RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyusunan Rencana Revitalisasi Kawasan Sentra Produksi/Sentra Agribisnis di Kalimantan Selatan Oleh : Dr. Ir. Hesty Heryani, IPM*, Agung Nugroho, Ph.D*, Agung Cahyo Legowo, MT* Prof. Dr. Ir. H. Moehansyah, M.Agr*, Sari Hayati, SP* M. Arief Anwar,ST, MT** *Universitas Lambung Mangkurat **Balitbangda Provinsi Kalimatan Selatan Jl. Ahmad Yani KM 36, Banjarbaru 70714, Kalsel, Indonesia Revitalisasi kawasan sentra produksi/sentra agriisnis di suatu wilayahmemutuhkan perencanaan yang matang dengan memperhatikan ‘kondisi sekarang’ guna menapai ‘gol’ ke depan. Penelitian ini betujuan memuat kerangka dasar dari suatu program revitalisasi adalah data yang berunjuk pada kinerja. Bagaimana suatu program revitalisasi sentra agribisnis menjadi program yang dapat meninglcatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan rumusan dari program revitalisasi itu sendiri dan strategi yang diterapkan kedepan. Untuk itu sebelum dilakukan revitalisasi perlu dilakukan evaluasi, selanjutnya tentukan perencanaan dalam bentuk program yang sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Daerah yang tertuang dalam RPJP Kalimantan Selatan. Langkah-langkah yang lebih bersifat aplikatif sangat diperlukan 2005-2025, misalnya agenda apa saja yang ada program sinergi antara leading sector sehingga revitalisasi tersebut dapat di follow up dengan optimal. Tentunya ke tiga faktor yang disebutkan pada latar belakang menjadi dasar pemikiran, terutama terkait dengan beberapa permasalahan yang menjadi pokok diperlukannya revitalisasi kawasan sentra agribisnis. Metodelogi yang diterapkan adalah Penetapan Strategi Fokus untuk action dengan matriks IFE dan EFE, dilanjutkan dengan analisa SWOT, kemudian menggunakan Tools AHP (Analytical Hierarchi Process) untuk penentuan Strategi Fokus bagi decision maker. Penetapan Model dikerjakan dengan pendekatan TOTE. Model. Test/Trigger-Operate-Test-Exit (TOTE) Model, lebih ditekankan pada hal-hal yang berhubungan dengan sikap, prilaku dan tindakan (model of behavior). Dalam Metode dan Model TOTE sangat memperhatikan kapan Strategi dilakukan dalam bentuk tindakan nyata, mau mengevalusi dan dievaluasi, untuk keadaan sekarang dan yang diinginkan kedepan dan jika sudah sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan maka kembali ke operate untuk sebuah implementasi dan tindakan nyata. sehingga didapatkan hasil analisa berupa pengklusteran wilayah untuk komoditas pangan dan hortikultura, komoditas perkebunan, peternakan dan perikanan. Khusus untuk Program pada RPJMD II diberikan rekomendasi (jangka pendek, menengah dan panjang) untuk peningkatan kualitas SDM, peningkatan infrastruktur, reevaluasi tata ruang, kebijakan dari sisi Pemerintah, efektifitas sumber daya alam dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dari hasil kajian direkomendasikan model untuk pengembangan sentra agribisnis di Kalsel, tentunya model sudah menerapkan metode sensitivitas wilayah dalam pembuatannya. Mengacu pada matrik IFE dan EFE pada input stage, kemudian dilanjutkan dengan matching stage dengan Metode SWOT dan terakhir penetapan fokus strategi sebagaimana diberikan khusus untuk komoditas andalan Kalimantan Selatan yang diharapkan kedepan mensupport komoditas unggulan nasional menggunkan Metode AHP (Analytical Hierarky Process). Model yang bisa direkomendasikan dengan memperhatikan well form outcome dari sentra agribisnis menggunakan pendekatan TOTE Model, reframing, anchoring, implementasi sensory experience serta kemudahan semua Aktor dalam Facing-leading, menghasilkan sebuah meta model tanpa deletion dan generalisasi tetapi lebih bersifat holistik pada well form outcome yang sudah ditetapkan. Model sentra agribisnis dimaksud disajikan pada Gambar 1.
Gamar 1. Model Sentra Agribisnis yang akan dikembangkan setelah Revitalisasi