52
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan umum dari riset, Marzuki (1992) membagi menjadi tiga jenis riset, yaitu riset eksploratif, developmental dan verifikasi. Riset eksploratif bertujuan untuk menemukan problematik-problematik baru. Riset developmental untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada dan riset verifikasi untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan. Berdasarkan taraf penelitian, Marzuki (1992) membagi riset menjadi dua riset deskriptif, yaitu : “riset yang hanya melukiskan keadaan objek, atau persoalannya dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum dan riset inferensial yaitu riset yang tidak sekedar melukiskan”. Mengingat penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel independent (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) maka penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian eksplanatory research, dimana penelitian ini menjelaskan pengaruh peran perangkat desa dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan Desa Sambogunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik.
52
53
3.2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah salah satu unsur yang penting dalam penelitian, karena definisi operasional adalah merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel dapat diukur atau petunjuk kriteria ukuran dari suatu variabel. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Singaribun dan Effendi (2000) berikut ini : Salah satu unsur yang sangat membantu antara peneliti adalah definisi operasional, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dan dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel, sehingga dia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran Definisi operasional dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Peran Perangkat Desa (X) Peran pemerintah desa adalah keterlibatan perangkat desa berkenaan dengan hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Republik Indonesia. Sebagai indikator pengukuran peran perangkat desa dilihat dari fungsi kepemimpinan kepala desa: a. Fungsi instruktif, menentukan perintah, mengerjakan perintah, bagaimna cara mengerjakan. b. Fungsi konsultatif, cara menetapkan keputusan. c. Fungsi
partisipasi,
mengaktifkan
orang-orang
keputusan maupun dalam melaksanakannya.
dalam
pengambilan
54
d. Fungsi delegasi, melimpahkan wewenang sementara kepada bawahan. e. Fungsi pengendalian, mengawasi, mengendalikan, melakukan evaluasi 2.
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan (Y) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah suatu
kesediaan
masyarakat untuk membantu berhasilnya setiap program pembangunan sesuai dengan kemampuan setiap orang dan tanpa harus mengorbankan kepentingan diri sendir. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program pelaksanan pembangunan dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill. Sebagai indikator pengukuran variabel ini adalah sebagai berikut : a.
Konsultasi,
b.
Jasa;
c.
Sumbangan spontan dalam bentuk barang dan jasa;
d.
Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari sumbangan industri/ instansi yang berada di luar lingkungan tertentu.
e.
Mendirikan proyek yang bersifat berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh komunikasi (rapat desa);
f.
Sumbangan dalam bentuk kerja biasanya dilakukan oleh tenaga ahli setempat;
g.
Aksi swasta
55
3.3. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Sambogunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik peneliti memilih tempat ini dengan pertimbangan bahwa Desa Sambogunung merupakan salah satu desa yang telah maju di bidang pendidikan sehingga nantinya peneliti dapat memperoleh data yang akurat, selain itu desa ini juga mudah dijangkau sehingga dapat membuat peneilitian ini efektif dan efisien. Selain alasan tersebut, bahwa peneliti merupakan salah satu perangkat Desa Sambogunung selain sudah mengenal dengan baik tentang aktivitas di kantor desa, karakter masyarakat dengan berbagai permasalahan yang dihadapi juga akan menghemat tenaga, waktu dan biaya.
3.4. Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti. Atau, populasi adalah keseluruhan kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barangbarang/obyek yang diminati oleh peneliti untuk diteliti (Malhotra, dalam Widayat dan Amirullah : 2002). Sementara itu menurut Hadi (1999 : 220) mendefinisikan bahwa "Popualsi adalah sejumlah individu yang akan diselidiki yang mempunyai sifat yang sama". Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan penduduk di Desa Sambogunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik yang berjumlah 1347 orang penduduk.
56
3.5. Sampel Penelitian Pengertian sampel menurut Riduwan dan Lestari (2001 : 4) mengatakan bahwa : Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik tertentu atau ciri, keadaan yang aka diukur. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang dan benda akan diteliti melainkan cukup dengan mengunakan sampel yang mewakilinya. Hal ini sampel harus representatif disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel dan karakteristik populasi dalam sampel Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitiannya, maka merupakan penelitian populasi atau studi sensus (Arikunto, 1998). Dua konsisi yang sesuai dengan studi sensus adalah : (1) bila populasinya kecil, dan (2) bila masing-masing elemen sedikit berbeda satu sama lain (Emory, 1996). Apabila populasi yang akan diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil semua sebagai subyek penelitian (Arikunto, 1998). Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini termasuk besar, yaitu sebanyak 3347 orang maka teknik pengambilan sampel, maka penarikan sampel digunakan metode “Stratified Random Sampling” yaitu membagi populasi ke dalam kelompok pegawai berdasarkan tingkat pendidikan. Besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, akan ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Rakhmat (1989) sebagai berikut : =
( ) +1
Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Prestasi yang digunakan
57
Dengan menggunakan sejumlah sampel sebanyak 3347 orang warga di Desa Sambogunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik dengan tingkat prestasi yang digunakan sebesar 10%, maka akan diperoleh sampel dengan perhitungan sebagai berikut : =
3347 1 + 3347 ∙ (0,1)
= 99,67
=100 (pembulatan) Jadi besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 warga di Desa Sambogunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik.
3.6. Sumber Data Sumber data yang diperlukan untuk menguji hipotesis yang dikemukakan adalah : data primer dan data sekunder. 1.
Data Primer Data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari lokasi penelitian dengan cara hasil face to face dan diskusi dengan atasan, serta dari hasil proses assessment (penilaian) pegawai yang menjadi populasi atas kuesioner penelitian.
2.
Data Sekunder Data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data tersebut berupa dokumen, jurnal, catatan buku arsip yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
58
3.7. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisis dan mengintepretasikan data yang valid dan reliabel, agar hasil yang diperoleh mengandung kebenaran. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1.
Studi Pustaka Studi metode pengumpulan data sekunder yang bersumber pada literatur, makalah, dokumen, majalah dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu bahwa pengambilan data teknik studi pustaka dilakukan dengan melihat literatur dan teori-teori yang berhubungan dengan fokus penelitian serta materi-materi yang berhubungan dengan variabel penelitian.
2.
Teknik Dokumentasi Untuk mendapat data sekunder dilakukan dengan tehnik Dokumentasi yaitu pengumpulan data tertulis yang berkaitan dengan masalah kepegawaian antara lain meliputi : a.
Perangkat desa meliputi jumlah pegawai, pendidikan, usia, masa kerja.
b.
Profil desa termasuk mengenai data penduduk berdasar usia, pendidikan, pekerjaan, serta data-data lain yang berhubungan dengan desa obyek penelitian.
3.
Teknik Kuesioner Untuk mendapatkan data primer dilaksanakan melalui tehnik kuisioner yaitu wawancara tertulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang tersusun dalam daftar pertanyaan (kuisioner). Kuisioner yang dibuat terbuka dan bersifat tertutup.
59
Kemudian dilakukan pengukuran variabel penelitian tersebut dengan memberi skor untuk item-item penyataan terhadap masalah yang diteliti menggunakan Skala Likert. Sesuai dengan teori Likert (Sudjak, 1991) Alternatif penilaian dalam pengukuran item-item tersebut dari 5 alternatif pilihan yang mempunyai gradasi sangat positif sampai dengan sangat negatif, misalnya adalah sebagai berikut : a.
Jawaban A diberikan bobot nilai 5
b.
Jawaban B diberikan bobot nilai 4
c.
Jawaban C diberikan bobot nilai 3
d.
Jawaban D diberikan bobot nilai 2
e.
Jawaban E diberikan bobot nilai 1
3.8. Teknik Analisis Data 3.8.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya instrumen tersebut. Sisi lain yang penting adalah kecermatan pengukuran, yaitu kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada variabel yang diukurnya. Pengukuran validitas pada instrumen ini dilakukan dengan korelasi product moment antara skor butir dengan skor skalanya. Koefisien korelasi dapat dianggap memuaskan jika melebihi 0,30. (Azwar : 1998 : 153).
60
3.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan bilamana suatu alat ukur dipakai dua kali atau lebih, maka untuk mengukur gejala yang sama akan menghasilkan pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas dihitung dengan rumus sebagai berikut : rtot = 2(rtt) 1+ rn
3.8.3. Diskripsi Frekuensi Nilai Skor Jawaban Responden Analisi data penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang dipergunakan untuk menganalisa data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 1999). Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan penghitungan atau pengukuran dari kategori jawaban responden dalam kuesioner, yang kemudian diprosentasekan
guna
memudahkan
penginterpretasian
dalam
bentuk
datakualitatif. Jadi tujuannya (data kuantitatif) hanya semata-mata untuk memudahkan didalam penafsiran penyimpulan (generalisasi).
3.8.4. Analisis Regresi Linier Sederhana Model regresi linier sederhana digunakan untuk menjelaskan peran perangkat desa (X) dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat (Y) dalam
61
pelaksanaan pembangunan di Desa Sambonggunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik, dimana persamaan operasional yang digunakan adalah : Y = α + a1X1 + e Dimana : Y : α : a1 : X1 : e :
Dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat Konstanta Koefisien regresi linier sederhana Peran perangkat desa Variabel pengganggu
3.8.5. Analisis Koefisien Korelasi (R) Menurut Wirawan (2002 : 282), koefisien korelasi adalah : “suatu alat utama untuk mengukur kuat dan lemahnya hubungan antara dua variabel X dan variabel Y”. Untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat diketahui dengan menghitung besarnya nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh dengan rumus :
r
nX
n X i Y i X i Y i 2 i
nY
(X i) 2
i
2
(Y i) 2
Keterangan : r : Koefisien korelasi X : Variael bebas Y : Variabel terikat n : Jumlah sampel R = 1 atau mendekati 1 artinya terdapat korelasi yang positif antara variabel peran perangkat desa dengan variabel dalam upaya peningkatan partisipasi
62
masyarakat, dimana perubahan variabel dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat dapat diterangkan oleh perubahan variabel peran perangkat desa. R = 0 berarti tidak terdapat korelasi antara variabel peran perangkat desa dengan dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat, dimana perubahan dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat, sama sekali tidak dapat diterangkan oleh variabel peran perangkat desa. R = -1 atau mendekati –1 artinya terdapat korelasi negatif antara variabel peran perangkat desa dengan variabel dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat, dimana perubahan variabel dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat dapat diterangkan oleh perubahan variabel peran perangkat desa.
3.8.6. Pengujian Hipotesis Pengujian ini digunakan untuk mengetahui secara parsial pengaruh peran perangkat desa (X) terhadap dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat (Y) dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Sambonggunung Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Adapun kriteria pengujian yang digunakan apabila : 1.
Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikan variabel bebas lebih kecil dari nilai (0,05), maka hipotesis diterima, berarti variabel bebas berperan positif dan signifikan terhadap variabel terikat.
63
2.
Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dan nilai signifikan variabel bebas lebih besar dari nilai (0,05), maka hipotesis ditolak, berarti tidak ada peran variabel bebas secara positif dan signifikan terhadap variabel terikat.