Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015
ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Ida Ayu Rai Widhiawati1 dan Ariany Frederika2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar E-mail:
[email protected]
1,2
ABSTRAK Dalam melaksanakan suatu proyek, setiap kontraktor akan selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungannya. Seringkali yang terjadi tidak sesuai dengan yang direncanakan atau rugi karena kurangnya pemahaman pihak kontraktor terhadap manajemen keuangan dalam proyek. Modal kerja setiap bulan sangat ditentukan oleh sistem pembayaran dalam suatu kontrak kerja dan jadwal pelaksanaan. Penentuan jadwal pelaksanaan dan sistem pembayaran yang tepat akan mengurangi resiko kekurangan modal kerja dan tentunya akan meningkatkan keuntungan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jadwal pelaksanaan dan sistem pembayaran yang dapat memberikan keuntungan lebih besar bagi kontraktor. Obyek penelitian adalah Proyek Pembangunan Gedung Lab. Bersama Kampus UNUD Denpasar. Pengolahan data dilakukan dengan cara membuat urutan dari uraian setiap kegiatan proyek sehingga dapat ditentukan durasi waktu tenggang (float) untuk setiap kegiatan dengan metode PDM (Precedence Diagram Method) menggunakan bantuan software Microsoft Project. Kemudian membuat analisis cash flow untuk tiga puluh enam alternatif sistem pembayaran bulanan dan termin progress 25% dengan uang muka 0%, 10%, 20% dan modal 0%, 5%, 10% dalam kondisi penjadwalan EST dan LST. Dari ketiga puluh enam alternatif tersebut dicari prosentase keuntungan yang diperoleh. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jadwal pelaksanaan pada kondisi LST (Latest Start Time) memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan EST (Early Start Time) dan sistem pembayaran bulanan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan termin progress. Kata kunci: EST, Keuntungan, LST, Sistem pembayaran
1. PENDAHULUAN Setiap kontraktor akan selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dalam melaksanakan suatu proyek. Pemahaman pihak kontraktor tentang manajemen keuangan dalam proyek sering diabaikan. Sistem pembayaran yang menyangkut jadwal penerimaan akan berpengaruh pada modal kerja setiap bulan. Sistem pembayaran biasanya sudah diatur dalam surat perjanjian atau kontrak kerja sehingga untuk mengatur ulang tidaklah mudah. Dalam proyek konstruksi, umumnya digunakan sistem pembayaran bulanan dan prestasi pekerjaan (thermin progress). Jadwal pengeluaran sepenuhnya dikendalikan oleh kontraktor. Jadwal pengeluaran sangat erat kaitannya dengan jadwal pelaksanaan di lapangan. Pada kondisi EST (Earliest Start Time) biaya proyek akan terletak di awal, sedangkan pada kondisi pelaksanaan LST( Latest Start Time) biaya proyek akan terletak di akhir. Sistem pembayaran dan jadwal pelaksanaan akan menentukan overdraft proyek yang nantinya akan berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh pihak kontraktor. Penentuan jadwal pelaksanaan dan sistem pembayaran yang tepat akan mengurangi resiko kekurangan modal kerja dan tentunya akan meningkatkan keuntungan.
2. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Cost Engineering Pada beberapa proyek, biaya tidak terlalu dipikirkan, yang penting fisik bangunan dapat diselesaikan, berapapun biayanya, baru dapat diketahui setelah bangunan selesai dilaksanakan. Namun demikian karena berkembangnya pemikiran manusia, terlebih-lebih menyadari akan keterbatasan sumber daya yang ada, maka mulailah dikenal apa yang disebut sebagai cost engineering. Pada awalnya cost engineering dilakukan oleh sedikit orang yang memiliki latar belakang akademis dan pelatihan. Cost engineering menjadi semakin berkembang didorong oleh kesadaran manajemen dalam industri. Cost engineering terbagi menjadi dua bidang besar (Asiyanto, 2005) yaitu Cost estimating (estimasi biaya) dan Cost control (pengendalian biaya, termasuk anggaran/budget)
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-123
Ida Ayu Rai Widhiawati dan Ariany Frederika
Jadi, dengan demikian peran seorang cost engineer ada dua yaitu, memperkirakan biaya proyek dan mengendalikan (mengontrol) realisasi biaya sesuai batasan-batasan yang ada pada estimasi. Dalam proyek konstruksi, apalagi proyek-proyek yang besar, peranan cost engineer penting sekali dalam pelaksanaan proyek, agar tidak terjadi kekacauan keuangan (financial chaos) yang disebabkan oleh lemahnya estimasi maupun kontrol. Rencana Anggaran Biaya RAB bangunan dibuat untuk mengetahui biaya-biaya yang diperlukan untuk mewujudkan suatu bangunan sesuai rencana. Dalam RAB disusun banyaknya tiap bagian dari pekerjaan itu sebagaimana disebutkan dalam bestek, secara berurutan dari tiap item pekerjaan. Misal, jumlah satuan sudah didapat, kemudian jumlah ini dikalikan dengan harga satuan dari tiap-tiap macam pekerjaan itu. Selanjutnya jumlah semua bagian-bagian itu adalah rencana anggaran biaya bangunan yang dihitung. (Ervianto, 2007). Penjadwalan Proyek Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek: - Barchart atau Bagan Balok - Kurva S - Network Planning (diagram jaringan kerja) Diagram jaringan kerja ada 3 macam yang bisa dipakai, yaitu: a. CPM (Critical Path Method) b. PERT (Programme Evaluation and Review Technique) c. PDM (Precedence Diagram Method) Secara garis besar PDM mempunyai 4 macam hubungan aktivitas, yaitu: 1. FS (Finish to start): mulainya suatu kegiatan bergantung pada selesainya kegiatan pendahulunya, waktu mendahului lead. 2. SS (Start to start): mulainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan pendahulunya, waktu tunggu lag. 3. FF (Finish to finish): selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai kegiatan pendahulunya, waktu mendahului lead. 4. SF (Start to finish): selesainya suatu kegiatan bergantung pada mulainya kegiatan pendahulunya, waktu tunggu lag.
dengan dengan dengan dengan
Float Time Float adalah waktu tenggang (waktu penundaan) yang dimiliki suatu kegiatan non kritis untuk dimulai paling awal/ dini atau paling akhir atau diantaranya. Float terdapat pada kegiatan yang EST ≠ LST. Kegiatan kritis mempunyai float = 0 yaitu (EST = LST) dan pekerjaan tidak dapat ditunda. Jika ditunda, menyebabkan pekerjaan terlambat dan proyek akan terlambat. Bagi kontraktor, float merupakan “potensi” yang dapat digunakan dalam pengelolaan dan keberhasilan pelaksanaan proyeknya. Makin banyak kegiatan yang mempunyai float, maka makin banyak “potensi” kontraktor untuk mencari variasi perencanaan dan pengendalian yang optimal terhadap sumber daya (tenaga kerja dan finansial), waktu dan material. Identifikasi Jalur Kritis Peristiwa kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu atau saat paling awal sama dengan saat paling akhir. Kegiatan yang kritis sangatlah sensitif terhadap keterlambatan, sehingga bila sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja, walaupun kegiatan-kegiatan yang lainnya tidak terlambat, maka proyek akan mengalami keterlambatan selama satu hari. Lintasan kritis merupakan lintasan yang terdiri dari kegiatan/ peristiwa kritis dan dummy. Maka dapat disimpulkan, umur lintasan kritis sama dengan umur proyek dan lintasan yang paling lama umur pelaksanaannya dari semua lintasan yang ada. Jalur dan kegiatan kritis pada PDM mempunyai sifat yang sama dengan CPM, yaitu : a. Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama, ES = LS b. Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama, EF = LF c. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir dengan waktu mulai paling awal, LF – ES = D d. Bila hanya sebagian dari kegiatan yang bersifat kritis, maka kegiatan tersebut secara utuh dianggap kritis.
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-124
Analisis Keuntungan Kontraktor Akibat Variasi Sistem Pembayaran Dan Jadwal Pelaksanaan Pada Proyek Konstruksi
Cash Flow Peranan cash flow dalam pelaksanaan proyek adalah besar sekali dan sangat penting. Unsur utama dari cash flow ada dua yaitu : Jadwal Penerimaan dan Jadwal Pengeluaran. Sedangkan unsur lainnya adalah kas awal, finansial, dan kas akhir. Unsur finansial disini, dimaksudkan untuk mengatasi bila cash flow mengalami defisit. Jadwal penerimaan pada umumnya sudah diatur pada surat perjanjian, sehingga untuk mengatur ulang jadwal penerimaan tidaklah mudah, walaupun masih bisa ditempuh dengan jalan negosiasi. Sedangkan jadwal pengeluaran sepenuhnya ada pada kendali perusahaan, namun tetap mengacu pada program kerja yang ada. Kebijakan operasional disinipun dapat mengatur jadwal pengeluaran, yaitu antara Cash (tunai) dengan Credit (pembayaran berjangka waktu). Retention Retention sebesar 5% dari nilai kontrak akan dikembalikan setelah proyek selesai (setelah pemeliharaan). Guna retention adalah (Halpin, 1998) : 1. Untuk memastikan bahwa kontraktor akan menyelesaikan proyek dengan kondisi yang telah disetujui. 2. Sebagai bukti nyata untuk menghadapi kontraktor apabila standar pekerjaan tidak terpenuhi atau terjadi kegagalan. 3. Menyediakan dana apabila kontraktor lain diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4. Kepercayaan owner akan lebih kuat jika menggunakan jaminan uang. Overdraft Overdraft adalah selisih antara pengeluaran pada suatu proyek dengan pembayaran dari owner kepada kontraktor, sehingga merupakan kebutuhan dari kontraktor untuk menyediakan dana terlebih dahulu sebelum menerima pembayaran dari owner (Halpin, 1998). Untuk mengetahui jumlah kredit bank yang harus dibuat, kontraktor perlu untuk mengetahui overdraft maksimum yang akan terjadi selama umur proyek. Jika bunga ratarata dari overdraft diasumsikan satu persen per bulan, artinya kontraktor harus membayar kepada bank 1% tiap bulan untuk jumlah overdraft pada akhir bulan.
3. RANCANGAN KEGIATAN Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor dengan obyek studi adalah Proyek Pembangunan Gedung Lab. Bersama (lanjutan) Kampus UNUD Denpasar, meliputi. 1. Time Schedule Proyek yaitu untuk mengetahui durasi setiap item pekerjaan dan keseluruhan proyek serta progress kumulatif pekerjaan. 2. Rencana Anggaran Biaya yaitu untuk mengetahui biaya setiap item pekerjaan dan total biaya proyek. Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dari aspek penjadwalan. Uraian dan urutan ketergantungan setiap kegiatan dalam aktivitas proyek disusun, kemudian ditentukan durasi waktu tenggang untuk setiap aktivitas dengan metode PDM menggunakan bantuan Microsoft Project 2007, sehinggadiketahui kondisi EST dan LST masing-masing pekerjaan. Dari jadwal EST dan LST dapat diketahui jadwal pengeluaran biaya. Selanjutnya dilakukan perhitungan cashflow dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Actual cost proyek berupa RAP diasumsikan sebesar 90% dari RAB. Nilai kontrak (RAB) sudah termasuk profit kontraktor dan overhead umum sebesar 10%. RAP = 0,9 x RAB 2. Untuk menghitung besarnya profit kontraktor : Profit = 0,1 x RAB 3. Besarnya tagihan dari kontraktor kepada owner : Tagihan = prestasi Tagihan = RAP + Profit 4. Diasumsikan bahwa owner melakukan retensi sebesar 5% dari tagihan. Retensi = 0,05 x tagihan 5. Pembayaran dari owner kepada kontraktor dilakukan setelah pekerjaan konstruksi. a. Untuk sistem pembayaran tanpa uang muka, Pembayaran = tagihan – retensi b. Untuk sistem pembayaran dengan uang muka, Pembayaran = tagihan – retensi – 6. 7.
Overdraft merupakan selisih antara biaya yang diperlukan dengan pembayaran. Overdraft = RAP – pembayaran Bunga overdraft Besar bunga overdraft tiap bulan diasumsikan sebesar 12% per tahun atau 1% per bulan dari overdraft. Bunga overdraft = 0,01 x overdraft
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-125
Ida Ayu Rai Widhiawati dan Ariany Frederika
Untuk perhitungan variasi sistem pembayaran dan jadwal pelaksanaan dibuat beberapa alternatif yang ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1. Variasi Sistem Pembayaran dan Jadwal Pelaksanaan Status Sistem Pembayaran
Variasi Jadwal Pelaksanaan
Tanpa Uang Muka
EST
Tanpa Uang Muka
LST
Uang Muka 10%
EST
Uang Muka 10%
LST
Uang Muka 20%
EST
Uang Muka 20%
LST
Modal 5% tanpa uang muka
EST
Modal 5% tanpa uang muka
LST
Modal 5%, uang muka 10%
EST
Modal 5%, uang muka 10%
LST
Modal 5%, uang muka 20%
EST
Modal 5%, uang muka 20%
LST
Modal 10% tanpa uang muka
EST
Modal 10% tanpa uang muka
LST
Modal 10%, uang muka 10%
EST
Modal 10%, uang muka 10%
LST
Modal 10%, uang muka 20%
EST
Modal 10%, uang muka 20%
LST
Sistem Pembayaran Bulanan Termin Progress 25% (Variasi 1)
(Variasi 2)
(Variasi 3)
(Variasi 4)
(Variasi 5)
(Variasi 6)
(Variasi 7)
(Variasi 8)
(Variasi 9)
(Variasi 10)
(Variasi 11)
(Variasi 12)
(Variasi 13)
(Variasi 14)
(Variasi 15)
(Variasi 16)
(Variasi 17)
(Variasi 18)
(Sumber: Analisis Data, 2015)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Cash flow Tanpa Uang Muka Time schedule proyek diasumsikan kondisi EST. Dengan bantuan program Microsoft Project diperoleh kondisi LST, kemudian jadwal pengeluaran pada kondisi EST dan LST disusun seperti dalam tabel 2. Tabel 2. Rencana Pengeluaran sesuai Progress pada Jadwal Pelaksanaan EST dan LST Bulan 1 2 3 4 5 6 Jumlah
EST (Rp) 40.999.144,63 1.115.573.499,72 3.848.298.744,28 5.593.076.858,68 3.980.554.049,52 1.953.410.858,42 16.531.913.155,25
% 0,248 6,748 23,278 33,832 24,078 11,816 100,00
% kumulatif 0,248 6,996 30,274 64,106 88,184 100,00
LST (Rp) 40.999.144,63 1.115.573.499,72 3.435.992.830,19 4.266.060.189,71 3.623.134.087,10 4.050.153.403,90 16.531.913.155,25
% 0,248 6,748 20,784 25,805 21,916 24,499 100,00
% kumulatif 0,248 6,996 27,780 53,585 75,501 100,00
(Sumber: Pengolahan Data, 2015)
A.
Sistem Pembayaran Bulanan Perhitungan berdasarkan penjadwalan proyek dalam kondisi EST dengan sistem pembayaran bulanan tanpa uang muka (alternatif 1) adalah sebagai berikut: 1) Cash Out bulan ke – 1 Yang dimaksud cash out dari proyek adalah RAP proyek RAB bulan ke – 1 = Rp. 40.999.144,63 Besarnya RAP adalah RAP1 = 0,90 x RAB = Rp. 36.899.230,16 2) Cash in bulan ke – 1 Yang termasuk ke dalam cash in proyek adalah pembayaran oleh owner. Profit1 = 0,1 x RAB = Rp. 4.099.914,46 Tagihan1 = prestasi
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-126
Analisis Keuntungan Kontraktor Akibat Variasi Sistem Pembayaran Dan Jadwal Pelaksanaan Pada Proyek Konstruksi
= RAP + profit = Rp. 40.999.144,63 Owner melakukan retensi sebesar: Retensi1 = 0,05 x tagihan = Rp. 2.049.957,23 Setelah diketahui besarnya tagihan dan retensi, maka besarnya pembayaran yang dilakukan owner kepada kontraktor pada pembayaran bulan ke – 2 adalah sebagai berikut: Pembayaran2 = tagihan1 – retensi1 = Rp. 38.949.187,39 3) Cash flow bulan ke – 1 Overdraft pada akhir pembayaran 1 dapat dihitung dengan persamaan Overdraft pembayaran1 = cash in1 – cash out1 = 0 - Rp. 36.899.230,16 = Rp. (36.899.230,16) Dari perhitungan di atas diperoleh bunga overdraft yaitu: Bunga overdraft1 = 0,01 x overdraft pembayaran1 = Rp. (368.992,30) Overdraft1 + bunga overdraft1 = Rp. (36.899.230,16) + Rp. (368.992,30) = Rp. (37.268.222,46) 4) Cash out bulan ke - 2 RAB bulan ke – 2 = Rp. 1.115.573.499,72 Besarnya RAP adalah RAP2 = 0,90 x RAB = Rp. 1.004.016.149,74 5) Cash in bulan ke – 2 Profit kontraktor dapat dihitung dengan persamaan Profit2 = 0,1 x RAB = Rp. 111.557.349,97 Besarnya tagihan yang dibuat kontraktor dapat dihitung dengan persamaan Tagihan2 = prestasi = RAP + profit = Rp. 1.115.573.499,72 Owner melakukan retensi sebesar: Retensi2 = 0,05 x tagihan = Rp. 55.778.674,99 Setelah diketahui besarnya tagihan dan retensi, maka besarnya pembayaran yang dilakukan owner kepada kontraktor pada pembayaran bulan ke – 3 adalah sebagai berikut: Pembayaran3 = tagihan2 – retensi2 = Rp. 1.059.794.824,73 6) Cash flow bulan ke – 2 Overdraft pada akhir pembayaran ke-2 dapat dihitung dengan persamaan Overdraft pembayaran2 = cash in2 – cash out2 + (overdraft + bunga) 1 = Rp. (1.002.335.184,82) Dari perhitungan di atas diperoleh bunga overdraft yaitu: Bunga overdraft2 = 0,01 x overdraft = Rp. (10.023.351,85) Overdraft2 + bunga overdraft2 = Rp. (10.023.351,85) + Rp. (10.023.351,85) = Rp. (1.012.358.536,66) Dengan cara yang sama, perhitungan cashflow pembayaran bulan berikutnya dapat dilanjutkan sampai pembayaran 100% dan biaya pekerjaan untuk pembayaran terakhir ini, diterima pada awal bulan ke – 7, seperti terlihat dalam tabel 3.
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-127
Ida Ayu Rai Widhiawati dan Ariany Frederika
Pembayaran terakhir diperoleh = tagihan6 – retensi6 = Rp. 1.953.410.858,42 – Rp. 97.670.542,92 = Rp. 1.855.740.315,50 Awal pembayaran bulan ke – 8 mendapat pengembalian retensi sebesar Rp. 826.595.657,76. Overdraft pada akhir bulan bertanda positif berarti tidak diperlukan pinjaman uang sehingga bunga overdraft nol. Pada penutupan terakhir menghasilkan angka sebesar Rp. 1.517.369.191,40 yang berarti keuntungan yang didapatkan kontraktor sebesar: Keuntungan = = 9,18% B. Sistem Pembayaran Termin Progress 25% Perhitungan cash flow, utamanya cash out pada sistem pembayaran termin progress 25% memiliki langkah yang sama dengan perhitungan cash flow dengan sistem pembayaran bulanan di atas. Perbedaan terdapat pada cash in pembayaran, yaitu tagihan termin progress 25% dibayarkan sebanyak empat kali yaitu setiap kelipatan bobot 25% bobot kumulatif. Hasil perhitungan seluruh variasi sistem pembayaran dan jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Prosentase Keuntungan Masing-masing Variasi Sistem Pembayaran dan Jadwal Pelaksanaan Sistem Pembayaran Bulanan
Termin Progress 25%
Total
Kondisi Variasi
Total Penutupan Akhir
Keuntungan
(Rp)
(Rp)
(%)
Overdraft Negatif
Variasi
Penutupan Akhir
Keuntungan
(Rp)
(Rp)
(%)
(19.907.862.456,82)
1.454.112.690,96
8,80
(16.022.749.536,66)
1.492.963.820,16
9,03
(14.569.640.822,15)
1.507.494.907,30
9,12
(10.684.527.901,99)
1.546.346.036,51
9,35
(10.353.381.367,63)
1.549.657.501,85
9,37
(6.468.268.447,47)
1.588.508.631,05
9,61
(16.900.792.511,70)
1.484.183.390,41
8,98
(13.015.679.591,54)
1.523.034.519,61
9,21
(12.461.511.094,89)
1.528.576.204,58
9,25
(8.576.398.174,73)
1.567.427.333,78
9,48
(8.245.251.640,37)
1.570.738.799,12
9,50
(4.360.138.720,20)
1.609.589.928,32
9,74
(14.569.640.822,15)
1.507.494.907,30
9,12
(10.684.527.901,99)
1.546.346.036,51
9,35
(10.353.381.367,63)
1.549.657.501,85
9,37
(6.468.268.447,47)
1.588.508.631,05
9,61
(6.606.104.312,92)
1.587.130.272,40
9,60
(3.103.310.668,80)
1.622.158.208,84
9,81
Overdraft Negatif
1. Tanpa Uang Muka a. EST
(13.582.212.412,31)
1.517.369.191,40
9,18
(13.757.448.528,62)
1.515.616.830,24
9,17
(8.946.112.970,22)
1.563.730.185,82
9,46
(8.693.943.924,80)
1.566.251.876,28
9,47
(5.391.445.027,69)
1.599.276.865,25
9,67
(4.753.601.294,84)
1.605.655.302,58
9,71
(10.908.071.416,90)
1.544.110.601,36
9,34
1 b. LST
2
2. Uang Muka 10% a. EST 3 b. LST
4
3. Uang Muka 20% a. EST 5 b. LST
6
4. Modal 5% tanpa uang muka a. EST 7 b. LST
8 (10.869.604.952,34)
1.544.495.266,00
9,34
(7.168.778.998,96)
1.581.503.525,54
9,57
5. Modal 5%, uang muka 10% a. EST 9 b. LST
10 (6.702.907.372,67)
1.586.162.241,80
9,59
(4.065.583.689,88)
1.612.535.478,63
9,75
(3.554.626.177,89)
1.617.645.053,75
9,78
(8.946.112.970,22)
1.563.730.185,82
9,46
(8.693.943.924,80)
1.566.251.876,28
9,47
(5.391.445.027,69)
1.599.276.865,25
9,67
6. Modal 5%, uang muka 20% a. EST 11 b. LST
12
7. Modal 10%, tanpa uang muka a. EST 13 b. LST
14
8. Modal 10%, uang muka 10% a. EST 15 b. LST
16 (4.753.601.294,84)
1.605.655.302,58
9,71
(3.080.311.153,80)
1.622.388.203,99
9,81
9. Modal 10%, uang muka 20% a. EST 17 b. LST
18 (2.355.651.060,95)
1.629.634.804,92
9,86
(Sumber: Pengolahan Data, 2015)
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-128
Analisis Keuntungan Kontraktor Akibat Variasi Sistem Pembayaran Dan Jadwal Pelaksanaan Pada Proyek Konstruksi
5. KESIMPULAN Dari hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 17 dari 18 variasi sistem pembayaran memberikan keuntungan yang lebih besar pada jadwal pelaksanaan LST dibandingkan dengan EST, dan semua variasi sistem pembayaran bulanan memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan sistem pembayaran termin progress.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya-lah kami dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul “Analisis Keuntungan Kontraktor Akibat Variasi Sistem Pembayaran dan Jadwal Pelaksanaan Pada Proyek Konstruksi”. Tersusunnya tulisan ini adalah berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada kontraktor PT. Hutama Karya yang telah memberikan data dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA Asiyanto. 2005. Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita, Jakarta. Ervianto, I., Wulfram. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta. Giatman, M, 2006. Ekonomi Teknik, Raja Gravindo Persada, Jakarta. Husen. Abrar, 2010. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, & Pengendalian Proyek. Yogyakarta: Andi Offset. Husnan, Suad et al. 2000. Studi kelayakan Proyek Edisi Keempat. Yogyakarta: UPPAMPYKM Soeharto, I., 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MK-129