Buletin triwulan Wahana Informasi Pengelolaan TN Bukit Baka Bukit Raya
Edisi 1 Tahun 2012 ISSN : 2088-2459
ZONA WISATA Puncak Bukit Raya
OPINI Rehabilitasi Hutan Lahan bukan sekedar “Proyek” menanam
REPORTASE Studi Banding ke TNGGP
SALAM REDAKSI_2 FOKUS 20 Tahun Pengelolaan TNBBBR Ikhtiar Memepertajam Peran Kawasan_3 OPINI Rehabilitas Hutan dan Lahan Bukan Sekedar “ Proyek Menanam”_6 Remunerasi “Menunuju Kesejahteraan Yang Lebih Baik”_8 Pembinaan Masyarakat di Kawasan Daerah Penyangga TNBBBR_10 Penyusunan Target PNBP Non Kayu Sektor Kehutanan 2012_12 REPORTASE LAPANGAN Studi Banding ke TNGGP_14 GALERI_16 POTRET KEHATI_17 KONSERVASI TERKINI_19 PROFIL “Niken Trusti Prihatin, Wanita Pekerja Keras Yang Bersahaja”_21 ZONA WISATA Puncak Bukit Raya_23 ENSIKLOPEDIA KONSERVASI_25 SAHABAT TN Acoi “Mengabdi untuk pendidikan, menanamkan cinta pada lingkungan”._27 LEGENDA Suku Dayak Punan_29 SEPUTAR KAWASAN_31 KARIKATUR_33 1
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
Melawi di Kalimantan Barat dan Sungai Katingan di Kalimantan Tengah. Nilai utama kawasan sebagai perwakilan tipe hujan tropis dunia yang didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae. Kekayaan yang dipunyai kawasan TNBBBR ini juga koheren dengan tingginya kemungkinan terjadinya ancaman maupun gangguan di dalamnya. Pengelolaan yang berorientasi pada pengembangan fungsi dan manfaat kawasan sudah semestinya menjadi prioritas utama dalam menata kelola TNBBBR ke depan. Hal ini sejalan dengan dengan perubahan paradigma pengelolaan yang semula hanya berkutat pada upaya melindungi keberadaan dan fungsi kawasan berkembang pada usaha pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari dan berkelanjutan.Rentetan masalah serta hambatan yang dihadapi sepanjang periode pengelolaan kawasan seputar mengenai masih tingginya tingkat kerawanan dan gangguan terhadap kawasan, kelembagaan masyarakat di sekitar kawasan penyangga yang belum terbina sepenuhnya serta masih minimnya fasilitas pendukung pengelolaan termasuk belum tertatanya sistem basis data kawasan. Beberapa problem pengelolaan tersebut semakin dengan lengkap ditambah dengan minimnya personil pengelola yang harus berhadapan dengan luasan kawasan 110.090 Ha di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Bukan dalam rangka menelanjangi gajah di pelupuk mata dan membongkar segala keluhan terhadap kenyataan pengelolaan namun perlu bersama disadari bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu untuk dikerjakan. Peran Serta Para Pihak Kolaborasi pengelolaan menjadi tema penting yang terus didengungkan dalam setiap agenda koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan kawasan TNBBBR. Melihat kekuatan amunisi yang dimiliki BTNBBBR dihadapkan dengan luasan dan kompleksitas problematika kawasan yang terlampau mustahil untuk dikelola sendiri oleh pemegang mandat tunggal pengelolaan, pengelolaan secara kolaboratif adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditampik oleh siapapun. Bersama dengan Pemerintah Daerah di tiga kabupaten (Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Katingan red.) dan dua Provinsi (Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah red.), NGO, Perguruan Tinggi serta elemen masyarakat di sekitar kawasan penyangga taman nasional, BTNBBBR berusaha menghimpun kekuatan untuk mewujudkan kolaborasi pengelolaan kawasan. Bentuk kolaborasi pengelolaan yang tengah terus digodok dengan para stakeholder yang berkompeten mengarah pada bentuk kerjasama multi pihak yang bermuara pada tujuan pembangunan wilayah kelola HoB (Heart of Borneo – Jantung Kalimantan red.) yang lebih terarah dan berkesinambungan. Dalam peranannya sebagai pengelola kawasan BTNBBBR memiliki fokus utama pada upaya ke dalam untuk tujuan menjaga kelestarian fungsi dan keberadaan kawasan, perlindungan dan pengamanan serta upaya optimalisasi pemanfaatan jasa lingkungan, Pemerintah Daerah dan NGO memiliki fokus pada pengembangan dan pembangunan kawasan penyangga taman nasional. Perihal penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dipercayakan kepada kaum akademisi di Perguruan Tinggi maupun praktisi pemerhati dan peneliti pada lembaga pengkajian dan penelitian. Masyarakat Kawasan Penyangga Seperti halnya keberadaan masyarakat pada beberapa kawasan konservasi di Indonesia, masyarakat di sekitar kawasan penyangga TNBBBR tidak dapat dipisahkan begitu saja dari satu kesatuan lingkup pengelolaan kawasan taman nasional. Entitas masyarakat desa hutan yang hidup, tumbuh dan berkembang di sekitar kawasan merupakan modal sosial yang memiliki arti penting bagi pengelolaan kawasan TNBBBR. Sinergisitas pengelolaan yang dibangun dengan masyarakat di sekitar kawasan penyangga merupakan investasi dengan prospek yang cukup cerah terutama bila dihubungkan dengan upaya optimalisasi pemanfaatan kawasan berbasis pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam. Masyarakat desa di sekitar
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
4
kawasan penyangga nantinya akan menjadi pelaku utama dalam pengelolaan sumberdaya jasa lingkungan dan wisata alam yang bila dikelola secara intensif bukan tidak mungkin dapat menjadi salah satu sumber pengisi pundi penghasilan masyarakat. Kenyataan minimnya SDM pengelola serta sumber anggaran pengelolaan menimbulkan problem yang dihadapi sekarang berupa masih belum sepenuhnya kawasan taman nasional hanyalah rangkaian kerangkeng akses yang membatasi masyarakat untuk berinteraksi dengan sumberdaya hutan di sekitar mereka. Mekanisme pemberian insentif yang kurang bahkan sama sekali tidak dirasakan masyarakat di sekitar kawasan penyangga menimbulkan apatisme serta tidak diterimanya status kawasan taman nasional pada beberapa desa penyangga. Hal ini menimbulkan labilnya legitimasi kawasan akibat penggugatan batas kawasan terutama yang langsung berdampingan dengan permukiman. Proyeksi Pengelolaan BTNBBBR telah merumuskan perencanaan pengembangan kawasan TNBBBR dalam dokumen Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pengelolaan Jangka Menengah dan Rencana Strategis bagi pengelolaan kawasan. Pengelolaan kawasan TNBBBR yang mengusung visi “Terwujudnya Pengelolaan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya yang Lestari Mandiri dan Bermanfaat Bagi Para Pihak” secara implisit mengamanatkan optimalisasi peranan kawasan bagi seluruh pihak di sekitar khususnya dan para pihak yang concern terhadap kawasan. Peningkatan peran dan manfaat kawasan yang dimaksud adalah meningkatkan keluaran manfaat dari kawasan secara lestari tanpa mengurangi nilai dan kemampuan kawasan untuk menghasilkan jasa lingkungan berikutnya. Beberapa agenda pengelola yang dipandang urgent untuk segera diselesaikan adalah terkait tata batas, zonasi serta penajaman pengelolaan melalui pola resort base management (pengelolaan berbasis resort red.). Terwujudnya tata batas yang definitif dengan pembagian zona pengelolaan yang mapan serta pengelolaan yang lebih terfokus pada masing-masing resort. kesemuanya menjadi pintu gerbang pembaruan pengelolaan yang lebih efektif untuk terus memperkuat pengelolaan dan mempertajam peran kawasan. Keterangan. 1). Dikontribusikan untuk Buletin Schwaner BTNBBBR 2). Helmy Adhi Kusuma, S.Hut Calon Penyuluh Kehutanan TNBBBR
5
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
memerlukan biaya tinggi apabila hendak diolah. Kenyataan ini menunjukkan bahwa keberadaan lahan kritis menimbulkan beberapa kerugian baik dari segi ekologis, dan sosial ekonomi. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) pada prinsipnya merupakan suatu usaha/upaya untuk memperbaiki kondisi hutan dan atau lahan yang mengalami kerusakan akibat degradasi lahan dan deforestasi. RHL dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan keanekaragaman dan kelestarian flora dan fauna serta fungsi sumberdaya hutan dan lahan baik fungsi produksi, fungsi lindung maupun fungsi konservasi yang dilakukan secara bertahap. Kegiatan RHL merupakan suatu bentuk campur t a n ga n m a n u s i a d e n ga n t u j u a n u n t u k mengembalikan kondisi hutan yang tidak mampu lagi melakukan suksesi/regenerasi secara alami. Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan, yang ditempatkan pada kerangka Daerah Aliran Sungai (DAS). Tujuan RHL selain untuk mengimbangi laju deforestrasi diharapkan juga nantinya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi pelaksanaan RHL dengan melakukan pemilihan jenis-jenis tanaman yang mampu memberikan manfaat perbaikan lingkungan yang optimal dan juga mempunyai potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P. 12/MENHUT-II/2011 menyebutkan bahwa : Penyelenggaraan RHL bertujuan untuk terwujudnya peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut maka sebenarnya terdapat upaya pemberdayaan masyarakat di dalam pelaksanaan kegiatan RHL. Upaya pemberdayaan masyarakat yang biasanya terdapat dalam item kegiatan RHL antara lain : pembentukan, pembinaan dan pendampingan kelompok masyarakat, peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, penyadar-tahuan masyarakat mengenai fungsi dan peranan hutan
7
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
b a g i ke h i d u p a n , d a n l a i n - l a i n . M e l a l u i pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan diharapkan rasa ketergantungan masyarakat terhadap hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya semakin berkurang. Dengan demikian diharapkan tekanan terhadap kawasan hutan dapat dikendalikan. Kegiatan RHL sangat terkait dengan keberadaan dan aktivitas masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Peranserta masyarakat harus didorong secara berkelanjutan, agar kegiatan RHL dapat menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu upaya untuk mendorong peranserta masyarakat tersebut adalah melalui pemberian insentif kepada masyarakat dalam kegiatan RHL, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kepedulian, kemampuan dan kemandirian masyarakat serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Harapan kita, hakikat RHL sebagai suatu gerakan moral setiap warga negara untuk turut serta bertanggungjawab dalam pelestarian lingkungan serta terciptanya kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dapat terwujud. Mari kita kendalikan laju kerusakan hutan dan sukseskan gerakan menanam satu milyard pohon. HUTAN RUSAK, BERNAFAS MAKIN SESAK!!!
Daftar Pustaka Kemenhut, 2010, Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No : P. 25/Menhut-II/2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Tahun 2010, http://www.dephut.go.id/files/P25_2010.pdf (diunduh tanggal 14 Februari 2012) Kemenhut, 2011, Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No : P. 12/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2011 http://www.dephut.go.id/files/Permenhut_9_2011_0.pdf (diunduh tanggal 14 Februari 2012)
karet (Hevea brazilliensis) unggul yang memiliki prospek ekonomi yang baik untuk jangka panjang. Hal tersebut sejalan dengan program pemerintah daerah Kabupaten Sintang yang menjadikan karet sebagai tanaman budidaya unggulan. Pertimbangan lainnya adalah minat masyarakat, kondisi dan potensi lokasi yang mendukung, pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang karet serta tanaman karet yang mampu beradaptasi dengan baik. 4. Kondisi di Daerah Penyangga TNBBBR Kegiatan Pembuatan Kebun Karet dalam rangka pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan TNBBBR adalah untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan partisipasi masyarakat akan kepedulian terhadap kawasan konservasi dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dan terarah secara lebih efektif, efisien dan berkelanjutan sehingga masyarakat ikut serta dalam mendukung pengelolaan kawasan Taman Nasional secara optimal. Tujuan kegiatan Pe m b u ata n Ke b u n Ka ret d a l a m ra n g ka
11
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan TNBBBR adalah : a. Mewujudkan sistem pengelolaan sumberdaya alam yang menjamin kelestarian dan keadilan dengan mengakomodir kepentingan para pihak. b. Memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan TNBBBR. c. Melibatkan masyarakat secara langsung dalam upaya pembangunan dan konservasi sumberdaya alam. Pengelolaan daerah penyang ga TNBBBR didasarkan atas pertimbangan aspek ekologis, ekonomis dan sosial budaya, maka kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pembuatan kebun karet jenis unggul Okulasi Mata Tidur (OMAT) dengan tahapan : pembukaan lahan; pengajiran dan pembuatan lubang tanam; dan penanaman dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaksana kegiatan.
b.
Target disusun dengan mempertimbangkan data historis (realisasi 3 tahun terakhir); Penyusunan Target PNBP tidak bisa sembarangan, kita terlebih dahulu harus mengetahui realisasi tiga tahun terakhir sebagai bahan pertimbangan. Dalam penyusunan Target PNBP tahun 2013, kita harus memperhatikan realisasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 agar dapat melihat perbandingan jumlah pengunjung dari tahun ketahun apakah mengalami kenaikan atau penurunan serta melakukan analis atas perubahan tersebut sehingga Target PNBP tahun 2013 yang telah disusun dapat terealisasi secara maksimal c. Target disusun dengan pendekatan Medium Terms Budget (telah diperkirakan sampai tahun X+3);
d.
Target disusun dengan pendekatan Bottom Up (dimulai dari Satker kemudian berjenjang sampai KL). Penyusunan Target PNBP merupakan siklus rutin tahunan yang didahului dengan Penyusunan Pagu Indikatif yang dipersiapkan sekitar bulan Desember
Skema battom up
tahun X-2 (dua tahun sebelum tahun yang bersangkutan), kemudian Penyusunan Pagu Anggaran dipersiapkan sekitar bulan Maret dan disampaikan bulan April tahun X-1 (satu tahun sebelum tahun yang bersangkutan), dan pada tahap terakhir adalah Keppres Alokasi Anggaran ditetapkan paling lambat tanggal 30 November X-1 (satu tahun sebelum tahun yang bersangkutan). Pada setiap satuan kerja (satker red.) penyusunan Target PNBPharus dikoordinasikan dengan bagian program anggaran tiap satker agar Target yang telah disusun setiap tahunnya dapat dimuat dalam Halaman 3 DIPA satker. Diharapkan target PNBP 2013 minimal sebesar realisasi di Tahun Anggaran 2011 agar tidak ada revisi DIPA pada tahun anggaran 2013.
Sumber : - Biro Perencanaan Kementerian Kehutanan.2012.“ Slide Kebijakan Penyusunan Target PNBP Non Kayu Sektor Kehutanan Tahun 2013”.Batam. - Hardjo, Budi. Drs., MM.2012.”Slide Kebijakan Umum PNBP Kementerian Kehutanan”.Batam. - Direktorat PNBP.2012.”Kebijakan Nasional, Peraturan dan Implikasi Hukum atas Pengelolaan PNBP TA 2013”.Batam. - Patiung, Luther. Dr., SE.2012.”Penyusunan Estimasi PNBP Ditjen PHKA Tahun 2013”.Batam
13
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
STUDI BANDING KE TNGGP (oleh : Ely Triana, S.Hut.)
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu dari lima taman nasional pertama dan terbaik di Indonesia yang dideklarasikan sejak tahun 1980. Berbagai masalah dan kendala tentu muncul dalam pengelolaan kawasan TNGGP namun berbagai cara pula telah ditempuh untuk mengatasinya. Oleh karena itu sebagai taman nasional yang lebih 'muda' usianya, perlu kiranya Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya melihat dan menggali informasi tentang bagaimana pengelolaan TNGGP agar memperoleh gambaran dan inspirasi dalam pengelolaannya ke depan sehingga dapat kiranya menjadi salah satu taman nasional terbaik di kemudian hari. Dari hasil kunjungan ke TNGGP yang dilaksanakan pada tanggal 19 – 23 Desember 2011 lalu, ada beberapa hal dari aspek pengelolan yang perlu disoroti, yaitu: 1. Pengelolaan wisata alam Sebagai taman nasional yang terletak di jalur wisata dengan akses yang sangat mudah dari kota-kota besar menjadikan TNGGP pusat kunjungan wisata alam bagi masyarakat Jawa Barat khususnya dan berbagai kota di Pulau Jawa pada umumnya. Ribuan pengunjung bisa datang terutama pada
musim liburan sekolah. Tujuannya ada yang berkemah, mendaki, melihat pemandangan air terjun dan wisata minat khusus lainnya seperti “bird watching”. Fasilitas pendukung pun sudah sangat memadai, dari mulai bumi perkemahan, jalur pendakian, jalur pengamatan satwa, bahkan trek bersepeda pun ada. Papan-papan informasi dan shelter tersebar di berbagai lokasi strategis. Kerjasama pengusahaan wisata oleh pihak swasta pun sudah terjalin. 2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat Kawasan TNGGP dikelilingi oleh pemukiman yang relatife padat penduduk. Sebagian kawasan merupakan perluasan ex-Perhutani dimana terdapat masyarakat yang telah bertahun-tahun melakukan kegiatan tumpang sari untuk menunjang kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Kondisi ini menjadi salah satu masalah/ancaman yang harus dihadapi seiring dengan rencana restorasi hutan untuk menjadikannya mirip dengan kondisi hutan alam yang sebenarnya. Pendekatan partisipatif dan prospherity dilakukan dengan cara melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya. Setelah petani tidak bisa lagi melakukan kegiatan tumpang sari dibawah tegakan hutan yang semakin rimbun, maka harus diciptakan sumber pendapatan lain agar masyarakat tidak memandang bahwa program restorasi hutan taman nasional adalah sebuah program yang mengancam kepentingan mereka. Sebaliknya, dengan adanya dampak positif untuk masyarakat, maka program restorasi hutan TN akan didukung sepenuhnya oleh masyarakat. Program peningkatan ekonomi untuk masyarakat yang telah dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan Hutan Sahabat Green (HSG), melalui program adopsi pohon. Program-program tersebut antara lain: Budidaya Lebah Madu, Peternakan Kambing Domba, Peternakan Kelinci, Pembangunan Camping Ground untuk menunjang ekowisata
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
14
Kebun Bibit (nursery), Radio Komunitas, dan Program Pertanian Sayur Organik. 3. Kegiatan pendidikan lingkungan Sasaran pendidikan lingkungan di TNGGP umumnya untuk semua kalangan. Namun lebih untuk para pelajar dari tingkat dasar sampai menengah pada sekolah binaan. Kegiatan visit to school dilaksanakan secara berkesinambungan. Metode-metode yang dipakai dalam penyampaian pendidikan lingkungan sangat interaktif dilengkapi berbagai alat peraga yang mendukung. Kegiatan school visit pun benar-benar mengajak peserta berinteraksi langsung dengan alam di dalam kawasan taman nasional. 4. Kegiatan promosi Pa p a n - p a p a n i n fo r m a s i , p o s t e r - p o s t e r, leaflet, buklet tersebar baik di dalam ruangan kantor maupun di sekitar kawasan. 5. Kegiatan PEH Setiap anggota PEH diwajibkan memiliki keahlian
15
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
khusus sesuai minat masing-masing. Untuk itu mereka melakukan kegiatan penelitian dalam suatu plot sampling permanen (PSP) yang harus diamati dan dilaporkan setiap bulannya. 6. Pengelolaan berbasis resort Akses yang mudah serta sarana dan prasarana yang sudah memadai sangat mendukung kelancaran pengelolaan berbasis resort, sehingga pelaksanaan kegiatan di lapangan lebih efektif. Dari ke-5 point di atas, beberapa hal dapat langsung diterapkan di TNBBBR misalnya untuk kegiatan pendidikan lingkungan dan promosi. Namun untuk kegiatan lain tampaknya masih perlu banyak persiapan dan kendala yang harus diatasi terlebih dahulu sebelum diterapkan. Diantaranya kondisi lapangan yang sangat berbeda dan juga sarana prasarana yang ada belum memadai.
Judul
:Hinggap Mencari Lokasi :Resort Lekawai Fotografer :Helmy Adhi Kusuma
Judul
: Liputan Konsevasi Lokasi : Resort Belaban Fotografer : Dok. TNBBBR
Judul
: Mari Menanam Lokasi : Resort Belaban Fotografer : Dok. TNBBBR
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
16
TI T KEHA
POTRE
1. PASAK BUMI Kingdom :Plantae Divisi :Magnoliophyta Kelas :Magnoliopsida Ordo :Sapindales Famili :Simaroubaceae Genus :Eurycoma Spesies :Eurycoma longifolia Jack
Pasak Bumi atau Tongkat Ali selama ini dikenal sebagai afrodisiak (obat kuat red.) Pasak Bumi tersebar di hutan dataran rendah di Indonesia dan Malaysia. Tumbuhan ini disebut sebagai Pasak Bumi karena akarnya yang menembus bumi dengan kekar dan lurus. Pasak Bumi mempunyai ciri-ciri: bentuknya seperti semak/ pohon kecil yang tidak bercabang dan jika bercabang terdiri atas 1 – 2 cabang dengan tinggi maksimal 10 m. Berdaun majemuk,menyirip ganjil, mengelompok di ujung ranting yang tebal, berbentuk bundar telur dengan ujung daun agak meruncing . Bunga berwarna merah kejinggaan yang tersusun pada tangkai yang bercabang yang keluar dari pangkal daun dan seluruh bagiannya berbulu halus dengan benjolan kelenjar di ujungnya. Khasiat dari akar pasak bumi adalah sebagai obat kuat karena mengandung ekstrak ethanolic yang dapat menambah jumlah hormon testosteron. Kandungan senyawa kuasinoid dan erikomanon yang terkandung di akarnya juga dapat melumpuhkan plasmodium falcifarum (penyebab malaria). Kandungan senyawa kuasinoid dan alkaloid yang terdapat di akar pasak bumi juga dapat mencegah penyakit kanker. 2. Enggang Gading (Buceros vigil)
Kingdom :Animalia Filum :Chordata Kelas :Aves Ordo :Coraciiformes Famili :Bucerotidae Genus :Buceros Spesies :Buceros vigil Status : Dilindungi (PP No. 7 tahun 1999)
Enggang Gading, Buceros vigil, adalah burung besar yang termasuk ke dalan famili Enggang/Rangkong. Bulunya kehitam-hitaman kecuali perut dan kaki berwarna putih. Ekornya panjang dengan dua bulu pada ekor utama lebih panjang dari yang lainnya, diatas 1 m, sehingga membuat burung tersebut memiliki
17
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
panjang total 160 cm. warna ekornya putih dan mempunyai tanda hitam di ujungnya. Berat tubuh enggang jantan adalah 3,1 kg dan berat betina adalah 2,7 kg. Spesies ini memiliki tenggorokan yang berkerut dan gundul,. Enggang jantan memiliki tenggorokanberwarna merah dan betina berwarna biru. Pelindung kepala dan paruhnya berwarna kuning. Bunyi suara burung jantan seperti orang yang sedang tertawa terbahakbahak dan dapat terdengar hingga radius 2 – 3 km dengan energi suara yang dihasilkan berkisar antara 500 – 1500 Hz.Habitat Enggang Gading yaitu di hutan dataran rendah di atas ketinggian 1500 dpl. Daerah penyebarannya di Semenanjung Malaysia, Thailand, Sumatera, dan Kalimantan. 3. Anggrek Hitam Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta : Liliopsida Kelas Ordo : Asparagales Famili : Orchidaceae Genus : Coelogyne Spesies : Coelogyne pandurata Status : Dilindungi (PP No. 7 tahun 1999)
Coelogyne pandurata, atau yang dikenal dengan nama Anggrek Hitam adalah spesies anggrek yang selain tumbuh di hutan Kalimantan, tetapi dapat dijumpai juga di Sumatera, Semenanjung Malaysia, Mindanao, Pulau Luzon, dan Pulau Samar di Filipina. Anggrek hitam ini tumbuh di dataran rendah pada pohon-pohon tua, di dekat pantai, di daerah rawa dataran rendah yang panas, dan dekat sungai-sungai di hutan basah. Tumbuhan ini hidup sebagai epifit dan berkembang biak dengan biji. Dinamai anggrek hitam karena memiliki labellum (lidah) yang berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Jumlah bunga dalam tiap tandannya antara 1 – 14 kuntum atau lebih dengan diameter tiap bunga sekitar 10 cm. Daun kelopaknya berbentuk bulat telur, melancip, dan berwarna hijau muda dengan panjang 5 – 6 cm dan lebar 2 – 3 cm. Daun mahkota dari anggrek ini berbentuk bulat telur lancip, berwarna hijau muda dan bibirnya seperti biola, ditengah-tengahnya terdapat 1 alur, pinggirnya mengeriting serta berwarna hitam kelam atau coklat tua. Bunganya berbau harum semerbak dan mekar pada bulan Maret hingga Juni.Daun Anggrek Hitam berwarna hijau dan berbentuk lonjong, panjangnya 40 – 50 cm dan lebar 2 – 10 cm. Buah tumbuhan ini berbentuk jorong. Panjangnya sekitar 7 cm dengan lebar 2 – 3 cm. (ivy2001) Sumber : Anonymus, 2012. Khasiat pasak Bumi. (online). www.obatkuat.promojos.com/tips-kuat-seks/pasak-bumi.html, diakses pada tanggal 17 April 2012. Pukul 08.57 WIB. Anonymus, 2012. Pasak Bumi, Obat Kuat yang Efektif. (online). www.akupresure.wordpress.com/tag/pasak-bumi/, diakses pada tanggal 17 April 2012. Pukul 09.05 WIB. Helmeted Hornbill, Rhinoplax vigil, 2011. (online).http://www.birdlife.org/datazone/species/index.html?action=Spchtmdetails.asp&sid=954&m=0 . diakses pada tanggal 17 April 2012, pukul 12.47 WIB. Anonymus, 2011. Anggrek Hitam. (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Anggrek_hitam , diakses pada tanggal 17 April 2012, pukul 13.04 WIB. Alamendah, 2010. Anggrek Hitam Liar makin Kelam. (online). http://alamendah.wordpress.com/2010/01/21/anggrek-hitam-liar-makin-kelam/ , diakses pada tanggal 17 April 2012, pukul 13.40 WIB.
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
18
KONSERVASI TERKINI Rana pipiens, Spesies Katak Baru dari Belantara Hutan “Beton” New York Ranapipiens, Spesies Katak baru dari New York XRana pipiens merupakan spesies katak baru yang ditemukan oleh Jeremy Feinberg, Ahli Biologi dari Universitas Rurgers New Jersey, ini di kota New Yrok. Pada awalnya, katak yang seluruh tubuhnya berbintik hijau ini dikenal sebagai spesies dari katak tutul, Southern Leopard Frog, (Rana sphenopcephala), tetapi setelah dianalisa lebih lanjut dari pengenalan suara dan identifikasi melalui tes DNA, ternyata katak tersebut merupakan katak dari spesies yang berbeda. Jika katak Rana sphenocephala mengeluarkan bunyi suara yang panjang, katak Rana pipiens ini memiliki suara yang pendek dan berulang-ulang. Menurut analisa dari para ilmuwan, habitat dan sebaran dari katak ini di Yankee Stadium, Kawasan Bronx, serta di State Mainland dan New Jersey. Penemuan spesies katak ini kemudian dipublikasikan ke dalam Jurnal Molecularphylogenetics and Evolution. Taman Nasional Baru bagi si “Kucing” Langka Macan Tutul Amur diperkirakan menjadi satwa liar terlangka dengan jumlah kurang dari 50 individu yang tersisa di dunia. Spesies ini terancam kehilangan habitat, diburu sebagai hewan liar dan bagi pasar obat tradisional Cina. Karena alasan inilah Rusia membuat Taman Nasional untuk melindungi satwa ini. Taman Nasional yang dijuluki sebagai “Tanah Macan Tutul”dibentuk pada tanggal 9 April 2012 dan terletak di Provinsi Primorsky, Rusia, dengan luas total 1.011 mil persegi atau sekitar 262.000 Ha. Taman Nasional Leopard merupakan gabungan dari 3 kawasan lindung, yaitu Kawasan Lindung Barsovy, Dataran Tinggi Borisovkoe, dan ditambah kawasan baru sepanjang perbatasan dekat negara Cina. Pembentukan Taman Nasional Leopard yang merupakan taman nasional pertama di Rusia yang fokus terhadap kehidupan satwa liar ini tentu saja merupakan langkah ke depan yang positif untuk menjamin kelestarian keseluruhan kawasan untuk menjaga habitat macan tutul yang keberadaannya diambang kepunahan. Paiter Surui, Suku Amazon pertama dengan perdagangan karbonnya Salah satu suku asli di hutan Amazon, Brazil yang disebut Paiter-Surui menjadi kelompok pertama yang mendapatkan sertifikat proyek konservasi karbon hutan dan hal ini menjadikan mereka sebagai teladan bagi kelompok masyarakat lainnya yang bergantung pada hutan dalam rangka mencari kompensasi untuk melindungi hutan. Proyek tersebut telah divalidasi dibawah Standar Verifikasi Karbon dan Climate Community and Biodiversity Standard Gold. Tujuan dari akreditasi proyek ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan yang dikenal sebagai konsep REDD. 19
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
Proyek Konservasi Karbon Hutan merupakan salah satu upaya untuk melestarikan hutan sebagai penyedia jasa ekosistem, warisan bagi generasi mendatang, melestarikan kebudayaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pengakuan terhadap hak-hak mayarakat lokal. Terobosan ini diharapkan dapat mengurangi sebanyak 205.000 ton karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan ke atmosfer akibat deforestasi pada tahun 2009 dan 2011. Dengan adanya Sertifikasi Proyek Karbon hutan ini dijadikan sebagai pengembangan awal untuk mendukung REDD sebagai kompensasi bagi negara-negara tropis dalam melestarikan dan melindungi hutan-hutan mereka. Gudang benih dunia Saat ini setidaknya 60.000 sampai dengan 100.000 jenis tanaman yang ada di Bumi mengalami ancaman kepunahan baik itu disebabkan oleh fluktuasi iklim akibat global warming maupun akibat eksploitasi berlebihan terhadap jenis-jenis tanaman tertentu. Ancaman tersebut disadari akan menjadi malapetaka besar mengingat tumbuhan sebagai sumber kehidupan. Terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan melalui usaha pemuliaan tanaman dan berbagai riset yang menyertainya. Sebuah tempat di West Sussex, Inggris menjadi tempat penyimpanan cadangan benih lebih dari 10% jenis tanaman liar seluruh dunia. Melalui kerja sama dengan lima puluh negara proyek yang dinamakan Kew's Millenium Seed Bank ini telah menyimpan 30.855 spesies dengan jumlah biji total sebanyak 1.866.534.099. Pada tahun 2020 proyek ini menargetkan dapat menyimpan dan mengamankan 25% jumlah jenis biji tanaman di seluruh dunia. Biji-biji yang disimpan dalam gudang diperlakukan secara khusus agar dapat bertahan lama dalam masa hibernasinya . (dnh’86)
Anonymus, 2012. Spesies Katak Baru New York. (online).http://www.tempo.co/read/news/2012/03/15/095390341/Spesies-KatakBaru-New-York.Diaksespadatanggal13April2012,pukul14.59WIB. Novosti,Ria.2012. AmurLeopardNationalParkOpensinFarEast.(online)http://en.rian.ru/Environment/20120410/172733627.html 16 April2012.Diaksespadatanggal16April2012,pukul09.36WIB. Anonymus. 2012. Amazon tribe becomes first to get OK to sell REDD credits for rainforest conservation. (online).http://news.mongabay.com/2012/0412-redd_surui.html.diaksespadatanggal16April2012,pukul14.09WIB. SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
20
antara yang satu dan yang lainnya” ungkap dari wanita serba bisa ini. Dengan kemampuan dan pengalaman yang telah dimiliki, pada tahun 2012 Niken diangkat menjadi PPK pada BTNBBR setelah beliau mampu lulus dari Ujian Pengadaan Barang dan Jasa yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada tahun 2012.Dengan rasa percaya diri yang tinggi dan tanggung jawab Dia menyanggupi amanah yang telah dibebankan olehnya, dan akan berupaya untuk membawa TNBBBR menjadi lebih baik yang secara pelaksanaannya mampu tercegah dan terjaga dari keinginan dan kehendak hati untuk mengutamakan keuntungan pribadi ataupun kelompok dan golongan tertentu saja, sehingga hal tersebut mampu menjauhkan penyelenggaraan pemerintahan dari bentuk praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu juga profesional merupakan salah satu cirinya, dalam menjalankan tugas yang telah diberikan kepadanya. Mengembangkan profesionalisme tidak hanya tergantung pada kesempatan yang diberikan oleh instansi, tetapi merupakan juga
tanggung jawab para pegawai itu sendiri, Oleh karena itu dengan kesadaran sendiri setiap pegawai perlu meningkatkan profesionalismenya agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sama seperti hal yang dilakukan Niken dalam upaya meningkatkan profesionalisme kerjanya dengan cara memanfaatkan media pembelajaran dalam kehidupan sehari-harinya yaitu melalui buku, surat kabar, majalah, televisi dan internet sehingga mampu menambah wawasan dan keterampilan pribadi. Selain itu juga sikap aktif dan kreatif sangat dibutuhkan dalam usaha pengembangan keahlian kerja. Sudah seharusnya sebagai PNS berkewajiban untuk mempunyai pengetahuaan mengenai wawasan nusantara, kepribadian bangsa, etika dan citra diri positif di lingkungan masyarakat, selain itu pengetahuan dasar sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasi haruslah dikuasi dalam penerapannya, hal ini dimaksud untuk mampu menjalankan tugas secara bertanggungjawab sebagai aparatur birokrasi.
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
22
·
·
·
·
·
untuk melewatinya pendaki membutuhkan bantuan tenaga penunjuk jalan agar mudah melewati sungai yang terkadang aliranya cukup deras. Di jalur ini pula pendaki akan sampai di pintu gerbang TNBBBR. Dari daerah Batu Lintang selanjutnya pendaki memasuki kawasan hutan primer dataran rendah Dipterocarpaceae yakni di kawasan Bukit Mihipit yang terletak diketinggian 550 meter dpl. Dari daerah Bukit Mihipit jalur selanjutnya yang dilewati oleh pendaki adalah daerah Ut. Labang yang berada pada ketinggian 750 meter dpl. Satu lagi tempat beristirahat sebelum menuju kawasan Bukit Raya adalah Ut (hulu) Labang di pinggiran Sungai Labang tepat di lembah Birang Merabai. Hutan di jalur ini termasuk tipe hutan Dipterocarpaceae yang ditandai dengan dominannya jenis-jenis Shorea sp dan Hopea sp dan campuaran Agathis yang diwakili Agathis borneensis pada ketinggian 250 – 700 meter dpl. Jalur pendakian selanjutnya setelah Ut Labang adalah Bukit Birang Merabai. Yang terletak pada ketinggian 1460 meter dpl. Dari Birang Merabai (1460 meter dpl) pendakian dilanjutkan menuju Puncak Bukit Raya melalui jalan yang sedikit menurun (1420 meter dpl) dan selanjutnya kembali naik hingga puncak Bukit Raya. Di antara puncak Birang Marabai dan tempat terendah tersebut (1420 meter dpl) yaitu pada ketinggian 1450 meter dpl sekitar 6 jam perjalanan dari Ut Labang terdapat lokasi strategis untuk mengamati pemandangan dan mengabadikan puncak Bukit Raya. Pada bagian lembah terdengar sayup-sayup suara gemuruh Sungai Serawai. Alternatif tempat beristirahat pada jalur ini yaitu di sekitar tapal batas Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah tepatnya di daerah Soa Tohotung sekitar 9 jam jalan kaki dari Ut Labang atau di bawah tebing cadas puncak Bukit Raya pada ketinggian 2.000 meter dpl sekitar 11 jam jalan kaki dari Ut Labang atau 2 jam dari Soa Tohotung. Hutan di jalur ini pada ketinggian 1 460 dan 1.700 meter dpl termasuk tipe hutan Kerangas yang ditandai dominannya jenis-jenis Syzygium spp (Myrtaceae). Akan tetapi struktur hutan pada keinggian 1.500 – 1600 meter dpl di dominasi oleh Podocarpus imbricatus. Di puncak Bukit Raya pendaki akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Rangkaian pegunungan tampak dengan jelas dari tempat tertinggi di Kalimantan bagian Indonesia ini. Pada ketinggian ini hutan didominasi oleh suku Ericaceae seperti Rhododendron spp, Diplycosia spp dan Vaccinium sp. Di daerah ini juga ditemukan tumbuhan langka dan dilindungi lainnya seperti jenis Kantung Semar (Nephentes sp).
©Muhammad _ Abduh PEH Pelaksana Lanjutan TNBBBR
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
24
IUCN Merupakan singkatan dari International Union for Conservation of Nature and Natural Resources sering juga disebut dengan World Conservation Union adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam. Lembaga ini didirikan pada Tahun 1948 dan berpusat di Gland, Switzerland. IUCN beranggotakan 78 negara, 112 badan pemerintah, 735 organisasi non-pemerintah dan ribuan ahli dan ilmuwan dari 181 negara. Tujuan IUCN adalah untuk membantu komunitas di seluruh dunia dalam konservasi alam.Organisasi dengan lingkup kerja global ini memantau tingkat keterancaman berbagai jenis makhluk hidup di dunia. Berdasarkan tingkat keterancamannya masing-masing jenis masuk dalam daftar merah (IUCN redlist) yang memberikan gambaran taksonomi, distribusi jenis, analisa informasi taksa dan status konservasi secara global. Spesies yang ada dalam daftar merah ini diklasifikasikan menjadi sembilan kelompok (Punah-EX; Punah di Alam Liar-EW; Kritis-CR; Genting-EN; Rentan-VU; Hampir Terancam-NT; Beresiko Rendah-LC; Informasi Kurang-DD dan Tidak Dievaluasi-NE) yang diatur berdasarkan kriteria jumlah populasi, penyebarab geografi dan resiko dari kepunahan.
Kyoto Protocol Kyoto Protocol (Protokol Kyoto) merupakan suatu dokumen protokol yang diformulasikan di bawah perjanjian perubahan iklim PBB (–United Nations Framework Convention on Climate Change UNFCCC). Dalam protokol ini dirumuskan secara rinci langkah yang wajib dan dapat diambil oleh berbagai negara yang meratifikasinya untuk mencapai tujuan yang disepakati dalam perjanjian internasionalperubahan iklim PBB, yakni “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca dalam atmosfir pada tingkat yang dapat mencegah terjadinya gangguan manusia/ antropogenis pada sistem iklim dunia”. Protokol Kyoto, sesuai namanya, diadopsi pada pertemuan ketiga Conference of Parties (COP)UNFCCC pada tanggal 11 Desember 1997 di kota Kyoto, Jepang. Protokol Kyoto mengikat secara hukum negara yang menandatangani dan meratifikasinya.Pada tanggal 16 Februari 2005, Protokol Kyoto mulai berlaku setelah berhasil mengumpulkan jumlah minimum negara yang meratifikasinya. Sejauh ini, 187 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.Protokol Kyoto menggariskan 37 negara industri (disebut negara Annex I) diwajibkan untuk masing-masing mengurangi emisi gas rumah kaca sampai dengan 5,2 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990. Angka ini disepakati berdasarkan rekomendasi yang tertera dalam laporan panel ilmuwan PBB IPCC.Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia." Protokol Kyoto memiliki masa komitmen yang akan berakhir pada tahun 2012. Negara-negara penandatangan UNFCCC masih berada dalam proses perumusan perjanjian baru yang akan meneruskan atau menggantikan Protokol Kyoto setelah masa komitmen pertama berakhir.
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
25
.CITES CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam adalah perjanjian internasional antarnegara yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota World Conservation Union (IUCN) tahun 1963. Konvensi bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 33.000 spesies terancam.Naskah konvensi disepakati 3 Maret 1973 pada pertemuan para wakil 80 negara di Washington, D.C. Negara peserta diberi waktu hingga 31 Desember 1974 untuk menandatangani kesepakatan, dan CITES mulai berlaku tanggal 1 Juli 1975. Setelah melakukan ratifikasi, menerima, atau menyetujui konvensi, negara-negara yang menandatangani konvensi disebut para pihak (parties). Pada tahun 2003, semua negara penanda tangan CITES telah menjadi para pihak. Negara yang belum menandatangani dapat ikut serta menjadi para pihak dengan menyetujui CITES. Di bulan Agustus 2006 tercatat sejumlah 169 negara telah menjadi para pihak dalam CITES.Sekretariat CITES berkantor di Jenewa, Swiss dan menyediakan dokumen-dokumen asli dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Spanyol. Pendanaan kegiatan sekretariat dan Konferensi Para Pihak(COP) berasal dari dana perwalian yang merupakan sumbangan para pihak. Dana perwalian tidak bisa digunakan para pihak untuk meningkatkan taraf implementasi atau pelaksanaan CITES. Dana perwalian hanya untuk kegiatan sekretariat, sedangkan para pihak dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan CITES harus mencari pendanaan eksternal.
Taman Nasional Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi (UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya). Ketika melakukan perjalanan ke Amerika Barat, seorang pelukis yang Taman Nasional Gunung Leuser Taman Nasional Gunung Leuser bernama Geoge Catlin merasa khawatir terhadap masa depan dari penduduk pribumi Amerika yang ia temui. Kemudian pada tahun 1832, melalui sebuah tulisan beliau menyampaikan bahwa: Oleh kebijakan pemerintah untuk melindungi dalam sebuah taman yang luar biasa, sebuah taman nasional, berisikan manusia dan hewan, dikeliaran dan kesegaran dari keindahan alami mereka .Hal ini kemudian direalisasikan oleh pemerintah Amerika Serikat pada waktu itu yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Abraham Lincoln dengan menandatangi :Act of Congress pada tanggal 30 Juni 1864 dan menetapkan Lembah Yosemite dan Mariposa Grove sebagai tanah terlindungi tersebut. Tetapi, Yosemite belum ditetapkan sebagai taman nasional secara legal sampai 1 Oktober 1890 dikarenaka visi Taman Nasional belum lengkap. Taman Nasional yang diresmikan sebagai taman nasional pertama di dunia adalah Taman Nasional Yellowstone yang diresmikan pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tahun 1872 kemudian setelah perang dunia kedua banyak taman nasional di seluruh dunia diresmikan. Taman nasional di Indonesia lahir pada tanggal 6 Maret 1980 yang dituangkan ke dalam Pengumuman Menteri Pertanian No. 811/ Kpts/Um/II/ 1980 tentang peresmian lima taman nasional di Indonesia, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gede Pangrango, Taman Nasional Baluran, dan Taman Nasional Komodo.(dnh’86) 26
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
Sahabat Taman Nasional
Acoi Mengabdi untuk pendidikan, menanamkan cinta pada lingkungan
Dalam upaya turut mendukung pengelolaan kawasan konservasi TNBBBR, Schwaner pada kesempatan ini akan mengangkat profil tokoh yang turut andil dalam pelestarian lingkungan di sekitar kawasan penyangga taman nasional. Terdapat beberapa desa penyangga yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya salah satu di antaranya adalah Desa Belaban Ella. Desa penyangga di bagian barat kawasan TNBBBR ini memiliki seorang sosok pendidik yang cukup concern pada upaya konservasi lingkungan hidup, pada rubrik Sahabat Taman Nasional ini akan kita kupas profil singkatnya. Lahir di Sekadau pada 7 Maret 1970, Acoi adalah salah satu guru di SD Negeri No.13 Kecamatan Menukung yang juga merangkap sebagai Kepala SMP Negeri 6 Menukung. Di tengah kesibukannya Schwaner berkesempatan mewawancarai beliau terkait pandangannya terhadap Desa Belaban Ella sebagai desa penyangga Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya serta upaya-upaya yang telah dilakukannya selama ini untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran cinta lingkungan melalui kiprahnya di dunia pendidikan setempat. Menyadari keberadaan kawasan konservasi yaitu kawasan taman nasional yang sangat dekat dengan Desa Belaban Ella, Pak Acoi begitu Beliau akrab disapa menyimpan keinginan untuk turut mempertahankan kelestarian ekosistem alami warisan hutan hujan tropis Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. “Saat ini banyak dari kita yang lalai, alam ini dengan segala berkat yang melingkupinya tidak pernah dipandang sebagai rangkaian nikmat dari Tuhan, bahkan udara segar yang kita hirup setiap detiknya juga hampir tidak pernah kita syukuri” ungkapnya membuka perbincangan dengan Schwaner. “Cerita yang saya dengar dari para tetua di sini, dahulu di sekeliling desa masih rimbun terhampar tegakan hutan, tapi seperti yang kita lihat sekarang banyak yang sudah gundul tinggal semak dan alang-alang” imbuhnya. Pria yang kini tengah menuntaskan studi Strata Satu pada Program Studi Pendidikan di Universitas Terbuka ini mengungkapkan keprihatinannya melihat keadaan yang ada di sekeliling kawasan penyangga, bahwa banyak dari masyarakat yang belum memahami konservasi secara utuh. “Sebagian masyarakat memang belum sepenuhnya dapat memaknai konservasi secara benar, paradigma yang berkembang bahwa konservasi dalam hal ini terkait kawasan TNBBBR yang berada di tengah kehidupan masyarakat masih sebatas dimaknai sebagai larangan untuk melakukan kegiatan di sekitarnya, seharusnya kita tonjolkan peran dan manfaat kawasan konservasi itu sendiri khususnya bagi kehidupan masyarakat kawasan penyangga” ulasnya. Ditanya tentang peran serta upaya yang telah dilakukannya sebagai seorang guru dalam usaha untuk lebih memperkenalkan konservasi dan pendidikan lingkungan hidup, Pria penyuka martabak ini mengungkapkan bahwa sebagai pendidik beliau senantiasa menanamkan pada seluruh anak didiknya nilai-nilai kearifan lokal serta kepedulian terhadap lingkungan hidup, “kewajiban saya sebagai pendidik tentunya bukan hanya mengajar (memberikan materi pelajaran red.) mereka, saya merasa bertanggungjawab untuk membangun karakter murid-murid melalui proses pendidikan yang komprehensif agar di samping kemampuan akademik siswa juga memiliki keterampilan praktis dalam pengelolaan sumberdaya yang ada di sekitarnya” pungkasnya. Melalui strategi pengembangan metode pendidikan di luar kelas, Pak Acoi menerapkan beberapa materi teknis yang cukup aplikatif di antaranya 27
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
adalah budidaya tanaman secara hidroponik, perbanyakan generatif dan persilangan tanaman. Dari sisi penanaman nilai-nilai kearifan lokal, beliau getol menanamkan sikap sadar budaya pada para siswanya, “sebagai masyarakat yang hidup di tengah-tengah sumberdaya hutan kita harus senantiasa sadar bahwa peran dan fungsi hutan yang tidak dapat tergantikan ini layak untuk dipertahankan dan dilestarikan, nilainilai luhur nenek moyang selalu mengajarkan kepada kita untuk menghormati hutan beserta segala isinya, cukup dengan jalan tidak mengganggu keberadaannya” Beliau Tidak hanya dalam mendidik muridmuridnya di sekolah, beliau senantiasamengajarkan pula kedisiplinan, kemandirian dan kesederhanaan kepada anak-anaknya. “Saya pikir yang paling penting adalah bagaimana membangun pondasi kepribadian bagi generasi muda, kalau sudah bisa kita membangun akhlak dan mental ke depan akan lebih mudah untuk mengarahkan” jelasnya. Beliau yang lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat pedesaan sudah sangat memahami kultur serta problematika yang dihadapi masyarakat desa. Terutama dalam hal pendidikan menurutnya semangat masyarakat desa untuk maju melalui pendidikan sebenarnya sangat besar, namun semangat itu seringkali terhambat oleh berbagai keterbatasan yang dimilikinya. “Semangat anak-anak desa untuk bersekolah sangat-sangat besar tapi apa mau dikata kalau kenyataannya sekolah masih teramat jauh dari langkah mereka (jarak sekolah yang sangat jauh dari desa red.)” tukasnya prihatin. Diakuinya salah satu hal yang menginspirasi pilihan sebagai guru dan bergelut dalam dunia pendidikan adalah para pengajarnya (guru red.) semasa sekolah. “Sedari kecil saya punya cita-cita menjadi guru, karena bagi saya menjadi pendidik adalah pekerjaan yang kaya amal dan sarat manfaat” ungkap ayah tiga anak ini. Saat diminta bercerita tentang impiannya yang belum terwujud, Beliau menyampaikan harapannya agar dapat lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Keinginan terdekatnya adalah untuk dapat turut memberi warna dalam upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan pemahaman sadar konservasi, “Sebelum saya memulai rencana besar untuk turut melestarikan taman nasional, saya bercita-cita menghijaukan Desa Belaban Ella sebagai salah satu desa penyangga kawasan konservasi ini” seloroh guru yang mengaku lebih senang berkiprah jauh dari kampung halamannya ini di sela wawancara dengan kami. Berbekal pengetahuan serta kegemarannya dalam membudidayakan tanaman, Pak Acoi dengan percaya diri bertekad untuk menghijaukan sekolah tempat ia mengabdikan diri. Terbukti saat ini setidaknya terdapat ratusan tanaman yang terdiri dari pohon buah-buahan serta jenis pohon kayu endemik telah menghijaukan lingkungan sekolah tersebut. “Ini hasil kerja seluruh warga sekolah, seluruh guru, siswa, dan masyarakat, ada kalanya masing-masing orang menunggu siapa yg mau memulai, kalau sudah ada contoh dan buktinya dengan sendirinya pasti mereka ikut” tandasnya. Sebagai salah satu pendidik yang mengabdikan diri di desa penyangga taman nasional yang notabene merupakan daerah dengan aksesibilitas cukup terbatas, Pak Acoi tetap menikmati kesehariannya menjalankan amanah sebagai seorang guru “saya senang bisa bertugas di Desa Belaban Ella, baik masyarakat maupun kultur budayanya sangat ramah dan hangat, serasa berada di kampung halaman sendiri” Beliau bercerita. Kepada TNBBBR Beliau menyampaikan harapan dan pesannya agar ke depan senantiasa bekerja sama dalam rangka pelestarian kawasan TNBBBR khususnya dan daerah di sekitar kawasan penyangga termasuk Desa Belaban Ella. “Kami sebagai pendidik dan masyarakat di sekitar kawasan penyangga taman nasional, sangat siap bila dilibatkan dalam pengelolaan khususnya dalam sosialisasi konservasi dan perlindungan hutan” ungkap Pak Acoi. “Jangan pernah berhenti atau menyerah saat berhadapan dengan tantangan, mulailah dengan mencoba dan biarkan Tuhan menuntun kita” sebuah pesan yang Beliau sampaikan menutup perbincangan dengan kami. (dnh'86)
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
28
Punan tersebut secara nyata (fisik) seperti kebanyak masyarakat Dayak pada umumnya di pulau Kalimantan. PEMBAGIAN SUKU DAYAK (menurut J. U. Lontaan, 1975): Suku Dayak terbagi dalam 7 suku besar, dan terbagi lagi dalam 18 suku kecil, dan terbagi lagi dalam 405 suku kekeluargaan/sedatuk. Pembagiannya adalah Dayak Ngaju (terdiri dari 4 suku kecil dan 90 suku sedatuk) 1. Dayak Ngaju (terbagi dalam 53 suku sedatuk) 2. Dayak Ma`anyan (terbagi dalam 8 suku sedatuk) 3. Dayak Dusun (terbagi dalam 8 suku sedatuk) 4. Dayak Lawangan (terbagi dalam 21 suku sedatuk) Gambar hanya ilustrasi
Pulau Kalimantan yang indah dengan bentang alamnya, banyak menyimpan misteri yang belum banyak terkuak baik kekayaan alamnya maupun kekayaan budaya yang didalamnya termasuk salah satu suku bangsa asli Kalimantan yaitu : Suku Dayak. Istilah Dayak itu sendiri berasal dari kata “ Daya', Dyak , Daya, dan Dayak “ yang berarti “ Manusia / Orang yang tinggal pedalaman ( Hulu sungai ). Pada umumnya suku Dayak ini sangat mengantungkan kehidupannya dari alam, sehingga adat istiadatnya tidak terlepas dari alam itu sendiri. Keterikatan dengan alam sungguh sangat merasap kedalam sendi sendi kehidupan mereka sehingga dalam pemanfaatan alam tersebut arif dan bijaksana. Dalam rimbunan belantara Kalimantan dan jauh dihulu sungai, goa goa yang tersembunyi yang tidak terjangkau oleh manusia luar berdiam suatu Suku Dayak yang menjadi suatu mitos dalam masyarakat dayak itu sendiri bahkan sampai saat ini masih belum ditemukannya tanda tanda akan keberadaan suku tersebut yaitu “ Suku Punan “, walaupun dengan kenyataannya kita tidak bisa menjumpai Suku
29
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
Dayak Apu Kayan (terdiri dari 3 suku kecil dan 60 suku sedatuk) 1. Dayak Kenya (terbagi dalam 24 suku sedatuk) 2. Dayak Kayan (terbagi dalam 10 suku sedatuk) 3. Dayak Bahau (terbagi dalam 26 suku sedatuk) Dayak Iban dan Heban (terbagi dalam 11 suku sedatuk) Dayak Klemantan atau Dayak Darat (terdiri dari 2 suku kecil dan 87 suku sedatuk) 1.Dayak Klemantan (terbagi dalam 47 suku sedatuk) 2. Dayak Ketungau (terbagi dalam 40 suku sedatuk) Dayak Murut (terdiri dari 3 suku kecil dan 44 suku sedatuk) 1. Dayak Murut (terbagi dalam 28 suku sedatuk) 2. Dayak Idaan (terbagi dalam 6 suku sedatuk) 3. Dayak Tidung (terbagi dalam 10 suku sedatuk) Dayak Punan (terdiri dari 4 suku kecil dan 52 suku sedatuk) 1. Dayak Basap (terbagi dalam 20 suku sedatuk) 2. Dayak Punan (terbagi dalam 24 suku sedatuk) 3. Dayak Ot (terbagi dalam 5 suku sedatuk) 4. Dayak Bukat (terbagi dalam 3 suku sedatuk)
Asal Usul Suku Dayak khususnya Dayak Punan Mengupas sedikit tentang penjelasan istilah “Dayak” di atas, Istilah Dayak tersebut Berasal dari kata Daya', Dyak, Daya, Dajak, Dayak ini telah ada pada jaman Belanda istilah yang diberikan kepada “ Orang pedalaman “dan istilah Dayak ini paling umum dipergunakan untuk sebut orang orang asli non melayu ( non muslim ), terdapat beraneka ragam penjelasan etimologi tentang istilah ini. Istilah dayak ini mulai dipergunakan sejak perjanjian Sultan Banjar dengan Hindia Belanda tahun 1826, Dr. August Kaderland, seorang ilmuwan Belanda, adalah orang yang pertama kali mempergunakan istilah Dayak dalam pengertian di atas pada tahun 1985. Pada dasarnya orang orang Dayak itu sendiri tidak mau disebut dengan istilah Dayak, mereka mengklaim diri mereka dengan sebutan “ Orang Darat “. Menurut kajian Dayakologi Ras Dayak ini berasal dari Dataran Tinggi Yunnan seperti Rumpun aslinya yaitu Rumpun Dayak Punan, Mereka berasal dari keluarga salah satu Kerajaan Cina yang kalah berperang yang kemudian lari bersama perahu-perahu, sehingga sampai ke tanah Pulau Kalimantan. Karena merasa aman, mereka lalu menetap di dataran tersebut. Rumpun Dayak Punan ini merupakan Suku dayak tertua sebagai cikal bakal suku suku dayak lainnya, sedangkan suku dayak lain merupakan asimilasi Suku Dayak Punan dengan kelompok Proto Melayu. Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Dayak Punan juga tersebar di Sabah dan Serawak, Malaysia Timur yang menjadi bagian dari Pulau Kalimantan. Kehidupan Suku Dayak Punan Kehidupan mereka bergantung pada alam seperti berburu hewan yang ada dihutan dan memakan umbi umbian yang ada dihutan. Senjata yang utama digunakan yaitu Sumpit dengan anak sumpit beracun (Ipoh). Orang punan sangat mahir berburu dari beberapa orang disekitar hutan yang sedang berburu mereka sering menemukan hewan buruan tergeletak dihutan tanpa tahu siapa yang memburunya, mereka tidak berani mengambil
buruan tersebut karena pemilik hewan buruan tersebut berada disekitar hewan tersebut dengan jarak tidak jauh ( Punan ). Setiap jalur perburuan mereka sudah ditandai seperti patah pucuk pohon kecil setinggi tubuh mereka. Mitos Dayak Punan didalam masyarakat dayak pada umumnya · Punan dipercaya sebagai orang gaib, manusia perkasa di hutan rimba · Mereka bisa menghilangkan diri hanya dengan berlindung di balik sehelai daun · Jejaknya sulit diikuti · Mereka berjalan miring dan sangat cepat. Tubuh mereka ringan karena tidak makan garam. · Mereka dianugrahi penciuman yang tajam dapat membedakan bau binatang atau bau manusia dengan jarak yang cukup jauh, mereka tahu sesuatu melalui tiupan angin. · Mereka memiliki kecepatan yang luar biasa dan insting yang kuat. · Mereka sangat ditakuti oleh suku suku dayak lainnya karena kesaktiannya dan tangkas dalam berperang. Aktifitas Ekonomi Orang Punan Dayak Punan ini apabila ingin sesuatu barang atau sesuatu bukan dengan jalan membeli atau sebagainya tetapi dengan jalan “ Barter” ( tukar menukar ) barang dengan barang. Pengalaman pribadi melakukan ekspedisi Bukit Baka Susur Goa kelasi (1999), dipertengahan antara shelter 2 kemalaman dijalan menuju puncak Bukit Baka tim membuat camp istirahat malam kami membawa perbekalan termasuk tembakau sek buat rokok ternyata pagi hari hilang tanpa ada bekas, kami melanjutkan perjalanan kepuncak sekitar 50 m dari camp istirahat tadi ditemukan sejenis kancil dengan keadaan terikat rotan kecil dan sudah mati tetapi ada bekas sumpitan ipoh dibagian perut berwarna agak kehitaman,itu menandakan bahwa punan ini telah mengambil tembakau semalam ditukar dengan hewan terebut. (Oleh : Eko Yulianto)
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
30
SEPUTAR KAWASAN 1. Air terjun Guhung Elang Air terjun Guhung Elang terletak di wilayah kerja Resort Belaban Ella. Memiliki ketinggian ± 4 meter dengan air yang berwarna jernih dan pada bagian bawahnya membentuk kolam yang cukup dalam sehingga bisa digunakan sebagai tempat berenang. Dari Resort Belaban menuju air terjun dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dengan waktu tempuh ± 20 menit menuju Km 37 PT. SBK, kemudian dilanjutkan berjalan kaki ± 2 jam melalui track jalur patroli. Sepanjang jalur patroli kita bisa sambil mengamati satwa liar dan tumbuhan yang beranekaragam jenisnya.
2. Air terjun Semunga Air terjun Semungga terletak di lembah Bukit Semungga dan merupakan anak Sungai Ella tepatnya pada koordinat 112014.371 LS dan 0035. Propinsi Kalimantan Barat Dibandingkan air terjun lainnya, air terjun ini lebih mudah dijangkau karena dengan hanya berjalan kaki dari Camp PT SBK di km 35 setelah menyebrangi sungai Ella selama 30 menit menyusuri anak sungai Ella kita sudah sampai di lokasi air terjun ini. Air terjun Semungga memiliki ketinggian ± 5 meter dengan air yang berwarna jernih dan pada bagian bawahnya membentuk kolam yang cukup dalam dan bisa digunakan untuk berenang. Air di dalam kolam terlihat berwarna hijau namun jernih. Lokasinya yang dihimpit bukit dengan bebatuan besar yang licin membuat kita harus ekstra hati-hati di lokasi ini.
3. Air terjun Demang Ehud Air terjun Demang Ehud terletak di hulu Sungai Ella tepatnya pada koordinat 112018.879 LS dan 0041.523 BT termasuk dalam wilayah kerja Resort Belaban Ella. Dari Desa Belaban lokasi ini dapat ditempuh dengan jalan darat melalui jalan koridor PT. SBK sampai di km 51 atau dapat juga melalui km 54. Dari km 51 atau 54 perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki selama ± 8 jam melalui jalur patroli dengan kondisi jalan menanjak selama 6 jam baru kemudian jalan menurun selama 2 jam. Agar dapat menikmati indahnya air terjun ini sambil beristirahat hendaknya kita menginap di sekitar air terjun. Perlu persiapan perbekalan dan fisik
29 31
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
yang baik bila kita hendak menuju ke air terjun ini mengingat kondisi jalan yang lumayan berat untuk para pengunjung. Air terjun Demang Ehud memiliki ketinggian ± 36 meter dan bertingkat-tingkat dengan air yang jernih dan memiliki debit air yang cukup besar (18,097 m3/detik) sehingga suara gemuruhnya sudah terdengar dari kejauhan.
4. Sumber Air Panas Sepan Apoi
Air panas Sepan Apoi ini terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, pada alur Sungai Bemban kira-kira 367 m kearah timur dari pinggir sungai. Koordinat air panas Sepan Apoi yaitu 000 50' 32.9”LS; 1120 32' 28.3 BT”.Kawasan Sepan Apoi ini sangatlah berpotensi sebagai kawasan wisata alam. Hal ini didasari bahwa di Kabupaten Katingan, fenomena air panas yang ada sangatlah langka dan hanya ada satu obyek saja yaitu Sepan Apoi tersebut. Berangkat dari sana, maka sumber air panas Sepan Apoi tersebut dapat dikembangkan menjadi salah satu obyek wisata dengan daya tarik tersendiri, misalnya dibentuk menjadi pemandian air panas .Akan tetapi salah satu hal yang menjadi penghambat dan perlu dibenahi adalah pemandangan air panas Sepan Apoi yang terkesan kotor karena banyaknya daun-daun / seresah yang berjatuhan ke dalam air. Hal tersebut dapat mengurangi keindahan dari suatu obyek wisata khususnya di areal air panas tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guna mencegahnya adalah dengan pemasangan jaring di atas areal Sepan Apoi guna mencegah jatuhnya dedaunan yang berasal dari pohonpohon di sekitar air panas tersebut. Meskipun Sepan Apoi ini terbilang unik, akan tetapi tidak semua masyarakat yang berada di desa-desa yang disinggahi oleh tim pernah berkunjung kesana. Hal ini perlu dipikirkan bagaimana cara mempromosikan Sepan Apoi agar dapat menjadi salah satu obyek wisata ternama di Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Katingan.
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012
32 30
Ramti adalah seorang pemuda yang hidupnya senantiasa bersahabat dengan alam. Terlahir dengan nama Sukma, ia lebih dikenal sebagai Ramti karena perbedaan fisiknya dengan orang normal lainnya, ya hanya ada tiga helai rambut di kepalanya. Kekurangan fisik yang ada pada diri Ramti akibat tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh merkuri dan polusi udara serta polusi tanah akibat sampah kimia dari industri yang mematikan. Ramti-lah satu-satunya manusia yang tersisa karena semua orang dikampunya telah tewas akibat limbah yang meracuni mereka. Kedekatan Ramti dengan alam menjadikan dia seorang yang peka pada lingkungan dan bahkan mampu berkomunikasi dengan hewan dan tumbuhan.
33
SCHAWANER EDISI I/APRIL 2012