1
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualita pelayanan, sanksi pajak, motivasi pajak terhadap kepatuhan pajak. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Taman Sari satu yang beralamat di Jl. Mangga besar no. 52 Taman Sari Jakarta barat 11150 no Telp: (021) 6267636, 6267604 no fax : (021) 6294548. Penelitian dilaksanakan menggunakan One Time Shot Horizon, yaitu penelitian dilakukan selama waktu tertentu, yaitu bulan maret - April 2015.
B. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah Causal karena penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikast (dependent variabel). Penelitian ini akan menguji pengaruh pengetahuan, kesadaran pajak, kualitas pelayanan, sanksi pajak, dan motivasi pajak terhadap kepatuhan pajak wajib pajak orang pribadi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
C. Definisi, Operasional Variabel, dan Skala Pengukuran Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini terdiri dari dua kategori: variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen diwakili oleh kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sedangkan variabel Independen diwakili oleh Pengetahuan Pajak, Kesadaran Pajak, Kualitas pelayanan, sanksi pajak, dan motivasi pajak terhadap kepatuhan wajib orang pribadi. 1. Variabel dependen : Kepatuhan Wajib Pajak Variabel sering disebut sebagai variable terkait yang dimana variabel yang disebabkan/ dipengaruhi oleh adanya variabel bebas/ variabel independen. Pada penelitian ini varibel dependen adalah kepatuhan wajib pajak, dimana kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa variabel independen. Diantaranya adalah pengetahuan pajak, kesadaran pajak, kualitas pelayanan pajak, sanksi pajak serta motivasi pada wjaib pajak. Dimensi variabel dependen pada penelitian ini adalah sikap, dan peraturan ketentuan pajak yang mempengaruhi tingkat kepatuhan kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai variabel (Y), kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi meliputi ketepatan pembayaran/penyetoran, ketepatan penyerahan/ pelaporan SPT, ketepatan Pembayaran denda Administrasi, pendaftaran wajib pajak, pengukuran terhadap variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
ini akan mengungkap apa yang terjadi dengan wajib pajak. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Ordinal. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 8 item yaitu menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dengan tepat waktu, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan, menghitung dengan benar pajak yang harus dibayar. 2. Variabel independen a. Pengetahuan Pajak Pengetahuan pajak merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang, dalam pengertian merupakan pemahaman dari aturan dan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia perlu untuk dimiliki oleh seluruh wajib pajak. Dari adanya pemahaman yang benar mengenai pajak, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara dengan membayar pajak tepat waktu dan sesuai dengan jumlah nominal yang seharusnya dibayarkan. Dimensi pengetahuan pajak ini bisa dilihat dari segi pemahaman, unsur-unsur perpajakan, fungsi pajak, peran pajak, sistem pajak yang berlaku serta dasar hukum perpajakan. dan Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 7 item yaitu untuk pembiayaan umum pemerintah, self assessment system, adanya sanksi atas pelanggaran wajib pajak, untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT), mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas dengan jumlah pajak yang dilaporkan, dan tepat waktu dalam menyampaikan SPT. b. Kesadaran Pajak Kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela, dengan perasaan serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tersebut. Dengan demikian dapat dikatan bahwa kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku wajib pajak berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran disertai kecenderungan sesuai untuk bertindak sesuai peraturan yang diberikan oleh system dan ketentuan pajak tersebut. Dan dimensi yang terdapat pada variabel kesadaran ini adalah mengetahui, menghargai dan menaati peraturan perpajakan serta memiliki kesanggupan dan kemauan untuk memenuhi kewajiban pajaknya. Pengukuran variable ini menggunakan skala Ordinal. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 3 indikator yaitu: pajak sebagai sumber pembangunan Negara, adanya pengenaan sanksi keterlambatan bagi wajib pajak yang lalai dalam melaporkan pajak terutangnya, dikenakan pajak bagi wajib pajak yang berpenghasilan b. Kualitas Pelayanan Pelayanan Fiskus adalah cara petugas pajak melayani (membantu, mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
seseorang), sementara itu fiskus adalah petugas pajak. Kualitas pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak (Jatmiko, 2006) Untuk itu perlu adanya penyediaan yang baik dan ketentuan yang baik bagi petugas pelayanan pajak agar wajib pajak dapat senyaman mungkin ketika hendak melaporkan pajak terutangnya. Dimensi variabel kualitas pelayanan ini dapat dilihat dari segi kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati, wujud fisik, Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal, indikator dalam penelitian ini terdiri dari 2 indikator yaitu : ketepatan waktu dalam pelayanan, kecepatan menangani masalah, keramahtamahan petugas, perhatian sentuhan kepada pelanggan atau wajib pajak, fasilitas yang baik c. Sanksi Pajak Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Dimensi pada variabel sanksi pajak ini dilihat dari peraturan perpajakan yang berlaku, dan pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 4 yaitu sanksi pidana bagi pelanggat aturan pajak cukup berat, sanksi administrasi bagi aturan pajak sangat ringan, pengenaan pajak dikenakan tanpa toleransi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
pengenaan
sanksi
pajak
atas
pelanggarannya
pajak
dapat
dinegosiasikan.
d. motivasi pajak Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif. Hal ini tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapai orang tersebut. Dimensi variabel motivasi ini adalah, sikap, kebutuhan, persepsi dan pemecahan masalah Pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 5 pelayanan dan penggunaan pajak untuk pembangunan Negara, adanya penghargaan atau hadiah yang bergengsi, kinerja kantor pelayanan pajak yang baik menjadi motivasi, penyuluhan terhadap permasalahan kurang paham wajib pajak atas perhitungan pajak terutangnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
TABEL 3.1 OPERASIONAL VARIABEL No.
Variabel
Dimensi
Indikator 1. Pemahaman penerimaan Negara 2. Membiayai pengeluaran umum 3. Adanya sanksi atas pelanggaran wajib pajak 4. Mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas dengan jumlah pajak yang dilaporkan 5. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT 1. Kesadaran membayar pajak tepat waktu 2. Adanya pembayaran pajak tepat waktu dapat meningkatkan tingkat penerimaan pajak di Indonesia 3. adanya peraturan perhitungan mengenai pajak atas penghasilan orang pribadi seseorang 4. memiliki NPWP atas penghasilan yang diterima selama penghasilannya diatas PTKP 5. wajib pajak sadar penundaan pembayaran pajak dapat merugikan Negara. dan sumber daya finansial. 1. Kemampuan Kpp memberikan jasa yang akurat tepat waktu dan tanpa adanya kesalahan 2. Kpp sudah memnberikan pelayanan yang cepat dan jika terjadi kegagalan petugas dengan cepat menanganinya secara profesional 3. Kpp telah memberikan pengetahuan, keramahan dan kemampuan para karyawan dalam melaksanakan tugas secara spontan yang menjamin 4. Kpp berusaha memahami keinginan pelanggan dengan memberikan perhatian sentuhan secara ikhlas kepada setiap pelanggan 5. Kpp telah memberikan bukti bahwa kualitas pelayanan telah tercerminkan dari fasilitas fisik baik yang telah dibeirkan ke wajib pajak 1. Sanksi Pajak 2. penegakkan hukum oleh aparat 3. Sosialisasi sanksi perpajakan 4. pengenaan sanksi pajak sesuai dengan aturan 5. pengenaan sanksi pajak yang berat bagi wajib pajak sebagai teguran 1. adanya denda bagi wajib pajak yang melanggar memotivasi wajib pajak untuk membayar pajak dengan kelengkapan. 2. Sanksi yang dipikul bagi wajib pajak yang melanggar akan membuat kapok wajib pajak, sehingga wajib pajak termotivasi melaporkan pajaknya sesuai tanggal jatuh tempo 3. Sosialisasi yang dilakukan petugas pajak akan menumbuhkan wajib pajak termotivasi melaporkan dengan benar 4. Adanya penghargaan kepada wajib pajak yang melaporkan tepat waktu dan dengan perhitungan yang benar. Sehingga wajib pajak termotivasi membayar pajak 5. Adanya transparansi dengan pengalokasian penerimaan pajak yang tepat, dengan bukti fisik yang diterima bagi wajib pajak atau Negara atas penerimaan pajak, sehingga wajib pajak termotivasi membayar pajak. 1. menghitung dengan benar pajak yang harus dibayar 2. menghitung SPT masa tahunan dengan benar 3. tepat waktu membayar dan menyetor pajak 4. tidak memiliki tunggakan pajak 5. tidak melakukan kejahatan pajak
1
Pengetahuan Pajak (X1)
1. Fungsi pajak 2. Peran pajak 3. Sistem pajak yang berlaku serta dasar hukum perpajakan
2.
Kesadaran pajak (X2)
1. mengetahui, 2. menghargai dan 3. menaati peraturan perpajakan
3.
Kualitas Pelayanan (X3)
1. Kehandalan (Realibility) 2. Ketanggapan (Responsiveness) 3. Jaminan (Assurance) 4. Empati (Empathy) 5. Wujud Fisik ( Tangibles)
4.
Sanksi pajak (X4)
1. Undang-undang perpajakan
5.
Motivasi pajak (X5)
1. Denda 2. sanksi sangat mempengaruhi motivasi wajib pajak, 3. sosialisasi, 4. penghargaan, 5. transparansi dan fasilitas yang nyaman
6.
Kepatuhan 6 wajib pajak orang pribadi (Y)
1. menghitung pajak 2. memperhitungkan 3. membayar 4. Melaporkan 5. melaksanakan peraturan perpajakan yang berlaku
Sumber : Data diolah oleh peneliti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Pengukuran Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
8
Skala Pengukuran Semua variabel diatas diukur dengan menggunakan skala likert yaitu yang digunakan untuk mengukur jawaban setiap responden terhadap obyek penelitian. Dimana skala tersebut menggunakan skala penelitian dengan rentang skor 1-5, responden diminta untuk memberikan tanda () pada alternative jawaban untuk masing-masing pertanyaan, tingkat pemberian slor dilakukan sebagai berikut. :
TABEL 3.2 INSTRUMENT SKALA ORDINAL Sangat baik
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah 25.373 orang pada tahun 2014 yang merupakan wajib pajak orang pribadi efektif, alasan pemilihan populasi ini karena wajib pajak orang pribadi efektif merupakan wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya, dan penelitian ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
berfokus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 2. Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan seara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Ukuran sample ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sekaran, 2009:78) n=
N 1 + N (e)2
n=
25.373 1 + 25.373 (0,1)2
n = 99,32 Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah Populasi e = Persentase Kesalahan Sampel, e = 10% (0,1) E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan kelengkapan data dari informasi-informasi yang dibutuhkan guna menunjang jalannya penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dilakukan dengan cara membaca, meneliti, menelaah dan mengadakan pengkajian dari buku-buku atau tulisan ilmiah para ahli, majalah atau bulletin, dokumen lainnya berupa peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan Direktorat Jenderal Pajak dan bahan lain yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam penulisan penelitian ini dan mempelajari teori serta konsep-konsep perpajakan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 2. Metode Penelitian Lapangan (Field Research) Data empiris yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik sebagai berikut: a) Pengamatan
(Observasi)
merupakan
suatu
proses
pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara mengamati dan mengumpulkan dokumen, buku-buku serta surat keterangan yang mendukung penelitian. b) Angket (Kuisioner), merupakan suatu proses pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab, selanjutnya untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut akan ditentukan skor atas jawaban yang diberikan. Prosedur dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah dengan cara menyampaikan langsung pertanyaan yang berupa kuisioner.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Kuisioner dibagikan kepada wajib pajak yang telah terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Taman Sari Satu Jakarta barat. Kuisioner berupa beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian ini yang diajukan kepada responden dengan menggunakan Skala Likert : 1 = Sangat Tidak Setuju (TS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu- ragu (R) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (ST) F. Metode analisis data Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statical package for the social siences (SPSS) versi 21. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Statistik deskriptif Metode Statistik deskriptif merupakan pencatatan data yang disertai dengan kalimat, kata maupun gambar untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang diteliti, namun tidak digunakan untuk membuat kesimpulan. Uji statistic deskriptif mencakup nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimu, dan nilai standar deviasi dari data penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2. Pengujian kualitas data a. Uji validitas Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan kuisioner mampu untuk meningkatkan sesuatu yang akan diukur oelh kuisioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Untuk melakukan uji validitas instrument penelitian digunakan teknik pearson correlation yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor totalnya. Jika korelasi antara skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan di bawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2011:50) b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji tingkat realibilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji cronbach alpha. Suatu konstruk dikatakan realible jika dinilai Cronbach Alpha. Suatu Konstruk dikatakan realible jika nilai cronbach alpha > 0,60 Ghozali, 2011:46). Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
dengan SPSS for windows. Akan dilihat nilai Alpha-cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation. 1) Jika nilai Cronbach Alpha > 0,90 maka realibilitas sempurna 2) Jika nilai Cronbach Alpha antara 0,70 – 0,90 maka reabilitas tinggi 3) Jika nilai Cronbach Alpha Antara 0,50 -0,70 maka reabilitas moderat 4) Jika nilai Cronbach Alpha <0,50 maka reliable rendah. Untuk pengambilan nilai reliabilitas sebaiknya angka reliable diatas 0,60 atau nilai conbach Alpha diatas 0,60 3. Uji asumsi Klasik a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regeresi, variabeld dependen dan variabelin dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011:160) model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat melihat grafik normal P-P plot of regression Standarized Residual. Deteksi dengan melihat penyebarandata
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan antara lain: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.
b. Uji multikolineritas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara variabel independen. Uji multikolineritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) VIF (Variance Inflation Factors). Jika tolerance <0.10 dan nilai VIF >10 maka terjadi gejala multikolinieritas (Ghozali, 2011: 105) c. Uji heteroskedastisitas Penggunaan uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak samaan variance dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterskedasitas (Ghozali, 2011:139). Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedasitas, dapat dilakukan dengan melihat grafik normal P-P plot titik-titik menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis-garis diagonal maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan pada scater plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang jelas serta titik-titik yang membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, dan menyempit) maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:126). 4. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis dalam penelitian ini dilakukan teknik analisis regresi linier berganda, Analisis dipilih dalam penelitian ini karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara langsung koefisien regresi atau besarnya pengaruh masing-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
masing variabel independen (bebas) yaitu pengetahuan pajak (X1), kesadaran pajak (X2), kualitas pelayanan (X3), sanksi pajak (X4), motivasi pajak (X5), terhadap variabel dependen (terikat) kepatuhan wajib pajak (Y) menggunakan Analisis regresi linier berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e Keterangan : Y : Kualitas Audit á : Konstanta ȃ1, ȃ2, ȃ3, ȃ4, ȃ5 : Koefisien regresi X1: pengetahuan pajak X2 : kesadaran pajak X3 : kualitas pelayanan pajak X4 : sanksi pajak X5 : motivasi pajak E : Error 5. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Uji koefisien determinasi ditunjukkan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui Adjusted R Square adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Sebaiknya jika nilai mendekati
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2011:87) 6. Uji hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (Multiple regression Analysis). Metode ini digunakan untuk menguji kuat tidaknya pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan nilai signifikannya sebesar 0,05 (Ghozali, 2011:7) a. Uji F (Pengujian secara bersamaan) Uji Fpada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempengaruhi variabel dependen (Ghozali 2011:177) Kriteria pengujian: 1. Merumuskan hipotesis dan alternatifnya (H1) berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. 2. Menentukan tingkat signifikansi dan derajat kesalahan (á) tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 95% atau á= 5% 3. Melaksanakan uji F dengan cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel diamana niali F tabel = F á k (n-k-1). (H1) ditolak jika F hitung
F tabel 4. Melakukan uji F berdasarkan profitabilitas / sig
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
(H1) ditolak jika sig>0,05 (H1) diterima apabila sig <0,05 b. Uji T (pengujian secara parsial) Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel dependen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:178) mekanisme uji T adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesis nol serta hipotesis alternatifnya (H1) berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Memilih taraf nyata tingkat signifikansi (á) Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau á=5% 3) Melakukan Uji T dengan metode perbandingan antara t hitung dengan t tabel. Nilai tabel =t (H1) ditolak apabila t hitung t tabel, artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. 4) Melakukan uji t dengan dasar profitabilitas/ sig (H1) ditolak apabila sig > 0,05 (H1) diterima apabila sig < 0,05
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/