KONSEP DASAR UIN MALIKI MALANG DALAM MENCETAK GENERASI QUR’ANI BERBASIS ULUL ALBAB
A. Samsul Ma’arif Dosen PKPBA UIN Maliki Malang E-mail:
[email protected] / 085 638 389 21
Abstrak: Pemahaman Islam yang mendalam akan membawa pengikutnya kepada rahmatan lil alamin, pun begitu juga sebaliknya pemahaman Islam yang dangkal akan mengantarkan pengikutnya kepada aliran-aliran yang salah. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah wadah/lembaga yang bisa membentengi umat Islam dari paham-paham yang menyesatkan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang merupakan Lembaga Islam dibawah naungan Kementerian Agama yang bertugas sebagai Universitas Islam yang menggabungkan antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama. Lulusan dari Universitas ini diharapkan memiliki empat jiwa ULUL ALBAB, yakni (1) Kedalaman Spiritual, (2) Keagungan Akhlak, (3) Keluasan Ilmu, dan (4) Kematangan Profesional. Dengan keempat jiwa ini, peneliti yakin bahwa UIN Maliki Malang telah menjadikan lulusannya sebagai umat Islam yang rahmatan lil alamin. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah (1) mendeskripsikan pemahaman dasar terkait Islam Nusantara, Islam Moderat dan Islam Toleran, (2) mendeskripsikan usahausaha nyata UIN Maliki Malang dalam membentengi lulusannya sebagai generasi rahmatan lil alamin. Instrumen yang diperlukan dalam penulisan artikel ini adalah (1) wawancara, (2) observasi dan (3) dokumen terkait. Kata Kunci : Dakwah, Ulul Albab, UIN Maliki Malang
70
PENDAHULUAN Istilah islam nusantara, menjadi isu yang mulai ramai dibicarakan. Sejalan dengan peran para budayawan dan orang-orang liberal di Indonesia. Dan nampaknya ini hendak dijadikan sebagai gerakan. Media massa pun telah mepublikasikan bahwa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menyelenggarakan festival budaya islam nusantara. Bahkan ada yang mengatakan, fenomena membaca al-Quran dengan langgam jawa, merupakan bagian dari proyek islam nusantara itu. Orde Baru di Indonesia yang mengalami runtuh pada tahun 1998, mengalami banyak perubahan yang signifikan. Di samping bidang keamanan, yang menyita banyak waktu yaitu maraknya berbagai kelompok keagamaan yang mengusung ideologi radikal. Idiologi ini muncul karena kurangnya pemerintah dalam mengatur keamanan di Indonesia. Keberadaan kelompok atau organisasi Islam radikal ini tidak pernah statis, tetapi terus mengalami perkembangan sejalan dengan dinamika di dalam dan luar negeri. Perkembangan ini mengundang kekhawatiran dan kecemasan publik karena tidak jarang organisasi Islam radikal menebar aksi teror yang berakibat fatal baik kepada kalangan sipil maupun yang dialami oleh pelakunya sendiri. Hal ini berbanding lurus dengan data yang dirilis oleh Litbang “Kompas 15 Maret 2015”: Sentimen keagamaan, termasuk radikalisme dan melemahnya toleransi masih menjadi hal yang dinilai sebagai ancaman bagi masa depan Kebangsaan Indonesia: Seorang pengamat terorisme dari Institute For Policy Analysis of Conflict (IPAC) bernama Sidney Jones, mengemukakan empat motivasi WNI yang bergabung ke ISIS, yakni: (1). Keinginan untuk ikut serta dalam perang akhir zaman seperti yang dijanjikan oleh sebuah hadits; (2). Banyak orang Islam yang ingin melawan penindasan diktator Syiah; (3). Kemudahan Syria sebagai negara tempat jihad; (4). Ketiga hal tersebut diperkuat dengan motivasi keempat, yakni, sejak khilafah diumumkan pada Juni 2014, dan memang menguasai wilayah, banyak orang yang penasaran untuk menjadi warga dari negara yang murni Islam. Mereka inigin menjadi bagian dari pemerintah Islam global tersebut. Kelompok masyarakat yang dibidik untuk menjadi anggota ISIS pun dari berbagai kalangan, yakni: (1). Penganut Islam Radikal; (2). Mahasiswa; (3). Keluarga Kesulitan Ekonomi; (4). Kerabat Anggota ISIS di Indonesia;
71
(5). Kaum Salafi (Koran Harian Jawa Pos, 15 Maret 2015. “Menangkal Bahaya Laten ISIS”. Halaman 1) Melihat situasi yang demikian, maka menjadi tugas penting bagi Negara dan penduduknya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Indonesia mulai sadar dengan gerakan-gerakan demikian sehingga dimunculkanlah berbagai macam program dari berbagai lembaga baik lembaga pemerintahan maupun lembaga non pemerintahan. sebagai contoh saja, Kementerian Agama melalui UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melakukan usaha-usaha agar para alumninya terhindar dari pemahaman-pemahaman Islam yang salah.
DAKWAH DAN JENIS-JENISNYA Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab yakni (دعا– ٌذعٕا – دعٕجda’a yad’u - da'watan). Kata dakwah tersebut merupakan ism masdar dari kata da’a yang dalam Ensiklopedia Islam diartikan sebagai “ajakan kepada Islam. Kata da’a dalam alQuran, terulang sebanyak 5 kali, sedangkan kata yad’u terulang sebanyak 8 kali dan kata dakwah terulang sebanyak 4 kali. Kata da’a pertama kali dipakai dalam al-Quran dengan arti mengadu (meminta pertolongan kepada Allah) yang pelakunya adalah Nabi Nuh as. Lalu kata ini berarti memohon pertolongann kepada Tuhan yang pelakunya adalah manusia (dalam arti umum). Setelah itu, kata da’a berarti menyeru kepada Allah yang pelakunya adalah kaum Muslimin. Kemudian kata yad’u, pertama kali dipakai dalam al-Quran dengan arti mengajak ke neraka yang pelakunya adalah syaitan. Lalu kata itu berarti mengajak ke surga yang pelakunya adalah Allah, bahkan dalam ayat lain ditemukan bahwa kata yad’u dipakai bersama untuk mengajak ke neraka yang pelakunya orang-orang musyrik. Sedangkan kata dakwah atau da’watan sendiri, pertama kali digunakan dalam al-Quran dengan arti seruan yang dilakukan oleh para Rasul Allah itu tidak berkenan kepada obyeknya. Namun kemudian kata itu berarti panggilan yang juga disertai bentuk fi’il (da’akum) dan kali ini panggilan akan terwujud karena Tuhan yang memanggil. Lalu kata itu berarti permohonan yang digunakan dalam bentuk doa kepada Tuhan dan Dia menjanjikan akan mengabulkannya. Berikut Jenis-Jenis dan Metode dalam berdakwah
72
(1) Fiqhud-dakwah Fihud Dakwah artinya adalah suatu proses memahami aspek serta tatacara yang berhubungan dengan dakwah, Tujuan ini adalah menyampaikan suatu kabar atau seruan dengan cara-cara yang benar sehingga terhindar dari perbuatan Fasiq. Anjuran dalam menyampaikan dakwah yang sesuai dengan kebenaran Islam dalam menyampaikan Risalah al islamiyah. (2) Dakwah fardiah Dakwah fardiah adalah suatu metode dakwah yang ditujukan kepada kelompok kecil orang dan disampaikan secara terbatas. Dakwah Fardiah disampaikan tanpa terencana sehingga proses penyampaian tidak terstruktur dengan baik dari segi tata tertib. Metode dakwah seperti dapat berupa menasehati orang lain ketika melakukan kesalahan secara langsung dalam bentuk teguran, anjuran atau contoh dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini juga dapat dikategorikan seperti menjenguk orang yang sakit, memberikan ucapan selamat atau tahniah seperti acara kelahiran atau tasmiyah. (3) Dakwah
ammah
Dakwah
Ammah
adalah
berdakwah
dengan
cara
menyampaikan sesuatu secara lisan keapad orang banyak. tujuan dari Dakwah Amma adalah menanamkan sebuah faham agar orang yang mendengar terpengaruh dengan ucapan yang disampaikan. Contoh dari Dakwah amma bisa dalam bentuk ceramah atau dalam ranah yang lebih formal adalah Khutbah karena memiliki rukun yang harus dilaksanakan tertib. (4) Dakwah bil-lisan Dakwah bil-lisan hampir sejenis dengan Dakwah Ammah, metode penyampaiannya disampaikan secara lisan. Kata lisan merujuk pada kata ceramah atau komunikasi menggunakan lidah atau ucapan. Dakwah jenis ini menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti hari raya idul fitri, idul adha ataupun pada hari jum'at. (5) Dakwah bil-Haal Dakwah bil al-hal merupakan metode dakwah dengan memberikan contoh melalui perbuatan secar a langsung. Dakwah bil Hal ini bertujuan agar orang-orang mengikuti jejak dari si pendakwah atau Da'i. Dari beberapa kajian psikologi, hal yang paling berpengaruh adalah dakwah Bil-Haal karena menunjukkan sesuatu yang bisa dilaksanakan dan lebih mudah membuat orang lain percaya melalui perbuatan dibandingkan dengan lisan. (6) Dakwah bit-tadwin Dakwah bit-tadwin adalah sebuah metode dakwah yang dilakukan melalui tulisan. Metode dakwah ini disampaikan dengan cara
73
menuliskan penjelasan mengenai seruan yang hendak disampaikan. Seruan tersebut boleh dituliskan dalam berbagai media yang populer digunakan orang banyak sehingga mudah untuk dibaca, seperti menuliskan dalam buku, media sosial, blog dan sejenisnya. Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa "sesungguhnya Tinta pada ulama lebih baik dari darah para Syuhada". (7) Dakwah bil hikmah Dakwah bil hikmah adalah menyampaikan seruan secara arif dan juga bijaksana. Memberikan kesempatan bagi para pendengar untuk mengambil keputusan sendiri dan tidak dengan melalui paksaan sehingga pelaku benar-benar melakukan karena Allah. Menyampaikan dakwah secara persuasif dan membuat tersadar dengan sendirinya. Metode dakwah ini adalah metode dakwah yang paling sulit namun paling bermakna, biasanya ditujukan pada mereka yang belum memeluk agama Islam1. ISLAM NUSANTARA Prof. Dr. Azyumardi Azra mendefisikan Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi dan vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya dan agama di Indonesia. Ortodoksi Islam Nusantara (kalam Asy‟ari, fikih mazhab Syafi‟i, dan tasawuf Ghazali) menumbuhkan karakter wasathiyah yang moderat dan toleran. Islam Nusantara yang kaya dengan warisan Islam (Islamic legacy) menjadi harapan renaisans peradaban Islam global.” 2 Islam Nusantara sejalan dengan semangat Piagam Madinah di masa Nabi Muhamad SAW, yang digambarkan dengan
nilai-nilai inklusifisme (terbuka) dan
tasamuh (toleransi) bukan wujud pemaksaan kehendak dalam beragama (QS. AlBaqarah : 56), walaupun di Madinah terdapat 3 golongan besar, yaitu (1) sahabatsahabat mulia (Anshar dan Muhajirin), (2) orang-orang Musyrik yang tidak mau beriman, dan (3) orang-orang Yahudi. Dengan akhlaknya yang mulia, Rasulullah Saw. terus berupaya mengembangkan dakwah Islamiyah pada seluruh kabilah di Madinah. Dampaknya, beliau ditunjuk sebagai pemimpin di Madinah oleh kaum Muslimin dan Musyrikin. Hal ini karena akhlaknya yang mulia dan sifatnya yang adil. Allah Swt. berfirman, ٓ ۡ ٱَّلل َٔ ۡٱنٍَ ٕۡ َو ٗ ِٱَّلل َكص ٢١ ٍشا ِ َّ ُٕل َ َّ ٱۡل ِخ َش َٔ َر َك َش َ َّ َْح نِّ ًٍَ َكاٌَ ٌَ ۡشجُٕاٞ ُٱَّلل أ ُ ۡس َٕجٌ َح َس ِ نَّقَ ۡذ َكاٌَ نَ ُكىۡ فًِ َسس
1 2
. http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-pandangan-hukum.html . http://www.uinjkt.ac.id, diakses 10 Desember 2015
74
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah (Muhammad) terdapat suri tauladan yang baik bagimu. Yaitu, bagi orang-orang yang mengharapakan Allah dan hari kemudian, serta ia banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21). Keberhasilan Rasulullah dalam membangun masyarakat di Madinah salah satunya disebabkan oleh pendidikan Rasulullah pada para sahabat, yaitu melalui pembinaan spiritual di Masjid Nabawi, Madinah. Kemudian Beliau melakukan konsolidasi internal dengan mempersaudarakan sahabat Muhajirin dan Anshar, bahkan termaktub dalam 16 butir perjanjian Islamiyah. Allah Swt. menceritakan kejadian ini dalam Al-Qur‟an, ۡ َ ج فَأٞ َٕ إََِّ ًَا ۡٱن ًُ ۡؤ ِيٌَُُٕ إِ ۡخ ١٠ ًٌَُٕ ٱَّلل نَ َعهَّ ُكىۡ ذُ ۡش َح َ َّ ْصهِحُٕاْ تَ ٍٍَۡ أَ َخ َٕ ٌۡ ُكىۡۚۡ َٔٱذَّقُٕا “Orang-orang mukminadalah bersaudaara, karena itu damaikanlah dua orang saudaramu dan takutlah kepada Allah mudah-mudahan kamu mendapat rahmat.” QS Al-Hujurat, ayat 10) Hal ini membuktikan bahwa sistem pendidikan yang Allah SWT ajarkan melalui Rasulullah saw sangat efektif dalam membangun masyarakat yang plural dalam mewujudkan masyarakat madani. ْة َٔ ۡٱن ِح ۡك ًَحَ َٔإٌِ َكإَُا ٗ س ِفً ۡٱۡلُ ِّيٍٍَِّ َسس َ ْ َُٕ ٱنَّ ِزي َت َع َ َُٕٗل ِّي ُُۡٓىۡ ٌَ ۡرهُٕاْ َعهَ ٍۡ ِٓىۡ َءا َٰ ٌَ ِرِۦّ ٌَُٔزَ ِّكٍ ِٓىۡ ٌَُٔ َعهِّ ًُُٓ ُى ۡٱن ِك َٰر َٰ َ ًِيٍ قَ ۡث ُم َن ِف ٢ ٍٍ ٖ ض َه ٖم ُّي ِث Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benarbenar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah : 2) Dari paparan data diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan dari Prof Azyumardi Azra yaitu: (1) islam universal dan (2) islam yang sudah mengalami penyesuaian dengan budaya dan realitas sosial. Yang mereka istilahkan dengan islam nusantara itu. Jika yang dimaksud islam universal adalah islam ajaran Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, yang itu diterima oleh seluruh dunia, berarti islam nusantara yang menjadi gagasan para tokoh uin itu, berbeda dengan islam ajaran Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam. Selanjutnya, Pak Azra mengaku bahwa islam nusantara yang dia maksud, penyatuan kalam Asy‟ari, fikih mazhab Syafi‟i, dan tasawuf Ghazali. Tentu saja, ini terlalu berlebihan. Anggap saja, masalah tata cara membaca al-Quran
75
masuk dalam kajian fiqh, pernahkah ada fatwa dalam fiqh syafii yang membolehkan membaca al-Quran dengan lagu macapat? Lebih dari itu, sebenarnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sangat terpengaruh dengan pemikiran pemikian liberal Harun Nasution. Posisi Pak Harun yang dianggap pencetus pemikiran islam baru, sangat menentang kalam Asy‟ari. Karena yang ingin dia kembangkan adalah pemikiran mu‟tazilah. Pak Harun sendiri pernah menyatakan, “Bila umat Islam ingin maju, maka kita harus menggantikan paham Asy‟ariyah yang telah mendarah daging menjadi paham Mu‟tazilah.”3 ISLAM MODERAT Kemunculan “Islam moderat” sebagai salah satu alternatif “versi” Islam kini diminati banyak kalangan. Dialog-dialog keagamaan yang mengarah pada tatanan yang damai, toleran, dan berkeadilan merupakan indikasi bahwa model berislam secara moderat sebagai pilihan. Moderatisme juga dinilai paling kondusif di masa kini. Konsep “Islam moderat” merujuk pada makna ummatan wasathan (QS alBaqarah [2]: 143). Kata wasath dalam ayat tersebut berarti khiyâr (terbaik, paling sempurna) dan „âdil (adil). Dengan demikian, makna ungkapan ummatan wasathan berarti umat terbaik dan adil dalam koridor syariah. Inilah yang membuat Islam pantas menjadi alternatif dan solusi. Dalam praktiknya, Islam moderat selalu mencari jalan tengah dalam menyelesaikan persoalan. “Perbedaan” dalam bentuk apa pun dengan sesama umat beragama diselesaikan lewat kompromi yang menjunjung tinggi toleransi dan keadilan sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Melalui cara itu pula, masalah yang dihadapi dapat dipecahkan tanpa jalan kekerasan. Moderat (moderate), yang berasal dari bahasa Latin „moderare‟, diartikan dengan tidak ekstrim, sedang dan bertentangan dengan sesuatu yang radikal. Ketika kata ini digandengkan dengan Islam, ada dua makna pokok yang tidak dapat dipisahkan, karena pemisahan keduanya akan menghasilkan pemahaman yang bertolak belakang. Pertama, Islam moderat harus berangkat dari keyakinan bahwa Islam adalah agama moderat. Islam merupakan moderasi atau antitesis dari ekstrimitas agama sebelumnya, di mana ada Yahudi yang sangat “membumi” dan Nasrani yang terlalu “melangit”. Islam merupakan jalan tengah dari dua versi ekstrim di atas dan memadukan 3
. Fauzan S. 2004. Teologi Pembaruan. Yogyakarta: Serambi .hlm 264
76
“kehidupan bumi” dan “kehidupan langit”. Itulah makna dari ummatan wasathan (umat pertengahan, pilihan dan adil). Kedua, moderasi Islam di atas harus ditindaklanjuti dalam memahami dan menjalankan Islam dengan menjauhi sikap „tatharruf‟ (ekstrim). Moderasi dalam Islam bermain di antara dua kutub ekstrim, yaitu overtekstualis dan overrasionalis. Overtekstualis akan mengerdilkan ruang ijtihad dan rasio sehingga menghasilkan kejumudan dan pengebirian akal, yang notabene merupakan karunia terbesar Allah. Sikap ini akan menyulitkan dinamisme-interaktif Islam dengan dunia yang terus berkembang dan modern. Pendekatan overrasionalis juga akan berbuah pahit karena akan melahirkan kenakalan rasionalitas terhadap teks dalam upaya “penyelarasan” Islam dengan dinamisme zaman. Dari rahim pendekatan semacam ini telah melahirkan liberalisme pemikiran yang dahsyat yang sering kali bukan hanya tidak sesuai dengan teks, namun juga berisi gugatan-gugatan yang tidak perlu dan hanya membuang energi. Konsep Islam moderat bukan berarti sikap yang tidak berpihak kepada kebenaran serta tidak memiliki pendirian untuk menentukan mana yang haq dan bathil. Muslim moderat juga bukan orang munafik yang selalu cari aman, “plin-plan” dan memilih-milih ajaran Islam sesuai dengan kepentingannya. Muslim moderat berkeyakinan bahwa totalitas Islam merupakan agama yang selalu modern, tidak bermusuhan dengan dinamika dunia dan umat beragama lainnya. ISLAM ROHMATAN LIL ALAMIN Rohmatan lil Alamin merupakan konsep yang paling mendasar dalam Islam dan ajarannya yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Beliau bertugas al-rohmah dan penebar al-rohmah bagi segenap alam semesta.4 Kata rahmah seakar kata dengan kata rahman dan rahim yang merupakan sifat Tuhan yang berarti “Maha Pengasih” dan “Maha Penyanyang”. Secara harfiyah saja, kata rahmah sudah dengan jelas menggambarkan watak anti-kekerasan dan sebaliknya mendorong kebaikan-kebaikan menyeluruh kepada sesama manusia dan kepada seluruh alam sebagai terintegrasi dalam rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh alam memiliki implikasi sosial, budaya, dan politik yang
4
. Tamrin, Dahlan. 2007. Filsafat Hukum Islam. Malang: UIN Press.hlm.108
77
penting. Tujuan dari kata ini adalah terciptanya harmoni antara Allah, alam dan manusia. Jika kata rahmatan lil alamin dikaitkan dengan islam yang berarti patuh, berserah diri, maka kala itu menegaskan dengan amat gamblang bahwa teologi rahmatan lil alamin adalah sebuah keniscayaan mutlak.5 Agaknya, inilah yang menjadi kunci peradapan Islam di sepanjang sejarahnya dan akan terus menjanjikan di masa depan jika konsep rohmatan lil alamin ini terus digali dan dikedepankan sebagai bangunan interaksi umat Islam dengan seluruh alam. Konsep rahmatan lil alamin, menolak segala bentuk kekerasan dan peaksaan kehendak untuk tujuan agar mereka atau orang lain mengikuti agama atau keyakinan kita. Sebaliknya, umat Islam harus menjadi pilar perdamaian, persaudaraan, dan penciptaan bentuk-bentuk kerjasama global untuk mengatasi atau memecahkan isu-isu yang lebih strategis seperti kemiskinan, bencana, krisis lingkungan, dan krisis mroal. Konsep ini mengabdi pada terwujudnya cinta kasih sayang yang menyebar pada sebanyak-banyak umat manusia dan umat non-manusia di muka bumi. Toleransi beragama sangat dibutuhkan dalam kehidupan bernegara. Toleransi ini hanya bisa berjalan bisa berjalan dengan baik apabila ada saling percaya (mutuak trust). Sayangnya, mutural trust sebagai suatu kekuatan untuk mewujudkan komunitas trust sebagai suatu kekuatan untuk mewujudkan komunitas humanistik (civic community), mengalami kemerosotan yang terjadi ketika
kekuatan rezim orde baru atas nama
keragaman agama membatasi kebebasan sipil dan kebebasan publik. Umi Sumbulah, menawarkan usaha yang dilakukan untuk mewujudkan mutual trust antar komunitas beragama; Pertama, mengembalikan mutual trust akan sangat bergantung pada kemampuan kita untuk meretas rekonsilliasi. Dimensi sosial dari pertaubatan dar seluruh komunitas agama menjadi sangat penting karena menjadi titik pijak untuk membangun arena baru yang dilandasi cinta kasih dan semangat anti kekerasan. Kedua, perlunya membangun generasi alternatif yang didasarkan kepada semangat perdamaian dan anti kekerasan. Mutual trust juga akan bisa terbangun apabila
5
. Mudhofir, Abdullah. 2014. IAIN Surakarta dan Deradikalisasi Terorisme: PERSPEKTIF Teologi Rohmatan lil Alamin dan Kearifan Lokal Jawa. Makalah disampaikan dalam dialog Publik Nasional Tafsir Tematik Divisi Tafsir UKM JQH Al Qustha IAIN Surakarta pada 14 April 2014.hlm 14.
78
terjadi dialog-dialog emansipatoris antar komunis agama tentang berbagai isu yang dianggap sensitif. Ketiga, Mutual trust akan terbentuk bila ada proyek bersama untuk mencapai tujuan bersama di masa depan yang ingin diwujudkan6. ISLAM RADIKAL Kata radikalisme berasal dari kata radical yang berarti “dasar” atau sesuatu yang fundamental. Menurut istilah, radikalisme berarti pembaruan atau perubahan sosial dan politik yang drastis, atau sikap ekstrem dari kelompok tertentu agar terjadi perubahan (Sakim, t.t: 1220). Dengan demikian, radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan atau perubahan sosial, dan politik secara drastis dengan menggunakan sikap yang ekstrem. Radikalisme bukan ciri ajaran Islam karena Islam dalam menyiarkan agama menggunakan cara bil hikmah (bijaksana), tutur kata yang santun, dan menggunakan cara berdebat yang dilandasi sifat hormat menghormati. 7 Tim Dosen PAI UM, menyatakan bahwa terdapat banyak faktor yang bisa menjadikan umat Islam menjadi radikal. Diantaranya adalah: 1. pengertian seseorang terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaan agama untuk kepentingan sekrarian, pemahaman agam ayang tekstual, kaku, sempit dan penyalahgunaan simbol agama 2. agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama lain 3. adanya penindasan, ketidak adilan, dan marginalisasi sehingga melahirkan gerakan perlawanan, contohnya kejadian di Irak, Palestina dll 4. adanya tekanan sosial, eonomi dan politik 5. lingkungan masyarakat yang tidak kondusif terkait dengan kemakmuran, pemerataan dan keadilan 6. menolak modernitas dan lebih mengukuhkan peran formal agama 7. pandangan dunia (world
view) dari umat
beragama yang berupaya
memperjuangkan keyakinan yang mereka anggap benar dengan sikap-sikap emosional yang menjurus pada kekerasan.
6
. Sumbullah, Umi dan Moh Anas Kholish. 2014. Potret Relasi Minoritas Muslim di Basis Desa Kristen (Studi di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang), Malang: LP2M UIN Maulana Mali Ibrahim Malang. Hlm. 175 7 . Tim Dosen PAI UM, 2013. Pendidikan Islam Transformatif: Menuju Pengembangan Pribadi Berkarakter, Malang: Penerbit Gunung Samudera.hlm.252
79
8. kurangnya kesadaran masyarakat dan berbangsa secara pluralistik sehingga menyebabkan hilangnya rasa toleran; sebaliknya timbul fanatisme atas kebenaran agamanya sendiri Beberapa bentuk radikalisme umat beragama seperti aksi teror, bom bunuh diri, saling menyerang, aksi kekerasan, intimidasi, perlawanan terhadap pemerintahnya dan lain-lain. Dalam waktu kurun terakhir ada aksi kekerasan di WTC Amerika Serikat 11 September 2001, Tragedi bom di Legian Bali, Aksi Teror di Thailand Selatan, Perlawanan di Philipina, gerakan GAVATAR, ISIS, bom bunuh diri di Sarinah Jakarta dsb. Upaya yang bisa dilakukan oleh umat Islam adalam rangka menghindari paham radikalisme baik di negara Indonesia maupun di dunia adalah sebagai berikut: 1. Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara Barat terhadap negaranegara Muslim di dunia 2. Mengurangi dan menghapuskan kesenjangan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan di tingkat nasional, regional dan internasional 3. Reorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman Islam yang kontestual, fleksibel dan terbuka 4. Melakukan
modernisasi
kehidupan
umat
secara
selektif,
dengan
mengakomodir sisi positifnya dan mengeliminir dan terbuka 5. Menanamkan kesadaran “setuju untuk tidak setuju” dalam menyikapi pluralisme sosial, budaya, dan agama yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dan bangsa. KONSEP
DAKWAH
UIN
MALIKI
MALANG
DALAM
MENCETAK
GENERASI ULUL ALBAB Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang merupakan universitas islam terbaik di Indonesia. Terletak di Jalan Gajayana 50, Dinoyo Malang dengan lahan seluas 14 hektar, Universitas ini memordernisasi diri secara fisik sejak September 2005 dengan membangun gedung rektorat, fakultas, kantor administrasi, perkuliahan, laboratorium, kemahasiswaan, pelatihan, olah raga, bussiness center, poliklinik dan tentu masjid dan ma‟had yang sudah lebih dulu ada, dengan pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB) melalui Surat Persetujuan IDB No. 41/IND/1287 tanggal 17 Agustus 2004.
80
Ciri khusus lain Universitas Islam Negeri sebagai implikasi dari model pengembangan keilmuannya adalah keharusan bagi seluruh anggota sivitas akademika untuk menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Melalui bahasa Arab, diharapkan mereka mampu melakukan kajian Islam melalui sumber aslinya, yaitu al-Qur‟an dan Hadis, dan melalui bahasa Inggris mereka diharapkan mampu mengkaji ilmu-ilmu umum dan modern, selain sebagai piranti komunikasi global. Karena itu pula, Universitas ini disebut bilingual university. Untuk mencapai maksud terse-but, dikembangkan ma‟had atau pesantren kampus di mana seluruh mahasiswa tahun pertama harus tinggal di ma‟had. Karena itu, pendidikan di Universitas ini merupakan sintesis antara tradisi universitas dan ma‟had atau pesantren. Melalui model pendidikan semacam itu, diharapkan akan lahir lulusan yang berpredikat ulama yang intelek profesional dan/atau intelek profesional yang ulama. Ciri utama sosok lulusan demikian adalah tidak saja menguasai disiplin ilmu masingmasing sesuai pilihannya, tetapi juga menguasai al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam. Dengan performansi fisik yang megah dan modern dan tekad, semangat, serta komitmen yang kuat dari seluruh anggota sivitas akademika seraya memohon ridha dan petunjuk Allah swt, Universitas ini bercita-cita menjadi the center of excellence dan the center of Islamic civilization sebagai langkah mengimplementasikan ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (al Islam rahmat li al-alamin). Untuk membentengi para alumninya menjadi generasi ulul albab dan rahmatan lil alamin, UIN Maliki Malang melakukan berbagai upaya sebagai mana berikut ini: 1. Pendalaman Islam Komprehensif di MSAA Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang memandang keberhasilan pendidikan mahasiswa apabila mereka memiliki identitas sebagai seseorang yang mempunyai: (1) ilmu pengetahuan luas, (2) penglihatan yang tajam, (3) otak yang cerdas, (4) hati yang lembut dan (5) semangat tinggi karena Allah 8 Untuk mencapai keberhasilan tersebut, kegiatan kependidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang, baik kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler, diarahkan pada pemberdayaan potensi dan kegemaran mahasiswa untuk mencapai target profil lulusan yang meiliki cirri-ciri: (1) kemandirian, (2) siap 8
. Tarbiyatu Uli al-Albab: Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh, 2005:hlm. 5
81
berkompetisi dengan lulusan Perguruan Tinggi lain, (3) berwawasan akademik global, (4) kemampuan memimpin/sebagai penggerak umat, (5) bertanggung jawab dalam mengembangkan agama Islam di tengah-tengah ma`syarakat, (6) berjiwa besar, dan (7) kemampuan menjadi tauladan bagi masyarakat sekelilingnya 9 Strategi tersebut mencakup pengembangan kelembagaan dan tercermin dalam: (1) kemampuan tenaga akademik yang handal dalam pemikiran, penelitian, dan berbagai aktivitas ilmiah-religius, (2) kemampuan tradisi akademik yang mendorong lahirnya kewibawaan akademik bagi seluruh civitas akademika, (3) kemampuan manajemen yang kokoh dan mampu
menggerakkan seluruh
potensi untuk
mengembangkan kreatifitas warga kampus, (4) kemampuan antisipatif masa depan dan bersifat proaktif, (5) kemampuan pimpinan mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki menjadi kekuatan penggerak lembaga secara menyeluruh, dan (6) kemampuan membangun biah Islamiyah yang mampu menumbuh suburkan akhlakul karimah bagi setiap civitas akademika. Untuk mewujudkan harapan terakhir, salah satunya adalah dibutuhkan keberadaan ma‟had yang cera intensif mampu memberikan resonansi dalam mewujudkan lembaga pendidikan tinggi Islam yang ilmiah-religius, sekaligus sebagai bentuk penguatan terhadap pembentukan lulusan yang intelek-profesional. Hal ini benar karena tidak sedikit keberadaan ma‟had telah mampu memberikan sumbangan besar bagi bangsa ini melalui alumninya dalam mengisi pembangunan manusia seutuhnya. Dengan demikian, keberadaan ma‟had dalam komunitas perguruan tinggi Islam merupakan keniscayaan yang akan menjadi pilar penting dari banyunan akademik. Melengkapi nuansa religius dan kultur religiusitas muslim Jawa Timur, maka dibangunlah monumen (prasasti) yang sekaligus menggambarkan visi dan misi ma‟had yang tertulis dalam bahasa Arab di depan pintu masuk area unit hunian untuk santri putra, dan di utara rektorat. Prasasti tersebut seperti dibawah ini: كَٕٕا أٔنً اۡلتصاس كَٕٕا أٔنً انُٓى كَٕٕا أٔنً اۡلنثاب ِٔجاْذٔا فً هللا حق جٓاد (jadilah kamu orang-orang yang memiliki mata hati); 9
.Visi, Misi dan Tradisi UIN Maliki Malang, 2006. hlm:5
82
(jadilah kamu orang-orang yang memiliki kecerdasan); (jadilah kamu orang-orang yang memiliki akal); (dan berjuanglah untuk membela agama Allah dengan kesungguhan). Beberapa kegiatan penumbuh pemahaman Islam yang benar yang dilakukan MSSA adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan sholat fardhu berjamaah. Kegiatan ini ditujukan bagi mahasiswa baru dan lama agar mereka selalu dekat dengan Allah SWT ٌ ِ أَ ْخثَ َشََا َيان: َح َّذشََُا َع ْث ُذ هللاِ تٍُْ ٌُٕ ُس َ قَا َل: ُقا َ َل اإل َيا ُو انثُخا َ ِسي َس ِح ًَُّ هللا ِك ع ٍَْ ََافِعٍ ع ٍَْ َع ْث ِذ هللا ٌٍصالَجَ ا ْنفَ ِّز تِ َسث ٍْع َٔ ِع ْش ِش ُ صالَجُ ا ْن َج ًَا َع ِح ذَ ْف َ ض ُم َ صهَّى هللاُ َعهَ ٍْ ِّ َٔ َسهَّ َى قَا َل َ ُِٕل هللا َ ت ٍِْ ُع ًَ َش أَ ٌَّ َسس دسجح Imam al-Bukhari ra berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibn Yusuf yang berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Nafi‟, dari Abdullah ibn Umar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:Shalat berjama‟ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat . 2) Kegiatan sholat sunnah dan membaca doa-doa ma’tsur dari Alqur‟an dan Alhadits. Sholat sunnah yang dilakukan oleh maba diantaranya adalah sholat dhuha, sholat tahajud dan sholat sunnah rawatib ٌْ َصٍَ ِاو شَالَشَ ِح أٌَ ٍَّاو ِي ٍْ ُكمِّ َشٓ ٍْش َٔ َس ْك َعر َِى انضُّ َحى َٔأ ٍ َتِصَال- صهى هللا عهٍّ ٔسهى- صاَِى َخهٍِهِى ِ ِز ت َ َْٔأ أُٔذِ َش قَ ْث َم أَ ٌْ أَسقُ َذ “Kekasihku (Muhammad) shallallahu „alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Al Bukhari dan Muslim) ُّحى َََْٕٔ ٍو ٍ َصاَِى َخهٍِهِى تِصَال َ صالَ ِج انض َ َٔ صْٕ ِو شَالَشَ ِح أٌَ ٍَّاو ِي ٍْ ُك ِّم َشٓ ٍْش َ َز ٗلَ أَ َد ُعٓ ٍَُّ َحرَّى أَ ُيٕخ َ َْٔأ َع َهى ِٔ ْذ ٍش “Kekasihku mewasiatkan tiga hal yang tidak akan kutinggalkan hingga mati yakni berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Al Bukhari)
10
. Sahih al-Bukhari, Maktabah syamilah. hadis no. 609.
83
ْ َع ٍَْ عا ِئ َشحَ قَان ِِ صهَّى هللاُ َعهَ ٍْ ِّ َٔ َسهَّ َى ِي ٍْ اَ َّٔ ِل انهٍَّ ِْم َٔأَْ َس ِط ِّ َٔاَ ِخ ِش َ هللا ِ د ِي ٍْ ُك ِّم انهَّ ٍْ ِم قَ ْذ أَْ ذَ َش َسسُٕ ُل فَا َْرََٓى ِٔ ْذ ُشُِ اِنَى انسحش Dari Aisyah ra. menerangkan: ”dari setiap malam, Nabi saw. pernah mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, pertengahannya dan akhirannya, dan berakhir pada waktu subuh”. (HR. Bukhari dan Muslim) 3) Kegiatan shobahul lughoh. Kegiatan ini diperuntukkan bagi mahasiswa baru selama satu tahun penuh untuk membiasakan diri bisa berkomunikasi bahasa Arab dan bahasa Inggris dasar, dalam kegiatan aktifitas sehari-hari. 4) Kegiatan ta’lim qur’an. Kegiatan ini diperuntukkan bagi mahasiswa baru selama satu tahun penuh untuk belajar membaca alqur‟an dan tajwid serta beberapa maksud dari ayat yang dibaca. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin dan Rabu dari pukul 06.00-07.00 5) Kegiatan ta’lim afkar. Kegiatan ini diperuntukkan bagi mahasiswa baru selama satu tahun penuh untuk belajar kitab qomiut thughyan pada hari kamis, dan kitab at tadzhib fi fiqh asy syafii’I pada hari Selasa. Kegiatan ini dimulai pulu 06.0007.00 6) Kegiatan khotmil qur’an. Kegiatan ini diperuntukkan bagi semua civitas UIN Maliki Malang pada hari kamis akhir bulan dari pukul 19:00 – selesai. Kegiatan ini merupakan kegiatan penyempurna rutinitas warga kampus agar berakhir dengan husnul khotimah. 7) Kegiatan tashih alqur’an. Kegiatan ini diperuntukkan bagi maba selama satu tahun. Mereka wajib meluangkan waktu di sela-sela perkuliahan untuk membaca Al-qur‟an lengkap 30 juz, yang mana bacaan tersebut disimakkan kepada mushohhih/ah. 8) Kegiatan outbond ma’had. Kegiatan ini diperuntukkan maba agar rileks terhadap terhadap berbagai macam aktifitas kuliah reguler maupun kegiatan ma‟had. 9) Pembacaan burdah dan sholawat. Tujuan kegiatan ini adalah mendidik maba agar mencintai Islam dan nabi mereka. Karena Rasulullah saw bersabda ّانًشء يع يٍ أحث Manusia itu bersama dengan orang yang Ia cintai
84
10) Demo bahasa. Kegiatan ini merupakan kegiatan maba yang tidak pernah dilupakan mahasiswa. Dalam kegiatan demo bahasa ini mereka berpenampilan seperti guru, murid, artis, kiai dan lain-lain. Mereka menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. 11) Muwadaah. Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak di MSAA. Kegiatan ini diisi dengan kesan pesan maba dan penampilan berbagai macam kebolehan mahasiswa dalam seni musik maupun seni tilawah. 2. Adanya PKPBA dan PKPBI Program Khusus Pembelajaran Bahasa Arab dan Program Khusus Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan program unggul di kampus ini. Program ini selain bertujuan untuk membekali alumni agar bisa memahami teks-teks bahasa Arab dengan baik, juga menekankan pada penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi Internasional. PKPBA diselenggarakan selama satu tahun pertama mahasiswa di UIN Maliki Malang. Kegiatan pembelajaran bahasa Arab disini dimulai pukul 14:00-20.00. Pada semester pertama, mereka belajar bahasa Arab dengan bahan ajar al arobiyyah baina yadaik. Dan pada semester beriktunya mereka belajar bahasa Arab sesuai dengan Fakultas masingmasing. Sedangkan bahan ajarnya telah disediakan oleh kampus yang kemudian diberi nama al arobiyyah i aghrodh khossoh. Pembelajaran PKPBA tidaklah sama dengan reguler. Pembelajaran PKPBA dimulai dengan menghafalkan mahfudhot pada lima sampai sepuluh menit pertama pembelajaran, pembiasaan mengakhiri pembelajaran dengan membaca alqur‟an 5-10 menit. Hafalan mahfudhot dan juz 30 merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak kampus agar para mahasiswa memiliki karakter yang mulia yang sesuai dengan akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhamma saw. PKPBI memiliki amanah berupa peningkatan kualitas diri pada dosen dengan menyelengarakan beberapa kegiatan baik yang bersifat insidental maupun reguler, antara lain: monthly discussion, workshop pengajaran dan menyediakan koordinasi team teaching untuk materi sejenis yang memungkinkan para dosen mengembangkan ketrampilan mengajarnya, mengembangkan media ajar, teknik mengajar yang sesuai dengan karakteristik mahasiswanya. PKPBI dilaksanakan satu minggu satu kali dengan durasi tiap kali pertemuan 3 jam. Dosen PKPBI juga mengajarkan pendidikan karakter sebagaimana yang dilakukan
85
oleh dosen PKPBA. Harapan dari PKPBI adalah bahawa mahasiswa baru memiliki kompetensi bahasa Inggris yang cukup agar bisa meningkatkan kualitas keilmuannya melalui sumber-sumber berbahasa Inggris. Di samping itu, maba juga diharapkan memiliki nilai TOEFL untuk mempermudah mereka memasuki dunia kerja maupun kuliah ke jenjang yang lebih tinggi melalui beasiswa. 3. Adanya HTQ Haiah Tahfidh Qur’an merupakan organisasi para penghafal alqur‟an. Tujuan dari HTQ adalah mencetak generasi qur‟any yang hafal serta mengamalkan ajaranajaran Islam. Kesuksesan UIN Malang dalam mencetak hafidh dan hafidhah tidak lepas dari Hai‟ah Tahfidz Al-Qur‟an (HTQ), lembaga yang dibentuk kampus untuk manaungi dan membina para mahasiswa penghafal Al-Qur‟an. Lembaga yang dipimpin Dr H Imam Muslimin ini sudah banyak mencetak mahasiswa yang penghafal Al-Qur‟an. Banyak di antara wisudawan penghafal (hafidh/hafidhah) al-Quran yang belum hafal saat masuk UIN Malang. Namun dengan fasilitas dan sistem yang ada, mahasiswa yang berminat atau yang hendak meneruskan hafalan bisa melanjutkan dan lulus pada masing-masing kategori. Mahasiswa hafidz hafidhah terdiri dari 22 mahasiswa kategori 5 Juz, 36 mahasiswa kategori 10 juz, 11mahasiswa kategori 15 juz, 9 Mahasiswa kategori 25 juz, serta 10 mahasiswa kategori 30 juz. “Di sini, seluruh mahasiswa diwajibkan hafal Al-Qur‟an minimal 1 Juz. Hal ini sudah menjadi program sejak mereka memasuki semester pertama,” terang Direktur Ma‟had Al-Jami‟ah UIN Maliki Malang Dr H Isroqunnajah saat ditemui NU Online di Kampus yang beralamat, Jl Gajayana 50 Kota Malang. Kesuksesan UIN Malang dalam mencetak hafidh dan hafidhah tidak lepas dari Hai‟ah Tahfidz Al-Qur‟an (HTQ), lembaga yang dibentuk kampus untuk manaungi dan membina para mahasiswa penghafal Al-Qur‟an. Lembaga yang dipimpin Dr H Imam Muslimin ini sudah banyak mencetak mahasiswa yang penghafal Al-Qur‟an. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Rektor UIN Malang Mudjia Rahardjo. “Keberadaan hafidh/hafidhah menyokong pilar utama UIN Maliki, yakni Mahasiswa dengan kedalaman spiritual, akhlaq, ilmu, dan profesionalitas, karena semua ilmu tersebut sudah tersirat dalam Al-Qur‟an. Kami sangat mengharap para wisudawan dapat mengimplementasikannya dalam realita kehidupan” ujar pakar sosio-linguistik ini saat menyampaikan sambutannya pada wisuda Novemver 2015.
86
4. Adanya organisasi Islam yang moderat Sebagian contoh wadah mahasiswa dalam berdemokrasi menjadi Islam moderat adalah organisasi resmi yang dibawah naungan UIN Maliki Malang yaitu, PMII, IMM, KAMMI, HMI. Sejauh pengawasan penulis, beberapa organisasi ini tidaklah radikal, karena belum ada kegiatan-kegiatan yang menuju pada arah radikal. Kegiatan mereka cenderung kepada aktifitas yang bermanfaat semisal bakti sosial ke panti jompo, panti asuhan, mengajar di TPQ, MADIN dan Pondok Pesantren. Terkadang ketika masuk pada bulan Romadhan mereka sering tadarus di dalam masjid, bersih-bersih kuburan dan menjadi panitia perayaan nuzulul qur‟an, rutin sholat tarawih dan witir di malam hari. KESIMPULAN Sesungguhnya konsep Islam Nusantara masih belum bisa diterima oleh sebagian umat Islam di Indonesia. Sedangkan Islam Moderat lebih diterima oleh umat Islam di Indonesia karena lebih mendekati dengan konsep Islam Rahmatan lil Alamin. Radikalisme dalam umat beragama harus dihentikan demi kemaslahatan umat dan keutuhan NKRI. Sedangkan konsep dasar UIN Maliki Malang dalam mencetak generasi Rahmatan lil Alamin berbasis Ulul Albab adalah (1) pembibitan akhlak karimah yang dilakukan secara istiqomah melalui lembaga MSAA, (2) pendalaman bahasa Arab dan Inggris untuk memahami Islam secara benar melalui PKPBA dan PKPBI, (3) pemantapan kemurnian Islam melalui HTQ dan (4) kemampuan memanajemen pola pikir melalui organisasi-organisasi intra dan ekstra kampus. Untuk mewujudkan keutuhan NKRI maka sebaiknya (1) mecintai tanah air Indionesia, (2) membina persatuan dan kesatuan, (3) mempertahankan kebudayaan Indonesia, dan (4) menciptakan jiwa nasionalisme dan agamis untuk Indonesia tercinta.
87
Daftar Pustaka Alqur‟an dan Terjemahannya dalam bahasa Indonesia Azra, Azyumardi. Meneguhkan Islam Nusantara, artikel http://www.uinjkt.ac.id, diakses 10 Desember 2015 Fauzan S. 2004. Teologi Pembaruan. Yogyakarta: Serambi Kholish, Moh Anas. 2015. Menjadi Muslim Nusantara, Yogyakarta: Naila Pustaka Koran Harian Jawa Pos, 15 Maret 2015. “Menangkal Bahaya Laten ISIS” Sahih al-Bukhari, Maktabah syamilah. hadis no. 609. Mudhofir, Abdullah. 2014. IAIN Surakarta dan Deradikalisasi Terorisme: PERSPEKTIF Teologi Rohmatan lil Alamin dan Kearifan Lokal Jawa. Makalah disampaikan dalam dialog Publik Nasional Tafsir Tematik Divisi Tafsir UKM JQH Al Qustha IAIN Surakarta pada 14 April 2014 Tamrin, Dahlan. 2007. Filsafat Hukum Islam. Malang: UIN Press Tarbiyatu Uli al-Albab: Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh, 2005 Tim Dosen PAI UM, 2013. Pendidikan Islam Transformatif: Menuju Pengembangan Pribadi Berkarakter, Malang: Penerbit Gunung Samudera Tim Dosen Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Pendidikan PKPBA, Malang: UIN Press Salim, Peter, et al. Tanpa Tahun. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press Sumbullah, Umi dan Moh Anas Kholish. 2014. Potret Relasi Minoritas Muslim di Basis Desa Kristen (Studi di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang), Malang: LP2M UIN Maulana Mali Ibrahim Malang Suprayogo, Imam. 2006. Dua Tahun UIN Malang (Reorientasi Budaya Akademik), Malang: UIN Press
88