:;
ME. Budiyono don Prayitno
ISSN 0216-3128
307
KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN MGSO4 PADA ABULA YANG UNTUK PENJERAP AN L~BAH RADIOAKTIF CAIR SIMULASI YANG MENGANDUNG URANIUM DAN TH ORIU M ME. BudiYODOdaD PrayitDo Puslitbang TeknologiMaju Batan. Yogyakarta.
2/6
/
ABSTRAK KAJIAN PENGARUHPENAMBAHAN MgSO4 PADA ABULAYANG UNTUK PENJERAPANL/MBAH RADIOAKTIF CAIR SIMULASI YANG MENGANDUNG URANIUMDAN THORIUM. Telah dilakukan penelitian kajian pengaruhpenambahanMgSO4pada abulayangyang digunakanuntuk menjeraplimbah radioaktif yang mengandunguranium dan thorium. Penelitian ini bertujuan mempelajaripengaruh konsentrasiMgSO4yang digunakanuntuk mengaktijkanabulayangserta waktu aktivasiyang diperlukan. KonsentraiMgSO4divariasi dari 0,1-1 M dan waktu aktivasi divariasi dari10-100menit. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulanbahwa untuk uranium yang paling baik pada konsentrasiMgSO4 0.3 M, efisiensipenjerapansebesar99,40 % dan koefisiendistribusi 2,982 ml/g, waktu aktivasi yang baik pada waktu aktivasi80 -100 menit efisiensipenjerapan99.7% dan koefiSiendistribusi2,990 ml/g. Sedangkan penjerapanthorium mendapatkanhasil yang baik pada konsentrasiMgSO40,2 M efisiensipenjerapan sebesar99,10 % dan koefiSiendistribusi 2,973 ml/g, waktu aktivasi 70 -100 menit. denganefisiensi penjerapan99,6% dan koefisiendistribusi 2,987 mllg
ABSTRACT STUDYON THE INFLUENCEOF THE MgSO4 ;,tiTHE'FLY ASHTO THE SORPTIONOF THE LIQUID RADIOACTIVEWAST£SSIMULATEDCONTAININGTHE URANIUMDAN THORIUM. Thee.~perimental investigation on thesorption ofuraniumand thorium of liquid radioactivewastes by usingfly ash activated with MgSO4 has been carried out. The aims of this investigationwas to add of MgSO4 at fly ash to separateuranium and thorium of the liquid radioactive wastes. The investigated parameterswere the concentrationMgSO4 and the activation time. The concentration MgSO4 was variedfrom 0,1-1 M and the activation time was varied from 10-100 .oninutes. The conclusionthat could be drawn from this investigation were that the best result ofthe concentration ofMgSO4 was 0,3 M effiency ofthe sorption (DE) was99,40% and CoeffisienDistribution was 2,982 m//g and the activationtime was80 -100 minutes. efficiency ofthe sorption (DE) was 99,7 %for uranium. and CoeffisienDistribution was2.990 m//g.As well as the best result to the sorption of thorium the concentration ofMgSO4 was 0,2 M efficiency of the sorption (DE) was 99.1 % and CoeffisienDistribution was 2,973 m//g. the activaion time was 70 -100 menit. efficiency ofsorption (DE) was99.6 % and CoeffisienDistribution was2,987ml/g.
PENDAHULUAN P
encemaran yang diakibatkan oleh limbah radioaktif yang di dalamnya terdapat unsurunsur dari deret aktinida. Unsur-unsur dari deret aktinida ini mempunyai sifat-sifat radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif. Anggota unsur deret aktinida ini mempunyai nomor atom 89 sampai 103.(1)
Penggunaan teknologi nuklir menimbulkan limbah radioaktif, yang mengandung unsur-unsur yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, dan karena unsur-unsur radioaktif tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan, maka perlu adanya pengelolaan yangbaik.
Perumusan masalah bagaimana pengaruh penambahan MgSO4, clan waktu aktivasi terhadap pengaktifan abulayang sehingga dapat menurunkan limbah U clan Th. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi MgSO4 terhadap pengaktifan abulayang yang digunakan untuk menjerap limbah U clan Th. Manfaat penelitian memberikan masukan basil penelitian yang dapat digunakan lebih lanjut untuk mempelajari penjerapan limbah radioaktif yang mengandung aktinida (U clan Th) menggunakan abulayang. Memberikan informasi tentang salah satu alternatif sorpsi radionuklida deqgan bahan abulayang yang telah diaktivasi. Pengertian abulayang terdapat berbagai pendapat merupakan abu yang dihasilkan pada
Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN0216-3128
308
-
--pembakaranbarn bara, berupa serbukhalus yang tidak terbakar dengandistribusi ukuran partikel II 00 ~m. Karena ukuran partikel yang relatif kecil, abu ini dibawa oleh gas buang daD apabila dilewatkan presipitator elektrostatis akan beterbangandi atmosfer. Warna keabu-abuandaD merupakankomponenterbesardari batubara,yaitu kira-kira 85% dari total abu yang ditimbulkan (Jumaeri, 1995).(2) Abulayang terdiri dari butiran halus daD harnpirtidak terlihat oleh mata,merupakanpartikel yangtidak mudahterbakarterkandungdalarnaliran gas dari pembakaranbatubara.Karakteristikyang ditunjukkan abu layang berdasarkanpartikulatpartikulat padat. Debu abu layang mempunyai ukuran 1 -1 000 ~m seperti asap, abu layang ditimbulkan dari pembakarandaD seperti fumes, abulayangterdiri dari logarn-iogarnorganik atau subtansimineral(peavy, 1985).(]) Abulayang merupakan residu mineral organik yang terbentukdari pembakaranbatubara dan stasiun pembangkit listrik tenaga uap. Abulayang merupakan limbah basil pembakaran batubarayang berbentukpartikel halus,bulat serta bersifat pozolanik yaitu dapat mengerasdengan adanyakapurbebas(Akbar, 1996).(4) Abu batubarajenis abulayangini berukuran kurang dari 150 ~m daD dapatdigunakansebagai bahan pozolan. Abulayang terdiri dari material yang berbentuk bulatan beronggayang homogen (Kawigraha,1997). Komposisi abu dasar harnpir sarnadenganabulayang,dengankomponenutama SiO2 daD AI2O] daD banyak mengandungfast amorf.(S) Abulayang yang dihasilkan terutama senyawa silikat, alumunium, besi, kalsium, dan senyawa-senyawaMg, Ti, Na, K dalam jumlah yang lebih kecil. Senyawa-senyawa yang terbentuk dalam abulayang terutama sebagai campuran silikat, oksida sulfat Silikat-silikat ini daTiserpih daD mineral lempung. Sumberutama besi oksida adalah pirit, yang terbakar membentukbesi dan oksidanya. Kalsium dan magnesium oksida terbentuk sebagaiinteraksi antara karbonat,pirit, dan oksigen. Pengukurandengan spektropendar sinar-X digunakanuntuk menentukanSial, AlzO), FezO), TiOz, PzOs metode serapan dapat juga digunakan. Komposisi kimia abulayang PLTU SuralayaSial 58,04 %, AlzO]24,29 %, FezO]7,42 %, CaO 2,30 %, MgO 0,74 %, NazO2,28 %, KzO 0,67 %, PzOs0,33 %, SO] 0,41 %, MnO 0,06 %. Abulayang mengandung mineral-mineral silika
ME. Budiyonodon Prayitn,
alumina yaitu mulit (3AIO].2SiO]), silika (SiOJ, magnetit (Fe2O4),daD sedikit hematit (Fe]O4) (Kaawigraha, 1997). Bagian terbesar dari abulayangterdapatdalambentukgelasyang secara mineralogi menunjukan 66% -88% terdiri dari senyawagelas.Senyawautamadalam gelasadalah silika (SiOJ daD alumina (A12O]).Senyawa lain yangadadalamabulayangadalahkuarsadaDmulit (2SiO23A12O]).Serta besi oksida dalam jumlah yangrelatif kecil, sedangbelerangdi dapatsebagai garamsulfat (Akbar,1996). Sorpsi adalahperpindahan secara selektif dari satuataulebih solutdari larutaodalam partikel penjerap(Peavy, 1985). Istilah sorpsi digunakan apabila sulit membedakanproses adsorpsidengan prosesabsorpsi.Proses adsorpsiadalah peristiwa pengambilangas,uap, daDcairan oleh..permukaan tanpa penetrasi,sedangkanabsorpsiadalah dengan bahanpenetrasipermukaan,sehinggaindentitasnya hilang bersamabahanpenjerap. Abulayang dapat digunakan sebagai adsorbeDzat warDa,fenolat, oksalat,Cr (IV), krom daDbeberapazat yang lain (Jumaeri.,1995). Dari kenyataanini dapat dicoba untuk memanfaatkan abulayangsebagaiadsorbeDunsur radioaktif yang meng-andung aktinida(U daDTh). Dekontaminasidenganbahanjerapan dapat dilakukandengandua Cara,yaitu sinambungdaD catu. Pada proses sinambung limbah radioaktif dialirkan melalui tabung yang berisi bahan penjerap. Pada proses catu, limbah radioaktif ditampung dalam tabung dan ke dalam tabung tersebut diisikan bahan penjerap. Dibandingkan cara catu,carasinambung(kolom) lebih sempuma sertalebihsederhana (Dofner,1995).<6) Proses jerapan mempunyai keuntungan yaitu peralatanlebih sederhanadaDmudah,bahan penjerapnya mudah didapat daD murah, dapat digunakanuntuk penjerapberbagaimacamlimbah. Beberapakekurangan yaitu kapasitaspertukaran ion padaumumnyarendah,cenderungmengalami peptisasi, resistensiterhadap radioaktif terbatas, kekuatan mekanik rendah, serta mudah terdekomposisioleh alkali (Dlouhy, 1982). Proses penjerapandipengaruhioleh bahan yang dipakai daD mempunyai kemampuan berbeda-beda, tergantungdari bahanasalnyadaDmetode aktivasi yang digunakan pH larutan. Penjerapan berlangsungbaik pada pH netral. Pada pH yang terlalu asampenjerapanberlangsungkurang baik karenabahanyang telah terjerap terurai kembali, denganreaksisebagaiberikut (Guritno , Aminjoyo S., 1995).(7,8)
Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216 -3128
ME. Budiyono don Prayitno
Abulayang-Mg + umn+ ~ um -Abulayang + nH+ ~
309
Th-Abulayang + n Mg2+ H -Abulayang + umn+
(1) (2)..
PadapH basa,bahanyangsudahterjerapakanterlarutkembali,denganreaksisebagaiberikut : Abulayang-Mg + umn+ ~ Abulayang-um + n Mg2+ (3) um -Abulayang + n OH- ~ Um(OH}n + Abu layang. (4) Mekanismejerapan abulayangdisebabkan adanyagaya tarik menarik antar molekul apabila zat tersebutsaling kontak. Adsorpsi akan terjadi apabila gaya tarik menarik antarmolekul pada zat.e tersebut
berbeda.
Karena
abulayang
mempunyal
unsur dominan polimer daTi alumina silikat, Abulayang -Mg + Ufnla+
--E-
~
Variabel-variabel yang diamati adalah : Variabel bebas (independen), yaitu : larutan pengaktif (aktivan) MgSO4dan waktu aktivasi Variabel terikat (dependen), yaitu : efisiensi penjerapan clan koefisien distribusi (EP clan KD)
TATA KERJA Bahan penelitian : Abulayang (berasal dari PL TO Suralaya), larutao MgSO4, aquades, uranil nitrat ( 500 ppm), thorium nitrat (500 ppm) dan arsenazo III 0,8 %
Peralatan yang dipakai : Spektrofotometer(Coming Colori Meter 253 ), kolom buret, pH meter, peralatangelas, magnetik stirer dan timbangan elektrik (Sortorius type 2434). Percobaan Abulayang Tanpa Aktivasi Sampel abulayang yang telah disiapkan ditimbang sebanyak 5 g, kemudian dimasukkan ke dalam kolom, dan dicuci dengan aqudes. Limbah yang mengandung U atau Th dilewatkan pada kolom yang telah diisi dengan abulayang. Setiap 15 ml etluen setelah dijerap, dianalisa menggunakan spektrofotometer. Kemudian percobaan penjerapan dengan abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO4, kemudian abulayang yang
---
M I
k anlsme ..
penjerapan
a d a 1ah
sebagal .
berikut
Abulayang -um
Berdasarkan rumusan masalah serta tinjauan pustaka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: Abulayang di aktivasi dengan MgSO4 berpengaruh terhadap penjerapan limbah radioaktif yang mengandung aktinida (U & Th). Konsentrasi MgSO4 dan waktu aktivasi merupakan variabel yang berpengaruh pada proses penjerapan limbah radioaktifyang mengandung aktinida (U & Th).
,
sehingga sifat jerapnya seperti mineral--:nineral lokal lainnya,dengandemikian reaksiyang terjadi agaksulit dijelaskan.
+ n Mg2+
(5)
diaktivasi dikeringkan. Abulayang yang telah diaktitkan dengan 0,1 M MgSO4 ditimbang sebanyak 5 g, dimasukan ke dalarn kolom. Kemudian dialiri limbah yang mengandung uraniumatauthorium. Setiap15 ml efluen setelah dijerap, dianalisa menggunakanspektrofotometer. Percobaanseianjutnya dengan cara yang sarna konsentrasiMgSO4yang digunakanuntuk aktivasi abulayangdivariasidaTi0,2-1 M. Abulayangyang telah aktif digunakanuntuk menjeraplimbah yang mengandunguranium/thorium.Setiap15 ml efluen setelahdijerap dianalisadenganspektrofotometer. Waktu aktivasi divariasi daTi 10-100 menit. Kemudianabulayangyang diaktivasi dikeringkan. Setelahdikeringkan abulayangsebanyak5 gram dimasukkan kedalarn kolom. Kemudian limbah um dilewatkankolom yang telah diisi abulayang yang telah diaktivasi. Setiap 15 ml efluen dianalisa. Analisa Data Menentukan EflSlensl penjerapan ( EP) KoeflSlenDistrlbusl (KD)
dan
perhitungan konsentrasi uranium/thorium setelah dijerap dengan abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO. menggunakan persamaan regresi tinier dengan kurve standart di dapatkan persamaan Y = ax :t b (Y adalah data absorbensi daD x adalah konsentrasi uranium/thorium), sehingga efisiensi penjerapan dan" koefisien distribusi dapat ditentukan dengan persamaan (1) daD (2) di bawah ini. Oleh karena itu untuk seluruh data yang diperoleh dari hasil analisa efluen dari hasil penjerapan limbah dengan abulayang yang telah diaktivasi dengan alat spektrofotometer dapat ditentukan. Jika konsentrasi awal dan akhir diketahui maka perhitungan EP dan KD dapat ditentukan melalui persamaan:
Prosldlng Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7.8 Agustus 2001
EP=(¥
}.IOO%
KD= l'~
) !:-(mllg) W
Co
(1) (2)
Keterangan: EP = EfisiensiPenjerapan(%) Co = Konsentrasilimbah sebelummelewati penjerapan(ppm) C I = Konsentrasilimbahsetelahmelewati penjerapan(ppm) KD = KoefisienDistribusi (mUg) V = Volume limbah yangakan dijerap(ml) W = Beratbahanpenjerap(g)
BASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Konsentrasi Aktivan MgSO. PenjerapanUranium dan Thorium dengan abulayangyang telah diaktivasidenganmenvariasi konsentrasiMgSO. sebagaiberikut:
Tabell. PengaruhKonsentrasiMgSO4 terhadappenjerapanUranium
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh konsentrasiMgSO4sebagaipengaktif abu layang terhadapUranium sepertiterterapada Tabel 4 dan Gambar 2 memperlihatkan bahwa efisiensi penjerapandaDkoefisiendistribusimeningkatpada konsentrasi 0,1 M sampai 0,3 M. Efisiensi penjerapandaDkoefisien distribusi mulai menurun pada konsehtrasidi atas0,3. Efisiensi..penjerapan dan koefisien distribusi mencapaioptimum pada konsentrasi0,3 M denganefisiensipenjerapan99,4 % dan koefisien distribusi 2,832 ml/g. Hal ini memperlihatkan bahwa konsentrasi MgSO4 berpengaruhterhadappenjerapanUranium dengan abulayangyangtelah diaktivasi. Bila dibandingkan dengan dari data yang diperoleh abulayang tanpa aktivasi (0 M) bisa menurunkan konsentrasiUranium sampai 50,5 ppm atau mempunyaiefisiensi penjerapansebesar 89,9 %, maka abu layang yang telah diaktivasi dengan MgSO4 dapat meningkatkankemampuan jerap abulayang. Mekanisme penjerapan adalah sebagai berikut : Abulayang.Mg + un+
~
Abulayang -U + it Mi+
(6)
Percobaanselanjutnyaadalahabulayangyang telah diaktivasi dengan MgSO4 untuk.. menjerap kontaminanthorium basil percobaandapat dilibat padarebel2 di bawahini
Tabel 2. PengaruhKonsentrasiMgSO4 terhadap penjerapanThorium
t
.
8.1 8.2 8.3 8..
8"
8.5 8., 8.. 8.1 1
Kon.5enlrasi MgSO. (M)
Gambar
I.
Pengaruh konsentrasi MgSO4 terhadapEP (Uranium)
Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah P4tnelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yog:"akarta, 7 -8 Agustus2001
distribusi terhadap konsentrasi MgSO4. yaitu pacta konsentrasi 0, I daD 0,2 M, pacta konsentrasi di atas 0,2 M efesiensi penjerapan daD koefisien distribusi mengalami penurunan .Hal ini menunjukkan konsentrasi MgSO4 Sebagai pengaktif abu layang berpengaruh terhadap penyerapan Thorium dengan abu layang yang telah diaktivasi. Efisiensi penjerapan optimum pacta konsentrasi 0,2 M yaitu 99, I % daD koefisien
~ \IJ
distribusinya 2,973 ml/g.
0
0,1
0,2
1,3
.,4
8,5
1,6
8,7
0,8
0,9
1
Konsentmsi MgSO4 (M)
Gambar 2 PengaruhkonsentrasiMgSO4 terhadap EP (Thorium)
Bila dibandingkan dengan daTi data yang diperoleh abulayang tanpa aktivasi (0 M) bisa menurunkan konsentrasi daD dapat menurunkan konsentrasi Thorium sampai 93,33 ppm atau mempunyai efisiensi penjerapan 81,33 %, maka abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO4 dapat meningkatkan kemampuan serap abulayang. Mekanisme penjerapan adalah sebagai berikut :
Dari Tabel 2 daD Gambar.2 dapat dilihat adanya kenaikan efesiensi penjerapan daD koefisien
Abulayang-Mg + Thn+ ~
-oE-
Pada Tabel.l, Tabet.2 dapat dilihat bahwa koefisien distribusi yang diperoleh daTi proses adsorpsi abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO4 pada penjerapan Uranium lebih besar bila dibandingkan pada penyerapan Thorium, demikian juga termasuk efisiensi penjerapan. Pada efisiensi penjerapan dan koefisien distribusi abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO4 lebih besar bila dibandingkan dengan abulayang yang tidak diaktivasi. Penambahan MgSO4 yang terlalu tinggi menyebabkan efisiensi penjerapan dan koefisien distribusi menurun, hal ini disebabkan sifat dasar daTi adsorben yang tidak tahan terhadap suasana basa sehingga mudah larut datam tarutan yang bersifat alkali (Guritno dan Aminjoyo S., 1995). Kerusakan struktiJr mineral adsorben abulayang akibat larut dalam larutan alkalin terjadi endapan yang menutup pori-pori di
Abulayang- Th +
n Mg2+
m
penjerapan 99;7 % daD koefisien dIstribusi 2,99 mVg. Kenaikan efisiensi penjerapan daD koefisien distribusi menunjukkan bahwa waktu aktivasi berpengaruh terhad~p penjerapan Uranium oleh abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO4.
Tabel 3.
Pengaruh waktu aktivasi MgSO4 terhadap penjerapan Uranium dengankecepatanalir I mllmenit
permukaan abulayang, sehingga kemampuan jerap adsorben semakin menurun. Percobaan penjerapan Uranium dan Thorium dengan abulayang yang telah diaktivasi MgSO4 serta menvariasi waktu aktivasi. Dari Tabel 3 dan Gambar 3 terlihat bahwa terjadi kenaikan cukup tinggi efisiensi penjerapan dan koefisien distribusi pada waktu aktivasi 10 menit sampai 30 men it, kemudian di atas 30 menit mengalami kenaikkan, dan mengalami konsentrasi uranium yang dijerap dalam keadaan konstan pacta 70 menit sampai 100 menit, dengan efisiensi Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
312
ISSN 0216 -3128
ME. Budiyonodon Prayitno
,
~ ~ 8J
0
10
20
30
'10
50
60
70
80
90
100
Waktzl aktiva$i t)nenit)
.10
2t
30
41
58
"
7t
80
10
100
Wakt. Aktv- ".ait)
Gambar 3. Pengaruh waktuaktivasi terhadapEP (Uranium)
Gambar 4. Pengaruhwaktu aktivasi terhadapEP (Thorium)
Bila dibandingkandengan dari data yang diperoleh abu layang tanpa aktivasi (0 M) bisa menurunkan konsentrasiUranium sampai 50,5 ppm atau mempunyaiefisiensi penjerapansebesar 89,9 %, maka abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO. dapat meningkatkankemampuan jerap abulayang.
Dari data pengamatan yang diperoleh menunjukkan semakin besar waktu aktivasi semakinbesarpenjerapanUranium atau Thorium .oleh abulayang yang diaktivasi dengan MgSO4. Hal ini menunjukkan terjadi kontak antara abulayangdenganpengaktif yang semakinbesar, karenawaktu aktivasiyang semakinlama.
Mekanismepenjerapanadalahsebagaiberikut ~ Abulayang-Mg+ un+ -;;:g,.. Abulayang-U +
BiJa dibandingkandengan dari data yang diperoleh abulayang tanpa aktivasi (0 M) bisa menurunkan konsentrasidan dapat menurunkan konsentrasiThorium sampai 93,33 ppm atau mempunyai efisiensi penjerapan81,33 %, maka abulayang yang telah diaktivasi dengan MgSO4 dapatmeningkatkankemampuanjerap abulayang.
--E:-
n Mg2+ (8) Dari data Tabel 4 dan Gambar 4 terlihat kenaikan cukup tinggi efisiensi penjerapandan koefisien distribusi pada waktu aktivasi 10 menit sampai30 menit. Dan waktu aktivasi lebih dari 30 It'.~nit mengalamikenaikan dan konstanpada 80 menit sampai 100 menit dengan efisiensi penjerapan99,60 % dan koefisiendistribusi2,9870 mVg. Kenaikan ini menunjukkanadanyapengaruh waktu aktivasi terhadappenjerapanThorium oleh abulayangyangtelah diaktivasidenganMgSO.. Tabel 4. Pengaruh waktu aktivasi MgSO4 terhadappenjerapan Thorium dengan kecepatanalir I m/lmenit
Mekanismepenjerapanadalahsebagaiberikut : Abulayang-Mg+ Th"+ ~
oooE:=-
Abulayang-Th +
n Mg2+ (9) Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan,batasaktivitasUraniumdalam air yang diijinkan adalah sebesar 4 x 10 .:-5 ~Ci/ml. PengolahanUranium dengan aktivitas awal 500 ppm menggunakan abulayang yang telah di aktivasidenganMgSO4,Mempunyaiefisiensi99,7 % atau konsentrasiuranium 1,583 ppm dengan aktivitas4,65 x I 0.) ~Ci/ml. Maka limbah Uranium tidak dapat langsungdibuang ke lingkungan dan masihdiperlukanpengolahan. SedangkanThorium batasaktivitasThorium dalam air adalah 1,5 x 10-6~Ci/ml PengolahanThorium dengan konsentrasiawal 500 ppm menggunakan abu laya"g yang telah diaktivasi denganMgS°4, mempunyai efisiensi penjerapan99,60 % atau konsentrasi thorium 2,23 ppm dengan aktivitas 6,556 x 10.)~Ci/ml, maka Thorium tersebuttidak dapat langsungdibuang ke lingkungan dan perlu pengolahanterlebihdahulu
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
313
ISSN 0216 -3128
ME. Budiyonodan Prayitno
DLOUHY,Z, "Disposal of Radioactive Waste", Elsevier Scientific Publushing CompanyAmsterdam.(1982).
KESIMPULAN Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Penjerapan Uranium dengan abulayang yang telah di aktivasi dengan MgSO4 diperoleh hasil optimum pada konsentrasi 0,3 M, yaitu efisiensi penjerapan 99,4 % clan koefisien distribusi 2,982 mVg. Penjerapan Thorium diperoleh kondisi yang optimum pada konsentrasi MgSO4 0,2 M, diperoleh hasil efisiensi penyerapan 99,1 % clan koefisien distribusi 2,973 mVg. Waktu aktivasi
8
GURlTNOB.S., dan AMINJOYO S., "Mempelajari Sifat Sorpsi Bahan Mineral Bentonit sebagai Bahan Isian", Prosiding SeminarKetiga TeknologiKeselamatanPLTN serta Fasilitas Nuklir, PPTKR-KRSG, Serpong.(1995).
TANYAJAWAB
abulayang berpengaruh terhadap penjerapan Uranium clan Thorium. Waktu aktivasi yang optimal pada waktu aktivasi 80 menit sampai 100 menit, mengalami keadaan konstan dengan efisiensi penjerapan 99,70 % clan koefisien distribusi 2,990 mVg. Sedangkan Thorium pada waktu aktivasi 70 menit sampai 100 menit, mengalami keadaan konstan dengan efisiensi penjerapan 99,60 % clan koefisien distribusi 2,987 mVg.
UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan
Albertus
terima
Joko
penelitian,
kasih
kepada
sdr.
Prawoto sebagai pelaksana
sehingga
penelitian
ini
K.T,
" Kimia
Aktinida
", Lab.
M.E. Budiyono
S, "Studi Tentang Pemanfaatan
Abulayang Sebagai Absorben Zat Wama dalam Larutan Air",
3
Yogyakarta.(1995). PEA VI, H.S, Et Engineering",
Mc
Tesis, MIPA, aI,
" Graw
UGM,
Environmental Hill
Co,
Singapura.( 1985). 4
5
-Memang benar CaD lebih murah dari pada MgSO4. namun untuk menambahcakrawala -_penelifian aktivasi dengan MgSQ4 untuk menjerap U dan Th adalah baik. Pernah dilakukanpenelitianaktivasiabulayangdengan CaCO3dan hasilnyarelatiflebih baik.
-Dengan metoda ':fly ash" EP m~.x 99,4 %, bagaimana jika "batch coulomb" dibikin bertingkat serio
Kimia Nuklir Industri, Paris. (1986). JUMAERI,
M.E. Budiyono
Sugondo
DAFTARPUSTAKA
2
murah.
dapat
diselesaikan
BASUKI,
Sumijatno -Dalam hal ini anda gunakan larutan MgSO4, bagaimana kalau digunakan CaO sebagai ganti MgSO4, mengingat CaO adalah bahan lebih
AKBAR, F," Sintesis dan Karakteristik Zeolit 4A dari Bahan Dasar Abulayang", Tesis,
-Saran anda baik, hila sistim penukar ion! pengeringan bertingkat hasilnya akan lebih baik, hila dibandingkan dengan satu kolom. --tetapi pada penelitian ini untuk menentukan kansentrasi MgSO4 dan waktu aktivasi, kalau dilakukan pengeringan bertingkat tentunya tidak dapat dilakukan. Bila hasil optimasi telah berhasil, maka pengeringan bertingkat dapat dilakukan untuk penelitian lebih lanjut.
MIPA, Yogyakarta.(1996). KA WIGR.A..HA, A, et aI, " Pemanfaatan Sifat Pozolan Abu Batubara Untuk Bahan Baku Semen", Proseding Pertemuan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan 11-12 Maret
6.
1997, BBPT, Jakarta.(1997). DOFNER,K., " lptek Penukar lon", Andi Offet
Yogyakarta Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 7 -8 Agustus 2001