BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dari jaringan komputer, klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, firewall, routing (Statik dan Dinamis), IP address, subnet mask, Packet Tracer, dan NDLC Network Development Life Cycle (NDLC) 2.1.1.
Jaringan Komputer Menurut Iwan Sofana (2008, p3), jarigan komputer (computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa yang popular dapat dijelaskan bawa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer yang lainnya atau dari satu perangkat ke perangkat yang lainnya, sehingga masing-masing komputer yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.
2.1.2.
Klasifikasi Jaringan Komputer Untuk memudahkan memahami jaringan komputer, para ahli kemudian
membagi
jaringan
komputer
berdasarkan
beberapa
klarifikasi, di antaranya: 1. Berdasarkan area atau skala 2. Berdasarkan media penghantar 3. Berdasarkan fungsi Namun ada juga yang mengklasifikasikan jaringan komputer menjadi empat, yaitu: 1. Berdasarkan area atau skala. 2. Berdasarkan media penghantar. 3. Berdasarkan fungsi. 4. Berdasarkan metode access control.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mungkin juga ada yang mengklarifikasikannya dengan cara berbeda. Perbedaan ini hanyalah masalah sudut pandang saja. Tabel 2.1 dapat digunakan untuk sekedar memberikan gambaran beberapa kirakira luas area LAN, MAN, WAN, dan Internet. Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area Jarak/cangkupan
Contoh
Jenis
10-100
Ruangan
LAN
100-1000
Gedung
LAN
1000-10.000
Kampus
LAN
10.000-100.000
Kota
MAN
100.000-1.000.000
Negara
WAN
1.000.000-10.000.000
Benua
WAN
>10.000.000
Planet
Internet
(meter)
2.1.2.1. Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Area atau Skala Berdasarkan skala atau area, jaringan komputer dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Local Area Network (LAN) Local Area Network
adalah jaringan lokal yang
dibuat pada area tertutup. Misalkan dalam satu gedung atau satu ruangan. Kadang kala jaringan lokal disebut juga jaringan privat. Local Area Network biasa digunakan untuk jaringan kecil yang menggunakan resource bersama-sama, seprti penggunaan printer secara bersamaan, penggunaan media penyimpanan secara bersamaan.
Gambar 2.1 Jaringan Local Area Network (LAN)
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama dengan LAN namun daerah cangkupannya lebih luas. Daerah cangkupan MAN bisa satu RW, beberapa kantor yang berbeda dalam komplek yang sama, satu kota, bahkan satu provinsi. Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan dari LAN.
Gambar 2.2 Jaringan Metropolotan Area Network (MAN)
3. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang cangkupannya lebih luas dari pada MAN. Cangkupan WAN meliputi satu kawasan, satu Negara, satu pulau, bahkan satu benua. Metode yang digunakan WAN hampir sama dengan LAN dan MAN.
Gambar 2.3 Jaringan Wide Area Network (WAN)
4. Internet
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Internet
adalah
interkoneksi
jaringan-jaringan
komputer yang ada di dunia. Sehingga cangkupannya sudah mencapai satu pelanet, bahkan tidak menutup kemungkinan mencangkup antar pelanet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukan berkat dukungan protocol yang khas, yaitu Internet Protocol (IP).
2.1.2.2. Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Media Penghantar berdasarkan media penghantar, jaringan komputer dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Wire Network Wire
Network
adalah
jaringan
komputer
yang
menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data yang mengalir pada kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar
tembaga.
Ada
juga
jenis
kabal
lain
yang
menggunakan bahan sejenis fiber optik atau serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN, sedangkan untuk MAN dan WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik.
2. Wireless Network Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Saat ini sudah semakin banyak outlet atau lokasi tertentu yang menyediakan layanan wireless network. Sehingga
pengguna
dapat
dengan
mudah
melakukan akses internet tanpa kabel. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya menggunakan frekuensi tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8 GHz. Sedangkan penggunaan infrared umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua komputer saja atau disebut point to point. Hal ini menyebabkan infrared tidak sepopuler gelombang radio.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.2.3. Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Fungsi Berdasarkan fungsinya, jaringan komputer dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Client Server Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) kompter difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan bisa berbentuk Web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai pada internet. Namun LAN atau jaringan lain pun bisa mengimplementasikan client server. Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan masing-masing.
2. Peer to Peer Peer to Peer adalah jaringan komputer di mana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus clliet. Setiap komputer dapat menerima access dari atau ke komputer lain. Peer to Peer banyak diimplementasikan pada LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN, WAN, atau Internet, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya adalah masala manakemen data security. Sulit sekali menjaga security pada jaringan peer to peer manakala pengguna komputer sudah sangat banyak.
2.1.3.
Topologi Jaringan Menurut Stallings (2004, p429), topologi adalah struktur yang terdiri dari jalur switch, yang mampu menampilkan komunikasi interkoneksi di antara simpul-simpul dari sebuah jaringan. Beberapa topologi jaringan yang sering digunakan: 2.1.3.1. Topologi Star
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Topologi star menghubungkan semua node ke satu node pusat. Node pusat ini biasanya berupa hub atau switch.
Gambar 2.4 Topologi Star
2.1.3.2. Topologi Hybrid Topologi hybrid merupakan gabungan dari beberapa topologi jaringan yang lain. Biasanya topologi ini digunakan pada WAN, karena setiap topologi mempunyai kelemahan sehingga
jika
digabungkan
bisa
didapatkan
kualitas
maksimum.
Gambar 2.5 Topologi Hybrid 2.1.4.
Protokol Jaringan Agar dapat berfungsi, suatu jaringan membutuhkan protokol jaringan. Menurut Stallings (2000, p33), protokol jaringan adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-unit fungsional agar komunikasi bisa terlaksana. Terdapat 2 protokol jaringan yang umum digunakan yaitu OSI Model dan TCP/IP Model. 2.1.4.1. OSI Model Karena fungsi jaringan komputer yang sangat kompleks, maka jaringan komputer ini dibagi dalam 7 OSI (Open System
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Interconnection)
layer
yang
dikeluarkan
oleh
ISO
(International Standards Organization) yang terbagi menjadi berikut:
Gambar 2.6 OSI Model
1. Layer 1 Physical Lapisan ini bertanggung jawab atas transmisi pada media
fisik
dan
berhubungan
dengan
karakteristik
mekanik, elektrik, fungsional, dan prosedural untuk mengkases media fisik. Beberapa contoh layer 1 adalah kabel UTP, kabel STP, kabel coaxial, fiber optic, hub, repeater, dan sebagainya.
2. Layer 2 Data Link Lapisan ini menyediakan transfer informasi melalui jalur fisik dengan mengirim blok data (frame) yang memerlukan sinkronisasi, pengontrolan kesalahan, dan fungsi kendali aliran. Layer ini menangani penerimaan, pengenalan, dan transmisi pesan ethernet. Pada lapisan ini digunakan media ehternet, Token Ring, atau FDDI (Fiber Distributed Data Interface). Contoh peralatan yang bekerja pada layer ini adalah Switch, Bridge, NIC.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Layer 3 Network Lapisan ini bertugas untuk membuka, mengelola, dan menutup koneksi jaringan. Lapisan ini juga bertugas dalam pemilihan
jalur
terbaik
(path determination)
untuk
mengirim suatu pesan dari asal ke tujuan dengan cara routing/switching.
Lapisan
ini
sudah
menggunakan
software addressing (IP Address) sebagai identifikasi. Contoh peralatan yang bekerja di layer adalah router.
4. Layer 4 Transport Lapisan ini bertugas untuk memastikan bahwa data bisa diterima sampai ke tujuan (end to end delivery). Lapisan ini menyediakan transfer transparan data antar sistem akhir, pengecekan kesalahan, dan bertanggung jawab pada error recovery untuk end to end dan kendali flow. Beberapa contoh protokol yang bekerja di lapisan ini adalah protokol TCP yang bersifat connection oriented, dan UDP yang bersifat connectionless.
5. Layer 5 Session Merupakan lapisan yang mempunyai peran dalam membuka
dan
metutup
session
(mengatur
session
conncetion dialog). Lapisan ini mengontrol komunikasi antara aplikasi dengan membuka, mengelola, dan menutup sesi antar aplikasi yang bekerja sama.
6. Layer 6 Presentation Merupakan lapisan yang bertugas untuk memastikan format data dapat dibaca. Di layer ini dilakukan enkripsi, dekripsi, dan kompresi data yang ditujukan untuk tujuan keamanan.
7. Layer 7 Application
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Merupakan lapisan yang menjalankan aplikasiaplikasi untuk user dan menyediakan network service untuk aplikasi. Aplikasi pada lapisan ini terbagi menjadi dua, yaitu aplikasi client-server dan aplikasi non clientserver. Contoh dari aplikasi client-server adalah FTP, HTTP, POP3, dan SMTP. Contoh dari aplikasi non clientserver adalah redirector (Map Network Drive).
Membagi sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki keuntungan sebagai berikut : a. Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil atau sederhana. b. Standarisasi
komponen-komponen
jaringan
yang
dikembangkan oleh beberapa perusahaan yang berbeda. c. Memungkinkan peralatan jaringan dan piranti lunak yang berbeda dapat berkomunikasi satu sama lain. d. Mencegah perubahan pada satu layer dapat mengganggu kinerja layer yang lain. e. Memecah model komunikasi jaringan ke bentuk yang lebih sederhana untuk lebih mudah dipelajari.
2.1.4.2. TCP/IP Model
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.7 TCP/IP Model
TCP/IP mengacu pada sekumpulan set protokol yang terdiri dari dua protokol utama yaitu : Transmission Control Protocol dan Internet Protocol. TCP/IP memungkinkan terjadinya
komunikasi
antar
komputer
yang
memiliki
perbedaan karakteristik dari segi perangkat keras dan piranti lunak. Model TCP/IP dikembangkan oleh ARPA (Advanced Research Projects Agency) untuk departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Sejak saat itu TCP/IP dijadikan model dasar yang terus digunakan, seperti internet yang dibangun dengan model dasar TCP/IP tersebut. Protokol
TCP/IP
mampu
memenuhi
kebutuhan
komunikasi yang diperlukan pada saat yang tepat karena memiliki fitur- fitur penting yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut, diantaranya adalah : 1. Merupakan open protocol standart, tersedia secara bebas dan dikembangkan terlepas dari perangkat keras komputer dan sistem operasi. Karena dukungan yang luas inilah, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan berbagai perangkat keras dan piranti lunak komputer yang beraneka ragam. 2. Terpisah dari perangkat keras jaringan yang khusus. Hal ini memungkinkan penyatuan dari berbagai macam jenis
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
jaringan. TCP/IP dapat dipakai di atas ethernet, koneksi DSI, dial-up line, dan semua jenis medium transmisi fisik lainnya. 3. Memiliki skema pengalamatan yang memungkinkan setiap TCP/IP device dapat dikenali secara spesifik walaupun berada dalam jaringan yang sangat besar seperti internet. Arsitektur atau model dari TCP/IP dibagi menjadi 4 lapisan sebagai berikut: 1. Layer Aplikasi Merupakan lapisan yang menjalankan aplikasiaplikasi untuk TCP/IP, misalnya seperti pengiriman surat elektronik (email). Dari tiap aplikasi yang tersedia mempunyai protokol sendiri misalnya SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk menangani surat elektronik.
2. Layer Transport/TCP (Transmission Control Protocol) Lapisan ini memecahkan data yang akan dikirim menjadi satuan unit yang sama besarnya disebut datagram di host pengirim. Kemudian lapisan ini akan memberikan datagram-datagram tersebut ke lapisan selanjutnya yaitu lapisan IP. Pada host penerima, lapisan ini bertugas untuk menyatukan kembali paket-paket data sesuai dengan urutan dan memeriksa keintegrasian data.
3. Layer Internet/IP Lapisan ini akan melakukan pemetaan jalur terhadap datagram yang dikirimnya dari lapisan sebelumnya yaitu TCP. Lapisan ini akan memberikan alamat pada datagram sebagai referensi rute yang akan ditempuh. Alamat tujuan bersama datagram akan dikirim menjadi suatu paket data.
4. Layer Network Access
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Merupakan lapisan yang menangani media dan topologi yang digunakan untuk mengirimkan data dan menerima data. Media yang digunakan adalah media fisik, seperti kabel, radio, satelit, dan lain sebagainya. 2.1.5.
IP Address Menurut Andi (2011, p21-25), IP Address merupakan alamat yang diberikan kepada komputer-komputer yang terhubung dalam satu jaringan. IP Address terdiri dari dua bagian, yaitu Network ID dan Host ID. Network ID menentukan alamat dalam jaringan (network address) sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin yang lain. Ibarat sebuah alamat rumah, network ID seperti alamat rumah dan host ID seperti no rumah. IP address berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. IPv4 (Internet Protocol versi 4) merupakan IP address yang terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen berukuran 8 bit. 2. IPv6 (Internet Protocol versi 6) merupaka IP address yang terdiri dari 128 bit yang digunakan untuk mengatasi permintaan IP Address yang semakin meningkat.
IP address terdiri dari 32 bit angka biner yang dituliskan dalam bentuk empat kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari delapan
(oktat)
bit
yang
dipisahkan
oleh
titik.
Contoh:
11000000.101010000.00000000.01100100 IP address dapat juga ditulis dalam bentuk angka decimal dalam empat kelompok, dari angka 0-255. Contoh: 192.168.0.100 2.1.5.1. Kelas IP IP address dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C. tujuan membedakan kelas IP adalah untuk menentukan jumlah komputer yang bias terhubung dalam satu jaringan.
1. Kelas A
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IP kelas A terdiri dari: 8 bit pertama digunakan untuk network ID, dan 24 bit berikutnya merupakan host ID. IP kelas A terdapat 126 network, yakni dari no 1.xxx.xxx.xxx sampai dengan 126.xxx.xxx.xxx (xxx merupakan variable yang nilainya dari 0 sampai dengan 255). Contoh: 10.11.22.33
2. Kelas B IP kelas B terdiri dari: 16 bit pertama digunakan untuk network ID, dan 16 bit berikutnya merupakan host ID. IP kelas B terdapat 16.384 network, yakni dari no 128.xxx.xxx.xxx sampai dengan 191.255.xxx.xxx (xxx merupakan variable yang nilainya dari 0 sampai dengan 255). Contoh: 130.1.2.3
3. Kelas C IP kelas C terdiri dari: 24 bit pertama digunakan untuk network ID, dan 8 bit berikutnya merupakan host ID. IP kelas A terdapat 2.097.152 network, yakni dari no 192.xxx.xxx.xxx sampai dengan 223.255.255.xxx (xxx merupakan variable yang nilainya dari 0 sampai dengan 255). Contoh: 192.168.0.100 2.1.5.2. IP Address Private IP Adress Private merupakan alamat-alamat IP yang disediakan untuk digunakan pada jaringan Local (Local Area Network). IP Private dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet. 1. IP Address Private kelas A memiliki range IP Address antara 10.0.0.1 – 10.255.255.254 2. IP Address Private kelas B memiliki range IP Address antara 172.16.0.1 – 172.31.255.254 3. IP Address Private kelas C memiliki range IP Address
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
antara 192.168.0.1 – 192.168.255.254
2.1.5.3. IP Address Public IP Address Public merupakan alamat-alamat IP yang disediakan untuk digunakan pada jaringan internet. biasanya diberikan oleh ISP, agar diketahui kemana data akan dikirimkan. Contoh IP publik : 210.123.123.123
2.1.6.
Subnet Mask Subnet mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dan host ID. Subnet mask menunjukan letak suatu host, apakah berada dijaringan lokal atau berbeda di jaringan luar. Pada subnet mask bit yang berhubungan dengan network ID diset 1 sedangkan bit yang berhubungan dengan host ID diset 0.
2.1.7
IPv6 (Internet Protokol Versi 6) Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. IPv6 merupakan sebuah penyempurnaan dari IPv4 yang sudah tidak mampu lagi untuk mengakomodasikan semua pengguna dalam berkomunikasi. Dengan adanya IPv6 merupakan solusi yang sangat tepat untuk menggunakan sistem komunikasi global. Panjang totalnya adalah 128bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A. Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat). Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration. IPv6 sama seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pada
saat
awal
ditemukannya,
IPv6
memang
sudah
diproyeksikan akan menggantikan IPv4 yang sudah diprediksikan jauhjauh yang akan habis. Tetapi para pakar IT dari seluruh dunia menyimpulkan bahwa migrasi dari IPv4 ke IPv6 tidak lah mudah, oleh karena itu pakar IT membuat beberapa cara agar proses migrasi tersebut dapat berjalan dengan baik tanpa harus merusak sistem yang sudah ada sebelumnya. Berikut ini tantangan-tantangan yang dihadapi ketika melakukan migrasi dari IPv4 ke IPv6 : •
Pendukung jaringan berbasis IPv6 masih kurang, dan juga belum banyak aplikasi yang berbasis IPv6
•
Permintaan terhadap IPv6 masih sangat kurang atau sedikit.
•
Implemetasi berbasis IPv6 masih harus membutuhkan banyak sumber, mulai dari sarana, informasi, perangkat pendukung, dan dokumentasi-dokumentasi lainnya
•
Sangat sulit untuk migrasi dari IPv4 ke IPv6 karena internet sudah besar dengan menggunakan IPv4 oleh karena itu diperlukan kordinasi dari banyak pihak. KELEBIHAN IPV6
•
Memiliki fitur keamanan yang kuat dengan adanya default sekuriti IPSec.
•
Memiliki jumlah address sebanyak 128 bit
•
Memiliki penyempurnaan protokol dari versi sebelumnya yaitu IPv4
•
Header yang sangat sederhana
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
•
Memiliki kemampuan Qos yang lebih baik dibandingkan IPv4
•
Mobilitas yang sangat tinggi dengan adanya Mobile IPv6.
•
Memiliki kemampuan multicasting, yaitu pengiriman pesan ke beberapa alamat dalam satu group.
•
Stateless
address
autoconfiguration
(SLAAC),
IPv6
dapat
membuat alamat sendiri tanpa bantuan DHCPv6. •
Pengiriman paket yang lebih sederhana dan efisien.
Kriteria
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 6
Panjang alamat
32 bit
128 bit
Jumlah total host
232=±4 miliar host
2128
Menggunakan
Ya, kelas A, B, C, D, dan E.
Tidak
kelas alamat
Belakangan tidak digunakan lagi,
(teoritis)
mengingat telah tidak relevan dengan perkembangan jaringan Internet yang pesat. Alamat multicast
Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4
Alamat multicast IPv6, yaitu FF00:/8
Alamat broadcast
Ada
Tidak ada
Alamat yang
0.0.0.0
::
Alamat loopback
127.0.0.1
::1
Alamat IP publik
Alamat IP publik IPv4, yang ditetapkan
Alamat IPv6
belum ditentukan
oleh otoritas Internet (IANA) Alamat IP pribadi
Alamat IP pribadi IPv4, yang ditetapkan oleh otoritas Internet
unicast global Alamat IPv6 unicast site-local (FEC0::/48)
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Konfigurasi
Ya (APIPA)
Alamat IPv6
alamat otomatis
unicast link-local (FE80::/64)
Representasi
Dotted decimal format notation
tekstual
Colon hexadecimal format notation
Fungsi Prefiks
Subnet mask atau panjang prefiks
Panjang prefiks
Resolusi alamat
A Resource Record (Single A)
AAAA Resource
DNS
Record (Quad A) Tabel 2.2. Perbandingan Alamat IPv6 dengan IPv4
2.1.7.1 Sistem komunikasi Berdasarkan
bagaimana
perangkat
saling
berkomunikasi, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut: •
Unicast, merupakan komunikasi antar sebuah host atau point-to-point. Contoh : HTTP
•
Broadcast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke semua host yang masih dalam satu jaringan. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Contoh : ARP Ethernet.
•
Multicast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke banyak host yang bergabung dalam group multicast
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang sama. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Contoh : Video Streaming. •
Anycast, merupakan metode komunikasi dari sebuah host ke host atau kelompok host lain yang diset memiliki IP sama. Contoh : 6 to 4 relay.
2.1.7.2 ALAMAT UNICAST IPV6 Sebuah alamat unicast mengidentifikasi antarmuka tunggal dalam lingkup jenis alamat unicast. Dengan topologi yang sesuai routing yang unicast, paket yang ditujukan ke alamat unicast dikirim ke antarmuka tunggal. Berikut jenis alamat adalah alamat IPv6 unicast:
2.1.7.3
•
Aggregatable alamat unicast global yang
•
Alamat link-lokal
•
Alamat situs-lokal
•
Alamat khusus
•
Alamat kompatibilitas
•
Alamat NSAP
AGGREGATABLE ALAMAT UNICAST GLOBAL Aggregatable alamat unicast global, yang diidentifikasi oleh Format Prefix (FP) dari 001, setara dengan alamat IPv4 publik. Mereka secara global routable dan terjangkau di Internet IPv6. Aggregatable alamat unicast global juga dikenal sebagai alamat global. Seperti namanya, aggregatable alamat unicast global dirancang
untuk
dikumpulkan
atau
diringkas
untuk
menghasilkan infrastruktur routing yang efisien. Tidak seperti saat ini Internet berbasis IPv4, yang memiliki campuran
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keduanya datar dan hirarkis routing, Internet berbasis IPv6 telah dirancang dari yayasan untuk mendukung efisien, hirarkis menangani dan routing. Ruang lingkup, wilayah internetwork IPv6 di mana alamat unik, dari alamat unicast global yang aggregatable adalah seluruh IPv6 Internet. Bidang dalam aggregatable alamat unicast global digambarkan sebagai berikut: •
TLA ID Luas TLA ID menunjukkan Top Level Aggregation Identifier (TLA ID) untuk alamat. Ukuran bidang ini adalah 13 bit. TLA mengidentifikasi tingkat tertinggi dalam hirarki routing. Sistem Verifikasi Legalitas Kayu yang dikelola oleh IANA dan dialokasikan untuk pendaftar
Internet
lokal
yang,
pada
gilirannya,
mengalokasikan ID TLA individu untuk besar, penyedia layanan
internet
global
(ISP).
Bidang
13-bit
memungkinkan hingga 8192 berbeda TLA ID. Router di tingkat tertinggi dari IPv6 Internet routing hirarki (disebut default-bebas router) tidak memiliki rute default - hanya rute dengan 16-bit awalan yang sesuai dengan Sistem Verifikasi Legalitas rute yang dialokasikan. •
Res Luas Res dicadangkan untuk penggunaan masa depan dalam memperluas ukuran baik ID TLA atau ID NLA. Ukuran bidang ini adalah 8 bit.
•
NLA ID Luas NLA ID menunjukkan Tingkat Berikutnya Aggregation Identifier (NLA) untuk alamat. The NLA ID digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs pelanggan tertentu. Ukuran bidang ini adalah 24 bit. The NLA ID
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memungkinkan ISP untuk membuat beberapa tingkat menangani hirarki untuk mengatur pengalamatan dan routing dan untuk mengidentifikasi situs. Struktur jaringan ISP tidak terlihat router default-bebas. Luas SLA ID menunjukkan Site Tingkat Agregasi Identifier (SLA ID) untuk alamat. SLA ID digunakan oleh suatu organisasi untuk mengidentifikasi subnet dalam situsnya. Ukuran bidang ini adalah 16 bit. Organisasi dapat menggunakan 16 bit dalam situs untuk menciptakan 65.536 subnet atau beberapa tingkat menangani hirarki dan infrastruktur routing yang efisien. Dengan 16 bit subnetting fleksibilitas, awalan unicast global yang aggregatable ditugaskan untuk sebuah organisasi setara dengan organisasi yang sedang dialokasikan IPv4 Kelas A ID jaringan (dengan asumsi bahwa oktet terakhir digunakan untuk mengidentifikasi node pada subnet). Struktur jaringan pelanggan tidak terlihat ISP. •
Interface ID Interface ID lapangan menunjukkan antarmuka node pada subnet tertentu. Ukuran bidang ini adalah 64 bit. Ilustrasi berikut menunjukkan bagaimana bidang dalam
aggregatable alamat unicast global yang membuat struktur topologi tiga tingkat.
Gambar 2.8. Aggregatable alamat unicast global
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Topologi publik adalah koleksi yang lebih besar dan lebih kecil ISP yang menyediakan akses ke Internet IPv6. Situs topologi adalah koleksi subnet dalam situs organisasi. Identifier antarmuka mengidentifikasi interface tertentu pada subnet dalam situs organisasi. Untuk informasi lebih lanjut tentang aggregatable alamat unicast global, lihat RFC 2374, "Sebuah IPv6 Aggregatable global Unicast Alamat Format."
2.1.7.4 LOCAL DIGUNAKAN ALAMAT UNICAST Ada dua jenis lokal menggunakan alamat unicast: 1. Alamat Link-lokal, yang digunakan antara on-link tetangga dan untuk proses Neighbor Penemuan. 2. Alamat Situs-lokal, yang digunakan antara node yang berkomunikasi dengan node lain dalam situs yang sama. 2.1.7.5 ALAMAT LINK-LOKAL Link-lokal alamat, diidentifikasi oleh FP dari 1111 1110 10, yang digunakan oleh node ketika berkomunikasi dengan node tetangga pada link yang sama. Misalnya, pada jaringan penghubung IPv6 tunggal tanpa router, alamat link-local digunakan untuk berkomunikasi antara host pada link. Alamat link-lokal setara dengan Automatic Private IP Addressing (APIPA) IPv4 (menggunakan 169.254.0.0/16 prefix). Ruang lingkup alamat link-local adalah link lokal. Sebuah alamat link-lokal diperlukan untuk proses penemuan Tetangga dan selalu dikonfigurasi secara otomatis, bahkan dalam ketiadaan semua alamat unicast lainnya. Untuk informasi lebih lanjut tentang proses konfigurasi otomatis alamat untuk alamat linklokal, lihat alamat IPv6 autoconfiguration .
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Alamat link-lokal selalu dimulai dengan FE80. Dengan identifier antarmuka 64-bit, awalan untuk alamat link-lokal selalu FE80 :: / 64. Sebuah router IPv6 tidak meneruskan lalu lintas link-lokal di luar link. Untuk informasi tentang cara menggunakan alamat linklokal, lihat subnet tunggal dengan alamat link-lokal . 2.1.7.6 ALAMAT SITUS-LOKAL Situs-lokal alamat, diidentifikasi oleh FP dari 1111 1110 11, yang setara dengan IPv4 ruang alamat pribadi (10.0.0.0/8, 172.16.0.0/12, dan 192.168.0.0/16). Misalnya, intranet pribadi yang tidak memiliki langsung, diarahkan koneksi ke Internet IPv6
dapat
menggunakan
alamat
situs-lokal
tanpa
bertentangan dengan aggregatable alamat unicast global. Alamat situs-lokal tidak dapat diraih dari situs lain, dan router tidak harus situs-lokal ke depan lalu lintas di luar situs. Alamat situs-lokal dapat digunakan selain untuk aggregatable alamat unicast global. Ruang lingkup dari alamat situs-lokal adalah situs (internetwork organisasi). Tidak seperti alamat link-local, alamat situs-lokal tidak dikonfigurasi secara otomatis dan harus diberikan baik melalui proses konfigurasi alamat stateless atau stateful. Untuk informasi lebih lanjut, lihat alamat IPv6 autoconfiguration . Gambar 2.9. Alamat situs-lokal
Pertama 48-bit selalu tetap untuk alamat situs-lokal, dimulai dengan fec0 :: / 48. Setelah 48 bit tetap adalah 16-bit subnet identifier (Subnet ID lapangan) yang menyediakan 16
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bit dengan mana Anda dapat membuat subnet dalam organisasi Anda. Dengan 16 bit, Anda dapat memiliki hingga 65.536 subnet dalam struktur subnet datar, atau Anda dapat membagi bit orde tinggi dari bidang Subnet ID untuk membuat
infrastruktur
routing
yang
hierarkis
dan
aggregatable. Setelah bidang Subnet ID adalah 64-bit Antarmuka bidang ID yang mengidentifikasi interface tertentu pada subnet. The aggregatable alamat unicast global dan situs-lokal alamat berbagi struktur yang sama di luar pertama 48 bit dari alamat. Dalam aggregatable alamat unicast global, ID SLA mengidentifikasi subnet dalam sebuah organisasi. Untuk alamat situs-lokal, ID Subnet melakukan fungsi yang sama. Karena itu, Anda dapat menetapkan nomor subnet tertentu untuk mengidentifikasi subnet yang digunakan untuk kedua alamat global yang unicast site-local dan aggregatable. 2.1.7.7 ALAMAT KHUSUS Berikut ini adalah alamat IPv6 khusus: •
Alamat tidak ditentukan Alamat yang tidak ditentukan (0: 0: 0: 0: 0: 0: 0: 0 atau: :) hanya digunakan untuk menunjukkan tidak adanya alamat. Hal ini setara dengan alamat IPv4 yang tidak ditentukan 0.0.0.0. Alamat tidak ditentukan biasanya digunakan sebagai alamat sumber untuk paket yang sedang berusaha untuk memverifikasi keunikan alamat tentatif. Alamat ditentukan tidak pernah ditugaskan untuk sebuah antarmuka atau digunakan sebagai alamat tujuan.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
•
Alamat loopback Alamat loopback (0: 0: 0: 0: 0: 0: 0: 1 atau :: 1) digunakan untuk mengidentifikasi interface loopback, memungkinkan node untuk mengirim paket ke sendiri. Hal ini setara dengan alamat loopback IPv4 dari 127.0.0.1. Paket ditujukan ke alamat loopback tidak pernah mengirim link atau diteruskan oleh router IPv6.
2.1.7.8 ALAMAT KOMPATIBILITAS Untuk membantu dalam migrasi dari IPv4 ke IPv6 dan memfasilitasi koeksistensi kedua jenis host, alamat berikut didefinisikan: •
Alamat IPv4 yang kompatibel Alamat IPv4-kompatibel, 0: 0: 0: 0: 0: 0: wxyz atau :: wxyz (di mana wxyz adalah representasi desimal bertitik dari alamat IPv4 publik), digunakan oleh dualstack node yang berkomunikasi dengan IPv6 melalui infrastruktur IPv4. Dual-stack node node dengan IPv4 dan IPv6 protokol. Ketika alamat IPv4-kompatibel digunakan sebagai tujuan IPv6, IPv6 lalu lintas secara otomatis dirumuskan dengan header IPv4 dan dikirim ke tujuan dengan menggunakan infrastruktur IPv4.
•
Alamat IPv4 dipetakan Alamat IPv4 dipetakan, 0: 0: 0: 0: 0: FFFF: wxyz atau :: FFFF: wxyz, digunakan untuk mewakili IPv4satunya node ke node IPv6. Hal ini digunakan hanya untuk representasi internal. Alamat IPv4 dipetakan tidak pernah digunakan sebagai sumber atau alamat tujuan
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk paket IPv6. Protokol IPv6 tidak mendukung penggunaan alamat IPv4 dipetakan. •
Alamat 6to4 Alamat 6to4 ini digunakan untuk berkomunikasi antara dua node menjalankan IPv4 dan IPv6 melalui Internet. Alamat 6to4 dibentuk dengan menggabungkan prefiks 2002 :: / 16 dengan 32 bit alamat IPv4 publik node, membentuk awalan 48-bit. Misalnya, untuk alamat IPv4 dari 131.107.0.1, alamat 6to4 awalan adalah 2002: 836B: 1 :: / 48. Untuk informasi lebih lanjut tentang 6to4, melihat IPv6 lalu lintas antara node di lokasi yang berbeda di Internet (6to4) .
2.1.7.9 ALAMAT NSAP Untuk menyediakan sarana untuk pemetaan Layanan Jaringan Access Point (NSAP) alamat ke alamat IPv6, alamat NSAP menggunakan FP dari 0.000.001 dan memetakan 121 bit terakhir dari alamat IPv6 ke alamat NSAP. Untuk informasi lebih lanjut tentang empat jenis NSAP pemetaan alamat, lihat RFC 1888, "OSI NSAPs dan IPv6." Catatan •
IPv6
adalah
standar
yang
berkembang
pesat.
RFC
direferensikan mungkin telah dibuat usang oleh RFC baru.
2.1.7.10 Alamat multicast IPv6 Sebuah alamat multicast mengidentifikasi beberapa interface. Dengan topologi sesuai multicast routing, paket yang
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditujukan ke alamat multicast dikirimkan ke semua interface yang diidentifikasi oleh alamat. Alamat multicast IPv6 memiliki Format Prefix (FP) 1111 alamat 1111. Sebuah IPv6 sederhana untuk mengklasifikasikan sebagai multicast karena selalu dimulai dengan FF. Alamat multicast tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber. Di luar FP, alamat multicast termasuk struktur tambahan untuk mengidentifikasi bendera mereka, ruang lingkup, dan kelompok multicast, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Bidang di alamat multicast adalah sebagai berikut:
Gambar 2.8. Alamat multicast IPv6 •
Flags/Bendera
Bidang Flags menunjukkan bendera yang ditetapkan pada alamat multicast. Ukuran bidang ini adalah 4 bit. Pada RFC 2373, satu-satunya bendera didefinisikan adalah Transient (T) bendera. Bendera T menggunakan bit orde rendah dari lapangan Flags. Bila diatur ke 0, bendera T menunjukkan bahwa alamat multicast adalah permanen ditugaskan (terkenal) alamat multicast yang dialokasikan oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA). Bila diatur ke 1, bendera T menunjukkan bahwa alamat multicast adalah transient (ditugaskan tidak permanen) alamat multicast. 2.1.8.
Routing
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut Rendra Towidjojo (2012, p47), routing adalah proses penentuan jalur terbaik (best path) untuk mencapai suatu network tujuan. Routing juga dapat berarti proses pemindahan paket data dari host pengirim ke host tujuan dimana host pengirim dan host tujuan tidak berada dalam satu network. Bila mengacu pada pemodelan OSI (Open System Interconnection), maka proses routing terjadi pada layer 3 (network layer). Karena terjadi pada layer network, maka proses routing erat kaitannya dengan pengalamatan logika atau IP Address. Teknik melakukan konfigurasi ke dalam router secara manual inilah yang disebut routing static. Untuk mengimplementasikan teknik routing dalam jaringan diperlukan sebuah peralatan perantara (intermediary device) yang disebut router. Router adalah perangkat jaringan yang memiliki beberapa interface jaringan dan mampu menentukan jalur terbaik (best path) yang dapat ditempuh sebuah paket untuk mencapai network tujuan. 2.1.8.1. Routing Static Menurut Rendra Towidjojo (2012, p74-75). routing static adalah teknik routing yang dilakukan dengan memasukkan entry route ke network tujuan ke dalam tabel routing secara manual oleh administrator jaringan. Jika terjadi perubahan topologi maupun perubahan pengalamatan IP Address, maka administrator juga harus secara manual melakukan perubahan pada tabel routing. Static route : suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yang terdiri dari 2 atau 3 router, lebih sering menggunakan static route. Static route harus dikonfig secara manual dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dgn router-router lainnya. Static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang dikonfigurasi
manual
oleh
administrator
jaringan.
Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasikan untuk mengarah
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kepada default route atau default gateway agar sesuai degan IP Address dari interface local router. Router akan memeriksa routing table dan menentukan route mana yg digunakan untuk meneruskan paket Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam routing table. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data. Jaringan perangkat meneruskan paket menggunakan informasi rute yang baik dikonfigurasi secara manual atau secara dinamis yang dapat dipelajari menggunakan Routing Dinamis. Static routes dikonfigurasi secara manual dan menentukan jalur yang jelas antara dua perangkat jaringan. Tidak seperti Routing Dinamis, Static routes tidak diperbaharui secara otomatis dan harus ulang secara manual jika perubahan topologi jaringan. Manfaat menggunakan rute statis meliputi keamanan dan efisiensi sumber daya. Static routes menggunakan bandwidth yang kurang dari Routing Dinamis dinamis dan tidak ada siklus CPU yang digunakan untuk menghitung dan berkomunikasi rute. Kerugian utama untuk menggunakan rute statis adalah kurangnya konfigurasi ulang otomatis jika perubahan topologi jaringan. Static routes dapat didistribusikan ke Routing Dinamis dinamis tapi rute yang dihasilkan oleh Routing Dinamis dinamis tidak bisa didistribusikan ke dalam tabel routing Static. Tidak ada algoritma untuk mencegah konfigurasi routing loop yang menggunakan rute statis. Rute statis berguna untuk jaringan yang lebih kecil dengan hanya satu jalur ke jaringan di luar dan untuk memberikan keamanan bagi jaringan yang lebih besar untuk beberapa jenis lalu lintas atau link ke jaringan lain yang membutuhkan kontrol lebih. Secara umum, sebagian besar jaringan menggunakan Routing Dinamis untuk berkomunikasi antara perangkat jaringan tetapi mungkin memiliki satu atau dua rute statis dikonfigurasi untuk kasus-kasus khusus. Dalam terpasang langsung rute statis, hanya antarmuka output ditentukan tujuan tersebut diasumsikan langsung melekat pada
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
antarmuka ini, sehingga tujuan paket digunakan sebagai alamat nexthop Contoh ini menunjukkan definisi tersebut: ipv6 route 2001:DB8::/32 ethernet1/0 Contoh menetapkan bahwa semua tujuan dengan alamat prefix 2001: DB8 :: / 32 yang langsung dicapai melalui antarmuka Ethernet1 / 0. Langsung
menempel
rute
statis
adalah
kandidat
untuk
dimasukkan dalam tabel routing IPv6 hanya jika mereka mengacu pada antarmuka IPv6 yang valid, yaitu, antarmuka yang baik dan memiliki IPv6 yang diaktifkan. Dalam rute statis rekursif, hanya hop berikutnya yang ditentukan Antarmuka output berasal dari hop berikutnya Contoh ini menunjukkan definisi tersebut: ipv6 route 2001:DB8::/32 2001:DB8:3000:1
Contoh ini menetapkan bahwa semua tujuan dengan alamat prefix 2001: DB8 :: / 32 dapat dicapai melalui host dengan alamat 2001: DB8: 3000: 1.
Sebuah rute statis rekursif berlaku (yaitu, itu adalah calon penyisipan di tabel routing IPv6) hanya ketika hop berikutnya yang ditentukan menyelesaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk antarmuka keluaran IPv6 yang valid, tersedia rute tidak self-recurse , dan kedalaman rekursi tidak melebihi IPv6 forwarding rekursi kedalaman maksimum.
2.1.8.2. Routing Dinamis IPv6
Routing dinamis merupakan routing yang mempelajari sendiri rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke
network
lainnya.
Administrator
tidak
menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, masing-masing router akan saling memberikan informasi kepada
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
router tetangganya dan bersama-sama membentuk suatu routing table, kemudian router mempelajarinya sendiri Sebagian besar Routing Dinamis yang telah kita pelajari di IPv4 telah dimodifikasi untuk digunakan untuk alamat IPv6 lebih lama dan struktur berbeda header. Routing protokol IPv6 mirip dengan rekanrekan IPv4 mereka, tapi karena awalan IPv6 adalah empat kali lebih besar dari awalan IPv4, routing update harus membawa informasi lebih lanjut. IPv4 Routing Dinamis fungsi dan konfigurasi masih memiliki beberapa kesamaan. Salah satu perbedaan utama antara protokol IPv4 dan IPv6 adalah penghapusan broadcast IPv6 routing protokol termasuk RIPng, EIGRPv6 dan OSPFv3 . Mari kita melihat fungsi dan cara mengkonfigurasi IPv6 protokol ini secara rinci: a) RIP Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng. 1. RIP versi 1 Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2 Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain
itu,
aktifkan
kompatibilitas
fitur
memungkinkan
interoperabilitas halus penyesuaian. 3. RIPng RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah: Batasan: 1. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16. 2. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP. 3. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1). 4. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga menjadi masalah. Konfigurasi RIP: Hanya diperlukan 2 langkah untuk mengkonfigurasi RIP: 1. Meng-enable RIP dengan perintah router rip. 2. Menentukan setiap network major yang akan digunakan untuk menjalankan RIP dengan perintah network.
b) IPV6 EIGRPV6. EIGRPv6 masih distant-‐vector routing protokol dengan fitur linkstate yang sama, proses halo yang digunakan dalam penemuan tetangga
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan Diffusing Update Algorithm (DUAL) digunakan untuk loop gratis dan konvergensi cepat masih banyak hadir. Seperti Protokol IPv6 ( RIPng dan OSPFv3 ), adakesamaan dalam fitur pengolahan IPv4 Routing Dinamis. EIGRP untuk IPv6 masih memiliki fitur keseluruhan yang sama dan operasi sebagai EIGRP untuk IPv4; hanya ada beberapa perbedaan utama antara mereka: •
EIGRP untuk IPv6 dikonfigurasi langsung pada interface router.
•
Dengan EIGRP untuk IPv6, ID router diperlukan pada setiap router atau proses routing tidak mulai.
•
EIGRP untuk proses routing IPv6 menggunakan fitur shutdown.
•
EIGRPv6 menggunakan alamat multicast dari FF02 :: 10 untuk routing update dan halo paket.
c) IPV6 ROUTING PROTOKOL: PENJELASAN OSPFV3. Link state protocol menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar.OSPFv3 adalah link-state routing yang protokol seperti pendahulunya di IPv4. Masih menggunakan daerah otonom untuk memisahkan jaringan ke daerah-daerah. OSPFv3 menggunakan IPv6 multicast berbagai alamat FF02 :: 5 untuk OSPF rute dan FF02 :: 6 untuk OSPF ditunjuk router ketika mengirimkan update dan ucapan terima kasih. OSPF router menghasilkan routing update hanya ketika perubahan terjadi pada topologi jaringan. OSPF router menghasilkan routing update hanya ketika perubahan terjadi pada topologi jaringan. Ketika link Route dengan perubahan keadaan , perangkat jaringan yang mendeteksi
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perubahan menciptakan Link State Advertisement (LSA) dan meneruskannya ke DR menggunakan FF02 :: 6 alamat multicast yang
menginformasikan
semua
perangkat
dalam
area
menggunakan FF02 :: 5 alamat multicast . Setiap perangkat kemudian update database -nya Salah satu fitur baru OSPFv3 adalah kemampuan untuk menetapkan ID router, ID daerah dan link-state ID dengan nilai 32 bit tanpa alamat IP. Fitur ini memungkinkan OSPFv3 menjadi routable lebih hampir semua protokol lapisan jaringan. Seperti Routing Dinamis lainnya IPv6 - RIPng dan EIGRPv6 , Anda harus mengaktifkannya langsung pada antarmuka router untuk proses untuk bekerja.
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Range table The color-coding is approximate, and there will be overlaps. Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
0::0/0
::
ffff:ffff:ffff:
340,282,366,920,938,4
18,446,744,07
ffff:ffff:ffff:
63,463,374,607,431,76
3,709,551,616
ffff:ffff f000::/1
f000::
ffff:ffff:ffff:
170,141,183,460,469,2
9,223,372,036,
ffff:ffff:ffff:
31,731,687,303,715,88
854,775,808
ffff:ffff 4000::/2
4000::
2000::/4
2000::/5
2000::/6
2000::/7
2000::/8
2000::/9
2000::
2000::
2000::
2000::
2000::
2000::
2000::
85,070,591,730,234,61
4,611,686,018,
ffff:ffff:ffff:
5,865,843,651,857,942,
427,387,904
2000::
052,864
3fff:ffff:ffff:
42,535,295,865,117,30
2,305,843,009,
ffff:ffff:ffff:
7,932,921,825,928,921,
ffff:ffff
213,693,452
026,432
2fff:ffff:ffff:
21,267,647,932,558,65
1,152,921,504,
ffff:ffff:ffff:
3,966,460,912,964,485,
ffff:ffff
606,846,976
513,216
27ff:ffff:ffff:
10,633,823,966,279,32
576,460,752,3
ffff:ffff:ffff:
6,983,230,456,482,242,
ffff:ffff
03,423,488
756,608
23ff:ffff:ffff:
5,316,911,983,139,663,
288,230,376,1
ffff:ffff:ffff:
491,615,228,241,121,3
ffff:ffff
51,711,744
78,304
21ff:ffff:ffff:
2,658,455,991,569,831,
144,115,188,0
ffff:ffff:ffff:
745,807,614,120,560,6
ffff:ffff
75,855,872
89,152
20ff:ffff:ffff:
1,329,227,995,784,915,
72,057,594,03
ffff:ffff:ffff:
872,903,807,060,280,3
ffff:ffff
7,927,936
44,576
207f:ffff:ffff:
664,613,997,892,457,9
36,028,797,01
ffff:ffff:ffff:
36,451,903,530,140,17
8,963,968
ffff:ffff 2000::/10
4,105,728
7fff:ffff:ffff: ffff:ffff
2000::/3
8,211,456
2,288
203f:ffff:ffff:
332,306,998,946,228,9
18,014,398,50
ffff:ffff:ffff:
68,225,951,765,070,08
9,481,984
ffff:ffff
6,144
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2000::/11
2000::/12
2000::
2000::
201f:ffff:ffff:
166,153,499,473,114,4
9,007,199,254,
ffff:ffff:ffff:
84,112,975,882,535,04
ffff:ffff
740,992
3,072
200f:ffff:ffff:
83,076,749,736,557,24
4,503,599,627,
ffff:ffff:ffff:
2,056,487,941,267,521,
370,496
ffff:ffff 2000::/13
2000::
2007:ffff:ffff:
41,538,374,868,278,62
2,251,799,813,
ffff:ffff:ffff:
1,028,243,970,633,760,
685,248
ffff:ffff 2000::/14
2000::
2000::
20,769,187,434,139,31
1,125,899,906,
ffff:ffff:ffff:
0,514,121,985,316,880,
842,624
Start of range
384
2001:ffff:ffff:
10,384,593,717,069,65
562,949,953,4
ffff:ffff:ffff:
5,257,060,992,658,440,
21,312
ffff:ffff
CIDR
768
2003:ffff:ffff: ffff:ffff
2000::/15
536
End of range
192
Total addresses
Total /64 subnets
2001::/16
2001::/17
2001::
2001::
2001:ffff:ffff:
5,192,296,858,534,827,
281,474,976,7
ffff:ffff:ffff:
628,530,496,329,220,0
ffff:ffff
10,656
96
2001:7fff:ffff:
2,596,148,429,267,413,
140,737,488,3
ffff:ffff:ffff:
814,265,248,164,610,0
55,328
ffff:ffff 2001::/18
2001::
2001:3fff:ffff:
1,298,074,214,633,706,
70,368,744,17
ffff:ffff:ffff:
907,132,624,082,305,0
7,664
ffff:ffff 2001::/19
2001::
2001::
649,037,107,316,853,4
35,184,372,08
ffff:ffff:ffff:
53,566,312,041,152,51
8,832
2001::
2
2001:0fff:ffff:
324,518,553,658,426,7
17,592,186,04
ffff:ffff:ffff:
26,783,156,020,576,25
4,416
ffff:ffff 2001::/21
24
2001:1fff:ffff: ffff:ffff
2001::/20
48
6
2001:07ff:ffff:
162,259,276,829,213,3
8,796,093,022,
ffff:ffff:ffff:
63,391,578,010,288,12
208
ffff:ffff
8
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2001::/22
2001::
2001:03ff:ffff:
81,129,638,414,606,68
4,398,046,511,
ffff:ffff:ffff:
1,695,789,005,144,064
104
2001:01ff:ffff:
40,564,819,207,303,34
2,199,023,255,
ffff:ffff:ffff:
0,847,894,502,572,032
552
2001:00ff:ffff:
20,282,409,603,651,67
1,099,511,627,
ffff:ffff:ffff:
0,423,947,251,286,016
776
2001:007f:ffff:
10,141,204,801,825,83
549,755,813,8
ffff:ffff:ffff:
5,211,973,625,643,008
88
2001:003f:ffff:
5,070,602,400,912,917,
274,877,906,9
ffff:ffff:ffff:
605,986,812,821,504
44
2001:001f:ffff:
2,535,301,200,456,458,
137,438,953,4
ffff:ffff:ffff:
802,993,406,410,752
72
2001:000f:ffff:
1,267,650,600,228,229,
68,719,476,73
ffff:ffff:ffff:
401,496,703,205,376
6
2001:0007:ffff:
633,825,300,114,114,7
34,359,738,36
ffff:ffff:ffff:
00,748,351,602,688
8
ffff:ffff 2001::/23
2001::
ffff:ffff 2001::/24
2001::
ffff:ffff 2001::/25
2001::
ffff:ffff 2001::/26
2001::
ffff:ffff 2001::/27
2001::
ffff:ffff 2001::/28
2001::
ffff:ffff 2001::/29
2001::
ffff:ffff
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan)
CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001::/30
2001::
2001:0003:ffff:
316,912,650,057,057,3
17,179,869,18
ffff:ffff:ffff:
50,374,175,801,344
4
2001:0001:ffff:
158,456,325,028,528,6
8,589,934,592
ffff:ffff:ffff:
75,187,087,900,672
ffff:ffff 2001::/31
2001::
ffff:ffff
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2001:db8::/32
2001:db8::
2001:db8:ffff:f
79,228,162,514,264,33
fff:ffff:ffff:f
7,593,543,950,336
fff:ffff 2001:db8::/33
2001:db8::
2001:db8:7fff:f
39,614,081,257,132,16
fff:ffff:ffff:f
8,796,771,975,168
fff:ffff 2001:db8::/34
2001:db8::
2001:db8:3fff:f
19,807,040,628,566,08
fff:ffff:ffff:f
4,398,385,987,584
fff:ffff 2001:db8::/35
2001:db8::
2001:db8:1fff:f
9,903,520,314,283,042,
fff:ffff:ffff:f
199,192,993,792
fff:ffff 2001:db8::/36
2001:db8::
2001:db8:0fff:f
4,951,760,157,141,521,
fff:ffff:ffff:f
099,596,496,896
fff:ffff 2001:db8::/37
2001:db8::
2001:db8:07ff:f
2,475,880,078,570,760,
fff:ffff:ffff:f
549,798,248,448
fff:ffff 2001:db8::/38
2001:db8::
2001:db8:03ff:f
1,237,940,039,285,380,
fff:ffff:ffff:f
274,899,124,224
fff:ffff 2001:db8::/39
2001:db8::
2001:db8:01ff:f
618,970,019,642,690,1
fff:ffff:ffff:f
37,449,562,112
fff:ffff
4,294,967,296
2,147,483,648
1,073,741,824
536,870,912
268,435,456
134,217,728
67,108,864
33,554,432
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan)
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan)
42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::
2001:db8::
/40
2001:db8:00ff:f
309,485,009,821,345,0
fff:ffff:ffff:f
68,724,781,056
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/41
2001:db8:007f:f
154,742,504,910,672,5
fff:ffff:ffff:f
34,362,390,528
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/42
2001:db8:003f:f
77,371,252,455,336,26
fff:ffff:ffff:f
7,181,195,264
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/43
2001:db8:001f:f
38,685,626,227,668,13
fff:ffff:ffff:f
3,590,597,632
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/44
2001:db8:000f:f
19,342,813,113,834,06
fff:ffff:ffff:f
6,795,298,816
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/45
2001:db8:0007:f
9,671,406,556,917,033,
fff:ffff:ffff:f
397,649,408
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/46
2001:db8:0003:f
4,835,703,278,458,516,
fff:ffff:ffff:f
698,824,704
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/47
2001:db8:0001:f
2,417,851,639,229,258,
fff:ffff:ffff:f
349,412,352
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/48
2001:db8:0000:f
1,208,925,819,614,629,
fff:ffff:ffff:f
174,706,176
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/49
2001:db8:0000:7
604,462,909,807,314,5
fff:ffff:ffff:f
87,353,088
fff:ffff
16,777,216
8,388,608
4,194,304
2,097,152
1,048,576
524,288
262,144
131,072
65,536
32,768
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::
2001:db8::
/50
2001:db8:0000:3
302,231,454,903,657,2
fff:ffff:ffff:f
93,676,544
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/51
2001:db8:0000:1
151,115,727,451,828,6
fff:ffff:ffff:f
46,838,272
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/52
2001:db8:0000:0
75,557,863,725,914,32
fff:ffff:ffff:f
3,419,136
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/53
2001:db8:0000:0
37,778,931,862,957,16
7ff:ffff:ffff:f
1,709,568
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/54
2001:db8:0000:0
18,889,465,931,478,58
3ff:ffff:ffff:f
0,854,784
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/55
2001:db8:0000:0
9,444,732,965,739,290,
1ff:ffff:ffff:f
427,392
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/56
2001:db8:0000:0
4,722,366,482,869,645,
0ff:ffff:ffff:f
213,696
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/57
2001:db8:0000:0
2,361,183,241,434,822,
07f:ffff:ffff:f
606,848
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/58
2001:db8:0000:0
1,180,591,620,717,411,
03f:ffff:ffff:f
303,424
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/59
2001:db8:0000:0
590,295,810,358,705,6
01f:ffff:ffff:f
51,712
fff:ffff
16,384
8,192
4,096
2,048
1,024
512
256
128
64
32
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan)
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::
2001:db8::
/60
2001:db8:0000:0
295,147,905,179,352,8
00f:ffff:ffff:f
25,856
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/61
2001:db8:0000:0
147,573,952,589,676,4
007:ffff:ffff:f
12,928
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/62
2001:db8:0000:0
73,786,976,294,838,20
003:ffff:ffff:f
6,464
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/63
2001:db8:0000:0
36,893,488,147,419,10
001:ffff:ffff:f
3,232
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/64
2001:db8:0000:0
18,446,744,073,709,55
000:ffff:ffff:f
1,616
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/65
2001:db8:0000:0
9,223,372,036,854,775,
000:7fff:ffff:f
808
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/66
2001:db8:0000:0
4,611,686,018,427,387,
000:3fff:ffff:f
904
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/67
2001:db8:0000:0
2,305,843,009,213,693,
000:1fff:ffff:f
952
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/68
2001:db8:0000:0
1,152,921,504,606,846,
000:0fff:ffff:f
976
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/69
2001:db8:0000:0
576,460,752,303,423,4
000:07ff:ffff:f
88
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/70
2001:db8:0000:0
288,230,376,151,711,7
000:03ff:ffff:f
44
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/71
2001:db8:0000:0
144,115,188,075,855,8
000:01ff:ffff:f
72
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
2001:db8:0000:0
16
8
4
2
1
-‐
72,057,594,037,927,93
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
/72
000:00ff:ffff:f
6
fff:ffff 2001:db8::
2001:db8::
/73
2001:db8:0000:0
36,028,797,018,963,96
000:007f:ffff:f
8
fff:ffff
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan)
CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::/74
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :003f:ffff:ffff:ff ff
18,014,398,509,481,9 00
2001:db8::/75
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :001f:ffff:ffff:ff ff
9,007,199,254,740,99 0
2001:db8::/76
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :000f:ffff:ffff:ff ff
4,503,599,627,370,49 0
2001:db8::/77
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0007:ffff:ffff:ff ff
2,251,799,813,685,24 0
2001:db8::/78
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0003:ffff:ffff:ff ff
1,125,899,906,842,62 0
2001:db8::/79
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0001:ffff:ffff:ff ff
562,949,953,421,312
2001:db8::/80
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:ffff:ffff:ff ff
281,474,976,710,656
2001:db8::/81
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:7fff:ffff:ff ff
140,737,488,355,328
2001:db8::/82
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:3fff:ffff:ff ff
70,368,744,177,664
2001:db8::/83
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:1fff:ffff:ff ff
35,184,372,088,832
2001:db8::/84
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0fff:ffff:ff ff
17,592,186,044,416
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2001:db8::/85
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:07ff:ffff:ff ff
8,796,093,022,208
2001:db8::/86
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:03ff:ffff:ff ff
4,398,046,511,104
2001:db8::/87
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:01ff:ffff:ff ff
2,199,023,255,552
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan) CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::/88
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:00ff:ffff:ff ff
1,099,511,627,776
2001:db8::/89
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:007f:ffff:ff ff
549,755,813,888
2001:db8::/90
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:003f:ffff:ff ff
274,877,906,944
2001:db8::/91
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:001f:ffff:ff ff
137,438,953,472
2001:db8::/92
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:000f:ffff:ff ff
68,719,476,736
2001:db8::/93
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0007:ffff:ff ff
34,359,738,368
2001:db8::/94
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0003:ffff:ff ff
17,179,869,184
2001:db8::/95
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0001:ffff:ff ff
8,589,934,592
2001:db8::/96
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:ffff:ff ff
4,294,967,296
2001:db8::/97
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:7fff:ff ff
2,147,483,648
2001:db8::/98
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:3fff:ff ff
1,073,741,824
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2001:db8::/99
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:1fff:ff ff
536,870,912
2001:db8::/100
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0fff:ff ff
268,435,456
2001:db8::/101
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:07ff:ff ff
134,217,728
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan) CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::/102
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:03ff:ff ff
67,108,864
2001:db8::/103
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:01ff:ff ff
33,554,432
2001:db8::/104
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:00ff:ff ff
16,777,216
2001:db8::/105
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:007f:ff ff
8,388,608
2001:db8::/106
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:003f:ff ff
4,194,304
2001:db8::/107
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:001f:ff ff
2,097,152
2001:db8::/108
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:000f:ff ff
1,048,576
2001:db8::/109
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0007:ff ff
524,288
2001:db8::/110
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0003:ff ff
262,144
2001:db8::/111
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0001:ff ff
131,072
2001:db8::/112
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:ff ff
65,536
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2001:db8::/113
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:7f ff
32,768
2001:db8::/114
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:3f ff
16,384
2001:db8::/115
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:1f ff
8,192
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan) CIDR
Start of range
End of range
Total addresses
Total /64 subnets
2001:db8::/116
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:0f ff
4,096
2001:db8::/117
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:07 ff
2,048
2001:db8::/118
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:03 ff
1,024
2001:db8::/119
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:01 ff
512
2001:db8::/120
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 ff
256
2001:db8::/121
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 7f
128
2001:db8::/122
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 3f
64
2001:db8::/123
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 1f
32
2001:db8::/124
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 0f
16
2001:db8::/125
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 07
8
2001:db8::/126
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 03
4
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2001:db8::/127
2001:db8::
2001:db8:0000:0000 :0000:0000:0000:00 01
2001:db8::/128
2001:db8::
2001:db8::
2
Tabel 2.3. Berbagai Tabel IPv6 (Lanjutan)
2.1.9
Network Development Life Cycle (NDLC). Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah Network Development Life Cycle (NDLC). NDLC digambarkan sebagai suatu siklus yang dimulai dari tahap evaluasi yang memvalidasi efektifitas dari tahap analisa awal. Untuk penelitian mengenai jaringan itu sendiri, terdapat dua model pengembangan sistem yang dapat digunakan yaitu Network Development Life Cycle (NDLC) dan Security Policy Development Life Cycle (SPDLC). Namun dalam penelitian kali ini dipilih metode NDLC karena lebih sesuai dengan sistem yang akan dibangun yaitu mengenai perancangan infrastruktur jaringan. Sedangkan metode SPDLC lebih mengarah kepada keamanan jaringan saja. Selain itu alasan lebih dipilihnya metode NDLC adalah karena pada metode SPDLC tidak terdapat tahap monitoring dimana tahap monitoring itu adalah tahap pengujian sistem yang telah dibangun.
Gambar 3.1 Network Development Life Cycle (NDLC)
Metode ini memiliki 6 tahapan, yaitu:
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Analysis. Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya: a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah/operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. b. Survey langsung ke lapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design. Survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai
kebutuhan untuk mengetahui detail yang
dilakukan. c. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analisis ini adalah: 1) User/people: jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user. 2) Media Hardware dan Software: peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi software yang digunakan. 3) Data: jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data. 4) Network: konfigurasi jaringan,
volume trafik jaringan,
protokol, network monitoring yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan ke depan. 5) Perencanaan fisik: masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem
keamanan
yang
ada,
dan
kemungkinan
akan
pengembangan kedepan.
2. Design. Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun. Diharapkan dengan gambar ini akan
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topologi, design akses data, design layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang proyek yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa: a. Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, data center, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya); b. Gambar-gambar detail estimasi kebutuhan yang ada.
3. Simulation. Beberapa pekerja jaringan
akan membuat dalam
bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti Boson, Packet Tracer, Netsim, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para pekerja jaringan yang hanya menggunakan alat bantu tools Visio untuk membangun topologi yang akan di-design.
4. Implementation. Pada tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi pekerja jaringan akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat
menentukan dari berhasil/gagalnya proyek yang akan dibangun dan di tahap inilah
team work akan diuji di lapangan untuk
menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Dalam penelitian ini belum sempat dilakukan dari tahap implementasi, monitoring dan managemen. Karena membutuhkan resource hardware dan biaya yang besar 5. Monitoring. Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada:
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Infrastruktur
hardware:
dengan
mengamati
kondisi
reliability/kehandalan sistem yang telah dibangun ( reliability = performance + availability + security ). b. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan (pewaktuan, latency, peektime, troughput). c. Metode yang digunakan untuk mengamati kondisi jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan network management. Dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat dimonitor secara utuh. Dalam penelitian ini belum sempat dilakukan.
6. Management. Pada level manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan (policy). Kebijakan perlu dibuat untuk membuat/mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis
perusahaan
tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/