tp
ht
w
w
://
.t
w
o.
.g
ps
.b
ab
ik
un
nt
bi
uk
el
id
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
BAB I PENJELASAN UMUM
1.1. PENJELASAN UMUM
id
Perencanaan pembangunan ekonomi, memerlukan
.g
o.
bermacam data statistik sebagai dasar berpijak dalam
ps
menentukan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan
ab
.b
dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan yang telah
ik
diambil pada masa lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-
nt
un
hasilnya. Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif
bi
diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan
el
uk
pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran akhir
dari
proses
pembangunan
adalah
w
w
Tujuan
w
.t
yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
://
memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ht
tp
Untuk itu seluruh program pembangunan diarahkan pada masyarakat. Agar pembangunan dapat mencapai tujuannya maka harus didasari oleh proses perencanaan yang matang yang ditunjang oleh adanya ketersediaan berbagai data statistik yang akan digunakan sebagai bahan dasar dalam menentukan dan mengarahkan program pembangunan untuk maksimalnya hasil guna dan daya guna.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
1
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbesar meningkatkan masyarakat,
pemerataan meningkatkan
kesempatan kerja,
pembagian hubungan
pendapatan
ekonomi
dan
mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor
id
primer kesektor sekunder dan tersier .
pendapatan
regional
maka
perlu
disajikan
statistik
sebagai
bahan
.g
masyarakat,
ps
pendapatan
o.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan berkala
ab
.b
secara
ik
perencanaan pembangunan regional khususnya dibidang
bi
nt
un
ekonomi .
uk
1.2. PERUBAHAN TAHUN DASAR HARGA KONSTAN 1993
.t
el
MENJADI HARGA KONSTAN 2000 (RE-BASING)
w
w
1.2.1. LATAR BELAKANG
://
w
Tahun dasar merupakan satu konsep penting yang
ht
tp
secara spesifik digunakan untuk penghitungan PDB atau PDRB. Konsep ini digunakan untuk penghitungan PDB/PDRB, baik dari sisi produksi (sektoral) maupun sisi penggunaan (permintaan). Dari pendekatan ini dapat diturunkan estimasi PDB/PDRB
atas
dasar
harga
konstan
(adhk)
yang
menggambarkan perubahan nilai PDB/PDRB yang hanya dipengaruhi oleh perubahan volume atau kuantum . Secara total,
estimasi
PDB/PDRB
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
tersebut
menggambarkan
2
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
perubahan ekonomi secara “nyata (riil)” di suatu negara atau wilayah. Dalam
rekomendasi
yang
dibuat
oleh
PBB
dijelaskan bahwa tahun dasar yang digunakan dalam PDB/PDRB
seharusnya
selalu
(up-date)
diperbaharui
mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi. Idealnya
id
perubahan tahun dasar ini dilakukan setiap 5 atau 10 tahun
o.
sekali yang dilakukan melalui proses “Rebasing”. Secara
ps
.g
sederhana “Rebasing” ini diartikan sebagai suatu proses dipakai dalam
ab
.b
penetapan kembali tahun dasar baru yang
ik
penghitungan PDB/ PDRB.
un
Lebih jauh dalam panduan yang disusun oleh PBB untuk
memperbaharui
uk
berupaya
bi
nt
tersebut dikatakan bahwa agar seluruh negara selalu tatacara
serta
teknik
.t
el
perhitungan PDB dengan menggunakan tahun dasar yang
w
w
dianggap lebih “up to-date” dengan menggunakan kaidah-
://
w
kaidah yang terkini, sehingga informasi yang dihasilkan akan
tp
selalu relevan dan mampu menjelaskan perubahan atau
ht
phenomena ekonomi yang terjadi. Dengan dasar tersebut maka dipandang perlu untuk merubah tahun dasar dalam penghitungan
PDB/PDRB
yang
selanjutnya
digunakan
sebagai tahun rujukan (reference year)
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
3
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
1.2.2. TAHUN DASAR Tahun dasar merupakan salah satu tahun yang ditetapkan sebagai dasar waktu rujukan bagi penghitungan PDB/PDRB.
Berawal
dari
titik
waktu
tersebut
seluruh
perkembangan dan pertumbuhan kinerja ekonomi akan diukur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penetapan
id
tahun dasar merupakan suatu langkah penting dan strategis
o.
bagi terwujudnya kualitas data PDB/PDRB yang lebih baik
ps
.g
khususnya untuk tahun-tahun setelah tahun dasar. Ketidak-
ik
terhadap mutu data PDB/PDRB.
ab
.b
tepatan dalam penentuan tahun dasar akan berakibat buruk
un
Tahun dasar tersebut digunakan sebagai pijakan untuk
bi
nt
menghitung perubahan-perubahan agregat ekonomi, seperti:
uk
nilai riil, struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi dan
w
secara
keseluruhan
maupun
masing-masing
w
PDB/PDRB
.t
el
tingkat perkembangan harga (indeks implisit), baik untuk
://
w
komponen permintaan akhir. Selain itu tahun dasar juga
tp
dipakai sebagai waktu rujukan atau menjadi tahun konstan
ht
(tetap) dalam pengukuran PDB/PDRB terutama jika ingin mengesampingkan aspek harga. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah membandingkan/menilai seluruh data pada tahun berjalan dengan data pada tahun dasar. Karena
tidak
semua
tahun
kondisinya
cukup
“representatif” untuk dijadikan sebagai tahun dasar, maka
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
4
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
diperlukan beberapa persyaratan untuk memilihnya, yakni, pada tahun tersebut : a. Kondisi ekonomi relatif stabil (aspek riil dan moneter), tidak terjadi peristiwa-peristiwa besar yang menyebabkan kegiatan ekonomi berjalan secara tidak “normal”. b. Awal dari suatu peristiwa besar di mana semua hasil
id
pembangunan (kinerja) ekonomi akan dibandingkan
o.
dengan kondisi saat itu.
ps
.g
c. Kelengkapan data dasar yang digunakan sebagai input (kuantum)/indikator
produk,
harga/indikator
ik
produk
ab
.b
dalam penyusunan PDB/PDRB, baik yang berupa data
un
harga, struktur input, data pelengkap (mark-up), indeks
bi
nt
harga, destinasi produk dan sebagainya, cukup memadai.
uk
Mengingat besarnya peranan tahun dasar dalam PDB/PDRB,
maka
penetapannya
harus
.t
el
penghitungan
w
pengalaman
menunjukkan
bahwa
adanya
://
Berdasar
w
w
didasarkan pada pertimbangan yang hati-hati dan bijaksana.
tp
perubahan tahun dasar akan menyebabkan perubahan-
ht
perubahan terhadap besaran data PDB/PDRB dan berbagai data turunannya. Kondisi ini tentunya akan membawa dampak terhadap berbagai pihak yang menggunakan data PDB/PDRB. Untuk itu dalam penetapan tahun dasar perlu dIlibatkan berbagai pihak atau instansi yang berkepentingan terhadap data PDB/PDRB.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
5
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
1.2.3. ALASAN DIPERLUKANNYA REBASING Pada hakekatnya “re-basing” atau dalam istilah lain disebut pula sebagai “re-referrence”
merupakan suatu
perubahan tahun dasar yang telah digunakan selama ini dalam penghitungan PDB/PDRB dengan suatu tahun yang dianggap representatif. Penetapan tahun dasar baru tersebut
id
didasarkan pada pernyataan yang tertuang dalam buku
o.
System of National Accounts (1993) sebagai berikut:
ps
.g
“In general, constant price series should not be
.t
el
uk
bi
nt
un
ik
ab
.b
allowed to run for more than 5, or all the most, 10 years without rebasing. It is therefore recommended that disag-gregated constant price data should be published for as many of the flows of goods and services in the system as possible, with a change of base year about every 5 years (par. 16.76)”
w
w
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan lebih jauh bahwa
://
w
sebaiknya tahun dasar dirubah se-sering mungkin atau
ht
tp
minimal setiap 5 tahun sekali. Untuk Indonesia, tahun dasar baru yang ditetapkan adalah tahun 2000. Alasan yang melatar-belakangi penentuan tahun tersebut adalah sebagai berikut: a. Karena seri data PDB/PDRB yang menggunakan tahun dasar sebelumnya (1993) dianggap sudah terlalu tua (lama). Selain itu seri tahun dasar tersebut dianggap
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
6
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi. b. Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP), agar hasil pengukuran PDB yang diperoleh dapat dibandingkan secara langsung.
id
c. Tahun 2000 merupakan awal berlangsungnya proses
o.
pemulihan ekonomi Indonesia setelah dilanda oleh krisis
ps
.g
ekonomi sejak dari tahun 1998.
ab
.b
d. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2000 relatif perangkat
data
un
e. Tersedianya
ik
stabil.
yang
lengkap
yang
bi
nt
disajikan dalam Tabel I-O tahun 2000. Melalui tabel IO,
uk
keseimbangan antara transaksi “Supply” dan “Demand”
.t
el
atas berbagai produk barang dan jasa di wilayah
w
w
domestik dapat dikontrol dengan lebih baik.
://
w
f. Tersedianya perangkat data SNSE tahun 2000, yang
tp
menyajikan informasi mengenai keseimbangan antara
ht
penerimaan dan konsumsi nasional. Perangkat ini khususnya digunakan sebagai kontrol dalam pengukuran PDB menurut penggunaan.
g. Adanya pembaharuan konsep-konsep yang berbasis pada SNA(’93), meski belum seluruh konsep dapat diaplikasikan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
7
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Dengan alasan-alasan tersebut maka pertimbangan untuk mengganti tahun dasar merupakan suatu kebutuhan utama bagi penyempurnaan estimasi data PDB baik di tingkat nasional maupun PDRB regional. Proses perubahan atau penetapan tahun dasar baru yang disebut sebagai “Rebasing” ini didasarkan pada beberapa prinsip utama berkut:
id
“Re-basing” dibangun untuk penghitungan PDB/PDRB menurut
masing-masing
.g
maupun
ps
(total)
o.
menurut runtun waktu (time series) baik secara keseluruhan komponen
ab
.b
penggunaan akhir “Re-basing” sebaiknya dilakukan hanya
ik
untuk waktu yang terbatas, karena semakin panjang selang
un
waktu yang dipakai maka kemungkinan semakin besar
bi
nt
hasilnya menjadi bias atau kurang merefleksikan keadaan
uk
sebenarnya. “Re-basing”
dianjurkan untuk tidak disusun
.t
el
pada tahun-tahun sebelum tahun dasar (2000), kecuali
w
w
untuk keperluan penyusunan model-model ekonomi.
://
w
Dalam proses “Re-basing” tahun yang dipilih sebagai tahun
tp
dasar baru harus merupakan tahun di mana kondisi
ht
ekonomi relatif stabil. Selain itu pada tahun dasar tersebut data dasar yang digunakan sebagai dasar penyusunan PDB/PDRB harus lengkap
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
8
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
1.2.4. IMPLIKASI ATAS REBASING Secara historis, dalam penghitungan
PDB
Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan tahun dasar, yang dimulai dari tahun 1960. Kemudian dilembagakan dengan menggunakan interval tetap yaitu untuk setiap 10 tahun sekali, yang meliputi tahun 1973,
id
tahun 1983 dan tahun 1993. Sementara di tingkat regional
o.
(PDRB) sebelum tahun 1973 masih mempunyai tahun
ps
.g
dasar yang berbeda-beda antar wilayah. Kemudian mulai
ab
.b
tahun 1973 dilakukan penyeragaman tahun dasar antara
ik
PDB di tingkat nasional dan PDRB di tingkat regional
un
(propinsi dan kabupaten). Pada saat ini tahun 2000 telah
bi
nt
ditetapkan sebagai tahun dasar baru untuk PDB maupun
uk
PDRB.
.t
el
Penyeragaman tahun dasar ini penting untuk
w
w
alasan keterbandingan, harmonisasi (penyelarasan) serta
://
w
konsistensi perangkat data PDB/PDRB tersebut. Dengan
tp
tersedianya
data
PDB
maupun
PDRB
dengan
ht
menggunakan tahun dasar yang sama akan memudahkan pemakai data dalam melakukan analisis keterbandingan bahkan
dalam
membangun
model-model
ekonomi
(pembangunan). Selain itu penyamaan tahun dasar ini diharapkan juga dapat memperkecil perbedaan hasil pengukuran PDB yang disusun secara nasional dengan PDRB yang disusun pada hirarkhi yang lebih rendah.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
9
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Dengan adanya perubahan tahun dasar ini diyakini akan memberi dampak terhadap perbedaan hasil pengukuran
PDB
menggunakan
yang
tahun
telah
dasar
dihitung
sebelumnya.
dengan
Perbedaan-
perbedaan penting ini ditandai dengan perbedaan pada: nilai nominal (adhb) jika ada perbaikan lingkup, nilai nyata
id
(adhk), struktur (komposisi) ekonomi, pertumbuhan riil,
o.
serta indeks implisit PDB/PDRB pada masing-masing
ps
.g
komponen penggunaan. Meskipun perbedaan ini dapat
ab
.b
dijelaskan secara ilmiah tetapi yang akan dirasakan adalah
un
ik
dampak politisnya.
bi
nt
1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN STATISTIK PENDAPATAN
uk
REGIONAL.
.t
el
Statistik pendapatan regional yang disajikan dengan lengkap akan dapat menggambarkan berbagai
w
w
baik dan
://
w
fenomena antara lain :
tp
Produk domestik regional bruto yang disajikan atas dasar
ht
harga konstan, akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral. Pertumbuhan perekonomian yang timbul tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk masing-masing tahun,
maka
perkembangan
akan
dapat
pula
pendapatan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
mencerminkan
perkapita
tingkat
penduduk.
Jika
10
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
pendapatan perkapita penduduk suatu daerah dibandingkan dengan pendapatan perkapita daerah lain, maka angka-angka tersebut
dapat
dipakai
membandingkan
tingkat
sebagai kemakmuran
indikator
untuk
material
dengan
daerah lainnya. Penyajian Produk Domestik regional bruto
baik atas dasar
id
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, juga dapat
o.
digunakan sebagai indikator untuk melihat inflasi ataupun
ps
.g
deflasi yang terjadi. Demikian pula apabila disajikan secara
ab
.b
sektoral akan dapat juga memberi gambaran tentang struktur
ik
perekonomian suatu daerah. disajikan
secara
nt
yang
berkala,
wajar
dan
bi
Regional
un
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendapatan
uk
komprehensif akan diketahui
.t
el
a. Indikator tingkat pertumbuhan perekonomian.
w
w
b. Indikator tingkat perkembangan pendapatan per kapita.
://
w
c. Indikator tingkat kemakmuran masyarakat.
tp
d. Indikator tingkat inflasi dan deflasi.
ht
e. Indikator dari struktur perekonomian suatu daerah.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
11
tp
ht
w
w
://
.t
w
o.
.g
ps
.b
ab
ik
un
nt
bi
uk
el
id
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
BAB II
id
KONSEP DAN DEFINISI
.g
o.
Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi Seperti
telah
diterangkan
.b
ekonominya.
sebelumnya
ab
neraca
ps
perekonomian suatu negara atau daerah dapat dilihat melalui
ik
perhitungan perhitungan ini dapat dibuat dalam berbagai bentuk
nt
un
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dalam bab ini akan diuraikan
bi
konsep dan definisi yang digunakan untuk perhitungan pendapatan
w
.t
el
uk
regional.
w
Konsep dan definisi menjadi amat penting untuk memahami lebih
://
w
lanjut mengenai data yang tersedia. Arti, wujud fisik, karakteristik,
ht
tp
batasan dan sifat kegiatan tentang eksistensi, perubahan dan perpindahan suatu barang & jasa harus tercermin jelas dalam konsep dan definisi. Definisi yang berbeda akan menghasilkan data yang berbeda pula. Perlu diingat bahwa konsep dan definisi yang termaktub dalam buku ini pada dasarnya untuk tujuan penyusunan neraca regional.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
12
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
2.1. KONSEP DOMESTIK DAN REGIONAL Wilayah perekonomian yang akan diselidiki untuk membuat suatu perhitungan pendapatan nasional adalah suatu negara, sedang untuk membuat suatu perhitungan pendapatan regional adalah suatu daerah dari suatu negara. Pengertian daerah disini dapat merupakan Daerah Tingkat I (Provinsi) atau Daerah Tingkat II
.g
o.
id
(Kabupaten/Kota) dan Desa.
ps
Transaksi ekonomi yang akan dihitung adalah transaksi yang
ab
.b
terjadi dalam wilayah domestik suatu daerah, dan transaksi yang
nt
un
ik
dilakukan oleh masyarakat (resident) dari daerah tersebut.
el
uk
bi
Produk Domestik dan Produk Regional
yang
beroperasi
w
ekonomi
w
.t
Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan di
wilayah
domestik,
tanpa
://
w
memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki
ht
tp
oleh penduduk daerah tersebut, merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Yang dimaksud dengan wilayah domestik suatu daerah adalah meliputi daratan dan lautan yang berada di dalam batasbatas geografis daerah tersebut. Wilayah administratif suatu Pemerintahan dengan Tingkat 1, Tingkat 11 dan Desa merupakan wilayah domestik provinsi, kabupaten/ kota dan desa.Kenyataan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
13
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
menunjukkan
bahwa
sebagian
dari
faktor
produksi
yang
digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor di luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima
id
penduduk daerah tersebut.
.g
o.
Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah ini
ps
(termasuk juga dari dan ke luar negeri) yang pada umumnya berupa
ab
.b
upah/gaji, bunga, deviden dan keuntungan maka timbul perbedaaan
nt
un
ik
antara produk domestik dan produk regional.
bi
Yang dimaksud dengan produk regional adalah produk domestik
el
uk
ditambah dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah/negeri
w
.t
dikurang dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar daerah/negeri
w
tersebut. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan
ht
tp
://
w
oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah. 2.2. AGREGAT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
14
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup komponenkomponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing
id
sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi,
o.
akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
ab
.b
ps
.g
pasar.
ik
b. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar
nt
un
Perbedaan antara konsep neto di sini dan konsep bruto di atas, ialah
bi
karena pada konsep bruto di atas; penyusutan masih termasuk di
uk
dalamnya, sedangkan pada konsep neto ini komponen penyusutan
.t
el
telah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas
w
w
dasar harga pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk
w
Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar. Penyusutan
tp
://
yang dimaksud di sini ialah nilai susutnya (ausnya) barang-barang
ht
modal yang terjadi selama barang-barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan pennyusutan yang dimaksud di atas.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
15
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
c. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor Perbedaan antara konsep biaya faktor di sini dan konsep harga pasar di atas, ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini
o.
id
meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan lain-lain
.g
pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak
ps
langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada biaya produksi
ab
.b
atau pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga
ik
barang. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang
un
berakibat menaikkan harga tadi, ialah subsidi yang diberikan
bi
nt
pemerintah kepada unit-unit produksi, yang bisa mengakibatkan
uk
penurunan harga. Jadi pajak tidak langsung dan subsidi satu
berpengaruh
w
yang
.t
el
mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, hanya menaikkan
sedang
yang
lain
w
w
menurunkan harga, hingga kalau pajak tidak langsung
tp
://
dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung neto. Kalau
ht
Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor. d. Pendapatan Regional Dari konsep-konsep yang diterangkan di atas dapat diketahui bahwa Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
16
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah. Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul atau merupakan pendapatan yang berasal dari daerah tersebut. Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi pendapatan
id
penduduk daerah itu, sebab ada sebagian pendapatan yang
o.
diterima oleh penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan
ps
.g
yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi
ab
.b
beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya
ik
keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang
un
luar yaitu milik orang yang mempunyai modal tadi. Sebaliknya
bi
nt
kalau ada penduduk daerah ini yang menambahkan modalnya
uk
di luar daerah maka sebagian keuntungan perusahaan tadi
.t
el
akan mengalir ke dalam daerah tersebut, dan menjadi
w
w
pendapatan dari pemilik modal tadi. Kalau Produk Domestik
://
w
Regional Neto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan
tp
pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan
ht
yang mengalir ke dalam tadi, maka hasilnya akan merupakan Produk Regional Neto yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benarbenar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di daerah yang dimaksud. Produk Regional Neto inilah yang merupakan Pendapatan Regional.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
17
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
e. Pendapatan Regional Perkapita Bila Pendapatan Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu Pendapatan perkapita. f. Ringkasan Agregat PDRB
id
Dari apa yang diuraikan di atas, maka konsep-konsep yang dipakai
.g
Produk Domestiik Regional Bruto atas dasar harga
ps
(1)
o.
dalam Pendapatan Regional dapat diurutkan sebagai berikut:
ab
.b
pasar (GRDP at market prices), minus: penyusutan, Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar
un
(2)
ik
akan sama dengan:
bi
nt
(NRDP at market prices), minus: pajak tidak langsung
el
Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor
.t
(3)
uk
neto, akan sama dengan:
w
w
(NRDP at factor prices), plus: pendapatan neto yang
://
w
mengalir dari ke daerah lain/luar negeri, akan sama dengan: Pendapatan Regional (Regional Income)
(5)
Pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi
ht
tp
(4)
Pendapatan Regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
18
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL
o.
id
Biaya Antara : Bibit, Pupuk, Obatobatan, bahan baku, bahan penolong, listrik, jasa perbankan, alatalat, sewa bangunandan mesin, jasa lainnya dan sebagainya. Tidak termasuk pembelian barang-barang modal
ps
.g
Penyusunan
ab
.b
Pajak Tidak Langsung Netto
el
uk
bi
nt
un
ik
Upah dan Gaji Sewa Tanah, royalti Bunga Modal Keuntungan (Deviden dan laba ditahan)
Pajak pendapatan perusahaan, keuntungan yang dibagikan, Iuran kesejahteraan sosial Pajak rumah tangga, Transfer oleh rumah tangga
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
Pendapatan Siap Dibelanjakan (Dispoable Income)
Pendapatan orang – seorang (Personal Income)
Pendapatan Regional
PDRN Biaya Faktor
PDRN Harga Pasar
PDRB Harga Pasar
Tabel Out - Put
ht
tp
://
w
w
w
.t
Pendapatan Netto dari Luar Daerah / Luar Negeri Transfer yang diterima rumah tangga, bunga Netto atas hutang Pemerintah
Keterangan : PDRB : Produk Domestik Regional Bruto PDRN : Produk Domestik Regional Netto PRN : Produk Regional Netto
19
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
2.3 METODE PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU Pendapatan Regional Kabupaten/Kota atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui due metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang dimaksud dengan metode
id
langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data
.g
o.
yang bersumber dari daerah. Metode langsung akan dapat
ps
memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi setiap daerah. Di samping data
statistik
daerah
yang
temah.
Hasil
ik
menyempurnakan
ab
.b
itu manfaat pemakaian data daerah dapat digunakan untuk
un
penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa
bi
nt
yang dihasilkan daerah ini.
.t
el
macam pendekatan yaitu:
uk
Metode langsung dapat dilakukan dengan meneggunakan 3
w
w
a. Pendekatan produksi
://
w
b. Pendekatan pendapatan
tp
c. Pendekatan pengeluaran.
ht
Metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan cara alokasi yaitu mengalokir pendapatan regional provinsi menjadi pendapatan regional kabupaten/kota dengan memakai berbagai macam indikator produksi atau indikator lainnya yang cocok sebagai sebagai alokator. Dalam prakteknya, kadang-kadang metode alokasi terpaksa digunakan dalam memperkirakan data provinsi dan kabupaten/kota
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
20
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
untuk sektor-sektor tertentu seperti penerbangan, pelayaran, dan segala bentuk cabang usaha yang mempunyai kantor pusat di lain daerah. Hasil metode alokasi dapat juga digunakan selaku kontrol terhadap penghitungan pendapatan
regional masing-masing
kabupaten/kota. Salah satu asumsi yang dipergunakan di dalam
id
metode alokasi adalah tersedianya data pendapatan regional provinsi metode
alokasi
untuk
Kabupaten
.g
hasil
ps
baik,
o.
yang baik. Tanpa adanya data pendapatan regional provinsi yang tidak
akan
ab
.b
memuaskan. Namun tidak dapat disangkal bahwa penggunaan
ik
metode alokasi dapat pule digunakan untuk mengecek metode
un
langsung. Sebaliknya metode langsung dapat juga membantu
uk
bi
nt
penyempurnaan perhitungan pendapatan regional provinsi.
.t
el
2.3.1. METODE LANGSUNG
w
w
a. Pendekatan Produksi
w
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah
tp
://
dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan
ht
ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masingmasing nilai produksi bruto tiap-tiap sektor atau subsektor. Pendekatan ini biasa juga disebut dengan pendekatan
nilai
tambah. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
21
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
b. Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalar menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak, tak langsung neto. Untuk sektor pemerintahan dan usahausaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak
id
diperhitungkan. Yang termasuk dalam surplus usaha disini adalah
ps
.g
o.
bunga, sewa tanah dan keuntungan.
ab
segi
pengeluaran
ik
dari
bertitik
tolak
pada
un
Pendekatan
.b
c. Pendekatan Pengeluaran
nt
penggunaan akhir dari barang
dan jasa dalam wilayah
uk
bi
kabupaten/kota. Jadi produk domestik regional dihitung dengan
el
cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang
w
.t
membentuk produk domestik regional tersebut. Secara umum
w
w
pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai cara
tp
://
sebagai berikut:
ht
(a) Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang, metode penjualan eceran dan metode penilaian eceran. (b) Melalui pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan & pengeluaran rumah tangga metode data anggaran belanja, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar negeri. Pada prinsipnya kedua cara ini dimaksudkan untuk
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
22
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
memperkirakan komponen-komponer permintaan akhir seperti: konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto dan perdagangan antar wilayah (termasuk ekspor dan impor). 2.3.2. METODE TIDAK LANGSUNG (METODE ALOKASI) Yang dimaksud dengan metode alokasi pendapatan
id
regional provinsi adalah menghitung pendapatan regional
o.
kabupaten/kota dengan cara mengalokir angka pendapatan regional
ps
.g
provinsi untuk tiap-tiap kabupaten/kota dengan menggunakan
ab
.b
alokator tertentu. Alokator yang dapat dipergunakan dapat
bi
nt
(b) Jumlah produksi fisik
un
(a) Nilai produksi bruto atau neto
ik
didasarkan atas:
uk
(c) Tenaga kerja
.t
el
(d) Penduduk, dan
w
w
(e) Alokator lainnya yang dianggap cocok untuk daerah tersebut.
://
w
Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator
tp
tersebut dapat diperhitungkan prosentase bagian masing- masing
ht
kabupaten/kota terhadap nilai tambah setiap sektor atau subsektor. Urutan sederhana dari cara alokasi untuk kabupaten/kota dapat diuraikan berikut: 1.
Melalui inventarisasi data sekunder, kumpulkanlah sebanyak mungkin data/informasi untuk semua kabupaten/kota. Data yang dikumpulkan meliputi: data produksi, indikator produksi, tarif, harga dan lainnya, masing- masing per kabupaten/kota.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
23
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
2.
Sebaiknya penghitungan dengan cara alokasi, dilihat dari segi
pengumpulan
data
dan
proses
penghitungan,
dilakukan bersamaan dengan penghitungan provinsi. 3.
Hitunglah nilai produksi untuk sektor/kegiatan yang memang dimungkinkan dihitung. Perhitungannya adalah: - Kwantum produksi x harga (masing-masing kabupaten/kota) Jumlah
indikator
produksi
x
tarif
o.
kabupaten/kota)
.g
Hitunglah nilai tambah untuk masing-masing sektor/kegiatan
ps
4.
(masing-masing
id
-
ab
.b
untuk semua kabupaten/kota sebagai berikut:
ik
(a) Untuk sektor yang tersedia nilai produksinya:
un
Oi xNTB ∑ Oi
bi
nt
NTBi =
= Nilai Tambah Bruto untuk kabupaten/kota i.
el
uk
dimana: NTBi Oi
w
w
w
ΣOi
.t
= Nilai Produksi untuk kabupaten/kota i.
://
n
= Jumlah nilai produksi untuk n kabupaten/kota = Banyaknya kabupaten/kota di provinsi
ht
tp
NTB = Nilai Tambah Bruto suatu sektor di provinsi
Perlu diingat bahwa ΣOi tidak selalu sama dengan output provinsi untuk perhitungan provinsi yang dilakukan secara terpisah.
b. Untuk sektor yang tidak tersedia nilai produksinya:
NTB i =
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
Xi xNTB ∑ Xi
24
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dimana: X, = Jumlah indikator produksi untuk kabupaten/kota i. ΣXi = Jumlah indikator produksi untuk n kabupaten/kota. Pilihlah secara tepat indikator produksi yang dipakai sebagai alokator,
dengan
pertimbangar
indikator
tersebut
dapat
o.
id
menggambarkan sebaik mungkin produksi yang sebenarnya.
ps
.g
2.4. METODE PENGHITUNGAN PDRB ATAS DASAR HARGA
ab
.b
KONSTAN berlaku
dari
tahun
ke
un
harga
ik
Perkembangan produk domestik regional bruto atas dasar tahun
menggambarkan
bi
nt
perkembangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam
uk
volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan
.t
el
dalam tingkat harganya. Oleh karenanya untuk dapat mengukui
w
w
perubahan volume produksi atau perkembangan produktivitas
://
w
secara nyata, faktor pengaruh atas perubahan harga perlu
ht
konstan.
tp
dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas dasar harga Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam perencanaan ekonomi proyeksi dan untuk menilai pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. Produk domestik menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan apabila dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan barang modal yang dipakai dalam proses produksi dapat memberikan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
25
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
gambaran tentang tingkat produktivitas dan kapasitas produksi dari masing-masing lapangan usaha tersebut. Produk riil per kapita biasanya juga dipakai sebagai indikator untuk menggambarkan perubahaf tingkat kemakmuran ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk perencanaan dan proyeksi pada masa yang akan datang atau ramalan dan penentuan target, selalu bertitik tolak dari
id
penghitungan atas dasar hargi konstan.
o.
Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga
ps
.g
mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang
ab
.b
dinilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, Revaluasi atas kuantum pada tahun berjalan dengan harga
un
(a).
ik
suatu nilai atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan cara:
bi
nt
tahun dasar.
uk
Cara ini adalah mengalikan kuantum pada tahun yang
.t
el
berjalan dengan harga tahun dasar. Hasilnya adalah nilai azas
w
Ekstrapolasi atas nilai tahun dasar dengan suatu indeks
://
(b).
w
w
dasar harga konstan.
tp
kuantum.
ht
Cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100. (c).
Deflasi atas suatu nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga. Cara ini adalah membagi nilai tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
26
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Dan sudut teori, indeks kuantum dalam hal ekstrapolasi haruslah yang disusun menurut rumus Laspeyres sedangkan indeks harga untuk hal deflasi haruslah yang disusun menurut rumus Paasche. Namun, dalam prakteknya dijumpai beberapa masalah. Tersedianya data indeks harga yang disusun menurut rumus Paasche merupakan suatu masalah. Hal ini disebabkan karena
id
indeks ini membutuhkan timbangan kuantum dari tahun yang
o.
berjalan yang berarti bahwa setiap tahun suatu timbangan
ps
.g
harus ditentukan. Oleh karena itu maka biasanya pilihan
ab
.b
penyusunan indeks lebih sering memakai rumus Laspeyres.
ik
Karena dalam praktek seringkali hanya indeks Laspeyres yang
un
tersedia, indeks ini dipakai untuk menghitung nilai atas dasar
bi
nt
harga konstan. Dalam hal deflasi nilai atas dasar harga berlaku,
uk
pemakaian indeks harga dengan rumus Laspeyres menimbulkan
.t
el
suatu kesalahan dalam hasil estimasinya. Kesalahan ini akan makin
w
w
besar apabila perbedaan antara timbangan pada tahun dasar
://
w
dengan timbangan pada tahun yang berjalan makin besar.
tp
Perkiraan produk/pendapatan domestik atas dasar harga
ht
konstan dapat dilakukan pada PDRB menurut lapangan usaha dengan cara menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan untuk berbagai lapangan usaha, atau terhadap PDRB menurut pengeluaran yaitu dengan menghitung komponen-komponen pengeluaran atas dasar harga konstan. 2.5. KLASIFIKASI SEKTOR
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
27
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Kegiatan ekonomi yang terjadi di suatu negara/daerah beraneka ragam sifat dan jenisnya. Berbagai kegiatan yang bercorak ragam ini perlu dikelompokkan sesuai dengan jenis kegiatan
yang
sama,
sehingga
dengan
demikian
dapat
ditentukan apakah suatu kegiatan termasuk dalam kelompok kegiatan
ekonomi
tertentu
seperti
misalnya
pertanian,
id
industri, jasa-jasa dan sebagainya. Pengelompokkan kegiatan
o.
ekonomi sering pula disebut Klasifikasi Sektor Lapangan Usaha.
ps
.g
Pembagian kegiatan ekonomi ke dalam sektor didasarkan
ab
.b
pada kesamaan dan kebiasaan satuan ekonomi dalam cara sektor
dan
penggunaan
un
masing-masing
ik
berproduksi, sifat dan jenis barang dan jasa yang dihasilkan oleh barang
dan
jasa
bi
nt
bersangkutan. Yang dimaksud dengan cara berproduksi dalam
uk
penyusunan klasifikasi ini adalah yang berkaitan dengan
w
w
dan jasa tersebut.
.t
el
proses, teknologi dan organisasi dalam menghasilkan barang
://
w
Keseragaman konsep/definisi dan klasifikasi diperlukan dalam
tp
rangka keterbandingan antara data yang dihasilkan, sehingga
ht
gambaran mengenai perkembangan dan perbedaan antarwilayah, antarwaktu atau antar karakteristik tertentu dapat dilakukan. Dalam upaya memperoleh keterbandingan data yang dihasilkan oleh berbagai negara. PBB menerbitkan publikasi mengenai
Klasifikasi
Lapangan
Usaha
yang
berjudul:
International Standard Industrial Dassification of All Economic Activities (ISIC). Publikasi ini telah direvisi beberapa kali, sesuai
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
28
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dengan perkembangan yang terjadi. Revisi pertama diterbitkan pada tahun 1958, revisi kedua diterbitkan tahun 1968 dan revisi ketiga tahun 1990. Dalam klasifikasi lapangan usaha secara internasional, lapangan usaha dibagi dalam sepuluh sektor sebagai berikut: (1)
Pertanian : Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian
(3)
Industri Pengolahan
(4)
Listrik, Gas dan Air Bersih
(5)
Konstruksi
(6)
Perdagangan Besar dan Eceran, Restoran dan
ik
ab
.b
ps
.g
o.
id
(2)
un
Perhotelan.
Pengangkutan dan Komunikasi
(8)
Lembaga Keuangan, Usaha Persewaan Bangunan dan
uk
bi
nt
(7)
w
Pemerintahan dan Jasa Swasta (Jasa Sosial, Hiburan dan
w
(9)
.t
el
Jasa Perusahaan
Kegiatan yang belum jelas batasannya.
tp
(10)
://
w
Perorangan)
ht
Untuk pengumpulan data secara nasional, biasanya terhadap klasifikasi yang diterbitkan oleh PBB ini dilakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi yang berlaku di tiap negara. Demikian juga halnya dengan di Indonesia, BPS menerbitkan Klasifkasi Lapangan Usaha
Indonesia
(KLUI)
yang
menjadi
pegangan
bagi
pengumpulan statistik di Indonesia. Dalam penyusunan pendapatan nasional ataupun pendapatan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
29
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
regional, klasifikasi sektor yang dipakai terdiri dari 9 sektor sebagai berikut: (1) Pertanian, (2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri pengolahan, (4) Listrik, Gas dan Air Bersih,
.g ps
(7) Pengangkutan dan Komunikasi,
o.
(6) Perdagangan, Restoran dan Perhotelan,
id
(5) Konstruksi,
ab
.b
(8) Keuangan, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan,
ik
(9) Jasa- Jasa.
un
Sektor-sektor tersebut dapat dirinci lagi dalam berbagai
bi
nt
subsektor.
uk
Pembagian sektor-sektor menjadi subsektor dan rincian yang
.t
el
lebih rinci lagi serta ruang lingkul dan definisinya, disajikan dalam
://
w
w
w
penerbitan BPS: Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI).
tp
2.5.1. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
ht
Penyajian
PDRB
memberikan
menurut
gambaran
lapangan
mengenai
usaha
peranan
akan masing-
masing sektor dalam menciptakan nilai tambah di daerah tersebut. Untuk itu unit-unit produksi dikelompokkan menurut lapangan usaha (sektor) kemudian disajikan nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari masing-masing sektor tersebut.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
30
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam sembilan sektor. 1) Pertanian: Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2) Pertambangan dan Penggalian 3) Industri pengolahan 5) Bangunan
Persewaan
Bangunan
dan
Jasa
un
ik
8) Keuangan,
ab
7) Pengangkutan dan Komunikasi
.b
ps
6) Perdagangan, Hotel dan Restoran
.g
o.
id
4) Listrik, Gas dan Air Bersih
nt
Perusahaan
uk
bi
9) Jasa-Jasa
el
2.5.2. PDRB MENURUT ANDILNYA FAKTOR PRODUKSI
w
.t
PDRB menurut andilnya faktor produksi disajikan menurut
w
w
besarnya balas jasa yang diterima oleh masing-masing
tp
://
faktor produksi. Balas jasa faktor produksi tersebut adalah:
ht
(a) balas jasa yang diterima oleh pekerja berupa upah dan gaji, (b) pendapatan dari unit-unit produksi yang tidak berbadan hukum, (c) pendapatan dari sewa tanah dan royalty, (d) bunga dan (e) keuntungan. Selain itu ditambahkan penyusutan dan pajak tidak langsung neto untuk sampai pada konsep produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar. Jumlah (b), (c), (d) dan (e) biasa disebut Surplus Usaha.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
31
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
2.5.3. PDRB MENURUT JENIS PENGGUNAAN Penyajian dalam bentuk ini menggambarkan bagaimana penggunaan dari pada barang dan jasa akhir oleh berbagai kegiatan
ekonomi.
Penggunaan
di
sini
terdiri
dari
penggunaan untuk keperluan konsumsi baik konsumsi rumah
tangga
maupun
konsumsi
pemerintah,
penggunaan sebagai barang modal tetap serta ekspor
o.
id
neto, sedangkan yang belum digunakan pada tahun
.g
laporan akan diperhitungkan sebagai perubahan stok.
ps
Secara terinci penyajian akan berbentuk sebagai berikut:
ab
.b
1). Pengeluaran akhir konsumsi rumah tangga
ik
2). Pengeluaran akhir konsumsi lembaga swasta yang tidak
un
mencari untung,
bi
nt
3). Pengeluaran akhir konsumsi pemerintah
uk
4). Pembentukan modal tetap bruto
.t
el
5). Perubahan stok
ht
tp
://
w
w
w
6). Ekspor neto (Ekspor-Impor)
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
32
tp
ht
w
w
://
.t
w
o.
.g
ps
.b
ab
ik
un
nt
bi
uk
el
id
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
BAB III URAIAN SEKTORAL
o.
id
Dalam bab ini akan disajikan uraian sektoral yang mencakup
.g
ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub nilai tambah atas dasar harga
.b
ps
sektor, cara-cara penghitungan
ab
berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 serta sumber
nt
un
ik
datanya .
uk
bi
3.1. SEKTOR PERTANIAN
el
Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu Sub Sektor
w
.t
Tanaman Bahan Makanan, Sub Sektor Perkebunan, Sub Sektor
tp
://
w
w
Kehutanan dan Sub Sektor Perikanan.
ht
3.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung ketela pohon, ketela rambat, kentang, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman pangan lainnya dan hasil-hasil produk ikutanya, termasuk disini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan secara sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
33
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
sagu. Data produksi diperoleh dari dinas tanaman pangan dan kantor Statistik Kabupaten Teluk Bintuni beserta harganya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap
jenis
kwantum
produksi
dengan
masing-masing
harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara diperoleh
dengan
menggunakan
ratio
o.
tersebut
id
atas dasar harga yang berlaku setiap bulan. Biaya antara antara
ps
.g
terhadap output hasil survei pertanian dilakukan dengan SKPR.
ab
.b
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan
ik
cara Revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing-masing
un
tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi
bi
nt
lagi dengan baiaya antara atas dasar harga konstan tahun
.t
el
uk
2000.
w
w
3.1.2 SUB SEKTOR TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT
://
w
Komoditi yang dicakup di sini adalah hasil tanaman
tp
perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti karet, kopra,
ht
teh, tebu, tembakau, cengkeh dan sebagainya termasuk produk ikutannya dan hasil-hasilnya. Pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat, tembakau olahan, kopi olahan dan teh olahan. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi. Rasio biaya antara serta rasio margin perdagangan dan biaya transpor yang digunakan diperoleh dari tabel Input-Output Indonesia.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
34
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Nilai tambah atas dasar konstan 2000 dihitung dengan cara Revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan. 3.1.3 SUB SEKTOR PETERNAKAN DAN HASIL-HASILNYA Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak
id
kecil, unggas maupun hasil-hasil ternak seperti: sapi, kerbau,
o.
kuda, kambing, domba, telur, susu segar, wool serta hasil
ps
.g
pemotongan hewan. Produksi ternak diperkirakan peternakan
ab
.b
adalah jumlah ternak yang dipotong ditambah dengan
ik
kenaikan stok ditambah dengan hasil ternak. Hasil ternak yang
un
tersedia datanya hanyalah telur sedangkan susu tidak ada.
bi
nt
Data yang dipakai dalam penghitungan diperoleh dari Dinas
uk
Peternakan Propinsi dan Kabupaten Teluk Bintuni, data harga
.t
el
yang dipakai dari Kantor Statistik. Untuk mendapatkan output
w
w
baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga
://
w
konstan 2000 sama seperti pada penghitungan sub sektor
ht
tp
perkebunan.
3.1.4 SUB SEKTOR KEHUTANAN Sub sektor Kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya dan perburuhan, kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu olahan, kayu bakar, arang dan bambu. Sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan,
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
35
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
damar, kulit kayu, kopal, nipah, akar-akaran dan sabagainya. Sebagaimana dengan sub sektor lainnya dalam sektor pertanian, output sub sektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan
produksi
dengan
harga
masing-masing.
Penggunaan harga yang berlaku pada masing-masing tahun menghasilkan
output
atas
dasar
yang
berlaku
dan
id
penggunaan harga pada tahun dasar menghasilkan output
o.
atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto
un
3.1.5 SUB SEKTOR PERIKANAN
ik
ab
.b
dari tabel-tabelinput-output Indonesia.
ps
.g
dihitung dengan menggunakan rasio tersebut yang diperoleh
bi
nt
Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan
uk
perikanan laut, perairan umum, tambak, kolam, sawah dan
.t
el
kerambah serta pengolahan sederhana (pengeringan dan
w
w
penggaraman ikan). Sumber data diperoleh dari Dinas
://
w
Perikanan Propinsi dan Kabupaten Teluk Bintuni. Nilai tambah
tp
bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan jalan
ht
mengeluarkan biaya produksi atas dasar harga yang berlaku, dan jika besarnya penyusutan dikeluarkan lagi dari nilai tambah bruto tadi, maka sisanya merupakan nilai tambah netto atas dasar harga yang berlaku. Penghitungan nilai tambah bruto dilakukan dengan cara mengalikan rasio nilai tambah terhadap output. Rasio nilai tambah tersebut diperoleh dari tabel input-output Indonesia.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
36
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
3.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Penghitungan nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian untuk Kabupaten Teluk Bintuni adalah sub sektor penggalian yang terdiri dari penggalian pasir, penggalian batu, penggalian kerikil penggalian tanah liat dan lain sebaganya, sedangkan untuk sub
id
sektor pertambangan belum diadakan penghitungan karena belum berproduksi.
o.
pertambangan di daerah Teluk Bintuni ini
masih
belum
dimasukkan
.b
saat
dalam
ab
masyarakat
ps
.g
Sedang penambangan yang dilakukan secara tradisional oleh
un
ik
penghitungan.
bi
nt
Perkiraan output atas dasar harga berlaku didasarkan pada hasil
uk
kali antara produksi dan harga masing-masing komoditi sedang
.t
el
penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan
w
w
cara metode deflasi dengan indeks harga perdagangan besar sub
SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
ht
3.3
tp
://
w
sektor penggalian.
Sektor industri pengolahan terdiri dari industri besar sedang, industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri besar sedang adalah industri yang tenaga kerjanya berkisar antara 20 orang atau lebih, sedangkan industri kecil mempunyai tenaga kerja antara 5-19 orang dan industri
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
37
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
kerajinan rumah tangga mempunyai tenaga kerja 1-4 orang. 3.3.1.
SUB SEKTOR INDUSTRI BESAR SEDANG Baik output maupun nilai tambah atas dasar harga yang berlaku
diperoleh dari survei perusahaan industri
id
besar/sedang Propinsi Papua. Penghitungan atas dasar
o.
harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan
ab
.b
ps
.g
jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolarnya.
ik
3.3.2 SUB SEKTOR INDUSTRI KECIL/ KERAJINAN RUMAH TANGGA
un
Jumlah tenaga kerja diperoleh dari hasil Sensus Ekonomi
bi
nt
1996 dan Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi
uk
Papua dan dilakukan penyesuaian dengan data yang
.t
el
terdapat pada Kantor Statistik. Output atas dasar harga
w
w
berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rata-rata
://
w
output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja.
tp
Untuk harga konstan memakai ekstrapolasi. Output
ht
Industri kerajinan rumah tangga diperoleh dari hasil kali antara rata-rata output per tenaga kerja didapat melalui Survei Khusus Pendapatan Regional beserta rasio biaya antara dan penyusutan. Sedangkan output atas dasar harga konstan caranya sama dengan Industri Kecil.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
38
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
3.4.
SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM
3.4.1
SUB SEKTOR LISTRIK Data produksi diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kabupaten Manokwari sedangkan data harga (rata-rata tarip/Kwh) memakai rata-rata/Kwh PLN Wilayah X Papua.
id
Output atas dasar harga yang berlaku dari perkalian
o.
antara produksi (listrik yang dibangkitkan) dengan harga
ps
.g
(rata-rata tarip/Kwh) masing-masing tahun. Sedangkan Nilai
Tambah
Bruto
diperoleh
dengan
ik
revaluasi.
ab
.b
output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan
un
mengurangkan biaya antara dari nilai produksi bruto
el
SUB SEKTOR AIR MINUM
.t
3.4.2.
uk
bi
nt
(output).
w
w
Mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan
://
w
Air Minum (PAM). Data produksi dan harga diperoleh
tp
langsung dari Perusahaan Air Minum dan Badan
ht
Pengelola
Air
Minum
Kabupaten
Teluk
Bintuni.
Perhitungan atas dasar konstan memakai cara revaluasi. 3.5
SEKTOR BANGUNAN/KONSTRUKSI Mencakup
segala
kegiatan
pembangunan
fisik
(konstruksi) baik berupa gedung, jalan, jembatan dan konstruksi
lainnya.
bangunan/konstruksi
Perkiraan didasarkan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
output atas
hasil
sektor survey
39
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
konstruksi
Provinsi
Indikator
pertumbuhan
pembangunan dengan
Papua
menggunakan
realisasi
pengeluaran
pemerintah,
output
masyarakat.
dengan
selanjutnya
bangunan
Untuk
tahun
yang
ditambah
dikerjakan
1996
dan
oleh
seterusnya
SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
o.
3.6
id
didasarkan hasil sensus ekonomi Provinsi Papua.
ps
.g
3.6.1. SUB SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
ab
.b
Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan besar menghitung
un
barang yaitu
ik
dan eceran dilakukan dengan cara pendekatan arus besarnya
nilai
komoditi
bi
nt
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta
uk
komoditi impor (impor antar negara dan antar pulau ) yang
.t
el
diperdagangkan di Teluk Bintuni. Dari nilai margin (output)
w
w
pedagang yang selanjutnya dipakai untuk menghitung tambahnya.
Rasio
besarnya
produksi
yang
://
w
nilai
tp
diperdagangkan margin perdagangan didasarkan pada
ht
data hasil penyusutan tabel input output Indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik. Rasio biaya antara diperoleh dari hasil survey khusus pendapatan regional (SKPR).
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
40
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
3.6.2.
SUB SEKTOR RESTORAN Nilai tambah sub sektor restoran diperoleh dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja atau dengan mengalikan jumlah restoran yang ada dengan rata-rata output perusahaan, kemudian dikurangi dengan biaya antara . Data perkiraan jumlah
id
tenaga kerja pada sub sektor restoran diperoleh dari dari
o.
hasil P4B dan sensus ekonomi 1996 yang kemudian
ps
.g
diperbaharui dengan data-data pendukung, sedangkan
ab
.b
rata-rata output per tenaga kerja dan rasio biaya antara
SUB SEKTOR HOTEL
uk
3.6.3.
bi
nt
un
ik
diperoleh dari hasil survey khusus pendapatan regional.
.t
el
Mencakup semua hotel dan akomodasi lainnya, output
w
w
dihitung dengan cara mengalikan jumlah kamar hotel
://
w
dengan rata-rata output perkamar, disamping itu dicari
tp
dengan cara mengalikan jumlah kamar dengan tingkat
ht
penghunian kamar dan rata-rata tarif kamar dikalikan 360 hari. Data jumlah kamar dan tempat tidur serta tingkat penghunian
kamar
diperoleh
dari
kantor
statistik
Kabupaten Teluk Bintuni sedangkan data mengenai ratarata output perkamar diperoleh dengan melalui survey khusus pendapatan regional. Nilai tambah atas dasar
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
41
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan indeks jumlah kamar sebagai ekstrapolatornya 3.7
SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang baik melalui darat, laut dan udara termasuk
o.
id
jasa penunjang angkutan dan komunikasi.
ps
.g
3.7.1 SUB SEKTOR ANGKUTAN DARAT
ab
.b
Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
ik
yang dilakukan oleh kendaraan umum baik bermotor
un
maupun tidak bermotor seperti bus, truk, taxi, oplet, becak,
bi
nt
gerobak dan sebagainya. Perkiraan output atas dasar harga
uk
yang berlaku didasarkan pada jumlah armada angkutan
.t
el
umum barang dan penumpang yang diperoleh dari dinas
w
w
angkutan jalan raya (DLLAJR) Kabupaten Teluk Bintuni dan
://
w
Kantor Statistik Kabupaten Teluk Bintuni. Sedangkan rata-
tp
rata output dan rasio biaya antara yang terbagi menurut
ht
jenis
kendaraan
pendapatan
diperoleh
regional
dari
hasil
Kabupaten
survey Teluk
khusus Bintuni.
Penghitungan menurut harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi dimana jumlah kendaraan masing-masing jenis sebagai ekstrapolatornya.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
42
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
3.7.2 SUB SEKTOR ANGKUTAN LAUT Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan
menggunakan
kapal
yang
diusahakan
oleh
perusahaan nasional baik yang melakukan trayek dalam negeri
maupun
internasional,
termasuk
disini
jasa
penunjang angkutan kapal laut seperti muatan kapal laut, dan barang serta pergudangan.
id
keagenan penumpang
o.
Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan
ps
.g
pada perkalian antara jumlah penumpang dan barang
ab
.b
dengan rata-rata output per penumpang. Untuk jasa
ik
penunjang angkutan adalah hasil perkalian jumlah kapal
un
berlabuh dengan rata output per kapal dan rata-rata output
bi
nt
perton barang yang dibongkar muat dengan jumlah barang
uk
yang dibongkar muat, rata-rata output penumpang/ton
.t
el
barang dengan jumlah penumpang yang naik/ton barang
w
w
yang diageni serta jumlah ton barang yang digudangkan barang yang digudangkan.
://
w
dengan rata-rata output/ton
tp
Rata-rata output per indikator produksi diperoleh dari SKPR.
ht
Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan
cara
ekstrapolasi
dengan
indeks
gabungan
angkutan laut sebagai ekstrapolatornya. 3.7.3. SUB SEKTOR ANGKUTAN UDARA Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang serta kegiatan lain yang berkaitan dengan penerbangan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
43
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
yang dilakukan oleh
perusahaan penerbangan milik
Nasional Dalam Negeri termasuk disini
kegiatan
jasa
penunjang angkutan udara seperti bandar udara, keagenan penumpang dan barang (termasuk bagasi lebih dan pos paket) yang diangkut dengan tarip yang ada dari bandara asal ke bandara tujuan. Data angkutan udara diperoleh dari
id
laporan bulanan model III/1 yang diterima setiap bulan oleh
o.
Kantor Statistik dari Kantor Perhubungan Udara. Sedangkan dengan
indikator
.b
sesuai
masing-masing
ab
ekstrapolasi
ps
.g
untuk output harga konstan 2000 diperoleh dengan cara
nt
bi
3.7.4 Sub Sektor Komunikasi
un
ik
kegiatan.
uk
a. Pos dan Giro
.t
el
Meliputi kegiatan penjualan jasa pos dan giro seperti
w
w
pengiriman surat, wesel, jasa giro, jasa tabungan serta
://
w
penjualan benda-benda pos dan sebagainya. Output
tp
kegiatan Pos dan Giro serta rasio biaya antara dan
ht
penyusutan diperoleh dari Kantor Pos dan Giro Kabupaten Manokwari melalui Survei Khusus Pendapatan regional (SKPR). Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode ekstrapolasi dimana indeks gabungan produksi pos dan giro sebagai ekstrapolatornya.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
44
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
b.
Telekomunikasi
Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan
telegram,
telegrap,
telex
serta
interlokal.
Perkiraan output didapat langsung dari PT. Telkom Indonesia, Papua. Rasio biaya antara dan penyusutan dari SKPR. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000
id
memakai cara ekstrapolasi dengan Indeks Gabungan
.b
SEKTOR KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA
ab
3.8
ps
.g
o.
produksi Telekomunikasi sebagai ekstrapolatornya.
ik
PERUSAHAAN
un
3.8.1. SUB SEKTOR BANK
bi
nt
Penghitungan output dan nilai tambah bank atas dasar
uk
harga yang berlaku diperoleh langsung dari Bank
.t
el
Indonesia lewat Badan Pusat Statistik Prov.Papua, dimana
w
w
output seluruh Kabupaten sudah tersedia. Untuk perkiraan
://
w
atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara
ht
tp
deflasi memakai Indeks Biaya Hidup Kelompok Umum. 3.8.2. SUB SEKTOR LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Mencakup kegiatan Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Simpan Pinjam dan Lembaga Pembiayaan (sewa guna Usaha,
Modal
Ventura,
Anjak
Piutang,
Pembiayaan
Konsumen serta Kartu Kredit).
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
45
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
a. Usaha Jasa Asuransi Asuransi merupakan salah jenis lembaga keuangan bukan bank yang usaha pokoknya menanggung resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan atas barang atau orang tersebut,
sehingga
mengakibatkan
hancur/rusaknya
barang atau menyebabkan terjadinya kematian. Output
id
kegiatan dari Asuransi merupakan rekapitulasi dari output harga yang
berlaku diperoleh
.g
atas dasar
tambah
ps
bruto
o.
asuransi jiwa dan asuransi bukan jiwa. Nilai
ab
.b
berdasarkan selisih antara output dengan biaya antara,
ik
sedangkan output atas dasar harga konstan 2000
un
diperoleh dengan metode deflasi.
bi
nt
b. Dana Pensiun
uk
Output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dari
.t
el
kegiatan dana pensiun diperoleh dari hasil pengolahan
w
w
laporan keuangan (laporan rugi/laba), sedangkan output
://
w
dan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh
tp
dengan menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dan
ht
indeks harga konsumen (IHK) umum atau jumlah peserta sebagai deflatornya/ekstrapolatornya. c. Pegadaian Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (laporan rugi laba), sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
46
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dengan metode ekstrapolasi dimana jumlah nasabah atau omset perusahaan pegadaian sebagai ekstrapolatornya. d. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan ini mencakup sewa guna usaha, modal
ventura,
Anjak
piutang,
kartu
kredet
dan
pembiayaan konsumen. Output atas dasar harga berlaku
id
diperoleh dari Direktorat perbankan dan usaha jasa
o.
pembiayaan (Dirjen lembaga keuangan, Departemen
ps
.g
keuangan). Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas
ab
.b
dasar harga berlaku diperoleh dengan menggunakan
ik
metode ekstrapolasi dan jumlah perusahaan sebagai
bi
nt
un
ekstrapolatornya.
uk
3.8.3. SUB SEKTOR SEWA BANGUNAN semua
kegiatan
jasa
atas
penggunaan
.t
el
Mencakup
w
w
rumah/bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah
://
w
tangga tanpa memperhatikan apakah rumah itu milik
tp
sendiri atau milik yang disewa. Output untuk persewaan
ht
agunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita untuk sewa rumah, kontrak rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah, pajak dan pemeliharaan rumah dengan penduduk pertengahan tahun. Data persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil SUSENAS dan SENSUS PENDUDUK. Sedangkan output
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
47
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
usahapersewaan
bangunan
bukan
tempat
tinggal
diperoleh dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per M2. Nilai tambah bruto diperoleh dari hasil perkalian antara ratio nilai tambah dengan outputnya, sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan
id
menggunakan metode ekstrapolasi dengan indeks luas
.b
ab
3.8.4. SUB SEKTOR JASA PERUSAHAAN
ps
.g
o.
bangunan sebagai ekstrapolatornya.
ik
Mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (advokat dan
un
notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan
bi
nt
dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek dan tehnik, jasa
uk
periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan
.t
el
peralatan, dan jasa foto copy. Output jasa perusahaan
w
w
diperoleh dari perkalian antara indikator produksi (jumlah
://
w
perusahaan dan tenaga kerja) dengan indikator harga
tp
(rata-rata output per perusahaan atau rata-rata output per
ht
tenaga kerja). Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh sejalan dengan laju pertumbuhan konstan sub sektor industri non migas, asumsinya bahwa sektor ini paling banyak menggunakan jasa perusahaan.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
48
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
3.9.
SEKTOR JASA-JASA
3.9.1. SUB SEKTOR JASA PEMERINTAHAN UMUM Nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum didasarkan pada pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai dan perkiraan
penyusutan.
Belanja
pegawai
untuk
jasa
pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan, jasa
id
hiburan dan jasa kebudayaan yang tercakup dalam dari
ps
kemudian
dimasukkan
sektor kesektor
.b
pemerintahan,
dipisahkan
.g
pembangunan
ab
maupun
o.
pengeluaran pemerintah pusat dan daerah, baik rutin
un
ik
pemerintahan lainnya.
dari
selisih
uk
diperoleh
bi
nt
Nilai tambah bruto administrasi pemerintahan umum nilai
tambah
bruto
sektor
.t
el
pemerintahan umum dengan jasa pemerintahan lainnya.
w
w
Sedangkan nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum dasar
harga
konstan
dengan
ekstrapolasi
://
w
atas
tp
menggunakan indeks berimbang dengan jumlah pegawai
ht
negeri menurut golongan kepangkatan. Nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga
konstan
dihitung
dengan
cara
ekstrapolasi
menggunakan indeks berimbang jumlah pegawai negeri (guru, tenaga medis, dll) menurut golongan kepangkatan. Sedangkan nilai tambah bruto Administrasi pemerintahan
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
49
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dan pertahanan atas dasar harga
konstan merupakan
selisih antara nilai tambah bruto sektor pemerintahan umum dengan nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga konstan. 3.9.2. SUB SEKTOR JASA SOSIAL KEMASYARAKATAN
id
Meliputi jasa pendidikan, Kesehatan, Riset, Palang merah,
o.
Panti Asuhan, Panti Wreda, YPAC, Rumah Ibadah dan dikelola oleh pemerintah mupun
ps
.g
sejenisnya, baik yang
ab
.b
oleh swasta. Output diperoleh dari hasil perkalian setiap
un
ik
indikator produksi.
bi
nt
3.9.3. SUB SEKTOR JASA HIBURAN DAN REKREASI
uk
Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada
.t
el
umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah tenaga kerja masing-masing
w
w
perusahaan dan jumlah jasa
hiburan
tersebut
dengan
rata-rata
://
w
perusahaan
tp
outputnya. Sedangkan output atas dasar harga konstan
ht
menggunakan metode deflasi/ekstrapolasi dan sebagai deflator/ekstrapolatornya
adalah
IHK
hiburan
dan
rekreasi/indeks indikator produksi yang sesuai.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
50
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
3.9.4. SUB SEKTOR JASA PERORANGAN DAN RUMAH TANGGA Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja, sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan
ht
tp
://
w
w
w
.t
el
uk
bi
nt
un
ik
ab
.b
ps
.g
o.
id
menggunakan metode ektrapolasi.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
51
tp
ht
w
w
://
.t
w
o.
.g
ps
.b
ab
ik
un
nt
bi
uk
el
id
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
BAB IV TINJUAUAN EKONOMI KABUPATEN TELUK BINTUNI 2007
o.
id
Semenjak dimekarkannya Kabupaten Teluk Bintuni Sebagai
.g
salah satu Kabupaten Definitif di Provinsi Papua Barat pada
.b
ps
tahun 2002 memberikan dampak yang sangat positif bagi
ab
perkembangan ekonomi di wilayah ini. Hal ini ditandai oleh
un
ik
banyaknya para investor dari luar yang menanamkan modalnya
nt
diberbagai sektor ekonomi dan pada semua skala usaha baik
uk
bi
mikro, kecil, menengah maupun skala besar. Giatnya roda
el
ekonomi ini berimplikasi semakin terbukanya kesempatan kerja,
w
.t
berkurangnya angka pengangguran yang dengan sendirinya
w
w
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
tp
://
Secara umum Perekonomian di Kabupaten Teluk Bintuni
ht
selama beberapa tahun terakhir ini menunjukan pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan. Walaupun angka pertumbuhannya berfluktuasi dari tahun ke tahun tetapi secara makro angka tersebut menunjukan kenaikan yang cukup positif. Memang diakui ada sebagian sektor yang masih menunjukan kontraksi, tetapi kalau dikaji hal tersebut masih disebabkan oleh alasan klasik dan kecenderungannya mulai membaik, tetapi BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
52
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
secara umum tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan global karena masih banyaknya sektor yang menunjukan kinerja yang sangat positif. Dalam subbab-subbab berikutnya akan dibahas secara sistematis beberapa indikator perekonomian Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2007 yang tertuang dalam kerangka sebagai
id
berikut :
o.
1. PDRB Kabupaten Teluk Bintuni dan Perkembangannya
ps
.g
2. Pertumbuhan ekonomi agregat
.b
3. Struktur perekonomian
ik
ab
4. Pertumbuhan Ekonomi menurut Sektor
un
5. Analisis share terhadap laju pertumbuhan ekonomi
uk
bi
nt
6. PDRB Menurut Kelompok Sektor
w
.t
el
4.1. PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI DAN
w
w
PERKEMBANGANNYA
tp
://
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
ht
dari tahun 2003 hingga tahun 2007 ini telah berkembang cukup pesat. Pada tahun 2003 PDRB Kabupaten Teluk Bintuni atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp. 361.28 milyar sedangkan pada tahun 2007 ini angka tersebut telah mencapai Rp. 632,07 milyar Jadi selama kurun waktu 5 tahun (2003 – 2007) PDRB Kabupaten Teluk Bintuni atas dasar harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 1,75 kali lipat BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
53
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dan atas dasar harga konstan 2000 berkembang sebanyak 1,37 kali lipat yaitu dari angka sebesar Rp. 300,33 milyar pada tahun 2003 mencapai angka sebesar Rp. 412,84 milyar pada tahun 2007. Besarnya perbedaan perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dengan atas dasar harga konstan mencerminkan besarnya perkembangan harga-harga (inflasi)
o.
id
dari tahun 2003 – 2007.
ab
.b
ps
.g
Tabel A. Perkembangan PDRB Kab. Teluk Bintuni tahun 2003 – 2007
Nilai (jutaan Rp)
Perkembangan (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
143.37
300,331.98
119.21
163.37
319,069.82
126.65
184.77
339,807.85
134.88
213.00
371,001.24
147.26
250.83
412,837.38
163.86
nt
bi uk
.t
w w
536,727.85
ht
2007**
w
2006*
465,597.19
://
2005
411,675.33
tp
2004
361280.48
un
Perkembangan (%)
(1)
2003
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Nilai (jutaan Rp)
el
Tahun
ik
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
632,068.96
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
54
PDRB KAB BUPATEN TELUK BINTUNI B TAHUN N 2007
Gra afik . 1. PDRB K Kabupaten Telukk Bintuni Tahun 2 2003 – 2007
600000
id
400000
.g
o.
200000
2004
2007
un
PDRB ADH KONSTTAN 00
bi
nt
PDRB ADH BERLA AKU
2006
ik
2005
ab
200 03
.b
ps
0
el
uk
en Teluk Bintun ni Grafik . 2. Perkembangan PDRB Kabupate Tahun 2 2003 – 2007
.t
300
w w
250
213
w :// tp
200
2500,83
184,77 163,37
150 100
ht
143,37
119,21
1633,86 126,65
134,88
147,26
50 0 2003
2004
2005
PDRB ADH KONSTA AN 00
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
2006
20 007
PDRB AD DH BERLAKU
55
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
4.2. PERTUMBUHAN EKONOMI AGREGAT Secara makro Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Penggunaan atas Dasar Harga Konstan ini, karena pengaruh
id
harga telah dikeluarkan sehingga hasil yang diperoleh hanya
o.
mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa.
ps
.g
Sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan, tampak diukur
berdasarkan
harga
ab
yang
konstan
2000
ik
2007
.b
bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni tahun
un
mengalami kenaikan sebesar 11,28 persen. Pertumbuhan ini
bi
nt
jauh lebih besar daripada pertumbuhan pada tahun 2006
uk
sebesar 9,18 %.
sampai
w
2000
dengan
tahun
2007
mengalami
w
tahun
.t
el
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni dari
://
w
pertumbuhan yang fluktuatif disesuaikan dengan kemampuan
tp
dari setiap sektor PDRB dalam mempertahankan eksistensinya.
ht
Pada tahun 2003 misalnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni hanya mencapai 7,38 %.
Pada tahun 2004
karena ada beberapa sektor yang mengalami kontraksi pertumbuhan, maka pertumbuhan pada tahun ini sedikit menurun menjadi 6,24 % dan kemudian pada tahun 2005 ini karena sektor perbankan
menurun drastis menyebabkan
pertumbuhan hanya sebesar 6,50 %. Pada tahun 2006 ini BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
56
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 9,18 %, , sedangkan pada tahun 2007 ini pertumbuhan membaik sebesar 11,28 %. Besaran perumbuhan ini karena secara umum seluruh sektor menunjukan pertumbuhan positif dan menggembirakan Tabel B. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni
.g
o.
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)
ps
Atas Dasar Harga Berlaku (%)
Tahun
id
Tahun 2003 – 2007
(2) 12.72
2004
13.95
6.24
2005
13.10
15.28
9.18
17.76
11.28
bi
6.50
el
uk
2 0 0 6*
ht
tp
://
w
w
w
.t
2 0 0 7**
(3) 7.38
nt
un
ik
ab
.b
(1) 2003
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
57
PDRB KAB BUPATEN TELUK BINTUNI B TAHUN N 2007
Grafik . 3. La aju Pertumbuha an PDRB Kabupa aten Teluk Bintu uni Tahun 2 2003 – 2007
20 18 16 14
13,95
12,72
6 17,76
15,28 13,1
12
id
10
6,24
6,5
2004
2005
.g
4
9,18 7,38
ps
6
11,28
o.
8
ab
.b
2
un
2003
ik
0
2 2007
PDRB A ADH BERLAKU
bi
nt
PDRB ADH KONSTTAN 00
2006
uk
pertumbuhan ekonomi m Bila menggunakan
maka terlih hat adanya perrtumbuhan eko onomi
.t
el
harga berlakku
menurut
w
w
Kabupaten Teluk T Bintuni ya ang sangat ting ggi. Dari tahun 2003
://
w
sampai den ngan tahun 200 07 pertumbuha an
tp
jauh diatas 10 %, namun
selalu positif p
pertumbuhan n yang terjadi dalam d
ht
ga berlaku terse ebut masih terd dapat perhitungan atas dasar harg danya adanya inflassi atau dengan kkata lain masih dipengaruhi ad gejolak harga a yang terjadi pa ada tahun terse ebut, sehinga ap pabila terjadi penuru unan produksi ttetapi harga cukkup tinggi maka a nilai tambahnya ju uga semakin tinggi (harga tidakk konstan).
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
58
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
4.3. STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN TELUK BINTUNI. Struktur perekonomian menjadi penting dibahas karena dengan diketahuinya struktur perekonomian suatu daerah maka
kita
akan
dapat
mengetahui
sector-sektor
yang
mendominasi perekonomian di suatu daerah. Sektor-sektor dominant tersebut dijadikan sebagai leading sector yang
id
pengaruhnya sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi di sector
tersebut
akan
pada
ab
perekonomian secara keseluruhan.
berdampak
ps
leading
.b
pada
.g
o.
suatu daerah, sehingga sedikit saja perubahan yang terjadi
ik
Sebagaimana lazimnya banyak Kabupaten di Provinsi
nt
un
Papua dan Irian Jaya Barat, maka perekonomian di Kabupaten cukup
uk
masih
dominan
dalam
memberikan
el
pertanian
bi
Teluk Bintuni masih bercorak agraris dimana peranan sektor
w
.t
sumbangan terhadap perekonomian Kabupaten Teluk Bintuni. perekonomian Teluk Bintuni
w
w
Hampir dua pertiga dari
://
disumbangkan
oleh
sektor
pertanian
ini.
Walaupun
ht
tp
sumbangannya cukup besar, namun sektor ini masih dikelola dengan
cara
tradisional.
Peranan
sektor
pertanian
ini
walaupun sedikit berfluktuasi, namun masih tetap bertahan pada posisinya terutama pada beberapa tahun terakhir.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
59
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Tabel C. Peranan Ekonomi Sektoral Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Teluk Bintuni Tahun 2006 – 2007 (dalam persentase) 2006*
(3)
63.55 1.05 13.24 0.10 14.21 4.00 1.72 1.40 0.74
id
(2)
66.63 0.94 12.95 0.09 12.66 3.44 1.51 1.07 0.71
o.
(1)
100.00
100.00
bi
nt
un
ik
ab
.b
ps
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persw & J. Persh 9. Jasa - jasa Total
2007**
.g
Sektor
uk
Dari tabel C diatas dapat dilihat bahwa peranan sektor
.t
el
pertanian masih sangat dominan., dimana pada tahun 2007
w
w
sektor pertanian masih memiliki andil yang cukup besar
://
w
dalam pembentukan PDRB kabupaten Teluk Bintuni yaitu
tp
sebesar 63,55 persen,
peringkat kedua adalah sektor
ht
Bangunan sebesar 14,21 persen dan ketiga sektor Industri sebesar 13,24 persen dan sektor Perdagangan , hotel dan restoran sebesar 4,00 %.. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan andil rata-rata dibawah 2 persen. Mengingat dominannya peranan sektor-sektor ini dalam pembentukan
PDRB
kabupaten
Teluk
Bintuni,
maka
perubahan sedikit saja yang terjadi pada sektor tersebut BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
60
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
pengaruhnya akan cukup terasa terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan Dari tabel diatas yang menarik disimak adalah adanya beberapa sektor yang menunjukan peranan yang semakin membaik sektor pertambangan dan penggalian ,sektor listrik dan air minum, Sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan sektor pengangkutan dan komunikasi.
id
dan restoran
o.
Sementara beberapa sektor yang peranannya berfluktuasi
ps
.g
dari tahun ketahun seperti sektor keuangan, persewaan dan
.b
jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa dari. Sektor yang
ik
ab
peranannya kecenderungan turun dari tahun ketahun yaitu
ht
tp
://
w
w
w
.t
el
uk
bi
nt
un
sektor pertanian.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
61
PDRB KAB BUPATEN TELUK BINTUNI B TAHUN N 2007
Grrafik 4. Peranan Ekonomi Sektoral Terhadap PD DRB Kabupaten n Teluk Bintuni Tahun T 2007
1,72 1,4
1. Peertanian
0,74
0,1
2. Peertambangan dan Pengggalian
4 14 4,21
3. Ind dustri Pengolahan 4. Lisstrik dan Air Bersih
id
13,24
.b
ps
.g
o.
63,55
un
ik
ab
1,05 5
5. Baangunan 6. Peerdagangan, Hotel & Reestoran 7. Peengangkutan dan Komunikasi 8. Keeuangan, Persw & J. Persh
uk
bi
nt
9. Jassa ‐ jasa
.t
el
4.4. PERTUMBU UHAN EKONOM MI MENURUT SE EKTOR
w
an ukura
://
satu
w
w
Besaran laju pertumb buhan ekonom mi merupakan salah
tp
dilaksanakan n
dari
keb berhasilan
khususnyya
pe embangunan
pembang gunan
yang
ekonomi.
ht
Pertumbuha an yang positif menunjukkan adanya a peningkatan perkonomian, sebaliknya b bila negatif men nunjukkan terjadinya penurunan. Bila dilihat pertumbuhan p se ecara lebih rincci atau pertumb buhan ekonomi me enurut sektor m maka tampak ad da perubahan kinerja sektor – sektor ekonomi di Kabupaten Teluk Bintuni pada tahun 2007. BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
62
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Tabel D. Laju Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Teluk Bintuni Atas Dasar Harga Konstan 2000 tahun 2005 - 2007 (dalam persentase). 2004/2005
(4)
8.17
23.87
25.76
o.
27.07 9.38
18.03
19.50
21.08
23.81
26.11
27.69
24.28
26.25
6.97
0.02
30.74
10.53
12.28
14.21
6.50
9.18
11.28
ik
ab
18.81
ps
8.52
16.19
nt
un
22.97
bi
22.03
uk
id
(3)
6.71
7.11
el
.t
(2)
://
w
w
w
Total
2006*/2007**
4.01
.g
(1)
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persw & J. Persh 9. Jasa - jasa
2005/2006*
.b
Sektor
tp
Dari tabel D diatas dapat dilihat pertumbuhan
ht
ekonomi secara riil masing-masing sektor sehingga dengan demikian dapat memudahkan bagi praktisi pembangunan dalam menentukan arah kebijakannya. Sektor pertanian pada tahun 2007 pertumbuhannya sebesar 8,17 persen. Pertumbuhan tersebut disumbangkan oleh pertumbuhan sub sektor Tanaman Bahan Makanan yang tumbuh sebesar 13,81 %, sub sektor Peternakan 13,02 BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
63
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
%, sub sektor Perkebunan 12,18 %, sub sektor perikanan tumbuh sebesar 11,05 %. Sedangkan sub sektor kehutanan pertumbuhannya hanya 5,48 %. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh positif 27,07 persen. Pertumbuhan tahun 2007 ini meningkat bila dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2006 sebesar Pertumbuhan ini lebih diakibatkan karena sudah
cukup
membaiknya
id
25.76%.
bangunan
o.
sektor
sehingga
ps
.g
mempengaruhi kebutuhan pada sub sektor penggalian.
.b
Sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan
ik
ab
sebesar 9,38 persen. Hal ini menunjukan sesuatu yang
un
positif bagi perkembangan di sektor ini dan dapat dijadikan
bi
nt
sebagai potensi alternatife perekonomian Kabupaten Teluk
uk
Bintuni selain Pertambangan dan penggalian.
.t
el
Sektor listrik dan air bersih tumbuh riil sebesar 19,50 Pertumbuhan
ini
lebih
w
w
persen.
://
w
pertumbuhan pada tahun 2006
tp
Pertumbuhan
sektor
ini
ht
pertumbuhan sub sektor listrik
besar
dibandingkan
yaitu sebesar 18,03 %. disumbangankan
oleh
sebesar 18,04 % dan Sub
sektor air minum sebesar 22,08 %. Sektor bangunan tumbuh secara riil pada tahun 2007 sebesar 23,81 persen.
Pertumbuhan tersebut disebabkan
karena semakin kondusifnya perekonomian masyarakat secara umum disamping juga karena peranan investasi
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
64
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
pemerintah dan swasta yang cukup besar pada sub sektor ini. Sektor perdagangan, Hotel dan restoran tumbuh riil sebesar 27,69 persen. Pertumbuhan tersebut terdiri dari sub sektor perdagangan 28,08 persen, sub sektor Hotel 20,13 persen dan sub sektor Restoran 12,90 persen.. Pertumbuhan
id
sektor perdagangan tahun 2007 ini sedikit mengalami
o.
kemajuan dibandingkan tahun 2006 yang tumbuh sebesar
ps
.g
26,11 persen.
.b
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh secara
ik
ab
riil sebesar 26,25 persen. Dari pertumbuhan tersebut sub
un
sektor angkutan Laut tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar
bi
nt
38,59 %, Komunikasi 29,36 %, , jasa penunjang angkutan
uk
sebesar 21,46 persen, angkutan udara 20.43 %, angkutan yaitu
.t
el
Jalan Raya tumbuh 14,59 % Sub sektor lainnya
w
w
angkutan sungai tumbuh hanya 6,34 persen.
://
w
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
tp
tumbuh secara riil sebesar
30,74 persen. Pertumbuhan
ht
tersebut diakibatkan pertumbuhan di subsektor Bank tumbuh
plus
55,07
persen
yang
secara
akumulasi
mempengaruhi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sub sektor lainnya tumbuh positif yaitu sub sektor, sewa bangunan sebesar 17,11 %, Lembaga keuangan bukan bank tumbuh sebesar 15,33 % dan jasa perusahaan sebesar 8,95 persen. BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
65
PDRB KAB BUPATEN TELUK BINTUNI B TAHUN N 2007
Pertu umbuhan sektorr Jasa-jasa pada a tahun 2007 adalah 14,21 perrsen. yang terd diri dari sub sektor pemerinttahan umum seb besar 15,73 pe ersen, sub sekto or jasa hiburan n dan rekreasi sebesar s 12,05 persen, sub sektor jasa sosial kemasyara akatan sebesar 10,31 persen dan subsektorr jasa
id
peroranga an dan rumah ta angga sebesar 10,16 1 persen .
ht
tp
://
w
w
w
.t
el
uk
bi
nt
un
ik
ab
.b
ps
.g
o.
Grrafik 5. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDR RB Kabupaten T Teluk Bintuni Tah hun 2007
ARE TERHADAP P LAJU PERTUM MBUHAN EKONOMI 4..5. ANALISIS SHA erakan pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun t Perge ke tahun dapat d digamba arkan melalui penyajian p PDRB B atas BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
66
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dasar harga konstan secara berkala. Sektor-sektor ekonomi yang utama yang memiliki peranan dominan sangat berpengaruh terhadap gerak laju pertumbuhan ekonomi lainnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin besar kontribusi
masing-masing sektor maka semakin
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan ekonomi riil suatu
id
daerah.
o.
Pertumbuhan ekonomi secara agregat merupakan
ps
.g
output dari bekerjanya unit-unit kegiatan ekonomi (produksi)
pada
iklim
ab
suatu
ik
bergantung
perekonomian
perekonomian
un
Perkembangan
.b
secara total dalam suatu wilayah (domestik) tertentu. daerah setempat.
sangat Iklim
bi
nt
perekonomian yang kondusif sangat bergantung pada
uk
kebijaksanaan (policy) dan skenario pemerintah daerah.
.t
el
Kebijaksanaan daerah merupakan cerminan ke arah mana
w
w
perekonomian akan dikembangkan.
://
w
Untuk mengetahui ketergantungan ekonomi suatu
tp
daerah, maka harus diketahui lebih dulu berapa besarnya
ht
sumbangan masing-masing sektor
terhadap pembentukan
PDRB dan sumbangannya terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Untuk melihat kontribusi masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi adalah dengan menggunakan analisis share.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
67
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Tabel E. Sumbangan terhadap Laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2007. Pertumbuhan Adh Konstan 2000 Tahun 2007
Sumbangan Terhadap Laju Pertumbuhan
(1)
(2)
(3)
(4)
70.53
8.17
5.76
0.52 11.62 0.09 11
27.07 9.38 19.5 23.81
0.14 1.09 0.02 2.62
27.69
0.94
26.25
0.34
0.9 0.66
30.74 14.21
0.28 0.09
100
11.28
11.28
o.
.g ps .b
ab
un
ik
3.38
uk
bi
nt
1.3
w
.t
el
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persw & J. Persh 9. Jasa - jasa Total
id
Sektor
Distribusi Persentase Adh Konstan 2000 Tahun 2006
w
w
Dari tabel E. diatas terlihat bahwa sektor-sektor dalam
tp
://
PDRB yang memberikan kontribusi terbesar terhadap laju
ht
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2007 sebesar 11,28 persen adalah pertama sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar
5,76 persen, kemudian disusul
oleh sektor Bangunan sebesar 2,62 persen, sektor industri pengolahan 1.09 restoran
sebesar
persen, 0,94
sektor perdagangan, hotel dan persen,
sektor
Angkutan
dan
Komunikasi sebesar 0,34 persen. sektor Keuangan, persewaan BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
68
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dan jasa perusahaan memberikan kontribusi Sementara
0,28 persen.
Sektor pertambangan dan penggalian, Industri
pengolahan, Listrik dan air minum rata-rata memberikan sumbangan dibawah 0,20 persen.
4.6. TINGKAT KEMAKMURAN PENDUDUK
o.
id
Tingkat kemakmuran penduduk suatu wilayah dapat
ps
.g
diukur dari berbagai indikator yang salah satunya adalah
.b
melalui PDRB perkapita. PDRB perkapita sendiri merupakan
ab
salah satu indikator ekonomi yang biasa digunakan untuk
un
ik
membandingkan tingkat kemakmuran suatu darah dengan
nt
daerah lainnya. diatas
pertumbuhan
el
2007
uk
bi
Dengan meningkatnya
besaran PDRB pada tahun penduduk,
maka
terjadi
w
.t
peningkatan pendirstribusian PDRB atau dengan kata lain
://
Bintuni
tp
Teluk
w
w
adanya peningkatan besaran PDRB Perkapita di Kabupaten
ht
pendekatan
pada
melalui
tahun PDRB
2007. perkapita
Namun ini
demiikian
masih
amat
premature untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu wilayah, karena besaran PDRB tidak dimiliki secara merata oleh penduduk tetapi hanyalah dimiliki oleh penduduk yang mempunyai akses terhadap perekonomian. PDRB perkapita Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2003 sebesar 8.47 juta rupiah, jumlah tersebut bertambah cukup BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
69
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
pesat pada tahun 2007 yaitu sebesar 11,97 juta atau berkembang sebesar 1,41 kali lipat dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Tabel F. Pertumbuhan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Teluk Bintuni tahun 2003-2007 PDRB Perkapita Adh Berlaku
(2)
(3)
2003
8471.02
16.79
2004
9299.82
2005
9818.79
2006* 2007**
11970.78
id
(1)
Perkembangan (%)
o.
Pertumbuhan (%)
(4)
116.79
.b
ps
.g
Jumlah (Rp)
ab
Tahun
128.21 135.37
10572.58
7.68
145.76
13.22
165.04
w
w
.t
uk
bi
nt
5.58
el
un
ik
9.78
://
w
Dilihat dari tingkat pertumbuhannya PDRB perkapita
tp
Kabupaten Teluk Bintuni pada tahun 2007 tumbuh sebesar
ht
13,22 persen. Angka pertumbuhan tersebut lebih besar bila dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya
yaitu
pertumbuhan sebesar 7,68 persen. Kalau dicermati tingkat pertumbuhan PDRB Perkapita dari tahun 2003 sampai dengan 2007 terlihat bahwa dari tahun ketahun selalu berfluktuasi tergantung perkembangan perekonomian pada
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
70
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
saat tersebut. Namun pada tahun-tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan 4.7. PDRB MENURUT KELOMPOK SEKTOR Pengelompokan PDRB menurut kelompok sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier didasarkan atas
id
output maupun input menurut asal terjadinya proses
.g
o.
produksi masing-masing produsen. Suatu uni dikelompokkan
ps
atas kelompok primer apabila output yang dihasilkan
ab
.b
merupakan proses tingkat awal (dasar), sektor yang masuk
ik
dalam kategori ini adalah sektor pertanian dan sektor
nt
un
pertambangan penggalian. Kelompok sekunder adalah unit-
bi
unit kegiatan ekonomi yang biaya produksinya (inputnya)
el
uk
sebagian besar berasal dari sektor primer, sektor-sektor yang
w
.t
termasuk kelompok ini adalah sektor industri pengolahan,
w
sektor listrik dan air minum serta sektor bangunan./kontruksi.
://
w
Sedangkan sisanya masuk kelompok sektor tersier yaitu yang
ht
tp
terdiri dari sektor Perdagangan, hotel dan restoran, sektor Angkutan dan komunikasi, Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor Jasa-jasa.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
71
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Tabel G. PDRB Kabupaten Teluk Bintuni ADH Berlaku Menurut Kelompok Sektor tahun 2003 - 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)
Kelompok Sektor Adh Berlaku (Jutaan rupiah)
Tahun
Sekunder
Tersier
(1)
(2)
(3)
(4)
2003
268727.48
75767.88
16785.12
2004
294516.44
91477.2
25681.7
2005
326205.39
111182.68
2006*
362653.85
2007**
408290.3
.b
ps
.g
o.
id
Primer
Total
(5)
361280.5 411675.3 465597.2
137934.28
36139.71
536727.8
174163.14
49615.51
632068.96
bi
nt
un
ik
ab
28209.12
(Dalam Jutaan Rupiah)
tp
://
Tahun
w
w
w
.t
el
uk
Tabel H. PDRB Kabupaten Teluk Bintuni ADH Konstan 2000 Menurut Kelompok Sektor tahun 2003 - 2007
Kelompok Sektor Adh Konstan (Jutaan rupiah)
Total
Sekunder
Tersier
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2003
227932.64
59205.43
13193.92
300331.99
2004
237011.72
65706.35
16351.75
319069.82
2005
246751.55
73720.39
19335.91
339807.85
2006*
263592.74
84262.44
23146.06
371001.24
2007**
285487.77
98091.07
29258.55
412837.39
ht
Primer
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
72
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Tabel I. PDRB Kabupaten Teluk Bintuni ADH Berlaku Menurut Kelompok Sektor tahun 2006 - 2007
KELOMPOK SEKTOR
2006*
2007**
(1)
(2)
(3)
(4)
PRIMER
362653.85
408290.3
- PERTANIAN - PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
357617.89 5035.96
401678.58 6611.72
SEKUNDER
137934.28
174163.14
69509.37 474.18 67950.73
83706.28 619.2 89837.66
36139.71
49615.51
18447.02 8118.9
25298.12 10842.24
5748.15
8823.65
3825.64
4651.5
536727.84
632068.95
B
.g
A
id
NO
o.
(Dalam Jutaan Rupiah)
ps
- INDUSTRI PENGOLAHAN
ab
.b
- LISTRIK DAN AIR MINUM
TERSIER
nt
C.
un
ik
-BANGUNAN
bi
- PERDAGANGAN., HOTEL DAN REST0RAN
.t
el
uk
- PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI - KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN. (PDRB)
://
w
w
w
- JASA – JASA
ht
tp
Besaran PDRB menurut kelompok sektor atas dasar
harga konstan memberikan gambaran riil kemampuan masing-masing kelompok sektor terhadap PDRB. Berdasarkan kelompok sektor, nilai tambah terbesar pada tahun 2007 terbentuk pada kelompok sektor Primer dengan nilai tambah sebesar Rp. 285,487.77 juta. Ditempat kedua adalah kelompok sektor Sekunder memberikan nilai tambah sebesar Rp. 98,091.07 juta dan berikutnya adalah BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
73
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
kelompok sektor Tersier dengan nilai tambah sebesar Rp. 29,258.55 juta.
.t
w
w
tp
://
w
- KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN. - JASA – JASA
ht
263592.74
285487.77 283050.64 2437.13
o.
id
2007** (4)
.b
bi
uk
TERSIER - PERDAGANGAN., HOTEL DAN REST0RAN - PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
el
C.
2006* (3)
261674.8 1917.94
ab ik
SEKUNDER - INDUSTRI PENGOLAHAN - LISTRIK DAN AIR MINUM -BANGUNAN
nt
B
PRIMER - PERTANIAN - PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
un
A
KELOMPOK SEKTOR (2)
ps
NO (1)
.g
Tabel J. PDRB Kabupaten Teluk Bintuni ADH Konstan 2000 Menurut Kelompok Sektor tahun 2006 2007
(PDRB)
PDRB Kelompok Sektor
84262.44
98091.07
43101.11 345.29 40816.04
47144.1 412.63 50534.34
23146.06
29258.55
12548.66
16023.37
4835.31
6104.69
3324.85
4346.94
2437.24
2783.55
371001.24
412837.39
baik untuk sektor Primer,
sekunder maupun tersier dari tahun 2003 sampai 2007 mengalami perkembangan yang cukup berarti. Untuk Kelompok Sektor Primer dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 telah berkembang sebesar 133,75 persen atau 1,34 kali lipat. Kelompok sektor Sekunder BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
74
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
tahun berkembang sebesar 180,24 persen atau sebanyak 1,80 kali lipat dan untuk kelompok sektor tersier dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 telah berkembang sebesar 247,56 persen atau 2,48 kali lipat. Tabel K. Perkembangan PDRB Kabupaten Teluk Bintuni Menurut Kelompok Sektor tahun 2003 – 2007
id
Kelompok Sektor Adh Konstan (Persentase)
(1)
(2)
(3)
2003
106.79
108.79
2004
111.04
2005
115.61
2006*
123.50
111.64
107.38
138.36
114.08
135.46
163.61
121.50
154.83
195.84
132.65
180.24
247.56
147.61
un
ik
ab
(5)
nt
bi
w
w
w
(4)
120.73
uk
el
.t
133.75
2007**
Tersier
ps
Sekunder
.b
Primer
Total
.g
o.
Tahun
tp
://
Dari ketiga kelompok sektor tersebut yang paling
ht
cepat perkembangannya adalah kelompok sektor tersier, kemudian disusul oleh kelompok sektor sekunder sedangkan kelompok sektor primer
perkembangannya
sangat
lambat. Kalau dilihat dari pertumbuhan dari tahun 2006 ke tahun 2007, PDRB Kelompok sektor atas dasar harga berlaku, pertumbuhan terbesar adalah kelompok sektor Tersier BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
75
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
dengan laju pertumbuhan sebesar 26,41 persen, disusul oleh kelompok sektor sekunder sebesar 16,41 persen dan selanjutnya adalah kelompok sektor primer dengan laju pertumbuhan sebesar 08,31 persen. Untuk laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB Kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000 maka
id
tingkat pertumbuhan terbesar pada tahun 2006 terjadi pada
o.
sub kelompok Tersier yaitu sebesar 19,71 persen, kemudian terakhir
adalah
sub
kelompok
.b
dan
ps
.g
disusul oleh sub kelompok Sekunder sebesar 14,30 persen Primer
dengan
un
ik
ab
pertumbuhan riil sebesar 6,83 persen.
el
uk
bi
nt
Tabel L. Pertumbuhan riil PDRB Kabupaten Teluk Bintuni Menurut Kelompok Sektor tahun 2003 – 2007
.t
Kelompok Sektor Adh Konstan (Persentase)
Total
Sekunder
Tersier
(2)
(3)
(4)
(5)
2003
6.79
8.79
11.64
7.38
2004
3.98
10.98
23.93
6.24
2005
4.11
12.20
18.25
6.50
2006*
6.83
14.30
19.71
9.18
2007**
8.31
16.41
26.41
11.28
ht
://
(1)
w
w
Primer
tp
w
Tahun
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
76
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
Tabel M. Distribusi Persentase dan pergeseran PDRB Kabupaten Teluk Bintuni Menurut Kelompok Sektor Tahun 2006 – 2007 Harga Berlaku
Harga Konstan
Kelompok Sektor 2007
Pergeseran Peranan
2006
2007
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
PRIMER
67.57
64.60
-4.40
71.05
SEKUNDER
25.70
27.55
7.20
TERSIER
6.73
7.85
16.64
100.00
100.00
o. .g
Pergeseran Peranan (7) -2.66
22.71
23.760
4.62
6.24
7.080
13.46
100.00
100.00
---
ps
69.160
----
w
.t
el
TOTAL
uk
bi
nt
un
ik
ab
.b
(1)
id
2006
w
w
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sektor primer
tp
://
menduduki urutan pertama baik pada tahun 2006 maupun
ht
tahun 2007 dengan kontribusi pada tahun 2006 sebesar 67,57 % terhadap total PDRB dan pada tahun 2007 sebesar 64,60 % atau bergeser turun peranannya sebesar -4,40 persen. Urutan kedua ditempati sektor sekunder dengan kontribusi sebesar 25,70 % terhadap total PDRB pada tahun
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
77
PDRB KAB BUPATEN TELUK BINTUNI B TAHUN N 2007
2006 dan pada tahun 20 007 sebesar 27,55 % atau berrgeser naik sebesar 7,20 % dari ta ahun 2006 ke ta ahun 2007. utan ketiga pa ada tahun 200 06 ini adalah sektor s Uru tersier yan ng memberikan n kontribusi se ebesar 6,73 % pada tahun 200 06 dan 7,85 % p pada tahun 200 07 atau bergesar naik sebesar 16 6,64 %. Dari kettiga kelompok sektor s tersebut, yang
id
mengalam mi perubahan peranan positiif adalah kelom mpok
.g
ab
.b
ps
primer me engalami kontra aksi peranan.
o.
sektor Terrsier dan sekunder sedangka an kelompok sektor s
w
w
.t
el
uk
bi
nt
un
ik
bentukan PDRB Kabupaten Telu uk Grafikk 6. Andil Pemb Bintuni Menurut K Kelompok Sektorr Tahun 2007
27,55 6 64,6
ht
tp
://
w
7,85
PRIMER
SEKUNDER
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
TERSIER
78
tp
ht
w
w
://
.t
w
o.
.g
ps
.b
ab
ik
un
nt
bi
uk
el
id
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TELUK BINTUNI MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2003 – 2007 (Jutaan Rupiah)
CATATAN :
el uk
w
w
tp :// w
r)
tu
o.
id
2006* (6) 354,776.17 26,072.54 8,345.33 3,923.13 186,571.21 132,705.67 5,035.96 ‐ ‐ 5,035.96 69,509.37 ‐ 69,509.37 474.18 308.76 ‐ 165.43 67,950.73 18,447.02 17,739.92 327.45 379.65 8,118.90 1,799.84 2,318.17 98.41 2,435.80 353.70 1,112.98 5,748.15 2,230.20 133.50 3,261.56 122.89 3,825.64 2,712.95 819.07 67.86 225.76 536,727.85
.b
ps .g
2005 (5) 322,303.66 22,482.15 7,317.90 3,384.05 173,087.68 116,031.89 3,901.73 ‐ ‐ 3,901.73 58,661.10 ‐ 58,661.10 368.13 238.81 ‐ 129.32 52,153.45 13,686.27 13,116.39 256.76 313.12 6,198.84 ‐ 1,508.54 1,617.59 87.95 1,889.16 269.69 825.90 5,143.39 2,412.00 111.78 2,508.70 110.91 3,180.62 2,239.33 687.66 57.67 195.96 465,597.19
ni ka b
2004 (4) 322,303.66 19,755.84 6,515.22 2,981.28 163,786.04 101,961.24 2,976.82 ‐ ‐ 2,976.82 50,258.64 ‐ 50,258.64 288.21 185.96 ‐ 102.25 40,930.35 13,329.39 9,848.79 207.41 263.19 4,818.47 ‐ 1,277.02 1,134.52 79.59 1,489.63 208.39 629.32 4,424.07 2,268.81 95.10 1,958.96 101.20 3,109.77 1,907.28 587.14 47.64 171.71 411,675.33
bi n
2003 (3) 266,359.65 17,636.89 5,841.76 2,676.43 150,895.16 89,309.41 2,367.83 ‐ ‐ 2,367.83 43,102.88 ‐ 43,102.88 232.08 149.68 ‐ 82.40 32,432.92 8,161.07 7,758.37 171.14 231.56 3,798.46 ‐ 1,086.19 807.25 72.45 1,182.14 163.72 486.71 2,595.56 897.31 83.34 1,521.72 93.19 2,230.03 1,537.21 499.81 41.09 151.92 361,280.48
.t
LAPANGAN USAHA (2) P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1. Bank 2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
ht
No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2007** (7) 401,678.58 30,828.18 9,739.83 4,606.54 203,773.08 152,730.96 6,611.72 ‐ ‐ 6,611.72 83,706.28 ‐ 83,706.28 619..20 405.52 ‐ 213.68 89,837.66 25,298.12 24,394.16 432.39 471.57 10,842.24 2,180.15 3,380.82 111.85 3,170.19 471.55 1,527.68 8,823.65 4,172.47 162.91 4,344.73 143.54 4,651.50 3,323.64 985.26 78.22 264.39 632,068.96
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
79
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TELUK BINTUNI MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2003 – 2007 (Jutaan Rupiah)
CATATAN :
el uk
w
w
tp :// w
r)
tu
id
2006* (6) 261,674.80 17,794.81 5,270.71 3,031.21 146,312.94 89,265.13 1,917.94 ‐ ‐ 1,917.94 43,101.11 ‐ 43,101.11 345.29 220.23 ‐ 125.06 40,816.04 12,548.66 12,172.08 113.63 262.95 4,835.31 ‐ 941.72 1,522.06 71.35 1,376.33 156.16 767.70 3,324.85 1,220.91 108.98 1,895.10 99.86 2,437.24 1,739.57 473.08 49.45 152.78 371,001.24
.b
ps .g
o.
2005 (5) 245,226.53 15,918.07 4,788.51 2,722.97 140,970.17 80,826.81 1,525.02 ‐ ‐ 1,525.02 39,717.87 ‐ 39,717.87 292.54 189.13 ‐ 103.41 33,709.98 9,950.44 9,616.08 97.92 236.44 3,890.69 ‐ 829.71 1,103.42 67.86 1,155.22 129.23 605.25 3,324.13 1,487.37 96.18 1,647.77 92.82 2,170.65 1,533.33 435.08 49.45 152.78 339,807.85
ni ka b
2004 (4) 235,780.61 14,535.72 4,428.88 2,511.50 139,615.90 74,688.61 1,231.11 ‐ ‐ 1,231.11 37,081.54 ‐ 37,081.54 251.79 164.45 ‐ 87.34 28,373.02 8,092.09 7,789.43 86.65 216.01 3,188.36 ‐ 739.16 807.42 64.93 982.47 109.25 485.13 3,107.42 1,484.68 85.87 1,449.39 87.48 1,963.88 1,376.39 403.02 42.76 141.71 319,069.82
bi n
2003 (3) 226,926.26 13,376.32 4,115.59 2,324.88 138,655.74 68,453.73 1,006.38 ‐ ‐ 1,006.38 34,879.31 ‐ 34,879.31 218.32 143.80 ‐ 74.52 24,107.80 6,650.97 6,375.84 77.03 198.10 2,672.20 ‐ 662.58 601.77 62.52 856.91 92.65 395.77 2,088.77 643.60 77.61 1,284.89 82.67 1,781.98 1,238.69 374.13 37.67 131.49 300,331.98
.t
LAPANGAN USAHA (2) P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1. Bank 2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
ht
No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2007** (7) 283,050.64 20,252.27 5,912.68 3,425.87 154,330.89 99,128.93 2,437.13 ‐ ‐ 2,437.13 47,144.10 ‐ 47,144.10 412.63 259.96 ‐ 152.67 50,534.34 16,023.37 15,590.00 136.50 296.86 6,104.69 ‐ 1,079.12 2,109.42 75.87 1,657.51 189.67 993.09 4,346.94 1,893.32 125.47 2,219.35 108.80 2,783.55 2,013.20 522.75 64.31 183.30 412,837.38
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
80
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 3 INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN TELUK BINTUNI ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2003 - 2007 (Dalam Persentase)
4.
bi n
5.
el uk
6.
w
w
.t
ht
tp :// w
7. 8. 9. CATATAN :
r)
Angka Yang Diperbaiki
*)
2006* (6) 184.43 230.56 238.37 202.48 157.72 225.42 706.80 ‐ ‐ 706.80 232.86 ‐ 232.86 319.88 305.79 ‐ 349.96 386.45 392.76 396.57 558.59 230.39 417.79 ‐ 347.84 730.02 171.33 351.19 605.65 372.33 337.81 448.01 204.25 306.09 168.60 264.81 273.63 260.13 247.85 203.41 213.00
o.
id
2005 (5) 166.21 198.81 209.02 174.66 146.32 197.09 547.61 ‐ ‐ 547.61 196.52 ‐ 196.52 248.33 236.51 ‐ 273.58 296.61 291.40 293.21 438.01 190.01 291.55 ‐ 509.40 153.12 272.38 461.80 318.98 276.29 302.27 484.53 171.02 235.44 152.16 220.16 225.86 218.39 210.63 176.55 184.77
ps .g
3.
2004 (4) 150.35 174.70 186.10 153.87 138.46 173.19 417.80 ‐ ‐ 417.80 168.37 ‐ 168.37 194.42 184.17 ‐ 216.30 232.78 283.80 220.17 353.82 159.71 246.80 ‐ 357.27 138.56 214.77 356.83 247.95 210.53 260.00 455.77 145.50 183.85 138.84 215.25 192.37 186.47 174.00 154.71 163.37
.b
2.
2003 (3) 137.36 155.96 166.86 138.13 127.56 151.70 332.33 ‐ ‐ 332.33 144.40 ‐ 144.40 156.56 148.24 ‐ 174.32 184.45 173.76 173.44 291.95 140.52 209.92 ‐ 254.21 126.13 170.44 280.34 195.46 162.82 152.54 180.25 127.51 142.81 127.85 154.36 155.05 158.74 150.07 136.88 143.37
ni ka b
LAPANGAN USAHA (2) P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1. Bank 2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
tu
No. (1) 1.
2007* (7) 207.15 272.61 278.20 237.75 172.27 259.43 927.96 ‐ ‐ 927.96 280.42 ‐ 280.42 417.70 401.62 ‐ 452.05 510.93 538.63 545.32 737.62 286.16 557.92 ‐ 421.34 1,064.66 194.73 457.08 807.45 511.07 518.55 838.18 249.25 407.75 196.92 321.97 335.23 312.91 285.69 238.21 250.83
Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
81
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 4. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN TELUK BINTUNI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2003 - 2007 (Dalam Persentase) LAPANGAN USAHA (2)
2003 (3)
2004 (4)
2005 (5)
2006* (6)
1.
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Jalan Raya 2. Angkutan Laut 3. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 4. Angkutan Udara 5. Jasa Penunjang Angkutan 6. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1. Bank 2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
117.03 118.29 117.56 119.99 117.22 116.28 141.25 ‐ ‐ 141.25 116.85 ‐ 116.85 147.27 142.42 ‐ 157.65 137.11 141.61 142.53 131.41 120.21 137.51 128.05 189.50 108.84 123.55 158.65 132.40 122.75 129.29 118.74 120.59 113.42 123.35 124.94 118.82 137.58 118.47 119.21
121.59 128.54 126.50 129.62 118.03 126.87 172.79 ‐ ‐ 172.79 124.23 ‐ 124.23 169.85 162.87 ‐ 184.77 161.36 172.29 174.13 147.82 131.08 164.07 142.85 254.27 113.04 141.65 187.07 162.29 182.62 298.25 131.38 136.02 120.02 135.94 138.82 128.00 156.17 127.68 126.65
126.47 140.76 136.78 140.54 119.17 137.29 214.04 ‐ ‐ 214.04 133.06 ‐ 133.06 197.34 187.32 ‐ 218.76 191.72 211.86 214.96 167.04 143.48 200.21 160.35 347.48 118.14 166.56 221.28 202.48 195.35 298.79 147.15 154.64 127.34 150.25 154.65 138.18 180.61 137.65 134.88
134.95 157.36 150.55 156.45 123.69 151.63 269.18 ‐ ‐ 269.18 144.39 ‐ 144.39 232.92 218.11 ‐ 264.57 232.13 267.18 272.10 193.84 159.56 248.82 182.00 479.31 124.21 198.44 267.40 256.82 195.40 245.26 166.74 177.85 137.00 168.70 175.46 150.50 209.61 149.91 147.26
5. 6.
ht
tp :// w
7.
w
w
.t
8. 9. CATATAN :
r)
Angka Yang Diperbaiki
*)
o.
2007* (7) 145.97 179.09 168.89 176.81 130.47 168.38 342.05 ‐ ‐ 342.05 157.94 ‐ 157.94 278.35 257.46
ps .g
.b
ni ka b
4.
tu
3.
bi n
2.
el uk
id
No. (1)
‐ 322.98 287.40 341.16 348.51 232.86 180.15 314.14 208.55 664.28 132.09 238.98 324.78 332.23 255.46 380.34 191.97 208.28 149.26 192.67 203.05 166.02 234.86 165.15 163.86
Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
82
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 5 DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TELUK BINTUNI MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2003–2007 (Dalam Persentase)
CATATAN :
r)
5. 6.
tp :// w
7.
w
w
.t
ht
8. 9.
Angka Yang Diperbaiki
*)
69.22 4.83 1.57 0.73 37.18 24.92 0.84 ‐ ‐ 0.84 12.60 ‐ 12.60 0.08 0.05 ‐ 0.03 11.20 2.94 2.82 0.06 0.07 1.33 ‐ 0.32 0.35 0.02 0.41 0.06 0.18 1.10 0.52 0.02 0.54 0.02 0.68 0.48 0.15 0.01 0.04 100.00
ni ka b
70.82 4.80 1.58 0.72 39.79 24.77 0.72 ‐ ‐ 0.72 12.21 ‐ 12.12 0.07 0.05 ‐ 0.02 9.94 3.24 2.39 0.05 0.06 1.17 ‐ 0.31 0.28 0.02 0.36 0.05 0.15 1.07 0.55 0.02 0.48 0.02 0.76 0.46 0.14 0.01 0.04 100.00
tu
4.
bi n
3.
el uk
2.
73.73 4.88 1.62 0.74 41.77 24.72 0.66 ‐ ‐ 0.66 11.93 ‐ 11.93 0.06 0.04 ‐ 0.02 8.98 2.26 2.15 0.05 0.06 1.05 ‐ 0.30 0.22 0.02 0.33 0.05 0.13 0.72 0.25 0.02 0.42 0.03 0.62 0.43 0.14 0.01 0.04 100.00
2005 (5)
2006* (6) 66.63 4.86 1.55 0.73 34.76 24.72 0.94 ‐ ‐ 0.94 12.95 ‐ 12.95 0.09 0.06 ‐ 0.03 12.66 3.44 3.31 0.06 0.07 1.51 ‐ 0.34 0.43 0.02 0.45 0.07 0.21 1.07 0.42 0.02 0.61 0.02 0.71 0.51 0.15 0.01 0.04 100.00
id
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1. Bank 2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 3. Sewa Bangunan 4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
2004 (4)
o.
1.
2003 (3)
ps .g
LAPANGAN USAHA (2)
.b
No. (1)
2007** (7) 63.55 4.88 1.54 0.73 32.24 24.16 1.05 ‐ ‐ 1.05 13.24 ‐ 13.24 0.10 0.06 ‐ 0.03 14.21 4.00 3.86 0.07 0.07 1.72 ‐ 0.34 0.53 0.02 0.50 0.07 0.24 1.40 0.66 0.03 0.69 0.02 0.74 0.53 0.16 0.01 0.04 100.00
Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
83
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 6 DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN TELUK BINTUNI MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2003–2007 (Dlm Persentase)
4. 5. 6.
ht
tp :// w
w
7.
w
.t
8. 9.
2005 (5)
2006* (6) 70.53 4.80 1.42 0.82 39.44 24.06 0.52 ‐ ‐ 0.52 11.62 ‐ 11.62 0.09 0.06 ‐ 0.03 11.00 3.38 3.28 0.03 0.07 1.30 ‐ 0.25 0.41 0.02 0.37 0.04 0.21 0.90 0.33 0.03 0.51 0.03 0.66 0.47 0.13 0.02 0.04 100.00
o.
id
72.17 4.68 1.41 0.80 41.49 23.79 0.45 ‐ ‐ 0.45 11.69 ‐ 11.69 0.09 0.06 ‐ 0.03 9.92 2.93 2.83 0.03 0.07 1.14 ‐ 0.24 0.32 0.02 0.34 0.04 0.18 0.98 0.44 0.03 0.48 0.03 0.64 0.45 0.13 0.01 0.04 100.00
ps .g
73.90 4.56 1.39 0.79 43.76 23.41 0.39 ‐ ‐ 0.39 11.62 ‐ 11.62 0.08 0.05 ‐ 0.03 8.89 2.54 2.44 0.03 0.07 1.00 ‐ 0.23 0.25 0.02 0.31 0.03 0.15 0.97 0.47 0.03 0.45 0.03 0.62 0.43 0.13 0.01 0.04 100.00
.b
r)
3.
2004 (4)
ni ka b
CATATAN :
2.
75.56 4.45 1.37 0.77 46.17 22.79 0.34 ‐ ‐ 0.34 11.61 ‐ 11.61 0.07 0.05 ‐ 0.02 8.03 2.21 2.12 0.03 0.07 0.89 ‐ 0.22 0.20 0.02 0.29 0.03 0.13 0.70 0.21 0.03 0.43 0.03 0.59 0.41 0.12 0.01 0.04 100.00
tu
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
2003 (3)
el uk
1.
LAPANGAN USAHA (2)
bi n
No. (1)
2007* (7) 68.56 4.91 1.43 0.83 37.38 24.01 0.59 ‐ ‐ 0.59 11.42 ‐ 11.42 0.10 0.06 ‐ 0.04 12.24 3.88 3.78 0.03 0.07 1.48 ‐ 0.26 0.51 0.02 0.40 0.05 0.24 1.05 0.46 0.03 0.54 0.03 0.67 0.49 0.13 0.02 0.04 100.00
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
84
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 7 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK REGIONAL KABUPATEN TELUK BINTUNI ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2003 – 2007 (Dalam Persentase)
5. 6.
ht
tp :// w
w
7.
w
.t
8. 9. CATATAN :
r)
10.96 15.97 14.04 15.93 7.79 14.37 29.07 ‐ ‐ 29.07 18.49 ‐ 18.49 28.81 29.29 ‐ 27.92 30.29 34.78 35.25 27.53 21.25 30.97 ‐ 19.31 43.31 11.89 28.94 31.15 34.76 11.76 ‐7.54 19.43 30.01 10.80 20.28 21.15 19.11 17.67 15.21 15.28
id
o.
10.55 13.80 12.32 13.51 5.68 13.80 31.07 ‐ ‐ 31.07 16.72 ‐ 16.72 27.73 28.42 ‐ 26.48 27.42 2.68 33.18 23.79 18.97 28.65 ‐ 18.13 42.58 10.51 26.82 29.42 31.24 16.26 6.31 17.54 28.06 9.59 2.28 17.41 17.12 21.05 14.12 13.10
2006* (6)
ps .g
9.45 12.01 11.53 11.39 8.54 14.17 25.72 ‐ ‐ 25.72 16.60 ‐ 16.60 24.18 24.24 ‐ 24.08 26.20 63.33 26.94 21.19 13.66 26.85 ‐ 17.57 40.54 9.86 26.01 27.28 29.30 70.45 152.85 14.11 28.73 8.60 39.45 24.07 17.47 15.94 13.03 13.95
2005 (5)
.b
4.
2004 (4)
ni ka b
3.
10.92 10.31 18.61 11.39 8.48 14.91 31.22 ‐ ‐ 31.22 11.36 ‐ 11.36 19.13 17.49 ‐ 22.24 25.42 22.70 23.16 17.74 12.01 30.12 ‐ 28.10 42.98 8.05 25.38 31.04 30.89 12.73 ‐3.54 11.12 25.61 8.54 15.86 16.76 14.32 14.01 12.55 12.72
tu
2.
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
2003 (3)
el uk
1.
LAPANGAN USAHA (2)
bi n
No. (1)
2007* (7) 12.32 18.24 16.71 17.42 9.22 15.09 31.29 ‐ ‐ 31.29 20.42 ‐ 20.42 30.58 31.34 ‐ 29.17 32.21 37.14 37.51 32.05 24.21 33.54 ‐ 21.13 45.84 13.66 30.15 33.32 37.26 53.50 87.09 22.03 33.21 16.80 21.59 22.51 20.29 15.27 17.11 17.76
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
85
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 8 LAJU PERTUMBUHAN PRODUK REGIONAL KABUPATEN TELUK BINTUNI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2003 – 2007 (Dalam Persentase)
4. 5.
el uk
6.
ht
tp :// w
w
7.
w
.t
8. 9. CATATAN :
r)
6.71 11.79 10.07 11.32 3.79 10.44 25.76 ‐ ‐ 25.76 8.52 ‐ 8.52 18.03 16.44 ‐ 20.94 21.08 26.11 26.58 16.05 11.21 24.28 ‐ 13.50 37.94 5.14 19.14 20.84 26.84 0.02 ‐17.91 13.31 15.01 7.59 12.28 13.45 8.92 16.05 8.91 9.18
id
4.01 9.51 8.12 8.42 0.97 8.22 23.87 ‐ ‐ 23.87 7.11 ‐ 7.11 16.19 15.01 ‐ 18.40 18.81 22.97 23.45 13.00 9.46 22.03 ‐ 12.25 36.66 4.51 17.58 18.29 24.76 6.97 0.18 12.00 13.69 6.10 10.53 11.40 7.96 15.65 7.81 6.50
o.
3.90 8.67 7.61 8.03 0.69 9.11 22.33 ‐ ‐ 22.33 6.31 ‐ 6.31 15.33 14.36 ‐ 17.20 17.69 21.67 22.17 12.49 9.04 19.32 ‐ 11.56 34.17 3.85 14.65 17.92 22.58 48.77 130.68 10.64 12.80 5.82 10.21 11.12 7.72 13.51 7.77 6.24
2006* (6)
ps .g
6.73 6.88 6.24 6.89 6.63 6.93 21.55 ‐ ‐ 21.55 6.03 ‐ 6.03 14.92 13.91 ‐ 16.91 12.98 13.67 13.92 10.33 7.25 15.78 ‐ 9.79 33.17 2.86 10.60 17.83 16.97 2.93 ‐10.10 5.98 10.61 5.20 9.31 10.19 7.24 12.18 6.44 7.38
2005 (5)
.b
3.
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
2004 (4)
ni ka b
2.
2003 (3)
tu
1.
LAPANGAN USAHA (2)
bi n
No. (1)
2007** (7) 8.17 13.81 12.18 13.02 5.48 11.05 27.07 ‐ ‐ 27.07 9.38 ‐ 9.38 19.50 18.04 ‐ 22.08 23.81 27.69 28.08 20.13 12.90 26.25 ‐ 14.59 38.59 6.34 20.43 21.46 29.36 30.74 55.07 15.13 17.11 8.95 14.21 15.73 10.31 12.05 10.16 11.28
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
86
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 9. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN TELUK BINTUNI ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2003 – 2007 (Dalam Persentase) No.
LAPANGAN USAHA
2003
2004
2005
2006*
2007**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
5. 6.
tp :// w
ht
8. 9.
w
7.
w
.t
el uk
CATATAN :
r)
o.
id
110.96 115.97 114.04 115.93 107.79 114.37 129.07 ‐ ‐ 129.07 118.49 ‐ 118.49 128.81 129.29 ‐ 127.92 130.29 134.78 135.25 127.53 121.25 130.97 ‐ 119.31 143.31 111.89 128.94 131.15 134.76 111.76 92.46 119.43 130.01 110.80 120.28 121.15 119.11 117.67 115.21 115.28
ps .g
.b
4.
110.55 113.80 112.32 113.51 105.68 113.80 131.07 ‐ ‐ 131.07 116.72 ‐ 116.72 127.73 128.42 ‐ 126.48 127.42 102.68 133.18 123.79 118.97 128.65 ‐ 118.13 142.58 110.51 126.82 129.42 131.24 116.26 106.31 117.54 128.06 109.59 102.28 117.41 117.12 121.05 114.12 113.10
ni ka b
3.
tu
2.
109.45 112.01 111.53 111.39 108.54 114.17 125.72 ‐ ‐ 125.72 116.60 ‐ 116.60 124.18 124.24 ‐ 124.08 126.20 163.33 126.94 121.19 113.66 126.85 ‐ 117.57 140.54 109.86 126.01 127.28 129.30 170.45 252.85 114.11 128.73 108.60 139.45 124.07 117.47 115.94 113.03 113.95
bi n
110.92 110.31 118.61 111.39 108.48 114.91 131.22 ‐ ‐ 131.22 111.36 ‐ 111.36 119.13 117.49 ‐ 122.24 125.42 122.70 123.16 117.74 112.01 130.12 ‐ 128.10 142.98 108.05 125.38 131.04 130.89 112.73 96.46 111.12 125.61 108.54 115.86 116.76 114.32 114.01 112.55 112.72
112.32 118.24 116.71 117.42 109.22 115.09 131.29 ‐ ‐ 131.29 120.42 ‐ 120.42 130.58 131.34 ‐ 129.17 132.21 137.14 137.51 132.05 124.21 133.54 ‐ 121.13 145.84 113.66 130.15 133.32 137.26 153.50 187.09 122.03 133.21 116.80 121.59 122.51 120.29 115.27 117.11 117.76
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
87
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 10 INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN TELUK BINTUNI ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2003 – 2007 (%)
CATATAN :
.t
w
w
tp :// w
r)
bi n
.b
2007** (7) 108.17 113.81 112.18 113.02 105.48 111.05 127.07 ‐ ‐ 127.07 109.38 ‐ 109.38 119.50 118.04 ‐ 122.08 123.81 127.69 128.08 120.13 112.90 126.25 ‐ 114.59 138.59 106.34 120.43 121.46 129.36 130.74 155.07 115.13 117.11 108.95 114.21 115.73 110.31 112.05 110.16 111.28
o.
id
2006* (6) 106.71 111.79 110.07 111.32 103.79 110.44 125.76 ‐ ‐ 125.76 108.52 ‐ 108.52 118.03 116.44 ‐ 120.94 121.08 126.11 126.58 116.05 111.21 124.28 ‐ 113.50 137.94 105.14 119.14 120.84 126.84 100.02 82.09 113.31 115.01 107.59 112.28 113.45 108.92 116.05 108.91 109.18
ps .g
2005 (5) 104.01 109.51 108.12 108.42 100.97 108.22 123.87 ‐ ‐ 123.87 107.11 ‐ 107.11 116.19 115.01 ‐ 118.40 118.81 122.97 123.45 113.00 109.46 122.03 ‐ 112.25 136.66 104.51 117.58 118.29 124.76 106.97 100.18 112.00 113.69 106.10 110.53 111.40 107.96 115.65 107.81 106.50
ni ka b
2004 (4) 103.90 108.67 107.61 108.03 100.69 109.11 122.33 ‐ ‐ 122.33 106.31 ‐ 106.31 115.33 114.36 ‐ 117.20 117.69 121.67 122.17 112.49 109.04 119.32 ‐ 111.56 134.17 103.85 114.65 117.92 122.58 148.77 230.68 110.64 112.80 105.82 110.21 111.12 107.72 113.51 107.77 106.24
tu
2003 (3) 106.73 106.88 106.24 106.89 106.63 106.93 121.55 ‐ ‐ 121.55 106.03 ‐ 106.03 114.92 113.91 ‐ 116.91 112.98 113.67 113.92 110.33 107.25 115.78 ‐ 109.79 133.17 102.86 110.60 117.83 116.97 102.93 89.90 105.98 110.61 105.20 109.31 110.19 107.24 112.18 106.44 107.38
el uk
LAPANGAN USAHA (2) P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
ht
No. (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
88
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 11. INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2003 - 2007 LAPANGAN USAHA
2003
2004
2005
2006*
2007**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
117.38 131.85 141.94 115.12 108.83 130.47 235.28 ‐ ‐ 235.28 123.58 ‐ 123.58 106.30 104.09 ‐ 110.58 134.53 122.70 121.68 222.17 116.89 142.15 ‐ 163.93 134.15 115.88 137.95 176.71 122.98 124.26 139.42 107.38 118.43 112.73 125.14 124.10 133.59 109.08 115.54 120.29
123.65 135.91 147.11 118.71 117.31 136.52 241.80 ‐ ‐ 241.80 135.54 ‐ 135.54 114.46 113.08 ‐ 117.07 144.26 164.72 126.44 239.37 121.84 151.13 ‐ 172.77 140.51 122.58 151.62 190.75 129.72 142.37 152.81 110.75 135.16 115.68 158.35 138.57 145.69 111.41 121.17 129.02
131.43 141.24 152.82 124.28 122.78 143.56 255.85 ‐ ‐ 255.85 147.69 ‐ 147.69 125.84 126.26 ‐ 125.06 154.71 137.54 136.40 262.22 132.43 159.33 ‐ 181.82 146.60 129.61 163.53 208.69 136.46 154.73 162.17 116.22 152.25 119.49 146.53 146.04 158.05 116.62 128.26 137.02
136.67 146.52 158.33 129.42 127.52 148.66 262.57 ‐ ‐ 262.57 161.27 ‐ 161.27 ‐ 137.33 140.20 ‐ 132.28 166.48 147.00 145.74 288.17 144.38 167.91 ‐ 191.12 152.30 137.93 176.98 226.50 144.98 172.88 182.67 122.50 172.10 123.06 156.97 155.96 172.84 118.24 135.68 144.67
141.91 152.22 164.73 134.46 132.04 154.07 271.29 ‐ ‐ 271.29 177.55 ‐ 177.55 ‐ 150.06 156.00 ‐ 139.96 177.78 157.88 156.47 316.76 158.85 177.61 ‐ 202.03 160.27 147.42 191.26 248.61 153.83 202.99 220.38 129.84 195.77 131.93 167.11 165.09 188.48 121.64 144.24 153.10
4. 5. 6.
.t
el uk
w
7.
ht
tp :// w
w
8. 9. CATATAN :
r)
o.
ps .g
3.
.b
2.
ni ka b
tu
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih B A N G U N A N PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Pos dan Telekomunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B )
bi n
1.
id
No.
Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
89
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 12 ANGKA INFLASI KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2003 - 2007 No.
LAPANGAN USAHA
2003
2004
2005
(1) 1.
(2)
(3)
(4)
(5)
ht
tp :// w
w
w
.t
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
id
6.29 3.92 3.88 4.69 4.66 5.16 5.81 ‐ ‐ 5.81 8.97 ‐ 8.97 9.94 11.66 ‐ 6.82 7.25 ‐16.50 7.88 9.55 8.69 5.42 ‐ 5.24 4.33 5.74 7.86 9.41 5.19 8.68 6.12 4.94 12.64 3.29 ‐7.46 5.39 8.49 4.67 5.85 6.20
ps .g
o.
5.34 3.08 3.64 3.11 7.80 4.64 2.77 ‐ ‐ 2.77 9.68 ‐ 9.68 7.68 8.64 ‐ 5.87 7.23 34.24 3.91 7.74 4.24 6.32 ‐ 5.39 4.75 5.78 9.91 7.94 5.48 14.57 9.61 3.13 14.12 2.62 26.53 11.66 9.05 2.14 4.88 7.26
.b
ni ka b
3.92 3.21 11.65 4.20 1.74 7.46 7.96 ‐ ‐ 7.96 5.03 ‐ 5.03 3.67 3.14 ‐ 4.56 11.01 7.94 8.11 6.72 4.44 12.38 ‐ 16.68 7.36 5.05 13.37 11.21 11.90 9.52 7.30 4.85 13.56 3.17 5.99 5.97 6.60 1.63 5.74 4.98
tu bi n
el uk
P E R T A N I A N 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan dan hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.1. Minyak dan Gas Bumi 2.2. Pertambangan Tanpa Migas 2.3. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1. Industri Migas 3.2. Industri Non Migas 4. LISTRIK DAN AIR BERSIH 4.1. Listrik 4.2. Gas 4.3. Air Bersih 5. B A N G U N A N 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 6.1. Perdagangan 6.2. H o t e l 6.3. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 7. Telekomunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8.3. Sewa Bangunan 8.4. Jasa Perusahaan 9. JASA‐JASA 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Sosial Kemasyarakatan 3. Hiburan & Rekreasi 4. Perorangan & Rumahtangga ( P D R B ) CATATAN : r) Angka Yang Diperbaiki *) Angka Sementara
2006* (6) 3.98 3.74 3.61 4.14 3.85 3.56 2.63 ‐ ‐ 2.63 9.19 ‐ 9.19 9.13 11.04 ‐ 5.77 7.61 6.88 6.85 9.89 9.03 5.39 ‐ 5.12 3.89 6.42 8.22 8.53 6.24 11.73 12.64 5.40 13.04 2.99 7.12 6.79 9.36 1.39 5.79 5.58
2007** (7) 3.84 3.89 4.04 3.89 3.55 3.64 3.32 ‐ ‐ 3.32 10.10 ‐ 10.10 9.27 11.27 ‐ 5.81 6.78 7.40 7.36 9.92 10.02 5.77 ‐ 5.71 5.23 6.88 8.07 9.76 6.11 17.41 20.65 5.99 13.75 7.21 6.46 5.86 9.05 2.87 6.31 5.83
90
PDRB KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2007
TABEL 13 ANGKA AGREGATIF PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN PDRB PERKAPITA SERTA JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN KABUPATEN TELUK BINTUNI TAHUN 2003 - 2007
LAPANGAN USAHA
(1)
(2)
PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (Jutaan rupiah)
3
Jumlah Penduduk Pertengahan
Tahun
4
PDRB Per Kapita Atas Dasar
Harga Konstan (Rupiah)
6
PDRB Per Kapita Atas Dasar
361,280.48
411,675.33
465,597.19
536,727.85
632,068.96
300,331.98
319,069.82
339,807.85
371,001.24
412,837.38
42,649
44,267
47,419
50,766
52,801
8,471,018.78 9,299,824.47 9,818,789.73
10,572,585.00
ps .g
Harga Berlaku (Rupiah) PDRB Per Kapita Atas Dasar
2007** (7)
7,041,946.59 7,207,848.28 7,166,069.51
Harga Berlaku (Rupiah) Dalam Sebulan
7
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) Dalam Sebulan
11,970,776.31
7,308,065.24
7,818,741.69
.b
5
2006* (6)
o.
2
2005 (5)
ni ka b
Berlaku (Jutaan rupiah)
705,918.23
774,985.37
818,232.48
881,048.75
997,564.69
586,828.88
600,654.02
597,172.46
609,005.44
651,561.81
tu
PDRB Atas Dasar Harga
2004 (4)
ht
tp :// w
w
w
.t
el uk
bi n
1
2003 (3)
id
No.
BPS KABUPATEN TELUK BINTUNI
91