E
PL
M
SA PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
SA
Spiritual Leadership
PL
M
Seri: Pelayanan di Gereja Kecil (Perintisan) & Kelompok Sel
DAVID CANADA
E
Penerbit Gandum Mas Kotak Pos 46 - Malang 65101, Jawa Timur
www.GandumMas.com
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
SA
Originally published in the USA. By Abingdon Press, under the title Spiritual Leadership in the Small Membership Church by David Canada Copyright ©2005 by Abingdon Press Nashville, Tennessee USA All rights reserved
M
Hak cipta terjemahan Indonesia Penerbit Gandum Mas Cetakan Pertama 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang Penerjemah: Erna Maria Kristanti Korektor: Sunaryo
PL
Tiada ungkapan yang lebih manis Selain mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Karena Anda telah menghargai dan tidak memperbanyak Karya tulis saudara seiman ini Dalam bentuk dan dengan cara apa pun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit Gandum Mas
E PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
Daftar Isi Penghargaan ................................................................................................... Pendahuluan ..................................................................................................
5 7
Bab 1 Makna Kepemimpinan Rohani ....................................................... ......11 Pembentukan Rohani.......................................................................... ......12 Tahap-tahap Pembentukan Rohani .................................................. ......12 Kepemimpinan Rohani Adalah Tanggung Jawab Bersama ......... ......25
SA
Bab 2 Gembala sebagai Pemimpin yang Membentuk Kerohanian .... ......27 Tempat .................................................................................................. 27 Proses .................................................................................................... 29 Perumpamaan - Taman ...................................................................... ......29 Kehidupan Rohani Pendeta – Mempersiapkan Penabur .............. ......32 Mengalami Hadirat Allah Dalam Ruang Dan Waktu ................... ......36 Penggembalaan Sebagai Hasrat Untuk Memberkati ..................... ......37 Bergerak Melampaui Keinginan ....................................................... ......38
PL
M
Bab 3 Gereja Kecil Sebagai Komunitas Yang Terbentuk Secara Rohani .................................................................................................. 41 Tempat .................................................................................................. 41 Tantangan ............................................................................................. 42 Perjalanan ............................................................................................. 43 Perumpamaan–Taman ....................................................................... 44 Mempersiapkan Tanah Dengan Sarana Kasih Karunia ................ ......45 Kerinduan Untuk Memberkati .......................................................... ......63 Bergerak Melampaui Keinginan ....................................................... ......64
E
Bab 4 Rintangan Dalam Perjalanan ........................................................... ......65 Konflik Batin ........................................................................................ ......65 Konflik Dalam Keluarga..................................................................... ......69 Konflik Antar Keluarga ...................................................................... ......70 Konflik Budaya Dan Rasial ................................................................ ......71 Ketakutan ............................................................................................. 72 Bab 5 Mengatasi Rintangan......................................................................... ......75 Peran Penggembalaan ........................................................................ ......75 Mengatasi Rintangan Dengan Menyiapkan Lingkungan ............. ......78 Mengatasi Rintangan Dengan Penggunaan Simbol....................... ......79 Mengatasi Rintangan Dengan Sarana Anugerah ........................... ......79
Bab 6 Gaya Hidup Merangkul.................................................................... ......83 Sikap Merangkul Dan Keramahan ................................................... ......83 Strategi Untuk Menjalankan Gaya Hidup Merangkul Dan Ramah ................................................................................................... 99
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
PENDAHULUAN PERJALANAN PELAYANAN
PL
M
SA
Rumah duka itu penuh sesak dengan keluarga dan handai-taulan. Setiap anggota jemaat Rocky Mount United Methodist Church hadir di sana untuk memberikan penghiburan kepada janda yang sedang berduka. Kala itu saya melayani sebagai gembala sidangnya. Usia saya masih dua puluh lima tahun dan saya baru saja lulus dari seminari. Selama dua tahun ditugaskan menjadi pendeta magang dan tiga bulan mengikuti pelatihan pastoral klinis (PPK), saya telah banyak berkecimpung dalam pelayanan kedukaan dan mendampingi orang-orang yang sekarat. Saya merasa nyaman menjalankan peran sebagai pendeta bagi orangorang yang mengalami dukacita. Jemaat Rocky Mount termasuk bagian dari Buckingham Charge, penggembalaan wilayah atas tiga jemaat di pedesaan Virginia. Rocky Mount adalah gereja tertua kedua di Buckingham County. Gereja ini sudah berdiri sejak masa-masa awal Metodisme di Amerika. Banyak keluarga dalam gereja itu yang sudah berjemaat di sana sejak awal. Saya belum merasa nyaman di tengah-tengah mereka dalam banyak hal. Saya belum mengenal mereka sebaik yang saya inginkan. Saya merasa belum menjadi bagian dari komunitas itu. Tetapi, saya tahu peran seorang pendeta dalam
masa kedukaan. Saya tahu cara memberikan penggembalaan yang dibutuhkan di rumah duka. Saat saya menjauh dari para tamu, saya mendengar dua wanita yang sudah lanjut usia dalam komunitas itu sedang membicarakan saya. Salah satunya berkata, “Ia akan menjadi seorang pendeta yang baik suatu saat nanti.” Hati saya hancur mendengarnya. Segala perasaan yang saya miliki karena merasa tidak menjadi bagian dari komunitas ini mulai membanjiri alam sadar saya. Saya seolah ingin membenamkan kepala dan tidak mau melihat siapa pun. Saya juga merasa frustrasi. Bagaimana dengan semua pemakaman yang saya pimpin kala saya masih magang? Bagaimana dengan semua pemakaman yang saya layani sebagai mahasiswa PPK? Bukankah semuanya itu sudah cukup? Bukankah saya sudah pantas disebut “pendeta yang baik?"
E
TANTANGAN SEBAGAI PENDETA Proses dari seorang pendeta muda yang penuh semangat menjadi seorang yang melihat dirinya sebagai pemimpin rohani di suatu gereja tertentu adalah perjalanan yang penuh lika-liku. Banyak tantangan di dalamnya. Tujuan utamanya adalah menjadi bagian dari satu sama lain, yakni timbulnya
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
8
Spiritual Leadership in Small Membership Church
punyai pendeta-pendeta yang baru terjun dalam pelayanan. Seperti halnya saya sewaktu melayani di Buckingham Charge, kebanyakan pendeta baru ini sudah pernah mengikuti beberapa pelatihan, pendidikan, dan memiliki beberapa pengalaman. Mereka mungkin memiliki energi dan antusiasme yang menyala-nyala dalam pelayanan. Kepemimpinan rohani dalam gereja kecil sering kali menjadi bagian dari proses pendewasaan. Jemaatjemaat ini membantu melatih dan membentuk pendeta hingga cakap, kemudian pendeta ini pindah ke gereja yang lebih besar. Jika sang pendeta bisa belajar dengan cepat, maka ia pun bisa berpindah dengan cepat pula. Artinya, gereja yang anggotanya tidak banyak acapkali menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk melatih. Karena itu, mereka memiliki peluang yang terbatas dalam menikmati buah-buah dari hasil jerih lelah mereka. Gereja kecil memiliki tantangan-tantangan unik lainnya. Kedekatan yang terjalin pun amat berbeda bilamana jumlah anggota jemaat amat sedikit, karena mereka bisa mengenal satu sama lain dengan baik. Biasanya gereja kecil hanya beranggotakan beberapa keluarga. Artinya, usaha memilahmilah urusan keluarga dengan urusan gereja dapat menjadi sangat rumit, bahkan mustahil. Tingkat kedekatan yang mereka miliki satu sama lain dapat menyulitkan mereka untuk menerima orang luar. Pendeta bisa jadi kesulitan ketika hendak berbaur dan menjadi
TANTANGAN BAGI GEREJA Wanita yang memperkirakan pertumbuhan rohani saya di kemudian hari sebetulnya menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh gereja kecil. Gereja dengan jumlah anggota yang sedikit acapkali mem-
E
PL
M
SA
kesadaran bahwa hidup kita terkait dengan Allah dan sesama. Sikap ramah mengalir secara alami saat kita menjadi bagian dari satu sama lain. Kita merasakan keramahan ilahi ketika kita menyadari bahwa kita dimiliki oleh Allah. Kita merasakan keramahan ini dalam kehidupan ibadah kita, dan juga merasakannya di dalam keanggotaan gereja. Pengalaman keramahan ini terasa begitu indah, sehingga kita ingin membagikannya. Berbagi keramahan berarti mengesampingkan segala batasan alamiah kita, dan menjangkau orang lain. Saya melayani sebagai pendeta Buckingham Charge selama empat tahun. Rasa nyaman dengan peran saya sebagai gembala mereka dibangun dalam kurun waktu tersebut. Akhirnya saya memahami kelompok orang ini beserta budayanya. Pada gilirannya, saya dapat melihat diri saya sebagai anggota komunitas mereka. Saya pun dapat memahami peran saya sebagai seorang pemimpin rohani. Perjalanan ini boleh berhasil berkat kasih karunia Allah. Lewat perjalanan ini saya didewasakan oleh Allah. Pendewasaan ini acapkali terjadi melalui interaksi dengan ketiga gereja tersebut.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
9
Pendahuluan
bagian dari komunitas iman tersebut. Orang-orang dari latar belakang etnis yang berbeda bisa juga kesulitan untuk dapat menjadi anggota yang masuk ke tengah komunitas iman. Kedekatan ini bisa menjadi penghalang terciptanya inklusi dan keramahan.
E
PL
M
SA
PENUTUP Saya dan istri, Judy, membaca buku dengan cara yang berbeda. Saya selalu melihat halaman terakhir untuk mencari tahu berapa sisa halaman yang harus saya baca. Di lain pihak, Judy tidak akan sekali-kali langsung melihat halaman terakhir karena ia tidak ingin mengetahui akhir ceritanya sebelum selesai membaca. Rupanya ia menikmati bacaan dengan cara menelusuri tiap halamannya, sementara saya baru bisa menikmati bacaan dengan langsung mengetahui akhir kisahnya. Saat membaca, apakah Anda menanti-nantikan bagian akhir dari buku atau artikel yang Anda baca? Ataukah Anda bisa puas hanya dengan proses membacanya saja? Banyak orang di antara kita membayangkan bagian akhirnya, bahkan mendoakannya. Dalam hal rohani, kita kerap bertanyatanya sudahkah kita berjalan menuju arah yang benar, atau sudahkah kita melakukan apa yang dikehendaki Allah atas hidup kita. Setiap tahun, kami mengamati Hari Raya Columbus (Columbus Day). Baru-baru ini, timbul banyak kontroversi tentang Columbus dan perjalanannya ke Dunia Baru. Ada
yang menulis lelucon bahwa Columbus mengawali perjalanannya tanpa sungguh-sungguh tahu ke mana ia hendak pergi; ketika tiba, ia tidak tahu sedang berada di mana; dan saat kembali ke tempat asalnya pun ia tidak tahu dari mana ia kembali. Saya sempat berbincang-bincang dengan seorang teman yang sudah pensiun dari karirnya yang sudah mencapai puncak kesuksesan. Saya mengungkapkan sebagian rasa frustrasi saya kepadanya, dan terperanjat karena ternyata perjalanan kami memiliki kemiripan dalam banyak hal. Akhirnya, saya mengajukan pertanyaan yang lahir dari berbagai jenis frustrasi atas apa yang saya rasakan tentang hidup saya. Pertanyaan saya, “Kapan kamu mulai menyadari bahwa kamu sedang mengerjakan apa yang diperuntukkan oleh Allah bagimu?” Ia diam sejenak, memandang saya, kemudian meledaklah tawanya, “Aku rasa sampai sekarang aku bahkan belum mengetahuinya.” Banyak orang di antara kita yang saat ini mempertanyakan seperti apa akhir hidup kita. Kita mungkin bertanya-tanya apakah perjalanan hidup kita membawa kita ke tempat yang semestinya. Kita memiliki segudang pertanyaan tentang bagaimana akhirnya di kemudian hari. Satu per satu tujuan yang Allah miliki disingkapkan dalam sejarah manusia. Kita memang sedang menempuh perjalanan kita masingmasing, tetapi kita tidak menjalani-
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
10
Spiritual Leadership in Small Membership Church
makin dekat dengan Allah dan satu sama lain. Pertumbuhan ini acapkali diawali oleh sang pendeta. Hal ini berlangsung secara pribadi maupun bersama-sama. Pada akhirnya, pertumbuhan ini ditunjukkan dengan saling menjadi bagian dalam tubuh Kristus dan ramah satu sama lain.
E
PL
M
SA
nya sendirian. Kita semua menjadi bagian dari sebuah rencana yang lebih besar, yang terus-menerus disingkapkan. Kepemimpinan rohani adalah seni atau proses yang diterapkan oleh rohaniwan untuk menolong orang lain terus maju dalam perjalanan rohani mereka. Melalui proses ini, pendeta dan gereja yang digembalakannya bertumbuh se-
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
Bab 1
Makna Kepemimpinan Rohani
K
Gereja dengan jumlah anggota yang sedikit terdiri dari orangorang percaya. Masing-masing memiliki perjalanan imannya sendiri. Di lain pihak, jemaatnya juga memiliki perjalanan iman tersendiri. Dengan demikian, gereja kecil bukanlah sekadar sekelompok individu yang mencari pencerahan rohani. Melainkan, gereja kecil juga merupakan komunitas iman dalam suatu ziarah rohani. Bertambahnya kedewasaan rohani jemaat akan meningkatkan kepekaan semua anggotanya tentang kehidupan mereka sebagai komunitas dan hubungan yang mereka miliki secara bersama-sama di dalam Allah. Di sinilah peran pendeta sebagai pemimpin rohani, yakni menolong gereja kecil untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi dalam kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani dapat memberi kita penglihatan ilahi. Maksud saya adalah pertumbuhan rohani akan memungkinkan kita untuk melihat berbagai hal dari sudut pandang Allah. Selain itu, pertumbuhan rohani juga akan memberi kita semacam pendengaran rohani, sehingga kita dapat mendengarkan Allah dengan lebih baik lagi. Kedewasaan rohani yang berakar ini pada akhirnya akan tampak dalam keramahan dan saling menerima. Selain itu, kemampuan jemaat juga akan meningkat dalam mengelola tekanan
E
PL
M
SA
epemimpinan rohani adalah seni atau praktik yang diterapkan oleh pemimpin rohani untuk membantu orang lain bertumbuh menuju kedewasaan rohani. Salah satu pengawas di masa-masa awal pelayanan, saya membahasnya dari sudut pandang kitab Keluaran. Ia memberikan gambaran tentang pendeta memimpin jemaatnya ke tanah perjanjian. Dalam konteks ini, tanah perjanjian adalah tahap kedewasaan rohani. Bayangkan peran Musa sebagai pemimpin rohani, yang menuntun orang Ibrani dari perbudakan menuju kebebasan. Bagi gereja kecil, kebebasan ini diperlihatkan lewat sikap saling menerima dan ramah satu sama lain. Bayangkan peran Musa sebagai pemimpin rohani, yang menuntun orang Ibrani kepada kedewasaan rohani yang lebih dalam, dengan cara menyampaikan perjanjian dengan Allah di hadapan mereka. Untuk gereja kecil, perjanjian ini dapat dilihat sebagai janji Allah untuk menyertai mereka sebagai komunitas maupun pribadi di sepanjang perjalanan iman mereka. Bila peristiwa Keluaran dirunut kembali, kita mendapati bahwa orang Ibrani bertumbuh menjadi bangsa yang mampu menempati tanah perjanjian karena pembentukan yang mereka alami selama perjalanan melewati padang gurun.
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
Bab 2
Gembala sebagai Pemimpin yang Membentuk Kerohanian TEMPAT
S
E
PL
M
SA
aya sedang duduk di ruang kantor dalam pastori yang saya tempati, sembari mendengarkan detak jarum jam. Saat itu masih pagi. Saya sedang khusyuk berdoa. Saya bisa mendengar kicauan burung di luar jendela. Saya juga mendengar deru mobil yang berasal dari jalan yang agak jauh. Kota kecil ini-Burkeville, Virginia-adalah tempat tinggal bagi lima ratus tiga puluh lima jiwa saja. Ketika menelepon teman saya, Hyun Mi di Manhattan, saya selalu bisa mendengar deru mobil lewat dan membunyikan klakson di luar apartemennya. Tempat yang tenang ini cukup jauh berbeda dari tempatnya. Sejenak saya membandingkan Burkeville dan Manhattan. Tidak ada tempat yang sama. Masing-masing tempat memiliki pemandangan dan suara tertentu yang menyentuh bagian-bagian yang berbeda dari jiwa kita. Burkeville menjadi tempat yang khusus bagi perjalanan hidup saya saat ini. Inilah tempat di mana saya tinggal, bergerak, dan menjalani hidup. Ketiga gereja kami tidak ada yang sama. Masing-masing memiliki pemandangan dan bebunyian sendiri-sendiri. Kembali lagi saya mendengar detak jarum jam. Waktu tetap sama
di belahan dunia mana pun. Satu menit di Burkeville sama dengan satu menit di Manhattan. Saya mencerna momen khusus ini sembari mendengar jalannya yang ditandai oleh detak jam. Saya sadar bahwa ini adalah karunia Allah. Saya tinggal, bergerak, dan menjalani hidup dalam waktu ini. Kembali lagi saya mengingat ketiga gereja saya. Saya telah menggembalakan ketiganya selama tiga tahun. Waktu tiga tahun bersama mereka sama jumlahnya dengan tiga tahun yang dapat saya habiskan di mana pun. Meskipun demikian, tiga tahun tersebut adalah karunia yang Allah berikan kepada saya dan ketiga gereja itu. Detak itu mengingatkan saya bahwa tidak ada waktu dalam kekekalan. Allah tidak dibatasi oleh waktu. Tidak ada ruang dalam kekekalan. Allah juga tidak dibatasi oleh ruang. Bahkan saya menyadari bahwa Allah juga hadir bersama saya di kantor ini. Allah pun dengan ajaibnya hadir sedemikian rupa dalam kota kecil berpenduduk lima ratus tiga puluh lima jiwa ini. Allah hadir dengan ajaibnya dalam ketiga gereja saya. Allah juga hadir bersama saya sekarang ini. Saya duduk di antara para roh yang usianya sudah berabad-abad dari para pendeta yang telah tiada sebelum saya. Saya
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
Bab 3
Gereja Kecil sebagai Komunitas yang Terbentuk secara Rohani TEMPAT
B
E
PL
M
SA
uku ini diawali dengan kenangan saya tentang suatu petang di Dunkum’s Funeral Home. Saya hadir di sana bersama anggota jemaat Rocky Mount United Methodist Church. Kami berdukacita karena kehilangan salah satu anggota gereja itu. Anggota Rocky Mount United Methodist Church masih berkumpul di Dunkum’s untuk meratapi kehilangan yang dialami oleh para sahabat dan tetangga. Beberapa tahun silam, saya mendapat kesempatan istimewa untuk memimpin kebaktian kebangunan rohani di Rocky Mount. Gedung aslinya dibangun pada tahun 1788. Gedung ini masih dipakai sampai sekarang. Pemain organnya, dirigen paduan suaranya, dan bendaharanya masih sama dengan yang menjabat pada saat saya menggembalakan mereka lebih dari sepertiga abad yang lalu. Mereka masih menjadi bagian dari Buckingham United Methodist Charge. Meskipun demikian, Rocky Mount mengalami berbagai perubahan. Banyak anggota jemaatnya meninggal atau berpindah tempat tinggal. Anggota-anggota baru berdatangan. Anak-anak yang dulu tergabung dalam kaum muda saya
sudah membina keluarga, dan bahkan ada yang sudah menjadi kakek-nenek. Bangunan antik tahun 1788 ini diperlengkapi dengan tambahan “baru”. Rocky Mount sudah pernah digembalakan oleh sejumlah pendeta, terhitung sejak saya melayani mereka. Sekarang saya ditugaskan sebagai gembala di tempat lain. Sebelumnya, saya sudah menjelaskan tempat pelayanan saya yang sekarang ini. Dalam beberapa hal, Burkeville United Methodist Charge memiliki banyak kemiripan dengan Buckingham United Methodist Charge. Tetapi, keduanya cukup berbeda dalam beberapa hal. Masing-masing distrik terdiri dari tiga gereja. Kondisi kerohanian kedua distrik ini berbeda. Jika dicermati secara terpisah, keenam gereja di bawah kedua distrik ini pun memiliki kondisi kerohanian yang berbeda-beda. Coba cermati gereja yang Anda gembalakan saat ini. Pikirkan tentang identitas rohaninya yang unik. Jika Anda melayani lebih dari satu gereja, perhatikan identitas rohani masing-masing gereja. Tahapan perkembangan rohani yang diuraikan dalam pasal satu mungkin bisa menolong Anda. Tahapan-tahapan itu antara lain: insting (perasaan), pengertian
PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])
E
PL
M
SA PESAN SEKARANG JUGA! Hubungi: YONATAN (HP: 0823.3155.1813 / Email:
[email protected])