BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
4.1
Konsep Perancangan
HEPOL BUILDING
HANNINE RESTO
Gedung Perkantoran
Restoran Korea
Bangunan dengan konsep modern
Specialities restautant
Suasana khas Korea
Nyaman Tenang
Budaya Korea Rumah tradisional Korea
Korean Cuisine
Modern Korean
EKLEKTIK
Bentuk Bangunan
Modern
Hanok
Bentuk Furniture Material Warna an
Korean Ornamen Elmen Dekoratif
Bagan 4.1 Konsep Perancangan Sumber: analisa penulis
186
http://digilib.mercubuana.ac.id/
The Convenience of Hanok
187
4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya mengacu pada dua faktor, yaitu Hepol Building sebagai gedung (lokasi) restoran dan Hannine Resto sebagai proyek perancangan. Dimana Hepol building yang merupakan sebuah gedung perkantoran dengan desain modern dan Hannine Resto yang masuk ke dalam klasifikasi restoran specialities restaurant dengan sajian menu Korean cuisine.
Berdasarkan tabel 3.1
disimpulkan bahwa gaya yang diterapkan merupakan kombinasi dari gaya modern dan tradisional (Korea), yaitu gaya eklektik. Desain eklektik merupakan percampuran beberapa gaya desain dari beberapa periode waktu dan tempat yang berbeda dan dipadukan menjadi satu1. Dimana dalam hal ini perpaduan antara gaya modern dan tradisional Korea. Gaya modern yang diterapkan pada penggunaan bentuk bangunan dan furniture sedangkan gaya tradisional Korea diterapkan pada penggunaan material, warna serta ornamen pada furniture interiornya. Gaya eklektik ini juga ditampilkan melalui pernak-pernik interior, seperti: art work, lampu dan lainnya ditambah dengan konsep back to nature yang sesuai dengan konsep arsitektur tradisional Korea yang menampilkan taman pada setiap huniannya.
Gambar 4.1 Ilustrasi Ruang Eklektik Sumber: www.google.com 1
Diakses dari www.edupaint.com/pojok-unik/pojok-unik-interior/4561-eklektik-lambang-kebebasanekspresi-dalam-desain-arsitektur.html pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 22.15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
188
4.1.2 Konsep Tema Berdasarkan latar belakang dan data pengunjung yang telah dianalisa pada bab sebelumnya dimana pada latar belakang dibahas mengenai Korean Wave yang merupakan peristiwa dimana budaya Korea menjadi sangat digemari oleh banyak orang serta data konsumen yang datang dengan tujuan yang sama, yakni ingin menikmati makanan dan menikmati suasana khas Korea maka terpilihlah tema Hanok (rumah tradisional masyarakat Korea). Melalui Hanok penulis mencoba mengaplikasikan ciri khas dari bangunan tersebut seperti bentuk atap, pintu dan jendela yang akan ditampilkan dengan menyesuaikan kondisi bangunan yang ada.
Gambar 4.2 Hanok Sumber: www.google.com
4.1.3
Transformasi Bentuk Kebudayaan Korea Berikut beberapa tradisi dari kebudayaan Korea baik ornamen maupun
makanan
tradisionalnya
yang
diaplikasikan
pada
Perancangan Interior dan Furniture Korean Restaurant Hannine Resto.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
189
a. Mugunghwa Bunga nasional Korea adalah Mugunghwa (무궁화) atau Bunga Mawar dari Sharon. Mugunghwa melambangkan Korea dan mempunyai arti “bunga yang tidak pernah berhenti berkembang”. Mugunghwa melambangkan keinginan bangsa Korea untuk berjaya selamanya.
Bentuk Mugunghwa diaplikasikan pada partisi serta furniture untuk sandaran kursi area semi publik 3 dan VIP, merupakan bentuk ornamen utama yang digunakan pada setiap desain yang ada di restoran ini dengan makna dapat memberikan kejayaan dan terus berkembang bagi Hannine Resto. b. Mulhwak Mulhwak adalah salah satu ciri khas desain pada bangunan Korea yang berupa kolam batu yang dihiasi dengan bunga teratai. Mulhwak asli Korea biasanya dibuat dengan huruf “L”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
190
Bentuk Mulhwak diaplikasikan pada partisi serta furniture untuk sandaran kursi area semi publik 3 dan VIP, dengan makna desain berdasarkan bentuk dasar dari Mulhwak ini yaitu bentuk persegi yang memiliki filosofi keseimbangan. Hal ini sesuai dengan prinsip Geomansi Korea yang menekankan adanya keseimbangan baik itu antara manusia dengan alam maupun sebaliknya. c. Cheoma Cheoma merupakan bagian pinggir atap yang melengkung ke atas pada bangunan Hanok. Biasanya material yang digunakan untuk atap tradisional Korea ini terbagi 2, yaitu atap yang terbuat dari genting (Giwajip) dan jerami (Chogajip). Namun, untuk perancangan ini menggunakan kayu, hanya bentuknya saja yang diaplikasikan kedalam desain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
191
Bentuk Cheoma diaplikasikan sebagai elemen dekoratif pada beberapa bagian, yaitu: Pintu masuk, resepsionis, studio foto, area semi publik, Bar, serta atap pada bangunan di rooftop. Bentuk lengkung pada atap ini umumnya menentukan jumlah cahaya yang masuk kedalam ruangan. d. Pintu dan Jendela Untuk memperkuat kesan Hanok pada restoran, maka penulis menerapkan desain pintu dan jendela tradisional Korea. Yang diterapkan pada pintu masuk utama, area foto, serta VIP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
192
(rooftop). Dengan menggunakan bentuk patra geometris Korea.
4.2
Citra Ruang Citra yang ditampilkan adalah kesan nyaman, tenang, hangat dan private. Konsep ini didasarkan pada faktor data konsumen yang datang ke restoran ini, dimana pengunjung yang pada umumnya merupaka remaja pecinta Korea (K-Lovers), namun tidak sedikit pula yang datang bersama keluarga ataupun rekan bisnis. Tujuan mereka sama, yakni ingin menikmati makanan dan menikmati suasana khas Korea yang tenang dan nyaman.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
193
Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka penulis mengaplikasikan konsep The Convenience of Hanok atau memunculkan kesan nyaman yang akan didapat saat pengunjung berada dan menikmati suasana restoran sekaligus tenang dan privat.
Gambar 4.3 Ilustrasi Citra Ruang Sumber: www.google.com
4.3
Konsep Warna Warna yang digunakan berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu warna berdasarkan karakteristik bangunan Korea sebagai warna utama dan warna berdasarkan hanbok (pakaian tradisional) yang merupakan salah budaya Korea sebagai warna dekoratif. -
Warna utama
-
Warna dekoratif
Warna-warna di Korea memiliki simbolisme tradisional dan makna yang terkait. Warna-warna yang digunakan dalam lukisan di atap dan kolom
http://digilib.mercubuana.ac.id/
194
dari kuil Korea disebut sebagai Dancheong. Lima warna utama hitam, biru, kuning dan putih mengacu pada lima unsur filsafat Cina klasik. Warna kuning di Korea dikaitkan dengan bumi, hitam dengan air, putih dengan logam, hijau / biru dengan kayu dan merah dengan api. Warnawarna yang juga terkait dengan musim, yaitu: hijau untuk musim semi, merah untuk musim panas, kuning untuk akhir musim panas, putih untuk musim gugur dan musim dingin hitam, untuk dan bahkan waktu tertentu dalam sehari. Warna Dancheong juga mewakili arah: biru (timur), putih (barat), merah (selatan), hitam (utara) dan kuning (pusat).
Gambar 4.4 Dancheong Sumber: www.buddhism.org
4.4
Konsep Material Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, material yang akan digunakan berdasarkan konsep tradisional Korea. Pemilihan material juga didasarkan atas dasar kemudahan perawatan. 4.4.1 No.
1.
Lantai Jenis Ruang
Entrance
Material
Keramik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Image
195
2.
Kasir
Laminate
3.
Bar
Keramik
4.
Dining Area 1
5.
Dining Area 2 Vinyl
6.
Dining Area 3
7.
Perpustakaan
8.
Studio Foto
9.
Kasir Foto
10.
Waiting Room
11.
VIP Room
12.
Meeting Room (pengunjung)
13.
Ruang Manajer
14.
Ruang Chef
15.
Ruang Pegawai
16.
Locker Room
17.
Ruang Cetak Foto
18.
Kamar Ganti Pengunjung
19.
Kamar Ganti Pegawai
20.
Dapur
21.
Dr y& Cold Storage
22.
Storage
Laminate
Keramik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
196
23.
Toilet Pegawai
24.
Toilet Pengunjung Wanita
25.
Toilet Pengunjung Pria
26.
Musholla
4.4.2
Keramik
Karpet
Tabel 4.1 Konsep Material Lantai Sumber: analisa penulis
Dinding No.
Jenis Ruang
Material
1.
Entrance
Panel Kayu
2.
Kasir
Kertas hanji
3.
Bar
4.
Dining Area 1
5.
Dining Area 2
6.
Dining Area 3
7.
Perpustakaan
8.
Studio Foto
Wallpaper
9.
Kasir Foto
Panel kayu
10.
Waiting Room
Kertas hanji
11.
VIP Room
Panel Kayu
12.
Meeting Room
Kertas hanji
13.
Ruang Manajer
14.
Ruang Chef
15.
Ruang Pegawai
16.
Locker Room
17.
Ruang Cetak Foto
18.
Kamar Ganti Pengunjung
19.
Kamar Ganti Pegawai
20.
Dapur
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Panel Kayu Kertas hanji Wallpaper Cat
Cat dinding
Keramik Cat dinding
197
21.
Dry & Cold Storage
22.
Storage
23.
Toilet Pegawai
24.
Toilet Pengunjung Wanita
25.
Toilet Pengunjung Pria
26.
Musholla
Cat dinding
Tabel 4.2 Konsep Material Dinding Sumber: analisa penulis
4.4.3
Plafond No.
Jenis Ruang
1.
Entrance
2.
Kasir
3.
Bar
4.
Dining Area 1
5.
Dining Area 2
6.
Dining Area 3
7.
Perpustakaan
8.
Studio Foto
9.
Kasir Foto
10.
Waiting Room
11.
VIP Room
12.
Meeting Room
13.
Ruang Manajer
14.
Ruang Chef
15.
Ruang Pegawai
16.
Locker Room
17.
Ruang Cetak Foto
18.
Kamar Ganti Pengunjung
19.
Kamar Ganti Pegawai
20.
Dapur
21.
Dry & Cold Storage
22.
Storage
23.
Toilet Pegawai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Material
Gypsum
Kayu
Gypsum
198
24.
Toilet Pengunjung Wanita
25.
Toilet Pengunjung Pria
26.
Musholla Tabel 4.3 Konsep Material Plafond Sumber: analisa penulis
Tabel 4.5 Konsep Plafond Sumber: google.com
4.5
Konsep Furniture No.
Jenis Ruang
Konsep Furniture
1.
Entrance
2.
Kasir
3.
Bar
4.
Dining Area 1
5.
Dining Area 2
6.
Dining Area 3
7.
Perpustakaan
8.
Studio Foto
Loose furniture system
9.
Kasir Foto
Built-in furniture system
10.
Waiting Room
Loose furniture system
11.
VIP Room
Loose furniture system
12.
Meeting Room (pengunjung)
Loose furniture system
13.
Ruang Manajer
14.
Ruang Chef
15.
Ruang Pegawai
16.
Locker Room
17.
Ruang Cetak Foto
Built-in furniture system Built-in furniture system
Loose furniture system
Built-in furniture system
Loose furniture system
http://digilib.mercubuana.ac.id/
199
18.
Kamar Ganti Pengunjung
19.
Kamar Ganti Pegawai
20.
Dapur
21.
Dry & Cold Storage
22.
Storage
23.
Toilet Pegawai Pria
24.
Toilet Pengunjung Wanita
25.
Toilet Pengunjung Pria
26.
Musholla
Built-in furniture system
Loose furniture system Tabel 4.4 Konsep Furniture Sumber: analisa penulis
4.6
Konsep Pencahayaan Café atau restoran membutuhkan pencahayaan yang mendukung privasi saat
menyantap
makanan.
Pencahayaan
berperan
penting
dalam
pembentukan mood dan atmosfer ruangan restoran. Pencahayaan yang tepat juga dapat mempengaruhi tampilan makanan sehingga makanan dapat lebih membangkitkan selera. Dibutuhkan tingkat pencahayaan makanan yang cukup untuk mengenali makanan dan membaca menu serta mencegah pelayan atau pengunjung agar tidak tersandung. 4.6.1
Pencahayaan Alami Cahaya alami masuk kedalam area restoran melalui jendela-jendela yang ada di depan, samping kiri dan kanan gedung, sedangkan pada lantai 6 cahaya alami dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk area sirkulasi karena konsep semi open restaurant. Dan khusus untuk VIP room menggunakan cahaya alami dan buatan.
4.6.2 No.
1.
Pencahayaan Buatan Jenis Ruang
Entrance
Teknik Pencahayaan
Sumber Cahaya
Downlight
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Buatan LED
Jenis Pencahayaan General lighting
200
Fluorescent
2.
Kasir
3.
Bar
Downlight
4.
Dining Area 1
Downlight
LED
5.
Dining Area 2
Downlight
LED
6.
Dining Area 3
Downlight
LED
7.
Perpustakaan
Downlight
LED
8.
Studio Foto
Downlight
LED
9.
Kasir Foto
Downlight
LED
10.
Waiting Room
Downlight
LED
11.
VIP Room
Downlight
LED
Accent lighting
12.
Meeting Room
Downlight
Fluorescent
General
(TL)
lighting
13.
Ruang Manajer
Downlight
LED
14.
Ruang Chef
Downlight
LED
15.
Ruang Pegawai
Downlight
LED
16.
Locker Room
Downlight
LED
17.
Ruang Cetak Foto
Downlight
LED
Downlight
LED
Downlight
LED
18. 19.
Hidden Lamp
Kamar Ganti Pengunjung Kamar Ganti Pegawai
(TL) Fluorescent (TL)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Accent lighting
Accent lighting General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting Accent lighting General lighting
General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting
201
20. 21.
Dapur Dry & Cold Storage
Downlight
LED
Downlight
LED
22.
Storage
Downlight
LED
23.
Toilet Pegawai
Downlight
LED
Downlight
LED
Downlight
LED
Downlight
LED
24. 25. 26.
Toilet Pengunjung Wanita Toilet Pengunjung Pria Musholla
General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting General lighting
Tabel 4.5 Konsep Pencahayaan Sumber: analisa penulis
4.7
Konsep Penghawaan Konsep penghawaan menggunakan penghawaan alami dan buatan sama seperti pada konsep pencahayaan. AC yang digunakan adalah AC central yang telah tersedia dan penambahan AC split untuk area tertentu.
Gambar 4.6 Air Conditioner Sumber: (kiri) yonan.en.alibaba.com (kanan)www.thermospace.com
4.8
Konsep Akustika Ruang Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, restoran ini memiliki area semi publik, privat dan servis. Pada area privat tentunya membutuhkan kondisi ruang yang lebih tenang, tidak mendapat gangguan (kebisingan) dari area lain maupun dari luar gedung. Oleh karea itu pemilihan material pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
202
lantai, dinding dan plafon harus diperhatikan. Pemilihan material yang tepat akan meredam suara agar tidak keluar ruang. Untuk itu pada beberapa ruang seperti ruang rapat menggunakan material yang dapat meredam suara seperti karpet sebagai penutup lantai. 4.9
Konsep Signage Pada signage, prinsip dasar desain yang digunakan yaitu menggunakan gabungan antara teks dan simbol. Karena dengan penggabungan ini dirasa lebih efektif karena dapat dibaca oleh seluruh kalangan. Dan untuk semakin memperjelas dan memudahkan pengunjung melihat signage, akan menggunakan bantuan pencahayaan pada signage.
Gambar 4.7 Desain Signage Sumber: www.designersign.com
4.10
Image Ruang Image Ruang
Image Furniture
Entrance
Meja penerima tamu
Spesifikasi Meja
penerima
tamu
menggunakan material kayu solid dengan desain yang simpel namun tetap dapat menunjukkan
identitas
restoran. (sumber: SamWon House) Kasir
Cashier counter
Cashier
juga
counter
menggunakan material kayu yang dilengkapi juga dengan pencahayaan
yang
akan
memberikan kesan warm
http://digilib.mercubuana.ac.id/
203
Bar Meja Bar
Meja bar dengan bentuk persegi panjang yang dihiasi dengan ornamen khas Korea.
Meja dan kursi terbuat dari Dining Area 1
kayu dengan finishing yang lebih
gelap
dengan
grill,
dilengkapi sedangkan
untuk lantai dan dinding menggunakan warna yang lebih cerah Dining Area 2
Meja & kursi Sama dengan dining area 1 perbedaan hanya terdapat di jumlah kursi
Dining Area 3
Kursi Meja dan kursi terbuat dari kayu solid berwarna gelap. Kursi tanpa kaki (lesehan) namun
tetap
sandaran, Meja
memiliki
untuk
meja
dilengkapi dengan grill. Lantai menggunakan parket berwarna
lebih
terang
dibanding furniture nya. Perpustakaan
Rak buku
Masih dengan nuansa yang sama dengan dining area 1 & 2. untuk rak buku berupa kayu
bulat
strukturnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebagai
204
Studio Foto, Kusi
Ruang
yang
untuk
pengunjung
menunggu berfoto.
difungsikan yang
antrian
untuk
Masih
dengan
nuansa hanok. Cashier counter Suasana sama dengan kasir
Kasir Foto, waiting room
dibagian receptionist dengan bentuk keja kasir persegi Kursi
panjang yang dihiasi dengan ornamen
VIP Room, Meeting room
Kursi
Material kursi dan
meja
yaitu kayu solid dengan material lantai parket. Suasana
yang
ingin
ditampilkan yaitu suasana yang
privat
dan
bersifat
kekeluargaan. Ruang Manajer, Chef
Meja dan kursi kerja Suasana ruang masih sama hanya saja lebih simpel.
Ruang Pegawai
Suasana ruang sama dengan ruang manajer
http://digilib.mercubuana.ac.id/
205
Dapur Suasana dapur juga lebih simpel dibanding area makan
Tolet
Wastafel Toilet dominan
dengan
material
kayu
berwarna
coklat muda
Tabel 4.6 Image Ruang Sumber: analisa penulis Image: samwonhouse.com, google.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/