BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan menginginkan perusahaannya berkembang, untuk mengetahui perkembangan aktivitas perusahaan maka pemilik perusahaan sangatlah perlu untuk mengerti kondisi keuangan dari perusahaan tersebut. Kondisi ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang menggambarkan fakta-fakta yang lazim yang digunakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, seperti yang diungkapkan oleh Munawir (2002:19): Laporan keuangan bersifat historis, menyeluruh dan merupakan suatu progress report yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang tercatat, prinsip-prinsip dan anggapan serta konvensi atau kebiasaankebiasaan dalam akuntansi, dan pendapat pribadi (personal judgement). Menurut John Myer dalam bukunya “Financial Statement Analysis”, yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah : Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca / daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 18
Selanjutnya Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (SAK - IAI), memberikan penjelasan mengenai laporan keuangan sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan peruabahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. (IAI : 2002) Perusahaan mempunyai berbagai macam laporan keuangan, dua diantaranya mempunyai peranan sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dan pihak luar (yang ingin bekerja sama), untuk mengevaluasi posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan tersebut. Kedua laporan keuangan itu adalah neraca (balace sheet) dan perkiraan laba/rugi (profit and loss account). Kedua duanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena berfungsi saling melengkapi. Pelaporan keuangan bukanlah merupakan tujuan akhir dari akuntansi keuangan, melainkan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan usaha dan ekonomi. Dengan demikian untuk bisa memanfaatkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perlu dilakukan satu tahap lagi, yaitu analisa atau interpretasi laporan keuangan. Keberadaan laporan keuangan tidak akan banyak membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan perusahaan, jika laporan keuangan itu tidak dianalisis lebih lanjut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 19
Dengan menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Sebagaimana laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan, jika informasi ini disajikan dengan benar maka informasi ini sangat berguna bagi siapa saja untuk menentukan keputusan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
B.
Tujuan Laporan Keuangan Tujuan
utama
penyusunan
laporan
keuangan
adalah
untuk
memberikan informasi yang relevan pada pihak-pihak di luar perusahaan. Pada 1978 FASB (Financial Accounting Standar Board) mengeluarkan pernyataan resmi tentang tujuan laporan keuangan. Secara rinci pernyataan tersebut berisi 63 paragrap sehingga akan terlalu panjang untuk diungkapkan. Secara garis besar, sebagaimana diungkapkan oleh (Munawir 2002), tujuan utama dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi : 1. yang bermanfaat bagi investor maupun calon investor dan kreditor dalam mengambil keputusan investasi dan keputusan kredit yang rasional. 2. yang menyeluruh kepada mereka yang mempunyai pemahaman yang memadai. 3. tentang bisnis maupun aktivitas ekonomi suatu entitas bagi yang menginginkan untuk mempelajari informasi tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20 20
4. tentang sumberdaya ekonomi milik perusahaan, asal sumberdaya tersebut, serta pengaruh transaksi atau kejadian yang merubah sumberdaya dan hak atas sumberdaya tersebut. 5. tentang kinerja keuangan perusahaan dalam satu periode. 6. untuk membantu pemakai laporan dalam mengakses jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas dari deviden atau bunga dan penerimaan dari penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, (2002 : 4) tujuan laporan keuangan adalah : “menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Pihak-pihak
yang
berkepentingan
terhadap
posisi
keuangan
perusahaan dan perkembangan suatu perusahaan adalah : 1. Pemilik perusahaan (pemegang saham). Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima. c. Menilai posisi keuangan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan harga perlembar saham. e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 21
f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mngurangi investasi. 2. Manajemen Perusahaan. Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan digunakan untuk : a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik. b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan. c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan. d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. e. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun perkara yang lebih baik dan memperbaiki sistem pengawasan serta menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat. 3. Investor : Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan. c. Menilai kemungkinan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan. d. Menjadi dasar untuk memprediksikan kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Kreditur atau Banker : Bagi kreditur, banker atau supplier laporan keuangan digunakan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 22
b. Menilai kualitas jaminan kredit / investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. c. Melihat dan memprediksikan prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit. e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati. 5. Pemerintah. Bagi pemerintah laporan keuangan digunakan untuk : a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.
C.
Unsur-Unsur Laporan Keuangan Dalam Statement of Financial Accounting Concepts No.3, FASB telah menetapkan defenisi-defenisi untuk sepuluh unsur laporan keuangan suatu perusahaan. Unsur-unsur ini merupakan bagian-bagian gedung dimana gedung itu sendiri merupakan wujud dari laporan keuangan. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu dengan lain dan secara kolektif akan dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23 23
melaporkan prestasi dan status suatu perusahaan. Sebagai petunjuk, berikut ini diberikan defenisi-defenisi sepuluh unsur dasar tersebut (Smith Skousen) : 1. Harta (assets) adalah manfaat-manfaat ekonomis yang mungkin yang mungkin terjadi di masa datang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu satuan usaha tertentu sebagai hasil transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian dimasa lalu. 2. Hutang (liabilities) adalah pengorbanan-pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin terjadi dimasa datang yang timbul dari kewajibankewajiban yang ada sekarang dari suatu satuan usaha tertentu untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa-jasa kepada satuan usaha lainnya dimasa depan sebagai akibat dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian dimasa lalu. 3. Kekayaan (equity/ekuitas) adalah kepentingan pemilik yang tersisa dalam harta suatu satuan usaha setelah dikurangi dengan hutanghutangnya. Dalam suatu perusahaan, kekayaan merupakan kepentingan pemilik. 4. Investasi pemilik merupakan kenaikan-kenaikan dalam harta bersih dari suatu badan usaha tertentu akibat dari pemindahan-pemindahan sesuatu nilai dari satuan-satuan usaha lainnya untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan (atau kekayaan) di dalamnya. Harta merupakan yang paling lazim diterima sebagai investasi oleh para
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 24
pemilik, tapi yang diterima juga dapat meliputi jasa-jasa atau pemuasan atau pengubahan hutang-hutang badan usaha. 5. Distribusi kepada pemilik merupakan penurunan-penurunan dalam harta bersih akibat dari pemindahan harta, penyerahan jasa-jasa, atau pembuatan hutang-hutang oleh suatu badan usaha kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik mengurangi kepentingan pemilikan (atau kekayaan) dalam suatu badan usaha. 6. Laba komprehensif adalah perubahan dalam kekayaan (harta bersih) dari suatu satuan usaha selama suatu periode akibat transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian serta keadaan-keadaan yang muncul dari sumbersumber non pemilik. Juga mencakup semua perubahan dalam kekayaan selama periode kecuali yang berasal dari investasi-investasi pemilik dan distribusi-distribusi kepada pemilik. 7. Pendapatan adalah arus masuk atau kenaikan-kenaikan lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutang-hutangnya (atau kombinasi dari keduanya) dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau aktivitasaktivitas lainnya yang membentuk operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. 8. Biaya-biaya adalah arus keluar atau penggunaan harta lainnya atau terjadinya hutang (atau kobinasi dari keduanya) dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasajasa atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang membentuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 25
operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. 9. Keuntungan (gain) adalah kenaikan-kenaikan dalam kekayaan (harta bersih) dari suatu satuan usaha dan dari semua transaksi lain dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi satuan usaha selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan-pendapatan atau investasi-investasi pemilik. 10. Kerugian (loss) adalah penurunan-penurunan dalam kekayaan (harta bersih) dari suatu satuan usaha dan dari semua transaksi lain dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi satuan usaha selama suatu periode kecuali yang dihasilkan dari biaya-biaya atau distribusidistribusi kepada pemilik.
D.
Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan mempunyai berbagai macam laporan keuangan, dua diantaranya mempunyai peranan sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dan pihak luar (yang ingin bekerja sama), untuk mengevaluasi posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan tersebut. Kedua laporan keuangan itu adalah neraca (balance sheet) dan perkiraan laba/rugi (profit and loss account). Kedua duanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena berfungsi saling melengkapi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 26
1. Neraca. Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan secara ringkas jenis dan jumlah harta yang dapat dinyatakan dalam satuan uang, utang dan modal sendiri yang dimiliki perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian : a. Aktiva. Aktiva adalah keseluruhan dari kekayaan perusahaan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud seperti hak paten, goodwill, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya dapat diklasifikasika menjadi dua bagian yaitu : 1) Aktiva lancar Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukar menjadi uang tunai atau dijual dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). 2) Aktiva tidak lancar Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun). b. Hutang. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 27
1). Hutang lancer / hutang jangka pendek Adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). 2). Hutang jangka panjang Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun (jangka panjang). c. Modal. Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. 2. Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama dari laporan rugi laba adalah untuk menentukan laba (rugi) yang dihasilkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang tercakup dalam periode itu. 3. Laporan Keuangan Tambahan Dari neraca dan laporan rugi laba dapat disusun laporan keuangan tambahan yang dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi dari mana saja perusahaan memperoleh dana
dan
bagaimana mereka mempergunakan dana tersebut. Laporan keuangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28 28
tambahan itu antara lain : Laporan laba yang ditahan (statement of retained earnings) serta Laporan sumber dan penggunaan dana (statement of sources and uses of funds).
E.
Teknik Analisis Informasi Keuangan Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, ada beberapa teknik analisis yang sering dipakai yaitu sebagai berikut : (Munawir:2002) a. Analisa perbandingan laporan keuangan (Comparison analysis). Adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan cara menunjukkan : 1). Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah 2). Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah 3). Kenaikan atau penurunan dalam prosentase 4). Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio 5). Prosentase dari total. Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan
yang
terjadi
dan
perubahan
mana
yang
memerlukan penelitian yang lebih lanjut. b. Analisa Trend (Trend analysis). Trend atau tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode untuk mengetahui tendensi daripada laporan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29 29
c. Analisa prosentase per komponen (Comon size statement). Laporan keuangan dengan prosentase per komponen adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masingmasing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan kompisisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja. Adalah
suatu
analisa
untuk
mengetahui
sumber-sumber
serta
penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisa sumber dan penggunaan kas (Cah flow statement analysis). Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta pengunaan uang kas selama periode tertentu. f. Analisa rasio. Adalah suatu analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. g. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis). Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30 30
kotor suatu periode dengan laba yang di budgetkan untuk periode tertentu. h. Analisa break even Adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualana yang harus dicapai agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan untuk berbagai tingkat penjualan.
F.
Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah suatu rumusan secara matematis dari hubungan atau korelasi antara suatu jumlah yang lain. Agar rasio yang dihitung mempunyai arti, maka harus dihitung dengan variable-variabel yang saling berhubungan yang berarti pula. Analisis rasio adalah alat yang digunakan untuk melakukan perbandingan dan mengevaluasi prestasi keuangan. Sumber data untuk menghitung rasio-rasio ini dapat berasal dari data-data intern misalnya neraca, laba rugi, dan data yang berkaitan dengan hutang, piutang, persediaan dan lain-lainnya, juga data ekstern dalam bentuk laporan keuangan lain yang dipublikasikan dan data rata-rata industri dari berbagai sumber (Leslie Chadwick) Tujuan dari analisis rasio adalah membantu manajer finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari financial statement. Dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31 31
analisis dan penafsiran berbagai rasio akan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan perusahaan. Bagi manajer finansial, dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan di bidang finansial, sehingga dapat membuat keputusankeputusan yang penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor atau calon pembeli saham, merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi finansial perusahaan saat ini, diperlukan suatu cara evaluasi. Dalam hal ini ada dua tipe evaluasi finansial yang dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana kondisi perusahaan saat ini, apakah dalam keadaan baik atau buruk sebagaimana diungkapkan (Safarudin Alwi) , yaitu : a. Analisis trend Analisis trend adalah analisis perkembangan rasio finansial perusahaan dalam beberapa tahun yaitu perbandingan antara suatu rasio saat sekarang dengan rasio yang sama pada waktu yang lampau. Analisis ini sering disebut sebagai analisis histories (Historical analysis). b. Norma Industri Norma industri adalah rata-rata rasio yang dihasilkan dari beberapa perusahaan yang sejenis yang dapat dijadikan pembanding bagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32 32
perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini disebut sebagai rasio industri. Perbandingan antara rasio perusahaan dengan rasio industri akan menunjukkan sejauh mana kondisi finansial perusahaan saat ini.
G.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Agnes Sawir, dalam bukunya “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”, keterbatasan analisis rasio antara lain adalah : (Agnes Sawir : 2005) a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. b. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. Sampai kini, cara menghitung rasio rata-rata industri sering menimbulkan konflik, karena setiap cara yang digunakan mengandung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33 33
beberapa kelemahan. Cara menghitung rasio rata-rata industri yang umum digunakan adalah : a. Rata-rata sederhana. Dengan cara ini, rasio rata-rata industri adalah rata-rata sederhana dari rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang berada pada industri yang bersangkutan. Misalnya dalam industri tersebut ada 5 buah perusahaan, yaitu PT. A,B,C,D, dan E, maka ROE rata-rata industri adalah jumlah ROE dari PT. A,B,C,D, dan E dibagi 5. b. Rata-rata komposit. Dengan cara ini, rasio rata-rata industri adalah rata-rata komposit dari rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang berada pada industri yang bersangkutan. Misalnya dalam industri tersebut ada 5 buah perusahaan, yaitu PT. A,B,C,D, dan E, maka ROE rata-rata industri adalah jumlah laba bersih kelima PT tersebut dibandingkan dengan jumlah ekuitas kelima perusahaan tersebut. c. Rata-rata tertimbang. Dengan cara ini, rasio rata-rata industri adalah rata-rata tertimbang dari rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang ada pada industri yang bersangkutan, yang umumnya digunakan sebagai penimbang adalah total aktiva atau total penjualan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34 34
Namun walaupun demikian, analisis rasio tetap merupakan alat yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam membantu kita dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan.
H.
Penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara mengukur kinerjanya berdasar pada laporan keuangan. Hasil laporan ini dijadikan dasar untuk menggolongkan tingkat kesehatannya. Mengenai penilaian tingkat kesehatan BUMN, dalam pedoman baru yaitu SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, dirinci penggolongan tingkat kesehatannya. BUMN yang digolongkan Sehat dibagi kedalam tiga kategori AAA, AA, dan A, Kurang Sehat dibagi menjadi BBB, BB, dan B, sedang yang Tidak Sehat dibagi menjadi CCC, CC, dan C. Total Bobot penilaian untuk keseluruhan aspek yaitu Keuangan, Administrasi, dan Operasional berjumlah 100. Sedang Aspek Keuangan sendiri pada BUMN Infrastruktur adalah 50 % dari total penilaian dan BUMN Non Infrastruktur adalah 70% dari total penilaian. BUMN Non Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan luas selain yang termasuk dalam BUMN Infrastruktur. BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas yang bidang usahanya meliputi : a. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35 35
b. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api. c. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara. d. Bendungan dan irigasi. Berikut ini adalah indikator yang dinilai dan masing-masing bobot untuk BUMN Infrastruktur dan Non Infrastruktur. Tabel 2.1 Daftar indikator dan bobot aspek keuangan Indikator 1. Current Ratio 2. Cash Ratio 3. Return On Equity (ROE) 4. Return On Investment (ROI) 5. Perputaran Persediaan 6. Collection Periods 7. Perputaran Total Asset 8. Total Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva Toal Bobot
Infra
Bobot Non Infra 4 5 3 5 15 20 10 15 4 5 4 5 4 5 6 10 50 70
Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002
Berikut ini adalah macam rasio keuangan yang digunakan dalam SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 : 1. Rasio Likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek berupa hutang jangka pendek Perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membayar hutang-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36 36
hutang jangka pendeknya disebut likuid, sedangkan apabila dalam keadaan tidak mempunyai kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya disebut perusahaan ilikuid. Adapun jenis rasio likuiditas yang dipakai dalam SK Menteri BUMN ini adalah : a. Current Ratio. Current ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi dengan aktiva lancar, atau dengan kata lain current ratio mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Perhitungan current ratio dapat dirumuskan sbb : Aktiva Lancar Current Ratio = ----------------- x 100 % Hutang Lancar b. Cash Ratio. Cash ratio merupakan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan. Perhitungan cash ratio ini dapat dirumuskan sbb: Kas+Bank+Surat Berharga Jangka Pendek Cash Ratio = --------------------------------------------------- x 100 % Hutang Lancar 2. Rasio Rentabilitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37 37
Rasio
rentabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Adapun jenis rasio rentabilitas yang dipakai dalam SK Menteri BUMN ini adalah : a. Return On Equity (ROE). Yaitu
kemampuan
dari
modal
sendiri
untuk
menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan kontribusi pemilik dan atau seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber lain untuk kepentingan pemilik. Perhitungan ROE dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE =
Laba Setelah Pajak ----------------------- x 100 % Modal Sendiri
b. Return On Investment (ROI). Yaitu
kemampuan
dari
modal
yang
diinvestasikan
dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto dan dinyatakan dalam prosentase. Perhitungan ROI dapat dirumuskan sbb : EBIT + Penyusutan ROI = ----------------------- x 100 % Capital Employed 3. Rasio Aktivitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38 38
Rasio ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia dalam perputaran modalnya. Rasio-rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan bersih dengan berbagai investasi dalam aktiva-aktiva. Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Adapun jenis rasio aktivitas yang digunakan dalam SK Menteri BUMN ini adalah : a. Perputaran Persediaan / Inventory Turnover. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup
populer
untuk
menilai
efisiensi
operasional,
yang
memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Perhitungan rasio Perputaran Persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran Persediaan (PP) =
Total Persediaan ----------------------------- x 365 Total Pendapatan Usaha
b. Collection Periods (CP). Collection periods menunjukkan eifisiensi kebijakan pengumpulan piutang yang diperlihatkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghitung piutang tersebut atau periode yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Collection periods mengukur kualitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39 39
piutang usaha suatu perusahaan. Makin pendek collection periods makin baik kualitas usaha, karena makin pendek collection periods berarti
pelanggan
makin
cepat
melunasi
pinjaman
kepada
perusahaan. Perhitungan collection periods dapat dirumuskan sebagai berikut :
Collection Periods (CP) =
Total Piutang Usaha ----------------------------- x 365 Total Pendapatan Usaha
c. Perputaran Total Aktiva / Total Asset Turnover (TATO). Total asset turnover adalah kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, atau dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Perhitungan Total Asset Turnover (TATO) dapat dirumuskan sebagai berikut :
TATO =
Penjualan Netto ------------------- x 100 % Total Aktiva
4. Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang atau seberapa besar dana yang dibiayai oleh pemilik dibandingkan dengan besarnya dana yang berasal dari kreditur. Rasio Solvabilitas yang digunakan dalam SK Menteri BUMN ini adalah:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40 40
•
Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) Yaitu menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan margin of protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur. Rasio modal sendiri dengan total aktiva disebut juga sebagai propietori rasio atau stockholders’s equity rasio yang menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan (likuiditas jangka panjang) dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan laporan dalam neraca. Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Total Modal Sendiri TMS terhadap TA = ------------------------ x 100 % Total Asset
Setelah diketahui total dari masing-masing rasio, maka dapat diketahui tingkat kesehatannya. Adapun penilaian tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 digolongkan menjadi : Tabel 2.2 Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN No. 1 Sehat
Tingkatan
2
Kurang Sehat
3
Tidak Sehat
Kategori AAA AA A BBB BB B CCC CC C
Skor > 95 80
Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41 41
Karena yang dinilai hanya aspek keuangan (70%), maka penilaian tingkat kesehatan perusahaan menjadi sebagai berikut : Tabel 2.3 Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Aspek Keuangan No. 1 Sehat
Tingkatan
2
Kurang Sehat
3
Tidak Sehat
Kategori AAA AA A BBB BB B CCC CC C
Skor > 66,5 56
Sumber : SK Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42 42