.g
ps
ur ka b. b
m
ti
pu ng
la m
tp ://
ht
id
o.
/
ur ka b
m
ti
pu ng
.g
ps
ur ka b. b
m
ti
pu ng
la m
tp ://
ht
id
o.
/
.g
ps
ur ka b. b
m
ti
pu ng
la m
tp ://
ht
id
o.
/
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 2013 Nomor Publikasi Katalog BPS
: 18042.0828 :
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 21 cm x 28 cm : 53 halaman
o.
id
/
Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Lampung Timur
ti m
ur ka
Diterbitkan Oleh : BPS Kabupaten Lampung Timur
b. b
ps
.g
Gambar Kulit : Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Lampung Timur
ht
tp ://
la
m
pu
ng
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Kata Pengantar Salah satu faktor penentu dalam proses pembangunan di suatu daerah adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi kualitas SDM yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembangunan yang dicapai. Oleh sebab itu, pembangunan manusia (human development) perlu mendapatkan perhatian yang serius agar proses pembangunan secara keseluruhan dapat mencapai hasil
o.
id
/
yang optimal.
dimaksudkan
untuk
memberikan
gambaran
ps
ini
.g
Buku “Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013” tentang
pencapaian
b. b
pembangunan manusia yang telah dilakukan di Kabupaten Lampung Timur.
ur ka
Buku ini terbit atas kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Timur dengan Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung
ng
ti m
Timur.
pu
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
m
publikasi ini diucapkan terima kasih. Saran dan kritik konstuktif sangat
ht
tp ://
la
dibutuhkan untuk penyempurnaan pada penerbitan yang akan datang Sukadana,
November 2013
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Kepala,
Ir. A n w a r Nip. 19660922 199212 1 001
i
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
DAFTAR ISI Halaman i
DAFTAR ISI
......................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
vi
id
/
KATA PENGANTAR .......................................................................................
...........................................................................
1 4
.g
1.1. Latar Belakang
ps
o.
BAB I. PENDAHULUAN
b. b
1.2. Tujuan .......................................................................................... BAB II. METODOLOGI
7
2.2. Indikator-indikator Pembangunan Manusia ..........................
8
2.3. Rumusan Umum IPM ................................................................
9
2.4. Usia Hidup ..................................................................................
10
2.5. Pengetahuan
11
ng
ti m
ur ka
2.1. Pengertian Indikator ..................................................................
pu
..............................................................................
m
2.6. Standar Hidup Layak
............................................................... ...................................................
14
tp ://
la
2.7. Ukuran Perkembangan IPM
11
ht
BAB III. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 3.1. Kondisi Geografis
.....................................................................
16
3.2. Perekonomian ..............................................................................
18
3.3. Kependudukan ...........................................................................
23
BAB IV. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 4.1. Nilai Indeks Pembangunan Manusia
....................................
27
4.2. Perbandingan IPM Kabupaten Lampung Timur dengan .......Kabupaten Lain di Propisi Lampung
....................................
4.3. Komponen Indeks Pembangunan Manusia
........................
29 30
ii
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
BAB V. ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA 5.1. Kesehatan ....................................................................................
35
5.2. Pendidikan
39
.................................................................................
5.3. Ketenagakerjaan
43
.................................................................................
45
ht
tp ://
la
m
pu
ng
ti m
ur ka
b. b
ps
.g
o.
id
/
5.4. Perumahan
........................................................................
iii
BAB I
.g
o.
id
/
PENDAHULUAN
b. b
ps
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai
ur ka
perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choice of
people). Pembangunan
manusia dapat dipandang sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan
ti m
sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut (UNDP, 1990). Diantara
ng
berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang
pu
dan sehat, untuk berilmu pengetahuan dan untuk mempunyai akses terhadap
la m
sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Pembangunan
tp ://
manusia tidak hanya terkonsentrasi pada peningkatan kemampuan manusia namun pembangunan manusia juga menitikberatkan pada apa yang bisa dilakukan oleh
ht
manusia dengan kemampuan yang dimilikinya, untuk menikmati kehidupan, melakukan kegiatan produktif, atau ikut serta dalam berbagai kegiatan budaya, dan sosial politik. Pembangunan manusia harus mampu menyeimbangkan berbagai aspek
tersebut.
Tujuan
utama
dari
pembangunan
manusia,
yaitu
untuk
memperbanyak pilihan yang dimiliki manusia. Semakin tinggi pendidikan semakin banyak peluang yang bisa diraih. Manusia harus bebas untuk melakukan apa yang menjadi pilihannya dalam sistem pasar yang berlaku. Pendekatan pembangunan manusia menggabungkan aspek produksi dan distribusi komoditas, serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Pembangunan
manusia
merupakan
paradigma
pembangunan
yang
menempatkan manusia (penduduk) sebagai subjek dan objek dari seluruh kegiatan pembangunan.
Tujuan
utama
pembangunan
manusia
adalah
tercapainya
penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan pendidikan (kemampuan baca tulis serta keterampilan agar dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Menurut UNDP (1995), paradigma pembangunan manusia terdiri dari empat
id
dan
penuh
pekerjaan
dalam
proses
.g
penghasilan
secara
berupah.
ps
berpartisipasi
o.
masyarakat harus mampu meningkatkan produktifitas Oleh
dan
memperoleh karena
itu,
b. b
(1) Produktifitas,
/
komponen utama, yaitu :
pertumbuhan ekonomi adalah salah satu bagian dari jenis
masyarakat
harus
ti m
(2) Ekuitas,
ur ka
pembangunan manusia,
memiliki
akses
untuk
memperoleh
kesempatan yang adil. Semua hambatan terhadap peluang
ng
ekonomi dan politik harus dihapus agar masyarakat dapat
pu
berpartisipasi secara utuh dan memperoleh manfaat dari
la m
beragam kesempatan yang ada,
ht
tp ://
(3) Kesinambungan, akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan tidak hanya untuk generasi sekarang tapi juga generasi mendatang.
Segala bentuk permodalan fisik, manusia, dan lingkungan hidup harus dilengkapi,
(4) Pemberdayaan,
masyarakat tidak lagi sekedar menjadi objek pembangunan namun harus berperan aktif dalam pembangunan. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan dan proses yang mempengaruhi kehidupan mereka.
|2
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Ada tiga aspek penting yang menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara berkesinambunga, yaitu peningkatan kualitas fisik (kesehatan), intelektualitas (pendidikan), maupun kemampuan ekonominya (daya beli) seluruh komponen masyarakat. Hal lain yang tidak kalah penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM adalah pembinaaan aspek moral (keimanan dan ketakwaan), keselarasan pemanfaatan kemampuan fisik, kecerdasan dan daya beli merupakan perwujudan dari rasa keimanan dan ketaqwaan.
id
/
Tingkat pendidikan dan kesehatan individu penduduk merupakan salah satu
o.
faktor dominan yang menjadi prioritas utama dalam peningkatan kualitas sumber
.g
daya manusia. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan kesehatan penduduk
b. b
ps
yang baik menentukan kemampuan dalam penyerapan dan pengelolaan. sumbersumber pertumbuhan ekonomi. Untuk itu perlu dilakukan pembangunan manusia
ur ka
dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi termasuk pula dalam konteks ekonomi daerah. Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan
ti m
kualitas manusia hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari
ng
daerah lain. IPM merupakan wujud dari komitmen tujuan nasional yang ingin
pu
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan mencapai
la m
masyarakat yang adil dan makmur. SDM
tp ://
Pengembangan
yang
telah
menjadi
fokus
perhatian
dalam
pembangunan di Kabupaten Lampung Timur selama ini, sangat relevan dengan
ht
upaya peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Lampung Timur yang dipandang relatif rendah. Permasalahan SDM dibidang pendidikan, kesehatan, maupun daya beli masyarakat tercemin pada pencapaian angka IPM Kabupaten Lampung Timur yang tertinggal dibanding kabupaten/kota lainnya. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan peningkatan pembangunan menyentuh sasaran dan terkorelasi dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia maka diperlukan pengukuran dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Munculnya pengukuran ini dikarenakan terjadi pergeseran dalam kebijakan pembangunan yang menyebabkan pengukuran |3
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
hasil pembangunan perlu disesuaikan terhadap upaya peningkatan kualitas hidup manusia. Sejatinya keberhasilan pembangunan bukan hanya sekedar peningkatan pertumbuhan ekonomi tetapi lebih kepada terciptanya manusia dengan kehidupan yang lebih baik. Arah
kebijakan
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan
Pemerintah
Kabupaten Lampung Timur akan lebih baik jika didukung oleh ketersediaan data yang berkualitas dan memadai. Keberhasilan pencapaian pembangunan fisik di wilayah Kabupaten Lampung Timur diharapkan dapat diimbangi dengan upaya
id
/
peningkatan pembangunan kualitas manusia.
.g
o.
Sasaran pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Lampung
ps
Timur memerlukan penjabaran yang lebih jelas, rinci dan terarah. Untuk itu
b. b
diperlukan pula sistem pemantauan dan pelaporan yang dapat mengidentifikasi
ur ka
perbedaan antara kondisi riil dan keadaan yang diharapkan. Pengukuran kemajuan pencapaian menuju keadaan yang diinginkan memerlukan seperangkat ukuran atau yang
terpantau.
Sedangkan
ti m
indikator
penentuan
indikator
yang
relevan
memerlukan kerangka pemikiran dan analisis yang mampu menggali perbedaan
Tujuan
tp ://
1.2.
la m
pu
ng
potensi serta masalah yang ada di tingkat kabupaten.
ht
IPM merupakan suatu indeks yang menunjukan tentang peluang hidup panjang dan sehat, mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai,serta hidup layak. Secara tegas IPM tersebut merupakan kemudahan dalam memperoleh akses terhadap aspek sosial, budaya dan aspek ekonomi. Tujuan dari Perhitungan IPM dan Penyusunan publikasi ini adalah : 1. Menghitung dan menganalisis nilai Indeks Pembangunan Manusia yang terdiri dari:
Angka harapan hidup
Angka melek huruf |4
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Rata-rata lama sekolah
Paritas daya beli
2. Menganalisis situasi pembangunan manusia yang terdiri atas indikator kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, dan perumahan. Dengan dilakukannya penyusunan publikasi ini diharapkan bisa memberikan gambaran tingkat kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Timur pada suatu periode, serta bisa memberikan gambaran tentang posisi Kabupaten
Ruang Lingkup dan Sumber Data
.g
1.3.
o.
id
/
Lampung Timur terhadap daerah lain.
b. b
ps
Perencanaan bagi program-program pembangunan memerlukan informasi yang dapat menyajikan gambaran sebenarnya di lapangan (represent reality). Semua
ur ka
informasi yang ada berguna sebagai penunjang bagi analisis, monitoring dan evaluasi suatu kebijakan. Hal ini menunjukkan pentingnya pemanfaatan data yang
ti m
relevan dengan kualitas data yang baik. Oleh karena itu kecermatan dan konsistensi
ng
data diperlukan untuk mencegah kekeliruan dalam membuat kesimpulan.
pu
Ruang lingkup Penyusunan data Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2013
la m
ini adalah mencakup seluruh wilayah administratif Kabupaten Lampung Timur.
tp ://
Sedangkan isu yang dibahas mencakup aspek kependudukan, sosial budaya,
ht
ketenagakerjaan, kesehatan, dan pendidikan. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari Sakernas dan Susenas. Selain itu dilengkapi juga dengan data PDRB.
|5
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
BAB II
.g
o.
id
/
METODOLOGI
ps
Dalam konsep pembangunan manusia, seharusnya pembangunan itu ekonominya.
Premis
penting
dalam
ur ka
pertumbuhan
b. b
dianalisa serta dipahami dari sisi kualitas manusia, bukan hanya dari sisi pembangunan
manusia
diantaranya adalah: pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat
ti m
perhatian; pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
ng
penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka; oleh karena itu,
pu
konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan,
la m
dan bukan hanya pada aspek ekonomi saja; pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan upaya peningkatan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga
tp ://
pada upaya pemanfaatan kemampuan manusia secara optimal;
ht
Paradigma pembangunan terdahulu lebih menekankan kepada pertumbuhan ekonomi. Kala itu pendapatan dijadikan sebagai acuan utama dan GNP atau GDP per kapita dijadikan sebagai alat ukur. Penggunaan GNP atau GDP per kapita dirasa kurang komprehensip karena hanya melihat satu sisi kehidupan manusia. Sejak tahun 1990, UNDP mengadopsi suatu paradigma baru mengenai pembangunan, yang disebut Pradigma Pembangunan Manusia (PPM). Paradigma ini melihat manusia dari sisi yang lebih komplek dan komprehensip karena disamping memperhitungkan keberhasilan pembangunan manusia dari aspek non ekonomi, |6
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
juga memperhitungkan keberhasilan pembangunan manusia dari aspek ekonomi. yang diukur oleh indikator bernama IPM (indeks pembangunan manusia). IPM merupakan salah satu indikator penting yang dapat digunakan dalam perencanaan kebijakan dan evaluasi pembangunan. IPM mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap paling mendasar, yaitu usia hidup, pengetahuan, dan kehidupan yang layak.
/
Pengertian Indikator
id
2.1.
.g
o.
Petunjuk yang memberikan indikasi tentang sesuatu keadaan dan merupakan
ps
refleksi dari suatu keadaan disebut sebagai Indikator. Dengan kata lain, indikator
b. b
merupakan variabel penolong dalam mengukur perubahan. Variabel-variabel ini
ur ka
terutama digunakan apabila perubahan yang akan dinilai tidak dapat diukur secara langsung. Indikator yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: indikator harus dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya akan
ti m
(1) sahih (valid),
ng
diukur oleh indikator tersebut; untuk hal yang sama, indikator harus memberikan hasil yang
pu
(2) objektif,
la m
sama pula, walaupun dipakai oleh orang yang berbeda dan
ht
(3) sensitif,
tp ://
pada waktu yang berbeda;
(4) spesifik,
perubahan yang kecil mampu dideteksi oleh indikator; indikator hanya mengukur perubahan situasi yang dimaksud.
Namun demikian perlu disadari bahwa tidak ada ukuran baku yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan seseorang atau masyarakat. Indikator bisa bersifat tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator, seperti Angka Kematian Bayi (AKB) dan bersifat jamak (indikator komposit) yang merupakan gabungan dari beberapa indikator, seperti Indeks Mutu Hidup (IMH) yang
|7
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
merupakan gabungan dari 3 indikator yaitu angka melek huruf (AMH), angka kematian bayi (AKB) dan angka harapan hidup dari anak usia 1 tahun (e1). Menurut jenisnya, indikator dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok indikator, yaitu: (a) Indikator Input, yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan program dan turut menentukan keberhasilan program, b) Indikator Proses, yang menggambarkan bagaimana proses pembangunan
id
/
berjalan, seperti: Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM),
.g
o.
rata-rata jumlah jam kerja.
ps
(c) Indikator Output/Outcome, yang menggambarkan bagaimana hasil (output) dari
b. b
suatu program kegiatan telah berjalan, seperti: angka harapan hidup, TPAK, dan
Indikator-Indikator Pembangunan Manusia mengetahui
dan
mengidentifikasi
seberapa
besar
kemajuan
pu
Untuk
ng
2.2.
ti m
ur ka
lain-lain.
la m
pembangunan yang telah dicapai suatu wilayah tentunya diperlukan data-data yang akurat. Data-data tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi terhadap apa yang
tp ://
telah dilakukan oleh pemerintah. Apakah pembangunan puskesmas dan puskesmas
ht
pembantu telah secara nyata meningkatkan derajat kesehatan masyarakat? Apakah pembangunan gedung SD juga telah mampu meningkatkan tingkat partisipasi sekolah di wilayah ini? Apakah program Paket Kejar telah mampu meningkatkan kemampuan baca tulis penduduk secara umum? Dalam konteks tersebut diperlukan juga ukuran-ukuran
yang tepat sebagai indikator. Untuk itu perlu ditetapkan
berbagai ukuran-ukuran yang biasa digunakan sebagai indikator pembangunan. Berbagai program seperti pengadaan pangan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan dan peningkatan kegiatan olah raga dilaksanakan dalam upaya peningkatan taraf kualitas fisik penduduk. Namun demikian seperti dikatakan |8
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Azwini, Karomo dan Prijono (1988:469), tolok ukur yang dapat digunakan untuk menentukan
keberhasilan
(pembangunan)
dalam
beberapa
hal
agak
sulit
ditentukan. Alat ukur yang sering digunakan untuk menilai kualitas hidup selama ini sebenarnya hanya mencakup kualitas fisik, tidak termasuk kualitas non fisik. Kesulitan muncul terutama karena untuk menilai keberhasilan pembangunan nonfisik indikatornya relatif lebih abstrak dan bersifat komposit. Salah satu pengukuran taraf kualitas fisik penduduk yang banyak digunakan adalah Indeks Mutu Hidup (IMH). Ukuran ini banyak mendapat kritikan atas
id
/
keterkaitan antar variabel yang digunakannya. Sejalan dengan makin tingginya
o.
intensitas dalam permasalahan pembangunan, kesederhanaan IMH pada akhirnya
.g
kurang mampu untuk menjawab tuntutan perkembangan pembangunan yang
b. b
ps
semakin kompleks. Untuk itu perlu indikator lain yang lebih reprensentatif dengan tuntutan permasalahan pembangunan. Dalam kaitan ini, indikator Indeks
ur ka
Pembangunan Manusia IPM (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu alternatif yang bisa diajukan. Indikator ini, disampaing mengukur kualitas fisik;
ti m
tercermin dari angka harapan hidup; juga mengukur kualitas non fisik
ng
(intelektualitas) melalui lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan angka melek
pu
huruf; juga mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat di wilayah itu;
la m
tercermin dari nilai purcashing power parity index (ppp). Jadi indikator IPM terasa
Rumusan Umum Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
ht
2.3.
tp ://
lebih komprehensif dibandingkan dengan IMH.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya berdasarkan rumusan yang dikeluarkan UNDP, IPM disusun dalam tiga komponen yaitu lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup waktu lahir (eo); tingkat pendidikan, diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (Lit) dengan bobot dua per tiga, dan rata-rata lama sekolah (MYS) dengan bobot sepertiga; dan tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan (ppp rupiah). Sebelum menghitung IPM, masing-masing komponen |9
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
tersebut telah lebih dahulu dihitung indeksnya sehingga bernilai antara 0 (keadaan terburuk) dan 1 (keadaan tebaik). Lebih lanjut komponen angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah digabung menjadi satu sebagai indikator pendidikan dengan perbandingan 2:1. Dalam publikasi ini angka indeks dikalikan 100 untuk mempermudah penafsiran. Teknik penyusunan indeks tersebut mengikuti rumus sebagai berikut: { x (i) =
x (i) min }
{ x (i) max - x (i) min }
o.
= 1, 2, 3, dst
.g
i
id
/
Indeks x (i)
-
ps
Ketiga indeks ini selanjutnya digabung menjadi satu indeks yakni Indeks
b. b
Pembangunan Manusia (IPM). Formula IPM sebagai berikut:
X1
= Indeks harapan Hidup
X2
= Indeks pendidikan
ng
Dimana
ur ka
1/3 [ x (1) + x (2) + x( 3) ]
ti m
=
IPM
pu
= 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-rata lama
la m
sekolah)
= Indeks konsumsi
ht
tp ://
X3
2.4.
Usia Hidup Salah satu unsur dalam pembangunan manusia adalah mengupayakan agar
penduduk dapat mencapai “usia hidup” yang panjang dan berkualitas (sehat). Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur usia hidup tetapi dengan mempertimbangkan ketersediaan data global, UNDP memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) yang bisa dinotasikan dengan e0. | 10
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Angka kematian bayi (IMR) tidak digunakan untuk keperluan ini karena indikator ini dinilai tidak peka bagi negara-negara industri yang telah maju. Seperti halnya IMR, e0 sebenarnya merefleksikan keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan hanya bidang kesehatan. Dalam suatu negara yang tidak memiliki sistem registrasi vital yang baik seperti Indonesia, e0 dihitung dengan metode tidak langsung (indirect method).
Pengetahuan
o.
id
/
2.5.
.g
Selain usia hidup, pengetahuan juga diakui secara luas sebagai unsur
ps
mendasar dari pembangunan manusia. Dengan pertimbangan ketersediaan data,
b. b
pengetahuan diukur dengan dua indikator yaitu angka melek huruf dan rata-rata
ur ka
lama sekolah. Kedua indikator pendidikan ini diharapkan mampu mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan penduduk. Semakin banyak masyarakat
ti m
yang melek huruf dan makin lama mengikuti pendidikan sekolah diharapkan akan
ng
meningkatkan kualitas masyarakat dalam penguasaaan ilmu pengetahuan maupun
pu
keterampilan yang dimiliki. Angka melek huruf diperoleh dari persentase
la m
penduduk 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis. Sedangkan rata-rata
2.6.
ht
tp ://
lama sekolah (MYS) dilakukan dengan cara penghitungan tidak langsung.
Standar Hidup Layak Selain usia hidup dan pengetahuan, unsur dasar pembangunan manusia yang
diakui secara luas adalah standar hidup layak. Banyak indikator alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan mempertimbangkan ketersediaan data secara Internasional UNDP memlih GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator standar hidup layak.
| 11
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Dalam penghitungan IPM dasar PDRB per kapita tidak dapat digunakan untuk mengukur standar hidup layak karena bukan ukuran peka untuk mengukur daya beli penduduk (yang merupakan fokus IPM). Sebagai penggantinya digunakan konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan untuk keperluan yang sama. Sumber data yang digunakan adalah hasil perhitungan data pengolahan Susenas Kor dan Modul. Penghitungan konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut (Depdagri, 1998):
id
/
1. Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari Susenas Kor (=A)
.g
o.
2. Menyesuaikan nilai A dengan data Susenas Modul (=B). Penyesuaian ini
ps
diperlukan karena data konsumsi Susenas Kor cenderung underestimate.
b. b
3. Mempelajari pola konsumsi Susenas Modul dengan membandingkannya
ur ka
dengan pola konsumsi dari Survei Biaya Hidup (SBH). Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mencari Indeks Harga Konsumen (IHK)
ti m
yang sesuai.
ng
4. Mendeflasikan nilai B dengan IHK ibukota provinsi yang sesuai (=C). Ada
pu
30 IHK ibukota provinsi yang dapat digunakan sebagai acuan (IHK suatu
la m
kabupaten/kota belum tentu sesuai dengan IHK provinsi yang mencakup
tp ://
kabupaten/kota tersebut). 5. Menghitung daya beli per unit (=PPP/unit). Metode penghitungan sama
ht
seperti metode yang digunakan International Comparison Oroject (ICP) dalam menstandarkan nilai GDP suatu negara. Data dasar yang digunakan adalah data kuantum dari suatu basket komoditi yang terdiri dari nilai 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul. 6. Membagi nilai C dengan PPP/unit (=D). 7. Menyesuaikan dengan nilai D Formula Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilai marginal utility dari D
| 12
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
∑ E (i; j )
Penghitung PPP/unit dilakukan sesuai rumus:)
∑ P(9; j )Q(i; j )
dimana : E(I;j)
= Pengeluaran untuk komoditi j, di provinsi/kabupaten ke-i
P(9;j)
= Harga komoditi j di DKI Jakarta
Q(I;j)
= Total komoditi j (unit) yang dikonsumsi di provinsi/kabupaten
id
/
ke-i
o.
Unit kuantitas rumah ditentukan berdasarkan Indeks Kualitas Rumah yang
.g
dihitung berdasarkan kualitas dan fasilitas rumah tinggal dari tujuh jenis
b. b
ur ka
rumah tersebut diberi skor sebagai berikut:
ps
pertanyaan yang dapat diperoleh dari kuisioner Susenas Kor. Kualitas dan fasilitas
Lantai : keramik, marmer atau granit =1, lainnya = 0
Luas lantai perkapita ; >= 10 m2 = 1, lainnya = 0
Dinding ; tembok = 1, lainnya = 0
Fasilitas penerangan : listrik = 1, lainnya = 0
Fasilitas air minum : leding = 1, lainnya = 0
Jamban : milik sendiri = 1, lainnya = 0
Skor awal untuk setiap rumah =1
tp ://
la m
pu
ng
ti m
ht
Indeks kualitas rumah merupakan penjumlahan dari Susenas Kor yang dimiliki oleh suatu rumah tinggal dan bernilai antara 1 sampai 8. Kuantitas dari rumah yang dikonsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah dibagi 8. Sebagai contoh, jika suatu rumah tangga menempati suatu rumah tinggal yang mempunyai Indeks Kualitas Rumah = 6, maka kuantitas rumah yang dikonsumsi oleh rumah tangga tersebut adalah 6/8 atau 0,75 unit. Rumus Atkinson yang digunakan untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut; | 13
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
D(i)*
= D(i)
jk D(i) ≤ Z
= Z + 2 (D(i) – Z) (1/2)
jk Z < D(i) ≤ 2Z
= Z + 2 (Z) (1/2) + 3 (D(i) - 2Z) (1/3)
jk 2Z < D(i) ≤ 3Z
= Z + 2 (Z) (1/2) + 3 (Z) (1/3) + 4(D(i) - 3Z) (1/4)
jk 3Z < D(i) ≤ 4Z
dimana: D = konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit (hasil
id
/
tahapan 6)
menggunakan
baris
kemiskinan
.g
(biasanya
yang
dalam
ps
kecukupan
o.
Z = threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas
b. b
perhitungan ini nilai Z ditetapkan: sebesar Rp. 1.500,- per kapita sehari atau
ur ka
Rp. 547.500,- per kapita setahun
pu
(1)
ng
Nilai IPM
ti m
Tabel 2.1. Klasifikasi Status Pembangunan Manusia Menurut Nilai IPM
Rendah
50 ≤ IPM < 66
Menengah bawah *)
66 ≤ IPM < 80
Menengah atas *)
IPM ≥ 80
Tinggi
la m
2.7.
(2)
IPM < 50
tp :// ht *)
Status Pembangunan Manusia
Modifikasi UNDP dengan memecah Kasifikasi Menengah
Ukuran Perkembangan IPM Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu
digunakan reduksi shortfall per tahun (annual reduction in shortfall). Ukuran ini secara sederhana menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah itempuh | 14
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
dengan capaian yang masih harus ditempuh untuk mencapai titik ideal (IPM=100). Prosedur penghitungan reduksi shortfall IPM (=r) (dikutip dari Arizal Ahnaf dkk, 1998;141) dapat dirumuskan sebagai berikut : (IPM t+n – IPMt) x 100 r=
1/n
--------------------------(IPM ideal – IPMt)
Dimana, : IPM pada tahun t
IPM t+n
: IPM pada tahun t + n
IPM ideal
: 100
ht
tp ://
la m
pu
ng
ti m
ur ka
b. b
ps
.g
o.
id
/
IPM t
| 15
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
BAB III
.g
Kondisi Geografis
ps
3.1.
o.
id
/
GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
b. b
Kabupaten Lampung Timur membentang pada posisi : 4°37’ LS 5°37’ LS dan 105°15’ BT 106°20’ BT dan memiliki luas wilayah 5.325,03 km2 atau sekitar 15 sebelumnya merupakan wilayah Pembantu Bupati Lampung
ti m
Lampung Timur
ur ka
persen dari total wilayah Provinsi Lampung (35.376 km2). Wilayah Kabupaten Tengah Wilayah Sukadana. Ibukota Kabupaten Lampung Timur berkedudukan di
pu
ng
Sukadana.
1.
la m
Secara administratif Kabupaten Lampung Timur berbatasan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah (Kecamatan
tp ://
Rumbia, Kecamatan Seputih Surabaya, dan Kecamatan Seputih Banyak) dan
ht
Kabupaten Tulang Bawang (Kecamatan Menggala). 2.
Sebelah Timur berbatasan dengan
Laut Jawa, Provinsi Banten dan DKI
Jakarta. 3.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan (Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan
Ketibung, Kecamatan Palas, dan Kecamatan
Sidomulyo)
| 16
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
4.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Metro (Kecamatan Metro Pusat) dan Kabupaten Lampung Tengah (Kecamatan Punggur dan Kecamatan Seputih Raman). Dari segi topografi, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi menjadi lima
daerah yaitu: 1.
Daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung Sukadana, Sekampung Udik dan Labuhan Maringgai.
2.
Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit
id
/
sempit, dengan kemiringan antara 8persen hingga 15persen dan ketinggian
.g
Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi
ps
3.
o.
antara 50 meter sampai 200 meter dpl.
b. b
kawasan pantai pada bagian timur Kabupaten Lampung Timur dan daerahdaerah pada sepanjang sungai juga merupakan sebagian hilir dari Way
ur ka
Seputih dan Way Pengubuan. Ketinggian kawasan tersebut berkisar antara 25 hingga 75 meter dpl dengan kemiringan 0persen hingga 3persen. hingga 1 meter dpl.
pu
Daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung dan Way Jepara.
la m
5.
ti m
Daerah rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5
ng
4.
Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk
tp ://
dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh bulan basah selama 7 bulan yaitu pada
ht
bulan Desember – Juni dengan temperatur rata-rata 24-34°C. Curah hujantahunan merata tahunan sebesar 2000-2500 mm. Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya didominasi oleh tanah jenis podsolik merah kuning, podsolik kekuningkuningan, latosol coklat kemerahan, latosol merah, hidromorf kelabu, alluvial hidromorf, regosol coklat kekuningan, latosol merah kekuningan, alluvial coklat kelabu dan latosol merah.
| 17
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 3.1.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Lampung Timur Menurut Kecamatan
la m
pu
o.
id
/
Banyaknya Desa/Kelurahan (4) 7 17 17 13 15 15 8 11 8 11 7 7 6 5 15 7 11 17 6 13 10 11 12 8 257
.g ps
b. b
Luas Wilayah (Km2) (3) 76,78 148,88 148,34 250,73 339,12 267,84 193,94 211,07 177,32 194,99 79,56 185,71 139,30 78,52 229,27 247,61 485,51 756,76 73,17 180,69 100,13 161,37 222,03 376,38 5325,03
ur ka
ng
(2) Metro Kibang Batanghari Sekampung Marga Tiga Sekampung Udik Jabung Pasir Sakti Waway Karya Marga Sekampung Labuhan Maringgai Mataram Baru Bandar Sribhawono Melinting Gunung Pelindung Way Jepara Braja Selebah Labuhan Ratu Sukadana Bumi Agung Batanghari Nuban Pekalongan Raman Utara Purbolinggo Way Bungur Jumlah
tp ://
(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Kecamatan
ti m
No
ht
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2012
3.2.
Perekonomian Salah satu indikator makro ekonomi yang digunakan sebagai ukuran
keberhasilan pembangunan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB akan menyajikan antara lain kontribusi serta pertumbuhan masing-masing sektor. Dengan melihat kontribusi sektor terhadap PDRB itu sendiri akan dapat diketahui sektor-sektor mana saja yang mempunyai peranan cukup besar namun sudah | 18
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
mengalami titik jenuh (stagnasi) dan sebaliknya sektor-sektor mana saja yang masih bisa dipacu perkembangannya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur menunjukkan grafik peningkatan yang sejalan dengan peningkatan angka PDRB. Tabel 3.2.1 berikut memperlihatkan peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku dalam 3 tahun terakhir (2010 – 2012). Berdasarkan harga berlaku,PDRB dengan minyak bumi dari 10,52 juta rupiah pada tahun 2010 naik menjadi 13,37 juta rupiah di tahun 2012. Sedangkan PDRB tanpa minyak bumi pada periode yang sama juga mengalami kenaikan dari
id
/
9,28 juta rupiah pada tahun 2010 naik menjadi 11,84 juta rupiah ditahun 2012.
.g
o.
Tabel 3.2.1. PDRB Kabupaten Lampung Timur
ps
Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2012
b. b
PDRB per Kapita (juta Rp)
Tahun
Tanpa Minyak (3)
2010
10.524.809
9.285.739
2011
11.842.187
10.370.673
13.375.243
11.845.397
ti m
(1)
ur ka
Dengan Minyak (2)
2012
pu
ng
Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Timur 2012
la m
Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati dengan keadaan yang
tp ://
sebenarnya dapat dilihat pada pertumbuhan atas dasar harga konstan tanpa minyak yang mengalami penurunan di Tahun 2012, yakni sebesar 0,17 persen dari 5,99
ht
persen di Tahun 2011 turun menjadi 5,82 persen di Tahun 2012. Dilihat secara umum, kinerja sektor-sektor ekonomi dari waktu ke waktu terlihat masih sangat fluktuatif. Pertumbuhan suatu sektor pada suatu waktu tertentu bisa sangat rendah, tapi di lain waktu bisa tumbuh sangat tinggi. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian lebih, mengingat konsistensi kinerja suatu sektor memegang peranan penting sebagai salah satu bahan pertimbangan masuknya modal dari luar.
| 19
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 3.2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Harga Konstan, 2010-2012 Laju Pertumbuhan (persen)
Tahun
Dengan Minyak
Tanpa Minyak
(2)
(3)
2010
5.06
6.36
2011
5.57
5.99
2012
5.30
5.82
(1)
id
/
Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Timur 2012
o.
Pada perhitungan PDRB, kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi
ps
.g
sembilan sektor, yaitu: Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri
b. b
pengolahan, Listrik, gas dan air bersih, Konstruksi/bangunan, Perdagangan, hotel dan rumah makan, Angkutan dan komunikasi, Lembaga keuangan, persewaan dan
ur ka
jasa perusahaan, dan jasa-jasa.
ti m
Peranan sektor-sektor tersebut dalam pembentukan PDRB Kabupaten
ng
Lampung Timur disajikan dalam Tabel 3.2.3. Hingga tahun 2012 Sektor pertanian
pu
masih memberikan kontribusi yang paling besar (44,20persen) diikuti sektor sektor dan pertambangan dan
la m
perdagangan, hotel dan rumah makan (19.99persen)
penggalian (12,30persen). Diketahui bersama bahwa share/sumbangan sektor
tp ://
pertanian untuk Kabupaten Lampung Timur masih terasa sangat dominan, untuk
ht
tahun 2012 yakni sebesar 44,20 persen. Sehingga jika produksi pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan mengalami kenaikan, demikian juga apabila produksi sektor pertanian mengalami penurunan maka besaran PDRB mempunyai kecenderungan untuk turun.
| 20
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 3.2.3. Struktur Ekonomi Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010-2012 Atas Dasar Harga Berlaku (persen) 2011 % (4) 43.08
2012 % (5) 44.20
2. Pertambangan dan Penggalian
12.67
13.30
12.30
3. Industri Pengolahan
5.78
6.14
6.25
4. Listrik, gas dan air
0.18
0.19
0.19
5. Konstruksi
2.88
2.97
2.87
6. Perdagangan, hotel dan rumah makan
19.68
19.74
19.99
7. Angkutan dan Komunikasi
4.11
4.05
3.96
8. Lembaga Keu, Persewaan & jasa persh.
4.39
4.06
4.02
9. Jasa-jasa
7.26
6.47
6.22
100.00
100.00
id
o.
ur ka
Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Timur 2012
b. b
100,00
.g
PDRB
ps
(1)
/
1. Pertanian
2010 % (3) 43.05
Lapangan Usaha/ Sektor
Salah satu sisi untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi adalah
ti m
pendapatan perkapita yang ditunjukkan oleh nilai PDRB perkapita. Perkembangan
ng
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku, selama ini menunjukkan peningkatan dari
pu
tahun ke tahun. Pada tahun 2010 PDRB perkapita (dengan minyak) Kabupaten
la m
Lampung Timur mencapai 11 juta rupiah, dan pada tahun 2012 sudah mencapai 13 juta rupiah (tabel 3.2.4). PDRB perkapita atas dasar harga berlaku tidak
tp ://
menggambarkan peningkatan pendapatan masing-masing penduduk, namun
ht
mencerminkan pendapatan perkapita penduduk secara rata-rata. Indikator ekonomi ini antara lain dapat digunakan sabagai acuan untuk menilai apakah upaya pembangunan ekonomi oleh pemerintah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.
| 21
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 3.2.4. PDRB per Kapita Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Harga Berlaku, 2010-2012 PDRB per Kapita (rupiah Rp)
Tahun (1) 2010
Dengan Minyak (2) 11.059.665
Tanpa Minyak (3) 9.757.627
2011
12.310.337
10.780.651
2012
13.817.343
12.236.930
beberapa
analisis,
kegiatan
ekonomi
sering
o.
Dalam
id
/
Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Timur 2012
dikelompokkan
.g
berdasarkan output maupun input dari asal terjadinya proses produksi yang
yang
mencakup
b. b
primer,
sektor
pertanian
dan
sektor
ur ka
1. Sektor
ps
meliputi tiga kelompok sektor, yaitu:
pertambangan/penggalian. Kelompok sektor ini inputnya dari alam.
ti m
2. Sektor sekunder, yang mencakup sektor industri, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan. Input sektor ini berasal dari sektor primer.
ng
3. Sektor tersier, mencakup sektor perdagangan, hotel dan rumah makan, sektor
pu
angkutan dan komunikasi, sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa
la m
perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Umumnya sektor ini inputnya berasa dari
tp ://
sektor sekunder dan outputnya berupa servis (jasa).
ht
Dilihat dari penggolongan sektor secara lebih umum, ternyata ekonomi Kabupaten Lampung Timur lebih didominasi oleh sektor primer mencapai 56,51 persen. Data PDRB tiga tahun terakhir (2010-2012) menunjukan bahwa peran sektor ini masih sangat dominan dalam struktur ekonomi Kabupaten Lampung Timur dengan kecenderungan share yang stabil. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada sektor sekunder dimana ada kecenderungan peningkatan dari 8,84 persen di tahun 2010 menjadi 9,31 persen pada tahun 2012. Hal lain terjadi pada sektor tersier terus mengalami penurunan sejak tiga tahun terakhir dari 35,44 persen di Tahun | 22
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
2010 kemudian meningkat menjadi 43,32 persen di tahun 2011 dan kembali turun menjadi 34,19 persen di Tahun 2012. Tabel 3.2.5. Distribusi Persentase Kelompok Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012 2010
2011
2012
(1)
% (2)
% (3)
% (4)
Primer
55.72
56.38
56.51
Sekunder
8.84
9.30
Tersier
35.44
43.32
.g
o.
id
/
Kelompok Sektor
34.19
Kependudukan
ti m
3.3.
ur ka
b. b
ps
Sumber : PDRB Kabupaten Lampung Timur 2012
9.31
Dalam kegiatan pembangunan penduduk merupakan faktor penentu, karena
ng
penduduk tidak saja berperan sebagai pelaku tapi juga sebagai sasaran
pu
pembangunan. Oleh karena itu, pengelolaan penduduk perlu diarahkan pada
la m
pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas serta pengarahan mobilitas sehingga
tp ://
mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang menunjang kegiatan pembangunan.
ht
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur tahun 2012 tercatat sebesar 968.004 jiwa yang terdiri dari 497.071 jiwa penduduk laki-laki dan 470.933 Jiwa perempuan. Angka ini menempatkan Kabupaten Lampung Timur pada peringkat kedua di Provinsi Lampung dalam hal jumlah penduduk terbesar setelah Kabupaten Lampung tengah. Penyajian komposisi penduduk menurut umur berguna untuk melihat struktur penduduk suatu daerah apakah termasuk struktur penduduk muda (penduduk usia dibawah 15 tahun sebesar 40persen atau lebih), struktur penduduk tua (penduduk usia dibawah 15 tahun kurang dari 30persen), atau struktur | 23
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
penduduk sedang (penduduk usia dibawah 15 tahun proporsinya antara 3040persen dan penduduk usia 65 tahun keatas proporsinya mencapai 10persen atau lebih). Penentuan struktur umur penduduk seringkali dilihat dari umur median, yaitu suatu statistik yang dapat ditafsirkan sebagai umur yang membagi penduduk tepat menjadi dua bagian, struktur umur penduduk menurut umur median adalah sebagai berikut: : Umur median < 20 tahun
- Penduduk tua
: Umur median > 30 tahun
.g
o.
id
/
- Penduduk muda
ps
- Penduduk Sedang (intermedian): Umur median 20 – 30 tahun
b. b
Tabel 3.3.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk pada kelompok umur
ur ka
muda lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih tua. Kondisi tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2012 penduduk Lampung Timur tergolong
ti m
struktur penduduk sedang atau muda “transisi” karena proporsi penduduk
ng
dibawah 15 tahun masih tinggi, yakni mencapai 27,7persen.
pu
Banyaknya penduduk produktif (umur 15-64 tahun) di suatu wilayah sangat
la m
menentukan rasio ketergantungan penduduk di wilayah tersebut. Semakin kecil
tp ://
persentase penduduk usia produktif maka semakin besar penduduk yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif tersebut. Pada Tabel 3.3.1 terlihat bahwa
ht
angka ketergantungan penduduk Lampung Timur tahun 2012 adalah sebesar 50,66 persen yang berarti bahwa dalam setiap 100 penduduk produktif, harus menanggung sekitar 51 orang penduduk tidak produktif.
| 24
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 3.3.1 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Rasio Ketergantungan di Kabupaten Lampung Timur, 2009-2012 (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2009
29.2
63.5
7.3
57.5
2010
28.6
65.3
6.0
53.2
2011
29.0
66.1
4.9
51.4
2012
27.7
66.38
5.93
50.66
Sumber : BPS Provinsi Lampung
Komposisi penduduk suatu daerah dapat juga dilihat berdasarkan jenis
id
/
kelaminnya. Perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan akan
.g
o.
menghasilkan suatu ukuran yang disebut rasio Jenis Kelamin atau Sex Ratio (SR).
ps
Dari Tabel 3.3.2 terlihat bahwa rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Lampung
b. b
Timur pada tahun 2012 adalah 105,5 hal ini berarti perbandingan jumlah penduduk
ur ka
laki-laki dengan perempuan adalah 105 berbanding 100.
Tabel 3.3.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis
ti m
Kelamin di Kabupaten Lampung Timur, 2009-2012
pu
Laki-laki
2011
ht
2012
Rasio Jenis Kelamin
Perempuan % (3)
% (4)
% (5)
52.0
48.0
100.0
108.1
51.4
48.6
100.0
109.0
51.4
48.6
100
105.8
51.35
48.65
100.0
105.5
tp ://
2009
Jumlah
% (2)
la m
(1)
2010
ng
Jenis kelamin
Tahun
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2009-2012
Jumlah penduduk dengan umur yang sama pada suatu periode akan selalu berkurang pada periode berikutnya, akhirnya habis karena faktor kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda cenderung akan lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang lebih tua. Dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi, maka persebaran penduduk menurut umur dan jenis kelamin jika digambarkan grafiknya akan menyerupai bentuk piramida. Untuk mengamati | 25
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
komposisi umur menurut jenis kelamin bisa dilihat dari bentuk piramida penduduk. Bentuk piramida penduduk Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 dapat dilihat
ur ka
b. b
ps
.g
o.
id
/
pada gambar 3.3.1 di bawah ini.
Terlihat dari gambar 3.1 bahwa penduduk Kabupaten Lampung Timur
ti m
tergolong penduduk muda menuju ”transisi”. Hal ini diperlihatkan oleh panjang batang piramida kelompok umur 0–4, 5–9, dan 10–14 tahun yang sedikit lebih
ng
panjang dari kelompok umur lainnya. Golongan penduduk muda biasanya
pu
diperlihatkan dengan panjang batang piramida kelompok umur 0–4, 5–9, dan 10–14
la m
tahun lebih panjang dari kelompok umur lainnya dan batang piramida untuk
tp ://
kelompok umur 60 tahun ke atas yang cukup pendek.
ht
Fenomena penduduk sebagaimana digambarkan diatas jika tidak ditangani secara komprehensif tentunya akan mengganggu kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Timur, khususnya disektor pendidikan. Dengan komposisi penduduk yang relatif lebih besar di usia muda, tentunya perlu dipersiapkan berbagai sarana penunjang yang lebih memadai, utamanya ditujukan bagi penduduk usia 5-14 tahun. Jika pendidikan mereka tidak ditangani lebih baik dan lebih dini, dikhawatirkan pada rentang 5-10 tahun kemudian akan berdampak cukup serius pada pencapaian angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
| 26
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
BAB IV
Yang
dilaksanakan
di
Kabupaten
.g
Pembangunan
o.
id
/
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Lampung
Timur
ps
diharapkan memberi dampak yang positif dari tahun ke tahun terutama yang
b. b
berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan penduduk. Untuk itu
ur ka
pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pembangunan mutlak diperlukan, yang salah satunya dengan menggunakan indikator pembangunan manusia, baik secara
ti m
komposit maupun tunggal. Secara komposit adalah dengan melihat Indeks
Nilai Indeks Pembangunan Manusia
pu
4.1.
ng
Pembangunan Manusia.
la m
Berdasarkan nilai hasil perhitungan, nilai IPM Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2012 adalah 71,64. Bila dibandingkan dengan nilai IPM dua tahun (2010) nilai yang tercatat adalah 70,73
tp ://
sebelumnya
maka nilai tersebut
ht
memperlihatkan adanya peningkatan, meskipun sangat kecil. Peningkatan tersebut dicapai akibat adanya kenaikan di semua nilai indeks, yaitu Indeks Kelangsungan Hidup, Indeks Daya Beli dan indeks Pendidikan. Tabel 4.1.1 memperlihatkan indeks komponen pembentuk IPM Kabupaten Lampung Timur berdasarkan perhitungan tahun 2012.
| 27
ur ka
Tabel 4.1.
b. b
ps
.g
o.
id
/
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
ng
ti m
Indeks Komponen IPM Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012
Indeks Pengetahuan
Indeks Daya Beli
IPM
(2)
(3)
(4)
(5)
78,54
57,85
70,73
75,80
79,28
58,28
70,53
76,23
79,37
58,71
70,95
la m 75,37
tp ://
2010
ht
2011 2012
pu
Indeks Kelangsungan Hidup
Sumber : BPS
| 28
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
4.2.
Perbandingan IPM Kabupaten Lampung Timur Dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tabel 4.2 memperlihatkan perbandingan nilai IPM Kabupaten Lampung Timur dengan IPM kabupaten/kota lain di Provinsi Lampung, sekaligus memperlihatkan posisi Kabupaten Lampung Timur relatif terhadap seluruh kabupaten/kota lainnya. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Kabupaten Lampung Timur menduduki peringkat ke enam setelah Kota Metro, Kota Bandar lampung,
id
/
Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Tengah.
o.
Peringkat IPM Kabupaten Lampung Timur dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
.g
selalu berada pada itu peringkat enam. Tidak terjadinya perubahan peringkat dalam
ps
kurun tiga tahun ini bisa disebabkan karena tidak terjadi peningkatan yang cukup
b. b
signifikan disetiap komponen indeks pembangunan manusia. Selain itu relatif
ur ka
lambatnya perkembangan IPM di Kabupaten Lampung Timur, disebabkan dari masih lambatnya pencapaian pembangunan dalam bidang pendidikan.
Hal ini
ti m
terlihat dari angka melek huruf yang menempati posisi ketigabelas dan rata-rata
pu
lainnya di Provinsi Lampung.
ng
lama sekolah yang menempati posisi keenam, tertinggal dibandingkan kabupaten
la m
Kondisi geografis Provinsi Lampung ternyata baik secara langsung maupun
tp ://
tidak langsung berpengaruh terhadap pembangunan manusianya. Secara umum kabupaten yang nilai IPM-nya rendah adalah kabupaten dengan tipologi wilayah
ht
gunung dan pantai. Apabila dicermati terlihat bahwa 4 (empat) kabupaten peringkat terbawah ditempati oleh kabupaten dengan tipe wilayah gunung/bukit, pantai dan kombinasi keduanya. Keempat kabupaten dengan nilai IPM terendah tersebut adalah Kabupaten Waykanan, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Kabupaten Mesuji. Selain itu terjadinya pemekaran wilayah juga memicu rendahnya angka IPM, seperti Kabupaten Mesuji, dan Kabupaten Tulang Bawang Barat
| 29
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 4.2.1. Perbandingan Nilai dan Rangking IPM di Provinsi Lampung, 2010-2012 IPM
Peringkat
Kabupaten/Kota 2011
2012
2010
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Lampung Barat
69.28
71.94
72.45
12
12
12
2. Tanggamus
71.3
69.72
70.17
4
4
4
3. Lampung Selatan
70.06
71.83
72.32
9
9
9
4. Lampung Timur
70.73
70.53
70.95
6
6
6
5. Lampung Tengah
70.74
71.26
71.64
5
5
5
6. Lampung Utara
70.35
71.29
71.81
7
7. Way Kanan
69.93
70.81
71.28
10
8. Tulang Bawang
70.34
70.43
70.84
8
9. Pesawaran
69.77
70.96
71.6
10. Pringsewu
71.97
70.3
70.9
11. Mesuji
67.49
72.37
12. Tulang Bawang barat
68.98
13. Bandar Lampung 14. Metro
8
10
11
7
7
11
11
10
3
3
3
72.8
13
14
14
67.98
68.3
12
13
13
75.7
69.32
69.82
2
2
2
76.25
76.29
76.83
1
1
1
o.
.g ps
b. b
ur ka
id
8
ti m
(1)
/
2010
Komponen Indeks Pembangunan Manusia
la m
4.3.
pu
ng
Sumber : BPS
tp ://
Komponen IPM meliputi angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan paritas daya beli. Berikut ini diuraikan lebih jauh tentang
ht
komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia tersebut.
| 30
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 4.3.1. Komponen Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Lampung, 2011 dan 2012 Penegeluaran Riil per Kapita Yang disesuaikan (000 Rp)
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1. Lampung Barat
67,45
67,77
97,33 97,36
7,46
7,47
606,45
609,69
2. Tanggamus
69,74
70,15
95,47 95,48
7,40
7,43
623,22
626,37
3. Lampung Selatan
68,74
69,05
94,91 94,94
7,49
7,50
614,29
617,36
4. Lampung Timur
70,48
70,74
93,63 93,74
7,58
7,60
614,06
616,69
5. Lampung Tengah
69,48
69,72
93,74 93,74
7,41
7,60
623,05
626,14
6. Lampung Utara
68,21
68,49
95,32 95,71
8,10
8,10
614,70
617,67
7. Way Kanan
69,70
69,96
94,89 94,91
7,32
7,33
607,79
611,10
8. Tulang Bawang
69,13
69,41
94,52 95,79
7,20
7,39
620,96
621,81
9. Pesawaran
68,56
68,71
95,58 96,76
7,51
7,53
610,53
613,62
10. Pringsewu
68,64
68,77
94,72 95,09
8,60
8,62
628,80
632,20
11. Mesuji 12. Tulang Bawang Barat
68,45
68,50
93,30 93,30
6,37
6,39
598,74
602,26
68,72
68,78
93,03 93,88
7,47
7,49
604,38
607,88
13. Bandar Lampung
71,24
71,61
98,47 98,50
10,18 10,30
634,96
638,04
14. Metro
72,76
72,98
98,38 98,40
10,12 10,15
633,37
636,08
69,00
69,25
93,63 94,37
7,30
615,03
617,42
ur ka
o.
b. b
.g 7,49
pu
ng
Propinsi
ti m
(1)
id
2011
/
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)
ps
Kabupaten/Kota
Angka Harapan Angka Melek Hidup (tahun) Huruf (%)
a.
tp ://
la m
Sumber : BPS
Angka Harapan Hidup (eo)
ht
Angka harapan Hidup diartikan sebagai rata-rata jumlah tahun hidup yang dapat dijalani seseorang hingga akhir hayatnya. Angka ini sebenarnya dapat dihitung dengan menggunakan tabel kematian (life tabel), namun karena data kematian menurut kelompok umur tidak tersedia maka cara ini tidak dapat dilakukan. Dalam publikasi ini, perhitungan angka harapan hidup dilakukan dengan metode tidak langsung (indirect method). Perlu menjadi pemikiran bersama akan lambatnya pencapaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Lampung Timur. Meskipun terdapat peningkatan yang | 31
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
cukup signifikan. Hal ini mencerminkan bahwa kualitas hidup sebagian masyarakat di Kabupaten Lampung Timur masih memprihatinkan. Menurut data IPM tahun 2011 pencapaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Lampung Timur sebesar 70,48 tahun meningkat sedikit menjadi 70,74 tahun (naik 0,26 poin) pada tahun 2012. Tampaknya diperlukan upaya yang bersifat komprehensif dan lintas sektor, agar perbaikan derajat kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup dan terus menurunnya angka kematian bayi secara baik dapat
o.
Angka Melek Huruf
.g
b.
id
/
terwujud di masa depan.
ps
Angka Melek Huruf merupakan salah satu indikator output di bidang
b. b
pendidikan yang dapat memberikan gambaran tentang persentase penduduk umur
ur ka
15 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis. Pada tabel 4.3 terlihat bahwa Angka Melek Huruf penduduk dewasa di Kabupaten Lampung Timur tahun 2012
ti m
sebesar 93,74 persen. Angka menunjukkan bahwa persentase penduduk berumur 15
ng
tahun keatas yang dapat membaca dan menulis adalah 93,74 persen. Apabila
pu
dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung angka melek
la m
huruf Kabupaten Lampung Timur jauh tertinggal dan berada pada posisi ketigabelas. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya keberhasilan dari program-
ht
Timur.
tp ://
program yang ada untuk meningkatkan angka melek huruf di Kabupaten Lampung
Pencapaian AMH yang relatif lambat kenaikannya setiap tahun, serta belum tercapainya bebas buta huruf, kemungkinan disebabkan oleh masih ada penduduk berusia diatas 15 tahun yang sudah berusia lanjut dan tidak bisa membaca dan menulis. Ada anggapan pada masyarakat awam, bahwa kebutuhan untuk bisa membaca dan menulis adalah dalam kaitannya untuk kepentingan bekerja. Sehingga apabila mereka sudah berumur tua dan tidak akan bekerja lagi, atau pekerjaannya tidak memerlukan kecakapan dalam hal membaca dan menulis, maka | 32
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
mereka menganggap tidak perlu lagi untuk belajar membaca dan menulis. Untuk itu perlu kiranya disusun intervensi dengan penyuluhan kepada masyarakat, bahwa bebas buta huruf adalah untuk membuka wawasan dan tak kalah pentingnya dibandingkan kebutuhan lainnya. c. Rata-rata Lama Sekolah Selain angka melek huruf, indikator pendidikan lainnya yang digunakan dalam penghitungan IPM adalah rata-rata lama sekolah. Indikator ini memberikan
o.
id
/
gambaran tentang rata-rata waktu yang dijalani penduduk dalam kegiatan
ps
sekolah adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas.
.g
pembelajaran formal. Populasi yang digunakan dalam menghitung rata-rata lama
b. b
Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lampung Timur tahun 2012
ur ka
tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,6 tahun. Bila angka ini dikonversikan ke jenjang pendidikan, maka dapat
ti m
dikatakan bahwa secara rata-rata penduduk Kabupaten Lampung Timur sudah
ng
menduduki kelas dua Sekolah Menengah Pertama . Rata-rata lama sekolah tertinggi
pu
terdapat di kota Bandar Lampung (10,3 tahun ), sedangkan yang terendah terdapat
rendahnya
tp ://
Relatif
la m
di Kabupaten Mesuji (6,39 tahun).
peningkatan
pencapaian
rata-rata
lama
sekolah
dimungkinkan karena masih banyak penduduk yang tingkat pendidikannya tidak
ht
tamat SD sehingga meskipun partisipasi sekolah penduduk muda sudah sedemikian dipacu peningkatannya namun belum terlihat secara nyata hasilnya.
d.
Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)
Indikator ini memberikan gambaran tentang kemampuan masyarakat dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Semakin meningkatnya | 33
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
pendapatan seseorang diharapkan kemampuan daya belinya semakin meningkat pula. Akan tetapi bila dikaji lebih mendalam bahwa hubungan tersebut tidak selalu benar, terutama bila tingkat kenaikan pendapatan masih lebih rendah daripada tingkat kenaikan harga secara umum. Paritas daya beli juga sangat ditentukan oleh lokasi tempat tinggal seseorang. Dengan demikian penduduk dengan pendapatan sama belum tentu mempunyai paritas daya beli yang sama bila tempat tinggalnya berbeda wilayah. Besarnya pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan tahun 2011 di
id
/
Kabupaten Lampung Timur sebesar Rp. 614,060,- , sedangkan pada tahun 2012 naik
.g
o.
menjadi Rp. 616,169,- . Dengan melihat besaran angka tersebut dapat diketahui
ps
bahwa dalam satu tahun terakhir terjadi penguatan nilai pengeluaran riil perkapita
ht
tp ://
la m
pu
ng
ti m
ur ka
Timur meskipun tidak terlalu signifikan.
b. b
yang berarti ada peningkatan daya beli untuk penduduk Kabupaten Lampung
| 34
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
BAB V
.g
o.
id
/
ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA
ps
Permasalahan diberbagai aspek tidak dapat digambarkan hanya oleh satu
b. b
indikator komposit (jamak), untuk memperoleh gambaran yang lebih spesifik dan sektor
pembangunan.
Dengan
ur ka
terfokus perlu dilengkapi indikator tunggal dari setiap aspek kehidupan maupun menunjukkan
indikator
tunggal
besarnya
ti m
permasalahan dapat diketahui, misalnya pada tingkat perencanaan tentang
ng
kelompok sasaran dan investasi (indikator input), di tingkat implementasi tentang
pu
partisipasi kelompok sasaran dalam program Indikator proses), monitoring tentang
la m
hasil dan manfaat program bagi kelompok sasaran (indikator output dan outcome). Uraian berikut menyajikan indikator tunggal dari beberapa sektor yang mencakup
tp ://
indikator input, proses, output dan outcome sebagai indikator pembangunan
ht
manusia. Inidikator-indikator ini diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih jauh tentang pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Timur.
5.1.
Kesehatan
Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kualitas (a) sumber daya manusia; (b) kehidupan dan usia harapan hidup manusia; (c) kesejahteraan keluarga dan masyarakat; (d) serta kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup | 35
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
sehat. Peningkatan kualitas penduduk secara fisik dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk dan status kesehatan penduduk. Kesehatan merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan dipercaya menjadi penyebab langsung maupun tak langsung keberhasilan bidang-bidang lain. Status kesehatan penduduk antara lain dapat diukur dari angka kesakitan dan rata-rata lama sakit. Angka kesakitan dapat diartikan sebagai persentase banyaknya penduduk yang mengeluh sakit sehingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari terhadap jumlah penduduk keseluruhan. Sedangkan rata-rata
id
/
lama sakit diartikan sebagai rata-rata lamanya penduduk tidak dapat melakukan
o.
aktivitas sehari-hari yang diukur dalam hari. Berdasarkan pengolahan data Susenas ,
.g
angka kesakitan penduduk Kabupaten Lampung Timur naik dari 13,65persen di
b. b
ps
tahun 2011 menjadi 14,45 persen di tahun 2012 (lihat Tabel 5.1.1). Sedang rata-rata lama sakit mengalami penurunan dari 5,92 hari di tahun 2011 menjadi 5,66 hari di
ur ka
tahun 2012 (lihat Tabel 5.1.1). Kenyataan ini memberikan pengertian awal bahwa kemungkinan secara kuantitas jumlah penduduk yang sakit bertambah, dan jika
ti m
dilihat dari sisi tingkat kesakitan termasuk kategori ringan.
ng
Tabel 5.1.1 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit (hari)
Angka Kesakitan (%)
Rata-rata lama sakit (hari)
(2)
(3)
2010
12.40
5.50
2011
13.65
5.92
2012
14.45
5.66
tp ://
Tahun
la m
pu
di Kabupaten Lampung Timur, 2011-2012
ht
(1)
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012 Gambaran tingkat kesehatan penduduk dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang mengeluh sakit. Hasil Susenas 2012 menyebutkan bahwa penduduk Kabupaten Lampung Timur yang mengalami keluhan kesehatan mencapai | 36
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
14,45persen dengan rata-rata lama sakit 5,66 hari. Berdasarkan Tabel 5.1.2 Jenis keluhan kesehatan penduduk Kabupaten Lampung Timur sebagian besar adalah batuk (26,42persen), diikuti pilek (24,78persen), lainnya (18,56 persen) dan panas (18,2persen). Tabel 5.1.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Keluhan Kesehatan Tertentu di Kabupaten Lampung Timur, 2012 Persentase (%)
(1)
(2)
Panas
18.2
Batuk
o.
id
/
Jenis Keluhan Kesehatan
.g
26.42
ps
Pilek
1.85
b. b
Asma
24.78
Diare
ur ka
Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi
ti m
Lainnya
0.93 6.99 2.28 18.56
lain
yang
berkaitan
pu
Indikator
ng
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2012
dengan
peran
masyarakat
dalam
la m
memanfaatan pelayanan kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh tenaga
tp ://
kesehatan. Indikator ini sangat penting karena peristiwa kelahiran merupakan situasi yang rawan yakni mempunyai resiko kematian yang tinggi terutama bila
ht
penanganannya tidak dilakukan secara cermat. Persentase balita di Kabupaten Lampung Timur yang kelahirannya ditolong tenaga kesehatan berdasarkan data Susenas 2012 menunjukkan peningkatan pada tahun 2012 dibandingkan 2010, yaitu 81,5 persen di tahun 2012 menjadi 87,7 persen pada tahun 2012. (lihat Tabel 5.1.3).
| 37
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 5.1.3 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran di Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012 2011
2012
%
%
%
(2)
(3)
(4)
Tenaga Medis
81.5
86.7
87.7
- Dokter
8.6
11.0
8.8
- Bidan
71.6
74.2
77.7
- Tenaga Kesehatan Lain
1.3
1.5
1.2
Tenaga Non Medis
18.5
13.3
12.3
- Dukun
18.5
13.3
- Famili
0.0
- Lainnya
0.0
id
o.
.g ps 0.0
0.4 0.0
ht
tp ://
la m
pu
ng
ti m
ur ka
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
0.0
11.9
b. b
(1)
/
2010
Penolong Kelahiran
| 38
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
5.2.
Pendidikan Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tingginya tingkat pendidikan yang dapat dicapai penduduk mampu mencerminkan taraf intelektualitas suatu bangsa. Menyadari pentingnya pendidikan tersebut Kabupaten Lampung Timur telah melakukan berbagai program, diantaranya berupa pengembangan dan peningkatan sarana serta prasarana pendidikan. Hal tesebut dilakukan untuk mempermudah dan memperluas jangkauan dan mutu pelayanan serta kesempatan
.g
o.
id
/
memperoleh pendidikan dalam rangka menunjang program wajib belajar 9 tahun.
ps
Masalah-masalah pendidikan yang dihadapi oleh Kabupaten Lampung
b. b
Timur adalah tidak jauh dari pemerataan pendidikan, kualitas pendidikan, relevansi
ur ka
pendidikan, efisiensi dan efektivitas terutama dalam pengelolaan pendidikan. Indikator lain yang digunakan untuk melihat masalah pemerataan pendidikan
ti m
adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
ng
Indikator ini memberikan gambaran tentang upaya pemberdayaan penduduk dalam
pu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. APK adalah proporsi anak yang
la m
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap penduduk pada kelompok umur yang bersesuaian dengan pendidikannya. Sedangkan APM adalah
tp ://
proporsi anak pada suatu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat
ht
pendidikan yang sesuai dengan kelompok umurnya. Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa secara rata-rata di tahun 2012 Kabupaten Lampung Timur memiliki APK sebesar 109,6persen untuk SD/sederajat, 90,1persen untuk tingkat SLTP/sederajat dan 53,8persen untuk tingkat SLTA/SMK sederajat. Selain itu, tabel tersebut juga menunjukkan rata-rata APM di Kabupaten Lampung Timur. APM untuk tingkat SD/sederajat adalah 93,2persen , untuk tingkat SLTP/sederajat adalah 65,5persen dan untuk tingkat SLTA/SMK sederajat adalah 42,8.
| 39
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk umum di suatu tingkat pendidikan. Dari tabel 5.2.1 terlihat bahwa di Kabupaten Lampung Timur terdapat APK
diatas
100persen,
yakni
APK
untk
tingkat
SD/sederajat.
Hal
ini
menggambarkan bahwa di Kabupaten Lampung Timur terdapat anak diatas 12 tahun tapi masih sekolah di SD/sederajat. Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang tertentu menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat masuk sekolah. Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usia standar yang duduk disuatu jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut
id
/
masuk sekolah di usia lebih muda.
o.
Tabel 5.2.1 APK dan APM Tingkat SD, SLTP dan SLTA
2011
2012
% (2)
% (3)
% (4)
108.1
100.4
109.6
83.1
99.5
90.1
61.3
60.5
53.8
94.9
90.0
93.2
SLTP
72.8
75.4
65.5
SLTA
46.1
47.6
42.8
b. b
2010
ps
.g
di Kabupaten Lampung timur, 2010-2012
Uraian
ur ka
(1) Angka Partisipasi Kasar
ti m
SD SLTP
ng
SLTA
tp ://
la m
SD
pu
Angka Partisipasi Murni
ht
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
APM jenjang pendidikan SD di tahun 2012 sebesar 93,2persen menunjukkan bahwa dari 100 penduduk usia 7-12, 93 orang bersekolah di bangku SD, dan 66 orang dari 100 penduduk usia 13-15 tahun menerima pendidikan di SMP. Untuk jenjang SMA, 43 orang dari 100 penduduk usia 16-18 tahun mendapatkan pendidikan di SMA. APM merupakan salah satu indikator proses pada bidang pendidikan, sedangkan salah satu indikator outputnya adalah tingkat pendidikan penduduk. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan atau ijasah | 40
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
tertinggi yang dimiliki memberikan gambaran tentang kualitas sumber daya manusia. Bila jenjang pendidikan SLTP dan SLTA APM-nya makin meningkat maka dimasa berikutnya tingkat pendidikan penduduk akan meningkat pula, demikian
ur ka
b. b
ps
.g
o.
id
/
pula sebaliknya.
ti m
Tabel 5.2.2 Memperlihatkan kualitas sumber daya manusia yang diukur
ng
berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan dari penduduk usia 10 tahun
pu
keatas. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan persentase
la m
penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada jenjang SLTP Sederajat dan SLTA Sederajat , sementara yang cenderung mengalami penurunan
ht
tp ://
persentase terdapat pada jenjang SD Sederajat dan Perguruan tinggi.
| 41
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013 Tabel 5.2.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan di Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012 2011 % (3)
2012 % (4)
Tidak/belum pernah sekolah
25.3
25.0
26.1
SD Sederajat
34.8
30.7
29.7
SLTP Sederajat
23.8
23.8
23.9
SLTA Sederajat
13.2
17.1
17.8
2.9
3.5
2.5
100.0
100.0
100.0
Jumlah
id
Perguruan Tinggi
o.
(1)
/
2010 % (2)
Kelompok Umur
ps
.g
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
b. b
Pendidikan merupakan elemen penting pembangunan dan perkembangan
ur ka
sosial-ekonomi masyarakat. Tidak itu saja, pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan bangsa. Semakin tinggi
ti m
tingkat pendidikan masyarakat maka semakin baik pula kualitas sumber dayanya. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia terdidik yang bermutu
ng
dan handal sesuai dengan kebutuhan zaman. Penduduk dengan kemampuannya
pu
sendiri diharapkan dapat meningkatkan partisipasinya dalam berbagai kegiatan,
tp ://
la m
sehingga di masa mendatang mereka dapat hidup lebih layak. Kondisi yang kurang menggembirakan bagi kemajuan daerah di masa depan
ht
adalah dengan semakin menurunnya jumlah dan persentase lulusan pendidikan tinggi di Kabupaten Lampung Timur. Mereka yang berhasil menamatkan perguruan tinggi di tahun 2011 mencapai 3,5persen turun menjadi 2,5persen di tahun 2012. Selama tiga tahun jumlah lulusan perguruan tinggi tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan, padahal kelompok penduduk lulusan pendidikan tinggi inilah yang menjadi aset berharga bagi daerah dan diharapkan bisa menjadi ujung tombak dalam menggerakkan roda pembangunan.
| 42
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
5.3. Ketenagakerjaan Tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada sumber daya yang tersedia.
Salah
satu
indikator
yang
biasa
dipakai
dalam
melihat
atau
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap di lapangan pekerjaan. Tingginya angkatan kerja di suatu daerah akan menggerakan perekonomian daerah tersebut. Apabila hal
id
/
sebaliknya terjadi, dapat mengakibatkan timbulnya masalah sosial. Gambaran
.g
o.
kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja, dan
ps
distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna untuk melihat prospek ekonomi
b. b
Kabupaten Lampung Timur. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-
ur ka
benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada
ti m
peningkatan kemampuan daya beli. Peningkatan pendapatan penduduk sangat
ketenagakerjaan
Kabupaten
Lampung
Timur
tahun
2012
la m
Kondisi
pu
ng
menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak.
diperlihatkan oleh Tabel 5.3.1. Pada tabel tersebut memperlihatkan jenis kegiatan
tp ://
utama yang paling banyak dilakukan penduduk di Kabupaten Lampung Timur adalah bekerja yakni sebesar 65,1 persen angka ini tidak mengalami perubahan yang
ht
signifikan hanya turun sebesar 0,4 persen. Sementara persentase pengangguran turun sebesar 1 persen dari 2,9 persen di tahun 2011 menjadi 1,9 persen di tahun 2012. Dua hal utama yang mungkin menjadi alasan turunnya angka pengangguran ini yaitu, pertama pertumbuhan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja (labour force) setiap tahun mulai seimbang dengan percepatan penyediaan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan, mulai tersedianya lapangan kerja. Kedua, mereka yang telah menamatkan sekolah cenderung untuk mencari kerja dibandingkan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. | 43
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 5.3.1 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012 2010 % (2)
2011 % 3
2012 % 4
Bekerja
64.8
65.5
65.1
Pengangguran
3.7
2.9
1.9
Sekolah
6.0
5.3
6.7
Mengurus rumahtangga
22.2
22.2
21.3
Lainnya
4.2
4.2
4.8
100.0
100.0
100.0
Kegiatan Utama (1)
Jumlah
o.
id
/
Sumber : Hasil Pengolahan Sakernas 2010-2012
.g
Ukuran umum yang digunakan untuk melihat keterlibatan penduduk kegiatan
ps
ekonomi adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), yaitu proporsi penduduk
b. b
yang masuk dalam angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Angkatan kerja
ur ka
adalah penduduk usia kerja yang terlibat dalam kegiatan produktif, karena itu angkatan kerja terdiri dari mereka yang bekerja, sementara tidak bekerja dan
ti m
mencari pekerjaan.
ng
Tabel 5.3.2 Indikator Ketenagakerjaan
Jenis Kelamin
la m
pu
Kabupaten Lampung Timur, 2011-2012 TPAK
TPT 2012
2011
2012
% (2)
% (3)
% (4)
(5)
Laki-laki
87.1
84.8
2.9
2.3
Perempuan
48.4
48.4
6.8
3.9
Total
68.4
67.0
4.2
2.85
ht
(1)
tp ://
2011
Sumber : Hasil Pengolahan Sakernas 2011-2012
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja untuk kelompok umur 15 tahun keatas di Tahun 2011 di Kabupaten Lampung Timur
secara total mencapai 68,4 persen | 44
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
sedangkan di Tahun 2012 menurun menjadi 67 persen. Hal ini menunjukkan dari 100 penduduk usia 15 tahun atas di Tahun 2012 terdapat 67 orang diantaranya yang termasuk ke dalam angkatan kerja, atau dapat diartikan ada 67 persen penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomis. Berdasarkan jenis kelamin di tahun 2012 TPAK penduduk laki-laki jauh lebih besar daripada TPAK penduduk perempuan, yaitu masing-masing sebesar 84,8persen
untuk penduduk laki-laki dan hanya
48,4persen penduduk perempuan. Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dikarenakan adanya faktor budaya dimana perempuan masih lebih
/
dominan berperan sebagai ibu rumah tangga dibanding dengan kegiatan membantu
o.
id
mencari nafkah.
.g
Permasalahan lain yang berkaitan dengan ketenagakerjaan adalah masalah
ps
pengangguran. Indikator pengangguran yang dapat digunakan diantaranya tingkat
b. b
pengangguran terbuka (TPT), yaitu perbandingan antara banyaknya pencari kerja
ur ka
dengan angkatan kerja. Tabel 5.3.3 menunjukkan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Terjadi penurunan angka pengangguran terbuka sejak 2011, angka
ti m
pengangguran terbuka pada tahun 2011 adalah sebesar 4,2 persen turun menjadi 2,8
ng
persen ditahun 2012 atau dapat diartikan dari 100 penduduk yang termasuk
pu
angkatan kerja, secara rata-rata 2 orang diantaranya adalah pencari kerja atau
la m
pengangguran. Terjadinya penurunan angka TPT ini secara tidak langsung
Perumahan
ht
5.4.
tp ://
menggambarkan peningkatan daya serap lapangan kerja yang ada.
Pemilihan jenis lantai dan dinding rumah oleh rumah tangga biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Semakin Baik jenis lantai dan dinding rumah yang
digunakan
mengindikasikan
bahwa
kondisi
ekonomi
dan
derajat
kesehatannya lebih baik. Seperti yang terlihat pada Gambar 5.4.1 pada Tahun 2012 sebagian besar (90,2 persen) rumah tangga di Kabupaten Lampung Timur memiliki lantai bukan tanah, sementara rumah tangga yang menggunakan dinding tembok di Tahun 2012 mencapai 78,9 persen. masih terdapatnya rumah tangga yang berlantai | 45
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
tanah dan berdinding bukan tembok menunjukkan bahwa kondisi perumahan dan
ur ka
b. b
ps
.g
o.
id
/
kesehatan rumah tangga tersebut masih rendah.
Luas lantai rumah dapat menjadi indikator apakah sebuah tempat tinggal
ti m
mampu memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi penghuninya atau tidak. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu kriteria rumah sehat adalah yang
ng
memiliki luas lantai per orang minimal 10m2. Rumah penduduk di Kabupaten
pu
Lampung Timur pada umumnya sudah memenuhi syarat yang ditetapkan WHO.
la m
Bila dilihat dari perkembangan selama 3 tahun terakhir tampak bahwa rata-rata luas
tp ://
lantai perkapita penduduk cenderung meluas sebagaimana yang terlihat pada Tabel 5.4.1 dibawah ini. Sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Lampung Timur
ht
menempati rumah dengan rata-rata luas lantai 23,7 m2 perkapita penduduk naik dari 18,8 m2 pada tahun 2010.
| 46
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Tabel 5.4.1 Rata-rata Luas Lantai per Kapita di Kabupaten Lampung Timur , 2010-2012 Tahun
2 Rata-rata luas lantai per kapita (m )
(1)
(2)
2010
18.8
2011
20.9
2012
23.7
id
/
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
.g
o.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air minum adalah sumber air
ps
minum tersebut. Sumber air minum yang kebersihannya tidak terjaga akan
b. b
menghasilkan air yang berkualitas rendah (kurang baik). Akibatnya mereka yang
ur ka
menggunakan sumber air minum ini dapat terserang berbagai jenis penyakit. Air untuk minum/memasak dianggap bersih apabila berasal dari hasil pengolahan atau
ti m
dari sumber yang bebas polusi seperti air kemasan, ledeng, pompa, sumur
ng
terlindung, dan mata air terlindung.
pu
Tabel 5.4.2 Persentase Rumah Tangga
la m
Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012 2010 % (2)
2011 % (3)
2012 % (4)
2.1
1.9
1.4
Sumur terlindung
51.8
58.2
57.6
Sumur tak terlindung
34.7
24.7
24.8
Pompa/Sumur Bor
7.3
11.6
11.8
Air Dalam Kemasan
1.6
1.6
0.8
Lainnya
1.0
2.0
3.5
100.0
100.0
100.0
tp ://
Sumber Air Minum
Ledeng
ht
(1)
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
| 47
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
Sumber air minum sebagian besar rumah tangga yang ada di Kabupaten Lampung Timur berdasarkan hasil Susenas tahun 2012 masih berasal dari air sumur terlindung (57.6persen). Terlihat dari Tabel 5.4.2 masih terdapat rumah tangga yang menggunakan air sungai, air hujan , dan lainnya sebagai sumber air minum yakni sebesar 3,5 persen. Tempat buang air besar merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi atau tingkat kesehatan perumahan, karena tingkat kesehatan rumah tangga
id
Tabel 5.4.3 Persentase Rumah Tangga Menurut
/
dan lingkungan akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan tempat buang air besar.
2011 % (3)
2012 % (4)
84.8
86.0
86.3
13.3
12.0
12.1
0'.6
0.6
0.7
1.2
1.4
0.8
100.0
100.0
100.0
b. b
2010 % (2)
ps
.g
o.
Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Lampung Timur, 2010-2012
Fasilitas tempat buang air besar
ur ka
(1) Sendiri
ti m
Bersama
ng
Umum
pu
Tidak ada
la m
Total
tp ://
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
Berdasarkan hasil Susenas 2012 persentase rumah tangga yang menggunakan
ht
fasilitas tempat buang air besar sendiri adalah sebesar 86,3persen. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan lingkungan sudah cukup baik. Yang perlu mendapat perhatian tersendiri adalah masih tercatat sebanyak 0,8persen rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar dalam arti tempat buang air besarnya merupakan tempat terbuka seperti sungai, kebun, hutan dan pekarangan. Untuk daerah aliran sungai dan wilayah yang berbatasan dengan laut
serta
berawa-rawa
tampaknya
perlu ditingkatkan kesadaran | 48
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lampung Timur 2013
masyarakat untuk memiliki tempat buang air besar sendiri. Alasan lain yang dapat dikemukakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya tempat buang air besar masih rendah. Kenyamanan tinggal di suatu rumah dipengaruhi oleh tersedianya fasilitas pokok di rumah tersebut. Salah satu fasilitas pokok rumah adalah sumber penerangan. Proporsi atau persentase rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan listrik akan menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga di suatu daerah. Namun sumber penerangan listrik sangat bergantung dari
.g
o.
maka tidak semua rumah tangga memperoleh fasilitas tersebut.
id
/
ketersediaan fasilitas di daerah. Mengingat jangkauan listrik yang sangat terbatas,
ps
Menurut data Susenas 2012, penggunaan sumber penerangan listrik (PLN
b. b
dan Non PLN) oleh rumah tangga terus mengalami kenaikan sejak 3 tahun terakhir
ur ka
yakni mencapai 95,8persen artinya, penggunaan listrik oleh masyarakat semakin banyak sehingga kenyamanan tinggal disuatu rumah semakin bisa terpenuhi.
ti m
Seiring naiknya penggunaan sumber penerangan listrik, maka semakin menurun pula penggunaan pelita/setir/obor dari 9,3persen di tahun 2010 menjadi 3persen di
pu
ng
tahun 2012.
la m
Tabel 5.4.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan
tp ://
di Kabupaten Lampung Timur, 2010- 2012 2010 % (2)
2011 % (3)
2012 % (4)
PLN
82.6
92.5
94.9
Non PLN
7.1
1.7
0.9
Petromak/ Aladin
0.5
0.1
0.0
Pelita/ Setir/ Obor
9.3
5.5
3.0
Lainnya
0.5
0.2
1.2
100.0
100.0
100.0
ht
Sumber Penerangan (1)
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Susenas 2010-2012
| 49