PERSIAPAN IBU DALAM PERAWATAN ANAK DI RUMAH SAKIT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RSUD KOTA SEMARANG
Manuscript Oleh Saiba G2A009092
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016
http://jurma.unimus.ac.id
http://jurma.unimus.ac.id
Persiapan ibu dalam perawatan anak di rumah sakit dengan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah di RSUD Kota Semarang Saiba1,Mariyam2 , Dera Alfiyanti3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Anak Fikkes UNIMUS 3 Dosen Keperawatan Anak Fikkes UNIMUS 2
Absrtak Hospitalisasi merupakan pengalaman yang penuh dengan stres, baik bagi anak maupun orang tua. Persiapan dan lingkungan merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak. Upaya untuk mengurangi stress pada anak yang menjalani hospitalisasi dapat dimulai dari persiapan dalam perawatan anak sebelum dirawat di rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara persiapan ibu dalam perawatan anak dirumah sakit dengan stress hospitalisasi pada anak usia sekolah di RSUD kota Semarang. Jenis penelitian adalah eksplanatori (explanatory research). Proses penelitian dilaksanakan pada bulan april 2014-september 2016 di RSUD Kota Semarang dengan teknik purposive sampling. Metode analisa data dengan uji statistik non parametrik spearman rho. Hasil penelitian terdapat korelasi antara persiapan ibu dalam perawatan anak di rumah sakit dan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah dengan nilai p value (sig 2 tailed) < 0,05. Tingkat kekuatan korelasi sebesar -0,361 atau tinggi (0,61-0,80). Kekuatan korelasi yang tinggi memperlihatkan bahwa persiapan ibu dapat mempengaruhi tingkat stress hospitalisasi pada anak. Kata kunci : Persiapan Ibu, anak , umur, stres, hospitalisasi.
Abstract Hospitalization is a stressful experience for both children and parents. Preparation and the environment is a cause of stress and anxiety in children. Efforts to reduce the stress on children who underwent hospitalization can be started from the preparation in child care before being treated in hospital. The research objective was to determine the relationship between the preparation of the mother in child care in the hospital with the stress of hospitalization in school age children in hospitals Semarang. This type of research is explanatory (explanatory research). The research process was conducted in March-April 2016 in Semarang City Hospital with purposive sampling technique. Data analysis method with non-parametric statistical tests Spearman rho. The results of the study there was a correlation between the preparation of the mother in child care in hospitals and stress of hospitalization in children of school age with p value (2-tailed sig) <0.05. The power level of correlation of 0.801 or higher (0.61 to 0.80). Strength high correlation showd that the preparation of the mother can affect the stress levels of hospitalization in children.
Keywords: preparation of the mother, child, age, stress, hospitalisasion
http://jurma.unimus.ac.id
PENDAHULUAN Anak merupakan individu yang berada dalam rentang perkembangan yang dimulai dari bayi hingga dewasa. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun) hingga remaja (12-18 tahun). Pada proses tumbuh kembangnya tersebut, anak tidak selamanya sehat sehingga mengharuskan anak menjalani hospitalisasi, yaitu suatu proses yang mana karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk dirawat di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Anak-anak yang menjalani hospitalisasi di Indonesia diperkirakan 35 per 1000 anak (Lumiu, dkk., 2013). Sedangkan angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 tahun apabila dihitung dari keseluruhan jumlah penduduk adalah 14,44%. Angka kesakitan anak di Indonesia juga disebabkan oleh penyakit akut, seperti penyakit pernapasan 50%, infeksi dan penyakit parasit 11%, cedera 15% dan ketidakmampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam derajat tertentu (Wong, 2009). Menurut mulyono (2008), sebagian besar anak yang dirawat mengalami stres hospitalisasi tingkat sedang sebesar 52,63%.
Hospitalisasi pada anak banyak menyebabkan pengalaman yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun orang tua, sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan sangat berdampak pada perawatan anak selama di rumah sakit. Wong (2009) mengemukakan perawatan anak sakit di rumah sakit atau hospitalisasi menimbulkan stres dan kecemasan tersendiri bagi anak. Saat anak berada di rumah sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing dan pemberian asuhan yang tidak dikenal, anak juga sering kali berhadapan dengan prosedur
http://jurma.unimus.ac.id
yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian, dan berbagai hal yang tidak diketahui. Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan stres pada anak yang dirawat di rumah sakit, sangat diperlukan kerja sama antara orang tua dan tim kesehatan dan asuhan pada anak, baik sehat maupun sakit, paling baik dilaksanakan oleh orang tua, dengan bantuan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhannya. Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga yaitu keterlibatan orang tua dalam perawatan dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anaknya. Perawat mempunyai peran penting untuk memfasilitasi hubungan orang tua dan anak selama di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar orang tua mempunyai kemampuan meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama di rumah sakit.
Upaya untuk mengurangi stres pada anak yangmenjalani hospitalisasi dapat dimulai dari persiapan dalam perawatan anak di rumah sakit. Menurut Supartini (2004), pada tahap sebelum masuk rumah sakit yang dapat dilakukan yaitu menyiapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia dan jenis penyakit dengan peralatan yang diperlukan. Apabila anak harus dirawat secara berencana, 1-2 hari sebelum dirawat diorientasikan dengan situasi rumah sakit dengan bentuk miniatur bangunan rumah sakit. Sedangkan pada hari pertama dirawat, tindakan yang harus dilakukan adalah mengenalkan perawat dan dokter yang akan merawatnya, orientasikan anak dan orang tua pada ruangan rawat yang ada beserta fasilitas yang dapat digunakannya, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien, mengenalkan dengan pasien anak lain yang akan menjadi teman sekamarnya, memberikan identitas pada anak misalnya pada papan nama anak, menjelaskan aturan rumah sakit yang berlaku pada jadwal kegiatan yang harus diikuti, melaksanakan pengkajian riwayat keperawatan, melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dengan yang diprogramkan. Dengan demikian anak akan merasa lebih tenang sehingga dapat mengurangi tingkat stres pada anak. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan persiapan ibu dalam perawatan anak di rumah sakit dengan stres hospitalisasi anakusia sekolah di RSUD Kota.
http://jurma.unimus.ac.id
METODE Penelitian ini merupakan penelitiani eksplanatori (explanatory research) dengan rancangan cross sectional dengan persiapan ibu dalam perawatan anak dengan stres hospitalisasi pada anak. Sampel adalah ibu dengan anak yang dirawat di RSUD Kota Semarang dengan sampel sejumlah 64 dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan persiapan ibu dengan stres hospitalisasi pada anak, dengan metode purposive sampling, penelitian dilakukan di RSUD Kota Semarang. Proses penelitian berlangsung dari minggu ke-3 April sampai dengan minggu ke-2 april 2016. Data dianalisis secara univariat, bivariat (kolmogorov smirnov, korelasi Rank Spearman Rho). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian 64 responden diperoleh rerata usia ibu 43,23 tahun dengan umur terendah 29 tahun, dan tertinggi 61 tahun, rerata usia anak 9,54 tahun, terendah 6 tahun, dan tertinggi 12 tahun. Hasil penelitian berdasarkan pengalaman anak dirawat menunjukan sebagian besar tidak pernah dirawat yaitu 33 responden (51,6%), dan yang pernah dirawat 31 responden (48,4%). Hasil penelitian persiapan ibu diperoleh rata-rata 33,0, berdasarkan kategori persiapan ibu sebagian besar baik 33 responden (51,6%), tidak baik 31 responden (48,4%). Sedangkan rata-rata tingkat stres hospitalisasi terendah 45, dan tinggi 63, kategori tidak stres 36 responden (56,2%), stres 28 responden (43,8%).
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan Persiapan ibu dalam perawatan anak di Ruang Nakula 4 RSUD Kota Semarang Bulan Maret 2016, (n =64) variabel n minimum Maximum median SD Persiapan
64
22
43
ibu
http://jurma.unimus.ac.id
33,0
6,12
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan tingkat stres hospitalisasi anak usia sekolah di Ruang Nakula 4 RSUD Kota Semarang Bulan Maret 2016, (n =64) variabel
n
mean
Minimum
maximum
SD
Stres
64
54,9
45
63
4,73
hospitalisasi Tabel 3 Hubungan persiapan ibu dalam perawatan anak di Rumah Sakit dengan stres hospitalisasi anak usia sekolah di Ruang Nakula 4 RSUD kota Semarang bulan maret 2016, (n=64) variabel n mean r P value Persiapan 64 32,5 -0,361 0,003 ibu Stres 64 54,9 hospitalisasi
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang signifikan antara persiapan ibu dalam perawatan anak dengan stres hospitalisasi p value 0,003 (< 0,05). Menurut Moris (2003), bentuk persiapan yang dilakukan ibu antara lain adalah: Orang tua mulai mempersiapkan anak untuk berangkat ke rumah sakit. Persiapan tersebut menyediakan kebutuhan anak selama dirawat meliputi pakaian dan benda-benda kesayangan seperti mainan favorit, boneka atau selimut. Jika anak akan dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang lama, maka orang tua akan membantu untuk membawakan mainan baru. Mainan tersebut memberikan sesuatu yang segar dan menarik untuk meningkatkan semangat anak. Membacakan buku-buku tentang rawat inap atau kunjungan dokter dengan anak.
http://jurma.unimus.ac.id
Orang tua bermain bersama anak sebagai dokter atau perawat dengan menggunakan mainan alat medis yang dapat menyenangkan dan bermanfaat sehingga anak dapat mengenal dan mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Adapun stresor utama dari hospitalisasi pada anak usia sekolah menurut Wong, dkk. (2009) adalah sebagai berikut: Kecemasan karena perpisahan Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi, mengalami respon perilaku, fisiologis dan emosional, individu merasa tidak nyaman/takut atau memiliki firasat akan ditimpa mala petaka padahal individu tersebut tidak mengerti emosi yang mengancam itu bisa terjadi (Viedebeck, 2008). Kehilangan kendali atau kontrol atas tubuhnya (Loss Of Control) Anak usia sekolah rentan terhadap kejadian-kejadian yang dapat mengurangi kendali dan kekuatan mereka. Bagi anak usia sekolah, aktivitas yang dibatasi seperti bed rest, penggunaan kursi roda, kehilangan privasi serta rutin di rumah sakit akan menghilangkan kekuatan diri dan identitas dari anak. Kehilangan kendali tersebut berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, anak kehilangan kelompok sosialnya dengan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut mati, dan adanya kelemahan fisik, penelantaran atau cidera
permanen,
kehilangan
penerimaan
kelompok
sebaya,
kurangnya produktivitas dan ketidakmampuan untuk menghadapi stres
http://jurma.unimus.ac.id
sesuai harapan. Reaksi yang mungkin muncul pada anak adalah perasaan depresi, menunjukkan rasa permusuhan dan frustasi. Takut akan cedera tubuh atau nyeri Tindakan perawatan dan tindakan lainnya yang menimbulkan luka dan nyeri menimbulkan reaksi pada anak. Reaksi terhadap perlakuan atau rasa nyeri akan ditunjukkan dengan ekspresi baik secara verbal maupun non verbal. Anak usia sekolah sudah mampu mengontrol perilakunya jika merasa nyeri, yaitu dengan menggigit bibir atau menggigit dan memegang sesuatu dengan erat. Berdasarkan hasil uji statistik korelasi bivariat terdapat hubungan antar variabel persiapan ibu dengan stres hospitalisasi anak usia sekolah dengan nilai p value (sig 2 tailed) < 0,05. Tingkat kekuatan korelasi sebesar 0,003 atau tinggi (0,61-0,30). Kekuatan korelasi yang tinggi memperlihatkan bahwa persiapan ibu dapat mempengaruhi tingkat stres hospitalisasi pada anak.
PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan pada persiapan ibu dalam perawatan anak dengan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah di RSUD Kota Semarang diperoleh ada hubungan persiapan ibu dengan tingkat stres hospitalisasi pada anak.
http://jurma.unimus.ac.id
KEPUSTAKAAN Lumiu, SE, Tuda, JSB, & Ponidjan, T, (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak di Usia Pra Sekolah di IrinaeBlu RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado, Ejournal keperawatan (e-Kp), Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013. Morris, J, (2003).When Child is Hospitalized: Tips and Resources for Parent. Vanderbit Kennedy Center.http:
[email protected]. Mulyono, (2008) pengaruh terapi bermain terhadap tingkat stres hospitalisasi pada anak usia toddler. Diakses pada 01 februari 2011 dari http:www.digilib.umm.ac.id//jiptummpp-gdl-s1-2008-adyekomuly-14588PENDAHUL-N.pdf. Supartini, Y, (2004).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Pada Anak, EGC, Jakarta. Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar: keperawatan jiwa. (penerjemah: komalasari, R., &hany, A). Jakarta: EGC. Wong, DL, Hockenberry, M, Eaton, Wilson, D, Winkelstein, ML, & Schwartz, P,(2009).Buku Ajar: Keperawatan Pediatrik, Edisi 6, Alih bahasa: Hartono. A., Kurnianingsih. S., & Setiawan, EGC, Jakarta.
http://jurma.unimus.ac.id