UPAYA BURUH PABRIK DALAM MENJAGA PERILAKU KESEHATAN KERJA DI PT UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG Manuscript
Oleh :
Andri Rukmana G2A011007
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2015
http://jurma.unimus.ac.id
http://jurma.unimus.ac.id
UPAYA BURUH PABRIK DALAM MENJAGA PERILAKU KESEHATAN KERJA DI PT UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG Andri Rukmana1, MF. Mubin2, Eni Hidayati 3 1 2
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Jiwa Fikkes UNIMUS
Abstrak Latar belakang Saat ini banyak karyawan buruh pabrik yang mempunyai masalah-masalah seperti, kurangnya transportasi kendaraan kemudian adanya upah gaji yang kurang untuk kebutuhan sehari-hari buruh pabrik dan kurangnya perhatian kesehatan terhadap para karyawan buruh pabrik.. Praktik kesehatan kerja bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik melalui fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang. Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif. Dengan metode survey. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Random Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua buruh pabrik yang bekerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang sebanyak 96 orang. Hasil Penelitian Upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja sama besarnya dengan nilai presentase untuk kategori Baik sebanyak 48 responden (50%), sedangkan untuk kategori Kurang Baik sebanyak 48 responden (50%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masih tetap seimbang upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja. Buruh pabrik hendaknya terus mempertahankan perilaku kesehatan kerja guna menjaga kesehatan jasmani sehingga dapat memberikan hasil kerja yang optimal dan dapat meningkatkan produktivitas bekerja dalam perusahaan.
Kata kunci
: Buruh Pabrik dan Kesehatan Kerja
Kepustakaan
: 34 (2005 - 2014)
.
http://jurma.unimus.ac.id
Efforts Factory Workers In Maintaining Health Behaviour In PT Ungaran Indah Busana Semarang Andri Rukmana1, MF. Mubin2, Eni Hidayati 3
Abstract Background currently, many employees of the factory workers who have such problems, lack of transport vehicles then the wage paid less for the daily necessities factory workers and a lack of attention to the health of the factory workers employee occupational health .. The practice aims to workers or the public workers obtain health status of the highest either through physical, or mental, and social, with the efforts of preventive and curative. The purpose describe the efforts factory workers in maintaining health behaviors in PT Ungaran Indah Busana Semarang. Research methods this research uses descriptive. By survey method. In this study, the sampling technique is done by random sampling. The population in this study were all factory workers who work in PT Ungaran Indah Busana Semarang as many as 96 people. Research result Efforts factory workers in maintaining health behavior equivalent to the percentage of category Good 48 respondents (50%), while for the category of Less Good 48 respondents (50%). These results indicate that still remain balanced efforts factory workers in maintaining health behaviors. Factory workers should continue to maintain occupational health behaviors in order to maintain physical health so as to provide optimal results and can improve the productivity of work in enterprise.
Keywords
:
Factory Workers Health and Safety
Refrences
: 34 (2005 - 2014)
http://jurma.unimus.ac.id
A. PENDAHULUAN Saat ini Indonesia memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini. Persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Menurut Neni (2005) menyebutkan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orangorang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila buruh pabrik diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Februari 2013, jumlah data orang yang bekerja di Indonesia 104,49 juta orang. Kemudian dari jumah tersebut, jumlah buruh dan karyawan mencapai 28,91 juta orang. Sementara jumlah buruh tidak tetap mencapai 21,64 juta orang, dan buruh tetap 2,97 juta orang. Sedangkan jumlah pekerja tidak dibayar di Indonesia mencapai 18,66 juta orang atau 17,86 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Dari 104,49 juta orang yang bekerja, paling banyak bekerja di Sektor Pertanian yaitu 43,03 juta orang (41,18 persen), disusul Sektor Perdagangan sebesar 21,84 juta orang (20,90 persen), dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 13,61 juta orang (13,03 persen). Kemudian dari jumlah data buruh pabrik yang bekerja di daerah Jawa Tengah mencapai 1.236.512 orang dimana terdapat tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja perempuan dan jumlah buruh pabrik di daerah Semarang mencapai 276.613 orang dimana terdapat 110.243 orang untuk buruh laki-laki dan 166.370 orang untuk buruh wanita. Kemudian jumlah buruh pabrik di ungaran tepatnya di pabrik Garment PT Ungaran Indah Busana mencapai 11.000 pekerja. (Badan Pusat Statistik, 2013)
http://jurma.unimus.ac.id
Pada sebuah proyek pelaksanaan pembangunan sering kali terjadi kecelakaan kerja. Dalam UU No. 1 tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber – sumber bahaya. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja (Ervianto, 2007). Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya pengelolaan atau manajemen yang baik, seperti memberikan (Alat pelindung Diri) APD secara gratis, membatasi jam kerja sehingga para buruh pabrik dapat istirahat sebagaimana mestinya kemudian perusahaan memberikan kesehatan kerja seperti pemeriksaan kesehatan berkala. Semakin cukup kuantitas dan kualitas fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawannya. Dengan demikian perusahaan akan
semakin
diuntungkan
dalam
upaya
pencapaian
tujuannya
(Mangkuprawira dan Hubeis, 2010). Dalam bekerja disebuah perusahaan yang besar, kebugaran jasmani merupakan salah satu prasyarat untuk dapat melakukan aktivitas fisik secara efisien dan efektif. Karena dapat mengurangi dan mencegah kemungkinan timbulnya hipokinetik, terjadinya kecelakaan dan kesalahan dalam bekerja (Braam et al., 2010; Slaman et al., 2010). Di tempat industri tenaga kerja secara tidak langsung maupun secara langsung akan kontak dengan alat-alat produksi tersebut, secara potensial terpapar
dengan
faktor-faktor
yang
membahayakan
kesehatannya.
Perkembangan industri saat ini, tidak jarang diikuti pula oleh kemungkinan timbulnya resiko lain akibat pengaruh lingkungan kerja, baik berupa faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, mental psikologi, maupun akibat pekerjaan itu sendiri (Budiono, 2006).
http://jurma.unimus.ac.id
Praktik kesehatan kerja bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik melalui fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif maupun kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakitpenyakit umum lainnya (suma’mur, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atmanto (2011) yang berjudul “perilaku determinan pekerja dalam penggunaan APD berdasarkan penilaian bahaya di Perusahaan Pengecoran Ceper Klaten”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa praktik penggunaan APD pada industri pengecoran logam tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan wawancara mendalam didapatkan informasi bahwa faktor yang menjadi determinan para pekerja tidak menggunakan APD adalah faktor lingkungan fisik kerja dan managemen yang belum menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Dari hasil fenomena dan penelitian tersebut, dimana kesehatan para buruh pabrik sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja perusahaan maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Upaya Buruh Pabrik Dalam Menjaga Perilaku Kesehatan Kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang”.
B. METODE Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh pabrik yang bekerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang sebanyak 2200 responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden. Teknik pengambilan sampel dengan Random Sampling. Alat pengumpulan data menggunakan metode survei menggunakan lembar kuesioner, kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret sampai April 2015, data dianalisis secara univariat.
http://jurma.unimus.ac.id
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Upaya Buruh Pabrik Dalam Menjaga Perilaku Kesehatan Kerja di PT. Ungaran Indah Busana Semarang. Bulan April (N=96).
No Upaya buruh pabrik 1 Baik 2 Kurang Baik Total (N)
Frekuensi (f) 48 48 96
Persentase (%) 50.0 50.0 100
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 96 responden penelitian berdasarkan upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang, upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja sama besarnya dengan nilai presentase untuk kategori Baik sebanyak 48 responden (50%), sedangkan untuk kategori Kurang Baik sebanyak 48 responden (50%).
2. PEMBAHASAN Didapatkan hasil dari uji kenormalan bahwa data menunjukan tidak normal (p value 0,000 ) sehingga untuk menentukan kategori upaya buruh pabrik menggunakan data median, median didapatkan 87. Jadi upaya buruh pabrik dengan kategori baik dengan nilai > 87, sedangkan kategori kurang baik < 87. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang, upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja sama besarnya dengan nilai presentase untuk kategori Baik sebanyak 48 responden (50%), sedangkan untuk kategori Kurang Baik sebanyak 48 responden (50%).. Dari hasil presentase ini menunjukan bahwa perilaku buruh pabrik dalam menjaga kesehatannya cukup disiplin dan baik sebesar (50%) karena sebagian besar para buruh pabrik telah mengerti pentingnya dari menjaga perilaku kesehatan kerja walaupun masih ada buruh pabrik yang
http://jurma.unimus.ac.id
belum mengerti tentang pentingnya menjaga perilaku kesehatan kerja sebesar (50%). Kurangnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan pada buruh pabrik di PT Ungaran Indah Busana Semarang yang diantaranya berpendidikan SMP sebesar (25%) dan yang berpendidikan SMA sebesar (75%). Hal ini
menyebabkan ketidakdisiplinan dan kurang mengerti
pentingnya dalam menjaga perilaku kesehatan kerja yaitu pemakaian alat pelindung diri (APD) seperti memakai masker, memakai clemek, dan memakai topi kerja. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja yang paling sering dilakukan adalah pemakaian alat pelindung diri (APD) seperti masker, clemek, dan topi kerja. Menurut Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja atau buruh pabrik adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Praktik kesehatan kerja bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik melalui fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif maupun kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum lainnya (suma’mur, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widi (2011) yang berjudul “pola perilaku hidup bersih dan sehat pada buruh migran di Perak, Surabaya”. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa pola hidup bersih dan sehat buruh migran dilihat dari pola kesehatan masyarakat, pemenuhan gizi, kebersihan lingkungan tempat tinggal, ketersediaan fasilitas yang ada di kos-kosan atau kontrakan serta respon saat sakit baik didaerah rantauan maupun daerah asal.
http://jurma.unimus.ac.id
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmanto (2011) yang berjudul “perilaku determinan pekerja dalam penggunaan
APD
berdasarkan
penilaian
bahaya
di
Perusahaan
Pengecoran Ceper Klaten”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa praktik penggunaan APD pada industri pengecoran logam tidak dapat dilaksanakan. Berdasarkan wawancara mendalam didapatkan informasi bahwa faktor yang menjadi determinan para pekerja tidak menggunakan APD adalah faktor lingkungan fisik kerja dan managemen yang belum menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja.
D. PENUTUP Upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang. Dari 96 responden penelitian berdasarkan upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang, upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja sama besarnya dengan nilai presentase untuk kategori Baik sebanyak 48 responden (50%), sedangkan untuk kategori Kurang Baik sebanyak 48 responden (50%).
http://jurma.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Atmanto, I.S. (2011). Perilaku Determinan Pekerja Dalam Penggunaan APD Berdasarkan Penilaian Bahaya di Perusahaan Pengecoran Ceper Klaten. Fakultas Teknik Mesin Universitas Diponogoro Semarang. Braam, K.I., Elisabeth, M.V.D., Margreet, A.V., Marc, B.B., Johannes, H.M.M, Martha, A.G., Mai, J.M.C., Gerben, S., Tim, T., Jaap, H., Gertjan, J.L.K., & Eline, V.D.D.B. 2010. Design of The Quality of Life in Motion (QLIM) Study: a Randomized Controlled Budiono, S. A.M. (2006). Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan Analisis Kecelakaan Kerja. Majalah Balitfo, Depnakertrans. Departemen Tenaga Kerja RI, (2007). Undang-undang Keselamatan Kerja No.01 tahun 1970. Jakarta: Depnaker RI. Ervianto, W. I. (2007). Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Yogyakarta : C.V Andi Offset. http:/
depnaker trans jateng prov.go.id/index.php/page/details/page1379397637/jumlah-perusahaan-dan-tenaga-kerja-tahun-2013.html Diakses tanggal 27 Oktober 2014.
http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?kat=1&tabel=1&idsubyek=06&natab= Diakses tanggal 27 Oktober 2014. Mangkuprawira, S. & Aida, V.H. (2010). Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor: PT. Ghalia Indonesia Neni, L. (2005). Pengaruh Gaji, Pendidikan dan Jaminan Sosial terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada Karyawan Bank BPD Jawa Tengah Cabang Semarang). Skripsi Ilmu Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIKUBANK. Suma’mur, P.K. (2009). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV Sagung Seto. Widi, R.M. (2011). Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Buruh Migran Di Perak Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Surabaya.
http://jurma.unimus.ac.id