BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional merupakan
Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Sedikitnya BKKBN memiliki empat program kerja yaitu program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, program kesehatan reproduksi remaja, program ketahanan dan pemberdayaan keluarga, serta program penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas. Program-program tersebut penting untuk diketahui oleh masyarakat. Hasil penelitian kesehatan UI tahun 2013 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (JATABEK) usia <10 – 24 tahun, menunjukkan bahwa 20,9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah dan 38,7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah. 1 Badan Narkotika Nasional menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2013 adalah 115.404 Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah 5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055. Secara kumulatif jumlah kasus HIV sampai dengan September 2013 sebesar 71.437 kasus. Untuk kasus AIDS secara kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September 2013 1
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan Dan Pembinaan Keluarga Remaja, Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja, 2013 hal 1
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
sebesar 25.936 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 45,9% diantaranya adalah kelompok usia 20-29 tahun.2 Berdasarkan data tersebut, remaja tidak bisa terlepas dari persoalan, terdapat tiga masalah remaja terlihat menonjol dikalangan remaja yaitu permasalahan seputar seks bebas, HIV dan AIDS serta Napza. Dalam masalah ini remaja perlu mendapat perhatian, karena usia remaja rentan sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase ini terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, remaja pencarian identitas diri, peralihan dari fase anak-anak menuju fase dewasa. Tidak jarang pada fase remaja terjebak dengan berbagai prilaku-prilaku menyimpang, seperti tawuran, narkoba hingga seks bebas (praktik prostitusi). Bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi usia kawin pertama perempuan diantaranya yaitu faktor sosial, ekonomi, budaya dan tempat tinggal. Faktor yang paling dominan adalah ekonomi yang dilatarbelakangi kemiskinan. Masih adanya pemikiran yang kurang tepat pada sebagian orangtua atas dasar faktor ekonomi, ketidakmampuan untuk membiayai sekolah anaknya sehingga orangtua ingin anaknya agar segera menikah agar bisa segera lepas tanggung jawab. Fenomena ini menunjukkan besarnya jumlah remaja Indonesia yang terganggu kesempatannya untuk melanjutkan sekolah, memasuki dunia kerja, memulai berkeluarga dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Fenomena ini berdampak pada ledakan penduduk yang merupakan masalah krusial berdampak
2
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
pada masa depan Negara. Dampak tersebut munculnya masalah baru seperti semakin terpuruknya perekonomian di Indonesia, berkurangnya lapangan kerja hingga penurunan pendapatan perkapita serta penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat, tentunya dapat memicu meningkatnya tingkat kriminalitas. BKKBN sebagai instansi yang berwenang mengatasi permasalahan penduduk usia remaja, menyadari permasalahan yang mengancam masa depan remaja di Indonesia. Langkah yang dilakukan BKKBN dengan meluncurkan program Generasi Berencana disingkat Genre untuk mengatasi berbagai masalah yang mendera remaja. Program Genre adalah metode khusus yang memperkenalkan masa depan secara matang kepada remaja nantinya mampu melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, termasuk menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Sebagai implementasi Undang - Undang nomor 52 tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 48 ayat 1 (b) yang mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”, maka BKKBN sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana (Program GenRe).3 Program yang dikembangkan sebagai bentuk mempersiapkan dan merencanakan keluarga yang sehat bagi perkembangan remaja agar mereka
3
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
melaksanakan jenjang pendidikan secara berencana dan dapat berkeluarga secara berencana pula. Jadi program genre mengajak para remaja agar mereka mempunyai persepsi tentang perencanaan pada masa depannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Humas BKKBN Bapak Adi Wahyono Program Genre dilaksanakan dengan menggunakan dua pendekatan. Yang pertama, pendekatan kepada orang tua yang mempunyai remaja melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR). Yang kedua, pendekatan kepada remaja itu sendiri melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja sebagai wadah penyebarluasan informasi kesehatan reproduksi remaja yang benar kepada remaja karena PIK Remaja memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, triad KRR (seksualitas, HIV/AIDS, dan napza), keterampilan hidup (life skills), gender, dan keterampilan advokasi dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Program Genre disosialiasikan kepada masyarakat oleh Humas BKKBN. Humas BKKBN secara struktural berada di Biro Hukum, Organisasi dan Humas (BIHOM) BKKBN sejak 1 Februari 2011. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi Humas bersamaan dengan struktur lain yaitu Direktorat Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi bagian promosi. Namun Humas BKKBN yang merencanakan program kegiatan. Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor: 72/PER/B5/2011 Tanggal: 1 Februari 2011 struktur Direktorat Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi memiliki bagian promosi yang melaksakana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
tugas mengembangkan dan meproduksi materi atau media promosi serta melaksanakan kegiatan promosi. Untuk mensosialisasikan Generasi Berencana ini kepada remaja memang tidak mudah disinilah pentingnya Advokasi dan Humas BKKBN, Humas BKKBN secara struktural berada di Biro Hukum, Organisasi dan Humas BKKBN. Namun untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi terdapat struktur lain yang menjalankan fungsi-fungsi kehumasan dalam penyebaran informasi. Dan Peran humas secara teknis yang dilakukan oleh unit Direktorat Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Diktov). Advokasi disini adalah sosialisai para pengambilan keputusan (Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Departemen Kesehatan dan lain-lain) yang bertujuan untuk mempromosikan, mencari dukungan bagi kelancaran dan keberlangsungan Generasi Berencana kepada Remaja. Dalam tujuannya untuk mempromosikan program generasi Berencana kepada masyarakat maka perlu disiapkan materinya, permasalahan apa yang menyebabkan terbentuknya genre, dan betapa pentingnya genre untuk diterapkan pada masyarakat. Materi-materi disiapkan dalam bentuk leaflet, booklet atau pamflet, TV dan radio spot atau running text oleh Advokasi, dan advokasi juga melaksanakan kegiatan promosi. Dan promosi yang dilakukan Humas dengan media cetak, elektronik atau multi jalur seperti kunjungan dan audiensi. Kepala humas BKKBN Bapak Adi menyebutkan bahwa ada unit-unit lain yang menjalani tugas sosialisasi Program Genre. “Dalam sosialisasi generasi berencana ini adanya kerjasama antara unit yaitu Humas, Advokasi & Kie, Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Tugas dan fungsi masing-masing yaitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Dithanrem yang memasok program, kemudian humas yang menyebarluaskan sosialisasi, kemudian advokasi & kie yang menyediakan media-media untuk penyampaian sosialisasi”. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bapak Yunus Selaku Direktorat Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Diktov) “Bahwa
kegiatan
Advokasi
BKKBN
dalam
program
genre
adalah
mengembangkan dan meproduksi materi atau media promosi serta melaksanakan kegiatan promosi”. Dan pernyataan ini dibenarkan oleh Humas BKKBN Bapak Adi “Secara Struktur Organisasi Humas di BKKBN menjalankan peran dan fungsi komunikasi namun untuk peran humas secara teknis memang tidak sepenuhnya humas yang menjalankan, terdapat unit lain di luar humas yaitu unit Direktorat Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Diktov). Unit tersebut membuat media promosi, memproduksi materi dalam bentuk leaflet, booklet atau pamflet, TV dan radio spot atau running text dan mengembangkan serta melaksanakan promosi”. Strategi
komunikasi
Humas
BKKBN
yaitu
membantu
dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan secara aktual. Humas BKKBN fokus tugasnya sejalan dengan kebijakan dalam pengelolaan Program Keluarga Berencana yang di perioritaskan kepada pengembangan usahausaha KB sesuai dengan garis kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Humas BKKBN Bapak Adi Wahyono, Msi, Humas BKKBN mempunyai tugas melaksanakan hubungan media massa, analisis berita pendapat umum dan publikasi. Fungsi Humas yaitu penyiapan koordinasi pelaksanaan hubungan media massa, pelaksanaan analisis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
berita dan pendapat umum, dan penyiapan koordinasi pelaksanaan publikasi informasi pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dibutuhkannya seorang Humas atau Public Relations dalam hal ini karena peran Humas sebagai mediator antara institusi dengan publiknya. Peran Humas sesuai dengan teori Cutlip, Center dan Broom dalam buku Frida Kusumastuti bahwa peran Humas mencakup empat peran yaitu teknisi komunikasi, penasehat ahli, fasilitator komunikasi dan fasilitator pemecah masalah. Dalam sosialisasi genersi berencana humas melaksanakan peran sebagai teknisi komunikasi dengan membuat press release atau siaran pers, dan media monitoring. Penasehat ahli dengan membuat konfrensi pers dan menjadi moderator pada setiap kegiatan yang berhungan dengan generasi berencana. Untuk peran humas sebagai fasilitator komunikasi humas membuat komunikasi formal dengan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah, kampus salah satunya kunjungan ke sekolah SMK 50. Dan peran humas yang terakhir sebagai fasilitator pemecah masalah dalam peran ini humas menyelesaikan masalah yang kaitannya dengan media sedangkan mengenai kebijakan menjadi tanggung jawab top manajemen. Peran humas yang diimplementasikan di Pusat Humas BKKBN dalam mensosialisasikan Program Genre adalah peran humas sebagai Fasilitator Komunikasi dan Teknisi komunikasi sedangkan peran humas sebagai Penasehat Ahli dan Fasilitator Pemecah Masalah masih diterapkan namun hanya dalam halhal yang berhubungan dengan media saja sedangkan keputusan menjadi tanggung jawab manajemen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Peran humas tersebut adalah untuk menciptakan saling kesepahaman dan pengertian antara humas BKKBN dengan media massa juga stakeholder. Humas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mempunyai agenda seperti penyelenggaraan Press Tour, Kuker (Kunjungan Kerja), Rakernas (Rapat Kerja Nasional) dengan Lembaga Negara / Pemerintah / Organisasi lainnya. Termasuk di dalamnya generasi berencana sehingga program tersebut bisa sampai langsung kepada masyarakat dan setiap tahun bisa di evaluasi. Peran Humas ini cukup relevan untuk diterapkan karena memang dalam mensosialisasikan dan mempublikasikan sebuah kebijakan harus selalu mengacu pada kondisi sosial yang ada. Artinya seorang Humas harus dapat menyesuaikan segala perubahan itu sehingga humas dapat selalu menjadi penghubung antara perusahaan dengan publiknya guna menciptakan image positif dimasyarakat. Secara keseluruhan program yang diselenggarakan BKKBN dipegang oleh satuan kerja yang berbeda, namun seorang humas mengetahui apa saja yang diselenggarakan oleh satuan kerja tersebut. Walaupun bukan unit kerja humas yang menyelenggarakannya. Sudah menjadi tugas pokok seorang humas untuk mengetahui apa yang terjadi di ruang lingkup internal maupun eksternal di BKKBN. Sosialisasi program genre guna meningkatkan pemahaman tentang kesadaran sikap dan prilaku masyarakat, khususnya para remaja terkait dengan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang menitiberatkan pada permasalahan seputar kawin muda, kehamilan yang tidak diinginkan, prilaku seks pra nikah dan seks bebas serta penyalahgunaan narkoba dan lain-lain seperti masalah rendahnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja serta usia kawin pertama perempuan yang juga relatif masih sangat rendah. Diharapkan nantinya remaja mampu melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, termasuk menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Tahap pertama adalah sosialisasi pada masyarakat untuk memberi kesadaran bahwa free sex, penggunaan narkoba serta HIV-AIDS salah. Sasaran sosialisasi dalam program genre berdasarkan hasil wawancara dengan Indra Wirdhana Dithanrem, remaja usia 10-24 tahun dan belum menikah, mahasiswa/mahasiswi belum menikah, keluarga / keluarga yang punya remaja, dan masyarakat peduli remaja. Sosialisasi ini untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis, dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga. Sosialisasi
dilatarbelakangi
oleh
perilaku
remaja
dan
darurat
kependudukan usia remaja. Bila dibiarkan tentu akan merusak masa depan remaja, masa depan keluarga dan masa depan bangsa Indonesia. Sosialisasi memfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktikan perilaku mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta remaja memahami dan mempersiapkan diri menjadi generasi berencana Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Program generasi berencana sebagai wujud edukasi kependudukan bagi remaja diberikan melalui sosialisasi kunjungan secara langsung ke sekolah, kampus dan organisasi kepemudaan serta sosialisasi menggunakan media cetak dan elektronik. Materi-materi yang akan di promosikan disediakannya dalam bentuk leaflet, booklet atau pamflet, TV dan radio spot atau running text. Salah satunya sosialisasi genre goes to school pada tanggal 20 Maret 2014 dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 50 Jakarta Timur. Genre Goes to School diisi dengan acara talkshow, pentas seni, dan perlombaan. Kepanitiaan kegiatan ini melibatkan pengelola, pendidik sebaya, dan konselor sebaya PIK Remaja yang ada di sekolah. Hasil dari pelaksanaan genre goes to school sebagai pengetahuan dan bekal siswa tentang kesehatan reproduksi remaja, bahaya penyakit seks menular (HIV/AIDS), narkoba dan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta meningkatnya pemahaman dan perilaku remaja dalam upaya penundaan usia perkawinan (PUP). Dalam sosialisasi BKKBN melakukan kerja sama dengan pemerintah serta beberapa media cetak dan elektronik juga online para media ikut hadir disetiap sosialisasi bertujuan untuk menginformasikan kembali kepada masyarakat luas lewat beberapa berita yang dikeluarkan oleh media tersebut. Untuk mengurangi tindakan aborsi, hamil diluar nikah, penggunaan narkoba dan HIV-AIDS terhadap remaja. Peneliti
menggali
lebih
dalam
tentang
peran
Humas
dalam
mensosialisasikan Program Generasi Berencana yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. Karena dalam program ini Humas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
mempunyai tanggung jawab dan peranan penting untuk terselenggaranya sosialisasi tersebut. Dalam menjalankan humas berfungsi untuk menjadi perantara dan mediator antara organisasi perusahaan dengan publiknya. Mereka harus menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dalam hubungan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Ketika menjalankan fungsi ini, maka tujuan utama humas adalah memberi informasi. Sosialisasi yang dibutuhkan baik oleh manajemen internal ataupun publik agar mencapai tujuan organisasi. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Humas Badan Kependudukan Keluarga
Berencana
Nasional
adalah
bagaimana
BKKBN
mampu
mensosialisasikan kebijakan pemerintah mengenai program kesehatan reproduksi remaja. Sosialisasi adalah memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga sadar fungsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyarakat.
4
Masyarakat mengetahui dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-harinya agar tidak lagi melakukan seks pranikah, narkoba, HIV dan AIDS. Peneliti menilai adanya sebuah keunikan menjadikan BKKBN sebagai objek penelitian karena adanya isu kependudukan dan sosialisasi program Generasi Berencana. Dalam penelitian ini, peneliti menitikberatkan pada Peran Humas BKKBN. Lebih spesifiknya yang menjadi obyek kajian adalah sosialisasi Program Generasi Berencana. Dalam sosialisasi mengucapkan “Salam Genre” yang menarik bagi peneliti sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tentang maksud dari sosialisasi tersebut. Dan peneliti menjadikan peran humas BKKBN untuk
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006 hal 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
diteliti yaitu untuk mengetahui secara lebih mendalam peran humas dan capaian dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang dilakukan Humas BKKBN. Dari uraian tersebut di atas, peneliti membatasi penelitian sosialisasi periode Agustus 2013 – Juli 2014, pada saat tersebut mulai gencar-gencarnya sosialisasi program Generasi Berencana dimulai dari sosialisasi ke lembaga serta masyarakat di Indonesia. Dan peneliti memilih lokasi penelitian di Biro Hukum, Organisasi dan Humas kantor Pusat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jakarta dikarenakan fungsi dan peranan Humas terpusat di Jakarta, menjadi salah satu pusat Ibu Kota dan Jakarta memiliki paling banyak kasus kenakalan remaja di banding kota-kota lain. Sebabnya akan lebih menarik penelitian ini diteliti di Kota Jakarta dengan kompleks permasalahan tersebut. Maka menjadi sangat menarik bagi peneliti untuk mengungkap, bagaimana sesungguhnya peran humas BKKBN dalam mensosialisasikan program generasi berencana, dan bagaimana hasilnya. Oleh karena itu judul yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah: “Peran Humas Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Dalam Mensosialisasikan Program Generasi Berencana”.
1.2.
Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang telah peneliti jelaskan di atas, maka dalam
penelitian ini fokus penelitian terhadap peran humas dalam mensosialisasikan program generasi berencana, dalam hal ini untuk mengetahui: 1.
Peran humas sebagai teknisi komunikasi.
2.
Peran humas sebagai penasehat ahli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
3.
Peran humas sebagai fasilitator komunikasi.
4.
Peran humas sebagai fasilitator pemecah masalah.
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk
mengetahui peran Humas BKKBN dalam mensosialisasikan Program Generasi Berencana kepada remaja.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1.
Manfaat Teoritis / Akademis Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi pada pengembangan penelitian di bidang ilmu komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan Public Relations Pemerintah dalam Government Relations.
1.4.2.
Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan Humas BKKBN dalam sosialisasi yang sudah ada yang menghasilkan perencanaan lebih baik.
1.4.3.
Manfaat Sosial Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi masyarakat khususnya kalangan remaja tentang program keluarga berencana salah satunya program penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR).
http://digilib.mercubuana.ac.id/