FORMULASI SEDIAAN CHEWABLE GUMS DARI EKSTRAK RIMPANG TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa Roxb.) CHEWABLE GUMS FORMULATION FROM DRIED EXTRACT OF TEMU HITAM RHIZOME (Curcuma aeruginosa Roxb.) Titta Hartyana Sutarna1, Achmad Ngadeni1, Atiyah Nurmaya1 (1)
Program Study pharmacy, Faculty of pharmacy, Jendral Achmad Yani University Cp :
[email protected] Abstrac
The research about chewable gums formulation dried extract of temu hitam rhizome (Curcuma aeruginosa Roxb.) with a dose of 137 mg/tablet using sucralose-citric acid as cover bitter with various concentration. The base used in the manufacture of chewable gums is gelatin 15 % and glyseryn 60 %. Formulation that to consist of three formulation. Each formula has a different compostion of sucralose and citric acid. Formula contained compostion of sucralose and citric acid 0,1 % and 0,5 %(F1), 0,1 % and 1% (F2), 0,1 % and 0,15 %(F3). Evalution of chewable gums of general appearance, elasticity test, melting point test, physical stability test, weight uniformity test, bitterness test, and hedonic test. The evaluation result show that all of formulas pass the requirement. The result of weight uniformity (F1), (F2) and (F3) does not meet the requirements of Indonesia pharmakope 3rd. The result bitterness test of showed that the value of the betterness activity a decline from 20.78 unit/gram until 13.195 unit/gram. The result of hedonic test of 30 respondents showed that F1 containing sucralose 0,1 % and citric acid 0,5 % most preferred by respondents. Keywords: chewable gums, base, temu hitam rhizome, Curcuma aeruginosa Roxb.
PENDAHULUAN
dengan bau yang agak menyengat. Baunya
Tanaman rimpang sudah dikenal sejak dahulu sebagai rempah- rempah atau penyedap masakan dan sekarang tanaman rimpang sudah digunakan sebagai ramuan
tanaman obat
tradisional atau jamu. Temu hitam/temu ireng (Curcuma
aeruginosa
Roxb.)
merupakan
yang khas disebabkan oleh minyak atsiri yang terkandung didalam rimpangnya. Tanaman ini memiliki banyak khasiat diantaranya sebagai peluruh dahak, obat cacing, pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid dan penambah nafsu makan.
tanaman terna berbatang semu dengan tinggi 2
Masyarakat
pada
umumnya
m berwarna hijau coklat gelap, rimpang
menggunakan rimpang temu hitam tersebut
berbentuk dengan sempurna, bercabang -
dengan cara tradisional, yaitu dengan cara
cabang, kuat, sebagian berwarna
direbus atau diseduh yang memiliki rasa dan
biru dan
sebagian berwarna putih. Rimpang temu hitam
aroma
ini pada umumnya memiliki aroma khas
Ketidaknyamanan
yang
kurang dalam
menyenangkan. mengkonsumsi
SUBJEK DAN METODE
rimpang temu hitam secara langsung (jamu) membuat
penggunaannya
kurang
praktis
Sehingga diperlukan pengembangan teknologi farmasi
untuk
dapat
meningkatkan
pemanfaatan dari temu hitam. Maka perlu dibuat sediaan dari ekstrak temu hitam yang lebih mudah penggunaannya, praktis dan menarik, salah satunya dengan membuat menjadi sediaan chewable gums.
Penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut penyiapan bahan dan alat, pemeriksaan bahan baku dan eksipien, penapisan fitokimia, orientasi basis, preformulasi, pembuatan sediaan chewable gums ekstrak rimpang temu hitam dan evaluasi sediaan chewable gums ekstrak rimpang temu hitam. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: timbangan analitik (Sartorius BL
Chewable gums merupakan sediaan
2105), tanur (Naberthem-Germany), oven
yang dapat dengan mudah dikunyah atau
(Memmert), desikator, melting block (SMP 10
ditelan. Biasanya memiliki rasa yang mencolok dan sedikit rasa asam. Chewable gums ini cocok untuk pasien pediatrik dan Geriatri
serta efektif untuk penggunaan
Stuart), alat cetakan chewables gums dan alatalat gelas lainnya yang biasa digunakan dilabolatorium teknologi farmasi. Sedangkan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ekstrak kering Temu Hitam,
pengobatan pada absorpsi gastrointestinal
gelatin, gliserin, air suling, nipagin, sukralose,
dan
sangat
aerosil, asam sitrat, dan perisa strawberi,
menguntungkan untuk anak dan orang
perisa minyak permen, kinin HCl, pereaksi
dewasa yang memiliki kesulitan dalam
dragendorf, pereaksi mayer, serbuk Mg, asam
menelan karena hanya cukup dengan
klorida, amil alcohol, besi(III)klorida, larutan
menguyah tanpa perlu air minum karena
gelatin 1%, larutan kalium hidroksida 5%,
sediaan chewable gums ini dapat langsung
pereaksi
sistemik.
Sediaan
ini
melepas zat aktifnya didalam mulut. Pada sediaan tablet kunyah ini membutuhkan
liebermann-buchard,
vanilin
dan
asam sulfat 10 % dan Kloralhidrat LP HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan yang dapat membentuk kekenyalan atau gummy sehingga mudah dikunyah atau mudah terlarut dalam mulut sediaan ini dikenal dengan sediaan chewable gums mempunyai bentuk dan rasa yang sedikit asam. Sediaan chewable gum ini diharapkan lebih disukai oleh konsumen anak dan orang dewasa karena bentuknya yang menarik.
Sediaan chewable gums dari ekstrak temu hitam ini dibuat 3 formula dengan basis gelatin, gliserin dan air suling. Formulasi sediaan chewable gums dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Formulasi Sediaan Chewable Gums Ekstrak Kering Temu Hitam No
Komposisi
F1
F2
F3
1
Ekstrak Temu Hitam (mg)
137
137
137
2
Gelatin (%)
15
15
15
3
Gliserin (%)
60
60
60
4
Air Suling (%)
25
25
25
Sukralose (%)
0,1
6
Nipagin (%)
0,1
0,1
0,1
7
Asam sitrat (%)
0,5
1,0
1,5
Perisa Strawberi
3 tetes
3 tetes
3 tetes
Perisa (Minyak Permen)
3 tetes
3 tetes
3 tetes
5
8
sitrat dan zat aktif (ekstrak temu hitam) yang telah ditambah aerosil dilarutkan dalam air hangat, lalu campuran tersebut dimasukan dan diaduk hingga tercampur rata. Tambahkan perisa Strawberi dan Perisa (minyak permen) dan aduk hingga homogen. Kemudian adonan tersebut dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan
hingga
membeku
pada
saat
Jika
campuran
dituangkan
maka
dipanaskan lagi dan dituangkan kembali. Kemudian lepaskan sediaan chewable gums
0,1
0,1
dari cetakan dan timbang masing-masing chewables gums untuk memastikan bahwa mereka mempunyai berat yang sama dan kemudian dilakukan evalusi sediaan chewable gums meliputi uji penampilan umum, uji titik leleh, uji keseragaman bobot, uji stabilitas, uji elastisitas, uji angka kepahitan. Pengujian
9
dingin.
pada
sediaan
chewable
gums
meliputi: uji penampilan umum, uji elastisitas, uji titik leleh, uji stabilitas, uji keseragaman bobot
dan uji angka kepahitan dan uji
kesukaaan sediaan chewable gums. Pada uji Masing-masing bahan ditimbang kemudian air
penampilan
suling dipanaskan hingga mendidih. Gelatin
mempunyai bentuk, warna dan bau yang sama.
dituangkan. Gelatin dituangkan ke dalam
Sediaan chewable gums pada penelitian ini
wadah dan dicampur dengan air suling
mempunyai bentuk yang menarik, warna
mendidih
dikehendaki.
merah dan berbau khas strawberry. Pada ke
Campuran Gelatin dan air suling didiamkan 15
tiga formula mempunyai konsistensi yang
menit
Gliserin
sama dan tidak terdapat cacat fisik. Hasil
dimasukan sedikit demi sedikit dan diaduk
evaluasi uji penampilan umum dapat dilihat
sambil dipanaskan diatas waterbath hingga
pada tabel 2 berikut.
sebanyak
hingga
yang
mengembang.
semua Gelatin bercampur dengan gliserin, Selanjutnya ditambah sisa gliserin perlahan sambil diaduk sampai sampai tercampur rata dan bebas dari gumpalan. Basis dipanaskan lagi selama 45 menit. Sukralose, nipagin, asam
umum
pada
F1,
F2,
F3
Tabel 2. Hasil Evaluasi Uji penampilan Umum Sediaan Chewable gums No
Uji penampilan umum
F1
F2
F3
1
Warna
Merah
Merah
Merah
2
Rasa
Manis diikuti Rasa pahit diakhir
Manis sedikit asam pahit diakhir
Manis asam sedikit pahit
3
Bau
Bau Strawberry dan mint
Bau Strawberr y dan mint
Bau Strawberry dan mint
4
Tekstur Permukaan
Halus Sangat Kenyal
Halus Sangat Kenyal
Halus Sangat Kenyal
5
Penampilan
Tidak Berminyak
Tidak Berminya k
Tidak Berminyak
6
Uji kelengketan
Tidak lengket
Tidak Lengket
Tidak Lengket
Evaluasi titik lebur chewable gum dilakukan untuk menentukan suhu yang tepat untuk penyimpanan. Uji titik lebur yang dilakukan menggunakan alat
Melting Block. Hasil
menunjukan titik leleh F1,F2, dan F3 berturut – turut 70 ºC, 75 ºC, 74 ºC. Hal ini menunjukan pada ketiga formula memiliki titik leleh yang cukup tinggi dari suhu kamar sehingga apabila disimpan pada suhu ruangan sediaan chewable gum ekstrak rimpang temu hitam akan stabil. Hasil uji titik leleh dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Evaluasi Uji Titik Leleh Sediaan Chewable Gums Ekstrak Rimpang Temu Hitam (Curcuma Aeruginosa Roxb.)
Pengujian elastisitas dilakukan dengan menarik kedua ujung dari tablet dan diukur panjangnya hingga putus dengan menggunakan penggaris. Hasil pengukuran dari tiap formula F1, F2, F3 dan F4 berturutturut yaitu 3,32 cm, 3,3 cm, 3,46 cm. Panjang yang diperoleh dari tiap formula tidak berbeda jauh dengan sediaan yang ada dipasaran yaitu 4,0 cm (Fitkom Gummy®). Pada pengujian ini menunjukan bahwa kekenyalan F1, F2, dan F3 memenuhi syarat pengujian. Pengujian stabilitas pada sediaan chewable gums meliputi pemeriksaan organoleptis, ada atau tidaknya pertumbuhan jamur dan elastisitas Sediaan. Pengujian tersebut dilakukan selama empat minggu dan pengamatannya dilakukan setiap satu minggu 1 kali. Hasil uji stabilitas sediaan chewable gums diperoleh dari minggu ke 1,2,3,4 pada F1,F2 dan F3 diperoleh warna merah stabil,tidak berminyak, elastis dan tidak ada pertumbuhan jamur. Hal ini menunjukan bahwa formulasi memenuhi uji stabilitas. Hasil pengujian keseragaman bobot sediaan chewable gums ekstrak rimpang temu hitam pada F1, F2 dan F3 tidak memenuhi persyaratan farmakope Indonesia edisi III. pada kolam A memiliki 2 tablet yang penyimpangannya lebih dari 5 % dan pada kolam B terdapat 2 tablet yang penyimpangan lebih dari 10%. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh banyak sedikitnya penuangan kedalam cetakan, dan cetakan yang digunakan kemungkinan mempunyai presisi yang berbeda, karena bukan merupakan cetakan khusus untuk membuat sediaan chewable gums. Pengujian angka kepahitan dengan standar larutan kinin menunjukan aktivitas pahit dari
Formula
Titik Leleh (oC)
B1
o
70 C
bahan uji (zat aktif ekstrak rimpang temu
B2
o
75 C
hitam) Sebesar 20,78 unit/gram sedangkan
B3
74oC
aktivitas pahit untuk ekstrak temu hitam dalam formula F1, F2, F3 berturut-turut sebesar 13,195 unit/gram, 17,785 unit/gram, 19,333
unit/gram. penambahan
Hal
ini pemanis
menunjukan
bahwa
sucralose
penambahan asam sitrat mampu
dan
menutupi
rasa pahit zat aktif meskipun nilai dari aktivitas pahitnya belum 0 unit/gram Uji kesukaan (Hedonic test) untuk formula F1, F2, dan F3 dihitung secara statistik untuk mengetahui formula yang lebih disukai oleh responden dan mengetahui perbedaan dari setiap formula. Hasil pengujian statistik uji kesukaan kepada 30 responden dengan metode angket. Hasil menunjukan bahwa F1 dengan konsentrasi sukralose 0,1% dan asam sitrat 0,5 % di dapat rasa yang netral, pada F2 dengan konsentrasi sukralose 0,1% dan asam sitrat 1 % didapat rasa yang netral dan pada F3 dengan konsentrasi sukralose 0,1 % dan asam sitrat 1,5 % didapat rasa yang netral. Pada tabel paired sample test untuk perbandingan formula menunjukan (P≥0,05), Hal ini menunjukan tidak ada perubahan secara bermakna antara formula satu dengan yang lain, dengan demikian penambahan sukralose dan asam sitrat yang berbeda – beda pada masing masing formula tidak menujukan adanya perbedaan antara formula. Dari ketiga formula dipilih F1 yang paling diminati karena konsentrasinya lebih kecil dengan penambahan sukralose 0,1 % dan asam sitrat 0,5 %.
SIMPULAN Hasil penelitian formulasi chewable gums ekstrak rimpang temu hitam dengan menggunakan basis gelatin gliserin menunjukkan bahwa kombinasi basis gelatin gliserin yang baik digunakan untuk membuat sediaan chewable gums ekstrak kering rimpang temu hitam yaitu gelatin 15 % dan gliserin 60 %. Dan penambahan sucralose, asam sitrat dan minyak permen mampu menutupi rasa pahit pada sediaan chewable gums. Pada uji aktivitas kepahitan menunjukkan tingkat kepahitan ekstrak rimpang temu hitam mengalami penurunan dari 20,78 unit/gram sampai 13,195 unit/gram. Hasil dari uji kesukaan yang telah dilakukan
pada ke 30 responden menunjukkan bahwa F1 yang mengandung sucralose 0,1 % dan asam sitrat 0,5 % paling diminati oleh responden.
3 [1].
DAFTAR PUSTAKA Saifudin, Aziz., Rahayu, Viesa., teruna, Hilma,Yuda., Standardisasi Bahan Obat Alam, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011;1-3.
[2]. Hutapea, R.J., Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, Jilid 2, Departemen Kesehatan dan kesejahteraan sosial RI, Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta, 2001; 101 -102. [3]. Dirjen POM., Materia Medika Indonesia Jilid 2, Departemen kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1976; 14 -19. [4]. Allen, Loyd V., The Art Science and Technology Pharmaceutical Compounding, second edition, American Pharmaceutical Association. Washington DC, 2002; 171-182. [5]. Siregar, JP, Charles., Teknologi Farmasi: Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis, Penerbit Buku kedokteran EGC, Jakarta, 2010; 1-12, 377- 421. [6].
Agoes, Goeswin., Pengembangan Sediaan Farmasi edisi revisi dan perluasan, Penerbit ITB, Bandung, 2008 ;192, 273-285.
[7]. Anonim, Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta Departemen kesehatan Republik Indonesia 1995. [8]. Anonim., Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2000; 3-6 , 10-11, 16-17. [9]. Kartika, B., Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, Proyek Peningkatan atau pengembangan UGM, Yogyakarta,1988: 80-83.
[10]. Ratih, Hestiary., Alatas, Fikri., Saindani, Tira Sri., Formulasi Sediaan Tablet Hisap Ekstrak Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) Dengan Pemanis Sukralose, Aristoteles Vol.9 No.1, 2011 :14-20. [11].
Anonim,
Suplemen
Farmakope
Indonesia Herbal, Edisi I. Jakarta Departemen
kesehatan
Indonesia 2010 : 108-111.
Republik