HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD KOTA SEMARANG Miftachus sidiqa), Chanifb), Sri Widodoc) a) Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email :
[email protected] b) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email :
[email protected] c) Dosen Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email :
[email protected]
ABSTRAK Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut dan kronis. Komplikasi kronis yang sering terjadi yaitu ulkus diabetik. Salah satu upaya preventif pada pasien diabetes melitus yang sudah mengidap penyakit menahun adalah kepatuhan perawatan kaki untuk mengurangi terjadinya komplikasi ulkus diabetik. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk pasien diabetes melitus dalam memotivasi kepatuhan perawatan kaki. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini sebesar 45 responden dengan teknik consecutive sampling. Hasil uji spearman’s rho didapatkan p value 0.008 yang nilainya kurang dari nilai alpha 0.05 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus. Rekomendasi dari penelitian ini agar perawat dapat memberikan pengetahuan kepada keluarga pasien diabetes melitus untuk dapat memberikan dukungan yang optimal dalam tindakan preventif perawatan kaki sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi. Kata kunci
: Diabetes melitus, dukungan keluarga dan kepatuhan perawatan Kaki
THE CORELATION FAMILY SUPPORT FOR TREATMENT ADHERENCE FOOT IN DIABETES MELLITUS PATIENTS IN DISTRIC HOSPITAL SEMARANG ABSTRACT Diabetes mellitus is not controlled properly will cause acute and chronic complications. The complications is diabetic foot ulcers. One of the prevention efforts in diabetes mellitus patients who have chronic disease is the adherence foot care to reduce the occurrence of complications of diabetic foot ulcers. Family support is needed for patients with diabetes mellitus in motivating the adherence foot care. The aim of the study was to identify the correlation of family support with adherence foot care in patient diabetes melitus in distric hospital semarang. A cross sectional design was used in this study. Total sample was 45 respondents, taken with consecutive sampling technique. Spearman's rho test results obtained p value of less than 0.008 alpha value of 0.05 which means that there is a corelations between family support for foot care adherence on patient diabetes mellitus. The study recommended for the nurses to provide knowledge to the families of patients with diabetes mellitus to provide optimal support to the foot care so preventive measures can prevent complications. Key words: Diabetes mellitus, family support and foot care adherence 1
http://jurma.unimus.ac.id
PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau menurunnya kerja insulin (American Diabetes Association, 2012). Hiperglikemi dapat berdampak buruk pada berbagai ancaman organ tubuh seperti neuropati diabetik, ulkus kaki, retinopati diabetik, nefropati diabetik dan gangguan pembuluh darah (Price & Wilson, 2006). Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) dan jumlah pasien diabetes melitus didunia mencapai 246 juta orang (WHO 2007). Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah pasien diabetes melitus terbesar didunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat, dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk (WHO, 2005). Secara global, WHO mengatakan bahwa pada tahun 2004 terdapat 1,1 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes melitus dengan prevalensi 1,9% dan pada tahun 2007 dilaporkan bahwa terdapat 246 juta pasien diabetes melitus, 6 juta kasus baru diabetes melitus dan 3,5 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes melitus. Dari seluruh kematian akibat diabetes melitus di dunia, 70% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota semarang tahun (2014), prevalensi kasus diabetes melitus pada tahun 2010 sebesar 20,5 % , kemudian pada tahun 2011 sebesar 19,7 % , pada tahun 2012 sebesar 20,7% , pada tahun 2013 sebesar 20,6% dan pada tahun 2014 prevalensi penderita diabetes melitus di kota semarang mencapai 9,461% menduduki peringkat kedua dalam kasus penyakit tidak menular setelah hipertensi. Data rekam medik di RSUD Kota Semarang menunjukan kasus penderita diabetes melitus tahun 2014 mencapai 735 kasus yang dirawat inap, meningkat pada tahun 2015 mencaoai hingga 763 kasus kemudian pada tahun 2016 periode Januari mencapai 50 kasus yang di rawat inap. Salah satu upaya preventif pada pasien diabetes melitus yang sudah mengidap penyakit menahun adalah keterampilan perawatan kaki untuk menurangi terjadinya komplikasi ulkus diabetikum. Penderita diabetes melitus tipe II mempunyai resiko 15% terjadi ulkus diabetikum pada masa hidupnya dan resiko terjadinya kekambuhan dalam
2
http://jurma.unimus.ac.id
5 tahun sebesar 70%. Sebagian besar kejadian ulkus diabetikum akan berakhir dengan amputasi dan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup individu. Sebanyak 50% dari kasus – kasus amputasi diperkirakan dapat dicegah jika pasien rutin untuk melakukan tindakan preventif untuk perawatan kaki setiap hari (Vatankhah, khamseh & Nouden, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Ardi, Damayanti dan Sudirman (2014) juga menunjukan bahwa ada hubungan antara kepatuhan perawatan kaki dengan resiko ulkus kaki diabetik. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam penatalaksanaan diabetes melitus, dibutuhkan kepatuhan yang cukup baik dari penderita diabetes melitus itu sendiri. Kepatuhan perawatan kaki pasien diabetes melitus merupakan perilaku meyakini dan menjalankan rekomendasi perawatan kaki diabetes melitus yang diberikan oleh petugas kesehatan (Tovar, 2007). Namun tidak semua pasien diabetes melitus mampu menjalankan anjuran terhadap perawatan kaki. Ketidak patuhan pasien terhadap perawatan kaki secara mandiri merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes melitus. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien termasuk kepatuhan dalam melaksanakan perawatan kaki yaitu pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, dukungan keluarga, serta keyakinan sikap dan kepribadian klien. Dari ke empat faktor tersebut, dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena dukungan keluarga merupakan salah satu dari faktor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti dan sebagai faktor penguat yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes melitus dalam menjalani perawatan kaki secara teratur setiap hari (Niven, 2008) Dukungan keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap positif yang memberikan keluarga kepada salah satu anggota keluarga yang sakit yaitu anggota keluarga yang mengalami anggota kesehatan (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat diberikan dalam bentuk dukungan informatif seperti memberikan informasi tentang perawatan kaki pada pasien ulkus diabetikum, dapat memberikan dukungan emosional untuk ketenangan, dukungan penghargaan dan instrumental seperti dukungan untuk melakukan olahraga secara teratur setiap hari, mendampingi pada saat kontol ke pelayannan kesehatan agar pasien diabetes melitus tidak merasa hidup sendirian,
3
http://jurma.unimus.ac.id
serta membantu perawatan kaki secara teratur untuk dapat mencegah terjadinya ulkus diabetikum dan dapat mengingatkan pasien untuk selalu menggunakan alas kaki agar tidak kontak langsung dengan lantai guna mencegah terjadinya luka (Hansarling, 2009). Dalam hal ini dukungan keluarga sangat penting untuk dapat memotivasi pasien diabetes melitus dalam merawat kaki dalam mencegah terjadinya komplikasi ulkus diabetikum. Keberadaan dukungan keluarga yang adekuat secara spesifik saling berhubungan dengan status kesehatan yaitu terjadinya perubahan perilaku sehingga menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit. Jadi dengan adanya dukungan keluarga maka status kesehatan pasien akan lebih meningkat. Hasil penelitian yang serupa yang dilakukan oleh Haryono (2009) dan Anggina, Hamzah dan Pandit (2010) mengatakan dukungan keluarga mempunyai hubungan terhadap kepatuhan diet pasien diabetes melitus. Hal ini menunjukan bahwa dukungan keluarga, terutama keluarga inti sangat dibutuhkan oleh pasien yang menderita diabetes melitus dalam kepatuhan diet. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitic dengan pendekatan cross sectional dimana variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu waktu (dalam waktu yang bersamaan ) dan tidak ada follow up.
Purposive sampling digunakan peneliti untuk mengambil sampel pada
penelitian ini. Responden penelitian diambil dari semua pasien diabetes mellitus yang ada di ruang rawat inap penyakit dalam (Nakula 2, Nakula 3 dan Yudistira) RSUD Kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 sampel. Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Februari sampai dengan 1 Maret 2016. Data dianalisis secara univariat (tendensi sentral dan distribusi frekuensi) dan bivariat (rank spearman).
4
http://jurma.unimus.ac.id
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini akan membahas tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian yang terdiri dari karakteristik demografi responden dan data – data yang berhubungan dengan dukungan keluarga dan perawatan kaki pada pasien diabetes meltus. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. 1. Karakteristik responden a. Gambaran karakteristik Usia, jenis kelamin, pekerjaan dan riwayat pendidikan Tabel 4.1 Gambaran karakteristik Usia, jenis kelamin, pekerjaan dan riwayat pendidikan pasien diabetes melitis di RSUD Kota Semarang 2016 (n=45) Variabel M= 53.20, SD= 8.19 Min – Max= 44 - 78 Jenis kelamin Perempuan Laki – laki Pekerjaan Buruh Petani Ibu rumah tangga Karyawan Riwayat Pendidikan SD SMP SMA
n
(%)
35 10
77.8 22.2
7 6 18 14
15.6 13.3 40 31.1
16 16 13
36,6 36,6 28,9
Usia
Sumber: Data primer, Februari 2016 Berdasarkan tabel 4.1 rata – rata usia responden pasien diabetes melitus adalah 53.20 tahun dengan setandar deviasi 8.19 tahun. Nilai terendah dari usia responden adalah 44 tahun, sedangkan nilai tertinggi dari usia responden adalah 78 tahun. Distribusi jenis kelamin responden pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang tidak merata di masing – masing jenis kelamin. Presentase jenis kelamin perempuan sebesar 35 responden (77.8%). Pekerjaan responden yang paling banyak yaitu ibu rumah tangga berjumlah 18 responden (40%). Riwayat pendidikan dinilai berdasarkan lulusan pendidikan terakhir yang telah ditempuh responden.
5
http://jurma.unimus.ac.id
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 45 responden pendidikan yang paling banyak berpendidikan SD dan SMP masing – masing berjumlah 16 responden (35,6%), sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit berpendidikan SMA yang berjumlah 13 responden (28,9 %).
b. Dukungan keluarga Distribusi data responden menurut dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang tahun 2016 Tabel 4.2 Gambaran responden menurut dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang 2016 (n=45) Dukungan keluarga
n
(%)
Baik
23
51.1
Kurang baik
22
48.9
Total
45
100
Dukungan keluarga termasuk dalam kategori baik jika nialinya sama dengan lebih dari
diatas nilai median 63 karena variabel dukungan keluarga berdistribusi tidak
normal dan dukungan keluarga kurang baik jika nilainya kurang dari 63. Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang baik sejumlah 23 responden (51.1%), sedangkan untuk responden yang memiliki dukungan keluarga kurang baik berjumlah 22 responden (48.9%). Hasil analisis variabel dukungan keluarga menunjukan bahwa variabel dukungan keluarga memiliki bentuk kurva tidak normal, hasil nilai skewness 0.565 dibagi dengan nilai standar error of skewness 0.354 menghasilkan angka 1.59605, dan hasil uji shapiro – wilk p value yaitu 0.015 yang artinya p value < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan keluarga berdistribusi tidak normal. Berdasarkan pengukuran dukungan keluarga dengan instrumen Hansarling Diabetes Family Support Scale (HDFSS) responden yang mendapatkan dukungan keluarga tertinggi yaitu terdapat pada dukungan penghargaan seperti keluarga selalu
6
http://jurma.unimus.ac.id
atau sering mengingatkan pasien untuk mengontrol gula darah jika pasien lupa berjumlah 34 responden (77.5%), dan keluaarga selalu mendorong pasien untuk memeriksakan kakinya ke dokter berjumlah 32 responden (71.1%) kemudian pada dukungan informasi keluarga selalu memberikan informasi baru tentang diabetes kepada pasein berjumlah 39 responden (86.7%). Sedangkan pasien diabetes melitus tidak pernah atau jarang mendapatkan dukungan instumental yaitu dimana pada hasil diatas menunjukan keluarga tidak pernah atau jarang untuk mendukung usaha pasien untuk olahraga sebanyak 40 responden (88.9%), sedangkan pasien tidak pernah atau jarang merasakan kemudahan minta bantuan kepada keluarga dalam mengatasi masalahnya sebanyak 38 responden (84.4%) dan Keluarga tidak pernah atau jarang menyediakan makanan yang sesuai diet pasien diabetes melitus berjumlah 40 responden (88.9%)
c. Kepatuhan perawatan kaki Distribusi data responden menurut kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang tahun 2016 Tabel 4.4 Gambaran responden menurut kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang 2016 (n=45) Kepatuhan perawatan kaki Patuh
n
(%)
21
46.7
Tidak patuh
24
53.3
45
100
Total
Kepatuhan perawatan kaki yang termasuk dalam kategori patuh jika nialinya sama dengan lebih dari diatas nilai mean 45.866 dan yang termasuk katerori tidak patuh jika nilainya kurang dari 45.866 karena kepatuhan perawatan kaki berdistribusi normal dengan nilai sig. 0.306. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien diabetes melitus yang patuh dalam melakukan perawatan kaki sebanyak 21 responden (46.7%), sedangkan responden yang tidak patuh dalam melalukan perawatan kaki sebanyak 24 responden (53.3%).
7
http://jurma.unimus.ac.id
Hasil analisis variabel kepatuhan perawatan memiliki bentuk kurva normal, hasil nilai skewness 0.201 dibagi dengan nilai standar error of skewness 0,354 menghasilkan angka 0.567, dan hasil uji shapiro – wilk p value yaitu 0.306 yang artinya p value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepatuhan perawatan kaki berdistribusi normal. Hasil penelitian terhadap kepatuhan perawatan kaki responden menunjukan responden selalu atau sering menggunkan sepatu yang rata (tanpa hak) sebanyak 27 responden (60.0%), selalu menggunakan benda tajam untuk memebersihkan kuku dan selalu menggunakan sandal atau sepatu saat bepergian masing - masing sebanyak 42 responden (93.3%) dan responden yang selalu memotong kuku sampai keujung jari sebanyak 28 responden (62.2%). Responden yang tidak pernah atau jarang mencuci kaki setiap hari menggunakan sabun anti septik ringan sebanyak 31 responden (68.9%), sedangkan responden yang tidak pernah atau jarang menggunakan lotion diseluruh permukaan atas dan bawah kaki, kecuali sela jari kaki sebanyak 35 responden (77.8%), sedangkan responden yang jarang memotong kuku sejajar dengan ujung jari dan lurus sebanyak 34 responden (75.5%) dan 41 responden (91.1%) responden tidak pernah atau jarang menggunakan kaos kaki dengan cara terbalik.
d. Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki Analisi hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. Uji statistik non parametrik yang digunakan yaitu rang spearman karena kedua variabel merupakan data numerik dan distribusi tidak normal. Tabel 4.6 Hasil uji bivariat berdasarkan hubungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang 2016 (n=45) Dukungan keluarga Baik Kurang baik Total
n 14 7 21
Kepatuhan perawatan kaki Patuh Tidak patuh % n % 31,1 9 20 15,6 15 33,3 46,7 24 53,3
8
http://jurma.unimus.ac.id
p
0,008
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dari 45 responden dengan dukungan keluarga baik dan patuh dalam melakukan perawatan kaki berjumlah 14 responden (31.1%) sedangkan 9 orang lainnya (20%) tidak patuh dalam melakukan perawatan kaki. Responden dengan dukungan keluarga kurang baik tetapi patuh dalam melakukan perawatan kaki berjumlah 7 responden (15.6%) dan tidak patuh dalam melakukan perawatan kaki berjumlah 15 responden (33.3%) dari 22 responden. Hasil uji Spearman’s rho diperoleh nilai sig. (2-tailed) atau p value 0,008 ( karena p value < 0,05) maka yang Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,389 yang artinya bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi rendah. Artinya semakin besar dukungan keluarga yang di berikan pada psien diabetes melitus, semakin besar juga kepatuhan pasien diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki.
9
http://jurma.unimus.ac.id
PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Usia responden pasien diabetes melitus adalah 53.20 tahun. Jenis kelamin responden sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan (77.8%). Pekerjaan responden paling banyak yaitu ibu rumah tangga (40%). Sedangkan riwayat pendidikan responden paling banyak berpendidikan SD dan SMP masing – masing berjumlah (35.6%). 2. Sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang baik sejumlah 23 responden (51.1%), 3. Sebagian besar responden tidak patuh dalam melalukan perawatan kaki yaitu sebanyak 24 responden (53.3%). 4. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang dengan nilai p value 0.008
Saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini adalah bagi pasien diabetes mellitus dapat memberikan informasi tentang pentingnya dukungan keluarga, sehingga pasien diabetes melitus lebih mematuhi segala pengobatan yang dianjurkan terutama perawatan kaki agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut khususnya ulkus diabetik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi perawat yang bertugas di RSUD Kota Semarang kususnya ruang rawat inap penyakit dalam hendaknya dapat mengingatkan keluarga pasien diabetes melitus untuk selalu memberikan dukungan optimal pada pasien diabetes dalam tindakan preventif perawatan kaki sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi ulkus diabetik. Hasil penelitian ini semoga dapat bermanfaan bagi keluarga penderita diabetes mellitus tentang tindakan preventif terutama perawatan kaki. Dan dapat memberikan dukungan bagi pasien diabetes melitus dalam memberikan motivasi bagi pasien untuk lebih patuh dalam melakukan perawatan kaki. Terutama dalam aspek dukungan instrumental seperti memudahkan dalam memberikan bantuan kepada anggota keluarga yang menderita diabetes melitus.
10
http://jurma.unimus.ac.id
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan data dasar bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam terutama dalam bentuk dukungan keluarga yang masih belum baik yaitu pada dukungan instrumrntal dengan kepatuhan pasien diabetes melitus dalam mencegah terjadinya ulkus diabeteikum yang belum pernah diteliti.
DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association. (2012). Diagnosis and Clasiffication of Diabetes Melitus. Diabetes Care, Volume 35, Supplement. 20 Desember 2015 Ardi, M., Damayanti, S., & Sudirman. (2014). Hubungan kepatuhan perawatan kaki diabetes di poliklinik DM RSU andi makkasauparepere. Jurnal Kesehatan Volume 4 Nomor 1 tahun 2014 ISSN 2302-1721 Diakses 19 Desember 2015 Friedman, M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, dan praktik Ed 5. Jakarta: EGC Hensarling, J. (2009). Development and psychometric testing of henserling’s diabetes family support scale. Disertasi, Texa’s Women’s University Haryono, E. (2009). Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet penderita diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas godean I sleman yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Anggina, L.L., Hamzah, H., & Pandhit. (2010). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien diabetes melitus dalam melaksanakan program diet di poli penyakit dalam rsud cibabat cimahi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes., November 2010 ISSN: 2086-3098 Niven. (2008). Psikologi kesehatan: Pengantar untuk perawat dan profesional. Jakarta: EGC. Price, A. S., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi: konsep klinik proses-proses penyakit (Vol. 2). Jakarta: EGC Tovar, E.G. (2007). Relationships between psychosocial factors and adherence to diet and exercise in adult with type 2 diabetes: A test of a theoretical model. Disertasi. The University of Texas Medical Branch. Vatankhah, N., Khamseh, M.E & Noudeh, Y.J., Aghili, R., Baradaran,. & Heari, N.S. (2009). The effectiveness of foot care education on people with type 2 diabetes in Tehran, Iran. Primary Care Diabetes 3, 73-77 World Health Organization. (2005) preventing chronic disease: a vital Investment, WHO Global Report. Geneva. 11
http://jurma.unimus.ac.id
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
Hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Semarang
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang,
Mei 2016
Pembimbing I
Ns. Chanif, S.Kep.,MNS.
Pembimbing II
Ns. Sri Widodo, S.Kep.,M.Sc.
12
http://jurma.unimus.ac.id