PERENCANAAN TAMAN PINTAR DI KOTA PADANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA Muhammad Rizky, Eko Alvarez Z., Red Savitra Syafril Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Perencanaan Taman Pintar Kota Padang merupakan sebuah sarana rekreasi wisata edukasi yang dirancang untuk mengembangkan motivasi masyarakat, khususnya anak usia 6-12 tahun dalam memamahi prinsipprinsip IPTEK dan ilmu sains dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang dihadirkan pada Perencanaan Taman Pintar ini adalah perwujudan dari ilmu-ilmu sains dan IPTEK yang menggunakan alat peraga sebagai perantaranya. Tidak hanya alat peraga di dalam ruangan, namun para pengunjung juga diajak untuk mempelajari ilmu-ilmu sains dan IPTEK di luar ruangan. Jl. Moh. Hatta Kecamatan Pauh dipilih sebagai lokasi Perencanaan Taman Pintar Kota Padang adalah beradasarkan RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030 yang menetapkan Kawasan Limau Manis sebagai Kawasan Pusat Pengembangan IPTEK dan Pendidikan di Kota Padang. Pendekatan arsitektur yang dipakai pada perencanaan ini adalah arsitektur metafora yang merupakan arsitektur yang mengadaptasi suatu bentuk kedalam konsep bangunan baik itu bentuk, tatanan ruang ataupun fasade bangunan. Bentuk yang diambil adalah rubik, permainan pengasah otak yang berbentuk kubus dan terdiri dari berbagai macam bentuk dan warna. Metafora bentuk segitiga rubik ular diaplikasikan pada bentuk bangunan yang kemudian ditransformasi. Warna yang menarik dari rubik seperti biru, merah, kuning, dan putih diaplikasikan pada fasade bangunan dengan tujuan menarik perhatian pengunjung khususnya anak-anak yang tertarik dengan warna-warna cerah. Perencanaan Taman Pintar ini diharapkan dapat memberi wadah baru bagi pendidikan khususnya anak usia 6-12 tahun selain sarana rekreasi baru di Kota Padang. Kata Kunci: rekreasi edukasi, sains, anak-anak, arsitektur metafora, rubik
PADANG EDUCATIONAL PARK WITH METHAPORIC ARCHITECTURE APRROACH Muhammad Rizky, Eko Alvarez Z., Red Savitra Syafril Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Padang Educational Park is an educational recreation facility that are designed to develop people passion of science and technology, especially children age 6-12 to figure out the science and technology fundamental in our daily life. The functions that presented in Padang Educational Park are science and technology objects that using a device as medium. Not only indoor, but there are also outdoor objects. Jl. Moh Hatta chosen as location for Padang Educational Park Planning because Limau Manis is an educational science and technology region based on Padang Spatial Planning 2010-2030. Architecture approach that used in in this planning is metaphoric architecture, an architectural movement that adapting an object into building concept. This building use rubik shape as its concept. Rubik is a kind of 3D puzzle games to increase our brain ability. It consists of any kind of shapes and colors. The transformation of triangle metaphor from Snake Rubik shape applied into building concept. Bright colors of rubik such a blue, red, white, and yellow designed for building façade to attract visitors, especially the children. Padang Educational Park Planning is expected to giving a brand new educational recreation for children between 6-12 years in Padang. Key Words : educational recreation, science, children, metaphoric architecture, rubik
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat telah membawa perubahan di segala sektor kehidupan manusia. Karenanya penguasaan iptek merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan manusia yang berkualitas. Dewasa ini telah muncul berbagai metode pembelajaran untuk pendidikan sains pada anakanak. Salah satu metode yang dianggap efektif dan mulai banyak diadopsi dalam pendidikan anak pra-sekolah dan sekolah dasar adalah metode Montessori, yang menekankan pada pendidikan motorik dan sensorik melalui pengembangan kelima indera (Lopata, 2005). Metode ini berusaha mengembangkan pendidikan yang partisipatif, menerapkan langsung praktek ilmu pengetahuan dalam berexperimen. Indonesia sendiri masih tertinggal dengan negara-negara tetangganya dalam hal memberikan perantara IPTEK kepada masyarakat. Salah satu bentuk pembelajaran sains di luar sekolah adalah Taman Pintar. Taman Pintar adalah fasilitas eduwisata sains anak yang telah diakui dan diterapkan di berbagai Negara. Kelebihan Taman Pintar adalah anak lebih banyak praktek, bereksplorasi, dan learning by doing sehingga terciptalah fun learning. Tema yang ditawarkan dalam masing-masing fasilitas beragam, tetapi fokus terhadap peranan sains pada perkembangan anak. Rumusan masalah yang menjadi acuan pada perencanaan ini yaitu : a. Bagaimana membuat Taman Pintar yang menyenangkan bagi anak-anak dan dapat dinikmati juga oleh masyarakat umum ? b. Bagaimana menghadirkan suasana yang berbeda dengan suasana pembelajaran sains di sekolah, mengingat Taman Pintar ini adalah sarana belajar informal ? c. Bagaimana memberikan kesan menyenangkan dan rasa aman dalam menggunakan alat peraga agar tercipta mood yang baik dalam melakukan pembelajaraan Sains di Taman Pintar ini ? d. Bagaimana mengintegrasikan bangunan wisata pendidikan dengan wisata alam dan budaya yang terdapat di kawasan sekitar site?
METODE PENELITIAN Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : a. Studi literature Melakukan studi literature dan pustaka baik melalui media buku, majalah, maupun internet tentang perancangan Taman Pintar maupun Pusat Peraga IPTEK sesuai dengan standar-standarnya. b. Studi Kasus Melakukan perbandingan beberapa Taman Pintar yang berstandar Nasional dan Internasional untuk mencari masalah masalah yang ada. c. Studi Preseden Mengambil beberapa sampel Taman Pintar untuk dapat diambil kesimpulanya dari analisa perancangan dan poin-poin arsitektural Taman Pintar d. Survey Site Melakukan survey terhadap site yang dipilih, baik secara fisik maupun non fisik serta kebutuhan ruang di dalamnya. Survey dilakukan terhadap kondisi yang ada sekarang dan pengembangannya. e. Pengumpulan Data Mengumpulkan seluruh data untuk kemudian dapat dianalisis. Data yang diambil diperoleh dari survey instansional ke kantor Pemerintah kota Padang, seperti : Dinas Tata Ruang dan Bangunan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pariwisata. Pengumpulan standar data melalui internnet tentang fasilitas Taman Pintar. Melakukan wawancara ke beberapa pelajar tentang tanggapanya bagaimana proses pembelajaran sains yang menurut mereka efektif dilakuakan. f. Analisis Data Menganalisis data yang diperoleh dan mengaplikasikan data lapangan ke studi literature atau studi banding. g. Analisis Site Menganalisis site sesuai dengan analisi data yang telah dilakukan di atas. Analisis site dilakukan terhadap bentuk tapak dan lokasi site yang ada sekarang. 1
h. Penemuan Konsep Perancangan Konsep perancangan didapat berdasarkan olahan analisis site dan analisis data, konsep perancangan juga diperoleh berdasakan teori dan kondisi lingkungan yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN Data dan Analisa Tapak 1. Lokasi Tapak Tapak Berada di Kecamatan Pauh Kota Padang Lokasi ini mudah diakses dari pusat Kota. pada site saat ini sudah mendukung karena memiliki akses dari jalur utama, dengan fasilitas pendukung seperti jaringan listrik, drainase sudah ada dan masih dalam kondisi baik. Juga terdapat jalur pedestrian yang dilindungi vegetasi disekitar site.
Gambar 1 : Peta Kota Padang Sumber : Data Pribadi, 2016
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan : 1. Luas Site : 26.403 m² 2. Fungsi bangunan : Taman Pintar 3. KLB : 0,9-1,2 4. KDB : 30% - 45% 5. Lantai Maksimal : 3 lantai 6. Kawasan : Kawasan Pusat Pelayanan Kegiatan 2. Batasan Site Utara : Sungai Gunung Nago Selatan : Jln. Moh. Hatta Barat : Jln. Kp. Duri Timur : Perumahan Penduduk
U Gambar 2 : Tautan Lingkungan Sumber : Observasi Lapangan, 2016U
U 3. Potensi dan Permasalahan Site Permasalahan Site : a. Belum tersedianya pedestrian bagi pejalan kaki. b.Belum tersedia area parkir. c. Sering terjadi cross antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor karena kondisi masing- masing jalur yang tidak memadai. d.Bersebelahan dengan penduduk pribumi. Potensi Site : a. Kawasan di daerah tersebut masih terbilang asri b.Merupakan daerah tempat pendidikan. c. View dari depan, belakang, samping kiri, dan samping kanan. d.Terdapat banyak anak-anak muda yang kreatif. Konsep Desain Keberadaan sebuah Taman Pintar sebagai wadah belajar sambil berwisata semestinya menjembatani masyarakat untuk mendukung perkembangan ilmu sains bagi negara dan provinsinya, juga untuk dirinya sendiri. Dengan menjadikan sains sebagai hal yang diapresiasi sedari kecil, maka perkembangan kota, pelajar dan masyarakat akan meningkat. Berada pada kawasan yang menjadi target perkembangan pariwisata perkotaan Kota Padang, berkaitan dengan bahasan dan fungsi dari bangunan sebagai pemeraga sains dan Iptek, maka perencanaan bangunan ini akan menggunakan pendekatan Metafora, dimana segala aspek perancangan bisa dilihat dalam 2
pengandaian bentuk yang lebih mengarah kearah sains . Pemanfaatan utama pada perancanagan ini yaitu intesitas matahari yang diubah menjadi nergi dengan menggunakan solar panel. Gambar 4: Konsep Transformasi Masa Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Gambar 3 : Pola Pembentuk Masa Bangunnan Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Orientasi bangunan menghadap ke utara dan selatan site. Orientasi ke arah utara lebih diperuntukan bagi ruang terbuka, sedangkan orientasi kearah selatan sebagai entrance utama masuk kedalam bangunan. Bentuk bangunan dengan pola simetris dan dengan 2 buah masa membuat bangunan berorientasi ke segala sisi sehingga lebih flexible dalam memanfaatkan maupun mengatasi permasalahan view, menunjang view di sekitar site , permasalahan matahari dan lainya. Untuk pencapaian ke dalam site terdapat dua entrance untuk kendaraan dan 1 entrance untuk pejalan kaki pada arah selatan site (Jalan Moh. Hatta). Masing-masing entrance untuk kendaraan menggunakn dua lajur jalan. Sedangkan untuk entrance pejalan kaki diarahkan langsung menuju ke bangunan. Kriteria Desain a. Bentuk Massa Bangunan Bangunan akan memilik 2 masa dimana diantara masa tersebut akan difungsikan sebagai penghubung 2 sisi site pada entrance Utara dan barat sebagai public space. Bentuk masa diambil dari transformasi dari bentuk masa segitiga.
b. Fasade Bangunan Bentuk fasade bangunan mengambil konsep struktur bentuk dari rubik, yaitu jenis rubik ular. Bentuk ini ditambah dengan penambahan aksen akar pohon sbagai secondary skin. Secara keseluruhan studi polayang digunakan untuk secondary skin mengintertifikasi tentang pola yang ada di sekitar site seperti pohon (batang, akar, dan cabang).
Gambar 5: Konsep arsitektur metafora Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Penggunaan garis zig zag atau garis tak beraturan untuk memberikan rasa antusia kepada anak-anak maupun pengunjung Taman Pintar Kota Padang ini. Sesuai dengan filosofi garis yang memberikan rasa semangat, antusias, dan gairah hingga memberikan kesan dinamis terhadap bentuk dan alur bangunan. Hal ini mengikuti fungsi dari penyajian pergaan sains yang memerlukan rasa antusiame bagi pengunjung. c. Konsep Tapak Konsep bentuk bangunan yakni mengambil pola-pola simetris . bentuk simetris mengekspresikan kebebasan, explorasi dan tak terbatas. Pada site bentuk bangunan didesain berbentuk simetris dengan sudut simetris yang dibuat sedikit tajam agar pandangan ruang didepan tidak langsung mati. 3
Konsep kriteria Fun Exploration yang adalah anak hanya dapat melihat sebagian ruangan yang berada di depannya sehingga merangsang rasa ingin tahu anak terhadap ruang selanjutnya. Hal ini untuk mencegah anak merasa bosan saat berada di dalam galeri, diwujudkan dengan denah yang dibuat dengan sudut yang tak terlalu tajam.
4
Gambar 6: Block Plan Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Gambar 7: Tampak Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
5
Gambar 8: Tampak Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Gambar 10: Tampak Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
6
Gambar 9: Tampak Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Gambar 10: Perspektif Eksterior Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
7
Gambar 11: Perspektif Eksterior Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Gambar 12: Perspektif Eksterior Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
8
Gambar 13: Detail Arsitektur Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
Gambar 14: Perspektif Interior Sumber : Analisa penulis, Thn 2016
KESIMPULAN Setelah melakukan sejumlah evaluasi dari konsep hingga hasil desain yang dikaitkan dengan skripsi dan gambar pra-rencana, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Konsep bentuk bangunan yakni mengambil pola-pola simetris . bentuk simetris mengekspresikan kebebasan, explorasi dan tak terbatas. b. Orientasi bangunan menghadap ke utara dan selatan site. Orientasi ke arah barat lebih diperuntukan bagi ruang terbuka,
sedangkan orientasi keaarah selatan sebagai entrance utama masuk kedalam bangunan. c. Untuk pencapaian ke dalam site terdapat dua entrance untuk kendaraan dan 1 entrance untuk pejalan kaki pada arah timur site, dan 1 entrance yang ditempatkan pada timur site mengarah ke jalan lingkungan sebagai entrance utama. d. Bangunan akan memilik 2 masa dimana diantara masa tersebut akan difungsikan 9
sebagai penghubung 2 sisi site pada entrance selatan dan barat sebagai public space. e. Penggunaan garis zig zag atau garis tak beraturan untuk memberikan rasa antusia kepada anak-anak maupun pengunjung Taman Pintar Kota Padang ini. Sesuai dengan filosofi garis yang memberikan rasa semangat, antusias, dan gairah hingga memberikan kesan dinamis terhadap bentuk dan alur bangunan. Hal ini mengikuti fungsi dari penyajian pergaan sains yang memerlukan rasa antusiame bagi pengunjung. REFERENSI Alberta Building Code 2006, A-3.8.2.2 D. K. Ching, Francis. 2000. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya. ed.ke-2. Terj. Nurrahman Tresani Harwadi. Jakarta: Erlangga. Edward T. White, 1994 Perancangan Tapak elizabeth B. Hurlock, (Tanpa Tahun) Perkembangan Karakteristik Anak Jurnal Michael Sorkin, (1992) A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space Neufert, Ernst. (1999),” Data Arsitek, Jilid 2 “, Erlangga, Jakarta Neufert, Ernst. (2002),” Data Arsitek, Jilid 2 “, Erlangga, Jakarta Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Edisi Kedua, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga. Peter Eisenman dan Frank Gehry, (Antoniades, 1990) Russian constructivist anthropomorphy & vertebrata (no core, no heart) metafora Rencana sistem Pusat – Pusat Pelayanan kota Padang tahun 2013, Rencana RTRW Kota Padang 2010 – 2030 salmon dkk Simon Bell, (1997) Design for Outdor Recreation And Theme Park White, Edward T. (1995),” Sumber Konsep “, Intermatra, Jakarta Jhon F. Kennedy, http://kata-katamutiara.org/kata-kata-mutiara-1/katamutiara-john-f-kennedy/ health motivator, http://female.kompas.com/read/2011/01/28/
11451990/anak.perlu.belajar.dari.pengalama n.nyataa Renstra Kota Padang, (2016-2020), http://padangkota.bps.go.id/Subjek/view/id/ 12 Taman, (2016) http://id.wikipedia.org/wiki/Taman Men In Black (2016)https://www.universalorlando.com/Ri des/Universal-Studios-Florida/Men-InBlack-Alien-Attack.aspx Under Water World Langkawi, (2016) http://www.underwaterworldlangkawi.com. my/indexmenu.html Taman pintar, (2016) http://tamanpintarjogja.go.id Taman Mini Indonesia Indah, (2016) http://www.liburananak.com/id/kidsholiday-spots/16-museums/4/museum-ppiptek-taman-mini-indonesiaindah#.V0AaBJF97IU Eco Park Batu Malang, (2016) http://wisatamalang.info/eco-green-parkbatu-malang/ Google image, 2016 http://google.image.com/ Jenis-jenis sun shading, 2016 http://assetsproduction-webvanta-com.s3-s3-us-west2.amazonaws.com Ristek-PP Iptek. 2014. Profil PP Iptek Taman Mini Indonesia Indah. www.ppiptektmii.blogspot.com
10