Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
BAB II II.1.
STUDI PUSTAKA
Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Arsitektur bangunan yang akan dirancang diharapkan adaptatif terhadap perkembangan arsitektur kedepan. Desain Tata Ruang Dalam mencerminkan efisiensi penggunaan ruang, fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan, desain yang terintegrasi dengan sistem struktur, mekanikal dan elektrikal serta perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien bagi sebuah bangunan rumah sakit, serta berorientasi pada kenyamanan pasien. Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. Taksiran biaya pembangunannya masih dalam koridor yang wajar. Spesifikasi teknisnya diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan diutamakan menggunakan kandungan lokal yang paling optimal. Keseimbangan antara pertimbangan ekonomis dengan kualitas yang wajar (reasonable). Optimum Reliability dengan memperhatikan durable design details, praktis dan mudah dalam pemeliharaan. Bangunan yang akan dirancang harus mempertimbangan aspek iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas. Bangunan rumah sakit ini harus memenuhi konsep bangunan gedung hijau/green building sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau serta penilaian dari GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold. Mengadopsi prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture), antara lain: 1)
Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan;
2)
Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungan dan manusia, dengan menyediakan konsep sistem pengelolaan dan pengolahan limbah dari bangunan;
3)
Kenyamanan termal dan visual di dalam bangunan harus terpenuhi sesuai peraturan atau standar nasional yang berlaku;
4)
Rancangan bangunan tidak meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam bangunan;
5)
Memperhatikan orientasi (hadapan) bangunan, penempatan dinding yang dapat menyerap panas berlebih secara proporsional
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|5
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
6)
Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertikal bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan (heat island effect);
7)
Mempertimbangkan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman dan teduh terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta meminimalisir perkerasan dalam site dan memberikan peneduh yang cukup pada permukaan tanah yang membutuhkan perkerasan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasannya perancangan bangunan rumah sakit pendidikan yang berada di Bekasi, Jawa Barat harus mengedepankan konsep bangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Berdasarkan standar bangunan rumah sakit pendidikan yang mengadaptasi lingkungan sekitar dan adaptif terhadap masa yang akan datang. II.2.
Studi Pustaka
Gambar 1 Studi Pustaka
II.2.1. Rumah Sakit Pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 159b tahun 1988 tentang Rumah Sakit, telah diterangkan pengertian rumah sakit sebagai berikut: a.
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub-spesialistik.
b.
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakanpelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
c.
Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit umum yang dipergunakan untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2 ,S3.
Dalam perkembangannya, penetapan suatu Rumah Sakit Umum menjadi Rumah Sakit Pendidikan memiliki ketentuan tersendiri sesuai dengan keberadaan dan kepemilikan aset rumah sakit itu sendiri. Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 159b tahun 1988 telah ditentukan cara penetapan rumah sakit pendidikan, yaitu: TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|6
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
a.
Rumah sakit pendidikan harus ditetapkan bersama oleh Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
dan menteri dari
instansi
yang
memiliki dan
menyelenggarakan rumah sakit tersebut. b.
Rumah sakit pendidikan milik pemerintah daerah ditetapkan bersama oleh Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri.
c.
Rumah sakit swasta yang dipergunakan untuk pendidikan tenaga medik harus lebih dahulu mendapat ijin dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Untuk klasifikasi rumah sakit umum di Indonesia mengacu pada Pasal 13 Peratuturan Menteri Kesehatan nomor 159b tahun 1988 yang membedakan kelas rumah sakit menjadi: a)
Kelas A, mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik luas.
b)
Kelas BII, mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas.
c)
Kelas BI, mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurangkurangnya 11 jenis speasialistik.
d)
Kelas C, mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar lengkap.
e)
Kelas D, mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
II.2.2. Klasifikasi Rumah Sakit Karakteristik rumah sakit merupakan sifat khusus dalam industri kesehatan yang tidak dimiliki oleh industri-industri lainnya. Karateristik industri rumah sakit pendidikan merupakan hal yang harus dipahami sebelum membuat perencanaan sebuah bangunan rumah sakit pendidikan.Bangunan Rumah Sakit Pendidikan dibangun berdasarkan sifat atau karakter dari industri Rumah Sakit itu sendiri. Berikut karakteristik Rumah Sakit: a)
Rumah Sakit Kelas A Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang bersifat spealistik dan subspealistik luas. Mempunyai kepasitas tempat tidur lebih dari 1000 buah dan merupakan rumah sakit rujukan tertinggi.
b)
Rumah Sakit Kelas B
Rumah Sakit Kelas B (pendidikan) Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang-kuranganya 11 spesialistik dan subspesialistik luas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 500-1000 buah. Rumah sakit ini biasa terdapat di ibukota provinsi.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|7
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Rumah Sakit Kelas B (non pendidikan) Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang-kuranganya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 300-500 buah.
c)
Rumah Sakit Kelas C Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan layanan medik spesialis sekurang kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 100-300 buah.
d)
Rumah Sakit Kelas D Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis sekurang kurangnya pelayan dasar. Mempunyai kapasitas tempat tidur ± 100 buah.
II.2.3. Rumah Sakit Pendidikan Rumah sakit Pendidikan (Teaching Hospital) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan untuk pendidikan Kedokteran, yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi sebagai pendidikan praktik untuk mahasiswa Kedokteran, “internsip” dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (“Universiti Hospital”). Medline, 1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa Kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis. Rumah Sakit Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari Rumah Sakit non Pendidikan terutama meliputi: a.
Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti.
b.
Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.
c.
Teknologi Kedokteran yang bertepatguna.
d.
Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama.
e.
Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik.
f.
Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.
II.2.4. Tujuan Penepatan Standar Rumah Sakit Pendidikan Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan.
2.
Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi Kedokteran.
3.
Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetauan dan Teknologi Profesi Kedokteran di RS Pendidikan.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|8
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
II.2.5. Klasifikasi Dan Pelayanan Rumah Sakit Pendidikan Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Sesuai dengan pelayanan yang diberikan maka rumah sakit dapat di bagi menjadi rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan rumah sakit pendidikan. Rumah
Sakit
Pendidikan
merupakan
tujuan
peningkatan
jumlah
peserta
didik,
pengembangan kapasitas, keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan Variasi kasus di RS pendidikan utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas. Konsep dasarnya adalah tiap institusi Pendidikan Kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu sebagai wahana klinik peserta didiknya. Rumah Sakit khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya. Berdasarkan hal tersebut maka disusun Standar Kelas Rumah Sakit Pendidikan menjadi:
Standar Rumah Sakit Pendidikan Kelas Utama
Standar Rumah Sakit Pendidikan Kelas Afiliasi (Eksilensi)
Standar Rumah Sakit Pendidikan Kelas Satelit
II.2.6. Sumber Dan Standar Fasilitas Pendukung Rumah Sakit Pendidikan Kelas Satelit
Jumlah kamar dan ukuran ruang
Poliklinik dan ukuran Ruang Kriteria :
Lobby
Wards
OPD(AC)
Operating Theatre(AC)
ICU(AC)
Delivery Suite(AC)
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Educational (AC)
Accident & Emergency(AC)
Imaging (AC)
Pharmacy (retail) (AC)
Back Office
Doctor's Lounge
Services, Utilities
Mortuary.
II.2.7. Tabel Standar Fasilitas Pendukung Rumus Tabel 1 Tabel Standar Fasilitas Pendukung Rumus No
Teaching Hospital
No
RSCM
No
SHLV
1
Main Lobby
1
Poliklinik
1
MR
2
OPD
2
Pelayanan Obstetri
2
HRD
3
AE
3
Pelayanan Anak
3
QA
4
Imaging/Radiologi
4
4
Infection Control
5
Pharmacy
5
ICCU
5
T&E
6
Education Room
6
Pelayanan Bedah
6
7
Back Office
7
Pelayanan Mata
7
Laboratorium
8
Doctors Lounge
8
Pelayanan THT
8
Gizi
9
OT
9
9
Housekeeping
10
ICU
10
Pelayanan Gigi & Mulut
10
Maintenance
11
Delivery
11
Pelayanan Syaraf
11
Farmasi
12
Maternity Wards
12
Pelayanan Jiwa
12
MMD
13
Day Care
13
AE
13
Security
14
Wards
14
OT
14
Kantin
15
Mortuary
15
ICU
15
Koperasi
16
Services Utilities
16
Rawat Inap
16
AE
17
Pelayanan Anastesi
17
CS
18
Laboratorium
18
OPD
19
Radiologi
19
Radiologi
20
Rehab Medik
20
Dialisis
TRI PRASETIYO 41211120035
Pelayanan penyakit dalam
Pelayanan Kulit & Kelamin
Finance & Accounting
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
No
Teaching Hospital
No
RSCM
No
SHLV
21
Keterapian Fisik
21
Cath Lab
22
Farmasi
22
ICCU
23
Gizi
23
High Care
24
CSSD
24
ICU
25
Rekam Medis
25
OT
26
Service-Utilities
26
LDS
27
ODC
28
CSSD
29
IT
30
Rehab Medik
31
Marketing
32
Management
33
DPM
34
MCU
35
Keperawatan/ADON
36
Bangsal
37
Ballroom
38
Endoscopy
39
RMO
40
NICU
II.2.8. Ketentuan Standar Fasilitas yang Dikeluarkan dari Kementerian Kesehatan untuk Teaching Hospital Kelas Satelit Tabel 2 Standar Fasilitas yang Dikeluarkan dari Kementerian Kesehatan untuk Teaching Hospital Kelas Satelit No
Jenis Ruangan
Jumlah Unit
Ukuran Ruangan
Satuan
1
Rawat jalan/Poliklinik
20 unit
3x3,5
m²
2
Rawat inap
96 Bed
2,5x2,7
m²
3
UGD/AE
1 unit (4 bed)
7,5x18
m²
4
Kamar Oprasi
3 unit
6,5x6,5
m²
5
DPM
1 unit
2,7x3
m²
6
Radiologi
1 unit
8,5x13
m²
7
Laboratorium
1 unit
7,5x6,5
m²
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
No
Jenis Ruangan
Jumlah Unit
Ukuran Ruangan
Satuan
8
Sterilisasi
1 unit
6,5x7,5
m²
9
Farmasi
1 unit
3,5x9,5
m²
10
Ruang Pendidikan dan Pelatihan/T&E
1 unit
8,5x9,5
m²
11
Office & administrasi
1 unit
9x9
m²
12
Ibadah
1 unit
2,9x7,5
m²
13
Ruang Tunggu
1 unit
6,5x6,5
m²
14
Ruang Penyuluhan
1 unit
4,8x5
m²
15
Ruang Menyusui
1 unit
1,5x2
m²
16
Mekanik
1 unit
3,5x9,5
m²
17
Dapur
1 unit
3x3,8
m²
18
Laundry
1 unit
4,5x7,5
m²
19
Kamar Jenazah
1 unit
3x4
m²
20
Taman
1 area
145
m²
21
Pengolahan sampah
1 unit
4x5
m²
22
Parkir
9 lots
2,7x4
m²
23
Instalasi air
1 unit
7,5x7,5
m²
24
Instalasi mekanikal dan Elektrikal
1 unit
3,5x9,5
m²
25
Instalasi gas medik
1 unit
5x9,5
m²
26
Instalasi gas uap
1 unit
7,6x7,6
m²
27
Instalasi pengolahan limbah
1 unit
4x4,5
m²
28
Pencegahan penanggulangan kebakaran
1 unit
3,5x8
m²
29
Petunjuk standar dan sarana evakuasi
1 unit
3,5x8
m²
30
Instalasi tata udara
1 unit
3,8x9,5
m²
31
Sistim informasi dan komunikasi
1 unit
3x4
m²
32
Ambulans
1 unit
3x5
m²
33
ICU
1 unit
2,5x2,7
m²
34
Isolasi
1 unit
2,5x2,7
m²
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
II.3.
Studi Banding
Berikut terdapat 2 studi kasus rumah sakit pendidikan: Tabel 3 Studi Kasus Rumah Sakit Pendidikan
PEMBANDING
RS Bundang Seoul National University Hospital
RS Universitas Lampung
Masa Bangunan: Bangunan:
Fungtional Planning : Zona
Sirkulasi
TRI PRASETIYO 41211120035
Menjadikan zona-zona dalam satu Bangunan dan menyesuaikan fungsi masingmasing.
Membedakan 4 masa bangunan terhadap masing-masing zona dengannya.
Zona dropoff yang cukup panjang untuk loading te lah dirancang nyaman, dan bentuk melengkung direncanakan untuk membentuk koneksi ke lobi gedung utama ini lobi bangunan baru
Sirkulasi Mobil ke drop-off berdekatan dengan Lobi utama. lalu menghungkan antar ruang.
KESIMPULAN
KETERANGAN
Bangunan RS Bundang Seoul membentuk lengkung dengan menyesuaikan bentuk tapak, sedangkan RS Lampung membentuk bangunan 3 masa.
Bentuk bangunan menyesuaikan tapak untuk mempermudah dalam sirkulasi jalur pejalan kaki dan mobil. Dan standar sirkulasi.
Karena zona juga disesuaikan dengan mempertimbang kan hubungan antar zona dari fungsi masingmasing ruangan.
Sirkulasi Manusia / Barang. Flow Organization, Activity Zoning, Level Changes, Understanding of Fungtional
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
PEMBANDING
Parkir
Penunjang Medis: Akses Pencapaian
Area Fasilitas
Area Fasilitas Penunjang Medis
Area Fasilitas Penunjang NonMedis Administrasi
TRI PRASETIYO 41211120035
RS Bundang Seoul National University Hospital terhubung ke ruang pintu masuk bangunan utama. Mobil di basement gedung dan di dapan gedung
Lift (pasien, pengunjung, barang), Ramp pasien, Tangga Spesialis Bedah, Penyakit Dalam (Ginjal Jantung, Syaraf dan Reproduksi) anak Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Supartive, R. Jenazah Gas medis PompaTrafo Reatil Administrasi, lab riset Publikasi Akademik Pengelola
RS Universitas Lampung
KESIMPULAN
Parkir di sekeliling masa bangunan.
Desain parkir disesuaikan dengan kebutuhan gedung parkir dapat menjadi arternatif untuk mengurangi perkerasan lahan
Lift (pasien, pengunjung, barang) Ramp pasien, Tangga Spesialis Bedah, Penyakit Dalam(Ginjal Jantung, Syaraf dan Reproduksi) anak Radiologi , Laboratorium, Farmasi, Supartive, R. Jenazah Gas medis PompaTrafo Reatil Administrasi, lab riset Publikasi Akademik Pengelola
Lift Untuk pasien Pengunjung dan barang
Fasilitas tergantung pada jenis rumah sakit pada golongan tertentu
KETERANGAN
Akses kedalam & keluar tapak, jalur kendaraan, drop-off parkir pedestrian landscaping, tanggapan
Sirkulasi Manusia / Barang. Flow Organization, Activity Zoning, Level Changes, Understanding of Fungtional
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
II.3.1. Studi Kasus Rumah Sakit, Bundang Seoul National University Hospital
Gambar 2 Tampak Atas, Bundang Seoul National University Hospital Architect
: JUNGLIM Architecture
Lokasi
: Bundang-gu, Seongnam-si, Gyeonggi-do, South Korea
Area
: 57048.0 sqm
Seoul National University Bundang Hospital (분당 서울대병원) terletak di Gumi-dong, Bundang, Seongnam, Gyeonggi-do, Korea Selatan sejak 10 Mei 2003. Bundang Seoul National University Hospital terletak di daerah metropolitan dengan permintaan tinggi dari pemerintah untuk layanan medis warga setempat. Rumah sakit ini berlingkungan alam yang berdekatan dengan Gunung Bulgok dan Tancheon.
Gambar 3 Tampak Depan, Bundang Seoul National University Hospital Seoul National University Bundang Hospital, memiliki 6 departemen; the Geriatric Medicine Center, Cardiovascular Center, Clinical Neuroscience Center, Respiratory Center, Joint disease and Reconstruction Center, the Health Promotion Center, dan 23 departement ainnya seperti Internal Medicine, Surgery, Chest Surgery, Neurosurgery, Orthopaedics, Plastic Surgery, Obstetrics and Gynaecology, dan Pediatrics. Ada juga departemen kecelakaan dan darurat.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Gambar 4 Tampak Samping, Bundang Seoul National University Hospital Gedung baru rumah sakit ini terletak di lereng sebelah kanan dari pintu masuk. Jika tata letak menyebabkan ketidaknyamanan, itu akan mengakibatkan batasan dasar yang tidak bisa diatasi meskipun bangunan memiliki arah yang baik atau kondisi lain. Gedung baru Bundang Seoul National University Hospital dimulai dari premis bahwa hubungan dengan bangunan yang ada akan mengatur dan isu lingkungan barat akan diselesaikan. Zona transisi luar ruangan lantai bawah untuk gedung baru terus memiliki feel keseluruhan kesatuan dengan bentuk gambar yang terhubung dengan bangunan utama. Untuk lobi baru, zona drop-off yang cukup panjang untuk loading telah dirancang nyaman, dan bentuk melengkung direncanakan untuk membentuk koneksi ke lobi gedung utama ini.
Gambar 5 Zona Transisi Luar, Bundang Seoul National University Hospital Untuk bagian terbawah, panel kaca dan terakota digunakan sebagai bahan eksterior utama. Terakota bahan finishing, sebagai bahan tanah liat seperti batu bata, menciptakan citra hangat dan eco rumah sakit dan membuat kontras yang tepat dan keseimbangan ketajaman dari kaca. Secara khusus, pola tiga dimensi yang menggunakan panel terakota dan kayu diperluas ke bangunan utama dari bangunan baru. Mereka bekerja untuk menggabungkan dua bangunan.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Gambar 6 Eksterior Utama, Bundang Seoul National University Hospital Bangsal lantai atas harus memiliki gambar lanjutan dari masa and express rumah sakit baru. Namun, karena ditempatkan di pintu masuk, kemungkinan akan menghambat representasi bangunan utama. Oleh karena itu, kami merancang kembali secara bertahap dengan garis pendekatan untuk meminimalkan gangguan visual bangunan utama. Kami juga membuat tata letak di sepanjang aliran zona transisi luar ruangan dan mencoba untuk menjaga independensi masing-masing sebesar memisahkan dari bangsal bangunan utama ini.
Gambar 7 Bangsal Lantai Atas, Bundang Seoul National University Hospital
Gambar 8 Sistem Fasad Double Skin, Bundang Seoul National University Hospital Sistem fasad double skin diterapkan di depan bangsal ini yang mana merupakan pertama di antara rumah sakit di Korea. Karena sistem fasad ganda dilengkapi dengan layar gulungan motor-driven eksternal yang terpisah, dapat meminimalkan silau dan kerusakan yang disebabkan oleh radiasi matahari langsung. TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Melalui kontrol individu di kamar pasien dan layar multi-warna, dapat dimanfaatkan sebagai elemen desain baru, memberikan perubahan beragam dan kejelasan ke dinding tirai. Juga, fungsi kontrol suhu ruang antara dinding luar dan fasad kulit ganda mengurangi beban sistem, yang menghasilkan pengurangan konsumsi energi. Karena kekhawatiran tentang infeksi silang dari kamar pasien dan pembatasan biaya konstruksi, maka dimanfaatkan fungsi alam ventilasi sistem fasad kulit ganda. Kamar pasien dilengkapi dengan lubang-alami yang diproyeksikan oleh sistem jendela yang memiliki beberapa fungsi dari sistem fasad kulit ganda, sehingga membentuk fasad yang unik dan khas. Sebagai aliran udara yang terus dipertahankan melalui sistem tersebut, rumah sakit dapat menghasilkan lingkungan ruang menyenangkan dan menyegarkan. Kamar pasien di depan dan belakang bangunan baru memiliki lingkungan penyembuhan optimal. Halaman belakang bangunan baru menghadapi Gunung Bulgok. Gedung baru memiliki ruang terbuka yang cukup dan selaras dengan lingkungan sekitarnya melalui penciptaan gambar alam dan membuat lingkungan penyembuhan eco yang terkandung di alam. Ruang parkir diperluas dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasi dan memaksimalkan
efek
dari
perpanjangan
sistem
sirkulasi
ini,
secara
fisik
tidak
meningkatkan parking space tersebut. Kemudia pintu masuk kendaraan dan zona menunggu taksi ditambahkan.
Gambar 9 Lobi Bangunan, Bundang Seoul National University Hospital Lobi bangunan baru terhubung ke ruang pintu masuk bangunan utama. Tujuan arsitektur membangun bagian terendah bangunan adalah untuk menata kembali dua bangunan di salah satu rumah sakit melalui menghubungkan mereka. Kemudian, tujuan tersebut juga dinyatakan dalam lobi, dan ruang internal di perpanjang ke arah bangunan dengan bentuk melengkung panjang.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Gambar 10 Struktur Bangunan, Bundang Seoul National University Hospital II.3.2. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung Nama Proyek
: Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung
Principal Architect
: Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch
Project Architect
: Mario Andreti, ST
Architecture Firm
: PT. Global Rancang Selaras bekerjasama dengan PT Patroon Arsindo
Owner
: Universitas Lampung
Lokasi
: Jalan Pagar Alam, Bandar Lampung, Indonesia
Status
: Underconstruction
Luas Lahan
: 65.000 m2
Luas Bangunan
: 36.888 m2
Desain
: 2010
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Gambar 11 Tampak Depan, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung (RSP Unila), direncanakan berada pada kawasan Universitas Lampung. Dengan lokasi yang strategis berada tepat dipinggir jalan Pagar Alam, memudahkan akses menuju rumah sakit ini. RSP Unila ini adalah RS Tipe B yang dilengkapi dengan fasilitas pendidikan untuk para calon dokter. Memiliki kapasitas 240 tempat tidur, dan fasilitas medik lainnya yang lengkap, diharapkan RSP Unila ini nantinya akan meningkatkan mutu layanan kesehatan di wilayah Bandar Lampung dan sekitarnya. Dimana dari hasil studi kelayakan didapatkan fakta bahwa rasio kapasitas tempat tidur rumah sakit dan jumlah masyarakat yang ada di Lampung masih sangat kurang.
Gambar 12 Struktur Bangunan, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung Pembangunan RSP Unila merupakan langkah pengembangan yang dilakukan oleh Universitas Lampung yang memiliki fakultas Kedokteran sebagai salah satu unggulannya. Dimana jika merujuk pada Standar Pendidikan Kedokteran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, terdapat aturan terkait pelaksanaan pendidikan pada fakultas kedokteran, yaitu: 1. Pendidikan bagi calon dokter dan dokter gigi harus dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan 2. Fakultas Kedokteran harus memiliki Rumah Sakit Pendidikan
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Gambar 13 Struktur Bangunan, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung
Bangunan RSP Unila ini terdiri dari 6 gedung utama, dimana 3 gedung 4 lantai didepan berfungsi
sebagai
fasilitas
layanan
kesehatan,
antara
lain
Instalasi
Gawat
Darurat, Poliklinik, Instalasi Rawat Inap, Radiologi, Intensive Care Unit (ICU), Bedah sentral (Operating
Theatre), Ruang
Bersalin, Laboratorium, Farmasi,
dan
fasilitas
lainnya.
Sementara 3 gedung 4 lantai dibelakang berfungsi sebagai fasilitas pendidikan bagi para mahasiswa dan dosen fakultas kedokteran Unila, terdiri dari fungsi ruang kelas, ruang riset, lab-skill, auditorium, dan kantor bagi staf pengajar fakultas kedokteran.
Gambar 14 Tampak Samping, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung Keunggulan desain dari bangunan RSP Unila ini adalah pemanfaat lahan pengembangan yang luas, menjadi masa-masa bangunan yang tersusun baik, dengan connecting berupa selasar dan jembatan disetiap lantai. Sehingga sirkulasi penggunan gedung akan dapat berjalan baik dan efisien karena zonasi juga disesuaikan dengan mempertimbangkan hubungan antar zona dari fungsi masing-masing ruangan. Sebagai contoh, kedekatan fungsi antara zona ruang bedah dan ICU, sehingga dibuat berada dalam satu lantai bersebelahan. Selain itu peletakkan fungsi didalam masing-masing gedung juga disesuaikan dengan rencana pembangunan yang bertahap, sehingga pembangunan gedung ditahap akhir tidak mengganggu aktifitas di gedung yang sudah dibangun ditahap awal.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
Gambar 15 Denah, Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung II.3.2. Penjelasan Tema Green building saat ini merupakan isu yang sangat hangat di perbincangkan mengingat semakin pesatnya pembangunan yang ada di Indonesia dan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Green Building juga merupakan salah satu komponen dalam mendukung pembangunan rendah karbon yakni melalui kebijakan dan program peningkatan efisiensi energi, air dan material bangunan serta peningkatan penggunaan teknologi rendah karbon (Yuwono, 2012). Seiring dengan perkembangan Green Building di Indonesia, Menteri Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan. Peraturan ini mempertegas peraturan sebelumnya yang telah dikeluarkan pemerintah dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Tujuan utama pelaksanaan Green Building yaitu sebagai bentuk pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dan aspek penting dalam penanganan dampak perubahan iklim. Untuk menggunakan konsep green building tidak perlu mengorbankan kenyamanan dan produktivitas akibat penggunaan materi hemat energi. Dalam perancangan pembangunan rumah sakit dengan tema arsitektur tropis tetapi tetap terdapat unsur green building. TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
II.3.2.1. Prinsip-prinsip Green Architecture 1)
Hemat energi/Conserving energy Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).
2)
Memperhatikan kondisi iklim/Working with climate Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3)
Minimizing new resources Mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang atau penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut
4)
Respect for site Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan yang ada). Merespon keadaan tapak dari bangunan.
5)
Respect for user Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6)
Menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara keseluruhan/Holism Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
II.3.2.2. Sifat-sifat pada bangunan Green Architecture Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik). a.
Sustainable (Berkelanjutan) Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahanperubahan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
b.
Earthfriendly (Ramah lingkungan) Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek-aspek pendukung lainnya. c.
High performance building Bangunan berkonsep green architecture bersifat “High performance building”, Yang dimaksud adalah meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of Nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High Technology Performance). Contohnya: 1)
Penggunaan panel surya (Solarcell) untuk menjadikan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
2)
Penggunaan material-material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksikonstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green architecture.
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan untuk mengurangi efek dari global warming sangat di perlukan bangunan yang ramah lingkungan dan sustainable. Kondisi iklim tropis dapat di manfaatkan untuk suatu pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, Salah satunya dengan adanya penerapan green pada suatu bangunan, sehingga terciptalah bangunan yang low energy dan sustainable.
Gambar 16 Skema Penerapan Green Building II.3.2. 3. Kaitannya Rumah Sakit Dengan Green Arsitektur Menurut Johan (2010), rumah sakit adalah fasilitas untuk pelayanan kesehatan, sebagai sarana tempat penyembuhan bagi orang sakit, sehingga dibutuhkan pula bangunan yang sehat dan ramah lingkungan sebagai fasilitas pendukung, sedangkan green arsitektur adalah konsep bangunan yang berwawasan lingkungan sehat. Konsep Green Hospital saat ini belum ada di Indonesia pedoman Green Hospital masih dalam tahap penyempurnaan, namun beberapa kriteria yang sudah ada seperti dari Green Building Council Indonesia, Kepmenkes No. 1204/Menkes/2004 tentang penyehatan TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
lingkungan rumah sakit, kriteria Proper rumah sakit, standar ISO14001 (sistem manajemen lingkungan), dan beberapa peraturan lain, dapat digunakan sebagai pedoman awal untuk mulai menerapkan program Green Hospital. A. Pencahayaan Pemaksimalan alami dimaksimalkan pada sekeliling bangunan. Pada sekeliling bangunan tidak diaplikasikan sebagai ruang yang fungsional, sekeliling bangunan diaplikasikan sebagai sirkulasi yang terbuka sehingga sirkulasi dapat memasukan cahaya alami maksimal kedalam bangunan. Bukaan pencahayaan maksimal dengan menggunakan material kaca yang mampu mengurangi sinar ultraviolet dan radiasi. Saat memasuki gedung, pengunjung tetap merasakan hawa sejuk dan terang alami dari sinar matahari. Bangunan RS Pendidikan dilengkapi dengan tiga jenis air conditioner (AC) yakni AC Split Wall, AC Central, dan AC VRV. Pemasangan tiga jenis AC tersebut memungkinkan pengguna untuk menyalakan AC sesuai dengan kebutuhan ruangan sehingga penggunaan listrik bisa lebih efisien. B. Penghawaan Jenis bukaan pada bangunan yang digunakan adalah jenis bukaan sliding karena dapat memaksimalkan udara yang masuk dan dapat mengatur penghawaan akan dimasukan ke dalam ruangan atau pun tidak. Pada sisi atas bukaan diberi bukaan dengan pemberian kaca double untuk pertukaran udara panas. Konsep bangunan hemat energi pada rumah sakit menggunakan 2 penghematan yaitu penghematan listrik dan air. Penghematan listrik pada bangunan menggunakan solar panel yang terletak pada sisi utara bangunan dan terletak pada massa tertinggi. Pengadaan solar panel pada bangunan dapat menghemat energy listrik sebesar 20%. C. Transport Konsep sirkulasi pada luar bangunan memberikan memiliki 4 peruntukan sirkulasi. Konsep sirkulasi dalam bangunan di rancang dengan pembagian koridor terpisah antara koridor publik koridor medik dan koridor servis. Pada pembangunan rumah sakit pendidikan tersedia lahan parkir seluas dengan kapasitas kendaraan mobil 140, motor 126, sepeda 50. Terdapat parkir sepeda pada area parkir outdoor dengan kapasitas sebanyak 40 buah. Dan kapasitas parkir sepeda pada basement 2 sebanyak 40 buah. Pedestrian ways dapat diakses menuju jalan utama dan menuju kampus utama. D. Material Material yang digunakan pada bangunan rumah sakit pendidikan adalah material pabrikasi. 1. Cat Cat tembok pada bangunan rumah sakit pendidikan menggunakan cat yang tidak mengandung bahan berbahaya dan telah bersertifikat dan memiliki kadar VOC yang TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Rumah Sakit Pendidikan Green Building
rendah, dengan pemilihan warna cat dengan tingkat penyerapan panas yang rendah, dengan indeks setidaknya kurang dari 0,6. 2. Lantai Konsep lantai pada rumah sakit pendidikan menggunakan lantai vinyl yang diaplikasikan pada setiap lantai rumah sakit. Sedangkan pada lantai ram dan jalan miring diaplikasikan lantai WPC non slip. 3. Plafon Bangunan rumah sakit pendidikan menggunakan plafon yang tidak berpori, kuat dan dapat menyerap bunyi. Plafon yang digunakan dengan jenis gypsum board pada ruang yang tidak berada pada lantai teratas tiap massa. Sedangkan pada ruang yang berada pada lantai tertinggi menggunakan gypsum water resistant. 4. Dinding Pemilihan material dinding diutamakan menggunakan material pabrikasi dan material yang
dapat
mempengaruhi
(dalam
arti
positif)
ke
dalam
bangunan
dan
mengutamakan material yang tidak berbahaya. Material dinding yang diaplikasikan rumah sakit pendidikan menggunakan material dinding dan partisi dengan material batu bata ringan pada dinding utama bangunan. Kaca tempered diaplikasikan pada dinding railing.
TRI PRASETIYO 41211120035
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26