliputi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan perkembangan jaminan pemeliharaan kesehatan di daerah. Anggaran kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 bersumber dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan APBN (DAU, DAK, Dana BPJS, Dekon, dan PHLN). Jumlah anggaran kesehatan menurut sumber pembiayaan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 ditunjukkan pada tabel 4.1. TABEL 4.1 ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN MENURUT SUMBER ANGGARAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No 1 2 3
4
Sumber Anggaran
Jumlah
APBD Kab/Kota (Belanja Langsung) APBD Provinsi (Belanja Langsung & Tidak langsung) APBN : - Dana DAK - Dana Dekonsentrasi - Dana Badan Penyelenggara Jamsos Kesehatan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) - GF- TB - GF- Malaria - GF – HIV/AIDS - GF Kusta - GAVI TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
1.348.101.568.682 290.188.001.997 939.002.656.274 648.600.684.000 62.781.694.000 227.620.278.274 6.932.294.775 2.868.331.000 1.060.573.225 856.172.750 232.310.000 1.914.907.800 2.584.224.521.728
Sumber:ProfilKesehatanKab/Kota 2016 dan Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016
Tabel 4.1 menunjukkan total anggaran kesehatan tahun 2016 dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2.584.224.521.728,- anggaran terbesar dari APBD kab/kota sebesar Rp 1.348.101.568.682,- dan anggaran kesehatan perkapita sebesar 997.054,05,-Alokasi anggaran APBD menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 – 2016 ditunjukkan pada tabel 4.2.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
43
TABEL 4.2 ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 KAB/KOTA
2012
2013
2014
2015
2016
BUTON
40.820.236.600
11.008.134.450
10.335.053.500
14.894.492.100
43.278.870.000
MUNA
41.977.558.980
37.749.055.043
41.500.271.961
29.196.714.000
67.072.970.000
KONAWE
45.418.872.053
33.631.857.965
29.765.442.000
29.889.032.039
265.350.458.447
KOLAKA
46.219.375.948
43.670.110.000
25.601.524.454
30.302.610.000
63,149.591.817
KONAWE SELATAN
27.266.927.186
23.253.582.000
30.708.581.500
26.178.426.300
54.355.953.428
BOMBANA
37.738.968.652
23.945.756.231
25.956.109.334
32.707.963.537
31.197.533.121
WAKATOBI
9.643.935.520
9.619.552.000
11.253.667.220
15.022.279.750
18.230.613.040
KOLAKA UTARA
24.613.036.364
40.248.036.000
24.304.882.718
59.826.876.936
30.570.132.579
KOTA KENDARI
43.915.907.161
60.816.016.260
23.462.580.315
29.012.643.839
39.549.133.278
KOTA BAUBAU
22.963.669.584
21.047.779.000
15.290.154.518
20.849.004.124
36.597.806.567
BUTON UTARA
17.223.121.605
20.431.635.254
18.991.917.053
27.875.892.103
41.328.906.849
9.643.935.520
28.431.635.254
38.985.453.682
19.058.510.282
18.928.836.340
KOLAKA TIMUR
15.075.034.573
19.554.074.344
14.553.332.530
KONAWE KEP
25.074.346.128
24.935.509.600
4.477.572.024
4.367.414.500
16.248.810.000
BUTON TENGAH
24.127.516.000
17.267.864.100
BUTON SELATAN
3.298.541.756
21.007.925.130
407.097.501.210
783.166.309.250
KONAWE UTARA
MUNA BARAT
JUMLAH (Rp)
408.265.781.733
374.238.527.211
336.305.018.956
Sumber: ProfilKesehatanKab/Kota 2016 dan Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016
Berdasarkan jumlah anggaran kesehatan tahun 2016 total APBD kab/kota sebesar Rp. 783.166.309.250,- jumlah ini meningkat dari tahun 201 5 sebesar Rp. 407.097.501.210,-. Secara umum, anggaran kesehatansemua kabupaten/kota dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami Peningkatan. B.
JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
Salah satu program jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah Program Jamkesmas dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui program Jamkesmas diharapkan dapat menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin. Pada tahun 2016 terdapat 100.770 orang yang memiliki jaminan kesehatan dari total penduduk Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebesar 2.591.860jiwa. Berikut ini adalah jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan menurut kabupaten/Kota Tahun 2016.
44
IV Pembiayaan Kesehatan
TABEL 4.3 KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No
Kab/Kota
Non PBI
PBI
Memiliki Jaminan Prog. NON Jamkesda Bahteramas JKN
Jumlah Penduduk
1
Buton
148.808
23.813
1.095
12.132 (60.031)
2
Muna
146.844
40.772
7.607
15.098
31.356
211.622
3
Konawe
111.407
48.073
26.010
20.049
66.654
238.067
4
Kolaka
118.438
51292
14.069
11.776
32.903
246.999
5
Konawe Selatan
140.190
39.174
9.999
19.598
115.587
295.326
6
Bombana
74.599
15.204
-
6.860
44.992
170.020
7
Wakatobi
47.530
14.075
5.078
7.624
42.840
94.985
64.578
16.144
2.065
3.731
50.912
142.614
35.507
7.674
2.501
3.065
15.570
61.124
27.015
8.102
14.998
5.741
14.143
59.673
31.499
4.594
5.584
4.798
75.968
156.803
25.072
854
1.200
2.840
6.581
33.707
1.215
53
-
4.176
76.736
77.084
4.682
53
-
6.108
109.472
94.541
5.138
108
-
5.543
88.737
93.983
71.162
160.414
5.891
12.262
94.870
359.371
52.659
44.850
4.673
8.998
51.079
158.271
1.106.343
475.249
100.770
159.518
858.369
2.591.860
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kolaka Timur Konawe Kepulauan Muna Barat Buton Tengah Buton Selatan Kota Kendari Kota Baubau
Provinsi
97.670
Sumber: Laporan tahun Seksi Bimdal Pembiayaan Jaminan Kesehatan, 2016
Pada tabel diatas diketahui bahwa Jumlah PBI di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 1.106.343, Non PBI 475.249, Jamkesda sebanyak 100.770, program bahteramas sebanyak 159.518, Non JKN sebesar 858.369. Kepemilikan kartu Jaminan Kesehatan ini termasuk dengan program jaminan kesehatan daerah melalui program Bahteramas. Untuk
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
45
Penerima Bantuan Iuran (PBI) tertinggi di Butonyaitu sebanyak 148.808 jiwa, terendah di Muna Barat hanya sebesar 1.215 jiwa. C.
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintah kabupaten/kota meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di puskesmas dan jaringannya. Upaya ini diharapkan dapat mendorong percepatan cakupan pelayanan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan pencapaian indikator SPM dan tercapainya target MDG’s bidang kesehatan. Pemanfaatan dana BOK di fokuskan pada upaya promotif dan preventif yang meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit.Alokasi Dana BOK Tahun 2016 tersebar di 280 puskesmas Provinsi Sulawesi tenggara dengan pagu anggaran sebesar sebesar Rp. 44.839.354.000, dan realisasi sebesar Rp. 44.635.732.366,- (99,5%). Berikut adalah realisasi anggaran TP BOK menurut Kabupaten/Kota tahun 2015. TABEL 4.4 REALISASI ANGGARAN TP BOK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No
KAB/KOTA
1
BUTON
3.458.000.000
3.458.000.000
2
MUNA
6.750.000.000
6.703.118.000
99
3
KONAWE
6.144.000.000
6.144.000.000
100,0
4
KOLAKA
3.000.000.000
2.826.444.000
94
5
KONSEL
5.911.000.000
5.907.384.501
100,0
6
BOMBANA
5.522.000.000
4.353.756.500
79
7
WAKATOBI
5.180.000.000
4.968.487.900
96
8
KOLAKA UTARA
4.048.000.000
4.047.820.000
100,0
9
BUTON UTARA
2.450.000.000
2.230.183.000
91
10
KONAWE UTARA
3.735.000.000
3.734.637.500
100,0
11
KOTA KENDARI
3.225.000.000
3.206.191.000
99
12
KOTA BAU-BAU
3.519.000.000
3.398.812.150
97
13
KOLAKA TIMUR
3.224.000.000
3.219.500.000
100,0
14
KONAWE KEPULAUAN
1.694.000.000
1.694.000.000
100,0
15
MUNA BARAT
3.750.000.000
3.389.431.200
90
16 17
BUTON SELATAN BUTON TENGAH
2.128.000.000 3.192.000.000
792.725.000 1.919.454.494
37 60
66.930.000.000
58.604.514.045
88
Jumlah
PAGU
REALISASI
Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016
46
IV Pembiayaan Kesehatan
% 100,0
Pada tahun 2016 terdapat 7 kabupaten/kota dengan realisasi TP BOK 100 % yakni Buton, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Konawe Utara, KolakaTimur dan KonaweKepulauan. D. JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam membantu persalinan untuk ibu hamil untuk mendekatkan akses pada fasilitas kesehatan. Bantuan ini berupa Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), biaya rujukan persalinan, biaya untuk pengantar ibu hamil beserta uang makan. Berikut adalah realisasi anggaran jampersal menurut Kabupaten/Kota tahun 2016. TABEL 4.4 REALISASI ANGGARAN JAMPERSAL MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KAB/KOTA BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONSEL BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOTA KENDARI KOTA BAU-BAU KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON SELATAN BUTON TENGAH
Jumlah
PAGU
REALISASI
%
1.435.780.000 1.161.130.000 914.260.000 710.680.000 1.129.540.000 665.050.000 322.240.000 517.630.000 296.420.000 243.850.000 3.312.171.340 220.500.000 621.670.000 131.530.000 1.079.320.000 1.204.000.000 1.146.100.000
50.596.140 0 914.260.000 26.646.784 1.129.540.000 102.000.000 75.024.000 374.968.538 113.590.000 0 460.927.000 53.486.000 611.169.604 0 0 0 0
4 0 100 4 100 15 23 72 38 0 14 24 98 0 0 0 0
15.111.871.340
3.912.208.066
26
Sumber: Laporan Tahunan Sub Bag. Program 2016
Pada tahun 2016 terdapat 2 kabupaten/kota dengan realisasi anggaran jampersal 100% yakni Konawe dan Konawe Selatan.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
47
48
IV Pembiayaan Kesehatan
5 KESEHATAN KELUARGA KKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan biasanya memiliki hubungan darah dan perkawinan, dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan di antara anggotanya. Anak dan Ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap stutus kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal tersebut disebabkan Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua Indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masayarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyebaran penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap perorangan. A. KESEHATAN IBU Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup Tinggi bila dibandingkan dengan negara tentangga. Di Tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi investasi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer. Upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
49
1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trisemester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trisemester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trisemester ke tiga (24 minggu- lahir), standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas yaitu : -
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan Pengukuran tekanan darah Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan Penentuan presentase janin dan denyut jantung janin Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling termasuk program keluarga berencana) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah Tatalaksana kasus
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator capaian K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan. Pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu difokuskan pada upaya penurunan AKI. Sehubungan dengan upaya tersebut, maka prioritas kegiatan diarahakan pada : persentase ibu hamil yang telah K4 dengan target 74%, persalinan di faskes (target 77%), pelayanan bufas dan pelaksanaan kesehatan ibu hamil (target 81%), serta pelaksanaan program P4K (target 83%) Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1
50
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 120,00 100,00 80,00 60,00
91,26 80,36
83,45 75,48
92,9
96,14
80,5
81,41
88,10 73,96
40,00 K1
20,00 0,00
2012
2013
2014
K4 2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, 2016 dan Laporan Tahunan Program KIA, 2016
Dari gambar 5.1 diketahui bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukan hasil yang berfluktuasi, untuk cakupan K1 pada tahun 2012 sampai tahun 2013 cenderung menurun, sedangkan periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 cenderung meningkat, namun kembali menurun pada dua tahun terakhir. Hal yang sama terjadi pada cakupan K4, dengan pola kecenderungan yang kurang lebih sama dengan K1. Kecenderungan ini perlu dievaluasi karena dengan semakin meningkatnya rasio tenaga bidan seharusnya berbanding lurus dengan cakupan K1 dan K4. Data lebih lengkap mengenai cakupan K4 menurut kabupaten/kota tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 5.2
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
51
GAMBAR 5.2 CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
Konawe Selatan
54,90
Buton Tengah
57,76
Buton Utara
58,58
Konawe Kepulauan
59,38
Muna Barat Konawe Konawe Utara Buton
64,89 Target KIA 2016 = 74 %
66,26 70,64 71,21
Bombana
73,45
Provinsi
73,96
Kolaka Timur
74,53
Muna
77,93
Buton Selatan
79,22
Kolaka Utara
79,34
Kolaka
81,28
Wakatobi
82,46
Baubau
83,07
Kendari
94,24 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Bila mengacu pada target provinsi tahun 2016 (74%), cakupan K4 Provinsi Sulawesi Tenggara rata-rata belum mencapai target. Tercatat 8 daerah yang mencapai bahkan melampaui target tersebut, Kota Kendari merupakan dearah dengan cakupan tertinggi sebesar 94,24% sedangkan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Konawe Selatan yang hanya sebesar 54,90%. Peningkatan cakupan K4 diharapkan dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh nakes, sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi. Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil K4 pada tahun 2016 Sulawesi Tenggara hanya mencapai 73,96%, lebih rendah dari cakupan tahun sebelumnya yang mencapai 80,50%. Hasil ini masih berada sedikit di bawah target program KIA tahun 2016 sebesar 74%, namun masih jauh di bawah target Renstra Kemenkes sebesar 95%.
52
V Kesehatan Keluarga
2. PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, dan bidan serta upayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan di tolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan Pn). Berikut adalah gambaran cakupan persalinan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. GAMBAR 5.3 CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 88
85,81
86 81,95
84 82 80
85,19
79,52
80,85
78 76
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Dari gambar 5.3 diketahui bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Sulawesi Tenggara pada periode 2012 sampai dengan 2014 cenderung meningkat, namun pada 2 tahun terakhir kembali menurun. Menurunnya cakupan Pn ini berkaitan dengan penurunan cakupan K1 dan K4, karena menurunnya angka kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan tentu bisa berimbas pada menurunnya angka persalinan oleh tenaga kesehatan. Jika mengacu pada target Program KIA provinsi sebesar 77%, hasil diatas telah melampaui target dalam lima tahun terakhir, namun demikian, secara nasional cakupan Pn Sulawesi Tenggara belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan sebesar 90%.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
53
GAMBAR 5.4 CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 BUTON TENGAH KONAWE KEPULAUAN KONAWE SELATAN KONAWE BUTON UTARA KONAWE UTARA BOMBANA BUTON KOLAKA UTARA PROVINSI MUNA BARAT KOTA BAUBAU MUNA KOLAKA TIMUR BUTON SELATAN WAKATOBI KOTA KENDARI KOLAKA
61,75 66,74 71,60 72,83 73,49 73,95 75,03 76,10 Target Provins 2016 = 77 % 79,33 80,85 81,02 83,63 86,39 86,56 89,87 89,38 92,17 97,57 0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (salinakes) Sulawesi Tenggara tahun 2016 mencapai 80,85%, turun 8% dibanding tahun sebelumnya, dan telah mencapai target provinsi (77%) meskipun masih di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan yang ditetapkan sebesar 90%. Jika dilihat berdasarkan capaian kabupaten/kota hanya 8 kabupaten/kota yang belum memenuhi target provinsi sedangkan 9 daerah lainnya telah mencapai target, 2 daerah bahkan telah mencapai target Renstra yakni Kabupaten Kolaka dan Kota Kendari.. Dengan demikian secara keseluruhan masih ada 8 kabupaten/kota yang cakupannya belum mencapai target, beberapa faktor menjadi penyebab, faktor sosial budaya di antaranya pilihan dan kepercayaan masyarakat terhadap dukun bersalin yang masih cukup tinggi, faktor ekonomi antara lain biaya ke faskes maupun nakes yang relatif tinggi (meskipun ibu bersalin telah dijamin oleh Jampersal tapi program tersebut hanya menjamin biaya persalinan, tidak mencakup biaya transoprt dan biaya lain-lain baik untuk si ibu bersalin maupun keluarga yang mendampingi), faktor teknis diantaranya fasilitas kesehatan yang relatif sulit dijangakau, tenaga bidan maupun dokter yang terbatas, fasilitas dan peralatan yang kurang memadai, dan faktor-faktor nonteknis seperti kondisi geografis yang sulit dengan sarana transportasi yang kurang memadai, advokasi terhadap pemerintah setempat yang belum optimal, atau sering terjadi tenaga kesehatan (bidan desa) tidak berada di tempat pada saat dibutuhkan sehingga masyarakat beralih ke dukun.
54
V Kesehatan Keluarga
Gambar 5.1 dan 5.3 menunjukan bahwa baik cakupan pelayanan ibu hamil K4 maupun pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Sulawesi Tenggara selama 5 tahun terakhir cenderung berfluktuasi, namun di tahun terakhir (2016) cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya, hasil tersebut juga sekaligus memberikan gambaran bahwa capaian yang diperoleh secara nasional belum mencapai target yang ditetapkan, namun demikian, bila progress kedua indikator di atas dibandingkan menunjukkan hasil yang berbanding lurus terutama untuk 4 tahun terakhir, hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kesenjangan data capaian yang dilaporkan semakin kecil, yang dapat diartikan semakin membaiknya kinerja tenaga kesehatan, baik petugas di lapangan maupun programmer tingkat kabupaten/kota termasuk juga dalam hal pencatatan dan pelaporannya. Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar dapat dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul pada saat persalinan. Apabila seorang ibu datang langsung untuk bersalin di tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka faktor resiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih sulit diantisipasi. Bila melihat data program capaian persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2016 yakni sebesar 80,85% Provinsi Sulawesi Tenggara, diketahui bahwa sebagian besar persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ada (Rumah sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, Pustu, Polindes dan Poskesdes) atau hanya 14.19% persalinan yang tidak dilakukan di fasyankes. Data hasil Riskesdas menunjukkan hasil yang agak berbeda, berikut adalah proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin menurut Riskesdas di Sulawesi Tenggara. GAMBAR 5.5 PROPORSI KELAHIRAN BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI SULAWESI TENGGARA RISKESDAS TAHUN 2013
RS; 14,10 RUMAH/ LAINNYA; 65,67
RB/KLINIK BERSALIN; 6,10 PUSKESMAS/ PUSTU; 11,13 POLINDES/ POSKESDES; 3,00
Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013
Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan Sulawesi Tenggara (65.67%) dilakukan di rumah/tempat lain sedangkan persalinan di fasyankes hanya 34.37%. Hal ini menunjukkan masih besarnya gap antara data program dengan data Riskesdas.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
55
GAMBAR 5.6 PROPORSI PENOLONG PERSALINAN DENGAN KUALIFIKASI TERTINGGI DI INDONESIA, RISKESDAS TAHUN 2013
TIDAK ADA PENOLONG; 0
PERAWAT; 0,30%
DOKTER; 18,50% NON KES; 11,80%
BIDAN; 68,60%
Sumber : Buku 1 RISKESDAS Prov. Sultra Tahun 2013
Dari gambar 5.6 terlihat bahwa penolong persalinan dengan persentase tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu tenaga non kesehatan (11,8%), dan masih terdapat 0,8 % kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, hanya 0,3 % kelahiran yang ditolong oleh perawat. 3. PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS Nifas adalah periode dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibi nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi : - Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu) - Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri) - Pemeriksaan lohkia dan cairan per vaginam lain - Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI Eksklusif. - Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) - Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan. Berikut adalah proporsi ibu bersalin mendapat pelayanan kesehatan nifas.
56
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.7 CAKUPAN IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Buton Tengah Konawe Selatan Konawe Kolaka Timur Konawe Utara Buton Utara Bombana Provinsi Muna Barat Muna Buton Wakatobi Kolaka Utara Baubau Buton Selatan Kendari Kolaka
49,07 63,31 68,17 69,10 73,97 75,06 77,01 77,50 78,76 78,52 78,85 Target Provinsi 2016 = 81 % 79,26 Target Renstra = 90 % 81,69 81,79 83,42 88,38 91,74 94,78 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Gambar 5.7 menunjukkan bahwa secara nasional cakupan pelayanan ibu nifas (KF3) di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 belum mencapai target baik target Program KIA provinsi maupun Renstra Kesehatan, sedangkan Sulawesi Tenggara baru mencapai 78,76%. Bila dipilah menurut kabupaten/kota, hanya 6 kabupaten/kota yang sudah mencapai target provinsi, 2 diantaranya telah mencapai target renstra yakni Kolaka dan Kota Kendari. 11 kabupaten/kota lainnya masih di bawah target, 8 di antaranya berada di bawah rata-rata provinsi. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan cakupan ibu bersalin mendapat yankes nifas dengan cakupan K1/K4 dan cakupan Pn karena memiliki indikator program serta pola kecenderungan yang sama. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan ke fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes/poskesdes dan posyandu) sangat bermanfaat khususnya dalam pengimplementasian upaya kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak bisa datang ke fasilitas kesehatan. Faktor lain adalah adanya program Jampersal dimana program ibu nifas termasuk program yang dijamin oleh Jampersal. Berikut ini adalah cakupan pelayanan ibu bersalin/nifas di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun terakhir.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
57
GAMBAR 5.8 CAKUPAN IBU BERSALIN/NIFAS MENDAPAT YANKES NIFAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 90 88 86 84 82 80 78 76 74 72
87,83 84,93
77,73
2012
78,74 78,76
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Cakupan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas selama tahun 2012-2016 Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan trend yang fluktuatif, cakupan tertinggi dicapai pada tahun 2014 yakni sebesar 87,83%, pada 2 tahun terakhir cenderung menurun sejalan dengan menurunnya cakupan K1/K4 maupun Pn. 4. PELAYANAN/PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak di sebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan pencegahan serta penanganan defenitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Berikut adalah trend persentase cakupan penanganan komplikasi kebidanan 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara.
58
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.9 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN (%) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 70,00 60,00
64,07
66,66
50,00
49,82
40,00
55,65
49,24
30,00 20,00 10,00 0,00
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Secara umum cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun terakhir lebih cenderung turun dan masih berkisar 49% - 66%, hasil ini tergolong rendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya : - Pencatatan dan pelaporan kohort ibu dan partograf belum terlaksa dengan baik - Kompetensi bidan yang rendah, terutama dalam penanganan komplikasi obstetri - Kurangnya koordinasi antara puskesmas dan rumah sakit dalam hal rujukan pasien bumil komplikasi - Puskemas mampu PONED banyak yang tidak aktif lagi dikarenakan tenaga yang sudah terlatih pindah tugas/melanjutkan pendidikan - Distribusi/penempatan bidan yang tidak merata - Program P4K belum tersosialisasi dengan baik sampai ke tingkat puskesmas dan desa - Kemampuan tenaga bidan masih kurang khususnya dalam penyusunan laporan dan pemahaman terhadap defenisi operasional. - Perkiraan sasaran bumil dengan komplikasi kebidanan yang tidak akurat, sehingga perhitungan hasil cakupan menjadi rendah - Sarana dan prasaran yang tidak memadai terutama daerah pedesaan/terpencil
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
59
GAMBAR 5.10 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 KONAWE UTARA WAKATOBI BUTON KONAWE KEPULAUAN BUTON SELATAN BUTON UTARA KOLAKA UTARA KOLAKA TIMUR BOMBANA BUTON TENGAH KOTA BAUBAU KONAWE PROVINSI KONAWE SELATAN KOLAKA MUNA BARAT KOTA KENDARI MUNA
0,00 6,23 17,21 21,64 22,25 26,50 28,28 31,78 41,42 41,60 41,68 47,05 49,24 50,99 52,99 54,83
0,00
20,00
40,00
Target Renstra 2016 = 75 %
88,14 60,00
80,00
101,06 100,00
120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Pada gambar 5.10 diatas menunjukkan distribusi cakupan penanganan komplikasi kebidanan menurut kabupaten/kota tahun 2016. Bila mengacu pada target Renstra yang ditetapkan, tercatat hanya 2 kabupaten yang telah mencapai target yaitu Kabupaten Muna dan Kota Kendari. Rata-rata untuk tingkat provinsi baru mencapai 49,24 %, masih jauh di bawah target. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan sangat penting dalam upaya mencegah atau menurunkan angka kematian ibu, karena selalu menjadi salah satu faktor resiko terbesar dalam kejadian kematian ibu bersalin. Salah satu tujuan Program kesehatan Ibu adalah mempercepat penurunan Angka Kematian dan Kesakitan Ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) disamping memberikan gambaran status kesehatan masyarakat, juga dapat memberikan gambaran tingkat pelayanan kesehatan terutama pelayanan ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu masa nifas. Penyebab kematian ibu terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah pendarahan, penyebab lain-lain dan ekslamsi atau hipertensi dalam kandungan (HDK). Kematian ibu lima tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara tetap didominasi oleh pendarahan dan penyebab lain-lain. Berikut adalah gambaran kematian ibu menurut sebab di Sulawesi Tenggara dalam waktu dua tahun terakhir.
60
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.11 KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 & 2016 25
20
15
10
22
2015
23
18
17 15 12 9
8
5
0
2016
6 0 Perdarahan Lain-lain
Eklamsi
Hipertensi (HDK)
0
2
Asma
Infeksi
2
3
Depresi
0
2
Retensio Plasenta
Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara umumnya disebabkan oleh pendarahan, penyebab lain-lain (retensio urine, asma bronkial, febris, post sc, sesak nafas, sesak nafas post sc, dekompensasi cordis, plasenta previa, komplikasi tbc, gondok, gondok beracun, TBC,) dan HDK. Berbagai faktor menjadi penyebab seperti ekonomi, pengaruh budaya, rendahnya kunjungan ke tenaga kesehatan selama hamil, keterlambatan merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, atau terlambat mendapat pertolongan yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah satunya adalah melalui program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan pada totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari resiko pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di tingkat Puskesmas (PONED) dan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Konprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap siagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Diperkirakan bahwa 20% kehamilan akan mengalami komplikasi, sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
61
bila : 1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penangan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III untuk mencegah perdarahan pasca salin; 3) Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna. GAMBAR 5.12 JUMLAH KEMATIAN IBU PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 100 80
84
60
79 65
67
2014
2015
74
40 20 0
2012
2013
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir jumlah kematian ibu di Sulawesi Tenggara berfluktuasi, cenderung menurun namun kembali meningkat dalam 2 tahun terakhir, ini tidak sejalan dengan cakupan pelayanan ibu hamil yang menunjukkan peningkatan, begitu pula dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yang seyogyanya diharapkan dapat menekan dan menurunkan jumlah kematian ibu. Kematian ibu yang di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat terjadi pada berbagai tempat persalinan maupun oleh tenaga penolong persalinan yang ada, apakah itu dokter, bidan, dukun bersalin, maupun penolong lain yang tidak memiliki background kesehatan. Pada tahun 2016, dari 74 kasus kematian ibu bersalin, kasus kematian ibu tertinggi berdasarkan tenaga penolong persalinan adalah kematian ibu bersalin yang ditolong oleh bidan sebanyak 29 kasus dan dokter dengan 26 kasus. Gambaran kematiaan ibu berdasarkan tenaga penolong persalinan dapat dilihat pada gambar berikut.
62
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.13 KEMATIAN IBU MENURUT PENOLONG PERSALINAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 35 30 25
29
27
20 15 10
10
5 0
6 2 Bidan
Dokter
Tanpa Data
Dukun Bersalin
Non Kesehatan
Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu bersalin tertinggi justru terjadi pada ibu hamil yang proses persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu bidan dan dokter dengan jumlah 56 kasus atau lebih dari 75% total kematian ibu bersalin. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas persalinan oleh tenaga kesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, tetapi bila ditelusuri lebih jauh, kecenderungan ini sebenarnya terjadi karena rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten selama proses kehamilannya. Akibatnya kelainan maupun komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi selama masa kehamilan menjadi tidak terdeteksi, sehingga meningkatkan resiko kematian pada saat persalinan. Faktor keterampilan tenaga kesehatan dan serta kelengkapan fasilitas maupun sarana dan prasarana juga turut berperan. Dalam banyak kasus kamatian ibu bersalin yang ditangani oleh tenaga kesehatan (bidan maupun dokter), umumnya baru meminta pertolongan pada tenaga kesehatan atau dirujuk ke fasyankes pada saat dalam kondisi kritis/gawat, sehingga upaya pertolongan apapun yang diberikan menjadi kurang efektif dan pada akhirnya sering berujung pada kematian ibu maupun bayinya. Ironisnya, kasus kematian seperti ini kemudian tercatat sebagai kematian ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan), hal ini tentunya dapat menimbulkan interpretasi atau penafsiran yang keliru bila tidak disertai penjelasan dan data yang akurat. Selain penyebab kematian dan penolong persalinan, kematian ibu bersalin dikelompokkan pula berdasarkan tempat meninggalnya.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
63
GAMBAR 5.14 KEMATIAN IBU MENURUT TEMPAT MENINGGAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 40 35
38
30 25 20
20
15 10 5 0
7 Rumah Sakit
Rumah
Perjalanan
5
3
1
Tempat Lain
Puskesmas
Klinik Dokter
Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Rumah sakit merupakan tempat dengan jumlah kasus kematian ibu bersalin tertinggi dibandingkan dengan tempat bersalin lainnya yang tercatat. Data ini tentunya juga menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa amannya melahirkan di rumah sakit. Seperti halnya dengan kasus kematian ibu menurut tenaga penolong, kematian ibu menurut tempat meninggal sebenarnya memiliki kecenderungan sebab yang sama, yaitu kondisi pasien/ibu bersalin yang sudah sangat kritis ketika tiba atau dirujuk ke rumah sakit. Hal ini akan memperkecil peluang bagi dokter maupun tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan pertolongan optimal dalam upaya menyelamatkan jiwa baik ibu maupun bayinya, di sisi lain, kematian ibu bersalin dalam kasus seperti ini akan tetap tercatat sebagai ibu bersalin yang meninggal di rumah sakit atau puskesmas.. Faktor resiko berikut dalam variabel kematian ibu bersalin adalah usia ibu melahirkan. Dalam setiap jenjang usia ibu hamil, memiliki tingkat resiko yang berbeda pula. Secara umum, kehamilan di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun lebih beresiko tinggi dibanding jenjang usia lainnya, disamping faktor-faktor resiko lain yang ikut berperan. Distribusi jumlah kematian ibu berdasarkan usia ibu melahirkan ditunjukkan pada gambar berikut.
64
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.15 KEMATIAN IBU MENURUT USIA IBU MELAHIRKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 < 20 thn; 6 kasus; 8%
> 35 thn; 28 kasus; 38%
20-34 thn; 40 kasus; 54%
Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Berdasarkan kelompok umur, jumlah kematian ibu melahirkan tertinggi terdapat pada jenjang usia 20-34 tahun sebanyak 40 kasus atau sebesar 54% dari total kasus kematian ibu melahirkan. Meskipun jumlah tertinggi ditemukan pada kelompok umur 20-34, namun tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa kelompok umur tersebut adalah yang paling beresiko, jumlah tersebut bisa terjadi karena kelompok umur 20-34 adalah usia paling produktif dari perempuan sehingga dengan sendirinya populasi ibu hamil pada usia ini jauh lebih besar dari kelompok umur lainnya, sehingga walaupun secara jumlah absolut maupun persentase kematian ibu umur 20-34 tampak lebih tinggi, jika diperbandingkan dengan jumlah keseluruhan ibu hamil pada kelompok umur ini maka rasionya justru relatif lebih rendah. Hal sebaliknya terjadi pada kelompok umur lainnya yang merupakan kelompok umur beresiko tinggi, yaitu usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 34 tahun. Meskipun secara jumlah absolut dan persentase tampak lebih rendah, tapi secara rasio sesungguhnya relatif jauh lebih tinggi dibanding kelompok umur 20-34 tahun. Hal ini bisa terjadi karena populasi keseluruhan ibu hamil pada kelompok umur ini jauh lebih sedikit, sehingga setiap kasus kematian ibu melahirkan yang terjadi akan menaikan rasionya secara signifikan. Berdasarkan masa/fase kehamilan saat meninggal, kasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara dapat pula dipilah dalam tiga fase, yaitu masa kehamilan, saat bersalin, dan masa nifas. Distribusi kematian ibu berdasarkan fasenya ini secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar 5.16 berikut.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
65
GAMBAR 5.16 KEMATIAN IBU MENURUT FASE KEHAMILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
Masa Nifas; 33 kasus; 44%
Masa Kehamilan; 19 kasus; 26%
Masa Bersalin; 22 kasus; 30%
Sumber: Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Data yang ada menunjukkan bahwa tahap pasca melahirkan atau masa nifas adalah masa yang beresiko paling tinggi dalam fase atau tahapan seorang ibu hamil. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab, baik berupa faktor tunggal maupun komplikasi, namun secara umum kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan karena terjadinya perdarahan yang disebabkan kontraksi uterus yang tidak normal, tertinggalnya sisa plasenta, robekan jalan lahir atau robekan pada serviks/uterus. Resiko menjadi bertambah bila pelayanan ANC yang diberikan tidak sesuai standar. Hal berikut yang sangat penting dalam memberikan gambaran lengkap mengenai kasus kematian ibu di Sulawesi Tenggara adalah pemetaan kasus berdasarkan wilayah atau daerah adminstratif, dalam hal ini kabupaten/kota. Dari data berdasarkan kabupaten/kota ini kemudian dapat dilihat sebaran kasus yang terjadi, daerah mana yang jumlah kematian tertinggi/terendah, naik atau turun. Sekaligus juga dapat dibandingkan dengan upaya dan program apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menurunkan angka kematian di daerahnya. Berikut adalah sebaran kasus kematian ibu berdasarkan kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara tahun 2016.
66
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.17 SEBARAN KASUS KEMATIAN IBU MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
≥7 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2016 kasus kematian ibu terjadi di semua kabupaten/kota, jumlah kasus berkisar 1-10, dengan rata-rata 4 kasus per kabupaten. Jumlah keseluruhan kasus kematian ibu sebanyak 74 kasus. Tingginya jumlah kematian ibu di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keterlambatan penanganan pada kasus komplikasi, rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan, enggan melahirkan di fasilitas kesehatan yang tersedia dan lebih memilih ke dukun ketika melahirkan. Data tersebut tampaknya berkaitan dengan cakupan kunjungan K4, di mana beberapa kabupaten dengan kasus kematian ibu lebih tinggi adalah kabupaten dengan persentase K4 yang relatif rendah. Bila diasumsikan dengan pemantauan wilayah setempat (PWS) dan pelayanan kesehatan ibu yang masih rendah, sistem pelaporan yang masih under reporting, maka WHO memprediksi bahwa apabila ditemukan 2 kematian ibu di suatu tempat khususnya di negara berkembang maka sesunggunya ada 3 kematian ibu secara riil. Angka di atas adalah jumlah absolut, yang tidak selalu merepresentasikan besaran masalah. Untuk mengetahui besaran masalah dari kasus kematian ibu diperlukan Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu jumlah kematian ibu dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Trend Angka Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
67
Kematian Ibu di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 5.14. GAMBAR 5.18 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 300
277
250
240 205
200 131
150
149
100 50 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Angka Kematian Ibu dalam waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend menurun dari tahun 2012 sampai 2015, namun kembali meningkat pada tahun 2016. Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2016 yaitu sebesar 105 AKI/100.000 KH, dapat dikatakan bahwa target tersebut tidak tercapai, meskipun angkanya terus menurun dan telah menghampiri angka target, tapi pada tahun terakhir justru kembali menjauh. Namun demikian upaya menurunkan AKI juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan gagal, walaupun diperlukan upaya yang lebih keras untuk dapat mencapai target yang harus diikutii dengan peningkatan pelayanan ANC (Ante Natal Care), PNC (Peri Natal Care), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar. Berikut adalah distribusi Angka Kematian Ibu Tahun 2016 menurut kabupaten/kota.
68
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.19 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Kendari Muna Buton Kolaka Konawe Bombana Kolaka Timur Provinsi Wakatobi Baubau Buton Selatan Konawe Selatan Konawe Kepulauan Kolaka Utara Buton Utara Muna Barat Konawe Utara Buton Tengah
38
-
97 106 117 126 143 146 149 167 170 174 175 180
100
211 233
200
270
329 300
429 400
500
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2016 menurut kabupaten/kota yang tertinggi terdapat di Kabupaten Buton Tengah dan Konawe Utara. Sedangkan AKI terendah dicatatkan oleh Kota Kendari. Tingginya AKI di sebagian kabupaten/kota disebabkan berbagai hal, di antaranya kondisi wilayah yang terpencil, tenaga kesehatan yang masih kurang, sarana transportasi dan fasilitas kesehatan yang masih terbatas menyebabkan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang ada relatif sulit dan jauh. Semua kondisi tersebut menyebabkan rendahnya kontak masyarakat terutama ibu hamil dengan tenaga kesehatan (bidan, dokter) dan cenderung melahirkan dengan bantuan dukun setempat, sehingga kelainan pada kehamilan menjadi tidak terdeteksi sejak dini, hal ini menjadi masalah serius bila terjadi komplikasi kehamilan atau kondisi persalinan yang membutuhkan rujukan. Upaya perbaikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan akses masyarakat terus dilakukan, baik perekrutan tenaga kesehatan baru, maupun perbaikan dan penambahan fasilitas kesehatan yang ada. 5.
PELAYANAN KONTRASEPSI
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan, Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan. Keluarga
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
69
Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu dan anak serta perempuan. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran Program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. GAMBAR 5.20 PROPORSI PENGGUNAAN KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA RISKESDAS 2013
Buton Tengah Buton Selatan Muna Barat Muna Baubau Wakatobi Buton Utara Buton Bombana Kota Kendari Kolaka Utara Prov. Sultra Konawe Utara Konawe Konawe Selatan Kolaka
0 0 0 39,3 40,1 40,2 42,8 43,7 50,1 50,8 51,8 52,2 55,8 59 62,6 65,7 0
10
20
30
40
50
60
70
Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013
Menurut hasil Riskesdas 2013, proporsi penggunaan KB tertinggi terdapat di Kabupaten Kolaka sebesar 65,7%, disusul Konawe Selatan sebesar 62,6% dan Konawe sebesar 59,00%, terendah di Kabupaten Muna hanya sebesar 39,3% dan Baubau 40,1%. Untuk tingkat provinsi, proporsi pengguna KB di Sulawesi Tenggara mencapai 52.2%.
70
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.21 PERSENTASE KB PADA WUS BERSTATUS KAWIN MENURUT TENAGA YANG MEMBERI PEMASANGAN KB PROVINSI SULAWESI TENGGARA RISKESDAS 2013 Perawat; 6%
Tidak Berlaku; 13% Bidan; 77%
Dokter Kandungan; 3% Dokter Umum; 1%
Sumber : Buku Riskesdas Libtang Kemenkes RI Prov. Sultra 2013
Berdasarkan tempat/tenaga pemasang, sebagian besar WUS (77%) di Sulawesi Tenggara menggunakan kontrasepsi dari bidan, sisanya berasal dari perawat, dokter kandungan dan dokter umum. Berikut adalah gambar persentase peserta KB Aktif Provinsi Sulawesi Tenggara lima tahun terakhir. GAMBAR 5.22 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
69,91
77,92
77,56 55,21
2012
2013
2014
2015
61,05
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Persentase peserta KB aktif Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung berfluktuasi tapi dengan margin yang tidak terlalu signifikan, selalu
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
71
meningkat pada empat tahun sebelumnya, di tahun 2015 justru mengalami penurunan signifikan, namun kembali naik pada tahun 2016 ini. GAMBAR 5.23 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Muna Baubau Buton Utara Buton Selatan Konawe Kepulauan Konawe Selatan Kolaka Timur Bombana Provinsi Wakatobi Buton Buton Tengah Konawe Kolaka Konawe Utara Kota Kendari Kolaka Utara
32,16 42,40 45,81 46,79 47,85 52,11 55,17 58,10 Target Renstra 2016 = 82 % 59,43 61,05 61,81 62,26 62,68 68,48 70,43 70,60 74,95 84,39 0,00
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Jika mengacu pada target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2016 sebesar 82% untuk peserta KB aktif, Provinsi Sulawesi Tenggara masih jauh dari target dengan capaian hanya 61,05%. Dilihat menurut kabupaten, tercatat hanya 1 kabupaten/kota yang sudah mencapai target, yaitu Kabupaten Kolaka Utara. Capaian terendah terjadi di Kabupaten Muna Barat. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah Suntik (55,8%) dan Pil (31,4%), selebihnya menggunakan alat kontrasepsi yang lain. Distribusi metode kontrasepsi yang digunakan lebih jelasnya ditunjukan pada gambar 5.22
72
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.24 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF BERDASARKAN METODE KONTRASEPSI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
MOP; 0,2 MOW; 0,9 IUD; 1,6
Suntik; 55,8
Kondom; 3,2 Implan; 6,9 Pil; 31,4
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Urutan komposisi ini tidak berubah dari tahun lalu, kecuali nilai persentasenya yang sedikit bergeser dibanding tahun lalu, di mana metode Suntik mengalami kenaikan sekitar 8%, sebaliknya pengguna Pil turun kurang lebih 6%, metode yang lainnya relatif sama.
B. KESEHATAN ANAK Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDGs 2016 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Data yang akan disajikan berikut ini yakni berbagai indikator kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR), penanganan komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, Pemberian ASI Eksklusif, pemberian Vitamin A, penimbangan balita di posyandu, imusasi dasar, pelayanan kesehatan balita dan pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
73
1. BERAT BADAN LAHIR BAYI Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam kurun waktu 1 jam pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa kehamilan < 37 minggu. Bayi cukup bulan, bayi yang dilahirkan dengan masa kehamilan 37-42 minggu dan bayi lebih bulan, bayi yang dilahiran dengan masa kehamilan > 42 minggu. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Berikut adalah gambar persentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara. GAMBAR 5.25 PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 3,26
3,5 3 2,22
2,5 2
2,12
1,66
1,51
1,5 1 0,5 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Gambar 5.21 menunjukkan perkembangan jumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam rentang 5 tahun terakhir presentase BBLR secara umum cenderung meningkat, sempat menurun pada tahun 2015, pada tahun 2016 ini kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian BBLR, beberapa di antaranya adalah isu klasik seperti tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu, seperti telah diketahui bahwa ibu hamil yang kurang gizi lebih berpotensi melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang gizinya baik, kurangnya kesadaran untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan juga turut memperbesar resiko BBLR, karena dengan demikian bumil anemi menjadi tidak terdeteksi sehingga tidak mendapatkan asupan tablet Fe selama masa kehamilannya. Faktor lain yang menyebabkan naik atau turunnya persentase kejadian BBLR adalah dari sisi pencatatan dan pelaporan yang akurasinya rendah, di mana penetapan sasaran program sering tidak konsisten misalnya dalam penentuan estimasi dan angka proyeksi. Apapun sebabnya, kejadian BBLR harus dicegah
74
V Kesehatan Keluarga
dan ditekan serendah mungkin karena sangat mempengaruhi kualitas hidup bayi pada tahap selanjutnya. Distribusi persentase BBLR menurut kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara ditampilkan pada gambar 5.22 GAMBAR 5.26 PERSENTASE BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Utara Konawe Selatan Konawe Kepulauan Konawe Kota Baubau Wakatobi Buton Kota Kendari Kolaka Timur Buton Tengah Muna Kolaka Muna Barat Provinsi Buton Selatan Bombana Buton Utara Kolaka Utara
0,00 1,31 1,34 1,46 1,62 1,83 1,95 2,00 2,54 3,10 3,20 3,20 3,27 4,06 4,30 4,38 18,28 0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara keseluruhan persentase BBLR di semua kabupaten meningkat lebih dari 2 kali lipat. Dengan rata-rata BBLR provinsi sebesar 3,26 %, angka ini tergolong tinggi, tapi bila diteliti lebih lanjut melonjaknya cakupan provinsi disebabkan besarnya persentase BBLR yang dilaporkan oleh Kabupaten Kolaka Utara dibandingkan dengan kabupaten lain. Terlepas dari anomali data Kolaka Utara tersebut, upaya penurunan angka BBLR di Sulawesi Tenggara perlu menjadi prioritas dari lintas program terkait untuk menekan dan bila mungkin mengeliminasi kejadian BBLR di Sulawesi Tenggara di masa mendatang, apalagi kasus-kasus gizi biasanya merupakan fenomena gunung es, di mana kasus yang tidak terlacak dan tidak ditemukan jauh lebih besar dari kasus yang ditemukan dan dilaporkan. Catatan khusus untuk Kabupaten Konawe Selatan dengan kasus BBLR 0%, juga untuk Kabupaten Konawe Utara yang tidak melaporkan data BBLRnya.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
75
2.
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian, seperti asfiksia, ikterius, hipotermia, tentanus neonatorum, inspeksi/sepsis. Trauma lahir,BBLR (Berat Lahir <2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi /kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih baik dirumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Gambar berikut adalah gambar cakupan penanganan komplikasi neonatal dalam kurun waktu 4 tahun terakhir provinsi Sulawesi Tenggara. GAMBAR 5.27 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 40
35,95
35 30
29,51
25 20
22,81
24,60
25,25
15 10 5 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Secara umum trend penanganan komplikasi neonatal di Sulawesi Tenggara pada rentang waktu 5 tahun terakhir terlihat cukup baik dengan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun di mana pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang cukup signifikan (35,95) atau naik 6 % dibandingkan tahun sebelumnya seperti ditunjukkan gambar 5.25. Untuk cakupan penanganan komplikasi neonatal berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada 5.26.
76
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.28 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Utara Buton Muna Barat Buton Tengah Baubau Kolaka Utara Kolaka Timur Konawe Konawe Kepulauan Bombana Wakatobi Konawe Selatan Buton Utara Provinsi Kolaka Muna Kota Kendari Buton Selatan
0,00 8,45 14,38 16,35 17,25 18,02 19,12 19,15 21,58 26,04 26,40 31,41 35,80 35,95 39,39
0,00
20,00
Target Renstra 2016 = 80 %
49,92
40,00
83,49 60,00
80,00
100,00 100,00
120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Secara keseluruhan cakupan rata-rata tahun 2016 naik sekitar 6% dibanding tahun sebelumnya. Terjadinya peningkatan cakupan penanganan komplikasi neonatal di tahun 2016 hal ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus gawat darurat neonatal, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai kewenangannya atau dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Namun jika merujuk pada target Renstra Kemenkes tahun 2016 sebesar 80%, capaian tersebut masih jauh di bawah target, dari 17 kabupaten/kota, tercatat hanya Kabupaten Buton Selatan dan Kota Kendari yang telah mencapai bahkan melampaui target, sedangkan kabupaten lainnya masih jauh di bawah target, sehingga masih diperlukan upaya berkesinambungan dari berbagai sisi untuk mempercepat peningkatan cakupan penanganan komplikasi neonatal, baik dari segi tenaga dalam bentuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana, maupun dari segi pembiayaan, sehingga diharapkan dapat menekan jumlah kematian neonatal di Sulawesi Tenggara. Gambar berikut ini adalah trend jumlah kematian neonatal selama 5 tahun terakhir di Sulawesi Tenggara.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
77
GAMBAR 5.29 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 600 500 484
400
390
300
427
406 332
200 100 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian neonatal (absolut) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi dari 484 kasus di tahun 2012 menjadi 332 kasus pad tahun 2016. Meskipun naik turun, secara umum jumlah kematian neonatal per tahunnya di Sulawesi Tenggara masih relatif tinggi. Bila diperbandingkan dengan trend AKN, trend jumlah kematian neonatal ini memiliki garis kecenderungan yang serupa yaitu berfluktuasi, namun ada kecenderungan menurun. Gambar berikut adalah gambaran Angka Kematian Neonatal (AKN) dalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara untuk periode tahun 2012 – 2016.
78
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.30 ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 18 16 14
16
12
12
10
13
8 8
6 4
7
2 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Seperti pada grafik jumlah kematian neonatal, AKN/1000 kelahiran hidup juga memiliki trend naik turun, namun secara umum lebih cenderung menurun, bahkan pada tahun 2016 telah mencapai angka 7. Ini berarti bahwa pada tahun 2016 dalam setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 7 kematian neonatal. Bila dilihat garis trendnya, grafik estimasi di atas nampaknya memiliki kecenderungan yang sama dengan gambar 5.25 mengenai jumlah kematian bayi yang dilaporkan selama tahun 2012-2016, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan kematian neonatal sudah semakin baik. 3.
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
Neonatal adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 har, dimana tejadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan dalam rahim menjadi luar rahim. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Pada usian yang rentan ini berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Kunjungan neoanatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir (umur 6 jam -48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih diseluruh sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi kesehatan bayi adalah Kunjungan Neonatal Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
79
Lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan kunjungan neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-71 hari dan 1 kali pada 828 hari. Berikut ini adalah gambar cakupan kunjungan Neonatal pertama (KN1) dan Kunjungan Neonatal Lengkap dalam kurun waktu 43 tahun terakhir di Provinsi Sulawesi Tenggara. GAMBAR 5.31 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 105 100
98,11
95 90
95,01
85
88,29
95,43
91,4 91,56
89,25
86,02
80 75
99,1
93,75
KN1 2012
2013
2014
KN-Lengkap 2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Pada gambar di atas diketahui dalam kurun waktu 5 tahun terakhir cakupan kunjungan neonatal peratama (KN1) dan kunjungan neonatal lengkap dari tahun 2012 masing-masing mengalami trend naik turun (fluktuatif). Meskipun naik turun, jika diambil nilai rata-rata dan dibandingkan dengan target rencana strategi Kemenkes RI tahun 2013 khusus untuk cakupan KN-Lengkap sudah mencapai bahkan melebihi target Renstra yang sebesar 84%. Berikut adalah cakupan KN1 menurut kabupaten/kota tahun 2016 di Sulawesi Tenggara.
80
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.32 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Buton Utara Konawe Muna Barat Konawe Utara Baubau Muna Provinsi Buton Tengah Wakatobi Kolaka Timur Kolaka Utara Kolaka Bombana Kendari Konawe Selatan Buton Selatan Buton Konawe Kepulauan
82,54
Target Renstra : 2016= 90 %
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
95,41 96,29 98,03 98,16 98,95 99,10 99,14 99,33 99,42 99,47 99,79 99,86 99,86 100,00 100,87 101,37 103,24 100,00
120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Gambar 5.28 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan target Renstra Kemenkes RI untuk cakupan KN1 sebesar 90%, maka secara umum Sulawesi Tenggara sudah mencapai target dengan capaian sebesar 99.10%. Untuk tingkat kabupaten/kota, hanya 1 kabupaten yang belum mencapai standar Renstra yakni Kabupaten Buton Utara (82,54%). Beberapa kabupaten yang telah mencapai 100% atau lebih disebabkan penentuan sasaran dengan menggunakan angka proyeksi atau estimasi tidak selalu tepat sama dengan angka riil di lapangan, dalam hal ini sasaran riil lebih besar dari sasaran proyeksi, sehingga capaian program berada di atas 100%. Cakupan KN1 di kabupaten/kota yang relatif tinggi ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian neonatal maupun kematian bayi di Sulawesi Tenggara, sekaligus meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Indikator berikutnya yang menggambarkan pelayanan kesehatan bayi adalah Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap). Cakupan KN Lengkap untuk kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
81
GAMBAR 5.33 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Kolaka Timur Baubau Konawe Konawe Utara Buton Tengah Muna Barat Provinsi Muna Wakatobi Kolaka Buton Utara Konawe Selatan Kendari Kolaka Utara Buton Selatan Buton
3,24
Target Renstra : 2016=84%
0,00
20,00
40,00
60,00
89,11 91,86 91,91 92,93 94,11 94,34 95,43 96,23 96,65 97,17 98,13 98,83 98,90 98,91 99,07 100,74 80,00
100,00
120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Cakupan KN lengkap tahun 2016, tercatat hanya 1 kabupaten/kota yang belum mencapai target Renstra yakni Konawe Kepulauan, hanya saja gap yang ada dengan kabupaten lain terlampau besar sehingga perlu diteliti apakah ada miss reporting/under reporting data dari Dinkes Kabupaten Konawe kepulauan. Secara nasional cakupan kunjungan neonatal lengkap Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai target yakni 95,43%, hal ini diyakini berpengaruh terhadap jumlah kematian neonatal yang tiap tahun mengalami penurunan. 4.
PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA
Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan perawat), minimal 4 kali, yaitu pada hari 29 hari – 2 bulan, 3-5 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah. Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI dan lain-lain.
82
V Kesehatan Keluarga
Berikut adalah gambar cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016. GAMBAR 5.34 PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Kolaka Timur Buton Utara Muna Kolaka Muna Barat Konawe Utara Baubau Provinsi Buton Bombana Konawe Selatan Konawe Kendari Kolaka Utara Wakatobi Buton Selatan Buton Tengah
30,07 40,91 60,5 70,36 74,16 74,88 77,38 78,22 81,4 85,89 86,47 87,3 Target Renstra : 2016= 90% 89,86 89,96 94,24 94,62 96,24 0
20
40
60
80
100
120
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Bila mengacu pada target renstra Pelayanan Kesehatan Bayi (90%), pada tahun 2016 di Sulawesi Tenggara hanya ada 3 kabupaten yang berhasil memenuhi target tersebut yakni Buton Tengah, Buton Selatan dan Wakatobi. 14 kabupaten lainnya masih belum mencapai target, termasuk capaian rata-rata provinsi sebesar 78,22%, yang selain masih di bawah target, juga menurun dibanding tahun sebelumnya (85,70%). Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan pada bayi di beberapa kabupaten/kota kemungkinan karena tidak tuntasnya pelayanan yang diberikan kepada bayi, rata-rata kunjungan ke posyandu hanya sampai pada bayi usia 9 bulan atau setelah pemberian imunisasi campak. Pelayanan kesehatan bayi salah satu tujuannya adalah menekan jumlah kematian bayi. Tinggi rendahnya jumlah kematian bayi tidak bisa dilepaskan dari berhasil atau tidaknya program Pelayanan Kesehatan Bayi. Berikut ini adalah jumlah kematian bayi dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Sulawesi Tenggara.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
83
GAMBAR 5.35 JUMLAH KEMATIAN BAYI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016
250 200
211
209
172
150
157
153
100 50
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Data yang ada menunjukkan adanya trend penurunan jumlah kematian bayi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di Sulawesi Tenggara, meskipun sempat mengalami sedikit kenaikan di tahun 2013 namun kemudian terus turun pada tahun-tahun berikutnya terutama tahun 2016 yang menurun signifikan menjadi 153 kasus. Berikut ini adalah kecenderungani Angka Kematian Bayi (AKB) dalam 1.000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara periode tahun 2012-2016. GAMBAR 5.36 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 8 7 6 5 4 3 2 1 0
7
7 5
2012
2013
2014
3
3
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA; 2016
Estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup pada 3 tahun terakhir terus menurun. AKB pada tahun 2016 adalah 3 per 1000 Kelahiran Hidup yang berarti dalam setiap 1000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara terdapat rata-rata 3 kematian bayi. Bila dibandingkan dengan grafik jumlah kematian bayi untuk periode waktu yang sama (gambar 5.33), tampak bahwa grafik AKB di atas konsisten atau memiliki pola kecenderungan yang sama, ini berarti sistem pencatatan dan pelaporan sudah berjalan
84
V Kesehatan Keluarga
dengan baik. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran kabupaten/kota tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut.
hidup
menurut
GAMBAR 5.37 ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Konawe Kendari Kolaka Utara Konawe Selatan Kolaka Baubau Provinsi Buton Tengah Buton Utara Muna Buton Konawe Utara Kolaka Timur Bombana Buton Selatan Wakatobi Muna Barat
0 1 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 5 5 5 5 7 10 0
2
4
6
8
10
12
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Setelah bayi, indikator utama berikutnya adalah kesehatan balita. Indikator terhadap pelayanan kesehatan terhadap balita dapat dilihat antara lain dari jumlah kematian balita maupun Angka Kematian Balita (AKABA) dalam kurun waktu tertentu. Gambaran kematian balita 5 tahun terakhir Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR 5.38 JUMLAH KEMATIAN BALITA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 - 2016 350 300 250
298
308 270
200
233
241
150 100
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
85
Jumlah kematian balita selama 5 tahun terakhir cenderung menurun, bila pada tahun 2012 terdapat 298 kasus kematian balita, pada tahun 2016 turun menjadi 241 kasus. Data dibawah ini menggambarkan jumlah kasus kematian balita berdasarkan kabupaten/kota yang terjadi pada tahun 2016. GAMBAR 5.39 JUMLAH KEMATIAN BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>20 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Data di atas menunjukkan kematian balita di kabupaten/kota masih relatif tinggi dengan rata-rata di atas 10 kasus. Secara absolut angka tersebut relatif kecil, tapi bila diproporsikan dengan jumlah balita pada masing-masing kabupaten tersebut, maka jumlah tersebut cukup signifikan. Berikut ini adalah estimasi Angka Kematian Balita (AKABA) untuk tiap 1.000 kelahiran hidup di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
86
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.40 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1000 KELAHIRAN HIDUP PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 – 2016 12 10 8
10
10
9
6 4
5
5
2 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup selama kurun waktu 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Untuk tahun 2016 masih ada 4 - 5 kematian balita per 1000 kelahiran hidup, ini berarti untuk setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 5 kematian balita. Grafik estimasi AKABA ini bila dikomparasi dengan grafik jumlah kematian balitai yang dilaporkan pada periode yang sama (gambar 5.36) memiliki pola kecenderungan yang sama, ini berarti data yang dilaporkan telah cukup konsisten. Bila dibandingkan dengan target MDG’s 2016 untuk AKABA maksimal sebesar 32 per 1000 KH (angka nasional) maka di Sulawesi Tenggara sudah mencapai target. 5.
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Menyusui sejak dini mempunyai dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, bagi bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karen hypothermia (kedinginan), selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu, menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan manfaat bagi ibu menyusu adalah menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan. Hasil Riskesdas 2013 menggambarkan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi di Kota Baubau sebesar 73,2% dan terendah di Wakatobi sebesar 16,3%.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
87
GAMBAR 5.41 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 60,00
54,15
50,90
46,63
50,00 40,00
34,19
32,90
2013
2014
30,00 20,00 10,00 0,00
2012
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Tenggara cenderung fluktuatif, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun 2015 dengan cakupan 54,15 %, atau naik sebesar 21,25 % dari tahun sebelumnya, namun di tahun 2016 kembali turun menjadi 46,63%. Capaian yang fluktuatif mengindikasikan belum bakunya program peningkatan cakupan ASI Ekslusif yang dilakukan oleh program teknis terkait. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif antara lain kebiasaan atau budaya masyarakat setempat yang cenderung menyapih terlalu dini dengan beragam alasan, belum maksimalnya kegiatan sosialisasi dan advokasi terkait pemberian ASI, belum semua rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, kurangnya kepedulian tenaga kesehatan untuk berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapat ASI, tenaga konselor ASI yang masih kurang, maupun karena pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari fasilitas kesehatan. Berikut adalah gambar capaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan menurut kabupaten/kota tahun 2016.
88
V Kesehatan Keluarga
GAMBAR 5.42 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI 0-6 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Buton Muna Baubau Kolaka Buton Utara Wakatobi Konawe Kepulauan Konawe Utara Provinsi Bombana Buton Konawe Buton Tengah Konawe Selatan Kendari Kolaka Timur Kolaka Utara
28,71 30,68 32,33 38,50 38,98 40,91 42,51
0,00
49,51 51,57 54,15 56,99 57,77 60,65 61,15 65,11 65,69 66,70
85,79
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target (85%). Capaian ASI eksklusif baru mencapai 54,15%, meski naik signifikan dari tahun sebelumnya, namun masih jauh dibandingkan dengan target nasional. Tercatat hanya Kabupaten Kolaka Utara yang mampu mencapai target tersebut dengan capaian 85,79%. 6.
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A BALITA
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan vitamin A. Pencegahan kekurangan vitamin A dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan Balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, lebih mudah terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, dan pada tingkat lanjut dapat mengakibatkan kematian. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama dapat mengkibatkan terjadinya gangguan pada mata dan bila tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2012 – 2016 ditunjukkan pada gambar berikut.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
89
GAMBAR 5.43 CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016
82 80
80,24
78 76
78,39
74,2
73,93
74 72
72,98
70 68
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016
Seperti yang ditunjukan gambar di atas, secara umum cakupan pemberian kapsul vitamin A dala 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2014, hal ini lebih karena adanya penetapan sasaran program yang tidak konsisten pada tahun tersebut, khususnya sasaran bayi dan balita. Berikut ini adalah distribusi cakupan pemberian Kapsul Vitamin A menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016. GAMBAR 5.44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Selatan Muna Provinsi Kendari Bombana Buton Tengah Muna Barat Kolaka Utara Buton Utara Konawe Konawe utara Wakatobi Buton Buton Selatan Baubau Kolaka Konawe Kepulauan Kolaka timur
21,56
0,00
20,00
71,36 78,39 80,39 81,40 81,83 83,26 83,34 83,46 87,84 89,26 90,01 90,12 90,96 94,08 94,39 94,84 97,06 40,00
60,00
80,00
100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016
90
V Kesehatan Keluarga
120,00
Hasil distribusi kapsul vitamin A tahun 2016 di Sulawesi Tenggara cukup baik, dengan 15 kabupaten/kota mencapai hasil di atas 80%. Rata-rata provinsi sendiri mencapai 78,39%, rendahnya rata-rata provinsi ini disebabkan anjloknya capaian Kabupaten Konawe Selatan dengan hanya mencapai hasil 21,56%. Rendahnya cakupan di Kabupaten Konawe Selatan perlu dicermati lebih jauh agar dapat diidentifikasi penyebabnya. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab antara lain pencatatan/pelaporan yang kurang cermat, kuranatau masih rendahnya kegiatan sweeping Vitamin A, atau kurangnya sosialisasi tentang pemberian kaspsul Vitamin A kepada masyarakat. 7.
IMUNISASI
Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu yang diberikan pada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, Wanita usia Subur dan ibu hamil. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi (0-11) bulan yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Berikut adalah gambaran desa/kelurahan UCI Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012 s.d 2016 ditunjukkan pada gambar 5.41. GAMBAR 5.45 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 100 80 60
85,37
82,38
82,87
75,36 60,59
40 20 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016
Cakupan desa UCI selama 5 tahun terakhir masih berfluktuatif, meskipun secara umum meningkat dari 75,36% di tahun 2012 menjadi 82,87% pada tahun 2016. Jika Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
91
dibandingkan dengan cakupan tahun lalu maka tahun 2016 relatif tetap. Hasil ini dapat dikatakan cukup baik, namun masih perlu terus ditingkatkan agar dapat mencakup selurh desa/kelurahan di Sulawesi Tenggara. Distribusi cakupan desa/kelurahan UCI menurut menurut Kabupaten/kota Tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 5.44. GAMBAR 5.46 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Buton Selatan Konawe Kepulauan Muna Konawe Kolaka Timur Konawe Selatan Kolaka Utara Provinsi Muna Barat Kolaka Baubau Wakatobi Buton Buton Utara Bombana Konawe Utara Buton Tengah Kota Kendari
51,43
Target Renstra : 2016= 95%
0,00
20,00
40,00
70,83 74,34 76,35 78,95 81,72 81,95 82,87 84,88 86,67 88,37 89,00 89,47 90,11 90,21 96,60 97,40 98,44 60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 201 6
Berdasarkan target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2016, persentase desa UCI Sulawesi Tenggara belum mencapai target dimaksud karena baru mencapai 82,87%, sedikit di atas capaian tahun 2015 sebesar 82,38%. Meskipun secara rata-rata provinsi belum mencapai target, tapi setidaknya ada 3 kabupaten yang telah mencapai target yaitu Buton Tengah, Konawe Utara, dan Kota Kendari. Rendahnya cakupan Desa/Kelurahan UCI disebabkan sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap dari puskemas, kondisi wilayah yang sulit sehingga pada kondisi tertentu ada sebagian bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, faktor lainnya adalah keyakinan tertentu dan budaya setempat yang tidak mendukung imunisasi pada bayi.
92
V Kesehatan Keluarga
a.
Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi
Setiap bayi wajib mendapatkan lima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B dan 1 dosis campak. Dari ke lima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena campak merupakan salah satu penyakit yang sering jadi penyebab kematian balita. GAMBAR 5.47 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Buton Tengah Muna Konawe Selatan Buton Selatan Konawe Provinsi Wakatobi Buton Kolaka Timur Kolaka Utara Konawe Utara Baubau Kolaka Bombana Buton Utara Konawe Kepulauan Kendari
72,14 80,26 80,61 81,83 83,01 83,82 90,31 90,76 92,99 93,46 93,52 Target Renstra : 2016= 90% 93,88 94,20 94,29 96,42 96,94 99,41 103,65 0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016
Rata-rata cakupan imunisasi campak Sulawesi Tenggara mencapai 90,31%, meningkat signifikan dibanding tahun lalu (70,90%), angka ini sudah mencapai target yang ditetapkan yakni 90%. Untuk tingkat kabupaten, tercatat hanya 6 kabupaten yang belum mencapai target, dengan capaian terendah dilaporkan oleh Muna Barat yang hanya mencapai 72,14%. Rendahnya cakupan imunisasi campak di beberapa kabupaten tersebut disebabkan pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap, sosialisasi dan advokasi yang kurang optimal, serta tidak optimalnya peran lintas sektor maupun stake holder. Selain imunisasi campak, bayi juga wajib diberikan imunisasi lainnya yang dikenal dengan Imunisasi Dasar Lengkap. Berikut adalah gambar cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi menurut kabupaten/kota tahun 2016.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
93
GAMBAR 5.48 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Buton Selatan Konawe Konawe Selatan Muna Buton Tengah Wakatobi Provinsi Kendari Buton Baubau Buton Utara Konawe Utara Konawe Kepulauan Kolaka Kolaka Utara Bombana Kolaka Timur
70,52 73,05 73,68 78,94 80,00 80,26 84,80 85,47 86,02 91,15 Target Renstra : 2016= 90% 91,30 92,18 92,69 92,82 93,46 94,53 95,76 97,10 0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Silawesi Tenggara tahun 2016 sebesar 85,47%, meskipun masih di bawah target (90%), namun jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota tercatat 9 kabupaten yang telah mencapai target, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 3 kabupaten. 8.
PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan pada anak yang berada pada kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan memperoleh : 1. Pelayanan pemantauan pertumbuhab minimal 8 kali setahun (Penimbangan berat badan dn pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun) 2. Pemberian Vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan Agustus 3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita minimal 2 kali dalam setahun 4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Capaian indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2016 Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 65.11%, naik sekitar 7% dibanding tahun lalu, secara umum
94
V Kesehatan Keluarga
angka ini masih rendah. Ini berarti pula belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2016 yang sebesar 85%. Distribusi pelayanan berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 5.45. GAMBAR 5.49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Utara Muna Barat Buton Kolaka Timur Buton Utara Buton Tengah Kolaka Baubau Bombana Konawe Kepulauan Provinsi Konawe Kolaka Utara Muna Konawe Selatan Buton selatan Kendari Wakatobi
0,00 10,99 35,25 38,96 45,80 48,42 49,34 55,68 59,99 60,45 65,11 70,43 72,16 85,44 87,66 88,58 95,09 95,59
Target Renstra : 2016= 85%
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Imunisasi Tahun 2016
Yang menjadi catatan adalah bukan hanya rataan provinsi yang masih relatif rendah, tetapi juga margin capaian kabupaten tertinggi dan terendah yang terpaut cukup jauh, karena ini bisa mengindikasikan perbedaan komitmen dan prioritas program oleh kabupaten/kota dalam hal pengingkatan pelayanan kesehatan anak balita. Namun demikian terjadi peningkatan jumlah kabupaten yang mencapai target dari tahun sebelumnya hanya 1 kabupaten, tahun 2016 menjadi 5 kabupaten/kota. Pelayanan kesehatan anak balita memang belum menjadi prioritas bagi orang tua balita di pedesaan, rata-rata mereka berkurang atensinya untuk berkunjung ke posyandu setelah putraputrinya mendapat imunisasi lengkap atau kapsul vitamin A. 9.
PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas 1 melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1. Kegiatan Penjaringan kesehatan dimaksud terdiri dari : Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
95
-
Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambur, kulit dan kuku) Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri Pemeriksaan ketajaman indra (penglihatan dan pendengaran) Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut Pemeriksaan Laboratorium untuk anemia dan kecacingan Pengukuran kebugaran jasmani Deteksi Dini masalah mental emosional
Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan. Cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 telah mencapai 96,77%, naik hampir 20% dibanding tahun sebelumnya. Hasil ini dapat dikatakan telah mencapai target renstra kementerian kesehatan tahun 2016. Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) bagi siswa SD/MI menurut Kabupaten/Kota tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 5.48 GAMBAR 5.50 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Wakatobi Muna Barat Kolaka Utara Konawe Kepulauan Kolaka Timur Baubau Konawe Selatan Kolaka Muna Bombana Kendari Buton Provinsi Buton Tengah Buton Selatan Konawe Utara Buton Utara
0,00
0,00
61,69 66,63 67,27 68,75
20,00
40,00
60,00
82,21 83,40 89,84 90,47 92,83 93,52 94,36 95,27 96,77 99,80 100,00 100,00 80,00
119,51
100,00
120,00
140,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program KIA Tahun 2016
Penjaringan siswa SD dan setingkat di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 mencapai 77,59%. Dua kabupaten bahkan telah memiliki cakupan 100% yaitu Kabupaten Buton Utara dan Baubau, sedangkan dua kabupaten lain belum melaksanakan kegiatan penjaringan yaitu Konawe Kepulauan dan Muna Barat
96
V Kesehatan Keluarga
C.
STATUS GIZI
1.
STATUS GIZI PADA BALITA
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s adalah status kesehatan Balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tingg badan (TB) Menurut Riskesdas 2013 status gizi balita dikategorikan dalam hal ; Gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, sangat pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal dan gemuk. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih sebesar 3,9%. Gizi baik tertinggi terdapat di Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 94,40% dan terendah di Buton sebesar 64,1%. Gizi kurang tertinggi ditemukan di Muna sebesar 20,4% dan terendah di Wakatobi sebesar 3,9%. Gizi Buruk tertinggi terdapat di Buton yakni sebesar 14,7% dan terendah di Wakatobi yakni hanya mencapai 0,2%. Gambar berikut ini adalah jumlah kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun terakhir. GAMBAR 5.51 JUMLAH KASUS GIZI BURUK PADA BALITA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 500 385
400
333
300
250
279
245
200 100 -
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016
Jumlah kasus gizi buruk di provinsi Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan, jika tahun 2012 ditemukan 385 kasus, maka pada tahun 2016 tinggal 279 kasus, namun meningkat dari tahun lalu. Penurunan secara umum kasus gizi buruk ini disebabkan karena kegiatan sweeping/pelacakan dan penanganan terhadap kasus gizi buruk semakin baik dari tahun ke tahun, melalui peningkatan kapasitas petugas pelaksana Pemantauan Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi gerakan nasional sadar gizi yang tiap tahun dilaksanakan baik di sarana fasilitas kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu), juga di institusi pendidikan (SD/MI, SMP dan SMA).
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
97
GAMBAR 5.52 SEBARAN KASUS GIZI BURUK PADA BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>20 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016
Gambar di atas menunjukkan tidak ada wilayah di Sulawesi Tenggara yang bebas dari kasus gizi buruk, bahkan rata-rata berada di atas 20 kasus gizi buruk, dengan Kabupaten Bombana dan Buton memiliki jumlah kasus tertinggi. Dalam upaya penanganan gizi buruk, program gizi memiliki kriteria bahwa 1 kasus gizi buruk di suatu daerah sudah dapat dikategorikan ke dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk. Mengacu pada kriteria ini, maka pada tahun 2016 di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara telah terjadi KLB gizi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya kasus gizi buruk, namun secara umum disebabkan oleh kondisi ekonomi dan daya beli yang rendah, sebab lain adalah akses ke pelayanan kesehatan terutama kunjungan ke posyandu sangat rendah, faktor pengetahuan orang tua dan sosial budaya setempat juga berpengaruh meskipun kecil. Sebagai catatan bahwa semua kasus gizi buruk yang ditemukan telah mendapat penanganan.
98
V Kesehatan Keluarga
2.
CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU (D/S)
Cakupan penimbangan Balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada Balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalnsi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi D/S seyogyanya semakin tinggi pula cakupan Vitamin A, semakin tinggi imunisasi dan diharapkan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Berdasarkan profil kabupaten/kota tahun 2016 dari jumlah Balita yang dilaporkan sebanyak 269.807 Balita terdapat 191.735 Balita yang ditimbang (71.06%) dengan cakupan tertinggi di Wakatobi sebesar 96.10% dan yang terendah di Kolaka Timur hanya mencapai 48.34%. Indikator D/S menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program perbaikan gizi melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu. Berdasarkan hasil Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjelaskan bahwa pencapaian indikator ini dari tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR 5.53 CAKUPAN PENIMBANGAN PADA BALITA DI POSYANDU (D/S) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 s.d 2016 72
71,06
70
70,91
70,03
68 66
67,4
64 64,47
62 60
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016
Trend cakupan penimbangan balita (D/S) di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tampak mengalami fluktuasi namun ada kecenderungan meningkat, dari tahun 2012 cakupan D/S bisa mencapai 67,4%, dan pada tahun 2016 telah mencapai 71.06%. Dari trendline yang ada dapat disimpulkan bahwa belum ada upaya atau terobosan baru untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di wilayah masingmasing, sehingga hasil cakupan pertahunnya hanya menunjukan peningkatan yang terlalu signifikan.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
99
GAMBAR 5.54 CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Kolaka Timur Baubau Konawe Selatan Muna Konawe Kepulauan Buton Selatan Buton Tengah Muna Barat Konawe Utara Konawe Provinsi Kolaka Kendari Bombana Buton Utara Buton Kolaka Utara Wakatobi
48,34
0,00
20,00
40,00
57,83 63,00 64,84 65,24 66,39 66,44 68,49 69,37 69,91 71,06 74,68 78,27 78,99 81,64 81,65 87,91 96,10 60,00
80,00
100,00
120,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Laporan Tahunan Program Gizi Tahun 2016
Rata-rata cakupan D/S Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 71,06%, sedikit di atas cakupan tahun lalu tapi hasil ini masih di bawah target, tapi tidak lagi terpaut jauh, 4 kabupaten sudah berhasil mencapai target yaitu Kabupaten Buton dan Kolaka Utara, Buton Utara dan Wakatobi. Ke depan diharapkan cakupan penimbangan balita dapat terus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah dengan cakupan penimbangan yang rendah, untuk itu revitalisasi posyandu dan pemanfaatan dana BOK dapat lebih dioptimalkan.
100
V Kesehatan Keluarga
6 PENGENDALIAN PENYAKIT & KESEHATAN LINGKUNGAN Bab 6 berisi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenai pengendalian penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidakmenular, sedangkan kesehatan lingkungan terdiri atas air minum yang layak, STBM, dan PHBS. Situasi penyakit dan kondisi kesehatan lingkungan merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat. A. PENGENDALIAN PENYAKIT Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan, pada sub bab ini juga dibahas mengenai penyakit yang belum dapat dieliminasi di Sulawesi Tenggara. I.
PENYAKIT MENULAR
a.
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis, lebih dikenal sebagai TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan case notification rate (CNR) dan prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). 1.
Kasus Baru BTA Positif Pada tahun 2016 di Sulawesi Tenggara ditemukan 3.105 kasus baru BTA positif (BTA+), menurun dibandingkan tahun 2015 dengan 3.268 kasus. Seperti trend yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru tertinggi yang dilaporkan masih berasal dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten Muna, Konawe dan Kota Kendari. Jumlah kasus baru di tiga kabupaten tersebut mencapai ˃50% dari keseluruhan kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan jenis kelamin, seperti tahun sebelumnya, rata-rata kasus baru BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan 59% berbanding 41%. Secara rata-rata provinsi, di hampir semua kabupaten jumlah penderita laki-laki lebih tinggi. Dalam kasus TB anak, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun, jumlah kasus yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 0,79% dari seluruh kasus TB (tahun 2015; 1%), Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
101
meskipun proporsi tersebut tampak kecil, tapi masih berada sedikit di atas proporsi nasional tahun 2016 yang hanya sebesar 0,7%, namun demikian trendnya makin mendekati angka nasional. Jumlah seluruh kasus baru BTA di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.1. GAMBAR 6.1. JUMLAH KASUS BARU BTA+ MENURUT KABUPATEN KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Muna Barat Buton Utara Kolaka Timur Wakatobi Konawe Utara Buton Selatan Buton Tengah Kolaka Utara Buton Bombana Baubau Kolaka Konawe Selatan Konawe Muna Kendari
23 33 49 55 57 85 85 91 129 127 176 204 215 219 412 562 583 0
100
200
300
400
500
600
700
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kasus baru BTA+ tertinggi rata-rata terjadi di kabupaten/kota yang berpenduduk besar, ini menunjukan bahwa kejadian kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara tidak merujuk pada karakteristik wilayah tertentu, tapi lebih kepada besar kecilnya jumlah penduduk, ini berarti pula bahwa proporsi kasus BTA+ di masyarakat relatif merata di semua kabupaten/kota. 2.
Proporsi Pasien Baru BTA Positif Dari Semua Kasus TB
Proporsi pasien baru BTA+ dari semua kasus Tb menggambarkan prioritas penemuan pasien Tb yang menular di antara seluruh pasien Tb paru yang diobati. Dalam usaha mengeliminir kasus Tb paru, angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila proporsi pasien baru BTA+ di bawah 65% maka hal itu menunjukan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA+). Proporsi pasien baru BTA+ dari seluruh kasus Tb di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun sudah cukup baik. Pada tahun 2015 proporsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai 89%, sementara pada tahun 2016 capaian rata-rata dari kabupaten/kota menurun menjadi 79,55%.
102
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Meskipun mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir, secara umum hasil tersebut masih cukup baik karena masih berada di atas target minimal nasional yang ditetapkan sebesar 65%. Proporsi pasien baru BTA+ menurut kabupaten/kota selengkapnya dapat dilihat pada gambar 6.2. GAMBAR 6.2 PROPORSI BTA+ DARI SELURUH KASUS TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Kolaka Timur Kolaka Kolaka Utara Buton Baubau Konawe Selatan Provinsi Wakatobi Buton Selatan Kendari Buton Tengah Buton Utara Bombana Konawe Muna Konawe Kepulauan Konawe Utara Muna Barat
58,51 59,89 64,18 64,47 65,18 72,76 79,55 81,43 83,33 83,88 85,05 85,96 88,44 88,60 92,28 Target 100,00 Minimal 65% 100,00 126,92 0,00
65,00
130,00
195,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Gambar 6.2 menunjukan bahwa rata-rata proporsi kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara sudah melampaui target minimal (di atas 65%), namun demikian bila dilihat per kabupaten/kota, masih ada 4 kabupaten/kota yang capaiannya di bawah target nasional yaitu Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, dan Buton. 3.
Angka Notifikasi Kasus/Case Notification Rate (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini bila disusun dalam bentuk serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menggambarkan kecenderungan/trend meningkat, tetap, atau menurunnya penemuan kasus pada wilayah tersebut.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
103
Angka notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ditampilkan pada gambar 6.3. Untuk tahun 2016 angka notifikasi kasus BTA+ di Sulawesi Tenggara sebesar 120 per 100.000 penduduk. GAMBAR 6.3 ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) BTA+ DAN SELURUH KASUS PER 100.000 PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 250 203,93 200
152,84
157,59
150
132,38 119,80
100 50 0
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Sejak tahun 2013 trend CNR Provinsi Sulawesi tampak terus menurun. CNR tertinggi terjadi pada tahun 2013 adalah 204 per 100.000 penduduk. Berdasarkan kabupaten, CNR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Muna sebesar 265/100.000 penduduk, dan yang terendah terdapat di Muna barat sebesar 43/100.000 penduduk. Pencapaian CNR ini tidak selalu berbanding lurus dengan kasus baru BTA+ pada masing-masing kabupaten/kota, hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah penduduk yang cukup besar antar kabupaten/kota. 4.
Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB setelah penemuan kasus adalah dengan pengobatan. Tentu saja diharapkan semua kasus baru maupun lama yang ditemukan dapat diberikan intervensi berupa pengobatan yang komprehensif. Indikator yang digunakan dalam evaluasi pengobatan adalah angka keberhasilan pengobatan (succes rate). Angka keberhasilan pengobatan ini berasal dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Oleh programmer TB, telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan angka kesembuhan maupun keberhasilan pengobatan. Adapun perkembangan angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan TB BTA+ di Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 5 tahun terakhir (2012-2016) ditampilkan pada gambar 6.4 berikut.
104
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.4 ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+ PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012 – 2016 94,00 92,00 90,00 88,00 88,62 86,00 84,00 82,00 80,00 81,11 78,00 76,00 74,00 72,00 2012
91,61
92,29 87,15
83,25
2013
81,56
83,32
2014
2015
Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate)
88,40
79,64
2016
Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Jika pada tahun 2015 angka keberhasilan pengobatan Sulawesi Tenggara mencapai 87,15%, maka pada tahun 2016 cakupan tersebut sedikit naik menjadi 88,40%. Kementerian Kesehatan menetapkan target Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2015 sebesar 87%, angka nasional sendiri pada tahun 2015 telah mencapai 90,5%, sementara WHO menetapkan angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2016 Sulawesi Tenggara telah mencapai standar target Renstra Kemenkes, tapi masih dibawah standar WHO. Data lebih lengkap dan terinci mengenai Tuberkulosis di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada lampiran 7-9 buku profil ini. b.
HIV/AIDS & Syphilis
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai pengidap HIV positif. Jumlah pengidap HIV positif dapat diketahui dengan 3 metode, yaitu layanan Voluntary, Counseling and Testing (VCT), Zero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). 1.
Jumlah Kasus HIV Positif dan AIDS Kejadian kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, baik jumlah maupun wilayah penyebarannya, meskipun berbagai
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
105
upaya preventif dan promotif telah dilakukan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ekonomi dan sosial di Sulawesi Tenggara yang mempengaruhi gaya hidup dan perilaku beresiko tinggi. Upaya preventif dan promotif yang dilakukan juga belum optimal sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui data dan fakta yang sesungguhnya mengenai penyebaran kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara, meskipun mayoritas masyarakat tahu resiko dan bahaya perilaku yang beresiko tinggi tertular HIV dan AIDS. Perkembangan kasus HIV+ dan AIDS dalam periode 2011-2016 ditunjukan pada gambar 6.5. GAMBAR 6.5 PERKEMBANGAN JUMLAH KASUS HIV+ & AIDS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2011-2016 140 120
126
100
AIDS
120
126
HIV
80 73
60 40
52
20 0 2011
52
60 51
59
64
2014
2015
47
17 2012
2013
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Secara umum, temuan kasus HIV+ dan AIDS di Sulawesi Tenggara menunjukkan trend yang sangat mengkhawatirkan, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir jumlah kasus keseluruhan telah meningkat hampir 3 kali lipat. Bila pada kasus AIDS terjadi lonjakan kasus yang signifikan, pada kasus HIV, trendnya dari tahun ke tahun lebih konstan dibandingkan dengan kasus AIDS. Peningkatan jumlah kasus tersebut disebabkan oleh dua faktor, pertama jumlah kasus yang terus bertambah akibat penularan atau masuknya penderita dari daerah lain ke Sulawesi Tenggara, atau yang kedua, pelacakan kasus yang semakin baik sehingga lebih banyak penderita yang terdeteksi, atau kombinasi dari keduanya. Khusus untuk kasus HIV, angka yang dilaporkan pada tahun 2016 tampak menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya, beberapa faktor dapat melatarbelakangi capaian ini; antara lain kemungkinan keberhasilan upaya preventif yang terus dilakukan oleh instansi terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan unit lintas sektor lainnya melalui promosi, sosialisasi, maupun penyuluhan tentang HIV/AIDS. Faktor lainnya adalah sebagian pengidap HIV telah bergeser statusnya menjadi pengidap AIDS. Satu hal yang patut diwaspadai dari situasi ini adalah fenomena gunung es yang selalu menyertai data penyakit seperti ini, di mana jumlah kasus dan penderita sesungguhnya
106
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
jauh lebih besar dari yang tercatat atau terlaporkan, apabila fenomena ini terjadi di Sulawesi Tenggara, maka penyebaran HIV/AIDS sudah berada pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. 2.
Sebaran Kasus AIDS
a)
Menurut Wilayah
Kasus AIDS di Sulawesi Tenggara telah menyebar hampir diseluruh kabupaten/kota, tepatnya 14 kabupaten kota melaporkan adanya penemuan kasus AIDS, praktis saat ini hanya 3 kabupaten yang bebas kasus AIDS, yaitu Kabupaten konawe Utara, Konawe Kepulauan dan Muna Barat. Jumlah kasus tertinggi ditemukan di 2 wilayah kota yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau. Dua daerah tersebut memiliki kasus AIDS yang tinggi disebabkan oleh statusnya sebagai wilayah kota yang menjadi pusat hiburan dan bisnis di Sulawesi Tenggara, selain itu secara geografis, kedua daerah tersebut merupakan kota pelabuhan yang merupakan daerah transit yang menghubungkan kawasan Indonesia tengah dan Indonesia timur. Faktor lain adalah kedua daerah tersebut memiliki fasilitas pemeriksaan yang cukup memadai sehingga lebih memungkinkan untuk penemuan kasus. Sebaran kasus AIDS di wilayah Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.6. GAMBAR 6.6 PETA SEBARAN KASUS AIDS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>50
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
107
Di samping 2 wilayah kota, daerah lain yang masuk ke dalam zona ‘merah’ adalah 2 daerah kepulauan yakni Kabupaten Buton dan Kabupaten Muna. Kedua kabupaten ini memiliki jumlah penduduk yang relatif besar, salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kasus AIDS di 2 kabupaten ini adalah karakteristik sebagian penduduknya yang gemar merantau dan bekerja di daerah lain, baik di luar kabupaten, luar provinsi, bahkan ke luar negeri (sebagai TKI/TKW). Sehingga sering terjadi para perantau tersebut tertular AIDS di perantauannya dan ketika pulang ke daerah asalnya dengan tidak menyadari bahwa dirinya telah tertular HIV/AIDS, tanpa sadar telah menularkan AIDS kepada keluarganya terutama istri/suaminya masing-masing. Gambar 6.6 menunjukan bahwa kasus AIDS telah menyebar hampir ke semua daerah (82% wilayah kab/kota)) di Sulawesi Tenggara, ini menjadi alarm bagi pemangku kebijakan untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit dalam upaya penanggulangan dan pencegahan kasus AIDS agar tidak semakin menyebar luas. Dinas Kesehatan sendiri, baik provinsi maupun kabupaten/kota, bersama-sama dengan stake holder seperti KPA, LSM, dan lintas sektor terkait lainnya telah melakukan berbagai upaya preventif dan screening bagi masyarakat yang memiliki profesi maupun lingkungan beresiko tinggi tertular HIV/AIDS untuk meminimalisir penyebaran penyakit ini. Keberhasilan upaya ini tentu memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. b)
Menurut Jenis Kelamin
Bila diperbandingkan berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Tenggara tahun 2016 menunjukan proporsi yang berbeda dibanding tahun sebelumnya, di mana baik pada kasus HIV maupun AIDS, jumlah penderita laki-laki jauh lebih dominan daripada penderita perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan pola hidup kaum lakilaki yang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk berperilaku resiko tinggi dibanding kaum perempuan. Proporsi selengkapnya mengenai rasio jenis kelamin ini dapat dilihat pada gambar 6.7. GAMBAR 6.7 PROPORSI KASUS HIV+ DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
HIV+
AIDS 41; 33%
19; 40% 28; 60%
85; 67%
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
108
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
c)
Menurut Usia
Berdasarkan rentang usia atau kelompok umur, penderita AIDS tertinggi di Sulawesi Tenggara terdapat pada kelompok umur 25-49 tahun yakni sebesar 82% (103 kasus), pada tahun 2016 ini kasus AIDS di Sulawesi Tenggara hanya ditemukan pada 3 kelompok umur, padahal pada tahun sebelumnya ditemukan pada hampir semua kelompok umur, kemungkinan beberapa kasus yang sebelumnya tercatat pada kelompok umur tertentu telah berpindah pada kelompok umur di atasnya sesuai pertambahan usia, kemungkinan lain beberapa penderita tersebut pindah ke daerah lain atau meninggal dunia. Proporsi berdasarkan kelompok umur selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.7. GAMBAR 6.8 PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
≥ 50 TAHUN; 10; 8% 25 - 49 TAHUN; 103; 82%
20 - 24 TAHUN; 13; 10%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016 Kelompok penderita tertinggi ditemukan pada kelompok umur 25-49 tahun yang mencapai 82%. Fenomena ini tentu bisa dipahami karena pada rentang usia tersebut seseorang pada umumnya berada di puncak aktifitasnya, matang secara seksual dan ekonomi, bekerja di luar rumah dan cenderung bersosialisasi di luar rumah dalam kelompok pergaulan tertentu, sehingga lebih berpotensi untuk berperilaku resiko tinggi dan terpapar terhadap penularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS, terutama apabila tidak memiliki kontrol diri maupun kontrol sosial yang baik. d)
Menurut Pekerjaan Penyakit seperti HIV/AIDS dapat terjadi pada siapa saja dan dalam profesi apa saja, tapi berdasarkan karekteristik penyakit dan pola penyebarannya, beberapa jenis profesi tentu akan cenderung lebih beresiko dibanding profesi lainnya. Profesi yang dimaksud tidak selalu harus yang paling dekat dengan sumber-sumber utama penyebarannya seperti PSK, LGBT, dan pengguna narkoba, tapi bisa juga profesi yang sebenarnya ‘jauh’ dari sumber resiko tapi justru berpotensi besar tertular. Ini erat kaitannya dengan keterpaparan atau hubungan
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
109
langsung seseorang dengan orang lain yang telah terjangkit HIV/AIDS, contohnya seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan seorang yang tertular HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara ditemukan hanya pada beberapa profesi tertentu seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.8. GAMBAR 6.9 PROPORSI PENDERITA AIDS MENURUT PEKERJAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
Karyawan ; 32; 19%
Ibu RT; 54; 31%
Wiraswasta; 27; 16% Tidak Bekerja; 11; 6% Perantau; 49; 28%
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Dari keseluruhan kasus HIV/AIDS, ibu rumah tangga ternyata menjadi profesi dengan persentase tertinggi dengan 31% (54 kasus). Sebagaimana diketahui, sebagian besar para ibu rumah tangga yang tertular ini bukan karena aktivitasnya di luar rumah melainkan tertular langsung dari suaminya yang berprofesi sebagai perantau atau bekerja di luar daerahnya. Permasalahan umum yang dialami oleh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dalam upaya penanganan HIV/AIDS selama ini adalah sebagai berikut: - Penemuan kasus relatif rendah karena masih kurangnya layanan KT HIV - Sistem surveilans kabupaten/kota belum tertata dengan baik - SDM terlatih P2 HIV/AIDS masih terbatas tertutama petugas teknis di puskesmas - Masih kuatnya stigma diskriminasi yang membuat penderita HIV/AIDS semakin sulit membuka diri - Peran lintas sektor serta organisasi kemasyarakatan masih belum optimal 3.
Kematian Akibat AIDS Penyakit AIDS termasuk salah satu wabah penyakit yang masih sulit diobati dan disembuhkan, sehingga seringkali berakhir dengan kematian. Untuk Sulawesi Tenggara, meskipun secara jumlah kasus terus meningkat, tapi jumlah kematian akibat AIDS cenderung menurun, namun kembali menunjukan kenaikan pada tahun 2015-2016 seperti yang ditunjukan pada gambar 6.8.
110
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.10 JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 18
17
16 14 12
11
10
7
8 6
4
4
3
5
4
3 1
2 0
7
2012
2013 LAKI-LAKI
2014
2015
2016
PEREMPUAN
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Bila dilihat dari angka saja, kecenderungan penurunan angka kematian tersebut dapat dianggap sebagai hal yang positif, tapi sesungguhnya belum ada data ataupun analisis lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi penurunan angka kematian akibat AIDS di Sulawesi Tenggara, apakah karena dampak dari treatment petugas kesehatan terhadap penderita yang semakin baik sehingga mengurangi resiko kematian dan memperpanjang harapan hidupnya, atau panderita yang terdeteksi dan tercatat di Sulawesi Tenggara tapi kemudian meninggal di tempat lain, atau sebenarnya angka kematian tetap tinggi tapi tidak tercatat atau dilaporkan, terlebih lagi dengan adanya fakta bahwa penyakit HIV/AIDS telah mendapat stigma sosial sebagai penyakit yang membawa aib bagi penderita maupun keluarganya, sehingga keberadaannya sering dirahasiakan, begitu pula dengan catatan kematiannya. 4.
Syphillis Kasus Syphillis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 sebanyak 51 kasus, 30 kasus di antaranya ditemukan pada laki-laki, dan 21 kasus lainnya pada perempuan. Berdasarkan kelompok umur, kasus syphillis ditemukan pada rentang usia 15 – 49 tahun, dengan penderita terbanyak pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 39 kasus, kelompok umur 20-24 tahun 10 kasus, dan 2 kasus pada kelompok umur 15-19 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia paling rentan terhadap penyakit syphillis adalah kelompok umur 25-49 tahun atau kategori dewasa produktif.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
111
c.
Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pnemococcus, staphylococcus, streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut di atas 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Salah satu upaya untuk menekan penyakit ini adalah dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari jumlah balita di wilayah tersebut. Perkiraan balita penderita pneumonia di Sulawesi Tenggara sebesar 22.868 balita, sementara balita penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani baru mencapai 3.573 kasus atau sekitar 15,5% dari perkiraan penderita. Angka ini masih jauh di bawah target nasional sebesar 80%. Jika hasil ini adalah capaian riil maka dapat dimaknai positif bahwa angka penderita pneumonia pada balita cukup rendah, tetapi jika tidak maka akses terhadap pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan cakupan balita penderita pneumonia yang ditangani. Gambaran dan proporsi balita pneumonia yang ditemukan dan ditangani menurut kabupaten/kota sebagai berikut. GAMBAR 6.11 PERSENTASE KASUS BALITA PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Utara Muna Barat Wakatobi Konawe Kepulauan Kolaka Timur Kolaka Utara Buton Utara Baubau Buton Bombana Kendari Buton Tengah Konawe Provinsi Buton Selatan Kolak Muna Konawe Selatan
0 0 0,73 1,03 2,20 2,99 4,21 5,45 6,14 6,52 8,91 9,67 11,70 15,50 15,91
0,00
10,00
37,87 43,14 20,00
30,00
40,00
71,65 50,00
60,00
70,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
112
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
80,00
Gambar 6.11 menunjukkan presentase balita pneumonia yang ditangani tertinggi terdapat di Kabupaten Konawe Selatan, terendah oleh Waktobi. Sementara itu ada 2 kabupaten yang melaporkan tidak ada cakupan balita pneumonia yang ditangani yaitu Konawe Utara dan Muna barat. Tidak adanya catatan kasus pneumonia di dua kabupaten tersebut bukan berarti bahwa tidak ada balita pneumonia yang ditemukan atau ditangani, tetapi lebih karena tidak adanya laporan atau catatan dari dinas kesehatan kabupaten yang bersangkutan. d.
Kusta
Penyakit Kusta dikenal juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5 tahun bahkan lebih. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, sehingga menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Pada Tahun 2016, jumlah kasus kusta baru di Sulawesi Tenggara sebesar 342 kasus dengan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate/NCDR) per 100.000 penduduk sebesar 13,20, meningkat dibanding tahun 2015 (285 kasus baru dan NCDR; 11,54). Berdasarkan prevalensi, kasus kusta di Sulawesi Tenggara menunjukkan kurva menaik pada periode tahun 2012 - 2016, dengan prevalensi tertinggi terjadi pada tahun ini sebesar 1,44. Kecenderungan angka prevalensi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 6.12 GAMBAR 6.12 ANGKA PREVALENSI KUSTA PER 10.000 PENDUDUK PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 1,60 1,50 1,40
1,44 1,38 1,28
1,30
1,25 1,18
1,20 1,10 1,00
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
113
Berdasarkan gambar, sebelum tahun 2016, angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sempat menurun dengan angka terendah dicapai pada tahun 2014, tetapi kembali naik pada dua tahun terakhir, bila merujuk pada target nasional yang ditetapkan mengenai prevalensi kusta sebesar <1/10.000 penduduk (>10/100.000), maka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara sebesar 1,44/10.000 penduduk makin menjauh dari target, setelah hampir mencapai target pada tahun 2014. Tampaknya upaya penanggulangan kusta masih membutuhkan upaya yang lebih keras beberapa tahun ke depan agar angka prevalensi kusta Sulawesi Tenggara bisa mencapai target nasional, selanjutnya agar dapat mengeliminasi penyakit kusta dari Sulawesi Tenggara. Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kategori yaitu beban kusta tinggi (high burden) dan beban kusta rendah (low burden). Suatu daerah disebut ‘beban tinggi’ jika angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) mencapai ≥ 10 per 100.000 penduduk sedangkan ‘beban rendah’ jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk. Dengan NCDR mencapai 13,20 maka Sulawesi Tenggara termasuk ke dalam kategori provinsi dengan beban kusta tinggi (high burden). Berdasarkan jenis, penyakit kusta terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe kusta kering (Pausi basiler/PB) dan kusta basah (Multi Basiler/MB). Penemuan kasus baru kusta PB pada tahun 2016 sebanyak 28 kasus, dan kusta MB sebanyak 275 kasus. Distribusi kasus baru kusta menurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.11. GAMBAR 6.13 SEBARAN JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>30
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
114
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, penderita penyakit kusta lebih banyak ditemukan pada laki-laki dengan 245 kasus (65,86%), sedangkan pada perempuan hanya 127 kasus atau 34,14%. Rincian distribusi kasus menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota ditampilkan pada gambar 6.14. GAMBAR 6.14 JUMLAH KASUS KUSTA YANG TERCATAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Konawe Konawe Kepulauan 1 1 Buton selatan 3 4 Kolaka Timur 4 3 Buton Utara 3 5 Konawe Utara 6 4 Buton tengah 10 3 Konawe Selatan 11 3 Muna 15 2 Kolaka Utara 12 Kolaka 15 Kendari Baubau Buton Bombana Wakatobi 0
10
Laki-Laki Perempuan
11 10 27 28 27
5 16 20 38
22 45
20
30
40
18 50
60
70
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Kabupaten/kota dengan angka kasus kusta tertinggi masih didominasi daerah-daerah yang sejak beberapa tahun terakhir merupakan daerah endemik kusta, namun daerah lain juga harus tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini, karena angka yang dilaporkan mungkin hanya yang dapat ditemukan dan dicatat oleh petugas kesehatan, sedangkan kasus lain yang tidak terekspos masih banyak di tengah-tengah masyarakat, apalagi penyakit kusta adalah salah satu penyakit dengan masa inkubasi yang relatif lama, sehingga sering tidak disadari dengan segera oleh si penderita. Data selengkapnya mengenai penyakit kusta di Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel 14-17 lampiran buku profil ini. Permasalahan yang dialami oleh kabupaten/kota dalam penanganan penyakit kusta antara lain: - Belum semua puskesmas melakukan Case Mapping sehingga penentuan desa endemis/non endemis belum maksimal - Belum semua puskesmas memiliki petugas kusta dan dokter terlatih - Mutasi tenaga wasor kusta yang telah dilatih - Keterlibatan lintas sektor masih sangat kurang dalam penanganan kusta
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
115
e.
Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan potensial KLB yang sering mengakibatkan kematian, tidak terkecuali di Sulawesi tenggara. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 period prevalence diare di Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden diare pada balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun 2016 sebanyak 35.864 kasus atau sebanyak 46,77% dari perkiraan kasus, menurun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 41.071 kasus (77,74% dari perkiraan kasus). Persentase kasus diare yang ditangani menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.15. GAMBAR 6.15 PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT KABUPATEN KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Kolaka Timur Konawe Utara Bombana Konawe Kepulauan Konawe Selatan Wakatobi Baubau Konawe Provinsi Kolaka Utara Kendari Muna Buton Tengah Buton Selatan Buton Kolaka Buton Utara
2,49 2,89 7,13 22,88 27,31 30,99 33,85 39,22 43,91 46,77 47,34 52,65 57,22 93,64 81,49 81,57 87,25 114,96 0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Nilai persentase diare yang ditangani dihitung berdasarkan kasus diare yang ditangani dengan jumlah target penemuan, di mana jumlah target penemuan adalah hasil proyeksi dari jumlah penduduk, jadi bukan merupakan nilai riil, melainkan berupa estimasi dan proyeksi. Penghitungan seperti ini menimbulkan kemungkinan munculnya cakupan di atas 100%, seperti yang terjadi di Kabupaten Buton Utara, karena jumlah kasus yang ditangani di sarana kesehatan lebih besar dari target penemuan, sebaliknya cakupan yang sangat rendah bisa disebabkan oleh data jumlah penduduk hasil proyeksi yang jauh lebih besar dari jumlah penduduk sesungguhnya. Oleh karenanya hasil cakupan kegiatan penanganan kasus diare di suatu daerah bisa menjadi bias, namun demikian setidaknya dapat menggambarkan kejadian kasus dan sejauh mana upaya penanganan yang telah dilakukan di suatu daerah.
116
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
f.
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
1.
Tetanus Neonatorum & Pertusis Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini paling sering menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tidak ada kasus tetanus baik tatanus neonatorum maupun non neonatorum yang dilaporkan pada tahun 2016 di Sulawesi Tenggara, demikian pula dengan pertusis, laporan tetanus hanya muncul pada tahun 2013 sebanyak 2 kasus yang ditemukan di Kabupaten Bombana, di mana 1 di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Tidak ditemukannya kasus tetanus di Sulawesi Tenggara pada beberapa tahun terakhir dapat merupakan indikasi keberhasilan program imunisasi tetanus pada bayi, bumil, dan WUS yang selama ini dilaksanakan. 2.
Campak Penyakit Campak disebabkan oleh virus campak golongan paramyxovirus. Penularannya dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. GAMBAR 6.16 SEBARAN KASUS CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>20
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota & Program P2PL Dinkes Sultra; 2016
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
117
Selama tahun 2016 telah terjadi ledakan kasus campak secara masif pada 2 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Muna dan Kota Kendari. Kasus campak yang ditemukan di Kabupaten Muna sebanyak 427 kasus, sedangkan di Kota Kendari sebanyak 57 kasus. Kedua daerah tersebut telah ditetapkan sebagai daerah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan telah dilakukan tindakan penanganan oleh pihak terkait yaitu pemerintah daerah melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing. Kabupaten lain yang melaporkan kejadian campak namun masih di bawah kedua daerah tersebut adalah Kolaka (11), Wakatobi (11), Bombana (2), Kolaka Timur (2), Baubau (1) dan Muna barat (1). 3.
Difteri Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diptheriae yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun. Pada tahun 2016 ditemukan 1 kasus difteri di Kabupaten Konawe, kasus tersebut dilaporkan meninggal dunia. Temuan kasus difteri terakhir sebelum ini hanya dilaporkan pada tahun 2013, yang ditemukan di Kabupaten Kolaka sebanyak 1 kasus. 4.
Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) Polio disebabkan oleh infeksi yang menyerang sistem syaraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 0-3 tahun, ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta saki di tungkai dan lengan. AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layu (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layu yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bahwa bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2016 Non Polio AFP rate di Sulawesi Tenggara sebesar 2,42/100.000 usia <15 tahun, hasil ini sudah sedikit melewati standar yang ditetapkan, yang berarti tim surveilance telah berfungsi dengan baik. Jumlah keseluruhan kasus yang ditemukan sebanyak 17 kasus dengan kasus tertinggi ditemukan di Kabupaten Muna sebanyak 7 kasus. Sebaran penemuan kasus non polio AFP menurut kabupaten/kota selengkapnya ditampilkan pada gambar 6.15.
118
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.17 SEBARAN KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>4
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra;2016
g.
Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Tahun 2016 merupakan tahun dengan kasus DBD tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penderita DBD di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan sebanyak 3.433 kasus, melonjak lebih dari 2 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, 33 kasus di antaranya meninggal dunia (Incidence Rate/Angka Kesakitan 132,5 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR)/Angka Kematian = 1,0%, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,4%. Trend IR DBD Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 6.16.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
119
GAMBAR 6.18 ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 140
132,5
120 100 80 60 40 20 0
49,50
64,70
35,40
18,16
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2016
Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 adalah sebesar ≤ 52 per 100.000 penduduk. Bila mengacu pada target tersebut, dengan IR DBD 132,50 per 100.000 penduduk di Sulawesi Tenggara sangat jauh dari target. GAMBAR 6.19 ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Muna Barat Buton Selatan Konawe Kepulauan Buton Buton Tengah Wakatobi Kolaka Timur Bombana Kolaka Utara Muna Baubau Konawe Utara Konawe Provinsi Buton Utara Konawe Selatan Kolaka Kendari
0,00 0,00 0,00 4,23 16,40 38,80 48,80 49,30 80,10 90,70 109,30 114,20 130,80 132,50 141,70 168,50
0,00
100,00
200,00
277,30 300,00
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra; 2016
120
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
372,80 400,00
Dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, kasus DBD ditemukan di 15 kabupaten/kota dengan jumlah kasus berbeda, seperti yang ditunjukan pada gambar 6.20. GAMBAR 6.20 SEBARAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>100 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Gambar 6.17 menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari 17 daerah hanya 2 kabupaten yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan dan Muna Barat yang bebas dari DBD, ini berarti penularan DBD telah menyebar pada hampir seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, 6 kabupaten/kota dengan jumlah kasus yang relatif tinggi adalah Kota Kendari, Baubau, Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Kolaka, Konawe, dan Kolaka Utara. Kejadian kasus tertinggi dialami Kota Kendari yang mencapai 1.093 kasus, ini adalah jumlah kasus tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Pada semua kabupaten/kota tersebut telah ditetapkan sebagai daerah KLB DBD tahun 2016.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
121
GAMBAR 6.21 JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 8 7 6 5 4 3 2
7 6 5 4 3
1 0
3 2 1
1
1
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Kematian akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 33 orang dari total 3.433 kasus DBD, jumlah tersebut berasal dari 10 kabupaten/kota. Kasus kematian tertinggi dilaporkan oleh Kota Kendari dan Konawe Selatan masing-masing dengan 7 dan 6 kasus. Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi jika CFR > 2 %, CFR DBD Sulawesi Tenggara sebesar 1%, dengan demikian angka kematian akibat DBD di Sulawesi Tenggara masih berada pada kategori sedang. Meskipun CFR relatif turun, peningkatan kasus yang signifikan dari tahun ke tahun harus terus diwaspadai. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih serius dalam hal peningkatan kualitas lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas SDM di rumah sakit dan puskesmas (dokter, perawat, dll) termasuk peningkatan sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di sarana-sarana pelayanan kesehatan guna menekan peningkatan jumlah kematian akibat DBD di masa mendatang. h.
Filariasis Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia Tiomori. Penyakit menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular lewat gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital. Tidak ada kasus baru filariasis yang ditemukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016. 22 kasus yang tercatat adalah kasus yang ditemukan tahun sebelumnya, yang dilaporkan oleh
122
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
5 kabupaten yaitu Buton, Muna, Konawe, Konawe Selatan dan Kolaka Timur. Sebaran kasus menurut wilayah kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.18. GAMBAR 6.22 SEBARAN KASUS FILARIASIS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
≥7 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Angka Kesakitan filariasis di Sulawesi Tenggara adalah 1/100.000 penduduk. Angka ini masih tergolong tinggi karena penyakit filariasis sebenarnya adalah penyakit yang seharusnya sudah dapat dieliminasi, apalagi pada tahun 2015 telah dilakukan program eliminasi filaria di Sulawesi Tenggara. i. Malaria Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dan dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok umur. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
123
Pada tahun 2016 jumlah kasus positif malaria di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.202 dengan Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) per 1000 penduduk beresiko sebesar 0,46, sedikit meningkat dibanding tahun 2015. Trend kasus malaria dapat dilihat pada gambar 6.19. GAMBAR 6.23 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN (API) MALARIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2012-2016 2.500 2.000
1
0,87 2.015
1.500
0,9 0,8
0,7
0,7 1.640
0,50 1.213
1.000
0,44 1.090
0,46 1.202
0,6 0,5 0,4 0,3
500
0,2 0,1
0
2012
2013
2014
Jumlah Kasus
2015
2016
0
API/1000 Pnddk
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Jumlah kasus penyakit malaria cenderung menurun dari tahun 2012-2015, namun pada tahun terakhir kembali mengalami peningkatan. Jika mengacu pada target Renstra Kemenkes untuk Angka Kesakitan Malaria (API) tahun 2013 < 1,25 per 1000 penduduk, Sulawesi Tenggara dengan API 0,46 telah memenuhi target. Capaian API tersebut juga sekaligus menunjukan bahwa Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori rendah (API lebih kecil dari 1) untuk angka kesakitan malaria. Permasalahan yang ditemui dalam pemberantasan penyakit malaria antara lain adalah kurangnya kegiatan yang dilakukan dalam rangka penemuan penderita, sehingga nilai ABER (Anual Blood Examination Rate) masih sangat rendah dan di sisi lain nilai SPR (Slide Positive Rate) masih cukup tinggi. Sebaran kasus positif malaria berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.24.
124
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
GAMBAR 6.24 SEBARAN KASUS MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
>50 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Gambar 6.24 menunjukkan tidak ada daerah di Sulawesi Tenggara yang bebas dari penyakit malaria. Kasus positif malaria tertinggi tahun 2016 dilaporkan oleh Kabupaten Muna dengan 814 kasus yang tercatat. Sebagai catatan, Kabupaten Muna (bersama dengan Kabupaten Buton dan pemekarannya) telah lama dikenal sebagai daerah endemis malaria di Sulawesi Tenggara, yang belum dapat dieliminasi atau dihilangkan sampai saat ini, hal ini terkait dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat setempat yang masih rendah sehingga mempengaruhi kebiasaan dan pola hidup yang cenderung tidak mendukung upaya pemberantasan penyakit malaria, namun demikian pada tahun ini Kabupaten Buton dan daerah pemekarannya telah berhasil menekan angka kejadian malaria dibanding tahun sebelumnya. Dari seluruh kasus malaria yang tercatat, terdapat 2 kasus kematian yang dilaporkan, keduanya berasal dari Kabupaten Muna. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
125
j. Rabies Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rabdovirus) yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus. Tidak ada kasus rabies akibat gigitan anjing di Sulawesi Tenggara yang dilaporkan pada tahun 2016, kasus rabies terakhir yang dilaporkan terjadi pada tahun 2015 di Kabupaten Konawe Selatan, tepatnya di Kecamatan Landono pada bulan februari 2015. Kasus tersebut telah tertangani dengan baik sehingga tidak mengakibatkan kematian. Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan makro di Indonesia, demikian pula di Sulawesi Tenggara, meskipun penyakit tidak menular juga telah meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Penyakit menular masih menjadi sumber keresahan utama bagi masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah, juga masih yang paling besar menelan biaya dan waktu (Economy Cost), termasuk dalam upaya pengendaliannya. Berikut ini disajikan data 10 penyakit menular tertinggi di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016. TABEL 6.1 10 PENYAKIT MENULAR TERTINGGI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No
Jenis Penyakit
Jumlah Kasus
1
ISPA bukan pneumonia
2
Diare
28.517
3
Influenza
19.113
4
Tersangka TBC Paru
4.694
5
Tipes Perut Klinis
4.641
6
Pneumonia
2.273
7
Demam Berdarah Dengue
2.243
8
Demam Dengue
1.761
9
TBC Paru BTA (+)
1.310
10
Diare Berdarah
1.150
114.137
Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Prov. Sultra Tahun. 2016
126
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
II. PENYAKIT TIDAK MENULAR Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan penyebab 63% kematian di seluruh dunia (WHO, 2010). Di Sulawesi Tenggara sendiri, meskipun penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan utama, di saat yang sama jumlah penderita PTM dan kematian akibat PTM terus meningkat. Hal tersebut mejadi beban ganda (double burden) dalam pelayanan kesehatan sekaligus menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Sulawesi Tenggara. Peningkatan PTM berdampak negatif terhadap ekonomi dan produktivitas. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama daan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya, selain itu salah satu dampak PTM adalah kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. a.
Hipertensi Hipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu kondisi di mana tekanan sistolik darah > 140 mmHg dan/atau diastolik > 90 mmHg (WHO, 2013). Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output. Menurut WHO, 1 dari 3 orang menderita hipertensi atau darah tinggi dan data lainnya menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang menderita hipertensi juga terserang diabetes. Data statistik yang dikeluarkan WHO tahun 2012 juga menyebutkan dapat memicu stroke yang menyebabkan kematian hingga 51% dan memicu jantung koroner yang menyebabkan kematian hingga 45%. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. Di Sulawesi Tenggara, belum ada hasil penelitian atau survey tentang hipertensi. Data yang ada adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada unit-unit pelayanan seperti Puskesmas dan jaringannya. Dari 82.425 orang atau 8% penduduk berusia 18 tahun ke atas yang dilakukan pengukuran takanan darah, sebanyak 31.817 orang atau 38,60% yang mengalami hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lebih banyak ditemukan pada lakilaki yaitu sebesar 50,32%, sedangkan pada perempuan hanya sebesar 34,67%. Data ini hanya berasal dari 11 kabupaten/kota, karena 6 daerah lainnya tidak melaporkan hasil pemeriksaan tekanan darah di wilayahnya, meskipun demikian data tersebut di atas dapat menjadi acuan tentang gambaran kasus hipertensi di Sulawesi Tenggara yang persentasenya berada di atas prevalensi nasional. b.
Obesitas Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight (kelebihan berat badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadi masalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005, sekitar 1,6 miliar orang dewasa di atas usia 15 + kelebihan berat badan dan setidaknya 400 juta orang dewasa menderita obesitas. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat ditentukan dengan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Obesitas merupakan penyebab utama penyakit dapat Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
127
dicegah dan penyebab kematian di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang yang kelebihan berat badan di negara-negara industri telah meningkat secara signifikan; meningkat begitu banyak sehingga WHO telah menyebutkan bahwa obesitas sebagai epidemi. Di Indonesia sendiri, sebanyak 40 juta orang dewasa mengalami kegemukan, dan Indonesia masuk ke peringkat 10 daftar negara-negara dengan tingkat obesitas terbanyak di dunia. Orang yang mengalami obesitas berada pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit yang serius seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, diabetes, penyakit kandung empedu, dan kanker. Risiko pada orang yang mengalami obesitas beberapa kali lebih tinggi dari orang-orang yang memiliki berat badan yang sehat dan normal. Hasil pemeriksaan obesitas di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 menunjukan dari 86.430 penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang dilakukan pemeriksaan, 22.025 atau 25,48% di antaranya mengalami obesitas. Berbeda dengan kasus hipertensi, pada obesitas lebih banyak ditemukan pada perempuan dengan jumlah 29,13% sedangkan pada laki-laki sebesar 13,20%. Hasil tersebut cukup mengkhawatirkan karena sejalan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah obesitas baik di Indonesia maupun dunia, padahal Sulawesi Tenggara dalam hal gaya hidup dan pola konsumsi belumlah seperti kota atau daerah yang lebih maju lainnya di Indonesia. c.
Kanker Penyakit Kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak normal dan terus membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker (Infodatin, 2013). Penyakit kanker dibedakan berdasarkan penyebab dan organ yang terkena, di antaranya adalah kanker leher rahim (kanker serviks) dan kanker payudara. Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Kanker serviks diberitakan sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita nomor 1, setidaknya setiap 2 menit ada 1 orang di dunia yang meninggal akibat kanker serviks. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Upaya deteksi dini kanker yang telah dilakukan di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 adalah deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Laktat) dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE/Clinical Breast Examination). Dari 3.223 perempuan usia 30-50 tahun yang diperiksa, ditemukan 50 kasus IVA positif (1,55%) dan 90 kasus tumor/benjolan pada payudara (2,79%). Kegiatan deteksi dini seperti ini sangat penting dan perlu terus ditingkatkan baik segi jangkauan, frekwensi maupun jenis pemeriksaannya. Di satu sisi kasus PTM semakin meningkat di masyarakat, namun di sisi lain data mengenai perkembangan PTM di Sulawesi Tenggara sangat minim, terutama di lingkup
128
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
program dinas kesehatan, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini disebabkan karena deteksi dan penanganan PTM umumnya dilakukan di unit-unit teknis pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan jaringannya, di mana koordinasi pelaporannya tidak optimal, padahal beberapa jenis PTM, seperti hipertensi dan Diabetes Mellitus (DM) selalu masuk dalam 10 penyakit terbesar Sulawesi Tenggara setiap tahunnya, disamping penyakit tidak menular lainnya seperti jantung dan stroke. Tabel 6.1. berikut menunjukan distribusi 10 penyakit tidak menular tertinggi di Sulawesi Tenggara tahun 2016. TABEL 6.2 10 PENYAKIT TIDAK MENULAR TERTINGGI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 No
Jenis Penyakit
Jumlah Kasus
1
Hipertensi
2
Asma Bronchiale
3.081
3
Diabetes Mellitus
2.983
4
Cedera Kecelakaan Lalu Lintas
2.774
5
Cedera Akibat Lain
1.396
6
Obesitas
286
7
Penyakit Jantung Koroner
248
8
Stroke
246
9
PPOK
177
10
Penyakit Tiroid
18.054
76
Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Prov. Sultra Tahun. 2016
Dalam tabel 10 besar penyakit di Sulawesi Tenggara, trend penyakit yang ada relatif tidak terlalu berbeda dari tahun ke tahun. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang selalu ada dalam daftar ini adalah Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Untuk tahun 2016, jenis PTM yang masuk dalam daftar 10 besar tidak bertambah, tapi yang menjadi catatan adalah kenaikan peringkatnya dalam daftar tersebut. Jika pada tahun 2015 Hipertensi berada pada urutan ke-4 dan DM di urutan ke-9, pada tahun 2016 urutan tersebut bergeser di mana Hipertensi naik ke urutan 2 sedangkan DM di urutan 5. Hal tersebut secara eksplisit menunjukkan meningkatnya jumlah penderita hipertensi dan DM di Sulawesi Tenggara setiap tahunnya. Hipertensi dan Diabetes Mellitus seringkali menjadi pemicu utama penyakit-penyakit degeneratif lainnya. Penyakit tidak menular berikutnya yang jumlah kejadiannya semakin meningkat adalah Kanker dan Obesitas. Ini adalah fenomena global yang timbul akibat pola makan dan gaya Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
129
hidup masyarakat yang berubah makin praktis dan serba cepat. Masyarakat Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari fenomena ini. Meskipun angka pasti penderita kanker dan obesitas tidak diketahui, tapi upaya pemeriksaan dan deteksi dini telah dilakukan oleh program terkait. Hasil lebih lengkap bisa dilihat pada tabel 25-26 lampiran buku profil ini. B. KESEHATAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan di antaranya meliputi penyediaan air minum serta pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran. 1.
Air Minum Menurut Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan daan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usahaa perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan air minum. Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat kualitas air minum harus standar Permenkes dimaksud. Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum yang bervariasi, seperti sumur gali terlindung (SG T), sumur gali dengan pompa (SG P), sumur bor dengan pompa (SB P), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan PDAM. Persentase penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan sumber air minum ditampilkan pada gambar 6.22. GAMBAR 6.25 PERSENTASE PENDUDUK MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
Lain-Lain 19%
SG T 23% SG P; 5%
PDAM 35%
SB P; 5% MAT 8%
TA; 1%
PAH; 4% Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
130
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan gambar di atas, sumber air minum yang paling banyak digunakan penduduk Sulawesi Tenggara adalah PDAM dan Sumur Gali Terlindung. Ini menunjukan bahwa sumber air minum yang digunakan oleh mayoritas penduduk Sulawesi Tenggara relatif cukup layak, tetapi menilai kelayakan air minum tidak hanya berdasarkan sumbernya saja, tapi juga dengan pemeriksaan fisik meliputi warna, bau, dan rasa serta kandungan/kadar mikrobiologis maupun kimia. Melalui pemeriksaan kualitas air yang dilakukan beberapa kabupaten terhadap penyelenggara air minum, rata-rata air minum yang diperiksa sudah cukup baik, di mana yang memenuhi syarat mencapai 81,32%, tapi pemeriksaan ini hanya dilaporkan oleh 8 kabupaten sehingga belum cukup representatif untuk disimpulkan sebagai hasil yang mewakili provinsi secara keseluruhan. Secara umum, persentase penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak di Sulawesi Tenggara telah mencapai 79,09%, meningkat cukup signifikan dibanding ahun sebelumnya sebesar 42,23%. 2.
Sanitasi Layak Proporsi sarana jamban yang digunakan penduduk Sulawesi Tenggara berdasarkan jenisnya ditampilkan pada gambar 6.26. GAMBAR 6.26 PERSENTASE PENDUDUK MENURUT JENIS SARANA JAMBAN YANG DIGUNAKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
Leher Angsa 49% Komunal 9% Lain-Lain 31%
Plengsengan 6% Cemplung 5%
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Data yang ada menunjukan sebagian besar penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sarana jamban jenis leher angsa dengan presentase mencapai 49%. Secara keseluruhan 69% penduduk telah memiliki dan menggunakan sarana jamban tetap, meskipun belum semuanya memenuhi syarat. Namun demikian masih terdapat 31% penduduk yang menggunakan sarana jamban lainnya yang tidak diketahui atau tidak tercatat/tidak dilaporkan, ini akan menjadi masalah bila penduduk tersebut tidak mempunyai jamban tetap dan melakukan aktifitas BAB di tempat terbuka atau sembarang tempat. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi layak meningkat menjadi 56,16% (tahun 2015; 41,36%). Bisa disimpulkan bahwa rata-rata penduduk Sultra telah menggunakan jamban tetap, tetapi baru kurang lebih setengahnya yang memenuhi syarat jamban sehat atau layak. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
131
3.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Sanitasi total berbasis masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengelolaan sanitasi secara menyeluruh oleh masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan STBM di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan signifikan. Bila pada tahun 2015 persentase desa yang melaksanakannya hanya sekitar 13%, pada tahun 2016 naik menjadi 26,49%. Secara umum capaian tersebut dinilai masih rendah, tapi progres yang ada cukup menjanjikan apabila dipertahankan. Rincian desa di Sulawesi Tenggara yang telah melaksanakan STBM menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.27. GAMBAR 6.27 PERSENTASE DESA MELAKSANAKAN STBM MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Kepulauan Buton Tengah Konawe Utara Konawe Muna Buton Selatan Muna Barat Buton Utara Baubau Kolaka Timur Konawe Selatan Provinsi Wakatobi Kolaka Kolaka Utara Bombana Buton Kendari
0 0 2,72 6,27 9,87 10,00 12,79 16,48 20,93 24,06 26,59 26,61 39,00 49,63 56,39 67,13 73,68 75,00 0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016
Hanya 2 daerah dengan presentase desa yang melaksanakan STBM di atas 70 %, yaitu Kota Kendari dan Kabupaten Buton. Dua kabupaten tidak melaporkan datanya atau tidak melakukan pemicuan yaitu Konawe Kepulauan dan Buton Tengah. Rata-rata provinsi juga masih sangat rendah yakni sebesar 26,61%. Capaian di atas tidak berkorelasi dengan penurunan persentase desa stop buang air besar sembarangan (Stop BABS) dari 8,08% tahun 2015 menjadi 4,79% pada tahun 2016.
132
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
4.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku hidup masyarakat diukur dengan jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dinilai berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Dari 373.663 RT yang dipantau di Sulawesi Tenggara (total RT 576.431), yang berPHBS mencapai 52,12% 44,75%, atau naik sekitar 8 % dari tahun 2016 . Urutan RT berPHBS di Sulawesi Tenggara menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 6.25. GAMBAR 6.28 PERSENTASE RUMAH TANGGA Ber-PHBS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 Konawe Selatan Muna Barat Kolaka Timur Baubau Konawe Kepulauan Buton Bombana Buton Selatan Buton Utara Wakatobi Provinsi Muna Konawe Buton Tengah Kolaka Utara Konawe Utara Kendari Kolaka
21,60 24,24 32,47 33,48 36,99 41,78 44,58 47,61 50,83 51,35 52,12 52,74 54,15 55,10 56,05 59,90 60,11 79,95 0,00
10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016 Gambar 6.28 menunjukan urutan jumlah RT PHBS di Sulawesi Tenggara. Secara umum persentase RT berPHBS antar kabupaten/kota di Sultra hanya dipisahkan oleh margin yang relatif tipis, kecuali Kabupaten Kolaka yang merupakan kabupaten berPHBS terbaik di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016, dengan jumlah rumah tangga berPHBS hampir mencapai 80%. Daerah lain yang mendekati hanyalah Kota Kendari dengan 60%, yang lain masih di bawah capaian tersebut, rata-rata Provinsi mencapai 52,12%, naik dibanding tahun sebelumnya yang hanya 44,75% .
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
133
134
VI Pengendalian Penyakit & Kesehatan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik; Indikator Kesejahteraan Rakyat Sulawesi Tenggara Tahun 2016, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2016; Badan Pusat Statistik; Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2015, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2016; Pusat Data dan Informasi; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Edisi Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2013; Kementerian Kesehatan RI; Profil Kesehatan Indonesia 2015, Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, Jakarta, 2016; Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Edisi Tahun 2011-2015, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, 2011-2015; Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Subdin Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Lapertakes) Tahun 2016, Dinkes Sultra, Kendari, 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Tahun 2016, Dinkes Sultra, Kendari, 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016, Dinkes Sultra, Kendari, 2016.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016
135
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 NO
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
No. Lampiran
A. GAMBARAN UMUM 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
1.305.701
1.286.159
1.316.557 2277 2.591.860 4,5 2,0 59,6 101,5 35,62
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk produktif
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
16.646 13.946 2.626 1.730 1.591 7.926 0
85.655 % 79.816 % % 10.290 % 3.164 % 21.538 % 9.067 %
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
23.881 9 122 5 64 3 88 4
49.634 10 332 7 153 3 241 5
per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Tabel 4 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 6 Tabel 6
36,32
37,14
27.760 26.149 4.033 1.795 1.573 6.995 0
25.753 11 210 8 87 3 153 6
74 149
NO
INDIKATOR
B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+ CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0-14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 21 Jumlah Kasus HIV 22 Jumlah Kasus AIDS 23 Jumlah Kematian karena AIDS 24 Jumlah Kasus Syphilis 25 Donor darah diskrining positif HIV 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum)
ANGKA/NILAI L+P
L
P
1.840 59,26 141,64 2.327 179,13
1.265 40,74 97,85 1.576 121,90
13,91 80,66 8,03 88,68 2,54 15,77 #REF! #REF! #REF! #REF! 0,21 0,00
7,46 78,12 9,86 87,98 1,55 14,79 #REF! #REF! #REF! #REF! 0,47 0,00
233 17,84
109 8,47
1,88 94,44 61,98
0,99 94,12 69,23
0
1
0 0
0 0
Satuan
3.105 Kasus % 119,80 per 100.000 penduduk 3.903 Kasus 150,59 per 100.000 penduduk 0,79 % 10,29 % 79,64 % 8,76 % 88,40 % 2,51 per 100.000 penduduk 15,47 % #REF! Kasus #REF! Kasus #REF! Jiwa #REF! Kasus 0,27 % 0,00 %
No. Lampiran
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
342 13,20 7,31 3,22 0,42 1,44 94,29 64,07
Kasus per 100.000 penduduk % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %
Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17
2,42 1 0 0 0 0
per 100.000 penduduk <15 tahun
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19
Kasus % Kasus Kasus %
NO
INDIKATOR
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi Persentase obesitas Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam
C. C.1 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Penanganan komplikasi kebidanan Penanganan komplikasi Neonatal Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi
L
ANGKA/NILAI L+P
P 0
0
243
269
0 27 130,57 0,82 0,54 0,28 1 50,32 13,20
0 73 134,37 1,10 0,39 0,00 1 34,47 29,13 1,55 2,79
35,56
88 73,96 80,85 78,76 77,24 59,43 75,35 49,24 36,37
91 2,94 98,48 94,72 45,28 88,58
95 3,34 99,83 96,19 47,96 90,50
Satuan
0 0 512 0 0 76 132,45 0,96 0,46 0,17 1 38,60 25,48
Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk berisiko % per 100.000 penduduk % % % % 100,00 %
35,95 8,85 61,05 93 3,27 99,13 95,43 46,63 88,74
% % % % % % % % % % % % % % % % %
No. Lampiran Tabel 19 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 26 Tabel 28
Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40
NO
INDIKATOR
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Imunisasi dasar lengkap pada bayi Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Baduta ditimbang Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) Pelayanan kesehatan anak balita Balita ditimbang (D/S) Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
68 69 70 71 72 73
Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
74
90,32 85,28 80,30 76,18 78,60 1,43 65,62 71,47 2,50 100 96,16
ANGKA/NILAI L+P 82,87 90,31 85,47 79,05 76,01 78,61 2,95 65,11 71,06 2,46 100,00 96,77
60,35 80,35
52,45 85,78
0,34 50,66 56,16 56,78 83,02
80,35 43,89
85,78 52,36
83,02 % 48,35 %
Tabel 51 Tabel 52
48,15 3.627 2.837 #REF! #REF!
49,83 5.952 4.767 #REF! #REF!
48,98 9.579 7.604 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Tabel 53 Tabel 54 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56
L 90,29 85,64 77,82 75,83 78,62 1,36 64,60 70,66 2,43 100,00 97,38
P
Satuan % % % % % % % % % % % %
sekolah sekolah % %
No. Lampiran Tabel 41 Tabel 43 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 76 77 78 79 80 81 82 83
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
% % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari
NO
INDIKATOR
87
Rumah Tangga ber-PHBS
C.4 88 89 90 91 92 93
Keadaan Lingkungan Persentase rumah sehat Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) Desa STBM Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik
D. D.1 94 95 96 97
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita UKBM Poskesdes Polindes Posbindu Jumlah Desa Siaga Persentase Desa Siaga
98 99 100 101 102 103
104 105
D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis
L
P
ANGKA/NILAI L+P 52,12 %
58,72 79,09 81,32 56,16 2,11 -
#REF!
#REF!
Satuan
No. Lampiran Tabel 57
% % % % % % % % %
Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 65
29,00 2,00 91,00 189,00 141,00 372,00 298,00 70,97 3.178,00 60,86 1,08
RS RS
% Posyandu % per 100 balita
Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 69
869,00 195,00 586,00 1.799,00 79,01
Poskesdes Polindes Posbindu Desa %
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71
#REF! Orang
Tabel 72
NO
INDIKATOR
107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (spesialis+umum) Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Rasio Perawat per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Gizi
D.3 120 121 122
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L #REF!
P #REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
ANGKA/NILAI L+P #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Satuan Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang Orang Orang Orang Orang
1.989.008.011.837 Rp 100,00 % 767.405,65 Rp
No. Lampiran Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77
Tabel 81 Tabel 81 Tabel 81
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 LUAS NO
KABUPATEN/KOTA
WILAYAH (km 2)
1
2
JUMLAH KECAMATAN
3
1 BUTON
JUMLAH DESA
KELURAHAN
DESA + KELURAHAN
4
5
6
JUMLAH PENDUDUK
bps prov
7
JUMLAH RUMAH TANGGA
RATA-RATA
KEPADATAN
JIWA/RUMAH
PENDUDUK
TANGGA
per km 2
8
9
10
1.181,20
7
83
12
95
97.670
267.729
23.924
4,08
82,69
2 MUNA
205.769,00
22
126
26
152
211.622
293.918
46.690
4,53
1,03
3 KONAWE
580.216,97
27
296
55
351
238.067
238.067
52.211
4,56
0,41
4 KOLAKA
3.538,14
12
135
246.999
190.765
47.335
5,22
69,81
5 KONAWE SELATAN
4.514,20
23
346
15
361
295.326
299.928
73.454
4,02
65,42
6 BOMBANA
3.316,16
22
121
22
143
170.020
170.020
32.383
5,25
51,27
559,54
8
75
25
100
94.985
95.209
30.863
3,08
169,76
8 KOLAKA UTARA
3.391,67
15
6
133
142.614
142.614
28.802
4,95
42,05
9 BUTON UTARA
1.923,00
6
79
12
91
61.124
61.124
15.508
3,94
31,79
10 12
136
11
147
59.673
59.673
12.876
4,63
11,93
117
16
133
156.803
182.012
27.659
5,67
0,38
867,58
7
89
7
96
33.707
32.307
9.026
3,73
38,85
7 WAKATOBI
10 KONAWE UTARA
5.003,39 413.658,00
11 KOLAKA TIMUR 12 KONAWE KEPULAUAN 13 MUNA BARAT
103
127
32
90.628,00
11
81
5
86
77.084
77.084
17.799
4,33
0,85
14 BUTON TENGAH
958,31
7
67
10
77
94.541
94.541
22.978
4,11
98,65
15 BUTON SELATAN
509,92
7
60
10
70
93.983
93.983
22.857
4,11
184,31
16 KOTA KENDARI
295,89
10
0
64
64
359.371
359.371
85.090
4,22
1.215
17 KOTA BAUBAU
226,31
8
0
43
43
158.271
158.271
26.976
5,87
699,35
1.316.557,28
214
1906
371
2277
2.591.860
2.816.616
576.431
4,50
1,97
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: - Badan Pusat Statistik 2016
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 JUMLAH PENDUDUK
NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
1
2
1
0-4
150.309
143.343
293.653
104,86
2
5-9
152.221
143.766
295.986
105,88
3
10 - 14
140.233
134.521
274.754
104,25
4
15 - 19
126.561
123.156
249.717
102,76
5
20 - 24
115.955
117.283
233.238
98,87
6
25 - 29
109.512
111.501
221.013
98,22
7
30 - 34
99.408
100.775
200.183
98,64
8
35 - 39
92.894
92.992
185.886
99,90
9
40 - 44
81.002
79.256
160.258
102,20
10
45 - 49
66.699
64.594
131.293
103,26
11
50 - 54
52.214
51.003
103.217
102,37
12
55 - 59
41.379
39.492
80.871
104,78
13
60 - 64
28.875
28.941
57.816
99,77
14
65 - 69
20.577
21.406
41.983
96,13
15
70 - 74
13.873
15.814
29.688
87,73
16
75+
13.989
18.314
32.303
76,38
1.305.701
1.286.159
2.591.860
101,52
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
3
4
5
6
JUMLAH ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: - BPS Pusat - BPS Provinsi Sultra
59,65
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 JUMLAH NO
PERSENTASE
VARIABEL
1
2
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
3
4
496.975
491.816
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
5
6
7
8
1.019.706
180.506
182.668
363.174
36,32
37,14
35,62
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
15.769
13.458
93.465
3,17
2,74
9,17
b. SD/MI
37.931
28.769
130.918
7,63
5,85
12,84
c. SMP/ MTs
27.760
16.646
85.655
5,59
3,38
8,40
d. SMA/ MA
26.149
13.946
79.816
5,26
2,84
7,83
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
4.033
2.626
12.325
0,81
0,53
1,21
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
1.795
1.730
10.290
0,36
0,35
1,01
g. AKADEMI/DIPLOMA III
1.573
1.591
3.164
0,32
0,32
0,31
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
6.995
7.926
21.538
1,41
1,61
2,11
0
0
9.067
0,00
0,00
0,89
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber: BPS Prov. Sultra Tahun 2016
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 JUMLAH KELAHIRAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH PUSKESMAS
LAKI-LAKI
3
HIDUP
MATI
4
5
PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
6
7
8
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
9
10
11
HIDUP + MATI 12
1
BUTON
13
1.002
20
1.022
891
6
897
1.893
26
1.919
2
MUNA
27
2.174
21
2.195
1.939
19
1.958
4.113
40
4.153
3
KONAWE
27
2.653
38
2.691
2.116
7
2.123
4.769
45
4.814
4
KOLAKA
13
2.213
29
2.242
2.069
16
2.085
4.282
45
4.327
5
KONAWE SELATAN
23
2.993
39
3.032
2.717
35
2.752
5.710
74
5.784
6
BOMBANA
22
1.710
34
1.744
1.798
25
1.823
3.508
59
3.567
7
WAKATOBI
20
953
10
963
840
10
850
1.793
20
1.813
8
KOLAKA UTARA
16
1.467
20
1.487
1.382
12
1.394
2.849
32
2.881
9
BUTON UTARA
10
658
17
675
627
18
645
1.285
35
1.320
10 KONAWE UTARA
22
652
8
660
565
6
571
1.217
14
1.231
11 KOLAKA TIMUR
12
1.077
7
1.084
980
12
992
2.057
19
2.076
7
277
3
280
279
4
283
556
7
563
13 MUNA BARAT
15
773
15
788
711
8
719
1.484
23
1.507
14 BUTON TENGAH
12
884
13
894
747
9
756
1.631
22
1.653
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
8
902
12
914
823
5
828
1.725
17
1.742
16 KOTA KENDARI
15
3.892
0
3.892
3.933
6
3.939
7.825
6
7.831
17 KOTA BAUBAU
17
1.473
13
1.486
1.464
10
1.474
2.937
23
2.960
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
25.753
299
26.049
23.881
208
24.089
49.634
507
50.141
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
11,48
8,63
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
10,11
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 JUMLAH KEMATIAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
LAKI - LAKI
PUSKESMAS
2
3
NEONATAL
BAYI
4
5
PEREMPUAN
ANAK BALITA
a
BALITA
6
7
NEONATAL
BAYI
8
9
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
ANAK BALITA
a
BALITA
10
11
NEONATAL
BAYIa
12
13
ANAK BALITA
BALITA
14
15
1
BUTON
13
9
5
2
7
5
4
3
6
14
9
5
13
2
MUNA
27
19
5
13
18
14
11
4
15
33
16
17
33
3
KONAWE
27
17
4
2
6
4
3
0
2
21
7
2
8
4
KOLAKA
13
32
10
3
13
10
6
3
9
42
16
16
22
5
KONAWE SELATAN
23
11
7
8
15
18
3
2
5
29
10
10
20
6
BOMBANA
22
23
3
1
4
14
1
1
2
37
4
2
6
7
WAKATOBI
20
13
14
4
16
2
2
1
1
15
16
5
17
8
KOLAKA UTARA
16
15
3
0
3
14
5
1
6
29
8
1
9
9
BUTON UTARA
10
6
9
1
16
5
9
1
15
11
18
2
31
10 KONAWE UTARA
22
9
4
0
4
0
3
1
3
9
7
1
7
11 KOLAKA TIMUR
12
16
7
3
10
11
2
1
3
27
9
4
13
7
4
0
0
6
4
2
1
3
8
2
1
9
13 MUNA BARAT
15
9
5
3
0
9
3
2
0
18
8
5
0
14 BUTON TENGAH
12
7
3
1
1
5
1
0
0
12
4
1
1
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
8
4
3
4
15
2
4
4
11
6
9
8
26
16 KOTA KENDARI
15
9
3
4
7
3
2
0
2
12
5
4
9
17 KOTA BAUBAU
17
7
2
3
12
2
3
0
5
9
5
3
17
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
210
87
52
153
122
64
25
88
332
153
87
241
8,15
3,38
2,02
5,94
5,11
2,68
1,05
3,68
6,69
3,08
1,75
4,86
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 KEMATIAN IBU NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
JUMLAH LAHIR HIDUP 4
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 20-34 ≥35 < 20 20-34 ≥35 JUMLAH JUMLAH tahun tahun tahun tahun tahun tahun 5
6
7
8
9
10
11
12
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS < 20 20-34 ≥35 JUMLAH tahun tahun tahun 13
14
15
16
< 20 tahun
JUMLAH KEMATIAN IBU 20-34 ≥35 JUMLAH tahun tahun
17
18
19
20
1
BUTON
13
1.893
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
0
0
1
1
2
2
MUNA
27
4.113
0
0
0
0
0
3
0
3
0
0
1
1
0
3
1
4
3
KONAWE
27
4.769
0
0
0
0
0
2
4
6
0
0
0
0
0
2
4
6
4
KOLAKA
13
4.282
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
2
5
0
3
2
5
5
KONAWE SELATAN
23
5.710
0
1
1
2
0
1
1
2
0
5
1
6
0
7
3
10
6
BOMBANA
22
3.508
0
1
0
1
0
1
1
2
1
0
1
2
1
2
2
5
7
WAKATOBI
20
1.793
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
0
1
2
3
8
KOLAKA UTARA
16
2.849
2
1
3
6
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
3
6
9
BUTON UTARA
10
1.285
0
0
0
0
0
2
0
2
0
1
0
1
0
3
0
3
10 KONAWE UTARA
22
1.217
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
4
0
0
4
4
11 KOLAKA TIMUR
12
2.057
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
2
2
0
0
3
3
7
556
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
13 MUNA BARAT
15
1.484
0
1
1
2
0
1
0
1
1
0
0
1
1
2
1
4
14 BUTON TENGAH
12
1.631
2
0
1
3
0
0
1
1
1
1
1
3
3
1
3
7
15 BUTON SELATAN
8
1.725
0
1
0
1
0
1
1
2
0
0
0
0
0
2
1
3
16 KOTA KENDARI
15
7.825
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
3
0
2
1
3
17 KOTA BAUBAU
17
2.937
0
0
0
0
0
4
0
4
0
1
0
1
0
5
0
5
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
49.634
4
6
6
16
0
16
10
26
3
14
15
32
7
36
31
74
12 KONAWE KEPULAUAN
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
149
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
JUMLAH PENDUDUK
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
L
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P 16
JUMLAH
%
17
18
1
BUTON
13
49.517
48.153
97.670
74
58
53
41,73
127
110
56
87
44,16
197
7
3,55
2
MUNA
27
101.579
110.043
211.622
321
57
241
42,88
562
350
57
259
42,53
609
2
0,50
3
KONAWE
27
121.972
116.095
238.067
280
68
132
32,04
412
318
68
147
31,61
465
0
0,00
4
KOLAKA
13
128.162
118.837
246.999
133
62
82
38,14
215
228
64
131
36,49
359
5
1,39
5
KONAWE SELATAN
23
150.413
144.913
295.326
122
56
97
44,29
219
168
56
133
0,00
301
0
0,00
6
BOMBANA
22
85.781
84.239
170.020
110
63
66
37,50
176
125
63
74
37,19
199
1
0,50
7
WAKATOBI
20
45.612
49.373
94.985
32
56
25
43,86
57
39
56
31
44,29
70
0
0,00
8
KOLAKA UTARA
16
73.489
69.125
142.614
78
60
51
39,53
129
126
63
75
37,31
201
3
1,49
9
BUTON UTARA
10
30.690
30.434
61.124
23
47
26
53,06
49
27
47
30
52,63
57
0
3,51
10 KONAWE UTARA
22
24.464
35.209
59.673
48
56
37
43,53
85
48
56
37
43,53
85
0
0,00
11 KOLAKA TIMUR
12
80.276
76.527
156.803
36
65
19
34,55
55
59
63
35
37,23
94
0
0,00
12 KONAWE KEPULAUAN
7
17.135
16.572
33.707
14
61
9
39,13
23
14
61
9
39,13
23
2
8,70
13 MUNA BARAT
15
36.734
40.350
77.084
15
45
18
54,55
33
9
35
17
65,38
26
0
0,00
14 BUTON TENGAH
12
46.325
48.216
94.541
49
54
42
46,15
91
58
54
49
45,79
107
3
1,87
15 BUTON SELATAN
8
47.773
46.210
93.983
54
64
31
36,47
85
64
63
38
37,25
102
0
0,00
16 KOTA KENDARI
15
181.392
177.979
359.371
330
57
253
43,40
583
398
57
297
42,73
695
0
0,00
17 KOTA BAUBAU
17
77.730
80.541
158.271
121
59
83
40,69
204
186
59
127
40,58
313
8
2,56
279 1.299.044
1.292.816
2.591.860
1.840
59
1.265
41
3.105
2.327
60
1.576
40,38
3.903
31
0,79
JUMLAH (KAB/KOTA)
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
141,64
97,85
119,80 179,13
121,90
150,59
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 TB PARU NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
SUSPEK BTA (+) L
P
L+P
L
P
L+P
L
4
5
6
7
8
9
10
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P L+P 11
12
1
BUTON
13
609
533
1.142
74
53
127
12,15
9,94
11,12
2
MUNA
27
1.662
2.392
4.054
321
241
562
19,31
10,08
13,86
3
KONAWE
27
1.756
2.527
4.283
280
132
412
15,95
5,22
9,62
4
KOLAKA
13
1.110
864
1.974
133
82
215
11,98
9,49
10,89
5
KONAWE SELATAN
23
891
1.283
2.174
122
97
219
13,69
7,56
10,07
6
BOMBANA
22
846
982
1.828
110
66
176
13,00
6,72
9,63
7
WAKATOBI
20
95
101
196
32
25
57
33,68
24,75
29,08
8
KOLAKA UTARA
16
639
604
1.243
78
51
129
12,21
8,44
10,38
9
BUTON UTARA
10
134
125
259
23
26
49
17,16
20,80
18,92
10 KONAWE UTARA
22
179
257
436
49
36
85
27,37
14,01
19,50
11 KOLAKA TIMUR
12
220
145
365
36
19
55
16,36
13,10
15,07
7
38
97
135
14
9
23
36,84
60
17,04
13 MUNA BARAT
15
233
241
474
15
18
33
6,44
7,47
6,96
14 BUTON TENGAH
12
379
545
924
49
42
91
0,00
0,00
9,85
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
8
289
271
560
54
31
85
18,69
11,44
15,18
16 KOTA KENDARI
15
3.129
4.503
7.632
330
253
583
10,55
5,62
7,64
17 KOTA BAUBAU
17
1.024
1.474
2.498
121
83
204
11,82
5,63
8,17
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
13.233
16.944
30.177
1.841
1.264
3.105
13,91
7,46
10,29
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKES MAS
BTA (+) DIOBATI* L
P % 8
9
L+P %
JUMLA H
10
11
L %
JUMLA H
12
13
P %
JUMLA H
14
15
L+P
L
P
L+P
JUMLA H
4
5
6
7
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
72 404 286 158 189 106 39 69 24 49 59 9 25 40 43 335 99
46 282 185 80 88 73 32 46 16 36 35 9 46 33 36 219 77
118 686 471 238 277 179 71 115 40 85 94 18 71 73 79 554 176
66 323 216 127 146 87 31 60 17 32 42 9 14 29 33 325 61
91,67 79,95 75,52 80,38 77,25 82,08 79,49 86,96 70,83 65,31 71,19 100,00 56,00 72,50 76,74 97,01 61,62
39 212 139 66 59 66 22 29 14 23 24 9 29 23 31 210 51
84,78 30,90 75,14 82,50 21,30 90,41 68,75 63,04 87,50 63,89 68,57 100,00 63,04 69,70 86,11 95,89 66,23
105 535 355 193 205 153 53 89 31 55 66 18 43 52 64 535 112
88,98 93,73 75,37 81,09 90,64 85,47 74,65 77,39 92,50 64,71 70,21 100,00 60,56 71,23 81,01 96,57 63,64
1 14 16 16 0 7 0 9 0 0 42 0 11 11 6 2 26
1,39 45,30 5,59 10,13 0,00 6,60 0,00 13,04 0,00 0,00 71,19 0,00 44,00 27,50 13,95 0,60 26,26
4 21 7 8 3 4 2 10 0 0 24 0 17 9 0 4 19
8,70 22,41 3,78 10,00 3,31 5,48 6,25 21,74 0,00 0,00 68,57 0,00 36,96 27,27 0,00 1,83 24,68
5 35 23 24 3 11 2 19 0 0 66 0 28 20 6 6 45
4,24 4,18 4,88 10,08 0,75 6,15 2,82 16,52 0,00 0,00 70,21 0,00 39,44 27,40 7,59 1,08 25,57
279
2.006
1.339
3.345
1.618
80,66
1.046
78,12
2.664
79,64
161
8,03
132
9,86
293
8,76
3
JUMLA H
ANGKA KEBERHASILAN JUMLAH KEMATIAN PENGOBATAN SELAMA PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
%
JUMLA H
%
L
P
L+P
L
P
16
17
18
19
20
21
22
23
93,06 93,48 93,22 125,25 53,31 97,91 81,12 78,92 80,25 90,51 92,50 91,18 77,25 24,61 91,39 88,68 95,89 91,62 79,49 75,00 77,46 100,00 84,78 93,91 70,83 87,50 92,50 65,31 63,89 64,71 142,37 137,14 140,43 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 96,97 98,63 90,70 86,11 88,61 97,61 97,72 97,65 87,88 90,91 89,20 88,68
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: * kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
87,98
88,40
L+P 24
2 0 4 5 0 8 2 0 2 0 0 0 0 0 4 4 2
3 0 1 1 0 1 3 3 1 0 0 0 0 0 5 1 1
5 8 5 6 4 9 5 3 3 0 0 0 0 0 9 5 3
33
20
65
3
2
3
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH BALITA L
P
4
5
L+P 6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 10
11
12
13
14
15
1
BUTON
13
5.458
5.295
10.753
546
530
1.075
43
7,88
23
4,34
66
6,14
2
MUNA
27
9.587
10.089
19.676
731
793
802
209
28,58
166
20,95
375
43,1
3
KONAWE
27
11.682
10.963
22.645
1.168
1.096
2.265
144
12,3
121
11,0
265
11,7
4
KOLAKA
13
16.189
14.755
30.944
1.619
1.476
3.094
593
36,6
579
39,2
1.172
37,9
5
KONAWE SELATAN
23
15.040
15.653
30.693
579
1.136
396
71,1
415
71,7
814
71,7
6
BOMBANA
22
8.065
7.881
15.946
807
788
1.595
49
6,1
55
7,0
104
6,52
7
WAKATOBI
20
4.805
4.810
9.615
481
481
962
3
0,7
4
0,7
7
0,7
8
KOLAKA UTARA
16
6.658
6.400
13.058
666
640
1.306
24
3,6
15
2,3
39
3,0
9
BUTON UTARA
10
3.242
3.027
6.269
13
4
499
17
130,8
2
50,0
21
4,2
10 KONAWE UTARA
22
2.266
2.285
4.551
227
229
455
0
0,0
0
0,0
0
0,0
11 KOLAKA TIMUR
12
8.277
8.096
16.373
828
810
1.637
29
3,5
7
0,9
36
2,2
7
2.006
1.895
3.901
201
190
390
2
1,0
2
1,1
4
1,0
13 MUNA BARAT
15
3.253
3.386
6.639
325
339
664
0
0,0
0
0,0
0
0,0
14 BUTON TENGAH
12
6.512
5.966
12.478
185
362
13
0,0
22
0,0
35
9,7
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
557
177
8
4.893
5.165
10.058
489
517
1.006
72
14,7
88
17,0
160
15,9
16 KOTA KENDARI
15
18.839
19.563
38.402
1.884
1.956
3.840
179
9,5
163
8,3
342
8,9
17 KOTA BAUBAU
17
8.741
9.065
17.806
874
907
1.781
55
6,3
42
4,6
97
5,4
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
135.513
134.294
269.807
11.592
11.516
22.868
1.828
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
15,77386
1.704
14,7938
3.537
15,46723
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 HIV NO
L 1
AIDS
KELOMPOK UMUR P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L+P
L
P
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
SYPHILIS L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
≤ 4 TAHUN
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
5 - 14 TAHUN
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
15 - 19 TAHUN
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
20 - 24 TAHUN
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
25 - 49 TAHUN ≥ 50 TAHUN
15
15
30
#REF!
#REF!
#REF!
JUMLAH (KAB/KOTA)
#REF!
#REF!
#REF!
PROPORSI JENIS KELAMIN
#REF!
#REF!
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
1
BUTON
2
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
JUMLAH PENDONOR L
P
3
4
L+P 5
6
7
8
9
10
11
POSITIF HIV L JUMLAH 12
P JUMLAH
% 13
14
L+P JUMLAH %
% 15
16
17
1.908
223
2.131
1.915
100
223
100
2.138
100
2
0,10
0
0,00
2
0,09
MUNA
569
121
690
569
100
121
100
690
100
0
0,00
0
0,00
0
0,00
3
KONAWE
750
419
1.169
750
100,00
419
100,00
1.169
100,00
4
1
6
1
10
0,86
4
KOLAKA
635
348
983
635
100
348
100
983
100,00
1
0,16
0
0,00
1
0,10
5
KONAWE SELATAN
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
6
BOMBANA
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
7
WAKATOBI
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
8
KOLAKA UTARA
856
174
1.030
856
100
174
100,00
1.030
100
3
0,35
0
0,00
3
0,29
9
BUTON UTARA
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0,00
0
0,00
0,00
0
0,00
10 KONAWE UTARA
0
0,00
0,00
11 KOLAKA TIMUR
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
12 KONAWE KEPULAUAN
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
13 MUNA BARAT
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
14 BUTON TENGAH
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
15 BUTON SELATAN
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
16 KOTA KENDARI
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
17 KOTA BAUBAU
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
4.718
1.285
6.003
4.725
100,15
1.285
100,00
6.010
100,12
10
0,21
6
16
0,27
JUMLAH
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
0
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 DIARE NO KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH PENDUDUK
PUSKESMAS
3
JUMLAH TARGET PENEMUAN
DIARE DITANGANI P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
BUTON
13
49.517
48.153
97.670
1.060
1.030
2.090
871
82,20
834
80,93
1.705
81,57
2
MUNA
27
101.579
110.043
211.622
2.174
2.355
4.529
1.547
71
1.682
71,42
3.229
57,22
3
KONAWE
27
121.972
116.095
238.067
2.610
2.484
5.095
1.853
70,99
384
15,46
2.237
43,91
4
KOLAKA
13
128.162
118.837
246.999
2.743
2.543
5.286
2.290
83
2.322
91
4.612
87,25
5
KONAWE SELATAN
23
150.413
144.913
295.326
3.219
3.101
6.320
2.527
31,11
2.415
30,86
4.942
30,99
6
BOMBANA
22
85.781
84.239
170.020
4.632
4.549
9.181
1.025
22,13
1.076
23,65
2.101
22,88
7
WAKATOBI
20
45.612
49.373
94.985
976
1.057
2.033
386
39,55
302
28,58
688
33,85
8
KOLAKA UTARA
16
73.489
69.125
142.614
3.968
3.733
7.701
1.844
46
1.802
48
3.646
47,34
9
BUTON UTARA
10
30.690
30.434
61.124
657
651
1.308
716
111
759
119
1.475
114,96
10 KONAWE UTARA
22
24.464
35.209
59.673
524
753
1.277
37
7,13
53,69
7,13
11 KOLAKA TIMUR
12
80.276
76.527
156.803
4.335
4.132
8.467
141
3,25
104
2,52
245
2,89
7
17.135
16.572
33.707
925
895
1.820
248
26,80
249
27,82
497
27,31
13 MUNA BARAT
15
36.734
40.350
77.084
786
863
1.650
17
24,19
2,80
14 BUTON TENGAH
12
46.325
48.216
94.541
991
1.032
2.023
772
77,87
830
80
1.602
79,18
15 BUTON SELATAN
8
47.773
46.210
93.983
823
836
1.659
640
77,76
712
85
1.352
81,49
16 KOTA KENDARI
15
181.392
177.979
359.371
3.882
3.809
7.691
2.022
52,09
2.027
53
4.049
52,65
17 KOTA BAUBAU
17
77.730
80.541
158.271
4.197
4.349
8.547
1.723
41,05
1.629
37
3.352
39,22
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
1.299.044
1.292.816
2.591.860
38.502
38.174
76.676
18.659
48,46
17.205
45,07
35.864
46,77
12 KONAWE KEPULAUAN
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
214
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
2,14
91 7,126064
41 2,485455
TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 KASUS BARU NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
1
BUTON
13
0
1
1
24
13
37
24
14
38
2
MUNA
27
0
0
0
15
2
17
15
2
17
3
KONAWE
27
2
0
2
10
3
13
12
3
15
4
KOLAKA
13
0
0
15
9
24
15
9
24
5
KONAWE SELATAN
23
1
1
2
10
2
12
11
3
14
6
BOMBANA
22
4
1
5
31
16
47
35
17
52
7
WAKATOBI
20
3
1
4
30
7
37
33
8
41
8
KOLAKA UTARA
16
1
3
4
10
8
18
11
11
22
9
BUTON UTARA
10
0
0
0
3
1
4
3
1
4
10 KONAWE UTARA
22
1
0
1
5
4
9
6
4
10
11 KOLAKA TIMUR
12
0
2
2
8
5
13
8
7
15
7
0
0
0
1
1
2
1
1
2
13 MUNA BARAT
15
0
0
0
1
0
1
1
0
1
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
10
3
13
10
3
13
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
8
0
0
0
5
2
7
5
2
7
16 KOTA KENDARI
15
1
2
3
14
4
18
15
6
21
17 KOTA BAUBAU
17
1
3
4
27
15
42
28
18
46
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
14
14
28
219
95
314
342
50,00
50,00
69,75
30,25
PROPORSI JENIS KELAMIN
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
233
109
68,13
31,87
17,84
8,47
13,20
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
5
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
38 17 15 24 14 52 41 22 4 10 15 2 1 13 7 21 46
279
342
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN JUMLAH % 6
3 3 0 3 0 5 0 4 1 1 0 0 0 1 0 0 4 25
7,89 17,65 0,00 12,50 0,00 9,62 0,00 18,18 25,00 10,00 0,00 0,00 0,00 7,69 0,00 0,00 8,70 7,31
CACAT TINGKAT 2 JUMLAH
%
7
8
0 0 0 0 0 3 0 2 0 1 1 0 0 1 0 0 3 11 0,42
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,77 0,00 9,09 0,00 10,00 6,67 0,00 0,00 7,69 0,00 0,00 6,52 3,22
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 KASUS TERCATAT NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
Pausi Basiler/Kusta kering
Multi Basiler/Kusta Basah
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
1
BUTON
13
0
0
0
27
20
47
27
20
47
2 3
MUNA KONAWE
27 27
0 0
0 0
0 0
15 0
2 0
17 0
15 0
2 0
17 0
4
KOLAKA
13
1
2
3
14
8
22
15
10
25
5 6
KONAWE SELATAN BOMBANA
23 22
1 4
1 1
2 5
10 34
2 21
12 55
11 38
3 22
14 60
7
WAKATOBI
20
4
3
7
41
15
56
45
18
63
8 9
KOLAKA UTARA BUTON UTARA
16 10
1 0
3 0
4 0
11 3
8 5
19 8
12 3
11 5
23 8
10 KONAWE UTARA 11 KOLAKA TIMUR 12 KONAWE KEPULAUAN
22 12 7
1 0 0
0 2 0
1 2 0
5 4 1
4 1 1
9 5 2
6 4 1
4 3 1
10 7 2
13 MUNA BARAT 14 BUTON TENGAH 15 BUTON SELATAN
15 12 8
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 10 3
0 3 4
0 13 7
0 10 3
0 3 4
0 13 7
16 KOTA KENDARI 17 KOTA BAUBAU
15 17
1 1
2 1
3 2
26 27
3 15
29 42
27 28
5 16
32 44
JUMLAH (KAB/KOTA) 279 ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
14
15
29
231
112
343
245 1,88
127 0,99
372 1,44
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 KUSTA (PB) NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS 3
PENDERITA PB
KUSTA (MB) RFT PB P
a
L
PENDERITA MB
L+P
RFT MB P
a
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
BUTON
13
0
1
1
0
0
1
100
1
100
16
8
24
2
MUNA
27
0
0
0
0
0
0
0
0
3
KONAWE
27
2
0
2
2
0
0
0
2
0
7
6
13
0
10
3
13
4
KOLAKA
13
1
2
3
1
100
2
100
3
100
14
8
22
5
KONAWE SELATAN
23
1
1
2
1
100
1
6
BOMBANA
22
3
5
8
3
100
5
100
2
100
10
2
100
8
100
22
10
7
WAKATOBI
20
3
2
5
3
100
1
0
4
80
11
8
KOLAKA UTARA
16
0
2
2
0
0
2
100
2
100
9
BUTON UTARA
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0
10
100
3
100
13
100
14
100
8
100
22
100
12
2
20
1
50
3
25,00
32
17
77
9
90
26
81,25
8
19
5
45
7
88
12
63,16
16
9
25
9
56
3
33
12
48,00
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
3
2
100
1
100
3
10 KONAWE UTARA
22
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
-
11 KOLAKA TIMUR
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
3
2
0
1
0
3
0
12 KONAWE KEPULAUAN
100
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
0
0
0
1
0
13 MUNA BARAT
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
3
13
7
70
2
67
9
15 BUTON SELATAN
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
2
7
0
0
0
0
0
16 KOTA KENDARI
15
1
2
3
1
100
2
0
3
100
26
3
29
22
85
3
100
25
86,21
17 KOTA BAUBAU
17
6
2
8
6
100
2
100
8
100
38
13
51
28
74
16
123
44
86,27
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
18
17
35
17
94,4
16
94,1
33
94,3
192
78
270
119
62
54
69
173
64,07
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
69,23 0
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
39.960 77.725 30.915 82.765 102.838 57.060 32.541 46.037 22.755 20.384 48.044 11.720 35.369 33.725 32.811 104,703 49.313
3 7 3 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
279
703.578
17
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
2,42
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 864.393 2, yaitu sebesar:
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
DIFTERI
PUSKESMAS
JUMLAH KASUS L P L+P
3
4
5
PERTUSIS MENINGGAL
6
7
L
P
8
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS L P L+P
L+P
9
10
11
12
TETANUS NEONATORUM
MENINGGAL
13
14
JUMLAH KASUS L P L+P 15
16
MENINGGAL
17
18
1
BUTON
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
MUNA
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
KONAWE
27
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
KOLAKA
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
KONAWE SELATAN
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
BOMBANA
22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
WAKATOBI
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
KOLAKA UTARA
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
BUTON UTARA
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 KONAWE UTARA
22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11 KOLAKA TIMUR
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12 KONAWE KEPULAUAN
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 MUNA BARAT
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 BUTON SELATAN
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16 KOTA KENDARI
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17 KOTA BAUBAU
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
0,00
0,00
0,00
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS L
1
2
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
1
BUTON
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
MUNA
27
201
226
427
2
0
0
0
0
0
0
3
KONAWE
27
0
0
0
0
0
0
0
1
23
24
4
KOLAKA
13
6
5
11
0
0
0
0
0
0
0
5
KONAWE SELATAN
23
0
0
0
0
0
0
0
1
23
24
6
BOMBANA
22
1
1
2
0
0
0
0
1
7
8
7
WAKATOBI
20
6
5
11
0
0
0
0
0
0
0
8
KOLAKA UTARA
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
BUTON UTARA
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 KONAWE UTARA
22
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
11 KOLAKA TIMUR
12
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13 MUNA BARAT
15
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 BUTON SELATAN
8
0
0
0
0
0
0
0
0
19
19
16 KOTA KENDARI
15
26
31
57
0
0
0
0
24
0
0
17 KOTA BAUBAU
17
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
243
269
512
2
0
0
0
27
73
76
12 KONAWE KEPULAUAN
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
0,4
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L
P
L+P
L
4
5
6
7
P
CFR (%) L+P
8
L
9
P
10
L+P
11
12
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
14 64 137 387 228 40 38 71 22 28 24 0 0 2 4 569 77
26 77 161 366 237 43 43 33 64 29 31 0 0 4 5 524 85
40 141 298 753 465 83 81 104 86 57 55 0 0 6 9 1.093 162
1 0 3 1 4 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1
0 3 2 3 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 5 0
1 3 5 4 6 0 3 0 0 1 2 0 0 0 0 7 1
7,1 0,0 2,2 0,3 1,8 0,0 2,6 0,0 0,0 3,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,4 1,3
0,0 3,9 1,2 0,8 0,8 0,0 4,7 0,0 0,0 0,0 6,5 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0
2,5 2,1 1,7 0,5 1,3 0,0 3,7 0,0 0,0 1,8 3,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6 0,6
279
1.705
1.728
3.433
14
19
33
0,8
1,1
1,0
130,6
134,4
132,5
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
SUSPEK
PUSKESMAS
2
3
L
P
L+P
4
5
6
1
BUTON
13
2
MUNA
27
3
KONAWE
27
4
KOLAKA
13
5
KONAWE SELATAN
23
6
BOMBANA
22
7
WAKATOBI
20
273
8
KOLAKA UTARA
16
9
BUTON UTARA
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
L+P 21
36
2,00
0
0
0
0
0
0
996
1037
2.033
433
43,47
381
37
814
40,04
2
0
2
0,46
0,00
0,25
1.787
876
911
1.787
10
1,18
11
1
21
1,18
0
0
0
0
0,00
0,00
334
204
130
334
23
11,27
6
5
29
8,68
0
0
0
0,00
0
0,00
1.137
557
580
1.137
24
4,31
1
0
25
2,20
0
0
0
0,00
0,00
0,00
1.564
788
776
1.564
11
1,40
1
0
12
0,77
0
0
0
0,00
0
0,00
403
676
273
403
676
24
8,79
13
3
37
5,47
0
0
0
0,00
0,00
0,00
215
223
438
215
223
438
9
4,19
3
1
12
2,74
0
0
0
0,00
0,00
0
10
271
283
554
271
283
554
20
0,00
2
0
22
3,97
0
0
0
0,00
0,00
0,00
10 KONAWE UTARA
22
230
239
469
230
239
469
0,00
1
0
1
0,21
0
0
0
0,00
0,00
0
11 KOLAKA TIMUR
12
67
46
113
67
46
113
6
0,00
0
0
6
5,31
0
0
0
0,00
0,00
0,00
130 580 776
812
L 10
1
788
911
9
12
557
2.033
8
CFR
2,96
876
1037
7
MENINGGAL
24
204
1.804
L+P
1.804
996
992
P
992
12 KONAWE KEPULAUAN
812
L
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA POSITIF
0
7
125
122
247
117
114
231
4
0,00
5
0
8
3,68
0
0
0
0,00
0,00
0,00
13 MUNA BARAT
15
18
7
25
18
7
25
8
44,44
5
71
13
52,00
0
0
0
0,00
0,00
0,00
14 BUTON TENGAH
12
261
272
533
261
272
533
36
0,00
18
0
54
10,13
0
0
0
0,00
0,00
0,00
15 BUTON SELATAN
8
430
382
812
18
4,19
20
5
38
4,68
0
0
0
0,00
0,00
0,00
16 KOTA KENDARI
15
1313
1367
2.680
32
2,44
14
1
46
1,72
0
0
0
0,00
0,00
0,00
17 KOTA BAUBAU
17
571
0,00
0,00
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
8.007
812
430
382
2.680
1313
1367
2.163
2.734
640
2.163
2.803
22
3,44
6
0
28
1,00
0
0
0
0,00
9.933
17.940
8.068
9.925
17.993
704
8,72
499
5
1.202
6,68
2
0
2
0,284174
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
1.305.701
0,54
1.286.159
0,39
2.591.860
0,46
0 0,166322
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 PENDERITA FILARIASIS NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
1
BUTON
13
0
0
0
1
5
6
2
MUNA
27
0
0
0
1
0
1
3
KONAWE
27
0
0
0
2
1
3
4
KOLAKA
13
0
0
0
0
0
0
5
KONAWE SELATAN
23
0
0
0
3
5
8
6
BOMBANA
22
0
0
0
0
0
0
7
WAKATOBI
20
0
0
0
0
0
0
8
KOLAKA UTARA
16
0
0
0
0
0
0
9
BUTON UTARA
10
0
0
0
0
0
0
10 KONAWE UTARA
22
0
0
0
0
0
0
11 KOLAKA TIMUR
12
0
0
0
3
1
4
12 KONAWE KEPULAUAN
7
0
0
0
0
0
0
13 MUNA BARAT
15
0
0
0
0
0
0
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
0
0
0
15 BUTON SELATAN
8
0
0
0
0
0
0
16 KOTA KENDARI
15
0
0
0
0
0
0
17 KOTA BAUBAU
17
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
0
0
0
10
12
22
1
1
1
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
LAKI-LAKI
PUSKESMAS
3
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
JUMLAH
%
9
10
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
JUMLAH
%
11
12
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
13
14
15
16
17
1
BUTON
13
9.428
9.444
18.872
199
2,11
355
3,76
554
2,94
2
MUNA
27
0
0
0
224
0,00
1.180
0,00
1.404
0,00
3
KONAWE
27
9.881
9.577
19.458
77
0,78
434
4,53
511
2,63
36
46,75
281
64,75
317
4
KOLAKA
13
78.876
73.476
152.352
872
1,11
1.322
1,80
2.194
1,44
872
100,00
1322
100,00
2194
5
KONAWE SELATAN
23
84.097
81.819
165.916
2.056
2,44
17.806
21,76
19.862
11,97
3815
21,43
4356
6
BOMBANA
22
55.087
54.791
109.877
1.089
1,98
4.393
8,02
5.482
4,99
359
32,97
1.375
31,30
1734
7
WAKATOBI
20
27.119
31.318
58.437
3.739
13,79
7.605
24,28
11.344
19,41
1.816
48,57
3.774
49,63
5590
8
KOLAKA UTARA
16
45.872
43.216
89.088
1.948
4,25
7.486
17,32
9.434
10,59
848
43,53
2.361
31,54
3209
9
BUTON UTARA
10
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
300
-
327
-
627
10 KONAWE UTARA
22
14.771
21.258
36.029
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
-
0
-
0
11 KOLAKA TIMUR
12
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
-
0
-
0
7
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
-
0
-
0
13 MUNA BARAT
15
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
-
0
-
0
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
-
0
-
0
15 BUTON SELATAN
8
22.068
22.017
44.085
256
1,16
402
1,83
658
1,49
256
100,00
402
100,00
658
16 KOTA KENDARI
15
175.337
172.159
347.496
4.510
2,57
5.032
2,92
9.542
2,75
4510
100,00
5032
100,00
9542
17 KOTA BAUBAU
17
0
6.515
0,00
14.925
0,00
21.440
0,00
1.155
17,73
1.976
13,24
3131
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
1.041.610
21.485
4,11
60.940
11,74
82.425
7,91
10.811
50,32
21.006
34,47
12 KONAWE KEPULAUAN
522.535
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
519.075
55 63
541
27,64
66
18,59
121
28,13
275
23,31
338
26,31
31.817
≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA SI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI LAKI-LAKI + PEREMPUAN % 18
21,84 24,07 62,04 100,00 21,93 31,63 49,28 34,02 100,00 100,00 14,60
38,60
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
PUSKESMAS
PEREMPUAN
JUMLAH 7
PEREMPUAN %
JUMLAH
%
12
%
13
JUMLAH
14
%
15
JUMLAH
16
%
5
6
29.610
29.653
59.263
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
2
MUNA
27
0
0
0
235
0,00
1.257
0,00
1.492
0,00
71
3
KONAWE
27 -
30.915
75
0,00
499
0,00
574
1,86
44
58,67
4
KOLAKA
13
85.042
79.191
164.233
24
0,03
127
0,16
151
0,09
24
100,00
5
KONAWE SELATAN
23
38.399
37.164
75.563
2.076
5,41
17.770
47,82
19.846
26,26
246
6
BOMBANA
22
56.642
56.318
112.960
1.310
2,31
7.204
12,79
8.514
7,54
233
7
WAKATOBI
20
14.603
28.294
42.897
12.728
87,16
24.453
86,42
37.181
86,68
8
KOLAKA UTARA
16
0
1.400
0,00
6.864
0,00
8.264
0,00
9
BUTON UTARA
10
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
0
10 KONAWE UTARA
22
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
0
11 KOLAKA TIMUR
12
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
0
13 MUNA BARAT
15
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
0
14 BUTON TENGAH
12
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
0
15 BUTON SELATAN
8
28.018
28.221
56.239
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0
16 KOTA KENDARI
15
169.719
228.090
397.809
623
0,37
3.968
1,74
4.591
1,15
109
17,50
1.235
31,12
1344
29,27
17 KOTA BAUBAU
17
0
1.328
0,00
4.489
0,00
5.817
0,00
296
22,29
334
7,44
630
10,83
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
908.964
19.799
4,69
66.631
13,68
86.430
9,51
2.614
13,20
19.411
29,13
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
11
JUMLAH
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
4
486.931
10
%
PEREMPUAN
13
422.033
9
JUMLAH
LAKI-LAKI
BUTON
-
8
OBESITAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
1
12 KONAWE KEPULAUAN
3
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
17
18
-
0
-
0
-
30,21
483
38,42
554
37,13
278
55,71
322
56,10
127
100,00
151
100,00
11,85
5.531
31,13
5777
29,11
17,79
2.450
34,01
2683
31,51
1.320
10,37
7.437
30,41
8757
23,55
271
19,36
1.536
22,38
1807
21,87
22.025
0
25,48
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-50 TAHUN
1
2
3
4
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA
IVA POSITIF
TUMOR/BENJOLAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
1
BUTON
13
10.719
128
1,19
13
10,16
0
0,00
2
MUNA
27
41.603
71
0
0
0,00
0
0,00
3
KONAWE
27
31.064
209
1
0
0,00
0
0,00
4
KOLAKA
13
30.996
27
0
1
3,70
13
48,15
5
KONAWE SELATAN
23
41.794
269
1
0
0,00
0
0,00
6
BOMBANA
22
20.337
68
0
0
0,00
4
5,88
7
WAKATOBI
20
14.161
224
2
10
4,46
0
0,00
8
KOLAKA UTARA
16
21.639
1.650
8
2
0,12
72
4,36
9
BUTON UTARA
10
7.847
0
0
0
0,00
0
0,00
10 KONAWE UTARA
22
7.683
0
0
0
0,00
0
0,00
11 KOLAKA TIMUR
12
19.316
0
0
0
0,00
0
0,00
7
4.977
0
0
0
0,00
0
0,00
13 MUNA BARAT
15
16.582
0
0
0
0,00
0
0,00
14 BUTON TENGAH
12
9.269
0
0
0
0,00
0
0,00
15 BUTON SELATAN
8
9.526
0
0
0
0,00
0
0,00
16 KOTA KENDARI
15
50.228
388
1
15
3,87
0
0,00
17 KOTA BAUBAU
17
20.516
189
1
9
4,76
1
0,53
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
358.258
3.223
1
50
1,55
90
2,79
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 YANG TERSERANG NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL)
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH DESA/KEL
DIKETAHUI
DITANGGU-LANGI
AKHIR
L
P
3
4
5
6
7
8
9
4/3/2016'
5/3/2016'
31/3/2016'
22
31
53
31/12/2016'
15
13
28
3
5
8
0
0
1
2
3
1
1
0
0
0
0
0
0
8
8
16
0
0
0
4
8
3
1
0
0
0
0
0
2
10
12
0
0
0
0
0
1
1
4
2
2
2
2
DBD (Kec. Wangi1 Wangi dan WangiWangi Selatan)
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
15-19 THN
20-44 THN
45-54 THN
55-59 THN
60-69 THN
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
2
5
9/9/2016'
9/11/2016'
1
3
10/02/2016
11/02/2016
1
1
14/05/2016
14/05/2016
1
1
15/06/2016
15/06/2016
Keracunan Makanan (muna)
2
2
30/1/16
30/1/16
30/1/16
2
2
4
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0
KLB Malaria
1
3
27/1/16
27/1/16
26/4/16
170
371
541
0
0
0
96
0
0
0
0
0
0
KLB Campak
1
1
3/10/16
3/10/2016
29/12/16
170
201
371
0
0
11
96
126
126
10
2
0
KLB Campak
1
3
13/12/16
13/12/2016
3/1/17
17
10
27
0
0
2
3
2
7
12
1
KLB Campak
1
1
15/12/16
15/12/2016
15/1/17
3
6
9
0
0
0
1
0
8
0
Keracunan Makanan (Palangga) 1
1
19/7/2016
19/7/2016
0
0
47
0
0
0
0
0
47
Keracunan Makanan (Landono)
1
1
15/11/2016
15/11/2016
2
5
7
0
0
0
0
3
4
DBD(Pamandati)
1
15/02/2016
49
0
49
0
0
0
1
6
7 KOLAKA TIMUR
6
7
01/08/2016
24
31
55
0
0
0
4
Keracunan Makanan
1
1
13
10
23
2
DIFTERI
1
1
1
1
3
4
KERACUNAN MAKANAN (BOMBANA) KERACUNAN PANGAN (BAUBAU)
15/05/2016
CFR (%)
8-28 HARI
2
2 DBD (KOLAKA)
ATTACK RATE (%)
L+P
0-7 HARI
2
DBD (Kec. Tomia dan Tomia Timur)
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
JUMLAH KEMATIAN
JUMLAH KEC
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
11.517
12.468
23.985
0,19
0,25
0,22
4,55
2
2
7.493
8.112
15.605
0,20
0,16
0,18
0,00
1
1
0
0
0
0
0
0
8
8
16
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0
0
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0,59
0,27
0,37
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
-
-
-
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
10
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
10
14
10
5
0
0
0
0
2
2
9.217
6.146
15.363
0,26
0,50
0,36
6,45
3,64
2
5
4
7
3
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
100,00
0
100,00
0
-
100,00
0,00
1,89
15,38 20,00
0
7 12,50
0
10,00
0
8,33
5 MUNA :
0
0
0
6 KONAWE SELATAN
10/02/2016 01/04/2016
01/04/2016
-
-
-
-
8 KONAWE
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
1
1
#DIV/0!
-
-
100,00
100,00
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
0 10 2 3 3 1 8 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 10 2 3 3 1 8 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 100 100 100 100 100 100 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0
279
29
29
100
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 IBU HAMIL NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
K1
JUMLAH
3
K4
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
4
2.237
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
1.758
76,10
1.831
79,26
1.892
81,90
MUNA
27
86,39
3.679
78,85
3.879
83,13
3
KONAWE
27
6.419
4.731
73,7
4.253
66,26
6.127
4.462
72,83
4.234
69,10
4.454
72,69
4
KOLAKA
13
4.878
4.860
99,6
3.965
81,28
4.314
4.209
97,57
4.089
94,78
4.246
98,42
5
KONAWE SELATAN
23
8.031
5.846
72,8
4.409
54,90
7.672
5.493
71,60
5.230
68,17
4.443
57,91
6
BOMBANA
22
4.636
3.987
86,0
3.405
73,45
4.422
3.318
75,03
3.427
77,50
3.522
79,65
7
WAKATOBI
20
2.087
1.916
91,8
1.721
82,46
2.195
1.962
89,38
1.793
81,69
1.799
81,96
8
KOLAKA UTARA
16
3.660
3.296
90,1
2.904
79,34
3.493
2.771
79,33
2.857
81,79
2.589
74,12
9
BUTON UTARA
77,93
2.310
JUMLAH
11
2
3.809
71,21
%
10
13
98,6
1.593
JUMLAH
BUTON
4.820
98,2
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A
1
4.888
2.197
9
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT DITOLONG NAKES YANKES NIFAS
4.666
4.031
10
1.755
1.365
77,8
1.028
58,58
1.675
1.231
73,49
1.290
77,01
1.194
71,28
10 KONAWE UTARA
22
1.703
1.358
79,7
1.203
70,64
1.624
1.201
73,95
1.219
75,06
665
40,95
11 KOLAKA TIMUR
12
2.454
2.314
94,3
1.829
74,53
2.343
2.028
86,56
1.733
73,97
2.030
86,64
7
901
707
78,5
535
59,38
860
574
66,74
422
49,07
578
67,21
13 MUNA BARAT
15
1.760
1.590
90,3
1.142
64,89
1.718
1.392
81,02
1.349
78,52
1.259
73,28
14 BUTON TENGAH
12
2.692
2.141
79,5
1.555
57,76
2.570
1.587
61,75
1.627
63,31
1.568
61,01
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
8
1.992
1.796
90,2
1.578
79,22
1.902
1.650
86,75
1.681
88,38
1.679
88,28
16 KOTA KENDARI
15
8.876
8.880
100,0
8.365
94,24
8.471
7.808
92,17
7.771
91,74
7.750
91,49
17 KOTA BAUBAU
17
3.527
3.234
91,7
2.930
83,07
3.365
2.814
83,63
2.807
83,42
2.587
76,88
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
62.496
55.038
88,1
46.224
73,96
59.727
48.289
80,85
47.039
78,76
46.134
77,24
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KABUPATEN/KOTA 2
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
4
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
2.237 4.888 6.419 4.878 8.031 4.636 2.087 3.660 1.755 1.703 2.454 901 1.760 2.692 1.992 8.876 3.527
572 851 3.102 2.049 891 1.102 725 733 223 681 1.017 338 301 596 409 4.809 651
25,57 17,41 48,33 42,00 11,09 23,77 34,74 20,03 12,71 39,99 41,44 37,51 17,10 22,14 20,53 54,18 18,46
418 820 2.738 1.833 834 1.086 717 716 177 598 996 197 251 413 432 4.597 576
18,69 16,78 42,65 37,58 10,38 23,43 34,36 19,56 10,09 35,11 40,59 21,86 14,26 15,34 21,69 51,79 16,33
393 673 200 682 1.121 500 224 792 237 136 623 25 243 251 278 1.690 419
17,57 13,77 3,12 13,98 13,96 10,79 10,73 21,64 13,50 7,99 25,39 2,77 13,81 9,32 13,96 19,04 11,88
216 473 121 341 919 192 113 728 170 94 500 7 147 143 179 1.250 270
9,66 9,68 1,89 6,99 11,44 4,14 5,41 19,89 9,69 5,52 20,37 0,78 8,35 5,31 8,99 14,08 7,66
203 393 113 391 1.037 150 98 487 135 134 552 9 135 116 148 984 305
9,1 8,04 1,76 8,02 12,91 3,24 4,70 13,31 7,69 7,87 22,49 1,00 7,67 4,31 7,43 11,09 8,65
1.230 2.359 3.172 3.247 3.911 1.928 1.152 2.723 719 962 2.671 238 776 923 1.037 8.521 1.570
54,98 48,26 49,42 66,56 48,70 41,59 55,20 74,40 40,97 56,49 108,84 26,42 44,09 34,29 52,06 96,00 44,51
279
62.496
19.050
30,48
17.399
27,84
8.487
13,58
5.863
9,38
5.390
8,62
37.139
59,43
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KABUPATEN/KOTA 2
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
17.982 55.018 46.540 50.598 59.655 35.132 20.851 29.804 12.083 19.137 31.577 6.151 16.992 16.892 17.169 76.101 41.098
574 860 2.353 2.109 913 81 724 130 226 559 737 223 301 597 8 5.137 606
3,19 1,56 5,06 4,17 1,53 0,23 3,47 0,44 1,87 2,92 2,33 3,63 1,77 3,53 0,05 6,75 1,47
418 828 2.038 1.895 928 21 712 54 181 545 675 254 251 413 7 4.751 560
2,32 1,50 4,38 3,75 1,56 0,06 3,41 0,18 1,50 2,85 2,14 4,13 1,48 2,44 0,04 6,24 1,36
383 687 404 682 1.132 9 229 30 239 208 227 91 243 251 6 1.864 399
2,13 1,25 0,87 1,35 1,90 0,03 1,10 0,10 1,98 1,09 0,72 1,48 1,43 1,49 0,03 2,45 0,97
216 484 322 370 927 2 115 33 177 110 184 63 147 143 4 1.312 235
1,20 0,88 0,69 0,73 1,55 0,01 0,55 0,11 1,46 0,57 0,58 1,02 0,87 0,85 0,02 1,72 0,57
203 420 243 391 1.041 1 101 36 138 96 148 51 136 116 4 1.034 231
1,13 0,76 0,52 0,77 1,75 0,00 0,48 0,12 1,14 0,50 0,47 0,83 0,80 0,69 0,02 1,36 0,56
279
552.780
16.138
2,92
14.531
2,63
7.084
1,28
4.844
0,88
4.390
0,79
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
2.237 4.888 6.419 4.878 8.031 4.636 2.087 3.660 1.755 1.703 2.454 901 1.760 2.692 1.992 8.876 3.527
2.100 4.208 4.008 3.722 4.775 3.826 1.916 3.262 1.365 1.215 2.249 550 1.504 1.865 1.467 6.257 2.854
279
62.496
47.143
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
93,88 86,09 62,44 76,30 59,46 82,53 91,81 89,13 77,78 71,34 91,65 61,04 85,45 69,28 73,64 70,49 80,92 75,43
1.797 3.826 4.019 4.191 4.698 3.432 1.711 2.958 1.662 1.075 1.797 848 1.096 1.528 1.393 8.398 2.664
80,33 78,27 62,61 85,92 58,50 74,03 81,98 80,82 94,70 63,12 73,23 94,12 62,27 56,76 69,93 94,61 75,53
47.093
75,35
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KABUPATEN/KOTA
2
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
JUMLAH IBU HAMIL
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
4
5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
S 6
JUMLAH LAHIR HIDUP
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
%
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
14
15
16
17
18
19
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
2.237 4.888 6.419 4.878 8.031 4.636 2.087 3.660 1.755 1.703 2.454 901 1.760 2.692 1.992 8.876 3.527
447 978 1.284 976 1.606 927 417 732 351 341 491 180 352 538 400 1.775 705
77 988 604 517 819 384 26 207 93 0 156 39 193 224 89 1444 294
17,21 101,06 47,05 52,99 50,99 41,42 6,23 28,28 26,50 31,78 21,64 55 41,60 22,25 81,34 41,68
1.002 2.174 2.653 2.213 2.993 1.710 953 1.467 658 652 1.077 277 773 884 902 3.892 1.473
891 1.939 2.116 2.069 2.717 1.798 840 1.382 627 565 980 279 711 747 823 3.933 1.464
1.893 4.113 4.769 4.282 5.710 3.508 1.793 2.849 1.285 1.217 2.057 556 1.484 1.631 1.725 7.825 2.937
150 326 398 332 449 257 143 220 99 98 162 42 116 133 27 584 221
134 291 317 310 408 270 126 207 94 85 147 42 107 112 25 590 220
284 617 715 642 857 526 269 427 193 183 309 83 223 245 52 1.174 441
9 198 75 140 127 55 28 33 35 35 7 18 22 27 485 41
5,99 60,72 18,85 42,18 28,29 21,44 19,59 15,00 35,46 0,00 21,67 16,85 15,52 16,59 100,00 83,08 18,56
15 110 62 113 142 82 43 44 34 24 11 14 18 25 495 35
11,22 37,82 19,53 36,41 34,84 30,40 34,13 21,23 36,15 0,00 16,33 26,28 13,13 16,06 100,00 83,91 15,94
24 308 137 253 269 137 71 77 69 59 18 32 40 52 980 76
8,45 49,92 19,15 39,39 31,41 26,04 26,40 18,02 35,80 0,00 19,12 21,58 14,38 16,35 100,00 83,49 17,25
279
62.496
12.499
6154
49,24
25.753
23.881
49.634
3.755
3.484
7.238
1.335
35,56
1.267
36,37
2.602
35,95
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 PESERTA KB AKTIF NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
NON MKJP
MKJP IUD
%
4
5
MOP
%
6
7
MOW
%
8
9
IM PLAN
%
10
11
JUMLAH
%
12
13
KON DOM
%
14
15
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
16
17
18
19
20
21
LAIN NYA
%
22
23
JUMLAH
%
24
25
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
26
27
1 BUTON
13
123
1,1
4
0,0
172
1,5
742
6,4
1.041
9,0
305
2,6
5.985
51,6
4.261
36,8
0
0,0
0
0,0
10.551
91,0
11.592
100,0
2 MUNA
27
83
0,5
44
0,3
77
0,5
510
3,3
714
4,7
134
0,9
7.731
50,7
6.674
43,8
0
0,0
0
0,0
14.539
95,3
15.253
100,0
3 KONAWE
27
427
3,9
22
0,2
143
1,3
1.372
12,5
1.964
17,9
1.234
11,2
3.889
35,4
3.902
35,5
0
0,0
0
0,0
9.025
82,1
10.989
100,0
4 KOLAKA
13
1.123
3,5
3
0,0
461
1,5
3.960
12,5
5.547
17,5
545
1,7
16.940
53,5
8.613
27,2
0
0,0
0
0,0
26.098
82,5
31.645
100,0
5 KONAWE SELATAN
23
32
0,1
0
0,0
16
0,1
643
2,3
691
2,5
325
1,2
21.853
78,9
4.828
17,4
0
0,0
0
0,0
27.006
97,5
27.697
100,0
6 BOMBANA
22
126
0,7
25
0,1
114
0,7
1.447
8,4
1.712
10,0
185
1,1
11.194
65,2
4.086
23,8
0
0,0
0
0,0
15.465
90,0
17.177
100,0
7 WAKATOBI
20
70
0,6
22
0,2
68
0,6
738
6,7
898
8,2
583
5,3
6.561
59,7
2.953
26,9
0
0,0
0
0,0
10.097
91,8
10.995
100,0
8 KOLAKA UTARA
16
228
1,1
1
0,0
262
1,3
2.505
12,2
2.996
14,6
1.127
5,5
9.259
45,2
7.115
34,7
0
0,0
0
0,0
17.501
85,4
20.497
100,0
9 BUTON UTARA
10
123
2,5
10
0,2
87
1,8
594
12,2
814
16,7
109
2,2
2.825
58,1
1.114
22,9
0
0,0
0
0,0
4.048
83,3
4.862
100,0
10 KONAWE UTARA
22
78
1,4
76
1,4
87
1,5
594
10,6
835
14,9
12
0,2
2.988
53,2
1.784
31,7
0
0,0
0
0,0
4.784
85,1
5.619
100,0
11 KOLAKA TIMUR
12
165
1,1
70
0,5
107
0,7
899
5,8
1.241
8,0
232
1,5
9.071
58,6
4.943
31,9
0
0,0
0
0,0
14.246
92,0
15.487
100,0
7
5
0,0
0
0,0
4
0,0
194
5,3
203
5,3
147
4,0
2.379
64,8
945
25,7
0
0,0
0
0,0
3.471
94,5
3.674
99,8
13 MUNA BARAT
15
22
0,5
14
0,3
21
0,5
449
9,8
506
11,0
14
0,3
2.923
63,6
1.152
25,1
0
0,0
0
0,0
4.089
89,0
4.595
100,0
14 BUTON TENGAH
12
47
0,4
42
0,4
79
0,7
212
1,9
380
3,4
1.025
9,3
5.140
46,6
4.478
40,6
0
0,0
0
0,0
10.643
96,6
11.023
100,0
15 BUTON SELATAN
8
31
0,4
30
0,4
99
1,3
258
3,5
418
5,6
368
5,0
4.320
58,2
2.325
31,3
0
0,0
0
0,0
7.011
94,4
7.429
100,0
16 KOTA KENDARI
15
1.075
2,4
28
0,1
45
0,1
1.421
3,2
2.569
5,8
1.414
3,2
23.985
54,2
16.305
36,8
0
0,0
0
0,0
41.704
94,2
44.273
100,0
17 KOTA BAUBAU
17
406
3,3
36
0,3
517
4,2
1.010
8,2
1.969
16,0
488
4,0
5.299
43,0
4.569
37,1
0
0,0
0
0,0
10.356
84,0
12.325
100,0
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
4.164
1,6
427
0,2
2.359
0,9
17.548
6,9
24.498
9,6
8.247
3,2
142.342
55,8
80.047
31,4
0
0,0
0
0,0
230.636
90,4
255.134
100,0
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 PESERTA KB BARU NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS
3
IUD
%
MOP
4
5
6
%
MOW
7
8
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
9
10
11
12
13
14
15
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
16
17
18
19
20
21
22
% 23
JUMLAH
%
24
25
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP 26
27
1 BUTON
13
17
0,6
0
0,00
22
0,80
348
12,7
387
14,1
105
3,8
1.458
53,1
795
29,0
0
0,0
0
0,0
2.358
85,9
2.745
100,0
2 MUNA
27
35
0,67
1
0,02
13
0,25
172
3,3
221
4,2
64
1,2
2.806
53,9
2.111
40,6
0
0,0
0
0,0
4.981
95,8
5.202
100,0
3 KONAWE
27
0
0,0
0
0,00
0
0,00
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
4 KOLAKA
13
81
1,87
1
0,02
17
0,39
503
11,6
602
13,9
68
1,6
3.000
69,2
666
15,4
0
0,0
0
0,0
3.734
86,1
4.336
100,0
5 KONAWE SELATAN
23
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
6 BOMBANA
22
19
0,84
0
0,00
32
1,42
162
7,2
213
9,4
11
0,5
1.778
78,7
256
11,3
0
0,0
0
0,0
2.045
90,6
2.258
100,0
7 WAKATOBI
20
9
0,66
7
0,51
21
1,54
55
4,0
92
6,7
50
3,7
725
53,2
496
36,4
0
0,0
0
0,0
1.271
93,3
1.363
100,0
8 KOLAKA UTARA
16
46
2,13
0
0,00
70
3,25
339
15,72
455
21,1
105
4,9
1.159
53,7
438
20,3
0
0,0
0
0,0
1.702
78,9
2.157
100,0
9 BUTON UTARA
10
30
4,48
0
0,00
20
2,99
88
13,2
138
20,6
22
3,3
360
53,8
149
22,3
0
0,0
0
0,0
531
79,4
669
100,0
10 KONAWE UTARA
22
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,0
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
908
0,0
908
0,0
11 KOLAKA TIMUR
12
16
1,08
0
0,00
4
0,27
60
4,1
80
5,4
1
0,1
1.210
81,9
186
12,6
0
0,0
0
0,0
1.397
94,6
1.477
100,0
12 KONAWE KEPULAUAN
7
5
0,00
0
0,00
4
0,00
194
5,3
203
5
147
4,0
2.379
64,8
945
25,7
0
0,0
0
0,0
3.471
94,5
3.674
99,8
13 MUNA BARAT
15
5
0,43
0
0,00
11
0,95
181
15,7
197
17,1
1
0,1
624
54,2
330
28,6
0
0,0
0
0,0
955
82,9
1.152
100,0
14 BUTON TENGAH
12
7
0,36
22
1,13
9
0,46
136
7,0
174
8,9
272
14,0
927
47,6
573
29,4
0
0,0
0
0,0
1.772
91,1
1.946
100,0
15 BUTON SELATAN
8
9
0,92
0
0,00
0
0,00
1
0,1
10
1,0
53
5,4
531
54,5
380
39,0
1
0,1
0
0,0
965
99,0
975
100,0
16 KOTA KENDARI
15
131
0,92
0
0,00
0
0,00
328
2,3
459
3,2
892
6,3
7.411
52,0
5.487
38,5
0
0,0
0
0,0
13.790
96,8
14.249
100,0
17 KOTA BAUBAU
17
22
1,11
0
0,00
13
0,65
134
6,7
169
8,5
63
3,2
901
45,3
856
43,0
0
0,0
0
0,0
1.820
91,5
1.989
100,0
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
432
0,98
31
0,07
236
0,53
2.701
6,1
3.400
7,7
1.854
4,2
25.269
57,2
13.668
30,9
1
0,0
0
0,0
40.792
92,3
44.192
100,0
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1
BUTON
13
18.620
1.867
10,03
11.592
62,26
2 3
MUNA KONAWE
27 27
35.976 47.013
5.202
14,46 0,00
15.253 32.196
42,40 68,48
4
KOLAKA
13
44.929
4.336
9,65
31.645
70,43
5 6
KONAWE SELATAN BOMBANA
23 22
50.207 28.903
0 2.260
0,00 7,82
27.697 17.177
55,17 59,43
7 8
WAKATOBI KOLAKA UTARA
20 16
17.789 24.287
1.363 2.157
7,66 8,88
10.995 20.497
61,81 84,39
9 10 11 12 13
BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT
10 22 12 7 15
10.391 11.225 26.657 7.050 14.288
669 908 1.477 680 1.152
6,44 8,09 5,54 9,65 8,06
4.862 7.925 15.487 3.674 4.595
46,79 70,60 58,10 52,11 32,16
14 15 16 17
BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
12 8 15 17
17.585 15.526 59.067 26.906
1.946 118 14.249 1.989
11,07 0,76 24,12 7,39
11.023 7.429 44.273 12.325
62,68 47,85 74,95 45,81
279
456.419
40.373
8,85
278.645
61,05
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH LAHIR HIDUP
PUSKESMAS 3
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
BBLR P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
BUTON
13
1.002
891
1.893
1.000
99,80
909
102,02
1.909
100,8
14
2
MUNA
27
2.174
1.939
4.113
2.153
99,03
1.917
98,87
4.070
99,0
54
2,5
3
KONAWE
27
2.653
2.116
4.769
2.202
83,00
2.058
97,26
4.260
89,3
0
4
KOLAKA
13
2.213
2.069
4.282
2.144
96,88
2.008
97,05
4.152
97,0
67
5
KONAWE SELATAN
23
2.993
2.717
5.710
2.300
76,85
2.222
81,78
4.522
79,2
0
6
BOMBANA
22
1.710
1.798
3.508
1.710
100,00
1.798
100,00
3.508
100,0
76
7
WAKATOBI
20
953
840
1.793
953
100,00
840
100,00
1.793
100,0
10
1,0
19
2,3
29
1,62
8
KOLAKA UTARA
16
1.467
1.382
2.849
1.459
1856,00
1.375
99,49
2.834
99,5
254
17,4
264
19,2
518
18,28
9
BUTON UTARA
10
658
627
1.285
654
99,39
626
99,84
1.280
99,6
23
3,5
33
5,3
56
4,38
10 KONAWE UTARA
22
652
565
1.217
0,00
0
0,0
11 KOLAKA TIMUR
12
1.077
980
2.057
1.070
99,35
980
100,00
2.050
99,7
12 KONAWE KEPULAUAN
0,00
1,4
21
2,3
35
1,83
72
3,8
126
3,10
0,0
0
0,0
57
1,34
3,1
66
3,3
133
3,20
0,0
0
0,0
0
0,00
4,4
75
4,2
151
4,30
#DIV/0! 27
2,5
#DIV/0!
6
#DIV/0!
14
1,4
41
2,00
7
277
279
556
277
100,00
333
119,35
610
109,7
4
1,5
4
1,2
8
1,31
13 MUNA BARAT
15
773
711
1.484
921
119,15
954
134,18
1.875
126,3
31
3,4
29
3,0
60
3,20
14 BUTON TENGAH
12
884
747
1.631
881
99,55
736
98,66
1.617
99,1
23
2,6
18
2,4
41
2,54
15 BUTON SELATAN
8
902
823
1.725
902
100,00
823
100,00
1.725
100,0
34
3,8
36
4,4
70
4,06
16 KOTA KENDARI
15
3.892
3.933
7.825
3.458
88,85
3.571
90,80
7.029
89,8
66
1,9
71
2,0
137
1,95
17 KOTA BAUBAU
17
1.473
1.464
2.937
1.473
100,00
1.464
100,00
2.937
100,0
10
0,7
33
2,3
43
1,46
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
25.753
23.881
49.634
23.557
91,47
22.614
94,69
46.171
93,02
693
2,9
755
3,3
1.511
3,27
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) P L+P
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14,00
15
16
17
18
1
BUTON
13
1.002
891
1.893
1.010
100,80
909
102,02
1.919
101,37
1.006
100,40
901
101,12
1.907
100,74
2
MUNA
27
2.174
1.939
4.113
2.153
99,03
3
KONAWE
27
2.653
2.116
4.769
2.375
89,52
1.917
98,87
4.070
98,95
2.100
96,60
1.858
95,82
3.958
96,23
2.175
102,79
4.550
95,41
2.290
86,32
2.093
98,91
4.383
4
KOLAKA
13
2.213
2.069
4.282
2.207
91,91
99,73
2.066
99,86
4.273
99,79
2.142
96,79
2.019
97,58
4.161
97,17
5
KONAWE SELATAN
23
2.993
2.717
5.710
6
BOMBANA
22
1.710
1.798
3.508
2.993
100,00
2.717
100,00
5.710
100,00
2.968
99,16
2.675
98,45
5.643
98,83
1.709
99,94
1.794
99,78
3.503
99,86
1.657
96,90
1.781
99,05
3.438
98,00
7
WAKATOBI
20
953
840
8
KOLAKA UTARA
16
1.467
1.382
1.793
939
98,53
842
100,24
1.781
99,33
902
94,65
831
98,93
1.733
96,65
2.849
1.459
1.856
1.375
99,49
2.834
99,47
1.452
98,98
1.366
98,84
2.818
9
BUTON UTARA
10
658
98,91
627
1.285
648
84,05
619
98,72
1.267
82,54
645
83,66
616
80,63
1.261
98,13
10 KONAWE UTARA
22
652
565
1.217
644
98,77
549
97,17
1.193
98,03
602
92,33
529
93,63
1.131
92,93
11 KOLAKA TIMUR
12
1.077
980
2.057
1.071
99,44
974
99,39
2.045
99,42
965
89,60
868
88,57
1.833
89,11
12 KONAWE KEPULAUAN
7
277
279
556
299
107,94
275
98,57
574
103,24
7
2,53
11
3,94
18
3,24
13 MUNA BARAT
15
773
711
1.484
740
95,73
689
96,91
1.429
96,29
724
93,66
676
95,08
1.400
94,34
14 BUTON TENGAH
12
884
747
1.631
881
99,55
736
98,53
1.617
99,14
830
93,79
705
94,50
1.535
94,11
15 BUTON SELATAN
8
902
823
1.725
909
100,78
831
100,97
1.740
100,87
904
100,22
805
97,81
1.709
99,07
16 KOTA KENDARI
15
3.892
3.933
7.825
3.884
99,79
3.930
99,92
7.814
99,86
3.831
98,43
3.908
99,36
7.739
98,90
17 KOTA BAUBAU
17
1.473
1.464
2.937
1.441
97,83
1.442
98,50
2.883
98,16
1.369
92,94
1.329
90,78
2.698
91,86
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
25.753
23.881
49.634
25.362
98,48
23.840
99,83
49.202
99,1
24.394
94,72
22.971
96,19
47.365
95,43
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI 0-6 BULAN
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
L
P
L+P
4
5
6
7
8
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
721 1.622 1.240 2.476 78 1.053 720 983 771 139 795 184 2.881 649 343 1.058 1.177
667 1.753 1.291 2.229 82 1.012 750 773 764 154 750 179 2.771 658 360 1.628 1.227
1.388 3.375 2.531 4.705 160 2.065 1.470 1.756 1.535 293 1.545 363 5.652 1.307 703 2.686 2.404
385 1.176 796 1.003 38 768 355 427 304 85 486 72 118 290 157 779 409
53,40 72,50 64,16 40,53 48,75 72,93 49,29 43,44 39,43 61,15 61,13 39,33 4,10 44,68 45,77 73,63 34,75
279
16.891
17.047
33.938
7.649
45,28
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
10
11
12
356 1.214 828 925 40 829 369 428 302 122 473 70 122 274 169 1.175 480
53,37 69,25 64,16 41,48 48,75 81,92 49,25 55 39,53 79,31 63,07 38,90 4,42 41,64 46,94 72,17 39,12
741 2.390 1.624 1.928 78 1.597 724 855 606 207 959 142 240 564 326 1.954 889
53,39 70,81 64,16 40,98 48,75 77,34 49,27 48,69 39,48 70,69 62,07 39,12 4,25 43,15 46,37 72,75 36,98
8.176
47,96
15.825
46,63
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
3
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
10
11
12
1
BUTON
13
1.018
1.014
2.032
1.162
114,1
1.032,0
101,8
2.194
108,0
2
MUNA
27
2.174
1.939
4.113
1.619
74,5
1.429,0
73,7
3.048
74,1
3
KONAWE
27
2.779
2.893
5.672
2.731
98,3
2.733,0
92,3
5.464
96,3
4
KOLAKA
13
2.348
2.106
4.454
2.316
98,64
2.194,00
104,18
4.510
101,26
5
KONAWE SELATAN
23
3.510
3.379
6.889
3.022
86,10
2.946,00
87,19
5.968
86,63
6
BOMBANA
22
2.096
2.012
4.108
1.586
75,67
1.600,00
79,52
3.186
77,56
7
WAKATOBI
20
1.501
1.043
2.544
2.244
149,50
2.031,00
370,80
4.275
168,04
8
KOLAKA UTARA
16
1.549
1.523
3.072
1.538
99,29
1.517,00
99,61
3.055
99,45
9
BUTON UTARA
10
771
764
1.535
691
89,62
675,00
88,35
1.366
88,99
10 KONAWE UTARA
22
617
887
1.504
624
101,13
477,00
53,78
1.101
73,20
11 KOLAKA TIMUR
12
1.589
1.485
3.074
886
55,76
856,00
57,64
1.742
56,67
7
388
335
723
274
70,62
235,00
70,15
509
70,40
12 KONAWE KEPULAUAN 13 MUNA BARAT
15
773
711
1.484
378
48,90
365,00
51,34
743
50,07
14 BUTON TENGAH
12
1.297
1.151
2.448
979
75,48
873,00
75,85
1.852
75,65
15 BUTON SELATAN
8
930
901
1.831
708
76,13
797,00
88,46
1.505
82,20
16 KOTA KENDARI
15
4.219
4.330
8.549
3.869
91,70
4.083,00
94,30
7.952
93,02
17 KOTA BAUBAU
17
1.575
1.631
3.206
1.180
74,92
1.206,00
73,94
2.386
74,42
0 JUMLAH (KAB/KOTA)
279
29.134
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
28.104
57.238
25.807
88,58
24.985,00
90,50
50.792
88,74
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
% DESA/KELURAHAN UCI
1
2
3
4
5
6
1
BUTON
13
95
85
89,47
2
MUNA
27
152
113
74,34
3
KONAWE
27
351
268
76,35
4
KOLAKA
13
135
117
86,67
5
KONAWE SELATAN
23
361
295
81,72
6
BOMBANA
22
143
129
90,21
7
WAKATOBI
20
100
89
89,00
8
KOLAKA UTARA
16
133
109
81,95
9
BUTON UTARA
10
91
82
90,11
10 KONAWE UTARA
22
147
142
96,60
11 KOLAKA TIMUR
12
133
105
78,95
7
96
68
70,83
13 MUNA BARAT
15
86
73
84,88
14 BUTON TENGAH
12
77
75
97,40
15 BUTON SELATAN
8
70
36
51,43
16 KOTA KENDARI
15
64
63
98,44
17 KOTA BAUBAU
17
43
38
88,37
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
2.277
1.887
82,87
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 BAYI DIIMUNISASI NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
1.002 2.174 2.653 2.213 2.993 1.710 953 1.467 658 652 1.077 277 773 884 902 3.892 1.473
891 1.939 2.116 2.069 2.717 1.798 840 1.382 627 565 980 279 711 747 823 3.933 1.464
1.893 4.113 4.769 4.282 5.710 3.508 1.793 2.849 1.285 1.217 2.057 556 1.484 1.631 1.725 7.825 2.937
839 1.421 1.972 2.220 2.520 1.757 739 1.244 544 558 1.103 259 477 769 524 5.018 1.315
83,73 65,36 74,33 100,32 84,20 102,75 77,54 84,80 82,67 85,58 102,41 93,50 61,71 86,99 58,09 128,93 89,27
772 1.273 1.745 2.045 2.131 1.751 644 1.241 503 521 986 229 419 651 513 4.998 1.235
86,64 65,65 82,47 98,84 78,43 97,39 76,67 89,80 80,22 92,21 100,61 82,08 58,93 87,15 62,33 127,08 84,36
1.611 2.694 3.717 4.265 4.651 3.508 1.383 2.485 1.047 1.079 2.089 488 896 1.420 1.037 10.016 2.550
85,10 65,50 77,94 99,60 81,45 100,00 77,13 87,22 81,48 88,66 101,56 87,77 60,38 87,06 60,12 128,00 86,82
1.163 2.442 2.566 2.270 2.961 1.865 893 1.471 763 760 1.230 300 752 1.107 964 4.810 1.702
116 112 97 103 99 109 94 100 116 117 114 108 97 125 107 124 116
1.104 2.238 2.393 2.197 2.853 1.867 874 1.435 734 662 1.131 295 689 1.070 920 4.721 1.536
279
25.753
23.881
49.634
23.279
90
21.657
91
44.936
91
28.019
109
26719
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
124 115 113 106 105 104 104 104 117 117 115 106 97 143 112 120 105 111,88
2.267 4.680 4.959 4.467 5.814 3.732 1.767 2.906 1.497 1.422 2.361 595 1.441 2.177 1.884 9.531 3.238 54738
120 114 104 104 102 106 99 102 116 117 115 107 97 133 109 122 110 110,28
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 BAYI DIIMUNISASI NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT)
POLIO 4a P
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 L
P
L+P
L
CAMPAK L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
BUTON
13
1.293
1.160
2.453
1.185
91,65
1.010
87,07
2.195
89,48
1.155
89,33
986
85,00
2.141
87,28
1.181
91,34
1.100
94,83
2.281
92,99
1.151
89,02
1.085
93,53
2.236
91,15
2
MUNA
27
2.680
2.524
5.204
2.181
81,38
2.100
83,20
4.281
82,26
2.158
80,52
2.041
80,86
4.199
80,69
2.183
81,46
2.012
79,71
4.195
124,30
2.188
81,64
1.975
78,25
4.163
80,00
3
KONAWE
27
2.930
2.743
5.673
2.566
87,58
2.409
87,82
4.975
87,70
2.485
84,81
2.358
85,96
4.843
85,37
2.459
83,92
2.296
83,70
4.755
83,82
2.039
69,59
2.141
78,05
4.180
73,68
4
KOLAKA
13
2.592
2.224
4.816
2.241
86,46
2.104
94,60
4.345
90,22
2.226
85,88
2.140
96,22
4.366
90,66
2.348
90,59
2.193
98,61
4.541
94,29
2.314
89,27
2.187
98,34
4.501
93,46
5
KONAWE SELATAN
23
3.510
3.379
6.889
2.923
83,28
2.774
82,10
5.697
82,70
2.971
84,64
2.608
77,18
5.579
80,98
2.917
83,11
2.720
80,50
5.637
81,83
2.805
79,91
2.633
77,92
5.438
78,94
6
BOMBANA
22
2.096
2.012
4.108
1.967
93,85
1.878
93,34
3.845
93,60
1.882
89,79
1.814
90,16
3.696
89,97
2.026
96,66
1.935
96,17
3.961
96,42
2.008
95,80
1.926
95,73
3.934
95,76
7
WAKATOBI
20
1.027
986
2.013
844
82,18
822
83,37
1.666
82,76
837
81,50
762
77,28
1.599
79,43
920
89,58
907
91,99
1.827
90,76
855
83,25
852
86,41
1.707
84,80
8
KOLAKA UTARA
16
1.549
1.523
3.072
1.441
93,03
1.402
92,06
2.843
92,55
1.410
91,03
1.364
89,56
2.774
90,30
1.441
93,03
1.432
94,02
2.873
93,52
1.465
94,58
1.439
94,48
2.904
94,53
9
BUTON UTARA
10
771
765
1.535
743
96,37
752
98,30
1.495
97,39
741
96,11
734
95,95
1.481
96,48
740
95,98
748
97,78
1.488
96,94
711
92,22
704
92,03
1.415
92,18
10 KONAWE UTARA
22
617
887
1.504
767
124,31
681
76,78
1.448
96,28
755
122,37
661
74,52
1.416
94,15
723
117,18
689
77,68
1.412
93,88
741
120,10
653
73,62
1.394
92,69
11 KOLAKA TIMUR
12
1.589
1.485
3.074
1.019
64,13
905
60,94
1.924
62,59
1.149
72,31
1.111
74,81
2.260
73,52
1.558
98,05
1.315
88,55
2.873
93,46
1.570
98,80
1.415
95,29
2.985
97,10
7
354
328
682
336
94,92
272
82,93
608
89,15
301
85,03
275
83,84
576
84,46
352
99,44
326
99,39
678
99,41
320
90,40
313
95,43
633
92,82
13 MUNA BARAT
15
980
929
1.909
735
74,99
659
70,96
1.394
73,03
653
66,63
630
67,84
1.283
67,22
717
73,16
660
71,07
1.377
72,14
699
71,32
647
69,67
1.346
70,52
14 BUTON TENGAH
12
1.297
1.150
2.447
1.004
77,41
1.008
87,65
2.012
82,22
1.023
78,88
993
86,34
2.016
82,39
983
75,80
981
85,30
1.964
80,26
983
75,80
981
85,30
1.964
80,26
15 BUTON SELATAN
8
1.069
949
2.018
759
71,00
660
69,56
1.419
70,32
755
70,63
677
71,35
1.432
70,97
846
79,14
829
87,37
1.675
83,01
739
69,13
735
77,46
1.474
73,05
16 KOTA KENDARI
15
4.219
4.330
8.549
4.627
109,67
4.457
102,93
9.084
106,26
4.101
97,20
4.548
105,03
8.649
101,17
4.268
101,16
4.593
106,07
8.861
103,65
3.726
88,31
3.628
83,79
7.354
86,02
17 KOTA BAUBAU
17
1.575
1.631
3.206
1.612
102,35
1.481
90,80
3.093
96,48
1.610
102,22
1.507
92,40
3.117
97,22
1.559
98,98
1.461
89,58
3.020
94,20
1.505
95,56
1.422
87,19
2.927
91,30
279 30.148 29.005 59.152
26.950
89,39
25.374
87,48
52.324
88,46
26.212
86,94
25.209
86,91
51.427
86,94
27.221
90,29
26.197
90,32
53.418
90,31
25.819
85,64
24.736
85,28
50.555
85,47
12 KONAWE KEPULAUAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P S Ʒ % % S
JUMLAH
L+P
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S
S
%
L
P
L+P
13
14
15
16
17
7
8
9
10
11
12
18
19
JUMLAH
L+P S
%
L
P
L+P
20
21
22
23
24
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S S
%
25
29
30
26
27
28
L+P
1
BUTON
13
1.301
1.196
2.497
1.256
96,54
1.154
96,49
2.410
96,52
4.596
4.458
9.054
4.289
93,32
4.231
94,91
8.520
94,10
5.897
5.654
11.551
5.852
99,24
5.385
95,24
11.237
97,28
2
MUNA
27
2.174
1.939
4.113
1.601
73,66
1.667
85,96
3.268
79,46
7.430
7.734
15.164
4.757
64,02
4.951
64,02
9.708
64,02
9.604
9.673
19.277
9.032
94,04
6.618
68,42
12.976
67,31
3
KONAWE
27
2.793
2.907
5.700
2.395
85,75
2.493
85,75
4.888
85,75
10.828
11.269
22.097
6.961
64,29
7.246
64,29
14.207
64,29
13.621
14.176
27.797
9.357
68,69
9.738
68,69
19.095
68,69
4
KOLAKA
13
2.348
2.106
4.454
1.734
73,86
1.568
74,45
3.302
74,14
13.104
11.970
25.074
11.944
91,14
10.943
91,43
22.887
91,28
15.452
14.076
29.528
14.838
96,03
12.511
88,89
27.350
92,62
5
KONAWE SELATAN
23
3.510
3.379
6.889
1.460
41,59
1.519
44,96
2.979
43,24
13.322
13.865
27.187
7.644
57,38
7.955
57,38
15.599
57,38
16.832
17.244
34.076
14.781
87,82
9.475
54,94
18.578
54,52
6
BOMBANA
22
1.981
1.827
3.808
1.759
88,79
1.630
89,22
3.389
89,00
7.038
6.495
13.533
6.211
88,25
5.732
88,25
11.943
88,25
9.019
8.322
17.341
8.797
97,54
7.362
88,46
16.159
93,18
7
WAKATOBI
20
526
548
1.074
520
98,88
542
98,88
1.062
98,88
4.324
4.500
8.824
4.186
96,80
4.356
96,80
8.542
96,80
4.850
5.048
9.898
4.844
99,88
4.898
97,03
9.604
97,03
8
KOLAKA UTARA
16
1.466
1.487
2.953
1.267
86,43
1.299
87,36
2.566
86,89
6.510
6.251
12.761
4.640
71,27
4.419
70,69
9.059
70,99
7.976
7.738
15.714
7.777
97,51
5.718
73,90
13.495
85,88
9
BUTON UTARA
10
792
786
1.578
714
90,15
704
89,57
1.418
89,86
2.456
2.326
4.782
2.140
87,13
2.009
86,37
4.149
86,76
3.248
3.112
6.360
2.854
87,87
2.713
87,18
5.567
87,53
10 KONAWE UTARA
22
617
887
1.504
303
49,08
315
35,53
618
41,09
2.017
2.099
4.116
1.460
72,38
1.519
72,38
2.979
72,38
2.634
2.986
5.620
2.320
88,07
1.834
61,43
4.154
73,92
11 KOLAKA TIMUR
12
1.589
1.485
3.074
1.167
73,44
1.146
77,17
2.313
75,24
6.671
6.612
13.283
3.755
56,29
3.789
57,30
7.544
56,79
8.260
8.097
16.357
4.922
59,59
4.935
60,95
9.857
60,26
7
388
335
723
329
84,79
286
85,37
615
85,06
1.618
1.560
3.178
1.131
69,89
1.097
70,34
2.228
70,11
2.006
1.895
3.901
1.947
97,06
1.383
72,99
3.330
85,37
13 MUNA BARAT
15
862
898
1.760
792
91,88
825
91,88
1.617
91,88
5.141
5.351
10.492
4.587
89,22
4.774
89,22
9.361
89,22
6.003
6.249
12.192
5.933
98,83
5.599
89,60
11.157
91,51
14 BUTON TENGAH
12
778
690
1.468
1.171
150,51
1.137
164,78
2.308
157,22
5.215
4.815
10.030
3.940
75,55
3.970
82,45
7.910
78,86
5.993
5.505
11.498
5.111
85,28
5.107
92,77
10.218
88,87
15 BUTON SELATAN
8
540
568
1.108
403
74,63
428
75,35
831
75,00
4.479
4.537
9.016
2.995
66,87
3.015
66,45
6.010
66,66
5.019
5.105
10.124
4.882
97,27
3.443
67,44
8.325
82,23
16 KOTA KENDARI
15
2.071
2.262
4.333
1.578
76,20
1.906
84,26
3.484
80,41
13.452
15.360
28.812
10.741
79,85
12.864
83,75
23.605
81,93
15.523
17.622
33.145
15.030
96,82
14.770
83,82
29.800
89,91
17 KOTA BAUBAU
17
988
963
1.951
792
80,16
864
89,72
1.656
84,88
5.294
5.384
10.678
4.684
88,48
4.418
82,06
9.102
85,24
6.282
6.347
12.629
6.086
96,88
5.282
83,22
11.368
90,02
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
24.725
24.262
48.987
19.242
77,82
19.482
80,30
38.724
79,05
113.494
114.587
228.081
86.063
75,83
87.290
76,18
173.353
76,01
138.219
138.849
277.008
124.363
89,98
106.772
76,90
222.270
80,24
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
DITIMBANG
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
BGM P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
2.340 4.427 5.117 7.089 6.978 3.601 1.916 2.845 1.367 1.074 2.544 787 18.132 2.567 1.991 9.500 3.359
2.261 4.673 4.889 6.442 6.701 3.650 1.914 2.791 1.349 1.086 2.418 708 18.897 2.278 2.129 9.885 3.489
4.601 9.100 10.006 13.531 13.679 7.251 3.830 5.636 2.716 2.160 4.962 1.495 37.029 4.845 4.120 19.385 6.848
1.970 3.224 4.354 5.605 5.331 2.673 1.856 1.867 1.133 843 1.955 574 13.824 2.136 1.606 8.069 2.444
1.913 3.340 3.788 5.085 5.119 2.767 1.857 2.414 1.131 836 1.878 547 14.216 2.110 1.651 8.345 2.397
3.883 6.564 8.142 10.690 10.450 5.440 3.713 4.281 2.264 1.679 3.833 1.121 28.040 4.246 3.257 16.414 4.841
84,19 72,83 85,09 79,07 76,40 74,23 96,87 65,62 82,88 78,49 76,85 72,94 76,24 83,21 80,66 84,94 72,76
84,61 71,47 77,48 78,93 76,39 75,81 97,02 86,49 83,84 76,98 77,67 77,26 75,23 92,63 77,55 84,42 68,70
84,39 72,13 81,37 79,00 76,39 75,02 96,95 75,96 83,36 77,73 77,25 74,98 75,72 87,64 79,05 84,67 70,69
88 0 0 53 0 102 34 0 0 0 24 76 0 21 208 6 196
4,5 0,00 0,00 0,95 0,00 3,82 1,83 0,00 0,00 0,00 1,23 13,24 0,00 0,00 12,95 0,07 8,02
49 0 0 77 0 132 29 0 0 0 23 58 0 24 250 10 200
2,56 0,00 0,00 1,51 0,00 4,77 1,56 0,00 0,00 0,00 1,22 10,60 0,00 0,00 15,14 0,12 8,34
137 1.764 0 130 0 234 63 0 42 0 47 134 42 45 458 16 396
3,53 26,87 0,00 1,22 0,00 4,30 1,70 0,00 1,86 0,00 1,23 11,95 0,15 0,00 14,06 0,10 8,18
279
75.634
75.560
151.194
59.464
59.394
118.858
78,62
78,60
78,61
808
1,36
852
1,43
3.508
2,95
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
5.352
5.360
10.712
1.854
34,64
1.922
35,86
1
BUTON
13
2
MUNA
27
2.134
2.310
4.444
1.857
87,02
1.940
3
KONAWE
27
10.755
11.193
21.948
7.575
70,43
7.884
4
KOLAKA
13
13.104
11.970
25.074
6.369
48,60
5
KONAWE SELATAN
23
13.322
13.865
27.187
11.854
6
BOMBANA
22
7.038
6.495
13.533
7
WAKATOBI
20
3.974
3.915
7.889
8
KOLAKA UTARA
16
6.510
6.251
9
BUTON UTARA
10
3.094
2.963
10 KONAWE UTARA
22
2.017
1.519
3.536
0
0,00
0
0,00
0
0,00
11 KOLAKA TIMUR
12
6.671
6.612
13.283
2.685
40,25
2.490
37,66
5.175
38,96
7
1.618
1.560
3.178
941
58,16
980
62,82
1.921
60,45
13 MUNA BARAT
15
4.587
4.774
9.361
509
11,10
520
10,89
1.029
10,99
14 BUTON TENGAH
12
5.215
4.815
10.030
2.358
45,22
2.499
51,90
4.857
48,42
15 BUTON SELATAN
8
5.512
5.343
10.855
5.173
93,85
4.442
83,14
9.615
88,58
16 KOTA KENDARI
15
13.452
15.360
28.812
13.225
98,31
14.172
92,27
27.397
95,09
17 KOTA BAUBAU
17
5.294
5.384
10.678
2.903
54,84
3.043
56,52
5.946
55,68
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
109.648
109.690
219.338
70.831
64,60
71.984
65,62
142.815
65,11
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
3.776
35,25
83,98
3.797
85,44
70,43
15.459
70,43
6.002
50,14
12.371
49,34
88,98
11.977
86,38
23.831
87,66
4.213
59,86
3.905
60,12
8.118
59,99
3.577
90,01
3.964
101,25
7.541
95,59
12.761
4.326
66,45
4.882
78,10
9.208
72,16
6.057
1.412
45,64
1.362
45,97
2.774
45,80
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 BALITA NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
BGM P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
5.458 9.587 11.682 16.189 15.040 8.065 4.805 6.658 3.242 2.266 8.277 2.006 3.253 6.512 4.893 18.839 8.741
5.295 10.089 10.963 14.755 15.653 7.881 4.810 6.400 3.027 2.285 8.096 1.895 3.386 5.966 5.165 19.563 9.065
10.753 19.676 22.645 30.944 30.693 15.946 9.615 13.058 6.269 4.551 16.373 3.901 6.639 12.478 10.058 38.402 17.806
4.459 6.272 8.054 12.101 9.475 6.027 4.609 5.850 2.632 1.564 4.046 1.287 2.228 4.135 3.327 14.484 5.200
4.321 6.485 7.777 11.009 9.862 6.568 4.631 5.629 2.486 1.593 3.868 1.258 2.319 4.156 3.351 15.575 5.097
8.780 12.757 15.831 23.110 19.337 12.595 9.240 11.479 5.118 3.157 7.914 2.545 4.547 8.291 6.678 30.059 10.297
81,70 65,42 68,94 74,75 63,00 74,73 95,92 87,86 81,18 69,02 48,88 64,17 68,49 63,50 68,00 76,88 59,49
81,61 64,28 70,94 74,61 63,00 83,34 96,28 87,95 82,13 69,72 47,78 66,38 68,49 69,66 64,88 79,61 56,23
81,65 64,84 69,91 74,68 63,00 78,99 96,10 87,91 81,64 69,37 48,34 65,24 68,49 66,44 66,39 78,27 57,83
149 864 41 123 225 102 34 31 23 14 22 76 21 47 219 33 301
3,34 13,78 0,51 1,02 2,37 1,69 0,74 0,53 0,87 0,91 0,54 5,90 0,92 1,14 6,58 0,23 5,79
98 900 43 150 218 132 29 32 19 15 25 58 21 48 238 68 303
2,27 13,87 0,55 1,36 2,21 2,01 0,63 0,57 0,76 0,93 0,65 4,61 0,92 1,15 7,10 0,44 5,94
247 1.764 84 273 443 234 63 63 42 29 47 134 42 95 457 101 604
2,81 13,83 0,53 1,18 2,29 1,86 0,68 0,55 0,82 0,92 0,59 5,27 0,92 1,15 6,84 0,34 5,87
279
135.513
134.294
269.807
95.751
95.984
191.735
70,66
71,47
71,06
2.325
2,43
2.397
2,50
4.722
2,46
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN L
P
L+P
4
5
6
S
S
% 7
8
9
L+P
%
S
%
10
11
12
BUTON
13
16
16
32
16
100
16
100
32
100
2
MUNA
27
21
10
31
21
100
10
100
31
100
3
KONAWE
27
11
12
23
11
100
12
100
23
100
4
KOLAKA
13
1
8
9
1
100
8
100
9
100
5
KONAWE SELATAN
23
22
9
31
22
100
9
100
31
100
6
BOMBANA
22
12
23
35
12
100
23
100
35
100
7
WAKATOBI
20
5
3
8
5
100
3
100
8
100
8
KOLAKA UTARA
16
15
11
26
15
100
11
100
26
100
9
BUTON UTARA
10
2
1
3
2
100
1
100
3
100
10 KONAWE UTARA
22
1
0
1
100
0
0
1
100
11 KOLAKA TIMUR
12
2
0
2
2
100
0
0
2
100
12 KONAWE KEPULAUAN
1,00
7
2
0
2
2
100
0
0
2
100
13 MUNA BARAT
15
7
0
7
7
100
0
0
7
100
14 BUTON TENGAH
12
16
10
26
16
100
10
100
26
100
15 BUTON SELATAN
8
11
2
13
11
100
2
100
13
100
16 KOTA KENDARI
15
8
15
23
8
100
15
100
23
100
17 KOTA BAUBAU
17
6
1
7
6
100
1
100
7
100
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
158
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
121
279
158
100
121
100
279
Muna
28 45
Konawe
14
Kolaka
15
Konawe Selatan
23
Bombana
31
Buton
1
100
Wakatobi
5
Kolaka Utara
14
Buton Utara
4
Konawe Utara
8
Kolaka Timur
0
Konawe Kepulauan Kota Kendari
3 10
Kota Bau-Bau
8
Buton tengah
16
Buton selatan
17
Muna Barat
Provinsi
4
245
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) JUMLAH NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KABUPATEN/KOTA
2
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
L
PUSKESMAS
3
P
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
13
14
15
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
10
11
12
4
5
6
7
8
9
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
1.215 2.244 0 2.460 3.096 1.738 823 1.716 421 54 1.327 431 1.292 1.320 1.323 3.456 1.677
1.278 2.831 0 2.252 3.223 1.719 900 1.562 348 66 1.298 433 1.345 1.219 1.330 3.191 1.637
2.493 5.075 0 4.712 6.319 3.457 1.723 3.278 769 120 2.625 864 2.637 2.539 2.653 6.647 3.314
1.260 2.021 2.240 2.266 2.782 1.621 521 1.163 495 54 1.103 302 861 1.315 1.323 3.250 1.374
103,7 90,1 0,0 92,1 89,8 93,3 63,3 67,8 117,6 100,0 83,1 70,0 66,6 99,6 100,0 94,0 81,9
1.115 2.690 2.098 1.997 2.895 1.612 542 1.042 424 66 1.055 292 896 1.219 1.330 3.022 1.390
87,2 95,0 0,0 88,7 89,8 93,8 60,2 66,7 121,8 100,0 81,3 67,5 66,6 100,0 100,0 94,7 84,9
2.375 4.711 4.338 4.263 5.677 3.233 1.063 2.205 919 120 2.158 594 1.757 2.534 2.653 6.272 2.764
95,3 92,8 0,0 90,5 89,8 93,5 61,7 67,3 119,5 100,0 82,2 68,8 66,6 99,8 100,0 94,4 83,4
122 229 0 198 334 168 99 115 77 13 149 49 94 104 72 145 75
122 229 0 194 333 168 99 115 46 11 149 49 94 99 56 145 71
100,00 100,00 0,00 97,98 99,70 100,00 100,00 100,00 59,74 84,62 100,00 100,00 100,00 95,19 77,78 100,00 94,67
279
24.593
24.632
49.225
23.950
97,4
23.686
96,2
47.636
96,8
2.043
1.980
96,92
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
97,4
96,2
96,8
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/ KOTA)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TETAP TETAP PENCABUTAN 4
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17 279
5
618 0 0 43 10 168 134 41 3 0 31 0 0 5 19 1138 1764 3.974
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
6
541 0 0 859 142 1120 832 534 392 0 380 11 0 269 237 5425 1002 11.744
1,14 0,00 0,00 0,05 0,07 0,15 0,16 0,08 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,08 0,21 1,76 0,34
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/ KOTA)
JUMLAH PUSKES JUMLAH SD/MI DGN MAS
3
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17 279
SD/MI
SIKAT GIGI MASSAL
4
5
122 0 0 190 283 0 0 115 0 0 144 50 0 99 69 145 74 1.291
28 0 0 82 243 0 0 63 0 0 0 9 0 0 15 140 74
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6
7
8
22,951 0 0 0 85,866 0 0 54,783 0 0 0 18 0 0 21,739 96,552 100
654
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
50,7
122
56 243 0 0 53 0 0 0 9 0 0 28 140 74 725
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
100 1215 1278 2493 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 85,866 27709 18056 45765 0 0 0 0 0 0 0 0 46,087 9456 8830 18286 0 1094 604 1698 0 0 0 0 0 0 0 0 18 71 66 137 0 0 0 0 0 6748,28 7023,72 13772 40,58 6171,73 6248,79 12420,52 96,552 3636 3469 7105 100 5607 5280 10887 56,2
MURID SD/MI DIPERIKSA
61.708
50.856
112.564
204 0 0 27709 0 0 1163 1349 0 0 71 0 0 463 3636 2644 37.239
16,79 0 0 0 100 0 0 12,299 123,31 0 0 100 0 0 18,475 100 47,155 60,35
229 17,919 0 0 0 0 0 18056 100 0 0 0 0 1042 11,801 915 151,49 0 0 0 0 66 100 0 0 0 0 482 21,975 3469 100 2413 45,701 26.672
52,45
433 0 0 0 45765 0 0 2205 2264 0 0 137 0 0 945 7105 5057 63.911
17,369 0 0 0 100 0 0 12,058 133,33 0 0 100 0 0 20,232 100 46,45 56,78
176 0 0
213 0 0
830 0 0 0 475 0 0 0 0 0 330 3636 864
1011 0 0 0 72 0 0 0 0 0 334 3469 758
6.311
5.857
389 0 0 0 1841 0 0 0 547 0 0 0 0 0 656 7105 1622 12.160
23 13,0682 0 0 0 0 0 830 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 76 24,7904 3636 100 506 58,5648 5.071
80,35
0 0 0 1011 0 0 0 0 0 0 0 85 3469 459 5.024
0 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33,089 100 60,5541 85,78
23 5,9126 0 0 0 0 0 0 1841 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 161 29,2179 7105 100 965 59,4945 10.095
83,02
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 USILA (60TAHUN+) NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KABUPATEN/KOTA
2
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17 279
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3.831 3.803 0 2.093 8.311 4.366 0 3.884 4.498 0 5.621 0 1.267 5.189 3.185 3.948 5.669 55.665
3.762 3.959 0 5.578 8.637 5.058 0 3.907 4.549 0 4.974 0 1.186 5.398 3.158 5.789 5.881 61.836
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
7.593 7762 0 7.671 16.948 9.424 0 7.791 9.047 0 10.595 0 2.453 10.587 6.343 9.737 11.550 117.501
2.447 0 0 1.976 537 0 0 2.380 8.297 0 0 1.267 1.596 1.334 3.260 1.340 24.434
63,87 0 0 94 6 0 0 61 184 0 0 0 100 31 42 83 24
2.410
43,89
32.380
0 5.134 2.053 0 0 2.403 8.901 0 0 1.186 1.581 1.339 4.501 2.872
64,06 0 0 92 24 0 0 62 196 0 0 0 100 29 42 78 49
4.857 0 0 7.110 2.590 0 0 4.783 17.198 0 0 0 2.453 3.177 2.673 7.761 4.212
63,97 0 0 92,69 15,28 0,00 0,00 61,39 190,10 0,00 0,00 0,00 100,00 30,01 42,14 79,71 36,47
52,36
56.814
48,35
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN L
JUMLAH P
L+P
L
% P
L+P
3
4
5
6
7
8
499.719
508.311
1.008.030
38,27
39,52
38,89
434.833
441.442
876.274
33,30
34,32
33,81
1.2 PBI APBD
32.465
33.080
65.545
2,49
2,57
2,53
1.3 Pekerja penerima upah (PPU)
85.482
86.312
171.794
6,55
6,71
6,63
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
22.795
23.748
46.543
1,75
1,85
1,80
1.5 Bukan pekerja (BP)
25.727
27.192
52.919
1,97
2,11
2,04
2
Jamkesda
26.787
28.406
55.193
2,05
2,21
2,13
3
Asuransi Swasta
640
667
1.307
0,05
0,05
0,05
4
Asuransi Perusahaan
-
0,00
0,00
0,00
1.269.576
48,15
49,83
48,98
1
1
2
Jaminan Kesehatan Nasional
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
628.729
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
640.846
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PUSKESMAS :
0
613
0
BUTON
24.892
26.106
50.998
2
MUNA
30.186
31.419
61.605
0
0
3
KONAWE
0
0
0
4
KOLAKA
40.253
54.526
94.779
111
107
218
0
5
KONAWE SELATAN
57.695
60.050
117.745
1.375
1.431
2.806
0
6
BOMBANA
40.657
40.186
80.843
663
663
1.326
7
WAKATOBI
5.096
5.305
10.401
124
130
254
0
8
KOLAKA UTARA
16.456
20.566
37.022
143
249
392
0
9
BUTON UTARA
20.587
25.670
46.257
108
113
221
104
2.515
2.617
5.132
1
1
2
0
11 MUNA BARAT
16.600
17.278
33.878
0
5
12 BUTON TENGAH
18.316
22.970
41.286
84
133
217
0
13 BUTON SELATAN
12.325
14.868
27.193
43
73
116
0
14 KOLAKA TIMUR
18.498
21.730
40.228
337
554
891
5.293
5.584
10.877
62
75
137
16 KOTA KENDARI
174.734
218.359
393.093
2.048
2.668
4.716
451
403
854
17 KOTA BAU-BAU
46.455
69.604
116.059
52
74
126
0
0
0
SUB JUMLAH I RUMAH SAKIT :
530.559
636.837
1.167.396
5.414
6.621
0 12.035
496
422
1.027
3.295
4.375
7.670
635
798
1.433
14 KONAWE KEPULAUAN
1
RSUD PASAR WAJO
351
0
1
10 KONAWE UTARA
262
0
24
21
9
10
33
31 0
0
JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
2
RSUD MUNA
3.365
3.502
6.867
1.182
1.230
2.412
0
3
BLUD RSU UNAAHA
3.859
4.017
7.876
2.709
2.820
5.529
0
4
BLUD RSU BENYAMIN GULUH
22.565
20.924
43.489
3.406
3.734
7.140
0
5
BLUD RSU ANDOOLO
5.424
7.702
13.126
1.368
1.830
3.198
0
6
RSUD BOMBANA
6.498
2.175
8.673
802
1.229
2.031
0
7
RSUD WAKATOBI
1.358
1.413
2.771
623
649
1.272
0
8
RSUD DJAFAR HARUN
3.627
5.952
9.579
2.837
4.767
7.604
0
9
RSUD BUTON UTARA
734
764
1.498
1.078
1.122
2.200
0
362
377
739
104
109
213
0
11 RSUD KOTA KENDARI
25.622
28.060
53.682
4.213
4.461
8.674
0
12 RSUD BAU-BAU
26.215
22.879
49.094
2.995
4.025
7.020
1.304
13 RSU. KOLTIM
3.073
3.191
6.264
439
739
1.178
14 RSU KONKEP
302
469
771
46
43
89
0
15 RSU BUTON SELATAN
425
591
1.016
54
60
114
0
16 RSU MUNA BARAT
228
225
453
120
124
0
0
31.232
33.070
64.302
6.222
7.219
13.441
10 RSUD OHEO
17 BLUD RSU BAHTERAMAS
8
2
319
242
10
561
18 RS. JIWA
4.288
3.485
7.773
642
400
1.042
3.460
2.831
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO
3.928
3.800
7.728
896
700
1.596
1
3
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI
8.419
7.593
16.012
2.119
2.764
4.883
0
0
0
1.575
0
21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA 23 RSU. SANTA ANNA 25 RSIA PERMATA BUNDA
1.322
1.082
2.404
0
12.558
11.645
24.203
817
758
6.291 4
3.453
5.311
8.764
1.403
3.415
4.818
0
619
1.752
2.371
868
1.143
2.011
0
JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
26 RSU.PMI
109
152
261
90
444
27 RSU. ALIYAH
430
2.334
2.764
643
1.689
28 RSU. MURHUM BAU-BAU
534
0
2.332
0
0
0
0
490
579
1.069
0
1.727
6.536
8.263
1.771
4.446
6.217
0
1.159
0
1.174
0
153
0
40
0
604
0
29 RSU Mitra Sakinah Konawe 30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika 31 Rumah Sakit Siloam Buton
1.259
32 Rumah Bersalin Hati Mulia 33 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau
1.064 4
5.884
15.575 1.200
34 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 35 Klinik Bakti Medika Baubau
4.625
0 23
16.639 1.204
100 21
517
642 244
3
150
100 44
930
0 314
40 290
36 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe
0
0
0
37 Klinik Bersalin Kasih Ibu
0
0
0
38 Klinik Mekongga Kolala
0
0
39 Klinik Harifah Kolaka
SUB JUMLAH II JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
0
0
0
40 Klinik Sehati Indonesia 41 Klinik Sejahtera
0
325
388
525
265
178.238
205.549
713 790
6 21
10 17
39.678
0
0
0
0
0
16
0
38
0
708.797
842.386
383.787 0 1.551.183
45.092
59.996
92.809 0 104.844
1.299.044
1.292.816
2.591.860
1.299.044
1.292.816
2.591.860
54,56
65,16
59,85
3,47
4,64
4,05
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2016 Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
53.375
0
3.788
3.078
4.284
3.500
8.170 0 9.197
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
RSUD PASAR WAJO RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. MURHUM BAU-BAU RSU Mitra Sakinah Konawe Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Rumah Sakit Siloam Buton Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Zafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau Klinik Bersalin kasih Ibu Klinik Bakti Medika Baubau Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Mekongga Kolala Klinik Harifah Kolaka Klinik Sehati Indonesia Klinik Sejahtera
PASIEN KELUAR + MATI)
(HIDUP
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
PASIEN KELUAR MATI
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
996 5.625
1.268 6.677
3.406 1.182 7.300 1.112 2.235 128
3.734 1.776 3.404 1.601 3.784 185
4.213 2.864 439 46 54 120 6222 661 3400 2.079 0 759 1403 870 98 643 490
4.461 4.121 739 43 60 124 7219 258 3388 1.840 0 703 2012 1155 442 1689 579
91 300 60 12 9
1.771 583 244 0
4.446 553 932 140 40
26 0
314 0 0 6 0
290 0 0 10 0
65 69 147 141 50 70 77 109 50 28 115 132 24 10 15 14 314 205 78 74 4 60 62 48 37 53 38
0 5 0
2.264 12.302 7.140 2.958 10.704 2.713 6.019 313 8.674 6.985 1.178 89 114 244 13.441 919 6.788 3.919 0 1.462 3.415 2.025 540 2.332 1.069 6.217 1.136 1.176 140 40 604 16 -
48 63
37 74
149 30 21 12 81 2
125 28 12 17 70 8
166 169 6 7 1
158 244 7 4 1 303 15 14 0 1 32 3 2 4
349 2 27 34 0 3 26 2 2 3
5 17
13 14 3 1 1
1 0
4 0
-
85 137 274 58 33 29 151 10 324 413 13 11 1 1 652 2 42 48 0 4 58 5 4 7 -
22
19
46 17 6 8 20
42 15 7 11 30 1
104 68 5 7 -
95 98 6 4 -
151 2 7 15 0
183 6 8 0
8
11 1 2
-
2
4 11
7,00 8
-
-
0
0
0
0
KABUPATEN/KOTA 2.592 49.263 57.673 106.936 1.226 1.195 Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2016 Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta Termasuk Tempat Tidur Bayi baru lahir
5
2.421
0 -
0 -
0
503
0
554
18
48,19 11,20 43,75 25,38 2,88 10,69 36,24 15,63 39,40 59,13 13,67 152,17 18,52 56,09 3,03 7,94 16,35 0 3,95 18,53 2,30 20,41 4,67 -
29,18 11,08 33,48 15,77 3,53 10,69 18,50 43,24 35,42 59,13 9,47 93,02 8,06 41,97 4,43 7,61 0 1,42 15,90 2,60 4,52 2,37 -
37,54 11,14 27,00 38,38 19,61 3,08 10,69 25,09 31,95 37,35 59,13 11,04 123,60 27,00 4,10 48,51 2,18 6,19 12,25 0 2,74 16,98 2,47 7,41 3,00 -
22,09 13,51 14,38 0,82 7,00 8,95 24,69 23,77 11,39 152,17 24,27 3,03 2,06 7,22 0 5,70 20,41 -
14,98 11,25 8,45 2,06 7,00 7,93 5,41 21,30 23,77 8,12 93,02 25,35 1,77 4,35 0 5,47 0,87 4,52 -
18,11 3,74 10,00 12,32 10,82 1,21 7,00 8,31 3,19 22,94 23,77 9,34 123,60 10,00 24,85 2,18 1,92 5,87 0 5,56 0,49 7,41 -
11,00 19 -
2,82 29,16 3,18 -
2,92 25,32 3,22 7,14 25,00 13,79 -
2,90 27,29 2,55 7,14 25,00 8,28 -
2,26 18,87 -
1,57 14,47 -
1,77 16,73 -
1.103
2,49
2,07
2,26
1,02
0,96
1,03
-
18 31 3 1 1
-
41 46
L+P
88 32 13 19 50 1 199 166 11 11 334 2 13 23 0 19 1 4 -
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
RSUD PASAR WAJO
65
2.264
11.447
2
RSUD MUNA
69
12.302
18.516
3
BLUD RSU UNAAHA
147
4
BLUD RSU BENYAMIN GULUH
141
7.140
37.218
5
BLUD RSU ANDOOLO
50
2.958
6
RSUD BOMBANA
70
7
RSUD WAKATOBI
8 9
NO
48,2
34,83
73,5
178,29
0,54
1,10
49,5
1,20
3,20
3,20
30.078
72,3
50,64
9.830
3
53,9
10.704
6.693
3
77
2.713
6.004
RSUD DJAFAR HARUN
109
6.019
RSUD BUTON UTARA
50
313
28
-
11 RSUD KOTA KENDARI
115
12 RSUD BAU-BAU
13.481
5,42
0,00
2,00
4,21
59,16
2,85
0,00
26,2
152,91
1,76
0,00
4.674
21,4
35,23
30.864
18.341
77,6
744
807
-
8.674
132
13 RSU. KOLTIM
8,15
1,72
55,22
1,48
3,05
4,1
6,26
55,93
2,58
-
0,0
-
0,0
0,00
32.361
27.557
77,1
1,11
3,18
6.985
22.455
22.134
46,6
52,92
3,68
3,17
24
1.178
2.923
33,4
49,08
5,0
0,00
14 RSU KONKEP
10
89
89
175
2,4
8,900
0,0
0,00
15 RSU BUTON SELATAN
15
114
169
173
3,1
8,000
47,0
2,00
16 RSU MUNA BARAT
14
124
321
233
6,3
8,857
0,0
0,00
17 BLUD RSU BAHTERAMAS
314
13.441
66992
53.551
58,5
42,81
3,54
3,98
18 RS. JIWA
205
919
54867
67.903
73,3
4,48
21,72
73,89
19 RSU TNI. Dr. ISMOYO
78
6.788
17266
5
60,6
60
2,00
4,00
20 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI
74
3.919
19907
16.593
73,7
52,96
1,81
4,23
21 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU
4
0
0
0,0
0,00
19,8
24,37
12,02
6,36
10 RSUD OHEO
22 RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA
60
0 1.462
0 4.326
0 9.295
75,43
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
23 RSU. SANTA ANNA
62
3.415
12558
12.260
55,5
25 RSIA PERMATA BUNDA
48
2.025
8767
6.015
50,0
26 RSU.PMI
37
540
1214
1.614
27 RSU. ALIYAH
53
2.332
29 RSU. MURHUM BAU-BAU
38
1.069
30 Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
91
6.217
20286
31 Rumah Sakit Siloam Buton
300
1.136
4030
32 Rumah Bersalin Hati Mulia
60
1.176
33 Rumah Bersalin Kasih Ibu
12
34 Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau
12
140
9
40
26
604
55,08
2,95
3,59
42,19
4,32
2,97
9,0
14,59
22,76
2,99
0,0
44,00
8,30
0,00
14,7
28,13
11,07
1,81
61,1
68,32
2,08
0,00
3.954
3,7
3,79
92,8
3,48
3.168
0,0
-
15,9
2,69
0,0
-
0,0
0,00
0,0
11,67
0,0
0,00
0,0
0,00
0,0
0,00
0
0,0
0,00
0,0
0
0,0
0
0,0
0,00
3,2
0
0,0
28 RSU Mitra Sakinah Konawe
35 Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau 36 Klinik Bakti Medika Baubau
2.037
3.165
1.930
-
0,0 1.391
1.403
14,7
37 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe
-
-
-
-
0,0
38 Klinik RSIA Mekongga Kolaka
-
-
-
-
-
39 Klinik Harifah Kolaka
-
-
-
-
0,0
-
-
-
-
-
40 Klinik Sehati Indonesia 41 Klinik Sejahtera
KABUPATEN/KOTA
5 -
2.604
16 -
106.816
396.440
295.350
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Laporan Tahunan Program Bina Upaya Kes. Dasar & Rujukan, 2016 Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
4,44 23,23
#DIV/0!
#DIV/0!
0,0
0,00
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0,0
5,19
2,77
41,71
41,02
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 RUMAH TANGGA NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
3
1
BUTON
13
23.924
19.162
80,10
8.006
41,78
2
MUNA
27
46.690
29.495
63,17
15.555
52,74
3
KONAWE
27
52.211
44.510
73,14
24.104
54,15
4
KOLAKA
13
47.335
35.067
74,08
28.036
79,95
5
KONAWE SELATAN
23
73.454
5.666
7,71
1.224
21,60
6
BOMBANA
22
32.383
17.357
53,60
7.737
44,58
7
WAKATOBI
20
30.863
27.523
89,18
14.132
51,35
8
KOLAKA UTARA
16
28.802
28.802
100,00
16.143
56,05
9
BUTON UTARA
10
15.508
15.508
100,00
7.883
50,83
10 KONAWE UTARA
22
12.876
8.222
63,86
4.925
59,90
11 KOLAKA TIMUR
12
27.659
25.164
90,98
8.171
32,47
12 KONAWE KEPULAUAN
7
9.026
4.534
50,23
1.677
36,99
13 MUNA BARAT
15
17.799
9.585
53,85
2.323
24,24
14 BUTON TENGAH
12
22.978
22.010
95,79
12.128
55,10
15 BUTON SELATAN
8
22.857
10.602
46,38
5.048
47,61
16 KOTA KENDARI
15
85.090
52.845
62,10
31.763
60,11
17 KOTA BAUBAU
17
26.976
17.611
65,28
5.896
33,48
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
576.431
373.663
64,82
194.751
52,12
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015
NO
1
KECAMATAN
2
1 BUTON 2 MUNA 3 KONAWE 4 KOLAKA 5 KONAWE SELATAN 6 BOMBANA 7 WAKATOBI 8 KOLAKA UTARA 9 BUTON UTARA 10 KONAWE UTARA 11 KOLAKA TIMUR 12 KONAWE KEPULAUAN 13 MUNA BARAT 14 BUTON TENGAH 15 BUTON SELATAN 16 KOTA KENDARI 17 KOTA BAUBAU JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
JUMLAH SELURUH RUMAH 4
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 13 7 15 12 8 15 17 280
23.924 45.869 43.540 47.335 61.060 32.328 25.226 29.665 10.891 11.318 27.659 5.785 17.882 22.978 14.650 101.304 27.755 549.169
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program
-1 RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT) JUMLAH
%
5
6
10.201 26.797 9.284 28.129 11.266 15.200 13.713 21.306 7.049 811 5.821 4.744 12.730 2.418 66.806 15.824 252.099
42,64 58,42 21,32 59,43 18,45 47,02 54,36 71,82 64,72 7,17 21,05 82,01 55,40 16,51 65,95 57,01 45,91
0 JUMLAH RUMAH YANG BELUM MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7
8
9
10
11
12
13
13.723 19.072 3.322 19.206 10.557 17.128 11.513 8.359 3.842 10.507 20.971 1.041 17.882 10.248 12.232 34.498 11.931 226.032
13.723 18.997 38.735 10.557 10.732 7.939 -
100,00 99,61 201,68 100,00 62,66 94,98 100,00 67,14 102,90 69,64 76,25
20.971 6.880 35.498 8.309 172.341
8.266 26.949 6.281 10.732 7.939
8.447
3.157 87 71.858
60,23 69,57 100,00 100,00 #DIV/0! 100,00 #DIV/0! #DIV/0! 40,28 #DIV/0! #DIV/0! 45,89 #DIV/0! 1,05 41,70
18.467 26.797 55.078 17.547 25.932 13.713 29.245 7.049 811 14.268 4.744 7.800 15.887 2.418 66.806 15.911 322.473
77,19 58,42 116,36 52,72 80,22 54,36 98,58 64,72 7,17 51,59 82,01 43,62 69,14 16,51 65,95 57,33 58,72
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN KOTA TAHUN 2015 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
SUMUR GALI TERLINDUNG
PUSKESMAS
SUMUR BOR DENGAN POMPA
TERMINAL AIR
MATA
22.625
2.265
22.625
1.470
11.515
1.468
11.515
-
-
-
-
104
862
104
862
307
2
MUNA
27
211.622
8.800
96.788
6.599
74.141
2
15
2
15
33
375
33
375
70
2.579
70
2.579
41
3
KONAWE
27
238.067
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
KOLAKA
13
246.999
5.571
46.957
4.493
43.303
2.807
23.708
2.694
22.023
3.912
22.338
11.465
26.326
-
-
-
-
207
5
KONAWE SELATAN
23
295.326
6.131
30.655
4.707
23.535
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
323
6
BOMBANA
22
170.020
3.250
20.716
3.030
20.716
-
-
-
-
795
10.092
725
10.092
-
-
-
-
51
7
WAKATOBI
20
94.985
6.369
31.845
3.625
18.125
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
8
KOLAKA UTARA
16
142.614
98
3.283
98
3.283
783
5.517
783
5.517
228
7.267
228
7.267
-
-
-
-
533
9
BUTON UTARA
10
61.124
32.512
252.875
24.824
205.736
5.071
40.765
4.958
39.082
4.981
40.086
12.466
44.076
191
3.459
193
3.461
1.485
10 KONAWE UTARA
22
59.673
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11 KOLAKA TIMUR
13
156.803
9.958
11.478
11.478
11.478
440
1.000
1.000
1.000
5.400
11.270
11.270
11.270
-
-
-
-
1.325
7
33.707
340
502
340
349
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
921
13 MUNA BARAT
15
77.084
3.880
27.612
3.290
24.301
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
14 BUTON TENGAH
12
94.541
1.057
1.373
522
1.373
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
34
15 BUTON SELATAN
8
93.983
315
2.640
230
2.090
1
5
1
5
-
-
-
-
-
-
-
-
7
16 KOTA KENDARI
15
359.371
3.309
47.558
3.309
47.558
12.966
34.401
12.966
34.401
13.846
39.419
13.846
39.419
-
-
-
-
27
17 KOTA BAUBAU
17
158.271
204
4.440
141
4.124
697
15.351
12.494
217
4.667
JUMLAH (KAB/KOTA)
280
2.591.860
84.082
601.347
68.951
502.737
24.237
132.277
126.052
29.412
135.514
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
391 24.263
14
15
16
139 50.172
17
3925 142.750
18
7
659 372
19
20
21
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
13
JUMLAH SARANA
12
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA 11
JUMLAH SARANA
10
2.288
5
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
9
97.670
4
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
8
13
3
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
7
BUTON
2
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
6
1
1
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
PENDUDUK
JUMLAH SARANA
KECAMATAN
JUMLAH SARANA
NO
SUMUR GALI DENGAN POMPA
7.559
7
659 374
7.561
13 5.278
TABEL 59
AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN KOTA TAHUN 2015
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENUR PROVINSI KABUPATEN KOTA TAHUN 2015
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) MATA AIR TERLINDUNG
PUSKESMAS
2
4
22
29
30
31
97.670
5.677
302
5.677
64
1.291
65
1.281
8.793
27.865
8.792
27.865
69.825
71,490591
2
MUNA
27
211.622
2.089
90
2.302
3.108
23.328
3.054
22.838
6.586
57.622
6.677
57.607
159.857
75,54
3
KONAWE
27
238.067
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,00
4
KOLAKA
13
246.999
2.719
12
316
6
70
6
70
71
128.260
71
128.260
220.298
89,19
5
KONAWE SELATAN
23
295.326
16.150
155
7.750
91
910
5
50
507
-
227
-
31.335
10,61
6
BOMBANA
22
170.020
1.200
51
1.200
1
12
1
12
4.521
38.777
1.421
38.777
70.797
41,64
7
WAKATOBI
20
94.985
-
2
10
3.096
15.480
1.358
6.790
47
-
47
51.785
76.710
80,76
8
KOLAKA UTARA
16
142.614
63.446
533
63.446
-
-
-
-
18
48.875
13
43.705
123.218
86,40
9
BUTON UTARA
10
61.124
91.303
1.168
80.725
6.391
41.117
4.516
31.069
20.572
301.429
17.279
348.031
752.180
1230,58
10 KONAWE UTARA
22
59.673
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,00
11 KOLAKA TIMUR
13
156.803
2.606
1.325
2.606
-
-
-
-
10.100
4.701
10.071
4.701
31.055
19,81
7
33.707
-
-
-
-
-
-
-
100
-
-
-
349
1,04
13 MUNA BARAT
15
77.084
20
2
20
20
200
20
200
-
-
-
-
24.521
31,81
14 BUTON TENGAH
12
94.541
4
28
4
82
260
19
260
12.906
50.378
12.924
50.378
52.015
55,02
15 BUTON SELATAN
8
93.983
1.421
6
1.421
2.165
18.057
2.165
13.416
3.070
22.457
2.964
22.194
55.023
58,55
16 KOTA KENDARI
15
359.371
12.771
27
12.771
-
-
-
-
35.223
162.376
35.223
162.376
296.525
82,51
17 KOTA BAUBAU
17
158.271
4765
71913
4719
62893
86.289
54,52
JUMLAH (KAB/KOTA)
280
2.591.860
######
914.653
100.428
998.572
2.049.997
79,09
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
205.481
3.706
2194 180.442
0
0
15.024
100.725
0 11.209
0 75.986
32
%
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
28
13
5
27
MEMENUHI SYARAT
BUTON
6075
26
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
25
JUMLAH SARANA
24
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
23
MEMENUHI SYARAT
1
12 KONAWE KEPULAUAN
3
JUMLAH SARANA
1
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
PENDUDUK
JUMLAH SARANA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
NO
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
33
34
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA 5
MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA) JUMLAH % 6
7
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 13 7 15 12 8 15 17
1 1 1 100 35 74 47 1 10 1 36 1 19 1 11 202 44
1 0 0 525 10 74 0 1 10 0 4 0 0 0 0 24 4
1 0 0 440 9 42 0 1 10 0 4 0 0 0 0 24 0
100 84 90 57 100 100 100 100 -
280
585
653
531
81,32
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
JENIS SARANA JAMBAN
97.670
424
2
MUNA
27
211.622
3
KONAWE
27
238.067
4
KOLAKA
13
246.999
47
5
KONAWE SELATAN
23
295.326
6
BOMBANA
22
170.020
7
WAKATOBI
20
8
KOLAKA UTARA
9
BUTON UTARA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1.400
424
1.400
100,00
67.278
78.745
67.278
78.745
100,00
200
575
144
141
1.111
131
1.035
93,16
22.993
109.468
22.040
105.467
96,35
1.470
4.066
134
207.068
868
748
0,36
12.516
-
15.893
101.225 142.325
0
2.047
0
138
632
96,64
67.984
69,61
1.246
2.995
73,66
10.815
34.554
4.076
17.572
50,85
127.069
60,05
1.462
23.120
0
3.592
48.945
64,67
201.172
81,4465
28.465
142.325
28.465
9809
0
315
0
0
28.890
144.450
11.249
9
38
0
0
0
18.311
57.410
16.002
94.985
0
0
0
0
0
19.635
16.580
82.900
16
142.614
3
63
3
63
100,00
21.196
96.050
19.377
87.722
91,33
246
1.299
245
1.298
10
61.124
2260
12824
1617
9324
72,71
13.161
40.145
8.092
36.070
89,85
464
2.106
207
1.816
10 KONAWE UTARA
22
59.673
723
0
577
6995
556
2.875
11 KOLAKA TIMUR
13
156.803
5
50
5
50
100,00
6.048
29.978
5.681
27.647
7
33.707
8
65
8
65
100,00
5.175
19.256
5.175
13 MUNA BARAT
15
77.084
1.818
9.090
964
4.820
53,03
6.500
32.500
14 BUTON TENGAH
12
94.541
25
215
25
215
100,00
12.233
15 BUTON SELATAN
8
93.983
541
5.185
541
5.213
100,54
7.844
16 KOTA KENDARI
15
359.371
17 KOTA BAUBAU
17
158.271
4
221
2
164
JUMLAH (KAB/KOTA)
280
2.591.860
15.951
237.330
5.522
30.467
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan
0
0
0
0
26
654
0
9.503
90.990
11.772
58.847
7.955
5,51
11.203
56.015
2.552
29.535
52,73
43.288
43.288
11.069
11.069
25,57
48.874
16,55
17.372
30,26
321
1.550
126
585
37,74
1.529
6.936
545
2.328
33,56
20.285
11,93
493
760
21
105
13,82
82.900
87,28
99,92
2.052
6.555
1.827
6.152
93,85
98.392
68,99
86,23
640
36.415
426
2.641
7,25
49.851
81,56
0
0
0
0
0
0
0
0
0
92,22
0
0
0
0
0
1.225
6.632
19.256
100,00
0
0
0
0
0
37
143
5.888
29.440
90,58
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
34.260
44,45
61.320
12.233
61.320
100,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
61.535
65,0882
49.604
6.877
42.971
86,63
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
45.480
57,17
98.633
265.649
92.393
265.649
100,00
252
74,21
24.426
127.414
27.480
103.752
81,43
8
12,84
393.777
1.254.314
361.259
1.212.691
96,68
34.409
250
3.310
57
2
13
156.658
18.006
122.048
0
0
0
0
0
0
0
0
18.198
0
0
0
100,00
0
0
0
0
0
0
25
138
375
473
24
%
92,00
42
0
JUMLAH
529
0
0
% PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
13
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
12
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
11
JUMLAH SARANA
10
% PENDUDUK PENGGUNA
9
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
% PENDUDUK PENGGUNA
7
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
6
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
5
13
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
4
BUTON
MEMENUHI SYARAT
CEMPLUNG
JUMLAH SARANA
3
1
PLENGSENGAN
% PENDUDUK PENGGUNA
2
LEHER ANGSA
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
1
PUSKES MAS
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KECAMATAN
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
37
143
100,00
0,00
351
552
113
125
22,64
265.774
22,81
293
1.515
194
737
48,65
118.563
77,91
70.364
138.004
22.038
90.449
65,54
1.455.655
0
73,96 74,91 56,16
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO
KECAMATAN
1
2
JUMLAH DESA/ PUSKESMAS KELURAHAN 3
4
DESA MELAKSANAKAN STBM
DESA STOP BABS (SBS)
DESA STBM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
1
BUTON
13
95
70
73,68
2
MUNA
27
152
15
9,87
3
KONAWE
27
351
22
6,27
4
KOLAKA
13
135
67
49,63
5
KONAWE SELATAN
23
361
96
26,59
6
BOMBANA
22
143
96
67,13
7
WAKATOBI
20
100
39
8
KOLAKA UTARA
16
133
75
9
BUTON UTARA
10
91
15
16,48
10 KONAWE UTARA
22
147
4
2,72
11 KOLAKA TIMUR
12
133
32
24,06
-
-
-
-
7
96
-
-
-
-
-
13 MUNA BARAT
15
86
12,79
-
-
-
-
14 BUTON TENGAH
12
77
-
-
-
-
-
15 BUTON SELATAN
8
70
7
10,00
16 KOTA KENDARI
15
64
48
75,00
17 KOTA BAUBAU
17
43
9
20,93
37
86,05
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
606
26,61
109
4,79
12 KONAWE KEPULAUAN
2.277
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program
11 -
29
30,53
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8 -
5,93
8
5,93
-
-
-
3
2,10
-
-
39,00
3
3,00
56,39
12
9,02
10
10,99
-
-
-
7 -
40 -
40,00 -
10,00
-
-
48
2,11
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015 TEMPAT-TEMPAT UMUM
19
20
22
23
24
13
122
46
21
13
1
-
9
212
106
86,9
33
71,7
14
66,7
13
100
2
MUNA
27
228
82
53
27
1
-
14
405
203
89,0
70
85,4
45
84,9
27
100
3
KONAWE
27
317
72
29
55
1
15
489
-
-
-
-
-
0
-
4
KOLAKA
13
182
41
27
13
3
19
19
304
136
74,7
27
65,9
23
85,2
13
100,00
3
100
17
5
KONAWE SELATAN
23
330
84
43
23
1
-
2
483
291
88,2
75
89,3
40
93,0
23
100
1
100
0
6
BOMBANA
22
171
68
31
22
1
-
17
310
126
73,7
47
69,1
24
77,4
19
86
1
100
0
-
7
WAKATOBI
20
116
48
25
20
1
-
58
268
100
86,2
40
83,3
25
100,0
20
100
1
100
0
-
8
KOLAKA UTARA
16
115
46
18
16
1
-
23
219
89
77,4
35
76,1
16
88,9
16
100
1
100
0
9
BUTON UTARA
10
77
38
24
10
1
-
18
168
66
85,7
21
55,3
15
62,5
10
100
1
100
10 KONAWE UTARA
22
97
32
16
22
1
-
2
170
97
100
32
100
16
100
22
100
1
11 KOLAKA TIMUR
13
150
53
25
12
1
-
2
243
150
100,0
53
100,0
25
100,0
12
100
1
7
48
21
9
7
1
-
-
86
41
85,4
17
81,0
6
67
6
86
-
13 MUNA BARAT
15
95
22
8
15
-
-
-
140
60
63,2
19
86,4
7
87,5
15
100
14 BUTON TENGAH
12
102
45
31
12
-
-
13
203
102
100,0
45
100,0
31
100,0
12
100
12 KONAWE KEPULAUAN
15 BUTON SELATAN
-
1
21
BUTON
%
18
1
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH
17
JUMLAH
16
NON BINTANG
%
15
JUMLAH
14
BINTANG
%
13
JUMLAH
JUMLAH
12
%
%
11
JUMLAH
10
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
PUSKESMAS
%
9
SLTA
JUMLAH
8
SLTP
%
7
SD
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
6
JUMLAH TTU
5
NON BINTANG
4
BINTANG
3
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
2
1
PUSKESMAS
PUSKESMAS
SLTA
KECAMATAN
SLTP
NO
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN
SD
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
%
YANG ADA
25
26
27
100
0
-
5
55,6
172
81,1
-
-
0
-
14
100
359
88,6
-
-
0
-
-
-
-
89,5
13
-
68
232
76,3
2
100
432
89,4
11
64,7
228
73,5
44
76
230
85,8
-
14
60,9
171
78,1
0
-
18
100
131
78,0
100
0
-
2
-
170
100,0
100
0
-
2
100,0
243
100,0
-
0
-
-
-
70
81,4
-
-
0
-
-
-
101
72,1
-
-
0
-
13
100
203
100,0
-
0
8
70
35
18
20
1
-
-
146
70
100,0
30
100,0
16
100,0
13
100
1
100
0
-
130
89,0
16 KOTA KENDARI
15
122
31
32
16
7
2
123
333
112
91,8
29
93,5
28
87,5
16
100,0
7
100
2
100,0
114
92,7
308
92,5
17 KOTA BAUBAU
17
76
25
18
17
2
-
35
173
71
93,4
22
88,0
17
94,4
16
94,1
2
100,0
0
-
34
97,1
162
93,6
JUMLAH (KAB/KOTA)
280
2.418
789
428
320
24
21
350
4.350
1.820
75,3
595
75,4
348
81,3
253
79,06
21
87,5
19
-
286
81,7
3.342
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan
-
76,83
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015
NO
KECAMATAN
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PUSKESMAS TPM 3
4
JASA BOGA 5
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 13 7 15 12 8 15 17
444 645 49 353 680 269 124 138 251 0 229 0 103 1053 11 1.028 927
0 27
280
6.304
79
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan
0 15 18 0 0 1 0 16 0 0 0 0 2
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI RUMAH DEPOT MAKANAN MAKAN/ AIR TOTAL JAJANAN RESTORA MINUM N (DAM) 6 7 8 9 47 12 135 194 96 39 24 186 1 1 21 15 6 42 116 57 309 497 58 55 70 201 4 34 0 19 37 48 0 85 14 6 42 63 0 0 0 0 60 3 36 115 8 0 0 0 17 19 30 60 30 30 522 582 0 11 0 11 262 130 119 511 60 26 151 239 831
485
1444
2806
% 10 43,69 28,84 2,04 11,90 73,09 74,72 15,32 61,59 25,10 50,22 58,25 55,27 100,00 50 25,78 44,51
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI RUMAH DEPOT JASA MAKANAN MAKAN/ AIR TOTAL % BOGA JAJANAN RESTORA MINUM N (DAM) 11 12 13 14 15 16 0 0 0 250 250 56,31 10 91 9 349 459 71,16 48 48 97,96 2 192 47 70 311 88,10 2 36 17 128 183 26,91 9 16 18 87 130 48,33 0 72 62 76 105 85 0 52 0 0 52 37,68 36 13 14 125 188 74,90 0 0 0 0 0 0,00 1 45 0 68 114 49,78 0 0 4 6 0 0,00 0 6 0 31 37 35,92 0 4 7 467 478 45,39 0 0 0 0 0 #DIV/0! 80 64 32 176 17 5 55 76 473 609 65,70 65
662
366
2162
3140
49,81
TABEL 65
JUMLAH (KAB/KOTA)
280
3.030
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan
82
438
198
940
1658
54,72
12
13
14
15
16
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
11
TOTAL
10
428 171,20 328 67,49 48 0,00 311 100,00 1 0,55 84 64,62 14 13,33 52 100 193 102,66 0 0,00 114 100 0 0,00 37 100 48 12,66 0 #DIV/0! 0 0,00 0 0,00
MAKANAN JAJANAN
9
367 221 0 70 0 28 0 0 118 0 68 0 31 37 0 0 0
DEPOT AIR MINUM (DAM)
8
30 12 48 47 0 27 8 0 19 0 0 0 0 7 0 0 0
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
7
22 83 0 192 1 7 6 52 20 0 45 0 6 4 0 0 0
JUMLAH TPM DIUJI PETIK JASA BOGA
6
9 12 0 2 0 22 0 0 36 0 1 0 0 0 0 0 0
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
5
250 486 0 311 183 130 105 52 188 0 114 10 37 379 0 176 609
PERSENTASE TPM DIBINA
4
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 13 7 15 12 8 15 17
TOTAL
3
MAKANAN JAJANAN
2
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
DEPOT AIR MINUM (DAM)
PUSKESMAS
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015
17
194 125 0 42 497 201 19 85 63 0 115 8 66 582 148 583 239
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
0 8 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 17 30 0 0 83
3 12 0 2 0 0 7 0 1 0 0 0 19 12 0 0 72
0 148 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 540 0 0 398
3 168 0 2 0 0 11 0 32 0 0 0 55 582 0 0 559
1,55 134,40 0 4,76 0,00 0,00 57,89 0,00 50,79 0,00 0,00 0,00 83,33 100,00 0,00 0,00 233,89
2967
6
142
128
1116
1412
47,59
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NAMA OBAT 2
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul tablet
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g
tube
#DIV/0!
12
Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
supp
#DIV/0!
13
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%
pot
#DIV/0!
14 15
Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg
tablet tablet
#DIV/0! #DIV/0!
vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol sach
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
NAMA OBAT
1
2
64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus 118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
tablet tablet tablet tablet tablet vial kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet tablet
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
botol
#DIV/0!
tablet
#DIV/0!
tablet
#DIV/0!
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet tablet
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol tube
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
vial
#DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
NAMA OBAT
1
137 138 139 140 141 142 143 144
2
TT DT CAMPAK 10 Dosis POLIO 10 Dosis DPT-HB HEPATITIS B 0,5 ml ADS POLIO 20 Dosis CAMPAK 20 Dosis
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
vial vial vial vial vial vial vial vial
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
1 1
16 0
3 0
1 0
8 1
91 966 189 141 372
1
2 1
8 32 37 3 1 3
29 2 91 966 189 141 372
10 26 3 221 8
8 1
0
10 43 35 259 11 3 4 -
28 10
10 1
2 260 97 23
2 298 108 23 2.586
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
%
4
5
29
22
75,86
2
0
-
31
22
70,97
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
PRATAMA JUMLAH % 4
13 27 27 13
6
STRATA POSYANDU PURNAMA JUMLAH %
7
8
9
MANDIRI JUMLAH % 10
11
POSYANDU AKTIF JUMLAH 12
JUMLAH
%
13
14
22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
4 12 102 41 185 47 21 8 0 41 38 42 1 6 0 1 3
2,31 4,08 29,31 22,16 44,05 18,36 17,80 5,59 0,00 25,79 24,68 44 0,85 4,44 0,00 0,48 2,00
37 240 121 81 154 96 62 60 13 50 68 50 39 41 51 45 39
21,39 81,63 34,77 43,78 36,67 37,50 52,54 41,96 12,50 31,45 44,16 52,08 33,33 30,37 43,22 21,63 26,00
91 40 98 59 69 78 35 62 78 68 46 4 73 78 48 112 90
52,60 13,61 28,16 31,89 16,43 30,47 29,66 43,36 75,00 42,77 29,87 4,17 62,39 57,78 40,68 53,85 60,00
41 2 27 4 12 35 11 13 13 0 2 0 4 10 19 50 19
23,70 0,68 7,76 2,16 2,86 13,67 9,32 9,09 12,50 0,00 1,30 0,00 3,42 7,41 16,10 24,04 12,67
173 294 348 185 420 256 118 143 104 159 154 96 117 135 118 208 150
173 42 125 63 415 113 35 75 91 68 48 96 117 135 67 162 109
100,00 14,29 35,92 34,05 98,81 44,14 29,66 52,45 87,50 42,77 31,17 100,00 100,00 100,00 56,78 77,88 72,67
279
552
17,37
1247
39,24
1129
35,53
262
8,24
3.178 1
1934
60,86
23
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
5
MADYA JUMLAH %
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
DESA/ KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES / POLINDES POSBINDU POSKESKEL
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4
BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
13 27 27 13 23 22 20 16 10 22 12 7 15 12 8 15 17
95 152 351 135 361 143 100 133 91 147 133 96 86 77 70 64 43
25 46 83 109 136 47 70 109 12 29 60 28 23 20 17 12 43
6 24 15 0 27 37 13 0 5 0 11 0 9 21 11 0 16
47 14 0 22 94 70 35 133 6 1 29 5 0 43 0 38 49
279
2.277
869
195
586
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
DESA / KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
4
5
6
7
8
9
1 BUTON
13
95
33
30
2 MUNA
27
152
152
0
3 KONAWE
27
351
88
107
4 KOLAKA
13
135
53
5 KONAWE SELATAN
23
361
6 BOMBANA
22
7 WAKATOBI
10
1
79
83,16
0
152
100,00
88
27
310
88,32
76
6
0
135
100,00
158
62
20
3
243
67,31
143
40
55
24
12
131
91,61
20
100
54
31
9
0
94
94,00
8 KOLAKA UTARA
16
133
132
1
0
133
100,00
9 BUTON UTARA
10
91
13
17
26
6
62
68,13
10 KONAWE UTARA
22
147
47
42
70
0
133
90,48
11 KOLAKA TIMUR
12
133
22
12
3
0
37
27,82
7
96
36
7
2
0
45
46,88
13 MUNA BARAT
15
86
31
0
0
31
36,05
14 BUTON TENGAH
12
77
26
15
12
5
58
75,32
15 BUTON SELATAN
8
70
16
5
21
7
49
70,00
16 KOTA KENDARI
15
64
13
14
23
14
64
100,00
17 KOTA BAUBAU
17
43
6
36
0
1
43
100,00
JUMLAH (KAB/KOTA)
279
2.277
920
1.799
79,01
12 KONAWE KEPULAUAN
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
510
15
%
-
-
-
319
76
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO 1
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
UNIT KERJA 2
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
DR SPESIALIS
a
L
P
L+P
3
4
5
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) Sumber: RUMAH Profil SAKIT Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 1 RSUD PASAR WAJO 4 3 2 RSUD MUNA 6 6 3 BLUD RSU UNAAHA 3 2 4 BLUD RSU BENYAMIN GULUH 7 8 5 RS ANTAM POMALAA 4 3 6 BLUD RSU ANDOOLO 2 4 7 RSUD BOMBANA 1 2 8 RSUD WAKATOBI 1 9 RSUD DJAFAR HARUN 3 5 10 RSUD BUTON UTARA 11 RSUD OHEO 1 12 RSUD KOTA KENDARI 6 7 13 RSUD BAU-BAU 10 4 14 RSU. KOLTIM 4 15 RSU KONKEP 16 RSU BUTON SELATAN 17 RSU MUNA BARAT 18 BLUD RSU BAHTERAMAS 23 23 19 RS. JIWA 3 20 RSU TNI. Dr. ISMOYO 1 21 RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI 1 22 RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU 23 RS. SILOAM BUTON 2 3 24 RSU. SANTA ANNA 25 RSIA PERMATA BUNDA 1 26 RSU.PMI 27 RSU. ALIYAH 28 RSU. ALIYAH 2 29 RSU. MURHUM BAU-BAU 4 1
7 12 5 15 7 6 3 1 8 1 13 14 4 -
DR SPESIALIS a (PTT) L P L+P
-
-
-
-
-
-
DOKTER UMUM L
P
L+P
6
7
4 7 10 2 7 7 1 1 3
1 3 9 2 3 9
2 12 18 15 12 11 3 8 3 4 3 3 4 8 1 22 17
-
-
-
-
69
17
-
-
-
1 5 4 3 2 1 2 4 1 2 2 5 5 1 1 1
4 4 6 6 2 3 5 5 3 3 1 4 2 2 2 3
-
-
2 -
-
-
-
-
2 -
-
46 3 1 1
15 4 -
5 1
18 -
4 1 4 6
-
-
-
11 1 8 3 2 2 5
3 2
5
-
-
DOKTER UMUM (PTT) L P L+P
TOTAL
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
14
-
-
-
-
6 19 28 17 19 18 4 9 6 4 3 4 7 17 3 25 26 215 5 9 10 9 4 4 7 9 4 5 3 9 7 3 3 4 33 4 15 2 12 9 2 5 7 -
1
9
10
-
-
-
-
-
-
4 -
5 -
-
9 -
-
5 7 10 2 7 7 1 5 3 1 3 9 2 3 9
-
5
14
19
74 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5 11 7 10 6 3 3 4 6 2 3 11 15 1 1 1
-
-
-
38 7 1 5 1 6 6 1 3 2 4
DOKTER GIGI (PTT) L P L+P
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P 15
16
-
11 12 18 15 12 11 3 13 3 4 3 3 4 8 1 22 17
16 19 28 17 19 18 4 18 6 4 3 4 7 17 3 25 26
160 7 10 8 14 5 7 7 6 8 3 1 11 6 6 2 3 41 11 1 11 3 2 2 5 1
234 12 21 15 24 11 10 10 10 14 5 4 22 21 7 3 4 79 7 1 16 2 17 9 3 5 7 5
-
6 9 9 4 9 9
2 7 1 4 3 -
1 2 1
-
4 27
85
1 1
1 1 4 3 5 1 1
6 1 1 -
1 1 -
1 1 -
2 3 1 1 4 6 1 2
2 -
5
-
-
-
-
-
-
2 -
8 -
10 -
1 4 6
-
-
-
14 9
-
4
-
-
-
3 6 2
1 3 5
1 1
1
2 4 1
-
-
6 11 16 5 13 12
1 2 1 1 1
14 13 112 2 2 4 3 11 2 1 2 1 3 4 1 1 4 8 1 2 1 2 1 1 1
3 -
-
-
12 -
-
-
15 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17
2 1
-
20
-
-
-
-
-
-
-
97 -
1 1
1 1 4 5 6 1 1
6 1 -
1
-
2 1 -
1 1 -
3 3 1 1 4 6 1 2
2
1 4 6 -
14 9
30
-
-
-
-
13 6 2
1 3 5
4
1
-
-
-
11 11 16 5 13 12
10 4 1
1 1
-
10 9 9 4 9 9
3 2 1
1
1 -
L+P
19
-
-
-
P
18
1 2 7 1 4 3
2 1
1
TOTAL L
1 2 1 1 1
14 13 127 2 2 4 5 12 2 1 3 1 4 4 1 1 4 8 1 2 1 2 1 1 1
NO 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
UNIT KERJA RSU. MITRA SAKINAH Konawe Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau Klinik Bakti Medika Baubau Klinik Sehati Indonesia Klinik Sejahtera Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Mekongga Kolala Klinik Harifah Kolaka
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES KENDARI
DR SPESIALIS L
P
-
1 2 1 5
-
-
3
1
93
78
a
L+P 1 2 1 5 4 -
DR SPESIALIS a (PTT) L P L+P
DOKTER UMUM L
P 3 1
2 7
1
1
1 1 1
171
2
-
2
87
1 -
L+P 5 8 2 1 2 1 -
116
203
DOKTER UMUM (PTT) L P L+P
TOTAL L -
P 3 1
-
2 8 -
3 1 6 1 4
1 1 1
DOKTER GIGI L+P 5 9 4 1 6 2 5 -
-
-
182
194
376
L
P
-
1 1
-
1 -
L+P 1 1 1 -
DOKTER GIGI (PTT) L P L+P
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P 1 1 -
15
46
5
L -
P 1 1
-
1
-
-
1
-
6
-
61
-
-
-
16
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
L+P 1 1 1 1 -
51
67
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 POLTEKKES KENDARI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 STIKES MANDALA WALUYA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 BALAI PENGELOLA FARMASI PERBEKKES SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
3 STIKES AVICENNA 4 AKBID PELITA IBU 5 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
-
-
-
-
93
-
78
171
4
-
4
4
-
-
-
-
-
-
4
-
4
4
-
7,09 Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016 a Keterangan : termasuk S3
2
-
2
5
1 2
160
133
1 7 8 430 17,82
-
5
-
14
19
5 5 265
-
-
1
1
TOTAL
1
4
4
-
-
-
1 2 3 357
1 7 8 622
-
25,78
-
1
-
-
-
-
-
-
1
42
1
-
-
132
1 175 7,25
-
3
12
15
1
5
6 0,25
1
1 -
1
1
1
46
1
-
-
1 150
1 196 8,12
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
20 69 257 83 344 156 57 69 91 140 73 83 75 125 73 126 58 1.899
BIDAN (PTT)
118 95 0 0
128 0 0 0 0 0 0 0 0 0 341
PERAWAT (PTT)a
PERAWAT
PERAWAT GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
20 46 141 39 106 30 20 33 31 21 8 15 19 30 18 40 17 634
81 157 179 117 170 62 87 102 83 37 28 57 21 49 25 176 145 1.576
Sumber: RUMAH Profil SAKIT Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
0 101 203 320 156 276 92 107 135 114 58 36 72 40 79 43 216 162 2.210
13 0 0
48 0 0
0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26
73
61 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99
3 0 3 4 4 2 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 2 22
6 6 4 10 15 2 2 6 5 0 1 1 2 2 0 18 10 90
0 9 6 7 14 19 4 2 9 6 0 1 1 2 2 0 18 12 0 112
0
1
RSUD PASAR WAJO
10
0
4
30
34
0
0
0
0
3
3
2 3 4
RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH
26 61 23
0 0
18 61 16
61 164 102
79 225 118
0 0
0 0
0 0
0 1 0
2 2 2
2 3 2
NO 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
UNIT KERJA BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU. MITRA SAKINAH Konawe Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Rumah Sakit Siloam Buton Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau Klinik Bakti Medika Baubau Klinik Sehati Klinik Sejahtera
BIDAN 17 14 19 9 17 13 59 19 5 25 3 1 86 5 14 19 0 4 8 10 15 20 0 6
BIDAN (PTT) 0
L
P
L+P
33 7 24 22 3 3 51 21 7 12 1 2 48 30 26 18 2 12 12 3 6 13 0 6
53 25 43 79 32 15 114 83 10 22 9 4 212 37 35 23 2 22 41 3 11 10 0 7
49 10 13
10 15 6
18 48 8
18 4 4 2 0
0 0 6 2 3
5 1 5 3 2
0 0 0
0 0
PERAWAT (PTT)a
PERAWAT
86 32 67 101 35 18 165 104 17 34 10 6 260 67 61 41 4 34 53 6 17 23 0 13 0 28 63 14 0 5 1 11 5 5
L 0
P 0
L+P 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0
0
0
0
0
0
PERAWAT GIGI L
P 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 4 2 0 0 1 3 2 1 0
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
5 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 0
1 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
L+P 3 2 5 2 0 0 1 3 2 1 0 0 5 2 1 3 0 2 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
NO
UNIT KERJA
39 Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe 40 Klinik Mekongga Kolala 41 Klinik Harifah Kolaka SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES BALAI PENGELOLA FARMASI DAN 3 PERBEKKES SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKPER KOLAKA 5 AKPER BUTON 6 AKBID PELITA IBU 7 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
BIDAN
BIDAN (PTT)
PERAWAT (PTT)a
PERAWAT L
P
L+P
L
P
L+P
PERAWAT GIGI L
P
L+P 0 0 0 38 45 0 0 0 0 0
3 0
0 0
1 0
0 0
0 0 0 1.842 0 1 0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
10 5 6 4 7 0 3 35
23 4 8 4 6 2 5 52
33 9 14 8 13 2 8 87
0 0
0 0
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0
1 31 32 1.205
6 19 25 2.992
7 50 57 4.197 173,97
0 1
0 1
608
503
3
32 0 7 0 0 14
0 0 0 0 0 0
53
4 36 40 2.603 216,89
0 0 0 341
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2015 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016 Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
1.339
7 0 0
0 0
0 0
0 0
0
0
0
0
0
0
0 0 26
0 0 73
0 0 99
29
128
0 2 2 159 6,59
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN L P L+P
L
3
6
4
5
1
3 8 7 19 14 12 9 16 6
5 1 1 2 1 2 2
4 8 12 20 15 14 10 18 8
2 1 1 1 2 2
1 9 3 28
11
11
-
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 19 2016 143
162
RUMAH SAKIT RSUD PASAR WAJO RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO
-
-
1
-
1 3 -
1 -
-
3 6 16 4 8 4
3 5 2
-
-
2 5 2 10 1 12 2 6 1
-
2 1 1
11
11
3
3
9
50
59
1
3 3 9 5 2 4
5 2 1 -
-
-
14
14
193
221
-
-
2
6 9 25 9 10 8
8 2 5 2 1 -
1 2 2 10 3 39
28
6 13 14 30 16 26 12 24 9
1 2 2 10 2 36
1 3
11 2
3 12 8 28 15 22 11 20 7 -
4 3 14 7 2 4
10 2 -
3 1 6 2 1 4 1 4 2
-
4 4
-
11
-
4 6 19 4 13 6
4 4
10
-
2 1 1
-
9
-
1
8
4 1 9 1 10 2 4 1
-
TOTAL P L+P
L
-
-
1 9 2 25
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7
-
-
17 KOTA BAUBAU
APOTEKER P L+P
8 9 33 11 15 10 -
14 6 -
15 6 -
TENAGA KEFARMASIAN NO
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
UNIT KERJA
RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BAUBAU RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU. MITRA SAKINAH konawe RSIA Mekongga Rumah Bersalin Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Klinik Bakti Medika Baubau Klinik Sehati Indonesia Baubau Klinik Sakit Sejahtera Baubau Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Harifah Kolaka
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN L P L+P 1 5 6 1 4 5 1 1 3 3 1 1 2 1 4 17 21 1 7 8 4 6 10 2 4 6 2 2 3 3 4 4 3 3 1 4 5 3 3 3 1 4
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
5
5
-
-
2
-
1 1
4 1 2
-
1 1 2 1 1
-
30
-
1 1 2 1 1 -
131
160
-
5 5
2 -
1 1 4 1 2
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES 3 GUDANG FARMASI KAB SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN
-
-
APOTEKER L P L+P 7 7 8 8 1 1 1 1 1 1 1 14 15 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 8 8 1 1 1 1 2 2 1 1
16
95
L 1 1 1 5 3 5 3 1 1 4 -
TOTAL P L+P 12 13 12 13 2 2 4 4 2 3 1 1 31 36 8 11 7 12 5 8 3 4 4 4 12 12 4 4 5 6 5 5 1 5 7 -
-
46
5 5
1 2
-
-
226
272 -
1 5 5
2 2 6 2 3
-
1
7 -
2 1 6 2 3
1
111
-
1 -
6 7
1 2
-
1 10 10
11 12
TENAGA KEFARMASIAN NO
1 2 3 4 5
UNIT KERJA
POLTEKKES KENDARI STIKES MANDALA WALUYA STIKES AVICENNA AKBID PELITA IBU AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN L P L+P 3 3 6 3 3 6
6 6 58
9 23 32 314
9 29 38 371 15,38
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2015 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2015 Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
APOTEKER L P L+P 4 9 13 1 1 4 10 14
1 15 16 47
5 17 22 182
6 32 38 229 9,49
TOTAL L P L+P 4 9 13 3 4 7 7 13 20
1 21 22 105
14 40 54 496
15 61 76 601 24,91
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
UNIT KERJA
1
2
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
KESEHATAN MASYARAKATa
KESEHATAN LINGKUNGANb
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
2 6 15 4 5 1 6 5 2
14 31 14 11 17 5 14 14 12
4 8 15 8 58 9 6 10 7 -
12 29 25 17 81 19 25 28 12 -
1 4 7 8 8 9
3 9 3 13 9 66 27
-
RSUD PASAR WAJO RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BUTON RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA
1 2 18 6 5 6 6 3 5
-
-
-
7 1 2
-
2 2 5 4
2 8 6 4 8 32 23
62
199
261
-
2 17 4 2 3 -
3 19 40 16 22 12 14 13 7 20 8 4 4 4 4 65 11 2 4
1 -
2
L+P
-
-
1
-
1 -
-
1
1
-
-
-
P
-
-
13 7 2 4 2 4 48 7
16 37 29 15 22 6 20 19 14
2 5 6 2 6 27 19
3
540
2 17 22 10 17 6 8 10 2
L
-
16 37 40 25 139 28 31 38 19 4 13 10 21 17 75 27 -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 162 378 Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 B RUMAH SAKIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KESEHATAN LINGKUNGAN (PTT)b
2
2 1 1 1
1 2 2 -
-
2 3 5 1
1 -
-
-
3 4 3 4 -
1 10 7
2 -
3 4 2 3
1 1 -
1 4 3 1 1 2 3 6 1
-
1 12 7 -
1 -
1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
KESEHATAN MASYARAKATa
UNIT KERJA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSIA. Mekongga RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU. MITRA SAKINAH Konawe Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau Klinik Bakti Medika Baubau Klinik Sehati Indonesia Baubau Klinik Sejahtera Baubau Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Harifah Kolaka
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES 3 GUDANG FARMASI SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKPER KOLAKA 5 AKPER BUTON 6 AKBID PELITA IBU 7 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
L -
P 1
-
L+P 2 1
2 2
1 1
1 1
-
-
-
-
-
KESEHATAN LINGKUNGANb
2
2 -
3
3
-
-
91
194
285
7 1 1 9
18 3 3 24
23 9 3 3
27 15 2 1
1 39
1 46
2 85
165 29 88 117 418
61 168 229 871
90 257 347 1.290 53,47
L -
L+P
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
L -
P -
L+P -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
48
-
58 -
25 4 4 33
-
1
50 24 5 4
-
-
-
-
-
1 -
1
-
-
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016 Keterangan : a
P
KESEHATAN LINGKUNGAN (PTT)b
4 22 26 98
7 34 41 289
1
-
11 55 66 386 16,00
-
1
1.677
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
1
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
UNIT KERJA
1
2
A
NUTRISIONIS (PTT/KONTRAK)
NUTRISIONIS L
P
L+P
3
4
5
PUSKESMAS
L
P
L+P
TOTAL
DIETISIEN L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8
9
10
11
-
-
-
-
-
1
BUTON
1
17
18
-
-
-
-
-
-
1
17
18
2
MUNA
6
32
38
-
-
-
-
-
-
6
32
38
3
KONAWE
-
-
-
-
-
-
4
KOLAKA
2
19
21
-
-
-
-
-
-
2
19
21
5
KONAWE SELATAN
7
41
48
-
-
-
-
-
-
7
41
48
6
BOMBANA
4
24
28
-
-
-
-
-
-
4
24
28
7
WAKATOBI
2
12
14
-
-
-
-
-
-
2
12
14
8
KOLAKA UTARA
1
9
10
-
-
-
-
1
9
10
9
BUTON UTARA
2
8
10
-
-
-
-
-
-
2
8
10
-
-
-
-
-
-
10 KONAWE UTARA
-
-
-
11 MUNA BARAT
-
1
-
4
4
7
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
7
8
12 BUTON TENGAH
-
12
12
-
-
-
-
-
-
-
12
12
13 BUTON SELATAN
-
7
7
-
-
-
-
-
-
-
7
7
14 KOLAKA TIMUR
3
3
6
-
-
-
-
-
-
3
3
6
15 KONAWE KEPULAUAN
3
5
8
-
-
-
-
-
-
3
5
8
16 KOTA KENDARI
4
39
43
-
-
-
-
4
41
45
17 KOTA BAUBAU
1
30
31
-
-
-
-
1
30
31
2 -
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
37
265
2 -
302
-
2
2
37
-
-
267
304
-
-
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 B
RUMAH SAKIT 1
RSUD PASAR WAJO
2 3
RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA
-
-
1
6
7
-
-
-
-
-
-
2
6 2
6 4
-
-
-
-
-
-
-
1
6
7
2
6 2
6 4
-
NO 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
NUTRISIONIS
UNIT KERJA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BUTON RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU. MITRA SAKINAH Konawe Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Bau-Bau Klinik Bakti Medika Baubau Klinik Sehati Indonesia Baubau Klinik Sejahtera Baubau Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Mekongga Kolaka Klinik Harifah Kolaka
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
L -
-
P 12 5 3 4 5 4 5 6 2 2 2 24 12 1 3 1 7 1 2 1 1
-
2 1
1 1 1 2 1 4 1
-
14
1 1 -
122
L+P 12 5 4 4 6 4 5 6 3 4 2 25 16 1 4 1 7 1 2 1 1 2 1 1 1 136
NUTRISIONIS (PTT/KONTRAK) L -
P -
-
-
-
-
2 -
L+P 2 -
TOTAL
DIETISIEN L -
P -
-
-
-
-
-
L -
-
L+P 4 2 1 -
-
-
-
4 2 1 -
7
7
1 1 1 2 1 4 1 -
14
P 12 5 3 4 5 4 5 6 2 2 2 28 12 2 1 3 1 8 1 2 1 1 2 1
L+P 12 5 4 4 6 4 5 6 3 4 2 29 16 2 1 4 1 8 1 2 1 1 2 1
1 -
1 -
1
1
-
-
129
143
NO
UNIT KERJA
L SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES BALAI PENGELOLA FARMASI & 3 PERBEKKES 4 KKP KENDARI SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKPER KOLAKA 5 AKBID PELITA IBU 6 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
NUTRISIONIS (PTT/KONTRAK)
NUTRISIONIS P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16 1 17 37 14 51 119
25 3 1 29 37 20 57 483
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
16
25
1
2 1
41 3 1 45
-
17
37 13 50 118
28
37 20 57 473
74 33 107 591
TOTAL
DIETISIEN
1
1
-
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016
-
-
1
1 -
10
L+P -
-
P
1 1 1 11
1
1
1
1
41 4 1 46 74 34 108 602 24,95
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 TENAGA KETERAPIAN FISIK NO
UNIT KERJA
1
2
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
3
-
4
5
-
1
-
6
1 -
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program - 2016 1 B
TOTAL
OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA FISIOTERAPIS L P L+P L P L+P L P L+P
RUMAH SAKIT
1
7
8
-
-
-
-
-
-
-
1
RSUD PASAR WAJO
-
2 3 4 5 6 7 8 9
RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA
1 -
11
-
-
-
-
-
-
-
L
P
L+P
13
14
15
16
17
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 6 3
1 7 3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
2 -
1 -
10
2
-
1 1
9
AKUPUNKTUR L P L+P
2 1
1 -
1 -
2 -
2 -
1 -
1 -
1 -
1 -
2
2
1 6 3
1 7 3
-
1 1
2 1 3
-
1
2 1 4 1
TENAGA KETERAPIAN FISIK NO 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
UNIT KERJA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BUTON RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU. MITRA SAKINAH Konawe RSIA Mekongga Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Klinik Bhakti Medika Klinik Sehati Indonesia Baubau Klinik Sejahtera Baubau Klinik Bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Harifah Kolaka
OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA FISIOTERAPIS L P L+P L P L+P L P L+P 2 2 1 1 1 7 8 1 9 10 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 -
-
-
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES KENDARI 3 BALAI PENGELOLA FARMASI & PERBEKKES 4 KKP KENDARI
TOTAL
1
12
1 -
36
1
-
-
-
-
48
-
1
2
2
-
-
-
-
-
2
AKUPUNKTUR L P L+P 1 1 1 1 -
-
-
-
-
2
1
1
L -
P 3 1
-
1 7 -
1 1 1 2 1
10 1 1
-
-
-
-
2
1 1
L+P 4 8 11 1 2 2 2 1 1 -
1 13
1 -
41
54
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
TENAGA KETERAPIAN FISIK NO
UNIT KERJA SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN
OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA FISIOTERAPIS L P L+P L P L+P L P L+P 1 1 -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKBID PELITA IBU 5 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS
-
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TOTAL
12
-
-
-
-
-
-
38
50
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
-
2
AKUPUNKTUR L P L+P
-
2
-
1
1
L
P
-
-
-
-
-
-
-
-
2
13
42
L+P
55 2,28
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
RADIOGRAFER
ANALISIS KESEHATAN
TEKNISI GIGI
REFRAKSIONIS OPTISIEN
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
-
-
-
-
-
-
-
-
2 1 3 1 1 2
1 1 2 1 1 1 1
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 2 5 1 2 2 3
-
-
3
-
-
-
1 5 1
2 -
4 2 1 2 3
-
1 7 1 -
4
8 2 4 3 4
3 1 1 -
2 2
2 -
-
-
2 4 -
-
-
2 1
1 -
1 1
-
-
1
-
1 1 -
4
-
2
2
-
-
-
-
2 1 -
-
-
-
-
-
1 1
2 4 4
8
27 -
3 13 4 7 1 3
2 2 2 2 -
3 15 6 9 3 3
-
3 -
1
1 1 -
2
3 2 1 3 1 -
-
-
3 10 1 1 1 -
10
13 2 7 5 5
6 2 4 -
2 5 1 1
1 -
4
3 8 1
2
-
-
4 1
1 -
-
-
1
1
35
1 -
-
1
1
-
3 7 3 1
4
-
-
-
3 4 2 1
-
-
4
1
2 5 5
-
-
1
1
1
-
1
-
-
-
-
-
6
3
-
-
-
1 2
2
-
-
-
-
3 1
5
5
1 -
1 -
-
-
1
3
1 -
-
-
1
4
1
-
-
-
-
1 1
1
1 -
-
5
1 -
-
1
-
1
-
2 -
-
-
-
-
2 6 1 1 -
2 1 -
-
1 2 1 -
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI INFORMASI DARAH KARDIOVASKULER KESEHATAN L+P L P L+P L P L+P L P L+P
ORTETIK PROSTETIK
L
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
TEKNISI ELEKTROMEDIS
3
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016 RUMAH SAKIT RSUD PASAR WAJO RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BUTON RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH
RADIOTERAPIS
23
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24
25
26
27
28
29
1 -
-
1 1
-
-
1 -
1 1
1 -
2
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1 -
1 1 1 -
2 -
1
-
-
2 2 1
3 -
2 -
1 3 1
1 -
2
-
1 4 1 -
1 -
3 1 4
1 2 -
1
-
-
3 2 6
1
2
5 1 1 1
1 -
2 -
-
-
4 1 1
1
1
2
1 -
7 -
30
9 1 -
31
L
P
L+P
32
33
34
35
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH
-
2 -
1 4
5 4 2 1
3 1 -
3 4 -
-
5 7 3 1 -
1 -
1 -
6 2
-
-
1 1 1
6 4 4
11 3 2 6 4 3 5 3 -
-
-
13 4 3 6 6 -
-
6 26 4 2 1 -
23
36 4 16 10 15
13 4 9 -
4 11 2 2
4 1
9 -
6 17 4 1
9 1 1
5 9 26 9 11 8 7
6 -
-
49 -
2 7 20 5 8 3 4
3 -
7 5 5
38 -
-
6 2
-
4 15 2 2 1
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
UNIT KERJA
RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU Mitra Sakinah Konawe RSIA Mekongga Rumah Bersalin Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin hayam Wuruk Klinik Bakti medika Klinik Sehati Indonesia Klinik Sejahtera Klinik bersalin Setia Bunda Konawe Klinik Harifah Kolaka
RADIOGRAFER
RADIOTERAPIS
L -
L -
P -
-
-
2
-
3
BALAI PENGELOLA FARMASI & PERBEKKES
4
KKP KENDARI SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKBID PELITA IBU 5 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 1 DINKES PROVINSI 2 DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
L+P 2 -
-
-
1
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES
P -
1 -
31
2 -
30
61
L+P -
-
-
-
-
-
-
TEKNISI ELEKTROMEDIS L -
P -
-
-
-
L+P -
5
3
ANALISIS KESEHATAN
TEKNISI GIGI L -
P -
-
-
8
L+P -
3
6
L -
P 1
2
1 1
3 3
REFRAKSIONIS OPTISIEN
L+P 3
L -
P -
-
-
-
9
-
27
4 4
-
85
112
15
2 17
4
L+P -
-
4
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI INFORMASI DARAH KARDIOVASKULER KESEHATAN L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 1 -
ORTETIK PROSTETIK L -
P -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
27
37
-
3
10
L -
P 3
-
-
-
-
-
-
83
2 2
-
13
JUMLAH
-
-
3 -
1 1 -
3 3
1
-
L+P 6
4 4 -
1 161
2 244 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
15
19
-
-
-
-
-
-
2 17
15
4
15
19 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
6
6
6
-
-
-
1 4
1 7 8
2 12 14
-
-
-
39
141
186
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
-
-
1 7 8
1 14 15
2 23 25
-
-
106
235
343
-
6 -
6
6 -
1 1
1 1
2 2
-
32
31
63
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016
6
2 2
2 2
9
15
4
11
15
4
-
4
2
2
4 4
11
29
44
3
2
2 2
-
10
15
-
14,22
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 TENAGA KESEHATAN LAIN NO
UNIT KERJA
1
2
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
15 185 34 -
20 255 1 51 -
Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 93 2016 234
327
B
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT RSUD PASAR WAJO RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
5 70 1 17 -
7 2 -
-
2
-
2 -
1 5
1 -
-
-
-
1
-
16 5 -
21 6 -
1
1 267 6 1 53 23 34 2
10 1
24 1
34 2
10 1
31
56
87
124
290
414
-
-
-
4
-
5 1
193 2 35 13 24 1
-
8 -
4 -
-
2
6
1 13
7 5
3 -
1 2 23
18 10 -
4 78
80
4 -
-
-
74 -
-
-
-
12 -
1 10
-
1 6
1
7 9
7 -
-
4 158 7 8 -
4 78 7
87 2 -
2 7 5
3 -
-
4 165 9 2 7 8 -
TENAGA KESEHATAN LAIN NO
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
UNIT KERJA
RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BUTON RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU Mitra Sakinah Konawe RSIA Mekongga Rumah Bersalin Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Klinik Bakti Medika Klinik Sehati Indonesia Klinik Sejahtera Klinik bersalin Setuia Bunda Konawe Klinik Harifah Kolaka
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN L -
4
1
-
-
-
-
10
-
-
-
L+P 6 1 14 20 27 4 -
-
-
-
-
-
135
243
118
149
267
-
-
-
-
-
2
-
24
4 1
5 10 7
2
-
1
-
-
-
-
108
P 2
-
14 20 23
1 -
L 6 1
9 10 16
-
-
L+P -
-
-
-
-
P -
-
4
14
-
L -
1
-
-
L+P -
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES KENDARI 3 KKP KENDARI SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN
P -
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
4 1 -
5 10 7 -
2
9 10 20 -
2
2
TENAGA KESEHATAN LAIN NO
UNIT KERJA
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN L
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKBID PELITA IBU 5 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
-
P
L+P
-
-
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA L
-
P
L+P
L
P
L+P
-
-
-
-
-
10 46 56
10 74 84
20 120 140
33 33
42 42
74 74
10 65 75
10 95 105
20 160 180
159
332
491
172
233
404
317
544
861
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016
-
TABEL 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PUSKESMAS BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA BUTON UTARA KONAWE UTARA MUNA BARAT BUTON TENGAH BUTON SELATAN KOLAKA TIMUR KONAWE KEPULAUAN KOTA KENDARI KOTA BAUBAU
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
RUMAH SAKIT RSUD PASAR WAJO RSUD MUNA BLUD RSU UNAAHA BLUD RSU BENYAMIN GULUH BLUD RSU ANDOOLO RSUD BOMBANA RSUD WAKATOBI RSUD DJAFAR HARUN RSUD BUTON UTARA RSUD OHEO RSUD KOTA KENDARI RSUD BAU-BAU RSU. KOLTIM RSU KONKEP RSU BUTON SELATAN RSU MUNA BARAT BLUD RSU BAHTERAMAS RS. JIWA RS. SILOAM BUTON RSU TNI. Dr. ISMOYO RSU POLRI BAYANGKARA KENDARI RSU POLRI BAYANGKARA BAU-BAU
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENDIDIK ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
-
-
7 25 12 17 3 10 4 14 4 9 13 6 12
5 16 8 5 5 6 7 12 7 2 7 5 5 31
136
121
5 5 5 5 4 2 7 4 2
9 9 9 9 1 2 7 5 3
4 7 2 2 1 2 17 12 8 8 6 1
10 7 2 3 4 1 17 5 8 4 1 -
-
12 41 20 22 8 16 11 26 11 11 20 11 5 43 257 14 14 14 14 5 4 14 9 5 14 14 4 5 5 3 34 17 16 12 7 1
3 -
-
3 13 1 1 14 1
4 16 1 8 10
36
39
3 9
3 23 5 6 -
3 7 29 1 1 1 22 11 75
1 1
-
-
1 -
-
-
2 1 -
-
11 9 2 -
43 28 7 5 1
79 27 12 2 -
6 3 -
6 32 7 7 17 12 2 122 55 19 7 1
-
-
-
-
-
-
1
3 -
1
-
-
9 4 1
-
-
1 1 1 3 4 1
1 -
-
-
-
1
1
-
2 1 1 -
-
-
3
1
1
1 5
-
-
-
-
2 1
-
1 -
-
-
9 5 6 1 1 -
3 1 -
4 4 4 2
1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 2
1 1
2 -
-
1 3 -
-
-
-
-
-
2
2
1 -
2 1
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
1 -
L+P
28
29
25
7 2 1 1 1
-
26
1 10 -
1 16 3 1 5
1 23 5 2 6
-
37
11
26
75 5 -
69 5 -
-
-
144 10 -
-
-
-
1 -
3 -
P
27
1
-
7 -
L
24
-
-
-
-
3 -
-
-
-
-
TENAGA PENUNJANG KESEHATAN LAINNYA L P L+P
1
1
-
-
-
-
-
-
2 -
TOTAL
10 32 17 13 17 3 10 4 14 5 10 14 10 15 13 187 8 14 80 11 7 8 7 4 2 10 11 2 5 1 2 64 44 8 31 12 2
6 32 15 16 5 5 6 7 12 7 3 7 11 14 41 187
16 64 32 29 22 8 16 11 26 12 13 21 21 29 54 374
12 32 78 23 10 9 7 5 3 21 16 2 6 4 1 99 33 11 21 5 -
20 46 158 34 17 17 14 9 5 31 27 4 11 5 3 163 77 19 52 17 2
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN NO
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
UNIT KERJA
RSU. ANEKA TAMBANG POMALAA RSU. SANTA ANNA RSIA PERMATA BUNDA RSU.PMI RSU. ALIYAH RSU. ALIYAH 2 RSU. MURHUM BAU-BAU RSU Mitra Sakinah Konawe RSIA Mekongga Rumah Bersalin Dewi Sartika Rumah Bersalin Hati Mulia Rumah Bersalin Kasih Ibu Rumah Bersalin Syafirah Bau-Bau Rumah Bersalin Hayam Wuruk Klinik Bhakti Medika Baubau Klinik Sehati Indonesia Klinik Sejahtera Klinik Bersalin Setia Bunda Klinik Harifah Kolaka
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 BAPELKES KENDARI 2 LABKES 3 GUDANG FARMASI 4 KKP KENDARI SUB JUMLAH PELAYANAN KES. LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 POLTEKKES KENDARI 2 STIKES MANDALA WALUYA 3 STIKES AVICENNA 4 AKPER KOLAKA 5 AKPER BUTON' 6 AKBID PELITA IBU 7 AKPER PPNI KENDARI SUB JUMLAH INSTITUSI DIKNAS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA SUB JUMLAH DINKES PROV/KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
PEJABAT STRUKTURAL L
P
1 12 -
1 20 5 -
-
-
-
STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENDIDIK ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN
L+P 2 32 5 -
2
6 1 4
1 5 -
2
2
-
-
123
144
267
-
-
-
-
121
206
327
-
-
-
1
1 3 1
-
1 2
1
L+P 6 2 9 2 14 2 1 3 1 -
8 2
-
-
-
P -
6
-
1
L -
L 1 1
P -
-
1 -
-
-
-
1
-
7
-
5
-
1
1
12
-
-
L -
P 2
1
-
-
-
2
-
2 2
L+P 1 1 1 -
-
21
-
1
1
-
21
-
-
-
L -
P -
-
-
-
-
42
-
-
-
-
1
-
3 -
1
L+P 3 -
2
L+P -
2
L -
P -
-
-
-
-
4
-
-
-
-
-
-
TENAGA KEPENDIDIKAN
2
L+P -
1
3
-
-
-
-
-
-
JURU L -
P -
-
-
-
-
3
12
-
L+P 3 -
3
TENAGA PENUNJANG KESEHATAN LAINNYA L P L+P -
-
-
15
-
-
1 -
TOTAL
L
P
1 18 2 5 -
1 27 6 5 2
2 45 8 10 2
-
-
-
-
14 5 5 3 2 -
6 2 1
-
-
L+P
8 3 5 3
2
81
76
157
369
458
827
10 8 5
14 2 1
-
-
18
16
24 10 6 34
10 8 5 18
14 2 1 16
24 10 6 34
22
15
17
9
-
-
39
24
37 26 63
22 17 2 2 39
15 9 2 24
37 26 4 2 63
-
-
-
11 162
10 159
21 321
38
72
110
-
-
-
1 14
8
1 22
-
-
-
-
-
-
4
-
4
49 6
40 11
89 17
61 224
50 250
111 474
173
169
342
38
72
110
-
-
-
15
8
23
-
-
-
-
-
-
4
-
4
55
51
106
285
300
585
432
434
866
195
317
512
36
30
66
20
204
193
397
898
985
1.883
-
-
Sumber: - Profil Kesehatan Kab/kota, 2016 & Profil Rumah Sakit Kab/Kota, 2016
8
5
13
-
2
2
4
4
1
-
-
5
17
3
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung
1.278.983.542.456 783.166.309.250 495.817.233.206
64,30
2 APBD PROVINSI a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung
37.586.891.350 10.483.411.050 27.103.480.300
1,89
672.290.367.931 69.118.026.226 177.509.594.000 103.398.973.000 166.539.657.000 71.772.554.000 66.930.000.000 2.319.206.000 12.243.540.000 2.458.817.705 -
33,80 3,47 0,00
3 APBN : - Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK)Fisik 1. DAK Pelayan Kesehatan Dasar 2. Pelayanan Farmasi 3. Rujukan (Rumah Sakit) 4. Sarana dan Prasarana - Dana Dekonsentrasi Sumber: - Dana ProfilTugas Kesehatan Pembantuan Kab/Kota Kabupaten/Kota 2016 & Laporan Program 2016 - Dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan - Dana Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik) - DAK Akreditasi (RS dan Dinas) - Dana Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik) - Dana Pajak Rokok - JKN
0,00 0,00
0,00 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - GF TB - GFMalaria -GF HIV-AIDS - NLR Kusta GAVI
147.210.100 31.109.000 28.236.100
0,01
11.275.000 76.590.000
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
0,00 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
1.989.008.011.837
TOTAL APBD KAB/KOTA
1.278.983.542.456
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016
100,00 767.405,65