ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
STATISTIK DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT 2015
ap
ua
s. go
ba
ra
Gambar Kulit : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
t. bp
Naskah : Fitrah Sarah Ramadhani, SST Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
.id
ISSN : 2089-1938 No. Publikasi : 91300.15.17 Katalog BPS : 1101002.91 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi + 54
tp
:// p
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat
ht
Boleh dikutip dengan menyebutkan Sumbernya
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
Kata Pengantar Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat berisi berbagai data dan informasi terpilih
seputar Provinsi Papua Barat yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada
.id
di Provinsi Papua Barat. Publikasi yang diharapkan menjadi ikon baru Badan Pusat
s. go
Statistik ini mengemas isu-isu terkini perkembangan pembangunan yang
t. bp
ditampilkan dalam bentuk lebih informatif.
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015 diterbitkan untuk melengkapi
ra
publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda
ua
analisis.
ba
dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih menekankan pada
ap
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015 memuat berbagai informasi/indikator terpilih
:// p
yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat menjadi bahan
tp
rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
ht
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.
Manokwari, November 2015 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat,
Drs. Simon Sapary, M.Sc.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
ii ii
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
Statistik Kunci
No.
Uraian
Satuan
2013
2014
Jumlah penduduk
Ribu orang
828,3
849,8
2
Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja
Ribu orang
353,6
378,4
3
Jumlah Angkatan kerja
Ribu orang
370,8
398,4
4
TPAK
persen
5
TPT
persen
6
Rata-Rata Inflasi
7
Ekspor (juta)
8
Impor (juta)
9
Pertumbuhan Ekonomi
10
PDRB ADHB (juta)
11
PDRB ADHK (juta)
12
PDRB per Kapita (juta)
13
Jumlah Penduduk miskin (ribu)
14
.id
1
68,30
4,40
5,02
persen
0,47
0,53
rupiah
41 428 664,5
50 732 691,7
rupiah
21 439 608,2
23 672 557,3
7,39
5,38
rupiah
53 014 208,2
58 285 094,1
rupiah
47 705 865,0
50 272 011,7
rupiah
70,37
62,38
orang
226,24
-
Persentase penduduk miskin
persen
26,62
-
15
angka partisipasi sekolah 7-12 tahun
persen
95,58
96,65
16
angka partisipasi sekolah 13-15 tahun
persen
92,81
96,28
17
angka partisipasi sekolah 16-18 tahun
persen
72,04
79,87
18
IPM
persen
60,91
61,28
ht
tp
ap
ua
ba
ra
persen
:// p
t. bp
s. go
66,69
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
iiiiii
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
Penjelasan Teknis Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
Desa pesisir/tepi laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).
Angka Kematian Balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
s. go
Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka reproduksi bruto.
ua
ba
ra
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km2.
Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
t. bp
Desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir.
.id
Daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut Departemen Dalam Negeri.
tp
:// p
ap
Laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu.
ht
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita di Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49) tahun. Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/ SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B atau paket C).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
iviv
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
IPM adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita.
tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir.
.id
s. go
informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
t. bp
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
ap
ua
ba
ra
Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan
ht
tp
:// p
Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masingmasing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
vv
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
Daftar Isi Identitas Buku Kata Pengantar Statistik Kunci Penjelasan Teknis Daftar Isi
ua
.id
s. go
t. bp
29 31 33 36 39 40 41 42 43 46 50
tp
:// p
ap
11 Industri Pengolahan 12 Konstruksi 13 Hotel dan Pariwisata 14 Transportasi dan Komunikasi 15 Perbankan dan Investasi 16 Harga-harga 17 Pengeluaran Penduduk 18 Perdagangan 19 Pendapatan Regional 20 Perbandingan Regional Lampiran Tabel
ra
1 4 7 11 14 18 19 20 22 27
ba
Geografi dan Iklim Pemerintahan Penduduk Ketenagakerjaan Pendidikan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pembangunan Manusia Pertanian Pertambangan dan Energi
ht
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
i ii iii iv vi
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
vivi
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Teluk Bintuni Wilayah Terluas di Papua Barat Berdasarkan Permendagri Nomor 6 Tahun 2008, diantara 13 Kabupaten/kota di Papua Barat, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen.
Gambar
Papua Barat adalah provinsi termuda ketiga di Indonesia. Provinsi Papua Barat dimekarkan dari
1.1
Peta Wilayah Provinsi Papua Barat
Provinsi Papua berdasarkan UU No. 45 Tahun 1999. Dan berdasarkan Inpres No. 1 tahun 2003 provinsi ini bernama Irian Jaya Barat. Kemudian sejak 6 Februari 2007 resmi bernama Provinsi Papua Barat. Secara geografis letak Provinsi Papua Barat
.id
yang termasuk dalam wilayah Indonesia timur ini berada di daerah sekitar ekuator, yaitu tepatnya pada
s. go
koordinat 0º,0” hingga 4º,0” Lintang Selatan dan
Selatan: Laut Banda dan Provinsi Maluku
ba
Barat: Laut Seram dan Provinsi Maluku
ra
Utara: Samudera Pasifik
Gambar
wilayah Provinsi Papua Barat adalah:
t. bp
124º,00” hingga 132º’0” Bujur Timur. Batas-batas
Persentase Luas Wilayah Provinsi Papua Barat Menurut Kabupaten/Kota 2013
ua
Timur: Provinsi Papua
1.2
ap
Pada awal pemekarannya, Provinsi Papua Barat
:// p
hanya terdiri dari Kabupaten Fakfak, Sorong, Manokwari, dan Kota Sorong. Saat ini Papua Barat
tp
terbagi dalam 13 (tiga belas) wilayah administrasi yang
ht
terdiri dari 12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) kota. Kabupaten/kota pada Provinsi Papua Barat, antara lain: Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong, Raja Ampat, Tambrauw, Maybrat, Manokwari Selatan,
Sumber: Permendagri No. 6 Tahun 2008
Pegunungan Arfak, dan Kota Sorong. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Provinsi Papua Barat adalah 97.024,37 Km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Teluk Bintuni (21,48%) dan wilayah terkecil
TAHUKAH ANDA ? Jumlah pulau di Papua Barat adalah yang terbanyak kedua di Indonesia (1945 pulau), dimana hampir sepertiganya (610 pulau) berada di Kabupaten Raja Ampat.
adalah Kota Sorong (0,68 %).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
11
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Morfologi Bentang Alam Papua Barat Terjal dan Landai Bentang alam Papua Barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan relatif landai.
Geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik besar yang saling bertumbukan dan serentak aktif. Pada saat ini, Lempeng Samudera Pasifik-Caroline bergerak ke barat-baratdaya dengan kecepatan 7,5 cm/th, sedangkan Lempeng Benua Indo-Australia bergerak ke utara dengan kecepatan 10,5 cm/ th. Tumbukan
ini
membentuk
suatu
tatanan
.id
struktur kompleks terhadap Papua Barat (Papua), yang sebagian besar dilandasi kerak Benua Indo-Australia.
s. go
Dari sisi morfologi bentang alam, wilayah
Tipologi geografis Papua Barat Sumber: Google Image
Provinsi Papua Barat sebagian besar terdiri dari
t. bp
daerah pesisir dan pegunungan serta dataran rendah yang umumnya terdapat di lembah dan sepanjang
ht
tp
:// p
ap
ua
ba
ra
pantai. Luas area dataran rendah (dataran dengan ketinggian 1-100 meter dpl) merupakan yang terbesar, yakni mencapai 47,89 persen dari seluruh luas area Provinsi Papua Barat. Seiring dengan morfologi permukaan bumi pada Provinsi Papua Barat yang sebagian besar merupakan dataran rendah, sebagian besar area yang ditinggali penduduk merupakan tempat dengan tipe dataran. Hingga 61,96 persen wilayah desa/kelurahan di Papua Barat berada di dataran, sementara hanya 9,89 persen wilayah desa/ kelurahan yang berada di lembah. Seluruh wilayah kabupaten/kota di Papua Barat berbatasan dengan laut, tetapi hanya 34,65 persen
TAHUKAH ANDA ? Pada tahun 2010 lalu di Kabupaten Tambrauw telah ditemukan suku pedalaman terasing yang masih nomaden, bernama Suku Karon.
2
desa/kelurahan yang berada di daerah pesisir. Wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan laut (bukan pesisir), yaitu sebesar 65,35 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
1
GEOGRAFI DAN IKLIM Hampir Sembilan Bulan Diguyur Hujan
Sepanjang tahun 2013, suhu udara rata-rata di Provinsi Papua Barat berkisar antara 27,1 ºC hingga
Gambar
Di beberapa daerah di Papua Barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan dalam satu tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah pun selama satu tahun diguyur hujan hampir selapanjang delapan bulan.
1.3
Persentase Desa/Kelurahan Berdasarkan Topografi Wilayah 2014
27,4 ºC. Suhu udara rata-rata terendah ada pada Puncak/ Lereng (28,14%)
Kabupaten Raja Ampat, sedangkan suhu udara ratarata
tertinggi
berada
di
Kabupaten
Kaimana.
Lembah (9,89%)
Sementara itu, suhu udara minimum pada tahun 2013
Dataran (61,96%)
mencapai 22,4 ºC dan terjadi pada Kabupaten Fakfak.
.id
Sementara itu, suhu udara maksimum terjadi pada Kabupaten Manokwari hingga 32,6 ºC.
s. go
Tekanan udara rata-rata tahun 2013 pada Kabupaten/ Kota Papua Barat berkisar pada 993,45
Kabupaten
Manokwari
1.1
Keadaan Iklim menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2013
memiliki
ua
sementara
ba
rata-rata tertinggi pada tahun 2013, yakni 91,1%,
t. bp
lain, Kabupaten Fakfak memiliki kelembaban udara
ra
rata-rata terendah adalah Kabupaten Fakfak. Di sisi
Sumber: Sensus Potensi Desa (PODES), 2014
Tabel
hingga 1010,2 mb. Kabupaten dengan tekanan udara
ap
kelembaban udara rata-rata terendah sebesar 83,25%.
Uraian
Minimum
Maksimum
Suhu Udara Rata-rata (oC)
27,10
27,40
pada 2779,3 hingga 4072,7 mm. Curah hujan paling
Rata-rata Kelembaban Udara (%)
83,25
91,10
sedikit terjadi di Kabupaten Kaimana. Sementara itu,
Rata-rata Tekanan Udara (mb)
993,45
1 010,20
Kabupaten Fakfak memiliki curah hujan terbanyak.
Curah Hujan (mm)
2 779,30
4 072,70
237
274
ht
tp
:// p
Curah hujan sepanjang tahun 2013 berkisar
Kabupaten Kaimana juga memiliki jumlah hari
Hari Hujan (hari)
hujan yang paling sedikit di tahun 2013, yakni 237 hari. Sementara Kabupaten Sorong Selatan dan Raja
Sumber: Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kab/Kota, 2013
Ampat memiliki jumlah hari hujan terbanyak hingga 274 hari dalam setahun. Secara umum wilayah Papua Barat memiliki curah hujan dan hari hujan yang tinggi. Di wilayah dengan hari hujan terendah dalam satu tahun rata-rata diguyur hujan selama hampir delapan bulan, sedangkan wilayah dengan hari hujan tertinggi
TAHUKAH ANDA ? Desa Warmu di Distrik Aifat Timur Selatan adalah satu-satunya desa di Kabupaten Maybrat yang berbatasan dengan laut (daerah pesisir).
terjadi hujan rata-rata selama hampir sembilan bulan.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
33
2
PEMERINTAHAN Pasangan Abraham O. Atururi - Rahimin Katjong Terpilih Kembali
Gambar
Setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat untuk masa bhakti 2012-2016.
2.1
Provinsi
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Masa Bhakti 2012-2016
Papua
Barat
menggelar
pesta
demokrasi untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur pertama kali pada 5 April 2004. Hasil pesta demokrasi tersebut membawa Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M. Ed memimpin Provinsi Papua Barat sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2006 hingga 2011. Di
tahun
2011,
Provinsi
Papua
Barat
.id
melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri) Mantan Wakil Gubernur : Drs. Rahimin Katjong, M.Ed (kanan, periode 2012-2015)
s. go
kedua. Pemilukada tersebut diikuti oleh empat pasangan calon gubernur dan wagub. Keempat
t. bp
pasangan calon tersebut adalah Abraham O. Atururi dan Rahimin Katjong, George Celcius Auparay dan
ap
:// p
2.1
Perbandingan Otonomi Khusus Papua dengan Otonomi Daerah di Indonesia
tp
Tabel
Gubernur : Brigjen Marinir Purn. Abraham O. Atururi (kiri) Wakil Gubernur : Irene Manibuy ( kanan)
ua
ba
ra
Hasan Ombaier, Wahidin Puarada dan Herman
ht
Otonomi Khusus Papua
Otonomi Daerah Biasa
No.
Perbandingan
1
Pemerintahan (Eksekutif) Sama
2
Badan Legislatif Tk Provinsi
Terdiri dari DPRP dan Majelis Rakyat Papua (MRP)
Hanya DPRD Tk. Provinsi dan tidak ada MRP
3
Badan Legislatif Tk
Sama
Sama
4
Badan Yudikatif
Terdiri dari Lembaga Adat dan Lembaga Peradilan biasa
Hanya terdapat Lembaga Peradilan biasa
Sama
Orisoe, serta Dominggus Mandacan dan Origenes Nauw.
Setelah melalui proses demokrasi yang
panjang, akhirnya pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin
Katjong
keluar
sebagai
pemenang
pemilukada dan terpilih kembali untuk kedua kalinya menjadi gubernur dan wakil gubernur Papua Barat untuk periode kepemimpinan 2012-2016. Di awal tahun 2015, Drs. Rahimin Katjong, M. Ed meninggal dunia setelah dirawat kurang lebih 4 hari di ICU Rumah Sakit Sarjito Jogjakarta. Terdapat beberapa kandidat yang diajukan untuk mengisi kekosongan jabatan Wakil Gubernur, diantaranya mantan anggota DPR RI Irene Manibuy, Mantan Ketua DPRD Papua Barat Johan Yosep Auri, Amos May,
TAHUKAH ANDA ? Pasangan Abraham O. Atururi dan Rahimin Katjong terpilih kembali menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat untuk masa bakti 2012-2016.
4
Yonatan Yumame, Orgenes Nauw dan Dominggus Bunei. Pada akhirnya Irene Manibuy terpilih untuk memegang jabatan Wakil Gubernur hingga akhir periode kepemimpinan pada tahun 2016.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
2
PEMERINTAHAN Provinsi Papua Barat Memiliki 13 Wilayah Adminstrasi Tingkat 2 Pada tahun 2012, terbentuk 2 kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Manokwari, yaitu Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak.
daerah sesuai dengan UU Otonomi Khusus (Otsus),
Tabel
Provinsi Papua Barat memiliki pengaturan Pembagian Daerah Administrasi menurut Kabupaten/Kota 2014
2.2
yakni UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Hal ini berbeda dengan provinsi lainnya di
Kabupaten/Kota
Ibukota
1
236
2
Manokwari
9
151
9
Sorong Selatan
Teminabuan
13
119
2
Sorong
Aimas
19
123
18
Raja Ampat
Waisai
24
117
4
Tambrauw
Sausapor
11
76
0
administratif tingkat dua yang terdiri dari 12 kabupaten
Maybrat
Kumurkek
24
156
1
dan 1 kota. Kecamatan serta desa/ kelurahan di
6
57
0
Pegunungan Arfak
Anggi
10
179
0
Kota Sorong
Sorong
6
0
31
Papua Barat 2014
Manokwari
175
1 492
75
162
1 322
70
Provinsi Papua Barat juga bertambah. Hingga saat ini terdapat 175 kecamatan dan 1567 desa/ kelurahan. Jumlah PNS di Provinsi Papua Barat hingga
Manokwari Selatan Ransiki
PB 2013
Sumber: Pemda Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua Barat
ua
berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah PNS laki-laki berjumlah lebih banyak daripada PNS perempuan. jumlah
PNS
sebanyak 14.838 orang (43,36%). Hal ini menunjukkan
Kota Sorong
bahwa peranan perempuan dalam pemerintahan
Sorong Selatan
ht
cukup besar, hampir sama dengan peran laki-laki. Distribusi PNS di Provinsi Papua Barat bervariasi di setiap kabupaten/ kota.
Persentase PNS Kabupaten/Kota/Provinsi dan Persentase PNS menurut Jenis Kelamin 2013 16,56
Manokwari
perempuan
:// p
sedangkan
2.2 Sorong
tp
(56,64%),
ap
Jumlah PNS laki-laki sebanyak 19.384 orang
Gambar
ba
tahun 2013 mencapai 34.222 orang. Bila dilihat
s. go
provinsi ini memiliki 13 wilayah
t. bp
2014
Manokwari
ra
tahun
Bintuni
.id
76
24
kabupaten di Provinsi Papua Barat sehingga pada
Rasiei
Teluk Bintuni
13,36 12,1
Fakfak
11,5 7,36
Raja Ampat
7,2 7,12
Teluk Bintuni
6,62
Teluk Wondama Kaimana
5,93
Provinsi Papua Barat
5,72
Kabupaten
Maybrat
Manokwari memiliki PNS yang terbanyak yaitu sebesar
Pegunungan Arfak
0,09
Manokwari Selatan
0,01
16,56 persen. Kabupaten Manokwari sebagai ibukota provinsi dan pusat pemerintahan membutuhkan SDM yang lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten/ kota lainnya. Sedangkan Kabupaten Manokwari Selatan memiliki distribusi terkecil dalam ketersediaan PNS yaitu hanya 0,01 persen. Kabupaten Manokwari Selatan merupakan kabupaten yang baru dimekarkan
9 7
Kelurahan
13
Pada tahun 2012, terjadi pemekaran 2 (dua)
Teluk Wondama
Desa
5 2
UU Otonomi Daerah.
Fakfak Kaimana
Kecamatan
118 84
Indonesia yang pengaturan wilayahnya berdasarkan
Fakfak Kaimana
56,64
3,65 2,77
Tambrauw
43,36 Laki-laki Perempuan
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional, Jayapura (Papua), 2013
TAHUKAH ANDA ? Besarnya Dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2012 yang dikucurkan di Provinsi Papua Barat mencapai sebesar 1,64 trilyun rupiah. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2011, sebesar 1,33 trilyun rupiah.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
55
2
PEMERINTAHAN Kesenjangan Gender di Dunia Politik Masih Tajam
Gambar
Persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan dengan persentase perempuan yang duduk menjadi anggota DPRD hanya sebesar 9,82 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa kesejangan gender di dunia politik masih sangat nyata.
2.3
pada tahun 2012, sehingga struktur pemerintahan
Persentase PNS Pemda menurut Tingkat Pendidikan 2013
belum terbentuk optimal. Karena itulah jumlah PNS yang bekerja di kabupaten tersebut masih sangat sedikit. Dari sisi pendidikan, sebagian besar PNS di lingkungan pemerintahan Papua Barat berpendidikan SLTA atau tingkat yang lebih tinggi, mencapai 95,30 persen dari keseluruhan PNS di Papua Barat. Dengan
.id
demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar PNS
s. go
di lingkungan pemerintahan Papua Barat merupakan tenaga kerja yang cukup terdidik.
t. bp
Peta perpolitikan tahun 2014 di Provinsi Papua
Sumber: Badan Kepegawaian Nasional Regional IX Jayapura, 2013
Barat menunjukkan jumlah perempuan yang duduk di
ra
ba
2.4
ht
tp
:// p
ap
ua
Gambar
kursi DPRD relatif rendah, yaitu 14,15 persen dari total
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota/Provinsi menurut Jenis Kelamin 2014
kursi di DPRD kabupaten/kota/provinsi. Dengan persentase yang kurang dari 20 persen tersebut, terlihat bahwa terdapat ketimpangan gender dalam bidang politik. Presentase perempuan tertinggi di DPRD terdapat di Kabupaten Raja Ampat. Anggota DPRD di Kabupaten Raja Ampat terdiri 7 perempuan (35 %) dan 12 laki-laki. Presentase terendah anggota perempuan di DPRD ada pada Kabupaten Teluk Bintuni. Di Teluk Bintuni hanya terdapat 1 anggota perempuan dari 20
Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua Barat, 2014
anggota DPRD Keterlibatan perempuan di DPRD Provinsi
TAHUKAH ANDA ? Persentase PNS di Papua Barat tahun 2012 mencapai 5,1 persen terhadap total penduduknya. Angka ini lebih besar dari persentase nasional yang hanya mencapai 1,87 persen.
6
Papua Barat pun relatif rendah yaitu 4,44 persen. Dari 45 anggota DPRD Provinsi Papua Barat hanya terdapat 2 anggota perempuan. Peran perempuan di perpolitikan perlu ditingkatkan agar Provinsi Papua Barat dapat mengurangi ketimpangan gender.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
3
PENDUDUK Jumlah Penduduk Papua Barat Terkecil Kedua di Indonesia Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2014 jumlah penduduk Papua Barat adalah sebesar 849,8 ribu jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil kedua di Indonesia
penduduk
Papua
Barat
memiliki
kecenderungan untuk meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 1971, penduduk Papua Barat hanya
Gambar
Jumlah
3.1
Jumlah Penduduk Papua Barat 2010-2014 (Ribu Jiwa)
sejumlah 221.457 jiwa. Jumlah ini kian meningkat, hingga pada tahun 2010, Sensus Penduduk (SP) mencatat penduduk Papua Barat telah mencapai 760.422 jiwa. Pada tahun 2014, penduduk Provinsi Papua Barat diproyeksikan hampir mencapai 850 ribu
.id
jiwa. Gambar 3.1 menunjukkan pola perkembangan
s. go
jumlah penduduk Provinsi Papua Barat selama 5 tahun terakhir.
3.1
Indikator Kependudukan Provinsi Papua Barat Tahun 2014
ba
Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2014
t. bp
penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang.
Tabel
laki-laki, meskipun perbandingan antara jumlah
Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-2014 BPS
ra
Penduduk Papua Barat masih didominasi oleh
ua
52,72 persen penduduk Provinsi Papua Barat adalah
ap
laki-laki (448 ribu jiwa), dan 47,28 persen lainnya
adalah penduduk perempuan (401,8 ribu jiwa).
:// p
Sementara itu, rasio jenis kelamin di Provinsi Papua
Uraian
849,8
Pertumbuhan Penduduk (%)
2,60
Sex Ratio (%)
111,50
Jumlah Rumah Tangga (ruta) Rata-rata ART (jiwa/ruta)
dapat
Penduduk menurut Kelompok Umur (%)
setiap
ht
bahwa
tp
Barat pada tahun 2014 adalah sebesar 111,50. Hal ini diartikan
100
penduduk
perempuan, terdapat penduduk laki-laki 111 hingga 112 penduduk laki-laki. Piramida penduduk merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
2014
Jumlah Penduduk (ribu jiwa)
182 950 4,50
0-14
31,55
15-64
66,45
65+
2,00
Sumber: Proyeksi Penduduk 2014, BPS
distribusi penduduk suatu wilayah berdasarkan kelompok umur tertentu. Piramida penduduk Papua Barat tahun 2014 memiliki tipe piramida penduduk muda (expansive) yang dapat diartikan bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Papua Barat masuk dalam kelompok
umur muda. Dari piramida pada
TAHUKAH ANDA ? Luas daratan Papua Barat adalah 5,08 persen dari total luas daratan Indonesia. Sedangkan luas wilayah Maluku dan Papua adalah seperempat dari total daratan Indonesia.
Gambar 3.2, terlihat bahwa penduduk pada kelompok
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
77
3
PENDUDUK Laju Pertumbuhan Penduduk Meningkat
Gambar
Jumlah penduduk Papua Barat tahun 2014 sebesar 849,8.ribu jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 828,3 ribu jiwa. persen.
umur 0-4 tahun memiliki batang yang paling lebar, baik
3.2
pada penduduk laki-laki maupun perempuan.
Piramida Penduduk Provinsi Papua Barat 2014
Selain piramida penduduk, struktur penduduk juga digambarkan oleh umur median. Umur median membagi penduduk menjadi dua bagian dengan
jumlah yang sama, sehingga dapat secara kasar menunjukkan tingkat pemusatan penduduk pada
.id
kelompok umur tertentu. Dari hasil proyeksi penduduk
s. go
2014, diketahui umur median penduduk Provinsi Papua Barat adalah sebesar 24,80 tahun, dapat
dikatakan penduduk Papua Barat tergolong kategori
t. bp
penduduk usia menegah. Hasil SP 2010 menunjukkan Kota Sorong
ra ba
ua
Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014
Kabupaten/Kota (1)
Jumlah Penduduk (ribu jiwa) 2013 2014
Laju Pertumbuhan (%)
ap
3.2
memiliki jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Papua
(2)
:// p
Tabel
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk 2014
(3)
ht
tp
01. Fakfak 70,9 72,2 02. Kaimana 51,1 52,5 03. Teluk Wondama 28,5 29,1 04. Teluk Bintuni 56,6 57,9 05. Manokwari 150,2 154,3 06. Sorong Selatan 41,1 42,0 07. Sorong 76,7 78,7 08. Raja Ampat 44,6 45,3 09. Tambrauw 13,4 13,5 10. Maybrat 35,8 36,6 11. Manokwari Selatan 20,9 21,3 12. Pegunungan Arfak 26,7 27,6 71. Sorong 211,8 218,8 Sumber: Sensus Penduduk 2010 an Proyeksi Penduduk 2013 Papua Barat 828,3 849,8
(4) 1,83 2,74 2,11 2,30 2,73 2,19 2,61 1,57 0,75 2,23 1,91 3,37 3,31 2,60
TAHUKAH ANDA ? Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, angka migrasi risen Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (5,6) di Indonesia setelah Provinsi Kepulauan Riau (10,2).
8
Barat, yakni 190.625 jiwa. Sejak itu, Kota Sorong
selalu memiliki penduduk terbanyak dari seluruh kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Papua Barat. Sementara itu, Kabupaten Manokwari memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua, sebanyak 187.726 jiwa pada tahun 2010.
Proyeksi penduduk menunjukkan hingga 2014 kedua kabupaten/ kota masih memiliki jumlah penduduk terbesar di Papua Barat. Kota Sorong diproyeksikan
memiliki
sekitar
218
ribu
jiwa,
sedangkan Kabupaten Manokwari memiliki 150 ribu jiwa. Jumlah penduduk kedua kabupaten/ kota ini mencapai 43,90 persen dari totap penduduk Papua Barat. Dengan kata lain, hampir setengah penduduk Papua Barat berdomisili di Kota Sorong dan Kabupaten Manokwari. Baik Kota Sorong maupun Kabupaten Manokwari merupakan wilayah pusat di
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
3
PENDUDUK Penduduk Terbanyak Papua Barat di Kota Sorong Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk 2014 Kota Sorong menjadi wilayah terpadat di Papua Barat dengan distribusi sebesar 25,75 persen atau lebih dari seperempat total penduduk Papua Barat.
Gambar
Provinsi Papua Barat, di mana terdapat bandar udara serta pelabuhan besar yang menjadi pintu keluar
3.3
Persentase Distribusi Sebaran Penduduk 2014
masuk penumpang juga barang ke Provinsi Papua Barat. Tidak hanya itu, kedua kabupaten/ kota juga menjadi jalur yang dilalui untuk menuju kabupaten lain
di Papua Barat. Seluruh kabupaten/ kota di Papua Barat
.id
memiliki laju pertumbuhan penduduk yang positif
s. go
pada tahun 2014. Kabupaten Pegunungan Arfak memiliki laju pertumbuhan tertinggi, yakni 3,37
persen, yakni jumlah penduduk meningkat dari 26,7
tahun 2014, yakni hingga 3,31 persen. Di sisi lain, laju
t. bp 3.4
Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Barat 2014
ba
pertumbuhan terendah terdapat pada Kabupaten
Gambar
Sorong memiliki laju pertumbuhan terbesar kedua di
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk BPS 2014
ra
ribu jiwa pada tahun 2013 menjadi 27,6 ribu jiwa. Kota
ua
Tambrauw, yakni 0,75 persen. Kabupaten Tambrauw
ap
merupakan satu-satunya kabupaten dengan laju Barat pada tahun 2014.
:// p
pertumbuhan penduduk di bawah 1 persen se-Papua
tp
Provinsi Papua Barat memiliki kepadatan
ht
penduduk yang terkecil kedua di Indonesia, setelah Provinsi Kalimantan Utara. Tercatat kepadatan penduduk Papua Barat hanya 9 jiwa/ km2 di tahun 2014. Kondisi ini tidak berbeda dari kepadatan penduduk di tahun sebelumnya.
Sumber: Luas: Permendagri No 6 Thn 2008 Penduduk: Proyeksi Penduduk BPS 2014
Bila ditilik lebih dalam, Kota Sorong memiliki kepadatan penduduk terbanyak dibandingkan seluruh kabupaten/ kota se-Papua Barat. Nilai kepadatan penduduk pada kota tersebut mencapai 333,21 jiwa/ km2. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata
TAHUKAH ANDA ? Luas Provinsi Papua Barat1 (97,02 ribu Km2 ) hampir 140 kali lipat dari luas Negara Singapura (697 Km2.). 1) Berdasarkan Permendagri No. 6/Th 2008
satu kilometer persegi di wilayah Kota Sorong didiami
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
99
3
PENDUDUK Waspadai Bonus Demografi di Papua Barat
Tabel
Diperkirakan di tahun 2020-2030 akan terjadi bonus demografi. Dengan struktur penduduk muda maka peluang untuk meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar.
3.3
oleh 333 penduduk. Kepadatan Kota Sorong sangat
Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga, 2011-2014
tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten/ kota lain di Provinsi Papua Barat yang hanya berkisar 2 hingga 18
Rata-Rata Anggota Rumah Tangga (orang)
jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tinggi ini disebabkan oleh jumlah penduduk Kota Sorong yang
2011
72,2
2012
52,5
2013
29,1
lain, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki kepadatan
2014
57,9
penduduk terkecil, yakni hanya sebesar 2,78 jiwa/ km 2.
banyak, tetapi memiliki luas wilayah yang relatif kecil,
.id
bahkan terkecil dari kabupaten/ kota lainnya. Di sisi
s. go
Hal ini juga dipengaruhi oleh luas wilayah Kabupaten Teluk Bintuni yang merupakan wilayah terluas di
Sumber: Proyeksi Penduduk, 2011-2014
t. bp
Provinsi Papua Barat, tetapi jumlah penduduknya Berdasarkan Proyeksi Penduduk, pada tahun
2014 terdapat kurang lebih 187,7 ribu rumah tangga. Senada
dengan
tren
jumlah
penduduk
yang
meningkat, jumlah ruta di Provinsi Papua Barat juga mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang sebesar 183,1 ribu rumah tangga. Secara rata-rata, setiap
tp
50.49
:// p
ap
ua
52.49
48.74
ra
3.4
ba
Tabel
relatif tidak terlalu banyak.
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat Tahun 2014
rumah tangga yang ada di Provinsi Papua Barat
ht
diproyeksikan memiliki kurang lebih 4 hingga 5 orang anggota rumah tangga pada tahun 2014. Gambar 3.4 memberikan informasi bahwa
Laki-laki
Perempuan
Total
Sumber: Proyeksi Penduduk, 2014
persentase penduduk produktif dan non produktif baik itu secara agregat maupun gender menunjukkan kecenderungan
yang
sama.
Besarnya
rasio
ketergantungan Papua Barat mencapai 50,49 persen. TAHUKAH ANDA ? Bonus Demografi adalah sebuah kondisi dimana rasio ketergantungan mencapai nilai terendahnya atau penduduk usia produktif (15-64 tahun) berada pada jumlah maksimum.
10
Artinya dari 100 orang yang masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 50 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun keatas).
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
4
KETENAGAKERJAAN Peningkatan Angkatan Kerja Perlu Dipersiapkan Peningkatan angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan pertumbuhan angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan.
Ketenagakerjaan merupakan salah satu isu penting
yang
menjadi
perhatian
Gambar 4.1 Skema Ketenagakerjaan
pemerintah.
PENDUDUK
Ketenagakerjaan memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan penduduk memenuhi kebutuhan hidupnya
Usia Kerja (≥15 tahun)
Bukan Usia Kerja
yang secara tidak langsung berhubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat. Angkatan Kerja
Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat
Bukan Angkatan Kerja
Bekerja
struktur penduduk Provinsi Papua Barat yang maka perkembangan penduduk usia kerja akan
dengan usia 15 tahun ke atas. Umumnya, penduduk kemampuan
pada untuk
rentang bekerja
tersebut dan
memiliki
Mempersiapkan Usaha
Sedang Bekerja
Mengurus rumah Tangga
Putus asa: Merasa Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan
Lainnya
Sudah Mempunyai Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Bekerja
Sementara Tidak Bekerja
ba
usia
menghasilkan
ua
dengan
Sekolah
t. bp
Penduduk usia kerja merupakan penduduk
Mencari Pekerjaan
ra
tumbuh relatif cepat.
Pengangguran
s. go
tergolong dalam struktur penduduk usia menengah,
.id
dapat dikatakan cukup melimpah. Hal ini tercermin dari
ap
pendapatan (produktif). Pada tahun 2014, tercatat
Setengah Pengangguran Pengangguran Setengah (15-34 Jam) (< 15 Jam)
Jam Kerja Normal (≥ 35 Jam)
:// p
kurang lebih 583 ribu penduduk Provinsi Papua Barat
Pengangguran Kritis (< 15 Jam)
(68,30 persen) merupakan penduduk usia kerja.
tp
Penduduk usia kerja dapat dibedakan menjadi
ht
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pada Bulan Agustus 2014, tercatat 68,30 persen penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja. Sementara itu, 31,70
►►CATATAN: Batas Usia Kerja di Beberapa Negara:
Batas Bawah Usia Kerja: Mesir → 6 tahun
persen lainnya bukan merupakan angkatan kerja,
Brazil → 10 tahun
antara lain penduduk yang sedang bersekolah,
Venezuela → 10 dan 15 tahun
mengurus rumah tangga maupun lainnya.
Canada dan Indonesia → 15 tahun
Pada tahun 2014, Kabupaten Teluk Wondama memiliki
TPAK
tertinggi
dibandingkan
dengan
Swedia dan USA → 16 tahun
Mesir, Malaysia dan Mexico → 65 tahun
kebupaten/ kota lain, yakni mencapai 80,08 persen. Sementara itu, Kabupaten Fakfak memiliki TPAK
Batas Atas Usia Kerja: Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia → 74 tahun
Tanpa Batas atas → Beberapa negara termasuk Indonesia
terendah, yakni hanya mencapai 62,31 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
11 11
4
KETENAGAKERJAAN Persentase Pekerja Berpendidikan Rendah Cukup Banyak
Tabel
Hampir 40 persen penduduk bekerja memiliki pendidikan yang relatif rendah (pendidikan tertinggi SD juga tidak/ belum pernah sekolah).
4.1
Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat
Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat 2012-2014
angkatan kerja memiliki status bekerja. Dari angkatan
Satuan
2012
2013
2014
Bekerja
orang
341 741
353 619
378 436
Pengangguran
orang
19 856
17 131
19 988
Pada Agustus 2014, sebagian besar penduduk
Angkatan kerja
orang
361 597
370 750
398 424
bekerja di Provinsi Papua Barat (35,65 persen)
Penduduk Usia Kerja
orang
538 709
558 262
583 374
persen
5,49
4,62
5,02
persen
67,12
66,41
68,30
bekerja.
.id
merupakan buruh/ karyawan/ pegawai. Selanjutnya, penduduk pekerja didominasi oleh pekerja keluarga/ pekerja tidak dibayar, hingga 21,03 persen.
Penduduk bekerja di Provinsi Papua Barat
t. bp
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
kerja yang ada, hanya 94,98 persen memiliki status
s. go
Uraian
Bulan Agustus 2014, menunjukkan belum seluruh
didominasi penduduk pada rentang usia 30 hingga 34 tahun dan 25 hingga 29 tahun. Sementara itu, bila
ra
Sumber: Sakernas Agustus, 2012-2014
ba
Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Pendidikan Provinsi Papua Barat 2014
ua
4.2
ht
tp
:// p
ap
Gambar
dilihat dari sisi pendidikan, hampir 40 persen penduduk bekerja memiliki pendidikan yang relatif rendah
(pendidikan tertinggi SD juga tidak/ belum pernah sekolah). Selanjutnya, pekerja di Provinsi Papua Barat juga
didominasi
oleh
lulusan
SLTA.
Hal
ini
menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan SLTA di Provinsi Papua Barat cenderung memilih untuk
langsung bekerja daripada melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Bila sektor perekonomian dibedakan menjadi 9 sektor, sebagian besar penduduk masih bekerja di
Sumber: Sakernas Agustus, 2014
sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan
dan Perikanan. Sejak tahun 2007, persentase TAHUKAH ANDA ? Persentase belanja pegawai di Papua Barat hanya sebesar 9 persen. Persentase ini adalah yang terkecil dalam APBD dibandingkan dengan kabupaten/kota dan provinsi lainnya di Indonesia.
12
penduduk yang bekerja pada sektor ini selalu menjadi yang terbesar diantara sektor lainnya. Meskipun demikian, persentase pekerja pada sektor tersebut cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun,
dimulai dari tahun 2009. Adapun pada Agustus 2014,
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
4
KETENAGAKERJAAN TPT Meningkat
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan
4.3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat 2014 (%)
Perikanan. Kemudian 17,65 persen penduduk bekerja
Papua Barat
pada sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Tambrauw Raja Ampat
Perorangan; dan 16,41 persen bekerja pada sektor
Manokwari Teluk Wondama
terbuka, meningkat dari tingkat pengangguran terbuka
Kaimana
2.51 8.25 0.98
s. go
Fakfak
pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,40 persen.
0
6.87
2.99
2
4
t. bp
ra
KILM 2 : Employment-to-population ratio
ua
KILM 1 : Labour Force Participation Rate
ap
:// p
tp
golongan angkatan kerja yang pada suatu referensi
ht
waktu tertentu tidak memiliki pekerjaan, sudah memiliki
pekerjaan tetapi belum memulai bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Dengan kondisi tidak memiliki pekerjaan, hal ini secara tidak langsung akan
KILM 3 : Status in Employment KILM 4 : Employment by sector KILM 5 : Part-time employment KILM 6 : Hours of work KILM 7 : Employment in the informal economy KILM 8 : Unemployment KILM 9 : Youth unemployment KILM 10 : Long-term unemployment KILM 11 : Unemployment by educational attainment
berdampak pada kemampuan seseorang dalam
KILM 12 : Time-related underemployment
memenuhi kebutuhan hidupnya.
KILM 13 : Inactivity rate
Pada tahun 2014, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki
TPT
tertinggi
dibandingkan
dengan
KILM 14 : Education attainment and literacy KILM 15 : Manufacturing wage indices KILM 16 : Occupational wage and earning indices
kebupaten/ kota lain, yakni mencapai 8,25 persen.
KILM 17 : Hourly compensation cost
Sementara itu, Kabupaten Teluk Wondama memiliki
KILM 18 : Labour productivity and unit labour cost
TPT terendah, yakni hanya mencapai 0,98 persen.
10
The Key Indicators of the Labour Market (KILM)
dibandingkan dengan laki-laki (TPT=4,71).
untuk diperhatikan. Pengangguran terbuka merupakan
8
►►CATATAN:
kelamin maka TPT perempuan yaitu 5,55 lebih tinggi Isu pengangguran merupakan isu yang penting
6
Sumber: Sakernas Agustus, 2014
ba
(TPT=3,86). Jika pengangguran dilihat menurut jenis
1.82
Teluk Bintuni
angkatan kerja masuk pada golongan pengangguran
jauh lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan
3.81
Sorong Selatan
Pada Agustus 2014, hingga 5,02 persen
tinggal maka pengangguran di perrkotaan (TPT=8,53)
3.44
Sorong
Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi.
Jika pengangguran dilihat menurut status tempat
5.02 1.17
.id
tercatat 45,26 persen penduduk bekerja pada sektor
Gambar
Pada Agustus 2014, hingga 5,02 persen angkatan kerja masuk pada golongan pengangguran terbuka, meningkat dari tingkat pengangguran terbuka pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,40 persen.
KILM 19 : Employment elasticities KILM 20 : Poverty, working poverty, and income distribution
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
13 13
5
PENDIDIKAN Rata-rata Satu Guru SD Mengajar 13 Orang Siswa
Tabel
Rasio murid-guru SD sebesar 13,30 menunjukkan rata-rata beban seorang guru di Papua Barat harus mengajar 13 orang siswa.
5.1
Pendidikan
Indikator Pendidikan SD/MI, SLTP/MTs, dan SLTA/MA/SMK Provinsi Papua Barat 2014
merupakan salah satu
aspek
kehidupan yang penting untuk diperhatikan. Negara bahkan mengamanatkan dalam konstitusi UUD 1945
Uraian
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/MA/SMK
dan ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 49
Jumlah Sekolah
1 012
258
169
ayat (1) agar minimal 20 persen dari APBN
Jumlah Guru
9 388
2 999
1 997
dialokasikan untuk mendukung kegiatan pada sektor
Jumlah Murid
124 872
42 269
38 080
pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD.
Rasio Murid Sekolah
123,39
163,83
225,33
Rasio Murid Guru
13,30
14,09
19,07
.id
Besarnya perhatian pemerintah dan tingginya harapan
s. go
rakyat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan berpendidikan terlihat dari dasar hukum tersebut.
t. bp
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014
Adapun capaian pendidikan suatu wilayah dapat
ht
tp
:// p
ap
ua
ba
ra
ditunjukkan dari beberapa sisi, antara lain sisi ketersediaan fasilitas (sarana/ pra sarana) penunjang pendidikan yang memadai hingga capaian pendidikan individu pada wilayah tersebut. Sekolah merupakan salah satu media yang memiliki
peranan
dominan
untuk
menunjang
pendidikan penduduk suatu wilayah. Sekolah memiliki jenjang
dari
taman
kanak-kanak
(TK)
hingga
perguruan tinggi. Taman kanak-kanak (TK) merupakan sekolah yang
Gambar: Sebuah perjuangan untuk tetap sekolah di Tanah Papua (Image Google)
berperan
untuk
mempersiapkan
serta
mengenalkan anak usia pra sekolah (sebelum mencapai usia 6 tahun) kepada sistem pendidikan
TAHUKAH ANDA ? Total alokasi dana BOS Papua Barat tahun 2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah, terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk SD dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk SLTP (Kemendiknas, 2011).
dasar. Hingga tahun ajaran 2013/2014, terdapat 429 unit TK di Provinsi Papua Barat. Pendidikan wajib di Indonesia, termasuk Provinsi Papua Barat, dimulai dari jenjang sekolah setingkat SD hingga setingkat SMA. Pada tahun ajaran 2013/2014, tercatat Provinsi Papua Barat memiliki
14
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
PENDIDIKAN
5
Belum Seluruh Desa/Kelurahan Memiliki Fasilitas Sekolah Dasar
1012 sekolah setingkat SD, 258 sekolah setingkat SMP, dan 169 sekolah setingkat SMA.
Gambar
Dari sekitar 1.567 desa/kelurahan di Papua Barat, jumlah sekolah SD yang telah berdiri hanya sebanyak 1.012 unit sekolah. Artinya belum seluruh desa/kelurahan memiliki Sekolah Dasar.
5.1
Angka Melek Huruf Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Papua Barat 2012-2014 (%)
Persebaran sekolah di Provinsi Papua Barat 98.32
dapat tercermin dari ada tidaknya sekolah pada desa-
98.32
96.97
desa di Papua Barat. Tercatat hingga tahun 2014, 93.74
hanya 53,29 persen desa di Provinsi Papua Barat yang
93.39
memiliki paling tidak satu sekolah setingkat SD di
.id s. go
sekolah setingkat SMP. Sementara itu, hanya 9 persen desa di Provinsi Papua Barat (141 desa) yang memiliki
2012
Laki-laki
2013 Perempuan
2014 L+P
ra
Sumber: Olahan Susenas, 2012-2014
ba
diberi pengetahuan dasar, seperti cara membaca,
t. bp
unit sekolah SMA/ SMK. yang sangat penting. Pada jenjang inilah seseorang
94.14
90.84
desanya. Selanjutnya, 14,87 persen desa memiliki unit
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang sekolah
93.95
93.03
ua
masing kabupaten/ kota di Provinsi Papua Barat cukup
ap
bervariasi. Sebagai contoh, Kota Sorong memiliki
Gambar
menulis dan berhitung. Penyebaran SD di masing-
5.2
Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Papua Barat 2010-2014 (tahun)
:// p
persebaran SD yang tertinggi pada tahun 2014, hingga
tp
93,55 persen (29 desa). Dengan kata lain, 29 dari 31
ht
desa yang ada telah memiliki paling tidak satu sekolah
setingkat SD. Di sisi lain, pada Kabupaten Teluk Bintuni 29,41 persen desa (70 desa) yang memiliki paling tidak satu sekolah setingkat SD, sedangkan 70,59 persen lainnya (168 desa) tidak memiliki sekolah tingkat SD. Persebaran sekolah pada jenjang setingkat
SMP dan SMA cenderung lebih rendah dari penyebaran sekolah setingkat SD, di mana Kota Sorong juga memiliki persebaran paling merata di kedua jenjang sekolah. Rasio
jumlah
menggambarkan
murid
rata-rata
terhadap
murid
yang
Sumber: Olahan Susenas, 2010-2014
sekolah
harus
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
15 15
5
PENDIDIKAN Semakin Tinggi Kelompok Usia Sekolah APS Semakin Menurun Angka Partisipasi Sekolah (APS) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok umur sekolah.
Gambar
ditampung setiap sekolah pada suatu daerah. Pada
5.3
tahun ajaran 2013/2014, Provinsi Papua Barat memiliki
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur Provinsi Papua Barat 2014 (%)
rasio murid-guru jenjang setingkat SD sebesar 123,39. Nilai ini menunjukkan bahwa secara rata-rata sebuah SD di Provinsi Papua Barat harus menampung kurang lebih 123 murid pada tahun tersebut. Sementara itu, rasio murid-sekolah pada jenjang SMP dan SMA
.id
secara berturut-turut adalah 163,83 dan 225,33.
s. go
Guru memiliki peran yang tidak kalah penting dalam sektor pendidikan. Rasio jumlah murid terhadap
t. bp
guru menggambarkan rata-rata beban guru dalam mengajar sejumlah murid. Pada tahun 2013/2014, Provinsi Papua Barat memiliki rasio murid-guru jenjang
ap
APK dan APM menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Papua Barat 2014 (%)
:// p
5.4
APK
ht
tp
Gambar
ua
ba
ra
Sumber: Susenas, 2014
setingkat SD sebesar 13,30. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata, seorang guru pada jenjang sekolah SD di Provinsi Papua Barat mengajar kurang lebih 13 siswa. Sementara itu, rasio murid-guru pada jenjang SMP dan SMA secara berturut-turut adalah 14,09 dan 19,07. Angka Partisipasi Sekolah (APS) digunakan untuk mengetahui seberapa besar penduduk pada kelompok
usia
tertentu
berpartisipasi
dalam
menempuh pendidikan di sekolah pada suatu periode. APM
Pada tahun 2014, APS usia 7-12 tahun sebesar 96,65 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 96,65 persen penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah pada tahun 2014, sedangkan 3,15 persen Perguruan Tinggi
SMP
SMA
SD
Sumber: Susenas, 2014
penduduk yang lain tidak bersekolah. Sementara itu, APS usia 13-15 sebesar 96,28 persen, Selanjutnya, APS usia 16-18 tahun dan 19-24 tahun berturut-turut sebesar 79,87 dan 29,66 persen. Terlihat penurunan
16
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
PENDIDIKAN
5
APK Sekolah Dasar Lebih dari 100 Persen. APK SD Papua Barat taun 2014 mencapai 109,36 persen, artinya masih ada penduduk berusia diluar 712 tahun bersekolah SD. APM dan APK tingkat perguruan tinggi jauh lebih rendah dibandingkan APM dan APK SLTA. Hal ini menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah.
APS terjadi seiring bertambahnya usia penduduk. Hal
►►CATATAN:
ini menunjukkan adanya indikasi bahwa semakin tinggi kelompok usia, ada kecenderungan penduduk untuk
Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat
berhenti sekolah. Nilai
APK
pada
suatu
jenjang
sekolah
Program Strategis dalam rencana aksi percepatan pembangunan Papua Barat :
menunjukkan tingkat partisipasi penduduk bersekolah pada jenjang tersebut. APK SD tahun 2014 mencapai
Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan.
109,36 persen, berarti ada murid SD yang saat ini
s. go
7-12 tahun, baik itu kurang dari 7 tahun atau diatas 12
yang sesuai untuk bersekolah pada jenjang tersebut.
ba
Pada tahun 2014, APM SD sebesar 92,76 persen.
ra
menunjukkan tingkat partisipasi penduduk dengan usia
t. bp
tahun. Sementara itu, nilai APM suatu jenjang sekolah
ua
Sementara itu, APM SMP sebesar 68,18 persen,
1. Pendidikan dasar dan menengah gratis. 2. Peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola asrama. 3. Pendirian Sekolah Menengah Kejuruan 4. Pengadaan tenaga guru kontrak 5. Peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi lanjut ke dalam dan luar negeri serta pemagangan diluar Provinsi Papua Barat. 6. Pendirian Sekolah Pendidikan Keguruan 7. Peningkatan Kualitas PTN di Provinsi Papua Barat melalui kerja sama dengan PTN unggulan di luar Papua Barat. 8. Peningkatan kualitas perguruan tinggi swasta di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat.
.id
bersekolah tetapi berusia diluar batas kelompok umur
ap
Selanjutnya, APM SMA dan perguruan tinggi berturutturut sebesar 62,29 dan 24,19 persen. Nilai APM yang
:// p
cenderung menurun seiring peningkatan jenjang
tp
sekolah yang dienyam penduduk pada kelompok umur
ht
yang sesuai menunjukkan bahwa
Pada tahun 2014, lebih dari seperempat penduduk Provinsi Papua Barat usia 10 tahun ke atas memiliki ijazah/ STTB tertinggi berupa ijazah setingkat SMA. Meskipun demikian, penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah/ STTB juga cukup besar, yakni mencapai 23,20 persen. Selain itu, persentase penduduk usia 10 tahun ke atas dengan ijazah/ STTB tertinggi setingkat SD cukup banyak, mencapai 22,05 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi
Siswa SD di Tarak, Kabupaten Fakfak sedang melaksanakan upacara bendera Sumber: Image Google
Papua Barat masih berpendidikan relatif rendah.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
17 17
6
KESEHATAN Belum Seluruh Desa di Papua Barat Memiliki Fasilitas Kesehatan
Tabel
Tercatat 934 dari 1567 desa yang ada sudah memiliki setidaknya satu posyandu di desanya. Sementara itu, untuk sarana kesehatan berupa rumah sakit masih cukup jarang. Hingga 2014, hanya 14 desa yang memiliki setidaknya sebuah rumah sakit di desanya.
6.1
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang
Indikator Kesehatan Provinsi Papua Barat 2014
diperhatikan
Uraian
dalam
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat. Penyebaran sarana kesehatan di Provinsi
2014
Papua Barat dapat dikatakan relatif kurang merata.
Desa dengan Rumah Sakit
14
Desa dengan Puskesmas
144
Desa dengan Pustu
434
desa Papua Barat berupa posyandu juga puskesmas
Desa dengan Posyandu
934
dan puskesmas pembantu. Tercatat 934 dari 1567 desa yang ada sudah memiliki setidaknya satu
74
.id
Angka Kematian Bayi (Kondisi 2012)
Sarana kesehatan yang paling banyak berada di desa-
s. go
posyandu di desanya. Sementara itu, untuk sarana kesehatan berupa rumah sakit masih cukup jarang.
Sumber: Hasil Olahan Sensus Podes, 2014 dan SDKI 2012
Hingga 2014, hanya 14 desa yang memiliki setidaknya
t. bp
sebuah rumah sakit di desanya.
ba ua ap
:// p tp
obat-obatan
juga
merupakan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan
Pelayanan kesehatan masyarakat
ht
penyediaan
ra
Tempat
penduduk. Hingga 2014, baru 58 desa yang memiliki setidaknya satu buah apotek di desanya dan 35 desa memiliki setidaknya satu toko obat khusus (jamu) di desanya.
Kondisi
ini
menggambarkan
bahwa
penduduk desa yang tidak memiliki sarana kesehatan, baik rumah sakit atau puskesmas maupun tempat penjualan obat harus berusaha ke desa lain berobat. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan penduduk suatu daerah secara kasar.
Sumber: Image Google
Umumnya, bayi lebih sensitif terhadap kondisi lingkungannya. Makin tingginya kematian bayi suatu daerah dapat mencirikan kurang sehatnya lingkungan daerah tersebut. Pada tahun 2012, AKB Provinsi Papua Barat tercatat sebesar 74 dan menjadi AKB tertinggi di Indonesia. Hal ini dapat diartikan bahwa dari seribu kelahiran hidup, rata-rata terjadi 74 kematian bayi.
18
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
7
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Sebagian Besar Rumah Tangga Telah Dialiri Listrik
Sebagian besar rumah tangga di Provinsi Papua
Tabel
Sebagian besar rumah tangga di Provinsi Papua Barat sudah memiliki sumber penerangan dari listrik.
7.1
Indikator Perumahan Provinsi Papua Barat 2014
Barat tinggal di rumah dengan atap dari seng. Pada
Uraian Kepemilikan Rumah (%)
tahun 2014, tercatat 94,07 persen rumah tangga memiliki tinggal di tempat dengan atap seng. Dari sisi dinding dan lantai, sebagian besar rumah tangga
tinggal di tempat yang memiliki dinding tembok (58,37
Paling tidak 67,17 persen rumah tangga di
ra
ba
ua
Selain air minum, sistem pembuangan tinja juga
ap
merupakan indikator perumahan sehat. Pada tahun
:// p
2014, hingga 85,86 persen rumah tangga di Provinsi
10,09
t. bp
Provinsi Papua Barat pada tahun 2014 sudah memiliki
rumah tangga adalah Air Isi Ulang (32,83 persen).
Sewa
s. go
berupa tanah (96,67 persen).
sumber air minum utama yang dimiliki sebagian besar
70,88 2,29
.id
sebagian besar rumah tangga memiliki lantai bukan
tahun sebelumnya yang hanya 63,16 persen. Adapun
Milik Sendiri Kontrak
Lainnya 16,74 Jenis Dinding Terluas (%) Tembok 58,37 Kayu 39,32 Bambu 0,34 Lainnya 1,97 Jenis Atap Terluas (%) Beton 1,46 Genteng 0,41 Kayu Sirap 0,31 Seng 94,07 Ijuk/Rumbia 2,02 Lainnya 1,73 Sumber Penerangan (%) (Kondisi 2013) Listrik 81,18 Bukan Listrik 18,82
persen) dan kayu (39,32 persen). Pada tahun 2014,
sumber air minum layak. Persentase ini meningkat dari
2014
Sumber: Susenas, 2013 dan 2014
ht
angsa. Masih didapati rumah tangga yang belum
menggunakan kloset, meskipun persentasenya tidak
Gambar
tp
Papua Barat memiliki jenis kloset berbentuk leher
7.1
Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Provinsi Papua Barat, 2014
banyak, yakni 0,92 persen rumah tangga. Jarak antara rumah menuju septic tank juga perlu diperhatikan. Hingga 67,87 persen rumah tangga memiliki septic tank dalam jarak kurang dari 10 meter dari rumahnya.
Sebagian besar rumah tangga di Provinsi Papua Barat sudah memiliki sumber penerangan dari listrik. Hingga tahun 2013, kurang lebih 81,18 persen rumah tangga memiliki sumber penerangan listrik, terdiri dari 99,75 persen rumah tangga di daerah perkotaan dan
72,94 persen di daerah perdesaan.
Sumber: Susenas, 2014
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
19 19
8
PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Papua Barat Meningkat
Tabel
IPM Provinsi Papua Barat memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, IPM Papua Barat tercatat sebesar 61,28.
8.1
IPM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990
Indikator Pembangunan Manusia Provinsi Papua Barat 2014 Uraian
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui laporan pembangunan manusia (Human Development
2014
IPM
61,28
Report)
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
Angka Harapan Hidup (th)
65,14
perkembangan pembangunan kualitas manusia di 177
Harapan Lama Sekolah (th)
11,87
negara.
Rata-rata Lama Sekolah (th)
6,96
Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
6,94
Penghitungan IPM di seluruh Indonesia pada
.id
tahun 2014 menggunakan metode baru. IPM adalah
s. go
indeks komposit yang terbentuk atas empat komponen
Peringkat IPM
33
indikator, yaitu angka harapan hidup, harapan dan rata
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2014
t. bp
-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. Indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi
FORMULASI PENGHITUNGAN IPM
ra
hidup sehat dan umur panjang. Indikator harapan dan
ht
tp
:// p
ap
ua
ba
rata- rata lama sekolah merepresentasikan output dari dimensi pendidikan. Indikator pengeluaran per kapita
digunakan untuk menjelaskan dimensi hidup layak. IPM
Provinsi
Papua
Barat
memiliki
kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas SDM di Papua Barat, baik dari sisi kesehatan,
pendidikan, maupun hidup layak. Pada tahun 2014, IPM Papua Barat tercatat sebesar 61,28. Peningkatan IPM pada tahun 2014 dipicu oleh kenaikan seluruh komponen penyusun indeks ini. Tercatat
Harapan
Lama
Sekolah
mengalami
peningkatan, dari 11,45 tahun menjadi 11,67 di tahun 2014. Nilai ini menunjukkan bahwa secara rata-rata ada peningkatan harapan penduduk untuk dapat TAHUKAH ANDA ? Dana Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri untuk mengatasi kemiskinan terbesar di Papua Barat dialokasikan untuk Kabupaten Manokwari, yaitu sebesar 54,55 miliar rupiah.
20
mengenyam pendidikan sampai kelas 2 hingga 3 SMA. Sementara itu, nilai Rata-Rata Lama Sekolah Papua
Barat menunjukkan nilai 6,96 tahun. Nilai tersebut
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
8
PEMBANGUNAN MANUSIA Jumlah Penduduk Miskin Menurun Pada Tahun 2013 Tercatat sebanyak 21,25 ribu orang termasuk dalam kategori penduduk miskin, di mana pada tahun sebelumnya penduduk miskin mencapai 22,80 ribu orang. .
dapat diinterpretasikan
bahwa secara rata-rata
PERBEDAAN IPM METODE BARU DAN METODE LAMA
penduduk menyelesaikan pendidikan hingga Kelas 1 SMP dan tidak melanjutkan pendidikannya lagi. Angka Harapan Hidup Papua Barat tahun 2014 mencapai 65,14 tahun. Nilai ini meningkat dari tahun
sebelumnya, yakni 65,05 tahun. Di sisi lain, pengeluaran per kapita Rp 6.944 ribu/ orang/ tahun.
.id
Bila ditilik berdasarkan Kabupaten/ Kota, maka
Barat adalah penanggulangan kemiskinan. Penurunan
ba
persentase penduduk miskin dapat dimaknai adanya
IPM menurut Kabupaten/Kota dan Provinsi Papua Barat Tahun 2014 (%)
t. bp
Agenda pokok keempat pembangunan Papua
8.1
ra
Sorong memiliki IPM tertinggi, yakni mencapai 75,78.
Gambar
di tahun 2014, yakni 49,40. Sementara itu, Kota
s. go
Kabupaten Tambrauw memiliki nilai IPM yang terkecil
peningkatan tingkat pendapatan penduduk yang juga
peningkatan
permasalahan
tingkat
adalah
pendapatan
apakah
ap
menjadi
tersebut
:// p
Yang
ua
menunjukkan peningkatan tingkat kesejahteraannya. telah
dinikmati oleh semua penduduk secara merata atau
tp
hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk. Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2014
penduduk dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk menghitung kemiskinan. Penduduk
miskin
adalah
penduduk
Gambar
ht
BPS menggunakan pendekatan kemampuan
8.2
Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2014
dengan
pengeluaran per kapita per bulan kurang dari garis
kemiskinan. Garis Kemiskinan Provinsi Papua Barat pada Sept 2014 sebesar Rp. 428.608,-. Dengan garis kemsikinan tersebut, penduduk miskin di Provinsi Papua Barat pada September 2014 sebesar 26,26 persen atau sebanyak 225,46 jiwa dengan jumlah
terbanyak di perdesaan. Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2014
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
21 21
9
PERTANIAN Share PDRB Pertanian Sedikit Meningkat
Gambar
Sejak tahun 2010, besaran kontribusi sektor pertanian Provinsi Papua Barat menunjukkan kecenderungan untuk menurun. Meskipun demikian, pada tahun 2014 kontribusi sektor ini mengalami peningkatan.
9.1
Pertanian merupakan sektor yang memiliki
Perkembangan Share PDRB Sektor Pertanian Papua Barat 2010-2014 (%)
kontribusi yang cukup besar, meskipun tidak lagi dominan terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2014. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor pertanian terhadap perekonomian Papua Barat
pada tahun 2014 mencapai 10,79 persen, atau merupakan sektor yang memberi kontribusi terbesar
.id
keempat. Nilai kontribusi ini sebenarnya mengalami
s. go
peningkatan dari tahun 2013, sebesar 10,48 persen. Sektor pertanian masih berperan sangat penting
cukup kompleks, mencakup subsektor Pertanian, Peternakan,
ua ap :// p tp ht Sumber: Olahan Sensus Podes 2014
Perburuan,
dan
Jasa
Pertanian;
ra
Distribusi Desa Menurut Mata Pencaharian Utama 2014 (%)
ba
Gambar
9.2
t. bp
dalam perekonomian Provinsi Papua Barat. Sektor ini Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha 2010-2014
Kehutanan dan Penebangan Kayu; serta Perikanan. Tercatat pada tahun 2014, hingga 94,77 persen
atau 1485 desa di Provinsi Papua Barat memiliki sumber penghasilan utama dari sektor pertanian. Sebagian besar desa pertanian tersebut memiliki penghasilan dari subsubsektor tanaman pangan (67,81 persen). Kemudian, hingga 14,34 persen desa
pertanian mengutamakan penghasilan dari subsektor perikanan dan 11,85 persen memperoleh penghasilan utama dari subsubsektor perkebunan. Dari sisi ketenagakerjaan, kurang lebih 45,26 persen penduduk tercatat bekerja pada sektor
pertanian pada Agustus 2014. Nilai ini menurun dari kondisi pada tahun sebelumnya yang mencapai 48,71 persen. Meskipun terjadi penurunan, share ini masih tergolong sangat besar dan menunjukkan betapa banyaknya
penduduk
yang
menggantungkan
penghasilannya dari sektor ini. Oleh karena itu, ada Sumber: Image Google
22
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
9
PERTANIAN Desa Dengan Penghasilan Utama Dari Subsektor Tanaman Pangan Terbanyak Dengan luas lahan 15.423 Hektar, produksi kelapa sawit Papua Barat mencapai 22.581 ton. Produksi ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya.
hanya mencapai kurang lebih 10,79 persen terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat di tahun 2014. Hal ini mengindikasi adanya produktivitas yang relatif rendah di sektor ini. Untuk itu, peningkatan sarana pelatihan maupun bimbingan pada pekerja sektor pertanian perlu dilakukan untuk menggenjot produksi pertanian. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi juga perlu diperhatikan. Adanya teknologi yang mumpuni membantu
pelaksanaan
proses
produksi
ba
akan
tahun
2014
jumlah
desa
dengan
ap
Pada
ua
diselesaikan lebih cepat.
penghasilan utama dari subsubsektor tanaman pangan
:// p
terbanyak di Provinsi Papua Barat tetapi nilai tambah yang
terbesar.
Subsektor
ht
menjadi
tp
yang dihasilkan subsubsektor tersebut ternyata bukan
2012
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha)
2013
2014
7.750 30.244
7.523 29.913
6.880 27.665
39,02
39,76
40,21
1.199 2.049,12 17,09
1.250 2.137,58 17,10
1.421 2.450,17 17,24
603 650,35 10,79
617 668,74 10,84
890 944,65 10,61
1.029 10.646,04 103,46
1.343 14.901,37 110,96
1.080 11.826,39 109,50
844 9.747,52 115,49
1082 12.218,28 112,92
992 11.168,65 112,59
.id
utama dari sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian
Jenis Tanaman Padi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Jagung Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Kedelai Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Ubi Jalar Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/Ha) Ubi Kayu
s. go
Meskipun banyak pekerja yang berpenghasilan
Indikator Pertanian Papua Barat 2012-2014
t. bp
sektor pertanian di Provinsi Papua Barat.
9.1
ra
kebijakan yang perlu dilakukan untuk memperkuat
Tabel
baiknya pemerintah lebih memperhatikan kebijakan-
Sumber: Diolah dari Survei Pertanian Tanaman Pangan BPS Prov Papua Barat, 2012-2014
perikanan
merupakan kontributor terbesar dari sektor pertanian Provinsi Papua Barat pada tahun 2014, yakni mencapai 49,73 persen. Sementara itu, subsektor
TAHUKAH ANDA ?
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian berkontribusi hingga 25,35 persen, dan subsektor Kehutanan dan Penebangan Kayu berkontribusi 23,07 persen.
Sampai saat ini Manokwari masih menjadi sentra tanaman padi di Papua Barat. Produksi padinya di tahun 2014 mencapai 35,64 persen dari total produksi padi di Papua Barat.
Produksi padi di Provinsi Papua Barat tercatat senilai 27.665 ton pada tahun 2014. Nilai ini menurun dari tahun 2013 yang mencapai 29.913 ton. Hal ini
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
23 23
9
PERTANIAN Ubi Kayu dan Ubi Jalar Merupakan Komoditi Dengan Produksi Terbesar Populasi ternak babi mengalami peningkatan tajam selama tiga tahun terakhir. Semula populasinya sebesar 53.706 ekor di tahun 2009 menjadi 97.583 ekor di tahun 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 81,70 persen.
dapat disebabkan oleh adanya penurunan luas lahan panen pada tahun 2014 sekitar 643 Ha, yakni dari sebelumnya 7.523 Ha di tahun 2013, menjadi 6.880 Ha pada 2014. Adapun produktivitas lahan komoditas padi pada tahun 2014 sebesar 40,21 Kw/ Ha. Dengan kata lain, secara rata-rata setiap Ha lahan tanam komoditas padi mampu memproduksi padi hingga kurang lebih
.id
40,21 kwintal setahun. Ubi Kayu dan Ubi Jalar merupakan komoditi
s. go
dengan produksi terbesar di Provinsi Papua Barat setelah padi. Pada tahun 2014, baik ubi jalar maupun
t. bp
ubi kayu mengalami penurunan produksi dari tahun 2013. Nilai produksi ubi jalar dan ubi kayu tahun 2014
ht
Sumber: Image Google
tp
:// p
ap
ua
ba
ra
secara berturut-turut adalah 11.826 dan 11.169 ton. Produksi jagung di Provinsi Papua Barat tercatat
senilai 2.450 ton pada tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2013 yang mencapai 2.138 ton. Peningkatan produksi ini ditunjang oleh peningkatan luas lahan panen tahun 2014, menjadi 1.421 Ha dari 1.250 Ha tahun 2013. Produksi kedelai di Provinsi Papua Barat tercatat senilai 945 ton pada tahun 2014. Nilai ini meningkat dari tahun 2013 yang mencapai 669 ton. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya peningkatan dari sisi luas
TAHUKAH ANDA ? Walaupun produktivitas tanaman jagung Papua Barat meningkat dari tahun sebelumnya. Tetapi produktivitas tanaman jagung di Papua Barat adalah yang terendah di Indonesia.
lahan panen pada tahun 2014 sekitar 273 Ha, yakni dari sebelumnya 617 Ha di tahun 2013, menjadi 890 Ha pada 2014. Namun produktivitas lahan komoditas kedelai pada tahun 2014 sedikit menurun dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 10,61 Kw/ Ha. Dengan kata lain, secara rata-rata setiap Ha lahan tanam komoditas padi mampu memproduksi padi hingga kurang lebih 10,61 kwintal setahun.
24
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
9
PERTANIAN Kelapa Sawit Merupakan Komoditi Primadona Di Subsektor Perkebunan
Selain pertanian, Provinsi papua barat juga memiliki
komoditas
andalan
dari
subsektor
Gambar
Dengan luas lahan 38,98 ribu Ha, produksi kelapa sawit Papua Barat mencapai 56,88 ribu ton. Produksi ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya.
9.2
Luas Lahan dan Produksi Beberapa Komoditi Perkebunan Papua Barat 2014
perkebunan, antara lain Kelapa Sawit, Kelapa, serta Kakao. Kelapa sawit merupakan komoditi primadona di subsektor perkebunan. Luas lahan yang digunakan untuk menanam kelapa sawit di Provinsi Papua Barat mencapai 38,98 ribu Ha di tahun 2014. Sementara
.id
komoditi perkebunan dengan luas lahan terluas selanjutnya adalah Kelapa, dengan 20,65 ribu Ha.
s. go
Ditunjang dengan ketersediaan lahan yang luas,
tercatat Provinsi Papua Barat memiliki produksi kelapa
ba
sawit hingga 56,88 ribu ton, sedangkan produksi
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2014
ra
seperti Kakao, Karet, dan Kopi. Pada tahun 2014,
Gambar
dibandingkan dengan komoditi perkebunan lain,
t. bp
produksi kedua komoditi tersebut juga yang terbesar
Populasi Jumlah Ternak Besar dan Kecil Papua Barat 2011-2013 (Ekor)
ua
kelapa mencapai 17,23 ribu ton.
9.3
ap
Peternakan di provinsi papua Barat didominasi
:// p
oleh ternak babi. Hingga tahun 2013, ternak babi di Papua Barat mencapai 97.583 ekor, meningkat kurang
tp
lebih 17 ribu ekor dari tahun sebelumnya yang hanya
ht
80.857 ekor. Sementara itu, populasi ternak terbesar kedua adalah ternak sapi, yakni mencapai 48.159 ekor di tahun 2013. Meskipun demikian, jumlah ternak sapi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan jumlah pada tahun sebelumnya yang mencapai 52.046 ekor.
Ternak
kambing
Provinsi
Papua
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2013
Barat
mengalami peningkatan di tahun 2013, menjadi 22.294 ekor. Sementara itu, bila dilihat dari produksi daging yang dihasilkan, baik ternak sapi, kambing maupun
TAHUKAH ANDA ? Walaupun produktivitas tanaman jagung Papua Barat meningkat dari tahun sebelumnya. Tetapi produktivitas tanaman jagung di Papua Barat adalah yang terendah di Indonesia.
babi memiliki tren untuk meningkat dari tahun 2010. Ternak
sapi
menghasilkan
daging
terbanyak
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
25 25
9
PERTANIAN Produksi Daging Ayam Kampung Lebih Tinggi Daripada Ayam Ras
Gambar
Hingga tahun 2012, ayam kampung yang diproduksi di Papua Barat mencapai 860.289 kilogram, sementara ayam ras pedaging mencapai 313.326 kilogram.
9.4
dibandingkan dengan kambing maupun babi. Hal ini
Produksi Ternak Unggas Papua Barat 2010-2012 (Kilogram)
tentu wajar mengingat ukuran tubuh sapi yang jauh lebih besar dari jenis ternak yang lain. Adapun pada tahun 2012, daging sapi yang dihasilkan mencapai 2,66 ton. Sementara itu, pada tahun yang sama,
produksi daging kambing dan babi berturut-turut mencapai 78,99 ribu dan 403,42 ribu kilogram.
.id
Selain peternakan hewan besar, seperti sapi,
s. go
kambing, dan babi, terdapat pula peternakan unggas yang diambil daging maupun telurnya. Tercatat hingga Barat mencapai 860.289 kilogram, sementara ayam
ra
ras pedaging mencapai 313.326 kilogram. Telur yang
ba
Produksi Perikanan Laut menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2013 (Ton)
35 000,00
ua
30 000,00
ap
25 000,00 20 000,00
lebih tinggi, yakni mencapai 903.456 kilogram. Produksi perikanan tangkap Provinsi Papua
perairan umum. Pada tahun 2013, total produksi ikan Tambrauw
Raja Ampat
Sorong
Sorong Selatan
Manokwari
Teluk Bintuni
Teluk Wondama
Kaimana
Fakfak
0,00
ht
5 000,00
405.104 kilogram, sementara produksi telur ayam ras
dihasilkan dari tangkapan di perikanan laut dan
tp
10 000,00
dihasilkan ayam kampung pada tahun 2012 mencapai
Barat dapat dibedakan menjadi produksi yang
:// p
15 000,00
Sorong
Gam-
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2012
9.5
t. bp
tahun 2012, ayam kampung yang diproduksi di Papua
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Barat, 2013
tangkap Papua Barat mencapai kurang lebih 122.004 ton, di mana 121.774 ton merupakan hasil dari penangkapan ikan di perairanlaut, dan 230 ton hasil penangkapan dari perairan umum. Sementara itu, Papua Barat juga memiliki produksi dari perikanan
budidaya. Adapun budidaya ikan di Provinsi Papua TAHUKAH ANDA ? Walaupun produktivitas tanaman jagung Papua Barat meningkat dari tahun sebelumnya. Tetapi produktivitas tanaman jagung di Papua Barat adalah yang terendah di Indonesia.
Barat dilakukan melalui beberapa media budidaya, seperti budidaya laut, tambak, kolam, keramba, jaring apung, hingga sawah. Total produksi perikanan budidaya Papua Barat pada tahun 2013 mencapai
77.395 ton.
26
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Share Terbesar Kedua Terhadap PDRB Provinsi Papua Barat 2014
Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang cukup besar,
Gambar
Tercatat kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap perekonomian Papua Barat pada tahun 2014 mencapai 20,73 persen
10.1
Share terhadap PDRB dan Laju Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian 2014 (%)
meskipun bukan sektor yang dominan terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2014. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap
perekonomian Papua Barat pada tahun 2014 mencapai 20,73 persen, atau merupakan sektor yang kontribusi
terbesar
kedua.
Meskipun
.id
memberi
s. go
demikian, nilai kontribusi ini sebenarnya mengalami penurunan dari tahun 2013 yang sebesar 23,13
ba
0,88 persen, tetapi lebih kecil dari laju pertumbuhan
ra
Penggalian pada tahun 2014 positif, yakni sebesar
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2011-2014
Gambar
Laju pertumbuhan sektor Pertambangan dan
t. bp
persen.
pada tahun 2013 yang mencapai 1,44 persen. Nilai ini
10.2
Kontribusi Subsektor pada Pertambangan dan Penggalian 2014 (%)
ua
menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai tambah
ap
yang dihasilkan oleh sektor Pertambangan dan
:// p
Penggalian pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meskipun peningkatan tersebut
tp
tidak sebesar peningkatan yang terjadi dari tahun 2012
ht
ke 2013 (terjadi perlambatan pertumbuhan). Subsektor Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi merupakan subsektor dengan kontribusi terbesar pada Pertambangan dan Penggalian. Tercatat pada tahun 2014, hingga 95,10 persen nilai tambah
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2014
yang dihasilkan sektor Pertambangan dan Penggalian disumbang oleh subsektor ini. Dua tambang besar yang dimiiki Papua Barat adalah tambang minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni. Bahkan tambang
TAHUKAH ANDA ? Produksi LNG Tangguh terbesar diekspor ke jepang sebesar 40 persen dengan total pendapatan negara mencapai 6,4 miliar USD per tahun.
LNG ini diperkirakan memiliki kandungan gas alam cair
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
27 27
10
PERTAMBANGAN DAN ENERGI Produktivitas Pekerja Mengalami Peningkatan Meskipun jumlah pekerja menurun, produksi sektor ini malah mengalami peningkatan.
yang besar dan termasuk tiga produsen LNG terbesar di Indonesia. Kontributor minyak dan gas (migas) terbesar Papua Barat adalah pertambangan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni. LNG Tangguh telah berproduksi sejak akhir tahun 2009. Setiap
bulannya, minyak dan gas yang diproduksi LNG diekspor
mencapai 9-10 kargo
yang
memiliki
.id
kapasitas rata-rata 143-152 ribu m3 dengan nilai
s. go
ratusan juta US$ dolar dikirim menggunakan kapal laut. Dari data yang dilaporkan di tahun 2013, rata-rata Ekspor LNG Tangguh dengan kapal (Sumber: Image Google)
t. bp
nilai ekspornya setiap bulan sebesar 251,56 juta US$ dolar dan totalnya selama tahun tersebut mencapai 3,02 miliyar US$ dolar.
ra
TAHUKAH ANDA ?
ht
tp
:// p
ap
ua
ba
Berdasarkan UU Otonomi Khusus No 21 Tahun 2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam pertambangan gas alam adalah sebesar 70 persen.
Bila dilihat dari sisi ketenagakerjaan, pada tahun
2014, kurang lebih 2,25 persen penduduk (8.532
orang) bekerja pada sektor Pertambangan dan Penggalian.
Jumlah
pekerja
pada
sektor
ini
sebenarnya mengalami penurunan dari kondisi tenaga kerja pada tahun 2013, yang mencapai 9.537 orang. Hal yang menarik terjadi bahwa meskipun tenaga kerja
yang terjun dalam proses produksi pada sektor Pertambangan dan Penggalian berkurang, nilai tambah bruto yang dihasilkan justru mengalami peningkatan pada tahun 2014. Kondisi ini dapat mengindikasikan adanya peningkatan produktivitas
tenaga kerja di sektor Pertambangan dan Penggalian.
LNG Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat Sumber: Image Google
28
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
INDUSTRI PENGOLAHAN Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tertinggi
11
Sektor Industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap
Gambar
Di tahun 2013 ini, tercatat rekor kontribusi sektor industri pengolahan. Kontribusi sektor ini mencapai 30,07 persen.
11.1
Perkembangan Share Industri Pengolahan terhadap PDRB 2010-2014 (%)
perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2014. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor pertanian terhadap perekonomian Papua Barat pada tahun 2014
mencapai 30,07 persen Nilai kontribusi ini sebenarnya mengalami penurunan dari tahun 2013, sebesar 30,27
.id
persen.
s. go
Laju pertumbuhan sektor Industri Pengolahan pada tahun 2014 positif, yakni sebesar 3,74 persen, mencapai
8,46
persen.
Nilai
ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai tambah
11.2
Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Papua Barat 2011-2014 (%)
ba
yang dihasilkan oleh sektor Industri Pengolahan pada
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2011-2014
Gambar
yang
ra
2013
t. bp
tetapi lebih kecil dari laju pertumbuhan pada tahun
tahun 2014 dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
peningkatan
tersebut
tidak
sebesar
ua
meskipun
:// p
(terjadi perlambatan pertumbuhan).
ap
peningkatan yang terjadi dari tahun 2012 ke 2013
merupakan
subsektor
dengan kontribusi
ht
Migas
tp
Subsektor Industri Batubara dan Pengilangan
terbesar pada Industri Pengolahan. Tercatat pada tahun 2014, kurang lebih 91,21 persen nilai tambah yang dihasilkan sektor Industri Pengolahan disumbang oleh subsektor ini.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2011-2014
Nilai tambah pada subsektor ini didominasi dari
hasil dua tambang besar yang dimiiki Papua Barat,
►►Catatan:
yakni tambang minyak di Kabupaten Sorong dan
Industri Pengolahan dibagi kedalam 4 golongan:
tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni. Bahkan tambang LNG ini diperkirakan memiliki kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk
tiga produsen LNG terbesar di Indonesia. Kontributor
1. 2. 3. 4.
Industri Besar (tenaga kerja ≥100 orang) Industri Sedang (tenaga kerja 20-99 orang) Industri Kecil (tenaga kerja 5-19 orang) Industri Rumah Tangga (tenaga kerja 1-4 orang)
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
29 29
INDUSTRI PENGOLAHAN
11
Industri Batubara dan Pengilangan Migas Pendongkrak Industri Pengolahan Pada tahun 2014, kontribusi Industri Batubara dan Pengilangan Migas terhadap nilai tambah Industri Pengolahan mencapai 91,81 persen
Gambar
minyak dan gas (migas) terbesar Papua Barat adalah
11.3
pertambangan LNG Tangguh di Kabupaten Teluk
Share Subsektor Industri Pengolahan 2014 (%)
Bintuni. LNG Tangguh telah berproduksi sejak akhir tahun 2009. Setiap bulannya, minyak dan gas yang diproduksi LNG diekspor mencapai 9-10 kargo yang
memiliki kapasitas rata-rata 143-152 ribu m3 dengan nilai ratusan juta US$ dolar dikirim menggunakan kapal
.id
laut. Dari data yang dilaporkan di tahun 2013, rata-rata
s. go
nilai ekspornya setiap bulan sebesar 251,56 juta US$ dolar dan totalnya selama tahun tersebut mencapai
t. bp
3,02 miliyar US$ dolar. Meskipun merupakan pertambangan dengan nilai produksi yang tinggi,
ra
namun sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan
ba
Usaha Indonesia (KBLI 2005) dalam penghitungan
ht
tp
:// p
ap
ua
Sumber: PDRB Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2014
TAHUKAH ANDA ?
PDRB nilai tambahnya sebagian besar masuk kedalam
sektor industri pengolahan karena telah mengalami perubahan wujud produk (output). Selain Industri Batubara dan Pengilangan Migas, Industri Pengolahan Provinsi Papua Barat pada tahun 2014 juga ditunjang oleh produksi dari subsektor
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus juga Industri Makanan dan Minuman. Pada tahun 2014, tercatat Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus juga Industri Makanan dan Minuman secara berturut-
Nilai tambah pada subsektor ini didominasi dari hasil dua tambang besar yang dimiiki Papua Barat, yakni tambang minyak di Kabupaten Sorong dan tambang Liquid Natural Gas (LNG) di Kabupaten Teluk Bintuni.
turut berkontribusi 4,36 persen dan 2,81 persen
terhadap nilai tambah Industri Pengolahan. Bila dilihat dari sisi ketenagakerjaan, pada tahun 2014, kurang lebih 4,41 persen penduduk (16.682 orang) bekerja pada sektor Industri Pengolahan. Jumlah pekerja ini mengalami peningkatan dari kondisi
pada tahun 2013, yang mencapai 12.877 orang.
30
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
12
KONSTRUKSI Kontribusi Sektor Konstruksi Melebihi Sektor Pertanian Sejak tahun 2013, sektor Konstruksi memberi kontribusi lebih besar terhadap PDRB Papua Barat dibandingkan Pertanian. Pada 2014, Kontribusi yang diberikan Konstruksi sebesar 12,56 persen, sedangkan Sektor Pertanian sebesar 10,79 persen.
Gambar
Kontruksi merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang cukup besar, meskipun bukan
12.1
Kontribusi Sektor Pertanian dan Konstruksi terhadap PDRB, 2010-2014(%)
merupakan sektor dominan terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2014. Tercatat kontribusi yang diberikan sektor konstruksi terhadap perekonomian Papua Barat pada tahun 2014 mencapai 12,87 persen, atau merupakan sektor yang memberi kontribusi terbesar ketiga. Nilai kontribusi ini
.id
mengalami peningkatan dari tahun 2013, sebesar
s. go
11,87 persen. Kontribusi sektor konstruksi yang cukup besar Barat
ditengarai
disebabkan percepatan pembangunan di Provinsi Papua Barat sebagaimana diamanatkan dalam peranan
penting
khususnya
12.2
Laju Pertumbuhan Sektor Konstruksi Provinsi Papua Barat 2011-2014
dalam
ua
memegang
ba
Perpres Nomor 65 Tahun 2011. Sektor konstruksi
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2009-2013
t. bp
Papua
ra
perekonomian
Gambar
pada
ap
pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastuktur
ini terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan
:// p
pembangunan dari provinsi lain dan membuka
tp
keterisolasian distrik dan kampung.
ht
Laju pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun 2014 bernilai positif, sebesar 12,86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai tambah yang dihasilkan sektor konstruksi dari tahun 2013 ke
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2011-2014
tahun 2014. Meskipun demikian, laju pertumbuhan ini lebih rendah daripada laju pertumbuhan pada tahun 2013 yang mencapai 15,79 persen. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap rata-rata
TAHUKAH ANDA ? Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua (121,01) di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua (188,70).
nasional. Pada tahun 2014, Kota Samarinda menjadi
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
31 31
12
KONSTRUKSI IKK Kota Sorong Terkecil Tahun 2014 Kota Sorong memiliki IKK yang terkecil diantara kabupaten/ kota lainnya, yakni sebesar 113,99
daerah rujukan penghitungan IKK daerah lainnya (Kota Samarinda=100). IKK merupakan salah satu alokator dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Bila IKK suatu daerah bernilai lebih dari 100 menunjukkan bahwa secara rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk membangun bangunan per satuan ukuran luas pada daerah tersebut lebih besar dibandingkan pada daerah referensi (Kota Samarinda).
.id
IKK Provinsi Papua Barat pada tahun 2014 sebesar
s. go
125,79. Sementara itu, kabupaten dengan IKK tertinggi adalah Kabupaten Pegunungan Arfak, senilai 199,63.
Sumber: Image Google
t. bp
Tidak berbeda jauh, Kabupaten Tambrauw memiliki lain, Kota Sorong memiliki IKK yang terkecil diantara
ra
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat 2014
ba
12.3
kabupaten/ kota lainnya, yakni sebesar 113,99. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Papua Barat secara rata-rata membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membangun bangunan per satuan ukuran luas dibandingkan Kota Samarinda.
ht
tp
:// p
ap
ua
Gambar
IKK yang juga cukup tinggi, sebesar 198,63. Di sisi
Sumber: BPS RI, 2014
TAHUKAH ANDA ? Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Papua Barat adalah yang tertinggi kedua di Indonesia setelah IKK Provinsi Papua.
32
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
13
HOTEL DAN PARIWISATA Jumlah Hotel Bintang dan Nonbintang Bertambah
Pariwisata tentu tidak terlepas dari dukungan sektor perhotelan dalam menyediakan akomodasi bagi
Tabel
Pada tahun 2014, hotel di Papua Barat berjumlah 107 buah, terdiri dari 13 hotel bintang dan 94 hotel nonbintang. Jumlah ini meningkat dari kondisi tahun 2013, di mana hanya terdapat 11 hotel bintang dan 89 hotel nonbintang di Provinsi Papua Barat.
13.1
para wisatawan. Perhotelan di Provinsi Papua Barat
Statistik Perhotelan Papua Barat 2012-2014
Uraian
dapat dikatakan mengalami perkembangan yang
2012
2013
Bintang
11
11
13
Nonbintang
84
89
94
705
751
836
1 534
1 624
1 729
1 191
1 160
2 409
2 425
3,42
2,64
1,87
3,87
2,51
-
Jumlah Hotel (unit)
positif dari tahun ke tahun. Tercatat sejak tahun 2010,
jumlah hotel berbintang maupun nonbintang selalu
Jumlah Kamar (unit)
mengalami penambahan pada provinsi ini.
Bintang Nonbintang Jumlah T.Tidur (unit) Bintang
94 hotel nonbintang. Jumlah ini meningkat dari kondisi
Nonbintang
1 007
s. go
berjumlah 107 buah, terdiri dari 13 hotel bintang dan
.id
Pada tahun 2014, hotel di Papua Barat
2014
t. bp
tahun 2013, di mana hanya terdapat 11 hotel bintang
2 177
Rata-rata Lama Tamu Menginap (asing) (Malam/orang)
Usaha perhotelan tentu tidak terlepas dari
Nonbintang
ba
pekerja yang dimanfaatkan jasanya oleh usaha
Bintang
ra
dan 89 hotel nonbintang di Provinsi Papua Barat.
penyediaan akomodasi tersebut tersebut. Pada tahun
ua
2014, rata-rata pekerja yang diserap pada setiap hotel
Rata-rata Lama Tamu Menginap (domestik) (Malam/orang) Bintang
2,39
2,31
2,34
Nonbintang
2,72
2,38
2,16
Jumlah Tamu Asing
hingga 54 orang. Sementara itu, pada jenis akomodasi
Bintang (ribu)
1,60
1,90
2,70
Nonbintang
374
1 195
356
:// p
ap
bintang di Papua Barat kurang lebih sejumlah 53
tp
lain, rata-rata pekerja yang serap berkisar antara 9
ht
hingga 10 orang. Terdapat hal menarik pada
perkembangan penyerapan pekerja pada hotel bintang
Jumlah Tamu Domestik (Ribu) Bintang
77,70
86,50
79,80
Nonbintang
85,75
73,28
160,68
sedikit berbeda dibandingkan dengan penyerapan pekerja pada akomodasi lain. Tercatat sejak tahun
Sumber: BPS RI, 2012-2014
2010, rata-rata pekerja pada hotel bintang selalu mengalami penurunan, sedangkan rata-rata pekerja
pada akomodasi lain kerap mengalami peningkatan. Tamu yang menginap di hotel bintang maupun nonbintang di Provinsi Papua Barat terdiri dari tamu domestik juga asing. Pada tahun 2014 jumlah tamu asing yang menginap di hotel berbintang mencapai
TAHUKAH ANDA ? Bandara Marinda di Raja Ampat (Papua Barat) telah diresmikan pada tanggal 9 Mei 2012. Hal ini adalah salah satu upaya untuk memajukan pariwisata di Raja Ampat yang telah mendunia.
kurang lebih 2700 orang, sementara hanya 356 orang
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
33 33
13
HOTEL DAN PARIWISATA Hotel Berbintang Favorit Tamu Asing dan Domestik Baik tamu asing maupun domestik ternyata lebih memilih hotel berbintang dibandingkan hotel nonbintang. Hal ini tampak pada jumlah tamu pada hotel berbintang baik asing maupun domestik yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hotel nonbintang.
yang menggunakan akomodasi hotel nonbintang. Di sisi lain, tamu domestik yang menginap di hotel bintang berjumlah kurang lebih 79,8 ribu orang, sementara itu jumlah tamu domestik yang menginap di hotel nonbintang mencapai dua kali lipatnya, yakni
hingga
160.679
orang.
Fenomena
ini
dapat
mengindikasi adanya preferensi tamu asing untuk
.id
menginap pada hotel bintang. Sebaliknya, tamu
s. go
domestik lebih memilih untuk menginap di hotel nonbintang.
Rata-rata lama menginap tamu asing di hotel
t. bp
Gambar: Hotel di Manokwari
ra
13.1
malam. Sedangkan pada hotel nonbintang, rata-rata
Jumlah Objek Wisata menurut Jenisnya di Papua Barat 2013
lama menginap tamu asing berkisar antara 3 hingga 4
ba
Gambar
bintang pada tahun 2013 berkisar antara 2 hingga 3
Alam
Budaya
malam. Sementara itu, tamu domestik yang menginap
di hotel bintang maupun nonbintang secara rata-rata hanya menghabiskan 2 hingga 3 malam saja. Jumlah objek wisata di Papua Barat tahun 2013 sebanyak 152 objek, menurun dibandingkan dengan
15
ht
10
tp
:// p
45
ap
ua
82
tahun 2012. Objek wisata tersebut terdiri dari 82 objek
wisata alam, 10 objek wisata tirta/bahari, 45 objek Agro
Tirta/Bahari Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat, 2013
wisata budaya, dan 15 objek wisata agro (Dinbudpar, 2013). Pariwisata di Papua Barat semakin hari semakin berkembang
TAHUKAH ANDA ? Dari 26 kawasan konservasi di Papua Barat, Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah yang terluas di Papua Barat, yaitu 1,45 juta hektar.
terutama
karena
didukung
oleh
keindahan alamnya. Papua Barat sesungguhnya juga menyimpan berbagai keragaman hayati yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. Salah satunya adalah penyu Belimbing (Dermochelys coriacea). Pantai Jamursba Medi di Kabupaten Tambrauw merupakan
pantai tempat peneluran penyu Belimbing, dan juga
34
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
HOTEL DAN PARIWISATA Jamursba Medi Jadi Tempat Konservasi Penyu Belimbing
13
Jamursba Medi, Kabupaten Tambrauw, menjadi tempat wisata konservasi Penyu Belimbing yang sedang menghadapi kepunahan. Kini Penyu Belimbing dijadikan sebagai maskot dari Kabupaten Tambrauw.
beberapa jenis penyu lain setiap tahunnya. Pantai ini telah ditetapkan sebagai wilayah konservasi. Setelah bertelur mereka akan mencari makan sampai ke pantai Florida Amerika Serikat dan kemudian kembali lagi ke pantai Jamursba Medi untuk bertelur. Penyu Belimbing yang dijadikan sebagai maskot pemerintahan dan logo Kabupaten Tambrauw merupakan penyu dengan
.id
ukuran terbesar yang kini sedang menghadapi
s. go
kepunahan. Populasi di Indonesia pada tahun 1984
Wisata bahari lainnya yang menjadi unggulan adalah Taman Nasional Teluk Cendrawasih dengan
ba
luas 1.453.500 ha merupakan taman nasional perairan
ra
sarang pada tahun 1999.
t. bp
sebanyak 13.000 sarang dan menurun menjadi 2.983
ua
laut terluas di Indonesia. Taman Nasional Teluk
ap
Cendrawasih yang secara administrasi terletak di Kabupaten Manokwari memiliki beragam flora dan
:// p
fauna baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi.
tp
Terdapat 14 jenis flora yang dilindungi, 36 jenis
ht
burung, dimana 18 diantaranya dilindungi. Terdapat pula 196 jenis moluska, 209 jenis ikan. Wilayah ini juga merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi paus dan lumba-lumba karena tidak adanya perburuan dan masih berlimpahnya makanan bagi mereka.
Kawasan Kepulauan Raja Ampat
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
35 35
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Program Percepatan Pembangunan dengan Pembangunan Jalan
Gambar
Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang diamanahkan dalam Perpres No 65 Tahun 2011 Tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar berupa pembangunan ruas jalan Trans Papua Barat.
14.1
Transportasi merupakan sektor yang sangat
Kontribusi terhadap PDRB dan Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan 2011-2014 (%)
esensial bagi kehidupan bermasyarakat. Transportasi memiliki peran penting dalam menunjang kelancaran aktivitas penduduk, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Bukan hanya berkaitan dengan angkutan bagi
penduduk, transportasi juga berperan penting dalam pendistribusian barang dari suatu tempat ke tempat
.id
lain.
s. go
Pembangunan akses transportasi terutama jalan darat akan memberikan multiplier effect dari banyak pemerataan pendidikan, kesehatan, distribusi barang dan
ua ap :// p
jasa
ra
Ruas Jalan Trans Papua Barat Dalam Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua Barat 2011-2015
ba
Gambar
14.2
t. bp
sisi. Akses transportasi yang baik akan memudahkan
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2010-2014
masyarakat.
untuk
memenuhi
Kesulitan
kebutuhan
dalam
hidup
perhubungan
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang akan
berpengaruh pada tingkat harga, baik harga barang maupun jasa. Tingkat harga yang tinggi inilah menjadi penyebab daya beli masyarakat rendah sehingga
tp
kemiskinan cenderung tinggi.
ht
Andil sektor transportasi dalam perekonomian
Provinsi Papua Barat tahun 2014 kurang lebih sebesar 2,44 persen. Sektor ini memiliki perkembangan yang cukup baik, tercatat paling tidak sejak tahun 2010 transportasi Papua Barat selalu mengalami laju
Empat ruas Nasional dan Strategis Papua Barat 1. Manokwari-Sorong 2. Manokwari (Maruni)-Bintuni 3. Fakfak-Hurimber-Bomberay 4. Sorong-Mega Total Dua Ruas Tambah Papua Barat 1. Fakfak-Kaimana-Manokwari 2. Susumuk-Bintuni Total
Sumber: Bappeda Provinsi Papua Barat, 2011
36
Panjang 606.17 Km 217.15 Km 162.00 Km 76.00 Km 1061.32 Km Panjang 609.00 Km 204.00 Km 813.00 Km
pertumbuhan yang positif, dengan kisaran antara 6
hingga lebih dari 10 persen setiap tahunnya. Angkutan darat merupakan subsektor yang memiliki kontribusi terbesar membentuk nilai tambah dibandingkan transportasi lainnya. Angkutan laut memberi kontribusi terbesar ketiga setelah angkutan
udara. Kondisi ini menunjukkan bahwa angkutan darat
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
14
Jalan Trans Papua Barat Menghubungkan Seluruh Kabupaten/Kota Ruas jalan Trans Papua akan dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Papua Barat. Panjangnya diperkirakan akan mencapai 1.874,32 Km yang terbagi ke dalam 6 ruas jalan.
masih menjadi angkutan primadona bagi masyarakat TAHUKAH ANDA ?
Papua Barat. Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi
membuat
masyarakat
Dalam rangka perpcepatan pembangunan Papua Barat, pemerintah akan membangun ruas jalan sepanjang 1.874,32 Km yang akan menghubungkan seluruh kabupaten/ kota di Papua Barat.
membutuhkan
komunikasi yang lancar. Ada berbagai media
komunikasi yang umumnya digunakan masyarakat, seperti pos, telepon, fax, dan lainnya.
.id
Pos merupakan salah satu media komunikasi
Tabel
di Provinsi Papua Barat memiliki setidaknya sebuah
adalah telepon seluler/ genggam. Media ini dapat
ba
menghubungkan seseorang di suatu tempat dengan
Persentase Penduduk Memiliki/ Menguasai Telepon Genggam menurut Tipe Daerah 2012-2013 (%)
ra
Media komunikasi lain yang umum digunakan
14.1
t. bp
kantor pos di desanya.
s. go
tertua di Indonesia. Pada tahun 2014, tercatat 21 desa
orang lain di tempat berbeda pada saat yang sama.
ua
Tercatat hingga tahun 2013, penduduk Provinsi Papua
ap
Barat yang memiliki/ menguasai telepon seluler
:// p
mencapai 43,26 persen. Bila ditilik berdasarkan Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2012-2013
tp
klasifikasi daerahnya, persentase penduduk perkotaan
ht
yang memiliki/ menguasai telepon seluler lebih besar
dibandingkan persentase penduduk di perdesaan. Pada tahun 2013, kurang lebih 63,09 persen penduduk perkotaan
telah
memiliki/
menguasai
telepon
gengggam, sementara pada perdesaan hanya 33,66 persen penduduk saja yang telah memiliki/ menguasai
telepon genggam. Internet merupakan media komunikasi lain yang
TAHUKAH ANDA ? Hanya 21 desa di Provinsi Papua Barat yang memiliki setidaknya satu kantor Pos di desa pada tahun 2014.
sedang marak di tengah masyarakat. Dengan menggunakan internet, pencarian dan penyebaran informasi dapat dilakukan secara luas melintasi batas
ruang dan waktu tanpa harus mengeluarkan biaya
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
37 37
14
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sebagian Besar Pengguna Internet adalah Orang Yang Bekerja
Gambar
Hingga 47,48 persen penduduk bekerja mengatakan bahwa mereka pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir dari masa pengambilan data (pencacahan).
14.3
yang sangat mahal. Penggunaan internet sebagai
Persentase Pengguna Internet menurut Jenis Kelamin, 2013 (%)
media komunikasi juga terjadi di Provinsi Papua Barat. Pada tahun 2013, pengguna internet di Provinsi Papua Barat didominasi oleh mereka yang bekerja. Hingga 47,48 persen penduduk bekerja mengatakan bahwa mereka pernah mengakses internet dalam 3 bulan
terakhir
dari
masa
pengambilan
data
(pencacahan). Selain itu, pengguna internet juga
.id
didominasi oleh para pelajar. Sebanyak 37,64 persen
s. go
penduduk yang sedang sekolah paling tidak pernah mengakses internet sekali dalam 3 bulan terakhir dari
t. bp
masa pengambilan data (pencacahan). Bila dilihat dari jenis kelamin pengguna internet,
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2013
ua
Persentase Pengguna Internet menurut STTB Tertinggi, 2013 (%)
ap
14.4
ht
tp
:// p
Gambar
ba
ra
tercatat pada tahun 2013 pengguna internet masih didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki. Hingga 59,37 persen penduduk yang mengatakan bahwa mereka pernah mengakses internet dalam 3 bulan
terakhir
dari
masa
pengambilan
data
(pencacahan) merupakan penduduk laki-laki, dan 40,63 persen merupakan penduduk perempuan. Pengguna internet di Provinsi Papua Barat didominasi penduduk dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada jenjang SLTA, yakni mencapai 44,46 persen. Selanjutnya penduduk tamatan perguruan tinggi juga menjadi kelompok pengguna internet dengan persentase tinggi, mencapai 29,63 persen. Berdasarkan klasifikasi daerahnya, persentase penduduk perkotaan yang pernah mengakses internet
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2013
dalam 3 bulan terakhir dari masa pengambilan data (pencacahan) lebih besar dibandingkan persentase penduduk di perdesaan, yakni mencapai 20,66 persen, sementara di perdesaan hanya 6,49 persen.
38
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
15
PERBANKAN DAN INVESTASI Jumlah Koperasi Aktif Meningkat
Gambar
Tercatat hingga tahun 2014, terdapat kurang lebih 785 buah koperasi yang aktif di Provinsi Papua Barat. Jumlah koperasi ini meningkat dari kondisi pada tahun sebelumnya yang berjumlah 610 buah.
Jasa keuangan merupakan salah satu sektor penunjang perekonomian suatu daerah. Sektor ini
15.1
Realisasi Investasi Asing di Provinsi Papua Barat 2012-2014 (Juta US$)
memberi kontribusi setidaknya sebesar 1,52 persen pada perekonomian Provinsi Papua Barat di tahun 2014. Laju pertumbuhan sektor ini juga bernilai positif dan cukup besar, yakni mencapai 10,22 persen. Investasi adalah salah satu pendongkrak
.id
pembangunan pada suatu daerah. Investasi dapat
s. go
bersumber dari dalam negeri maupun asing. Sejak tahun 2012, realisasi investasi penanaman modal luar
ba
sebesar US$ 32 juta. Nilai ini meningkat pada tahun
Sumber: BKPM, 2012-2014
ra
modal luar negeri di Provinsi Papua Barat tercatat
15.2
Jumlah Koperasi Aktif Papua Barat 2012-2014 (unit)
ua
berikutnya hingga US$ 54,2 juta dan kembali
Gambar
peningkatan. Pada tahun 2012, realisasi penanaman
t. bp
negeri di Provinsi Papua Barat kian mengalami
meningkat di tahun 2014 mencapai US$ 153,4 juta. satu
jasa
keuangan
yang
umum
ap
Salah
:// p
digunakan masyarakat adalah koperasi. Koperasi perorangan
atau
badan
hukum
yang
ht
orang
tp
merupakan badan hukum yang anggotanya terdiri dari berdasarkan asas kekeluargaan bekerja sama dengan tujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Tercatat hingga tahun 2014, terdapat kurang lebih 785 buah koperasi yang aktif di Provinsi Papua Barat. Jumlah koperasi ini meningkat dari kondisi pada tahun sebelumnya yang berjumlah 610 buah.
Sumber: BPS RI, 2012-2014
TAHUKAH ANDA ? Kredit perbankan (rupiah dan valuta asing) terbanyak di Papua Barat digunakan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran , yaitu mencapai 60,53 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
39 39
16
HARGA-HARGA Kenaikan Harga Hampir Satu Setengah Kali Lipat
16.1
Indeks Harga Konsumen (2012=100) Papua Barat Januari 2013- Desember 2014 (%) Bulan
2013
Dalam suatu perekonomian, harga merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebagai
2014
contoh, bila terjadi kenaikan harga pada suatu
Januari
101,90
107,93
komoditi, hal ini akan berdampak pada perubahan
Febuari
102,50
108,52
daya beli masyarakat. Selain itu, bila terjadi pergolakan
Maret
102,73
108,41
April
103,09
108,70
Mei
103,79
109,38
Juni
106,63
109,26
Juli
110,05
111,15
Perkembangan harga, khususnya harga barang
Agtustus
108,17
113,26
konsumsi, dapat digambarkan dari waktu ke waktu
September
107,66
113,93
melalui Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK Papua
Oktober
107,29
113,11
November
108,09
113,20
Desember
163,94
115,18
dapat berdampak pada penurunan motif pengusaha
t. bp
s. go
.id
untuk berproduksi.
Barat pada 2014 (kondisi Desember) tercatat sebesar 115,18. Nilai ini menunjukkan bahwa secara umum, harga-harga barang konsumsi pada Desember 2014
ap
►► Kegunaan Angka Inflasi :
ua
ba
Sumber: BPS Prov Papua Barat, 2013-2014
harga yang tidak stabil pada suatu wilayah, hal ini
ra
Tabel
Secara umum sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 harga-harga barang meningkat satu setengah kali lipat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IHK yang mencapai 163,94 persen atau telah terjadi kenaikan harga sebesar 63,94 persen terhadap tahun dasar 2007.
ht
tp
:// p
1. Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wageindexation). 2. Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment). 3. Eskalasi nilai proyek (project escalation). 4. Penentuan target inflasi (inflation targeting). 5. Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (budget indexation). 6. Sebagai pembagi PDB/PDRB (GDP/GRDB deflator) 7. Sebagai proxy perubahan biaya hidup (proxy of cost of living). 8. Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham.
telah mengalami perubahan harga, berupa kenaikan,
dari kondisi harga pada tahun dasar (tahun 2012). Inflasi adalah persentase tingkat perubahan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Perubahan yang dimaksud adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan harga
barang dan jasa. Rata-rata tertimbang dari perubahan harga barang dan jasa tersebut pada periode waktu tertentu (bulanan) disebut inflasi/harga naik (nilainya >0) dan deflasi/harga turun (nilainya <0). Inflasi dapat dihitung dengan menghitung laju
pertumbuhan IHK. Adapun pada tahun 2014, inflasi TAHUKAH ANDA ? Inflasi tahunan tertinggi yang pernah terjadi di Papua Barat adalah sebesar 20,06 persen dan menjadi yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2008.
40
tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2014, yakni mencapai 1,89 persen. Kenaikan ini ditengarai disebabkan oleh adanya fenomena Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
17
PENGELUARAN PENDUDUK Konsumsi Penduduk Didominasi Komoditi Nonmakanan
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di Provinsi Papua barat memiliki kecenderungan untuk
Tabel
Pengeluaran per kapita Provinsi Papua Barat didominasi oleh pengeluaran untuk nonmakanan (51,27 persen), sedangkan 48,73 persen lainnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
17.1
meningkat. Pada tahun 2014, rata-rata pengeluaran
Pengeluaran per Kapita per Bulan Provinsi Papua Barat 2013-2014 Uraian
per kapita di Provinsi Papua Barat tercatat mencapai
Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp)
Rp 1.371.269,- / kapita/ bulan. Nilai pengeluaran ini
cukup tinggi,melebihi nilai nasional. Bila dilihat menurut
2013
2014
1 251 251
1 371 269
Makanan (Rp)
579 221
587 378
Papua Barat didominasi oleh pengeluaran untuk
Non Makanan (Rp)
672 030
783 891
.id
jenis barangnya, pengeluaran per kapita Provinsi nonmakanan (57,17 persen), sedangkan 42,83 persen digunakan
untuk
Sumber: PDRB menurut Penggunaan, BPS Provinsi Papua Barat 2013-2014
s. go
lainnya
memenuhi kebutuhan dapat kita
lihat
berdasarkan tipe daerah, perkotanan dan perdesaan.
ba
Untuk tipe perdesaan, pengeluaran per kapita per
ra
Pengeluaran per kapita
t. bp
makanan.
bulan pada tahun 2014 mencapai Rp 703.221,-,
ua
sementara bila perkotaan dan perdesaan digabung,
ap
pengeluaran per kapita meningkat menjadi Rp
TAHUKAH ANDA ? Sejak berproduksinya LNG Tangguh kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam PDRB Papua Barat tidak lagi menjadi yang paling dominan.
kapita
per
bulan
:// p
1.371.269,-. Secara persentase, pengeluaran per perdesaan
didominasi
oleh
tp
pengeluaran untuk membeli makanan (54,85 persen).
ht
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII 2004 ditetapkan standar angka kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia. Angka kecukupan konsumsi kalori yaitu sebesar 2000 Kilokalori per kapita per hari dan 52 gram per kapita
per hari untuk konsumsi protein. Pada tahun 2014, tercatat rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari belum mencukupi kebutuhan standar, yakni hanya 1637,37 kkal. Senada dengan konsumsi kalori, konsumsi protein juga belum mencapai standar, yakni
rata-rata hanya 48,01 gram per hari.
Sumber: Image Google
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
41 41
18
PERDAGANGAN Kontribusi Sektor Perdagangan Cenderung Meningkat
Gambar
Tercatat sejak 2010, laju pertumbuhan sektor perdagangan selalu bernilai positif.
18.1
Sektor perdagangan merupakan salah satu
Perkembangan Kontribusi Sektor Perdagangan Papua Barat 2010-2014 (%)
sektor
yang
berkontribusi
cukup
besar
di
perekonomian Provinsi Papua Barat. Sejak tahun 2010, kontribusi sektor perdagangan kian mengalami peningkatan terhadap keseluruhan perekonomian Papua Barat. Hingga tahun 2014, tecatat peran sektor perdagangan mencapai 5,77 persen terhadap seluruh PDRB Provinsi Papua Barat, yang merupakan nilai
s. go
tahun terakhir.
.id
kontribusi terbesar dari sektor perdagangan selama 5 Sektor Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2014
perdagangan
juga
memiliki
tren
t. bp
perkembangan yang sangat baik. Tercatat sejak 2010, laju pertumbuhan sektor perdagangan selalu bernilai
ba
Share Subsektor pada Sektor Perdagangan Papua Barat 2014 (%)
ua
18.2
ht
tp
:// p
ap
Gambar
ra
positif. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah yang sektor ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Adapun pada tahun 2014, laju pertumbuhan sektor perdaganan Provinsi Papua Barat mencapai 8,07 persen. Sektor perdagangan dapat dibedakan menjadi Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya; serta Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Pada tahun 2014, perdagangan di Provinsi Papua Barat didominasi oleh perdagangan besar maupun eceran dengan komoditas yang diperdagangkan bukan mobil dan sepeda motor. Tercatat kontribusi subsektor tersebut mencapai 79,55
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2014
persen dari nilai tambah yang dihasilkan sektor perdagangan secara keseluruhan. Laju pertumbuhan subsektor ini juga cukup tinggi, yakni mencapai 7,97 persen.
42
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
19
PENDAPATAN REGIONAL Migas Lambungkan PDRB Papua Barat
PDRB Papua Barat tahun 2014 mengalami
Tabel
Dengan agregat PDRB sebesar 58,28 triliun rupiah, ternyata 27,48 triliun rupiah atau 47,14 persen diantaranya didorong oleh subsektor migas.
19.1
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Papua Barat 2013-2014 (Rp Juta)
peningkatan yang cukup tajam. Pada tahun tersebut nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Lapangan Usaha
mencapai Rp. 58,285 triliun, sedangkan PDRB Atas
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
(penghitungan menggunakan harga pada tahun berjalan). Pada tahun 2014, terjadi peningkatan nilai
PDRB ADHB hingga Rp 5,271 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pendapatan Provinsi Papua Barat secara nominal di tahun 2014.
Industri Pengolahan 16 049 531,20
17 523 543,65 15 728 580,96
16 316 664,90
Pengadaan Listrik dan Gas
14 442,85
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
53 917,17
18 128,13
18 722,33
59 492,67
53 091,41
55 822,97
6 294 618,69
7 502 726,32
4 865 448,69
5 491 291,35
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2 879 672,24
3 365 463,12
2 645 803,84
2 859 267,63
Transportasi dan Pergudangan
1 175 401,39
1 420 631,25
1 007 574,56
1 138 140,50
286 923,51
327 326,81
235 201,82
248 402,38
744 458,10
852 988,31
748 721,13
834 337,39
761 132,46
885 770,90
621 359,54
684 859,22
Konstruksi
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi
ba
Meskipun demikian, peningkatan ini tidak bisa
11 009 307,29
dianggap sebagai akibat adanya peningkatan produksi
ua
pada sektor-sektor ekonomi Papua Barat di tahun
ap
2014. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh inflasi
:// p
(kenaikan harga) yang masuk dalam penghitungan
tp
PDRB, mengingat harga yang digunakan dalam
ht
menghitung PDRB ADHB merupakan harga pada
tahun berjalan, sehingga peningkatan nilai PDRB ADHB bisa saja meningkat akibat adanya kenaikan harga, bukan kenaikan produksi. Di sisi lain, PDRB ADHK menggambarkan nilai tambah yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi secara
riil (penghitungan menggunakan harga pada tahun dasar/ tetap). Dengan metode ini, maka setiap
Real Estat
18 181,88
.id
dihasilkan seluruh sektor ekonomi secara nominal
12 084 223,91 10 913 070,41
s. go
PDRB ADHB menggambarkan nilai tambah yang
2014**
12 261 847,13
t. bp
triliun.
6 286 084,31
2013*
5 346 989,80
Pertambangan dan Penggalian
5 557 682,68
ADHK 2014**
5 090 319,67
ra
Dasar Harga Konstan 2010 (ADHK) senilai Rp. 50,272
ADHB 2013*
550 588,60
650 635,80
483 156,25
528 669,56
Jasa Perusahaan
54 067,26
63 115,98
47 928,71
51 671,94
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
4 633 717,52
5 271 164,75
3 701 236,32
4 006 013,14
Jasa Pendidikan
1 169 890,62
1 393 917,78
1 080 695,22
1 193 411,73
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
384 482,88
427 151,74
345 645,95
360 335,90
Jasa Lainnya
141 833,89
152 674,92
119 902,38
128 103,70
PDRB
53 014 208,20
58 285 094,10 47 705 864,97
50 272 011,73
PDRB tanpa Migas
26 653 691,28
30 808 879,98 22 953 904,97
24 907 604,81
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2014 Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
perubahan nilai PDRB ADHK hanya dipengaruhi dari perubahan jumlah produksi yang dihasilkan setiap sektor ekonomi. Dengan kata lain, peningkatan nilai
PDRB ADHK akan mencerminkan adanya kenaikan
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
43 43
19
PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Tertinggi
Gambar
Selisih nilai antara PDRB ADHB dengan migas dan tanpa migas adalah sebesar Rp. 27,476 triliun. Selisih ini bahkan lebih besar dari nilai PDRB ADHK sendiri. Hal ini membuktikan bahwa peranan subsektor migas dalam perekonomian Papua Barat sangat signifikan.
19.1
produksi daerah tersebut, sebaliknya penurunan nilai
Share Sektor Ekonomi Papua Barat Dengan Migas, 2014 (%)
PDRB ADHK akan mencerminkan adanya penurunan produksi
daerah
tersebut.
Tahun
dasar
yang
digunakan pada penghitungan PDRB ADHK saat ini adalah harga pada tahun 2010. Pada tahun 2014,
terjadi peningkatan nilai PDRB ADHK 2010 hingga Rp 2,566 triliun.
.id
Bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak
s. go
dan gas (migas), besarnya PDRB ADHB Papua Barat tahun 2014 mencapai Rp. 30,809 triliun, sementara
t. bp
PDRB ADHK senilai Rp. 24,908 triliun. Nilai PDRB tanpa
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2014
migas
juga
mengalami
peningkatan
ra
dibandingkan tahun 2013, baik secara nominal
ht
tp
:// p
ap
ua
ba
maupun riil. Selisih nilai antara PDRB ADHB dengan migas
dan tanpa migas adalah sebesar Rp. 27,476 triliun. Selisih ini bahkan lebih besar dari nilai PDRB ADHK sendiri. Hal ini membuktikan bahwa peranan subsektor migas dalam perekonomian Papua Barat sangat signifikan.
Sektor-sektor unggulan di suatu daerah dapat diketahui dari struktur perekonomiannya. Struktur perekonomian merupakan persentase distribusi nilai tambah suatu sektor terhadap keseluruhan PDRB ADHB. Struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor
Sumber: Image Google
utama yang berkontribusi besar dalam perekonomian (sektor utama dalam perekonomian suatu daerah). Terdapat tiga sektor unggulan yang menjadi kontributor utama dalam PDRB sebagai penggerak perekonomian Papua Barat pada tahun 2014. Ketiga
sektor
44
itu
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
adalah
sektor
industri
pengolahan,
19
PENDAPATAN REGIONAL Tanpa Migas, Ekonomi Papua Barat Didominasi Sektor Konstruksi
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Papua Barat hingga 30,07 persen, sektor Pertambangan dan
Gambar
Kontribusi sektor Konstruksi terhadap PDRB ADHB tanpa migas Papua Barat Tahun 2014 mencapai 24,35 persen.
19.2
Share Sektor Ekonomi Papua Barat Tanpa Migas 2014 (%)
Penggalian yang memberikan kontribusi 20,73 persen; serta sektor konstruksi memiliki kontribusi 12,87 persen. Bila
struktur
ekonomi
dilihat
tanpa
memperhitungkan subsektor migas, maka kontributor utama perekonomian Papua Barat berada pada sektor (24,35%);
Pertanian
(20,40%);
dan
.id
Konstruksi
s. go
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
terhadap perekonomian Provinsi Papua Barat pada tahun 2014.
ua
dihitung dengan membandingkan besarnya nilai
19.3
Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat, 2011-2014 (%)
ap
tambah antar waktu menurut harga konstan. Dengan
Gambar
ba
Pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2014
ra
pengolahan nonmigas hanya berkontribusi 5,00 persen
t. bp
Sosial Wajib (17,11%). Sementara itu sektor industri
menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui
:// p
sejauh mana pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa
tp
dipengaruhi oleh kenaikan harga.
ht
Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun 2014 tercatat bernilai positif meskipun mengalami perlambatan, yaitu menjadi 5,38 persen. Perlambatan laju pertumbuhan akonomi dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan nilai PDRB ADHK, meskipun peningkatan tersebut tidak selaju peningkatan yang terjadi pada PDRB ADHK tahun sebelumnya. Tanpa memperhitungkan komponen migas (tanpa migas),
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Prov. Papua Barat, 2014
pertumbuhan ekonomi Papua Barat tahun 2014 lebih tinggi, yakni mencapai 8,51 persen.
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
45 45
20
PERBANDINGAN REGIONAL Laju Pertumbuhan Penduduk Tertinggi Kedua se-Indonesia
Tabel
Pada tahun 2010-2014, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Papua Barat sebesar 2,65 persen.
Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua
Laju Pertumbuhan dan Distribusi Provinsi di Indonesia, 2014 (%)
20.1
Barat relatif tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Rata-rata laju pertumbuhan
Laju Pertumbuhan
Distribusi
2010-2014
2014
penduduk tertinggi keempat se-Indonesia pada periode
Aceh
2,06
1,95
Sumatera Utara
1,39
5,46
2000-2010, sebesar 3,71 persen, dua kali lebih tinggi
Sumatera Barat
1,34
2,04
daripada
Riau
2,64
2,45
nasional. Sementara itu, pada tahun 2010-2014, rata-
Jambi
1,85
1,33
Sumatera Selatan
1,50
3,15
rata laju pertumbuhan penduduk Papua Barat menurun
Bengkulu
1,74
0,73
menjadi 2,65 persen. Namun, angka tersebut ternyata
Lampung
1,26
3,18
Kep. Babel
2,23
0,53
menjadi rata-rata laju pertumbuhan tertinggi kedua dari
Kep. Riau
3,16
0,76
DKI Jakarta
1,11
4,00
Jawa Barat
1,58
18,25
Jawa Tengah
0,82
13,29
DI Yogyakarta
1,20
1,44
Jawa Timur
0,69
15,31
Banten
2,30
4,64
Bali
1,24
NTB
1,40
NTT
pertumbuhan
penduduk
s. go
.id
laju
t. bp
seluruh provinsi di Indonesia. Rata-rata laju ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan
ba
ra
penduduk nasional pada periode yang sama, yakni sebesar 1,40 persen. Meskipun penduduk Provinsi Papua Barat cenderung meningkat dari waktu ke waktu dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi dibandingkan provinsi
1,71
Kalimantan Barat
1,68
1,87
lain, jumlah penduduk Papua Barat merupakan yang
Kalimantan Tengah
2,38
0,97
terkecil
1,87
1,56
2,64
1,33
Kalimantan Utara. Tercatat hanya 0,34 persen
-
0,25
penduduk Indonesia yang berada di Provinsi Papua
Sulawesi Utara
1,17
0,95
Barat pada tahun 2014.
Sulawesi Tengah
1,71
1,12
Sulawesi Selatan
1,13
3,34
Dari hasil proyeksi penduduk 2014, diketahui
Sulawesi Tenggara
2,20
0,97
umur median penduduk Provinsi Papua Barat adalah
Gorontalo
1,65
0,44
Sulawesi barat
1,95
0,50
sebesar 24,80 tahun, dapat dikatakan penduduk
Maluku
1,82
0,66
Papua Barat tergolong kategori penduduk usia
Maluku Utara
2,21
0,45
menegah. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa
Papua Barat
2,65
0,34
Papua
1,99
1,23
Indonesia
1,40
100,00
Kalimantan Timur Kalimantan Utara
Sumber: BPS RI, 2014
tp
Kalimantan Selatan
:// p
1,63
ap
ua
rata-rata
ht
Provinsi
1,89 2,00
kedua
di
Indonesia,
setelah
Provinsi
sebagian besar penduduk Provinsi Papua Barat masuk dalam kelompok umur muda (produktif). Dengan
kondisi
kependudukan
tersebut,
menyebabkan Papua Barat memiliki jumlah tenaga
46
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
20
PERBANDINGAN REGIONAL Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2014 Peringkat 19
kerja yang melimpah. Adapun TPAK Provinsi Papua Barat pada Agustus 2014 tercatat mencapai 68,30
Tabel
Laju pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun 2014 mencapai 5,38 persen, lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekonomi nasional.
TPAK dan TPT Provinsi di Indonesia, Kondisi Agustus 2014 (%)
20.2
TPAK
TPT
Aceh
63,06
9,02
Sumatera Utara
67,07
6,23
menempati urutan ke delapan belas, dengan nilai
Sumatera Barat
65,19
6,50
sebesar 5,02 persen. Nilai tersebut cukup besar,
Riau
63,31
6,56
Jambi
65,59
5,08
Sumatera Selatan
68,85
4,96
68,29
3,47
66,99
4,79
Kep. Babel
65,45
5,14
perlambatan, yaitu menjadi 5,38 persen. Meskipun ada
Kep. Riau
65,95
6,69
perlambatan, laju pertumbuhan Provinsi Papua Barat
t. bp
persen, atau tertinggi ke sebelas dari 33 provinsi yang
Provinsi
DKI Jakarta
66,61
8,47
Jawa Barat
62,77
8,45
Jawa Tengah
69,68
5,68
DI Yogyakarta
71,05
3,33
Jawa Timur
68,12
4,19
Banten
63,84
9,07
tahun 2014 menduduki peringkat 19 dari 34 provinsi
Bali
74,91
1,90
yang ada.
NTB
66,63
5,75
NTT
68,91
3,26
Kalimantan Barat
69,93
4,04
Kalimantan Tengah
68,56
3,24
Kalimantan Selatan
69,46
3,80
Kalimantan Timur
64,10
7,38
61,28 atau menduduki peringkat ke-33 dari 34 provinsi
Kalimantan Utara
-
-
yang ada.
Sulawesi Utara
59,99
7,54
Sulawesi Tengah
66,76
3,68
Sulawesi Selatan
62,04
5,08
Sulawesi Tenggara
66,87
4,43
Gorontalo
62,84
4,18
Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Papua Barat
meskipun masih di bawah TPT nasional. Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada tahun
Lampung
cukup baik, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan
ba
ekonomi nasional. Bila dibandingkan dengan provinsi
ra
2014 tercatat bernilai positif tetapi mengalami
ap
ua
lain, laju pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada
:// p
Kualitas pembangunan manusia suatu wilayah
tp
dapat ditinjau melalui IPM daerah tersebut. IPM
ht
Provinsi Papua Barat pada tahun 2014 mencapai
Kondisi kemiskinan dapat ditinjau dari beberapa indikator, seperti Jumlah Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, serta Indeks Kedalaman dan Keparahan
s. go
Bengkulu
.id
ada di Indonesia. Sementara itu, pada Agustus 2014
Sulawesi barat
71,06
2,08
Kemiskinan. Pada September 2014, Garis kemiskinan
Maluku
60,92
10,51
pada Provinsi Papua Barat sebesar Rp 428.608,-
Maluku Utara
63,88
5,29
Papua Barat
68,30
5,02
Papua
78,67
3,44
Indonesia
66,60
5,94
(garis kemiskinan tertinggi keempat dari 33 provinsi). Nilai tersebut cukup tinggi, bahkan melebihi nilai Garis Kemiskinan nasional. Hal ini menunjukkan bahwa
Sumber: BPS RI, 2014
secara rata-rata biaya yang dibutuhkan setiap
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
47 47
20
PERBANDINGAN REGIONAL Garis Kemiskinan Tertinggi Keempat se-Indonesia
penduduk Provinsi Papua Barat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya per bulan jauh lebih tinggi
Tabel
Pada September 2014, Garis kemiskinan pada Provinsi Papua Barat sebesar Rp 428.608,- (garis kemiskinan tertinggi keempat dari 33 provinsi). .
Garis Kemiskinan Wilayah Maluku dan Papua 2013- 2014 (Rupiah)
20.3
dibandingkan dengan provinsi lain. Adapun provinsi
September 2014
Provinsi Maluku
361 022
September 2014 adalah Provinsi Kepulauan Bangka
Maluku Utara
316 160
Belitung, sebesar Rp 469.814,-.
Papua Barat
428 608
Papua
358 204
Indonesia
312 328
maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Papua Barat bernilai sangat tinggi pada September 2014. Nilai kedua indeks tersebut berturut-turut adalah 5,92
Sumber: BPS RI, 2014
s. go
Baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
tinggi menandakan bahwa kesenjangan pengeluaran
ba
penduduk miskin Provinsi Papua Barat terhadap garis
ra
lebih tinggi dari nilai indeks nasional. Nilai P1 yang
t. bp
persen dan 1,88 persen, keduanya menjadi nilai indeks tertinggi kedua dari seluruh provinsi yang ada dan
ua
kemiskinannya jauh lebih besar daripada kesenjangan
ap
yang terjadi di provinsi lain. Di sisi lain, nilai P2 yang
tinggi menunjukkan ketimpangan pengeluaran yang
:// p
terjadi diantara penduduk miskin.
tp
Harga merupakan salah satu komponen penting keterkaitan
ht
untuk diperhatikan, salah satunya karena harga memiliki
erat
dengan
pemenuhan
kebutuhan hidup penduduk. Perkembangan serta perbandingan harga dapat digambarkan melalui beberapa indikator, salah satunya IKK. Nilai IKK memberi gambaran mengenai biaya yang dibutuhkan untuk membangun membangun bangunan per satuan ukuran luas pada suatu daerah. IKK Papua Barat pada tahun 2014 mencapai 125,79 dan merupakan IKK tertinggi kedua se-Indonesia.
48
.id
yang memiliki garis kemiskinan tertinggi pada
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
TAHUKAH ANDA ? IPM Provinsi Papua (56,75%), Papua Barat (61,28%), dan Sulawesi Barat (62,24%) adalah tiga provinsi dengan IPM terendah di Indonesia tahun 2014.
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
Lampiran Tabel
Tabel 1.1 Luas Wilayah Provinsi Papua Barat menurut Kabupaten/Kota 2013 Luas Wilayah 11036.48 16241.84 3959.53 20840.83 8664.76 3946.94 7415.29 8034.44 5179.65 5461.69 2812.44 2773.74 656.64 97024.27
t. bp
s. go
.id
Kabupaten/Kota Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Kabupaten Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Kota Sorong Papua Barat
ra
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2008, UU Pembentukan Kabupaten Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak
ba
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat 2014 Jumlah Penduduk (Ribu Jiwa)
tp
15-19
:// p
10-14
Laki-laki
ht
20-24
Perempuan 46,5
94,4
46,0
43,0
89,0
43,6
41,1
84,7
41,1
38,2
79,3
42,2
38,5
80,7
25-29
44,2
39,0
83,2
30-34
42,9
38,1
81,0
35-39
36,8
31,7
68,5
40-44
30,0
25,2
55,2
45-49
24,2
20,2
44,4
50-54
18,3
15,4
33,7
55-59
13,0
10,6
23,6
60-64
8,5
6,6
15,1
65-69
4,8
3,8
8,6
70-74
2,5
2,0
4,5
75+ Total
2,0
1,9
3,9
448,0
401,8
849,8
Sumber: Proyeksi penduduk 2014
50
Jumlah
47,9
ap
0-4 5-9
ua
Kabupaten/Kota
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat 2013 dan 2014 IPM
Kabupaten/Kota
2013
Fakfak
2014
64,29
64,73
60,36
61,07
Teluk Wondama
55,65
56,27
Teluk Bintuni
59,73
60,40
Manokwari
68,81
69,35
Sorong Selatan
57,73
58,24
Sorong
60,86
61,23
Raja Ampat
60,36
60,86
Tambrauw
48,69
49,40
Maybrat
54,93
55,36
MAnokwari Selatan
54,95
Pegunungan Arfak
53,36
s. go
.id
Kaimana
55,32
53,69
t. bp
Kota Sorong
74,96
60,91
61,28
ra
Papua Barat
75,78
ba
Sumber: BPS Provinsi Papua Barat, 2014
ua
Tabel 1.4 Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2012 dan 2013
ap
September 2012
September 2013
P0 (%)
Penduduk Miskin (000) (4)
GK Rp./kap/bln
Penduduk Miskin (000)
(2)
(3)
(6)
(7)
28,50
22,8
394.248
29,84
21,25
Kaimana
308.295
17,53
9,9
309.655
18,60
9,57
Teluk Wondama
389.071
37,41
11,9
403.964
39,42
11,31
Teluk Bintuni
478.547
39,54
25,6
492.193
40,33
22,96
Manokwari
465.735
28,65
65,6
475.559
28,45
56,66
Sorong Selatan
246.030
19,48
8,9
255.932
20,50
8,47
Sorong
266.586
32,81
24,3
279.725
35,48
27,38
Raja Ampat
261.278
20,49
10,3
273.435
21,16
9,47
Tambrauw
273.602
37,74
2,8
281.586
38,68
5,19
Maybrat
275.651
34,07
13,7
283.440
35,64
12,83
Kota Sorong
484.411
18,85
27,5
536.584
19,27
41,15
Prov. Papua Barat
354.626
27,04
223,2
397.003
27,14
226,24
ht
(5)
P0 (%)
393.794
Fakfak
tp
(1)
GK Rp./kap/bln
:// p
Kabupaten/ Kota
Sumber: Olahan Susenas 2012-2013
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
51 51
Tabel 1.5 PDRB ADHB dan ADHK menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2013-2014 (Juta Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Lapangan Usaha 2013 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2014
5 557 682,7
6 286 084,3
2014
5 090 319,7
5 346 989,8
12 261 847,1
12 084 223,9 10 913 070,4 11 009 307,3
Industri Pengolahan
16 049 531,2
17 523 543,7 15 728 581,0 16 316 664,9
s. go
.id
Pertambangan dan Penggalian
14 442,9
18 181,9
18 128,1
18 722,3
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
53 917,2
59 492,7
53 091,4
55 823,0
7 502 726,3
4 865 448,7
5 491 291,3
6 294 618,7
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor
2 879 672,2
3 365 463,1
2 645 803,8
2 859 267,6
Transportasi dan Pergudangan
1 175 401,4
1 420 631,2
1 007 574,6
1 138 140,5
286 923,5
327 326,8
235 201,8
248 402,4
744 458,1
852 988,3
748 721,1
834 337,4
761 132,5
885 770,9
621 359,5
684 859,2
550 588,6
650 635,8
483 156,2
528 669,6
54 067,3
63 116,0
47 928,7
51 671,9
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
4 633 717,5
5 271 164,8
3 701 236,3
4 006 013,1
Jasa Pendidikan
1 169 890,6
1 393 917,8
1 080 695,2
1 193 411,7
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
384 482,9
427 151,7
345 645,9
360 335,9
Jasa Lainnya
141 833,9
152 674,9
119 902,4
128 103,7
ba
ra
Konstruksi
t. bp
Pengadaan Listrik dan Gas
ua
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
ap
Informasi dan Komunikasi
Real Estate
ht
tp
Jasa Perusahaan
:// p
Jasa Keuangan dan Asuransi
PDRB Dengan Migas
53 014 208,2
58 285 094,1 47 705 865,0 50 272 011,7
PDRB Tanpa Migas
26 653 691,3
30 808 879,0
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2014
52
2013
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
22 953904,0 24 907 604,8
Tabel 1.6 Distribusi PDRB ADHB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2013-2014 (%)
Distribusi Lapangan Usaha 2014
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
10,48
10,79
Pertambangan dan Penggalian
23,13
.id
2013
Industri Pengolahan
30,27
30,07
0,03
0,03
s. go
20,73
t. bp
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,10
0,10
11,87
12,87
5,43
5,77
2,22
2,44
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
0,54
0,56
Informasi dan Komunikasi
1,40
1,46
Jasa Keuangan dan Asuransi
1,44
1,52
Real Estate
1,04
1,12
Jasa Perusahaan
0,10
0,11
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
8,74
9,04
Jasa Pendidikan
2,21
2,39
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,73
0,73
Jasa Lainnya
0,27
0,26
100,00
100,00
ba
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor
ra
Konstruksi
ht
tp
:// p
ap
ua
Transportasi dan Pergudangan
PDRB Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2014
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
53 53
Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat 2013-2014 (%)
Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha 2014
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
6,37
5,04
Pertambangan dan Penggalian
1,14
.id
2013
Industri Pengolahan
8,46
3,74
Pengadaan Listrik dan Gas
9,38
3,28
s. go
t. bp
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
4,81
5,14
15,79
12,86
7,57
8,07
12,80
12,96
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
4,62
5,61
Informasi dan Komunikasi
9,34
11,43
24,21
10,22
Real Estate
5,96
9,42
Jasa Perusahaan
7,66
7,81
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
9,46
8,23
10,29
10,43
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,82
4,25
Jasa Lainnya
9,24
6,84
PDRB
7,39
5,38
ba
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor
ra
Konstruksi
:// p
ap
ua
Transportasi dan Pergudangan
ht
tp
Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Pendidikan
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Provinsi Papua Barat, 2014
54
0,88
Statistik Daerah Provinsi Papua Barat 2015
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra
ba
ua
ap
:// p
tp
ht
.id
s. go
t. bp
ra