BAB IV ANALISA HANDOVER CELL YANG BERMASALAH
Pada saat pengambilan data di ramayana Tambun terdeteksi bahwa ada sinyal dengan (CI) cell identity 31373 yang mempunyai ARFCN 749 lokasi BTSnya tidak jauh dari gedung ramayana Tambun sekitar 700 meter. BTS ini berfungsi untuk memancarkan sinyal makro sel yang masih dalam area jangkauannya. Adapun lokasi peta gedung ramayana Tambun dan BTS dengan CI 31373 adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Peta lokasi ramayana Tambun dan BTS CI 31373
Handover indoor coverage cell dikatakan berhasil apabila sinyal indoor cell dapat handover ke makro sel dan juga sebaliknya sinyal makro sel bisa handover kembali ke indoor cell. Minimal ada satu makro sel yang dijadikan target dari handover, dari beberapa neighbor cell dari indoor cell tersebut yang sudah didaftarkan oleh O&MC. Berdasarkan data-data yang telah diuraikan pada bab III, bahwa sinyal makro sel ARFCN 749 tidak dapat handover untuk kembali ke sinyal indoor cell ARFCN 572. Pada gambar 4.1 ditampilkan bahwa grafik dengan warna merah menunjukan level SQI, warna hijau untuk 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menunjukkan RXLev dan warna biru untuk menunjukkan RXQual.Full Disamping itu ada garis tebal yang ditunjukkan oleh arah panah, garis tersebut adalah cursor yang menandakan posisi saat sinyal ARFCN 572 masih menjadi dominan serving cell,terlihat bahwa SQI masih bagus levelnya sebesar 30 [untuk range level SQI -20 = X = 30]. Sedangkan untuk RXQual Full levelnya sebesar 0 [untuk range level RXQual Full 7 = X = 0] untuk level RXQual Full dan level SQI tidak ada satuannya sedangkan RXLev Full yang ditunjukkan oleh grafik sebesar -72 dBm [untuk range level RXLev -120dBm = X = 10dBm], namun demikian level RXLev Full sebesar itu masih normal memang karena posisi tersebut sudah menjauh dari antena indoor yang letaknya ada di dalam lobby depan ramayana Tambun, pada pengukuran RXLev Full persis dibawah antena indoor adalah sebesar -32 dBm.
Gambar 4.2 Grafik pada saat sinyal ARFCN 572 masih menjadi dominan serving cell
Pada gambar 4.2 di atas ada keterangan [target handover adalah 0] pada saat dominan serving cell di ARFCN 572, hal ini menunjukkan ARFCN 572 mudah untuk bisa handover ke salah satu neighbor cell yang sudah terdaftar. Namun setelah ARFCN 572 handover ke ARFCN 40 seperti yang akan ditampilkan oleh gambar berikut ini : 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.3 Grafik interferensi setelah handover ARFCN 572 ke ARFCN 40
Pada gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa C/I yang terjadi sangat buruk seperti yang ditunjukkan oleh tanda panah, sinyal yang mempunyai C/I lebih kecil dari 10 dB, secara kualitas suara akan banyak terdapat noise [suara kresek-kresek]. Level RXQual Full yang terekam sebesar 4, dan level SQInya sebesar 25 walaupun RXLev Fullnya cukup bagus -70 dBm. Ini membuktikan bahwa tidak menjamin kalau level sinyal -70 dBm, biasanya kalo pada handphone sinyal masih terlihat 4 bar, namun kualitas suara tidak bagus. Hal ini disebabkan kondisi level RXQual Full dan SQInya yang dapat berubah kalo ada sinyal carrier lain komunikasi
yang interferen dengan sinyal carrier yang digunakan pada saat
berlangsung. Pada gambar 4.3 terlihat target handover adalah 2, ini
menjelaskan bahwa saat menduduki ARFCN 40 kemungkinan untukhandover sebanyak 2 kali yang proses handover- nya tidak sesuai dengan kerja diagram alir algoritma handover [dikarenakan prosentase C/Inya sangat buruk dengan fluktuasi yang tidak teratur dalam interval waktu tersebut]. Setelah handover tersebut tidak terdaftarnya ARFCN 572 pada neighbor cell, sehingga kondisi sinyal dengan mudah mengalami interferen yang kuat dari sinyal ARFCN lain yang ada disekitarnya. Apabila target handover lebih dari 0 (nol), maka 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
ada kemungkinan terjadi pingpong [proses handover hanya berlangsung beberapa detik kemudian handover lagi ke ARFCN yang lainnya sekalipun level sinyal yang menjadi target handover sudah rendah]. Apabila hal ini terjadi maka proses komunikasi akan terganggu, suara terputus-putus dan terdapat delay beberapa detik sehingga informasi yang hendak dikomunikasikan tidak berlangsung dengan baik. Untuk proses handover normal, target handover adalah 0 (nol), kenapa? Karena pada saat komunikasi berlangsung menduduki ARFCN tertentu maka proses handover akan berlangsung sesuai dengan cara kerja diagram alir pada algoritma handover.
Gambar 4.4 Grafik RXQual setelah handover ARFCN 572 ke ARFCN 40
Pada gambar 4.4 terlihat bahwa level RXQual Fullnya selama interferen berlangsung saat menduduki ARFCN 40 adalah buruk sehingga kualitas suara saat komunikasi berlangsung juga ikut berkurang. Begitu juga setelah berada di jangkauan makro sel ARFCN 40 terjadi lagi handover, tetapi bukan ke indoor cell namun handover ke makro sel ARFCN 749.
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.5 Grafik setelah handover ARFCN 40 ke ARFCN 749
Bila kita amati area yang ditunjuk oleh arah panah merupakan grafik setelah handover dari ARFCN 40 ke ARFCN 749 dapat terlihat level RXQual Fullnya baik, tidak ada interferen oleh sinyal ARFCN yang lain, C/Inya sebesar 21 dB adalah level yang baik karena sudah diatas batas minimum 10 dB. Target handover nya 0 (nol) sehingga selama proses pendudukan sinyal ARFCN 749 tidak akan terjadi pingpong. Handover ini berlangsung dengan baik karena tidak ada neighbor cell yang menjadi target sehingga proses handover akan berjalan sesuai dengan diagram alir algoritma handover seperti gambar 2.9. Analisa selanjutnya dapat dilihat pada gambar 4.6.
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.6 Grafik setelah handover ARFCN 749 ke ARFCN 729
Pada gambar diatas terlihat bahwa level sinyal SQI sebesar 30 dan RXQual Full sebesar 0, menunjukkan sinyal untuk bicara saat komunikasi berlangsung mempunyai kualitas yang baik. Namun perlu diperhatikan pula bahwa target handovernya adalah 1 (satu), hal ini menunjukkan masih ada kemungkinan terjadinya pingpong yang bisa mengakibatkan sinyal handover pada saat level neighbor cell yang menjadi target adalah level sinyalnya rendah. C/I saat pendudukan sinyal ARFCN 729 adalah sebesar 19,4 dB yang menunjukkan tidak terdapat interferen pada saat komunikasi berlangsung.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.7 Grafik setelah handover ARFCN 729 ke ARFCN 749
Pada gambar diatas terlihat bahwa terjadi lagi dari ARFCN 729 ke ARFCN 749, bahwa level sinyal SQI sebesar 30 dan RXQual Full sebesar 0, menunjukkan sinyal untuk bicara saat komunikasi berlangsung mempunyai kualitas yang baik. Namun perlu diperhatikan pula bahwa target handovernya adalah 1 (satu), hal ini menunjukkan masih ada kemungkinan terjadinya pingpong yang bisa mengakibatkan sinyal handover pada saat level neighbor cell yang menjadi target adalah level sinyalnya rendah. Karena lokasi BTS dengan CI 31373 yang memiliki sinyal ARFCN 749 sekitar 700 meter dari gedung ramayana Tambun, maka untuk mengetahui seberapa besar level sinyal BTS dengan CI 31373 memancarkan sinyal ARFCN 749 yang semestinya diterima oleh MS di dalam gedung ramayana tersebut, agar tidak menggangu proses handover. Berikut ini perhitungan redaman propagasi untuk ARFCN 749 dengan site ID 31373, dimana pada data saat call end di dalam lobby ramayana Tambun adalah sebesar -75 dBm. Apakah level tersebut normal atau tidak ? berikut spesifikasi BTS dengan site ID 31373 sebagai berikut : -
Frekuensi kerja
= 1745 Mhz
-
Tinggi antena BTS (h) = 25 meter 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
Tinggi antena MS (hbts) = 1,5 meter
-
Daya Pancar (Prx) = 38 dBm
-
gain antena
= 17 dBi
-
Loss feeder
= 3 Db
EIRP = Prx – Loss feeder + Gain antenna = 38 – 3 + 17 = 52 dBm Untuk menghitung redaman propagasi menggunakan rumus (2.3) : Lproagasi = 46,3 + 33,9 x log (f) – 13,82 x log (h) – a(h)btsms+ [44,9 – 6,55 x log (h)] x log (d) + Cbtsm = 46,3 + 33,9 x log(1745) – 13,82 x log(25) – 1,5 + [44,9 – 6,55 x log(25)] x log(0,7) + 0 = 46,3 + 109,8968 – 19,3 – 1,5 – 5,5366 = 129,86 dB Maka level yang diterima oleh MS = EIRP – Loss propagasi = 52 -129,86 = -77,86 dBm Sedangkan level yang diterima oleh MS sebesar -75 dBm, waktu saat call end di dalam lobby ramayana. Sinyal ARFCN 749 leluasa masuk ke dalam lobby ramayana karena pintu lobby utama terbuka dengan lebar sehingga memudahkan sinyal makro sel masuk ke dalam, yang seharusnya level sinyal ARFCN 749 di dalam lobby minimal sebesar -77,86 dBm sedangkan menurut gambar 4.8 di bawah ini didapatkan sinyal pada saat call end sebesar – 75 dBm, maka terdapat perbedaan 2,86 dB lebih baik sinyal yang terekam saat call end. Oleh sebab itu tindakan optimalisasinya dengan cara menurunkan daya pancar sinyal ARFCN 749 sebesar kurang lebih 2,86 dB agar RXLev Full sinyalnya menjadi sama atau paling tidak mendekati levelnya sebesar -77,86 dBm.
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.8 RXLev Full ARFCN 749 saat call end sebelum optimasi
Arah panah menunjukkan bahwa RXLev Full saat call end sebesar -75 dBm, yang kemudian dibandingkan pada saat call end setelah daya pancar ARFCN 749 diturunkan sebesar 3 dB agar level sinyal makro ARFCN 749 mendekati -77,86 dBm. Kenapa kami minta penurunan daya sebesar 3 dB, adalah untuk memudahkan operator O&MC untuk menyetel daya pancar ARFCN 749 agar minimal level di dalam lobby sebesar -78 dBm, mendekati hasil perhitungan dengan rumus Hata Model. Sebelum dioptimalisasi daya pancar ARFCN 749 sebesar 41 dBm, yaitu lebih besar 3 dB dibandingkan daya pancar standar apabila daya pancar BTS dengan kondisi normal, kemungkinan pada saat dilakukan walktest di ramayana Tambun site ID 31373 ( ARFCN 749), belum melakukan ATP (Acceptance Test Procedure) dari vendor PT.Ericsson Indonesia kepada PT.INDOSAT mengingat bahwa site – site yang ada di area jabotabek belum semuanya dilakukan ATP dari vendor ke PT.INDOSAT karena semua site – site di pulau jawa akan di swap out oleh perangkat dari ericsson yang sebelumnya memakai perangkat alcatel. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini :
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.9 RXLev Full ARFCN 749 saat call end setelah dioptimasi.
Langkah optimasi yang diambil adalah menurunkan daya pancar sinyal ARFCN 749 sebesar 3 dB sebagai adjacent cellnya [cell yang letaknya berdekatan] site ID 6678 dengan ARFCN 572, langkah berikutnya yaitu menganalisa HO_Margin sebelum optimasi menurut gambar 4.8 dimana saat call end, posisinya persis di bawah antena indoor levelnya sebesar -32 dBm, namun level tersebut tidak terekam pada daftar neighbor cell karena pada saat itu ARFCN 572 belum diadd neighbor dalam daftar neighbor cell. Maka add neighbor ARFCN 572 pada neighbor list ARFCN 749.Langkah optimasi selanjutnya yaitu menentukan penalty tim saat normal selection cell sebesar 10 s, pada saat proses berlangsung maka secara otomatis dengan maksimal penalty time sebesar 10 s itu menunjuk secara algoritma sel mana sajakah yang menjadi prioritas dalam daftar neighbor cell yang sinyalnya terkuat. Semakin lama penalty time nya, maka waktu proses menentukan sel prioritas makin bertambah lama yang dapat menyebabkan indoor coverage cell sulit untuk handover ke makro sel ataupun sebaliknya.
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.10 ARFCN 572 setelah dioptimasi sebelum handover ke ARFCN 749
Pada gambar 4.10 di atas menunjukkan bahwa RXLev Full ARFCN 572 sudah berada pada level sebesar -82 dBm, namun level SQI sebesar 30 dan RXQual Full sebesar 0 menunjukkan pada saat daya terima sinyal RXLev Full menurun, tetapi kualitas suara masih baik. Dan target handovernya 0 sehingga tidak mungkin terjadi pingpong yang dapat menyebabkan interferen antar sinyal makin buruk. Kondisi tersebut memudahkan sinyal ARFCN 572 handover ke makro sel tanpa interferen.
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.11 ARFCN 572 handover ke ARFCN 749 setelah dioptimasi
Pada gambar 4.11 menunjukkan bahwa handover berhasil dari ARFCN 572 ke ARFCN 749 dengan level SQI sebesar 30 dan RXQual Full sebesar 0, dan RXLev Full sebesar -58 dBm menandakan pada saat di luar area gedung sinyal makro sel lebih dominan dan prioritas untuk menangani komunikasi yang sedang berlangsung di luar gedung. Target handover sebesar 0 menunjukkan tidak akan terjadinya pingpong cell ID ARFCN 749 adalah 31373.
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.12 ARFCN 749 handover ke ARFCN 572 setelah dioptimasi
Pada gambar 4.12 menunjukkan bahwa handover bisa kembali ke indoor coverage cell ARFCN 572 tanpa mengalami interferen sinyal dan kualitas suara yang baik. Level SQI sebesar 30, RXQual Full sebesar 0 dan RXLev Full sebesar -66 dBm.
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 4.13 Perbandingan RXLev Full ARFCN 749 Sebelum dan Setelah Optimalisasi
Pada gambar 4.13 menunjukkan perbandingan RXLev Full ARCFN 749 Sebelum dan Setelah Optimalisasi.
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/