Laporan Akhir Tahun 2011 Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian; SL PTT Tanaman Pangan (Padi,Jagung, dan Kedelai) di Kab. Bone, Prop.Sulawesi Selatan Djafar Baco, dkk
Abstract: Strategic Programme Ministry of Agriculture is currently being implemented, aims to increase production, farmers' income and welfare. One of the main activities carried out integrated with Government of Bone Regency, is the Farmer Field School Integrated Crop Management Rice, Corn and Soybean, with mentoring from the Assesstment Institute for Agricultural Technology (AIAT) of South Sulawesi. Show case is mentoring methodology with Demonstration Farm and Display Superior Varieties Inbirid Rice, Hybrid maize and Soybean. Other activities are Technical Training, Provision of Resources Person for Workshops, and Farmers Meetings, as well as provision and distribution of printed media to strengthen the adoption of innovation required of farmers. The results achieved in 2011 are : (i) Physical mentoring in the field on implementing with show case of Food crops, with the details: Mentoring Farmers Group ICM-FFS of 20% Rice, 15% of hybrid maize, and 12.50%, soybean, Effectiveness Demfarm/Superior Varieties Display are developed, have determined their preferences towards Superior Varieties Food Crops and Technology Component that supports ICM-FFS. (ii) Taking advantage of the introduction of the Superior Varieties of inbred rice (Inpari 7,8,10 and 13): at 4 Bone Zone District, 24.11% above results Field Laboratory, and 62.83% above of ICM-FFS, While Bima 3 performed superior of BISI-2 in the Amali (17% higher), and Soybean Grobogan with productivity highest in Melle, Palakka. This variety is large seed, good quality and short duration, supporting farmers' preference.The other activities are, (Iii) Support the adoption of innovation through training, provision of resource persons and coaching technical training Field Guides-3 (PL-3) for all ICM-FFS Food Crops, have reach as much as 514 peoples, and (iv) disseminate of information through printed media, it’s had reached all area through Sub District Extension Center (BPK) as much as 944 expl., with 9 topics/technologies innovation. Key Word: Strategic programme of Ministry of Agriculture; Mentoring; FFS-ICM of Food Crops. Abstrak : Program Strategis Kementerian Pertanian yang sedang dilaksanakan saat ini, bertujuan untuk mening katkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petani. Salah satu kegiatan utamanya yang dilaksanakan terpadu dengan Pemerintah Kabupaten Bone, adalah Sekolah Lapangan Petani Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) Padi, Jagung dan Kedelai, dengan pendampingan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Gelar Teknologi sebagai Metodologi Pendampingan dengan melaksanakan Demonstrasi Usahatani dan Display VUB Padi Inbirida, Jagung Hibrida dan VUB Kedelai. Kegiatan Pendukung adalah Pelatihan Teknis, Penyediaan Narasumber Lokakarya, dan Pertemuan Petani, serta penyediaan dan distribusi Media Cetak, memperkuat laju adopsi inovasi yang dibutuhkan para petani. Hasil yang dicapai dalam TA.2011 adalah (i) Pendampingan fisik pada Kelompok Tani pelaksana SL PTT di Zone Kabupaten Bone dengan Demfarm, Display VUB dan Temu Lapang dengan rincian: Pelaksana SL PTT Padi 20%; Jagung Hibrida 15 %; dan Kedelai 12,50%, berkat dukungan koordinasi, pada semua tingkatan, yakni pada kelembagaan Pemkab Bone, Kecamatan/BPP, Desa dan Gapoktan. Efektivitas Demfarm/Display VUB Padi Inbrida, Jagung Hibrida, dan Kedelai, menjangkau secara kumulatif 1.551 orang. Manfaat Gelar Teknologi tsb, para petani telah menentukan preferensi mereka terhadap VUB dan Komponen Teknologi PTT yang mendukungnya. (ii) Mengambil manfaat dari introduksi VUB yakni Padi Inbrida (Inpari 7,8,10 dan Inpari 13) di 4 Zone Kabupaten Bone, memberikan hasil 24,11% diatas produkitivitas LL, dan 62,83 % diatas Kelompok SL. Sementara Bima 3 mengungguli BISI-2 di Amali (17 % lebih tinggi), dan Kedelai Grobogan dengan produkktivitas tertinggi di Melle, Palakka, berbiji besar, bermutu baik dan berumur genjah, mendukung prefensi petani.Kegiatan lainnya (iii) Mendukung adopsi inovasi teknologi melalui Pelatihan, penyediaan nara sumber dan pelatihan Pemandu Lapang-3 (PL-3) untuk semua komoditas SL PTT (Padi Imbrida, Jagung Hibrida, dan Kedelai), terdiri menjangkau 514 orang. dan (iv) penyebar-luasan media cetak, berupa brosur, menjangkau seluruh kabupaten lewat Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) sebanyak 944 expl., dengan 9 topik/inovasi teknologi. Kata Kunci : Program Strategis Kementerian Pertanian; Pendampingan; SL PTT.Tan.Pangan
www.sulsel.litbang.deptan.go.id
I.PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kabupaten Bone adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan,dengan luas wilayahnya 4.555.9 km2 atau 7,3 % dari luas Propinsi Sulawesi Selatan. Terletak pada posisi 140 13” sampai 50 06” lintang selatan dan antara 1190 42” sampai 1200 3” bujur timur, dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan wajo
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa.
Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone,
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru. Topografi wilayahnya sangat bervariasi, mulai dari landai (umumnya bagian timur,
utara) kemudian kearah barat dan selatan, bergelombang, sampai curam. Ke-miringan wilayah ini dibedakan atas:kemiringan 0-2% sekitar 36%, kemiringan 2-15% adalah 20%, kemiringan 15 sam-pai 40% sebanyak 25%, dan dari kemiringan >40% seluas 19% lebih. Beriklim Tropis, dengan suhu udara berkisar 260 sampai 430 Celsius. Pada periode April – September bertiup angin timur yang membawa hujan, yang lazim disebut Pola Curah Hujan Sektor Timur. Sebaliknya pada bulan Oktober samapai Maret bertiup angin barat, (Pola Curah Hujan Sektor Barat),dimana wilayah ini menjadi zone bayangan hujan,dan mengalami musim kemarau. Pada periode ini petani pada umumnya menanam palawija pada sawah tadah hujan dan padi gadu pada wilayah yang beririgasi. Sebagaian kecil wilayah Kabupaten Bone yang tergololong wialayah peralihan dan mendapat dua pola curah hujan, barat dan timur yakni wilayah Kecamatan Bontocani dan Libureng. Rata-rata curah hujan dan hari hujan 5 tahun terakhir Kebupaten Bone adalah 2500 mm dengan 200 hari hujan. Luas lahan Kabupaten Bone adalah 455.900 ha, (2007) terdiri dari sawah 88.449 ha, tegalan/kebun 81.035 ha, padang rumput/pengembalaan 49.322 ha, hutan rakyat 7.323 ha, hutan negara 125.316 ha, tambak 9.809 ha, kolam/waduk 125 ha dan pemukiman 16.579,serta penggunaan lainnya Data demografi tercatat bahwa penduduk wilayah Kabupaten Bone adalah 685.950 jiwa, terdiri dari laki-laki 324.488 jiwa dan perempuan 361,102 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,25%. Jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian tercatat 177.672 orang atau 25,91%.
1
Berdasarkan organisasi
pemerintahan,
Kabupaten Bone terdiri dari 27 Kecamatan, 333 desa dan 27 kelurahan (360 desa/ kelurahan), Pengelom pokan wialayah berdasarkan
letak
dan
karakter fasilitas, infra struktur, terutama fa-
5ulawesi Selatan
silitas transfortasi/ jalan adalah :(i)Wilayah Kab. Bone
bagian barat, (7 keca matan),meliputi: 1.La muru,
2.Lappariaja,
3.Bengo, 4.Libureng, 5.TelluLimpoE, 6.Ulaweng, dan 7.Amali. .(ii).Wilayah
bagian
tengah (7. kecamatan), terdiri dari :1.Ta nete Riattang, 2.Tane nte Riattang Timur, 3.Tanete
Riattang
Barat,4.Palakka, 5.Barebbo,6.SibuluE, dan 7.Kecamatan Cina. (iii).Wilayah bagian utara meliputi (5 kecamatan),1.TellusiattingE, 2.Dua BoccoE, 3. Gambar 1: Peta Kabupaten Bone, terinci per-Kecamatan
(iii).Wilayah bagian utara meliputi (5 kecamatan),1.TellusiattingE, 2.Dua BoccoE, 3. Cenrana, 4.Ajangale, dan 5.Awangpone. (iv) Wilayah bagian selatan (8 Kecamatan), meliputi : 1 Mare, 2.Tonra 3.Salo-meko, 4Kajuara, 5.Kahu, 6.Bonto Cani 7.Patimpeng, dan 8.Ponre.
2
1.2. Tujuan Dengan Potensi SDA dan SDM, Kabupaten Bone
berusaha mencapai Visi
Kabupaten, yakni terwujudnya Kabupaten Bone menjadi wilayah pertanian modern, tangguh, dan efisien, berbudaya industri, berbasis dipedesaan, dan memberdayakan petani maju, menuju masyarakat tani yang modern,sejahtera, sebagai pusat pengembangunan dan pelayanan di kawasan timur Sulawesi Selatan, serta sebagai pintu gerbang yang efektif menghubungkan Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Tenggara serta kawasan timur Indonesia.
Posisi Kabupaten Bone adalah penyangga
utama produksi pangan (padi,
palawija). Tercapainya tujuan dari salah satu Program Strategis Kementerian Pertanian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bone dengan pembiayaan yang bersumber dari
Dana
Dekonstrasi.TA.2011.
adalah
terlaksananya
SL
PTT
Tanaman
Pangan
(Padi,Jagung dan Kedelai) dan Target Pendampingan minimal 30% oleh Tim BPTP Sulawesi Selatan di Kab.Bone sbb: Tabel 1 : Jumlah dan Rencana Pendampingan SL PTT Tanaman Pangan Kab.Bone,2011 No
Uraian
1.
Jumlah SL PTT (Unit) Luas (ha) Pendampingan 30%: Jumlah (Unit) Luas (ha) Kegiatan Fisik pendamp.: Demfarm (unit/Luas:ha) Demplot*) (unit/Luas :ha)
2.
3. *)
SL PTT Padi 550 13.750
SL PTT Jagung 105 1.575
SL PTT Kedelai 200 2.000
Jumlah
165 4.125
32 473
60 600
257 5.193
1/ 5,00 ha 11/2,75ha
1 /1,00 ha 3 / 0,45 ha
1 /1,30 ha 3 /0,10 ha
. Demplot sebagai display VUB dan uji varietas, terdiri minimal padi 4 VUB.
855 17.325
3/7,3 ha 18/3,60 ha
Dengan Luasan masing-masing 0,25 ha i, 0,15 ha jagung, dan 0,10 ha/unit untuk kedelai per unit. Tujuan
tersebut
diatas
diurai
mengacu
kepada
Panduan
dan
Pedoman
Pendampingan, serta secara khusus tertuang dalam SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, No.117/OT.140/1.10.21/02/2011, tanggal 01 Februari 2011, tentang Pembentukan Penanggung Jawab Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian dan Kegiatan Pengkajian/ Diseminasi TA.2011 pada BPTP Sulawesi Selatan, Tim Pendampingan mengemban tugas-tugas sbb: 1. Membangun koordinasi dengan Pemkab Bone tentang pelaksanaan PTT Tanaman Pangan (Padi, Jagung, dan Kedelai; dalam hal Calon petani, Calon lokasi, waktu tanam), KKP, Perancangan Agribisnis, dan SL Agribisnis Gapoktan FEATI/P3TIP. 2. Intervensi Inovasi Teknologi a.l. Penyusunan Proposal Gapoktan dalam Program RUB.;
3
3. Berkoordinasi secara berkelanjutan dengan Penyuluh Pendamping, Komite Pengarah, dan Gapoktan khususnya dalam pelaksanaan Demfarm/Demplot Inovasi Teknologi pada Laboratorium Lapangan SL Tanaman Pangan. 4. Berkoordinasi dengan Dinas dalam peaksanaan Display/Uji Adaptasi VUB Tanaman Pangan (Padi, Jagung, dan Kedelai). 5. Mendistribusikan materi pelatihan dan media tercetak/Elektronik. 6. Mengorganisasikan pendampingan (Peneliti, Penyuluh,Teknisi, Mahasiswa, POPT ,dll). 7. Menjadi dan atau mengkoordinasikan ketersediaan Narasumber pelatih-an; 8. Mengevaluasi adopsi komponen Teknologi PTT, dan tugas pendampingan lainnya. 1.3. Pendekatan, Manfaat dan Dampak
Pendekatan Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Pendampingan menempuh pendekatan untuk mencapai tujuan Pendampingan di Kabupaten Bone, 2011 adalah : 1. Pendekatan Wilayah dan Agroekosistem, dalam hal ini adalah Lahan Sawah dan lahan kering, Pendekatan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT), serta Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (CLS);. 2. Pendekatan Agribisnis yang dimotori oleh kelembagaan petani (Gapoktan, Koptan) yang mapan, sehingga mampu menggerakkan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi dikalangan Kelompok Tani yang menjadi anggotanya di satu sisi, dan mengoperasionalkan agribisnis di sisi yang lain. 3. Pendekatan Pemberdayaan dalam menerapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi, pendapatan, dan tingkat kesejahteraan petani dan keluarganya, serta penguatan kelembagaan masyarakat pedesaan pada umumnya.
Manfaat Manfaat atau kegunaan langsung dari kegiatan ini dimaksudkan dengan : 1. Pengingkatan pengetahuan dan keterampilan minimal 30 % Kelompok Tani pelaksana kegiatan, sehinggi dapat berusahatani lebih produktif, dan menguntungkan, khususnya pada usahatani Padi, Jagung dan Kedelai. 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan petani, mendukung adopsi inovasi teknologi, dan pengembanan agribisnis. 3. Terbangunnya koordinasi dengan Pemkab Bone tentang pelaksanaan PTT Tanaman Pangan (Padi, Jagung, dan Kedelai) dalam hal Calon petani, Calon lokasi, waktu tanam, KKP, Perancangan Agribisnis, dan SL PTT Tanaman Pangan.
4
4. Terlaksanananya Intervensi Inovasi Teknologi ke Gapoktan dalam Program RUB.; 5. Teciptanya koordinasi secara berkelanjuan dengan Penyuluh Pendamping, Komite Pengarah, dan Gapoktan khususnya dalam pelaksanaan SL PTT Tanaman Pangan. 6. Terlaksananya Uji Adaptasi VUB Tanaman Pangan (Padi, Jagung, dan Kedelai) 7. Terdistribusinya materi pelatihan dan Media Cetak/Elektronik; 8. Pengorganisasaian pendampingan (Peneliti, Penyuluh,Teknisi, POPT ,dll). 9. Tersedianya Narasumber pelatihan; 10. Terlaksananaya evaluasi adopsi komponen Teknologi PTT, dan 11. Terlaksananya tugas-tugas pendampingan lainnya.
Dampak : Selanjutnya kedepan kegiatan ini diharapkan berdampak atau tercapainya tujuan ikutan dari Program Strategis Kementerian Pertanian yakni: 1. Dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, akan terjadi adopsi inovasi yang berdampak perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap mendukung pembangunan pertanian, sehingga diperoleh Sumberdaya Manusia Petani yang lebih bermutu.dalam hal : PTT Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah) dan Pengembngan PUAP. Dari segi Ekonomi dan pengembangan masyarakat, akan diperoleh berbagai dampak, seperti, peningkatan produks,i pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 2. Dari Aspek sosial penumbuhan dan peningkatan kerjasama, dinamika dan sinergitas masyarakar di pedasaan.
1.3.Keluran 1. Terbangunnya koordinasi dengan Pemkab Bone tentang pelaksanaan PTT Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah). Terlaksanananya Intervensi Inovasi Teknologi ke Gapoktan dalam Program RUB.; 2. Teciptanya koordinasi secara berkelanjuan dengan Penyuluh Pendamping, Komite Pengarah, dan Gapoktan khususnya dalam pelaksanaan Demplot Inovasi Teknologi VUB Padi, Jagung dan Kedelai pada Laboratorium Lapangan SL PTT Tanaman Pangan. 3. Terdistribusinya materi pelatihan dan Demonstrasi Teknologi. 4. Pengorganisasaian pendampingan (Peneliti, Penyuluh,Teknisi, POPT ,dll). 5. Tersedianya Narasumber pelatihan; 6. Terlaksananaya evaluasi adopsi komponen Teknologi PTT, dan 7. Terlaksananya tugas-tugas pendampingan lainnya. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Bone adalah salah satu dari wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, dengan agoekosistem dan tenaga kerja penduduknya telah memberikan sumbangan, khususnya dalam melestarikan swasembada beras berkelnjutan, termasuk pengembangan tanaman palawija, jagung, kedelai dan kacang tanah. Program strategis dari kementerian pertanian juga sedang dikembangkan tanaman perkebunan, khususnya kakao, dan peternakan khususnya sapi bali. Berkaitan dengan Visi Kabupaten Bone untuk menjadikan wilayahnya pertanian modern berbasis agroindustri, dan sebagai pusat pelayanan wialayah lainnya dibagian timur Indonesia Program strategis untuk percepatan adopsi innovasi teknologi pertanian melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Demplot Varietas Unngul Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah, pada saat ini memasuki fase massal dan membutuhkan dukungan dan pendampingan dari sumber-sumber innovasi teknologi pertanian dari Badan Litbang Pertanian dan Balai Pengkajian Teknologi Petanian (BPTP) Sulawesi Selatan. Dari kegiatan ini diharapkan untuk mencapai tujuan (i) mempromosikan inovasi treknologi kepada petani, kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan), (ii) pendampingan pada pelaksanaan SL PTT dan Demplot Varietas Unggul Baru padi, jagung, kedelai dan kacang tanah, (iii) menjadi narasumer dalam pelatihan penyuluh dan petani, dan kelompok tani, serta (iv) pengembangan informasi dengan mendistribusikan media diseminasi pada wilayah ini. Keseluruhan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan berdampak pada peningkatan produksi pertanian, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani. Hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan pendampingan ini selama TA.2010 adalah Pertama: Sebaran pendampingan fisik di lapangan (Kelompok Tani pelaksana SL PTT Tanaman Pangan)) mencapai 59,62% dengan dukungan koordinasi, baik di tingkat kelembagaan Pemkab Bone, Kecamatan/BPP, Desa dan Gapoktan. Kedua: Efektivitas Demplot VUB, khususnya Padi Inbrida (Non Hibrida) Inpari 1, Inpari 3, dan Inpari 4 yang dikembangkan dalam MT.April-September 2010, data dari 82 unit dengan jumlah luasan 20,50 ha, diperkirakan telah menjangkau lebih dari 1.400 orang pengunjung. Berkaitan dengan tahap adopsi, sebagai manfaat Demplot, 23,3 % dari pengunjung terdorong untuk menerapkan, 23,3 % berminat dan akan mencoba, dan selebihnya 53,4 % belum berminat dan akan mencari informasi tambahan. Ketiga: Adaptabilitas VUB Padi Inbrida yang didemonatrasikan, dari uji sedrahana pada 82 unit sampel, pada 3 Zone Kavupaten Bone (Barat, Tengah, dan Utara), produktivitas tertinggi dicapai pada Inpari 3 (Rerata 76,68
6
Qtl./ha gkp), menyusul Inpari 4, 54,56 Qtl./ha gkp, dan terakhir Inpari 1. dengan produktivitas rerata 62,24 Qtl./ha gkp. VUB padi Inbrida ini masih akan ditanam dan dinilai adaptasinya pada pertanaman Musim Kemarau, namun pilihan sementara pada Inpari 3 (adaptabilitas tinggi/T). Demplot VUB Jagung Hibrida dan VUB Kedelai, yang baru terlaksana pada Nopember-Desember 2010 (kendala curah hujan tinggi), panen pada Februari 2011 dengan produktivitas masing-masing Bima-2 65,0 Qtl, dan Bima-3 72,0 Qtl/ha pipilan.(adaptabilitas tinggi/T).Adapun VUB Kedelai diperoleh hasil lebih tinggi di Zone Tengah (Tanete Riattang) dengan produksi tertinggi Argomulyo 18,7 Qtl, menyusul Anjasmoro 16,7 Qtl/ha biji (adaptabilitas Tinggi/T), dan dua VUB lainnya lebih rrendah. Kegiatan yang cukup memberikan manfaat bagi keberlanjutan penerapan inovasi teknologi, adalah Keempat : Penyediaan narasumber dan pendampingan pelatihan teknis Pemandu Lapang-3 (PL-3) untuk semua komoditas SL PTT (Padi Imbrida, Hibrida, Jagung Hibrida, Kedelai, Kacang Tanah, dan Padi Gogo), dengan menjangkau Penyuluh, POPT, Pengawas Benih Pendamping, termasuk Penyuluh Swadaya. Dari pelatihan, workshop, sosialisasi dan apresiasi, selama TA.2010. tercatat telah mencapai peserta sebanyak 245 orang. Kelima: Mendukung pendampingan pelatihan teknis, dilaksanakan pula kegiatan pengembangan informasi melalui penyebar-luasan media cetak dan elektronik, berupa buku, buku saku, brosur, leaflet/folder dan poster, serta keping VCD/DVD, baik karena urgensinya diperbanyak oleh Tim Pendampingan, maupun dari kegiatan Proyek FEATI dan PUAP. Tercatat 87 Inovasi Teknologi (kebanyakan berulang), telah disalurkan pada tahun 2010.
7
III. METODOLOGI 3.1.Metodologi Metodologi atau prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan ini mencakup ruang lingkup kegiatan, pendekatan, rincian kegiatan, mengacu kepada Kelompoktani yang yang memperoleh Bantuan Langsung Benih Unngul (BLBU) Tanaman Pangan. Selanjutnya dipadu dengan metode diseminasi inovasi tekologi SL PTT Tanaman Pangan, dan dari luasan 25 ha, 15 ha dan 10ha,(masing-masing untuk SL PTT Padi, Jagung dan Kedelai) diantaranya 1,0 ha sebagai Laboratorium Lapangan, didampingi dengan Demfarm (masing-masing 3,5 ha, 1,0 ha dan 1,3 ha Padi, Jagung dan Kedelai), dan Demplot/Display Varietas Unggul Baru Padi, Jagung, dan Kedelai dengan luasan masing-masing 0,25 ha, dengan melibatkan pendamping BPTP Peneliti dan Penyuluh BPTP Sulawesi Selatan. Selanjutnya secara rinci dituangkan dalam daftar pelaksana yang terlibat, jadwal palang atau rentang waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan, serta dukungan pembiayaan yang tersedia, dikemukakan berikut ini :
3.2. Ruang Lingkup: Ruang lingkup kegiatan mencakup :Komoditas terpilih yang diunggulkan untuk dikembangkan diwilayah Kabupaten Bone,, yaitu Tanaman Pangan, Padi,Jagung dan Kedelai, dan komponen teknologi yang terkait dengan sistem dan paket Teknologi PTT Tanaman Pangan, sbb:
PTT Padi : PTT padi menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi dasar, dan sebaliknya, dan ke-12 Komponen Teknologi PTT padi tersebut secara rinci dikelompokkan menjadi Komponen Teknologi Dasar, yakni (1)Varietas unggul baru (2) Benih bermutu dan berlabel (3)Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (4) Pengendalian hama penyakit dengan pendekatan PHT dan (5) Pemberian bahan organik. Adapun Komponen Teknologi Pilihan, terdiri atas (1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam (2) Penanaman bibit muda (<21 hari) (3)Tanam bibit 1-3 batang per rumpun (4) Sistem tanam jajar legowo (5) Pengairan berselang (6) Penyiangan dengan landak atau gasrok, dan (7) Panen tepat waktu, gabah segera dirontok,sehingga secara keseluruhan 12 komponen teknologi.
8
PTT Jagung : PTT jagung menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan seperti pada padi diatas. Tergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan juga dapat digunakan sebagai komponen teknologi dasar, dan sebaliknya, dan ke-11 Komponen Teknologi PTT padi tersebut secara rinci adalah Komponen Teknologi Dasar meliputi (1) Varietas unggul baru, hibrida atau komposit (2) Benih bermutu dan berlabel (3) Populasi 66.000-75.000 tanaman/ha, dan (4) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah. Komponen teknologi selebihnya, digilongkan sebagai komponen teknologi pilihan, yaitu : (1) Penyiapan lahan, TOT atau OTS. (2) Pemberian pupuk organik (3) Pembuatan saluran drainase pada lahan kering, atau saluran irigasi pada lahan sawah (4) Pembumbunan (5) Pengendalian gulma secara mekanis atau dengan herbisida kontak (6) Pengendalian hama dan penyakit (7) Panen tepat waktu, pengeringan segera, dan (8) Panen tepat waktu, gabah segera dirontok
PTT Kedelai : PTT Kedelai menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan seperti pada padi diatas. Tergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan juga dapat digunakan sebagai komponen teknologi dasar, dan sebaliknya, dan ke-12 Komponen Teknologi PTT Kedelai tersebut secara secara garis besar,dikelompokkan kedalam Komponen Teknologi Dasar dan Komponen Teknologi Pilihan. Komponen Teknologi Dasar terdiri dari (1) Varietas unggul baru (2) Benih bermutu dan berlabel (3) Benih bermutu dan berlabel (4) Populasi tanaman (5) Pembuatan saluran drainase, dan (6) Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) Adapun komponen teknologi pilihan, terdiri dari (1) Pengolahan tanah (2) Pemupukan (3) Pemberian pupuk organic (4) Amelioran pada lahan masam (5) Pengairan dan (6) Panen dan pascapanen 3.3. Pelaksana Kegiatan dan Pembiayaan Organisasi pelaksana kegiatan ditetapkan berdasarkan SK Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan, No.117/ OT.140/1.10.21/02/2011, tanggal 01 Februari 2011, tentang Penetapan Penanggung Jawab Kegiatan/Tim Pendampingan Prog. Strategis Kementerian Pertanian dan Kegiatan Pengkajian/ Diseminasi TA.2011 pada BPTP Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Bone sbb:
9
Tabel 2 : Personalia Tim Pendampingan BPTP Sulawesi Selatan Di Kabupaten Bone, 2011; No
Nama
1 2 3 4 5. 6.
Pendd
Prof.Dr.Djafar Baco S3 Drs.Kamaruddin.AS.MP S2 Ir. Hj.St.Najmah S1 Andi Satna, SP S1 A.Faisal,SP S1 M. Amin SP S1 Dukungan pembiayaan kegiatan
Disiplin Tugas Allokasi Ilmu Waktu/% Budidaya Pert. Koord.Kab. 30 Sos-Ek Pert. Angt.Tim 20 Budidaya Pert. Angt.Tim 20 Budidaya Pert. Angt.Tim 20 Budidaya Pert. Angt.Tim 20 Budidaya Pert. Angt.Tim 20 Pendampingan Program Strategis Kementerian
Pertanian di Kabupaten Bone (SL PTT dan Demplot Tanaman Pangan/Padi, Jagung, Kedelai) TA. 2011, bersumber dari APBN 2011 pada BPTP Sulawesi Selatan, keadaan Akhir Desember 2011 seperti pada tabel berikut: Tabel 3 : Pembiayaan Kegiatan Pendampingan BPTP Sulawesi Selatan Di Kabupaten Bone, 2011; No I. .
Uraian; kegiatan
Pagu Biaya (Rp/Juta)
Volume
Realisasi (Juta Rp)
Demfarm dan Demplot/Display VUB Padi : 1.ATK
1 paket
1.950,0
1.950,0
2.Fotokopy, jilid
1 paket
3.150,0
3.150,0
3.Bahan demplot
1 paket
38.700,0
38.700,0
4.Perjalanan
27 HO
9.400,0
9.400,0
5.Perjalanam Penamp.
87 HO
30.450,0
30.450,0
1 Unit; 70 org
8.000,0
8.000,0
1 Unit; 60 org
18.000,0
18.000,0
109.650,0
109.650,0
SL PTT Padi 6.-Temu Lapang -Pelatihan Jumlah (1) II.
-
Demfarm dan Demplot/Display VUB Jagung 1.ATK
1 paket
1.200,0
1.200,0
2.Fotokopy, jilid
1 paket
480,0
480,0
3.Bahan demplot
1 paket
3.200,0
3.200,0
17 HO
5.950,0
5.950,0
9 HO
3.150,0
3.150,0
13.980,0
13.980,0
4.Perjalanan 5.Perjalanam Penamp. SL PTT Jagung Jumlah (II)
10
III.
Demfarm dan Demplot/Display VUB Kedelai 1.ATK, Comp. Suplies
1 paket
1.020,0
1.020,0
2.Fotokopy, jilid
1 paket
600,0
600,0
3.Bahan demplot
1 paket
4.000,0
4.000,0
24 HO
8.400,0
8.400,0
9 HO
3.150,0
3.150,0
17.170,0 109.650,0
17.170,0 109.650,0
4.Perjalanan 5.Perjalanam Penamp. TOTAL I+II+III)
1 Kab.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Sebaran Lokasi Demfarm dan Display VUB Tanaman Pangan
a).Padi Inbrida Dari kegiatan awal berupa proses identifikasi dan penentuan wilayah pendampingan, sebagaimana dikemukakan terdahulu, Kabupaten Bone dibagi menjadi empat zone, yakni Zone Barat, Tengah, Utara dan Zone Selatan. Sebaran dan keragaan Pendampingan Fisik SL PTT Padi/Gelar Teknologi pada setiap Zone (dengan Demfarm dan Demplot/Display VUB Padi Inbrida), dikemukakan pada tabel berikut: Tabel 4 : Lokasi Pendampingan SLPTT Padi Inbrida, Terinci Tiap Zone Kabupaten Bone,TA.2011 No
Zone/ Kecamatan
Allokasi SL PTT Padi Inbrida Wliayah Pelaksana
Pendamp./Gelar Teknoogi(Unit/ha)
Desa
Demfarm
Display VUB
Juml.
Kelp.Tani
Luas Areal (ha) 8
1
2
3
4
5
6
7
A 1. 2 3 4 5 6 7
Zone Barat Lamuru Lppa Riaja Bengo Libureng Tel.LimpoE Ulaweng Amali Jumlah (A):
8 6 7 20 7 11 4 63
15 18 16 28 7 16 8 108
-
-
-
1/5,00
1/0,25
2/5,25
1/5,00
1/0,25
2/5,25
375 450 400 700 175 400 200 2.700
5 4 7 13 15 17 11 72
10 10 12 22 30 22 28 134
-
1/0,25 1/0,25 2/0,50 4/1,0
1/0,25 1/0,25 2/0,50 4/1,0
250 250 300 550 750 550 700 3.350
8 8 7 13 17 55
25 24 25 25 25 124
-
3/0,75 1/0,25 4/1,00
3/0,75 1/0,25 4/1,00
625 600 625 625 625 3.100
B.
Zone Tengah
1. 2 3 4 5 6 7
T.Riattang TR Timur TR Barat Palakka Barebbo SibuluE Cina Jumlah(B) : Zone Utara Tel. SiattingE Dua BoccoE Cenrana Ajang Ale Awangpone Jumlah© :
C. 1 2 3 4 5
-
-
-
D. Zone Selatan …………………….
12
No
Allokasi SL PTT Padi Inbrida
Zone/ Kecamatan
1
Desa
Kelp.Tani
Demfarm
Display VUB
Juml.
Luas Areal (ha)
3
4
5
6
7
8
15 10 8 17 19 8 10 8 95 285
25 23 20 27 29 24 18 18 184 550
-
-
1/0,25 1/0,25 12/7,75
625 575 500 675 725 600 450 450 4.600 13.750
Wliayah Pelaksana
2
D. 1. 2 3 4 5 6 7 8
Zone Selatan Mare Tonra Salomekko Kajuara Kahu Bontocani Patimpeng Ponre Jumlah (D) TOTAL KAB.(A-D)
Pendamp./Gelar Teknologi(Unit/ha)
-
1/0,25 -
1/5,0
1/0,25 11/2,75
-
-
Pendampingan fisik dengan Gelar Teknologi (Demfarm, Demplot/Display VUB Padi Inbrida), mencakup semua zone di Kabupaten Bone, dengan VUB Inpari 7 dan Inpari 10 untuk Demfarm dan Inpari 7, 8, 10, dan Inpari 13 untuk Display VUB. Khusus untuk Zone Utara yang rentan dengan bencana alam banjir (dari Sungai Cenrana yang meluap), diintro duksi Display VUB Inpara, yakni Inpara 3 dan Inpara 5. Demfarm VUB Padi Inbrida selain sebagai pendampingan penerapan komponen teknologi anjuran SL PTT Padi disekitarnya, juga dimaksudkan sebagai produsen benih, sarana pembinaan kepemimpinan agribisnis Kontak Tani, dan
wahana kerjasama kelompok. Dalam tahun 2011 ini, dilaksana 1 unit
Demfarm (luasan 5,00 ha) dan 11 unit Demplot/Display VUB Padi Inbrida dengan luasan total 2,75 ha. Untuk mengoptimalkan hasil-hasil
pendam-
pingan yang dicapai,maka prioritas utama menjadikan media Gelar Teknologi
VUB Padi Inbri-
da, pada luasan
2.675
ha, 107 Kelp. Tani atau pendampingan
SL
PTT
Padi 19,54 % dari total 550 Kelp. Tani pelaksana SL PTT.
Gambar 2 : Penampilan VUB Inpari 10 di Bengo, 2011
13
b). Jagung Hibrida Adapun sebaran dan keragaan Pendampingan Fisik SL PTT Jagung Hibrida/Gelar Teknologi pada dua Zone pengembangan, yakni Zone Barat, dan Zone Tengah (dengan Demfarm dan Demplot/Display VUB Jagung Hibrida), dikemukakan pada tabel berikut: Tabel 5 : Lokasi Pendampingan SLPTT Jagung Hibrida, Terinci Tiap Zone Kabupaten Bone, TA.2011 No 1
Zone/ Kecamatan
Allokasi SL PTT Jagung Hibrida Wliayah Pelaksana
Pendamp./Gelar Teknoogi(Unit/ha)
Desa
Demfarm
Display VUB
Juml.
Kelp.Tani
Luas Areal (ha) 8
2
3
4
5
6
7
A 1. 2 3 4 5 6 7
Zone Barat Lamuru Lppa Riaja*) Bengo*) Libureng Tel.LimpoE*) Ulaweng Amali Jumlah (A):
1 9 4 7 21
2 9 4 9 23
-
-
-
-
-
-
1/1,30 1/1,30
1/0,15 1/0,15
2/1,45 2/1,45
30 135 60 135 360
B.
Zone Tengah
2 2 6 5 4 3 22 93
2 3 6 7 4 7 29 110
1/1,30
2/0,30 2/0,30 3/0,45
2/0,30 2/0,30 4/1,75
30 45 90 105 60 105 435 1.650
1. 2 3 4 5 6 7 *)
T.Riattang TR Timur*) TR Barat Palakka Barebbo SibuluE Cina Jumlah(B) : TOTAL KAB.**)
-
-
-
Tidak termasuk wil.Pengembangan Jagung Hibida yang didukung SL PTT; Total pelaksana SL PTT Jagung, termasuk Zone lainnya,2011.
**)
Allokasi kegiatan pendamping an pada dua zone ini mencakup 48% lebih, dari sentra pengembangan jagung dan jagung hibrida yang terdukung SL PTT jagung Hibrida Kab. Bo ne, 2011 pada 93 desa, seluas 1.650 ha, dan 110 Kelompok Tani. Kegiatan Gelar Teknologi berupa Demfarm dan Display VUB Jagung Hibrida dialokaGambar 3 : Demfarm Jagung Hibrida Bima 3 di Mampotu,Amali, 2011.
sikan di Kecamatan Amali,Zone Barat
14
dan Kecamatan Cina (Zone Tengah), mendampingi SL PTT Jagung pada 16 Kelompok, 10 Desa, dengan luasan 240 ha (14,54 %). Menyimpang dari Petunjuk Teknis Pendampingan SL PTT Jagung Hibrida, kegiatan Demfarm dan Display VUB Jagung Hibrida hanya menggunakan satu varietas, yakni Bima 3, Jagung Hibrida Nasional yang disediakan oleh Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia Lain (Balitsreal) Maros.
c).Kedelai Pendampingan SL PTT Kedelai dengan krgiatan diseminasi/Gelar Teknologi pada dua Zone pengembangan Kedelai, yakni Zone Tengah, dan Zone Utara (dengan Demfarm dan Demplot/Display VUB Kedelai). Kegiatan
pendampingan
dialokasikan pada dua zone ini mencakup 12,50 %, sentra pengembangan kedelai Gambar 4 : Demfarm Kedelai &Produksi Benih di Melle,2011yang terdukung SL PTT ke-
Kab. Bone, 2011 pada Gelar Teknologi berupa Demfarm dan Display VUB delai dialokasikan di Kecamatan 118 desa, seluas 2.000 dari ha, Palakka (Zone Tengah) dan Awangpne/Awolagading (Zone Utara), sebagai duplikasi dan 200 Kelompok Tani. Desa Melle, Kecamatan Palakka, mendampingi SL PTT Kedelai sebanyak 25 Kelompok, pada 3 Desa, dengan luasan 250 ha ( 12,50 %). Lokasi peaksanaannya secara rinci sbb: Tabel 6 : Lokasi Pendampingan SLPTT Kedelai, Terinci Tiap Zone Kabupaten Bone, TA.2011 No 1
Zone/ Kecamatan 2
A
Zone Tengah
1. 2 3 4 5 6 7
T.Riattang T.R Timur T.R Barat Palakka Barebbo SibuluE CIna
B. *)
Allokasi SL PTT Kedelai Demfarm
Display VUB
Juml.
Luas Areal (ha)
3
4
5
6
7
8
5 10 6 11 15 4 7
15 10 10 15 25 7 16
1/1,00 -
1/0,10 2/0,20 -
1/0,10 3/1,20 -
150 100 100 150 250 70 160
98
1/1,00
200
1/1,00
3/0,30 1/0,10 1/0,10 4/0,40
4/1,30 1/0,10*) 1/0,10 5/1,40
980 2.000
Wliayah Pelaksana Desa
Jumlah (A): 58 Zone Utara/ Awangpone Jumlah (B) TOTAL KAB.*) 118
Kelp.Tani
Pendamp./Gelar Teknologi(Unit/ha)
. Total pelaksana SL PTT Kedelai, termasuk Zone lainnya,2011. Mengacu kepada ketersediaan benih VUB Kedelai, maka kegiatan Demfarm menggunakan
dua varietas yakni Anjasmoro dan Argomulyo, serta Display VUB Kedelai menggunakan tiga varietas, yakni Grobogan, Anjasmoro, dan Buranrang, yang disuplai oleh Balitkabi, Malang.
15
4.2.Kinerja Koordinasi dengan Pemkab Bone: Penyelenggaraan koordinasi dalam hal ini, berupa internal Pemkab Bone, Internal Dinas Pertanin Tanaman Pangan dan Hortikutura Kabupaten Bone, dan eksternal dengan kelembagaan terkait lainnya, seperti Pemprop Sulawesi Selatan, BPTP Sulawesi Selatan, BUMN Penyalur BLBU, dan kelembagaan pendukung seperti Penyalur/pedagang sarana produksi pertanian. Ferfomance dan kinerja koordinasi di tingkat kelembagaan Kabupaten dan Lapangan (Kecamatan/Desa) dikemukakan seperti berikuti ini: Tabel 7 : Kinerja Koordinasi Tingkat Pemkab. Bone, Sulawesi Selatan.TA.2011
No 1 1
2
Kelembagaan
Nilai
Faktor Kendala
2 Kelemb. Eksternal:
3
4
5
6
7
(Propinsi, BPTP, BUMN,Bakor-Bapeluh/ kelembagaan PP)
1
2
2
1,67
Intensitas koordiinasi terutama pa da peran fungsio nal, belum pada fungsi lainnya.
1
1
2
1,33
Lebih banyak pada bid.Produksi TPH, belum pada bid.lainnya.
1
2
2
1,67
Keterkaitan dan sinergi peran belum optimal
1,0
1,67
2
1,56
Kelembagaan Pemkab:
Dinas pertanian TPH, Ketahanan Pangan 3
Penilaian Kinerja Koordinasi (skor 1 – 3)*) A**) B**) C**)
Internal Dinas PTPH
(SLPTT,FEATI, PUAP) Rata-Rata :
*) skor penilaian 1 = kurang, 2 = baik, 3 = sangat baik **) A = Kelengkapan legalitas keterlibatan institusi. B = Berfungsinya institusi yang terlibat sesuai peran yang telah disepakati bersama. C = Sinergi pelaksanaan di lapangan. Mengacu kepada nilai/score rata-rata yang dicapai, maka kinerja koordinasi pada tingkat Pemkab Bone dalam pelaksanaan pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian di Kabupaten Bone tergolong baik (score 1,56 dari nilai tertinggi 3), terutama karena terkendala oleh wilayahnya yang luas dan infrastruktur jalanan yang terbatas. Dari pihak Tim Pendamping, dijumpai keterbatasan intensitas kunjungan.
16
Adapun perfomance koordinasi pada tingkat lapangan (Kecamatan/BPP, Desa dan Gapoktan) sbb: Tabel 8. Kinerja Koordinasi Tingkat Lapangan (Kecamatan/BPP dan Desa), se-Kabupaten Bone, 2011 Zone/ Kecamatan
No 1 1.
2.
3.
4.
Penilaian Kinerja Koordinasi (skor 1 – 3)*) A**) B**) C**)
Nilai
Faktor Kendala 7
2 Zone Barat: ( Bengo,Amali)
3
4
5
6
2
2
2
2
Lainnya)
1
1
1
1*)
2
2
3
2,33
1
1
1
1*)
2
2
2
2
1
1
2
1,33
1
1
1
1*)
1,43
1,43
1,57
1,47
Zone Tengah (T.Rrittang, TR Timur, Palakka,. Barebbo,SibuluE) (Kecamatan Cina) Zone Utara (Awangpone,Dua BoccoE,AjangAle, Tellu SiattingE) Zone Selatan (Tonra) (Ponre,Bontocani, kecamatan lainnya) Rata-Rata :
*)
.Tidak terjangkau, tidak ada alokasi kegiat di wil.ini.
*)
Tim PTT/PP BPP Belum terorgani sasikan dengan baik, peran belum optimal. Wilayah rawan bencana banjir, dan Hama-Penya kit Padi.
*)
.Kendala fasilitas transportasi (Wil ini belum terjangkau)
*) skor penilaian 1 = kurang, 2 = baik, 3 = sangat baik **) A = Kelengkapan legalitas keterlibatan institusi. B = Berfungsinya institusi yang terlibat sesuai peran yang telah disepakati bersama. C = Sinergi pelaksanaan di lapangan. Mengacu kepada nilai/score rata-rata yang dicapai, maka kinerja koordinasi pada tingkat lapangan (Kecamatan/BPP dan Desa), dalam pelaksanaan pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian di Kabupaten Bone tergolong baik (score 1,47 dari nilai tertinggi 3),
terutama karena terkendala oleh wilayahnya yang luas dan infrastruktur
jalanan yang terbatas. Dari pihak Tim Pendamping, dijumpai keterbatasan intensitas kunjungan. Faktor pendorong koordinasi adalah karena adanya kegiatan yang saling bersinergi yang dimotori oleh Penyuluh Pendamping dalam peran fungsional.
17
4.3.Adaptailitas Varietas Unggul Baru (VUB) Tanaman Pangan
a). Padi Inbrida Serangkaian dengan pelaksanaan Demplot/Display VUB Padi Inbrida, selain pengamatan keragaan hasil dan produktivitas yang dicapai, juga dilakukan pengamatan tingkat adaptabioitas dan peferensi patani. Dari pengamatan para Kelompok Tani Pelaksana Demplot VUB, diperoleh data produktivitas VUB yang didemontrasikan (Padi Inbrida Inpari 7,8, 10 dan Inpari 13) di wilayah ini, seperti dikemukakan i berikut ini: Tabel 9 : Keragaan Produktivitas Demfarm dan Display VUB Padi Inbrida pada Berbagai Zone Kabupaten Bone, TA.2011 No .
Zone Desa
(Kec. Agro-Eko sistem
A
Zone Barat
Bengo,Desa Bengo
B.
Pemb.(ku/ha) Lab.Lap.
SLPTT
Sawah Irigasi Semi Teknis
2/5,25
Inpari Inpari Inpari Inpari
7 8 10 13
74,91 75,20 67,33 55,40
57,75
40,80
Irigasi Desa, Irigasi Teknis
4/1,00
Inpari Inpari Inpari Inpari
7 8 10 13
75,20 68,80 76,80 58,40
64,03
50,60
Irigasi Desa, Tadah Hujan
3/0,75
Inpari 7 Inpari 8 Inpari 10 Inpari 13 Inpara 3 Inpara 5*
86,40 97,60 80,00 86,40 54,72 -
62,18
49,43
Tadah Hujan
1/0,25
Inpari Inpari Inpari Inpari
7 8 10 13
75,20 73,60 80,00 88,00
60,54
44,25
Inpari 7 Inpari 8 Inpari 10 Inpari 13 Inpara 3
77,93 78,80 76,03 72,05 54,72
61,40
46,80
Zone Utara
Dua BoccoE
D.
Tk.Produktivitas. (Ku/ha gkp) VUB Ku/ha)
Zone Tengah
Palakka, BaRebbo,Sibu luE C.
Demfarm/ DisplayVUB (unit/ha)
Zone Selatan
Tonra
Jumlah dan Rerata Kab.Bone: 11 Unit
*)Inpara 5 gagal panen/puso karena terserang Penyakit Tungro.Tidak mengikuti jadwal tanam yang dianjurkan, karena pertanaman menunggu surutnya air yang melimpah dari Sungai Cenrana yang kadang kala membawa banjir.
18
Tingkat tivitas
produkrata-rata,
rentang produktivitas, dan umur tanaman,
serta
tingkat kerentan an terhadap hama dan penyakit antara lain, yang menjadi pertim-
Gambar 5 : Penampilan Display VUB Padi di Bengo, 2011.
bangan penerimaan petani. Rentang produktivitas VUB Inbrida yang diintroduksi di Kabupaten Bone, 2011 pada semua zone, adalah :Inpari 7, 74,70 ku/ha gkp sampai 86,40 ku/ha gkp; Inpari 8, 68,80 ku/ha gkp sampai 97,60 ku/ha gkp; Inpari 10, 57,10 ku/ha gkp sampai 81,60 ku/ha gkp; dan Inpari 13 46,40 ku/ha gkp sampai 88,00 ku/ha gkp. Adaptabilitas dan tingkat produktivitas VUB Inbrida (Inpari 7;8;10 dan Inpari 13). Secara rerata, diperoleh data produktivitas 24,11 % lebih tinggi dari rereta produktivitas LL, dan 62,83 % diatas produktivitas rerata SL Padi Inbrida Kabupaten Bone, 2011. Preferensi petani berbeda antar Zone. Untuk Zone Barat pilihan petani pada Inpari 7 dani 8, Zone Tengah pada Inpari 7 dan 10; Zone Utara dengan prefenrensi pada Inpari 8 dan 13, serta pada Zone Selatan pilihan pada Inpari 10 dan 13. Inpara 3, sekalipun tingkat produktivitasnya paling dibawah, namun keunggulannya untuk bertahan pada air tergenang, menjadi pertimbangan untuk diadopsi oleh petani di Zone utara, khususnya Dua BoccoE dan wialayah langganan banjir selama ini.
b). Jagung Hibrida Pelaksanaan Demplot/Display VUB Jagung Hibrida Nasional, dalam hal ini Bima-3, selain menawarkan alternatif bagi petani yang selama ini menggunakan Benih Jagung Hibrida produksi perusahaan besar, (BISI, Pioneer, dll), dimana Bima 3 menjadi pilihan petani,
termasuk
keinginn
untuk
mem-
produksi benihnya. Hal ini didasarkan pada pengamatan keragaan hasil dan produktivitas yang
dicapai,
dan
pengamatan
tingkat
Hibrida Multinasional dari adaptabitasnya, serta preferennsi patani. Gambar 6: Jagung Hibrida Bima 3 di MamDari pengamatan para Kelompok Tani Pelak-
potu, 2011,alternatif.bagi petani.
19
sana Demfarm dan Display tsb, VUB Jagung Hibrida Bima-3 diperoleh data produktivitas dan tingkat adaptabilitas di wilayah ini, sebagaimana dikemukakan berikut ini : Tabel 10 : Keragaan Produktivitas Demfarm/Display VUB Jagung Hibrida, TA.2011 No
Zone (Kec. Desa)
1
2
A
B.
*)
Agro-Eko sistem
Demfarm/ DisplayVUB (unit/ha)
3
Zone Barat Amali,Desa Lahan -Mampotu Kering -TabbaE -sdaZone Tengah Cina, Desa Lahan Cinennung Kering
Total/Rerata Kab.Bone :
Belum diperoleh data pembanding.
4
Tk.Produktivitas. (Ku/ha pipil) VUB Ku/ha) 5
6
1/1,30
Bima 3
68,00
1/0,15
Bima 3
70,27
2/0,30
Bima 3
48,00
4 Unit
Bima 3
58,57
Pemb.(ku/ha) Lab.Lap.
SLPTT
7
8
59,05
-*)
59,05
47,50
-*)
47,50
Di Amali (Kel.Mampotu dan Desa TabbaE), Jagung Hibrida Bima 3 (adaptabilitas tinggi/T), dan secara rata-rata mengungguli Bisi 2 dan jagung Hibrida produksi perusahaan besar lainnya yang ditanam pada Laboratorium Lapangan, 8 Ku sampai 1,0 ton/ha, jagung pipilan, atau 17 % lebih tinggi.
c). Kedelai Pelaksanaan Demfarm/Display VUB Kedelai, dalam hal ini Anjasmoro dan Argomulyo, (Demfarm) dan Grobogan, Argomulyo, dan Buranrang (Display VUB), selain menawarkan alternatif bagi petani VUB Kedelai yang berbiji besar, berumur genjah, berproduksi tinggi, juga sebagai upaya mencari preferensi petani. Selain itu, pengamatan keragaan hasil dan produktivitas yang dicapai, dan tingkat adaptabitasnya, juga menjadi tujuan kegiatan ini. Dari tanggapan para Kelompok Tani Pelaksana Demfarm /Display
VUB
Kedelai tersebut, diperolehdata produk tivitas & tingkat Gambar
: 7: Penampilan Menarik VUB Kedelai yang Di Demonstrasikan di Melle, Palakka, 2011
adaptabilitasnya sbb:
20
Tabel 11 : Keragaan Produktivitas Demfarm/Display VUB Kedelai, TA.2011 No 1 A
B.
Zone (Kec. Agro-Eko Desa) sistem 2 3 Zone Tengah TR Timur,& Lahan SaPalakka wah Tadah Hujan
Demfarm/ DisplayVUB (unit/ha) 4
Zone Utara Awangpone Lahan sawah irigasi
4/1,30
1/0,10
Tk.Produktivitas. (Ku/ha pipil) VUB Ku/ha) 6 5 Anjasmoro Argomulyo Grobogan Buranrang Anjasmoro Argomulyo Grobogan Buranrang
08,00 13,00 23,37 11,00 11,83 9,20 7,20 3,00
Pembd.(ku/ha) Lab.Lap.
SLPTT
7
8
22,70**)
-
-*)
Total & Rerata Kab.Bone: 5 Unit
Anjasmoro Argomulyo Grobogan Buranrang
9,92 11,10 15,28 7,00
22,70
*)
.Pada waktu pengisian buah keadaan curah hujan cukup tinggi sehingga produksi kurang maksimal **) .Lab.Lapangan menggunakan VUB Grobogan. Dibanding dengan VUB Kedelai lainnya yang diintroduksikan melalui Demfarm dan Demplot VUB Kedelai, Grobogan menjadi pilihan petani (Adaptabilitas Tinggi/T) dengan alas an : berbiji besar, produksi tinggi, dan berumur genjah, sehingga sesuai ditanam disawah tadah hujan sesudah padi. Hal ini menjadi kenyataan di Melle, Kecamatan Palakka, karena berumur genjah sehingga panen lebih awal pada kondisi yang kering. Adapun VUB yang diintroduksi lainnya memberikan hasil
dan mutu yang lebih rendah karena panen ber-
langsung pada kondisi curah hujan tinggi. Terhadap VUB Grobogan (preferensi baik oleh petani),
hasil analisis faktor pen-
dukung produktivitasnya, diperoleh data : 1. Rerata tinggi tanaman
: 56,5 Cm;
2. Jumlah rumpun/m2
: 16
3. Jumlah Cabang/batang
: 4
4. Jumlah polong/batang
: 57
5. Bobot 100 biji (gram)
: 16,5
Faktor-faktor tersebut di atas mendukung tingkat produksi yang dicapai, lebih tinggi dari VUB lainnya, dengan mutu yang lebih baik karena panen lebih awal ( kondisi cuaca lebih kering), yang sesuai bagi komoditas kedelai.
21
4.4. Efektivitas Demfarm/Display VUB Sebagai Media Diseminasi Inovasi Teknologi a.Demfarm/Display VUB Padi Inbrida Penerapan dari komponen teknologi inovasi yang diintroduksi kepada
petani/
Kelompok Tani pelaksana dan jumlah petani yang berkunjung dan memperhatikan penerpannya di lapangan, dikemukakan pada tabel berikut : Tabel
No 1
A
12: Keragaan Penerapan Komponen Teknologi PTT Padi Inbrida (VUB Inpari 7,8,10 dan Inpari 13), dan Jumlah Pengunjung, TA.2011 Zone/Kec. Desa 2
Zone Barat: . Desa Bengo . (Kec.Bengo)
B
Zone Tengah Melle, (Palakka), K.Laliddong(Barebbo), Patttiro Bajo,Pakka salo(SibuluE)
c
Zone Utara Tl.SiattingE Dua BoccoE
D
Zone Selatan Tonra
Total (A-D)
Jenis Inovasi Teknologi yang diintoroduksi 3
Komp.Teknologi Dasar: VUB; Benih Unggul; Pemupukan spesifik lokasi; PHT/SRP Tikus, dan Pupuk/ Bahan Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Tanam Jajar Legowo/Atabela; AWD dan Panen dan Pasca Panen yang tepat. Komp.Teknologi Dasar: VUB; Benih Unggul; Pemupukan spesifik lokasi;PHT,& pengendalian Gulma; Pupuk/Bahan Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Tanam Jajar Legowo/ ATabela; Panen dan Pasca Panen yang tepat. Komp.Teknologi Dasar: VUB; Benih Unggul; Pemupukan spesifik lokasi;PHT & pengendalian Gulma; Pupuk/Bahan Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Tanam Jajar Legowo;Irigasi PBK dan Panen/Pasca Panen yang baik Komp.Teknologi Dasar: VUB; Benih Unggul; Pemupukan spesifik lokasi;PHT & pengendalian Gulma; Pupuk/Bahan Organik. Komp.Teknologi Piliihan: OTS; Tanam Jajar Legowo; Irigasi PBK dan Panen dan Pasca Panen yang tepat.
Gelar Teknologi 4
Pengunjung (org) 5
Demfarm dan Display VUB (2 Unit)
160
Display VUB (4 Unit)
425
Display VUB (4 Unit)
400
Display VUB (1 Unit)
100
12 Unit
1.085
Dua komponen teknologi yang relatif inovasi baru bagi mereka adalah Pengendalian Tikus dengan pendekatan ekologis atau Sistem Rintangan Perangkap/SRP, baik dengan Model Segi Empat maupun dengan Model Memanjang/Linear, dan Irigasi Padi Sawah Hemat
22
Air, atau pemberian air dengan Sistem Pergiliran Basah Kering/PBK, didukung dengan Temu Lapang, dengan pengunjung 76 orang.
Gambar 8 : Pengendalian Tikus Sistem Rintangan Perangkap di Demfarm Bengo, Model segi empat (kiri) dan Model Memanjang,di Temu Lapang (kanan) Komponen Teknologi pilihan lainnya, seperti batang penerapannya masih terbatas pada
tanam bibit muda, dan tanam 1-3
lokasi tertentu yang bebas ancaman Hama
Keong Mas. Demikian pula dengan tanam dengan jajar legowo masih dikombinasikan dengan penggunaan Alat Tabela (Atabela) sebagai pengembangan dari tanam dengan hambur langsung tidak beraturan. Jumlah pengunjung yang adalah para petani anggota Kelompok Tani pelaksana SL PTT Padi, 20 sampai 25 orang, dan anggota Kelompok Tani lain disekitarnya. Dari pencatatan diketahui, total petani pengunjung 1.161 orang pada pelaksanaan Demplot VUB Padi di Kabupaten Bone, TA.2011. Adapun Sistem Irigasi Hemat Air, atau lazim dinamakan Sistem Pergiliran Basah Kering/PBK, selain diterapkan pada Demfarm/Display VUB Padi, juga menjadi materi pelatihan untuk memperkuat laju adopsi inovasi teknologi ini di Kabupaten Bone kedepan. Pelatihan tersebut diselenggarakan pada Desember 2011, dengan pelaporan dibagian lain dari laporan ini. a. Demfarm/Display VUB Jagung Hibrida Efektivitas penerapan komponen teknologi inovasi yang diintroduksi kepada petani/Kelompok Tani pelaksana Demfarm/Display VUB Jagung Hibrida Bima 3 dan jumlah petani yang memanfaatkan dan memperhatikan penerpannya di lapangan, dikemukakan pada tabel berikut :
23
Tabel 13 : Keragaan Penerapan Komponen Teknologi PTT Jagung Hibrida dan Jumlah Pengunjung pada Demfarm/Display VUB Bima 3, TA.2011 No 1
A
B.
Zone/Kec. Desa 2
Zone Barat Kec.Amali, Desa Mampotu Dan TabbaE
Zone Tengah Kec. Cina, Desa Walenreng
TOTAL (A+B)
Jenis Inovasi Teknologi yang diintoroduksi 3
Komp.Teknologi Dasar: VUB; Benih Unggul; Populasi tanaman/jarak tanam optimal (Lk.75.000 tanaman/ha) Pemupukan spesifik lokasi; Komp.Teknologi Pilihan: OTS; pemberian pupuk organik, PHT, pengendalian gulma (manual), Panen dan Pasca Panen yang tepat.
Gelar Teknologi 4
2 Unit Demfarm dan Display VUB
2 Unit
Komp.Teknologi Dasar: VUB; Benih Unggul; Populasi tanaman/jarak tanam optimal (+-75.000 tanaman/ha) Pemupukan spesifik lokasi; Komp.Teknologi Pilihan: OTS; pemberian pupuk organik, PHT, pengendalian gulma(manual), Panen dan Pasca Panen yang tepat. -
Pengunjung (org) 5
80
80
Display VUB
4 Unit
160
Penempatan Demfarm dan Display VUB Jagung Hibrida di Kecamatan Amali, adalah karena wilayah ini merupakan sentra pengembangan jagung di lahan kering yang cukup luas dan terlaksana secara intensif. Kelompok Tani
pelaksana kedepan berkeinginan untuk
memproduksi benih jagung hibrida dengan bekerjasama dengan mitra yang disepakati.
Gambar 9 : Areal Pertanaman Bisi 2 (kiri) dan Areal Display VUB Bima 3,Mampotu, Amali, 2011 (kanan)
24
Penampilan tanaman dan produktivitas yang dicapai cukup menarik para petani/ Kelompok tani yang menjadikan
Demfarm/Display VUB Jagung Hibrida Bima 3
(Adaptabilitas Tinggi/T), sebagai peragaan pembelajaran dari SL PTT Jagung Hibrida di Kecamatan Amali. Jumlah pengunjung pada areal pergaan teknologi ini tercatat : 160 orang. C. Demfarm/Display VUB Kedelai Efektivitas dari jenis atau komponen teknologi inovasi yang diintroduksi kepada petani/Kelompok Tani pelaksana Demfarm/Display VUB kedelai dan jumlah petani pengunjung di lapangan (lihat rincian tabel berikut), dan dioptimalkan dengan Temu Lapang pada akhir kegiatan dengan Nara Sumber BPTP Sulawesi Selatan, yang dimotori oleh Prof.Dr.Djafar Baco, LO Kabupaten Bone . Peserta Temu Lapang dari berbagai kalangan berjumlah : 70 Orang. (Total jumlah pengunjung termasuk Temu Lapang : 230 Orang).
Gambar 10 : Suasana Pembukaan Temu Lapang di Melle, Palakka,Des.2011, (kiri), dan Wawancara Lapangan tentang Pasca Panen, (kanan).
Tabel 14 : Keragaan Penerapan Komponen Teknologi PTT Kedelai dan Petani Pengunjung, TA.2011 No 1
A
Zone/Kec. Desa 2
Zone Tengah Kec.Palakka; (Desa Melle, dan Lemo Ape), Kec.TR Timur (Desa BajoE)
B. Zone Utara Catatan :
Jenis Inovasi Teknologi yang diintoroduksi 3
Komp.Teknologi Dasar:
VUB; Benih Unggul; Populasi tanaman/jarak tanam optimal, Pmbuatan saluran drainase, Pengendalian OPT (Gulma, H/P).
Gelar Teknologi 4
Demfarm dan Display VUB
Pengunjung (org) 5
160
Komp.Teknologi Pilihan:
TOT; pemupukan, pengendalian OPT (gulma, H/P) Panen dan Pasca Panen yang tepat. (Awangpone)
4 Unit
160
1 Unit ditempatkan di Kec.Awangpone sebagai duplikasi Melle, Palakka.
25
4.5.Efektivitas Pelatihan Teknis Salah satu kegiatan utama diseminasi inovasi teknologi dalam pendampingan di Kabupaten Bone adalah pelatihan teknis Komponen Teknologi PTT Padi, yakni Sistem Irigasi Padi Sawah Hemat Air, yang lazim disebut Pergiliran Basah-Kering/PBK atau Alternate
Wetting and Drying (AWD). Pelatihan dilaksanakan sehari penuh pada Desember 2011.
Gambar 11 : Bupati Bone sedang memperhatikan cara kerja Irigasi PBK (kiri) dan Pelatihan Petani dan Petugas tentang Irigasi PBK (kanan)
Narasumber pelatihan adalah peneliti BPTP Sulawesi Selatan/LO Kabupaten Bone, Prof.Dr Djafar Baco dengan materi utama Irigasi Padi Sawah Hemat Air, Pergiliran BasahKering/PBK dan Narasumber dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta Dinas PSDA Kabupaten Bone, menyoroti Pemanfaatan Sumber Daya Air. Pelatihan dibuka dan di arahkan oleh Kepala Bapel Penyuluhan PPK Kabupaten Bone, dengan peserta dari kalangan Gapoktan, P3A, Penyuluh, dan instansi terkait, sejumah 60 orang. Salah satu metode penyebaran inovasi teknologi yang juga sebagai bagian pendampingan BPTP Sulawesi Selatan adalah melalui peran Narasumber pelatihan, kursus, Lokakarya,
untuk Kabupaten Bone,
diperankan oleh LO/Tim Pendampingan.Dalam
keadaan narasumber yang dibutuhkan tidak dapat diperankan oleh Tim Pendampingan yang telah ditunjuk, adalah kewajiban LO/Anggota Tim mencari narasuber yang dibutuhkan. Realisasi Penugasan Narasumber Pelatihan Teknis, Lokakarya, Temu Lapang,
26
baik pada kegiatan PTT Tnaman Pangan, PSDS, maupun pada kegiatan P3TIP/FEATI serta PUAP, disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 15 : Efektivitas Penyediaan Narasumber Pelatihan Teknis di Kabupaten Bone, 2011
Tk.Pelatihan dan Narasumber
Topik / Materi Pelatihan
1
2
A.Tk.Kab.Bone PL – 3; 1.Prof.Dr.Djafar Baco
Sasaran Peserta Pelatihan Asal Juml. Institusi (org) 3 4
Peserta Pelatihan 5
PP Dinas, POPT Penga was Benih
40 org
PP Pendamping Desa/Gapoktan
-sda-
40 org
-sda-
40.org
sda
40 org
PP Pendamping Desa/Gapoktan PP Pendamping Desa/Gapoktan PP Pendamping Desa/Gapoktan
Hasil Pengkajian TP Spesifik Loka si Mendukung Ga-poktan 6.Drs.Kamaruddin.AS,MP Review Hasil-2 Pengkajian &Di seminasi P3TIP Bone. 7.Ir.Ahyar (Penyuluh/ Pengelolaan Ter Luar Tim Pendamping) nak Terpadu Sapi Potong C.Pelatihan FMA/Gapoktan
Ketua Gapoktan/FMA Penyuluh Pendamping sda
66 org
Pelaksana FMA; Penyuluh Pendamping/TPL
66 org
Pelaksana FMA; Penyuluh Pendam-
sda
66 org
Pelaksana FMA; Penyuluh Pendamping/TPL
8.Ir.Hj.St,Najmah
Budidaya Bawang Merah
Ketua Gapo tan dan FMA,
48 org
9.Ir.Nur Janani,MS dan Ir.Wanti Dewayani (Peneliti; Non Tim) 10.Ir.Ahyar (Penyuluh/ Non Tim)
PHT Bawang Merah
Ketua Gapo tan dan FMA, Opo Ketua Gapo tan dan FMA,
48 org
Gapoktan Pelaksana dan Pendamping Desa/TPL. Gapoktan Pelaksana Dem. Bawang Merah Gapoktan Pelaksana FMA
12.Ir.Sjamsu Bahar, MS (Lit/Non Pendamp.)
Agribisnis Ternak Saoi
PTT Tanaman Padi
2.Drs.Kamaruddin.AS,MP
Budidaya&Agribisnis Jagung 3.Drs.Kamaruddin.AS,MP Pemupukan Spe dan Faisal, SP Lokasi Kedelai 4.Ir.Hj.St.Najmah dan PTT Tanaman Muh.Amin Kedelai B.Lokakarya ARF BPTP Sul- Sel; 5.Prof.Dr.Djafar Baco
PTT Sapi Potong
ping/TPL
-sda-
30 org
30 org
Gapoktan Pelaksana FMA,
27
Kegiatan pendampingan inovasi teknologi melalui Lokakarya, pelatihan dan kegiatan tatap muka lainnya selama tahun 2011 pada tingkat
kabupaten wilayah pelaksana
(Kabupaten Bone), secara kumulatif diperankan baik oleh LO/Anggota Tim Pendampingan di Kabupaten bersama Narasumber lain, dari kalangan peneliti maupun Penyuluh mengacu kepada keahlian yang dibutuhkan pada even tersebut.
Gambar 12 : Narasumber BPTP Sul-Sel pada Pelatihan PL-3 SLPTT Tan.Pangan, 2011.
Selama periode 2011 frekwensi pemanfaatan Narasumber BPTP Sulawesi Selatan sebanyak 12 kali, melibatkan LO/Anggota Tim Pendampingan BPTP Sulawesi Selatan untuk Kabupaten Bone, baik dari kalangan Peneliti maupun Penyuluh Pertanian, termasuk narasumber bukan anggota tim, namun diprakarsai oleh Tim, sebanyak 14 orang, dengan 14 Topik Materi Prasaran/Inovasi Teknologi, mencakup peserta : 514 orang. Kumulatif dengan peserta pelatihan yang dilaksanakn oleh Tim Pendampingan Bone, maka jumlahnya mencapai 574 orang. 4.6.Pengembangan Informasi Penyebar-luasan inovasi teknologi melalui media cetak dan media elektronik, dilakukan melalui produksi dan distribusi barang cetakakan berupa Buku, Brosur, Buletin, Leaflet dan Folder dan Poster, serta keeping VCD/DVD. Media cetak kali ini ditujukan untuk melengkapi informasi inovasi teknologi di Balai Penyuluhan dengan sasaran Penyuluh, Staf dan petani. Pembiayaan pengadaan media cetak ini, bersumber dari berbagai kegiatan, seperti dari P3TIP/Proyek FEATI, PUAP, dan kegiatan Diseminasi Inovasi Teknologi BPTP Sulawesi Selatan. Perbanyakan media cetak tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
28
dilapangan. Penyebaran media cetak dan elektronik selama TA.2011, dikemukakan berikut ini : Tabel 16 : Jumlah dan Efektivitas penyebarluasan inovasi dengan Media Cetak/Elektronik di Kabupaten Bone, 2011 Bentuk Media/ Topik Informasi 1 2 A Buku 1. Diskripsi Padi
No
Jumlah Eksemplar 3
Jumlah inovasi yang dimuat 4
Target sasaran Media Informasi 5
30 Expl.
4 Inovasi
BPK; Penyuluh
10 Expl/BPK
1 Inovasi
2. PTT Padi
5 Expl/BPK
1 Inovasi
3. PTT Jagung
5 Expl/BPK
1 Inovasi
4. PTT Kedelai
4 Expl/BPK
1 Inovasi
5. Juklak LKMA
8 Expl/BPK
1 Inovasi
Penyuluh, Staf BPK,petani Penyuluh, Staf BPK,petani Penyuluh, Staf BPK,petani Penyuluh, Staf BPK,petani Penyuluh, Staf BPK,petani Penyuluh;Petani
B Brosur 1. Pedum PUAP
6. PTT Padi Jumlah :
50 expl
1 Inovasi
944 Expl.
9 Inovasi
Penyuluh, Staf BPK,petani
Pengembangan informasi melalui barang cetakan ini memuat 9 innovasi teknologi berkaitan dengan SL PTT Tanaman Pangan, dan Agribisnis, dan media cetak ini menjangkau seluruh kabupaten lewat Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) sebanyak 944 expl., dengan 9 topik/inovasi teknologi sebagaimana dikemukakan diatas. Permasalahan utama yang dijumpai pada TA.2011 ini adalah serangan Wereng Batang Coklat (WBC). yang menyerang pada MH, tepatnya Juli 2011, menjelang panen. Luas serangan menyebar pada 7 Kecamatan, 14 Desa dengan luas serangan : Puso 0,54 ha; Berat 0,04 ha, Sedang tidak ada, dan Ringan 52,92 ha, jumlah 53,30 ha, serta areal terancam 742 ha. Faktor penyebabnya, selain iklim yang kondusif, juga diduga karena penggunaan insektisida yang bukan anjuran, dan adanya Varietas Padi promotor, seperti Pulut Lokal, Pandan Wangi, Ciliwung, dan Padi Hibrida Sembada. Variatas ini dijumpai dilokasi serangan Wereng Batang Coklat (WBC) tersebut.
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan Mengacu kepada hasil-hasil yang dicapai dan pembahasan yang dikemukakan di
atas, maka disimpulkan bahwa : 1. Sebaran pendampingan fisik di lapangan pada Kelompok Tani pelaksana SL PTT pada semua Zone Kabupaten Bone dengan Demfarm, Display VUB dan Temu Lapang, mencapai 17,21 %, dengan rincian: Kelompok Tani Pelaksana SL PTT Padi 20%; Jagung Hibrida 15 %; dan Kedelai 12,50%, berkat dukungan koordinasi yang baik, pada semua tingkatan, yakni pada kelembagaan Pemkab Bone, Kecamatan/BPP, Desa dan Gapoktan. 2. Efektivitas Demfarm/Display VUB Padi Inbrida, Jagung Hibrida, dan Kedelai yang dikembangkan dalam MT. April-September 2011, diperkirakan telah menjangkau secara kumulatif 1.551 orang pengunjung. Sebagai manfaat Gelar Teknologi (Demfarm/Display VUB) tsb, para petani telah menentukan preferensi mereka terhadap VUB Tanaman Pangan dan Komponen Teknologi PTT yang mendukungnya. 3. Mengacu kepada adaptabilitas VUB yang diintroduksi, yakni Padi Inbrida (Inpari 7,8,10 dan Inpari 13): pada 4 Zone Kabupaten Bone, memberikan hasil 24,11% diatas, produkitivitas LL, dan 62,83 % diatas produkktivitas SL. Sementara Bima 3 mengguli BISI-2 di Amali (17 % lebih tinggi), dan Kedelai Grobogan dengan produkktivitas tertinggi di Melle, Palakka, berbiji besar, bermutu baik dan berumur genjah, mendukung prefensi petani. 4. Penyelenggaraan pelatihan, penyediaan nara sumber dan pendampingan pelatihan teknis Pemandu Lapang-3 (PL-3) untuk semua komoditas SL PTT (Padi Imbrida, Jagung Hibrida, dan Kedelai), terdiri dari 14 topik/inovasi teknologi dari 15 narasumber, dan menjangkau Penyuluh, POPT, Pengawas Benih Pendamping, termasuk Penyuluh Swadaya dan petani sebanyak 514 orang. 5. Mendukung pendampingan, gelar teknologi dan pelatihan teknis, dilaksanakan pula kegiatan pengembangan informasi melalui penyebar-luasan media cetak, berupa brosur, baik karena urgensinya diperbanyak oleh Tim Pendampingan, maupun dari kegiatan Proyek FEATI dan PUAP dan kegiatan diseminasi. Media cetak ini menjangkau seluruh kabupaten lewat Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) sebanyak 864 expl., dengan 5 topik/inovasi teknologi.
30
4.2. Saran 1. Luasan petak demonstrasi dirasakan kurang efektif dalam mendesiminasikan inovasi teknologi, karena itu disarankan agar diperluas dan didukung dengan kegiatan Temu Lapang untuk mengefektifkan pendamampingan inovasi teknologi dan pencapaian tujuan, yaitu peningkatan keterampilan, sebagai tujuan SL PTT Tanaman Pangan (Padi, jagung, dan Kedelai). 2. Pragmentasi pendampingan agar dapat dikurangi, dipusatkan pada kawasan BPK potensial, dan disinergikan dengan pertemuan/pelatihan berkala para Penyuluh Pendamping di Kecamatan. 3. Perlu mendorong tumbuh-kembangnya penangkaran benih bagi VUB Padi dan Palawija yang memperlihatkan adaptabilitas tinggi pada TA.2011, sambil tetap menguji VUB lain yang diharapkan lebih berkembang kedepan secara berkelanjutan.
31
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah, Jagung, dan Kedelai Jakarta : Badan Litang Pertanian Badan Litbang Pertanian-Puslitbang Tanaman Pangan-Balitkabi. 2007. Panduan Umum Pengelolaan Tanaman Terpadu Kedelai. Jakarta : Badan Litbang Pertanian BBP2TP. 2010. Pedoman Umum Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu 2010 Bogor. BPTP Sulawesi Selatan. 2010. PTT Padi Sawah. Makassar BPTP Sulawesi Selatan.2011. Laporan Akhir TA.2010, Pendampingan Program Strategis
Kementerian Pertanian (SLPTT Padi,Jagung, Kedelai dan PSDS) di Kab.Bone. Makassar.
Kementerian Pertanian.2010. Pemantapan Pelaksanaan Program/Kegiatan 2010 (Arahan Menteri Pertanian pada Rakernas Pembangunan Pertanian 2010-2014. Lampayan, Ruben.M. 2009. Irigation Alternate Wetting and Drying. (Powerpoint pesecentatio) Manila : The IRRI. Pemerintah Kabupaten Bone. 2010. Calon Lokasi dan Calon Petani SL PTT Tanaman Pangan 2011 ( SK Kepala Dinas Pertanian TPH Kab.Bone) . Watampone:Dinas PTPH.
32
Dokumentasi Kegiatan : 1. Pertanaman Padi, jagung dan Kedelai Dilapangan
33
2. Kegiatan Pelatihan Petani dan Temu Lapang di Kabupaten Bone
34