PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Anggelina, Maria Yunita. 2016. Pengembangan Aplikasi Lectora Inspire sebagai Media Alternatif Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Kurikulum 2013 Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire merupakan multimedia yang dibuat untuk pembaruan (inovasi) dalam hal penyampaian materi pada kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah produk media pembelajaran dan mengetahui kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai media pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Penelitian dilakukan pada 18 siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang pada bulan Juni (masa aktif sekolah) 2016. Pada tahap ini peneliti membuat instrumen penelitian sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain pedoman wawancara, kuesioner (angket), dan lembar observasi. Selain itu, peneliti memodifikasi menjadi tujuh langkah prosedur pengembangan yaitu, (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, dan (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire telah divalidasi oleh (1) dosen ahli materi dengan skor 4,86 dengan kategori “sangat baik”, (2) dosen ahli media dengan skor 5,00 dengan kategori “sangat baik”, (3) guru bahasa Indonesia dengan skor 4,73 dengan kategori “sangat baik”, (4) kelompok kecil dengan skor 4,40 dengan kategori “sangat baik”, dan (5) kelompok besar dengan skor 4,37 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang dikembangkan ini layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran teks prosedur kompleks untuk kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Kata kunci: Media Pembelajaran, Lectora Inspire, Teks Prosedur Kompleks viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Anggelina, Maria Yunita. 2016. The Development of Lectora Inspire-based Media as an Alternative Learning media for Complex Procedure Text in Curriculum 2013 for Class X in Mario John Boen Seminary Catholic Senior High School Pangkalpinang. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literature Education Studies Program, Faculty of Teachership and Education Sanata Dharma University. Lectora inspire-based learning media for complex procedure text is a multimedia which is created for a new innovation in delivering materials for Class X in Mario John Boen Seminary Catholic Senior High School Pangkalpinang. This research aims at producing a learning media and finding out the quality of the development of lectora inspire-based media as a learning media for complex procedure text in Curriculum 2013 for Class X in Mario John Boen Seminary Catholic Senior High School Pangkalpinang. This research is a Research and Development (R&D). It was done to 18 students of Class X in Mario John Boen Seminary Catholic Senior High School Pangkalpinang in June (active period of school) 2016. In this step, the researcher developed an instrument as a tool to measure the observed phenomenon. The instruments used were interview guidelines, questionnaires, and observation sheets. Besides, the researcher modifiedthe procedures in developing the media into seven steps, namely (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary field-testing (5) main product revision, (6) main field testing, and (7) operational product revision. This research uses descriptive quantitative data analysis. The result shows that lectora inspire-based learning media for complex procedure text has been validated by (1) lecturer expertized in learning material development with score 4.86 which is very well categorized, (2) lecturer expertized in learning media development with score 5.00 which is very well categorized, (3) Indonesian language teacher with score 4.73 which is very well categorized, (4) small group with score 4.40 which is very well categorized, and (5) big group with score 4.30 which is very well categorized. Therefore, thedeveloped lectora inspire-based learning media for complex procedure text is very worthy to use as a learning media for complex procedure text for Class X in Mario John Boen Seminary Catholic Senior High School Pangkalpinang. Keywords: Learning Media, Lectora inspire, Complex Procedure Text
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib di tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Hal ini dapat dilihat dari undang-undang dasar tahun 2009 pasal 25 ayat 3 yang berbunyi “Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara”, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bahasa media massa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting karena merupakan bahasa Nusantara yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Tarigan (2008: 2) menyatakan keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Tarigan (2008: 4) menyatakan pada pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menyimak (listening skills) dan keterampilan membaca (reading skills) mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat reseptif, bersifat menerima
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
(Brooks, 1964: 134). Perbedaanya menyimak menerima informasi dari sumber lain, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan perkataan lain, menyimak menerima informasi dari kegiatan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. Suyatno (2009: 6-7) menyatakan secara harfiah definisi pembelajaran inovatif mengandung makna pembaruan. Gagasan pembaruan muncul akibat pembelajaran yang dirasakan statis, klasik, dan tidak produktif dalam memecahkan masalah belajar. Dengan demikian, dibutuhkan paradigma baru yang diyakini mampu memfasilitasi siswa yang ditandai dengan prinsip-prinsip, sebagai berikut: (a) pembelajaran, bukan pengajaran, (b) guru sebagai fasilitator bukan instruktur, (c) siswa sebagai subjek, bukan objek, (d) multimedia, bukan monomedia, (e) sentuhan manusiawi, bukan hewani, (f) pembelajaran induktif, bukan deduktif, (g) materi bermakna bagi siswa, bukan sekadar dihafal, dan (h) keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif. Selain itu, media pembelajaran berbasis lectora inspire ini merupakan media alternatif pembelajaran secara khusus pada teks prosedur kompleks. KBBI (2008: 44) menyatakan alternatif adalah pilihan di antara dua atau beberapa kemunginan. Dengan demikian, media lectora inspire dapat menjadi pilihan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia secara khusus pada materi teks prosedur kompleks. Berdasarkan kebutuhan sekolah, perlu dikembangkan media pembelajaran yang inovatif melalui teknologi komputer dengan menggunakan aplikasi lectora inspire sebagai media pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Pengembangan aplikasi ini dibuat untuk menarik perhatian siswa dalam menjelaskan materi yang akan diberikan. Harapannya metode pembelajaran menggunakan aplikasi lectora inspire ini lebih efektif dan dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Penggunaan media pembelajaran berbasis lectora inspire merupakan multimedia yang dibuat untuk pembaruan dalam hal penyampaian materi. Dalam media interaktif ini terdapat teks, suara, video, animasi, dan lain sebagainya. Tarigan (2008:
6) menyatakan keterampilan menyimak dan
membaca
berhubungan erat, peningkatan pada yang satu turut pula menimbulkan peningkatan pada yang lain. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelilitian di sekolah tersebut, yakni pertama guru dapat memanfaatkan laboratorium komputer yang dilengkapi dengan komputer satu set, wifi, hotspot, speaker, viewer dan proyektor. Kedua, berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bapak A selaku guru bahasa Indonesia kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang, dikemukakan penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia akan menarik perhatian siswa dan guru dapat menuangkan kreativitas di dalam media tersebut. Alhasil, penggunaan media pembelajaran dapat merangsang adanya perubahan-perubahan penting dalam sistem pendidikan dan dampak cara penyampaian informasi kepada peserta didik. Penggunaan aplikasi lectora inspire mampu mengembangkan e-learning yang dikembangkan oleh Trivantis Corporation. Mas’ud (2014: 1-2) menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
bahwa cakupan lectora inspire terdiri dari (1) Flypaper for Lectora yang berfungsi menambah animasi flash, transisi dan efek spesial, (2) Camtasia for Lectora berfungsi membuat tutorial dengan capture video, animasi flash, dan software desain 3D lainnya, (3) Snagit for Lectora berfungsi membuat image jika melakukan capture lewat desktop, dan (4) produk tambahan (Add-ons) yaitu Lectora Integrator for Microsoft Powerpoint yang berfungsi mengubah presentasi Microsoft Powerpoint menjadi lectora secara langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin membuat media pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah
Menengah
Agama
Katolik
Seminari
Mario
John
Boen
Pangkalpinang? 2. Bagaimana kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran Sekolah
teks
Menengah
Pangkalpinang?
prosedur Agama
kompleks Katolik
kurikulum Seminari
2013
Mario
kelas
John
X
Boen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Mampu menghasilkan langkah-langkah pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. 2. Mampu mendeskripsikan kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari
Mario John Boen
Pangkalpinang.
D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Mas’hud (2014: 1-2) menyatakan bahwa lectora inspire mampu membuat media interaktif yang cepat dan sederhana. Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk media pembelajaran berbasis lectora inspire dalam bentuk aplikasi Windows Executable (.exe) sebagai alternatif belajar bahasa Indonesia teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Dalam media pembelajaran media lectora inspire akan dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk). Spesifikasi produk hasil penelitian dan pengembangan media pembelajaran sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1. Software media pembelajaran berbasis media interaktif ini dapat digunakan sebagai alternatif belajar teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah
Menengah
Pangkalpinang.
Agama
Penggunaan
Katolik media
Seminari dapat
Mario
secara
John
individu
Boen dengan
menggunakan perangkat komputer atau laptop. Jika digunakan secara bersama-sama di kelas, maka dibantu dengan LCD (Liquid Cristal Display). Penggunaan software lectora inspire dirancang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diimplementasikan di sekolah untuk kelas X Sekolah
Menengah
Agama
Katolik
Seminari
Mario
John
Boen
Pangkalpinang. 2. Media pembelajaran yang akan dikembangankan ini meliputi kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusunan, dan evaluasi. Setiap bagian dari media pembelajaran ini memiliki isinya masing-masing. Isi media pembelajaran yang akan dikembangkan sebagai berikut. a. Kompetensi Kompetensi berisi Kompetensi inti (KI), Kompetensi dasar (KD), dan konsep pendekatan ilmiah dalam pembelajaran menurut Kemendikbud (2013b) yang meliputi 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan). b. Materi Penyajian materi dalam media pembelajaran sebagai alternatif belajar teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Seminari Mario John Boen Pangkalpinang meliputi memahami definisi, struktur, kaidah, dan menginterpretasi teks prosedur kompleks. c. Games Games berisi permainan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran teks prosedur kompleks. d. Daftar Pustaka Daftar Pustaka berisi kepustakaan yang digunakan dalam penyusunan media pembelajaran. e. Penyusunan Penyusunan berisi berisi profil yang terdiri dari foto dan identitas pengembangan media pembelajaran. f. Evaluasi Menurut Tuckman (dalam Nurgiyantoro, 2010:6) mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. 3. Kurikulum 2013 Penyajian materi dalam media pembelajaran sebagai alternatif belajar teks prosedur kompleks kurikulum 2013 sesuai dengan salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas madrasah aliyah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
4. Ranah Kognitif (Pengetahuan) Pengembangan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire mengembangkan ranah kognitif (pengetahuan) dimana siswa dituntut untuk menguasai materi pembelajaran secara khusus pada teks prosedur kompleks. Alhasil, siswa dapat mengerjakan soal evaluasi yang ada di media pembelajaran tersebut. 5. CD (Compact Disk) Penggunaan CD (Compact Disk) dapat digunakan untuk menyimpan data berupa file, audio, dan video. Alhasil, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire akan menggunakan CD (Compact Disk). Penggunaan CD (Compact Disk) dalam media pembelajaran lebih murah, aman dan terhindar dari virus.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada para pembaca, baik secara teoritis dan praktis. Adapun manfaatnya sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Peneliti diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan mengenai materi pembelajaran kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang terutama pada materi teks prosedur kompleks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
a. Manfaat bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru sebagai inovasi atau pembaharuan dalam mengembangkan media pembelajaran. Khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Selain itu, penelitian dapat mendeskripsikan pemanfaatan aplikasi lectora inspire lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. b. Manfaat bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam meningkatkan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dalam hal memberikan inovasi atau pembaharuan pada materi teks prosedur kompleks. c. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam meningkatkan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Selain itu, dapat digunakan sebagai alternatif pemanfaatan belajar teks prosedur kompleks yang menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian sebagai penunjang kualitas pendidikan.
2. Manfaat Praktis Secara praktis, dengan penelitian diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
dalam pemanfaatan aplikasi lectora inspire sebagai media alternatif di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang.
F. Batasan Istilah Peneliti membatasi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penelitian Pengembangan Penelitian Pengembangan menurut Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 22) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan menvalidasi produk pendidikan. 2. Media Pembelajaran Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2012: 58) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. 3. Teks Prosedur Kompleks Kosasih (2013: 164) menyatakan teks prosedur kompleks merupakan teks yang mengutamakan ketepatan dalam hal urutan. 4. Multimedia Munir (2013: 110) menyatakan mutimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
5. Lectora Inspire Mas’ud (2012: 1) menyatakan lectora inspire adalah authoring tool untuk pengembangan konten e-learning yang dikembangkan oleh Trivantis Corporation. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa lectora inspire adalah authoring tool perangkat yang menyediakan suatu elemen seperti text, graphic, animation, audio, dan video untuk memproduksi sebuah multimedia dan mengembangkan konten e-learning yaitu pembelajaran menggunakan sarana elektronik berupa telepon genggam, komputer, dan laptop untuk mempermudah proses pembelajaran agar lebih inovatif. 6. Kurikulum 2013 Fadlilah (2014: 16) menyatakan kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
G. Sistematika Penyajian KBBI (2008: 1325) menyatakan skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Dalam penulisan skripsi terdapat lima bab, sebagai berikut. 1. Bab I memaparkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. 2. Bab II memaparkan kajian teori-teori terdahulu yang relevan, kajian teori yang menguraikan media, media pembelajaran, multimedia, lectora inspire, teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
prosedur kompleks, dan kurikulum 2013, kerangka teori, dan pertanyaan penelitian. 3. Bab III memaparkan jenis penelitian, model pengembangan, prosedur pengembangan, waktu dan tempat pelaksanaan, dan uji coba produk yang terdiri dari desain uji coba, subjek uji coba, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 4. Bab IV memaparkan penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf produk, uji coba lapangan awal, revisi validasi ahli, uji coba lapangan, penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, kajian produk akhir, kelebihan produk, kekurangan produk, dan pembahasan. 5. Bab V memaparkan kesimpulan, implikasi, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori-Teori Terdahulu yang Relevan Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih dikenal dengan istilah Research & Development (R&D) masih sedikit peminatnya terutama dalam lingkup Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tiga penelitian yang relevan antara lain: Pertama, Keefektifan Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Lectora di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sleman diteliti Muhyadi Tugiyem, Universitas Negeri Yogyakarta (2014). Kedua, Pengembangan Media Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Lectora Inspire dengan Metode Self Directed Learning untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Jetis Bantul diteliti Tiara Dewita, Universitas Negeri Yogyakarta (2015). Ketiga, Kefektifan Media Pembelajaran Flash Card Dalam Pembelajaran Menulis Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta diteliti Aulia Ratna Sari, Universitas Negeri Yogyakarta (2015). Penelitian yang pertama, Muhyadi (2014) yang berjudul Keefektifan Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Lectora di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sleman dilakukan dengan tujuan “agar guru dapat menyusun bahan ajar sebagai media pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu dan terpenuhinya standar kompetensi guru terutama kompetensi pedagogi”. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 40 ayat 2b. Pada penelitian ini, untuk mendapatkan, data peneliti menggunakan angket dengan tiga cara yaitu angket yang pertama, disebarkan kepada peserta pelatihan pada hari terakhir pelatihan untuk mendapatkan data tanggapan peserta pelatihan terhadap komponen penyelenggaraan pelatihan dan tanggapan peserta terhadap kemampuan fasilitator. Angket kedua, untuk mendapatkan data hasil prestasi belajar peserta yang berbentuk compact disc yang oleh peserta dikumpulkan di Dinas Dikpora Kabupaten Sleman seminggu setelah pelatihan berakhir, dengan cara mengambil hasil penilaian dari evaluator yang telah ditunjuk oleh lembaga Dikpora Kabupaten Sleman, dan angket ketiga untuk mendapatkan data pemenuhan kompetensi pedagogi dengan cara meminta bantuan 69 kepala sekolah yang telah mengirimkan guru sebagai peserta pelatihan untuk mendapatkan informasi terpenuhinya standar kompetensi pedagogi. Relevansi penelitian pertama dengan penelitian pemanfaatan aplikasi lectora inspire sebagai media alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang adalah sama-sama mengembangkan aplikasi lectora inspire. Perbedaannya adalah penelitian ini mengkaji tentang keefektifan pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis lectora inspire. Produk yang dihasilkan adalah membuat bahan ajar berbasis lectora inspre dalam bentuk compact disc. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi. Sementara penelitian ini lebih mengarah pada pengembangan produk untuk kebutuhan membuat materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
ajar siswa/i kelas X secara khusus pada materi teks prosedur kompleks menggunakan aplikasi lectora inspire. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Research & Development (R&D). Penelitian kedua, Tiara (2015) berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Lectora Inspire dengan Metode Self Directed Learning untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Jetis Bantul dilakukan dengan tujuan mengembangkan dan menghasilkan produk media pembelajaran berbasis teks puisi berbasis
lectora inspire dengan metode self directed learning dalam
pembelajaran menulis puisi untuk kelas VIII SMP Negeri 3 Jetis Bantul. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana pengembangan media pembelajaran puisi berbasis lectora inspire dengan metode self directed learning dalam pembelajaran puisi untuk kelas VIII SMP Negeri 3 Jetis Bantul? Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data peneliti menggunakan angket yang digunakan untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. Angket ini akan diberikan kepada ahli media pembelajaran dan ahli materi. Nurgiyantoro (2010: 9) menyatakan angket merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian: responden)
mengenai
masalah-masalah
tertentu,
yang
bertujuan
untuk
mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut. Relevansi penelitian kedua dengan penelitian pemanfaatan aplikasi lectora inspire sebagai media alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang adalah sama-sama mengembangkan aplikasi lectora inspire dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
menggunakan metode penelitian Research & Development (R&D). Perbedaannya adalah penelitian ini mengembangkan media pembelajaran menulis puisi dengan metode self directed learning. Sementara penelitian ini lebih mengarah pada pengembangan media alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks. Penelitian ketiga, Aulia (2015) berjudul Kefektifan Media Pembelajaran Flash Card Dalam Pembelajaran Menulis Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta yang dilakukan dengan tujuan (1) Mampu membedakan kemampuan
menulis
prosedur
kompleks
antara
siswa
yang
mendapat
pembelajaran menulis prosedur kompleks dengan menggunakan media flash card dan siswa yang mendapat pembelajaran menulis prosedur kompleks menggunakan media konvensional (2) Menguji keefektifan media flash card dalam pembelajaran menulis prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta. Permasalahan yang diangat pada penelitian ini adalah (1) Apakah ada perbedaan kemampuan menulis teks prosedur yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran menulis prosedur kompleks dengan menggunakan media flash card dan siswa yang mendapat pembelajaran menulis prosedur kompleks menggunakan media konvensional? (2) Apakah pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan media flash card lebih efektif dibandingkan
dengan
pembelajaran
menulis
prosedur
kompleks
yang
menggunakan media konvensional? Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data peneliti menggunakan tes, yaitu tes prates dan pascates. Data diambil pada saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Prates dan pascates digunakan untuk mengetahui tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan, sedangkan pascates digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan. Relevansi penelitian ketiga dengan penelitian pemanfaatan aplikasi lectora inspire sebagai media alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang adalah sama-sama mengembangkan teks prosedur kompleks sebagai materi pembelajaran kelas X. Perbedaannya adalah penelitian ini mengembangkan media pembelajaran flash card dan menggunakan metode penelitian desain eksperimen. Sementara penelitian ini lebih mengarah pada pengembangan aplikasi lectora inspire dan menggunakan metode penelitian Research & Development (R&D).
B. Kajian Teori 1. Media a. Definisi Media Molenda dan Russel dalam Sanjaya (2012: 57) mengungkapkan bahwa “media is a channel of communication. Derived from the latin word for “between”, a source and a receiver. ” Robert Hanick, Dkk dalam Sanjaya (2012: 57) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Bovee dalam Sanaky (2013: 3) mendefinisikan media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan. Association for Educational Communication and Technology dalam Anitah (2009: 4) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
menyalurkan infomasi. Briggs dalam Anitah (2009: 4) mengatakan bahwa media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat informasi yang berfungsi menyampaikan pesan sebagai sumber belajar seperti audio, video, dan audio visual kepada penerima pesan (receiver) yang tujuannya untuk memotivasi minat belajar. Dengan demikian, media dapat membantu meningkatkan minat belajar dan perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan.
b. Prinsip Pemilihan Media Prinsip pemilihan media harus disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yang akan menunjang proses pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa. KBBI (2008: 1102) menyatakan prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); dasar. Dalam hal ini Sanjaya (2008: 224) menyatakan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, di antaranya: 1) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik. Perlu dipahami tidak ada satu pun media yang dapat dipakai cocok untuk semua tujuan. Setiap media memiliki karakteristik tertentu, yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemakaiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. Artinya pemilihan media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekadar selingan dan hiburan, melainkan harus menjadi bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran siswa. 3) Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain. 4) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. Oleh sebab itu, guru perlu memahami karakteristik serta prosedur penggunaan media yang dipilih. 5) Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip pemilihan media harus disesuaikan dengan: pertama, tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap ini dalam keluaran produk yang akan dihasilkan dalam penelitian pengembangan adalah bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik. Dengan aplikasi lectora inspire, guru di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dapat menilai aspek kognitif dapat dilihat dari games dan evaluasi sehingga guru dapat mengetahui kemampuan berpikir siswa yang mencakup kemampuan intelektual dari pemahaman materi yang didapatkan ketika menggunakan media interaktif. Selanjutnya, untuk aspek afektif dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis lectora inspire. Pada tahap ini siswa dapat menilai media pembelajaran yang menjadi alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks Kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Siswa akan memberikan penilaian terhadap media pembelajaran yang dibuat apakah dapat dipahami atau tidak. Selain itu, implementasi dari aspek psikomotorik adalah siswa dapat menerima pengalaman belajar melalui aplikasi lectora inspire. Kedua, pemilihan media harus sesuai berdasarkan konsep yang jelas. Artinya penggunaan aplikasi lectora inspire digunakan untuk menambah inovasi (pembaruan) guru dalam hal menjelaskan materi kepada siswa. Penyusunan media ini disesuaikan dengan konsep yang sudah ditentukan peneliti, ketika melakukan analisis kebutuhan di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Ketiga, pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Artinya media pembelajaran yang dibuat menggunakan aplikasi lectora inspire terdapat teks, gambar, audio, video, dan audio visual. Hal ini dilihat dari cara belajar siswa yang berbeda-beda. Keempat, pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. Secara otomatis guru dan siswa dapat menggunakan aplikasi lectora inspire untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Maka dari itu, sebelum menggunakan aplikasi lectora inspire ada baiknya guru menjelaskan cara penggunaan media yang akan digunakan sebagai alernatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
pembelajaran teks prosedur kompleks Kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Kelima, pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran. Jika dikaitan dengan penggunaan aplikasi lectora inspire untuk kondisi lingkungan Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang akan menggunakan LCD (Liquid Crysta Display) dan viewer. Namun, kendalanya LCD (Liquid Crysta Display) dan viewer belum dipasang permanen di masing-masing kelas. Alternatifnya jika tidak dapat menggunakan LCD (Liquid Crysta Display) dan viewer di dalam kelas fasilitas pendukung lainnya adalah menggunakan laboratorium komputer.
2. Media Pembelajaran a. Definisi Media Pembelajaran Gerlach dalam Sanjaya (2012: 60) menyatakan secara umum media (pembelajaran) itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Gagne dalam Sanjaya (2012: 60) menyatakan media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sanaky (2013: 3) menyatakan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang berfungsi untuk membantu kegiatan belajar siswa yang dapat menarik perhatian dalam hal memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam lingkungan sekolah. Pengetahuan siswa dapat dilihat dari evaluasi media pembelajaran yang menggunakan aplikasi lectora inspire yang terdiri dari beberapa tes seperti: tipe benar-salah (true-false test), tipe menjodohkan (matching test), tipe pilihan ganda (multiple choice test). Keterampilan dapat dilihat dari cara mengajar guru terhadap siswa dan keterampilan siswa menerima materi yang diberikan oleh guru. Tarigan (2008: 2) menyatakan keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan inilah yang dapat menambah keterampilan siswa. Sikap dalam lingkungan sekolah dapat dilihat dari mengubah sikap siswa menjadi lebih baik.
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran Sanaky (2013: 5-6) menyatakan tujuan dan manfaat media pembelajaran sebagai berikut. 1) Tujuan Media Pembelajaran Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas. Seorang guru yang menggunakan media pembelajaran di dalam kelas akan mempermudah proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari ketertarikan siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
b) Meningkatkan efisiensi antara materi pelajaran dengan tujuan pembelajaran. Ketepatan waktu sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena semua kegiatan di dalam kelas diperhitungkan mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Maka dari itu, perhitungan waktu harus diakumulasikan dengan baik agar kegiatan di dalam kelas dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c) Membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal yang harus dilakukan adalah fokus pada hal yang akan dipelajari. Dengan demikian, memusatkan pikiran pada proses pembelajaran akan membantu siswa dalam menangkap penjelasan yang diberikan oleh guru.
2) Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar. Jadi manfaat media pembelajaran sebagai berikut. a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Menurut Sanjaya (2008: 174), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Pengajaran seorang guru dituntut untuk mampu mengkreasikan cara belajar yang menyenangkan misalnya menggunakan alat peraga, media powerpoint, media lectora inspire, dan lain sebagainnya. Seorang guru juga harus mengetahui cara belajar yang diinginkan siswa.
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran yang baik. Materi yang akan disampaikan oleh guru ke siswa sebaiknya diberitahukan kepada siswa di awal pembelajaran. Tujuannya agar siswa memahami materi yang akan dipelajari dapat mencapainya sesuai dengan target yang ditentukan.
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verba melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga. Inovatif dalam membuat metode pembelajaran bertujuan menarik daya belajar siswa ketika menerima materi yang diberikan oleh guru. Dengan metode, pembelajaran akan berlangsung dengan mudah dan menyenangkan. Metode pembelajaran jumlahnya sangat banyak, tetapi tidak semua metode tersebut dapat diterapkan diberbagai pembelajaran. Dalam konteks ini guru harus dapat memilah-milah metode pembelajaran yang tepat dan baik untuk digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas harus imperatif dimana adanya timbal balik antara guru dan siswa atau sebaliknya. Cara pembelajaran seperti ini disebut dengan cara belajar dua arah. Pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut lebih aktif mencari tahu mengenai materi yang dipelajari sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.
Media pembelajaran yang dibuat pasti memiliki manfaat bagi penggunanya. Meskipun, setiap media yang digunakan memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan pembelajaran, sebagai berikut:
3) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, sebagai berikut ini. a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru harus membuat rancangan pembelajaran yang berguna menjadi pedoman selama mengajar di dalam kelas. Pedoman yang harus dibuat misalnya silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lain sebagainya. Dengan adanya pedoman tersebut seorang guru dapat menyesuaikan media pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik. Menggunakan media pembelajaran membantu penjelasan materi secara lebih baik karena dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan siswa. Media pembelajaran yang dibuat berisi kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusunan, dan evaluasi. Alhasil, media pembelajaran yang dihasilkan lebih interaktif karena terjadi timbal balik antara satu dengan yang lainnya.
c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik. Dalam hal pembuatan media pembelajaran hal utama yang harus dipersiapkan pertama kali adalah membuat kerangka secara sistematis. Tujuannya untuk memberikan gambaran tentang media pembelajaran yang akan dibuat. Dengan demikian, dalam kerangka sistematis ini dapat diketahui hal apa saja yang harus dimuat dalam media pembelajaran.
d) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran. Adanya media pembelajaran membantu penjelasan seorang guru sehingga waktu yang digunakan lebih efisien. Salah satu hal ini yang memudahkan seorang guru dalam hal memberikan materi kepada siswa. Hal ini dilakukan agar siswa ikut berperan aktif dalam memahami materi yang dijelaskan sehingga terjadi interaksi satu sama lain dan guru berfungsi sebagai fasilitator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pembelajaran. Membuat media pembelajaran tidaklah mudah karena memerlukan waktu yang cukup untuk menghasilkan media pembelajaran yang menarik minat belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kecermatan dan ketelitian seorang guru dalam menyusun suatu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Kecermatan dan ketelitian seorang guru ini dapat dilihat dari media pembelajaran yang disusun. Media pembelajaran yang disusun seorang guru ada baiknya berisi kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusunan, dan evaluasi.
f) Membangkitan rasa percaya diri seorang pengajar. Media pembelajaran dibuat untuk membantu seorang guru saat memberikan penjelasan materi kepada siswa. Hal inilah yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi seorang pengajar yaitu membangkitkan rasa percaya diri.
g) Meningkatkan kualitas pengajaran. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang ingin diajarkan akan meningkatkan kualitas dalam mengajar siswa. Semakin sering menggunakan media pembelajaran maka rasa ingin tahu siswa akan meningkat. Akibatnya kualitas pengajaran dengan media pembelajaran yang berbeda akan semakin baik. Hal ini disesuaikan dengan metode pembelajaran dan kebutuhan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
h) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar. Media pembelajaran yang berbeda dalam setiap pemberian materi akan menjadikan pengalaman belajar bagi siswa. Semakin banyak media pembelajaran yang diberikan kepada siswa maka, semakin banyak pula kesempatan siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang diberikan oleh guru dengan berbagai variasi.
i) Menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga memudahkan penyampaian. Penyajian yang ditampilkan dalam media pembelajaran pasti disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Mulai dari materi pembelajaran, soal latihan, dan sumber acuan. Hal ini dilakukan agar media yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak berlawanan dengan materi yang akan diajarkan ke siswa.
j) Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Seorang guru harus mampu membuat suasana belajar yang kondusif agar siswa tertarik memperhatikannya. Hal ini dapat diciptakan dengan berbagai cara belajar yang inovatif. Dengan demikian, situasi belajar akan menyenangkan dan tanpa tekanan.
4) Berbagai cara dilakukan oleh seorang guru untuk menghasilkan pembelajaran yang menarik untuk siswanya. Hal ini dilakukan oleh guru terhadap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
dengan tujuan secara tidak langsung memberikan manfaat media pembelajaran bagi pembelajaran, adalah: a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar, b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar, c) Memudahkan pembelajar untuk belajar, d) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis, e) Pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan, dan f) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan.
Sudjana
dan
Rifai
dalam
Sukiman
(2012:
43-44)
mengemukakan
kegunaan/manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu: a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; Pengembangan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat menarik perhatian siswa karena lebih menarik. Hal ini dapat dilihat dari tampilan media pembelajaran teks prosedur kompleks yang terdiri dari audio, video, dan gambar. Dengan demikian, motivasi belajar siswa akan meningkat.
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Media pembelajaran yang dibuat terdiri dari materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan dilengkapi dengan tujuan pembelajarannya. Maka dari itu, guru harus membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang sudah ditentukan. Siswa juga diharapkan dapat mencapai indikator dan tujuan yang ditentukan oleh guru.
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; Metode pengajaran yang beraneka ragam membuat siswa tertarik dalam belajar bahasa Indonesia. Dengan demikian, guru bertugas menyampaikan materi kepada siswa sesuai cara yang berbeda dalam setiap jam pelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa tidak jenuh dengan metode pengajaran yang sama dalam setiap pembelajaran.
d) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi, memerankan, dan lain-lain. Siswa harus lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan guru hanya sebagai fasilitator. Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
c. Fungsi Media Pembelajaran Levie dan Lentz dalam Kustandi., Bambang (2013: 19-20) menyatakan terdapat empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: (1) fungsi atensi, (2) fungsi afektif, (3) fungsi kognitif, dan (4) fungsi kompensatoris. Berikut ini dijelaskan satu per satu secara rinci. 1) Fungsi atensi, yaitu media visual yang menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi afektif, yaitu media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual akan dapat mengugah emosi dan sikap pembelajaran. 3) Fungsi kognitif, yaitu media visual yang terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi kompensatoris, yaitu media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Selain itu, Sanaky (2013: 7) mengemukakan media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah, Dalam media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire guru dapat menampilkan objek yang ingin dijelaskan. Selain itu, objek yang ingin dilihat secara langsung dapat ditampilkan dalam bentuk gambar atau video. Alhasil, siswa dapat melihat tampilan yang disajikan tanpa harus berimajinasi.
2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya, Media pembelajaran yang dibuat merupakan duplikasi yang dibuat dari objek yang sebenarnya. Tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran yang akan diberikan oleh guru. Dengan diberikan objek atau gambaran yang akan dipelajari siswa akan mudah memahami.
3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret, Storyboard sangat diperlukan ketika membuat media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Fungsinya sebagai gambaran yang merupakan konsep abstrak yang akan dijadikan menjadi nyata dalam bentuk media pembelajaran. Dengan demikian, kedua konsep ini sangat diperlukan dalam pembuatan media pembelajaran.
4) Memberi kesamaan persepsi, Penyampaian materi pembelajaran menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire merupakan pembaruan dalam media pembelajaran. Hal ini memberikan kesamaan terhadap tanggapan mengenai media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
pembelajaran yang akan digunakan. Namun, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat memuat evaluasi yang akan menampilkan skor secara otomatis ketika siswa sudah selesai mengerjakan soal yang diberikan.
5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, Penggunaan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat mengatasi waktu, tempat, jumlah, dan jarak. Dalam mengatasi waktu media ini pembelajaran ini lebih efisien karena dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Selain itu, siswa dapat menggunakannya di rumah. Alhasil, jumlah dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan jarak tidak menjadi masalah.
6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan Penyampaian materi yang ada tidak berubah-ubah dan selaras dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilihat dari kompetensi, kompetensi inti, kompetensi dasar yang sudah ditetapkan oleh kurikulum. Dengan demikian, penyajian materi dapat berulang kali disampaikan sesuai dengan kebutuhan siswa.
7) Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire merupakan inovasi baru. Hal ini dapat dilihat dari tampilan media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
yang dapat menarik perhatian siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat menampilkan games mengenai materi pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran akan semakin menyenangkan.
d. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran Sanjaya
(2008:
211-212)
menyatakan
media
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. 1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi sebagai berikut. a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Contoh media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis. c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadiankejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi sebagai berikut. a) Media yang diproyeksi, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksi film, slide projector untuk memproyeksikan
film
slide,
Over
Head
Projector
(OHP)
untuk
memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa. b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
KBBI (2008: 706) menyatakan klasifikasi adalah penyusunan bersistem di kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Rudy Brets dalam Sanjaya (2008: 212) menyatakan ada tujuh klasifikasi media, yaitu: (1) media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv; (2) media audio visual diam, seperti: film rangkai suara; (3) audio semigerak, seperti: tulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
jauh bersuara; (4) media visual bergerak, seperti: film bisu; (5) media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu; (6) media audio, seperti: radio, telepon, pita audio; (7) media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Berbeda dengan Anderson dalam Sanjaya (2008: 213) mengelompokkan media, yaitu sebagai berikut: NO
KELOMPOK MEDIA
1.
Audio
2.
Cetak
3.
Audio-Cetak
4.
Proyek Visual Diam
5.
Proyek Visual Diam dengan Audio
6. 7.
Visual Gerak Visual Gerak dengan Audio
8.
Benda
9.
Komputer
MEDIA INSTRUKSIONAL a. Pita audio (rol atau kaset) b. Piringan audio c. Radio (rekaman siaran) a. Buku teks terprogram b. Buku pegangan/manual c. Buku tugas a. Buku latihan dilengkapi kaset b. Gambar/poster (dilengkapi audio) a. Film bingkai (slide) b. Film rangkai (berisi pesan verbal) a. Film bingkai (slide) suara b. Film rangkai suara a. Film bisu dengan judul (caption) a. Film suara b. Video/vcd/dvd a. Benda nyata b. Model tiruan (mock-up) a. Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) dan CMI (Computer Managed Instructional)
Selain itu, Sanaky (2013: 44-45) menyatakan media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar. Maka media pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1) Bahan-bahan
yang
mengutamakan
kegiatan
membaca
atau
dengan
menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. 2) Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu: a) Media proyeksi, seperti: overhead projector, slide, film, dan LCD, b) Media non-proyeksi, seperti papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan flanel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dll, dan c) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. 3) Media yang menggunakan teknik atau masinal yaitu, slide, film strip, film rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer, internet. 4) Kumpulan benda-benda (material collections), yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan,
mata
pencaharian,
industri,
perbankan,
perdagangan,
pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain. 5) Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Media pembelajaran dalam bentuk ini, sangat tergantung pada inisiatif, rekayasa, dan kreatif pengajar itu sendiri. Jenis media seperti ini, hanya dapat dilihat dan ditirukan oleh pembelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3. Multimedia a. Definisi Multimedia Munir (2013: 2) menyatakan multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacammacam. Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Rosch dalam Munir (2013: 2) menyatakan multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik. Hofstetter dalam Munir (2013: 3) menyatakan multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berintegrasi, berkarya, dan berkomunikasi.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran dan kombinasi dari beberapa media (audio, video, grafik, teks, animasi, dan sebagainya) sehingga menjadi sebuah kesatuan yang memberikan hasil interaksi (umpan balik) terhadap pengguna. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan media lectora inspire yang menampilkan penjelasan materi berupa teks, contoh berupa video yang akan disimak, dan soal evaluasi untuk latihan siswa. Maka dari itu, multimedia dirancang untuk keperluan belajar siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
b. Bentuk Multimedia Sanjaya (2012: 224-226) menyatakan pengembangan multimedia dapat dibagi dua, yakni multimedia linear dan multimedia interaktif. Berikut ini penjelasan mengenai bentuk multimedia. 1) Multimedia Linear Multimedia linear adalah multimedia yang bersifat sekuensial atau berurutan, setiap siswa atau pemakai multimedia ini menggunakannya sesuai dengan urutan setahap demi setahap sesuai dengan pengemasan materi yang ditentukan. Siswa belajar berdasarkan bagian-bagian yang didesain sedemikian rupa secara berurutan dengan waktu yang telah ditentukan. Bentuk multimedia yang bersifat linear memiliki kelebihan di antaranya sebagai berikut. a) Lebih mudah dalam pengembangannya. Hal ini disebabkan multimedia yang bersifat linear bentuknya lebih sederhana yang tidak banyak menggunakan fungsi kontrol. b) Multimedia ini bentuknya lebih sederhana, maka pemakaiannya pun lebih sederhana pula. Siswa tidak dihadapkan pada berbagai frame dan menu pilihan. c) Multimedia linear terdiri atas bagian-bagian atau unit-unit terkecil bahan pelajaran, dengan demikian lebih mudah dalam kontrol penguasaan materi oleh siswa. d) Bentuk umpan balik dapat dilakukan dengan segera, sehingga dengan segera pula siswa dapat memperbaikinya apabila diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Multimedia linear dimulai dari posisi awal menuju ke suatu posisi akhir. Misalnya televisi, film, majalah, dan koran. Pengguna multimedia linear hanya menjadi pengguna dan menikmati hasilnya. Namun, bentuk multimedia yang bersifat linear memiliki kekurangan di antaranya sebagai berikut. 1) Hal yang lebih diutamakan dalam multimedia ini adalah penguasaan materi pembelajaran, dengan demikian persoalan proses belajar kurang mendapat perhatian. 2) Wawasan siswa sesuai dengan topik pembelajaran akan terbatas pada materi yang disajikan dalam multimedia ini. 3) Kecenderungan adanya anggapan pembentukan tingkah laku terjadi secara mekanis seperti yang diasumsikan oleh aliran belajar behavioristik sangat kental.
Gambar 2.1 Multimedia Tipe Linear
2) Multimedia Interaktif Multimedia interaktif adalah multimedia yang tidak besifat linear, namun siswa memiliki pilihan sesuai dengan menu yang ditawarkan. Dalam mempelajari satu topik bahasan siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dapat memilih mana yang akan dipelajari lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
dahulu. Dengan demikian ciri khas dari multimedia interaktif adalah semacam pengontrol yang dapat disebut dengan graphical user interface (GUI), yang berupa icon, button, scroll, atau yang lainnya. Setiap GUI tersebut dapat dioperasikan oleh siswa (pemakai) untuk mencari informasi yang diinginkan.
Gambar 2.2 Multimedia Tipe Interaktif
c. Ragam Media yang Digunakan dalam Multimedia Sanjaya (2012: 227-233) menyatakan multimedia merupakan pengemasan materi pembelajaran dengan memadukan berbagai ragam media untuk dipelajari siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Terdapat berbagai macam media yang dapat dipadukan di antaranya teks, suara, gambar atau foto, film (video), animasi, simulasi. 1) Teks Teks adalah rangkaian tulisan yang tersusun sehingga memiliki makna sebagai informasi yang hendak disampaikan. Teks merupakan jenis media yang paling dominan pemakaiannya dalam multimedia terutama ketika belum ditemukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
unsur-unsur lain dalam internet seperti gambar (foto) termasuk gambar hidup seperti film dan video. Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks. Munir (2013:216) menyatakan teks merupakan salah satu media penting yang diperlukan dalam sebuah multimedia karena informasi yang disampaikan dan disebarkan dengan mudah dan bermakna. Ada beberapa keuntungan penggunaan teks dalam multimedia di antaranya sebagai berikut. a) Teks dapat digunakan untuk menyampaikan materi yang kompleks dan bersifat abstrak seperti rumus-rumus tertentu. b) Teks dapat digunakan untuk membantu menjelaskan suatu proses yang panjang dan rumit misalnya proses fotosintesis atau reaksi kimia tertentu. c) Teks merupakan media yang lebih mudah untuk menyampaikan gagasan dan ide yang hendak disampaikan. d) Membuat teks lebih mudah dibandingkan dengan program yang lainnya seperti animasi atau film, demikian juga halnya dalam mengoperasikannya.
Teks biasanya digabungkan dengan gambar, audio, dan video. Jadi, tidak mengherankan jika sebuah produk multimedia itu bergantung pada teks dalam berbagai hal seperti di dalam menjelaskan bagaimana suatu aplikasi bekerja, membantu pengguna di dalam suatu aplikasi dan untuk menyebarkan informasi melalui aplikasi-aplikasi yang telah didesain. Teks juga memiliki kelemahan dalam multimedia di antaranya sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
1) Teks sulit untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini disebabkan teks hanya menyajikan informasi. 2) Teks dapat menimbulkan kejenuhan dan membosankan bagi siswa, apalagi kalau pengembangan media tidak memperhatikan jenis dan tampilan huruf yang digunakan serta tidak memperhatikan panjangnya teks. 3) Teks yang terlalu panjang dapat membuat mata siswa menjadi cepat lelah.
Teks dapat dikombinasikan bersama-sama dengan media lain untuk menyampaikan suatu informasi menarik dan bermakna. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar penggunaan teks dapat berfungsi sebagai media yang menarik dan tidak membosankan, yaitu: a) Perhatikan pemilihan warna teks. Hindari warna-warna teks yang dapat membuat mata menjadi cepat lelah, misalnya warna merah menyala. b) Gunakan teks dengan warna yang kontras. Warna yang kontras antara teks dan warna dasar akan membuat teks menjadi jelas. c) Usahakan teks hanya memuat poin-poin yang penting. Teks yang terlalu panjang akan membuat bosan. d) Perhatikan ukuran teks. Teks dengan ukuran yang terlalu kecil akan sulit ditangkap oleh audiens sehingga bukan hanya akan membuat audiens cepat lelah, namun juga perhatiannya akan mudah terpecah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
2) Suara (audio) Suara (audio) merupakan unsur penting yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan multimedia. Ada dua fungsi pengembangan suara dalam multimedia yakni fungsi penjelasan (eksplanation) dan fungsi efek suara (sound effect). Fungsi penjelasan (eksplanation) adalah fungsi suara sebagai media untuk menjelaskan materi atau bahan ajar yang hendak disampaikan melalui multimedia, sedangkan fungsi efek suara (sound effect) adalah sebagai bahan untuk mempercantik penampilan multimedia itu sendiri, misalnya unsur instrinsik dan efek-efek lainnya, untuk memperkuat pesan (gagasan).
Fungsi penjelasan sama pentingnya dengan unsur teks yang dikembangkan sesuai dengan isi (content) materi pelajaran, bahkan sering keduanya muncul secara bersamaan. Terdapat beberapa kelebihan penggunaan audio atau suara (sound) dalam multimedia, yaitu: a) Audio dapat memperjelas gagasan yang hendak disampaikan. Artinya, audio dapat digunakan secara kebersamaan dengan media lain seperti grafis untuk menyampaikan gagasan atau informasi sesuai dengan tujuan. b) Penggunaan audio pada multimedia dapat meminimalisir kejenuhan sehingga dapat meningkatkan kegairahan belajar. c) Audio dapat menyampaikan gagasan yang tidak dapat disampaikan dengan media lain. d) Audio dapat lebih memfokuskan siswa pada materi yang akan disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Munir (2013: 265) menyatakan audio atau suara adalah suara dalam bentuk seperti suara, musik, narasi, dan sebagainya yang dapat didengar. Dalam hubungannya dengan multimedia, media audio (sound) memiliki beberapa keterbatasan di antaranya sebagai berikut. 1) Dalam
komputer
perangkat
audio
membutuhkan
kapasitas
tempat
penyimpanan file dalam ukuran besar. 2) Membutuhkan komputer dengan kapasitas tertentu baik software maupun hardware-nya. 3) Penggabungan suara atau audio dengan unsur lain memerlukan keterampilan khusus yang tidak dimiliki oleh setiap orang.
Integrasi suara dalam aplikasi multimedia dapat memberikan informasi yang tidak dapat disampaikan oleh media lain. Agar unsur audio dapat mendukung keberhasilan multimedia ada beberapa prinsip yang akan dipertimbangkan di antaranya sebagai berikut. a) Prinsip kejelasan (clarifity) artinya suara (sound) baik suara dalam bentuk penjelasan suatu keterangan, maupun suara dalam bentuk efek dan musik, perlu diperhatikan kejelasan suara itu sendiri. Misalnya apabila dalam multimedia diperlukan suara atau audio untuk menjelaskan suatu konsep (biasanya bersamaan dengan munculnya caption atau teks) maka suara yang ditampilkan harus jelas dalam melafalkan setiap kata dengan kalimat sehingga tidak meragukan pendengar. Demikian juga dalam intonasi suara, bukan saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
unsur suara atau audio perlu memiliki aspek artistik akan tetapi juga memiliki aspek kebermaknaan dari setiap suara yang ditampilkan. b) Prinsip kesesuaian (relevansi) artinya setiap suara atau audio yang muncul harus relevan dengan unsur-unsur lainnya, baik dengan teks, foto, gambar, animasi, dan lain sebagainya. Para pengembang multimedia perlu mengerti, apakah audio merupakan unsur utama atau hanya sebagai unsur sampingan. Demikian juga dengan audio pada unsur instrinsik perlu disesuaikan dengan kedudukan musik itu sendiri apakah hanya sekadar music thema atau musik latar. c) Prinsip komunikasi (communication) artinya bahasa yang digunakan dalam audio adalah bahasa komunikasi baik dalam penyapaan atau penjelasan materi. d) Prinsip kesatuan (unity) artinya audio dalam multimedia tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan unsur lainnya.
3) Animasi Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-“putar” sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Oleh karena itu, dengan alasan tertentu dalam pengembangan multimedia dengan menggunakan komputer, selalu menampilkan animasi. Dalam mengembangkan multimedia peran animasi dapat berupa bagian yang tidak terpisahkan dari multimedia itu sendiri atau hanya bagian pelengkap dari program multimedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Dikatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan manakala keseluruhan program multimedia menggunakan film animasi dari mulai pembuka sampai penutup program. Adapun, manakala animasi ditempatkan sebagai bagian terpisah, misalnya animasi digunakan hanya untuk memberikan ilustrasi bahan atau informasi yang hendak disampaikan, atau animasi digunakan pada awal atau penutup program, maka kedudukan animasi hanya sebagai pelengkap. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian peserta didik jika digunakan secara tepat. Terdapat beberapa keuntungan penggunaan animasi dalam program multimedia, di antaranya sebagai berikut. a) Menggunakan animasi yang sesuai dan dibuat dengan baik, program multimedia akan lebih menarik sehingga multimedia tidak membosankan dan dapat menambah motivasi belajar siswa. b) Film animasi dapat dikemas untuk menyampaikan berbagai jenis materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. c) Menggunakan film animasi dalam program multimedia dapat menekan biaya produksi dibandingkan dengan menggunakan pemeran yang sesungguhnya. d) Memproduksi multimedia dengan film animasi, akan lebih mudah mengorganisasi sesuai dengan kehendak penulis naskah.
Munir (2013: 318) berdasarkan penelitian menyatakan peserta didik yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan rendah cenderung memerlukan bantuan, salah satunya animasi, untuk menangkap konsep materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
yang disampaikan. Beberapa kelebihan di atas, penggunaan film animasi juga memiliki keterbatasan, di antaranya sebagai berikut. 1) Membuat animasi bukan pekerjaan yang mudah, melainkan memerlukan keahlian khusus. 2) Memproduksi animasi diperlukan komputer dengan spesifikasi khusus. 3) Animasi dalam bentuk film cenderung cocok digunakan untuk siswa usia tertentu.
4) Bagan/Grafik Fungsi bagan dan multimedia adalah untuk menyajikan ide atau gagasan yang sulit bila hanya disampaikan melalui teks atau suara saja. Dengan demikian, fungsi bagan untuk memperjelas penyajian informasi/pesan yang biasanya disajikan melalui suara. Berbagai jenis bagan dapat disajikan sesuai dengan jenis dan bentuk informasi yang hendak disajikan misalnya bagan pohon (tree chart) yang disajikan untuk menggambarkan silsilah; bagan arus (flowchart) yakni bagan yang berfungsi untuk menggambarkan suatu proses atau menggambarkan hubungan kerja dan tanggung jawab antarbagian dalam suatu organisasi. Berbeda dengan bagan, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan simbol-simbol verbal lainnya yang berfungsi untuk menggambarkan data secara kuantitatif tentang perkembangan sesuatu, atau membandingkan suatu objek tertentu. Macam-macam grafik dapat digunakan misalnya grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik gambar. Grafik garis biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
digunakan untuk menunjukkan perkembangan sesuatu dalam rentang waktu tertentu. Melalui garis kita dapat melihat angka kenaikan atau angka penurunan (fluktuasi) sesuatu dalam periode tertentu. Grafik batang dapat menggambarkan perkembangan dan melihat perbandingan sesuatu.
4. Lectora Inspire a. Definisi Lectora Inspire Mas’ud (2012: 1) mendefinisikan lectora inspire adalah authoring tool untuk pengembangan konten e-learning yang dikembangkan oleh Trivantis Corporation. Aplikasi lectora inspire mampu membuat kursus online cepat dan sederhana. Pendirinya adalah Timothy D. Loudermilk di Cincinnati, Ohio, Amerika tahun 1999.
b. Keunggulan Lectora Inspire Lectora Inspire memperoleh 5 penghargaan dalam bidang produk e-leaning inovatif, authoring tool, tool presentasi terbaik, dan teknologi e-learning terbaik pada tahun 2011. Jadi, wajar lebih dari 50 perusahaan atau instansi di dunia memilih lectora inspire. Mas’ud (2012: 2-3) menyatakan lectora inspire mempunyai mempunyai beberapa keunggulan dibanding authoring tool e-learning lainnya, yaitu: 1) Aplikasi lectora inspire dapat digunakan untuk membuat website, konten e-learning interaktif, dan presentasi produk atau profil perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
2) Fitur-fitur yang disediakan lectora inspire sangat memudahkan pengguna pemula untuk membuat multimedia (audio dan video) pembelajaran. 3) Bagi seorang guru atau pengajar, keberadaan lectora inspire dapat memudahkan membuat media pembelajaran. 4) Template lectora inspire cukup lengkap. 5) Aplikasi lectora inspire menyediakan media library yang sangat membantu pengguna. 6) Aplikasi
lectora
inspire
sangat
memungkinkan
penggunanya
untuk
mengkonversi presentasi microsoft powerpoint ke konten e-learning. 7) Konten yang dikembangkan dengan perangkat lunak lectora inspire dapat dipublikasikan ke berbagai output seperti HTML5, single file executable (.exe), CD-ROM, maupun standar e-learning seperti SCORM dan AICC.
5. Teks Prosedur Kompleks a. Definisi Teks Prosedur Kompleks Kosasih (2013: 153) menyatakan bahwa teks prosedur kompleks merupakan teks yang mengutamakan ketepataan dalam hal urutan. Langkah-langkah kegiatan yang kita kemukakan harus benar. Kekeliruan dalam urutan dapat menyebabkan hasil dari kegiatan menjadi gagal, atau bahkan mencelakakan.
b. Struktur Teks Prosedur Kompleks Kosasih (2013: 125-126) menyatakan secara umum, struktur teks prosedur kompleks terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
1) Pendahuluan diisi dengan pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian pembahasan. Pada bagian ini, mungkin pula dikemukakan tujuan dari penulisan petunjuk itu sendiri. 2) Pembahasan diisi dengan petunjuk atau langkah-langkah pengerjaan sesuatu yang disusun serta sistematis. Pada umumnya, penyusunannya mengikuti urutan waktu, yang bersifat kronologis. Dalam petunjuk yang berupa resep, bagian ini berisikan penjelasan tentang alat, bahan, dan langkah-langkah perjalanannya. Terdapat tiga kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks. a) Teks yang berisi cara-cara menggunakan alat, benda, ataupun perangkat lain yang sejenisnya. Sebagai contoh, cara menggunakan komputer atau cara mengendarai mobil secara manual. b) Teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. Sebagai contoh, caracara melamar pekerjaan, cara membaca buku secara efektif, dan cara-cara berolahraga untuk penderita sakit jantung. c) Teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Sebagai contoh, cara-cara menikmati hidup dan cara-cara melepaskan kebosanan. 3) Penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa simpulan.
c. Kaidah Teks Prosedur Kompleks Yustinah (2013: 125-126) menyatakan kaidah-kaidah yang berlaku pada teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
1) Menggunakan Kalimat Imperatif, Deklaratif, dan Interogatif a) Kalimat imperatif disebut juga kalimat perintah. Kalimat ini berfungsi untuk memerintah. Dalam teks prosedur kompleks, kita harus mengenali kalimatkalimat perintah. Kalimat perintah bermanfaat untuk menyusun langkahlangkah dalam teks prosedur kompleks. b) Kalimat deklaratif disebut juga kalimat pernyataan. Kalimat ini berfungi untuk menyatakan informasi atau berita. Dalam teks prosedur kompleks kita harus mengenali kalimat-kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif bermanfaat untuk menyusun teks prosedur kompleks pada bagian pengantar. Bagian pengantar sangat penting karena membuka isi teks, mencantumkan tujuan, dan menjelaskan bagian untuk menuju langkah-langkah. c) Kalimat interogatif disebut juga kalimat pernyataan. Kalimat ini berfungsi untuk bertanya. Dalam teks prosedur kompleks, kita harus mengenali kalimatkalimat interogatif. Kalimat interogatif bermanfaat untuk menyusun teks prosedur kompleks pada bagian menuju langkah-langkah. Kalimat ini menghubungkan pengantar dan langkah-langkah.
2) Menggunakan Urutan/Langkah Prosedur kompleks menggunakan urutan/langkah untuk satu tahapan perintah dengan perintah lain sampai tahapan itu usai. Langkah itu harus urut. Tidak boleh dibalik atau salah satunya dihilangkan, sebab hal itu akan membuat tahapan alur kerja dalam prosedur kompleks menjadi tidak utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
3) Menggunakan Nomina dan Partisipan Nomina adalah kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat abstrak/konsep, misalnya kursi, bangunan, dan keputusan. Partisipan dalam prosedur kompleks biasanya manusia secara umum, seperti pengendara, Anda, kita, disesuaikan dengan konteks kalimat.
4) Menggunakan Verba/Kata Kerja Verba/kata kerja adalah kata yang menunjukkan aksi, peristiwa/keadaan, misalnya menulis, melihat, dan menyaksikan. Kata kerja dalam prosedur kompleks biasanya berupa verba tingkah laku (verba yang mengacu pada ungkapan verbal) atau verba material (verba yang mengacu pada tindakan fisik). Contoh verba tingkah laku: menerima, menolak, dan sebagainya. Contoh verba material: menulis, membaca, menyetir).
5) Menggunakan Konjungsi Konjungsi yang digunakan dalam prosedur kompleks biasanya berupa konjungsi temporal, seperti pertama, kedua, ketiga, selanjutnya, sesudah itu, dan kemudian.
d. Cara Menginterpretasi Teks Prosedur Kompleks Yustinah (2013: 128) menyatakan membaca dan memahami teks prosedur kompleks dalam bentuk petunjuk penggunaan sangat penting jika kita hendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
melakukan suatu kegiatan. Untuk memenuhi kriteria ini, perlu dilakukan proses menginterprestasi makna teks prosedur kompleks sebagai berikut. 1) Dari segi kriteria, teks prosedur kompleks di atas telah memenuhi standar. Struktur teksnya sudah memuat pendahuluan, pembahasan, dan penutup. 2) Dari segi isi, teks prosedur kompleks di atas berisi petunjuk mengenai cara memilih rumah yang tepat, yang meliputi luas rumah, bentuk rumah, lokasi rumah, harga, dan cicilannya. Dengan kriteria yang jelas, pembaca dapat mempertimbangkan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan perumahan. 3) Dari segi makna, teks prosedur kompleks ini dapat diinterpretasikan sebagai petunjuk pemilihan rumah yang tepat. Teks ini memberi gambaran yang sangat jelas sehingga pembaca merasa mendapatkan informasi secara maksimal apabila hendak memilih rumah. Trik dan tips dalam memilih rumah harus diperhatikan. Bagimana jadinya jika kebutuhan akan rumah tidak dapat dipenuhi oleh sebagian warga negara? Perlukah masalah perumahan menempati daftar urutan teratas dalam perioritas pembangunan?
6. Kurikulum 2013 a. Definisi Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP). Fadlillah (2014:16) menyatakan kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
b. Tujuan Kurikulum 2013 Abidin (2014:59) menyatakan tujuan umum kurikulum 2013 adalah mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa, rumusan tujuan performasi yang dikembangkan hendaknya mencerminkan gradasi ketiga tujuan tersebut. Gradasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dicapai siswa dalam konteks kurikulum 2013 tertuang dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Fadlillah (2014:25) menyatakan tujuan Kurikulum 2013, di antaranya sebagai berikut. 1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang. 2) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia. 3) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran. 4) Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. 5) Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
c. Keunggulan Kurikulum 2013 Mulyasa (2013: 163-164) menyatakan implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1) Kurikulum
2013
menggunakan
pendekatan
yang
bersifat
alamiah
(kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge). 2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuaan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. 3) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
d. Standar Proses Penilaian Kurikulum 2013 Abdul (2014: 75-76) menyatakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut. a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. b. Peilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan dan/atau kelompok di dalam dan/tidak di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi disebut seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada semester tersebut. g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikatr yang mempresentasikan semua KD pada semester tersebut. h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mngetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasi Kompetensi Inti pada tigkat kompetensi tersebut. i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan yang dilaksanakan secara nasional. k. Ujian
sekolah/madrasah
merupakan
kegiatan
pengukuran
pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
e. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Kurikulum 2013 Abdul (2014: 76-77) menyatakan prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif. Alhasil, prinsip dan pendekatan penilaian kurikulum 2013 dapat diuraikan sebagai berikut. a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelapornya. d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). Penilaian Acuan Kriteria (PAK) merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
C. Kerangka Pikir Pada bagian ini akan dipaparkan oleh peneliti kerangka berpikir yang digunakan dalam mengembangkan produk berupa media pembelajaran berbasis lectora inspire dalam pembelajaran teks prosedur kompleks. Media merupakan alat bantu pembelajaran yang dapat merangsang dan menarik perhatian siswa dalam hal memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam lingkungan sekolah. Perkembangan teknologi di abad ke-21 ini menuntut guru untuk berkreasi dalam menyiapkan materi pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan inovasi (pembaruan). Selama ini pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dinilai monoton karena masih menggunakan metode ceramah. Hamdayana (2014: 168) menyatakan metode ceramah merupakan metode yang boleh dikatakan metode tradisional karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
dengan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga dapat menetapkan metode yang akan digunakan. Penggunaan media di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang masih belum maksimal dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuat proses pembelajaran monoton karena guru kurang kreatif dalam pemilihan media interaktif khususnya bahasa Indonesia. Pengembangan media berbasis lectora inspire ini dibuat berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Uji coba produk dilakukan dengan dua tahap: (a) penilaian yang dilakukan oleh dosen ahli materi dan media dari Universitas Sanata Dharma dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dan (b) Uji Lapangan. Tahap terakhir adalah revisi, dilakukan berdasarkan uji coba. Subjek penelitian adalah siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Teori yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah: (a) Media, (b) Media Pembelajaran, (c) Multimedia, (d) Lectora Inspire, (f) Teks prosedur Kompleks, dan (g) Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan teori tersebut atas dasar relevansi dari pengembangan bahan ajar berupa media pembelajaran di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah permasalahan yang muncul tidak semua guru menggunakan media pembelajaran saat memberikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
pembelajaran kepada siswa. Selain itu, ruang kelas belum memiliki LCD (Liquid Cristal Display) secara permanen. Alhasil, setiap guru bergantian menggunakan proyektor yang disediakan sekolah jika menggunakan media pembelajaran di dalam kelas. Solusinya guru dan siswa dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan menggunakan laboratorium komputer yang dilengkapi dengan komputer satu set, wifi, hotspot, speaker, dan proyektor.
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah
Menengah
Agama
Katolik
Seminari
Mario
John
Boen
Pangkalpinang? 2. Bagaimana kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran
teks
prosedur
kompleks
kurikulum
2013
kelas
X
Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang menurut ahli materi di Universitas Sanata Dharma? 3. Bagaimana kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran
teks
prosedur
kompleks
kurikulum
2013
kelas
X
Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang menurut ahli media di Universitas Sanata Dharma?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
4. Bagaimana kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran
teks
prosedur
kompleks
kurikulum
2013
kelas
X
Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang menurut guru bahasa Indonesia? 5. Bagaimana kualitas pengembangan media lectora inspire sebagai alternatif pembelajaran Sekolah
teks
Menengah
prosedur Agama
Pangkalpinang menurut siswa?
kompleks Katolik
kurikulum
Seminari
2013
Mario
kelas John
X
Boen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan (3) prosedur pengembangan, (4) waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, (5) uji coba produk, yang terdiri dari desain uji coba, subjek uji coba, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Research and Development (R&D). Borg dan Gall (2007: 589) menyatakan penelitian dan pengembangan merupakan model pengembangan berbasis industri di mana temuan penelitian bertujuan untuk menghasilkan suatu desain produk baru dan prosedur secara sistematis diuji lapangan, dievaluasi, dan diperbaharui hingga menemukan kriteria spesifik yang efektif, berkualitas, atau memenuhi standar. Sanjaya (2013: 130) menyatakan tujuan akhir penelitian Research and Development (R&D) adalah menghasilkan suatu produk yang dianggap handal karena telah melalui tahaptahap pengujian dan revisi; produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan, sesuai dengan hasil analisis kebutuhan; proses pengembangan produk dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data secara empiris. Penelitian ini akan mengembangkan media lectora inspire dengan materi pembelajaran teks prosedur kompleks kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen
Pangkalpinang.
Produk
yang
64
dihasilkan
berupa
softcopy
media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
pembelajaran yang dapat dioperasikan melalui komputer ataupun laptop melalui CD (Compact Disk).
B. Model Pengembangan Model pengembangan yang akan dilakukan melalui penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Model penelitian ini menggariskan langkahlangkah umum yang harus diikuti untuk menghasilkan produk, secara lengkap Borg and Gall menyatakan dalam (Sukmadinata, 2011: 169-170) ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan. 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuankemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan draf produk (develop preliminary from of product). Pengembangan bahan pembelajaran dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. 7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksana lapangan. 10. Diseminasi
dan
implementasi
(dissemination
and
implementation).
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerja dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D)
Jika dikaitkan dengan kondisi lapangan peneliti melakukan modifikasi dari sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan menjadi tujuh langkah. Penelitian menggunakan tujuh langkah pengembangan karena menurut Borg and Gall dalam Sanjaya (2014: 135) diperbolehkan untuk membatasi penilaian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangannya. Hasil modifikasi di atas yaitu (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting), (2) Perencanaan (planning), (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary from of product), (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision), (6) Uji coba lapangan (main field testing), dan (7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision). Langkah penelitian yang akan digunakan peneliti, secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Bagan 3.1 Skema Penelitian Pengembangan Aplikasi Lectora Inspire sebagai Media Alternatif Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Kurikulum 2013 Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
C. Prosedur Pengembangan Prosedur
pengembangan
yang
dilakukan
peneliti
dalam
upaya
mengembangkan aplikasi lectora inspire dalam pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang terdiri dari tujuh langkah. Langkah-langkah prosedur pengembangan ini antara lain sebagai berikut. 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian dan pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui kebutuhan (needs assessment). Hal ini dilakukan dengan cara wawancara terhadap guru dan salah satu siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Selain itu, penelitian dan pengumpulan data diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada siswa.
2. Perencanaan Perencanaan yang harus dibuat dalam media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire adalah menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar tujuannya agar mengetahui kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan. Pada tahap ini kompetensi yang digunakan hanya dua yaitu memahami dan menginterpretasi teks prosedur kompleks dikarenakan peneliti membatasi materi pembelajaran. Selain itu, untuk membuat media pembelajaran dengan berbagai materi pembelajaran bahasa Indonesia diperlukan waktu yang panjang. Kegiatan selanjutnya, peneliti melakukan analisis sumber belajar tujuannya untuk mengetahui materi yang akan diberikan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Setelah itu, menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar agar pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Alhasil, peneliti melakukan pengumpulan materi yang berguna untuk bahan ajar, dan membuat rencana mengembangkan produk lectora inspire yang berguna sebagai gambaran tentang media pembelajaran yang akan dibuat.
3. Pengembangan Draf Produk Pengembangan draf produk dilakukan untuk mengembangkan storyboard yang berguna sebagai rancangan pembuatan media pembelajaran teks prosedur kompleks. Pada tahap ini peneliti akan mengembangkan materi yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data yang didapatkan dari pedoman wawancara dan kuesioner (angket) melalui instrumen evaluasi. Pengembangan draf produk dapat digunakan untuk klasikal atau individu tergantung kebutuhan siswa. Penggunaan media pembelajaran secara klasikal dikarenakan fasilitas yang kurang memadai. Namun, jika terdapat fasilitas yang memadai seperti komputer satu set, wifi, hotspot, speaker, viewer, dan proyektor media pembelajaran berbasis lectora inspire ini dapat digunakan secara individu. Alhasil, peneliti dapat mengembangkan produk lectora inspire sesuai dengan pengembangan draf produk yang ditentukan sesuai analisis kebutuhan.
4. Uji Coba Lapangan Awal Uji coba lapangan awal melalui tiga tahapan yaitu melalui ahli materi, ahli media, dan guru bahasa Indonesia yang merupakan subjek uji coba. Selama uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
coba media pembelajaran berbasis lectora inspire akan diadakan pengedaran kuesioner (angket) tujuannya untuk mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran yang sudah dibuat. Penilaian yang diberikan semata-mata bersifat perkiraan atau expert judgement.
5. Revisi Validasi Ahli Pada saat penilaian media pembelajaran berbasis lectora inspire yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan guru bahasa Indonesia tentu mendapatkan komentar/saran. Pada tahap ini peneliti merevisi hasil uji coba yang diberikan. Alhasil, revisi produk awal terlaksana.
6. Uji Coba Lapangan Kegiatan uji coba lapangan dilakukan setelah revisi produk awal terlaksana. Setelah itu, media pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lectora inspire siap diuji cobakan. Uji coba lapangan melalui dua tahapan yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan Penyempurnaan produk hasil uji lapangan dilakukan setelah melakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Melalui kedua tahapan tersebut peneliti akan menerima komentar/saran untuk perbaikan media pembelajaran berbasis lectora inspire. Alhasil, media pembelajaran berbasis lectora inspire yang dikembangkan akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
D. Sumber Data Penelitian Guru dan siswa adalah sumber data penelitian. Pada tahap ini peneliti dapat mencari informasi melalui wawancara, penyebaran kuesioner (angket), dan observasi. Dengan demikian, sumber data penelitian akan terpenuhi. 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 18 orang di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Siswa sebagai subjek penelitian dapat memberikan data yang berupa wawancara dan kuesioner (angket).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang yang beralamat di Jl. Solihin GP Dalam, RT 08/RW 03, Kel. Gajah Mada, Kec. Rangkaui, Kota Pangkalpinang, Prov. Bangka Belitung. Waktu penelitian bulan Juni (masa aktif sekolah).
E. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Pada tahap ini peneliti melibatkan ahli materi dan media dari Universitas Sanata Dharma dan guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Selain itu, peneliti melibatkan siswa kelas X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
1. Desain Uji Coba Kegiatan desain uji coba produk ini dilakukan di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Melalui wawancara dengan guru dan siswa peneliti akan mengetahui kebutuhan (needs assessment). Alhasil, produk media pembelajaran teks prosedur berbasis lectora inspire ini dapat diuji cobakan pada siswa kelas X dengan arahan peneliti.
2. Subjek Uji Coba Subjek uji coba lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 18 siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Uji coba dilakukan dua tahap yaitu uji coba kelompok kecil dengan 4 siswa dan uji coba kelompok besar dengan 14 siswa.
3. Instrumen Penelitian Sugiono (2014: 148) menyatakan instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati dalam penelitian. Selain itu, Sugiono (2014: 172) menyatakan instrumen dalam penelitian dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman kuesioner. Pada tahap ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dan kuesioner (angket) yang diadopsi dari Wetson dan Mc Alpine dalam Kustandi., Bambang (2013: 148-149). Hasil dari instrumen penilaian ini akan menjadi tolak ukur layak atau tidak media pembelajaran ini digunakan sebagai alternatif pembelajaran teks prosedur kompleks kelas X di Sekolah Menengah Agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Berikut adalah instrumen penelitian yang digunakan antara lain. a. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara yang dilakukan pada penelitian ini merupakan wawancara terstruktur. Dalam artian peneliti sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan. Berikut ini kisi-kisi pedoman wawancara analisis kebutuhan guru dan siswa. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Pernyataan Jumlah Peran media pembelajaran. 1 Penggunaan media di dalam kelas. 1 Metode pembelajaran. 1 Kendala saat pembelajaran. 1 Ketertarikan siswa terhadap penyampaian materi. 1 Kesulitan membuat media pembelajaran. 1 Pendapat tentang pengembangan media pembelajaran. 1 Penggunaan media pembelajaran selain powerpoint. 1 Mengetahui aplikasi lectora inspire. 1 Pendapat tentang penggunaan aplikasi lectora inspire pada pembelajaran 1 bahasa Indonesia. Pendapat tentang penggunaan aplikasi lectora inspire di sekolah. 1 Saran untuk pengembangan aplikasi lectora inspire. 1 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Pernyataan Pendapat tentang pembelajaran bahasa Indonesia. Hambatan dalam belajar bahasa Indonesia. Pendapat tentang penggunaan media pembelajaran di dalam kelas. Media yang digunakan oleh guru. Penggunaan komputer/laptop. Waktu penggunaan komputer/laptop. Penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer. Penggunaan multimedia sebagai media belajar bahasa Indonesia. Mengetahui aplikasi lectora inspire. Penggunaan aplikasi lectora inspire. Pendapat tentang penggunaan aplikasi lectora inspire pada pembelajaran bahasa Indonesia. Kendala mengembangkan media berbasis multimedia. Pendapat tentang penggunaan aplikasi lectora inspire di sekolah. Saran untuk pengembangan aplikasi lectora inspire.
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Berdasarkan tabel di atas, peneliti memaparkan 12 pertanyaan untuk guru dan 14 pertanyaan untuk siswa. Pedoman wawancara ini dilakukan secara terstruktur. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan (needs assessment) di lapangan.
b. Kuesioner (Angket) Kuesioner (angket) yang dibuat oleh peneliti berupa pernyataan. Pada tahap ini validator dan siswa akan diberikan kuesioner (angket) untuk menilai media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang dibuat peneliti. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Berikut ini kisi-kisi instrumen validasi ahli materi dosen dan guru, instrumen validasi ahli media, serta instrumen validasi lapangan. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Pernyataan Pendapat tentang pembelajaran bahasa Indonesia. Media pembelajaran. Media (software) yang digunakan. Pendapat tentang media pembelajaran bahasa Indonesia. Fasilitas sekolah. Kelemahan media pembelajaran. Pendapat tentang penggunaan media teks prosedur kompleks. Mudah dipahami media teks prosedur kompleks. Penggunaan lectora inspire pada teks prosedur kompleks. Pendapat tentang lectora inspire.
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Materi Dosen dan Guru Pernyataan Aspek Kompetensi Dasar/Indikator Isi Materi (Content) Desain Pesan Bahasa dan Komunikasi
Jumlah 2 5 3 5
No 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli Media Dosen Pernyataan Ilustrasi Tipografi Lay Out Aspek Interaksi Aspek Media
Jumlah 3 4 3 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Lapangan Pernyataan Ilustrasi Tipografi Aspek Kompetensi Dasar/Indikator Isi Materi (Content) Desain Media Aspek Media
Jumlah 3 4 2 2 2 2
Berdasarkan tabel di atas, peneliti memaparkan kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan siswa berupa soal pilihan ganda. Selain itu, terdapat kisi-kisi validasi ahli materi dosen dan guru, validasi ahli media dosen, dan validasi lapangan. Kuesioner berupa pernyataan yang terdiri dari penilaian menggunakan skala 1-5.
c. Lembar Pengamatan Lembar pengamatan yang dibuat oleh peneliti berupa pernyataan. Pada tahap ini guru akan mengamati proses uji coba yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi siswa. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Lembar Pengamatan Pernyataan Memahami penggunaan media pembelajaran “lectora inspire” sesuai dengan petunjuk dan arahan peneliti. Antusias dalam menggunakan media pembelajaran “lectora inspire”. Media pembelajaran “lectora inspire” sebagai media alternatif bagi siswa. Proses penggunaan media pembelajaran “lectora inspire” kondusif untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Media pembelajaran “lectora inspire” membangun pembelajaran yang interaktif. Media pembelajaran “lectora inspire” membangun pembelajaran yang inovatif. Media pembelajaran “lectora inspire” menarik karena berisi kompetensi yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran “lectora inspire” menarik karena berisi materi teks prosedur kompleks. Media pembelajaran “lectora inspire” menarik karena berisi games yang berisi permainan. Mampu mengerjakan soal evaluasi dalam media pembelajaran “lectora inspire”.
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Berdasarkan tabel di atas, peneliti memaparkan kisi-kisi lembar pengamatan siswa yang akan digunakan guru. Pada tahap ini guru bertugas mengamati kegiatan uji coba yang sedang dilaksanakan. Guru dapat memberikan hasil ya atau tidak. Dengan demikian, peneliti akan mengetahui layak atau tidak penggunaan media berbasis lectora inspire pada teks prosedur kompleks.
4. Teknik Pengumpulan Data Sugiono (2014: 193) menyatakan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, kuesioner, dan lembar pengamatan. Berikut ini penjelasan teknik pengumpulan data. a. Wawancara Nurgiyantoro (2010: 96) menyatakan wawancara (interview) merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (peserta didik, orang yang diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak. Pada tahap ini wawancara dilakukan dengan guru yang mengajar bahasa Indonesia dan satu siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mengenai metode dan penggunaan media pada pembelajaran yang digunakan saat melaksanakan proses belajar mengajar. a. Kuesioner Nurgiyantoro (2010: 91) menyatakan kuesioner (questionnaire) atau angket merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan tertulis yang diajukan kepada peserta didik (dalam penelitian: responden) mengenai masalah-masalah tertentu, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari perserta didik (responden) tersebut. Pada tahap ini kuesioner (questionnaire) atau angket akan diisi oleh siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Kuesioner berisi identitas diri siswa dan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa terkait penggunaan media pembelajaran.
b. Lembar Observasi Widoyomoko (2014: 64) menyatakan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang terlihat dalam suatu gejala pada objek pengukuran. Pada tahap ini guru melakukan pengamatan ketika peneliti melakukan uji coba media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire di kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang.
5. Teknik Analisis Data Sugiono (2014: 207) menyatakan analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Data penelitian ini dapat dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, dengan penjelasan sebagai berikut. a. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan guru dan siswa. Selain itu, peneliti mendapatkan saran/komentar yang dikemukakan oleh validator materi, validator media, guru bahasa Indonesia, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
siswa kelas X. Data yang dianalisis ini bertujuan untuk mengetahui dan memperbaiki media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif didapatkan dari analisis data di lapangan yang berupa skor atau skala penilaian. Skala penilaian tersebut dikembangkan menjadi (5) sangat baik, (4) baik, (3) cukup baik, (2) kurang baik, dan (1) sangat kurang baik. Skor yang sudah didapatkan kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima menurut Sukarjo (2008: 101), sebagai berikut. Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima Interval Kategori X > Xᵢ + 1,80 SBi Sangat Baik Xᵢ + 0,60 SBi < X ≤ Xᵢ + 1,80SBi Baik Xᵢ - 0,60 SBi< X ≤ Xᵢ + 0,60SBi Cukup Xᵢ - 1,80 SBi< X ≤ Xᵢ - 0,60SBi Kurang X > Xᵢ - 1,80 SBi Sangat Kurang
Keterangan: Rerata Ideal
: (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan Baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
X
: Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini ditetapkan dengan konversi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (Xᵢ)
: (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Jawaban: Kategori sangat baik
= X > Xᵢ + 1,80SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21
Kategori baik
= Xᵢ + 0,60SBi < X Xᵢ + 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X< 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X 3 + (1,21) = 3,40 < X < 4,21
Kategori cukup baik
= Xᵢ + 0,60SBi < X < Xᵢ + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X < 3 + (0,60. 0,67) = 3 - (0,40) < X < 3 + (0,40) = 2,60 < X < 3,40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Kategori kurang baik
= Xᵢ + 1,80SBi < X - Xᵢ 0,60SBi = 3 - (1,80 . 0,67) < X < - 3 (0,60. 0,67) = 3 - (0,40) < X < 3 + (0,40) = 2,60 < X < 3,40
Kategori sangat kurang baik = X < Xᵢ - 1,80SBi = X < 3 - (1,80 . 0,67) = X < 3 - (1,80 . 0,67) = X < 3 - (1,21) = X < 1.79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima. Kriteria skor skala lima dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 3.9 Kriteria Skala Lima (Sukardjo, 2008: 101) Interval Kategori 4,22 – 5,00 Sangat Baik 3,41 – 4,21 Baik 2,61 – 3,40 Cukup 1,80 – 2,60 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, kajian produk akhir, kelebihan produk, kekurangan produk dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian dan pengumpulan data dilakukan untuk mengukur kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang, khususnya materi teks prosedur kompleks. Data yang diperoleh digunakan untuk menyusun media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang melalui pengisian kuesioner oleh 18 siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Selanjutnya, hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan peneliti sebagai pedoman untuk membuat produk media pembelajaran lectora inspire sebagai media pembelajaran teks prosedur kompleks. Berikut ini peneliti memaparkan hasil analisis kebutuhan yang meliputi hasil wawancara dan hasil analisis kuesioner.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
a. Hasil Wawancara 1) Hasil Analisis Kebutuhan Guru Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran dan penggunaan media di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil wawancara dengan Bapak A selaku guru bahasa Indonesia kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang pada tanggal 10 Juni 2016, sebagai berikut. (a) Peran Media Pembelajaran Peran media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting karena dapat memberikan motivasi kepada siswa dan pembelajaran itu sendiri jadi lebih menarik dengan menggunakan media pembelajaran. Selain itu, dapat melatih kreativitas guru saat menggunakan media pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan materinya masing-masing. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa peran media pembelajaran di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sangat diperlukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, membiasakan guru agar mampu membuat media pembelajaran bahasa Indonesia beraneka ragam sesuai dengan KI dan KD yang ditentukan.
(b) Media (software) yang Dominan Media (software) yang dominan digunakan saat mengajar bahasa Indonesia di dalam kelas dari kelas persiapan pertama, kelas X, kelas XI, dan kelas XII adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
media powerpoint. Penggunaan media powerpoint dilengkapi dengan laptop, viewer, dan speaker jika diperlukan. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang selalu menggunakan media pembelajaran yang terkait dengan materi pembelajaran. Dengan tujuan membantu proses pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa lebih mudah dipahami. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan media powerpoint yang berisi materi, guru dapat menambahkan contoh berupa video. Alhasil, siswa dapat melihat secara langsung tanpa harus membayangkannya.
(c) Strategi/Metode Strategi/metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bermacam-macam ada metode tanya-jawab, kerja kelompok, metode ceramah, metode diskusi, dan metode jigsaw. Metode yang dominan digunakan adalah metode diskusi, metode ceramah, dan metode
jigsaw. Pernyataan tersebut
menyatakan bahwa strategi/metode yang digunakan guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang beraneka ragam. Tujuannya agar pembelajaran bahasa Indonesia tidak menggunakan strategi/metode yang sama pada setiap materi. Alhasil, guru menggunakan strategi/metode yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
(d) Cara Mengatasi Kendala Cara mengatasi kendala selama mengajar dua tahun di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang secara khusus pembelajaran bahasa Indonesia adalah belajar kembali. Hal ini dapat dilihat dari kendala yang dialami yaitu lupa dengan materi majas dan imbuhan. Cara untuk mengatasinya adalah belajar kembali materi yang harus diperdalam dengan membaca materi perkuliahan. Selain itu, hal yang dilakukan sebelum mengajar adalah berkunjung ke perpustakaan untuk membaca materi yang berkaitan dengan materi majas dan imbuhan serta membuka materi kuliah yang diberikan oleh dosen yaitu Pak Karmin. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mengalami rintangan atau faktor yang menghalangi saat mengajar bahasa Indonesia. Salah satunya beberapa materi ada yang lepas dari ingatan. Namun, ada berbagai cara yang dilakukan guru untuk mengatasinya yaitu mempelajari kembali materi tersebut dengan membacanya lagi.
(e) Media dalam Pembelajaran Media dalam pembelajaran yang digunakan adalah powerpoint dilengkapi dengan menggunakan viewer. Dengan demikian, siswa akan tertarik dan guru dapat menuangkan kreativitas pada media pembelajaran yang dibuat. Selain itu, dapat ditambahkan gambar-gambar lucu, kemudian ditambahkan musik sebagai backsound pada powerpoint. Jadi, selama siswa menyimak ada musik klasik sehingga siswa tertarik. Materi yang disampaikan juga menggunakan template
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
yang menarik. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang menyajikan tampilan pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Dengan harapan siswa tidak menjadi bosan. Alhasil, media berbasis powerpoint yang dibuat tidak hanya sebatas teks pada materi tetapi berisi audio, video, bahkan audio visual.
(f) Kesulitan Media Pembelajaran Inovatif Kesulitan media pembelajaran inovatif adalah membutuhkan kreativitas yang tinggi. Pada tahap ini guru tidak kesulitan dalam membuat media pembelajaran yang inovatif karena setiap manusia itu perlu belajar hal yang baru. Jadi jika ada hal yang baru, harus dipelajari walaupun pun susah. Dengan demikian, guru lebih tertantang. Tidak hanya menggunakan media konvensional, ada baiknya guru menggunakan media yang inovatif. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang tidak keberatan jika harus mempelajari sesuatu yang baru. Terutama dalam hal membuat atau memproduksi media pembelajaran yang inovatif. Alhasil, seorang guru harus mempunyai kelebihan dalam hal membuat media pembelajaran yang baru sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
(g) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer penting untuk dikembangkan. Alhasil, guru dapat memanfaatkan laboratorium komputer yang ada di sekolah ini. Di mana fasilitasnya sudah cukup memadai terdiri dari komputer satu set, wifi, hotspot, dan proyektor, sudah ada semuanya. Jadi, perlu sekali dikembangkan pembelajaran berbasis komputer agar siswa tidak gagap teknologi. Apalagi banyak siswa yang dari pulau terpencil kemudian masuk seminari dan kurang mengenal komputer. Alhasil, siswa yang mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai komputer dapat berbagi ilmu dengan siswa yang lain. Contohnya siswa dapat membuka dan mematikan komputer, mengetik, serta belajar membuat powerpoint. Dengan demikian, pembelajaran berbasis komputer sangat penting. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis komputer diperlukan. Hal ini dapat ditinjau dari sarana untuk pelaksanaan pembelajaran yang sudah tersedia sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Alhasil, siswa yang belum mengenal teknologi dapat belajar dengan siswa yang mempunyai pengetahuan yang lebih.
(h) Penggunaan Multimedia sebagai Media Pembelajaran Penggunaan multimedia sebagai media pengajaran selain powerpoint tidak ada. Paling di dalam kelas jika sesuai dengan materi biasanya menampilkan video drama dan video pembacaan pantun. Hal ini dapat membuat siswa tertarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dominan menggunakan media pengajaran powerpoint dan belum menggunakan multimedia lain sebagai media pengajaran. Guru hanya memberikan video pembelajaran terkait materi yang dipelajari karena sejauh ini siswa sudah tertarik.
(i) Penggunaan Software Lectora Inspire Penggunaan software lectora inspire baru pertama kali digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan aplikasi lectora inspire. Hal ini merupakan kesempatan baik untuk pengembangan media pembelajaran yang inovatif. Alasannya media ini dapat menjadi pembaruan media pembelajaran bahasa Indonesia. Guru tidak harus menggunakan media pembelajaran berbasis powerpoint secara terus-menerus, tetapi dapat bergantian menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire.
(j) Pendapat Mengenai Lectora Inspire Pendapat mengenai penggunaan software lectora inspire baru pertama kali digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan aplikasi lectora inspire. Hal ini merupakan kesempatan baik untuk pengembangan media pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
inovatif. Alasannya media ini dapat menjadi pembaruan media pembelajaran bahasa Indonesia. Guru tidak harus menggunakan media pembelajaran berbasis powerpoint secara terus-menerus, tetapi dapat bergantian menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire.
(k) Penggunaan Media Berbasis Lectora Inspire di Sekolah Penggunaan media berbasis lectora inspire di sekolah baik, karena aplikasi lecora inspire dapat digunakan dalam mata pelajaran lainnya. Tidak harus bahasa Indonesia saja. Mata pelajaran lain contohnya sejarah, geografi, PKN, dan sosiologi. Tujuannya agar guru dapat mempelajari hal yang baru dan diterapkan di dalam kelas. Alhasil, siswa juga tertarik dengan hal yang baru. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang setuju jika media berbasis lectora inspire diterapkan di sekolah. Apalagi zaman sekarang ini teknologi semakin berkembang dan media berbasis lectora inspire merupakan terobosan baru dalam pembuatan media pembelajaran yang inovatif.
(l) Saran Pengembangan Media Pembelajaran Saran dalam mengembangkan media pembelajaran lectora inspire ini dapat membangkitkan ketertarikan siswa dalam belajar. Apalagi jika semua siswanya laki-laki seperti di seminari harus mampu membuat inovasi baru dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Seminari Mario John Boen Pangkalpinang memberikan pendapat bahwa dalam mengembangkan media pembelajaran lectora inspire diperlukan kreativitas. Tujuannya agar media pembelajaran berbasis lectora inspire yang ditampilkan saat pembelajaran bahasa Indonesia tidak monoton.
2) Hasil Analisis Kebutuhan Siswa Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran dan penggunaan media di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil wawancara dengan siswa A kelas X di Sekolah Menegah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang pada tanggal 11 Juni 2016, sebagai berikut. (a) Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas sejauh yang dirasakan di seminari ketika belajar bahasa Indonesia membosankan. Apalagi pembawaan gurunya hanya menjelaskan terus-menerus tanpa membentuk suasana dan kondisi kelas yang lebih menarik serta kondusif sehingga kami merasa bosan. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang merasa jenuh saat belajar bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu guru terlalu monoton dalam menjelaskan materi. Alhasil, keadaan kelas tidak sesuai dengan keinginan siswa karena cara penyampaian guru yang kurang menarik perhatian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
(b) Hambatan/Kesulitan dalam Belajar Bahasa Indonesia Hambatan/kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia pasti ada. Hambatannya penjelasan guru terlalu panjang. Jadi sulit mendapatkan kesimpulan karena guru menjelaskan terus-menerus, terkadang jika guru memberikan pertanyaan siswa bingung harus menjawab karena penjelasan yang panjang. Jadi secara tidak langsung siswa diminta menyimpulkan sendiri. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mengalami kesulitan saat pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu permasalahan yang muncul adalah guru menerangkan materi pembelajaran dalam jangka waktu yang panjang. Akibatnya siswa sukar mengaitkan penjelasan yang diberikan guru. Alhasil, siswa menjadi hilang akal saat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu, siswa harus mampu memberikan kesimpulan materi yang dipelajari.
(c) Penggunaan Media di dalam Kelas Penggunaan media di dalam kelas menarik karena sebuah inovasi baru setidaknya situasi kelas lebih menarik karena menggunakan media pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang setuju jika pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media. Dengan alasan sebagai pembaruan dalam pembelajaran yang menggunakan media. Selain itu, memotivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena dengan menggunakan media berbagai kegiatan pembelajaran ditawarkan. Mulai dari materi pembelajaran, permainan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
yang berisi tentang materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
(d) Media yang Digunakan oleh Guru Media yang digunakan oleh guru sejauh ini yang dirasakan biasanya guru bahasa Indonesia kami menggunakan microsoft word. Selain itu, menggunakan microsoft powerpoint. Namun, yang dominan menggunakan microsoft word. Biasanya langsung ditayangkan menggunakan in focus dengan font tulisan yang sudah dibesarkan sehingga dapat dijangkau sampai barisan belakang. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sudah merasakan penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hanya saja belum beraneka ragam media pembelajaran yang digunakan. Guru masih dominan menggunakan microsoft word yang ditampilkan saat penjelasan materi. Selain itu, guru juga menggunakan microsoft powerpoint. Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia sudah baik karena siswa tidak akan cepat jenuh saat pembelajaran berlangsung. Hanya saja guru harus mampu berkreativitas dalam pembuatan media pembelajaran itu sendiri.
(e) Mengoperasikan Komputer/Laptop Penggunaan komputer dalam pembelajaran pasti ada. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mampu menggunakan komputer. Hanya saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
penggunaan komputer tidak dilakukan setiap hari. Ada jam tertentu karena semua kegiatan dari pagi hari sampai malam hari sudah terjadwal.
(f) Waktu Penggunaan Komputer Waktu penggunaan komputer selama di seminari seminggu hanya satu kali yaitu dua jam. Selain itu, di luar dari jam seminari biasanya hari minggu yaitu ketika waktu ambulatio (berjalan) dari jam 09.00-12.00 WIB biasanya sebagian anak seminari akan pergi ke warung internet. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang tidak setiap hari menggunakan komputer. Hanya di jam tertentu saja sesuai dengan kebutuhan. Misalnya pada jam pelajaran komputer yaitu satu kali dalam seminggu dua jam. Selain itu, siswa di seminari biasanya memanfaatkan waktu luang yang diberikan setiap hari minggu untuk pergi ke warung internet. Tidak semua siswa yang pergi, hanya yang gemar saja yang pergi ke warung internet.
(g) Pembelajaran Berbasis Komputer Pembelajaran berbasis komputer sangat menarik dan lebih sistematis. Dengan media berbasis komputer kita langsung mendapatkan gambaran tanpa harus membayangkannya. Selain itu, tersedia audio, visual, dan audio visual. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mendukung jika pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komputer. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
komputer akan muncul ketertarikan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, penyampaian materi akan lebih teratur. Media pembelajaran berbasis komputer tidak hanya menampilkan teks pada materi. Namun, menampilkan suara dan gambar. Alhasil, siswa tidak perlu membayangkan contoh yang diberikan guru karena sudah dapat dilihat secara nyata.
(h) Penggunaan Multimedia Siswa belum pernah menggunakan pembelajaran secara multimedia. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia. Selama ini siswa belajar menggunakan buku paket saja. Namun, jika belajar menggunakan powerpoint hanya menggunakan teks belum dikombinasikan dengan audio maupun video.
(i) Software Lectora Inspire Mengenai software lectora inspire siswa belum tahu sama sekali. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire. Hal ini merupakan terobosan baru dalam penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Apalagi lectora inspire menampilkan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Dengan penambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
permainan pada penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini menjadi motivasi siswa dalam memahami materi yang akan diajarkan.
(j) Penggunaan Software Lectora Inspire untuk Kegiatan Belajar Penggunaan software lectora inspire untuk kegiatan belajar belum pernah. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan lectora inspire untuk kegiatan belajar. Dengan adanya software ini penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia akan bervariasi. Alhasil, guru tidak hanya menggunakan powerpoint secara terus-menerus sebagai media pembelajaran. Namun, dapat bergantian dengan menggunakan media pembelajaran lectora inspire.
(k) Pendapat Tentang Lectora Inspire Pendapat tentang lectora inspire pertama kali mendengarnya adalah semacam permainan dan pasti ini lebih menarik. Apalagi setelah dijelaskan cara penggunaannya. Terdapat materi di dalamnya. Jika digunakan di sekolah-sekolah siswa pasti lebih cepat menangkap materi, sistematis, dan kondisi kelas pasti lebih menyenangkan dari pada model ceramah yang terlalu panjang. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat media lectora inspire akan menyenangkan jika dijadikan media pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari tampilan media pembelajaran lectora inspire yang terdiri dari materi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
video, dan sebagainya. Alhasil, media pembelajaran bahasa Indonesia yang dihasilkan lebih teratur dan mudah digunakan guru dan siswa.
(l) Kendala Mengembangkan Media Berbasis Multimedia Kendala dalam mengembangkan media berbasis komputer adalah ketika harus membuat media lagi dengan bab (materi) baru. Membutuhkan kreativitas yang lebih supaya siswa lebih tertarik. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat bahwa permasalahan yang muncul ketika membuat media pembelajaran lectora inspire adalah memproduksi media pembelajaran dengan materi yang berbeda. Hal ini membutukan kemampuan untuk menciptakan media pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lectora inspire yang dapat menarik perhatian siswa. Alhasil, dibutuhkan keuletan atau kemauan yang keras untuk menghasilkan media pembelajaran bahasa Indoensia.
(m) Penggunaan Lectora Inspire di Sekolah Setuju jika lectora inspire dikembangkan di seminari karena bagus dan sistematis. Namun, pertimbangannya di seminari jam pemakaian komputernya masih kurang. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sependapat jika media pembelajaran diterapkan di seminari. Dengan alasan pengembangan media pembelajaran ini menarik dan teratur sehingga siswa dapat memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
materi yang diberikan guru. Perhitungannya penggunaan komputer di seminari masih terbatas.
(n) Saran Mengembangkan Media Pembelajaran Saran untuk mengembangkan media pembelajaran ini adalah lebih dikembangkan lagi supaya dapat dikenal banyak orang dan dapat berinovasi lagi. Apalagi ini zamannya teknologi. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat bahwa pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lectora inspire harus ditingkatkan. Tujuannya untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan dengan menggunakan media inovatif di zaman yang serba digital.
b. Kuesioner (Angket) Kuesioner analisis kebutuhan siswa terdiri dari sepuluh pertanyaan. Kuesioner ini bertujuan untuk membantu proses penyusunan materi pembelajaran teks prosedur kompleks yang dikemas menjadi media alternatif pembelajaran menggunakan aplikasi lectora inspire. Selain itu, sebelum mengisi kuesioner (angket) peneliti menjelaskan dan menampilkan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire kepada siswa sebagai pengenalan awal. Dengan demikian, kuesioner (angket) akan diisi oleh 18 siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sehingga data hasil analisis kebutuhan dapat dilihat dari uraian berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
1) Pendapat tentang pembelajaran bahasa Indonesia. No. 1.
Butir Pertanyaan Apakah pendapat Anda pembelajaran bahasa Indonesia? a. Menyenangkan b. Berkesan c. Membosankan d. Biasa saja e. Lainnya …
Responden
Persentase
9 1 0 8 0
50 % 5,5 % 0% 44,4 % 0%
tentang
Pada aspek pendapat siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia, diperoleh data bahwa yang dominan adalah pembelajaran yang menyenangkan. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 9 responden dengan persentase 50 % memilih menyenangkan, 8 responden dengan persentase 44,4 % memilih biasa saja, dan 1 responden dengan persentase 5,5 % memilih berkesan. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa sebagian besar siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang beranggapan pembelajaran bahasa Indonesia menyenangkan karena guru sering menggunakan media pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
2) Penggunaan Media pembelajaran. No. 2.
Butir Pertanyaan Apakah Guru Anda menggunakan media pembelajaran? a. Ya b. Tidak
Responden
Persentase
14 4
77,7 % 22,2 %
Pada aspek media pembelajaran, diperoleh data bahwa guru dominan menggunakan media pembelajaran. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
14 responden dengan persentase 77,7 % memilih ya dan 4 responden dengan persentase 22,2 % memilih tidak. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat sebagian besar guru bahasa Indonesia menggunakan media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran. Alhasil, penggunaan media di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang tidak monoton. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
3) Media (software) yang digunakan. No. 3.
Butir Pertanyaan Jika ya, media (software) apa yang sering digunakan guru? a. Prezi b. Microsoft Powerpoint c. Lectora Inspire d. Microsoft Word e. Lainnya ...
Responden
Persentase
0 12 0 4 2
0% 66, 6 % 0% 22,2 % 11,1 %
Pada aspek media (software) yang digunakan, diperoleh data bahwa guru dominan menggunakan microsoft powerpoint. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 12 responden dengan persentase 66,6 % memilih microsoft point, 4 responden dengan persentase 22,2 % memilih microsoft word, dan 2 responden dengan persentase 11,1 % memilih lainnya. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sebagian besar beranggapan media (software) yang sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah microsoft powerpoint. Penggunaan microsoft powerpoint sering digunakan dikarena software ini sudah difasilitasi di masing-masing komputer atau laptop. Selain itu, penggunaannya mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Pembuatan media pembelajaran berbasis microsoft powerpoint juga memerlukan kreativitas guru agar dapat menarik perhatian siswa. Tidak hanya menggunakan microsoft powerpoint terkadang guru di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang menggunakan microsoft word sebagai media pembelajaran siswa dan media lainnya yang dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
4) Pendapat tentang media pembelajaran bahasa Indonesia. No. 4.
Butir Pertanyaan Bagaimana pendapat Anda tentang media pembelajaran bahasa Indonesia? a. Menarik b. Monoton c. Inovatif d. Tidak Menarik e. Lainnya …
Responden
Persentase
8 5 2 2 1
44,4 % 27,7 % 11,1 % 11,1 % 5,5 %
Pada aspek pendapat mengenai media pembelajaran, diperoleh data bahwa guru dominan menarik saat membuat media pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 8 responden dengan persentase 44,4 % memilih menarik, 5 responden dengan persentase 27,7 % memilih monoton, 2 responden dengan persentase 11,1 % memilih inovatif, 2 responden dengan persentase 11,1 % memilih tidak menarik, dan 1 responden dengan persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
5,5 % memilih lainnya. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sebagian besar menyatakan media pembelajaran bahasa Indonesia menarik. Menarik karena saat mengajar bahasa Indonesia guru tidak hanya menampilkan teks yang merupakan materi pembelajaran tetapi memberikan berbagai contoh berupa audio maupun video. Alhasil, siswa lebih tertarik dalam mempelajari dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Selain itu, ada siswa yang beranggapan media pembelajaran yang ditampilkan monoton dan tidak menarik. Namun, ada juga media pembelajaran yang inovatif. Alhasil, berbagai pendapat lainnya tentang penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
5) Fasilitas sekolah. No. 5.
Butir Pertanyaan Menurut Anda, apakah fasilitas di sekolah sudah memadai untuk menggunakan komputer sebagai media pembelajaran? a. Ya b. Tidak
Responden
Persentase
18 0
100 % 0%
Pada aspek fasilitas sekolah, diperoleh data penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dominan ya. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 18 responden dengan persentase 100 % memilih ya. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat sarana yang ada di sekolah sudah layak sehingga guru bahasa Indonesia dapat menggunakan media pembelajaran. Fasilitas yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
digunakan oleh guru dan siswa salah satunya adalah laboratorium komputer yang dilengkapi satu set, wifi, hotspot, speaker, viewer dan proyektor. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
6) Kelemahan media pembelajaran. No. 6.
Butir Pertanyaan Menurut Anda, apakah kelemahan memakai media pembelajaran? a. Memakan waktu pembuatan b. Komunikasi satu arah c. Membutuhkaan kreativitas d. Informasi panjang e. Lainnya …
Responden
Persentase
4 3 9 1 1
22,2 % 16,6 % 50 % 5,55 % 5,55 %
Pada aspek kelemahan memakai media pembelajaran, diperoleh data bahwa siswa
dominan
berpendapat
membutuhkan
kreativitas.
Hasil
kuesioner
menyatakan bahwa sebanyak 9 responden dengan persentase 50 % memilih membutuhkan kreativitas, 4 responden dengan persentase 22,2 % memilih memakan waktu pembuatan, 3 responden dengan persentase 16,6 % memilih komunikasi satu arah, 1 responden dengan persentase 5,55 % memilih informasi panjang dan 1 responden dengan persentase 5,55 % memilih lainnya. Dalam hal membuat media pembelajaran diperlukan kreativitas yang tinggi agar penampilan media pembelajaran yang disajikan tidak monoton. Alhasil, guru harus mampu mengembangkan kreativitas yang ada dan dapat menyesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan ke siswa. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sebagian besar beranggapan untuk membuat media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
dibutuhkan kreativitas. Jika kemampuan menciptakan media pembelajaran menurun siswa tidak akan tertarik. Hal lain yang mempengaruhi kelemahan media pembelajaran adalah memakan waktu, komunikasi satu, informasi panjang, dan pendapat lainnya mengenai kelemahan memakai media pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
7) Pendapat tentang penggunaan media teks prosedur kompleks. No. 7.
Butir Pertanyaan Bagaimana menurut Anda tentang kegiatan membuat teks prosedur kompleks dalam pembelajaran bahasa Indonesia? a. Sangat Mudah b. Mudah c. Sangat sulit d. Sulit e. Lainnya …
Responden
Persentase
0 9 0 3 6
0% 50 % 0% 16,6 % 33,3 %
Pada aspek kegiatan membuat teks prosedur dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diperoleh data bahwa siswa dominan berpendapat mudah. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 9 responden dengan persentase 50 % memilih mudah, 6 responden dengan persentase 33,3 % memilih lainnya, dan 3 responden dengan persentase 16,6 % memilih sulit. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sebagian besar beranggapan untuk membuat teks prosedur kompleks dalam pembelajaran bahasa Indonesia mudah. Mudah dalam arti saat mempelajari teks prosedur kompleks guru akan memberikan penjelasan dengan gambar atau video. Hal ini akan mempermudah tingkat pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Dengan mempelajari teks prosedur kompleks siswa dapat melakukan segala sesuatu secara detail sesuai dengan langkah-langkah yang ada. Selain itu, sebagian siswa berpendapat kesulitan dan mempunyai alasan lain saat membuat teks prosedur kompleks. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
8) Mudah dipahami media teks prosedur kompleks. No. 8.
Butir Pertanyaan Menurut Anda, jika pembelajaran teks prosedur kompleks menggunakan media apakah lebih mudah dipahami? a. Ya b. Tidak
Responden
Persentase
18 0
100 % 0%
Pada aspek pembelajaran teks prosedur kompleks menggunakan media akan mudah dipahami, diperoleh data siswa dominan menjawab ya. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 18 responden dengan persentase 100 % memilih ya. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang setuju dengan penggunaan media pada teks prosedur kompleks karena dapat memotivasi dan menarik perhatian siswa. Selain itu, pembelajaran teks prosedur kompleks akan mudah dipahami jika menggunakan media pembelajaran yang dilengkapi dengan teks, gambar, audio, dan video. Dalam mempelajari teks prosedur kompleks hal yang harus diperhatikan mengenai ketepatan langkah-langkah dalam membuat atau mengerjakan sesuatu. Alhasil, penggunaan media lebih tepat dari pada menggunakan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
9) Penggunaan lectora inspire pada teks prosedur kompleks. No. 9.
Butir Pertanyaan Jika ya, apakah Anda setuju jika pembelajaran teks prosedur kompleks menggunakan media (lectora inspire)? a. Ya b. Tidak
Responden
Persentase
18 0
100 % 0%
Pada penggunaan lectora inspire sebagai media pada teks prosedur kompleks, diperoleh data siswa dominan menjawab ya. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 18 responden dengan persentase 100 % memilih ya. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang setuju dengan penggunaan lectora inspire sebagai media pembelajaran teks prosedur kompleks karena media pembelajaran ini menarik dan lebih inovatif. Alhasil, siswa tertarik menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire karena dilengkapi dengan teks, gambar, audio, dan video. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
10) Pendapat tentang lectora inspire. No. 10.
Butir Pertanyaan Apakah yang Anda pikirkan mengenai media (lectora inspire) yang akan digunakan pada pembelajaran teks prosedur kompleks? a. Menyenangkan b. Inovatif c. Menarik d. Kreatif e. Lainnya …
Responden
Persentase
2 7 4 5 0
11,1 % 38,8 % 22,2 % 27,7 % 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Pada aspek mengenai lectora inspire yang akan digunakan pada pembelajaran teks prosedur kompleks, diperoleh data bahwa siswa dominan memilih menarik. Hasil kuesioner menyatakan bahwa sebanyak 7 responden dengan persentase 38,8 % memilih inovatif, 5 responden dengan persentase 27,7 % memilih kreatif, dan 4 responden dengan persentase 22,2 % memilih menarik, dan 2 responden dengan persentase 11,1 % memilih menyenangkan. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat lectora inspire merupakan media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif. Alhasil, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire ini memberikan pembaruan dalam penyampaian materi pembelajaran. Pembaruan dalam media pembelajaran ini dapat dilihat dari games yang tersedia dalam media pembelajaran teks prosedur kompleks yang menampilkan pertanyaan seputar materi yang dipelajari. Selain itu, lectora inspire kreatif, menarik, dan menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari responden dan persentase di atas.
2. Perencanaan Pembuatan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire diperlukan perencanaan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa saja materi yang akan disampaikan pada siswa. Pada tahap ini peneliti harus menentukan KI dan KD yang akan dikembangkan beserta rencana mengembangkan produk lectora inspire.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
a. Menentukan KI dan KD Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu kompetensi 1 mencakup sikap spiritual, kompetensi 2 mencakup sikap sosial, kompetensi 3 mencakup pengetahuan, dan kompetensi 4 mencakup keterampilan. Keempat kompetensi inti tersebut akan menjadi acuan dari kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam setiap pembelajaran yang integratif. Alhasil, pada tahap ini peneliti harus menentukan KI dan KD yang akan digunakan pada pembelajaran siswa. 1) Menganalisis Sumber Belajar Kegiatan menganalisis sumber belajar dapat dilihat dalam silabus. Soehendro (2006: 15) menyatakan silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Alhasil, silabus dapat menjadi pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran.
2) Menganalisis KI dan KD Kegiatan menganalisis KI dan KD akan berlanjut sesudah ditentukan. Pada tahap ini akan lebih baik jika dikembangkan dalam bentuk RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) adalah seperangkat atau rancangan yang dibuat sebelum kegiatan mengajar yang memuat beberapa komponen yaitu, (1) identitas yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, dan alokasi waktu, (2) kompetensi inti, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) media, alat, dan sumber pembelajaran, (9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan (10) penilaian proses dan hasil belajar.
3) Mengumpulkan Materi Pengumpulan materi dilakukan untuk menentukan bahan ajar yang akan disampaikan. Pada tahap ini peneliti memilih teks prosedur kompleks sebagai bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Alasannya teks prosedur kompleks dipilih sebagai materi pembelajaran karena teks ini mempelajari langkah-langkah
untuk
mengerjakan
sesuatu
secara
terperinci.
Alhasil,
pengumpulan materi mengenai teks prosedur kompleks terdiri dari definisi, struktur, kaidah, dan cara menginterpretasi beserta contoh.
b. Rencana Mengembangkan Produk Lectora Inspire Rencana
mengembangkan produk
lectora
inspire dilakukan dengan
mempelajari aplikasi tersebut terlebih dahulu. Mulai dari memilih template yang menarik, menentukan halaman yang akan ditampilkan, dan lain sebagainya. Pada tahap ini, alangkah lebih baik jika membuat storyboard.
3. Pengembangan Draf Produk Pengembangan draf produk dibuat untuk menentukan desain produk yang akan dikembangkan. Selain itu, dapat mengetahui sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama uji coba media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
lectora inspire. Pengembangan draf produk meliputi storyboard, mengembangkan materi, instrumen penelitian, dan mengembangkan produk lectora inspire. a. Storyboard Darmawan (2011: 75) menyatakan storyboard adalah penjabaran dari alur pembelajaran yang sudah didesain (flow charts) yang berisi informasi pembelajaran dan prosedur serta petunjuk pembelajaran. Secara tidak langsung storyboard
merupakan
gambaran
yang
dibuat
peneliti
dengan
tujuan
mempermudah penggunaan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Dalam pembuatan storyboard biasanya berisi gambaran media pembelajaran secara sederhana. Misalnya media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang akan dibuat berisi tombol navigasi yang terdiri dari tombol exit, tombol home, tombol help, tombol next, dan tombol back. Selain itu, berisi tombol menu yang terdiri dari tombol kompetensi, tombol materi, tombol games, tombol daftar pustaka, tombol penyusun, dan tombol evalusi.
b. Mengembangkan Materi Mengembangkan materi yang akan disajikan pada media pembelajaran berbasis lectora inspire terdiri dari definisi, struktur, kaidah, dan cara menginterpretasi beserta contoh teks prosedur kompleks. Pada tahap ini pengembangan materi dilakukan untuk memperkaya bahan ajar yang didapatkan dari berbagai sumber. Alhasil, materi yang diajarkan dapat menambah pengetahuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
c. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana proses kegiatan yang telah dicapai. Pada tahap ini instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman wawancara, lembar observasi, dan kuesioner (angket). Dengan instrumen penelitian ini, dapat diketahui penggunaan media pembelajaran di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang.
d. Mengembangkan Produk Lectora Inspire Mengembangkan produk lectora inspire harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Berikut adalah pengembangan produk lectora inspire. 1) Beranda Bagian beranda merupakan tampilan utama. Beranda dalam media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire
berupa slide
dengan tulisan “Media Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks”, logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, tombol button wizard mulai, gambar siswa perempuan berseragam SMA, audio whoosh untuk efek tombol mulai, audio untuk backsound media pembelajaran dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Gambar 1 Tampilan Beranda
2) Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi Bagian petunjuk penggunaan tombol navigasi berisi penjelasan penggunaan dari tiap-tiap tombol button wizard exit, home, help, back, next yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol navigasi berupa slide dengan tulisan “Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi”, logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Gambar 2 Tampilan Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi
3) Petunjuk Penggunaan Tombol Menu Bagian petunjuk penggunaan tombol menu berisi penjelasan penggunaan dari tiap-tiap tombol kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol menu berupa slide dengan tulisan “Petunjuk Penggunaan Tombol Menu”, logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada slide petunjuk penggunaan tombol menu. Setelah itu, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Gambar 3 Tampilan Petunjuk Penggunaan Tombol Menu
4) Kompetensi Bagian kompetensi berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol kompetensi berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, gambar peta Indonesia dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu kompetensi yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan, dan indikator. Selain itu, tersedia juga tombol materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Gambar 4 Tampilan Kompetensi
5) Materi Bagian materi berisi bahan ajar memahami dan menginterpretasi yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol materi berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, gambar siswa SMA laki-laki dan perempuan, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu materi yang terdiri dari memahami dan menginterpretasi. Selain itu, tersedia juga tombol kompetensi, games, daftar pustaka, penyusun, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 5 Tampilan Materi
6) Games Bagian games berisi permainan yang melatih tingkat pemahaman yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat games bola basket, puzzle, algojo, dan terjun bebas. Penggunaan tombol games berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu materi yang terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
memahami dan menginterpretasi. Selain itu, tersedia juga tombol kompetensi, materi, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 6 Tampilan Games
7) Daftar Pustaka Bagian daftar pustaka berisi rujukan bahan ajar yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat daftar pustaka dilengkapi dengan nama penulis, tahun terbit, judul buku, tempat penerbit, dan penerbit. Penggunaan tombol daftar pustaka berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, serta copyright 2016 Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke tombol kompetensi, materi, games, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 7 Tampilan Daftar Pustaka
8) Penyusun Bagian penyusun berisi biodata peneliti yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat penyusun dilengkapi dengan nama lengkap, tempat tanggal lahir, prodi, nomor handphone, dan email. Penggunaan tombol penyusun berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, foto peneliti, serta copyright 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu materi yang terdiri dari tombol kompetensi, materi, games, daftar pustaka, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 8 Tampilan Penyusun
9) Evaluasi Bagian evaluasi berisi latihan untuk menguji tingkat pemahaman siswa yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat evaluasi dilengkapi dengan mengisi identitas siswa yaitu nama lengkap dan nim, soal latihan yang terdiri dari lima soal benar-salah, lima soal pilihan ganda, dan lima soal isian singkat, serta nilai akhir yaitu lulus atau gagal. Penggunaan tombol evaluasi berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
home, help, back, dan next, tombol button wizard selesai, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, gambar laki-laki dan perempuan, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke tombol kompetensi, materi, games, dan daftar pustaka. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 9 Tampilan Evaluasi
4. Uji Coba Lapangan Awal Uji coba lapangan awal divalidasi oleh ahli materi C, ahli media B, dan guru bahasa Indonesia A sebagai ahli materi. Pada tahap ini setiap ahli akan memberikan penilaian dari skala 1-5. Tujuannya untuk mengetahui layak atau tidaknya media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
tersebut diuji cobakan ke siswa Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. a. Deskripsi Data Validasi Ahli Materi Validasi ahli materi dilakukan untuk menguji kelayakan materi yang akan dimuat di media pembelajaran lectora inspire. Penilaian dilakukan pada 1 Juni 2016 oleh Bapak C selaku dosen ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penilaian ahli materi dilihat dari empat indikator meliputi aspek kompetensi dasar/indikator, isi materi (content), desain pesan, serta bahasa dan komunikasi. Adapun dari empat indikator tersebut terdiri dari (1) kejelasan indikator, (2) kemudahan memahami indikator, (3) ketepatan materi dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (4) kesesuaian materi dengan kegiatan pembelajaran, (5) kedalaman materi, (6) kekinian dan ke-up-todate-an
materi,
(7)
acuan
(referensi)
materi
yang
akan
digunakan,
(8) penyampaian pesan tercapai, (9) kelengakapan pesan, (10) sistematika urutan penyajian, (11) kebenaran ejaan menurut ejaan bahasa yang berlaku (EYD), (12) kejelasan dan kemudahan untuk dipahami, (13) bahasa yang digunakan tepat, (14) struktur penggunaan jelas, dan (15) keterbacaan (kesalahan, tanda baca, dan lain-lain). Materi pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire mendapat skor 4,86 dengan kategori “sangat baik” untuk kelayakan materi pembelajaran teks prosedur kompleks. Komentar dan saran dari ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu baik sekali. Alhasil, ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia menyimpulkan materi pembelajaran teks prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
kompleks berbasis lectora inspire layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi. 1) Analisis Data Validasi Penilaian Ahli Materi Media pembelajaran berbasis lectora inspire ini, dianalisis sesuai dengan hasil validasi ahli materi. Penilaian yang diberikan berupa kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Pada tahap ini ahli materi memilih salah satu kriteria yang layak. Berikut ini tabel analisis data validasi oleh ahli materi.
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik
Tabel 4.1 Analisis Data Validasi oleh Ahli Materi Skor Frekuensi 5 11 4 4 3 0 2 0 1 0 Jumlah 15
Persentase (%) 73,33 % 26,66 % 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data validasi oleh ahli materi, menyatakan 11 item dengan persentase 73,33 % memilih sangat baik, 4 item dengan persentase 26,66 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan item cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang analisis data validasi oleh ahli materi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Gambar 10 Diagram Batang Analisis Data Validasi Oleh Ahli Materi
b. Deskripsi Data Validasi Ahli Media Validasi ahli media dilakukan untuk menguji kelayakan media yang akan dimuat di media pembelajaran lectora inspire. Penilaian dilakukan pada 27 Mei 2016 oleh Bapak B selaku dosen ahli media pembelajaran bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penilaian ahli media dilihat dari empat indikator meliputi ilustrasi, tipografi, layout, aspek interaksi, dan aspek media. Adapun dari empat indikator tersebut terdiri dari (1) penggunaan ilustrasi tepat dengan materi, (2) kejelasan ilustrasi dengan materi, komposisi warna sesuai dengan tulisan dan karakter siswa, (4) penggunaan warna pada huruf sesuai, (5) penggunaan ukuran spasi sesuai, (6) penggunaan ukuran huruf sesuai pada bahan ajar, (7) penggunaan jenis huruf sesuai, (8) efisien dan menarik pada tampilan layout, (9) kemudahan dalam penggunaan layout, (10) letak ilustrasi dan teks sesuai, (11) ketersediaan pertanyaan secara berkala, (12) ketersediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
bantuan, (13) daya tarik media pembelajaran, (14) kejelasan dialog (intonasi, dialek, dan pengucapan), dan penggunaan musik (audio, video, dan audio visual). Media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire mendapat skor 5,00 dengan kategori “sangat baik” untuk kelayakan media pembelajaran teks prosedur kompleks. Komentar dan saran dari ahli media pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu tombol-tombol yang tidak ada isi atau materi sebaiknya dihilangkan. Alhasil, ahli media pembelajaran bahasa Indonesia menyimpulkan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi.
2) Analisis Data Validasi Penilaian Ahli Media Media pembelajaran berbasis lectora inspire ini, dianalisis sesuai dengan hasil validasi ahli media. Penilaian yang diberikan berupa kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Pada tahap ini ahli media memilih salah satu kriteria yang layak. Berikut ini tabel analisis data validasi oleh ahli media.
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik
Tabel 4.2 Analisis Data Validasi oleh Ahli Media Skor Frekuensi 5 15 4 0 3 0 2 0 1 0 Jumlah 15
Persentase (%) 100 % 0% 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data validasi oleh ahli media, menyatakan 15 item dengan persentase 100 % memilih sangat baik, serta tidak ada yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
item baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang analisis data validasi oleh ahli media:
Gambar 11 Diagram Batang Analisis Data Validasi Oleh Ahli Media
c. Deskripsi Data Validasi Guru Bahasa Indonesia Validasi ahli materi dilakukan untuk menguji kelayakan materi yang akan dimuat di media pembelajaran lectora inspire. Penilaian dilakukan pada 11 Juni 2016 oleh Bapak A selaku guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Penilaian ahli materi dilihat dari empat indikator meliputi aspek kompetensi dasar/indikator, isi materi (content), desain pesan, serta bahasa dan komunikasi. Adapun dari empat indikator tersebut terdiri dari (1) kejelasan indikator, (2) kemudahan memahami indikator, (3) ketepatan materi dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (4) kesesuaian materi dengan kegiatan pembelajaran, (5) kedalaman materi, (6) kekinian dan ke-up-to-date-an materi, (7) acuan (referensi) materi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
digunakan,
(8)
penyampaian
pesan
tercapai,
(9)
kelengkapan
pesan,
(10) sistematika urutan penyajian, (11) kebenaran ejaan menurut ejaan bahasa yang berlaku (EYD), (12) kejelasan dan kemudahan untuk dipahami, (13) bahasa yang digunakan tepat, (14) struktur penggunaan jelas, dan (15) keterbacaan (kesalahan, tanda baca, dan lain-lain). Materi pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire mendapat skor 4,73 dengan kategori “sangat baik” untuk kelayakan materi pembelajaran teks prosedur kompleks. Komentar dan saran dari ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu aplikasi media pembelajaran yang sangat baik diujikan ke anak didik (siswa). Sebagai guru ini hal yang baru ditemukan dan baru mencobanya serta aplikasi ini harus disebarluaskan supaya guru dan siswa merasakan aplikasi ini dengan inovatif dan kreatif. Alhasil, ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia menyimpulkan bahwa materi yang akan dimuat pada media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi.
3) Analisis Data Validasi Penilaian Guru Bahasa Indonesia Media pembelajaran berbasis lectora inspire ini, dianalisis sesuai dengan hasil validasi ahli guru bahasa Indonesia. Penilaian yang diberikan berupa kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Pada tahap ini ahli guru bahasa Indonesia memilih salah satu kriteria yang layak. Berikut ini tabel analisis data validasi oleh ahli materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Tabel 4.3 Analisis Data Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 13 86,66 % Baik 4 2 13,33 % Cukup 3 0 0% Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% Jumlah 15 100 %
Dari tabel analisis data validasi oleh guru bahasa Indonesia, menyatakan 13 item dengan persentase 86,66 % memilih sangat baik, 2 item dengan persentase 13,33 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan item cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang analisis data validasi oleh ahli guru bahasa Indonesia:
Gambar 12 Diagram Batang Analisis Data Validasi Oleh Guru Bahasa Indonesia
d. Validasi Validasi dilakukan untuk mendapatkan expert judgement yang merupakan perkiraan dari pendapat ahli (orang yang berpengalaman) dalam menilai kelayakan dasar-dasar konsep atau teori yang digunakan. Sukmadinata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
(2011: 176) menyatakan kelayakan praktis dapat dilakukan oleh para ahli atau pembimbing, karena mereka mempunyai pengalaman dan wawasan praktik yang cukup luas. Uji coba atau evaluasi oleh para ahli diperlukan untuk melihat kelayakan produk secara lebih makro.
5. Revisi Validasi Ahli Revisi validasi ahli dilakukan untuk perbaikan. Kegiatan revisi validasi ahli ini dilakukan sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan. Tujuannya untuk menghasil produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang lebih baik dari sebelumnya. a. Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Materi Revisi produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari ahli materi. Adapun pemaparan revisi berdasarkan validasi ahli materi sebagai berikut. Tabel 4.4 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Materi Komentar dan Saran Revisi Baik Sekali. Secara teknis materi pada media pembelajaran yang harus dikembangkan adalah kekinian, ke-up-to-date-an, dan acuan (referensi) materi yang digunakan.
b. Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Media Revisi produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari ahli media. Adapun pemaparan revisi berdasarkan validasi ahli media sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Tabel 4.5 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Media Komentar dan Saran Revisi Tombol-tombol yang tidak ada isi Secara teknis pada perbaikan media pembelajaran teks atau materi sebaiknya dihilangkan. prosedur kompleks berbasis lectora inspire terdapat slide yang berisikan tombol yang kosong. Hal yang dilakukan adalah menghapus slide tersebut agar tidak membingungkan siswa ketika menggunakan media pembelajaran tersebut.
c. Revisi Produk Berdasarkan Validasi Guru Bahasa Indonesia Revisi produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari guru bahasa Indonesia. Adapun pemaparan revisi berdasarkan validasi guru bahasa Indonesia sebagai berikut. Tabel 4.6 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Guru Bahasa Indonesia Komentar dan Saran Revisi Aplikasi media pembelajaran ini sangat Secara teknis pada tahap ini hal yang perlu baik diuji cobakan kepada anak didik diperhatikan adalah kedalaman materi, ke-up-to-date(siswa). Alhasil, sebagai guru media an, penyampaian pesan tercapai, dan kelengkapan pembelajaran ini merupakan hal yang pesan. Jika hal tersebut sudah terpenuhi maka dapat baru ditemukan dan dicoba. Selain itu, diuji cobakan kepada siswa. Dengan harapan dapat aplikasi ini dapat disebarluaskan karena memperluas media pembelajaran teks prosedur media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. kompleks berbasis lectora inspire ini merupakan sesuatu yang inovatif dan kreatif.
d. Revisi Produk Awal Revisi produk awal dilakukan setelah media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire divalidasi oleh ahli materi, media, dan guru bahasa Indonesia. Melalui penilaian tersebut, dapat diketahui layak atau tidak produk media pembelajaran ini diuji cobakan. Pada tahap ini ahli materi, media, dan guru bahasa Indonesia akan memberikan komentar dan saran untuk perbaikan produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
6. Uji Coba Lapangan Validasi lapangan dilakukan di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Menurut validator yakni pakar materi pembelajaran bahasa Indonesia dan media pembelajaran di Universitas Sanata Dharma serta guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang kegiatan uji coba dilakukan siswa dengan mencoba menggunakan produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang dibuat peneliti. Berikut ini peneliti memaparkan hasil uji coba produk yang dilakukan di laboratorium komputer Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang.
a. Kelompok Kecil Uji coba pertama dilakukan oleh 4 orang siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil penilaian uji coba kelompok kecil dilakukan analisis data oleh peneliti melalui tiap butir indikator pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan analisis data tiap butir indikator pertanyaan, yakni:
a. Analisis Data Penilaian Indikator 1 Indikator pertama yakni “menggunakan ilustrasi yang sesuai dengan materi”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Tabel 4.7 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 1 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 2 Baik 4 2 Cukup 3 0 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 50 % 50 % 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 2 responden dengan persentase 50 % memilih baik serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 1:
Gambar 13 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 1
b. Analisis Data Penilaian Indikator 2 Indikator kedua yakni “ilustrasi dengan materi sudah jelas”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Tabel 4.8 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 2 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 1 Baik 4 1 Cukup 3 2 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 25 % 25 % 50 % 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 1 responden dengan persentase 25 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, 2 responden dengan persentase 50 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 2:
Gambar 14 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 2
c. Analisis Data Penilaian Indikator 3 Indikator ketiga yakni “pemilihan warna sesuai dengan tulisan dan karakter siswa”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Tabel 4.9 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 3 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 2 Baik 4 1 Cukup 3 1 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 50 % 25 % 25 % 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 3:
Gambar 15 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
d. Analisis Data Penilaian Indikator 4 Indikator keempat yakni “menggunakan warna yang sesuai pada huruf”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.10 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 4 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 3 Baik 4 1 Cukup 3 0 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 75 % 25 % 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 3 responden dengan persentase 75 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 4:
Gambar 16 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
e. Analisis Data Penilaian Indikator 5 Indikator kelima yakni “menggunakan ukuran spasi yang sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.11 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 5 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 2 Baik 4 2 Cukup 3 0 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 50 % 50 % 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 2 responden dengan persentase 50 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 5:
Gambar 17 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
f. Analisis Data Penilaian Indikator 6 Indikator keenam yakni “menggunakan ukuran huruf yang sesuai dengan materi pelajaran”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.12 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 6 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 2 Baik 4 2 Cukup 3 0 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 50 % 50 % 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 2 responden dengan persentase 50 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 6:
Gambar 18 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
g. Analisis Data Penilaian Indikator 7 Indikator ketujuh yakni “menggunakan jenis huruf yang sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.13 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 7 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 3 Baik 4 1 Cukup 3 0 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 75 % 25 % 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 3 responden dengan persentase 75 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 7:
Gambar 19 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
h. Analisis Data Penilaian Indikator 8 Indikator kedelapan yakni “indikator yang jelas”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.14 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 8 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 2 Baik 4 1 Cukup 3 1 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 50 % 25 % 25 % 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 8:
Gambar 20 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
i. Analisis Data Penilaian Indikator 9 Indikator kesembilan yakni “indikator dapat dipahami”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.15 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 9 Kriteria Skor Frekuensi Sangat Baik 5 2 Baik 4 1 Cukup 3 1 Kurang Baik 2 0 Tidak Baik 1 0 4 Total
Persentase (%) 50 % 25 % 25 % 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 9:
Gambar 21 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
j. Analisis Data Penilaian Indikator 10 Indikator kesepuluh yakni “tujuan dan materi pembelajaran”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.16 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 10 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 3 75 % Baik 4 1 25 % Cukup 3 0 0% Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 4 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 3 responden dengan persentase 75 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 10:
Gambar 22 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
k. Analisis Data Penilaian Indikator 11 Indikator kesebelas yakni “kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.17 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 11 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 3 75 % Baik 4 1 25 % Cukup 3 0 0% Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 4 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 3 responden dengan persentase 75 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 11:
Gambar 23 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
l. Analisis Data Penilaian Indikator 12 Indikator keduabelas yakni “pesan dalam materi lengkap”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.18 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 12 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 2 50 % Baik 4 1 25 % Cukup 3 1 25 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 4 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 25 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 12:
Gambar 24 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
m. Analisis Data Penilaian Indikator 13 Indikator ketigabelas yakni “susunan penyajian pesan dalam materi sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.19 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 13 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 2 50 % Baik 4 2 50 % Cukup 3 0 0% Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 4 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 2 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 2 responden dengan persentase 50 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 13:
Gambar 25 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
n. Analisis Data Penilaian Indikator 14 Indikator keempatbelas yakni “media pembelajaran menarik”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.20
Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 14 Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik
Skor 5 4 3 2 1 Total
Frekuensi 4 0 0 0 0 4
Persentase (%) 100 % 0% 0% 0% 0% 100 %
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 4 responden dengan persentase 100 % memilih sangat baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 14:
Gambar 26 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
o. Analisis Data Penilaian Indikator 15 Indikator kelimabelas yakni “menggunakan musik (audio, visual, dan audio visual)”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.21 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 15 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 4 100 % Baik 4 0 0% Cukup 3 0 0% Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 4 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok kecil, menyatakan 4 responden dengan persentase 100 % memilih sangat baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 15:
Gambar 27 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Setelah mengetahui penilaian yang diberikan siswa pada tiap indikator berdasarkan kuesioner, selanjutnya akan dianalisis penilaian kelompok kecil secara keseluruhan, yaitu: Tabel 4.22 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Indikator Penilaian Rerata Skala Kriteria 1 4,50 Sangat Baik 2 3,75 Baik 3 4,25 Sangat Baik 4 4,75 Sangat Baik 5 4,50 Sangat Baik 6 4,50 Sangat Baik 7 4,75 Sangat Baik 8 4,25 Sangat Baik 9 4,25 Sangat Baik 10 4,75 Sangat Baik 11 4,75 Sangat Baik 12 4,25 Sangat Baik 13 4,50 Sangat Baik 14 5,00 Sangat Baik 15 5,00 Sangat Baik Total 67,75 Rata-rata Skor (x)
4,51
Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.22 rekapitulasi penilaian kelompok kecil, dapat diketahui bahwa siswa memberikan penilaian dengan kategori “sangat baik”. Jadi, dapat disimpulkan dari kuesioner yang telah diisi oleh 4 orang siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang diperoleh rata-rata skor (x) 4,51 dengan kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Gambar 28 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil
b. Kelompok Besar Uji coba kedua dilakukan oleh 14 orang siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil penilaian uji coba kelompok besar dilakukan analisis data oleh peneliti melalui tiap butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
indikator pertanyaan. Berikut ini akan dijabarkan analisis data tiap butir indikator pertanyaan, yakni:
a. Analisis Data Penilaian Indikator 1 Indikator pertama yakni “menggunakan ilustrasi yang sesuai dengan materi”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.23 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 1 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 9 64,28 % Baik 4 4 28,57 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 9 responden dengan persentase 64,28 % memilih sangat baik, 4 responden dengan persentase 28,57 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Gambar 29 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 1
b. Analisis Data Penilaian Indikator 2 Indikator kedua yakni “ilustrasi dengan materi sudah jelas”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.24 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 2 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 7 50 % Baik 4 6 42,85 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 7 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 6 responden dengan persentase 42,85 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Gambar 30 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 2
c. Analisis Data Penilaian Indikator 3 Indikator ketiga yakni “pemilihan warna sesuai dengan tulisan dan karakter siswa”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.25 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 3 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 2 14,28 % Baik 4 7 50 % Cukup 3 5 35,71 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 2 responden dengan persentase 14,28 % memilih sangat baik, 7 responden dengan persentase 50 % memilih baik, 5 responden dengan persentase 35,71 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 3:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Gambar 31 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 3
d. Analisis Data Penilaian Indikator 4 Indikator keempat yakni “menggunakan warna yang sesuai huruf”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.26 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 4 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 6 42,85 % Baik 4 7 50 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 6 responden dengan persentase 42,85 % memilih sangat baik, 7 responden dengan persentase 50 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 4:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Gambar 32 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 4
e. Analisis Data Penilaian Indikator 5 Indikator kelima yakni “menggunakan ukuran spasi yang sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.27 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 5 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 9 64,28 % Baik 4 4 28,57 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 9 responden dengan persentase 64,28 % memilih sangat baik, 4 responden dengan persentase 28,57 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 5:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Gambar 33 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 5
f. Analisis Data Penilaian Indikator 6 Indikator keenam yakni “menggunakan ukuran huruf yang sesuai dengan materi pelajaran”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.28 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 6 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 9 64,28 % Baik 4 4 28,57 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 9 responden dengan persentase 64,28 % memilih sangat baik, 4 responden dengan persentase 28,57 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Gambar 34 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 6
g. Analisis Data Penilaian Indikator 7 Indikator ketujuh yakni “menggunakan jenis huruf yang sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.29 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 7 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 7 50 % Baik 4 6 42,85 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 7 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 6 responden dengan persentase 42,85 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 7:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Gambar 35 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 7
h. Analisis Data Penilaian Indikator 8 Indikator kedelapan yakni “indikator sudah jelas”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.30 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 8 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 7 50 % Baik 4 7 50 % Cukup 3 0 0% Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 7 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 7 responden dengan persentase 50 % memilih baik, serta tidak ada yang menyatakan kategori cukup, kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 8:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Gambar 36 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 8
i. Analisis Data Penilaian Indikator 9 Indikator kesembilan yakni “indikator dapat dipahami”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.31 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 9 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 4 28,57 % Baik 4 7 50 % Cukup 3 3 21,42 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 4 responden dengan persentase 28,57 % memilih sangat baik, 7 responden dengan persentase 50 % memilih baik, 3 responden dengan persentase 21,42 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 9:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Gambar 37 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 9
j. Analisis Data Penilaian Indikator 10 Indikator kesepuluh yakni “tujuan dan materi pembelajaran sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.32 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 10 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 7 50 % Baik 4 6 42,85 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 7 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 6 responden dengan persentase 42,85 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 10:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Gambar 38 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 10
k. Analisis Data Penilaian Indikator 11 Indikator kesebelas yakni “kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.33 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 11 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 7 50 % Baik 4 5 35,71 % Cukup 3 2 14,28 % Kurang baik 2 0 0% Tidak baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 7 responden dengan persentase 50 % memilih sangat baik, 5 responden dengan persentase 35,71 % memilih baik, 2 responden dengan persentase 14,28 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 11:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
Gambar 39 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 11
l. Analisis Data Penilaian Indikator 12 Indikator keduabelas yakni “pesan dalam materi lengkap”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.34 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 12 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 4 28,57 % Baik 4 8 57,14 % Cukup 3 2 14,28 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 4 responden dengan persentase 28,57 % memilih sangat baik, 8 responden dengan persentase 57,14 % memilih baik, 2 responden dengan persentase 14,28 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 12:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Gambar 40 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 12
m. Analisis Data Penilaian Indikator 13 Indikator ketigabelas yakni “susunan penyajian pesan dalam materi sesuai”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.35 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 13 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 5 37,71 % Baik 4 7 50 % Cukup 3 2 14,28 % Kurang baik 2 0 0% Tidak baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 5 responden dengan persentase 37,17 % memilih sangat baik, 7 responden dengan persentase 50 % memilih baik, 2 responden dengan persentase 14,28 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 13:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Gambar 41 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 13
n. Analisis Data Penilaian Indikator 14 Indikator keempatbelas yakni “media pembelajaran menarik”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.36 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 14 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 8 57,14 % Baik 4 5 35,71 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 8 responden dengan persentase 57,14 % memilih sangat baik, 5 responden dengan persentase 35,71 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 14:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
Gambar 42 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 14
o. Analisis Data Penilaian Indikator 15 Indikator kelimabelas yakni “menggunakan musik (audio, video, dan audio visual)”, berikut ini tabel hasil penilaian siswa: Tabel 4.37 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 15 Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik 5 11 78,57 % Baik 4 2 14,28 % Cukup 3 1 7,14 % Kurang Baik 2 0 0% Tidak Baik 1 0 0% 14 100 % Total
Dari tabel analisis data uji coba kelompok besar, menyatakan 11 responden dengan persentase 78,57 % memilih sangat baik, 2 responden dengan persentase 14,28 % memilih baik, 1 responden dengan persentase 7,14 % memilih cukup, serta tidak ada yang menyatakan kategori kurang baik, dan tidak baik. Berikut diagram batang indikator 15:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
Gambar 43 Diagram Batang Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 15
Setelah mengetahui penilaian yang diberikan siswa pada tiap indikator berdasarkan kuesioner, selanjutnya akan dianalisis penilaian kelompok besar secara keseluruhan, yaitu:
Indikator Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 4.38 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar Rerata Skala Kriteria
4,57 4,42 3,78 4,35 4,57 4,57 4,42 4,50 4,07 4,42
Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
Indikator Penilaian 11 12 13 14 15 Total
Rerata Skala
Kriteria
4,35 4,14 4,21 4,50 4,71 65,58
Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Rata-rata Skor (x)
4,37
Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.38 rekapitulasi penilaian kelompok besar, dapat diketahui bahwa siswa memberikan penilaian dengan kategori “sangat baik”. Jadi, dapat disimpulkan dari kuesioner yang telah diisi oleh 14 orang siswa kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang diperoleh rata-rata skor (x) 4,37 dengan kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Gambar 44 Diagram Batang Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar
Setelah hasil validasi lapangan oleh kelompok kecil dan kelompok besar diketahui, peneliti melakukan analisis data rekapitulasi data. Dengan demikian, akan dijelaskan rekapitulasi data sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Tabel 4.39 Rekapitulasi Uji Coba Secara Keseluruhan Uji Coba Rerata Skala Kriteria Uji coba kelompok kecil 4,51 Sangat Baik Uji coba kelompok besar 4,37 Sangat Baik Total Seluruhnya 8,88 Rata-rata skor (x)
4,44 Sangat Baik
Berdasarkan tabel rekapitulasi uji coba secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang dikembangkan oleh peneliti termasuk kategori “sangat baik”. Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang diperoleh sebesar 4,44. Berikut diagram hasil uji coba secara keseluruhan.
Gambar 45 Diagram Uji Coba Keseluruhan
Secara keseluruhan hasil data validasi lapangan menyatakan bahwa media pembelajaran
teks
prosedur
kompleks
berbasis
lectora
inspire
yang
dikembangkan memperoleh rata-rata skor 4,53 dengan kategori “sangat baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
untuk validasi kelompok kecil. Selanjutnya, hasil validasi kelompok besar memperoleh rata-rata skor 4,37 dengan kategori “sangat baik”. Hasil validasi kelompok kecil dan besar, menyatakan bahwa produk yang dikembangkan sudah “layak” digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan a. Kelompok Kecil Revisi produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari kelompok kecil. Adapun pemaparan revisi berdasarkan uji coba kelompok kecil sebagai berikut. Tabel 4.40 Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Kelompok Kecil Komentar dan Saran Revisi Media pembelajaran teks prosesdur Secara teknis media pembelajaran ini mudah kompleks berbasis lectora inspire sangat digunakan oleh guru maupun siswa. Namun, ada menarik dan lebih sistematis untuk beberapa kosa kata yang baru diketahui siswa. Alhasil, media pembelajaran bahasa Indonesia. siswa menjadi bingung karena kurang memahami Namun, saran dalam pengembangannya maknanya. Hal yang harus dilakukan adalah alangkah baiknya menggunakan kata- menggunakan kosa kata yang mudah dipahami siswa. kata yang mudah dipahami. Jika sudah dapat menggunakan media Secara teknis penggunaan media pembelajaran ini pembelajaran ini, sebaiknya guru harus sangat baik. Hal yang harus diperhatikan adalah guru berperan aktif dan harus lebih kreatif lagi harus mampu berkreasi dalam mengembangkan media agar siswa tidak cepat bosan. pembelajaran berbasis lectora inspire. Dengan demikian, siswa tidak akan merasa bosan dengan penampilan media yang disajikan pada penyampaian materi. Masalah untuk perbaikan tidak ada. Secara teknis pada bagian isian singkat siswa diminta Namun, sedikit kebingungan pada untuk menjawab dengan karakter jawaban yang sudah bagian isian singkat karena harus ditentukan. Hal ini ternyata membingungkan siswa. menemukan jawaban yang pasti. Metode Namun, menjawab pertanyaan sesuai karakter yang pembelajaran ini menyenangkan, tenang, disediakan merupakan cara terbaik agar siswa dapat dan aktif. Hanya saja harus hati-hati menjawab pertanyaan dengan benar. Selain itu, untuk karena kasus menyontek dapat terjadi. kasus mencontek dapat dihindari jika soal dapat diacak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
b. Kelompok Besar Revisi produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dilakukan berdasarkan komentar dan saran kelompok besar. Adapun pemaparan revisi berdasarkan uji coba kelompok besar sebagai berikut. Tabel 4.41 Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Kelompok Besar Komentar dan Saran Revisi Media pembelajaran lectora inspire mudah Secara teknis media pembelajaran lectora dipahami, tetapi perbanyak contoh-contoh inspire dapat dimengerti siswa. Namun, realita kehidupan dan dijelaskan secara rinci. alangkah lebih baik diberikan contoh yang Tujuanya agar siswa dapat memahami dengan banyak dan disesuaikan dengan kehidupan yang mudah. Jangan mengunakan komunikasi satu dialami. Tujuannya agar siswa lebih memahami arah, walaupun di dalam media sudah terdapat dan mengerti tentang materi yang dijelaskan. materi. Alangkah lebih baik jika dijelaskan lagi Selain itu, penggunaan media tidak hanya di papan tulis. digunakan oleh siswa saja melainkan guru berperan aktif menjelaskan materi yang ada di media pembelajaran lectora inspire tersebut. Dalam pembelajaran ini baik dan Secara teknis pada tahap ini media menyenangkan. pembelajaran lectora inspire sudah baik karena merupakan inovasi baru. Hal ini dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Dengan dilengkapi dengan games cara belajar siswa akan menyenangkan. Cara penyampaian materi pembelajaran ini Secara teknis penyampaian materi harus kreatif dan menambah pengetahuan. Sehingga beraneka ragam agar tidak monoton. Dalam hal pembelajaran menjadi sangat bagus. ini kreativitas dalam mengembangkan materi pembelajaran sangat diperlukan. Alhasil, pengembangan materi dan tampilan yang menarik dalam media pembelajaran lectora inspire akan menghasilkan media yang inovatif. Cara pembelajaran seperti ini dapat Secara teknis cara pembelajaran yang mempermudah proses pembelajaran. digunakan dapat mempermudah siswa karena terdiri dari berbagai pilihan. Mulai dari materi yang disertai contoh, games yang berhubungan dengan materi, dan soal evaluasi yang dapat menguji tingkat pemahaman siswa. Metode pembelajaran sudah baik karena Secara teknis pada penggunaan metode menggunakan berbagai macam/variasi yang pembelajaran sudah baik karena menggunakan berbeda. Contoh dengan menyajikan games cara yang beraneka macam. Apalagi dengan pada metode pembelajaran ini dapat membantu menggunakan games siswa akan lebih tertarik. siswa dalam memahami pertanyaan di dalam Dengan games siswa akan belajar sambil games. Selain itu, alangkah lebih baik jika bermain. Hal ini akan lebih menyenangkan dan menggunakan analogi yang mudah dipahami. diharapkan untuk penggunaan analogi yang Jangan terpaku pada media karena buku dan mudah dimengerti siswa. Secara teknis zaman materi dapat berpengaruh terhadap yang serba digital akan membutuhkan media pertumbuhan dan daya tangkap siswa. pembelajaran yang inovatif. Pada tahap ini penggunaan buku sebagai media belajar siswa tidak dapat dihilangkan. Hal ini dapat dilihat dari materi yang didapatkan untuk pembuatan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire berasal dari buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
Komentar dan Saran Media pembelajaran teks prosedur kompleks sangat menarik dan didukung dengan pemanfaatan teknologi informatika. Sehingga pembelajaran dengan media seperti ini sungguh membantu pemahaman siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
Penyampaian materi teks prosedur kompleks baik dan perlu ditambahkan lagi hal-hal yang menarik seperti gambar.
Dalam menggunakan media pembelajaran teks prosedur ini sudah baik dan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, alangkah lebih baik menggunakan gambar-gambar yang menarik/lucu.
Revisi Secara teknis media pembelajaran lectora inspire merupakan pembaruan dari media konvensional. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan teknologi pendidikan. Dengan demikian, penyajian media ini lebih menarik perhatian siswa. Tujuannya agar siswa semakin mengerti materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Secara teknis pada tahap ini dalam penyampaian materi pembelajaran alangkah baiknya jika menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan slide media pembelajaran. Dengan menggunakan gambar yang menarik siswa akan tertarik memperhatikan materi yang akan disampaikan. Selain itu, siswa akan memahami teks sesuai dengan gambar yang dilihat. Secara teknis penggunaan gambar dapat menarik perhatian siswa. Pada tahap ini penyajian media pembelajaran lectora inspire harus disertai gambar yang sesuai dengan materi. Tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran.
c. Revisi dan Penyempurnaan Produk Lectora Inspire Revisi dan penyempurnaan produk lectora inspire dilakukan setelah media pembelajaran teks prosedur kompleks diuji cobakan kepada siswa. Pada tahap ini uji coba dilakukan pada kelompok kecil dan kelompok besar. Pada kelompok kecil terdiri dari 4 orang dan kelompok besar 14 orang. Melalui penilaian tersebut, dapat diketahui komentar dan saran yang diberikan siswa setelah menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Setelah itu, pada tahap ini akan dilakukan revisi dan penyempurnaan produk lectora inspire sesuai dengan komentar dan saran. Alhasil, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire akan menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
B. Kajian Produk Akhir Produk akhir media pembelajaran berbasis lectora inspire diperoleh berdasarkan penilaian, saran, dan komentar dari validator. Validator tersebut antara lain pakar pembelajaran bahasa Indonesia, media pembelajaran Universitas Sanata Dharma, dan guru bahasa Indonesia kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Produk akhir “Pengembangan Aplikasi Lectora Inspire sebagai Media Alternatif Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Kurikulum 2013 Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang” layak digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Produk akhir dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk). a. Media Lectora Inspire “Pengembangan
Aplikasi
Lectora
Inspire
sebagai
Media
Alternatif
Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Kurikulum 2013 Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang” dikemas menjadi media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif. Media pembelajaran ini terdiri dari background putih dengan kombinasi warna ungu muda. Selain itu, dilengkapi dengan ilustrasi melalui gambar untuk memperjelas pemahaman siswa. Karakter font yang digunakan dari awal hingga akhir disesuaikan harus konsisten yaitu times new roman. Hal ini dapat dilihat dari font judul media dengan size 36 sedangkan font penjelasan materi dengan size 14. Dengan ukuran ini, siswa dapat membaca materi di dalam media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan jelas. Dalam media pembelajaran ini terdiri dari beberapa komponen yaitu, tampilan awal media pembelajaran, petunjuk penggunaan tombol navigasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
petunjuk penggunaan tombol menu, kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi. Komponen-komponen ini tidak berbeda dengan story board yang dibuat. Berikut penjelasan dari komponen-komponen tersebut.
b. Beranda Bagian beranda merupakan tampilan utama. Beranda dalam media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire
berupa slide
dengan tulisan “Media Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks”, logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, tombol button wizard mulai, gambar siswa perempuan berseragam SMA, audio whoosh untuk efek tombol mulai, audio untuk backsound media pembelajaran dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Gambar 46 Tampilan Beranda
c. Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi Bagian petunjuk penggunaan tombol navigasi berisi penjelasan penggunaan dari tiap-tiap tombol button wizard exit, home, help, back, next yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol navigasi berupa slide dengan tulisan “Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi”, logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Gambar 47 Tampilan Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi
d. Petunjuk Penggunaan Tombol Menu Bagian petunjuk penggunaan tombol menu berisi penjelasan penggunaan dari tiap-tiap tombol
kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan
evaluasi yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol menu berupa slide dengan tulisan “Petunjuk Penggunaan Tombol Menu”, logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada slide petunjuk penggunaan tombol menu. Setelah itu, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Gambar 48 Tampilan Petunjuk Penggunaan Tombol Menu
e. Kompetensi Bagian kompetensi berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol kompetensi berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, gambar peta Indonesia dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu kompetensi yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan, dan indikator. Selain itu, tersedia juga tombol materi, games, daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
pustaka, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 49 Tampilan Kompetensi
f. Materi Bagian materi berisi bahan ajar memahami dan menginterpretasi yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Penggunaan tombol materi berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, gambar siswa SMA laki-laki dan perempuan, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu materi yang terdiri dari memahami dan menginterpretasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
Selain itu, tersedia juga tombol kompetensi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 50 Tampilan Materi
g. Games Bagian games berisi permainan yang melatih tingkat pemahaman siswa yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat games bola basket, puzzle, algojo, dan terjun bebas. Penggunaan tombol games berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
kotak berwarna ungu tua yang ada pada tombol menu materi yang terdiri dari memahami dan menginterpretasi. Selain itu, tersedia juga tombol kompetensi, materi, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 51 Tampilan Games
h. Daftar Pustaka Bagian daftar pustaka berisi rujukan bahan ajar yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat daftar pustaka dilengkapi dengan nama penulis, tahun terbit, judul buku, tempat penerbit, dan penerbit. Penggunaan tombol daftar pustaka berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke tombol kompetensi, materi, games, penyusun, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 52 Tampilan Daftar Pustaka
i. Penyusun Bagian penyusun berisi biodata peneliti yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat penyusun dilengkapi dengan nama lengkap, tempat tanggal lahir, prodi, nomor handphone, dan email. Penggunaan tombol penyusun berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
button wizard exit, home, help, back, dan next, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, foto peneliti, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke tombol kompetensi, materi, games, daftar pustaka, dan evaluasi. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 53 Tampilan Penyusun
j. Evaluasi Bagian evaluasi berisi latihan untuk menguji tingkat pemahaman siswa yang akan ditemui ketika menggunakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire. Pada media pembelajaran ini terdapat evaluasi dilengkapi dengan mengisi identitas siswa yaitu nama lengkap dan nim, soal latihan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
terdiri dari lima soal benar-salah, lima soal pilihan ganda, dan lima soal isian singkat, serta nilai akhir yaitu lulus atau gagal. Penggunaan tombol evaluasi berupa slide dengan logo Universitas Sanata Dharma, tombol button wizard exit, home, help, back, dan next, tombol button wizard selesai, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, gambar laki-laki dan perempuan, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina. Pengguna dapat mengarahkan kursor ke tombol kompetensi, materi, games, dan daftar pustaka. Kemudian, pengguna dapat mengklik tombol tersebut. Alhasil, slide akan berpindah ke halaman yang akan dituju.
Gambar 52 Tampilan Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
C. Kelebihan Produk Peneliti memaparkan beberapa kelebihan produk yaitu: 1) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire tidak memerlukan jaringan internet saat memproduksi dan menggunakannya. 2) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire terdiri dari beberapa templates yang menarik dengan tipe color, mobile, tablet, templates online, dan my templates. 3) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire dapat menampilkan teks, gambar, audio, video, dan audio visual. 4) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire dapat menampilkan games bola basket, puzzle, algojo, terjun bebas, dll yang berisi pertanyaan terkait materi pembelajaran. 5) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire dapat membuat soal evaluasi yaitu, benar/salah, pilihan ganda, isian singkat, dll. Selanjutnya, pembelajar dapat melihat skor di akhir setelah selesai mengerjakan soal evaluasi. 6) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
D. Kekurangan Produk Adapun beberapa kekurangan dari produk ini yaitu: 1) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire dapat digunakan dengan fasilitas yang mendukung. Fasilitas tersebut antara lain laptop, komputer, viewer, LCD, dan speaker. 2) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire tidak dapat menampilkan games jika laptop atau komputer tidak memiliki adobe flash player. 3) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire memerlukan ketelitian ketika memproduksi agar menghasilkan media pembelajaran yang menarik. 4) Produk media pembelajaran berbasis lectora inspire akan menurunkan fokus dan konsentrasi saat pembelajaran ketika digunakan saat suasana kelas ramai.
E. Pembahasan Media merupakan alat informasi yang berfungsi menyampaikan pesan sebagai sumber belajar seperti audio, video, dan audio visual kepada penerima pesan (receiver) yang tujuannya untuk memotivasi minat belajar siswa. Berdasarkan kebutuhan sekolah perlu dikembangkan media pembelajaran yang inovatif melalui teknologi komputer dengan menggunakan aplikasi lectora inspire sebagai media pembelajaran teks prosedur kompleks kurikulum 2013 kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Pengembangan aplikasi ini dibuat untuk menarik perhatian siswa dalam menjelaskan materi yang akan diberikan. Harapannya metode pembelajaran menggunakan aplikasi lectora inspire ini lebih efektif dan dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
tingkat pemahaman siswa. Namun, sebelum digunakan media pembelajaran teks prosedur berbasis lectora inspire yang dibuat harus divalidasi oleh dosen ahli materi dan media Universitas Sanata Dharma beserta guru bahasa Indonesia kemudian diuji cobakan di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminar Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil validasi yang dilakukan pada 1 Juni 2016 oleh Bapak C selaku dosen ahli materi mendapat skor 4,86 dengan kategori baik untuk kelayakan materi pembelajaran teks prosedur kompleks, pada 27 Mei 2016 oleh Bapak B selaku dosen ahli media mendapat skor 5,00 dengan kategori “sangat baik” untuk kelayakan media pembelajaran teks prosedur kompleks, dan pada 11 Juni 2016 oleh Bapak A selaku guru bahasa Indonesia mendapat skor 4,73 dengan kategori “sangat baik” untuk kelayakan materi pembelajaran teks prosedur kompleks. Tahap selanjutnya, peneliti melakukan validasi lapangan. Validasi lapangan dibagi menjadi uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil validasi uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada Sabtu, 11 Juni 2016 dengan jumlah 4 siswa kelas X pada pukul 08:00-09:30 WIB selama 2 jam pelajaran (2x45 menit) mendapat skor 4,40 dengan kategori “sangat baik” dan uji coba kelompok besar dengan jumlah 14 siswa kelas X pada pukul 09:30-11:00 WIB selama 2 jam pelajaran (2x45 menit) mendapat skor 4,37 dengan kategori “sangat baik”. Produk yang berupa media pembelajaran teks prosedur berbasis lectora inspire yang dikembangkan ini layak untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Pangkalpinang. Alasannya media pembelajaran ini sesuai dengan prinsip pemilihan media menurut Sanjaya (2008: 224) sesuai dengan (1) Tujuan yang akan dicapai. Pada media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire tujuan yang ingin dicapai adalah mengembangkan kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. (2) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. Jika dikaitkan dengan hal ini peneliti sudah menyesuaikan dengan kebutuhan siswa dimana media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dibuat dengan inovasi baru yang dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. (3) Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pada hal ini media ini dapat digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi dan dapat digunakan siswa secara individu. (4) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. Pada tahap ini media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire menyajikan tidak hanya berupa teks melainkan terdapat audio, visual, dan audio visual. (5) Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat bahwa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang terdapat fasilitas yang lengkap terdiri dari komputer satu set, wifi, hotspot, dan proyektor, sudah ada semuanya. Selain itu, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire ini sesuai dengan tujuan dan manfaat media pembelajaran menurut Sanaky
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
(2013: 5-6) antara lain sebagai berikut. (1) Tujuan media pembelajaran yaitu pertama, mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang telah dibuat merupakan inovasi baru yang dapat mempermudah proses pembelajaran. Selain, menyajikan materi pembelajaran juga menyajikan soal evaluasi untuk menguji tingkat pemahaman siswa. Kedua, meningkatkan efisiensi antara materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. Pada hal ini media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire ini sudah diperhitungkan dalam hal penggunaannya. Alhasil, dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ketiga, membantu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini siswa diharapkan fokus dikarenakan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat memusatkan perhatian siswa dengan tampilan yang menarik. (2) Manfaat media pembelajaran yaitu pertama, pengajaran lebih menarik perhatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Pada tahap ini media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire ini menggunakan ilustrasi yang sesuai dengan materi. Hal ini dilakukan agar siswa tertarik akan materi yang disampaikan. Kedua, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya. Hal ini dapat dilihat dari penyampaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ketiga, metode pembelajaran bervariasi. Dalam hal ini ada baiknya guru tidak hanya menggunakan satu metode sehingga siswa tidak merasa bosan. Keempat, pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Tujuannya agar siswa lebih aktif dan guru menjadi fasilitator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Dengan demikian, produk media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat membantu pembelajaran siswa di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari tampilan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang dapat membantu pembelajaran siswa menjadi dua arah. Pada pembelajaran ini siswa secara langsung berinteraksi menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire yang memuat kompetensi, materi, games,
daftar
pustaka,
penyusun,
dan
evaluasi.
Menurut
Schade
(dalam Munir, 2013: 104) mengemukakan “Multimedia improves sensory stimulation, particulary due to the inclusion of inclusion of interactivity”. Kajian Schade juga telah menjadikan penggunaan tayangan 3D dapat meningkatkan ingatan sebanyak 60%. Multimedia juga memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D dengan menarik, sekiranya kurikulum pembelajaran dapat dirancang secara sistematik, komunikatif dan interaktif sepanjang proses pembelajaran. Alhasil, media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire merupakan pembelajaran inovatif. Suyatno (2009: 6-7) menyatakan secara harfiah definisi pembelajaran inovatif mengandung makna pembaruan. Dengan demikian, dapat disimpulkan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire layak digunakan dengan kualitas yang baik sebagai media pembelajaran yang inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti memaparkan beberapa hal yakni (1) kesimpulan, (2) implikasi dan (3) saran.
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan “Pengembangan Aplikasi Lectora Inspire sebagai Media Alternatif Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Kurikulum 2013 Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang” yaitu sebagai berikut. 1. Media pembelajaran teks prosedur kompleks dikembangkan menggunakan langkah-langkah menurut Borg & Gall dalam Sukmadinata (2011: 169-170) yang terdiri dari sepuluh tahapan. Namun, peneliti melakukan modifikasi dari langkah-langkah tersebut yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Hasil modifikasi menjadi tujuh langkah yaitu (1) Penelitian dan pengumpulan data (research
and
information
collecting),
(2)
Perencanaan
(planning),
(3) Pengembangan draf produk (develop preliminary from of product), (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision), (6) Uji coba lapangan (main field testing), dan (7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
2. Media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire merupakan inovasi baru dalam pembuatan media pembelajaran. Alhasil, uji coba produk dapat dilakukan setelah media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire di validasi oleh ahli materi dan media dari Universitas Sanata Dharma serta guru bahasa Indonesia Sekolah Menengah Agama Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Validasi dilakukan untuk menguji kualitas baik atau buruknya media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire yang digunakan sebagai media alternatif pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, dapat diketahui layak atau tidak media pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian para ahli materi, ahli media, dan guru bahasa Indonesia sesuai dengan indikator yang diberikan pada instrumen. Berdasarkan hasil validasi yaitu ahli materi memberikan skor 4,86 dengan kategori “sangat baik”, ahli media memberikan skor 5,00 dengan kategori “sangat baik”, dan guru bahasa Indonesia
memberikan
skor
4,73
dengan
kategori
“sangat
baik”
menyimpulkan bahwa materi dan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire berkualitas baik dan layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi.
B. Implikasi Pengembangan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat dimanfaatkan sebagai inovasi baru dalam pembuatan media pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Selain itu, pengembangan media pembelajaran berbasis lectora inspire dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang berguna untuk mengukur kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire dapat digunakan di sekolah. Namun, penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal di antaranya sebagai berikut. 1. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan kebutuhan siswa. 2. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. 3. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan tingkat pemahaman siswa. 4. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan metode yang akan diterapkan di kelas. 5. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan lingkungan belajar siswa.
C. Saran Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan media pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lectora inspire adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
1. Penggunaan aplikasi lectora inspire disarankan menggunakan aplikasi time stopper yang berguna untuk memperpanjang waktu trial sehingga dapat digunakan lebih lama lagi. 2. Penggunaan aplikasi lectora inspire disarankan menggunakan aplikasi adobe flash player yang berguna untuk menampilkan games pada media pembelajaran bahasa Indonesia. 3. Tampilan materi pembelajaran berbasis lectora inspire harus memperhatikan aspek kompetensi, isi materi (content), desain pesan, serta bahasa dan komunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa. 4. Tampilan media pembelajaran berbasis lectora inspire harus memperhatikan ilustrasi, tipografi, layout, aspek interaksi, dan aspek media yang bertujuan untuk membuat inovasi baru dalam pembuatan media pembelajaran bahasa Indonesia. 5. Penggunaan aplikasi lectora inspire pada media pembelajaran harus menggunakan komputer atau laptop. Namun, diperlukan fasilitas lainnya yaitu LCD (Liquid Crysta Display) dan viewer untuk penggunaan di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama. Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Dewita, Tiara. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Menulis Puisi Berbasis Lectora Inspire dengan Metode Self Directed Learning untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Jetis Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Fadlillah. M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Gall, M. R., Joyce P.Gall, & Walter R. Borg. 2007. Educational Research. New York: Pearson. https://awan965.wordpress.com/2013/06/30/silabus-kurikulum-2013-untuk-sma/ diunduh via internet. Jumat, 16 September 2016. Pukul 16:27 WIB. http://brainly.co.id/tugas/2707267diunduh via internet. Kamis, 6 Mei 2016. Pukul 09:26 WIB. http://documents.tips/education/soal-bahasa-indonesia-materi-teks-prosedur-danteks-negosiasi.html via internet. Kamis, 6 Mei 2016. Pukul 09:30 WIB. http://listikaristanti.blogspot.co.id/2014/06/soal-teks-prosedur-kompleks.html via internet. Kamis, 6 Mei 2016. Pukul 09:42 WIB. http://musseloktv.blogspot.co.id/2014/05/soal-prosedur-kompleks.html diunduh via internet. Kamis, 6 Mei 2016. Pukul 09:34 WIB. http://nerissasesaristaxipa1.blogspot.co.id/2014/06/soal-soal-tentang-negosiasidan.html diunduh via internet. Kamis, 6 Mei 2016. Pukul 09:38 WIB. Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Kosasih, Engkos. 2013. Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Kustandi, Cecep., Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Mas’ud Muhamad. 2014. Membuat Multimedia Pembelajaran dengan Lectora. Yogyakarta: Pustaka Shonif. Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munandi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Munir. 2013. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. ____________. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. ____________. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana. ____________. 2014. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sari, Aulia Ratna. 2015. Keefektifan Media Pembelajaran Flash Card dalam Pembelajaran Menulis Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Soehendro, Bambang. 2006. Panduan Penyusunan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukarjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sukiman. 2012. Pengembangan Media. Yogyakarta: Pedagogia. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Tarigan, Hendry. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tuginem, Muhyadi. 2014. Keefektifan Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Lectora di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga Sleman. Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan, Vol. 2, No. 2, hal 233-249. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan. Widoyomoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yustinah. 2013. Produktif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA DAN MA (WAJIB)
Satuan Pendidikan
: SMA
Kelas
:X
Kompetensi Inti
:
KI 1 : KI 2 :
KI 3 :
KI 4 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan
Materi Pokok -
Pembelajaran -
Penilaian -
Alokasi Waktu -
Sumber Belajar -
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat teks prosedur kompleks mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik.
-
-
-
-
-
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. 4.1 Menginterpretasi makna teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan.
Materi Pokok Pengenalan struktur isi teks prosedur kompleks Pengenalan ciri bahasa teks prosedur kompleks Pemahaman isi teks prosedur kompleks Makna kata, istilah dalam teks prosedur kompleks Pemahaman isi teks prosedur kompleks
Pembelajaran Mengamati: Membaca teks tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks Menanya: Bertanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi bacaan Mengumpulkan Informasi Mencari dari berbagai sumber informasi tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks Menalar/Mengasosiasikan Mendiskusikan tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks
Penilaian Tugas: Para siswa diminta berdiskusi untuk memahami struktur dan kaidah teks prosedur kompleks Secara individual peserta didik diminta menginterpreta si makna teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulis.
Alokasi Waktu 2x45
Sumber Belajar Buku Siswa Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X Buku Siswa Produktif Berbahasa Indonesia
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses Menalar/Mengasosiasikan: mengumpulkan data, analisis data, Mendiskusikan 203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks Menyimpulkan hal-hal terpenting dalam struktur dan kaidah teks prosedur kompleks
Mengkomunikasikan Menulis laporan kerja kelompok tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks Membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, siswa lain memberikan tanggapan Menginterpretasi makna teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan
Penilaian mengumpulkan data, analisis data, dan pembuatan laporan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Portofolio: Menilai laporan peserta didik tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks. Tes Tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan menginterpretasi makna teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan.
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
2.
3.
2.1 Menunjukkan sikap 2.1.1 tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat 2.1.2 teks prosedur kompleks mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik. 3.1 Memahami struktur dan 3.1.1 kaidah teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. 3.1.2
3.1.3
4.
1.1 Menginterpretasi makna 1.1.1 teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan. 1.1.2
Siswa mampu menunjukkan perilaku tanggung jawab saat mengerjakan tugas individu dengan baik. Siswa mampu menunjukkan perilaku peduli terhadap apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta. Siswa mampu mengemukakan definisi teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa mampu menentukan struktur teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa mampu menerangkan teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa mampu menafsirkan makna teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa mampu membuat makna teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan.
A. Tujuan Pembelajaran 1. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik mampu menunjukan sikap bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. 2. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik mampu menunjukan sikap mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri. 3. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik mampu menunjukan sikap mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu. 4. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan perilaku tanggung jawab saat mengerjakan tugas individu dengan baik. 5. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan peduli terhadap apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
6. Setelah proses pembelajaran, peserta didik mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikan informasi mengenai teks prosedur kompleks baik lisan maupun tulisan. 7. Siswa dapat mengemukakan teks proses kompleks. 8. Siswa dapat menetukan struktur teks prosedur kompleks baik lisan maupun tulisan. 9. Siswa dapat menerangkan kaidah teks prosedur kompleks baik lisan maupun tulisan. 10. Siswa dapat menafsirkan makna teks prosedur kompleks baik lisan maupun tulisan. 11. Siswa dapat membuat makna teks prosedur kompleks baik lisan maupun tulisan sesuai dengan kaidah. B. 1. 2. 3. 4. 5.
Materi Pembelajaran Definisi teks prosedur kompleks. Struktur teks prosedur kompleks. Kaidah teks prosedur kompleks. Menafsirkan makna teks prosedur kompleks. Membuat makna teks prosedur kompleks.
C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Saintifik Guru menggunakan 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunkasikan) agar pembelajaran semakin terstruktur. 2. Metode Inkuiri Siswa mencari tahu sendiri tentang materi yang akan dipelajari. Pada umumnya pada metode inkuiri lebih menekankan pada konsep yang menemukan. Guru hanya berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif.
3. Strategi Diskusi dan Penugasan Guru memberikan tugas kemudian siswa akan mengerjakannya dengan cara diskusi dengan kelompok dan melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. D. 1. 2. 3.
Media, Bahan, dan Alat Media : Teks Prosedur Kompleks Alat : LCD, Laptop, dan Buku Teks Sumber Pemelajaran :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Yustinah. 2013. Produktif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. Deskripsi Kegiatan 1. Pendahuluan atau kegiatan awal a. Orientasi Guru menyapa siswa, lalu siswa menjawab. Salah satu siswa diminta memimpin doa. Guru memastikan kehadiran siswa/presensi.
b. Apersepsi Guru bertanya pada siswa tentang materi yang sudah pernah dipelajari. Guru menghubungkan materi yang sudah pernah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari.
c. Motivasi Guru memberikan dorongan pada siswa supaya dapat melakukan proses belajar mengajar dengan penuh semangat.
2.
d. Pemberian Acuan Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan Inti a. Mengamati Siswa mencari tahu sendiri tentang materi yang akan dipelajari mengenai definisi, struktur, dan kaidah teks prosedur kompleks.
Alokasi Waktu 15 Menit 4 Menit
4 Menit
3 Menit
4 Menit
60 Menit
5 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
b. Menanya Siswa melakukan tanya jawab tentang struktur dan kaidah kebahasaan yang membangun teks prosedur kompleks. c. Mengumpulkan informasi Siswa menentukan struktur yang membangun teks prosedur kompleks. Siswa menerangkan kaidah yang membangun teks prosedur kompleks. d. Menalar/Mengasosiasikan Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang siswa. Siswa diminta menafsirkan struktur teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa diminta membuat ungkapan teks prosedur kompleks baik melalui lisan maupun tulisan. Siswa diminta berdiskusi dalam kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. e. Mengkomunikasikan Siswa menyampaikan hasil pemahaman tentang menginterpretasikan teks prosedur kompleks dalam kelompok secara lisan di depan kelas dan dikumpulkan.
3.
Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru memberikan penguatan tentang materi pembelajaran yang telah dibahas. Siswa dan guru merefleksikan pembelajaran. Siswa dan guru berdoa, kemudian guru menutup pembelajaran yang diakhiri dengan salam.
10 Menit
20 Menit
10 Menit
15 Menit
15 Menit 4 Menit 4 Menit 4 Menit 3 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
F. Penilaian a. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik Observasi
Bentuk Instrumen Lembar Pengamatan Sikap
b. Lembar Pengamatan Sikap Spiritual Mensyukuri Bersyukur atas Mengucapkan kemampuan nikmat dan syukur ketika manusia dalam No. Nama Siswa karunia Tuhan berhasil mengendalikan Yang Maha Esa mengerjakan diri sesuatu 1. 2. 3. 4. 5.
ST
BT
ST
BT
ST
BT
Keterangan: ST (Sudah Tampak): Jika siswa sudah tampak memiliki sikap bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Jika siswa sudah tampak mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri. BT (Belum Tampak): Jika siswa mampu mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Jika siswa belum menunjukan sikap bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Jika siswa belum menunjukkan sikap mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
Penulisannya diberikan dengan tanda centang () c. Lembar Pengamatan Sikap Sosial Aspek Penilaian No. Nama Siswa Tanggung Jawab Peduli 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah Skor
Keterangan
Keterangan: Beri tanda centang () jika siswa menunjukkan perilaku tanggung jawab/peduli. Beri tanda silang (X) jika siswa tidak menunjukkan perilaku tanggung jawab/peduli. d. Instrumen Penilaian Pengetahuan No. Aspek yang dinilai 1. Mengemukakan definisi teks prosedur kompleks. 2. Menentukan struktur teks prosedur kompleks. 3. Menerangkan kaidah teks prosedur kompleks. 4. Menafsirkan makna teks prosedur kompleks. 5. Membuat makna teks prosedur kompleks.
1
2
Keterangan: Skor Indikator 4 Penjelasan amat luas, lengkap, dan terjabar. 3 Penjelasan luas, lengkap, dan terjabar. 2 Penjelasan kurang luas, kurang lengkap, dan kurangg terjabar. 1 Penjelasan tidak luas, tidak lengkap, dan tidak terjabar.
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
LAMPIRAN MATERI A. Definisi Teks Prosedur Kompleks Kosasih (2013: 153) menyatakan bahwa teks prosedur kompleks merupakan teks yang mengutamakan ketepataan dalam hal urutan. Langkah-langkah kegiatan yang kita kemukakan harus benar. Kekeliruan dalam urutan bisa menyebabkan hasil dari kegiatan menjadi gagal, atau bahkan mencelakakan.
B. Struktur Teks Prosedur Kompleks Kosasih (2013: 125-126) menyatakan secara umum, struktur teks prosedur kompleks terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. a. Pendahuluan diisi dengan pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian pembahasan. Pada bagian ini, mungkin pula dikemukakan tujuan dari penulisan petunjuk itu sendiri. b. Pembahasan diisi dengan petunjuk atau langkah-langkah pengerjaan sesuatu yang disusun serta sistematis. Pada umumnya, penyusunannya mengikuti urutan waktu, yang bersifat kronologis. Dalam petunjuk yang serupa resep, bagian ini berisikan penjelasan tentang alat, bahan, dan langkah-langkah perjalanannya. Terdapat tiga kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur kompleks. 1. Teks yang berisi cara-cara menggunakan alat, benda, ataupun perangkat lain yang sejenisnya. Sebagai contoh, cara menggunakan komputer atau cara mengendarai mobil secara manual. 2. Teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. Sebagai contoh, cara-cara melamar pekerjaan, cara membaca buku secara efektif, dan cara-cara berolahraga untuk penderita sakit jantung. 3. Teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu. Sebagai contoh, cara-cara menikmati hidup dan cara-cara melepaskan kebosanan. c. Penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa simpulan.
C. Kaidah Teks Prosedur Kompleks Yustinah (2013: 125-126) menyatakan kaidah-kaidah yang berlaku pada teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
1. Menggunakan kalimat imperatif, deklaratif, dan interogatif Kalimat imperatif disebut juga kalimat perintah. Kalimat ini berfungsi untuk memerintah. Dalam teks prosedur kompleks, kita harus mengenali kalimat-kalimat perintah. Kalimat perintah bermanfaat untuk menyusun langkah-langkah dalam teks prosedur kompleks. Kalimat deklaratif disebut juga kalimat pernyataan. Kalimat ini berfungi untuk menyatakan informasi atau berita. Dalam teks prosedur kompleks kita harus mengenali kalimat-kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif bermanfaat untuk menyusun teks prosedur kompleks pada bagian pengantar. Bagian pengantar sangat penting karena membuka isi teks, mencantumkan tujuan, dan menjelaskan bagian untuk menuju langkah-langkah. Kalimat interogatif disebut juga kalimat pernyataan. Kalimat ini berfungsi untuk bertanya. Dalam teks prosedur kompleks, kita harus mengenali kalimat-kalimat interogatif. Kalimat interogatif bermanfaat untuk menyusun teks prosedur kompleks pada bagian menuju langkahlangkah. Kalimat ini menghubungkan pengantar dan langkah-langkah. 2. Menggunakan urutan/langkah Prosedur kompleks menggunakan urutan langkah untuk satu tahapan perintah dengan perintah lain sampai tahapan itu usai. Langkah itu harus urut. Tidak boleh dibalik atau salah satunya dihilangkan, sebab hal itu akan membuat tahapan alur kerja dalam prosedur kompleks menjadi tidak utuh. 3. Menggunakan nomina dan partisipan Nomina adalah kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat abstrak/konsep, misalnya kursi, bangunan, dan keputusan. Partisipan dalam prosedur kompleks biasanya manusia secara umum, seperti pengendara, Anda, kita, disesuaikan dengan konteks kalimat. 4. Menggunakan verba/kata kerja Verba/kata kerja adalah kata yang menunjukkan aksi, peristiwa/keadaan, misalnya menulis, melihat, dan menyaksikan. Kata kerja dalam prosedur kompleks biasanya berupa verba tingkah laku (verba yang mengacu pada ungkapan verbal) atau verba material (verba yang mengacu pada tindakan fisik). Contoh verba tingkah laku: menerima, menolak, dan sebagainya. Contoh verba material: menulis, membaca, menyetir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
5. Menggunakan konjungsi Kongjungsi yang digunakan dalam prosedur kompleks biasanya berupa kongjungsi temporal, seperti pertama, kedua, ketiga, selanjutnya, sesudah itu, dan kemudian. D. Menginterpretasi Teks Prosedur Kompleks Yustinah (2013: 128) menyatakan membaca dan memahami teks prosedur kompleks dalam bentuk petunjuk penggunaan sangat penting jika kita hendak melakukan suatu kegiatan. Tujuan yang dicantumkan jelas, langkah-langkah jelas, alur kerja jelas, jenis kegiatan juga jelas. Jika semua tertulis secara terperinci, seseorang akan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan alur. Untuk memenuhi kriteria ini, perlu dilakukan proses menginterprestasi makna teks prosedur kompleks. Yustinah (2013: 130) menyatakan dalam kehidupan sehari-hari, rumah merupakan kebutuhan pokok penduduk. Permasalahan perumahan termasuk permasalahan kependudukan yang mendesak. Teks prosedur kompleks di atas merupakan teks yang memuat kriteria prosedur kompleks pada umumnya. Teks tersenut termasuk prosedur kompleks yang sempurna. Dari segi kriteria, teks prosedur kompleks di atas telah memenuhi standar. Struktur teksnya sudah memuat tujuan, dilengkapi dengan langkahlangkah (prosedur) menulur alur, serta penutup. Dari segi isi, teks prosedur kompleks di atas berisi petunjuk mengenai cara memilih rumah yang tepat, yang meliputi luas rumah, bentuk rumah, lokasi rumah, harga, dan cicilannya. Dengan kriteria yang jelas, pembaca dapat mempertimbangkan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan perumahan. Dari segi makna, teks prosedur kompleks ini dapat diinterpretasikan sebagai petunjuk pemilihan rumah yang tepat. Teks ini memberi gambaran yang sangat jelas sehingga pembaca merasa mendapatkan informasi secara maksimal apabila hendak memilih rumah. Trik dan tips dalam memilih rumah harus diperhatikan. Bagimana jadinya jika kebutuhan akan rumah tidak dapat dipenuhi oleh sebagian warga negara? Perlukah masalah perumahan menempati daftar urutan teratas dalam perioritas pembangunan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
PEDOMAN WAWANCARA GURU NAMA JABATAN No 1.
2.
3.
4.
: Antonius Aris Wibowo, S.Pd. : Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia
Pertanyaan Menurut Bapak, pentingkah peran pembelajaran dalam Indonesia?
Jawaban seberapa Peran media pembelajaran dalam media pembelajaran bahasa Indonesia sangat bahasa penting karena dapat memberikan motivasi kepada siswa dan pembelajaran itu sendiri jadi lebih menarik dengan menggunakan media pembelajaran. Disamping itu bisa melatih kreativitas guru saat menggunakan media pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan materinya masing-masing. Apakah Bapak, menggunakan Saat saya mengajar bahasa Indonesia di media saat melakukan proses dalam kelas dari kelas persiapan pertama, belajar mengajar di dalam kelas? kelas X, kelas XI, dan kelas XII saya Jika ya, media (software) apakah menggunakan media pembelajaran di yang dominan digunakan? dalam kelas. Media yang saya gunakan adalah media powerpoint dilengkapi dengan laptop, viewer, dan speaker jika diperlukan. Apakah metode yang Bapak Metode yang saya gunakan dalam pergunakan dalam menggali teks pembelajaran bahasa Indonesia yang ada dalam pembelajaran bermacam-macam ada metode tanyabahasa Indonesia? Jika ya, metode jawab, kerja kelompok, metode ceramah, apakah yang dominan digunakan? metode diskusi, dan metode jigsaw. Metode yang dominan digunakan adalah metode diskusi, metode ceramah, dan metode jigsaw. Apakah Bapak mengalami kendala Selama saya mengajar dua tahun di sini dalam memberikan materi teks secara khusus pembelajaran bahasa pembelajaran bahasa Indonesia Indonesia di Sekolah Menengah Agama kepada siswa? Jika ya, bagaimana kendala yang saya alami adalah lupa cara Bapak mengatasi kendala dengan materi majas dan imbuhan. tersebut? Padahal itu adalah materi saat perkuliahan. Jadi yang saya lakukan adalah sebelum mengajar saya ke perpustakaan untuk membaca materi yang berkaitan dengan materi majas dan imbuhan serta membuka materi kuliah yang diberikan oleh dosen saya dulu yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
No
Pertanyaan
5.
Apakah siswa tertarik/memberikan perhatian khusus saat Bapak menyampaikan materi teks pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran?
6.
Apakah Bapak, mengalami kesulitan dalam membuat media pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif?
7.
Menurut Bapak, apakah perlu dikembangkan media pembelajaran yang inovatif dan berbasis komputer? Jika ya, bagaimana dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
Jawaban Pak Karmin. Selain itu, membuka materi morfologi tentang imbuhan dan menerapkannya di dalam kelas dengan media pembelajaran powerpoint. Ya, saat saya menggunakan media pembelajaran powerpoint menggunakan viewer siswa itu sangat tertarik dimana saya bisa menuangkan kreativitas di dalamnya. Saya tambahkan gambargambar lucu, kemudian saya tambahkan musik klasik di dalam powerpoint itu jadi mereka selama mendengarkan ada musik klasik sedikit sehingga siswa itu tertarik. Materi yang disampaikan menggunakan template yang menarik. Saya rasa tidak ya, karena setiap manusia itu perlu belajar hal yang baru. Jadi jika ada hal yang baru ya harus dipelajari biar pun susah. Kita bisa tertarik dengan media-media yang baru. Lebih tertantang dari pada dengan media yang lama yang perlu mengetahui media yang baru juga. Menurut saya penting ya dikembangkan media pembelajaran yang inovatif dan berbasis komputer. Selain, kita memberikan pembelajaran di dalam kelas kita bisa menggunakan laboratorium komputer yang ada di sekolah ini. Dimana fasilitasnya sudah cukup memadai terdiri dari komputer satu set, wifi, hotspot, speaker, dan proyektor, sudah ada semuanya. Jadi perlu sekali dikembangkan pembelajaran berbasis komputer. Supaya siswa itu tidak gagap teknologi. Jadi siswa itu banyak yang dari pulau terpencil kemudian masuk seminari tidak mengenal komputer. Tiba-tiba di seminari ada komputer mereka bisa diajarin. Sehingga bisa membuka dan menutup komputer, bisa mengetik, dan bisa belajar membuat powerpoint. Mereka bisa belajar dengan teman-teman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
No
Pertanyaan
8.
Apakah Bapak pernah menggunakan multimedia sebagai media pengajaran bahasa Indonesia selain powerpoint? Jika ya, multimedia apa yang Bapak pergunakan dalam pembelajaran tersebut? Apakah Bapak mengetahui dan pernah menggunaan software lectora inspire untuk kegiatan pembelajaran?
9.
10. Apakah yang Bapak pikirkan mengenai media pembelajaran lecora inspire yang akan di pergunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia? 11. Menurut Bapak, apakah lecora inspire dapat di pergunakan di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang?
Jawaban sudah bisa. Jadi sangat penting sekali pembelajaran berbasis komputer. Multimedia yang saya gunakan selain powerpoint tidak ada. Paling di dalam kelas jika sesuai dengan materi biasanya saya menampilkan video drama dan video pembacaan pantun. Itu saja yang membuat siswa tertarik. Belum, saya baru pertama kali mendengarkan software lectora inspire bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Tertarik untuk mempelajarinya dimana di dalamnya terdapat materi dan games untuk pembelajaran siswa dan lebih menarik perhatian siswa. Ya, karena aplikasi lecora inspire bisa digunakan dalam mata pelajaran lainnya. Tidak harus bahasa Indonesia saja. Namun, mata pelajaran lain seperti sejarah, geografi, PKN, dan sosiologi. Agar guru-guru bisa mempelajari hal yang baru dan diterapkan di dalam kelas. Sehingga siswa juga tertarik dengan hal yang baru.
12. Apakah saran Bapak untuk peneliti Saran saya semoga media pembelajaran dalam mengembangkan media lectora inspire ini bisa membangkitkan pembelajaran? ketertarikan siswa dalam belajar. Apalagi jika semua siswanya laki-laki seperti di seminari ini jadi harus bisa membuat inovasi baru dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
PEDOMAN WAWANCARA SISWA NAMA JABATAN No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
: Vincentius Alfano Agung Nugroho : Siswa Kelas X
Pertanyaan Jawaban Menurut Anda, bagaimana Sejauh yang saya rasakan di seminari pembelajaran bahasa Indonesia di ketika belajar bahasa Indonesia kelas? membosankan. Apalagi pembawaan gurunya hanya menjelaskan terus-menerus tanpa membentuk suasana dan kondisi kelas yang lebih menarik, lebih kondusif sehingga kami merasa bosan. Apakah Anda mengalami Ya, hambatan pasti ada. Hambatannya hambatan/kesulitan dalam belajar penjelasan guru terlalu panjang. Jadi sulit bahasa Indonesia? Jika ya, apa mendapatkan kesimpulan karena guru hambatannya? menjelaskan terus-menerus, terkadang jika guru memberikan pertanyaan siswa bingung harus menjawab karena penjelasan yang panjang. Jadi secara tidak langsung siswa diminta menyimpulkan sendiri. Bagaimana menurut Anda, jika Kalau saya justru menarik, sebuah inovasi pembelajaran di dalam kelas baru setidaknya situasi kelas lebih menggunakan media menarik karena menggunakan media pembelajaran? pembelajaran. Media apakah yang digunakan Sejauh ini yang kami rasakan biasanya oleh guru saat menjelaskan materi guru bahasa Indonesia kami menggunakan pembelajaran bahasa Indonesia? microsoft word selain itu microsoft powerpoint. Namun, yang dominan menggunakan microsoft word. Biasanya langsung ditayangkan menggunakan in focus dengan font tulisan yang sudah dibesarkan sehingga bisa dijangkau sampai barisan belakang. Apakah Anda mampu Ya. mengoperasikan komputer/laptop (natebook/tablet)? Apakah Anda sering menggunakan Selama di seminari seminggu hanya satu komputer? Jika ya, berapa jam kali yaitu dua jam. Selain itu, di luar dari setiap harinya? jam seminari biasanya hari minggu yaitu ketika waktu ambulatio (berjalan) dari jam 09.00-12.00 WIB biasanya sebagian anak seminari akan pergi ke warung internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
No 7.
Pertanyaan Bagaimana pendapat Anda jika materi pembelajaran dikemas dengan berbasis komputer? Apakah menarik/tidak? Jika ya, bagaimana dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran bahasa Indonesia? 8. Apakah Anda pernah menggunakan multimedia sebagai media belajar bahasa Indonesia? Jika ya, multimedia apa yang Anda pergunakan dalam belajar? 9. Apakah Anda mengetahui software multimedia lectora inspire untuk kegiatan belajar? 10. Apakah Anda pernah menggunakan software multimedia lectora inspire untuk kegiatan belajar? 11. Apa yang Anda pikirkan mengenai multimedia lectora inspire yang akan di pergunakan saat belajar bahasa Indonesia?
12. Menurut Anda, kendala apa saja yang ditemukan ketika mengembangkan media berbasis multimedia? 13. Menurut Anda, apakah lectora inspire dapat di pergunakan di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang?
Jawaban Saya setuju, karena sangat menarik dan lebih sistematis. Dengan media berbasis komputer kita langsung mendapatkan gambaran tanpa harus membayangkannya. Selain itu, tersedia audio, visual, dan audio visual. Belum pernah.
Belum tahu sama sekali.
Belum.
Pertama kali saya mendengar mengenai multimedia lectora inspire saya pikir semacam permaianan dan pasti ini lebih menarik. Apalagi setelah dijelaskan cara penggunaannya. Terdapat materi di dalamnya. Saya berpikir jika digunakan di sekolah-sekolah siswa pasti lebih cepat menangkap materi, sistematis, dan lebih senang karena kondisi kelasnya pasti lebih menyenangkan dari pada model ceramah yang terlalu panjang. Menurut saya kendala yang ditemukan adalah ketika harus membuat media lagi dengan bab (materi) baru. Membutuhkan kreativitas yang lebih supaya siswa lebih tertarik. Jika dikembangkan di seminari saya setuju karena bagus dan sistematis. Namun, pertimbangannya di seminari jam pemakaian komputernya masih kurang.
14. Apakah saran Anda untuk peneliti Saran saya adalah lebih dikembangkan dalam mengembangkan media lagi supaya bisa dikenal banyak orang dan pembelajaran? bisa berinovasi lagi. Apalagi ini zamannya teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH AGAMA KATOLIK SEMINARI MARIO JOHN BOEN PANGKALPINANG No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nis 0050 0052 0053 0054 0055 0057 0058 0059 0063 0064 0066 0068 0069 0072 0073 0076 0077 0079
Nama Agustinus Kurniawan Alberto Baresa Tantowidio Alfiyanto Vincentius Alfano Agung Nugroho Atanasius Bernadus Aldi Cornelis Nuba Sakti Felix Donald Hutapea Gregorius Agung Wuring Nivak Heribertus Alma Bugis Juventus Roberto Roy Leonardo Aditya Bagus Pratama Marianus Bhia Mikael Rijoi Paulo Alfredo De Peter Tom Berry Eduart S. Valentinus Fernandes Yohanes R. Yuliandry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
HASIL ANALISIS KEBUTUHAN SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH AGAMA KATOLIK SEMINARI MARIO JOHN BOEN PANGKALPINANG
No
1.
Butir-butir Pertanyaan
Pendapat tentang pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Penggunaan media pembelajaran. 3. Media (software) yang sering digunakan guru. 4. Pendapat tentang media pembelajaran bahasa Indonesia. 5. Fasilitas di sekolah untuk menggunakan komputer sebagai media pembelajaran. 6. Kelemahan memakai media pembelajaran. 7. Kegiatan membuat teks prosedur kompleks dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 8. Pembelajaran teks prosedur kompleks menggunakan media lebih mudah dipahami. 9. Pembelajaran teks prosedur kompleks menggunakan media (lectora inspire). 10. Media (lectora inspire) yang akan digunakan pada pembelajaran teks prosedur kompleks.
Alternatif Jumlah Jawaban Jawaban Terbanyak A B C D E 9 1 - 8 - A : Menyenangkan 14 -
4 12
-
4
8
5
2
2
- A : Ya 2 B : Microsoft Powerpoint 1 A : Menarik
18
-
-
-
-
4
3
9
-
-
-
9
-
3
C : Membutuhkan kreativitas 6 B : Mudah
18
-
-
-
-
A : Ya
18
-
-
-
-
A : Ya
2
7
4
5
-
B : Inovatif
A : Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X HASIL UJI COBA KELOMPOK KECIL SEKOLAH MENENGAH AGAMA KATOLIK SEMINARI MARIO JOHN BOEN PANGKALPINANG
No 1. 2. 3. 4.
Nis 0054 0073 0077 0079
Nama Vincentius Alfano Agung Nugroho Paulo Alfredo De Peter Valentinus Fernandes Yohanes R. Yuliandry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan Kelompok Kecil 4 Siswa Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang No. Indikator 1. Menggunakan ilustrasi yang sesuai dengan materi 2. Ilustrasi dengan materi sudah jelas 3. Pemilihan warna sesuai dengan tulisan dan karakter siswa 4. Menggunakan warna yang sesuai pada huruf 5. Menggunakan ukuran spasi yang sesuai 6. Menggunakan ukuran huruf yang sesuai dengan materi pelajaran 7. Menggunakan jenis huruf yang sesuai 8. Indikator sudah jelas 9. Indikator dapat dipahami 10. Tujuan dan materi pembelajaran sesuai 11. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi 12. Pesan dalam materi lengkap 13. Susunan penyajian pesan dalam materi sesuai 14. Media pembelajaran menarik 15. Menggunakan musik (audio, video, dan audio visual) Jumlah Jumlah X Skala Penilaian Jumlah Total Rata-Rata Keterangan
1 0
2 0
Item 3 0
0 0
0 0
2 1
1 1
1 2
0
0
0
1
3
0 0
0 0
0 0
2 2
2 2
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 1 1 0 0
1 1 1 1 1
3 2 2 3 3
0 0
0 0
1 1
1 2
2 1
0 0
0 0
0 0
0 0
4 4
0 0
0 0
4 2
5 2
7 17 21 68 264 4,40 Sangat Baik
35 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X HASIL UJI COBA KELOMPOK KECIL SEKOLAH MENENGAH AGAMA KATOLIK SEMINARI MARIO JOHN BOEN PANGKALPINANG
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nis 0050 0052 0053 0055 0057 0058 0059 0063 0064 0066 0068 0069 0072 0076
Nama Agustinus Kurniawan Alberto Baresa Tantowidio Alfiyanto Atanasius Bernadus Aldi Cornelis Nuba Sakti Felix Donald Hutapea Gregorius Agung Wuring Nivak Heribertus Alma Bugis Juventus Roberto Roy Leonardo Aditya Bagus Pratama Marianus Bhia Mikael Rijoi Tom Berry Eduart S.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248
Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan Kelompok Besar 14 Siswa Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang No. Indikator 1. Menggunakan ilustrasi yang sesuai dengan materi 2. Ilustrasi dengan materi sudah jelas 3. Pemilihan warna sesuai dengan tulisan dan karakter siswa 4. Menggunakan warna yang sesuai pada huruf 5. Menggunakan ukuran spasi yang sesuai 6. Menggunakan ukuran huruf yang sesuai dengan materi pelajaran 7. Menggunakan jenis huruf yang sesuai 8. Indikator sudah jelas 9. Indikator dapat dipahami 10. Tujuan dan materi pembelajaran sesuai 11. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi 12. Pesan dalam materi lengkap 13. Susunan penyajian pesan dalam materi sesuai 14. Media pembelajaran menarik 15. Menggunakan musik (audio, video, dan audio visual) Jumlah Jumlah X Skala Penilaian Jumlah Total Rata-Rata Keterangan
1 0
2 0
Item 3 1
0 0
0 0
1 5
6 7
7 2
0
0
1
7
6
0 0
0 0
1 1
4 4
9 9
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
2 1 3 1 2
5 5 7 6 5
7 8 4 7 7
0 0
0 0
2 2
8 7
4 5
0 0
0 0
1 1
5 2
8 11
0 0
0 0
4 4
5 9
25 82 75 328 918 4,37 Sangat Baik
103 515
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
Storyboard Media Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Berbasis Lectora Inspire
1. Beranda Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol mulai, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara judul “Media Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks”.
Keterangan Media pembelajaran teks prosedur berbasis lectora inspire berjudul “Media Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks” merupakan tampilan utama pada bagian beranda. Tampilan slide beranda terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, tombol button wizard mulai, gambar siswa perempuan berseragam SMA, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
2. Petunjuk Penggunaan Tombol Navigasi Visual
Audio Audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara teks petunjuk penggunaan tombol navigasi dan keterangannya.
Keterangan Tampilan slide petunjuk penggunaan tombol navigasi terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, petunjuk penggunaan tombol navigasi dan keterangannya, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
3. Petunjuk Penggunaan Tombol Menu Visual
Audio Audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara teks petunjuk penggunaan tombol menu dan keterangannya.
Keterangan Tampilan slide petunjuk penggunaan tombol menu terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, petunjuk penggunaan tombol menu dan keterangannya, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
4. Kompetensi Visual
Audio Audio whoosh tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, tombol kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan.
Keterangan Tampilan slide kompetensi terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, tombol kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan beserta keterangannya jika diklik, gambar peta Indonesia, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
5. Kompetensi Inti Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara kompetensi inti dan keterangannya.
Keterangan Tampilan slide kompetensi inti terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, kompetensi inti dan keterangannya, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
6. Kompetensi Dasar Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara kompetensi dasar dan keterangannya.
Keterangan Tampilan slide kompetensi dasar terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, kompetensi dasar dan keterangannya, gambar yang letaknya di sebelah kanan teks dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255
7. Indikator Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara indikator 3.1.1, 3.1.2, dan 3.1.3 beserta keterangannya.
Keterangan Tampilan slide indikator terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, indikator 3.1.1, 3.1.2, dan 3.1.3 beserta keterangannya, gambar yang letaknya di sebelah kanan teks dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256
8. Indikator Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara indikator 4.1.1 dan 4.1.2 beserta keterangannya.
Keterangan Tampilan slide indikator terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, indikator 4.1.1 dan 4.1.2 beserta keterangannya, gambar yang letaknya di sebelah kanan teks dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257
9. Tujuan Pembelajaran Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara tujuan pembelajaran dan keterangannya.
Keterangan Tampilan slide tujuan pembelajaran terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, tujuan pembelajaran dan keterangannya, gambar yang letaknya di bawah teks dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258
10. Peta Konsep Media Pembelajaran Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara peta konsep dan keterangannya jika di klik.
Keterangan Tampilan slide peta konsep media pembelajaran terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, gambar yang letaknya di tengah tombol menu dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259
11. Materi Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, tombol materi yang terdiri dari memahami dan menginterpretasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara materi memahami dan menginterpretasi beserta keterangannya jika di klik.
Keterangan Tampilan slide materi media pembelajaran terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, gambar siswa SMA perempuan dan laki-laki yang letaknya di tengah tombol materi memahami dan menginterpretasi beserta keterangannya jika di klik dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260
12. Peta Konsep Materi Pembelajaran Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol materi yang terdiri dari definisi, struktur, kaidah-kaidah, video, latihan, dan cara menginterpretasi, audio untuk backsound media pembelajaran, dan audio rekaman suara peta konsep yang terdiri dari materi dan keterangannya jika di klik.
Keterangan Tampilan slide peta konsep media pembelajaran terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol materi yang terdiri dari definisi, struktur, kaidah-kaidah, video, latihan, dan cara menginterpretasi beserta keterangannya jika diklik, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261
13. Definisi Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara materi definisi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide definisi terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi definisi teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262
14. Struktur Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara materi struktur teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide struktur terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi struktur teks prosedur kompleks, gambar yang berbentuk bagan, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263
15. Pendahuluan Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara materi pendahuluan teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide pendahuluan terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi pendahuluan teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di kiri teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264
16. Pembahasan Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, tombol kategori pembahasan, serta audio rekaman suara materi pembahasan teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide pembahasan terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi pembahasan teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di kiri teks, tombol kategori pembahasan beserta keterangannya jika di klik, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265
17. Pembahasan Kategori 1 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara pembahasan kategori 1 teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide pembahasan kategori 1 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi pembahasan kategori 1 teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266
18. Pembahasan Kategori 2 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara pembahasan kategori 2 teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide pembahasan kategori 2 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi pembahasan kategori 2 teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267
19. Pembahasan Kategori 3 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara pembahasan kategori 3 teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide pembahasan kategori 3 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi pembahasan kategori 3 teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268
20. Penutup Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara penutup teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide penutup terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi penutup teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di kiri teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269
21. Kaidah-kaidah Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara kaidah-kaidah teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide kaidah-kaidah terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi kaidah-kaidah teks prosedur kompleks beserta keterangannya jika diklik, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270
22. Kalimat Imperatif Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara kalimat imperatif teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide kalimat imperatif terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi kalimat imperatif teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271
23. Kalimat Deklaratif Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara kalimat deklaratif teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide kalimat deklaratif terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi kalimat deklaratif teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272
24. Kalimat Interogatif Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara kalimat interogatif teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide kalimat interogatif terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi kalimat interogatif teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273
25. Urutan/Langkah Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara urutan/langkah teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide urutan/langkah terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi urutan/langkah teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274
26. Nomina/Partisipan Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara nomina/partisipan teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide nomina/partisipan terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi nomina/partisipan teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275
27. Verba/Kata Kerja Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara verba/kata kerja teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide verba/kata kerja terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi verba/kata kerja teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276
28. Konjungsi Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio rekaman suara konjungsi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide konjungsi terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, materi konjungsi teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277
29. Video Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta video teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide video terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, video teks prosedur kompleks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 278
30. Soal Latihan Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio soal latihan teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide soal latihan terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal latihan teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 279
31. Cara Menginterpretasi Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, tombol segi kriteria, segi isi, dan segi makna, serta audio soal cara menginterpretasi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide cara menginterpretasi dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, cara menginterpretasi teks prosedur kompleks, bagan yang terdiri tombol segi kriteria, segi isi, dan segi makna, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280
32. Segi Kriteria Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio segi kriteria teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide segi kriteria terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, segi kriteria teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 281
33. Segi Isi Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio segi isi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide segi isi terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, segi isi teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 282
34. Segi Makna Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio segi makna teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide segi makna terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, segi makna teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 283
35. Bola Basket Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta games bola basket.
Keterangan Tampilan slide games bola basket terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, games bola basket, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 284
36. Puzzle Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta games puzzle.
Keterangan Tampilan slide games puzzle terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, games puzzle, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285
37. Algojo Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta games algojo.
Keterangan Tampilan slide games algojo terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, games algojo, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 286
38. Terjun Bebas Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta games terjun bebas.
Keterangan Tampilan slide games terjun bebas terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, games terjun bebas, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 287
39. Daftar Pustaka Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio daftar pustaka teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide daftar pustaka terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, daftar pustaka teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 288
40. Biodata Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta audio biodata teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide biodata terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, biodata, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 289
41. Evaluasi Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, tombol mulai, audio untuk backsound media pembelajaran, serta audio identitas nama dan nis untuk evalusi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide evaluasi terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, back, dan next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, identitas nama dan nis untuk evalusi teks prosedur kompleks, gambar yang letaknya di kanan teks, tombol mulai, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 290
42. Soal Benar/Salah Nomor 1 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal benar/salah nomor 1 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal benar/salah nomor 1, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 291
43. Soal Benar/Salah Nomor 2 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal benar/salah nomor 2 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal benar/salah nomor 2, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 292
44. Soal Benar/Salah Nomor 3 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal benar/salah nomor 3 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal benar/salah nomor 3, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 293
45. Soal Benar/Salah Nomor 4 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal benar/salah nomor 4 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal benar/salah nomor 4, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 294
46. Soal Benar/Salah Nomor 5 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal benar/salah nomor 5 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal benar/salah nomor 5, gambar yang letaknya di bawah teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295
47. Soal Pilihan Ganda Nomor 6 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal pilihan ganda nomor 6 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal pilihan ganda nomor 6, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 296
48. Soal Pilihan Ganda Nomor 7 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal pilihan ganda nomor 7 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal pilihan ganda nomor 7, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 297
49. Soal Pilihan Ganda Nomor 8 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal pilihan ganda nomor 8 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal pilihan ganda nomor 8, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 298
50. Soal Pilihan Ganda Nomor 9 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal pilihan ganda nomor 9 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal pilihan ganda nomor 9, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 299
51. Soal Pilihan Ganda Nomor 10 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal pilihan ganda nomor 10 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal pilihan ganda nomor 10, gambar yang letaknya di kanan teks, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 300
52. Soal Isian Singkat Nomor 11 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal isian singkat nomor 11 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal isian singkat nomor 11, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 301
53. Soal Isian Singkat Nomor 12 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal isian singkat nomor 12 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal isian singkat nomor 12, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 302
54. Soal Isian Singkat Nomor 13 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal isian singkat nomor 13 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal isian singkat nomor 13, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 303
55. Soal Isian Singkat Nomor 14 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi.
Keterangan Tampilan slide soal isian singkat nomor 14 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal isian singkat nomor 14, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 304
56. Soal Isian Singkat Nomor 15 Visual
Audio Audio whoosh untuk efek tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi, serta tombol selesai,
Keterangan Tampilan slide soal isian singkat nomor 15 terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi next, tombol menu yang terdiri dari kompetensi, materi, games, daftar pustaka, penyusun, dan evaluasi beserta keterangannya jika diklik, soal isian singkat nomor 15, gambar yang letaknya di kanan teks, tombol selesai, dan copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 305
57. Selamat Anda Lulus Visual
Audio Audio tepuk tangan untuk siswa yang lulus mengerjakan soal evaluasi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide selamat Anda lulus terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, dan next, hasil evaluasi atas nama siswa dan nilai, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 306
58. Selamat Anda Gagal Visual
Audio Audio bayi menangis untuk siswa yang gagal mengerjakan soal evaluasi teks prosedur kompleks.
Keterangan Tampilan slide maaf Anda gagal terdiri dari logo Universitas Sanata Dharma, latar berwarna putih dengan kombinasi warna ungu tua dan ungu muda, tombol navigasi exit, home, help, dan next, hasil evaluasi atas nama siswa dan nilai, serta copyright 2016 Maria Yunita Anggelina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 307
Dokumentasi
Keterangan: Persiapan Wawancara Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa
Keterangan: Analisis Kebutuhan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 308
Keterangan: Angkatan ke 3 Siswa Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang
Keterangan: Uji Coba Kelompok Kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 309
Keterangan: Uji Coba Kelompok Besar
Keterangan: Kepala Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang RD. Aloysius Angus, M.Pd. dan guru bahasa Indonesia Antonius Aris Wibowo, S.Pd. beserta angkatan ke 3 Siswa Kelas X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Maria Yunita Anggelina lahir di Batam, 1 Juni 1993. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Yulianus Yulius dan Wilisitas Niran Waruwahang. Penulis menempuh pendidikan TKSMP di Yos Sudarso Batam pada tahun 20002009, dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 5 Batam pada tahun 2009-2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sejak tahun 2012. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Organisasi yang diikuti adalah Cana Community dan menjabat sebagai koordinator tata laksana periode kepengurusan 2013/2014, serta menjadi ketua periode kepengurusan 2014/2015. Selain itu, penulis terlibat dalam beberapa kepanitiaan antara lain: Perayaan Pekan Suci menjabat sebagai Ketua Umum tahun 2013, Inisiasi Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia menjabat sebagai Wakil Ketua tahun 2015, Panitia Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) Ke-37 tahun 2015 menjabat sebagai notulis, dan lain sebagainya. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diakhiri penulis pada tahun 2016 dengan membuat skripsi yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Lectora Inspire sebagai Media Alternatif Pembelajaran Teks Prosedur Kompleks Kurikulum 2013 Kelas X Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang”.
310