FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
-
.
.-
/
SEl\1INAR NASIONAL
DAN RAP AT TAHUNALl\l (SEMlRATA)
TAHUN2014
BADANKERJASAMAPERGURUAN TINGGI NEGERIWILAYAH BARAT (BKSPTN-B)
BIDANG SOSIAL
PROSIDING BKS PTN Barat
Tema : Peran Ilrnu-ilmu Sosial dalam MelTlhangnn Nilai Kebangsaan .
EDITOR: Dr. Restu, MS Dr. Phill. Ichwan Azhari, MS Or. Deny Setiawan, M.Si Ora. Nurmala Berutu, M.Pd M. Ridha S. Damanik, S.Pi, M.Sc
UNOANG-UNOANG REPUBUK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 lENTANG HAK (IPTA PASAl72 KETENTUAN PIDANA 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mernperbanvak suatu cntaan atau memberikar. izio untuk itil. dipldana dengan pldani) pcni
PROSIDING SElVIINAR NASIONAL
DAN RAPAT TAI-IUN.Al~ (SEMlRATA)
BIDANG ILMU SOSIAL TAHUN
2014
VIILAYAH BARAT (BKSPTN-B) Hotel Dharma Dell, Mt'cian - Sumatera Utara 2.0 - 2.2. Nopember 2014
TEMA: PERAN ILMU-II.MU SO~HAL DALAM MEMHA:I\lGUN NItAI KEBANGSAAN
PENYELENGGARA : FAKULTAS lLMU SOST.AL UNIVERSITAS NEGERI MED_A~N
EDITOR: Dr. Restu, MS Dr. Phill, Ichwan Azhari, MS Dr. Deny Setiawan, M.Si Dra. Nurmala Berutu, M.Pd M. Ridha S. Darnanik, S.Pi, M.Sc
FAKULTAS ILMU SOSIAL
lJNIVFRSITAS NFGF.RI MEnAN J~JaIl\Afille:n Iskandar Pasar Lima Medan Estate -
20221
Kotak Pas Nomor 1589 Telepon (061) 6625973, Fax. (061) 6614002 Laman: www.unimed.ac.id
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
DAN RAPATTAHUNAN
BADAN KERJASAMA PERGURUAN Ilotel Dharma Deli, M<'(ltln - Sumatera 10 - 22
Nopembcr
TING(;I
(SEMIRATA)
131OANG ILMU SOSIAL TAIIIIN
20uJ
Nr;C;I;R1 WILAYAH BARAT (Ilt<SPTN-B)
Utara
2014
l'f.MA : PERAN ILMU-ll.MlI
SOSIAL DALAM MEMBANGUN
NllAJ KEBANGSAAN Copynghtt:)2015 Hall Cipla Dlhndungl Undang-Undang Dilarang mengutip, menscan atau memperbanyak daJam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penulis/Penerbit
Editor: Dr. Restu, MS Dr. Phill lcl rwan A7.h.1ri , MS Dr. Deny S"UdW .... , M.;)I Ilrd. NUI·rr, ...I...Bprutu, M.Pd M. Ridl", S. DdJJHlliJ<;, S.Pi. MSc Desain Sampul : Drs.Gamal Kartono,M.Si
Penerbit UNIMED PRESS Gedung Lembaga Penelitian Lantai 1 JI. Willem Iskandar Psr V, Medan Contact person: Ramadhan 081265742097 www.unimed.ee.id
Celakan Pertama : Desember 2014 ISBN : 978-607-1:il.3 63 '3 Celakan Kedua : Januarl 2015 viii, 172 halaman; 20 )(28 em ISBN : r~?8-60:' 1313·71-8
Diterbitkan . Penerbit Unimed Press. Universitas Negeri Medan. JI. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate 20222 Email:
[email protected]
KATA PENGANTAR
Seminar dan Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerjsama Perguruan Tinggi Wilayah Barat (BKSPTN-B) Bidang Ilmu Sosial merupakan agendct tahunan yang rutin dilakukan, Pada tahun 2014 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara Scmirata BKSPTN-B Bidang Sosial, Seminar Nasional mengambil tenia Peron Iltnu-ilmu Sosial dalam Membanqun Nilai Kebanqsaan, dcngan sun tcma (1) Generasi Muda dan Kemanclirian Bangsa ,(2) Ilmu-ilmu sosial dalam penguatan jab diri bangsa, dan (3) Membangun visi kcbangsaan dalam masyarakat mull ikultural, Seminar nasinonal ruerupakan ajang bagi seluruh akademisi biclang ilrnu sosial dan politik untuk dapat berkumpul dan menyumbangkan pcmikiran sorta ide dalam pemecahan permasalahan-permasalahan yang berkembang di Indonesia saat ini, dan dapat melahirkan refercnsi ycUlg berkualitas uutuk pengembangan pendiclikan ilruu-ilmu sosial kc depan. Prodising ini merupakan
edisi cetaka.n kedua, yang mana pada cetakan pertama
(ISBN
978-602-l313-Cry-3) I<'rda[)allx>berapcl tulisan y.lIlg bckuu Icrakomidir, Oloh sebab itu, cetakan kedua ini diharapkan dapat prosiding cetakan pertarna.
mengakomodir
tulisan-tulisan
yang belum
termasuk
dalam
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan Semirata I3KSPTN-B Bidang Sosial Tahun 2014 dan juga kepada seluruh pemateri yang telah mernberikan sumbang pcmikiran melalui tulisan yang terdapat dalam presiding ini, Akhir kala, selamat lllcmlXl("., presiding ini, semoga bormanfaat h.,gi kifil somua.
Dr. Reslu M.S
DAFTAR lSI AIITUALlSASI BANGSA
ILMU-ILMU
SO~HAL DALAM
MEMBANGUN
JATI
DlRI
.
1
Mestika Zed
KFARIFANJ ,OKAI ,MENUjU PENGUATANKARAlaERfDSlAL:
SUKfUTANfANGANJ)AR1KEMAJEMUKANBUOAYADISUMATERABARAT (ISU OAIAMllMU-ILMU
SC>SIAr ,)
..__ __.
..
_.__.__ __ ..
..
__ ._ __ ._
VIS) KEBANGSAAN MASYARA.l(AT MULTIKULTURAL: Fanarisme Sektoral, Kemajernukan dan Transisi Demokrasi Di Inelon.csia.........................................
..
5
15
I Iilmy Mocht ,n'
REALlTAS LOKAL DAN JATI VIR) BANGSA: Kontiuyuttas
Struktur
Kewllayahan dan Pcmerintahau
eli
[awa 'I'imur
21
Ari Sap to
PENDIDIKAN
Kcbijakan
MULTI HUDAYA: Isu Kcbudayaan
dalam
Pendiclikan.......................................................................................
29
Deny Set iawan
PEMDINAAN TERITORlAI. (BTNTER) SF.BAGAl PRANATA MASYARAKAT DALAM BIDANG PERTAHANAN
37
WaJlYU Gunawan
URGENSI NHAI DAN KARAKfER BAGI WARGA NEGARA Manaon Batubara
MODEl. MODAl. SOSIAI. DALAM MF.MEUHARA INT£GR..-\SI SOSLq ANf'AR KELOMPOK ETNJK 01 KABUPATEN KIT.o\PANG _
Herlan ii
53
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KARAKfER
PELAKSANAAN HAJI YANG RESPONSlf Syarifah Ema Rahmaniah
DJ SEKOLAH
77
GENDER, MUNGKINKAH'? ..
lHE Dll.EMMA OF POLITICAL EDUCATION ASA TRANSFORMATION BASIS OF JEMAAH TARBTYAH MOVElv1TNT................................................
87
95
Nasiwan
PROSES DAN DESAIN CJ1YBRANDING: Jawa 'l'imur
Kasus Kola Wisat.a Batu ..
103
Bambang Dwi Praset yo
PEMBElAJARAN IPS DAN KAITANNYA DEN(~N
P[NANAMAN NlLAf - NlLAf
Bakhrul Kh,lir Amal dan Supsiloaui
MENUMBUHKEMBANGKAN
I(EMANDJRIAN
DALAJ\.1 RANGI
PENGEMOANGAN JIWA KEWlRAUSAlIAAN..........................................................
121
Muhammad Arif dan Rosni
ILMU SOSIAL DAIAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGJ GENERASI MUDA.................................................................................................................... Murni EVcl Martina Rurnapea
l31
PENIl.AIAN EKOLOGI PESISIR DAN LAUT TAMAN WISATA PANTAl BAtATKAMHANG KABUPATEN MALANG PROVINSIJAWA TIMUR ..... Melkhianus Hendrik Pentury dan Meilinda Suriani Harefa
'40
PENERAPAN ETIKA UNGKUNGAN BERBASIS KEARn'AN l.OKA1. SEBAGAI MITIGASI BENCANA LINGKUNGAN Sumarmi
153
KESIAPSIAGAANSEKOtAH DAN MASYARAKAT Dl DAERAH RAWAN BENCANAGUNUNG KELUD Dl KABUPATEN BLITAR, JAWATIMUR..
165
Ach, Amirudin
iii
MODEL MODAL SOSL-\L DALAM MEMELlHARA INTEGRASI SOSIAL .ANTAR KELOMPOK ETNIK DI KABUPATEN KETAPANG
Herlan Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Email: [email protected]
Abstrak: Disertasi denqan judul Mode! Modal Sosial Dalom Memelihara lnteqrasi Sosial Antar KcJompok Etnik. di Kabupaieti Kctapanq; Untuk mengkaji permasalahan tersebut dituangkan dalam tujuan penelitian yaitu: (1) mendeskripsikan kondisi kehidupan masyarakat yang integral: (2) [aktor-faktor pendukung terjadinya integrasi sosiol aniar kelompok etnik di Kabupaten Keiapanq; serta (3) pola penqendaliati dalam memelihara inteqrasi sosial. Berdasarkan hasil pemahaman, interpretasi dan analisis, penelitiati ini ditujukan uniuk menemukun model memelihara integrasi sosial pada masyarakat majemuk. Metode penelitian yang digunakan adalah kua!itatif, denqan alat penqumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumeniasi denqan analisis data menggunakan deskriptifkualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung terjaditiya integrasi sosia! pada masyarakat majemuk di Kabupaten Ketapang disebabkan adanya: (1) penduduk lokal terbuku menerima kehadiran orang luar tetapi dengan persyaratan; (2) toleransi dalam bidanq keagamaan dan budaya; (3) kesamaan kondisi sosial ekonomi penduduk lokal dengan pendatang; (4) modal sosial setiap ketompok etnik untuk: hidup damar; (5) berperanrtya lembaqalembaga etnik membangun perdamaian; dan (6) Aktor iAgen Perdamaian. Selain itu terdapat po/a pengendalian sosial dalam rnemelihara inteqrasi sosiol melibatkan lembaqa-lembaqa ctnik dan aktor (aqen) dalam proses membentuk modal sosia! dan pengawasan terhadap modal sosial yang dibentuk terscbut. Kato Kunci : inteqrasi sosial. lembaqc etnik, aktor, modal sosial
Pen.dahuluan Berbagai peristiwa konflik yang melibatkan antar kelompok etnik telah sering tcriadi di tanah air, khusus untuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), sebagai wilayah yang penduduknya tergolong majemuk, konilik antar etnik khususnya antara etnik Dayak dan etnik Madura, sehingga Kalbar dikenal sebagai daerah rawan konflik (Arafat, 1998; Perebang, et al. .2000; Alqadrie ,2002). Dan sekian banyak konflik kekerasan anrar etnik tersebut, yang terdahsyat adalah 2 (dua) konflik kekerasan antara kclompok etnik Dayak dengan Madura pada tahun 1<)96 dan 1997 di Sanggau Ledo dan konflik kekerasan antara kelompok etnik Melayu Sambas dengan kelompok etnik Madura akhir tahun 1998 dan awal tabun 1999. Terlepas dari beragamnya pendapat soal Iatar belakang pertikaian etnik di Kalbar, namun satu hal yang pasti, seluruh masyarakat Kalbar selalu menginginkan ketenangan, kedamaian, persaudaraan, serta penghormatan
terhadap harkat dan rnartabat manusia. Kendati saat ini kondisi keamanan relatif stabil, bukan tidak mungkin konflik kembali terulang, Suatu hal ycUlg patut disyukuri, walaupun daerah Provinsi Kalbar sudah dikenal sebagai daerah rawan konflik, namun terdapat satu daerah yang memiliki rnasyarakat majomuk yang mampu merneli hara Iorciptanya harmonisasi antar kelompok etnik yaitu Kabupaten Kerapang, Dilihat dari karakreristik penduduknya, masyarakat yang berada di Kabuparen Ketapang memiLiki kesamaan dengan daerah kabupaten dan kota yang pernah mengalami konflik sosial di Kalbar, seperti kasus Sanggau LOOo(sokarang masuk dalam kabupaten Bengkayang) penduduk dominan dari etnik Dayak dan Melayu sedangkan kasus konflik Sambas mayorit as penduduk dari etnik Melayu dan Dayak yang do minan. sedangkan d.i kabupaten Kotapang penduduk doruinannya adalah Melayu Kctapang dan Dayal. Adanya dominasi penduduk Dayak ataupun Melayu pada daerah yang pernah konflik, juga memiliki kcsamaan dengan daerah di Kabuparen Kotapang, dimana penduduk dominan adalah otnik Melayu Ketapang sekitar 55% dan Dayak 30% scdangkan 15% untuk total kclompok etnik lainnya. Dengan kondisi karakteristik jurnlah penduduk yang harnpir sama dad dacrah pernah konflik tersebnt, masyarakat di kabupaten Ketapang dapat hidup berdamping.m dan proses int cgrasi berialan dengan baik walaupnn 1 ordapat riak-riak konflik, narnun hal itu tidak mcngganggu keharmonisan hidup di masyarakarnya, Dalarn kurun waktu 15 tahun, bauyak pcnelitian yang dilakukan di Indonesia terutama berkairan dcngan akar permasalahan dan pernicu teriadinya kouflik dan pertentangan scperti konflik Sambas di Kalbar, konflik Sampit di Kalteng, kerusuhan ell Maluku dan Maluku Utara, kasus di Sulawesi Tcngah, kasus Mesnji, kasus gerej,' Yasmin di Boger, kasus paharn Syiah SUIlJli di Madura. Sebagai contoh penclitian tentang konflik Sambas dan konflik y.lOg terjadi di Kalbar y,mg dilakukan oleh Arafat, 1998; Alqadrie, H)99; Suparlan, 1999; Tim Pencliti Unran, 2000; Shihbudi, 2001; Pmw
66
Model Modal Sosial .....
pendatang yang selama ini di Kalbar rentan konflik dengan etnik Melayu dan Dayak seperti yang terjadi sebelumnya di wilayah Kalbar, Kondisi dominan pendudu k asli dalam suatu daerah seperti ini tidak dapat dipungkiri sebagaimana dikernukakan Suparlan (2003:80) bahwa "di kampung halamannya, etmk lokal atau kultur pribumi merupakan sesuatu yang dorninan, yang berfungsi sebagai sebuah sistem acuan dalam membimbing dengan selektif para anggota komunitas tersebut dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya, dan cara mereka memandang keadaan sekelilingnya, dimana mereka merupakan bagian mikro didalamnya". Bertitik tolak dari fenomena itu serta berupaya mencari penyebab dari keharmonisan etnik yang teriadi eli Kabupaten Ketapang, rnembuat penulis meneliti secara lebih mendalam. Pentingnya masalah yang ingin diteliti ini clilakukan mengingat terpeliharanya integrasi sosial pada masyarakat majemuk di Kabupaten Ketapang perlu untuk dijadikan altornatif bahan masukan bagi pemerintah daerah Kalbar dan masyara kat indonesia dalam menciptakan suasana aman, tentrarn dan damai. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaha mi, dan melakukan inrrepretasi dan menganalisis: (1) Kondisi kehidupan masyarakat yang integral di Kabupaten Kotapang: (2) Faktor penyobab integrasi sosial antar kelompok etnik di Kabupaten Ketapang: dan (3) Pola pengendalian sosial dalam memelihara integrasi sosial, Berdasarkan hasil pemahaman, intrepretasi dan analisis tersebut, penelitian in; ditujukan untuk menemukan model memelihara integrasi sosial antar kelompok etnik di Kabupaten Kerapang. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk memberikan uraian y.mg bersifat deskriptif secara mendalam dan alami tentang integrasi sosial antar kelompok etnik di Kabupaten Ketapang berlangsung, Aktivitas penelitian dengan menggunakan metode kualitatif antara lain adalah melakukan wawancara torstruktur observasi atas objek di lapangan, Didasarkan pada masalah yang diangkat dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah studi kasus yang sesuai digunakan bagi menganalisis pokok perranyaan suaru penelitian yang berkenaan dengan "how" atau "why". Alasan yang lebih spesifik mengapa pencliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, adalah: (1) Integrasi sosial yang terjadi pada masyarakat majemuk di Kabupaten Ketapang perlu dilakukan pengkajian secara lebih mendalam dan lebih komprehcnsif karena faktor-faktor pendukungnya memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan antara satu dengan Iainnya, sehingga pendekatan kualiratif merupakan pendekatan yang sangat tepat untuk digunakan; (2) Secara epistemologis, pendekatan kualitatif sangat relevan untuk mengungkapkan realitas sosiat mengenai intgrasi sosial antar kelompok etnik ill Kabupaten KetapaJlg; (3)Melalui pC'ndekatan kualititaf, peneliti dapat bertindak sebagai human instrument dalam penelitian ini, sehingga dapat IDpnangkap makna dan mengungkap permasalahan secara InC'ndalam. Pellgolahan data kualltatif dalam pcnelitian ini mengikuti model yang dikembangkan ol"h Miles dem Huberman (2007) yd.llg dikenal dengan model analisis interali:i£ Model ini dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, p~nyajian data yang sudah lC'ranalisis dan pencu:ikan kesimpulan. Penelitian ini difoJ..'1lskan di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
HasU Dan Pembahasan Kondisi Tntegrasi Sosial di Kabupateu Ketapallg Dalam membentuk masyarakdt yang majemuk, untuk mempersatukannya bukan diJa.lmkan penyeragaman tetapi brlgaimana menjaga keragamannya merupakan l.-unci
Prosiding SemirataBKSPTN-Bbidang
Ilmu Sosiaizo-22 November
2014
Medan
terciptanya integrasi sosial, Oleh sebab itu, apakah kondisi inrcgrasi sosial yang terjadi eli daerah Kabupaten Kerapang dimana masyarakatnya majemuk d
rjalin harmonis: (4) Bidang olahraga mcuiadi medium interaksi intra dan inter ornik yang cukup efoktif menyatukan berbagai etnik, agelma, dan lata!' belakang sosial, (5) Inieraksi sosial dalam bidang perekonomian terjadi persaingan dalam perebutan C konomi antara etnik, namun persaingan yang terjadi dilakukan secara sehat sehingga tidak teriadi kecemburuan sosial dan bcnturan yang berarti, (6) melalui infrastruktur polilik ini relah mampu mendorong terbangunnya perekat sosial di antara golongan etnik yang ada sehingga mereka mampu menahan diri unLuk tidak teriebak dalam konflik, Faktor Pendu kung Terjad inya Integrasi Sosial Antar Kelompok Etnik Permasalahan utama yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah "adakah faktor-Iaktor dan bagaimana peranan faktor-faktor tersebut memclihara integrasi sosial antar kelompok etnik di Kabupaten Ketapang?" Berdasarkan pertanyaan tersebul, dapatlah dikcmu kakan faktor-faktor pendukung terciptanya integrasi sosial scbagai
berikut, 1,0/ml 'l'erbuka Menenma Kehadimn Orang LlIa,. Tetapi Penducluk Denganl'el'syaralan Sikap I('rbnka yang dllakukan oleh IWllollouk lokal 1(,l'hadap pendttduk pendclt
68
Model Modal Sosial... ..
Toleransi Dolam llidang Keaqamaan dan Budaya Terdapat kolompok dominan dan minoritas kelompok etnik di daerah Kabupaten Ketapang, namun dalam proses interaksi sosial yang terjadi antar kelompok etnik, berkembang sikap yang saling memahami dan saling menghargai antar individu maupun keloiupok yang bcranekaragam tersebut yaitu melahri komunikasi yang intensif dan dialogis di ant ara individu dan kelompok-kelompok etnik yang ada. Ada dua model yang telah dikembangkan dalam mcmbangun toleransi di Kabupaten Ket apang, yaitu: (1 Toleransi dibaogun adanya interaksi sosial ruelalui percakapan dan pergaulan yang intonsif dan upaYd rnembanguu kepercayaan di antara masyarakat tanpa membedakan suku, agarna, ras, status sosial dan perbedaan lainnya: (2) adanya kepercayaan antar kelorupok etnik dan aliran. Yang kedua inilah yang paling penting unluk ditanarnkan ke dalam diri sctiap masyarakat/kelompok, Rasa saliug percayosial merupakan hubuoganhulHlugan yang terciptd dan oorma-normayang membenluk htaliltls dan kuantitas hubullgan sosial dalam JUc\syarakdl dalam spehrum yang lu
Prosidillg SemirulaBKSPTN-Bbidang
Ilmu 5051a120-22 November 2014 lvfedan
tinda kan yang tidak balk. Sedangkan modal sosial yang dimiliki etnik Madura dalam upaya tercipranya integrasi sosial yaitu: (J) adanya sifat malu atau rasa malu yang dalam bahasa Madura disebut tOdU8. Karena takut malu maka mereka herjuang gigih seknat tenaga dengan bekerja rajin, tekun, dan ulet: (2) sistem kekerabatan masyarakat Madura yang menganggap orang luar menjadi keluarga atau taretan; (3) Kemampuan orang Madura rnemahami bahasa Melayu; (4) orang Madura juga bersikap terbuka dan menghargai perbedaan identitas keagamaan, (5) orang Madura memiliki ketaatan, ketundukan, dan kepasrahan mereka secara hierarkis kepada empat figur utama dalam b erkehidup an, lebih-lebih dalam praksis keberagamaan. Keempat figur itu adalah Ruppa ~Babbu, Guru, ban Rato (Ayah, Ibu, Guru, dan Pemimpin pomerintahan). Kepada figur-figur utama itulah kepatuhan hierarkis orang-orang Madura menampakkan wuiudnya dalam kehidupan sosial budaya inereka,
Berperannya Lembaqa-Lembaqa
Etnik: Membanqun Perdamaian
Di wilayah Kabupaten Kel apang terdapat beberapa lerubaga ernik terbentu k seperti Dewan Adat Dayak (DAD), Maielis Adat Budaya Melayu (MABM), Ikatan Keluarga Kcraiaan Matan Tanjungpura Ketapang (IKKRAMAT) dan Ikatan Keluarga Madura Ketapang (IKMK ). Terbentuknya Iembaga-lembaga etnik di Kabupatcn Ketapang rneujadi kornponen untnk terciptanya integrasi sosial dapat dilihat dari perannya antara lain: (1) Lembaga-Iembaga etnik yang terbentuk menjadi media dalam penyelesaian konflik yang mclibatkan antar etnik dengan cepat sehingga tidak meluas ke tempat lain; (2) Lembaga etnik meniadi sarana menialin silaturahmi antar Iembaga etnik yang terbentuk seperti yang teriadi antara Ikrammat dengau IKMK dalam upaya memelihara integrasi sosial, (3) Pada saat terjadi konflik, lernbaga etnik berperan sebagai lembaga yang alan menyelesaikan konflik terutama dalam membuat konsensus bersama: (4) Lembaga etnik meniadi lembaga untuk melakukan pembinaan pada kelompok etniknya masing-masing dalam sistern sosial dan budaya: (5) Lembaga etnik yang lerbentuk menialankan fungsi untuk mernpertahankan nilai-nilai budaya dari kelompok etnik, Hasil temuan yang dilakukan peneliti serupa dengan penelitian yang diakukan Michael beriudul "Peranan Lembaga Adat dan Kearifan Lokal Dalam Upaya Pencegahan dan penyelesaian Konflik Horizontal di Provinsi [ambi" tahun 2012.
Adanya Agen / Aktor Perdamaian Agen/aktor berperan besar dalam meniaga dan mernelihara integrasi sosial atas usahanya dalam mengatur dan mengcndalikan masyarakatnya agar tidak meIakll.kan tindakan rnelanggar nilai, adat-istiadat maupun norma yallg berlaku di masyarakat termasuk juga daJanl hal menyelE>saikan berbagai konflik antar etnik. Para tokoh atau ahor yang terlibat dalam memelihara dan menyelesaikan berbagai konflik sosial di kabupaten Ketapang sekarang ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: (1) Tokoh tradisional. dan (2) Tokoh formal. Kategori tokoh tl'adisional antal'a lai..l1:() tokoh adat {Kl'tua Adat, Temenggong, Panglima Perang, (2) Tokoh agama (Kyai, Ustad, Habib, Pastur). Aktor tradisional memiliki peran renting dalam menjaga dan memeliha1'3 kerukunan antar etni..k.dan agama di lingkungan masy
was
Model Modal Sosial... ..
Aktor formal dalam suatu kelembagaan bersifat terbuka, yang terpenting ia memiliki komitmen uutu k meniaga dan memelihara integrasi sosial di kabupaten Ketapang. Selain itu, jarak jangkauan wilayah )/ang dikelola at au diurus melalui kelembagaan formal ini lebih luas mencakup permasalahan liDgkat kabupaten, Eksistensi dan akror formal jauh lcbih dikenal dilingkungan yang lebi h luas dibanding a ktor tradisional. Pola Pengendalian Sosial Dalam Meme lihara Iutegrasi Sosial Pola pongendalian sosial baik bersifat preventif rnaupun persuasif pada rnasyarakat Kabupaten Ketapang yang rnajemuk sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dapat dibagi dalam 2 tipe pola pengondalian sosial yairu : (1) pola lama (Iradisional) dan (.:1.) pola barn (modem). Untuk menentukan batas pola lama dan pola barn dalam pengendalian sosial di Kabupaten Ketap.mg diukur atan dibatasi dari sirnasi dan kondisi: kalau pengendalian sosial pola lama dilakukan sebelurn teriadrnya kasus konflik Sambas dan Sampit, sedaugkan pola bam pasca torjadinya konflik Sambas d,1II konflik Sarupil. Tipe pengendalian sosial pola lama borkairan erat dengan upaya dalarn menjaga dan memelihara intcgrasi sosial mo lalui beberapa penck-katan : (1) Pcnanaman sislom sosial bersama berupa nilai, norma, dan adal istiadat oleh masing-rnasing kelompok ctnik dalam proses illt oraksi sosial schingga tercipta toleransi yang menjadi modal sosial dalam mernolihara integrasi 5()si.11.:(2) Pemberdaya.in para agen/aktor tradisional seperti kc'111Cl adat (etuik Dayak), Ustad, Kyai, Habib, Kepala Desa atau sesepuh dari kalangau mereka maslng-masing (etnik Mclayu dan Hnil Dayak) dalam penyolesaian konflik antar kolornpok etnik, Pengcndalian sosial pola haru }'d.Dg direrapkan eli Kabupaten daorah Ketapaug muncul pasca tcrjadinya kasus konflik Sambas (1(Y.)9) dan konflik SarupiL (2000). Adapun pole pcngondalian sosial Iipe baru ini adalah: Pemlx-ntukan Iembaga-lernbaga etnik (informal) yang diakni oksistensinya olch pemerint ah sebagai lembaga ydllg mempunyai lujuan untuk mernhina anggota kelompoknya d.1I1 meuyolesaikan setiap perrnasalahan yang bcrkairan dengan konflik yang melibatkau anggota etnik yclllg ada di kabupaten Kerapang. Lebih j(,ltlsnya lihat gambar 1 berikut ini, fitr?'.:,. • ..,...",.,.~
~
....c
INh>'1'W\
Tl:H.';'.
~.~.'''~-
...
i..y_
"''iooAW.
...~ ....~~o..~,~~"
:
~"'I";O~
V'U"'t=r"t"1.(":)toC'·~::'
· ~'!.'·_I""""" •
"'
".A...t~ .....
~c·.:I
J
•• ,
In/A~.~~ l'.rd,:,.<~ • '4ol~ I ~~'roll
AC
ol ....
_:"l.,l,t,.
.. 1;
.......-.. t"ot .. "",,::.~ O;!:
Gambar
i.
Pola Pengendalian
Sosial Dalarn Mcmclihara Integrasi Sosial
Modellntegrasi Sosial Antar Kelompok Etnik Pada Msyarakat Majemuk Apabila mengaeu pada t('oo strukturasi yang dikemukakall Giddens (2004) bahwa agen dan slruktur saling jalin menjalin tanpa te1pisabkan dalam pral1:ik atau aktivitas sosial manllsia. 'Tindakan pC'laku (agen) dan slnlk.'tur siling illC'ngandaikan'. Dualitas slruktUT mengandaikan, bahwa strul1:ur 111C'rupakrt.U 'Sarallcl' (medium) dan juga 'hasH' (outcame) deln kcgiatan-kegiatan yang dilal."'U.kansecdTa berulang-ulang. Dalam
Prosiding SemirataBKSPTN-Bbidang
I1mll
505ia1.20-.2.2
NOl'embpr
2014
Medan
proses anal isis teori strukturasi (dualitas struktur dan agen) untuk meugungkapkan integrasi sosial antar kelornpok etnik di Kabupaten Ketapang, Dalam pandangan ini, pcneliti agak berbeda dalam melakukan analisisnya dari konsep Giddens. Hal ini disebabkan ada beberapa kelemahan dari teori strukturasi Giddens, yaitu: (1) reori strukturasi Giddens kurang mengungkapkan secara jelas dan komprehensif dengan dualitas struktur - agen sehingga rorbentuknya integrasi sosial pada masyarakar majcmuk. (2) konsep-konsep yang ditawarkan oleh Giddens masih bersifat abstrak sehingga menyebabkan teriadinya pemaknaan atau penafsiran yang berbcda-beda antara peneliti satu dengan pcneliti lainnya, terutania makna dari "struktur" yang begitu Iuas cakupannya. Menurut pandangan pencliti, "integrasi sosial pada masyarakar maiemuk terjadi bukan disebabkan olch dualitas struktur d,1Q agen, Ietapi oleh adanya pcran lembaga (haik formal maupun informal) bersama agen (aktor) dalam mernbentuk sisrem sosial yang rnenjadi subbagian dan ruodal sosial dalam kehidupan bersarna yang selanjutnya dilakukan pcngendalian sosial olch k-rnbaga clan aktor dalam rangka meniaga dan memclihara inregrasi sosial. Selarna modal sosia I masih sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat majenurk, modal sosial tidak akan berubah. Namun apabila modal sosial y<wg digunakan mengalami anomali dan .ikhirnya mengalami krisis kepercayaan sehingga tidak IlMm}HI nu-mclihara intcgrasi sosial, maka lC'mi>agcldan aktor membeutuk atau melakukan revisi arau perubahan modal sosial y,mg bam sesuai dcngan kebut uhan dan dinanrika masyarakat, yang selanjutnya lembaga dan aktor mel.i kukan P<'ngendalian 50SI<11 I orhadap modal sosial yang baru t crsobut ". Lebi h jelasnya lihat garnber berikut: ~'. ':':..
'
.:'
.
"
:,'; .
".;
",
"
..
".'
1":'.~"" "<1 IJlIY«:"~1 !
.:',
. )..,:., f
• '~'H"I.-w.lI':l".'\'-\~"":'
',;:,
/,~
.
-,'.
.Gcul,·b~l'2. Model i~tgl'asj So~'<11P.tda Masyarakat Majemuk
Simpulan Teriadinya integrasi sosial eli Kabupaten Kotapang disebahkan olch fa,hor pendukung, rneliputi: (1) penduduk lokal terbuka menerima kehadiran orang luar dengan persyaratan: (2) toleransi dalam bidang keagamaan dan budaya;(3) kesamaan kondisi sosial ekonomi; (4) modal sosial setiap kolompok etnik untuk hidup damai; (5) berperannya lembaga-lembaga ernik membangun perdamaian; dan (6) ad
72
Model Modal Sosial .....
agen/aktor perdamaian, Faktor pendorong integrasi sosial antar kelompok ctnik borperan untuk meniaga dan memelihara terciptanya keteraturan so sial dim berfungsinya pengendalian sosial Terdapat 2 ripe pola pengendalian sosial yang telah dan masih berlangsung di Kabupaten Ketapang yaitu : (1) pola lama (tradisional) dimana pengendalian sosial dilakukan oleh aktor-aktor tradisional (Ketua adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat) yang belurn terorganisir, modal sosial yang dijaga dan dipcrtahankan serta adanya lembaga-lembaga formal (pihak Kepolisian dan Pengadilan): (2) pol a baru (modem) dilaksanakan selain tetap mempertahankan pola lama tetapi juga melalui pembentukan lembaga-lembaga informal dari masing-masing etnik sebagai wadah untuk melakukan penyelesaian konflik antar ernik dengan wilayah keria satu kabupaten, Saran Kehidupan masyarakat maiemuk yang aman dan damai sehingga terciptanya integrasi sosial di Kabupaten Ketapang hendaknya tetap dijaga dan dipelihara secara terus-menerus karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ketahanan nasional dalam rangka menuju masyarakat mad ani. Pola pengendalian sosial yang dilakukan di Kabupaten Ketapang tidak hanya diserahkan tanggung jawabnya kepada pihak Kepolisian dan Pcngadilan, Tetapi menjadi tanggung jawab bcrsama dengan masyarakat, balk melalui Iembaga informa I (etnk, budaya dan agama) maupun kererlibatan para aktor yang peduli dengan kedamaian masyarakat. Pola pengendalian sosial seperti ini dapat mcnjadi model bagi daerahdaerah lain dalam rnemelihara dan menjaga integrasi sosial, Kontribusi dari penelitian ini adalah adanya peran lembaga (baik formal maupun informal) bersama agen (aktor) rncmbentuk sistem sosial yang menjadi subbagian dari modal sosial dalarn kehidupan bersama yang selanjutnya dilakukan pengendalian sosial oleh lembaga dan aktor dalarn rangka menjaga dan mcmelihara integrasi sosial. Selama modal sosial masih sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat majemuk, modal sosial tidak akan berubah. Namun apabila modal sosial yang digunakan mengalami anomali dan akhirnya mengalami krisis kepercayaan sehingga tidak mampu memelihara integrasi sosial, maka lembaga dan aktor mcmbentuk atau melakukan revisi atau perubahan modal sosial yang bam sesuai dengan kebntuhan dan dinamika masyarakat, yang selanjutnya lembaga dan a1.'101'melakukan pengendalian sosial terhadap modal sosial yang bam tersebut". Daftar Pustaka Abdullah. Mohd Ridhuan Tee, 2010. Cabaran Inieqrasi Antara Kaum di MalaysiCl: Perspektif Sejarah, Keluarga dan Pendidikan. Malaysia: Jumal Hadhari Bil. 3 (2010) 61-84. Perpaduan Universiti Kebangsaan Malaysia dan Institute of Islam Hadhari, Adachi, Satoshi, 20U. Social Integration in Post-Multiculturalism: An Analysis of Social Integration Policy in Post-war Britain.International journal of Japanese Sociology Voltlme 20, Issue 1. pages 107-120, November 2011. Alqadrie, Syarif Ibrahim, 1999. Kon{lik Madura dan Melayu di Ku/)upatn Sambas. Laporan Kerusuhan Sambas: Laporan Penelitian. Alqadri€', Syarif Ibrahim.. 2003. Faktor Penye/)ab J(onjlik Etnis, Identitas dan Kesadaran Etnis. serta lndikasinya ke Arah Proses Disintegrasi di Kalimantan Bamt. Da1am Bui'U Konilik Komunal di Indonesia Saa.t Ini. Jakarta: Indonesia - Netherland Cooperation in Islamic Studies (INIS) Universiteit Leiuen Bekerja sarna dengdll
Prosiding SemiraraBKSPTtV-Bbidang
Ilmu Sosial2o-22 November
2074
Medan
73
Pusat Bahasa dan Budaya (The Center for Languages and Cultures) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah [akarta. 97 - JJ6. Arafat, 1998, Konflik Dayok - Madura di Kalimantan Borat. Yogyakarta: Program Pascasariana UGM Bahan, Yoh aries , 2005. Rosolusi Konflik Berdasar Pranata Adat Pamabakng dan Pati Nyawa pada Masyara kat Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat (Studi Et hnografik Resolusi Konflik Etnik Dayak-Madura), Disertasi Universitas Padjadjaran, Ban dung. Cahyono, Hem. Maryanto Wahyu Tryaunoko, ASYl Warman Adam, Septi Satriani, 2008. Konflik Kalbar dan Kaltenq [clan Panjanq Mcrenias Perdamaian. Heru Cahyono (I'd). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cahyono, Hem. 2004. Konflik di Kalbar dan Kalteno: Suatu Perbondinqan Musyaroku! Indonesia. Vol. ."cxX. No.z. 2004. E.G. Singh, (;. Multiculturalism in Contemporary Britain: Reflections on the 'Leicester ModcI'.IjMS: lntematicnol journal 0(1 Multicultural Societies. 2003, vol. 5, nO.I, pp. 40-54. UNESCO. TSSN 1817-4574. w\ .... w.un('sco.oJU!sh.,jijms!vols/issl1elL!lrr3 Fatmawati dan l lerlan, d kk, 2007. Reorientasi Kehidupan sosial antar kelompok Etnik da/am Membanqun Kehartnonisan Sosial. Sludi Elnoyraji Kelompok einik: Melayll dan J)aY(1k di Kalimantan Barat . l lasil Peuelitian tidak diterbitkan. Pontianak: Fisip Untan. Fukuyama, Francis. 2000. Social Capital arul Civil Society. International Monetary Fund Working Paper, VI/P/OO/74, 1-8. In Elinor Ostrom dud T.K. Ahn. 200j.Founelatioll ofSocia! Capital. Massachuset ts: Edward Elgar Publishing limited. Giddens, Ant hony, 2010. Teori Sirukiurasi. Dosar-dasar Petnbeni ukan Sf ruki 111' sosia! Masyarakai, Ditericmahkan : Maufur dan Daryatno. Jclkal'l.\: Pustaka Pclajar. Michael, Donny, 2012. Pcranan Lemboqa Ada! dan Kearifan Loku! Dalatn Upayu Peticcqalian dan pcnyelcsaian Konj1ik llorizonte! eli Proviusi [umbi. Iurnal HAM. Volume 4 No. l. Edisi Juli zotz. Kementerian Hukum dan HAM. Jakarta: Baclan Ponelitian dan Pengembangan HAM, HaJ. 47 - 60 Miles, Metrcw B dan A. Michael Huberman. 2007. Ana/isis Data Kua/italff. Buku Sutuber Tentanq M(>toel('-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Pelly.Usman, 1994, Hubunqan Antal' Kelompok Flnik, Bebcrapa Keranqka Tcoritis Daiain kasus Kota Medan Dalom lnteraksi /sntar Suku banqsa dalam Masyarakat Majemuk. [akarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional. Depdikbud. Petebang, Edi dan Eri SUlriSDO. 2000, KonJlik Ltnik Di Sambas. Jakarta: Institut Studi Arus Informas Poerwanto, Han, 2006, Gabunqan Suku Banqsa clan Colongan Serra
Masalah lnieqrasi Bangsa. George dan Douglas I. Goodman, 2004, Teori Sosioloqi Modern. Dari Teori Sosioloqi Klasik Sampat Perkembanqan Mutakhir 1'('01'; Sosial Post Modern.Terjemahan Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana Edisi Terbaru, Sihbudi, Riza dan Moch Nurhaim, (ed) 2001, Kerusuhan Sosial di Tndonesia: Studi Kasus Kupang, Matararn dan Sambas. jakarta. Grasindo. Siagian, Liber, dkk., 2005, lnteqrasi Sosial Hidup Bermasyarakat Antar Etnik Pada Masyarakat Kota Medan Dalatn Petspektif Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Disertasi, Program Studi Ketahanan Nasional Program Pascasarjana Universitas Ritzer.
gadjah Mada. Supal'lan, Pal'Sudi, 2003. Etnisitas dan PotensinYQ Terhadap Disintegrasi Sosial di Indonesia. Jakdrta: r ndonesia - Netherland Cooperation in Islamic Studies (lNIS)
74
Model Modal Sosial.. ...
Universiteit Leiden Bekerja sama dengan Pusat Bahasa dan Budaya (Tht' Center for Languages and Cultures) Universitas Islam Negeri Syarif'Hidayatullah jakarta. Suparlan, Supardi, 1999, Kumpulan Laporati Kerusuhan Sambas, Pontianak.Universitas Tanjungpura. Tangdililmg, A.B., 1988, Orang Asing dan Orang Aceli: Stereo tip dan Realitas. dalam Selo Soemardjan (Pengantar) Steriotif Asimilasi, Integrasi Sosial, Jakarta: Pencrbit PT Pustaka Grafika Kita. Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus : Desain dan Mctode. Jakarta: Raiawali Pel'S.
Prosiding SemirataBKSl'TN-Bllidang
llmu Sosia120-22 November 2014 Medon
75