ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
go
.id
9205.3572
ht
tp :// b
lit
ar
ko ta .b
ps .
GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT OF BLITAR CITY
Kerjasama :
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BLITAR Dengan BAPPEDA KOTA BLITAR Central Board Of Statistics And RegionalDevelopment Planing BoardOf Blitar City
Ukuran Buku : A4 ( 21 cm x 29 cm )
.id
ko ta .b
Jumlah Halaman : 96
ps .
No. Katalog BPS : 9205.3572
go
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
Naskah : BPS Kota Blitar
Penyunting : Seksi Nerwilis BPS Kota Blitar
ar
Perancang Sampul : Seksi Nerwilis BPS Kota Blitar
tp :// b
lit
Diterbitkan oleh : BPS Kota Blitar
ht
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
KATA PENGANTAR
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Blitar merupakan salah satu indikator makro yang dapat digunakan untuk mengukur apakah seluruh upaya
.id
pembangunan secara sinergis bergerak kearah perwujudan visi pembangunan daerah sekaligus sebagai dasar perencanaan pembangunan, khususnya bidang ekonomi
go
di Kota Blitar.
ps .
Publikasi tahun 2008 ini berisikan data PDRB mulai tahun 2004 sampai dengan data PDRB tahun 2008 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
ko ta .b
konstan tahun dasar 2000 beserta uraian mengenai konsep dan definisi, metode penghitungan, klasifikasi lapangan usaha dan sektor, dan tinjauan PDRB Kota Blitar tahun 2008. Dengan demikian publikasi ini memuat Informasi yang sangat penting bagi pelaksana maupun perencana pembangunan.
ar
Data tahun 2008 merupakan angka sementara karena beberapa data dasar
lit
yang digunakan masih dalam bentuk angka sementara, sedangkan
data tahun
tp :// b
sebelumnya merupakan angka perbaikan. Angka PDRB disajikan dalam satuan uang rupiah, baik menurut perhitungan
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Untuk keperluan
ht
analisis sederhana, disusun pula tabel-tabel yang memuat angka persentase maupun indeks-indeks yang biasa digunakan sebagai indikator ekonomi. Kepada Bapak Walikota Blitar, BAPPEDA Kota Blitar, Dinas/Instansi yang menjadi sumber data dalam penyusunan PDRB ini dan semua pihak yang turut membantu hingga tersusunnya publikasi ini, kami menyampaikan banyak terimakasih.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
iv
Kami mengharapkan kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini akan terus berlanjut baik dalam rangka penyusunan PDRB maupun kegiatan-kegiatan statistik lainnya. Saran dan kritik yang membangun juga sangat kami harapkan guna meningkatkan mutu penghitungan dan penyajian PDRB pada masa mendatang.
go
.id
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ps .
Blitar,
Juni 2009
ko ta .b
Kepala BPS Kota Blitar
ht
tp :// b
lit
ar
Drs. MOHAMAD SARJAN NIP. 340 012 483
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
v
SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR
.id
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
go
Segenap puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya, kita semua dapat menyelesaikan kegiatan pembangunan tahap demi tahap sehingga segenap masyarakat dapat menikmati hasil-hasil pembangunan ini.
ko ta .b
ps .
Hasil-hasil pembangunan tersebut, bila diamati dari sudut ekonomi yang tercermin melalui analisa-analisa statistik, maka akan diperoleh gambaran kuantitatif yang dapat dijadikan sebagai pangkal tolak untuk menentukan langkah-langkah pembangunan yang lebih tepat dan terarah. Pembangunan ekonomi Kota Blitar yang dijadikan fokus pembangunan kita sampai saat ini, secara makro sektoral telah dapat diuraikan dalam bentuk data statistik yang tertuang dalam hasil penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Blitar.
lit
ar
Hasil Penghitungan PDRB tersebut merupakan suatu prestasi yang tidak kecil artinya sehingga perlu ditingkatkan sebagai landasan konsepsional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu, saya anjurkan agar hasil penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam publikasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan pembangunan ekonomi Kota Blitar.
tp :// b
Akhirnya saya ingin menghimbau dengan segenap daya dan semangat pengabdian yang tinggi, marilah kita tingkatkan produktifitas kerja kita sebagai abdi negara dan abdi masyarakat dalam mengemban tugas-tugas pembangunan dengan sikap yang lebih realistis dan dinamis.
ht
Wasssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Blitar,
Juni 2009
WALIKOTA BLITAR
Drs. DJAROT SAIFUL HIDAYAT, MS
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
vi
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
iv
SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR ………………………………………………………… vi
.id
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… vii
go
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………… ix
BAB I
ps .
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………………… xi PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………… 2
ko ta .b
1.2. Tujuan ………………………………………………………………………… 3 1.3. Kegunaan PDRB …………………………………………………………… 3 BAB II KONSEP DAN DEFINISI
2.1. Pengertian PDRB …………………………………………………………… 6
ar
2.2. Istilah-istilah dalam PDRB ………………………………………………… 7
lit
2.3. Agregat Produk Domestik Regional Bruto ……………………………… 9 9
tp :// b
2.3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku …………………………………
2.3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan ………………………………… 10 2.3.3 PDRN Atas Dasar Harga Berlaku ………………………………… 10 2.3.4 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor …………………………………… 10
ht
2.3.5 Pendapatan Regional (Regional Income ) ………………………… 11
BAB III METODE PENGHITUNGAN 3.1. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ……………… 14 3.1.1. Metode Langsung ………………………………………………….. 14 3.1.2. Metode Tidak Langsung (Alokasi) …………………………………16
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
vii
Halaman 3.2. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ………………16 3.2.1. Revaluasi ………………………………………………………….
17
3.2.2. Ekstrapolasi ………………………………………………………… 17 3.2.3. Deflasi ………………………………………………………….
17
.id
3.2.4. Deflasi Berganda …………………………………………………… 17 3.3. Angka Indeks …………………………………………………………………18
go
3.3.1. Peranan Sektoral …………………………………………………… 18
ps .
3.3.2. Indeks Perkembangan ……………………………………………… 18 3.3.3. Indeks Berantai ……………………………………………………
19
ko ta .b
3.3.4. Indeks Harga Implisit …………………………………………………19 3.3.5. Inflasi ……………………………………………………
20
BAB IV KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR 4.1. Klasifikasi Lapangan Usaha ……………………………………………… 22
ar
4.2. Klasifikasi Sektor ………………………………………………
38
lit
BAB V TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TAHUN 2007
tp :// b
5.1. Tinjauan Umum PDRB adhb dan PDRB adhk ……………………………40 5.2. Struktur Ekonomi …………………………………………………………… 45 5.2.1 Menurut Lapangan Usaha ……………………………………………47
ht
5.2.2 Menurut Sektor ……………. …………………………………………49
5.3. Pertumbuhan Ekonomi………………………………………………………58 5.4. Tingkat Perkembangan Harga …………………………………………… 67 5.5. Pendapatan Regional Per Kapita ………………………………………… 70
BAB VI TABEL-TABEL POKOK
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 : PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2008 ( 000 Rp. )………………………………………………… 43
.id
Tabel 5.2 : PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2008 ( 000 Rp. )………………………………………………… 44
go
Tabel 5.3 : Struktur Ekonomi Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2004-2008 ( % )………… 46
ps .
Tabel 5.4 : Peranan Sektor-sektor PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2004-2008 ( % )………………… 56
ko ta .b
Tabel 5.5 : Kontribusi dan Inflasi PDRB Kelompok Non Jasa dan Jasa Tahun 2004-2008 ( % )………………………………………………………… 57 Tabel 5.6 : Andil/Shift Share masing-masing Sektor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Blitar Tahun 2008 ……………………………………………
59
ar
Tabel 5.7 : Pertumbuhan Ekonomi Kota Blitar Menurut Sektor dan Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 (%) …………………………………… 61
tp :// b
lit
Tabel 5.8 : Inflasi PDRB Kota Blitar Menurut Sektor dan Lapangan Usaha Tahun 2004-2008 (%) …………………………………… 69 Tabel 5.9 : PDRB per Kapita dan Pendapatan Regional per Kapita Penduduk Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2004-2008 (Rupiah) …………………………………………………… 71
ht
Tabel 6.1 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kota Blitar 2004 - 2008 ( 000 Rp. )………………………… 73 Tabel 6.2 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Blitar 2004 - 2008 ( 000 Rp. )…………………
74
Tabel 6.3 : Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 75
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
ix
Halaman Tabel 6.4 : Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 76 Tabel 6.5 : Indeks Perkembangan Atas Dasar Harga Berlaku Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 77
.id
Tabel 6.6 : Indeks Perkembangan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 78
go
Tabel 6.7 : Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 79
ps .
Tabel 6.8 : Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 80
ko ta .b
Tabel 6.9 : Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 81 Tabel 6.10 : Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 82
ar
Tabel 6.11 : Inflasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2004 - 2008 ( % )…………………………………………………… 83
tp :// b
lit
Tabel 6.12 : Agregat PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita Kota Blitar 2004 - 2008 ………………………………………………………… 84
85
ht
Tabel 6.13 : Laju Pertumbuhan Agregat PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita Kota Blitar 2004 - 2008 ( % ) ……
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
x
DAFTAR GRAFIK Halaman
Grafik 5.3
43
: Struktur Ekonomi Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 ( % )……………………..………
47
.id
Grafik 5.2
: PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2008 (Miliar Rp.)
: Struktur Ekonomi Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 -2008 Menurut Sektor ( % )……………………..…………
49
go
Grafik 5.1
: Pergeseran Sektor Primer, Sekunder dan Tersier pada Tahun 2004-2008 ( % )…………………...…………………………… 52
Grafik 5.5
: Perkembangan Struktur Ekonomi Berdasarkan Kelompok Jasa dan Non Jasa Tahun 2004-2008 ……………………………………
ko ta .b
ps .
Grafik 5.4
54
: Pertumbuhan Ekonomi Kota Blitar Tahun 2004-2008 …………………… 55
Grafik 5.7
: Inflasi PDRB dan Inflasi IHK Kota Blitar Tahun 2004-2008 (%) ………… 61
ht
tp :// b
lit
ar
Grafik 5.6
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
xi
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan kesepakatan bersama yang telah tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 3 Tahun 2001 tentang Rencana Strategis Daerah Kota
.id
Blitar, metode pembangunan di Kota Blitar tetap menggunakan sistem Bottom up Planning (perencanaan dari masyarakat) yang disinergikan dengan Top Down (perencanaan
dari
pemerintah).
Sinergitas
pembangunan
go
Planning
dari
ps .
pemerintah dan masyarakat tetap harus dijaga karena pemberian otonomi kepada daerah semata-mata bertujuan agar setiap pembangunan yang dilakukan dapat langsung menyentuh masyarakat sehingga dapat mempercepat terwujudnya
ko ta .b
kesejahteraan masyarakat. Berangkat dari tujuan utama tersebut, maka setiap visi dan misi pemerintah daerah harus bermuara kepada kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat mewujudkannya diperlukan partisipasi aktif dari seluruh komponen pemerintah dan bukan hanya pemerintah daerah, termasuk juga partisipasi aktif
ar
dari masyarakat.
lit
Tahun 2008 merupakan tahun ke 3 (Tiga) RPJMD II Kota Blitar tahun 20062010, sehingga sisa waktu yang ada diharapkan benar-benar dapat mencapai
tp :// b
pada visi dan misi yang telah ditetapkan. Satu dari 16 poin yang telah disepakati dan telah dituangkan dalam arah kebijakan RPJMD Kota Blitar Tahun 2006-2010 adalah “ Pemantapan sistem perdagangan dan jasa unggulan yang mampu
ht
memberi sumbangan pada PDRB sampai dengan 70 persen”. Pertanyaannya adalah sejauh mana sasaran tersebut dapat tercapai pada tahun 2008. Disinilah BPS mengambil peran sebagai salah satu bentuk partisipasi aktif kepada Pemerintah Kota Blitar untuk turut mensukseskan pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu bentuk kerjasama yang telah terjalin dengan baik antara BPS Kota blitar dengan Pemerintah Kota Blitar adalah menyediakan data statistik makro secara konsisten seperti yang tertuang dalam Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2
PENDAHULUAN
Indikator ekonomi yang bisa di peroleh dari penghitungan PDRB dan umum digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya, PDRB bukanlah satu-satunya indikator yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan. Melalui berbagai macam sensus dan survei, BPS menghitung berbagai macam indikator, baik ekonomi maupun sosial, yang dapat
.id
dijadikan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi publikasi kali ini hanya akan menyajikan hasil penghitungan PDRB berikut
go
analisisnya.
ps .
1.2. T u j u a n
Tujuan penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
ko ta .b
Kota Blitar adalah untuk menyajikan data statistik ekonomi makro secara konsisten, dengan maksud agar dapat digunakan sebagai bahan evaluasi maupun dasar pengambilan kebijakan pembangunan di Kota Blitar. 1.3. Kegunaan PDRB secara
makro
ar
Ukuran
mengenai
produk
suatu
daerah
serta
perkembangannya secara keseluruhan memang hingga saat ini belum diperoleh
lit
rumusan yang memuaskan. Untuk hal tersebut, pendapatan nasional dan Gross
tp :// b
National Product (GNP) serta ukuran turunannya (derivate) yaitu pendapatan regional dapat digunakan sebagai alat ukur minimal sebagai indikator terhadap hasil
upaya
pembangunan
beserta
dampaknya
secara
sektoral.
Melalui
ht
penghitungan PDRB akan didapatkan angka pendapatan regional suatu daerah. Penghitungan PDRB juga dapat digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran penduduk (pendapatan per kapita), perubahan harga (inflasi), struktur perekonomian dan lain-lain. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Yang dimaksud dengan tingkat pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan terhadap tahun sebelumnya. Karena dalam PDRB atas dasar harga konstan, Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
3
PENDAHULUAN
faktor perubahan harga telah dihilangkan, maka kenaikan PDRB atas dasar harga konstan mencerminkan adanya kenaikan laju pertumbuhan ekonomi daerah tersebut pada tahun yang bersangkutan. Tingkat Kemakmuran Penduduk Tingkat kemakmuran penduduk diukur dengan pendapatan perkapita yang
.id
merupakan hasil bagi antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Tingkat kemakmuran ini akan sangat dipengaruhi oleh
go
perkembangan jumlah penduduk. Jika laju pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan pendapatan per kapita, maka tingkat
ps .
kemakmuran penduduk tidak akan mengalami perbaikan. Namun demikian ukuran ini belum dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan rata-rata peduduk
ko ta .b
karena dimungkinkan adanya ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat.
Tingkat Perubahan Harga
ar
Kenaikan atau penurunan harga dapat diketahui melalui penghitungan Indeks Harga Implisit. Indeks Harga Implisit merupakan hasil bagi antara PDRB atas
lit
dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun yang
tp :// b
sama. Jika Indeks Harga Implisit tahun sekarang lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Implisit tahun sebelumnya menunjukkan adanya
inflasi
(kenaikan harga) dan jika lebih rendah maka menunjukan adanya deflasi
ht
(penurunan harga).
Struktur Perekonomian Dengan mencermati distribusi persentase PDRB masing-masing lapangan usaha/sektor akan dapat diketahui bagaimana struktur perekonomian daerah tersebut. Lapangan usaha/sektor yang persentase PDRB nya lebih tinggii menunjukkan dominasi yang lebih besar dalam perekonomian suatu daerah dan sebaliknya, persentase kecil menunjukkan peranan yang kecil pula dalam perekonomian.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
4
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
KONSEP & DEFINISI
BAB II KONSEP DAN DEFINISI 2.1. Pengertian PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Blitar adalah jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang seluruh
biaya
antara
yang
dikeluarkan
dalam
.id
beroperasi di wilayah Kota Blitar dalam kurun waktu satu tahun dikurangi dengan proses
produksi,
tanpa
go
memperhatikan apakah faktor-faktor produksinya (tanah, tenaga, modal, dan lainlain) berasal dari atau dimiliki oleh penduduk Kota Blitar. Dengan kata lain PDRB
ps .
adalah jumlah seluruh nilai tambah bruto (NTB) yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dari seluruh lapangan usaha disuatu daerah dalam kurun waktu
ko ta .b
satu tahun.
Apabila ditinjau dari segi pendapatan, merupakan jumlah dari semua pendapatan yang timbul karena ikut sertanya faktor-faktor produksi dalam proses produksi di wilayah Kota Blitar. Pendapatan faktor terdiri dari unsur-unsur :
ar
1. Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai.
lit
2. Sewa tanah dan royalti sebagai balas jasa atas penggunaan tanah, hak paten, hak cipta, lisensi, dan lain sebagainya.
tp :// b
3. Bunga modal sebagai balas jasa atas penggunaan modal. 4. Keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan. Untuk lebih jelasnya, semua hasil kegiatan-kegiatan ekonomi berupa
ht
barang atau jasa yang dilakukan baik oleh swasta maupun pemerintah (pusat dan daerah) yang beroperasi di wilayah Kota Blitar harus tercakup dalam penghitungan ini. Namun, sehubungan dengan keterbatasan data statistik berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam beberapa hal masih terdapat asumsi-asumsi terutama dalam menghitung produk uncoverage economics, tetapi diharapkan masih dalam
batas-batas yang dapat diterima.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
6
KONSEP & DEFINISI
Publikasi PDRB ini menyajikan angka-angka untuk Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2006 dan masing-masing disusun menurut lapangan usaha baik atas dasar harga berlaku (current prices) maupun atas dasar harga konstan (constant prices). Penyajian atas dasar harga konstan dapat digunakan untuk melihat kenaikan PDRB secara riil dari tahun ke tahun karena meniadakan faktor
.id
inflasi yang mungkin ikut mempengaruhi kenaikan PDRB tersebut. 2.2. Istilah-istilah dalam PDRB
go
h Barang dan Jasa
ps .
Barang dan Jasa sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia ada yang dapat digunakan secara langsung dan ada yang harus mengalami proses
ko ta .b
terlebih dahulu, sehingga barang dan jasa dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
- Barang dan jasa sebagai permintaan antara yaitu barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi.
ar
- Barang dan jasa sebagai permintaan akhir yaitu barang dan jasa yang
h Output
lit
langsung dikonsumsi.
tp :// b
Nilai produksi bruto (output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha kegiatan ekonomi dalam satu periode tertentu (biasanya satu tahun) meliputi baik produksi utama, produksi ikutan, maupun
ht
produksi sampingan. Pada dasarnya nilai Output = O diperoleh dari perkalian antara Kuantum Produksi (Quantum = Q) dan Harganya (Price = P). Dengan demikian besaran output dapat diperoleh melalui rumus :
O=QxP
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
7
KONSEP & DEFINISI
h Biaya Antara Biaya antara terdiri dari barang tidak tahan lama ( barang yang mempunyai suatu perkiraan umur penggunaan kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali produksi ) dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Biaya antara dalam penghitungan PDRB berbeda dengan biaya di dalam akuntansi, dimana dalam biaya antara tidak termasuk komponen pendapatan faktor (upah dan gaji,
.id
sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan), penyusutan barang modal, dan
go
pajak tak langsung neto. h Nilai Tambah Bruto (NTB)
ps .
Nilai tambah bruto (Gross Added Value) merupakan selisih antara nilai produksi bruto (output) dengan biaya antara, atau apabila dirumuskan menjadi :
ko ta .b
Pengertian nilai tambah bruto ini sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan PDRB, yang tidak lain merupakan penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah (region) tertentu dalam rentang waktu tertentu (biasanya satu tahun).
tp :// b
h Penyusutan
lit
ar
Nilai Tambah Bruto (NTB) = Nilai Produksi Bruto – Biaya Antara
Barang-barang modal yang dipakai dalam proses produksi selalu mengalami kerusakan dan pada suatu waktu tidak berfungsi lagi sehingga akhirnya akan
ht
menjadi barang bekas yang kalau dijual tidak akan memberikan nilai yang berarti.
Para
pemegang
modal
(pengusaha)
selayaknya
menyediakan/menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk mengganti barang modalnya yang setiap saat mengalami penurunan nilai sekian persen dari nilai ekonomis barang tersebut. Penyediaan biaya ini di dalam penghitungan pendapatan regional disebut penyusutan barang modal.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
8
KONSEP & DEFINISI
h Pajak Tak Langsung Neto Pajak tak langsung neto terdiri atas dua komponen yaitu pajak tak langsung dan subsidi. Selisih antara pajak tak langsung dan subsidi disebut sebagai pajak tak langsung neto. ¾ Pajak tak langsung terdiri dari iuran wajib yang dibayarkan perusahaan
.id
kepada pemerintah daerah atau pusat sebagai biaya atas kegiatan produksi, penjualan, pembelian atau penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan. Subsidi
adalah
perusahaan
dana
misalnya
bantuan untuk
yang
diberikan
mengganti
pemerintah
go
¾
kerugian
kepada
operasional
dan
ps .
mempertahankan harga pada tingkat tertentu. Bantuan pemerintah kepada perusahaan untuk tujuan investasi atau menutupi kerugian akibat bencana
ko ta .b
tidak dianggap sebagai subsidi.
2.3. Agregat Produk Domestik Regional Bruto
Variabel harga (Price) yang digunakan dalam pengitungan PDRB dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Penghitungan atas dasar
ar
harga berlaku akan menghasilkan PDRB atas dasar harga berlaku (PDRB adhb) dan penghitungan atas dasar harga konstan akan menghasilkan PDRB atas
lit
dasar harga konstan (PDRB adhk). Dari PDRB adhb maupun PDRB adhk dapat
tp :// b
diturunkan lagi indikator-indikator yang muaranya adalah untuk mendapatkan pendapatan regional perkapita. 2.3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Gross Regional Domestic Product at Current Prices)
ht
Nilai
PDRB
atas
dasar
harga
berlaku
dapat
diperoleh
dengan
menjumlahkan seluruh nilai tambah bruto (Gross Added Value) dari
seluruh sektor perekonomian yang berada pada wilayah tertentu. Adapun yang dimaksud atas dasar harga berlaku adalah apabila semua produk barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga yang berlaku pada tahun berjalan. Dalam hal ini NTB mencakup komponen pendapatan faktor (upah gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung neto). Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dari Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
9
KONSEP & DEFINISI
tahun ke tahun menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. 2.3.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Gross Regional Domestic Product at Constant Prices) Nilai PDRB atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan
.id
kuantum produksi pada tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar 2000. Angka PDRB atas dasar harga konstan sangat penting karena
go
dengan membandingkan PDRB adhk dari tahun ke tahun akan didapatkan angka laju pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan perkembangan riil
ps .
ekonomi dari tahun ke tahun, baik secara keseluruhan maupun sektoral pada suatu daerah. Berbeda dengan PDRB adhb, perkembangan PDRB
ko ta .b
adhk murni menggambarkan perkembangan yang disebabkan oleh perubahan volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan. 2.3.3 PDRN Atas Dasar Harga Berlaku (Net Regional Domestic Product at Current Prices) PDRN atas dasar harga berlaku diperoleh dari selisih antara PDRB atas
ar
dasar harga berlaku dengan jumlah penyusutan barang modal dari seluruh
lit
lapangan usaha.
tp :// b
PDRN adhb = PDRB adhb – Penyusutan
2.3.4 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (Net Regional Domestic Product at Factor Cost)
ht
Perbedaan mendasar antara konsep atas dasar biaya faktor dan konsep atas dasar harga berlaku adalah karena adanya pajak tak langsung neto. Selisih antara PDRN atas dasar harga berlaku dengan pajak tak langsung neto akan menghasilkan PDRN atas dasar biaya faktor. PDRN adbf = PDRN adhb – Pajak tak langsung neto
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
10
KONSEP & DEFINISI
2.3.5 Pendapatan Regional per Kapita (Regional Income) Dari konsep-konsep yang telah diuraikan di atas dapat diketahui bahwa PDRN atas dasar biaya faktor tersebut sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah tertentu. Balas jasa faktor-faktor produksi tersebut berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan. Dengan demikian
.id
PDRN atas biaya faktor merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul atau
go
merupakan pendapatan yang berasal dari daerah tersebut.
ps .
Perlu diketahui bahwa sulit untuk menghitung pendapatan penduduk suatu daerah tertentu. Hal tersebut dikarenakan ada sebagian pendapatan yang
ko ta .b
diterima oleh penduduk daerah itu, diperoleh karena memiliki faktor produksi pada perusahaan yang beroperasi di daerah lain dan demikian pula sebaliknya. Dengan demikian pendapatan Regional adalah PDRN atas dasar biaya faktor ditambah selisih antara pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut (pendapatan masuk) dengan pendapatan yang
ar
diterima penduduk daerah lain (pendapatan keluar). Dengan asumsi selisih
lit
pendapatan masuk dengan pendapatan keluar adalah nol maka PDRN
tp :// b
atas dasar biaya faktor sama dengan pendapatan regional. Apabila pendapatan regional tersebut dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan dihasilkan
ht
rata-rata pendapatan per kapita penduduk daerah tersebut.
Pendapatan Regional Pendapatan per kapita = Jml Penduduk Tengah Tahun
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
11
KONSEP & DEFINISI
Dari apa yang telah diuraikan diatas, maka konsep yang digunakan dalam pendapatan regional dapat diurutkan sebagai berikut: (1). PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Gross Regional Domestic Product at Current Prices)
(2). PDRN Atas Dasar Harga Berlaku (Net Regional Domestic Product at Current Prices) minus: Pajak tak langsung neto akan sama dengan
go
(3). PDRN Atas Dasar Biaya Faktor (Net Regional Domestic Product at Factor Cost)
.id
minus: Penyusutan barang modal akan sama dengan
ps .
minus: Pendapatan yang mengalir keluar daerah/luar negeri akan sama dengan
ko ta .b
(4). Pendapatan Regional (Regional Income) minus:
- Pajak pendapatan perusahaan (Corporate Income Taxes) - Keuntungan yang tidak dibagikan (Industributed Profit)
ar
- Iuran kesejahteraan dan sosial (Social Security Constribution)
lit
plus: Transfer yang diterima oleh rumah tangga dan bunga neto atas hutang
tp :// b
pemerintah, akan sama dengan (5). Pendapatan Orang Seorang (Personal Income) minus: Pajak rumah tangga, transfer yang diterima rumahtangga akan sama dengan
ht
(6). Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
12
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
METODE PENGHITUNGAN
BAB III METODE PENGHITUNGAN 3.1. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua metode yaitu diuraikan sebagai berikut: 3.1.1. Metode Langsung langsung
adalah
metode
penghitungan
go
Metode
.id
metode langsung dan metode tidak langsung (alokasi). Untuk lebih jelasnya, akan
dengan
ps .
menggunakan data yang bersumber dari daerah yang terpisah sama sekali dengan data propinsi atau nasional sehingga hasil penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah
ko ta .b
tersebut.
Metode langsung dapat diperoleh dengan menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran yang selanjutnya dapat diterangkan sebagai
ar
berikut:
a. Pendekatan Produksi
lit
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah
tp :// b
dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-tiap lapangan usaha atau sub lapangan usaha.
ht
Pendekatan ini dapat juga disebut dengan pendekatan nilai tambah. Nilai tambah merupakan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi. Lapangan usaha yang dihitung dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha sebagai berikut: (1) Pertanian; (2) Pertambangan dan penggalian;
(3) Industri pengolahan; (4) Listrik, Gas, dan Air bersih;
(5)
Konstruksi;
(7)
Pengangkutan
(6) dan
Perdagangan, Komunikasi;
Hotel, (8)
dan
Restoran;
Keuangan,
Persewaan
bangunan, dan Jasa Perusahaan; dan (9) Jasa-jasa. Lapangan usahaProduk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
14
METODE PENGHITUNGAN
lapangan usaha tersebut dapat dirinci lagi dalam berbagai sub lapangan usaha. Pembagian lapangan usaha-lapangan usaha menjadi sub lapangan usaha dan rincian yang lebih rinci lagi serta ruang lingkup dan definisinya, disajikan dalam penerbitan BPS: Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI).
.id
b. Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan
go
ekonomi dihitung dengan cara menjumlahkan balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung
ps .
neto. Untuk lapangan usaha pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan.
ko ta .b
Yang termasuk dalam surplus usaha disini adalah bunga, sewa tanah, dan keuntungan.
c. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan
dari
segi
pengeluaran
bertitik
tolak
pada
ar
penggunaan akhir dari barang dan jasa di dalam suatu daerah. Jadi, produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai
lit
komponen pengeluaran akhir seperti:
tp :// b
1. Pengeluaran konsumsi akhir rumahtangga 2. Pengeluaran konsumsi akhir lembaga swasta yang tidak mencari untung.
ht
3. Pengeluaran konsumsi pemerintah 4. Pembentukan modal tetap bruto 5. Perubahan Stok 6. Ekspor dan impor Dari tiga pendekatan tersebut, secara konsep, jumlah pengeluaran
tersebut harus sama dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dan harus
sama
pula
dengan
jumlah
pendapatan
untuk
faktor-faktor
produksinya. Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
15
METODE PENGHITUNGAN
3.1.2. Metode Tidak Langsung (Alokasi) Metode tidak langsung adalah metode dengan cara menghitung pendapatan regional kota/kabupaten dengan cara mengalokir angka pendapatan regional provinsi untuk tiap-tiap kota/kabupaten menggunakan alokator tertentu.
.id
Cara tersebut ditempuh karena data tidak tersedia atau adanya kerahasiaan dari data tersebut yang tidak boleh diketahui oleh banyak
go
orang misalnya: data perbankan, data pertahanan keamanan, dan lain-lain.
antara lain: 1. Nilai produksi bruto atau neto 3. Tenaga kerja 4. Penduduk
ko ta .b
2. Jumlah produksi fisik
ps .
Alokator yang dapat digunakan yaitu berupa indikator produksi,
5. Alokator lainnya yang dianggap cocok untuk daerah tersebut.
ar
3.2. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
lit
Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi pada
tp :// b
tahun dasar 2000. Karena menggunakan harga yang tetap yaitu harga tahun dasar 2000, maka perkembangan agregat dari tahun ke tahun murni disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum produksi tanpa pengaruh fluktuasi harga (inflasi/deflasi). Angka-angka pendapatan regional atas dasar harga konstan
ht
apabila dikaitkan dengan data proses produksi, dapat memberikan gambaran tingkat perkembangan produktifitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan usaha. Pada dasarnya, dikenal empat cara yang digunakan untuk menghitung PDRB atas dasar harga konstan, yaitu:
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
16
METODE PENGHITUNGAN
3.2.1. Revaluasi Dengan cara ini, masing-masing produksi dan biaya antara pada tahun yang bersangkutan dikalikan dengan harga tahun dasar yang akan diperoleh nilai produksi dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya, nilai tambah bruto diperoleh dari selisih antara nilai produksi
.id
dan biaya antara atas dasar harga konstan. 3.2.2. Ekstrapolasi
go
Penghitungan cara ini diperoleh dengan mengalikan nilai tambah tahun dasar dengan indeks kuantum produksi. Jika indeks kuantum
ps .
produksi sukar diperoleh maka dipakai indeks yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung misalnya indeks jumlah tenaga kerja atau ekstrapolator. 3.2.3. Deflasi
ko ta .b
indikator lainnya. Indeks-indeks tersebut nantinya akan bertindak sebagai
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan membagi
ar
nilai tambah atas dasar harga berlaku pada masing-masing tahun berjalan dengan indeks harganya. Indeks harga yang biasa digunakan sebagai
lit
deflator adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan
tp :// b
Besar (IHPB), Indeks Harga Produsen (IHP), dan Indeks Biaya Hidup (IBH).
3.2.4. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda, yang dideflasi adalah output/nilai produksi
ht
dan biaya antaranya. Mendeflasikan nilai produksi akan memperoleh nilai produksi atas dasar harga konstan dan mendeflasi biaya antara akan diperoleh biaya antara atas dasar harga konstan, selisih antara nilai produksi atas dasar harga konstan dengan biaya antara atas dasar harga konstan akan diperoleh nilai tambah atas dasar harga konstan. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
17
METODE PENGHITUNGAN
dengan cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. 3.3. Angka Indeks PDRB dalam publikasi ini juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral, angka-angka indeks, dan inflasi sektoral. Angka-angka indeks yang dimaksud
.id
adalah indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks harga implisit. Masing-
go
masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 3.3.1. Peranan Sektoral
ps .
Diperoleh dengan cara membagi nilai masing-masing lapangan usaha / sub lapangan usaha dengan nilai total seluruh lapangan usaha
ko ta .b
PDRB dikalikan 100 pada tahun yang bersangkutan (baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan suatu tahun tertentu). Penghitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut: PDRBi
X 100
9
6 PDRBi
i=1
tp :// b
lit
ar
Pi =
P = Peranan sektoral i = Lapangan usaha i, i=1, 2, …, 9 Dalam penyajian tabulasinya, peranan lapangan usaha diberi judul
ht
Distribusi Persentase PDRB.
3.3.2. Indeks Perkembangan Diperoleh dengan membagi nilai-nilai PDRB masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100 untuk masing-masing lapangan usaha/sub lapangan usaha. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. Perumusannya adalah sebagai berikut:
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
18
METODE PENGHITUNGAN
IP =
PDRBit
X 100 PDRBio
IP = Indeks Perkembangan i = Lapangan usaha i, i=1, 2, …, 9 t = Tahun ke - t
.id
o = Tahun Dasar
go
3.3.3. Indeks Berantai
ps .
Diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya dikalikan 100 untuk masing-masing lapangan usaha/
sub lapangan usaha. Apabila angka ini dikalikan dengan angka
ko ta .b
100 dan hasilnya dikurangi 100, maka angka ini menunjukkan tingkat pertumbuhan produksi untuk masing-masing tahun.
ar
Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut : PDRBit
X 100 PDRBit-1
tp :// b
lit
IB =
IB = Indeks Berantai
i
= Lapangan usaha i, i=1, 2, …, 9
ht
t = Tahun ke - t
3.3.4. Indeks Harga Implisit Diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahun dikalikan dengan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
19
METODE PENGHITUNGAN
Indeks harga implisit dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
IHI =
PDRBithb X 100 PDRBithk
.id
IHI = Indeks Harga Implisit hb = Harga Berlaku ; hk = Harga Konstan = Tahun ke – t
go
t
ps .
3.3.5. Inflasi
Diperoleh dari indeks harga implisit dengan membuat indeks
ko ta .b
berantainya dari tahun ke tahun. Angka ini menunjukkan tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. Angka tersebut juga menunjukkan secara berkala besaran inflasi yang mencakup seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah penghitungan
ar
PDRB.
IHI it
X 100
- 100
IHI it-1
tp :// b
lit
Inflasi =
IHI it
= Indeks Harga Implisit Lapangan usaha ke- i tahun t.
ht
IHI it-1 = Indeks Harga Implisit Lapangan usaha ke- i tahun (t-1)
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
20
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
BAB IV KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR 4.1. Klasifikasi Lapangan usaha 4.1.1. Lapangan Usaha Pertanian Sub Lapangan Usaha Tanaman Bahan Makanan
.id
Sub lapangan usaha ini meliputi komoditi tanaman bahan makanan
go
seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele, sayur-sayuran, buah-buahan, dan sejenisnya serta hasil-hasil
ps .
produk ikutannya. Sumber data :
ko ta .b
Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar, sedangkan data harga bersumber dari BPS Kota Blitar. Metode Penghitungan :
Dalam memperkirakan nilai tambah atas dasar harga berlaku lapangan usaha pertanian biasanya digunakan pendekatan produksi karena
ar
data yang tersedia seperti data produksi, harga, dan biaya-biaya antara
lit
dapat dipakai secara langsung untuk memperkirakan besarnya nilai tambah. Cara yang digunakan dalam pendekatan produksi ini adalah
tp :// b
dengan mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga berlaku untuk setiap tahun. Biaya antara tersebut
ht
diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output yang diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR). Nilai tambah atas harga konstan 2000 dihitung dengan metode
revaluasi yaitu mengalikan kuantum produksi masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000, kemudian dikurangi biaya antara atas dasar harga konstan tahun 2000.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
22
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Sub Lapangan Usaha Tanaman Perkebunan a. Tanaman Perkebunan Rakyat Kota Blitar tidak memiliki daerah konsentrasi pada sub lapangan usaha ini sehingga tidak dimasukkan dalam penghitungan. Adapun komoditi yang dicakup pada sub lapangan usaha ini antara lain adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat (tidak berbadan
.id
hukum) seperti karet, kelapa, teh, kopi, kapuk, kapas, tebu, tembakau, cengkeh, dan sejenisnya. Cakupan tersebut termasuk produk ikutannya
go
dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat,
ps .
tembakau olahan, dan teh olahan. b. Tanaman Perkebunan Besar
ko ta .b
Kegiatan sub lapangan usaha tanaman perkebunan besar mencakup produksi komoditi yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan yang mempunyai bentuk badan hukum dan dilakukan secara profesional seperti karet, teh, kelapa, kopi, kapuk, kapas, tebu, coklat, kelapa sawit, cengkeh dan tanaman sejenisnya. Sub lapangan
ar
usaha ini tidak dimasukkan dalam penghitungan karena Kota Blitar
lit
tidak memiliki daerah konsentrasi komoditi tersebut.
tp :// b
Sub Lapangan Usaha Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan pemeliharaan segala
jenis ternak dan unggas seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, itik,
ayam
petelur
dan
sejenisnya
dengan
tujuan
untuk
ht
babi,
dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasil-hasilnya baik yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh perusahaan peternakan maupun hasil ternak yang meliputi susu segar dan telur. Sumber data : Data jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur, serta harganya diperoleh dari Sub Dinas Peternakan (Dinas Pertanian Daerah) Kota Blitar.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
23
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Metode pengitungan : Nilai tambah atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi dan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan revaluasi dengan rasio nilai tambah didapat dari hasil SKPR. Sub Lapangan Usaha Kehutanan Kota Blitar tidak mempunyai daerah konsentrasi komoditi yang
.id
tercakup di dalam sub lapangan usaha kehutanan hasil dari kegiatan penebangan kayu, pengambilan getah-getahan dan akar-akaran,
go
pengambilan hasil hutan lainnya, dan perburuan. Kegiatan penebangan
ps .
kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang, dan bambu, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan,
ko ta .b
damar, kopal, nipah, dan sejenisnya. Sub Lapangan Usaha Perikanan
Sub lapangan usaha ini meliputi kegiatan penangkapan dan pemeliharaan segala jenis ikan dan binatang air (kerang, siput, dan udang), baik di air tawar maupun di air asin seperti perikanan umum,
ar
tambak, kolam, dan keramba baik ikan konsumsi maupun ikan hias.
lit
Sumber data :
Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari Sub
tp :// b
Dinas Perikanan (Dinas Pertanian Daerah) Kota Blitar. Metode penghitungan : Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
ht
menggunakan metode pendekatan produksi dan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan revaluasi dengan rasio nilai tambah didapat dari hasil SKPR.
4.1.2. Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian Sub Lapangan Usaha Pertambangan Sub lapangan usaha ini meliputi kegiatan pencarian kandungan minyak
dan
penguapan,
gas
bumi,
pemisahan,
penyiapan serta
pengeboran,
penampungan
penambangan,
untuk
dijual
atau
dipasarkan. Hasil dari kegiatan ini adalah minyak bumi kondensat dan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
24
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
gas bumi. Sub lapangan usaha ini tidak dimasukkan ke dalam penghitungan karena Kota Blitar tidak memiliki daerah pertambangan minyak dan gas bumi. Sub Lapangan Usaha Penggalian Sub lapangan usaha ini mencakup kegiatan penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir, dan
.id
tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi dan biasa disebut dengan golongan c. hasil-hasil kegiatan ini antara lain adalah
go
pasir bangunan, batu kerikil, tanah liat, dan sejenisnya.
ps .
Sumber data :
Data produksi dan nilai produksi diperoleh dari hasil survei yang dilakukan BPS Kota Blitar berupa data primer dan data sekunder.
ko ta .b
Metode Penghitungan :
Output merupakan perkalian antara produksi dan harga masingmasing
jenis
hasil
penggalian.
Nilai
tambah
bruto
merupakan
pengurangan output dengan biaya antara yang diperoleh dari hasil
ar
SKPR.
lit
4.1.3. Lapangan usaha Industri Pengolahan
tp :// b
Kegiatan industri adalah kegiatan untuk merubah bentuk menjadi
produk baru yang lebih tinggi mutunya. Lapangan usaha ini terdiri dari dua sub lapangan usaha, yaitu Sub lapangan usaha industri besar/sedang, dan Sub lapangan usaha industri kecil termasuk RPH (Rumah Potong Hewan)
ht
dan kerajinan rumahtangga. Sumber data : Data output atas dasar harga berlaku diperoleh dari BPS Kota Blitar dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar.
Metode Penghitungan : Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
25
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Output dan nilai tambah sub lapangan usaha Industri Kecil Kerajinan Rumahtangga diperoleh dengan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub lapangan usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga, sedang output RPH diperoleh dari pengolahan laporan RPH triwulanan oleh BPS Kota Blitar.
.id
Untuk kelompok industri besar dan sedang, ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
go
berdasarkan hasil survei tahunan yang dilakukan BPS Kota Blitar. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan Industri sebagai deflatornya.
ps .
metode deflasi dengan Indeks Harga Perdagangan Besar Lapangan usaha
ko ta .b
4.1.4. Lapangan usaha Listrik, Gas, dan Air Bersih Sub Lapangan Usaha Listrik
Sub lapangan usaha ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diusahakan oleh PLN maupun non-PLN.
ar
Sumber data :
lit
Data produksi dan harga diperoleh dari PLN Ranting Blitar.
tp :// b
Metode Penghitungan : Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi
dengan harga yang berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode revaluasi
ht
yaitu mengalikan kuantum produksi dengan harga pada tahun dasar 2000.
Sub Lapangan Usaha Gas Sub lapangan usaha ini meliputi penyediaan gas kota yang disalurkan kepada konsumen menggunakan pipa, dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batu bara, minyak, dan crack. Sub lapangan usaha ini tidak diperhitungkan dalam PDRB karena di wilayah kota blitar tidak ada perusahaan tersebut. Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
26
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Sub Lapangan Usaha Air Bersih Sub lapangan usaha ini mencakup air bersih yang diusahakan oleh PDAM. Sumber data : Data produksi dan harga diperoleh dari PDAM Blitar. Metode Penghitungan :
.id
Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian produksi dengan harga yang berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan
go
output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode revaluasi 2000.
Lapangan
ko ta .b
4.1.5. Lapangan usaha Bangunan
ps .
yaitu mengalikan kuantum produksi dengan harga pada tahun dasar
usaha
Bangunan
mencakup
semua
kegiatan
pembangunan fisik konstruksi baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, dam irigasi dan sebagainya. Sumber data :
ar
Data primer dari survei perusahaan konstruksi BPS Kota Blitar dan
lit
data sekunder dari Bagian Pembangunan Pemkot Blitar.
tp :// b
Metode Penghitungan : Nilai tambah bruto dihitung menggunakan pendekatan produksi.
Output diperoleh dari penjumlahan nilai pembangunan prasarana fisik yang dibiayai APBN maupun APBD serta perbaikannya dan pembangunan-
ht
pembangunan yang dilakukan oleh pengembang, Perumnas, dan swadaya masyarakat murni dan biaya antara sub lapangan usaha sewa bangunan. Output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dan sebagai deflatornya adalah Indeks Harga Perdagangan Besar Lapangan Usaha Konstruksi.
4.1.6. Lapangan usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sub Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
27
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Perhitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku sub lapangan usaha perdagangan besar dan sedang dilakukan dengan pendekatan arus barang (comodity flow). Output diperoleh dengan mengalikan besarnya
nilai
produksi
komoditi
pertanian,
pertambangan
dan
penggalian, industri, serta produk luar daerah yang diperdagangkan dengan
margin
perdagangan
dan
penghitungan
nilai
tambah
.id
berdasarkan rasio nilai tambah yang diperoleh dari data hasil penyusunan tabel Input Output (IO) Indonesia 2000 serta survei khusus
go
dari Propinsi Jawa Timur. Produk Luar daerah dihitung dengan pendekatan kosumsi rumah tangga dari hasil Survei Sosial Ekonomi
ps .
Nasional (SUSENAS).
Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 berdasarkan
metode
deflasi
ko ta .b
dihitung
dengan
Indeks
Harga
Perdagangan Besar sebagai deflatornya. Sub Lapangan Usaha Hotel
Kegiatan sub lapangan usaha ini mencakup semua Hotel,
ar
Penginapan, dan sejenisnya. Sumber data :
lit
Output diperoleh dari survei VHTS yang dilakukan setiap tahun
tp :// b
oleh BPS Kota Blitar dan rasio nilai tambah diperoleh dari hasil SKPR. Metode Penghitungan : Nilai
tambah
atas
dasar
harga
konstan
2000
dihitung
ht
menggunakan metode revaluasi.
Restoran Sumber data : Data Dispenda dan hasil SKPR
Metode Penghitungan : Dalam penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku menggunakan metode pendekatan produksi dan dikarenakan data Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
28
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
restoran/rumah makan yang ada di Kota Blitar setiap tahunnya belum tersedia, maka output dihitung dengan menggerakkan nilai produksi pada tahun 1995 dengan PP I dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Blitar. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 Makanan Jadi dan Minuman Kota Blitar. 4.1.7. Lapangan usaha Pengangkutan dan Komunikasi
.id
menggunakan metode deflasi dengan deflatornya adalah IHK Kelompok
go
Lapangan usaha ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan
ps .
penumpang, jasa penunjang angkutan dan komunikasi. Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau
ko ta .b
kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor. Adapun sub lapangan usaha-sub lapangan usaha yang termasuk dalam lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi adalah:
Sub Lapangan Usaha Angkutan Kereta Api
ar
Sumber data :
lit
Output diperoleh dari data pendapatan baik angkutan penumpang
tp :// b
maupun barang dari PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) Stasiun Blitar setiap tahunnya. Metode Penghitungan : Nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan
ht
pendekatan pendapatan. Rasio biaya antara didapat dari hasil SKPR dan nilai tambah bruto diperoleh dengan mengurangi output dengan nilai biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan cara deflasi dengan Indeks Harga Konsumen Kelompok Transpor Kota Blitar sebagai deflatornya.
Sub Lapangan Usaha Angkutan Jalan Raya Sub lapangan usaha ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
29
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
bermotor ataupun tidak bermotor seperti Bus, Truk, Becak, Dokar, dan sebagainya. Sumber data : Dinas Perhubungan Daerah Kota Blitar dan harga diperoleh dari hasil SKPR. Metode Penghitungan :
.id
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah
go
armada angkutan umum barang kecuali truk dan penumpang wajib uji.
ps .
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan cara revaluasi yaitu dengan mengalikan jumlah armada/kendaraan yang beroperasi dengan rata-rata output per armada
ko ta .b
pada tahun dasar 2000.
Sub Lapangan Usaha Jasa Penunjang Angkutan Jenis kegiatan yang dicakup adalah kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan meliputi pelayanan terminal
dan
parkir,
ar
jasa
keagenan,
ekspedisi,
bongkar
muat,
lit
pergudangan, jalan tol, dan sejenisnya. Penghitungan nilai tambah bruto
tp :// b
atas dasar harga berlaku menggunakan metode produksi, sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi dengan deflatornya adalah IHK Kelompok Sarana dan Penunjang Transpor Kota Blitar.
ht
Komunikasi
Sub lapangan usaha ini terdiri atas tiga kegiatan utama yaitu Pos
dan Giro, Telekomunikasi, dan jasa penunjang komunikasi.
a. Pos dan Giro
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
30
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan, dan sebagainya. Sumber data : Kantor Pos dan Giro Kota Blitar
.id
Metode Penghitungan : Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
go
didasarkan pada data pendapatan yang diperoleh dari Kantor Pos dan Giro Blitar. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga
ps .
konstan 2000 menggunakan cara deflasi dengan IHK Kelompok Komunikasi dan Pengiriman Kota Blitar sebagai deflatornya.
ko ta .b
b. Telekomunikasi
Kegiatan ini mencakup pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon, telegram, faksimili, dan teleks. Sumber data :
ar
Kantor Telkom Cabang Kota Blitar Metode Penghitungan :
lit
Nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung
tp :// b
berdasarkan
data
yang
bersumber
dari
Kantor
Cabang
Telekomunikasi Blitar. Adapun nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung berdasarkan metode deflasi dengan deflatornya
ht
adalah IHK Kelompok Komunikasi dan Pengiriman Kota Blitar.
c. Jasa Penunjang Komunikasi Kegiatan ini mencakup jasa yang menunjang kegiatan pos dan giro dan telekomunikasi yang belum tercakup di atas antara lain penjualan benda pos dan usaha telekomunikasi yang dilakukan oleh perorangan/badan usaha tertentu lainnya (wartel). Sumber data : Kantor Telkom Cabang Kota Blitar
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
31
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Metode Penghitungan : Penghitungan
nilai
tambah
atas
dasar
harga
berlaku
menggunakan metode produksi yaitu wartel dan kios pon sebagai indikator produksi. Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, metode penghitungannya sama seperti pada sub lapangan usaha telekomunikasi.
.id
4.1.8. Lapangan usaha Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
go
Lapangan usaha ini meliputi sub lapangan usaha bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan
ps .
jasa perusahaan. Bank
ko ta .b
Angka nilai tambah bruto sub lapangan usaha Bank atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 diperoleh berdasarkan alokasi dari BPS Propinsi Jawa Timur yang bersumber dari laporan Bank Indonesia Pusat. Dalam PDRB seri terbaru ini, nilai tambah bruto yang
ar
ditimbulkan dari kegiatan Bank Indonesia tidak mencakup pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan pinjaman dari luar negeri
lit
karena hal tersebut merupakan kebijaksanaan moneter yang bukan
tp :// b
merupakan kegiatan komersial perbankan.
Lembaga Keuangan Bukan Bank Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan
ht
Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Koperasi, Lembaga Pembiayaan (pembiayaan konsumen, modal ventura, dan lain-lain), dan sebagainya. Sumber data : Data Sekunder dari Kantor Pegadaian Cabang Kota Blitar, Perusahaan Asuransi dan hasil SKPR.
Metode Penghitungan :
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
32
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui cara pendekatan pendapatan. Output diperoleh dari SHU untuk kegiatan koperasi, bunga yang diperoleh dari penjumlahan pelunasan uang pinjaman, lelang uang pinjaman, dan sisa uang pinjaman dikurangi kredit uang pinjaman merupakan output dari kegiatan pegadaian, sedangkan pengurangan antara besarnya premi dengan klaim asuransi
.id
merupakan output dari kegiatan asuransi yang datanya diperoleh dari hasil survei oleh BPS Kota Blitar. Adapun Rasio nilai tambah diperoleh
go
dari hasil SKPR.
ps .
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan deflator IHK Kelompok Umum Kota Blitar.
ko ta .b
Sewa Bangunan
Lapangan usaha ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah bangunan sebagai tempat tinggal rumahtangga dan bukan sebagai tempat tinggal, tanpa memperhatikan apakah bangunan
ar
itu milik sendiri atau disewa.
lit
Metode Penghitungan :
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung
tp :// b
dengan pendekatan produksi, output didapat dari pengeluaran konsumsi rumahtangga khususnya pengeluaran untuk sewa rumah dan rasio nilai tambah dari hasil SKPR. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar
ht
harga konstan dilakukan menggunakan metode revaluasi.
Jasa Perusahaan Sub lapangan usaha ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengolahan data, jasa periklanan, fotokopi, jasa persewaan alat-alat pesta, dan sebagainya.
Sumber data : Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
33
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Data sekunder yang dilakukan BPS Kota Blitar. Untuk indikator harga dan rasio nilai tambah, didapat dari hasil SKPR. Metode Penghitungan : Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada metode pendekatan produksi. Output merupakan perkalian dari jumlah usaha masing masing jenis jasa perusahaan sebagai indikator produksi
.id
dengan rata-rata output per indikator sebagai indikator harga. Indikator BPS Kota Blitar. nilai
tambah
atas
dasar
harga
ps .
Perkiraan
go
produksi diperoleh dari pengumpulan data sekunder yang dilakukan
konstan
2000
menggunakan metode deflasi dengan deflatornya adalah Indeks Harga
ko ta .b
Konsumen Kelompok Jasa-Jasa Kota Blitar. 4.1.9. Lapangan usaha Jasa-Jasa
Lapangan usaha ini dibagi menjadi dua sub lapangan usaha yaitu, sub lapangan usaha jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Sub lapangan usaha jasa pemerintahan umum meliputi jasa pemerintahan,
ar
administrasi pemerintahan, dan pertahanan keamanan. Sub lapangan
lit
usaha jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan
tp :// b
kebudayaan, dan jasa perorangan rumah tangga. Jasa Pemerintahan Umum Nilai tambah bruto sub lapangan usaha jasa pemerintahan umum
terdiri dari jumlah upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan
ht
daerah, perkiraan komponen upah dari belanja pembangunan ditambah dengan perkiraan penyusutan sebesar 5 persen dari total gaji yang telah dihitung. Sumber data : Data yang dipakai didasarkan pada realisasi pengeluaran pemerintah pusat yang diperoleh dari dinas instansi vertikal yang berada di Kota Blitar. Untuk data pemerintah kota/kabupaten dan pemerintah desa/kelurahan, diperoleh dari hasil survei keuangan pemerintah
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
34
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
kota/kabupaten dengan blangko K2 dan survei keuangan pemerintah desa/kelurahan
dengan
blangko
K3.
Adapun
untuk
pertahanan
keamanan, diperoleh dengan menggunakan metode alokasi yang datanya bersumber dari BPS Propinsi Jawa Timur. Metode Penghitungan : Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
go
sipil.
.id
dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri
ps .
Sub lapangan usaha ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian,
ko ta .b
jasa palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, dan rumah ibadah. Kegiatan-kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan hanya terbatas yang dikelola diluar pemerintah. Adapun kegiatan sejenis yang dikelola pemerintah termasuk dalam lapangan usaha pemerintahan. Penghitungannya dapat dijelaskan
ar
sebagai berikut:
lit
a. Jasa Pendidikan Sumber data :
tp :// b
Dinas Pendidikan Kota Blitar dan data IHK pendidikan.
Metode Penghitungan : Perkirakan output lapangan usaha ini adalah perkalian antara
ht
murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan dengan biaya pendidikan selama satu tahun untuk masing–masing jenjang pendidikan. Adapun Rasio nilai tambah didapat dari hasil SKPR. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK Kelompok Pendidikan Kota Blitar sebagai deflatornya.
b. Jasa Kesehatan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
35
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Sumber data : Dinas Kesehatan Kota Blitar dan data IHK Kesehatan. Metode Penghitungan : Sub lapangan usaha jasa kesehatan mencakup jasa rumah sakit swasta, rumah bersalin, dokter praktek, dan jasa kesehatan lainnya yang dikelola oleh swasta. Perkiraan output untuk masing-
.id
masing kegiatan didasarkan pada hasil perkalian antara rata-rata output per indikator dengan indikator produksinya. Indikator produksi
go
untuk kegiatan rumah sakit umum dan rumah sakit bersalin menggunakan indikator jumlah pasien rawat inap, untuk komoditi
ps .
lainnya menggunakan indikator perusahaan. Baik indikator produksi maupun indikator harga, diperoleh dari pengumpulan data sekunder
ko ta .b
setiap tahun oleh BPS Kota Blitar sedangkan rasio nilai tambah didapat dari hasil SKPR.
Perkiraan penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi dengan deflatornya adalah
ar
IHK Kelompok Kesehatan Kota Blitar.
c. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya
lit
Sumber data :
tp :// b
Dinas Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja Daerah Kota
Blitar, Depag dan data IHK Jasa-jasa.
Metode Penghitungan :
ht
Nilai
tambah
bruto
(output)
diperoleh
dengan
cara
mengalikan jumlah anak yang diasuh dengan rata-rata output. Data jumlah anak asuh diperoleh dari Dinas Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja Daerah Kota Blitar. Demikian pula untuk rumah ibadah, data rata-rata input rumah ibadah dikalikan dengan jumlah tempat ibadah di Kota Blitar. Rasio Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan IHK Kelompok Jasa-jasa Kota Blitar sebagai deflatornya.
Jasa Hiburan dan Kebudayaan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
36
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Sumber data : Data dari Dispenda Kota Blitar dan data sekunder BPS Kota Blitar. Metode Penghitungan : Sub lapangan usaha ini mencakup jasa bioskop, panggung hiburan kesenian, radio swasta, rumah bilyar, dan sebagainya. Output
.id
rumah bilyar merupakan perkalian antara jumlah meja bilyar dengan rata-rata output per meja bilyar yang diperoleh dari survei yang
go
dilakukan setiap tahun oleh BPS Kota Blitar, sedangkan untuk output dari panggung kesenian serta tontonan lainnya diperoleh dengan
ps .
membagi realisasi pajak tontonan dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Blitar dengan persentase ketentuan penarikan pajak, sedangkan untuk
ko ta .b
radio swasta output diperoleh dari perkalian antara banyaknya perusahaan radio swasta di Kota Blitar dengan rata-rata output per perusahaan yang diperoleh dari SKPR. Karena di Kota Blitar tidak ada bioskop yang beroperasi maka tidak didapatkan output untuk bioskop.
ar
Perkiraan rasio biaya antara yang merupakan faktor pengurang untuk mendapat nilai tambah bruto didapat dari hasil SKPR. tambah
lit
Nilai
atas
dasar
harga
konstan
2000
dihitung
tp :// b
menggunakan cara deflasi dengan deflator IHK Kelompok Rekreasi dan Olahraga
Kota Blitar.
ht
Jasa Perorangan dan Rumahtangga Sumber data : Hasil sementara SE06, data hasil SKPR dan data IHK jasa-jasa. Metode Penghitungan : Sub lapangan usaha ini mencakup jasa perbengkelan, reparasi, jasa pembantu rumah tangga, dan jasa perorangan lainnya. Nilai output diperkirakan dengan banyaknya pengusaha dengan rata-rata output hasil SE06.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
37
KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA DAN SEKTOR
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 berdasarkan metode deflasi dengan deflator IHK Kelompok Jasa-jasa Kota Blitar. 4.2. Klasifikasi Sektor Dalam analisa lebih lanjut, kesembilan lapangan usaha dalam PDRB dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok besar yang masing-masing disebut
.id
dengan sektor. Pembedaan sektor-sektor ini berguna untuk melihat lebih jauh arah perkembangan perekonomian suatu daerah, apakah cenderung ke arah
go
pembangunan perkotaan ataukah masih memiliki ciri-ciri daerah pedesaan. Ketiga 1. Sektor Primer
ps .
kelompok besar tersebut adalah: Yang termasuk ke dalam sektor primer adalah : Lapangan usaha Pertanian
-
Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian
2. Sektor Sekunder
ko ta .b
-
Yang termasuk ke dalam sektor sekunder adalah : Lapangan usaha Industri Pengolahan
-
Lapangan usaha Listrik, Gas dan Air Bersih
-
Lapangan usaha Bangunan
lit
ar
-
tp :// b
3. Sektor Tersier
Yang termasuk ke dalam sektor tersier adalah : Lapangan usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran
-
Lapangan usaha Pengangkutan dan Komunikasi
-
Lapangan usaha Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
-
Lapangan usaha Jasa-jasa
ht
-
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
38
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
BAB V TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TAHUN 2008 5.1 Tinjauan Umum PDRB adhb dan PDRB adhk
.id
Perekonomian Tahun 2008 yang diprediksikan akan berjalan stabil setelah
go
proses recovery akibat melambungnya harga minyak dunia sampai menembus level $100 ribu, ternyata tidak berjalan sesuai harapan. Penurunan harga BBM
ps .
yang dilakukan dua kali sepanjang akhir tahun 2008, sempat menaikkan ekspektasi
ko ta .b
para pelaku ekonomi. Diharapkan dengan penurunan harga BBM tersebut akan membawa perbaikan besar terhadap roda perekonomian sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Namun
pada
kenyataannya,
dipenghujung tahun 2008 justru diwarnai dengan kasus Subprime Mortgage yang
ar
terjadi di Amerika Serikat yang telah berkembang menjadi krisis finansial global
lit
ditandai dengan jatuhnya harga saham perbankan diseluruh dunia sehingga
tp :// b
berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian. Dampak di Indonesia ditandai dengan ditutupnya Bursa Efek Indonesia untuk sementara selama beberapa hari ( 8-10 Oktober 2008 ), hingga pemerintah mengeluarkan suatu
ht
kebijakan khusus untuk menata kegiatan finansial agar lebih mapan lagi dan meredam kepanikan para pelaku ekonomi. Sejak awal Bulan Oktober 2008 tersebut, dampak dari krisis ekonomi global semakin terasa, khususnya antara lain:
1. Berkurangnya kegiatan perdagangan ekspor-impor
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
40
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
2. Melemahnya perdagangan saham di BEI sehingga investor merugi 3. Terdepresiasinya nilai rupiah 4. Terganggunya kegiatan manufaktur karena adanya biaya tinggi 5. Rendahnya harga komoditas produk pertanian khususnya CPO dan Kakao.
.id
Daerah-daerah dengan basis ekonomi perdagangan ekspor-impor, pusatpusat industri skala ekspor dan atau menggunakan bahan baku impor, kota-kota
go
pusat perdagangan saham, daerah-daerah penghasil CPO dan Kakao yang
ps .
notabene untuk diekspor akan merasakan dampak langsung dari krisis ini. Untuk daerah-daerah dengan basis ekonomi diluar tersebut diatas atau dengan kata lain
ko ta .b
yang berbasis ekonomi pedesaan, hanya akan merasakan dampak tidak langsung dari krisis ini. Namun demikian bukan berarti sepenuhnya terbebas dari pengaruh krisis ekonomi global. Dampak tidak langsung yang dirasakan lebih dikarenakan
ar
terdepresiasinya nilai rupiah. Penurunan nilai rupiah akan diikuti dengan
lit
peningkatan harga domestik. Sebab harga barang impor akan cenderung naik
tp :// b
sementara harga barang ekspor cenderung kompetitif. Padahal konsumsi barang impor masyarakat pedesaan cukup tinggi karena barang impor tersebut termasuk barang konsumsi sehari-hari. Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan daya beli
ht
masyarakat.
Bagaimana dengan Kota Blitar ? Jika dilihat kembali ke belakang, penggerak utama roda perekonomian
Kota Blitar adalah subsektor perdagangan. Hal ini terlihat dari kontribusi nilai tambah subsektor perdagangan yang selalu terbesar dari tahun ke tahun. Data PDRB Tahun 2007 menunjukkan bahwa kontribusi subsektor perdagangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
41
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
mencapai 18 persen, sedangkan subsektor lain kontribusinya hanya mencapai satu digit ke bawah kecuali pemerintahan yang mencapai 12 persen. Data tersebut menunjukkan betapa besar pengaruh subsektor perdagangan terhadap maju mundurnya perekonomian di Kota Blitar. Jika subsektor ini terpukul oleh krisis maka
banyak
berpengaruh
terhadap
perdagangan
di
Kota
.id
merosotlah perekonomian di Kota Blitar. Kenyataannya, krisis global kali ini tidak Blitar.
Hasil
survei
go
menunjukkan bahwa nilai tambah yang dihasilkan oleh subsektor perdagangan
ps .
tetap mengalami kenaikan. Pertumbuhan pusat-pusat perdagangan terlihat jelas disetiap sudut Kota Blitar. Dimungkinkan karena perekonomian Kota Blitar
ko ta .b
tergolong kepada perekonomian yang berbasis ekonomi pedesaan sehingga krisis finansial global tidak banyak berpengaruh. Disamping itu karena krisis finansial global baru dimulai pada akhir tahun 2008 sehingga dampak terhadap
ar
perekonomian di Kota Blitar belum dapat dipastikan. Pertumbuhan ekonomi Kota
lit
Blitar tahun 2008 masih menunjukkan arah yang positif yaitu 6,29 persen. Naik dari
tp :// b
tahun 2007 yang tumbuh 6,19 persen. Dari grafik 5.1 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun terjadi peningkatan
nilai PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
ht
Peningkatan yang lebih tajam pada PDRB atas dasar harga berlaku dibandingkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan adanya perubahan nilai rupiah atau terjadi inflasi. Dengan kata lain rasio PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan yang semakin tinggi menunjukkan adanya peningkatan biaya produksi. Namun demikian tetap menunjukkan adanya pertumbuhan
ekonomi
yang
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
terus
konsisten
dari
tahun
ke
tahun. 42
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pembangunan ekonomi di Kota Blitar juga terus membaik. PDRB atas dasar harga berlaku Kota Blitar pada tahun 2008 mengalami kenaikan
15,80
persen
dibandingkan
tahun
sebelumnya
yaitu
sebesar
.id
Rp. 1.092.736 juta pada tahun 2007 menjadi Rp. 1.265.357 juta pada tahun 2008. Sedangkan kenaikan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2008 lebih tinggi
go
jika dibandingkan dengan kenaikan pada tahun 2007. Tahun 2008 kenaikannya
ps .
mencapai 6,29 persen, sedangkan tahun 2007 naik 6,19 persen.
Hal ini
menggambarkan bahwa perekonomian Kota Blitar semakin membaik dengan laju
ko ta .b
pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Tabel 5.1
2005
2006
2007*)
2008**)
ar
PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004-2008 (000 Rp) Sektor/Lapangan Usaha
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
66.557.451
78.738.145
89.098.991
97.492.287
106.237.545
65.883.576
77.978.319
88.459.671
96.860.329
105.602.172
673.874
759.826
639.320
631.958
635.373
152.225.919
180.433.466
214.351.484
238.639.582
276.648.151
a. Industri pengolahan
90.132.236
108.308.419
129.204.885
142.750.849
160.960.108
b. Listrik, gas, dan air
21.098.701
23.955.118
28.023.291
31.004.867
34.840.016
c. Bangunan
40.994.982
48.169.929
57.123.308
64.883.866
80.848.027
(1) Primer a. Pertanian 2.
Sekunder
Tersier
473.651.454
568.040.998
665.856.148
756.604.534
882.471.480
a. Perdagangan, hotel, dan restoran
141.445.568
176.840.594
217.150.987
249.164.487
300.707.489
97.057.803
110.528.167
120.264.371
139.193.660
158.372.606
100.423.460
118.186.819
136.769.417
151.778.606
177.012.076
134.724.622
162.485.417
191.671.373
216.467.781
246.379.309
692.434.824
827.212.608
969.306.623
1.092.736.403
1.265.357.176
ht
3.
tp :// b
b. Pertambangan
lit
1.
2004
b. Angkutan dan
komunikasi
c. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan d. Jasa-jasa Kota Blitar
Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
43
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Tabel 5.2 PDRB Kota Blitar Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004-2008 (000 Rp) 2004
2005
2006
2007*)
2007**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Primer
51.218.245
51.794.285
52.326.317
52.940.348
53.406.177
a. Pertanian
50.839.441
51.413.698
52.014.314
52.654.480
53.135.288
3.
380.588
312.004
285.868
270.889
127.903.624
135.139.125
142.661.570
150.593.742
a. Industri pengolahan
73.076.162
78.552.757
82.451.444
86.578.495
88.395.799
b. Listrik, gas, dan air
15.891.862
16.871.443
18.534.923
19.940.150
21.567.844
c. Bangunan
31.097.213
32.479.424
34.152.758
36.142.925
40.630.099
Tersier
372.118.333
394.744.128
420.832.653
450.334.437
482.549.231
a. Perdagangan, hotel, dan restoran
116.322.690
129.945.995
142.218.107
151.979.149
165.777.484
80.231.634
77.396.657
81.680.968
90.932.809
97.756.022
71.887.419
75.779.456
79.058.114
83.143.969
88.871.799
103.676.591
111.622.020
117.875.464
124.278.510
130.143.926
543.401.814
574.442.037
608.298.096
645.936.355
686.549.150
b. Angkutan dan komunikasi c. Keuangan, persewaan, dan jasa
ko ta .b
perusahaan d. Jasa-jasa Kota Blitar
.id
378.804 120.065.236
Sekunder
go
b. Pertambangan 2.
ps .
1.
Sektor/Lapangan Usaha
ar
Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
lit
Sumbangan Nilai Tambah Bruto terbesar tetap berasal dari sektor tersier
tp :// b
yakni sebesar Rp. 882.471,480 juta atau 69,74 persen dari total PDRB atas dasar harga berlaku, lebih tinggi jika dibandingkan dengan sumbangan sektor tersier pada tahun 2007. Jika dilihat pada PDRB atas dasar harga konstan, dominasi
ht
sektor tersier bahkan lebih tinggi yaitu mencapai 70,29 persen. Hal ini menunjukkan kegiatan ekonomi di sektor tersier khususnya lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran, semakin kuat mewarnai wajah ekonomi di Kota Blitar.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
44
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Grafik 5.1 PDRB Kota Blitar adh berlaku dan adh konstan Tahun 2004-2008 (Miliar Rp)
.id
1,200 1,000
go
800
400 200 0 2005
PDRB adhk
2007*)
2008**)
PDRB adhb
ar
5.2 Struktur Ekonomi
2006
ko ta .b
2004
ps .
600
Struktur ekonomi suatu daerah tercermin melalui seberapa besar peranan
tp :// b
lit
masing-masing sektor ekonomi/lapangan usaha terhadap jumlah total nilai tambah dari seluruh sektor/lapangan usaha. Struktur ekonomi suatu wilayah biasa disajikan dari PDRB atas dasar harga berlaku. Dari persentase sumbangan masing-masing
ht
sektor/lapangan usaha akan terlihat struktur ekonomi suatu daerah sehingga bisa diketahui ciri khas ekonomi, andalan, potensi, hasil pembangunan ataupun perubahan akibat kebijakan publik dari pemerintah daerah. Semakin besar kontribusi suatu sektor/lapangan usaha terhadap PDRB, semakin besar pula dominasi sektor/lapangan usaha tersebut dalam menggerakkan perekonomian daerah. Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
45
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Apabila suatu sektor/lapangan usaha yang paling dominan mengalami penurunan nilai tambah yang dihasilkan, maka struktur ekonomi juga akan mengalami perubahan karena kontribusinya yang cukup besar. Pertumbuhan suatu sektor/lapangan usaha yang lebih lambat jika dibanding sektor/lapangan usaha lain
.id
juga dapat menyebabkan pergeseran struktur ekonomi. Dalam subbab ini, istilah pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air;
go
bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan,
ps .
persewaan, dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa disebut lapangan usaha,
ko ta .b
sedangkan primer, sekunder, dan tersier disebut sektor.
Tabel 5.3
Struktur Ekonomi Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan (%) Tahun 2004-2008 Berlaku
2006
2007*)
2008**)
(6) 8,40 8,35
(7) 9,43 9,36
(8) 9,02 8,95
(9) 8,60 8,55
( 10 ) 8,20 8,15
( 11 ) 7,78 7,74
0,06
0,05
0,07
0,07
0,05
0,04
0,04
22,11 13,33 2,89 5,89 68,69
21,84 13,06 2,84 5,94 69,24
21,86 12,72 2,75 6,39 69,74
22,09 13,45 2,92 5,72 68,48
22,27 13,67 2,94 5,65 68,71
22,22 13,55 3,05 5,61 69,18
22,09 13,40 3,09 5,60 69,72
21,93 12,88 3,14 5,92 70,29
21,38
22,40
22,80
23,76
21,41
22,62
23,38
23,53
24,15
14,02
13,36
12,41
12,74
12,52
14,76
13,47
13,43
14,08
14,24
14,50
14,29
14,11
13,89
13,99
13,23
13,19
13,00
12,87
12,94
2006
(2) 9,61 9,51
(3) 9,52 9,43
(4) 9,20 9,13
(5) 8,92 8,86
0,10
0,09
0,07
21,98 13,02 3,05 5,92 68,40
21,81 13,09 2,90 5,82 68,67
20,43
ar
2005
ht
tp :// b
(1) 1. Primer a. Pertanian b. Pertambangan dan Penggalian 2. Sekunder a. Industri Pengolahan b. Listrik, Gas, dan Air c. Bangunan 3. Sektor Tersier a. Perdagangan, Hotel, dan Restoran b. Angkutan dan Komunikasi c. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan d. Jasa-jasa
2005
Kota Blitar
19,46 100.00
2007
*)
2008
**)
Konstan 2004
2004
lit
Sektor / Lapangan Usaha
19,64
19,77
19,81
19,47
19,08
19,43
19,38
19,24
18,96
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
46
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
5.2.1 Menurut Lapangan Usaha Struktur ekonomi Kota Blitar pada tahun 2008 tidak jauh berbeda dengan struktur ekonomi Kota Blitar pada tahun 2007 dimana dominasi lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran semakin kuat dengan
.id
kontribusi sebesar 23,76 persen. Besarnya nilai tambah pada lapangan usaha perdagangan didukung dengan posisi Kota Blitar yang merupakan sentral
go
perdagangan dari dua kota yaitu Kota Blitar dan Kabupaten Blitar. Lapangan
ps .
usaha jasa memberikan kontribusi terbesar kedua (19,47 persen), sedangkan lapangan usaha keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memberikan
ko ta .b
kontribusi terbesar ketiga (13,99 persen).
Grafik 5.2
lit
ar
Struktur Ekonomi Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 (Persen)
tp :// b
8.4% 19.5%
0.1%
P ertanian
12.7%
P ertambangan&P enggalian Ind. P engo lahan
ht
Listrik, Gas & A ir
2.8%
B angunan P erdagangan, Ho tel&Resto ran
14.0%
6.4%
A ngkutan&Ko munikasi Keuangan, P ersewaan&Jasa P erusahaan Jasa-jasa
12.5%
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
23.8%
47
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Lapangan usaha pertambangan dan penggalian memiliki kontribusi paling kecil yaitu 0,05 persen. Kota Blitar tidak memiliki perusahaan pertambangan sehingga nilai tambah bruto dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian hanya berasal dari nilai tambah sub lapangan usaha
.id
penggalian yaitu penggalian sirtu dari sungai-sungai kecil yang ada di Kota Blitar. Karena semakin berkurangnya potensi alam, dari tahun ke tahun jumlah
go
pengusaha penggalian sirtu juga semakin berkurang sehingga semakin
ps .
menurunkan nilai tambah dari penggalian. Hasil Sensus Ekonomi tahun 2006 menunjukkan jumlah pengusaha penggalian sirtu sebanyak 15, pada tahun
ko ta .b
2008 tinggal 9 yang tetap bertahan.
Jika dibandingkan dengan tahun 2007, struktur ekonomi Kota Blitar berdasarkan PDRB adhk terjadi sedikit pergeseran. Lapangan usaha Industri
ar
pengolahan yang kontribusinya menempati urutan terbesar keempat pada
lit
tahun 2007, bertukar posisi dengan lapangan usaha Keuangan, persewaan
tp :// b
dan jasa perusahaan menjadi urutan kelima. Hal ini dikarenakan inflasi sektor industri pengolahan lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi sektor keuangan,
ht
persewaan dan jasa perusahaan. Urutan lapangan usaha berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB
adhb maupun PDRB adhk dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
48
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Th. 2008 Lapangan Usaha Perdagangan, Hotel & Restoran Jasa-jasa Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Industri Pengolahan
5
Angkutan & Komunikasi
5
6 7 8
Pertanian Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Pertambangan & Penggalian
6 7 8
9
9
5.2.2 Menurut Sektor
4
Industri Pengolahan
Angkutan & Komunikasi
5
Pertanian Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Pertambangan & Penggalian
6 7 8
9
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Pertanian Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Pertambangan & Penggalian
9
6 7 8
4
Th. 2008 Lapangan Usaha Perdagangan, Hotel & Restoran Jasa-jasa Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Industri Pengolahan
.id
4
2 3
5
go
2 3
No. 1
ko ta .b
No. 1
PDRB adhk Th. 2007 Lapangan Usaha No. Perdagangan, 1 Hotel & Restoran Jasa-jasa 2 Angkutan & 3 Komunikasi
ps .
PDRB adhb Th. 2007 Lapangan Usaha No. Perdagangan, 1 Hotel & Restoran Jasa-jasa 2 Keuangan, 3 Persewaan & Jasa Perusahaan Industri 4 Pengolahan
Pertanian Bangunan Listrik, Gas & Air Bersih Pertambangan & Penggalian
ar
Pada umumnya perekonomian daerah perkotaan digerakkan oleh
lit
sektor sekunder maupun tersier, sedangkan wilayah pedesaan bertumpu pada
tp :// b
sektor primer. Daerah yang ekonominya berbasis pada sektor sekunder maupun tersier cenderung lebih maju dibandingkan daerah dengan basis
ht
sektor primer. Sejalan dengan statusnya, roda ekonomi Kota Blitar juga digerakkan oleh sektor tersier, bahkan dominasinya mencapai 70 persen dari total nilai tambah yang dihasilkan di Kota Blitar. Dengan luas yang hanya 32,58 km2 , Kota Blitar tidak banyak memiliki produk pertanian yang bisa diandalkan dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Blitar. Gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 tentang peranan sektor-sektor PDRB Kota Blitar tahun 2004-2008. Selama kurun waktu tersebut, kontribusi sektor primer terhadap
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
49
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
PDRB Kota Blitar paling kecil. Bahkan pola ekonomi seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2008, sektor primer hanya menyumbang 8,40 persen terhadap PDRB, semakin turun dari tahun ke tahun. Sebaliknya dominasi sektor tersier semakin kuat. Pada tahun 2008
.id
sumbangan nilai tambahnya mencapai 70,29 persen, naik 1 persen dibandingkan tahun 2007. Sedangkan peranan sektor sekunder sedikit
go
menurun dari 22,09 persen menjadi 21,93 persen pada tahun 2008. Dari grafik
ps .
5.3 terlihat jelas bahwa roda perekonomian Kota Blitar dimotori oleh sektor tersier khususnya lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran.
ko ta .b
Grafik 5.3
Struktur Ekonomi adh berlaku Tahun 2007- 2008 Menurut Sektor (Persen)
2007*) 8.92%
2008*) 8.40%
21.84%
lit
ar
21.86%
tp :// b
69.24%
Prim er
Sekunder
Tersier
69.74%
Prim er
Sekunder
Tersier
ht
Sektor Primer
Kontribusi sektor primer terhadap PDRB pada tahun 2008 semakin kecil
yaitu 8,40 persen, dimana sumbangan terbesar diberikan oleh lapangan usaha pertanian. Penurunan ini lebih disebabkan oleh penurunan kontribusi lapangan usaha pertanian dari 8,86 persen pada tahun 2007 menjadi 8,35 persen pada tahun 2008.
Laju pertumbuhan ekonomi yang semakin lambat dibandingkan
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
50
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
tahun sebelumnya menjadikan nilai tambah yang dihasilkan kalah dibandingkan lapangan usaha lainnya. Konversi lahan pertanian menjadi perumahan, perkantoran maupun tempat usaha baru berjalan sangat cepat sehingga lahan pertanian yang tersisa sangat terbatas. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk
.id
meningkatkan kontribusi sektor primer adalah dengan meningkatkan produktifitas sektor primer terutama pada produk-produk unggulan di Kota Blitar seperti
go
belimbing pada komoditi hortikultura, membangkitkan kembali usaha peternakan
ps .
ayam dan budidaya ikan konsumsi maupun ikan hias. Selain cara tersebut, bisa juga dengan mengadopsi sistem pertanian modern seperti di negara-negara
ko ta .b
maju dan melakukan proses pengolahan (manufacturing) terhadap produk pertanian sehingga lebih memiliki nilai tambah. Sektor Sekunder
ar
Kontribusi sektor sekunder terhadap PDRB Kota Blitar atas dasar harga
lit
berlaku pada tahun 2008 naik tipis dari 21,84 persen menjadi 21,86 persen.
tp :// b
Kenaikan ini disumbang oleh kenaikan kontribusi lapangan usaha bangunan dari 5,94 persen pada tahun 2007 menjadi 6,39 persen pada tahun 2008. Lapangan usaha bangunan pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan cukup fantastis,
ht
yaitu dari
5,83 persen menjadi 12,42 persen. Kenyataannya, krisis ekonomi
global belum atau mungkin tidak sampai berpengaruh terhadap sektor bangunan. Bahkan pembangunan perluasan pemukiman penduduk tetap berjalan dengan cepat. Naiknya harga bahan bangunan tidak menyurutkan minat masyarakat untuk merenovasi atau bahkan membangun tempat tinggal baru. Akibatnya luas lahan pertanian di Kota Blitar semakin berkurang. Disamping
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
51
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
pembangunan
yang
dilakukan
oleh
perorangan,
giatnya
pembangunan
infrastruktur turut berpengaruh terhadap tingginya nilai tambah pada sektor ini. Sebaliknya kontribusi industri pengolahan pada tahun 2008 sedikit menurun, yaitu dari 13,06 persen menjadi 12,72 persen. Penurunan ini sejalan dengan
.id
penurunan pada laju pertumbuhannya, sebagai akibat dari menurunnya permintaan pasar.
go
Sektor Tersier
ps .
Sejauh ini donasi ekonomi Kota Blitar masih dikendalikan oleh sektor
ko ta .b
tersier. Oleh karena itu, sektor tersier memegang peranan sangat penting dalam membangun perekonomian Kota Blitar. Hampir 70 persen PDRB Kota Blitar berasal dari sektor tersier. Lapangan usaha yang memiliki peranan terbesar pada sektor tersebut adalah perdagangan, hotel, dan restoran yaitu 23,76 persen
ar
dan jasa-jasa sebesar 19,47 persen. Sebagai sektor unggulan, sektor tersier
lit
lebih didominasi sublapangan usaha perdagangan mengingat Kota Blitar adalah
tp :// b
sentra perdagangan Kota Blitar dan Kabupaten Blitar. Pertumbuhan pusat-pusat pertokoan seperti tak terbendung. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kota Blitar belum banyak terpengaruh oleh krisis finansial global.
ht
Perdagangan dengan sistem swalayan dimana pembeli bisa memilih dan mengambil sendiri barang yang diinginkan, yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Bahkan sebenarnya prospek didirikan mall di Kota Blitar cukup bagus dengan melihat tren belanja masyarakat sekarang. Tetapi dengan pertimbangan menjaga kelangsungan eksistensi pedagang kecil, Pemerintah Kota Blitar membuat peraturan yang melarang pendirian mall di Kota Blitar.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
52
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Tujuan yang sangat bagus hanya saja perlu dipertimbangkan juga apakah dengan pelarangan pendirian mall menjadikan semua atau sebagian besar masyarakat Kota Blitar hanya belanja di toko-toko yang tersedia di Kota Blitar. Diperlukan studi khusus mengenai hal ini. Dikhawatirkan karena pertimbangan
.id
kebutuhan dan pilihan kualitas, didukung dengan akses antar kota yang sangat mudah, justru menjadikan larinya pendapatan masyarakat Kota Blitar ke luar
go
daerah.
ps .
Lapangan usaha disektor tersier yang kontribusinya menurun adalah angkutan dan komunikasi serta lapangan usaha jasa-jasa. Namun demikian
ko ta .b
penurunannya tidak lebih dari 2 persen sehingga tidak cukup signifikan untuk merubah struktur di sektor tersier.
Penurunan tersebut disebabkan oleh
melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di kedua lapangan usaha dengan
ar
tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan perdagangan dan keuangan.
lit
Pergeseran struktur ekonomi
tp :// b
Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan struktur ekonomi dari waktu
ke waktu, yaitu perubahan kuantum produksi dan perubahan harga biaya produksi. Perubahan kuantum produksi menyebabkan pertumbuhan ekonomi,
ht
sedangkan perubahan harga menyebabkan inflasi atau deflasi. Perubahan dengan kecepatan yang berbeda-beda tersebut akan mengakibatkan struktur ekonomi juga berubah atau biasa disebut bergeser. Sektor-sektor yang sangat erat berkaitan dengan alam tentu akan berubah lambat. Lapangan usaha pertanian, pertambangan, dan penggalian (sektor primer) adalah lapangan usaha yang sangat bergantung terhadap alam, khususnya lahan. Akibatnya
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
53
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
perubahan kuantum produksinya tetap terbatas meskipun berbagai daya dan upaya telah dilakukan sehingga perubahan produksinya atau peningkatan yang diharapkan juga terbatas. Sektor-sektor yang sangat erat dengan modal dan skill yaitu sektor sekunder (lapangan usaha industri pengolahan; listrik, gas, dan air; dan bangunan) dan sektor tersier (lapangan usaha perdagangan, hotel, dan
.id
restoran – jasa-jasa) akan lebih mudah berubah dengan cepat. Begitu juga
go
dengan harga biaya produksi akan sangat mempengaruhi perubahan struktur ekonomi. Jika biaya produksi suatu sektor terjadi kenaikan secara cepat, maka
ps .
sektor tersebut juga akan bergerak turun dalam struktur ekonomi karena nilai
ko ta .b
tambah yang didapat semakin berkurang. Jika perubahan biaya produksi berubah lambat, maka sektor tersebut akan bergerak naik dalam struktur ekonomi.
Grafik 5.4
lit
80
ar
Pergeseran Sektor Primer, Sekunder dan Tersier Tahun 2004-2008
70
ht
kontribusi (%)
tp :// b
60 50 40 30 20 10 0
2004
2005 Primer
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2006 Sekunder
2007
2008 Tersier
54
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Kecenderungan pergeseran struktur ekonomi bergerak dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
Ketergantungan sektor primer terhadap
kekayaan sumber daya alam mengakibatkan kemajuan sektor primer sangat tergantung kepada seberapa besar inovasi dan teknologi yang dikembangkan
.id
dalam mengelola sektor ini. Kekayaan alam Kota Blitar ‘hanya’ terbatas kepada lahan pertanian sawah dan hortikultura yang semakin lama semakin menyempit.
go
Salah satu potensi yang patut untuk diperhitungkan adalah kekuatan subsektor
ps .
perikanan dalam menyumbang nilai tambah. Pada tahun 2005, subsektor ini pernah mengalami pertumbuhan sampai 30 persen. Pada waktu itu ikan hias
ko ta .b
jenis koi sedang menjadi primadona dengan harga jual yang sangat tinggi. Sebuah keberuntungan ketika iklim di Kota Blitar sangat cocok untuk mengembangbiakkan ikan koi. Sayangnya masa kejayaan ikan koi tidak Jika pasar ikan hias khususnya ikan koi bisa kembali
ar
berlangsung lama.
lit
bergairah, tentunya akan turut menaikkan kontribusi sektor primer. Sentimen
tp :// b
positif pada pasar permintaan ikan koi sudah mulai terlihat pada tahun ini. Diharapkan gejala positif ini bisa terus meningkat sehingga dapat menaikkan kontribusi nilai tambah sektro primer. Pada tahun 2008 kontribusinya kembali
ht
turun dari 8,92 persen menjadi 8,40 persen. Sebaliknya kontribusi sektor tersier terus merangkak naik dari tahun ke
tahun. Jika pada tahun 2007 kontribusinya sudah mencapai 69,24 persen, pada tahun ini kembali naik menjadi 69,74 persen. Range yang sangat jauh antara kontribusi sektor tersier dengan kontribusi sektor sekunder maupun primer, menjadikan kecil kemungkinan untuk merubah peta ekonomi Kota Blitar. Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
55
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Pergeseran yang terjadi hanyalah sebatas pada besaran peranannya yang naik atau turun. Berdasarkan data, sejauh ini kenaikan atau penurunannya hanya berkisar antara 1 atau 2 persen. Kecenderungan pergeseran struktur ekonomi juga terlihat jelas jika
.id
digunakan PDRB atas dasar harga konstan. Selama tahun 2004 hingga tahun
go
2008, sektor primer memberikan sumbangan yang terus bergerak turun yaitu 9,43 persen pada tahun 2004 menjadi 7,78 persen pada tahun 2008. Sektor
ps .
tersier memberikan sumbangan paling tinggi terhadap PDRB Kota Blitar dan
ko ta .b
selama tahun 2004 hingga tahun 2008 terus bergerak naik. Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4
ar
Peranan Sektor-sektor PDRB Kota Blitar adh konstan Tahun 2004-2008 Sektor/Lapangan Usaha Primer
tp :// b
1.
2005
2006
2007*)
2008**)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
lit
(1)
2004 9,81
9,43
9,02
8,20
7,78
2.
Sekunder
22,39
22,10
22,27
22,09
21,93
3.
Tersier
67,81
68,48
68,72
69,72
70,29
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Kota Blitar
ht
Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku, perkembangan
kelompok jasa (sektor tersier) cenderung naik dan non jasa (sektor primer dan sekunder) cenderung menurun. Kelompok jasa merupakan sektor unggulan di Kota Blitar dan perkembangannya yang semakin cepat dibanding kelompok non
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
56
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
jasa menyebabkan peranan sektor tersebut dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tabel 5.5 Kontribusi dan Inflasi PDRB Kelompok Non Jasa dan Jasa Tahun 2004 - 2008 Sektor
% PDRB
2005 inf.
% PDRB
2006 inf.
%
2007*) inf.
PDRB
% PDRB
2008*) %
.id
2004
inf.
PDRB
inf.
32,27
4,46
31,60
6,16
31,33
12,91
30,76
12,23
30,26
9,22
jasa
67,73
5,99
68,40
6,18
68,67
13,05
69,24
9,95
69,74
8,85
ko ta .b
ps .
Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
go
non jasa
Grafik 5.5
ar
Perkembangan Struktur Ekonomi Berdasarkan Kelompok Jasa dan Non Jasa Tahun 2004 - 2008
lit
80 70
ht
kontribusi (%)
tp :// b
60 50 40 30 20 10
0 2004
2005
Non Jasa
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2006
2007
2008
Jasa
57
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
5.3 Pertumbuhan Ekonomi Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan
.id
ekonomi fiscal yang terjadi di suatu daerah, seperti pertambahan jumlah industri,
go
pertambahan produksi sektor-sektor ekonomi, pertambahan jumlah fasilitas infrastruktur (sekolah, jalan, rumah sakit, dan fasilitas-fasilitas umum), pertambahan
ps .
produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah ada dan perkembangan-
ko ta .b
perkembangan lainnya.
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat sektoralnya, artinya apabila sebuah
ar
sektor mempunyai peranan paling penting dan pertumbuhannya lambat, maka hal
lit
ini dapat mengakibatkan terhambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi secara
tp :// b
keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor mempunyai peranan penting dan pertumbuhannya tinggi, maka sektor tersebut dapat menjadi lokomotif yang menarik pertumbuhan ekonomi suatu daerah sehingga total pertumbuhan ekonomi
ht
menjadi besar. Dengan kata lain, gejolak sekecil apapun pada sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sektor apa yang menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Kota Blitar dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
58
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Tabel 5.6 Andil / Shift Share masing-masing Sektor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Blitar Tahun 2008 Andil / Shift Share (%) 2007 2008 0,11 0,07 0,00 0,00 0,68 0,28 0,23 0,25 0,33 0,69 1,60 2,14 1,52 1,06
go
.id
Pertumbuhan Ekonomi (%) 2007 2008 1,23 0,91 -8,38 -5,24 5,01 2,10 7,58 8,16 5,83 12,42 6,86 9,08 11,33 7,50
13,00
12,87
5,17
6,89
0,67
0,89
19,38 100,00
19,24 100,00
5,43 6,19
4,72 6,29
1,05 6,19
0,91 6,29
ko ta .b
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa- Jasa
Kontribusi PDRB adhk (%) 2006 2007 8,55 8,15 0,05 0,04 13,55 13,40 3,05 3,09 5,61 5,60 23,38 23,53 13,43 14,08
ps .
Lapangan Usaha
Sektor perdagangan, hotel dan restoran tetap memegang peranan terbesar dalam menarik pertumbuhan ekonomi di Kota Blitar. Bahkan donasinya semakin
ar
kuat. Jika tahun 2007 andil sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam menarik
lit
pertumbuhan ekonomi mencapai 1,60 persen, maka pada tahun ini meningkat
tp :// b
menjadi 2,14 persen dari total pertumbuhan ekonomi 6,29 persen. Fakta ini sejalan dengan salah satu arah kebijakan Pemerintah Kota Blitar dalam RPJMD Tahun 2006-2010 yaitu memantapkan sistem perdagangan dan jasa unggulan yang
ht
mampu memberi sumbangan pada PDRB sampai dengan 70 persen. Karena lokomotif pertumbuhan ekonomi ada pada sektor perdagangan, hotel dan restoran maka wajib bagi pemerintah untuk menjaga dan meningkatkan kestabilan sistem perdagangan di Kota Blitar jika menginginkan pertumbuhan ekonomi tetap tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil bisa menjadi tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunannya, namun perlu
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
59
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
dipahami bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu mencerminkan kondisi yang sebenarnya tentang perekonomian suatu daerah. Ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tinggi, tetapi masyarakat daerah tersebut tidak ikut menikmati pembangunan karena sebagian pendapatan dinikmati penduduk
kenaikan
tingkat
kesejahteraan
masyarakat,
antara
.id
daerah lain. Idealnya adalah ketika kenaikan pertumbuhan ekonomi diikuti dengan lain
ditandai
dengan
go
menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi
ps .
seperti ini disebut dengan pertumbuhan ekonomi berkualitas. Grafik 5.6
ko ta .b
Pertumbuhan Ekonomi Kota Blitar Tahun 2004-2008 (Persen) 6.40%
6.00%
6.19%
ar
5.89%
6.29%
5.83%
tp :// b
lit
5.60%
5.71%
5.20%
2005
2006
2007
2008
Pertumbuhan Ekonomi (%)
ht
2004
Pada tahun 2008, perekonomian Kota Blitar tumbuh 6,29 persen, lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2007 yang mencapai 6,19 persen. Artinya, pembangunan ekonomi di Kota Blitar tetap tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat dibanding tahun sebelumnya meskipun dunia tengah dilanda krisis finansial global. Krisis ekonomi Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
60
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
kali ini berbeda dengan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1996. Krisis pada waktu itu melanda di semua sektor dan berdampak pada semua lapisan masyarakat. Sedangkan krisis kali ini ‘hanya’ melanda sektor-sektor tertentu dan ‘hanya’ berdampak pada kalangan tertentu pula. Sektor yang paling terpukul akibat
.id
krisis kali ini adalah industri dengan skala ekspor impor, perkebunan kelapa sawit dan kakao, perdagangan ekspor impor, dan mereka yang bergerak pada
go
perdagangan saham. Basis perekonomian Kota Blitar adalah ekonomi pedesaan
ps .
sehingga tidak merasakan dampak langsung dari krisis finansial kali ini. Beruntungnya lagi pemerintah berhasil mengkontrol laju inflasi yang berarti
ko ta .b
kenaikan harga barang-barang konsumsi dapat diminimalkan sehingga tidak menurunkan daya beli masyarakat.
Tabel 5.7
ar
Pertumbuhan Ekonomi Kota Blitar Menurut Sektor dan Lapangan UsahaTahun 2004 - 2008 2004
2005
2006
2007*)
2008**)
(1)
(2) 1,73 1,74 0,65 4,44 4,25 6,51 3,86 6,88 7,12 6,14 7,01 7,11 5,83
(3) 1,12 1,13 0,47 6,53 7,49 6,16 4,44 6,08 11,71 -3,53 5,41 7,66 5,71
(4) 1,03 1,17 -18,02 5,66 4,96 9,86 5,15 6,61 9,44 5,54 4,33 5,60 5,89
(5) 1,17 1,23 -8,38 5,57 5,01 7,58 5,83 7,01 6,86 11,33 5,17 5,43 6,19
(6) 0,88 0,91 -5,24 5,56 2,10 8,16 12,42 7,15 9,08 7,50 6,89 4,72 6,29
tp :// b
lit
Sektor/Lapangan Usaha
Primer a. Pertanian b. Pertambangan dan penggalian 2. Sekunder a. Industri pengolahan b. Listrik, gas, dan air c. Bangunan 3. Tersier a. Perdagangan, hotel, dan restoran b. Angkutan dan komunikasi c. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan d. Jasa-jasa Kota Blitar Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
ht
1.
Sektor Primer Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
61
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Laju pertumbuhan sektor primer pada tahun 2008 lebih lambat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tahun 2007 laju pertumbuhan sektor primer bisa naik menjadi 1,17 persen, maka pada tahun ini kembali melambat menjadi 0,88 persen. Melambatnya pertumbuhan pada sektor primer lebih
.id
dipicu oleh melambatnya laju pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian khususnya sublapangan usaha tanaman bahan makanan. Produksi tabama
go
pada tahun ini banyak yang turun seiring dengan semakin berkurangnya lahan
ps .
pertanian di Kota Blitar. Jika produksi jagung pada tahun lalu sempat naik cukup signifikan, pada tahun ini justru turun cukup drastis. Begitu juga dengan
ko ta .b
produksi tanaman hortikultura. Untuk produksi blimbing yang notabene sebagai salah satu produk unggulan Kota Blitar, produksinya cenderung stabil dan tidak ada peningkatan yang berarti. Pertumbuhan sektor primer sedikit tertolong oleh
ar
naiknya laju pertumbuhan sublapangan usaha peternakan dan perikanan.
lit
Membaiknya pasar permintaan ikan hias sedikit membantu menaikkan nilai
tp :// b
tambah pada sektor ini.
Lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang sejak beberapa
tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang negatif, kali ini kembali melambat
ht
menjadi -5,24 persen. Artinya jumlah produk yang dihasilkan khususnya oleh sektor penggalian sirtu (satu-satunya penggalian yang ada di Kota Blitar) turun 5,24 persen dibandingkan tahun lalu. Keterbatasan sumber daya alam menjadi alasan mengapa sektor penggalian terus mengalami pertumbuhan negatif.
Sektor Sekunder
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
62
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Pertumbuhan ekonomi sektor sekunder bisa dikatakan sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 5,56 persen, sedangkan tahun 2007 sebesar 5,57 persen. Jika dicermati, pertumbuhan ekonomi untuk masing-masing lapangan usaha dalam sektor sekunder cukup berfluktuatif. Industri pengolahan yang
.id
pada tahun lalu tumbuh 5,01 persen, pada tahun 2008 turun menjadi 2,01 persen. Penyebab dari penurunan ini adalah menurunnya permintaan produk
go
kerajinan dari kayu yang selama ini menjadi salah satu produk unggulan dari
ps .
industri pengolahan. Wilayah pemasaran dari produk kerajinan kayu adalah daerah-daerah wisata seperti bali dan yogyakarta. Namun karena jumlah
ko ta .b
wisatawan terutama wisatawan asing berkurang sebagai akibat dari krisis finansial global, maka permintaan barang dari daerah tersebut turun drastis sehingga para pengusaha kerajinan kayu menurunkan jumlah produksinya.
ar
Karena kontribusi sublapangan usaha industri barang dari kayu adalah
lit
terbesar diantara jenis industri pengolahan lainnya, maka perlambatan nilai
tp :// b
tambahnya sangat mempengaruhi laju pertumbuhan industri pengolahan secara keseluruhan. Jika
industri
pengolahan
mengalami
perlambatan
pertumbuhan
ht
ekonomi, maka lapangan usaha listrik, gas, air bersih dan bangunan justru sebaliknya. Dibandingkan tahun 2007, listrik, gas dan air bersih tumbuh lebih cepat yaitu dari 7,58 persen menjadi 8,16 persen. Percepatan ini lebih dipicu oleh kenaikan konsumsi listrik pada tahun 2008. Berdasarkan trennya terlihat bahwa dari tahun ke tahun konsumsi listrik terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan jumlah usaha. Oleh karena itu pemerintah
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
63
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
giat mencanangkan program penghematan listrik dikarenakan semakin menipisnya stok bahan bakar pembangkit listrik. Sebaliknya, konsumsi air bersih PDAM pada tahun ini menurun sehingga subsektor air bersih mengalami pertumbuhan negatif yaitu -3,69 persen. Dimungkinkan karena lebih banyak
.id
masyarakat memilih menggunakan sumber air tanah dibandingkan air dari PDAM dengan berbagai pertimbangan. Akibatnya berdasarkan penelitian air
go
tanah di Kota Blitar semakin menipis sehingga ketika seseorang ingin membuat
ps .
sumur harus menggali lebih dalam dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Pertumbuhan ekonomi paling tinggi di sektor sekunder adalah
ko ta .b
pertumbuhan ekonomi lapangan usaha bangunan.
Pada tahun 2008
pertumbuhannya mencapai 12,42 persen, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan pertumbuhan sektor bangunan merupakan tertinggi
diantara
sembilan
sektor
lainnya.
Tingginya
ar
pertumbuhan
lit
pertumbuhan pada sektor bangunan lebih disebabkan karena tingginya
tp :// b
intensitas pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah Kota Blitar. Pada tahun 2008, nilai pembangunan infrastruktur mencapai dua kali lipat dibandingkan tahun 2007, sedangkan jumlah proyeknya naik 17 persen.
ht
Disamping
pembangunan
yang
dilakukan
oleh
pemerintah,
aktifitas
pembangunan rumah tinggal yang dilakukan oleh masyarakat juga cukup tinggi. Fakta ini membuktikan bahwa krisis finansial global belum berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat secara umum.
Sektor Tersier
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
64
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Sektor tersier yang memiliki kontribusi 69,74 persen terhadap PDRB mengalami
pertumbuhan
ekonomi
sebesar
7,15
persen,
lebih
cepat
dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 7,01 persen. Lapangan usaha yang menarik percepatan pertumbuhan di sektor ini adalah perdagangan, hotel dan
.id
restoran. Karena lapangan usaha ini memiliki share tertinggi dalam menarik pertumbuhan ekonomi, maka kenaikan sedikit saja pada lapangan usaha ini
go
akan menarik laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Jika dicermati
ps .
lebih jauh, sublapangan usaha yang tumbuh paling cepat adalah perhotelan. Pada tahun ini pertumbuhannya mencapai 27,76 persen. Hasil survei hotel
ko ta .b
tahunan menunjukkan bahwa jumlah tamu hotel pada tahun 2008 mencapai sekitar 125 ribu, sedangkan tahun 2007 masih berkisar 100 ribu. Tingginya intensitas penyelenggaraan even-even bergengsi yang melibatkan antar
ar
kabupaten/kota turut menarik tingginya tingkat hunian hotel. Disamping itu
lit
dengan banyaknya tamu-tamu yang berdatangan ke Kota Blitar secara
tp :// b
otomatis akan menaikkan omset restoran. Pada tahun ini sublapangan usaha restoran juga tumbuh cukup signifikan yaitu 13,46 persen. Dengan demikian semakin banyaknya even-even yang melibatkan peserta dari luar`daerah akan
ht
semakin meningkatkan nilai tambah sektor perhotelan, restoran dan juga perdagangan. Mengingat multiple efek yang ditimbulkan dari penyelenggaraan kegiatan semacam ini maka ada baiknya jika pemerintah semakin giat mempromosikan potensi Kota Blitar sehingga dapat kembali dijadikan tuan rumah dalam penyelenggaraan even-even minimal setaraf propinsi.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
65
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Jika pada tahun 2007 lapangan usaha angkutan dan komunikasi tumbuh sampai dengan 11,33 persen, maka pada tahun ini sedikit melambat menjadi 7,50 persen dengan rincian sublapangan usaha angkutan tumbuh 7,28 persen, sublapangan usaha komunikasi tumbuh 7,77 persen. Kenaikan harga
.id
BBM yang sempat terjadi pada awal tahun 2008 telah menyebabkan lesunya jasa angkutan jalan raya. Meskipun pemerintah akhirnya menurunkan harga
go
BBM sampai dengan dua kali, menyesuaikan dengan menurunnya harga
ps .
minyak mentah dunia, namun imbasnya belum dapat semaksimal mungkin menurunkan cost transpot sampai dengan level ketika belum terjadi kenaikan
ko ta .b
harga BBM. Kenyataannya para pelaku usaha dibidang jasa transportasi enggan menurunkan tarif yang sudah terlanjur dinaikkan dan cenderung mengambil keuntungan lebih dengan berlindung dibalik alasan menutupi
ar
tingginya biaya perawatan. Keputusan pemerintah untuk juga menurunkan tarif
lit
jasa transportasi tidak diikuti fakta dilapangan. Dengan fakta yang demikian,
tp :// b
konsumen memilih alternatif jasa transportasi kereta api yang tarifnya lebih terjangkau. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi dari sublapangan usaha jasa angkutan kereta api naik menjadi 5,87 persen dari 0,76 persen pada tahun
ht
2007. Selain jasa angkutan rel yang tumbuh cukup signifikan, sublapangan usaha jasa penunjang angkutan juga tumbuh dengan cepat yaitu mencapai 15,70 persen. Pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi khususnya kendaraan roda dua akan berkorelasi positif terhadap nilai tambah dari subsektor ini. Apalagi banyak sekali parkir-parkir liar yang bermunculan di Kota Blitar. Bahkan hampir disetiap depan toko maupun warung dikenai jasa parkir.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
66
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Jika pada tahun lalu lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 5,17 persen, pada tahun ini kembali meningkat menjadi 6,89 persen. Peningkatan ini disumbang oleh peningkatan laju pertumbuhan pada usaha sewa bangunan yang tumbuh sebesar 10,89 persen. Prospek
.id
usaha sewa bangunan yang sangat bagus dari tahun ke tahun menjadikan nilai tambah pada sublapangan usaha ini terus merambat naik. Sedangkan dari
go
lapangan usaha jasa-jasa yang mengalami peningkatan laju pertumbuhan
ps .
cukup signifikan adalah jasa hiburan dan kebudayaan. Data dari dinas pendapatan daerah menunjukkan bahwa sumbangan dari kegiatan hiburan
ko ta .b
terhadap PAD Kota Blitar naik 30 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Seiring dengan tingkat kepercayaan terhadap Kota Blitar untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan berbagai macam even, laju pertumbuhan nilai
ar
tambah yang dihasilkan oleh sublapangan usaha tersebut mencapai 17,08
lit
persen. Diharapkan trend positif seperti ini terus berlanjut untuk tahun tahun
tp :// b
selanjutnya sehingga bisa meningkatkan PDRB Kota Blitar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
ht
5.4 Tingkat Perkembangan Harga Indikator perubahan harga barang dan jasa salah satunya dapat menggunakan perubahan PDRB deflator (indeks implisit), yaitu suatu indeks yang diperoleh dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan. Perubahan PDRB deflator menunjukkan adanya perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen secara umum sehingga faktor margin perdagangan dan transportasi telah dihilangkan. Perubahan PDRB deflator bisa Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
67
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
kita sebut dengan angka inflasi/deflasi. Inflasi/deflasi juga bisa dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK).
Grafik 5.7
.id
Inflasi PDRB dan Inflasi IHK Kota Blitar Tahun 2004-2008 (persen) 20
go
16.65
12
4
10.66
9.82
6.98
6.17 4.96
0 2004
ko ta .b
8
13.01
ps .
16
2005
2006
2007
8.95
2008
Inflasi PDRB
ar
Inflasi IHK
6.68
6.49
lit
Dari Grafik 5.7 terlihat bahwa terjadi kenaikan inflasi pada tahun 2008, baik
tp :// b
untuk inflasi IHK maupun inflasi PDRB. Kenaikan harga BBM pada awal tahun merupakan salah satu pemicu tingginya inflasi harga konsumen maupun inflasi PDRB. Meskipun pada akhirnya harga BBM diturunkan sampai dengan dua kali
ht
tetapi karena penurunannya terjadi pada akhir tahun maka pengaruhnya belum begitu terlihat. Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa inflasi PDRB maupun inflasi IHK mengikuti pola yang sama, kecuali pada tahun 2005 dimana inflasi IHK melebihi inflasi PDRB. Jika dibandingkan dengan inflasi ditingkat konsumen, Inflasi PDRB pada tahun 2007 sedikit lebih rendah. Inflasi IHK sebesar 9,82 persen sedangkan inflasi PDRB sebesar 8,95 persen.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
68
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
Tabel 5.8 Inflasi PDRB Kota Blitar Tahun 2004-2008 Menurut Sektor dan Lapangan Usaha (persen) 2007*) (5) 8,15 8,17 7,89 5,46 5,22 2,84 7,33 6,67 7,37 3,96 5,52 8,82 6,49
2008**) (6) 8,02 8,04 6,10 9,82 10,44 3,89 10,84 8,85 10,64 5,84 9,11 8,69 8,95
.id
2006 (4) 12,01 12,13 2,64 12,44 13,65 6,48 12,78 9,95 12,20 3,10 10,92 11,70 10,66
go
Primer a. Pertanian b. Pertambangan dan penggalian 2. Sekunder a. Industri pengolahan b. Listrik, gas, dan air c. Bangunan 3. Tersier a. Perdagangan, hotel, dan restoran b. Angkutan dan komunikasi c. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan d. Jasa-jasa Kota Blitar Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
2005 (3) 16,99 17,04 12,23 11,27 11,79 6,95 12,50 13,05 11,92 18,05 11,64 12,02 13,01
ko ta .b
1.
2004 (2) 4,62 4,64 2,53 6,89 6,14 6,84 8,56 6,18 4,66 6,70 7,15 6,67 6,17
ps .
Sektor/Lapangan Usaha (1)
Jika pada tahun 2007 inflasi PDRB sektor primer tertinggi dibandingkan dua sektor lainnya, maka pada tahun 2008 justru sebaliknya, inflasi sektor primer Inflasi tertinggi terjadi pada sektor sekunder yaitu 9,82
ar
justru yang terendah.
lit
persen. Tingginya inflasi pada sektor ini dipicu oleh tingginya inflasi pada lapangan
tp :// b
usaha industri pengolahan dan bangunan. Jika dilihat indeks harga implisitnya, biaya produksi pada industri pengolahan maupun pada bangunan mencapai hampir
ht
dua kali lipat dibandingkan tahun dasar atau tahun 2000. Sektor tersier yang merupakan sektor paling dominan di Kota Blitar
mengalami inflasi sebesar 8,85 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai 6,67 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (10,64 persen) dan seperti halnya tahun lalu inflasi terendah pada subsektor angkutan dan komunikasi. Yang perlu dicermati disini, inflasi rendah pada subsektor angkutan dan komunikasi bukan karena inflasi angkutannya Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
69
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
rendah, tetapi karena inflasi komunikasi yang rendah yaitu 0,01 persen. Inflasi pada subsektor angkutan, khususnya angkutan jalan raya justru sangat tinggi yaitu 10, 94 persen sebagai akibat naiknya harga BBM pada awal tahun. Sedangkan inflasi komunikasi sangat rendah karena bersaingnya harga pulsa.
.id
5.5 Pendapatan Regional Per Kapita
go
PDRB perkapita adalah nilai dari hasil pembagian PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, dalam arti bahwa semakin tinggi jumlah penduduk
ps .
akan semakin kecil besaran PDRB perkapita daerah tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu daerah, semakin baik tingkat perekonomian daerah tersebut
ko ta .b
walaupun ukuran ini belum mencakup faktor kesenjangan pendapatan antar penduduk.
Meskipun masih terdapat keterbatasan, indikator ini sudah cukup memadai
ar
untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu daerah dalam lingkup makro, paling
lit
tidak sebagai acuan memantau kemampuan daerah dalam menghasilkan produk
tp :// b
domestik barang dan jasa.
Nilai tambah yang bisa diciptakan oleh penduduk Kota Blitar sebagai
akibat adanya aktifitas produksi menurut harga berlaku, menunjukkan tren yang
ht
positif. Data tersebut memberikan arti bahwa perekonomian Kota Blitar terus membaik. PDRB per kapita pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 9.565.893 atau naik sebesar 14,78 persen dibandingkan tahun 2007 yang sebesar Rp. 8.333.802. Kenaikan
tersebut
masih
dipengaruhi
inflasi,
sehingga
tidak
langsung
menggambarkan kenaikan kesejahteraan penduduk. PDRB perkapita yang diukur dengan harga konstan dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun akan menggambarkan ukuran tanpa pengaruh inflasi, sehingga akan menggambarkan Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
70
TINJAUAN PDRB KOTA BLITAR TH. 2008
perubahan yang sesungguhnya. Secara riil, PDRB per kapita hanya naik sebesar 5,35 persen, yaitu dari Rp. 4.926.262 pada tahun 2007 menjadi Rp. 5.190.199 pada tahun 2008. Pendapatan regional per kapita penduduk yang mencerminkan pendapatan
.id
yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai akibat keikutsertaannya dalam proses produksi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 8.653.897, atau naik
go
sebesar 14,89 persen bila dibandingkan tahun 2007 yang sebesar Rp. 7.532.173.
ps .
Apabila pengaruh perubahan harga dikeluarkan, pendapatan regional per kapita penduduk secara riil naik sebesar 5,45 persen, yaitu dari Rp. 4.331.169 pada tahun
ko ta .b
2007 menjadi Rp. 4.567.375 pada tahun 2008.
Tabel 5.9 PDRB per Kapita dan Pendapatan Regional per Kapita Penduduk Kota Blitar Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2004-2008 (Rupiah)
ar
PDRB per kapita
ADHK
ADHB
ADHK
(2)
(3)
(4)
(5)
tp :// b
(1)
kapita
ADHB
lit
Tahun
Pendapatan regional per
5.428.732
4.260.304
4.910.540
3.745.723
2005
6.425.901
4.462.344
5.811.584
3.905.444
2006
7.437.018
4.681.665
6.725.837
4.095.052
2007*)
8.333.802
4.926.262
7.532.173
4.331.169
9.565.893
5.190.199
8.653.897
4.567.375
ht
2004
2008**)
Keterangan: *) Angka diperbaiki **) Angka sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
71
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b
: Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku ( 000 Rp. ) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 96.860.329 55.049.196 39.646.917 2.164.216 631.958 631.958 142.750.849 142.750.849 57.238.761 584.369 79.317.214 2.431.059 118.788 2.021.924 159.845 878.889 31.004.867 29.652.080 1.352.787 64.883.866 249.164.487 196.745.137 7.848.570 44.570.780 139.193.660 83.920.243 4.474.423 48.531.602 30.914.218 55.273.416 53.529.799 1.743.617 151.778.606 56.950.513 30.483.832 97.703 48.613.378 15.633.179 216.467.781 132.418.735 132.418.735 84.049.046 16.400.330 5.223.606 62.425.110 1.092.736.403 1.092.736.403
.id
2006 (4) 88.459.671 50.537.695 36.138.462 1.783.514 639.320 639.320 129.204.885 129.204.885 51.333.090 492.515 72.236.913 2.183.299 122.084 1.902.162 152.748 782.076 28.023.291 26.811.925 1.211.365 57.123.308 217.150.987 172.334.044 6.815.155 38.001.788 120.264.371 75.148.877 4.248.227 43.628.867 27.271.783 45.115.494 43.572.470 1.543.024 136.769.417 50.628.098 27.406.826 84.366 43.823.328 14.826.799 188.671.373 113.381.510 113.381.510 75.289.863 13.672.791 4.714.689 56.902.383 966.306.623 966.306.623
go
2005 (3) 77.978.319 43.293.285 33.381.261 1.303.772 759.826 759.826 108.308.419 108.308.419 42.066.472 461.021 61.155.361 1.918.415 117.388 1.758.656 142.622 688.484 23.955.118 23.072.442 882.676 48.169.929 176.840.594 140.873.127 6.869.968 29.097.500 110.528.167 70.755.532 3.856.830 40.809.752 26.088.950 39.772.635 38.423.837 1.348.797 118.186.819 43.410.210 23.194.428 57.692 38.993.901 12.530.588 162.485.417 93.460.003 93.460.003 69.025.415 11.436.341 4.252.727 53.336.347 827.212.608 827.212.608
ps .
2004 (2) 65.883.576 36.404.567 28.621.433 857.576 673.874 673.874 90.132.236 90.132.236 36.039.033 440.085 49.773.425 1.668.187 117.388 1.560.407 136.148 397.563 21.098.701 20.256.967 841.734 40.994.982 141.445.568 112.602.427 6.336.242 22.506.900 97.057.803 62.940.593 3.498.677 37.659.718 21.782.198 34.117.210 32.946.824 1.170.386 100.423.460 35.136.932 19.035.577 46.698 33.757.637 12.446.616 134.724.622 76.016.809 76.016.809 58.707.813 9.682.296 3.836.660 45.188.858 692.434.824 692.434.824
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.1 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 105.602.172 55.777.497 47.126.220 2.698.455 635.373 635.373 160.960.108 160.960.108 68.494.191 696.747 85.305.663 2.758.663 129.005 2.371.717 168.790 1.035.331 34.840.016 33.511.740 1.328.276 80.848.027 300.707.489 232.834.361 10.799.122 57.074.006 158.372.606 98.799.604 4.996.343 54.502.184 39.301.077 59.573.002 57.712.407 1.860.595 177.012.076 66.987.148 34.352.941 106.787 58.473.069 17.092.131 246.379.309 152.201.930 152.201.930 94.177.379 19.544.353 6.612.258 68.020.768 1.265.357.176 1.265.357.176
73
: Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 ( 000 Rp. ) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 52.654.480 26.070.854 25.564.329 1.019.296 285.868 285.868 86.578.495 86.578.495 30.808.441 401.683 51.551.265 1.674.975 88.187 1.511.457 124.684 417.803 19.940.150 19.045.967 894.183 36.142.925 151.979.149 118.925.253 5.577.346 27.476.550 90.932.809 49.380.784 2.849.511 26.799.213 19.732.060 41.552.026 40.473.788 1.078.237 83.143.969 26.966.272 19.364.357 62.484 27.534.447 9.216.409 124.278.510 68.798.859 68.798.859 55.479.651 10.386.688 3.819.241 41.273.722 645.936.355 645.936.355
.id
2.006 (4) 52.014.314 25.843.282 25.237.691 933.341 312.004 312.004 82.451.444 82.451.444 29.840.126 374.052 48.588.047 1.590.156 92.960 1.454.635 121.842 389.626 18.534.923 17.663.087 871.837 34.152.758 142.218.107 112.190.615 5.006.612 25.020.880 81.680.968 46.800.139 2.828.156 25.402.797 18.569.186 34.880.829 33.897.823 983.006 79.058.114 25.576.060 18.356.518 59.843 26.062.448 9.003.245 117.875.464 64.539.267 64.539.267 53.336.197 9.396.945 3.600.846 40.338.406 608.298.096 608.298.096
go
2005 (3) 51.413.698 25.624.234 24.985.972 803.492 380.588 380.588 78.552.757 78.552.757 28.766.091 382.253 45.883.886 1.524.665 96.831 1.404.967 117.061 377.001 16.871.443 16.224.295 647.148 32.479.424 129.945.995 101.629.991 5.514.829 22.801.175 77.396.657 45.405.829 2.704.879 24.516.379 18.184.571 31.990.828 31.112.419 878.409 75.779.456 24.217.460 17.373.906 49.070 25.177.719 8.961.301 111.622.020 59.834.825 59.834.825 51.787.195 8.696.167 3.407.289 39.683.739 574.442.037 574.442.037
ps .
2004 (2) 50.839.441 25.542.103 24.681.165 616.174 378.804 378.804 73.076.162 73.076.162 27.739.403 380.269 41.578.621 1.451.030 101.591 1.350.183 111.881 363.184 15.891.862 15.259.492 632.370 31.097.213 116.322.690 91.033.487 5.229.398 20.059.804 80.231.634 50.457.352 2.601.247 29.928.371 17.927.735 29.774.281 28.992.774 781.508 71.887.419 21.910.916 16.192.223 43.716 24.440.247 9.300.318 103.676.591 54.986.830 54.986.830 48.689.761 7.892.010 3.328.247 37.469.503 543.401.814 543.401.814
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.2 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 53.135.288 25.136.629 26.846.317 1.152.342 270.889 270.889 88.395.799 88.395.799 33.213.164 426.641 50.689.262 1.785.964 88.566 1.614.528 131.866 445.808 21.567.844 20.706.694 861.150 40.630.099 165.777.484 127.476.827 7.125.384 31.175.274 97.756.022 52.976.131 3.016.885 27.128.367 22.830.880 44.779.891 43.664.560 1.115.331 88.871.799 28.622.001 20.171.744 62.954 30.534.219 9.480.881 130.143.926 72.204.403 72.204.403 57.939.523 11.266.862 4.471.686 42.200.976 686.549.150 686.549.150
74
: Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 8,86 5,04 3,63 0,20 0,06 0,06 13,06 13,06 5,24 0,05 7,26 0,22 0,01 0,19 0,01 0,08 2,84 2,71 0,12 5,94 22,80 18,00 0,72 4,08 12,74 7,68 0,41 4,44 2,83 5,06 4,90 0,16 13,89 5,21 2,79 0,01 4,45 1,43 19,81 12,12 12,12 7,69 1,50 0,48 5,71 100,00 100,00
.id
9,43 5,23 4,04 0,16 0,09 0,09 13,09 13,09 5,09 0,06 7,39 0,23 0,01 0,21 0,02 0,08 2,90 2,79 0,11 5,82 21,38 17,03 0,83 3,52 13,36 8,55 0,47 4,93 3,15 4,81 4,64 0,16 14,29 5,25 2,80 0,01 4,71 1,51 19,64 11,30 11,30 8,34 1,38 0,51 6,45 100,00 100,00
2.006 (4) 9,15 5,23 3,74 0,18 0,07 0,07 13,37 13,37 5,31 0,05 7,48 0,23 0,01 0,20 0,02 0,08 2,90 2,77 0,13 5,91 22,47 17,83 0,71 3,93 12,45 7,78 0,44 4,52 2,82 4,67 4,51 0,16 14,15 5,24 2,84 0,01 4,54 1,53 19,53 11,73 11,73 7,79 1,41 0,49 5,89 100,00 100,00
go
9,51 5,26 4,13 0,12 0,10 0,10 13,02 13,02 5,20 0,06 7,19 0,24 0,02 0,23 0,02 0,06 3,05 2,93 0,12 5,92 20,43 16,26 0,92 3,25 14,02 9,09 0,51 5,44 3,15 4,93 4,76 0,17 14,50 5,07 2,75 0,01 4,88 1,80 19,46 10,98 10,98 8,48 1,40 0,55 6,53 100,00 100,00
2005 (3)
ps .
2004 (2)
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.3 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 8,35 4,41 3,72 0,21 0,05 0,05 12,72 12,72 5,41 0,06 6,74 0,22 0,01 0,19 0,01 0,08 2,75 2,65 0,10 6,39 23,76 18,40 0,85 4,51 12,52 7,81 0,39 4,31 3,11 4,71 4,56 0,15 13,99 5,29 2,71 0,01 4,62 1,35 19,47 12,03 12,03 7,44 1,54 0,52 5,38 100,00 100,00
75
: Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 8,15 4,04 3,96 0,16 0,04 0,04 13,40 0,00 13,40 4,77 0,06 7,98 0,26 0,01 0,23 0,02 0,06 3,09 2,95 0,14 5,60 23,53 18,41 0,86 4,25 14,08 7,64 0,44 4,15 3,05 6,43 6,27 0,17 12,87 4,17 3,00 0,01 4,26 1,43 19,24 10,65 10,65 8,59 1,61 0,59 6,39 100,00 100,00
.id
8,95 4,46 4,35 0,14 0,07 0,07 13,67 0,00 13,67 5,01 0,07 7,99 0,27 0,02 0,24 0,02 0,07 2,94 2,82 0,11 5,65 22,62 17,69 0,96 3,97 13,47 7,90 0,47 4,27 3,17 5,57 5,42 0,15 13,19 4,22 3,02 0,01 4,38 1,56 19,43 10,42 10,42 9,02 1,51 0,59 6,91 100,00 100,00
2.006 (4) 8,55 4,25 4,15 0,15 0,05 0,05 13,55 0,00 13,55 4,91 0,06 7,99 0,26 0,02 0,24 0,02 0,06 3,05 2,90 0,14 5,61 23,38 18,44 0,82 4,11 13,43 7,69 0,46 4,18 3,05 5,73 5,57 0,16 13,00 4,20 3,02 0,01 4,28 1,48 19,38 10,61 10,61 8,77 1,54 0,59 6,63 100,00 100,00
go
9,36 4,70 4,54 0,11 0,07 0,07 13,45 0,00 13,45 5,10 0,07 7,65 0,27 0,02 0,25 0,02 0,07 2,92 2,81 0,12 5,72 21,41 16,75 0,96 3,69 14,76 9,29 0,48 5,51 3,30 5,48 5,34 0,14 13,23 4,03 2,98 0,01 4,50 1,71 19,08 10,12 10,12 8,96 1,45 0,61 6,90 100,00 100,00
2005 (3)
ps .
2004 (2)
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.4 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 7,74 3,66 3,91 0,17 0,04 0,04 12,88 0,00 12,88 4,84 0,06 7,38 0,26 0,01 0,24 0,02 0,06 3,14 3,02 0,13 5,92 24,15 18,57 1,04 4,54 14,24 7,72 0,44 3,95 3,33 6,52 6,36 0,16 12,94 4,17 2,94 0,01 4,45 1,38 18,96 10,52 10,52 8,44 1,64 0,65 6,15 100,00 100,00
76
: Indeks Perkembangan Atas Dasar Harga Berlaku (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 214,12 229,93 189,80 533,46 133,11 133,11 229,37 229,37 280,30 169,13 206,24 208,20 135,05 152,67 157,66 266,33 240,03 239,48 252,65 291,69 251,22 250,31 170,57 278,89 237,39 206,39 215,30 205,66 206,29 307,55 307,69 303,45 271,18 333,55 270,29 226,24 245,29 201,57 258,72 292,54 292,54 218,85 272,71 199,72 209,66 248,03 248,03
.id
2.006 (4) 195,55 211,08 173,01 439,62 134,66 134,66 207,61 207,61 251,38 142,55 187,83 186,98 138,79 143,63 150,66 237,00 216,94 216,54 226,24 256,81 218,94 219,25 148,11 237,79 205,11 184,81 204,42 184,89 181,98 251,03 250,45 268,54 244,36 296,52 243,01 195,36 221,12 191,17 225,50 250,48 250,48 196,05 227,36 180,26 191,11 219,33 219,33
go
2005 (3) 172,38 180,83 159,81 321,37 160,04 160,04 174,03 174,03 206,00 133,43 159,02 164,29 133,45 132,80 140,67 208,63 185,45 186,34 164,85 216,55 178,30 179,23 149,30 182,07 188,51 174,01 185,58 172,94 174,09 221,30 220,86 234,74 211,16 254,24 205,66 133,59 196,75 161,56 194,20 206,47 206,47 179,73 190,17 162,60 179,13 187,76 187,76
ps .
2004 (2) 145,64 152,05 137,02 211,39 141,94 141,94 144,83 144,83 176,48 127,37 129,42 142,86 133,45 117,83 134,28 120,48 163,34 163,60 157,20 184,30 142,61 143,26 137,70 140,83 165,53 154,79 168,35 159,59 145,35 189,83 189,38 203,69 179,42 205,79 168,78 108,13 170,33 160,48 161,02 167,93 167,93 152,87 161,00 146,69 151,77 157,17 157,17
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.5 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 233,45 232,97 225,61 665,15 133,83 133,83 258,63 258,63 335,42 201,66 221,82 236,25 146,66 179,09 166,48 313,74 269,72 270,65 248,07 363,46 303,18 296,22 234,69 357,13 270,10 242,98 240,41 230,96 262,26 331,47 331,73 323,81 316,26 392,33 304,59 247,27 295,04 220,38 294,47 336,24 336,24 245,23 324,99 252,81 228,45 287,21 287,21
77
: Indeks Perkembangan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 116,40 108,89 122,39 251,25 60,21 60,21 139,12 139,12 150,87 116,26 134,05 143,45 100,26 114,13 122,98 126,61 154,37 153,82 167,00 162,49 153,23 151,30 121,21 171,93 155,09 121,44 137,11 113,57 131,67 231,20 232,64 187,65 148,55 157,94 171,70 144,69 138,93 118,83 148,53 151,99 151,99 144,46 172,71 146,02 138,62 146,62 146,62
.id
2.006 (4) 114,98 107,94 120,82 230,06 65,72 65,72 132,48 132,48 146,13 108,26 126,34 136,18 105,68 109,84 120,17 118,07 143,49 142,65 162,83 153,54 143,39 142,73 108,81 156,56 139,31 115,10 136,09 107,65 123,91 194,08 194,84 171,08 141,25 149,79 162,76 138,57 131,50 116,08 140,88 142,58 142,58 138,88 156,26 137,67 135,48 138,07 138,07
go
2005 (3) 113,66 107,03 119,62 198,06 80,16 80,16 126,22 126,22 140,87 110,63 119,31 130,57 110,08 106,09 115,46 114,24 130,61 131,03 120,86 146,02 131,02 129,30 119,85 142,67 132,00 111,67 130,15 103,89 121,35 178,00 178,83 152,87 135,39 141,84 154,05 113,62 127,04 115,54 133,41 132,19 132,19 134,85 144,60 130,27 133,28 130,39 130,39
ps .
2004 (2) 112,39 106,68 118,16 151,88 79,79 79,79 117,42 117,42 135,84 110,06 108,11 124,27 115,50 101,95 110,35 110,06 123,03 123,24 118,10 139,80 117,28 115,82 113,65 125,52 136,83 124,09 125,17 126,83 119,63 165,67 166,65 136,01 128,44 128,33 143,57 101,23 123,32 119,91 123,91 121,48 121,48 126,78 131,23 127,25 125,84 123,34 123,34
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.6 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 117,46 104,99 128,52 284,04 57,06 57,06 142,04 142,04 162,65 123,48 131,80 152,95 100,69 121,91 130,06 135,10 166,97 167,23 160,83 182,66 167,14 162,18 154,85 195,07 166,72 130,28 145,17 114,96 152,35 249,16 250,98 194,11 158,78 167,63 178,86 145,77 154,07 122,24 155,54 159,51 159,51 150,87 187,35 170,97 141,73 155,83 155,83
78
: Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 109,50 108,93 109,71 121,35 98,85 98,85 110,48 110,48 111,50 118,65 109,80 111,35 97,30 106,30 104,65 112,38 110,64 110,59 111,67 113,59 114,74 114,16 115,16 117,29 115,74 111,67 105,32 111,24 113,36 122,52 122,85 113,00 110,97 112,49 111,23 115,81 110,93 105,44 114,73 116,79 116,79 111,63 119,95 110,79 109,71 113,08 113,08
.id
2.006 (4) 113,44 116,73 108,26 136,80 84,14 84,14 119,29 119,29 122,03 106,83 118,12 113,81 104,00 108,16 107,10 113,59 116,98 116,21 137,24 118,59 122,79 122,33 99,20 130,60 108,81 106,21 110,15 106,91 104,53 113,43 113,40 114,40 115,72 116,63 118,16 146,24 112,39 118,32 116,12 121,32 121,32 109,08 119,56 110,86 106,69 116,81 116,81
go
2005 (3) 118,36 118,92 116,63 152,03 112,75 112,75 120,17 120,17 116,72 104,76 122,87 115,00 100,00 112,70 104,76 173,18 113,54 113,90 104,86 117,50 125,02 125,11 108,42 129,28 113,88 112,42 110,24 108,36 119,77 116,58 116,62 115,24 117,69 123,55 121,85 123,54 115,51 100,67 120,61 122,95 122,95 117,57 118,12 110,84 118,03 119,46 119,46
ps .
2004 (2) 106,47 106,25 106,47 116,55 103,19 103,19 110,65 110,65 113,24 112,15 108,66 111,52 112,40 115,31 112,17 110,60 113,80 113,80 113,81 112,75 112,11 113,27 109,00 107,49 113,25 112,67 112,68 109,37 118,86 114,34 114,40 112,65 114,65 118,82 111,02 102,36 113,82 111,47 114,26 116,55 116,55 111,43 116,44 105,27 110,96 112,36 112,36
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.7 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 109,03 101,32 118,86 124,69 100,54 100,54 112,76 112,76 119,66 119,23 107,55 113,48 108,60 117,30 105,60 117,80 112,37 113,02 98,19 124,60 120,69 118,34 137,59 128,05 113,78 117,73 111,66 112,30 127,13 107,78 107,81 106,71 116,63 117,62 112,69 109,30 120,28 109,33 113,82 114,94 114,94 112,05 119,17 126,58 108,96 115,80 115,80
79
: Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 101,23 100,88 101,29 109,21 91,62 91,62 105,01 105,01 103,25 107,39 106,10 105,33 94,87 103,91 102,33 107,23 107,58 107,83 102,56 105,83 106,86 106,00 111,40 109,81 111,33 105,51 100,76 105,50 106,26 119,13 119,40 109,69 105,17 105,44 105,49 104,41 105,65 102,37 105,43 106,60 106,60 104,02 110,53 106,07 102,32 106,19 106,19
.id
2.006 (4) 101,17 100,85 101,01 116,16 81,98 81,98 104,96 104,96 103,73 97,85 105,89 104,30 96,00 103,54 104,08 103,35 109,86 108,87 134,72 105,15 109,44 110,39 90,78 109,74 105,54 103,07 104,56 103,62 102,12 109,03 108,95 111,91 104,33 105,61 105,66 121,96 103,51 100,47 105,60 107,86 107,86 102,99 108,06 105,68 101,65 105,89 105,89
go
2005 (3) 101,13 100,32 101,23 130,40 100,47 100,47 107,49 107,49 103,70 100,52 110,35 105,07 95,31 104,06 104,63 103,80 106,16 106,32 102,34 104,44 111,71 111,64 105,46 113,67 96,47 89,99 103,98 81,92 101,43 107,44 107,31 112,40 105,41 110,53 107,30 112,25 103,02 96,35 107,66 108,82 108,82 106,36 110,19 102,37 105,91 105,71 105,71
ps .
2004 (2) 101,74 101,14 102,34 103,36 100,65 100,65 104,25 104,25 105,40 104,40 103,26 105,64 105,88 109,80 104,20 106,28 106,51 106,63 103,65 103,86 107,12 108,34 104,01 102,70 106,14 105,42 105,98 103,64 108,45 107,37 107,41 105,88 107,01 109,56 105,36 100,10 105,98 106,81 107,11 108,98 108,98 105,08 109,52 102,05 104,46 105,83 105,83
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.8 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 100,91 96,42 105,01 113,05 94,76 94,76 102,10 102,10 107,81 106,21 98,33 106,63 100,43 106,82 105,76 106,70 108,16 108,72 96,31 112,42 109,08 107,19 127,76 113,46 107,50 107,28 105,87 101,23 115,70 107,77 107,88 103,44 106,89 106,14 104,17 100,75 110,89 102,87 104,72 104,95 104,95 104,43 108,47 117,08 102,25 106,29 106,29
80
: Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
1,13 0,32 1,23 30,40 0,47 0,47 7,49 7,49 3,70 0,52 10,35 5,07 -4,69 4,06 4,63 3,80 6,16 6,32 2,34 4,44 11,71 11,64 5,46 13,67 -3,53 -10,01 3,98 -18,08 1,43 7,44 7,31 12,40 5,41 10,53 7,30 12,25 3,02 -3,65 7,66 8,82 8,82 6,36 10,19 2,37 5,91 5,71 5,71
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 1,23 0,88 1,29 9,21 -8,38 -8,38 5,01 5,01 3,25 7,39 6,10 5,33 -5,13 3,91 2,33 7,23 7,58 7,83 2,56 5,83 6,86 6,00 11,40 9,81 11,33 5,51 0,76 5,50 6,26 19,13 19,40 9,69 5,17 5,44 5,49 4,41 5,65 2,37 5,43 6,60 6,60 4,02 10,53 6,07 2,32 6,19 6,19
.id
1,74 1,14 2,34 3,36 0,65 0,65 4,25 4,25 5,40 4,40 3,26 5,64 5,88 9,80 4,20 6,28 6,51 6,63 3,65 3,86 7,12 8,34 4,01 2,70 6,14 5,42 5,98 3,64 8,45 7,37 7,41 5,88 7,01 9,56 5,36 0,10 5,98 6,81 7,11 8,98 8,98 5,08 9,52 2,05 4,46 5,83 5,83
2.006 (4) 1,17 0,85 1,01 16,16 -18,02 -18,02 4,96 4,96 3,73 -2,15 5,89 4,30 -4,00 3,54 4,08 3,35 9,86 8,87 34,72 5,15 9,44 10,39 -9,22 9,74 5,54 3,07 4,56 3,62 2,12 9,03 8,95 11,91 4,33 5,61 5,66 21,96 3,51 0,47 5,60 7,86 7,86 2,99 8,06 5,68 1,65 5,89 5,89
go
2005 (3)
ps .
2004 (2)
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.9 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 0,91 -3,58 5,01 13,05 -5,24 -5,24 2,10 2,10 7,81 6,21 -1,67 6,63 0,43 6,82 5,76 6,70 8,16 8,72 -3,69 12,42 9,08 7,19 27,76 13,46 7,50 7,28 5,87 1,23 15,70 7,77 7,88 3,44 6,89 6,14 4,17 0,75 10,89 2,87 4,72 4,95 4,95 4,43 8,47 17,08 2,25 6,29 6,29
81
: Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 183,95 211,15 155,09 212,32 221,07 221,07 164,88 164,88 185,79 145,48 153,86 145,14 134,70 133,77 128,20 210,36 155,49 155,69 151,29 179,52 163,95 165,44 140,72 162,21 153,07 169,95 157,02 181,09 156,67 133,02 132,26 161,71 182,55 211,19 157,42 156,37 176,55 169,62 174,18 192,47 192,47 151,50 157,90 136,77 151,25 169,17 169,17
.id
2.006 (4) 170,07 195,55 143,19 191,09 204,91 204,91 156,70 156,70 172,03 131,67 148,67 137,30 131,33 130,77 125,37 200,72 151,19 151,80 138,94 167,26 152,69 153,61 136,12 151,88 147,24 160,57 150,21 171,75 146,87 129,34 128,54 156,97 173,00 197,95 149,30 140,98 168,15 164,68 160,06 175,68 175,68 141,16 145,50 130,93 141,06 158,85 158,85
go
2005 (3) 151,67 168,95 133,60 162,26 199,65 199,65 137,88 137,88 146,24 120,61 133,28 125,83 121,23 125,17 121,84 182,62 141,99 142,21 136,39 148,31 136,09 138,61 124,57 127,61 142,81 155,83 142,59 166,46 143,47 124,33 123,50 153,55 155,96 179,25 133,50 117,57 154,87 139,83 145,57 156,20 156,20 133,29 131,51 124,81 134,40 144,00 144,00
ps .
2004 (2) 129,59 142,53 115,96 139,18 177,90 177,90 123,34 123,34 129,92 115,73 119,71 114,97 115,55 115,57 121,69 109,47 132,76 132,75 133,11 131,83 121,60 123,69 121,17 112,20 120,97 124,74 134,50 125,83 121,50 114,59 113,64 149,76 139,70 160,36 117,56 106,82 138,12 133,83 129,95 138,25 138,25 120,58 122,68 115,28 120,60 127,43 127,43
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.10 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 198,74 221,90 175,54 234,17 234,55 234,55 182,09 182,09 206,23 163,31 168,29 154,46 145,66 146,90 128,00 232,24 161,54 161,84 154,24 198,99 181,39 182,65 151,56 183,07 162,01 186,50 165,61 200,90 172,14 133,04 132,17 166,82 199,18 234,04 170,30 169,63 191,50 180,28 189,31 210,79 210,79 162,54 173,47 147,87 161,18 184,31 184,31
82
: Inflasi Produk Domestik Regional Bruto (%) : Kota Blitar : 2004 - 2008
lit
tp :// b
ht
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
2007*) (5) 8,17 7,98 8,31 11,11 7,89 7,89 5,22 5,22 8,00 10,49 3,49 5,71 2,57 2,30 2,26 4,80 2,84 2,56 8,88 7,33 7,37 7,70 3,38 6,80 3,96 5,84 4,54 5,44 6,68 2,85 2,89 3,02 5,52 6,69 5,44 10,92 5,00 3,00 8,82 9,56 9,56 7,32 8,52 4,46 7,22 6,49 6,49
.id
2.006 (4) 12,13 15,74 7,18 17,77 2,64 2,64 13,65 13,65 17,64 9,17 11,55 9,12 8,33 4,47 2,90 9,91 6,48 6,74 1,87 12,78 12,20 10,82 9,27 19,02 3,10 3,04 5,35 3,18 2,37 4,04 4,08 2,23 10,92 10,43 11,84 19,91 8,57 17,77 9,96 12,47 12,47 5,91 10,64 4,90 4,95 10,31 10,31
go
4,64 5,05 4,04 12,76 2,53 2,53 6,14 6,14 7,44 7,43 5,23 5,57 6,16 5,02 7,65 4,07 6,84 6,72 9,80 8,56 4,66 4,55 4,80 4,66 6,70 6,87 6,32 5,53 9,60 6,49 6,50 6,39 7,15 8,45 5,38 2,26 7,39 4,37 6,67 6,95 6,95 6,04 6,31 3,15 6,22 6,17 6,17
2005 (3) 17,04 18,54 15,21 16,59 12,23 12,23 11,79 11,79 12,56 4,21 11,34 9,45 4,92 8,31 0,12 66,83 6,95 7,13 2,47 12,50 11,92 12,06 2,81 13,74 18,05 24,92 6,01 32,29 18,08 8,50 8,68 2,53 11,64 11,78 13,56 10,06 12,13 4,48 12,02 12,99 12,99 10,54 7,19 8,27 11,44 13,01 13,01
ps .
2004 (2)
ar
Lapangan Usaha / Sub Lapangan Usaha (1) 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Pertambangan Migas b. Pertambangan Non Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman & Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Non Migas 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 9. Barang Lainnya 4. LISTRIK , GAS DAN AIR a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7. ANGKUTAN DAN KOMUNIKAS a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSH a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta 1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 3. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
ko ta .b
Tabel 6.11 Daerah Data Tahun
2008**) (6) 8,04 5,09 13,19 10,29 6,10 6,10 10,44 10,44 11,00 12,26 9,38 6,42 8,14 9,81 -0,16 10,40 3,89 3,95 1,95 10,84 10,64 10,40 7,70 12,86 5,84 9,74 5,47 10,94 9,87 0,01 -0,06 3,16 9,11 10,82 8,18 8,48 8,46 6,28 8,69 9,52 9,52 7,29 9,86 8,11 6,57 8,95 8,95
83
Tabel 6.12 Daerah Data Tahun
: Agregat PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita : Kota Blitar : 2004-2008 Rincian
2004
2005
2006
2007*)
2008**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU
5. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor ( Ribuan Rupiah ) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ( Rupiah )
1.092.736.403
1.265.357.176
46.264.730
55.340.523
64.585.346
73.093.138
84.827.389
646.170.094
771.872.085
901.721.277
1.019.643.265
1.180.529.787
19.830.690
23.741.002
27.819.818
32.017.177
35.809.608
626.339.404
748.131.083
873.901.459
987.626.088
1.144.720.179
127.550
128.731
.id
4. Pajak Tak Langsung Neto ( Ribuan Rupiah )
966.306.623
go
3. Produk Domestik Regional Neto ( Ribuan Rupiah )
827.212.608
ps .
2. Penyusutan ( Ribuan Rupiah )
692.434.824
129.932
ko ta .b
1. Produk Domestik Regional Bruto ( Ribuan Rupiah )
131.121
132.278
5.428.732
6.425.901
7.437.018
8.333.802
9.565.893
4.910.540
5.811.584
6.725.837
7.532.173
8.653.897
574.442.037
608.298.096
645.936.355
686.549.150
43.630.998
47.276.580
50.184.593
51.868.689
54.923.932
499.770.816
527.165.457
558.113.503
594.067.666
631.625.218
22.003.811
24.413.787
26.035.159
26.160.422
27.461.966
477.767.005
502.751.671
532.078.345
567.907.244
604.163.252
127.550
128.731
129.932
131.121
132.278
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ( Rupiah )
4.260.304
4.462.344
4.681.665
4.926.262
5.190.199
8. Pendapatan Regional Per Kapita ( Rupiah )
3.745.723
3.905.444
4.095.052
4.331.169
4.567.375
8. Pendapatan Regional Per Kapita ( Rupiah )
tp :// b
2. Penyusutan ( Ribuan Rupiah )
3. Produk Domestik Regional Neto ( Ribuan Rupiah )
ht
4. Pajak Tak Langsung Neto ( Ribuan Rupiah )
5. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor ( Ribuan Rupiah ) 6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun ( Jiwa )
Keterangan :
543.401.814
lit
1. Produk Domestik Regional Bruto ( Ribuan Rupiah )
ar
II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
*) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
84
Tabel 6.13 Daerah Data Tahun
: Laju Pertumbuhan Agregat PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita ( % ) : Kota Blitar : 2004-2008 Rincian
2004
2005
2006
2007*)
2008**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU 12,36
19,46
16,81
13,08
15,80
2. Penyusutan
12,20
19,62
16,71
13,17
16,05
3. Produk Domestik Regional Neto
12,37
19,45
16,82
4. Pajak Tak Langsung Neto
11,42
19,72
17,18
5. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor
12,40
19,44
16,81
0,93
0,93
11,32
11,36
.id
1. Produk Domestik Regional Bruto
15,78
15,09
11,84
13,01
15,91
0,93
0,92
0,88
18,37
15,74
12,06
14,78
18,35
15,73
11,99
14,89
5,83
5,71
5,89
6,19
6,29
15,27
8,36
6,15
3,36
5,89
5,08
5,48
5,87
6,44
6,32
11,53
10,95
6,64
0,48
4,98
5. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor
4,80
5,23
5,83
6,73
6,38
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
0,93
0,93
0,93
0,92
0,88
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
4,85
4,74
4,91
5,22
5,36
8. Pendapatan Regional Per Kapita
3,83
4,26
4,85
5,77
5,45
8. Pendapatan Regional Per Kapita
2. Penyusutan
lit
1. Produk Domestik Regional Bruto
ar
II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
tp :// b
3. Produk Domestik Regional Neto
ht
4. Pajak Tak Langsung Neto
Keterangan :
ps .
7. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
ko ta .b
6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
go
13,08
*) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Blitar 2008
85
ar
lit
tp :// b
ht
.id
go
ps .
ko ta .b