Penerapan Model Pembelajaran Gabungan (Group Investigation dan Lecturing) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memahami Materi Matakuliah English Teaching And Learning Theories (ELT) Oleh: Eva Nikmatul Rabbianty (Dosen Tetap Jurusan Tarbiyah Prodi TBI STAIN Pamekasan/ email:
[email protected]) Abstrak: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa kelas D semester 4 yang berjumlah 34 orang Program studi TBI Jurusan Tarbiyah STAIN PAMEKASAN angkatan 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan dua siklus, di setiap siklusnya terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, dan refleksi dari proses perkuliahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap materi mata kuliah ELT cenderung mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya, dengan nilai rata-rata test pra siklus adalah 45.29, dan pada siklus pertama adalah 73.09 sedangkan pada siklus kedua adalah 79.00. dengan prosentase ketuntasan pada siklus 1 adalah 85.29 % sedangkan pada siklus II adalah 88.23 %. Di samping itu mekanisme gabungan kedua model pembelajaran ini juga mampu meningkatkan kemampuan analisis mahasiswa, kemampuan mengungkapkan ide dan pendapat dalan Bahasa Inggris, dan juga kemampuan dalam bekerja sama dan mempresentasikan diri di depan publik. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa mekanisme yang berhasil dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua belas tahap, yaitu 1) Tahap persiapan, 2)Menarik perhatian dan menjelaskan tujuan perkuliahan, 3) Menyampaikan apersepsi (advance organizer), 4) Menyampaikan materi perkuliahan yang baru, 5) Berinteraksi dengan mahasiswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa dan memperkuat kerangka konseptual mereka, 6) Mengidentifikasi topik dan mengatur mahasiswa kedalam kelompok, 7) Merencanakan tugas yang akan di bahas, 8) Melaksanakan investigasi, 9) Menyiapkan laporan akhir, 10) Mempresentasikan laporan akhir, 11) Evaluasi pencapaian, 12) Evaluasi kemampuan akademik mahasiswa
Kata Kunci: Group Investigation, Lecturing, English Teaching and Learning Theories. Pendahuluan
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif,
Menurut Killen dalam Luh Putu 1
Artini
metode
lecturing
tidak
menyediakan banyak kesempatan bagi 1
Luh Putu Artini. _Pemanfaatan metode lecturing committe dalam meningkatkan kualitas perkuliahan. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, nomor 3, Oktober 2010. Hlm. 222
metode ini sudah dianggap ketinggalan jaman. ceramah
Alasannya identik
karena, dengan
metode “lectured
centered learning’ yaitu pembelajaran yang berpusat pada dosen. dimana mahasiswa hanya sebagai pendengar.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Selain itu, penggunaan metode ceramah
tentang beberapa hal yang pernah
secara terus menerus dalam perkuliahan
dialami
akan berdampak pada perkembangan
dengan materi yang akan dibahas
kemampuan
berpikir
kreatif
pada
3.
mahasiswa berkurang. Mereka menjadi terbiasa untuk menunggu dan menerima
yang baru 4.
Berinteraksi untuk
tanpa
dengan
mengetahui
mahasiswa
sejauh
mana
kreatif
untuk
pemahaman mahasiswa terhadap
mengembangkan
pengetahuan
yang
materi dan memperkuat kerangka
mereka
dapat
dalam
tersebut.
Dan
mendasar
berpikir
sehubungan
Menyampaikan materi pembelajaran
begitu saja apa yang disampaikan dosen harus
mahasiswa
alasan
dari
tidak
perkuliahan yang
konseptual mereka.
paling
disarankannya
Sedangkan menurut Suyanto & Jihad
3
langkah-langkah
pelaksanaan
metode ini sebagai satu-satunya metode
metode ceramah adalah sebagai berikut:
perkuliahn secara terus menerus adalah
1.
Apersepsi.
hubungannya
2.
Dosen
dengan
keberagaman
belajar mahasiswa, bahwa tidak semua mahasiswa mampu menyerap informasi hanya
dengan
mendengarkan
Disamping
itu
berkomunikasi
mahasiswa
Bahasa
Inggris
tidak
hanya
untuk terbatas
mengekspresikan mereka
hubungan
dan
perkuliahan yang telah dijelaskan. 4.
Membuat
abstraksi
dan
generalisasi. 5.
diri
Menerapkan
apa
yang
telah
diajarkan.
diberi
Selain memperhatikan langkah-
mengajukan
langkah tersebut diatas, seorang dosen
pertanyaan atau memberikan komentar
yang memutuskan untuk menggunakan
terhadap pejelasan yang diberikan oleh
metode ini harus memperhatikan hal-hal
dosen mereka.
berikut:
kesempatan
saat
Mencari
perbandingan dari beberapa materi
akan
berkembang baik karena kesempatan mereka
3.
kemampuan
juga
materi
perkuliahan yang baru.
saja. dalam
menjelaskan
untuk
Metode lecturing menurut Arends &
Kilcher
2
melalui
a.
tahapan-tahapan
Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya memang hanya untuk
berikut:
menyampaikan materi sebatas agar
1.
mahasiswa tahu.
Menarik perhatian dan menjelaskan tujuan perkuliahan
2.
b.
Materi yang diajarkan, biasanya
Menyampaikan apersepsi (advance
tidak
Organizer)
yang rumit.
dengan
menanyakan
mengandung
unsur-unsur
atau meminta mahasiswa bertanya 3
2
Richards L Arends & Ann Kilcher, Teaching for Students Learning, (New York: Routledge, 2010) hal. 169.
Suyanto & Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Strategi meningkatkan kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global), ( Jakarta: Erlangga, 2013). Hal. 116-117.
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 134
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty c.
d.
e.
f.
Alat, fasilitas, waktu yang tersedia,
proyek-proyek studi yang terintegrasi
jumlah siswa, fasilitas, serta wakt
yang
yang sangat terbatas.
semacam penguasaaan, analisis, dan
Jumlah
siswa
beserta
berhubungan
dengan
hal-hal
taraf
mensistesikan informassi sehubungan
kemampuannya, jumlah siswa yang
dengan upaya menyelesaikan masalah
banyak dengan taraf kemampuan
yang
yang merata
kemudian memutuskan model ini sangat
Kemampuan
dosen
dalam
bersifat
cocok
multi
aspek.
diimplementasikan
Peneliti
dikelasnya
menguasai materi dan kemampuan
yaitu Mata Kuliah English Teaching And
berbicara,
Learning Theories. Dimana mahasiswa
dosen
memiliki
kemampuan retorika yang baik.
harus
mampu
Penyampaian materi yang runut,
mengaplikasikan
dimulai dari persiapan/perencanaan
konsep
yang matang, pelaksanaan sesuai
proses pembelajaran Bahasa Inggris.
skenario, dan di akhir ceramah
yang
memahami
dan
berbagai
macam
berhubungan
dengan
Sebagai bagian dari investigasi,
dipaparkan kesimpulan dairi materi
para
yang disampaikan.
informasi dari berbagai sumber baik di
Dari fenomena tersebut di atas
mahasiswa
dapat
mencari
dalam maupun diluar kelas. Sumber-
akhirnya peneliti merasa perlu untuk
sumber
mengubah model perkuliahannya agar
institusi, orang menawarkan sederetan
mahasiswa juga dapat berperan serta
gagasan, opini, data, solusi, ataupun
aktif dan tidak hanya menjadi pendengar
posisi yang berkaitan dengan masalah
pasif dari informasi dalam matakuliah
yang sedang dipelajari. Para mahasiswa
ELT yang disampaikan dosen.
tersebut
Model
seperti
(bermacam
kemudian
buku,
mensistesiskan
perkuliahan yang dipilih oleh peneliti
informasi yang disumbangkan oleh tiap
sebagai pengampu mata kuliah ELT
anggota
adalah Group Investigation. . Model
menghasilkan
Group investigation seringkali disebut
yang nantinya akan di tulis dalam
sebagai model perkuliahan kooperatif
sebuah
yang
dipresentasikan di depan kelas.
paling
kompleks.
Hal
ini
disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa
landasan
pemikiran,
yaitu
kelompok
supaya
buah karya
laporan
dan
dapat
kelompok kemudian
Mekanisme perkuliahan Group Investigation
yang
ditawarkan
oleh
5
berdasarkan pandangan konstruktivistik,
Slavin dilaksanakan dalam 6 tahapan:
democratic
(1) Mengidentifikasikan
teaching,
belajar
kooperatif.
Group
Investigation 4
dan
kelompok
Menurut sesuai
Slavin
4
untuk
Slavin. Robert E. Cooperative learning teori, riset dan praktik. (Bandung:Nusa Media. 2008). Hlm. 216.
mengatur
topik
mahasiswa
dan
kedalam
kelompok, proses identifikasi topik 5
Robert E Slavin, Cooperative Learning (teori, Riset dan Praktik), (Bandung: Nusa Media, 2005), Hal. 218-220.
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 135
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty dilakukan oleh guru dengan memilih
berkomunikasi
topik-topik yang bisa didiskusikan
pendapatnya.
mahasiswa
membutuhkan
mendorong mahasiswa agar aktif dalam
pemikirandan mengandung unsur
proses belajar mulai dari tahap pertama
penemuan. Pengaturan kelompok
sampai tahap akhir perkuliahan.
tetapi
juga dilakukan oleh guru denan mempertimbangkan akademik
kemampuan masing-masing
mahasiwa.
dan
Memotivasi
Namun kelebihan
disamping
tersebut
dipelajari,
tugas
yang
diberikan
dirancang
akan
dan
kelebihan-
ada
beberapa
kekurangan, yaitu tipe ini hanya cocok diterapkan
(2) Merencanakan tugas yang akan
mengemukakan
di
kelas
yang
kemampuannya cukup tinggi. Dengan kata
lain
tipe
Gi
ini
tidak
cocok
dengan
diaplikasikan untuk usia sekolah SD.
sedemikian rupa sehingga dapat
Tipe ini juga memakan waktu lama untuk
mendorong
melakukannya
mahasiswa
untuk
menemukan sesuatu.
membutuhkan
(3) Melaksanakan investigasi
sehingga
investigasi, dilakukan
dengan
mendiskusikannya dalam kelompok
dosen
keterampilan
penguasaaan materi dan manajemen kelas
yang
baik
agar
dapat
mmanfaatkan waktu dengan baik.
(4) Menyiapkan laporan akhir, setelah
Kekhawatiran peneliti jika proses
menemukan
hal
yang
harus
pembelajaran hanya diserahkan kepada
dipecahkan,
mahasiswa
harus
kelompok-kelompok
laporan akhir
secara
memebuat tertulis
dan
memaparkannya
di
depan kelas.
investigasi
mahasiswa tersebut, adalah ketakutan bahwa
mahasiswa
nantinya
kurang
serius dalam melakukan investigasinya
(5) Mempresentasikan Laporan Akhir
dan kurang serius mempresentasikan
(6) Evaluasi.
hasil investigasi dan berakibat pada
Model memilki
kooperatif
beberapa
tipe
kelebihan
GI
ini
yaitu
pemahaman
terhadap
materi
mata
kuliah ELT menjadi tidak terkontrol dan
perkuliahan dengan model ini memiliki
tidak
dampak
posiif
membuat Peneliti memutuskan untuk
prestasi
belajar
dalam
meningkatkan
meningkatkan
mahasiswa. motivasi
Dapat belajar
maksimal,
sehingga
mengkolaborasikan investigation
ini
Dengan
kemudian
metode
group
dengan
metode
harapan
nantinya
mahasiswa juga serta perkuliahan yang
lecturing.
dilaksanakan membuat suasana salaing
dosen tetap bisa memberikan klarifikasi
bekerja sama dan berinteraksi antar
dan
mahasiswa
dalam
kelompok
tanpa
membuat
memandang
latar
belakang.
Model
mahasiswa terhadap materi-materi yang
informasi
tambanhan
tingkat
pemahaman
kooperatif tipe ini melatih mahasiswa
ada dalam mata kuliah ELT
memiliki kemampuan yang baik dalam
lebih baik.
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 136
untuk
menjadi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Peneliti menggunakan
memutuskan metode
untuk
Model Pembelajaran Gabungan Antara
penelitian
Group
Tindakan Kelas dengan tujuan untuk
Untuk
menemukan
Mahasiswa Dalam Memahami Materi
mekanisme
penerapan
Investigation
Dan
Meningkatkan English
Lecturing
Kemampuan
model pembelajaran gabungan antara
Matakuliah
Teaching
Group Investigation dan lecturing yang
Learning Theories (ELT).
And
dapat meningkatkan kualitas perkuliahan dalam mata kuliah ELT secara umum dan
meningkatkan
Metode
pemahaman
Metode
penelitian
yang
mahasiswa terhadap materi mata kuliah
digunakan dalam penelitian ini adalah
ELT. Penelitian ini dilaksanakan dalam
Metode
dua siklus dengan menggunakan siklus
(PTK). PTK dimulai karena adanya
yang dikembangkan oleh Kemmis dan
masalah
McTaggart Perencanaan
dan
Tindakan
Kelas
kekurangan
yang
dengan
tahapan
dirasakan oleh dosen dalam proses
Tindakan,
Pelaksanaan
perkuliahan. Masalah tersebut dapat
tindakan, observasi dan refleksi. Peneliti
Penelitian
memutuskan
berupa untuk
segala
berhubungan
sesuatu dengan hasil
proses
melakukan PTK di kelas D semester IV
perkuliahan
Prodi TBI STAIN Pamekasan tahun
mahasiswa yang tidak sesuai dengan
akademik 2013/2014 yang berjumlah 34
harapan dosen, atau hal-hal lain yang
mahasiswa. Karena
berhubungan
berdasarkan hasil
dan
yang
perkuliahan
dengan
perilaku
observasi pada tahap pra siklus, dimana
mahasiswa ataupun model perkuliahan
dari tujuh kelas yang mengampu mata
yang
kuliah ELT, rata-rata hasil ujian tes
tahapan yang digunakan dalam PTK
formatif kelas D sangat rendah bahkan
diawali dengan menemukan masalah
berada dibawah rata-rata. Selain itu
kemudian
kemampuan non akademis kelas D
menganalisa
seperti
menggunakan
kemudian dapat dirumuskan beberapa
bahasa Inggris, kemampuan berbicara di
masalah yang ditemukan, kemudian
depan umum, keaktifan dalam mengikuti
dilakukakanlah
perkuliahan dan menjawab pertanyaan
bentuk tindakan perbaikan, pengamatan
baik yang diberikan dosen atau teman-
dan kemudian refleksi yang kemudian
teman mahasiswa mereka juga terlihat
dilanjutkan dengan revisi jika harus
masih sangat rendah (Lihat Lampiran 1).
dilakukan sehingga menjadi dasar untuk
kemampuan
Berdasarkan
latar
belakang
diatas itu Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas di
digunakan.
Pada
umumnya
dilanjutkan
dengan
masalah
sehingga
perencanaan
dalam
dilakukannya siklus yang selanjutnya. Model Siklus yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
kelas D pada mata kuliah ELT yang diampunya dengan judul Penerapan OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 137
Kemmis
dan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Taggart.6
Yang menggambarkan alur
PTK sebagai berikut:
dan kualitatif. Penyimpulan hasil PTK untuk
memutuskan
mekanisme
penerapan metode gabungan antara model GI dan metode Lecturing yang terbaik untuk meningkatkan kemmapuan pemahaman mahasiswa terhadap materi mata kuliah ELT tidak hanya didasarkan pada
hasil
observasi
berdasarkan
hasil
tetapi
tes
juga
akademik
mahasiswa dan catatan lapangan. Penentuan tekhnik pengumpulan data disesuaikan dengan permasalahan Siklus PTK model Kemmis dan Taggart
yang ada dalam penelitian. Tekhnik pengumpulan
Instrumen
Utama
dalam
penelitian ini adalah Peneliti sendiri (Human
Instrument)
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, catatan lapangan dan test.
bertindak
Data yang diperoleh akan berupa
sebagai dosen sekaligus peneliti dengan
data kuantitatif dan data kualitatif. Data
dibantu
kuantitaif
seorang
yang
data
observer.
Peneliti
akan
dianalisis
dengan
sebagai dosen pengampu mata kuliah
menggunakan program SPSS untuk
ELT sekaligus peneliti dalam PTK ini
mencari tahu rata-rata (mean) nilai hasil
meminta bantuan salah seorang kolega
tes,
dosen di STAIN Pamekasan sebagai
tingkat ketuntasan mahasiswa dalam
kolaborator
mengikuti mata kuliah ELT. Sedangkan
peneliti
penelitian.
tersebut
Kolaborator
bertugas
untuk
membantu peneliti dalam melakukan
dan
prosentase
untuk
melihat
data kualitatif dianalisis secara deskiptif kualitatif.
pengamatan atau observasi terhadap aktivitas mahasiswa dan aktivitas dosen pada saat pelaksanaan Siklus I dan II dalam
penelitian
mendasarkan pedoman
ini.
observasinya
observasi
Hasil Penelitian
Kolaborator yang
Hasil
penelitian
menunjukkan
pada
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
telah
mahasiswa selama masa pra siklus dan
disediakan oleh peneliti. Hasil observasi terhadap aktivitas
selama penelitian
dua
siklus
dengan
pelaksanaan menggunakan
dosen dan aktivitas mahasiswa tersebut
gabungan dua model perkuliahan Group
kemudian di analisis secara kuantitatif
Investigation dan Lecturing. Peningkatan yang paling besar terjadi pada saat
6
S. Arikunto. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. (jakarta:Rineka Cipta. 2006). Hal. 93.
perubahan mekanisme perkuliahan dari group discussion dan lecturing ke dalam
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 138
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty mekanisme gabungan antara Group
meningkat pada Siklus II dengan skor 38
Investigation dan Lecturing. Peningkatan
dalam kategori SANGAT BAIK. Dengan
tersebut ditandai dengan peningkatan
demikian
rata-rata hasil test mahasiswa sejak
mekanisme gabungan antara metode
masa
45.29,
Group Investigation dan Lecturing yang
kemudian pada saat test diakhir siklus I
digunakan dalam penelitian ini dapat
rata-rata nilai mahasiswa adalah 73.09,
dikatakan
sedangkan pada hasil test diakhir siklus
banyak dibutuhkan perbaikan di sana
II
sini.
prasiklus
rata-rata
sebesar
nilai
mahasiswa
juga
meningkat yaitu 79. Dengan prosentase
dapat
berhasil.
Mekanisme
dikatakan
bahwa
Meskipun
atau
masih
tahapan
ketuntasan pada siklus I adalah 85%
gabungan metode Group Investigation
sedangkan ketuntasan mahasiswa pada
dan Lecturing yang digunakan dalam
siklus II adalah 88% (Lihat Lampiran 2).
siklus I adalah sebagai berikut:
Peningkatan
kemampuan
mahasiswa dalam memahami materi mata kuliah ELT tersebut tidak hanya
1. Tahap persiapan (metode Group Investigation) 2. Mengidentifikasikan
terlihat dari meningkatnya hasil test
mengatur
mereka, namun juga terlihat dari faktor
kelompok
peningkatan keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan sehingga
topik
dan
ke
dalam
mahasiswa
3. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
secara tidak langsung proses tersebut
4. Melaksanakan investigasi
diikuti dengan peningkatan pemahaman
5. Meyiapkan laporan akhir
mahasiswa terhadap materi mata kuliah
6. Mempresentasikan laporan akhir
ELT. Peningkatan keaktifan mahasiswa
7. (Metode
Lecturing)
menarik
sekaligus hasil test mereka sebagai
perhatian dan menjelaskan tujuan
akibat
perkuliahan
dari
perkuliahan,
perubahan juga
mekanisme
dibarengi
dengan
peningkatan kemampuan dosen dalam memberikan
perkuliahan
peningkatan
keaktifan
dan
juga
mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan sejak siklus I dan Siklus II dengan skor yang didapat
8. Menyampaikan apersepsi (advance organizer) 9. Menyampaikan materi perkuliahan 10. Memperkuat kerangka konseptual mahasiswa 11. Evaluasi
pencapaian
pada Siklus I adalah 28 dalam kategori
mahasiswa
BAIK kemudian meningkat pada siklus II
menggunakan
dengan
Lecturing
skor
34
dengan
kategori
SANGAT BAIK. Aktivitas mahasiswa juga
terlihat
meningkat,
dengan
12. Evaluasi
aktivitas
dan metode
kemampuan
dosen GI
dan
akademik
mahasiswa
perolehan skor pada Siklus yang I
Dengan kata lain pengabungan
sebesar 24 dalam kategori BAIK dan
kedua metode tersebut adalah dengan
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 139
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty melaksanakan
metode
group
teman-temannya,
kesulitan
investigation pada pertemuan pertama
mengungkapkan ide dalam Bahasa
kemudian
Inggris, monopoli dari beberapa
dilanjutkan
dengan
menggunakan metode lecturing pada
orang
mahasiswa
pertemuan yang kedua. Penempatan
bertanya
metode lecturing setelah pelaksanaan
tanggapan
saja
dan
untuk
memberikan
model Group investigation dimaksudkan
2. Mahasiswa masih terlihat lamban
agar mahasiswa lebih mandiri dalam
dan kurang antusias dalam proses
melakukan
pembentukan
investigasi
dan
mengembangkan topik yang diberikan. dosen menerapkan metode lecturing
kelompok
ataupun
pada proses investigasi. 3. Mahasiswa masih belum terbiasa
dengan tujuan agar dosen dapat melihat
untuk
dan mengevaluasi aktivitas mahasiswa
diskusi
dan juga dapat melihat kedalaman
menanggapi jawaban dari kelompok
investigasi
lain.
dan
presentasi
yang
mempresentasikan kelompok
hasil ataupun
dilakukan mereka, sehingga nantinya
4. Keberanian
dosen dapat memberikan klarifikasi dan
bertanya
informasi tambahan (Lihat Lampiran 3).
tanggapan masih terlihat rendah,
Berdasarkan
hasil
penilaian
mahasiswa dan
beberapa
dari
untuk
memberikan mereka
harus
berdasarkan pedoman observasi dan
ditunjuk terlebih dahulu agar mau
hasil analisis deskriptif pada catatan
menjawab
lapangan
bahwa
dilontarkan
Penerapan mekanisme yang pertama
5. Kreativitas
pada siklus I tersebut menunjukkan
menyusun
bahwa
pemahaman
menggunakan alat bantu peraga
mahasiswa terhadap mata kuliah dilihat
untuk membuat presentsi mereka
dari test yang dilakukan diakhir siklus
lebih menarik belum terlihat
maka
disimpulkan
kemampuan
tergolong baik namun berdasarkan hasil
pertanyaan
yang
mahasiswa
dalam
6. Kemampuan
laporan
mahasiswa
dan
dalam
observasi dan catatan lapangan terlihat
mempresentasikan hasil diskusinya
bahwa
juga terlihat sangat kurang, terlihat
aktifitas
mahasiswa
dalam
mengikuti perkuliahan belum terlihat baik
dari
dan bersifat pasif. Hasil tahapan refleksi
menyampaikan
yang
subtopik yang seharusnya mereka
dilakukan
pada
siklus
I,
menyimpulkan beberapa hal berikut ini : 1. Mahasiswa
masih
kesulitan
dalam
tersebut
dikarenakan
mengalami
bertanya.
Hal
beberapa
faktor, peserta diskusi yang masih kurang
fokus
pada
ketidak
mampuan
mereka
poin-poin
penting
paparkan, penggunaan kalimat dan pelafalan bahasa Inggris yang tidak mudah
dipahami,
serta
bahasa
tubuh dan ekspresi yang masih terlihat kaku dan kurang ekspresif.
presentasi
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 140
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty 7. Pada
saat
mengerjakan
test,
mahasiswa
terlihat
kurang
konsentrasi
dan
tidak
memanfaatkan
waktu
mahasiswa pada pertemuan yang pertama. 6.
sebaik-
Dosen juga terlihat terlalu cepat dalam
menerangkan
materi
baiknya. Beberapa dari mahasiswa
sehingga masih terlihat beberapa
tersebut terlihat membuang-buang
mahasiswa yang
waktu dengan menoleh ke kanan
karena kurang memami materi.
dan ke kiri.
7.
Sedangkan keterampilan dosen dalam
penerapan
juga
terlihat
memperhatikan
luput
mahasiswa
di
pada
deretan belakang yang nampak asik
siklus I, sudah masuk dalam kriteria
berbicara sendiri dan memainkan
BAIK
laptop mereka.
namun
menyatakan beberapa
mekanisme
Dosen
kebingungan
hasil
tahap
bahawa
refleksi
masih
ada
Berdasarkan hasil refleksi di atas
yang
perlu
disimpulkan bahawa perlu dilakukan
kekurangan
diperbaiki. Antara lain:
beberapa revisi terhadap aktivitas atau
1.
Dosen tidak menyampaikan tujuan
keterampilan
perkuliahan
melaksanakan
2.
di
awal
pertemuan
dosen
dalam
perkuliahan,
aktivitas
sehingga mahasiswa tidak dapat
mahasiswa dalam perkuliahan maupun
memfokuskan diri untuk mencapai
kemampuan akademis mahasiswa. Jadi
tujuan perkuliahan tersebut
hal-hal
Dosen tidak mereview mata kuliah
sebagai berikut:
yang
perlu
direvisi
adalah
sebelumnya untuk menarik benang merah antara topik pada minggu tersebut
dengan
minggu
sebelumnya. 3.
Dosen
waktu
memperhatikan yang
seharusnya
dan
menghubungkan material yang dibahas
perkuliahan sehingga
beberapa
dengan material yang dibahas
kurang
sebelumnya untuk memebrikan
kegiatan
terlihat
pada
hari
tersebut
maksimal pelaksanaannya.
benang merah dengan materi
Dalam pelaksanaan tanya jawab,
yang
dosen tidak membrikan waktu yang
pertemuan
cukup
mahasiswa betul-betul siap utuk
banyak
bagi
semua
mahasiswa untuk bertanya karena keterbatasan waktu 5.
brainstorming
dilakukan pada setiap fase dalam fase 4.
1. Dosen perlu melakukan proses
kurang
alokasi
A. Keterampilan Dosen pada siklus I
Dosen evaluasi
juga
tidak terhadap
akan
dibahas tersebut
pada
sehingga
menerima materi yang baru. . 2. Dosen harus menjelaskan poin-
memberikan aktivitas
poin materi perkuliahan sebelum mahasiswa
melakukan
investigasi disamping itu dosen OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 141
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty juga perlu menjelaskan tujuan
B. Aktivitas
mahasiswa
perkuliahan yang ingin dicapai
perkuliahan pada siklus I
pada pertemuan tersebut.
1.
3. Dosen
harus
evaluasi
memberikan
terhadap
dalam
Dosen harus bisa membimbing mahasiswa agar dengan segera
aktivitas
antusias melaksanakan diskusi
mahasiswa dalam menggunakan
dan
model perkuliahan GI, sehingga
penyelesaian
mahasiswa dapat memperbaiki
telah
kemampuan
kelompok masing-masing.
mereka
dalam
menggunakan model perkulian
2.
tersebut.
bekerjasama dari
mereka
Dosen
mencari topik
pilih
harus
yang
dengan
memotivasi
mahasisw agar dapat dengan
4. Dosen harus membimbing dan memotivasi
mahasiswa
percaya
agar
diri
menjawab
dan
spontan
pertanyaan
yang
mahasiswa lebih percaya diri
diajukan oleh dosen atau teman
ketika menyampaikan ide dan
mereka dengan bahasa Inggris
pendapat mereka baik dalam
dan jawaban yang tepat.
kelompok
kecil
maupun
di
3.
Dosen
harus
memperingatkan
hadapan teman-teman mereka di
mahasiswa agar mencatat poin-
kelas. Disamping itu dosen harus
poin
memotivasi dan membeimbing
dosen dan keterangan teman-
mahasiswa agar menggunakan
teman mereka dan melakukan
media
analisis yang lebih mendalam
peraaga
ketika
mempresentasikan
hasil
terhadap
investigasi kelompok. 5. Dosen
dari
topik
keterangan
yang
harus
mereka investigasi
sebaiknya
memperhatikan
penting
juga
4.
penggunaan
Dosen mendorong mahasiswa agar
menggunakan
bahasa Inggris mahasiswa dan
peraga
mendorong mereka untuk secara
presentasi yang lebih baik untuk
aktif bertanya, menanggapi dan
mebantu teman-teman mereka
melakukan
memahami
presentasi
menggunakan
dengan
Bahasa
Inggris
yang baik dan benar. memberikan
Dosen dalam
kesimpulan mengenai aktivitas
waktu
mahasiswa
meminta
tersebut.
dan
bahas
materi dalam
yang siklus
materi
yang
harus
memperingatkan
mahasiswa agar lebih disiplin
dan
mereka
evaluasi
memberikan
diberikan. 5.
6. Di akhir siklus dosen seharusnya
dan
media
mnggunakan yang
alokasi
diberikan,
mereka
untuk
dan lebih
serius mengikuti perkuliahan. C. Hasil Belajar Mahasiswa
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 142
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Dosen perbaikan
harus
secara
melakukan
menyeluruh
untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa,
10. Mempresentasikan laporan akhir 11. Evaluasi pencapaian 12. Evaluasi
yaitu mengubah mekanisme perkuliahan dengan
menggunakan
akademik
mahasiswa (Lihat Lampiran 4).
metode
gabungan yang dimaksud.
kemampuan
Mekanisme
yang
digunakan
dalam siklus II ini peneliti anggap sudah
Berdasarkan hasil observasi dan
cukup
berhasil
meningkatkan
refleksi sehingga kemudian diperoleh
kemampuan
hal-hal yang perlu direvisi maka peneliti
terhadap materi mata kuliah ELT, hal
memutuskan
tersebut
untuk
melanjutkan
pemahaman
mahasiswa
dibuktikan
dengan
penelitian ke tahap Siklus II. Dengan
meningkatnya
mengubah mekanismenya yaitu dengan
evaluasi akademik mereka dan juga
meletakkan
prosentase
metode
lecturing
di
rata-rata
jumlah
hasil
test
mahasiswa
yang
pertemuan pertama dengan tujuan agar
mencapai nilai diatas nilai standart yang
mahasiswa memiliki gambaran yang
ditentukan
lebih jelas
terlebih dahulu terhadap
Begitu pula dilihat dari segi keaktifan
mataeri yang harus mereka investigasi
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan
sehingga
dan
nantinya
mereka
dapat
yaitu
sebesar
kemampuan
88.23
dosen
dalam
memutuskan poin yang mana yang bisa
melaksanakan
mereka investigasi lebih dalam.
rincian berdasarkan hasil refleksi siklus
Mekanisme
siklus
II
yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
dosen
dibandingkan
Lecturing)
dengan
II adalah sebagai berikut: a. Keterampilan
1. Tahap persiapan 2. (metode
perkuliahan
%.
pada
meningkat proses
pra
menarik
siklus dan siklus I dengan perolehan
perhatian dan menjelaskan tujuan
skor 34 dengan kategori SANGAT
perkuliahan
BAIK.
3. Menyampaikan apersepsi (advance organizer)
b. Aktivitas mahasiswa juga meningkat degan perolehan skor 38 dengan
4. Menyampaikan materi perkuliahan
kategori SANGAT BAIK dan telah
5. Memperkuat kearangka konseptual
mencapaia indikator keberhasilan.
mahasiswa 6. (metode
c. Hasil evaluasi perkuliahan yang Group
Mengidentifikasikan mengatur
Investigation) topik
mahasiswa
dan
kedalam
kelompok
diperoleh terendah
dipelajari
dengan
nilai
40 dan nilai teringgi 97
dengan rata-rata nilai mahasiswa adalah
7. Merencanakan tugas yang akan
adalah
79.00
dan
prosentase
ketuntasan kelas adalah 88.23% yang
telah
8. Melaksanakan investigasi
keberhasilan
9. Menyiapkan laporan akhir
75%.
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 143
melampaui
indikator
sekurang-kurangnya
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty d. Peningkatan manajemen diri dalam hal
ini
adalah
meningkatkan aktifitas positif mahasiswa
efektivitas
dalam mengikuti proses perkuliahan.
penggunaan waktu, tanggung jawab
Aktifitas-aktifitas tersebut antara lain:
untuk menyelesaikan tugas yang
manajemen diri dalam hal ini adalah
dibebankan
dirinya,
efektivitas penggunaan waktu, tanggung
kreativitas dalam mempersiapkan
jawab untuk menyelesaikan tugas yang
segala
presentasi
dibebankan kepada dirinya, kreativitas
mereka lebih menarik, kemampuan
dalam mempersiapkan segala sesuatu
berbicara di depan umum baik dari
agar presentasi mereka lebih menarik,
segi
gaya
kemampuan berbicara di depan umum
kemampuan
baik dari segi berbahasa maupun gaya
kepada
sesuatu
agar
berbahasa
maupun
berbicaranya,
mempresentasikan diri di depan
berbicaranya,
umum
menarik,
mengekspresikan dirinya dalam bahasa
kemampuan bekerja sama dengan
Inggris, kemampuan mempresentasikan
teman, kemampuan mendengarkan
diri di depan umum dengan menarik,
keterangan
dosen,
kemampuan
kemmapuan
menulis
dan
kemampuan
teman,
dengan
menganalisa
masalah,
kemampuan
bekerja
kemampuan
sama
dengan
mendengarkan
serta
keterangan dosen, kemampuan menulis
kesungguhan dalam mengerjakan
dan kemampuan menganalisa masalah,
tes.
serta kesungguhan dalam mengerjakan
Maka, mekanisme perkuliahan gabungan Investigation
antara
model
Group
dan
Lecturing
untuk
tes. Dari
sisi
menggunakan
dosen,
mekanisme
dengan gabungan
menigkatkan kemampuan mahasiswa
kedua metode ini dapat membantu
dalam memahami materi mata kuliah
mereka
ELT, yang diterapkan pada siklus II,
kemampuan
peneliti simpulkan telah tepat dan tidak
sehingga dapat meningkatkan kualitas
perlu dilakukan siklus selanjutnya.
perkuliahan yang lebih baik dengan tidak
dalam
mengembangkan
memberikan
kuliah
hanya memfokuskan pada penyampaian Pembahasan dalam
materi yang efektif dan menarik namun
Mekanisme
yang
digunakan
kegiatan
perkuliahan
juga
bagaimana
melaksanakan
dengan
perkuliahan yang juga mengembangkan
menggunakan metode gabungan antara
kemampuan mahasiswa baik secara
model Group Investigation dan Lecturing
akademik maupun non akademik.
untuk
meningkatkan
pemahaman
Berdasarkan hal-hal diatas dapat
mahasiswa terhadap materi mata kuliah
peneliti simpulkan bahwa penggunaan
ELT
gabungan
cukup
berhasil.
Peningkatan
kedua
metode
ini
dapat
pemahaman mahasiswa terhadap materi
dipakai sebagai salah satu alternatif
mata kuliah ELT juga dibarengi dengan
metode perkuliahan yang tidak hanya
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 144
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty mengembangkan mahasiswa
kemampuan
dalam
mencerna
dan
mereka bahas dan kemudian mereka harus
menulis
laporan
dan
menganalisa penjelasan yang diberikan
mempresentasikannya di depan kelas,
dosen tapi juga dapat mengembangkan
mereka merasa bingung dan kesulitan
peran aktif mahasiswa dalam kegiatan
dan
perkuliahn tersebut sehingga secara
mempersiapkan
personal
mahasiswa
seadanya. Kebiasaan para mahasiswa
mengembangkan
yang selalu menjadi Passive Learner
masing-masing
tersebut
dapat
kemampuan
personalnya
masing-
cenderung
pasif
serta
diskusi
tersebut
membuat mereka kurang kreatif dan
masing sehingga mereka menjadi lebih
tidak
siap
persaingan
membiasakan diri untuk menyelesaikan
global dalam kehidupan bermasyarakat
tugas yang diberikan dengan baik. Di
mereka yang akan datang.
Dimana
samping itu keberanian mereka untuk
membutuhkan
mengungkapkan pendapat juga kurang
individu yang tidak hanya cerdas secara
apalagi jika mereka harus menggunakan
akademik namun juga cerdas dalam
bahasa Inggris. Pembiasaan diri yang
hubungan sosial dan memiliki daya
kurang
kreatifitas yang tinggi.
kelompok membuat para mahasiswa
dalam
persaingan
menghadapi
tersebut
Penelitian bertujuan
ini
pada
Untuk
mekanisme
dasarnya
mengetahui
penerapan
bisa
mengatur
untuk
bekerja
waktu
sama
dan
dalam
juga terlihat kurang antusias dalam diskusi
bersama
kelompok
mereka
model
ataupun ketika mereka seharusnya tidak
Group
hanya menjadi pendengar dan penonton
untuk
ketika perwakilan kelompok yang lain
meningkatkan kemampuan mahasiswa
sedang melakukan presentasi. Dengan
dalam
dalam
kata lain pelaksanaan GI pada siklus ini
matakuliah ELT. Kegiatan perkuliahan
belum terlihat maksimal. Hal-hal tersebut
dengan menggunakan mekanisme pada
diatas secara tidak langsung kemudian
siklus I, yaitu melaksanakan model
juga
group investigation kemudian dilanjutkan
pemahaman mahasiswa terhadap materi
dengan penggunaan metode Lecturing
mata kuliah ELT.
pembelajaran gabungan antara Investigation
dan
memahami
Lecturing materi
oleh dosen, menunjukkan hasil yang
mempengaruhi
Sebaliknya
pada
cukup baik namun disini masih terlihat
menggunakan
metode
ketergantungan
mahasiswa
terlihat
mahasiswa
terhadap
saat
dosen
Lecturing, antusias
dosen yang cukup besar. Mereka masih
mendengarkan
menganggap bahwa dosen adalah satu-
menggunakan media berupa gambar
satunya
dan video untuk menarik perhatian
nara
sumber
yang
harus
karena
kemampuan
Apalagi
dosen
dosen
telah
menjelaskan dan membimbing mereka
mereka.
sedemikian rupa sehingga ketika dosen
menjelaskan
hanya memberikan topik yang harus
dibahas dengan jelas oleh mahasiswa.
poin-poin
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 145
yang
memang belum
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Karena
memang
tujuan
penggabungan metode lecturing model
Group
memberikan
dari
ELT
dan
kemampuan
mahasiswa
berkomunikasi
dan
Investigation
adalah
pemahaman
yang
dan
juga
meningkatkan dalam
menyampaikan
pendapat dengan menggunakan Bahasa
maksimal terhadap materi mata kuliah
Inggris.
ELT.
mahasiswa dalam bekerjasama dengan Evaluasi
pencapaian
yang
dilakukan pada akhir pelaksanaan model
Disamping
itu
kemampuan
orang lain juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
GI membuat mahasiswa memahami kekurangan-kekurangan
pada
diri
Kesimpulan
mereka, walaupun evaluasi tersebut kebanyakan namun
datangnya
sudah
dari
cukup
Hasil Penelitian tindakan kelas ini
dosen
membuktikan
mampu
penggunaan pembelajaran
diri
Group
Evaluasi
berupa
mekanisme,
gabungan
menimbulkan perubahan perilaku dalam mahasiswa.
bahwa atau
model
perkuliahan
Investigation
dan
Metode
penjelasan tentang kekurangan diri dan
Lecturing
juga kekurangan dari segi pelaksanaan
pemahaman mahasiswa terhadap materi
GI serta penekanan terhadap tanggung
mata
jawab
meningkatkan kemampuan mahasiswa
mereka
mekanisme
dalam
melaksanakan
perkuliahan
menggunakan
dengan
kedua model tersebut
untuk
tipe
kuliah
meningkatkan
ELT,
telah
berhasil
dalam memahami materi perkuliahan hal ini
dibuktikan
tidak
hanya
dengan
keterampilan
dosen
serta motivasi yang diberikan dosen
meningkatnya
terhadap mahasiswa tersebut membuat
dalam melaksanakan perkuliahan yang
mereka
secara tidak langsung akan berpengaruh
termotivasi
menampilkan
dan
berusaha
kemampuan
pada
kualitas
mereka dalam pelaksanaan perkuliahan
Tatapi
juga
yang selanjutnya. Perubahan-perubahan
mahasiswa
dalam
diri
meningkat
sehingga
tersebut
terbaik
kemudian
diimplementasikan dalam pelaksanaan
mereka
mekanisme
mengingat
yang
digunakan
dalam
siklus II.
perkuliahan terlihat
untuk
dari
tersebut. aktivitas
perkuliahan
juga
memudahkan
memahami
materi-materi
dan
perkuliahan
dengan lebih baik. Peningkatan tersebut
Mekanisme
yang
digunakan
juga dibuktikan dengan meningkatnya
dalam siklus II ini, telah sesuai dengan
hasil evaluasi akademik mahasiwa sejak
harapan
peneliti
tahap pra siklus hingga siklus II.
mampu
meningkatkan
yaitu
tidak
hanya
kemampuan
Mekanisme yang dihasilkan dari
pemahaman mahasiswa terhadap materi
Penelitian Tindakan kelas ini ada dua
mata kuliah ELT namun juga telah
belas tahapan, sebagaimana berikut:
mampu
meningkatkan
keaktifan
a. Tahap persiapan
mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 146
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty b. Menarik perhatian dan menjelaskan tujuan perkuliahan
lebih
baik
dan
lebih
aktif
dalam
mengikuti perkuliahan.
c. Menyampaikan apersepsi (advance organizer)
Daftar Pustaka
d. Menyampaikan materi perkuliahan Anas
yang baru e. Berinteraksi untuk
dengan
mengetahui
pemahaman
mahasiswa
sejauh
mana
mahasiswa
dan
memperkuat kerangka konseptual mereka f.
Mengidentifikasi topik dan mengatur mahasiswa kedalam kelompok
g. Merencanakan tugas yang akan di bahas. h. Melaksanakan investigasi i.
Menyiapkan laporn akhir
j.
Mempresentasikan laporan akhir
k. Evaluasi pencapaian l.
Evaluasi
kemampuan
akademik
mahasiswa Berdasarkan hasil rekomendasi
Anita Nurhidayat. pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap aktivitas dan penguasaan konsep pada pokok bahasan archaebacteria dan eubacteria siswa kelas x sman 3 bantul. SKRIPSI. 2011. Program studi pendidikan biologi fakultas sains dan eknologi UIN sunan kalijaga yogyakarta Best, J.W. 1981. Research in Education. Fourth Edition. Englewood-Cliff, New Jersey: Prentice- Hall Inc. Brown,
penelitian tersebut perlu kiranya bagi pihak
STAIN
Pamekasan
untuk
mengembangkan penelitian mengenai penggunaaan
Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
H.D. 2001. Teaching by Principles: an Interactive Approach to Language Pedagogy. Second Edition. White Plains, NY: Pearson Education.
metode-metode
perkuliahan
yang
meningkatkan
lain
kualitas
untuk
perkuliahan
_______, 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
dilingkungan STAIN Pamekasan. Bagi pihak
dosen
disarankan
STAIN untuk
Pamekasan menggunakan
gabungan metode GI dan Lecturing ini untuk
meningkatkan
tidak
hanya
kemampuan akademik mahasiswa tetapi juga
keaktifan
perkuliahan.
mahasiswa
Sedangkan
bagi
dalam para
mahasiswa diharapkan nantinya mereka terbiasa untuk berbicara di depan umum dengan gaya
Ellis, R. 1994. The Study of Second Language Acquisition. Walton Street, Oxford: Oxford University Press. Jw
Creswell. 2012. Educational Research. Fourth edition. Pearson: Boston.
Lightbown, D.M. & Spada, N. 1999. How Language Are Learned. Oxford: University Press.
dan gaya bahasa yang OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 147
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Luh Putu Artini. _Pemanfaatan metode lecturing committe dalam meningkatkan kualitas perkuliahan. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 43, nomor 3, Oktober 2010. Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: remaja Rosdakarya. Nana
Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nunan, D. 1991. Language Teaching Methodology. A textbook for Teachers. Maryland Avenue: Prentice Hall International Ltd. Nunan, D. 1999. Second Language Teaching & Learning. Boston, Mass: Heinle & Heinle Publishers. Oemar Hamalik. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Pica,
T.,
Barnes, G.A., & Finger, A.G.1990. Teaching Matters: Skills and Strategies for International Teaching Assistants. New York: Harper & Row, Inc.
Richard L Arends & Ann Killer. 2010. Teaching for Student Learning. New York : Routledge. Richards, J.C. & Rodgers, T.S. 1986. Approaches Methods in Language Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. Richards, J.C. & Renandya, W. A. 2002. Methodology in Language
Teaching. An Anthology of Current Practice. Cambridge: Cambridge University Press. Richards, J. C. 2001. Curriculum Development In Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Ryan, K & Cooper, J.M. 1984. Those Who Can, Teach Boston: Houghton Mifflin Company. Saiful Bahri Djamarah. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Hak Cipta. Sugiyono. 2009. Metode penelitian Pendidikan. (bandng:Alvabeta). Hal. 305-306. Suyanto & Asep Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global), Jakarta:Erlangga. S. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:Rineka Cipta. S Arikunto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Slavin. Robert E. 2008. Cooperative learning teori, riset dan praktik. Bandung:Nusa Media. Spencer
Kagan & Miguel Kagan. 2009.Kagan Cooperative Learning. San Clemente CA: Kagan Publising Company.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan KTP, FIP, UPI: Rajawali Pers.
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 148
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty Lampiran 1: Berikut adalah data statistik penghitungan rata-rata nilai formatif mahasiswa pada tahap pra siklus.
Tabel 1. Data statistik hasil test formatif, tujuh kelas pengampu mata kuliah ELT Statistics
N
Valid
Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D
Kelas E Kelas F
Kelas G
20
Missing 15
35
35
34
35
25
26
0
0
1
0
10
9
Mean
91.95
77.26
75.37
45.29
67.74
74.68
73.50
Median
95.50
77.00
77.00
44.00
69.00
77.00
76.50
a
Mode
96
75
70
36
62
78
78
Sum
1839
2704
2638
1540
2371
1867
1911
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Lampiran 2:
Tabel 2. Hasil test akademik mahasiswa pada siklus I No 1 2 3 4 5
Aspek Nilai rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah mahasiswa tuntas Jumlah mahasiswa yang tidak tuntas
Pencapaian 73.09 43 93 29 5
Gambar 1. Diagram prosentase ketuntasan dan ketidaktuntasan mahasiswa pada siklus I
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 149
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty
Tabel 2. Hasil test akademik mahasiswa pada siklus II No 1 2 3 4 5
Aspek Nilai rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah mahasiswa tuntas Jumlah mahasiswa yang tidak tuntas
Pencapaian 79.00 40 97 30 4
Gambar 2. Diagram ketuntasan dan ketidaktuntasan mahasiswa pada siklus II
Lampiran 3:
Tabel 3. Data hasil observasi aktivitas dosen dalam perkuliahan pada siklus I No Keterampilan Yang Diamati/indikator Skor 1 Keterampilan membuka perkuliahan 2 2 Keterampilan menerapkan model gabungan antara 3 GI dan Lecturing 3 Ketermpilan memberikan pertanyaan 4 4 Keterampilan menjelaskan (Lecturing) 3 5 Keterampilan melakukan variasi perkuliahan 3 6 Keterampilan mengelola kelas 3 7 Keterampilan membimbing diskusi kelompok 4 8 Keterampilan memberikan penguatan/motivasi 4 9 Keterampilan menutup perkuliahan 2 28 Jumlah total perolehan skor BAIK Kriteria Tabel 4.. Data hasil observasi aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan pada Siklus I No Indikator Jumlah nilai/skor 1 Emotional Activities (kesiapan dalam belajar) 2 2 Oral Activities ( mengajukan pertanyaan) 3 3 Oral Activities ( menjawab pertanyaan) 1 4 Writing Activities ( mencatat mandiri) 2 OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 150
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty
5 6
Writing Activities (menyusun laporan hasil analisis) listening Activities (menyimak penjelasan dosen/penjelasan mahasiswa yang lain) 7 Oral Activities (kerjasama dalam kelompok) 8 Motor Activities (mempresentasikan hasil diskusi) 9 Mental activities (menanggapi presentasi dari topik yang di sampaikan) 10 Mental activities (menganalisis masalah) 11 Writing activities (mengerjakan evaluasi) Jumlah total perolehan skor Kriteria skor
3 2 3 0 2 3 3 24 BAIK
Lampiran 4: Sedangkan hasil observasi pada siklus II yang dilakukan oleh kolaborator terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan, adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Data hasil observasi aktivitas dosen dalam perkuliahan pada siklus II No Keterampilan Yang Diamati/indikator skor 1 Keterampilan membuka perkuliahan 4 2 Keterampilan menerapkan model gabungan antara 4 GI dan Lecturing 3 Ketermpilan memberikan pertanyaan 6 4 Keterampilan menjelaskan (Lecturing) 4 5 Keterampilan melakukan variasi perkuliahan 3 6 Keterampilan mengelola kelas 4 7 Keterampilan membimbing diskusi kelompok 4 8 Keterampilan memberikan penguatan/motivasi 4 9 Keterampilan menutup perkuliahan 1 34 Jumlah total perolehan skor SANGAT BAIK Kriteria Tabel 6. Data hasil observasi aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan pada siklus II No Indikator Jumlah nilai/skor 1 Emotional Activities (kesiapan dalam belajar) 3 2 Oral Activities ( mengajukan pertanyaan) 4 3 Oral Activities ( menjawab pertanyaan) 3 4 Writing Activities ( mencatat mandiri) 2 5 Writing Activities (menyusun laporan hasil analisis) 5 6 listening Activities (menyimak penjelasan dosen/penjelasan 2 mahasiswa yang lain) 7 Oral Activities (kerjasama dalam kelompok) 4 8 Motor Activities (mempresentasikan hasil diskusi) 3 9 Mental activities (menanggapi presentasi dari topik yang di 4 sampaikan) 10 Mental activities (menganalisis masalah) 4 OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 151
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GABUNGAN (Group Investigation dan Lecturing) Eva Nikmatul Rabbianty
11 Writing activities (mengerjakan evaluasi) Jumlah total perolehan skor Kriteria skor
OKARA, Vol. 2, Tahun IX, Nopember 2014 152
11 38 SANGAT BAIK