No. 26/05/31/Th. XVII, 5 Mei 2015
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I TAHUN 2015 A. Penjelasan Umum
s. go
.id
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang.
//j ak
ar
ta
.b p
Jumlah sampel STK di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I-2015 sebanyak 880 rumah tangga yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Responden STK mulai triwulan I-2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2015
tp :
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan I-2015 sebesar 103,97,
ht
artinya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2015 secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimismnya lebih rendah dibandingkan Triwulan IV-2014 (nilai indeks 109,93).
Meningkatnya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan rumahtangga serta rendahnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga. Sementara konsumen di DKI Jakarta menilai bahwa tingkat konsumsi barang dan jasa mereka cenderung stagnan. C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan II-2015
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan II-2015 sebesar 113,20 yang artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan mendatang diperkirakan akan lebih membaik. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan juga meningkat dibandingkan dengan triwulan I-2015.
Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2015 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumahtangga dan diperkuat oleh meningkatnya perkiraan rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan oleh konsumen.
1.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I Tahun 2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan I-2015 sebesar 103,97, artinya kondisi
ekonomi konsumen pada Triwulan I-2015 secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimismnya lebih rendah dibandingkan Triwulan IV-2014 (nilai indeks 109,93). Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya Triwulan IV 2014 (2)
Triwulan I 2015 (3)
Pendapatan rumahtangga Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga
108,38 106,16
101,43 112,25
Tingkat konsumsi bahan makanan/minuman, makanan/minuman jadi, rokok, tembakau, makan di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, pulsa HP, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi, perawatan kesehatan dan kecantikan)
118,39
99,50
Indeks Tendensi Konsumen
109,93
103,97
Variabel Pembentuk
.id
(1)
s. go
Berdasarkan variabel pembentuk ITK, membaiknya ekonomi konsumen (nilai indeks di atas 100) pada periode Trwiwulan 1-2015 ini karena andil dari dua komponen pembentuk ITK. Komponen tersebut adalah
.b p
komponen Pendapatan Rumahtangga (nilai indeks 101,43), dan komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pengeluaran Rumahtangga (nilai indeks 112,25).
ta
Peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh responden salah satunya disebabkan oleh mulai
ar
diberlakukannya Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta Tahun 2015 dimana nilainya meningkat dari 2,4 juta
//j ak
rupiah pada tahun 2014 menjadi 2,7 juta rupiah di tahun 2015 atau naik 12,5 persen. Peningkatan UMP untuk buruh mengakibatkan juga peningkatan upah tenaga kerja pada level di atasnya.
tp :
Kondisi harga barang dan jasa pada Triwulan I-2015 yang secara umum mengalami inflasi yang tergolong sangat rendah bahkan cenderung stagnan (inflasi 0,02 persen), yang membuat laju inflasi kurang berpengaruh
ht
terhadap total pengeluaran rumahtangga (nilai indeks 112,25). Nilai indeks tersebut mengkonfirmasi bahwa adanya perbaikan kondisi ekonomi konsumen. Pesepsi konsumen terhadap perubahan harga sejalan dengan nilai Inflasi yang terjadi pada periode Triwulan I-2015 yang jauh di bawah inflasi periode sebelumnya yaitu triwulan IV2014 yang mencapai 4,62 persen. Salah satu penyebab inflasi yang sangat tinggi pada periode triwulan IV-2014 adalah adanya kenaikan harga BBM berjenis Premium dan Solar sebagai konsekuensi dicabutnya subsidi BBM. Sementara ada satu komponen ITK yang memiliki indeks di bawah 100 yaitu komponen Tingkat Konsumsi Barang dan Jasa. Nilai indeks komponen tersebut sebesar 99,50 yang artinya ada selisih 0,5 persen responden yang menyatakan bahwa mereka menurunkan konsumsinya. Namun karena nilainya hanya sebesar 0,5 persen maka secara umum dapat dikatakan bahwa konsumen di DKI Jakarta tingkat konsumsinya stagnan atau tetap. Keadaan tingkat konsumsi tersebut dapat dilihat lebih rinci pada tabel 2. Pada tabel 2 tersebut tampak bahwa pada Kelompok Makanan menunjukkan tingkat volume konsumsi yang lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya (indeks sebesar 118,82). Tingginya konsumsi makanan pada periode awal tahun 2015 tersebut lebih disebabkan terjadinya penurunan harga-harga pada kelompok bahan makanan (deflasi 0,14 persen). Peningkatan konsumsi juga terjadi pada kelompok Makanan Jadi yang didorong oleh meningkatnya pendapatan rumah tangga serta tingginya penyerapan tenaga kerja, walaupun peningkatan konsumsi komoditas tersebut tidak setinggi triwulan sebelumnya. 2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th. XVII, 5 Mei 2015
Sementara itu, pada Kelompok Non-Makanan di Triwulan I-2015 nilai indeksnya berada di bawah 100 (indeks sebesar 93,06), yang artinya bahwa secara rata-rata terjadi penurunan tingkat konsumsi pada kelompok barang/jasa Non-Makanan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan yang sangat tajam terjadi pada kelompok Akomodasi (Hotel/Penginapan) dan Rekreasi/Hiburan dengan nilai indeks masing-masing sebesar 68,88 dan 71,56. Hal tersebut terjadi karena pada periode sebelumnya masyarakat banyak melakukan perjalanan wisata karena akhir tahun dan liburan sekolah (nilai indeks Rekreasi Triwulan IV-2014 sebesar 116,13). Akan tetapi secara keselurahan tingkat optimisme konsumen dalam hal mengkonsumsi komoditi Non-Makanan pada triwulan I-2015 (nilai indeks 93,06) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2014 (nilai indeks 84,88). Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi Triwulan IV Tahun 2014
Kelompok Barang dan Jasa
Triwulan I Tahun 2015
(1)
(3)
A. Indeks Makanan 1. Bahan makanan 2. Makanan jadi di restoran/rumah makan
.b p
s. go
Pakaian Komunikasi (Pembelian Pulsa HP) Rekreasi/Hiburan Akomodasi (Hotel/Penginapan) Transportasi Perawatan Kesehatan dan Kecantikan
ta
3. 4. 5. 6. 7. 8.
84,88
93,06
98,95 107,87
125,68 74,78
91,15 112,49 71,56 68,88 123,64 90,61
118,39
99,50
116,13
2.
//j ak
ar
Indeks Konsumsi Total
118,82 126,26 111,38
.id
B. Indeks Non Makanan
138,99 107,62 147,80
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2015
tp :
Nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan I-2015 diperkirakan sebesar 113,20, artinya kondisi ekonomi
ht
konsumen diprediksi akan semakin meningkat. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, yang ditunjukkan dengan lebih tingginya nilai indeks pada Triwulan II-2015 dibandingkan Triwulan I-2015 (lebih tinggi 9,24 poin). Peningkatan optimisme konsumen didorong dengan oleh perkiraan pendatapatan yang semakin membaik serta adanya rencana pembelian barang-barang tahan lama. Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2015 Menurut Variabel Pembentuknya Variabel Pembentuk
Nilai Indeks
(1)
(2)
-
Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang
-
Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan
Indeks Tendensi Konsumen Mendatang
113,56 112,55
113,20
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th. XVII, 5 Mei 2015
3
3.
Perbandingan ITK Regional Kondisi ekonomi konsumen yang membaik pada Triwulan I-2015 tidak terjadi secara merata pada konsumen
di Indonesia. Diantara 33 Provinsi di Indonesia, hanya 40 persennya saja yang masyarakatnya secara umum lebih optimis dibandingkan periode 3 bulan yang lalu, sementara 60 persennya (20 Provinsi) memandang kondisi ekonomi pada Triwulan I-2015 secara pesimis dibandingkan periode sebelumnya. Diantara 7 provinsi di Jawa dan Bali, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat optimisme konsumen tertinggi ketiga setelah Provinsi Jawa Barat (104,43) dan Banten (104,07). Sementara yang terendah di kawasan tersebut adalah Provinsi DI Yogya dengan nilai indeks 97,18 (Gambar 1). Ada tiga provinsi di kawasan tersebut yang nilai ITK nya bearada di bawah ITK nasional yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogya. Sementara dua provinsi terakhir memandang Triwulan I-2015 lebih pesimis dibanding Triwulan IV-2014. Gambar 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2015
106
104.43
104
104.07
103.97 102.36
102
s. go
100.75
.id
Tingkat Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali
100
100.87
99.71
97.18
.b p
98 96
Nasional
ta
94
Provinsi
Banten
DKI Jakarta
Bali
Jatim
Jateng
DI Yogya
//j ak
Jabar
ar
92
Perkiraan kondisi ekonomi konsumen yang lebih baik pada Triwulan II-2015 terjadi di kawasan Jawa dan Bali
tp :
bahkan di seluruh provinsi di Indonesia. Diantara 7 provinsi di kawasan Jawa dan Bali, Provinsi DI Yogya merupakan
ht
provinsi dengan angka ITK triwulan mendatang tertinggi dengan nilai indeks sebesar 116,94, diikuti oleh Bali dan DKI Jakarta dengan nilai indeks masing-masing 116,45 dan 113,20. Sementara yang terendah adalah Provinsi Jawa Barat dengan nilai indeks 105,15 (Lihat Gambar 2). Gambar 2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2015 Tingkat Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali 120
116.94
116.45
116
113.20
112
110.10
109.60 106.77
108
107.91 105.15
Nasional
104 100 96 DI Yogya
4
Provinsi
Bali
DKI Jakarta
Jatim
Jateng
Banten
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th. XVII, 5 Mei 2015
Jabar
.id s. go
ta
.b p
BPS PROVINSI DKI JAKARTA //j ak
ar
Informasi lebih lanjut hubungi:
ht
tp :
Ir. Dwi Paramita Dewi, ME Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
Telepon
:
021-31928493, ext. 600
Fax
:
021-3152004
e-mail
:
[email protected]
Homepage
:
http:// jakarta.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th. XVII, 5 Mei 2015
5