PENGANTAH.
AUDIT INTERNAL
Oleh HlH.O TUGIMAN
7'2 cJf3
p-/ <:iJ (Fe Q'G
2000
,O(
- f'E
KATA PENGANTAR Setelail selesai menjalani pendidikannya, banyak pengawas internal atau auditor internal yang mengilabiskan sebagian dari waktunya untuk mempelajari kembali berbagai hal secara mandiri. Belajar kembali secara mandiri tersebut meliputi pengoreksian terhadap berbagai pemikiran, baik yang tidak tepat maupun yang sudah tidak berlaku lagi karena perjalanan waktu atau karena terjadinya perubahan-perubahan keadaan. Tujuanterpentingeiari interna/auditing
yang ingin dicapai adalah ~
~
~
untuk meningkalkan . .jumlah orang dengan sepenuh , .__ _ _ ___ ".... ________ ,, __ ' yang .. __ ... ______ ,_ ... ____ ._" ___________ .. _. ___ .______ . ____ ._______ ."hatimenyatakan .w_ ___ _ _._ ______ .,_. _______ bahwa..---mereka telah mencj?P?ttJ<3JiJagai ffignfaat dan nilai tambah dalam .. ----.---.... ..,,----.. --,
---,
~.-
---------.~-"'
inter,~t~sinyadengan
auditQr internal.
Tulisan ini mengetengahkan beberapa pemikiran dalam bidang audit internal yang diterima umum, dengan cara membandingkannya dengan penelitian dan keadaan di lapangan, di mana audit internal dituntut untuk memberikan nilai tambah organisasinya. Buku ini merupakan perbaikan dari buku yang pernah kami tulis dengan judul " Nilai Tambah Auditor Internal Delam Organisasi" tanggal 17 April 1999. Tambahan dalam buku ini antara lain data sampai akhir tahlJn 1999 dari Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) dan pembahasan dari pengertian internal auditing terbaru yang kami ambil dari Jurnal The Institute of Internal Auditor (IIA) Oktobcr 1999. Buku ini bermanfaat bagi para praktisi di bidang audit internal dan kami pergunakan pula sebagai awal perkuliahan mata kuliah Internal Auditing di beberapa perguruan tinggi di Bandung, serta sebagai buku wajib para peserta pendidikan tingkat manajerial YPIA di Jakarta. Semoga
tulisan
ini
bermanfaat
bagi
kita
semua
dalam
mengembangkan audit internal di Indonesia. Bandung, 14 Februari 2000 Hiro Tugiman Pengan{(lr Do/am Mcmpe/ajari /Ilfemol Auditing
Daftar lsi
Him Kata Pengantar Oaftar lsi .......................... .
ii
1. Pendahuluan ...................... .
1
2. Pengertian Audit. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
2
\
(ij Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan
9
4. Peranan Auditor Internal ...... .
15
5. Konsep Kemitraan ................................ .
17
6. Pendidikan Audit Internal ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
19
7. Pandangan Baru Audit Internal
25
®
Beberapa Pemikiran
43
9. Kesimpulan ..................................... .
46
Oaftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
47
Lampiran - lilmpimn Tentang Penulis
PCI/gal/far J)alam Mempe/ajari Infemnl Auditing
II
1.
PENDAHULUAN Pemeriksaan internal atau internal auditing merupakan bidang yang
lebih ko'mpleks dan menantang bila dibandingkan dengan profesi lain pada umumnya. Karena sifat sensitif dari pekerjaannya, auditor internal pada umumnya menghindari publikasi dan jarang membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan profesinya dengan pil1ak lain di luar lingkungan para auditor internal.
Hanya dalam sekejap, dimulai tahun 1977 di Amerika Serikat dan tahun 1983 di Indonesia posisi auditor internal, khususnya untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Oaerah (BUMO), berpindah dari sisi panggung ke ten gail panggung, Auditor internal diminta untuk meningkatkan kualitasnya, di samping dalam melakukan pelaporan turut pula berubah, Banyak auditor internal yang kemudian membuat laporan kepada direktur utama dan mengadakan peliemuan dengan dewan komisaris perusahaan secara rutin, Pad a awalnya, para auditor internal sangat gembira atas perubahan yang terjadi secara cepat ters!,!but. Namun kemudian, ia memiliki alasan untuk berpendapat bahwa pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya selama ini tidaklah cukup untuk menghadapi interaksi yang sering dan sensitif dengan pihak manajemen, sebagaimana disyaratkan dalam peran barunya,
Au'ditor internal yang dididik dengan metode audit akuntansi atau keuangan yang tradisional cenderung untuk menerapkan gaya bermusuhan dalam melaksanakan tugasnya dan tidak disukai oleh pal'a IikJlla!,j8l, Sekarang
auditor
internal
melihat
adanya
rasa
ketakutan
dan
ketidakkepercayaan dari manajemen senior, seperti yang sebelumnya pernah ia dapatkan dari manajemen tengah, Apakah hal tersebut merupakan suatu yang harus selalu dihadapi oleh auditor internal ? Apakah auditor internal
Pengolltar Da/am Mcmpeiajari infernal Allditing
harus dipandang sebagai orang yang selalu membawa be rita buruk pada saat ia akan melakukan tugasnya ?
Hal yang dibutuhkan oleh auditor internal saat ini adalah pandangan yang luas serta pemahaman terhadap berbagai proses manajerial dan yang berkaitan dengan manusia yangmendasari fungsi internal auditing. Auditor internal dalam melakukan audit harus melakukan pendekatan holistik yang menyadari bahwa para manajer dan pihak yang diaudit merupakan pribadi yang kompleks yang berjuang dalam suatu lingkungan yang menghasilkan berbagai macam tekanan profesional.
Oleh karena itu auditor internal harus
bertindak profesional dalam
segala hal, agar ia tidak dipandang sebagai seorang pemangsa yang tidak dapat diduga tingkah laku dan tabiatnya.
Saat ini mengelola audit internal harus bervisi bisnis. " I run the audit departement as a business, we're always trying to make sure we're adding value ", Anita Dennis ( Journal of Accountancy, Nopember 1998 him. 96 )
2.
PENGERTIAN AUDIT
Arens ( 1997 : 2) mengemukakan pengertian audit (auditing) adalah : "Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent independent person".
Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat dievaluasi dan
sejumlah
kriteria
yang
dapat
digunakan
sebagai
pegangan
pengevaluasian informasi tersebut. Infonnasi memiliki berbagai bentuk, sedangkan kriteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif cukup beragam dan audit dilakukan oleh orang yang berkompeten.
Pengol/[flr Do/am Afempe/ajari IlIlernal AI/di/ing
2
Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami krileria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan
bukli
yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan dan rekomendasi yang akan diambilnya. Auditorharus pula mempunyai sikap yang independen. Sekalipun auditor adalah ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam mengumpulkan informasi akan tidak ada artinya, sebab informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias. Tahap terakhir selelah selesai dalam melakukan audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian informasi kepada para pemakai laporan. Cashin ( 1988 : 1 - 10 ) mengelompokan audit kedalam tiga cabang bidang audit yaitu; Independent auditing ( audit bebas ), Internal auditing ( audit internal ), dan Government auditing ( audit pemerintah ). Pada dasarnya, layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap cabang auditing di atas adalah sama,dan kini setiap cabang telah terpisah dan mempunyai tanggungjawab jelas dengan tingkat kebebasan yang berbeda. Sebagai
disiplin
ilmu,
auditing
telah
berkembang
dan
telah
membiakkan banyak macam bidang audit. Sering terjadi perbedaan pendapat di antara para ahli tentang apa yang akan dicoba di capai oleh liap macam bidang
audit.
ketidakcocokan
Bahkan tentang
di
antara
batasan
para yang
auditor pasti
dari
seringkali tiap
terdapat
macamnya.
Perkembangan bidang audit telah meluas tidak saja pada bidang keuangan tetapi telah merengkuh dalam : pemenuhan kinerja, nilai uang, operasional, hasil program, manajemen dan efektivitas, di samping kepatuhan.
Peflgan(ar Da/a/ll Mempe1ajari Inferna! Audilillg
,
.J
Barlow ( 1995 : 21 ) menggambarkan hubungan alara berbagai tipe audit sebagai berikut :
,-~~~~~~~~~...:C=:.O_M_P~RE~-I:I_E_N~SIV~f\UDIT
QUALITY OF
P~~-F-;;~I:~;~~E-I
MMJ!,GEMENT/CONTROL
,---' FISCAL FINANCIAL AND COMPLIANCE AUDITS
PERFORMANCE OR OPERATIONAL AUDITS
r~N~::~--II~~~~LIANCE1{~AN~~E~~AL ~rr--PRO~RA~-------~
RESULTS OR QUALITY OF PERFORMANCE
Audit Focus
Traditional
Legality Compliance with Regulation, Policies Procedures, etc
Mission Economic Acquisition Accomplishment and Efficient andlor Progress toward objectives Use of Resources Performance Management Representations Standards . may be made explicitly . may exits . may be implied . may be unavailable
Tidak ada perbedaan yang mendasar, dan semua bidang audit bertujuan memperbaiki kinerja organisasi dan agar dapat memberi ni/ai lambah. Perbedaannya lerletak dalam aspek kinerja mana yang disoroti.
Misalnya yang disoroti oleh auditor yang memeriksa tentang ketaatan terhadap undang-undang, peraturan, anggaran dan
kebijakan
internal.
I<arena itu auditor ini mencoba mengetahui sampai sejauh mana taatnya suatu unit terhadap serentetan peraturan resmi adalah satu aspek dari kinerja. Meski ini merupakan aspek penting namun tidaklah merupakan satusatunya urusan auditor. Audit operasional mengungkapkan sampai sejauh mana suatu unillIHoillallr88lkail sUllibel dayanya.
Pel/ganlar Do/am Afcmpe/ajari Infernal Audiling
4
-II
Audit Internal
Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit telah menjawab, bahwa \keberadaan atau alasan diadakan audit adalah bahwa kegiatan audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja dan agar unit organisasi memperoleh nilai
tambah.
Suatu
unit
bisa
berbentuk
sebuah
perusahaan,
divisi,
departemen, seksi, unit bisnis , proses bisnis, layanan, informasi, sistem atau projek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja unit maka berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi. Kegiatan ini memeriksa dan menilai efektlvltas keglatan unit yang lain.
Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja para manajer (Sawyer 1996 : 5) dan the Institute of Internal Auditors ( I.I.A, 1995 : 3 ) mengemukakan bahwa: "Internal auditing is an independent appraisal function .established within an organization to examine and evaluate its activites as a service to the organization."
Pengertian service to the organization dari
Internal
Auditing
( Sawyer 1996 : 5 ) lebih rinci mengemukakan : "Internal auditing is a systematic, objective appraisal by internal auditors of the divorse operations and controls within an organization to determine whether ( 1 ) financial and operating information is accurate and reliable, (2) risks to the enterprise are identified and minimized, (3) external regulations and acceptable internal policies and procedures are followed, (4) satisfactory operating criteria are rnet, (5) resources are used efficiently and economically, and (6) the organization's objectives are effectively achieved - all for the purpose of assisting members of the organization in the effective discharge of their responsibilities."
Pengollfol' Do/alii Melllpelajari "/lemal Auditing
5
The Institute of Internal Auditors (IIA) telah memberikan definisi baru (tahap eksposure draf) tentang internal auditing sebagai berikut ; Internal auditing is an independent and objective assurance and cunsulting activity
that
is guided by a philosophy of adding value to improve tile operations of tile
organization. It assists an organization in accomplisl1lng its objectives by bringing
2
systematic and disciplined approacl1 to evaluate and improve the effectiveness of the organization's risk management, control, and governing processes. Professionalism
and a commitment to excellence are facilitated by operating within a framework of proffessional practice established by The Institute of Internal Auditors.
(Journal IIA,
Februari 1999 him: 14)
Konsep definisi baru tersebut dibahas lagi tanggal 15 April 1999, dan dari konsep definisi baru tersebut menekankan bahwa auditor internal agar memberikan nilai tambah dalam membantu organisasi dengan lebih terfokus pad a resiko usaha, pengendalian, dan pengaturan
Dari pengertian audit internal terdapat lima konsep kunci audit internal (Barlow, 1995 : 11) sebagai berikut :
Independen
Pengawasan yang Menguji dan menilai Pengawasan
Audit Internal
Layananjasa Bagi organisasi
Kegiatan penilaian
Diadakan dalam organlsasi
Pel/galllar Dn/om Mempefajari II/lema! Audifing
6
Bila dibandingkan audit internal dengan audit eksternal dad berbagai aspek pelayanan (Barlow, 1995 : 45) akan nampak sebagai berikut :
Aspek
Internal
Eksternal --.~--~.---
..
-
..--.
Konsuillen
Manajer/l
Pemegang sai1am
Fokus
Resiko usaha
Reslko laporan keuangan
Orientasi
Saat ini dan yang akan datang
Yang lalu sampai saat ini
Pengendalian
Langsung
Tidak langsung
Kecurangan
Langsung
TIdaklangsung
Kebebasan
Objektivitas
Berdasarkan status
Proses yang sedang berjalan
Tiap periode akuntansi
Kegiatan
_ - - '_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _---L_ _ _ _ _ _ _ ... _ _ _
Di samping tugas pokok audit yaitu memperbaiki kinerja organisasi, audit internal juga seringkali memberikan layanan berupa pemberian saran untuk memperbaiki kinerja bagi setiap level manajer.
Hal ini sesuai dengan ruang lingkup kegiatan audit internal dalalll perusahaan. IIA ( 1995 : 29 ) yailu : The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization's system of internal control and the qucllity of performance in carrying out assigned responsibilities.
Sejalan
dengan
hal
di
alas,
maka
the
Institute of
Chartered
Accountants in Australia (ICAA, 1993 : 76 ) tentang ruang lingkup audit internal mengemukakan : The scope and objectives of internal audit very widely and are dependent upon the size and structure of the entity and the requirements of its management. Normaly however internal audit operates in one or more the following areas; a. Review of accounting system and related internal controls. b. Examination for management of financial and operating information. c. Examination of the economy, efficincy and effectiveness of operations including non-financial control of an organization.
Jlcnga!lw{' Dn/am A1elllpctajari IlItcmcd Auditing
7
Hasil penelitian Birkett, Barbera dkk tentang cakupan kerja auditor internal di dua puluh negara (Jurnal IIA, Oktober 1997 him 32) memberikan gambaran sebagai berikut :
Scope of Internal Auditing Work Type of Work .'"-."--.~,-"'--,-
Operational
... - ...
~.~
..
~-.'"--.~
.. .... ~
-.-~.
Computer
Internal
v'
'u,
OC,t
Review & Fraud
and other
Detection
Australia S S S Bolivia"-~"'- '--M--I-"--';S,'-'--I---L'~'-
"-""5'-"--' CI;iiia'~-'----s--- ,-, Canada
'
S
S
S
L
!--'CSOC---+---~---'S
S S
L
S
M S/L
D:e-n-m-a-rk~--+--S=-"~'-"--M~----~j--S'Z""--I'--'-'------'-"'-i--'--~c-'-----i -;=;7'~~____~+----
Ethiopia
-,---" S
S
MIL
i
",-,,~,-~ +~"",--+'-'--~'--"--4-''''''c'-'-''
L
S
S
L
'Fr';nce-~--I'---Sc"-"+" """"'-S--~ -'--"S'-'--+---'C:---+--~~'----!
S
Germa-ny-"~ '--S'---
s
Ghana
M
M
-India-,------- ---~Sc---+--'=S:-'~"- "'---M--'
Ti3ly------
'--~S-~
,
M
'Japan"-- ---'-Mc~--'+---"s;,:'" Netherlands
S
New Zeland
S
Norway
M
S
---,--,
S
,,,,,
U,Arab Ernira! UK
S NI
S
MIL L
,-+, -'-""'-S
S
MIL
S
M
MIL
S
S
M
L
S
L
S
L
-,,,-,,-,,,,,,,,,-, ,----=:--+,,----;o;--,-i-~--+ S
S/L
S
-Per'u~-'--I----;I-,--I,,, --~-;SCC-----+---M
Spain
S
L " '''--~L--,+---,-;",,S
--,-,--",-,-~ -,~,~-,--i -,-,-,~--~,-I,,--~-
l-;c~~---c~-i---'-'-~
M
---""'''8'--'-''- ~~~'-+---~---+--"",,,,,-----1 M MIL
S
S
i
I
M S==~=-S_ _,~_,-=-=I~~=~J 'N:"I--'-+--.:cN"1--+~ NI NI I
f-ccU~S~A-----i-~M=,J-_ _-=:_s_-,~__~_, ~, s:=:~:,="=-t=~==~~:::-_j ~,_,,
___
~
_ _L -_ _
S
:=
M
= = =
L NI
Note
A lot of work is conducted in this area A modemie amount of work is conducted in this area Little work is conducted in this area No information given Compliance audit includes Quality Assurance, Workplace and Work Practice Safety, Enviromen!al Management, Hazardous Substances and Chemicals, Customer and Public Safety, Product and Service Safety, Anti,competitive Practice and Other
Pellgaflfar
/)a/am Mempelajari I//temal Audifing ,
s
Audit internal di Indonesia, khususnya BUMN dan BUMO, diatur berdasarkan PP No 3 tahun 1983 untuk BUMN, (terakhir diatur dengan PP no 12 tahun 1998 untuk Persero dan PP no 13 tahun 1998 untuk Perum), dan Peraturan Menteri Oalam Negeri no 1 tahun 1984 untuk BUMO yang intinya sebagai berikut :
1) Satuan pengawasan intern bertugas membantu direktur utama dalam mengadakan
penilaian
(manajemen)
dan
atas
sistem
pelaksanaannya
pengendalian pada
pengelolaan
badan
usaha
yang
bersangkutan dan memberikan saran-saran perbaikan.
2) Pimpinan BUMN dan BUMO menggunakan pendapat dan saran-saran dari satuan pengawasan intern scbagai bahan untuk melaksanaka!l penyempurnaan pengelolaan (manajemen) perusahaan yang baik dan cJapal cJiperlanggung jawabkan.
3.
PENGENDALIAN INTERNAL dan KINERJA PERUSAHAAN. Sistem
pengencJalian
bukanlah
dimaksudkan
terjadinya
kesalahan
internal
untuk
atalJ
yang
ada
meniadakan
[l"nyelf"wengan,
dalam
semua namun
perusahaan kemungkinan
audit
internal
diadakan untuk menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalalll batas-batas biaya yang layak cJan hal illi cJapat cJiatasi dengal'! cepat dan tepa!. Pengertian Pengendalian Internal yang dikemukakan oleh the American Institute of Certified Public Accountants (AI CPA) pad a tahun 1949 (Sawyer 1996 : 81) adalah :
Pengantar Do/alii kfclllpc/ajari In(emal Auditing
9
"Internal control comprises tile plan of organization and all of the coordinate methodes and measures adopted \il,lithin a business to safeguard its assets,
check the accuracy and reliabiliry of its accounting data, promote operational efticienty, and encourage adherence to pre sci bed managerial policies"
Pad a tahun 1973 AICPA mengeluarkan "Statement of Auditing Standards(SAS)" no, 1 yang membagi pengertian pengendalian internal menjadi dua bagian utama, (Sawyer 1996 : 81-82) yaitu "Administrative Contror' dan" Accounting Control ", 1,
Adiministrative
Controls
(Pengendalian
Administratif)
meliputi,
tetapi tidak dibatasi pada, rencana organisasi, prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan proses otorisasi manajemen dalam proses pengambilan keputusan, 2,
Accounting Controls
(Pengendalian
Akuntansi)
yang
meliputi
rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta perusahaan dan dapat diandalkannya catatan-catalan keuangan dan karenanya dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai, The Committee of Sponsoring Organization (COSO) yang terdiri dari the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), the American Accounting Association
(AAA) , the
Institute of Internal
Auditors (IIA), the Institute of Management Accountans (IMA), dan the Financial
Executives
Institute
(FEI)
pada
tahun
1992,
dan
disempurnakan pad a bulan Mei 1994, memberikan pengertian internal control sebagai berikut : Internal Control is broadly difined as a process, effected by an entity's board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations, reliability of financial reporting, and compliance with applicable laws and regulations (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commissions. "Internal Control-Integrated Framework," September 1992, hlm,9 dan Jurnal IIA, April 1997 him, 57).
Penganwr Dalam Mcmpe/ajari II1(enw/ Auditing
lO
Menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang memadai merupakan suatu tanggung jawab manajemen. Hal ini diungkapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 1994 - 319.7) dalam Standar Profesional Akuntan Publik sebagai berikut : i Penyusunan dan penyelenggaraan struktur pengendalian internal merupakan tanggung jawab penting manajemen. Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha akan tercapsi, struktur pengendalian internal secara terus menerus memerlukan supervisi dari manajemen untuk menentukan apakal1 pelaksanaannya sesuai dengan yang dikel1endaki dan diubah semestinya sesuai dongan perubahan kondisi yang melingkupinya.
/, SfldClngkCln mflnlJwt RodnAr dAn Hopwood (1995 - 174) dalam bukunya Accounting Information System, yang menyatakan bahwa : Management itself is responsible for establishing and maintaining and internal control structure. Although specific responsibilities for controls may be
delegated
to
subordinates,
final
responsibility
remains
with
management. Although external auditors, Internal auditors, and other parties may be directly concerned with an organizations's internal control structure the ultimates responsibility for this structure remains with management. l
i
Pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusaha3n.
Sejalan
dengan
semakin
luas
dan
kompleksnya
perusahaan,
manajemen perusahaan dihadapkan pada keterbatasan kemampuan untuk mengawasi dan mengend31ikan operasi perusahaan. Keadaan ini menyebabkan manajemen melimpahkan tanggung jawab dan wewenang. Untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur maka diperlukan sistem pengendalian internal.
Pel/gal/tar Da/alll MempeJajari !mema! Auditing
II
Pentingnya
struktur pengendalian
internal
diungkapkan
oleh
Tuanakotta (1982 : 95)sebagai berikut : Meskiplln wewenang dapal dilimpahkan kepada bawahan letapi tanggllng jawab letap ada ditangan si pemimpin. Olell karena itu ia membutuhkan suatu sistem pengendalian yang dapat mengamankan harta
perusahaan. (yang
tidak
lagi
berada
langsung
dibawall
kendalinya), yang memberikan keyakinan padanya bahwa apa yang dilaporkan bawahannya illl benar dan dapat dipercaya, yang dapat mendorong
adanya
efisiensi
usaha
dan
yang
terus
menerus
memonitor ballwa kebijaksanaan yang telah ditetapkan memang dijalankan.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian internal yang memadai diperlukan untuk menyediakan informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipercaya, serla untuk mendorong
efisiensi
usaha
selain
sebagai
alat
pengendalian
manajemen terhadap ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu manajemen perlu
mengawasi pengendalian
internal secara terus menerus untuk mengetahui apakah pengendalian internal
tersebut telah
berjalan
dengan
wajar serla
melakukan
perbaikan untuk menyesuaikan dengan perubahan keadaan. i
• Komponen Pengendalian Internal
Menurut COSO study, pengendalian internal adalah suatu proses yang ada pad a aktivitas operasi organisasi dan merupakan bag ian integral dari proses manajemen seperli perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, Inti dari COSO's report adalah kelima komponen yang saling berhubungan yang timbul karena proses manajemen. Bila salah satu komponen tidak mencukupi maka keseluruhan struktur pengendalian tidak akan berjalan efektif walaupun keempat komponen lainnya sangat efektif. Kelima komponen (Bailey, 1996 - 7.08 dan Jurnal IIA, Desember 1997 him 69 ) itu adalah :(1) The Control environment;
(2)
Risk
assessment;
(3)
Control
activities;
(4)
Information and communication; (5) Monitoring. Pel/gontar /Jalnll! Mempe/ajal'i [nlemal Alldiling
12
Keterbatasan Pengendalian Internal
J
Walaupun pengendalian internal telah tersusun dan diselenggarakan secara memadai tetapi tidak dapat dianggap sepenuhnya efektif, sebab pad a dasarnya struktur pengendalian internal memiliki keterbatasan. Menurut Tuanakotta (1982 : 98) keterbatasan - keterbatasan
tersebut disebabkan
oleh faktor-faktor : (1) adanya persekongkolan; (2) biaya; dan (3) manusia. Kelemahan manusia merupakan unsur yang menonjol terjadinya kecurangan. Hasil penelitian the National Association of Certified Fraud Examiners mengemukankan bahwa:
(1)
40% karyawan tidak pernah
melakukan kecurangan; (2) 30% akan melakukan kecurangan apabila ada kesempatan; dan (3) 30% akan melakukan kecurangan setiap saat (Namee, 1995 : 24). Sedangkan laporan dari the U.K's Auditing Practices Boards mengemukakan
bahwa
dari
23
kasus
yang
diteliti,
14
diantaranya
mengakibatkan kerugian finansial, dan dari 14 kasus tersebut semua manajemen senior berperan (Jurnal IIA, Februari 1999, him 15) Oalam
menghadapi
keterbatasan
pengendalian
internal
maka
manajemen perlu melakukan pengendalian lingkungan (control environment), dan pengendalian aktivitas organisasi (control activities), karena kecurangan itu dapat saja terjadi setiap saat (Journal of Accountancy, Mei 1998, him 69) Kehidupan suatu perusahaan atau organisasi selalu berada dalam arus perubahan. Salah satu tugas utama manajemen perusahaan atau organisasi adalah
memimpin perusahaan
memberikan tanggapan
atau
organisasi
agar dapat
yang tepat terhadap perubahan yang terjadi,
terutama sekali terhadap perubahan
lingkungan usaha agar perusahaan
memperoleh keuntungan, tumbuh, berkembang, dan diterima lingkungannya. Oi
samping
melakukan
adaptasi
ekstemal,
manajemen
juga
diharapkan bisa memimpin proses integrasi internal, yaitu memanfaatkan sebaik mungkin dan mendapatkan yang terbaik dari sumber daya yang dimiliki organisasi atau perusahaan.
Pcngalllar
Do/am Mempelajari IUferl/al Audiling
!3
Kinerja
perusahaan dapat berupa kapasitas produksi, perluasan
jangkauan pelayanan, produktivitas karyawan, aduan masyarakat, kepuasan konsumen, pendapatan, beban dan banyak ukuran atau rasio yang dapa! dipakai untuk mengukurnya. Dengan demikian ukuran. kinerja usaha tidak semata-mata diukur dari segi finansial, namun telah berkembang dan mencakup pula segi non finansial. Over the past few years, though, there has been an increasing demand for measuring non financial results. A recent study by the Institute of Management Accountants indicated that new performance measurement systems are being implemented in about 64 % of U.S. companies (Anthony, 1998: 462)
Pada umumnya kinerja perusahaan yang penting dapat memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada stakeholder yang terdiri dari pemegang saham, masyarakat pengguna barang dan jasa, pemerintah, suplier, kreditor, dan pegawai. Pandangan para stakeholder terhadap unjuk kerja (performance) perusahaan
dapat
saja
berbeda
satu
dengan
lain
sesuai
dengan
kepentingannya.
Para stakeholder akan menilai unjuk kerja (performance) dibandingkan dengan standar atau keinginannya. Dengan demikian performance adalah suatu hasil dari kegiatan atau pekerjaan. Bailey (1982: 318) tentang performance mengemukakan "Performance then defined as result of pattern of action carried out to sillisfy iln Obj8ctiv8 8r.r.nrrlina to some standard"
Menurut Bailey performance merupakan suatu pola tindakan atau perilaku yang tampak dalam mencapai tujuan diukur atau dibandingkan dengan sutu standar. Jadi unjuk kerja performance adalah pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu dengan memperhitungkan
Pel/gal/rar Dnlam Mempe/ajari filter/wI Auditing
14
perilaku yang diukur dengan suatu standar. Dengan demikian hasil dari kegiatan perusahaan mesti dinilai. Itulah sebabnya diadakan suatu proses penilaian atau audit. Motivasi dapat mendorong prestasi seseorang atau organisasi bahkan melabihi dari standar. Motivasi seseorang merupakan dorongan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang timbul kearah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan itu untuk mempengaruhi lingkungannya. HiglJ Performance System (HPS) merupakan pendekatan terhadap pengembangan tugas dengan pengertian : "Organisasi atau kelompok-kelompok dinilai memenuhi syarat untuk mengemban sebutan 'HPS' bilamana mereka berprestasi sangat baik dibandingkan terhadap standard eksternal yang umum, berprestasi melampaui pikiran terbaik mereka sendiri, berprestasi sangat baik berkaitan apa yang dikerjakan sebelumnya, dinilai oleh para observer handal bal1wa mereka pada dasarnya lebih baik dari pada kelompok-kelornpok sebanding lainnya, mencapai tingkat-tingkat preslasi terlenlu
dengan
menggunakan
sumber-sumber
(permodalan)
lebih
kecil
dibandingkan dengan perkiraan kebutuhan, dipandang sebagai teladan, dan mencapai tingkat ideal seeara budaya" (Peler Vaill, 1982 - disadur).
4.
PERANAN AUDITOR INTERNAL "Krisis identitas"
mung kin merupakan suatu terminologi yang terlalu
keras, namun fakta yang dijumpai menyatakan bahwa lebih banyak individu yang merasa kurang senang dalam melaksanakan perannya selaku auditor internal. Banyak auditor internal pada umumnya dididik untuk menjadi pemeriksa keuangan, dan pendidikan yang telah dijalaninya pada I1mtlmnya dititikberatkan pada akuntansi, keuangan, dan perhatian utamanya tercurah pad a prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, pengendalian, konsistensi, materialitas, akuntansi internal, kepatuhan, serta berbagai hal lainnya.
PcnganWf" /)a/alllldempe/ajari illternal Audifillg
15
Auditor internal sebenarnya dapat menarik beberapa kesimpulan yang cukup dapat diandalkan mengenai peran dasarnya. Per/ama, ia berperan untuk
ada
disana,
untuk
eksis.
la
Kedua,
memiliki
peran
untuk
mengembangkan dan mempertahankan staf auditor internal yang berkualitas dalam jumlah yang sesuai dengan sifat dan ukuran perusahaan. Ketiga, ia berperan untuk menerapkan program audit yang pantas, yang dirancang untuk memastikan kehandalan sistem pengendalian internal yang dimiliki perusahaannya.
Terakhir,
ia
berperan
untuk
melapor
kepada
dewan
komisaris dan atau direktur utama secara periodik, sehubungan dengan baik tidaknya sistem pengendalian internal. Akan tetapi, hal yang merupakan peran dari auditor internal ditinjau dari segi hukum dan sudut pandang yang benar-benar
defensif
adalah
mengevaluasi
baik
tidaknya
sistem
pengendalian internal serta melaporkan hasilnya kepada manajemen dan atau dewan komisaris perusahaan.
Peran auditor internal adalah untuk memastikan apakah sesuatu itu memang ada atau tidak, untuk menilai atau mengevaluasi suatu aktivitas berdasarkan
kriteria
rangkaian tindakan
yang
tepat
dan
untuk
merekomendasikan
kepada pihak managemen.
tersebut harus dijalankan
dengan
posisi
yang
Peran
suatu
auditor internal
independen
di
dalam
organisasi. Pada suatu saat, konsultasi internal akan diterima sebagai salah satu dari aktivitas auditor internal yang valid agar dapat memberi nilai tambah. " Internal auditing can add value in only two ways: by reducing the cost of the internal audit function itself, and by making audit recommendations that add value ", Anthony Walz, (JurnalllA, Pebruari 1997 him. 51). Berbagai deskripsi
ringkas tentang
audit internal,
apabila
tidak
ditempatkan secara perspektif, akan dapat menyesatkan. Audit internal bukanlah aktivitas memata-matai, dan tidak sepenuhnya merupakan suatu pengendalian terhadap berbagai pengendalian lain yang terdahulu (control over controls). Pellgolltar Do/am Melllpe/ajari /111(:1"110/ AU(/i(il1g
16
Auditor internal merupakan suatu profesi yang memiliki peranan terlentu yang menjunjung tinggi standar mulu pekerjaan dan mentaati kode etik. Untuk menjadi auditor internal yang profesional, seseorang harus memahami kumpulan pengetahuan yang berlaku umum dalam bidang audit internal yang dipandang penting sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan dalam area yang cukup luas dengan hasil kerja yang memuaskan. Para pemula dan spesialis yang bekerja dalam bidang audit internal adalah auditor internal berdasarkan peran yang mereka jalankan di dalam organisasi dan banyak yang belum mengenal seluk beluk audit internal. Saat ini merupakan suatu tuntutan bahwa seseorang dianjurkan memiliki sertifikat atau pengesahan tertentu untuk dapat menjadi auditor internal.
5.
KONSEP KEMITRAAN
Konsep terhadap
hubungan
kenyataannya, ditempuh
kemitraan
oleh
merupakan
antara
konsep auditor
pendefinisian
auditor internal
kemitraan
telah
internal
apabila
ulang
dan
ingin
radikal
manaJ8men.
memberikan ia
yang
arah
yang
memenuhi
Pada harus
berbagai
persyaratan yang dituntut oleh hubungan pelaporannya yang hArtl, sehinaaa ia dapat menempatkan dirinya secara efektif dalam lingkungan auditnya. Sementara orang menganggap konsep kemitraan ini cukup ekstrim dan sering dianggap sebagai penyangkal terhadap kebebasan audit dan pembelot kepada pihak manajemen. Pihak manajemen sendiri mungkin ada yang beranggapan bahwa tidak ada satu orangpun yang mengundang auditor
internal
berusaha
untuk
menjadi
mitra,
semata-mata
untuk
kepentingannya sendiri, si auditor, katanya. Pad a umumnya, usaha untuk menolak konsep kemitraan dalam audit internal dapat dianggap sebagai suatu tanggapan emosional yaitu usaha untuk mempertahankan status quo yang selama ini telah ada. Konsep
Pel/gal/far Do/am MClllpelajari II1lCrtlfll Audifing
17
kemitraan sesungguhnya tepat untuk dilaksanakan pada saat ini dan sesuai dengan realita lingkungan audit yang semakin berkembang. Sesungguhnya konsep kemitraan dapat diterima berdasarkan pertimbangan rasional dan emosional. Apakah arti dari konsep kemitraan dalam audit internal
?
Pada
dasarnya, konsep ini merupakan usaha untuk melepaskan diri dari lilosoli audit internal yang silatnya tidak bersahabat. Auditor internal bukan lagi merupakan pihak luar di dalam perusahaan, yang ditakuti dan kurang dipercaya oleh sebagian besar orang di dalam perusahaan. Konsep ini mengandung arti bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh pihak manajemen dan auditor internal adalah sarna yaitu kinerja organisasi. Konsep ini mengandung arti bahwa sekalipun auditor internal terpisah dari aktivitas yang diperiksanya, auditor internal memiliki hubungan yang erat dengan pihak m8n8jcmcn, y8ng mcrup8k8n pondukung pcl8ks8n88n 8udit yang dilakukannya. Secara sing kat, konsep ini berarti bahwa audit internal merupakan bag ian dari manajemen, seperti halnya fungsi penelitian dan pengembangan, produksi, pemasaran, keuangan dan berbagai lungsi khas lainnya yang ada di perusahaan. Selanjutnya konsep kemitraan dapat memberikan berbagai jenis pelayanan
yang
diharapkan
oleh
manajemen
dari
auditor
internal
(Hiro, 1999: 130) yang dapat saja meliputi: 1) Pengendalian Akuntansi Internal; 2) Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan; 3) Pemeriksaan Keuangan; 4) Pemeriksaan Ketaatan atau Compliance Auditing; 5) Pemeriksaan Operasional; 6) Pemeriksaan Manajemen; 7) Pemeriksaan Kontrak; 8) Pemeriksaan Electronic Data Processing (EDP);
9) Pekerjaan dalam Pengawasan Internal; 10) Pengembangan Kualitas Personal; 11) Hubungan dengan entitas di luar perusahaan. Pcngolllor Do/am MClllpelajari fllfcmo/ Audiring
18
Kemitraan dengan pihak manajemen pada akhirnya akan memperkuat kebebasan auditor internal dalam mengemukakan pendapat dan akan meningkatkan efektivitas audit internal secara keseluruhan. Auditor internal harus dapat menerima berbagai aspek problematik dalam penerapan konsep kemitraan, bila ia ingin meningkatkan perannya di dalam perusahaan.
6.
PENDIDIKAN AUDIT INTERNAL
Pendidikan audit internal di Indonesia dorongan
Badan
Pemeriksaan
dimulai tahun 1982 atas
Keuangan dan
Pembangunan
(BPKP)!
Oepartemen Keuangan dan dibiayai dari bantuan Bank Ounia. Beberapa BUMN dan BUMO (karena kebutuhan internal), telah melakukan pelatihan· pelatihan audit yang pada umumnya bekerjasama dengan BPKP, Badan . Pendidikan dan Latihan Keuangilll (BPI.K) dilll Perouruan Tinggi.
Pelatihan
untuk
auditor
internal
antara
lain
(1)
Oasar-dasar
pemeriksaan, (2) Pemeriksaan operasional, (3) Psykologi dan komunikasi pemeriksaan, (4) Pengelolaan tugas pemeriksaan, (5) EOP audit atau audit sistem informasi, (6) Sampling statistik dalam pemeriksaan, (7) Pengetahuan penyidikan.
Oari 107 BUMN dan BUMD yang pcrnail mcngikuti pclatihan (tanpa memperhatikan jumlah
yang
mengikuti
pelatihan)
dari
berbagai
jenis
pelatihan di atas memberikan gambaran sebagai berikut :
PClIgalllar Do/am Melllpefajari Infernal Audiling
19
Jenis Pelatihan untuk Audit Internal
'--.--~--
..--
Jenis Pelatihan -"-,~
..--.-
..
..~.-.~--
..
__.._......-
Jumlah responden yang menjawab
BUMN
BUMO
-.-~---
~-.----
69
38
JUMLAH ;
~-
..--..-....,-.-.--
107
._--
1. Oasar-dasar pemeriksaan
65 (94 %)
2. Pemeriksaan operasional
59 (85%)
15 (39%)
74 (69%)
3. Psykologl dan komunikasi pemeriksaan
61 (88%)
12 (31%)
73 (68%)
4. Pengelolaan tugas pemeriksaan
56 (81 %)
11 (29%)
67 (63%)
5. EOP audit
32 (46%)
9 (24%)
41 (38%)
6. Sampling statistik dalam pemeriksaan
24 (35%)
8 (21%)
32 (30%)
7. Pengetahuan penyidikan
20 (29%)
6 (16%)
26 (24%)
26 (68 %
91 (85 % )
i
Sumber. FKSPJ BUMN dall BUMO, 1995
Oari data di atas nampak bahwa untuk : (1) Oasar-dasar pemeriksaan. (2) Pemeriksaan operasional, (3) Psykologi dan komunikasi pemeriksaan dan (4) Pengelolaan tugas pemeriksaan lebih dari 80 % BUMN pernah menuqaskan staf audit internal untuk menqikuti pelatihan. Sedanqkan auditor internal
BUMO
baru
68
% pernah
mengikuti
pelatihan
dasar-dasar
pemeriksaan dan jenis pelatihan lainnya masih sangat jauh yaitu hampir semua BUMO di bawah 40 % mengirimkan stafnya mengikuti pelatihan.
Pengaf1((//' 1)(/1(/11/ Mcmpe/ajori /11(el"llo/ AI/diling
20
Pasal 6 dari Anggaran Dasar Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (l=KSPI) BUMN dan BUMD berbunyi :
"FKSPI BUMN dan BUMD adalah satu-satunya organisasi Satuan Pengawasan Intern BUMN dan BUMD dan Badan Usaha lainnya yang bersifat profesional, independen dan non politik".
Kriteria profesional audit internal ( Sawyer, 1996 : 18) dan apa yang telah FKSPI BUMN dan BUMD miliki sampai sa at ini dapat dibandingkan sebagai berikut :
Kriteria Profesional •..
No
Kriteria
Audit Internal _.
..
IIA
..-
SPI
:..;
-----:;;--
Lon g, specialized training for entrants.
1941
1995
3.
Sub scription to a code of ethics.
1968
1998
4.
Me mbership in association and attendance at meetings.
1941
1985
5.
Pub lication of journals aimed at upgrading practice.
1943
1988
6.
Exa minations to tcst cntmnts I<nowledge.
1974
1996
7.
Lice nsure by the state or certification by a board.
1974
1999
8.
Sta ndard for Profesional Practice
1978
1998
-_.-
1.
Serv ice to the public.
2.
Untuk meningkatkan mutu dan profesional sumber daya manusia di bidang pengawasan dengan di doronq Kepala BPKP, Direktur Jendral Pembinaan BUMN Departemen Keuangan
dan beberapa Direksi BUMN,
Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern BUMN dan BUMD pad a tanggal 17 April 1995 dengan Akte Notaris Ny. Ratna Komala, SH Nomor : 122 telah mendirikan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA).
Pel/gal/lor !Jail/III A-fell/pc/aj(/ri 111/e/"l/(// Allditing
21
Yayasan Pendidikan Internal Audit ( YPIA ) membentuk Pusat Pendidikan dan Pengembangan Audit Intern, sebagai wahana pendidikan dan pengembangan di bidang Audit Interna!.
Sasaran pendidikan dan pelatihan Audit Internal oleh YPIA, tahap pertama untuk lingkungan BUMN dan BUMO meliputi dua aspek :
1. Pendidikan dan pelatihan bidang audit internal berjenjang dengan sertifikasi penuh secara nasional.
2. Peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia melalui,
penataran, seminar, konsultasi,
pengembangan, dan
penelitian
Strategi untuk mencapai sasaran tersebut antara lain:
1. Melaksanakan
pendidikan
dan
pelatihan
berjenjang
dengan
kurikulum, metode, persyaratan peserta, tenaga pengajar yang qualified sehingga dapat dihasilkan tenaga pengawasan yang
hand a!.
2. Menerbitkan sertifikasi auditor internal sesuai dengan jenjang pendidikan Ipelatihan yang diikuti dengan sertifikasi penuh Iingkup nasional, dengan wawasan internasiona!.
3. Secara bertahap menuju pada pendidikan dan pclatihan dengan standar IIA yaitu Certified Internal Auditor ( CIA) melalui Qualidied Internal Auditor ( QIA ).
4. Prioritas yang menjadi sasaran adalah aparat pengawasan BUMN dan BUMO dan Badan Usaha Milik Swasta, selanjutnya badan usaha lainnya. PClIgalifar D(I/alll M(,lIlpcinjan Illlental Audilillg
22
Pendidikan dan pelatihan kearah profesioanl yang diselenggarakan YF'IA secara berjenjang meliputi Tingkat Dasar, Tingkat Lanjutan dan Tingkat Manajerial dengan kurikulum sebagai berikut :
Tingkat Dasar Tingkat Dasar I
Tingkat Dasar /I
1.
F'engantar Akuntasi
Audit Manajemen
2.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Audit Sistem Informasi
3.
Dasar-dasar Auditing
F'erpajakan
4.
Stadar dan Kode Etik F'rofesi
Teori Investasi
5.
Kebijaksanaan F'emerintah
F'engenalan F'asar Modal
Tingkat Lanjutan
Tingkat Lanjutan I
Tingkat Lanjutan /I
1.
Akuntansi Keuangan Menengah
Akuntansi Manajemen
2.
Audit Sampling
Teknik F'elaporan Audit
3.
Teknik-teknik Audit Internal
Komputer Audit
4.
Marketing
Fraud Auditing
5.
Manajemen Sistem Informasi
Tingkat Manajerial
Materi F'endidikan meliputi : 1. Manajemen Audit Internal 2. Seleksi dan F'engembangan Staf. 3. Manajemen Stratejik. 4. Komunikasi dan F'sikologi Audit. 5. Teori F'engambilan Keputusan.
Pengafl((lr Do/mil Alempe/ajari /n(('nw{ Audilillg
23
Catatan: 1).
Setiap jenjang pendidikan akan dilakukan ujian-ujian dan bagi peserta yang lulus dijenjang pelatihan tersebut akan memperoleh sertifikat.
2).
Apabila peserta berhasil lulus untuk ketiga jenjang pendidikan yang disyaratkan, peserta berhak memperoleh gelar Qualified Internal Auditor (QIA)
3).
Gelar QIA dikeluarkan oleh Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor.
4).
Alamat YPIA :
Yayasan Pendidikan Internal Audit Graha Sucofindo Jalan Raya Pasar Minggu kv. 34 Lt. 3, Jakarta 12780 Telp. (021) 7985555, 7983666 Ext. 1551 Fax. (021) 7986666
Oalam programnya, Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK SPI) BUMN dan BUMO mendorong anggotanya agar bersertifikasi alA, dan saat ini sedang dalam proses agar setelah tahun 2005 laporan audit internal ditandatangani oleh mereka yang berkualifikasi alA.
Sejak Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) didirikan tahun 1995, telah banyak melakukan pendidikan dan pelatihan, yang telah mendapatkan sertifikat alA sampai akhir tahun 1999 sebanyak 795 orang. Secara lebih rinci pendidikan dan pelatihan yang di selenggarakan oleh YPIA adalah sebagai berikut :
PClIgal1wr D/ltum Mcmpe/fljari Infernal Alldifillg
24
1. In house training: Bank Rakyat Indonesia
804 Orang
Bank Dagang Negara
331 Orang
Bank Bumi Daya
307 Orang
Pegadaian
222 Orang
PT. Pos Indonesia
67 Orang
PT. Jasa Raharja
23 Orang
BNI' 46
158 Orang
Bank Indonesia
158 Orang
Bapindo
66 Orang
PT. Sucofindo
52 Orang
PT.PLN
56 Orang Jumlah:
2.244 Orang
( Periksa Lampiran I ) 2. Peserta pelatihan reguler sampai akhir tahun 1999 sebanyak 3.320 orang. ( Periksa Lampiran II ) 3. Perusahaan
atau
instansi
yang
karyawannya
mengikuti
pelatihan
sebanyak 286 perusahaan. ( Periksa Lampiran III. )
7. PANDANGAN BARU AUDIT INTERNAL Berikut ini akan diuraikan proses sampai definisi baru internal auditing disetujui oleh Dewan Pembina IIA atau The IIA Board of Directors. Dalam periode enam dekade terakhir, profesi auditor Intemal telah mengalami perubahan yang dramatis bila dibandingkan dengan saat periama kali profesi tersebut didefinisikan dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing.
Pcngarllar Da/am Mcmpe/njari Internal Audifing
25
Dalam periode tersebut, cakupan kerja mengukur dan mengevaluasi keefektivan pengendalian telah diperluas menjadi suatu spektrum kegiatan yang jauh lebih luas. Didorong oleh tantangan yang muncul dari manajemen dan pihak di luar perusahaan, auditor internal sekarang ini dapat pula memberikan perhatian khusus terhadap hal kerja sama dengan klien guna meningkatkan hasH dari kegiatan operasi dan memberi masukan yang berharga secara berkelanjutan bagi organisasi. Perubahan tersebut telah menciptakan kesempatan bagi profesi ini untuk mengkaji ulang sejumlah tanggung jawab dasamya. Pada lahun 1997, The Institute of Internal Auditor (IIA) telah membentuk Satuan Tugas Pengarah / Guidance Task Force (GTF) untuk mengkaji pedoman yang ada bagi para praktisi audit internal serta merekomendasikan tindakan untuk secara terus menerus memperbaiki dan meng-up date pedoman lersebut. Ke-22 rekomendasi dan alasan pendukung yang diberikan GTF baru-baru ini telah diterbitkan oleh IIA dengan judul A Vision for the Future: Professional Practices Framework for Internal Auditing. Rekomendasi pertama yang diberikan GTF telah mendorong Dewan Pembina
IIA (The
IIA
Board of Directors) untuk memperlilllbangkan
pendefinisan ulang audit internal secara lebih luas, yang secara otoillatis juga akan memperluas cakupan dari pedoman yang dapat diterbitkan. Sebagai hasilnya, sebuah usulan definisi baru telah diajukan dan dibahas secara luas. Setelah Illengkaji seluruh kOlllentar terhadap draft usulan, akhirnya definisi audit internal direvisi. Dalam pertemuan bulan Juni 1999, Dewan Pembina IIA dengan suara bulal menyetujui definisi baru dari audit internal.
Ke-16 anggota GTF - yang terdiri dari para praktisi dari perusahaan multi nasional, pemerintah, akadeillisi, konsultan dan akuntan publik - sadar bahwa kontroversi akan menjadi salah satu dari hasil pekerjaan mereka. Para anggota GTF menyadari bahwa perubahan dalam praktek, persepsi dan Pel/gal/far Da/am AJcmpclajari Infernal Audilil1g
26
philosopi
para
auditor internal
tidak berkembang
dalam waktu
yang
bersamaan. Oleh karenanya, GTF berusaha untuk memperoleh dan mengkaji sebanyak mung kin pandangan para anggota profesi. Dalam draft final usulan GTF, definisi baru yang diberikan meneerminkan suatu arah yang paling diyakini akan dapat meningkatkan peran, pengaruh dan relevansi profesi di millenium mendatang.
PERTANYAAN MENDASAR
Dalam mengkaji ulang sifat dan tanggung jawab mendasar dari audit internal serta standard yang memberi arahan bagi performa, GTF harus terlebih dahulu menjawab suatu pertanyaan mendasar, yaitu : "Apakah Audit Internal itu?". Sebagian besar anggota GTF merasa bahwa definisi yang ada dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing, yang berumur beberapa dekade, tidak sepenuhnya meneerminkan evolusi yang telah terjadi dalam praktek. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Riset IIA dan GTF, telah dilakukan interview dan diskusi yang menghasilkan kesimpulan yang mendukung anggapan tersebut. GTF selanjutnya menyusun suatu draft definisi yang meneerminkan keeenderungan arah profesi menuju suatu audit berdasarkan resiko (risk-based auditing) dan kegiatan konsultatif. Saat draft definisi baru pertama kali diumumkan, ada sekelompok keeil anggota IIA yang merasa tidak coeok dengan orientasi kerja profesi yang menjadi lebih luas. Mereka ingin adanya suatu kejelasan tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh auditor Internal dan bagaimana fungsi tersebut seharusnya distrukturkan. Mereka seeara khusus mengkhawatirkan kemungkinan penghapusan hal-hal yang telah dirinei dalam definisi lama tersebut pada definisi baru. Walau demikian, mayoritas responden merasa bahwa batasan audit internal yang luas dan f1eksibel terse but sejalan dengan adanya peluang pasar bagi berbagai jenis jasa baru audit internal, di mana definisi baru yang lebih luas dan proaktif tersebut sangatlah diperlukan.
Pengallfar Dalofll Melllpe/ajari llllernal Audfling
27
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan
bahwa
definisi
yang
ada
sebelumnya lidak secara efektif mendukung profesi audit internal di dalam pasar yang kompetitif. Dalam survai yang dilakukan IIA, dukungan dan promosi yang lebih efektif terhadap profesi audit internal secara konsisten merupakan sesuatu yang sangat dlbutuhkan. Definisi lama memberikan penekanan terhadap bagaimAna melakukan tugasnya. dan disusun dengan memperhatikan sifat dari pekerjaan yang dilakukan. Definisi tersebut tidak difokuskan pad a hal bemilai yang dapat diberikan oleh profesi tersebut kepada seluruh tingkatan di suatu organisasi. serta tidak mengemukakan tentang apa yang dapat dilakukan dan diberikan oleh audit internal bagi manajemen senior, direktur dan para stakeholder. Mayoritas responden menginginkan adanya satu atau dua kalimat dalam definisi yang dapat memberikan gambaran suatu pandangan proaktif terhadap profesi audit internal bagi pihak lain di luar profesi audit internal. Sebagai hasil dari pertukaran ide, versi awal dari draft definisi baru tersebut dipersingkat, namun (elap mempertahankan elemen penting yang berhasil diidentifikasi olel1 GTF. Lima konsep : (1) mengenai independensi dan objektivitas; (2) jaminan keyakinan (assurance) dan aktivilas konsultasi; (3) pemberian nilai tambah; (4) tujuan organisasional; (5) dan suatu pendekatan disiplin yang sistematis; merupakan area di mana definisi lama dan baru memiliki perbedaan. Masingmasing area memberikan elemen penting dalam pemahaman terhadap definisi secara menyeluruh.
Pel/gal/far Dahul! Mell!pc/ajnri Jllferna! Audiling
28
DEFINISI AUDIT INTERNAL Perbandingan antara definisi lama dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing dengan definisi baru yang disetujui oleh Dewan Pembina IIA. Definisi Lama
Definisi Baru
Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a selVice to the organization. The objective of internal auditing is to assist members of the organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end, internal Auditing furnishes tllOm with analyses, appraisals, recommendations, counsel, and information concering the activities reviewed. The audit objective includes promoting effecti'yB contrul at Itli::1:iUllable cost.
Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's It helps an organization operations. accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approacll to evaluate and improve the effectiveness of risk control and governance management, processes.
Audit internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi. Tujuan audit internal adalah membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal memberi mereka hasil anal isis, penilaian, rekomendasi, konseling dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang dikaji. Tujuan audit juga meliputi penciptaan pengendalian efektif dengan biaya yang wajar.
Audit internal adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistoillatis unluk Illengevaluasi dan meningkatkan keefektivan Illanajelllen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.
. - - -....
~-
..
-
--
•...
Pengantar Do/am Melllpe/ajari hl/ema! Audiling
29
Perbandingan Konsep K~~~~-~~~-~-~~~I
---.---·~-~~~~--~---~--I 1. Fungsi yang
penilaian dibentuk
independen dalam
organisasi
suatu
1. Suatu aktivitas independen yang
I
objektif
···~···--·~-+2-.-Akt;';Ia' p'mb~';,"
2. Fungsi penilaian
j;m;,,"
__ ~eyakinan dan ~k~~:Ultasi 3. Mengkaji aktivitas
dan
mengevaluasi
memberikan serta
bentuk jasa yang diberikan bagi
meningkatkan
kegiatan
operasl
organisasi
organisasi
organisasi
dapat
anggota 4. Membantu
menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif 5. Memberi hasil anal isis, penilaian, rekomendasi,
suatu
untuk
tambah
agar para
sebagai
3. Dirancang
konseling
dan
organisasi
dal~~l I
usaha mencapai tujuannya
~~-~~- ~. ~.- .~~-~.-.. ~~-. ~-~--.-J 5. Memberikan disiplin
suatu
yang
pendekatan
sistematis
untuk
informasi yang berkaitan dengan
mengevaluasi dan meningkatkan
aklivilas
keefektivan
yang
dikaji
dan
I I
nilai
4. Membantu
organisasi
I
menciptakan pengendalian efektif
pengendalian
dengan biaya yang wajar
pengaturan
manajemen dan dan
resiko, proses
pengelolaan
organisasi J
Pel/gal/tnr /)a/alllldclIlpe/ajllri /Ilfemo/ Audifing
30
..
--.~.---~.~.~-
--"'--"'-~-.
____
- --- - -
---...
--~-.~-~
-----
----
P~rtimba:~~~_?T~~an9mendasar~ defl~iSi b~ru
___
_1
1. Gambaran tentang profesi audit internal secara lebih baik akan diPero:J dari seberapa baik jasa/pelayanan yang diberikannya, bila dibandingkan dengan siapa yang melaksanakannya atau apa saja jasa yang dapat diberikan. 2. Agar tetap bertahan, profesi auditor internal harus dapat dianggap sebagai pemberi nilai tambah bagi organisasi. 3. Auditor Internal perlu mengadopsi semua sudut pandang dari seluruh rantai nilai (value chain).
4. Struktur konseptual audit internal harus dapat menjangkau hal-hal di luar berbagai proses inheren yang dilakukannya, untuk mencerminkan auditor internal sebagai pendorong tersedianya jasa organisasional. 5. Standar dan pedoman profesi yang lainnya harus tidak sekedar menjadi
pedoman
bagi
anggota
profesi,
namun
juga
harus
dapat
mensimbolisasikan kualitas/keahlian khas auditor internal kepada pasar.
1. SUATU AKTIVITAS INDEPENDEN YANG OBJEKTIF
Definisi terdahulu
menggambarkan audit internal sebagai
suatu
.. fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi. ...... Sebagaimana ditunjukkan dalam bagan di atas, definisi baru telah mengakui bahwa (1) kredibilitas profesi telah bergeser menuju arah yang lebih fieksibel yang tercermin dalam "objektivitas" dan meninggalkan konsep "independensi" yang didefinisikan secara sempit, dan (2) bahwa outsourcing adalah suatu tanggapan yang wajar terhadap situasi pasar.
P(,flgfl(J(nr f)a/al!l Melllpelnjari Internal Auditing
31
Independensi dan Objektivitas
Dalam draft-draft awal, GTF tidak menggunakan maupun bermaksud mendefinisikan
istilah
"independensi".
Sebaliknya,
para
anggota
GTF
berkesimpulan bahwa "objektivitas" adalah hal yang mendefinisikan karakter khas dari profesi ini. Hal yang menjadi alasan adalah bahwa auditor internal memberi nilai tambah karena anal isis dan saran mereka berikan untuk perbaikan objektif sifatnya; mereka terpisah dari tekanan yang mendasari atau motivasi yang menghandaki dihasilkannya suatu hasil akhir atau rekomendasi tertentu. Dalam
pandangan
para
anggota
GTF,
referensi
terhadap
independensi yang ada telah memunculkan suatu batasan yang sebenarnya tidak perlu ada terhadap praktek audit internal, melalui pembatasan terhadap siapa yang dapat memberikan jasa audit internal dan apa saja yang dapat dihasilkan dari jasa tersebut. Sebagai tambahan, GTF beranggapan bahwa penempatan
independensi
di
atas
konsep-konsep
lainnya
dapat
menempatkan dan memberi kesempatan kepada penyedia jasa lain untuk berargumen bahwa dapat memberikan jasa secara "independen" dengan lebih baik. Draft berikutnya memunculkan istilah "dikelola secara independen" sebagai alternatif. Sekalipun secara umum draft ini mendapat tanggapan yang cukup positif, sebagian pengkaji draft tetap menolaknya. GTF beranggapan bahwa independensi sangatlah beragam dan dapat berubah arti penting dan interpretasinya, tergantung pad a berbagai faktor seperti jenis industri organisasi, regulasi serta ad at nasional atau lokal, serta sifat dari jasa yang diberikan. Dalam rise! yang dilakukan oleh American Accounting Association, independensi dipandang sebagai suatu konsep yang terutama sekali dikaitkan dengan kebebasan penentuan lingkup kerja dan kemampuan untuk menjalankan pekerjaan tersebut secara bebas tanpa tekanan. GTF sepakat dengan interpretasi tersebut.
Pellgan/or Do/am Mempe/ajari II/femal Auditing
Oleh karena itu, independensi tetap dipertahankan sebilgai suatu konsep yang mencerminkan kebebasan dalam untuk menentukan lingkup audit atau linkup jaminan (assurance) dan untuk menjalankan lingkup kerja yang sesuai dan dibutuhkan. Dewan Standard Audit Internal I The Internal Auditing Standards Board (IASB) selanjutnya akan memperbaiki definisi dan mengoperasionalisasikan konsep "independensi" dan "objektivitas" dalam berbagai konteks, seperti pad a saat memberikan jaminan keyakinan, jasa audit atau jasa konsultasi. GTF diyakinkan bahwa kerangka kerja pedoman praktek profesi akan dikembangkan oleh lASS, dan diharapkan akan dapat mengakomodasi
berbagai
jenis
independensi
dan
objektivitas
tanpa
mengkompromikan kualitas mendasar ini.
Di Dalam Suatu Organisasi
Kalimat "di dalam suatu organisasi" telah dihilangkan pad a definisi baru, dan ini mencerminkan realitas dari adanya outsourcing. Ada sebagian kecil responden yang beranggapan bahwa frasa tersebut merupakan bag ian yang penting dalam lingkup audit internal, namun demikian alasan untuk mempertahankan frasa tersebut nampak meragukan. Sebagian responden menunjukkan bahwa definisi lama dapat mencegah turut sertanya pihak di luar perusahaan dalam kegiatan audit internal, serta beranggapan bahwa fungsi tersebut harus sepenuhnya dijalankan di dalam organisasi. IIA secara terus menerus mempertahankan pandangan bahwa suatu organisasi audit internal yang progresif dan dikembangkan dengan sebagai mana mestinya akan dapat memenuhi kebutuhan organisasi dengan sebagai mana mestinya. Walau demikian, IIA juga mengakui bahwa penempatan staf internal secara total tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan organisasi. Lebih lanjut, sejalan dengan perluasan lingkup jasa, usaha untuk mempertahankan adanya ketersediaan in-house auditor dengan berbagai ketrampilan yang sangat beragam akan semakin sulit pula dilakukan dengan biaya yang wajar.
Pengaflfar Dolam Mcmpelajari II/lema/ Audiling
33
Dalam pandangan GTF, kedua pedoman yang diberikan oleh IIA dan AICPA yang menyarankan agar fungsi audit internal dikelola di dalam organisasi. Pengelolaan keseluruhan fungsi dan penentuan lingkup aktivitas audit internal merupakan hal yang sudah seharusnya tidak didelegasikan kepada pihak di luar organisasi.
2.
AKTlVITAS PEMBERIAN JAMINAN KEYAKINAN DAN KONSULTASI
Dalam definisi baru "fungsi penilaian" tidak lagi secara deskriptif menjadi jasa yang diberikan oleh audit internal pad a umumnya. Lebih penting lagi, hal tersebut tidak mengantisipasi peran auditor internal yang meningkat dan pengaruhnya yang semakin berkembang di dalam organisasi. Secara berarti, konsep "aktivitas pemberian jaminan keyakiniln dan konsultasi'" mencerminkan semacam paradigma untuk beralih pada suatu orientasi yang lebih proaktif dan difokuskan kepada para pengguna jasa. Secara
serupa,
perpindahan
kekuatan
telah
merestrukturisasi seluruh
industri, dan tampaknya hal yang sama akan terjadi pula pada profesi auditor internal. Bila profesi auditor internal tidak dapat memenuhi kebutuhan para pengguna jasa dan stakeholder, mereka akan dengan mudah membeli dan memperolehnya dari pihak di luar perusahaan (outcourcing).
Jaminan Keyakinan (Assurance)
Konsep "jaminan keyakinan" menunjukkan bahwa profesi auditor internal dapat memberikan nilai tambah dengan cara memberikan suatu penilaian terhadap reliabilitas atau relevansi data dan operasi dalam suatu situasi organisasional tertentu. GTF ingin agar konsep jaminan keyakinan ini tercakup di dalam definisi baru. Oleh karenanya, konsep ini mencakup seluruh area audit tradisional seperti audit finansial, audit kesesuaian (compliance), audit operasional, audit ekonomi dan efisiensi, serta berbagai PClIgo/!lOr
Dolam MClllpe/njnr/ /IlfCI"I/U/ Audiling
34
bentuk baru jaminan keyakinan yang timbul dad audit terhadap pengendalian dan manajemen resiko. Pad a saat ini lembaga riset IIA tengah meneliti dan mengidantifikasi cara
bagaimana umumnya auditor internal memberikan jasa jaminan
keyakinan.
Penelitian
pengembangan
ini
pemahaman
diharapkan
akan
dapat
menjadi
dasar
terhadap
peran
auditor
internal
dalam
memberikan nilai tambah bagi organisasi. Sebagian kecil responden menyatakan bahwa GTF sebaiknya tidak mempergunakan istilah yang secara umum sama dengan istilah yang dipergunakan dalam akuntan publik,
sebab hal tersebut akan
dapat
meningkatkan kesan berpengaruhnya penyedia jasa di luar organisasi yaitu akuntan publik.
Walau demikian, dari pad a menyembunyikan jasa yang
dapat dilakukan oleh pihak di luar organisasi, GTF ingin menunjukkan bahwa auditor internal memiliki kemampuan untuk memberikan jasa jaminan keyakinan dalam spektrum yang luas yang dapat memberi nilai tambah bagi organisasi.
Konsultasi
Konsultasi memiliki sifat dan konteks yang berbeda dari pemberian jaminan keyakinan. Berdasarkan metodologi penyelesaian permasalahan, konsultasi berusaha untuk menghasilkan perbaikan yang bersifat langsung terhadap suatu keadaan atau kondisi suatu organisasi atau klien. GTF melihat esensi dari profesi audit internal sebagai gabungan dari jasa konsultatif dan pemberian jaminan keyakinan, dalam kaitannya dengan jJeligelldalian dan manaJemen resiko. GlI- memiliki anggapan bahwa pelaksanaan masing-masing aktivitas terse but mungkin saja memiliki standar performa yang berbeda. Mereka yang mengkritik perluasan definisi beranggapan bahwa kita tidak boleh melangkah terlalu jauh dari asal muasal profesi yang berupa Pengaflfar Da/alll Mempelajari infernal Audifing
35
pengendalian penilaian (control appraisal). Walau demikian, pertumbuhan dari pengendalian terhadap self-assesment dan berbagai teknik workshop yang lebih berupa membantu memfasilitasi bila dibandingkan dengan menilai, serta sejalan dengan audit perkembangan sistem dan partisipasi dalam satuan tugas untuk membantu menyelesaikan masalah, telah menunjukkan bahwa banyak audit internal yang pada sa at ini juga berfungsi sebagai lembaga pemberi jasa konsultasi.
3.
NILAI TAMBAH
Konsep "nilai tambah dan peningkatan" telah memberikan suatu energi, yang tidak terdapat dalam definisi lama, pada definisi baru. Hal ini menempatkan audit internal ke tempat yang lebih dekat dengan jantung organisasi. Sebagian orang beranggapan bahwa kontribusi organisasional yang diberikan oleh audit internal tradisional bersifat evaluatif. Seringkali kontribusi tersebut tidak berupa sesuatu yang sangat visibel dan juga bukan merupakan sesuatu yang secara langsung berkaitan dengan anggapan pembentukan nilai (perceived value creation) Adalah meragukan bila suatu pendekatan yang tradisional, pas if, detektif dan berdasarkan check list dapat bertahan di segala tingkatan yang dekat dengan sumber daya organisasional sebagai mana terjadi di waktu lampau. Oampak dari "nilai yang harus dipatuhi" tersebut terhadap audit internal haruslah dihilangkan secara bertahap. Walau demikian, Bill Birkett, penyusun Competency Framework for Internal Auditing yang diterbitkan IIA, menyatakan
bahwa "adalah mungkin bahwa
nilai kompleks
ini akan
menggantikan independen0i 08UaQ8i sualu nilai tradisional yang mengatur pekerjaan audit internal dalam organisasi". Perubahan dalam philosopi yang menjadi pedoman definisi ini tidak sepenuhnya diterima oleh semua auditor. Sebagian auditor mengkhawatirkan bahwa istilah "memberi nilai tambah" akan menjadi usang, dan yang lainnya Penganfar Do/am Mempe/ajari illfernnl Autiiling
36
secara rnengejutkan merasa bahwa auditor internal hanya bertanggung jawab kepada kornite audit, dan bahwa memberi nilai tarnbah bagi pihak manajemen adalah merupakan suatu hal yang dapat rnebingungkan auditor. GTF manyadari bahwa istilah tersebut dapat menjadi usang dan karenanya perlu dilakukan up-date terhadap definisi yang ada, agar definisi tersebut sesuai dengan situasi sa at ini. Selain hal di atas, ada pula sebagian auditor yang berargumen bahwa oleh karena pemberian nilai tambah adalah merupakan peran yang harus dijalankan oleh semua pihak di dalam suatu organisasi, hal tersebut bukan merupakan bag ian dari definisi yang menggambarkan tentang peran khas dari auditor internal. GTF mengakui kebenaran argumentasi ini, namun demikian GTF juga melihat adanya sebagian manajer yang tidak melihat adanya nilai tambah dari fungsi audit internal di saat mereka menghadapi audit internal yang dilakukan oleh praktisi yang tidak progresif. GTF merasa perlu untuk rnengingatkan para manajer bahwa fungsi dan peran auditor internal antara lain adalah memberikan nilai tambah bagi organisasi. Oleh karenanya,
dengan
pencantuman
peran
tersebut
sudah
sepantasnya
dilakukan. Namun demikian, GTF juga mengakui bahwa fungsi audit internal tidak harus rnerasa berkewajiban untuk mengukur jumlah penghematan atau peningkatan efisiensi yang dihasikan dari setiap audit. Bukti yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar audit, termasuk audit kesesuaian memberikan nilai tambah bagi organisasi, sebab hasil aktivitas tersebut menginformasikan kepada manajemen tentang efektivitas dari struktur pengendalian yang dimilikinya. Dalam dunia yang sangat kornpetitif dan memperhatikan penekanan biaya, manajemen sudah tentu menghendaki agar semua orang di dalam organisasi dapat memberikan nilai tambah. Ini adalah kesempatan bagi auditor internal untuk secara agresif "memasarkan" jasa nilai tambah yang dapat diberikan kepada organisasi.
Pengan(ar Dn/am MCfllpe!ajari Infernal Audi(ing
37
4. TUJUAN ORGANISASIONAL
Bila dibandingkan dengan definisi lama yang memberi penekanan pada pemberian dukungan terhadap pelaksanaan tanggung jawab individual, definisi
baru
berusaha
memfokuskan
audit
internal
ke
tingkatan
organisasional. Dengan menempatkan aktivitas audit internal sebagai suatu usaha untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, definisi baru berusaha untuk mengkaitkan audit internal dengan faktor penting dan proses inti yang penting - yang merupakan tempat di mana kesempatan terbesar untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dan bernilai berada. Walau demikian, peningkatan fokus tersebut memunculkan tantangan perubahan dari profesi yang "berpikir secara fungsional" menuju profesi yang memandang
permasalahan
dan
penyelesaiannya
berdasarkan
sudut
pandang seluruh rantai nilai (value chain). Apabila ada, sangatlah sedikit kesempatan atau masalah organisasional penting yang dapat diselesaikan secara optimal hanya dengan berdasarkan satu sudut pandang fungsional. Oleh karenanya, perlu dilakukan perluasan yang substansial terhadap kerangka
kerja
auditor
internal
dalam
melakukan
kerja
sama
dan
menyelesaikan persoalan. Sebagai
contoh,
auditor diminta
melakukan
evaluasi
terhadap
kebijaksanaan dan praktek lelang pengadaan barang dengan memperhatikan sudut pandang hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan vendor. Rekomendasi yang dihasilkan mungkin saja mencakup pemberian sejumlah insentif untuk mendorong penjualan berbagai penemuan
baru,
adanya
reengineering,
atau
pemotongan
hiilya
Berdasarkan hal tersebut, tampak bahwa aspek "tujuan organisasi" yang ada dalam definisi baru ini telah berusaha untuk secara luas mencakup berbagai dampak dari aktivitas seperti rekrutasi, pelatihan, team building yang dilakukan oleh auditor internal, dan juga pedoman profesi yang diberikan oleh IIA kepada para praktisi. Penganlf/r DO/alii McmpeJajari lmcrna{ Audiling
38
Suatu cabang bidang audit yang unik
Salah satu tugas tersulit yang dihadapi GTF adalah upaya untuk menentukan apakah yang khas atau unik dari audit internal. Hal apa yang menjadikan audit internal berbeda, bila dibandingkan dengan profesi lainnya? Sekalipun sebagian praktisi beranggapan bahwa pendefinisian fungsi ini sebagai sesuatu yang bersifat "internal" telah cukup untuk menjawab pertanyaan tersebut, GTF beranggapan bahwa pertumbuhan penyedia jasa di luar organisasi menunjukkan bahwa menjadi pihak di luar organisasi bukanlah suatu hambatan dalam usaha untuk dapat memberikan jasa secara efektif. Dalam pandangan GTF, keunikan profesi audit internal dihasilkan dari sinergi antara (1) cara auditor internal memberikan jasanya, dan (2) sifat dari jasa yang diberikan.
5.
SUATU PENDEKATAN DISIPUN YANG SISTEMATIS
Pendekatan "sistematis dan disiplin" audit internal pertama kali dikemukakan dalam Standard yang dikeluarkan IIA. GTF mengamati bahwa arti penting dan nilai tersebut, sayangnya, telah tidak sepenuhnya dihargai atau diminati oleh pasar. Bila definisi terdahulu menggambarkan sebagian metoda dan jasa yang diberikan oleh audit internal, definisi baru berusaha mengangkat konsep tentang suatu pendekatan yang berbeda dan didorong oleh bebagai standar, dan menjadikannya komponen kunci dari identitas auditor internal. GTF beranggapan bahwa masa depan profesi sangatlah tergantung pada usaha untuk mempertahankan pemberian jasa yang berkualitas tinggi. GTF berpendapat bahwa pencapaian tingkat kualitas tersebut membutuhkan kesesuaian secara universal terhadap standard yang menjadi pedoman profesi dan selanjutnya pasar akan memandang standard sebagai simbol dari
Penganlar Da/om Mcmpe/ajari IlIlemal Audilillg
39
suatu kualitas tertentu yang berbeda. Pendekatan sisteillatis dan disiplin akan dapat Illewujudkan seluruh potensi yang dillliliki auditor hanya jika auditor berintegrasi dengan baik dengan pihak Illanajelllen dan proses pengaturan organisasi yang Illenerillla jasanya.
Proses Manajemen Resiko, Pengendalian dan Pengaturan Organisasi
Audit internal tradisional telah Illeillfokuskan diri pada pengendalian dan operasi. Namun demikian, kerangka kerja pengendalian manajemen yang terintegrasi seperti Committee of Sponsoring Organization of the
Treadway Commissions (COSO) dan COCO telah secara lebih dekat menghubungkan
suatu
aktivitas
pengendalian
organisasional
dengan
sasaran organisasional secara luas beserta resiko yang akan dihadapi bila sasaran tersebut tidak tercapai. Berdasarkan hal ini, definisi baru internal auditing
menyadari
bahwa
pengendalian
diciptakan
guna
Illembantu
organisasi dalam mengelola resiko serta membantu terbentuknya proses pengaturan organisasi yang efektif. GTF juga menyadari bahwa tidak ada satupun pengendalian yang "benar" bagi setiap keadaan. Kerangka kerja pengendalian resiko memfokuskan perhatian auditor internal pad a suatu spektrulll aktivitas pengendalian yang diperluas, yang setiap sa at berubah sesuai tuntutan pasar global, perubahan sifat kompetisi, munculnya bentuk aset baru serta inovasi yang didorong oleh informasi. Saat ini tidak ada lagi "satu pengendalian untuk semua" Illaupun pengendalian generik yang berupa "check list". Setiap organisasi meilliliki "dinamika" pengendalian, yang sadar akan adanya aktivitas (yang selalu berubah) pemberian nilai tambah bagi organisasi dan tid8k 18gi terp8kl1 P8ri8 "struktur" pengendalian. Kerangka kerja resiko memunculkan tugas penentuan jaminan keyakinan dan konsultasi, yang harus dijalankan untuk memberikan nilai tambah bagi organisasi.
Pengalltar Do/am Mcmpehu'ari Infernal Auditing
40
Secara serupa, interaksi audit internal dengan proses pengaturan organisasi telah (corporate
meningkatkan
governance)
peran profesi.
menjadi
semakin
Pengaturan
penting
perusahaan
dengan
semakin
meningkatnya kebutuhan akan akuntabilitas di banyak negara di seluruh dunia. Oi Amerika Serikat, telah dikeluarkan dua laporan penting mengenai pengaturan perusahaan, satu Oleh New York Stock Exchange (NYSE) dan National Association of Securities Dealers (NASO) dan satu lagi oleh National Association of Corporate Directors (NACO). Masing-masing laporan antara lain menggambarkan tentang peningkatan peran Komite Audit dalam proses pengaturan dan pengelolaan perusahaan secara keseluruhan. Seperti yang dinyatakan dalam laporan NACO, bahwa "audit internal merupakan suatu kunci dalam proses pengaturan perusahaan dan perlu didukung oleh adanya suatu anggaran dasar komite audit yang disetujui".
Sekalipun mungkin ada sebagian anggota IIA yang ingin menarik diri dari tantangan dan kesempatan ini, GTF merasa yakin bahwa dengan definisi baru internal auditing, para auditor perlu untuk berusaha meraih kesempatan ini. GTF juga memberi catatan bahwa pedoman dalam bidang audit manajemen resiko dan pengaturan perusahaan belumlah memadai dan mengharapkan agar IIA segera melakukan pengembangan pedoman, sejalan dengan langkah maju profesi audit internal.
Pel/goUla,. Do/am Mempe!ajari IIl(ernal Auditillg
41
EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN
Audit
internal adalah
suatu
profesi
yang
dina mis,
yang
terus
mengalami perubahan sejalan dengan perubahan di dalam dirinya dan organisasi yang dilayaninya. Definisi baru merupakan suatu langkah penting bagi profesi audit internal dalam proses tersebut. GTF merasa yakin bahwa definisi baru tidak mengaburkan kualitas maupun batasan dari lingkup jasa yang secara tradisional telah diberikan oleh sebagian besar auditor internal. Berbagai aktivitas terse but akan tetap ada sepanjang organisasi memperoleh manfaat darinya. Walau demikian, sejalan dengan tingkat akselerasi perubahan, audit internal harus memperhatikan dan mengambil kesempatan baru yang ada guna memenuhi berbagai kebutuhan organisasi. Definisi baru dimaksudkan untuk memperluas citra diri auditor dan mendorong partisipasi penuhnya di dalam pasar yang semakin terbuka bagi jasa audit internal. Para anggota GTF berharap bahwa para praktisi akan menyampaikan pesan tersebut kepada manajemen, komite audit dan para stakeholder. Dewan Standar Audit Internal ( The Internal Auditing Standards Board IIASB) telah mulai mengembangkan suatu kerangka kerja praktek profesional berupa standard dan pedoman yang didasarkan pada definisi baru guna rnendukung
ekspansinya.
Sebagai
tambahan,
suatu
mekanisme telah
dibentuk di dalam lembaga IIA guna secara terus menerus menghilangkan status quo dan meningkatkan proses penyusunan standard, baik dari segi setting situasi maupun pedomannya, melalui berbagai ide baru, perspektif yang luas dan perasaan bahwa hal tersebut perlu untuk dilakukan dengan segera.
Komite
Perancangan
Pedoman
Baru
telah
dibentuk,
guna
memastikan bahwa IIA telah secara agresif rnengidentifikasi berbagai area di mana perlu dilakukannya perubahan serla area di mana auditor secara
Pctlgantar Do/alii Mempe/ajari internal Alldiring
42
pantas dapat bertindak sebagai agen perubahan. Sekalipun ada berbagai tantangan, GTF merasa yakin bahwa profesi audit internal akan tetap dapat mempertahankan kedudukannya, serta akan lebih berperan di masa yang akan datang.
8.
BEBERAPA PEMIKIRAN 1. Mata Kuliah Audit Internal Oi
beberapa
Perguruan
Tinggi,
misalnya
Universitas
Padjadjaran sejak awal tahun 1990, Universitas Kristen Maranatha, demikian pula Sekolah Tinggi IImu Ekonomi Bandung (STIEB), telah memberikan mata kuliah audit internal (internal auditing) kepada mahasiswanya. Apakah perguruan tinggi lainnya tidak perlu mempertimbangkan mata kuliah audit internal bagi para mahasiswa yang konsentrasinya bidang akuntansi ?
2. Tantangan Profesi Auditor Internal Memang bidang audit internal masih banyak menghadapi tantangan.
Ookter-dokter,
pengacara-pengacara,
dan
certified
akuntan publik tidak diperbolehkan menjalankan profesinya jika mereka tidak bersumpah untuk turut menjunjung etika profesi dengan syarat mereka telah menyelesaikan pendidikannya. Sampai saat ini, uncertified internal auditor tidak begitu terbatas jumlahnya. Jika mereka melanggar aturan
yang di
tetapkan, auditor internal yang tidak certified dapat menjalankan pekerjaan mereka tanpa memperhatikan tindakan disiplin dari profesi. Sudah tidak mung kin ditunda lagi bahwa untuk menjaga kualitas dari profesi internal auditing, sekurang-kurangnya laporan audit internal yang di keluarkan harus ditandatangani oleh mereka yang bersertifikasi atau Qualified Internal Auditor (QIA). Pel/ganla,. /)0/(111/ Mempelajari Inlema' Auditing
43
Di masa depan terbuka kemungkinan Qualified Internal Auditor (OIA) membuka pelayanan untuk umum.
3. Menghadapi Masa Depan Menyikapi kecenderungan masa depan memang keadaan akan selalu berubah dan selalu menghadapi ketidak pastian, karena yang pasti adalah perubahan itu sendiri. Kita harus peka terhadap lajunya jaman dan tidak perlu membanggakan apa yang dengan susah payah kita peroleh dan kita miliki sampai saat ini. Kalau kita jujur, tidak jarang kita menganggap apa yang dihasilkan oleh generasi puluhan tahun yang lalu, kit a cemohkan, usang dan tidak laku di ini hari. Namun saat inipun kita harus sadar, bahwa apa yang kita anggap baik dan modern, lima tahun yang akan datang jelas akan usang dan ditertawakan oleh generasi mendatang. Hal ini tidak perlu kita risaukan kalau kita sadar bahwa hidup dan kehidupan itu hanyalah suatu proses alami biasa.
4. Pemikiran Stephen Hawking Kami sempat membaca tulisan Stephen Hawking yang berjudul " A Brief History of Time" (terjemahan, Gramedia 1995) yang antara lain sebagai berikut : " Kalau saya akan menikah, saya harus mendapatkan pekerjaan, dan untuk mendapatkan pekerjaan saya harus menyelesaikan Ph.D saya. Oleh karena itu, saya mulai bekerja keras untuk pertama kalinya dalam hidup. Betapa mengejutkan ketika ternyata saya menyukainya. Mungkin kurang adil bila kegiatan
itu disebut
bekerja, karena ada orang yang berkata bahwa : ilmuwan dan pe/acur itu sarna saja, karena mereka dibayar untuk sesuatu yang mereka nikmati" (him 16)
Pengantar Do/am Mcmpelajari Inlernal Auditing
44
" Artikel-aliikel ilmiah, dengan keyakinan bahwa alam semesta berperilaku menurut suatu aturan yang baru sebagian dapat kita pahami, dan bahwa dalalll waktu tidak lama lagi mungkin kita dapal memahaminya secara penuh. Mungkin saja harapan ini hanya sebuah fatamorgana; karena teori yang betul-betul seillpurna tidak pernah ada, atau kalaupun ada kita tidak berhasil menemukannya. Tetapi, jauh Jebih baik berjuang mendapatkan pemahaman yang Jengkap ketimbang pasrah tanpa upaya" (him IX)
" Jika kita menerima bahwa kita tidak dapat mencegah sain dan teknologi mengubah dunia kita, paling tidak kita dapat berusaha agar perubahan-perubahan itu Illenuju kearah yang tepa!. Oalam masyarakat demokratis, ini mengandung arti bahwa Illasyarakat umum perlu memiliki pengetahuan dasar, sehingga mereka mampu naJar dan tidak terlalu
membuat keputusan-keputusan yang
bergantung pada para pakar". (him 29) " Meski kita menghendaki, kita tidak dapat memutar jam kembali ke masa
lampau.
Pengetahuan
dan
teknik-teknik
yang
sudah
diketemukan tidak dapat dilupakan. Orang juga tidak mung kin mencegah persaingan
kemajuan-kemajuan masih
akan
di
masa
memaksa
mendatang. orang
Iklim
menciptakan
pengembangan-pengembangan, selain itu, orang tidak mllngkin menghentikan otak yang terus mencari dari berpikir tentang sesllatu yang mendasar, entah untuk itu dibayar atau tidak". (him 29)
Apabila pemikiran Stephen Hawking di atas kita resapi, kita tidak usah cemas menghadapi masa depan yang tidak jelas, dengan syarat antara lain: bekerja dengan rasa nikmat, tidak pasrah dan berpangku tangan, membuat keputusan-keputusan didasari suara hati dan nalar, serta otak kita terus berpikir untuk mencari, mencari, dan mencari. Demikian pula bagi kita yang ingin mengembangkan bidang internal auditing.
Pel/gafllar Do/am Mempelajari Infernal Audiling
45
9.
KESIMPULAN
1. Peran auditor internal semakin menonjol dalam menguji dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas dari sistem pengendalian internal organisasi. Semakin pengendalian internal meningkat, maka kinerja organisasi akan semakin baik, dan dengan sendirinya akan memberikan nilai tambah. 2. Cakupan pekerjaan audit internal seluas fungsi manajemen itu sendiri. Cakupannya meliputi bidang finansial dan non finansial.
3. Sikap auditor internal perlu melakukan perubahan mendasar, dari , "menilai kegiatan organisasi dari menara" harus " turun " sebagai mitra dalam kegiatan organisasi.
4. Bila diharapkan auditor internal dapat memberikan nilai tambah melalui penilaian terhadap resiko usaha, pengendalian, dan proses pengaturan dalam organisasinya; maka pimpinan organisasi harus memiliki dan menempatkan staf yang terdidik sebagai auditor internal (Certified Internal Auditor).
5. Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) didirikan di Jakarta ianggal 17 April 1995 telah melakukan pendidikan berjenjang dan bersertifikasi untuk auditor internal. Sampai akhir tahun 1999 yang telah memperoleh sertifikasi (QIA) sebanyak 795 orang, sebagian besar dari bank-bank Pemerintah, BUMN, dan BUMO. Mulai tahun 1991) banyak perusahaan swasta mendldlk auditor Internalnya dl
YPIA.
PClIgalltar Dn/am Mempelajari lntemal Auditing
46
DAFTAR PUSTAKA Anthony \Valz, Adding Value: Creating value has become (1 mailer a/survival, Journal Tlte IlIstilUte of Interltal Auditors, Pcbmari 1997. Anthony N Robcri, AlanagemclIl Control System, 7'h edition, Me. Grow - Hill Companies, Inc., 1998. Arens, Alvin A.And Loebbcckc, James K, Jersey, Prentice Hall Inc, 1997.
Auditillg: All Integrated Approach. 7th edition. New
Australian Society ofCPAs, Auditi/lg Handbook, Vol. 2 Prentice Hall of Australia Pty Ltd, 1993. Barlow, Helberg Cs, The Business Approach Johannesburg, 1995.
(0
Iltternal Auditing, First edition Juta & Co. Ltd,
Barnett, Brouwn dkk, The CPA As Fraud-Buster, Jourl/al of Accountancy, Mei 1998. Birkett Bill, Barbera Maria Cs, Global Competency Frame Work For Internal Auditing Project, third draft report, Journal The Illstitute of Iltternal Auditors, Oktober, 1997. Cashin James A, Handbook For Auditor, second edition, Mc Graw-Hill, 1988. Dennis Anita: Rethinking Internal Audits, Jourllal ofAccollutancy, Nopember 1998 George H. Bodnar and William S. Hopwood, Accounting Inforl1lation : Prentice Hall Intemational Inc. 1995.
~y,stem,
sixth edition, London
Hawking Stephen, A Brief History of Time, teljemahan , PT. Gramedia, 1995. Hiro Tugiman, 1999.
Palldangalt Baru internal Auditing, edisi kctiga, penerbit Kanisius Yogyakalia,
Jack L. Krogstad, Anthony 1. Ridley dan Larry E. Rittenberg dari : tflYhere 1-Ve're Going", "Internal Auditor JOlllual",lnsfjfufe uJ Intenwl Auditor, October 1999. Maynard Gregg R, Internal Auditing as a Function of Risk Management, Journal The Institute of [ntemal Auditors, Februari 1999, Namee Me David, Fraud Auditing SUT'-'il'ai Skills, 1995. Ratliff L. Richard,Wallace A. Wanda, Loebbecke K. James & Mc Farland G. William, Auditing Principles and Techniques. The Institute of Internal Auditors, 1996.
Internal
Sawyer, Illternal Auditillg , fourth edition, The Institute ofInternai Auditors, Inc, 1996. Simmons M,uk R., COSO Based Auditing, 1997.
Journal The Institute of Internal Auditors, Descmbcr
The Institute of Intemal Auditors, Standards For The Professional Practice of Interual Auditing, 1995. Theodorus M Tuanakotta, Auditing, Petunjuk Pemeriksaan Akulltafl Publik. Edisi ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1982.
Penganlar Da/am Mempclajari Internal Auditing
47
REKAPITULASI PESERTA PELATIHAN AUDIT INTERN IN HOUSE TRAINING TAHUN 1996 sid November 1999
BRI
BON
B8D
PEGADAIAN
PT.
pes JASA R.
BNI' 46
BANK INDONESIA
BAPINDO
SUCOFINDO
PLN TOTAL
AIfGK.
i
1
2
,
UTili MJR
Dill! I
i
1 UTili MJR
oSI':!
I
i
I
DSR. Il: LJT I
24
122
25 26
22 21
26 26 26 27
28 23
23i26l26 15
J
21
1
20 21 . 21
20
fOP of
urn
w"
.'R
MJRKH
OM.I
, 33 34
23
33
33 26
22
22
22
I
30 30 ; 30 !
20
"""
I 20
UTII
WT'
20
I
MJR
I I 22 I 22
lJT I
lJT
, 20
20
22
n
MJR
DSR)
i
\ 23
i
I
I
I
1
1
,,
i
I
I
,
29
856
27
546 259
I
199
I I I
140
I
98
104
!
I
I
!
40
26
I, I
I
I [
I ' 85 I 79
!
TTL 1B1 17B 171 1671107 94 103 134 42 I 61
WTI
I
;
I
DSRf!
26
20
[
I
I
!
19 19
I
I
,
,
!
804
.."
I
23 h6 25
121
I
we
28 27
26
,
19 1 17 \23' 22 24
UTa! fOP·"
1
24124 I 21
5
8
UTl
20 15 27 119 22 29131 128 20 20 , I i 25 25 25 24 21 26 26 22 20 32 26 24 20 30
22 I 21
7
.."
22
22 24 24
4
6
ol!R~1 LJTI
l
w,"
DSI'IIjo911.n LJTI
50 I 20 150 151
51
331 34
23
I
331 33
I
4B
44
20
20
5B
40
20
22
22
I 22
42
i !
26
I 26
56 2244
331
307
222
67
23
158
158
66
52
56
Jakarta, 30 November 1999 Yayasan Pendldlkan Int~nal Audit
Kepala Bldan
Penye
,"~garaan
-----Drs. F.X. Srlharto
H
Rekapitulasi Peserta pelatihan YPIA - Reguler dari tahun 1995 sid November1999 JENIS PENDIDIKAN
,
OASt.R
18 38 33 33 35 33 33
36 35 32 28 28 12
-
18 16 27 32 23 15 15 10 16 14 23 9
D~e
,
, , , S
, , 1
9
"
" " " "
" "
" '" " 20
" " "
"25 " 27 29
"
20
"
" " " " " 29 29
'M~
21 24 24 29 32 33 28 18 29 29 21 20 9 17 6 20 20 16 25 21 12 19 23 24 20 28 22 26 17 856
,
lANJUTM'I
19 11 15 30 33 61 30 15 21 19 19 13 25 16 33 22 26 28 28 22 28 27 26
16 10 35 30 22 22 22 26 7 14 10 13 20 20 25 16 21 27 19 22 25
LANJUTAN
"
9
6 9
12
"
lANJUTAN ,""SUS
MA'lAJERIAL
14 5 11 5 11
23
INTERN8"
lOKAKARYA
<Xl
11
10 45
13 14 18 18 23 12 15 17 20 6 25 24 23 20 27 18 16 24 23
10 9 23 5 13 5 9 9 6 7 7 4 6
TOTAL
EDe
EDe tANJUTAN
EO'
PESERTA
PELAKSANA
EKSEKUTlf
15 18 12 14 9 6 7 12 11 8
4 8 10
12 16 10 6 12 18 6
177 206 194 165 181 176 130 92 97 116 112 88 91
119 127 109 112 134 108 106 107 50 61 18 30 41 30
12
3 7 6 9 7 8 5 5 6
12
10 21 14 19
44
43 33 38 49
22
21 19 26
24
20 28 22 26 17 589
567
~IL..
61'
: Terdirideri2kelasA"8,(3', +30)
2 30'
ierd,rldnri2K('iasA+8{ 15+15)
422
46
390
55
181
112
22
80
3320
Jakarta, 30 November 1999 Yayasan Pendidikan I ernal Audit Kepala Bida 9 Penyel nggaraan
H
H
Lampiran II. 1
I
peserta yang sudah menyelesaikan sampai tingkat Manajerial
uler dari Angk. 1 sd. 21 (tahun 1995 sd. November 1999) BRI dari Angk. 1 sd. 5 BON dari Angk. 1 sd. 6 BBO dari Angk. 1 sd. 2 PT. POS Angk. 1 BNI'46 dari Angk. 1 sd. 2 BI Angk. 1 BAPINOO Angk. 1 Total
390 107 134 40 34 48 20 22
peserta peserta peserta peserta peserta peserta peserta peserta
795 peserta ====:::========
J sudah dikukuhkan Tahun Tahun Tahun Tahun
1996 1997 1998 1999 (sd.Sept.)
46 99 352 201
peserta peserta peserta peserta
698 peserta
J akan dikukuhkan (di Bali)
80 peserta
Jakarta,30 Nopember 1999 YPIA
L8.lllpiran ,III
Yayasan Pendidikan Intemal Audit didirikan dcngan Aktc
Notan, No. 122
atas nama Ny. Ralna Komala Komar, SH yang disyaJ\k.an di lakana tanggal 17
April 1995.
Pendiri
1.
Drs. Hiro Tugiman
2.
3.
Drs. SodB.rjono Ir. Martiono Hadianto, MBA
4.
Drs. Ida Dagus Pu(u Sarga
5.
Drs. Sctyanto hawira Sanloso, MA
6.
Soedar Kendalio
7. 8.
Drs. lUdwan FatArudin
9.
Drs. Aclullad Soebianto, MBA'
10.
Drs. Syaiful Amir
11.
Druwis Abdul Ralunal1.. SE
Drs. F.X. Sriharto Tjokrowinoto
Visl dan Misi Yayasall PClldidikao Internal Audit (yPIA) 0/
VIS' Yayasall Patdidikan Inurnal Audit (YPIA) Afcncelak lntema! A udilor Imgglllan kelos dania
SERTI1{IKAT Diberikan kepada
Telah menyelesaikan pelatihan dan lulus ujian sertifikasi Internal Auditor sehingga kepada yang bersangkutan diberikan gelar
QUALIFIED INTERNAL AUDITOR Nomor Register
Jakarta KETUA,
SEKRETARIS,
Biro Tugiman
Soekardi Hoesodo
( Ikrrhi,arbn Sural Kcp,da IJI'KI' No. :
S~5M/K/1996
)
DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR·
SERTIFIKAT Diberikan Kepada
No. Reg. : Telah berhasil menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Audit Internal, sehingga kepada yang bersangkutan diberikan sertifikat
QUALIFIED INTERNAL AUDITOR Jakarta, .............. ": ................. 19 ..... . Mengetahui, BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPALA
DEWAN SERTIFIKASI QUALIFIED INTERNAL AUDITOR KETUA
Drs. SOEDARJONO
HIRO TUGIMAN
( Bcrdasarkan Sural Kcpala BPKP No : 5-564001996 )
Tentang Penulis
Nama
Hiro Tugiman
Tempatltgl lahir
Klaten, tanggal 11 Janu3I'i 1943
Status
Berkeluarga, 3 putra
Pekerjaan
1. Dosen Tetap Fakullas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). 2. Dosen luar biasa Fakultas Ekonomi UNPAD sejak tahun 1975, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha (UKM), Sekolah Tinggi IImu Ekonomi Bandung (STIEB), dlt
PangkatiGoll Jab. Akademik:
Pembina Utama/IV e I Lektor Kepala
Pendidikan I kursus
1. Sarjana Akuntansi (Akuntan) UGM lahun 1970 2. Lemhannas KRA XXVI, tahun 1993 3. Mahasiswa Program Doktor Universitas Padjadjaran
Pengalaman kerja
1. 2. 3.
Mengajar: Akuntansi, Auditing, dan Internal Auditing Di BPKP (dlh Direktorat Akuntan Negara) tahun 1964 - 1971. Di PT. Telkom tahun 1971 - 1999 di bidang Akuntansi, Auditing dan Pendidikan.
Pengalaman Organisasi
1. Ketua FKSPI BUMN/BUMD Wilayah Jawa Barat tahun 1989-1992. 2. Ketua Umum FKSPI I3UMN/I3UMD tahun 1992-1995 dan 1995-1998.
Kegiatan Profesi
1. Kelua Dewan Sertifikasi Qualified Internal Audit (QIA) peri ode tahun 1996 - 2001. 2. Pembina FKSPI BUMN & BUMD peri ode tahun 1998 2001. 3. Salah satu Pendiri dan Pembina Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) sejak tahun 1995. 4. Salah Satu Pendiri dan Pembina Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAil) sejak tahun 1999.
Kegiatan Sosial
Pengllrus Yayasan Borromells yang mengelola Rumah Sakit Borromells, Rllrnah Sakit Santo YllSUp, Rumah Sakit Sekar Kamulyaan, Cigugur, Cirebon, Akper, dan JPKM di Bandung sejak tahull 1985.
Kegiatan lain
Menulis beberapa buku Auditing, Akuntansi, dan Sosia!.
Bandung, 14 Februari 2000
Pel/gallfar Do/alii Mempe/ajari Illfemal Auditing