ABSTRAK IMANUEL pengkuran tinggi dan diameter rataan anakan mahoni (Swietenia Macrophylla King). Di areal politeknik pertanian negeri samarinda. ( di bawah bimbingan Hasanudin) Untuk mencapai tujuan ini maka informasi tentang pertumbuhan Jenis tanaman kehutanan yang ditanaman pada kegiatan reboisasi dan kegiatan penghijauan juga untuk pencegahan atau pengurangan lajunya erosi, dalam hubungannya dengan pencegahan laju nya erosi maka maka kegiatan reboisasi dan penghijauan sebaiknya didasarkan pada sifat-sifat pertumbuhan pada tanaman itu sendiri seperti benntuk dan perakaran dan bentuk batangnyadengan harapan agar tanaman tersebut tahan terhadap gangguan alam seperti gangguan hujan yang deras maupun angin yang kencang. Dari beberapa uraian tersebut diatas maka data atau informasi tentang pertumbuhan dari setiap tanaman kehutanan sangat dibutuhkan dengan demikian maka didalam penelitian ini
ingin diketehui
pertumbuhan dan diameter dan tinggi serta anakan tanaman mahoni (Swietenia Macrophylla King) yang ditanam pada areal politeknik pertanian negeri samarinda.
RIWAYAT HIDUP
Imanuel dilahirkan pada tanggal 12 Mei 1982 di Desa Respen Sembuak, Kecamatan
Malinau Utara, Kabupaten Malinau merupakan anak kedua dari
empat bersaudara pasangan Bapak Salmon L. (Alm) dan Ibu Marta S. Pada tahun 1991 mulai pendidikan Dasar, di Sekolah Dasar Negeri 032 Lepaga dan memperoleh ijazah pada tahun 1997, kemudian melanjut pendidikan pada tahun yang sama di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 4 Malina u Seberang dan memperoleh ijazah pada tahun 2001, kemudian melanjutkan Sekolah Menegah Atas (SMA) Pembangunan Malinau dan memperoleh ijazah pada Tahun 2004, sempat mengangur selama
satu tahun
setengah melanjutkan ke Pendidikan Perguruan Tinggi dimulai tahun 2006 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan memilih Jurusan Manajemen Hutan. Bulan Maret
sampai April telah mengikuti kegiatan Peraktek Kerja
Lapang (PKL) di CV. PARI JAYA MAKMUR (PJM), di Desa Mata Libaq Kacamatan Long Hubung, Kabupaten Kutai Barat.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan Ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nyalah penulis bisa menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan sebaga i salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan stud i pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manejemen Hutan. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir.Hasanudin. MP selaku Dosen Pembimbing Karya Ilmiah sekaligus sebagai, Ketua Jurusan Manejemen Hutan. 2. Bapak Ir.Wartomo.MP selaku direktur Politeknik Pertanian negeri Samarinda 3. Ibu, kakak dan adik – adaik saya yang telah memberikan dukungan doa dan restunya kepada penulis. 4. Teman-teman di kampus yang telah memberikan bantuan dan sarannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian Karya Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan walaupun demikian penulis mengharapkan apa yang telah tersaji dalam Karya Ilmiah ini kiranya dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi mereka yang sangat memerlukan sebagai tambahan pengetahuan. Kampus Sei. Keledang, Penulis
Agustus 2009
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAAN ..........................................................................i ABSTRAK ......................................................................................................ii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................iii KATA PENGANTAR ....................................................................................iv DAFTAR ISI ..................................................................................................v DAFTAR TABEL .........................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................vii I. PENDAHULUAN .......................................................................................1 II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................4 A. Tanaman Mahoni (swietenia macrophylla king).......................................4 B. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Ind ustri ..........................................10 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan ...............................10 D. Pertumbuhan Dan Perkembagan Tegakan ............................................12 E. Pengukuran Diameter Pohon..................................................................13 F. Pengukuran Tinggi..................................................................................14 III. METODE PENELITIAN ..........................................................................17 A. Lokasi dan Waktu Pengamatan ..............................................................17 1. Lokasi dan pengamatan .....................................................................17 2. Waktu pengamatan .............................................................................17 B. Alat dan Bahan........................................................................................17 1. Alat .....................................................................................................17 2. Bahan ..................................................................................................17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................21 a. Hasil ....................................................................................................21 b. Pembahasan ........................................................................................24
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................27 A.Kesimpulan............................................................................................ ..27 B.Saran...................................................................................................... ..27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................28 LAMPIRAN .....................................................................................................29
DAFTAR TABEL
Nomor
Lampiran
Halaman
1. Distribusi Diameter anakan Mahoni (Swietenia Macrophylla King) ................. 2. Distribusi Tinggi anakan Mahoni (Swietenia Macrophylla King) ....................
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. Grafik distribusi diameter anakan Mahoni (Swietenia Macrophylla King)...22 2.
Garafik distribusi tinggi Anakan Mahoni (Swietenia Macrophylla King) ....23
3.
Foto Anakan Mahoni ....................................................................................34
4.
Foto Pengukuran Diameter dan Tinggi..........................................................35
I. PENDAHULUAN Hutan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Hal ini disebabkan hutan itu bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Manfaat hutan secara langsung adalah menghasilkan kayu yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. serta hasil hutan ikutan antara lain rotan, getah, buah-buahan dan madu. Ada delapan manfaat hutan secara tidak langsung antara lain : mengatur tata air, mencegah terjadinya erosi, memberikan manfaat terhadap kesehatan, memberikan rasa keindahan, memberikan manfaat di sektor pariwisata, memberikan manfaat dalam bidang pertahanan keamanan, menampung tenaga kerja dan menambah devisa negara. Laju pembangunan di berbagai bidang diiringi dengan laju pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan terhadap kebutuhan akan kayu dan lahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pembukaan lahan hutan beserta pemungutan hasil hutan terutama kayu merupakan jalan keluar yang dianggap tepat. Sebagai akibatnya maka potensi hutan terutama potensi tegakannya terus menurun dari tahun ke tahun. Demikian juga halnya dengan keberadaan la han atau kawasan hutan yang cenderung semakin berkurang. Dalam rangka mengantisipasi laju penurunan potensi hutan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan akan hasil hutan terutama kayu maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Selain itu untuk merehabilitasi lahan- lahan hutan yang sudah rusak atau sudah tidak berhutan lagi dilakukan kegiatan penanaman. Kegiatan penanaman pada
areal-areal atau lahan-lahan di dalam kawasan hutan disebut reboisasi, sedangkan kegiatan penanaman pada areal-areal atau lahan- lahan di luar kawasan hutan disebut penghijauan. Jenis tanaman yang ditanam baik pada kegiatan pengusahaan hutan tanaman, kegiatan reboisasi maupun kegiatan penghijauan adalah jenis tanaman kehutanan. Sampai saat ini jenis tanaman kehutanan yanga ditanam pada hutan tanaman yang ada di Indonesia masih didominasi oleh jenis-jenis cepat tumbuh (fast growing species) seperti jenis Sengon, Akasia, Eucalyptus, Gmelina dan mahoni. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka informasi tentang pertumbuhan tanaman Mahoni merupakan hal yang sangat diperlukan. Jenis tanaman kehutanan yang ditanam pada kegiatan reboisasi dan kegiatan penghijauan juga mempunyai tujuan untuk pencegahan atau pengurangan laju erosi. Dalam hubungannya dengan pencegahan atau pengurangan laju erosi maka pemilihan tanaman pada kegiatan reboisasi dan kegiatan penghijauan sebaiknya didasarkan pada sifat-sifat pertumbuhan dari tanaman itu sendiri, seperti bentuk perakaran da bentuk batangnya dengan harapan agar tanaman tersebut tahan terhadap gangguan alam seperti gangguan hujan yang deras maupun gangguan angin yang kencang. Dari beberapa uraian tersebut di atas maka data atau informasi tentang pertumbuhan dari setiap tanaman kehutanan sangat dibutuhkan. Dengan demikian maka di dalam penelitian ini ingin diketahui pertumbuhan diameter dan tinggi
serta anakan tanaman Mahoni (Swietenia macrophylla King) yang ditanam pada areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Anakan Mahoni (Swietenia macrophylla King) Mahoni dengan nama daerah perdangangan, Mahoni Daun besar adalah dari jenis Meliaceae yang tergolong jenis tegakan yang mempunyai corak kayu yang indah serta mudah mengerjakannya (Anonim, 1982 ) . Jenis ini mempunyai arti penting untuk reboisasi dan juga untuk membangun HTI karena akan menghasilkan kayu pertukangan dan bahan baku industri pengergajian dan plywood, Di Kalimantan Timur telah di tanam jenis mahoni yang telah dicoba di beberapa HPH dalam rangka pembangunan HTI ( Anonim, 1980 ) . Jenis mahoni (Switenia macrophylla King) ini tahan terhadap penggerek dibanding dengan jenis mahoni lainnya ( Switenia mahagoni Jack) yang lebih dikenal dengan nama
mahoni daun kecil, oleh karna itu penanaman untuk
mahoni daun besar lebih dikembangkan dan diperluaskan ( Anonim, 1986 ) . 1. Daerah penyebaran Secara alam mahoni (Switenia macrophylla King) tumbuh menyebar dari Yu Catan Mexico, Venezuela, sampai dataran rendah Amazon Equador, Secara Vertikal penyebaran Mahoni (Switenia macrophylla King) tumbuh dari ketinggian 0 - 1800 dpl, tetapi yang paling cocok tumbuh diantara 0 – 450 dpl (Bratawinata, 1987 ) .
Mahoni (Switenia macrophylla King) dari India, Indonesia pada tahun 1880 dikembangkan
oleh
masuk ke Negara
di Kebun Raya Bogor
Bozwezen
(Jawatan
Kehutanan),
di tanam dan dan
mulai
dikembangkan secara meluasa, di pulau Jawa pada tahun,1897 – 1902 (Anonim, 1980 ) . 2
Habitat Pohon mahoni (Switenia macrophylla King) mudah dikenal sebagai pohon (Switenia macrophylla King) yang langsing dengan berdaun hijau tua mengkilat, Dapat mencapai tinggi 35 m, dan diameter mencapai 100 cm, Pertumbuhan tinggi di waktu muda tidak begitu cepat karena di pengaruhi oleh faktor iklim. ( Anonim, 1980) .
3 Tempat tumbuh a. Tanah Mahoni (Switenia macrophylla King) tumbuh baik pada tanah yang unsur hara nya tinggi, sedangkan di tempat yang miskin unsur haranya pertumbuhan Mahoni sangat kerdil ( Anonim, 1986 ). Mahoni (Switenia macrophylla King) sangat tahan terhadap kekur angan zat asam selama ± 70 hari
sehingga dapat ditanam pada lapangan yang sewaktu – waktu
tergenang air ( Anonim, 1980 ) . b.
Iklim Mahoni (Switenia macrophylla King) dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau maupun musim basah yaitu dengan type A – B menurut
kelasifikasi Schmidt dan Ferguson. Mahoni (Switenia macrophylla King) dapat tumbuh dengan suhu tahunan 11 – 36 0 C dan curah hujan tahunan 1524 mm - 5085 mm, (Anonim, 1986 ) . c.
Batang dan pohon Batangnya berbentuk silindris agak berlekuk tetapi tidak berbanir, bersepih dalam jalur – jalur dengan warna kuning coklat kelabu ( Anonim, 1980 ) . d. Tajuk dan daun Tajuk berbentuk kubah dengan daun berwarna hijau mengkilat, dan menggugurkan daun setelah beberapa hari kemudian gundul Muncul daun muda berwarna hijau muda Pada tanaman muda, tajuknya agak sempit. Daunnya sukar terbakar
sehingga bisa digunakan sebagai
tanaman sekat bakar ataupun jenis tanaman reboisasi pada areal alang – alang yang peka terhadap bahaya kebakaran (Anonim, 1980) . e. Bunga dan buah Bunganya sangat banyak, kecil – kecil berwarna hijau kekuning – kuningan, disaat – saat tidak ada angin dan udara lembab ( pagi hari atau saja ),bunga – bunga berguguran
di sekitar pohon yang
menyebarkan aroma harum halus semerbak buah muda berwarna coklat keputih – putihan Di musim kemarau jika buah mahoi sudah masak, jika sudah kering kulit buah mahoni akan mengelupas
dengan menimbulkan ledakan
kecil,
sedangkan biji – bijian
berjatuhan berputar – putar,
bersayap
melayang – layang jika
dan musim bunga terjadi sekitar bulan
Oktober sampai bulan Januari, buah masak sekitar bulan Juni sampai bulan Agustus. Pohon berbuah pada umur ± 12 tahun, ( Anonim, 1980 ). f. Akar Pada
waktu
muda
sangat
cepat
tumbuhnya
terutama
akar
tunggangnya sehingga memerlukan tanah agak dalam, karena akar cabangnya sedikit dan lambat laun tumbuh akar didekat permukan tanah yang panjang dengan akar tunggang yang dalam ( Anonim, 1980 ) . g. Penanaman dan Pemeliharaan Menyemaikan biji
dilakukan tidak melalui bedeng
penaburan
tetapai langsung ditanam ke dalam kantong plastik untuk pembutanan bibit bumbung atau langsung ke dalam bedeng penyapihan
dengan
jarak 5 cm x 5 cm untuk pembuatan bibit stump, media tanah harus digemburkan dan bersih dari akar juga batu. Demikian juga bedengan yang digunakan
untuk pembuatan bibit stump, biji ditanam dalam
keadaan tidak bersayap dengan bagian bijinya yang tebal sebelah bawah atau bagian bawah atau bagian sayap yang sebelah atas sedalam 4 cm (Anonim, 1980 ) . Bibit mahoni sebagai bahan tanaman dapat berupa biji, bibit dalam kantong plastik siap dipindahkan ke dalam lapangan bila ketinggiannya
sudah mencapai 25 cm, atau berumur ± 4 bulan. Bibit baru dapat dibuat stump apabila telah mencapai diameter
batang 10 cm
atau
berumur ± 8 bulan. Stump dapat dengan perbandingan bagian batang dan bagian akar 1 : 2 panjang bagian akar umum digunakan adalah 20 cm, (Anonim, 1980). pada tahap pemeliharaan, penjarangan pertama dilakukan pada umur 3 tahun, sampai umur 12 tahun kemudian, setiap 5 tahun sampai umur 25 tahun ( Anonim, 1976). h. Penyakit Penyakit Mahoni (Switenia macrophylla King) yang dikenal dengan cendawan akar muda
(Armilaria mellea), gejala yang ditimbulkan
membusuk pada kulit kayu dari akar – akar dan leher akar, sedangkan penyakit lainnya adalah (Corticium salmonicolor) yang dikenal dengan jamur upas, bagian yang diserang biasanya bagian dari bawah cabang dan ranting mula- mula pada bagian yang diserang terlihat adanya lapisan- lapisan benang-benang yang lama -kelamaan berwarna merah jingga ( Djiun, H. 1957) i. Sifat – sifat dan Kegunaan Kayu Kayu gubal yang berwarna merah gading muda berangsur – angsur menjadi kayu teras yang warnanya merah gading coklat tua, agak berat dengan BJ 0,61. Cukup keras termasuk kelas kuat sedang ( Kelas Awet III / IV ). ( Samingan, 1982 ).
Mahoni adalah salah satu dari kayu – kayu prabot rumah tangga yang sangat populer, terutama dari kualitas yang bagus juga dalam hal warna jaringan bebas dari sifat – sifat melengkung, kerucut dan tahan tempaan. (Ardiakoesoemo dan Dilmy, 1956). Kayu tidak mudah berkerut dan mudah sekali dikerjakan sehingga sangat baik untuk perkakas rumah tangga perkakas-perkakas lainnya vener mewah dan pembuatan perahu-perahu kecil ( Anonim, 1980 ).
B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri (HTI) Kebutuhan akan hasil hutan untuk memenuhi bahan baku cenderung semakin menurun, oleh karena itu upaya untuk menungkatkan Hutan Tanaman Industri (HTI), terutama pada lahan kosong dan lahan tidak produktif perlu dilaksanakan Reboisasi dan Pengayaan, (Anonim, 1995). Pembangunan HTI disamping merupakan upaya untuk meningkatkan potensi hutan dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan yang semakin meningkat, juga merupakan upaya rehabilitasi hutan yang tidak produktif, menyediakan lapangan pekerjaan dan memperluas kesempatan berusaha. Selain dari pada itu pembangunan HTI sudah merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dan berwawasan linghkungan, sejalan dengan kesepakatan ITTO di Bali 1990 yang telah ditandatangani Pemerintah Indonesia. Hutan Tanaman Industri (HTI) dibangun pada kawasan produksi tetap yang tidak produktif atau kawasan hutan lainnya yang ditetapkan menjadi hutan
produksi tetap, diprioritaskan pada lahan kosong, padang alang-alang, semak belukar dan hutan rawang atau hutan produksi yang masih produktif tetapi seluruh hasil penebangannnya dimanfaatkan untuk bahan baku kayu industri (Anonim, 1994).
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Soekotjo (1979), menyatakan bahwa tempat tumbuh hanya berbeda dengan alam vegetasi, yang dihasilkan namun berbeda juga dalam faktor iklim, tanah dan faktor lainnya. Semua faktor ini menyebabkan perbedaan-perbedaan di dalam vegetasi yang tumbuh pada bermacam- macam tempat tumbuh. Tumbuhan untuk dapat tumbuh secara optimal memerlukan hal- hal yang menunjang, menurut Danaatmadja(1989), hal yang menunjang tersebut yaitu: a. Faktor genetik (internal) Faktor genetik ini adalah gen atau sifat bawaan yang diturunkan dari induknya seperti kecepatan tumbuh, bentuk tajuk, banyaknya cabang dan lainlain, di sini termaksud juga kematangan biji atau buah, sebagai sifat bawaan hal ini bersifat internal. b. Faktor lingkungan (eksternal) Tumbuhan-tumbuhan tumbuh teratur di bawah pengaruh lingkungan hidup yang terutama ditentukan oleh faktor iklim, tempat tumbuh dan bentuk serta letak lapangan (relief). Menurut Abidin (1984) yang dikutip Susanti (1996), faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan antara lain :
1. Air, adalah faktor penting yang sangat diperlukan dalam tumbuhan, kehadiran air di sini sangat penting untuk aktifitas enzim serta penguraiannya, traslokasi serta kebutuhan lainnya. 2. Udara juga merupakan faktor luar yang penting untuk pernafasan atau transpirasi pada pertumbuhan organ ankan mahoni. 3. Tempat tumbuh Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan pertumbuhan anakan mahoni (Swietenia macrophylla King), menurut Soetrisno (1996), menyatakan adalah sebagai berikt : a. Faktor klimatis Cahaya matahari, kelembaban dan temperatur merupakan elemenelemen dari faktor klimatis. Cahaya sangat berperan dalam menentukan pertumbuhan suatu tumbuhan demikian pula dengan kelembaban serta temperatur. Faktor klimatis ini sangat menentukan iklim suatu daerah yang berperan penting dalam pertumbuhan terutama proses metabolisme yang terjadi pada tumbuhan. b. Faktor fisiografis Menggambarkan bentuk permukaan tanah dan sejarah bentuk geologi (Ketinggian tempat, kelerengan dan aspek konfigurasi bumi). Faktorfaktor ini sangatlah menentukan pertumbuhan suatu tanaman.
c. Faktor edafis
Faktor edafis menggambarkan sifat fisik tana h, kimia tanah dan biologi tanah. Tanah merupakan campuran yang heterogen dan beragam dari partikel mineral anorganik, hasil rombakan bahwa organik dan berbagai jenis mikro organisme, bersama-sama dengan udara dan air yang di dalamnya terlarut berbagai garam- garam anorganik dan senyawa anorganik. Tanah juga merupakan tempat tumbuh dengan sendirinya dan berkembang biak. d. Faktor biotis Manusia, hewan dan tumbuhan (lingkungan biotik) merupakan elemen-elemen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Kegiatan penebangan, pembakaran hutan serta aktifitas lainnya seperti pengelolaan tanah, pencemaran udara dan air, yang merupakan aspek-aspek biotik yang berpengaruh terhadap penyerbukan, penyebaran biji dan buah juga persaingan antara parasit dan simbiosis dengan tumbuhan lainnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Tegakan Pengertian pertumbuhan anakan mahoni (Swietenia macrophylla King) adalah suatu perkembangan yang menunjukkan pertambahan dan suatu sistem organ hidup ya ng terdapat didalam anakan mahoni selama hidupnya (Anonim, 1993). Menurut Baker (1950), yang dimaksud dengan pertumbuhan anakan adalah pertambahan tumbuh membesar dan terbentuknya jaringan-jaringan baru.
Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pertumbuhan pohon meliputi pertumbuhan bawah dan pertumbuhan atas. Dalam bidang kehutanan, pertumbuhan pohon sangatlah penting untuk dipelajari sebagai suatu pedoman atau cara untuk mengetahui pertambahan riap, sehingga dapat diketahui hasil tegakan (volume). Riap merupakan pertambahan tumbuh pohon dalam jangka waktu tertentu, dimana pertumbuhan dan riap ini merupakan dua istilah yang dikenal dari sudut pandang Autekologi (ekologi suatu jenis pohon). Pertumbuhan dan perkembangan dari masing- masing pohon atau tegakan berbeda, seperti tinggi dan diameter dan bidang dasar tidak sama dalam pertumbuhan pohon (Soekotjo, 1976). Menurut
Dipodiningrat
(1985)
kerapatan
tegakan
memperlambat
pertumbuhan diameter, tetapi dapat merangsang pertumbuhan tinggi. Hal ini disebabkan karena pohon (Switenia macrophylla King) mengkonsentrasikan energi untuk tajuknya.
E. a.
Pengukuran Diameter anakan mahoni (Swietenia mcrophylla King) Definisi Pengukuran Diameter Pengukuran diameter pohon adalah mengukur panjang garis antara dua titik pada garis antara dua titik pada garis lingkaran yang melalui titik pusat (Endang, 1990).
b.
Teknik Pengukuran Diameter Pohon
Dalam pengukuran diameter pohon di lapangan, lazim digunakan adalah diameter setinggi dada sebab pengukurannya paling mudah dan mempunyai korelasi yang kuat dengan parameter pohon yang penting lainnya seperti luas bidang dasar dan volume batang pada umumnya. Diameter setinggi dada diukur pada ketinggian batang 1,3 meter dari permukaan tanah (Kadri, 1992). Endang (1990) menyatakan, beberapa standar untuk pengukuran diameter pohon (Switenia macrophylla King) yaitu: 1. Bagi pohon (Switenia macrophylla King) berdiri, diameter diukur pada ketinggian 1,3 meter di atas tanah (diameter setinggi dada/diameter of breast height = dbh). 2. Bagi pohon (Switenia macrophylla King) berdiri yang berbanir, diameter diukur pada ketinggian 20 cm diatas banir. 3. Bagi pohon yang berdiri yang bercabang adalah sebagai berikut: a. Ketinggian cabang di atas 1,3 meter, diukur pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tanah. b. Ketinggian cabang kurang dari 1,3 meter diukur pada ketinggian 1 meter dari cabang dan dianggap 2 pohon. c. Ketinggian cabang tepat/sama 1,3 meter, diukur agak ke bawah dari cabang ± 10 cm. d. Untuk pohon berdiri pada tanah miring, diameter diukur pada ketinggian 1,3 dari bagian tana h miring yang atas.
e. Bagi pohon menggembung pada ketinggian 1,3 meter, diukur pada ketinggian 10 – 20 cm di atas bagian tepi yang menggembung. f. Untuk pohon miring, diameter diukur pada ketinggian 1,3 meter searah miring pohon. (Switenia macrophylla King)
F. Pengukuran Tinggi Ada dua besaran yang perlu diperhatikan dalam konteks pengukuran tinggi yaitu tinggi dan panjang (Suharlan dan Soediono, 1973) untuk dapat membedakannya, maka dicoba memberikan pengertian secara definitif sebagai berikut : a.
Tinggi adalah jarak terpendek antara suatu titik dengan proyeksinya, bidang datar atau horizontal.
b.
Panjang adalah jarak antara dua titik yang diukur menurut atau tidak menurut garis lurus. Sebagai komponen untuk menentukan vo lume kayu, tinggi anakan dibedakan atas beberapa macam notasi :
a.
Tinggi anakan mahoni sebenarnya, yaitu jarak antara titik puncak anakan mahoni (Switenia macrophylla King) yang proyeksinya pada bidang horizontal.
b.
Tinggi lepas dahan atau lepas cabang atau sampai permukaan tajuk, yaitu jarak antara titk lepas cabang atau permulaan tajuk dengan proyeksinya pada bidang datar atau horizontal.
c.
Tinggi batang komersil, yaitu tinggi batang yang saat itu laku di jual dalam perdagangan.
d.
Tinggi tunggak, yaitu tinggi pangkal anakan mahoni (Switenia macrophylla King) yang ditinggalkan pada waktu penebangan, tinggi tunggak ini berkisar antara 30 – 80 cm, tergantung nilai kayu, biaya transportasi dan permintaan.
Menurut Suharlan dan Sudiono ( 1973 ), kesalahan dalam pengukuran tinggi tanaman berdasarkan sumber penyebabnya dapat di bedakan menjadi empat macam, yaitu : a.
Kesalahan alat, sumber utamanya yaitu pada pembagian skala alat, tingkat ketelitian alat dan kedudukan alat pada waktu mengukur.
b.
Kesalahan sipengukur dalam menggunakan alat ukur.
c.
Faktor lingkungan, misalnya pada kondisi fisik lapangan, topografi, cuaca dan lain- lain.
d.
Kesalahan karena keadaan anakannya, misalnya miring.
anakan dalam keadaan
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Pengamatan 1. Lokasi pengamatan Pengamatan ini dilakukan di
areal Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda. 2. Waktu pengamatan Waktu pengamatan ini dilakukan salama 2 bulan dari bulan mei juni yang meliputi orentasi lapangan, pengambilan data dan pengola han data..
B. Alat Dan Bahan 1. Alat a. Kalkulator
: Digunakan untuk menghitung data
b. Parang
: Untuk membersih areal pengamatan
c. Meteran
: Untuk mengukur tinggi anakan
d. Micro califer
: Untuk mengukur diameter anakan
e. Alat tulis menulis
: Unntuk mencatat anakan yang di ukur
2. Bahan Anakan Mahoni ( Swietenia macrophylla King ) yang berumur 1 (satu) tahun dengan jarak tanam 5 m x 5 m.
C. Prosedur Pengamatan Untuk mencapai tujuan yang di inginkan maka langkah pengamatan dilakukan sebagai berikut : 1. Studi pustaka Studi pustaka yang dilakukan adalah dengan mencari litratur – litratur yang berhubungan dengan materi yang diamati 2. Orentasi lapangan Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi tentang lokasi anakan mahoni yang diamati, dengan jarak tanam 5m x 5m.dan disekitar lokasi pengamatan terdapat tanaman yang lain sepertinya Acacia (Acacia Mangium), Gmelina (Gmelina arborea) 3. Pengumpulan data Dalam pengumpulan data kegiatan yang harus dilakukan adalah : a. Memberi nomor urut tiap anakan yang di ukur, dan melakukan penadataan tiap anakan mahoni
(Swietenia Macrophylla King) yang
diukur diameter dan tinggi nya. b. Pengukur diameter dilakukan 10 cm, dari atas permukaan tanah dengan mengunakan alat Mikro Kalifer. c. Pengukuran tinggi dilakukan dari atas dasar tanah sampai ke ujung pucuk anakan mahoni dengan mengunakan meteran. 4. Pengolahan data
Hasil pengumpulan data lapangan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Rata-rata Hitung: X =
?
fx n
Keterangan X
: Rata-rata (diameter atau tinggi)
? fx : Jumlah dari X (diameter atau tinggi) n
: Jumlah anakan mahoni (Swietenia macrophylla King)
2. Standar Deviation (Simpang Baku) Standar deviation (Simpang Baku) merupakan suatu nilai untuk mengetahui penyimpangan nilai- nilai individu terhadap rata-rata diameter dan tinggi anakan mahoni (Swietena macrophylla King). Dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
(? fx) ?
2
Sd =
? fx
2
n
n -1
Keterangan Sd
: Standar Deviation (Simpang baku)
?
: Jumlah Nilai Individu
? fX2
: Jumlah kuadrat Individu
n
: Jumlah anakan mahoni (Swietenia macrophylla King)
3. Coefficient of Variation (Koefisien Varisai) Mengingat
ukuran
dispresi
absolut
mudah
menimbulkan
kekaburan, maka sering digunakan ukuran dispresi relatif. Diantara berbagai macam ukuran dispresi relatif yang terkenal ialah yang bernama koefisien Variasi (Coefficient of Variation), yaitu presentasi standar deviation terhadap nilai rata-rata X (diameter/tinggi) dan klasifikasi dari koefisien variasi ialah sebagai berikut: Rumus : C.V=
Sd X 100% x
Keterangan : C.V
= Coefficient Of Variation (Koefisien Variasi)
Sd
= standar Devation (Simpang Baku)
X
= Rata-rata C.V = 0 – 10% ( Kecil/seragam) C.V = 10 – 20% ( Besar) C.V = > 30% ( Sangat besar)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Hasil pengukuran diameter tanaman mahoni pada mur satu tahun Diareal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang telah diklasifikasi dengan interval 1 mm didapat hasil sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Diameter Tanaman Mahoni Umur 1.Tahun Kelas Batas Atas 1,5 2,5 3,5 4,5 5,5 6,5
Nilai Tengah
Batas Bawah 2,49 3,49 4,49 5,49 6,49 7,49 Jumlah
Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata
Frekuensi fx
(x) 2 3 4 5 6 7
x^2
fx^2
(f) 7 38 57 16 17 6 141
14 114 228 80 102 42 580
4 9 16 25 36 49 139
28 342 912 400 612 294 2588
2,0 mm 7,6 mm ? fx 580 x? = = 4.113475 mm n 141
(? fx) ?
2
Simpangan Baku
Sd =
? fx
2
n
=
202.1844 = 1.201738 mm 140
n -1 s 1.201738 Koefisien Variasi Cv = ? 100% = ? 100% = 29.21% x 4.113475
Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan seperti pada Tabel 1. tersebut dapat dituangkan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. 60
Frekuensi
50 40 30 20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Kelas Diameter
Gambar 1.Grafik Distribusi Diameter Anakan Mahoni Umr 1 Satu Tahun.
Sedangkan hasil pengukuran tinggi yang telah diklasifikasikan dengan interval 10 cm didapat hasil sebagai berikut : Tabel 2. Distribusi Tinggi Anakan Mahoni umur satu tahun Kelas Batas Atas 25 35 45 55 65 75 85
Batas Bawah 34,99 44,99 54,99 64,99 74,99 84,99 94,99 Jumlah
Nilai Tengah (x) 30 40 50 60 70 80 90
Frekuensi fx
x^2
270 2120 2150 1380 770 80 90 6860
900 1600 2500 3600 4900 6400 8100 28000
fx^2
(f) 9 53 43 23 11 1 1 141
8100 84800 107500 82800 53900 6400 8100 351600
Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata
32 cm 84 cm ? fx 6860 x? = = 48.65248 cm n 141
(? fx) ?
2
Simpangan Baku Koefisien Variasi
Sd = Cv =
? fx
2
n
n -1
=
2127.4569 = 11.28968 cm 140
11.28968. s ? 100% = 23.20% ? 100% = 48.65248 x
Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan seperti pada Tabel …. tersebut dapat dituangkan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
60
Frekuensi
50 40 30 20 10 0 0
20
40
60
Kelas Tinggi (cm)
Gambar 2.Grafik Distribusi Tinggi Tanaman Mahoni
80
100
B. Pembahasan Hasil pengukuran Anakan Mahoni (Swietenia macrophylla King) di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda menunjukan diameter bahwa diameter terbesr 7,6 mm, dan diameter terkecil 2,0 mm, dengan rata-rata 4,37 mm, dan standar deviation 1,32 mm
dan koefisien variasi 30,27 %. Sedangkan
hasil
pengukuran tingginya diketahui bahwa, tanaman mahoni tertinggi adalah 84 cm dan tanaman terendah 32 cm dengan nilai rata-rata sebesar 47,38cm, standar deviatiom 10,05 cm dan koefisien variasi 21,20 % Dengan memperhatikan koefisien variasinya dapat diketahui bahwa rata-rata tanaman Mahoni di areal Politeknik Pertanian Negeri, untuk diameter dan tingginya serta riapnya mempunyai variasi yang besar yaitu antara 20 – 30 % sesuai dengan pendapat Becking (1981). Suatu nilai dari koefisien variasi dapat dijadikan indikator dalam perlakuan silvikultur. Dengan memperhatikan koefisien variasinya tanaman Mahoni di areal Politeknik Pertanian Negeri, untuk diameter, tinggi dan riapnya yang mempunyai variasi
yang
besar
maka
diperlukan
tindakan-tindakan silvikultur agar
pertumbuhan anakan lebih seragam antara lain pemeliharaan baik pemupukan, pendangiran, pembebasan dari gulma dan pemangkasan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di areal Polikteknk Pertanian Negeri Samarinda dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Rata-rata pertumbuhan diameter anakan mahoni (Switenia macrophylla King) sebesar 4,39 mm dengan simpangan baku 1,32 mm.serta koefesien variasi 30.27 % 2. Rata-rata pertumbuhan tinggi anakan mahoni (Switenia macrophylla King) sebesar 47,38 cm dengan simpangan baku 10.05 cm. dan koefisien variasi 21.20 %.
B. Saran 1. Dengan melihat kondisi anakan Mahoni (Switenia macrophylla King) di lapangan, maka diperlukan kegiatan-kegiatan pemeliharan dan perawatan. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mahoni (Switenia macrophylla King).
DAFTAR PUSTAKA
ANONIM. 1980. Pedoman Pembuatan Tanaman.Direktorat Jendral.Kehutanan Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. ANONIM.1982. Silvukultur Khusus Depertemen Pertanian .Direktorat Jendral Kehutan. Jakarta. ANONIM. 1986. Dasar Umum Ilmu Kehutanan Buku II. Kegiatan Dalam Bidang Kehutanan Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur.Jakarta. ARDIKOESOEMA. Dan DILMY. 1956. Pengaman Balai Penyelidikan Kehutanan Tentang Jenis - Jenis Kayu Mahoni atau Mahagoni Teristimewa Keluarga Khaya.Balai Kehutanan. Bogor. BERATAWINATA, A. A,1987. Beberapa Contoh Pohon – Pohon Tanaman Industri Cepet Tumbuh,Univarisitas Mulawarman Samarinda. BECKING, W. R. 1981.Manual Of Forest Inuventury Part Two. DJIUN.H. 1957. Diktat Silvikultur Khusus,Pusat Pendidikan Cepu.Cepu. DAATMAJDJA, OH. M. 1985 Mata Kuliah Tanaman Hutan Semester II dan III. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan tinggi Universitas Pajajaran. Bandung. DIPODININGRAT, B. S. 1985. Manejemen hutan. Organisasi dan tata laksana Pengusahaan. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan. Univarisitas Gajah Mada. ENDANG.at. al.1990. Menajemen Hutan. Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Univarisitas Padjajaran.Bandung. SUHARLAN. A. Dan SOETRISNO, K. 1996. Diktat Silvika Bahan Kuliah Fakultas Kehutanan Univerisitas Mulawarman.Samarinda. SHOEDINO, 1973. Ilmu Ukur Kayu.Lembaga Hutan Bogor.Bogor.
SAMINGAN, 1982. Dendrologi Diterbitkan Bagian Kerja Sama Dengan Bagian Ekologi Fakultas Institut Pertanian Bogor.Bogor. SOETRISNO, K. 1996. Diktat Silvika Bahan Kuliah Fakultas Kehutanan Univarisitas Mulawarman Samarinda. SOEKOTJO, W. 1976. Diktat Silvika Pusat Pendidikan Cepu.Direksi Perum Perhutani.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Diameter dan Tinggi Tanaman Mahoni .No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Tinggi (cm) 68 48 52 48 36 41 46 64 63 66 52 62 50 59 60 64 50 53 64 84 65 45 45 44 38 37 39 44 35 35 48 43 46 40 47 68 40 77 48 52
Diameter (mm) 7,5 4,3 4,0 4,6 4,3 5,0 4,2 6,3 6,0 6,4 5,0 5,8 4,9 4,0 6,5 7,0 4,1 3,5 4,8 7,6 6,6 4,0 4,3 4,7 3,2 2,6 3,3 4,0 3,5 3,6 4,0 3,9 4,0 4,2 4,3 6,0 4,5 6,5 4,0 5,0
No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Tinggi (cm) 51 40 35 37 51 36 40 36 45 50 40 40 34 33 47 35 40 38 45 40 43 48 50 37 40 48 50 55 45 35 45 40 47 45 54 52 62 48 47 54
Diameter (mm) 4,8 3,8 2,9 3,2 4,0 3,0 4,3 3,6 4,2 5,1 3,3 3,4 4,6 2,3 4,1 2,4 4,0 3,3 4,5 4,0 4,5 4,0 5,3 2,3 3,7 4,3 5,6 4,6 4,8 3,2 3,9 4,5 4,8 3,4 4,5 5,6 6,0 4,0 4,3 5,0
Sambungan
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Tinggi (cm) 48 43 39 48 62 43 37 34 50 56 43 45 41 43 37 38 42 44 48 40 50
102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
63 39 38 37 42 45 33 44 41 63 44 38 44 34 36 37 48 53 38
No
Diameter (mm) 3,0 3,2 2,4 4,0 6,3 3,7 3,5 3.0 5,3 6,4 2,6 4,5 3,8 3,9 4,0 3,7 4,0 4,6 4,9 3,8 5,0 6,8 3,2 2,4 2,0 4,2 4,6 3,1 4,0 5,2 6,3 2,8 2,4 4,3 3,2 3,8 3,0 4,5 4,8 3,9
No 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141
Tinggi (cm) 40 43 58 52 33 37 60 62 53 70 38 48 32 40 46 47 60 62 70 42 36
Diameter (mm) 4,0 4,4 6,0 4,7 2,3 2,0 5,5 6,5 5,0 6,8 3,0 4,0 3,2 4,1 4,2 4,3 6,5 6,4 6,5 4,2 2,1
Lampiran 2. Deskripsi data diameter dan Tinggi Anakan Mahoni Tinggi Mean Standard Error Median Mode Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Sum Count Confidence Level(95,0%)
46.8156 0.8491 45 40 10.0829 101.6658 52 32 84 6601 141 1.6788
Diameter Mean Standard Error Median Mode Standard Deviation Sample Variance Range Minimum Maximum Sum Count Confidence Level(95,0%)
4.3326 0.1021 4.2 4 1.2124 1.4699 5.6 2 7.6 610.9 141 0.2019