PENGARUH KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORT STANDART MENGENAI INVESTMENT PROPERTY TERHADAP LABA PT. INDOSAT Tbk.
Tommy Kuncara/ 21208238 Pembimbing: Dwi Asih Haryanti, SE.,MM.
Latar Belakang Masalah • Awal munculnya ide untuk melakukan perdagangan luar negri akibat keuntungan yang di dapatkan di dalam negri mulai menurun. • Hal ini pada akhirnya memacu para pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya di luar negri, melintasi batas-batas negara dan budaya, dalam rangka mencari keuntungan sebesar-besarnya sekaligus memperluas daerah pemasaran. Para pengusaha luar negri ini membuka cabang perusahaan di negara lain dengan nama yang sama dengan induk perusahaan. • Menurut Sadjiarto (1999), MNC adalah perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor maupun impor atau melakukan ekspansi ke negara lain dalam rangka pengembangan perusahaan baik berupa lisensi produk maupun mendirikan anak perusahaan di negara lain. • Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus berubah dan berbeda di setiap negaranya Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kondisi ekonomi, paham ekonomi yang dianut,serta perbedaan kondisi politik dan sosial di tiap-tiap negara.
Latar Belakang Masalah • Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Report Standar (IFRS). IFRS kemudian dijadikan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara. • Tahun 2012 merupakan tahun awal diberlakukannya konvergensi secara penuh Standar Akuntansi Internasional, yang disebut dengan International Financial reporting Standards (selanjutnya disebut IFRS) di Indonesia. Dewan standar akuntansi keuangan (DSAK-IAI) merencanakan program konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap dengan agenda sebagai berikut: • Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK. • Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS. • Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.
Rumusan dan Tujuan Penelitian Rumusan Masalah: • Bagaimana perolehan laba perusahaan sesudah penerapan International Financial Reporting Standars (IFRS) mengenai Investment Property? • Bagaimana pengaruh International Financial Reporting Standars (IFRS) mengenai Investment Property terhadap laba perusahaan ?
Tujuan Penelitian: • Untuk mengetahui perolehan laba perusahaan sesudah penerapan International Financial Reporting Standars (IFRS) mengenai Investment Property. • Untuk mengetahui pengaruh International Financial Reporting Standars (IFRS) mengenai Investment Property terhadap laba perusahaan.
Alat Analisis • Analisis Kualitatif dan Kuantitatif • Menurut Sugiyono (2009) analisis kualitatif adalah sebagai berikut : Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data dari variabel X, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis catatan atas laporan keuangan perusahaan. • Menurut Sugiyono (2009) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN • Properti investasi merupakan tanah atau bangunan yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai, dan tidak digunakan atau dijual dalam kegiatan operasi. Dalam menilai Property Investasi yang dimiliki oleh perusahaan terdapat dua jenis penilaian, yaitu dengan model biaya dan model nilai wajar. Dalam penerapan IFRS yang terpenting yaitu penerapan nilai wajar. PT.Indosat Tbk melakukan penilaian terhadap Property Investasi yang dimilikinya dengan menggunakan model nilai wajar. Property Investasi dicatat sebesar nilai wajar, yang mencerminkan kondisi pasar yang ditentukan setiap tahun oleh penilai independen. Perubahan nilai wajar Property Investasi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Perubahan dalam nilai wajar menimbulkan selisih, jika nilai Property Investasi naik maka selisihnya berupa keuntungan dan sebaliknya, jika turun maka merupakan kerugian.
• Deskripsi dari tabel 4.1 • Pada tahun 2008 nilai properti investasi yang dimiliki oleh perusahaansebesar Rp.38,334 miliarmengalami peningkatan sebesar 25%.Properti investasinya berupa tanah,bangunan dan tower pemancar yang dicatat sebesar nilai wajar, yangmencerminkan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai independen.Penilaian dengan menggunakan model nilai wajar ini membuat nilaiproperti investasi perusahaan naik secara drastis bila dibandingkan denganmenggunakan model biaya. • Pada tahun 2009 nilai properti investasi sebesar Rp.44,358 miliarmengalami peningkatan sebesar 20% atau Rp.5,964 miliar dibandingkantahun 2008. Properti investasinya berupa tanah,bangunan dan tower pemancar yang berlokasi di seluruh indonesia yang di catat sebesar nilai wajar yang mencerminkan nilai pasar yang di tentukan oleh penilai independen.Penilaian dengan menggunakan model nilai wajar ini membuat nilai properti investasi perusahaan naik bila menggunakan model biaya.
• Pada tahun 2010 nilai properti investasi sebesar Rp.43,489 miliar mengalami penurunan sebesar 3,5% atau Rp.869,3 miliar di bandingkan tahun 2009 Hal ini dikarenakan nilai bangunan dan nilai tanah mengalami penurunan. Penulis memprediksiturunnya nilai properti investasi perusahaan disebabkan karena turunnyaharga pasar, hal ini bisa disebabkan oleh lingkungan di sekitarnya,misalnya karena sering terjadi banjir di daerah tersebut. Penurunan nilai ini menyebabkan kerugian bagi perusahaan. • Deskripsi dari tabel 4.2 • Pada tahun 2008 perusahaan memperoleh laba bersih sebesarRp.2,070 miliar sebelum menggunakan standar pelaporan IFRS, dibandingkan dengan tahun 2008 yang sudah menggunakan IFRS laba bersih yangdiperoleh perusahaan naik yaitu sebesar 9%. Salah satufaktor yang mempengaruhi kenaikan tersebut yaitu akibat bertambahnyanilainilai asset perusahaan akibat revaluasi aktiva. Kenaikan nilai tersebut dimasukkan kedalam saldolaba bersih sebagai penghasilan lain-lain.
• Pada tahun 2009, setelah perusahaan menerapkan model nilai wajar atasproperti investasi pada tahun sebelumnya, laba bersih yang diperolehperusahaan mengalami penurunan sebesar 15%. Laba bersih yang diperoleh sebesar Rp.1,760 miliar sedangkan pada tahun 2008 sebesarRp.2,070 miliar.penurunan laba bersih perusahaan akibat keuntungan perusahaan menurun dan akibat terjadinya penyusunan laporan keuangan menggunakan IFRS . • Pada tahun 2010 perusahaan melanjutkan penyusunan laporan keuangan bedasarkan IFRS kemudian terjadi penurunan laba lagi sebesar 48% di bandingkan tahun 2009 akibat terjadinya pembengkakan biaya operasional perusahaan dan pendapatan yang tidak terlalu signifikan kenaikannya.
Rangkuman Analisis
Kesimpulan •
•
Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan antara penerapan IFRS mengenai Investment Property dengan laba bersih diperoleh r = 0,867, berarti menunjukkan adanya hubungan korelasi yang sangat kuat dan bersifat positif antara penerapan IFRS mengenai Investment Property dan perolehan laba perusahaan. Dampak penerapan IFRS mengenai Investment Propertyterhadap laba dapat diprediksikan menggunakan persamaan Y = -14224,67+3,36X, dijabarkan bahwa nilai b sebesar 3,36artinya setiap ketersediaan satu satuan selisih nilai properti investasi akan diikuti dengan kenaikan laba yang diperoleh sebesar 3,36, begitupun sebaliknya. Nilai a sebesar -144224,67, nilai ini mengindentifikasikan laba yang diperoleh adalah sebesar -144224,67 bila tidak terdapat nilai properti investasi. Besarnya konstribusi dampak penerapan IFRS mengenai Investment Property terhadap laba sebesar 75,2%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 75,2% laba yang diperoleh pada PT. Indosat Tbk dipengaruhi oleh penerapan IFRS mengenai Investment Property, sedangkan sisanya yaitu 14,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti penghasilan lain-lain, beban lain-lain, penjualan dan lain-lain. Berdasarkan uji t, diketahui bahwa Ha ditolak dan Ho diterima karena thitunglebih besar dari ttabel, sehingga dinyatakan penerapan IFRS mengenai Investment Propertyberdampak signifikan terhadap laba pada PT. Indosat Tbk.
• .
Kesimpulan • Prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT. BPR Nusantara Bona Pasogit 2 sudah baik dan terstruktur. Di mana prosedur pemberian kredit tersebut merupakan prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh bank BPR pada umumnya dalam memberikan kredit, hanya terdapat sedikit perbedaan tergantung pada kebijakan masing-masing bank, dan secara garis besar sesuai dengan langkah-langkah yang ditetapkan BI. • Penerapan SIA pemberian kredit telah memadai dan sudah sesuai dengan teoriteori yang relevan dengan masalah yang dianalisis, sudah memenuhi karakteristik serta unsur-unsur SIA. Pengendalian internal pemberian kredit secara keseluruhan sudah dijalankan sesuai dengan unsur-unsur pokok SPI pada umumnya walaupun masih terdapat kekurangan pada SDM yang melakukannya. Selain itu KAP yang didasarkan pada tingkat kolektibilitasnya juga dinilai sehat karena NPL yang masih berada di bawah standar maksimum 5% yang ditetapkan oleh BI. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian internal pada PT. BPR Nusantara Bona Pasogit 2 secara keseluruhan sudah memadai dan dapat diandalkan.
SARAN Saran: • PT.Indosat Tbk lebih meningkatkan property investasi yang di miliki perusahaan dengan membuat tower yang di luar jangkauan operator lainnya agar PT. Indosat bisa lebih di percaya lagi dengan kualitas yang tidak di punyai perusahaan telekomunikasi lainnya.
THE END TERIMA KASIH BAPAK DAN IBU PENGUJI